Web viewFMEA (Failure Mode and Effect Analysis) digunakan untuk mengidentifikasi sumber sumber dan...
-
Upload
duongduong -
Category
Documents
-
view
233 -
download
3
Transcript of Web viewFMEA (Failure Mode and Effect Analysis) digunakan untuk mengidentifikasi sumber sumber dan...
Alat-alat Analisis Penyebab Masalah
1. Diagram Pareto
Diagram pareto adalah metode pengorganisasian kesalahan, problem atau cacat untuk
membantu memfokuskan pada usaha-usaha pemecahan masalah. Diagram ini digunakan
untuk mengklasifikasi masalah menurut sebab dan gejalanya. Masalah akan
didiagramkan menurut prioritas atau kepentingannya dengan menggunakan diagram
batang.
Proses pembuatan diagram pareto dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pilih beberapa faktor penyebab dari suatu masalah (bisa diketahui dari hasil analisis
sebab dan akibat).
b. Kumpulkan data dari masing-masing faktor dan hitung persentase kontribusi dari
masing-masing faktor.
c. Susun faktor-faktor dalam urutan baru dimulai dari yang memiliki persentasi
kontribusi terbesar dan hitung nilai akumulasinya.
d. Bentuk kerangka diagram dengan aksis vertikal sebelah kiri menunjukan frekuensi,
sedangkan aksis vertikal sebelah kanan dalam bentuk kumulatif. Tinggi aksis sebelah
kiri dan kanan sama.
e. Berpedoman pada aksis vertikal sebelah kiri, buat kolom secara berurutan pada aksis
horisontal yang menggambarkan kontribusi masing-masing faktor.
f. Berpedoman pada aksis vertikal sebelah kanan, buat garis yang mengambarkan
persen kumulatif, dimulai dari 0% pada ujung bawah aksis sebelah kiri sampai 100%
di ujung atas aksis sebelah kanan.
Contoh:
Data Ketidaksesuaian pada Kotak Pengeras Suara
Diagram Pareto Ketidaksesuaian pada Kotak Pengeras Suara
2. Cause and Effect Diagram (Diagram Sebab-Akibat)
Diagram sebab dan akibat merupakan suatu alat pengendalian mtu dikembangkan oleh
Kaoru Ishikawa. Diagram ini berupa suatu grafik yang menggambarkan hubungan suatu
efek (masalah) dengan penyebab potensialnya. Diagram sebab dan akibat digunakan untk
mengembangkan variasi yang luas atas suatu topik dan hubungannya, termasuk untuk
pengujian suatu proses maupun perencanaan suatu kegiatan. Proses dalam membangun
diagram membantu menstimulasi pemikiran mengenai suatu isu, membantu berpikir
secara rasional.
Contoh :
Diagram Sebab dan Akibat untuk Jagung yang Tidak Meletus
3. Diagram Scatter
Diagram scatter meruapakn cara sederhana untuk menentukan apaka suatu sebab akibat
terjadi di antara dua variabel. Diagram ini berguna untuk menunjukan hubungan antara
titik-titik yang dipetakan dan menggambarkan hubungan antara dua variabel. Diagram ini
juga membantu memeriksa korelasi dari penyebab yang kontinyu terhadap suatu
karakteristik mutu.
Contoh :
Alat-alat Analisis Penyebab Masalah1. Check Sheet
Check Sheet (lembar periksa) yaitu alat untuk mempermudah proses pengumpulan data
bagi tujuan-tujuan tertentu dan menyajikan dalam bentuk yang komunikatif sehingga
dapat dikonversikan menajadi informasi. Tujuan lembar periksa adalah untuk menyajikan
bahwa data dikumpulkan secara hati-hati dan akurat untuk kendali proses dan
penyelesaian masalah.
Contoh:
Lembar Periksa Keluhan Pelanggan pada Minggu Pertama Bulan Juli 2001
(Departemen Pengiriman PT.X)
2. Control Chart
Bagan kendali mutu (Control Chart) ialah grafik yang dipergunakan untuk
membedakan/memisahkan hasil dari suatu proses yang berada dalam kendali dan yang
tidak. Bagan kendali memiliki garis tengah yang menunjukan rata-rata proses, sebuah
garis diatasnya, disebut sebagai batas kendali atas, dan sebuah garis bawah yang disebut
batas kendali bawah. Tujuan bagan kendali ialah untuk memanatau suatu proses dalam
rangka mengekspos kehadiran penyebab khusus yang mempengaruhi proses operasi.
