file · Web viewAdanya pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,...
-
Upload
truongmien -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of file · Web viewAdanya pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,...

MENANGGULANGI KEMISKINAN
Disusun oleh:
Nur Aini (100231100027)Ahmad Zaini (120231100006)Yanti Rizka Daviqoh (120231100007)M. NUR WAHYUDI (120231100017)Sanah (120231100019)
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA2014/2015

1.1 Pendahuluan
Adanya pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
dalam pemahaman yang lebih operasional dapat di artikakn mendirikan, mengadakan,
memperbaiki, melengkapi, menyempurnakan atau melakukan sesuatu yang bermakna baik.
Namun upaya yang telah dilakukan masih sangta kurang memuaskan bahkan tidak dapat
menjawab persoalan yang dihadapi yang justru datang dari pemangku kekuasaan (stake
holder), sungguh sesuatu yang dilematis yang berakibat pada kebijakan yang kurang
konsisten dan kurang berkelanjutan. Berbagai kebijakan sudah dilakukan dan