Contoh:
3. Histrogram
histogram adalah tampilan grafis dari tabulasi frekuensi yang digambarkan dengan grafis
batangan sebagai manifestasi data binning. Tiap tampilan batang menunjukkan proporsi frekuensi
pada masing-masing deret kategori yang berdampingan (en:adjacent) dengan interval yang tidak
tumpang tindih (en:non-overlapping).
4. Flowchart
Flowchart merupakan sebuah diagram dengan symbol symbol symbol grafis yang menyatakan
tipe operasi program yang berbeda.Sebagai representasi dari sebuah program, flowchart maupun
algoritma dapat menjadi alat bantu untuk memudahkan perancangan alur urutan logika suatu
program, memudahkan pelacakkan sumber kesalahan program, dan alat untuk menerangkan
logika program.
process-flowchart
5. Failure Modes and Effect Analysis
FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) digunakan untuk mengidentifikasi sumber sumber dan
akar penyebab dari suatu masalah kualitas. FMEA adalah suatu prosedur terstruktur untuk
mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan (failure mode). Suatu mode
kegagalan adalah apa saja yang termasuk dalam kecacatan, kondisi diluar spesifikasi yang
ditetapkan, atau perubahan dalam produk yang menyebabkan terganggunya fungsi dari produk
(Gaspers, 2002).
6. Mistake Proofing (Poka Yoke)
Poka Yoke dalam bahasa Jepang[1. Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Poka-yoke; Kerri
Simon, Poka Yoke Mistake Proofing, ISixSigma,
http://www.isixsigma.com/library/content/c020128a.asp, 2009-05-05] dari Yokeru berarti untuk
menghindari, dan Poka berarti kesalahan karena ketidak hati-hatian, Maka, Poka Yoke kurang
lebih berarti alat untuk menghindari kesalahan. Dalam literatur barat Poka Yoke dikenal sebagai
mistake proofing.
Poka Yoke pertama kali diperkenalkan oleh Shigeo Shingo, ketika memperkenalkan zero quality
control di Toyopta Motor, sebagai Baka Yoke yang kurang lebih berarti alat untuk mencegah
proses yang tidak benar. Dalam literatur barat Baka Yoke disebut sebagai idiot proofing atau fool
proofing. Contoh Poka Yoke di Toyota[1. Toyota Motor Corp, The Toyota
Production System, 1996, with the courtesy]. Welder akan turun. Bila nut tidak ada maka Welder
akan menekan tombol yang secara otomatis akan mematikan Welder sehingga proses Welding
tidak berjalan. Pada saat yang bersasamaan lampu akan menyala dan alarm atau buzzer akan
berbunyi untuk menandai bahwa nut tidak ada dan masalah timbul. Jadi, alat dengan disain yang
berfungsi untuk menghindarkan terjadinya proses yang tidak benar dinamakan Poka Yoke.
Poka Yoke di body panel[1. Toyota Motor Corp., ibid. with the courtesy], yang ditandai lingkaran
kuning, untuk menjaga agar stamping tidak rusak pada saat benda kerja tidak ada atau terpasang
tidak tepat. Jadi proses stamping akan berhenti bila benda kerja tidak ada atau tidak tepat
terpasang. Poka Yoke ini diguakan untuk menghindarkan kerusakan mesin stamping press yang
berkapasitas 22 ton itu.
Contoh lain Poka Yoke dalam Quality Control. Sensor dipasang pada ban berjalan untuk
mendeteksi produk. Bila produk yang diatas ban berjalan tidak sesuai dengan rencana maka alarm
akan berbunyi dan lampu akan menyala yang berarti ada masalah. Sensor semacam ini banyak
dijumpai pada quality control process di pembotolan untuk meyakinkan bahwa volume di dalam
botol semuanya dalam standar, proses pengemasan obat-obatan untuk memastikan bahwa dalam
satu pak telah berisi jumlah obat sesuai standar.
Poka Yoke yang mulai dikenalkan di Toyota Motor Corp., oleh Shigeo Shingo dalam rangka
mewujudkan zero defect adalah bagian tak terpisahkan
ALAT-ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS
5. Matrix Data Analysis
Keterkaitan antar faktor dalam diagram matriks dihitung secara statistik sehingga
didapatkan tingkat keterkaitan secara kuantitatif
Hampir sama dengan diagram matrik, bagaimana ketekaitan itu didorong menggunakan
alat-alat statistik.
Contoh:
- Penggunaan Diagram Pareto untuk menemukan faktor-faktor utama yang
harus segera diselesaikan
- Diagram Scatter untuk menemukan kekuatan hubungan dalam matrik
histogram to “informate” the data.
- Control Chart untuk memetakan tempat terjadinya error atau penyimpangan
6. Process Decision Program Chart (PDPC)
• PDPC adalah alat untuk memetakan
kemungkinan terjadinya kejadian ketika kita
mencoba memecahkan masalah (risk from
problem to solution)
• Memetakan Efek Domino terutama jika kita
tidak begitu menguasai permasalahan atau
solusi permasalahan
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN PDPC
1. Tentukan titik awal & kondisi akhir
- Tujuan pemecahan akhir
- Tuliskan kondisi masalahnya
2. Siapkan rencana kerja
3. Susun instruksi kerja untuk mengantisipasi aktivitas
4. Lakukan update jika situasi berubah. Jika memang tdak ada/tidak bisa
disolusikan: berhenti
5. Gambarkan hasil akhir yang dicapai dan gunakan anak panah lebih
tebal dari atas hingga ke bawah (jalur yang digunakan)
CONTOH:
7. Arrow Diagram
• Alat ini digukanan untuk melakukan perencanaan jadwal aktivitas secara
grafis dan pengontrolan pelaksanaannya.
• Sebenarnya adalah konsep CPM/PERT Diagram tetapi lebih sederhana.
• Syarat utama adalah aktivitas dapat diketahui apa saja dan durasi waktunya
Diagram anak panah (arrow diagram) menggambarkan keterkaitan antara kegiatan atau
aktivitas proyek.
Suatu anak panah (arrow) biasanya dipergunakan untuk mewakili suatu kegiatan dengan
ujungnya menunjukkan arah kemajuan dalam proyek.
Hubungan suatu kegiatan dengan kegiatan yang terjadi sebelumnya ditunjukkan oleh
adanya kejadian (event).
Yang dimaksud dengan kejadian ialah saat yang menggambarkan permulaan atau
pengakhiran suatu kegiatan (activity),
Setiap kegiatan digambarkan sebagai anak panah, pangkal anak panah sebagai awal dan
ujungnya sebagai akhir suatu kejadian. Anak panah menggambarkan apa yang
dikerjakan mendahului, sebelum kegiatan itu dikerjakan. Setiap anak panah di ujung dan
pangkalnya diberi tanda kejadian yang diberi nomor, seperti :
Kegiatan mulai dari kejadian 15 atau i dan berakhir dengan kejadian 16 atau j. untuk
selanjutnya kejadian A ditulis kegiatan A (15,16) atau kegiatan A(i,j), artinya dimulai
pada titik i dan berakhir pada titik j. selanjutnya i disebut pangkal dan j ujung.
Kejadian (event) tidak memerlukan waktu, digambarkan sebagai lingkaran pada pangkal
anak panah (saat dimulainya kegiatan) dan pada ujung anak panah (saat
akhir/selesainya kegiatan).
Pemberian nomor pada kejadian harus memenuhi persyaratan yaitu nomor awal
(pangkal) harus lebih kecil dari pada nomor akhir (ujung).
Untuk selanjutnya perhatikan aturan-aturan berikut :
1. Setiap kegiatan hanya boleh diwakili oleh satu anak panah saja didalam jaringan kerja,
(kecuali kalau satu kegiatan dipecah menjadi kegiatan yang lebih kecil).
2. Tidak boleh ada dua kegiatan diwakili oleh pangkal dan ujung anak panah yang sama.
Dalam hal ini harus dipergunakan anak panah boneka (dummy arrow). Perhatikan
ilustrasi berikut. Pangkal (1) dan ujung (2), A dan B sama.
Suatu anak panah boneka (dummy) untuk menggambarkan kegiatan yang tidak
memakan waktu (kegiatan boneka sering juga disebut semu atau buatan, bukan
sesungguhnya).
Alasan penggunaan kegiatan boneka ( dummy activity ) adalah :
1. Menghindarkan keragu-raguan dalam indikasi, seperti gambar di atas A (1,2), B (1,2),
keduanya mempunyai indikasi yang sama, membingungkan. Lihat gambar a), b), c) dan d)
untuk mengatasinya, di mana :
– A(1,2), B(1,3) D(2,3)
– A(2,3), B(1,3) D(1,2)
– A(1,3), B(2,3) D(1,2)
– A(1,3), B(1,2) D(2,3)
Pada gambar di atas terlihat bahwa kegiatan C belum dapat berlangsung sebelum
kegiatan B, yang berarti bahwa kegiatan C dapat beroperasi apabila kegiatan B sudah
berjalan, sedangakan D dapat berjalan setelah kegiatan A atau B apabila berjalan tidak
bersamaan.
Contoh pembuatan diagram anak panah 1
1. Gambarkan diagram anak panah yang mencakup kegiatan A, B, C, ….., dan L sedemikian
rupa sehinga hubungan berikut ini terpenuhi.
2. A, B, dan C kegiatan dalam suatu proyek yang bisa dimulai secara serentak (simultan).
3. A dan B mendahului D.
4. B mendahului E, F dan H.
5. F dan C mendahului G.
6. E dan A mendahului I dan J
7. C, D, F dan J mendahului K.
8. K mendahului L.
9. I, G dan L merupakan aktifitas terminal di proyek.
Contoh pembuatan diagram anak panah 2
1. Gambarkan diagram anak panah yang mencakup kegiatan A, B, C, ….., dan M sedemikian
rupa sehinga hubungan berikut ini terpenuhi.
2. A dan B dapat dimulai secara serentak.
3. C dan D dapat dimulai kalau A sudah selesai.
4. E dapat dimulai kalau C sudah selesai.
5. G dapat dimulai kalau E sudah selesai.
6. F dapat dimulai kalau D sudah selesai.
7. H dapat dimulai kalau C, D, E, F dan G sudah selesai.
8. I dan J dapat dimulai kalau B sudah selesai.
9. K dapat dimulai kalau J sudah selesai.
10. L dapat dimulai kalau I, J, dan K sudah selesai.
11. M dapat dimulai kalau H dan L sudah selesai.
12. M kegiatan terminal.
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN ARROW DIAGRAM
1. Ilustrasikan urutan operasi mulai dari paling kiri, pertimbangan apa mendahului,
berikutnya apa dan mana yang parallel (bersama-sama)
2. Tuliskan/gambar persimpangan yang terjadi
3. Gambarkan garis panah dengan garis lurus berarti harus berurutan sedangkan putus-
putus berhubungan tapi masih bisa ditunggu (tidakada waktu)
4. Tuliskan nama operasinya
5. Tuliskanjumlah hari/waktu yang dibutuhkan
6. Jalur kritis (tidak bisa ditunda) digambarkan dengan garis panah lebih tebal.
Alat-Alat Analisis Penyebab Masalah
(1) Diagram Pareto
• Diagram Pareto diperkenalkan oleh seorang ahli yaitu Alfredo Pareto.
• Diagram Pareto ini merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri
ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu
menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi)
sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah).
• Selain itu, Diagram Pareto juga dapat digunakan untuk membandingkan kondisi proses,
misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan
terhadap proses
Penyusunan Diagram Pareto meliputi enam langkah, yaitu:
1. Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan
masalah, penyebab jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya.
2. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan karakteristik- karakteristik
tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit, dan sebagainya.
3. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan.
4. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari yaang terbesar
hingga yang terkecil.
5. Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang digunakan.
6. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing- masing
masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian.
Prinsip Pareto
• Vilfredo Pareto (1848-1923), ahli ekonomi Italia:
– 20% dari population memiliki 80% dari total kekayaan
• Juran mengistilahkan “vital few, trivial many”:
– 20% dari masalah kualitas menyebabkan kerugian sebesar 80%.
–
Contoh Diagram Pareto
Daftar Pustaka
Herjanto, Eddy. (2006). Manajemen Operasi. Jakarta, Grasindo.
Marimin M.sc, Prof. Dr. Ir. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria
Majemuk. Jakarta, Grasindo.
http://id.wikipedia.org/wiki/Histogram
http://id.wikipedia.org/wiki/Flowchart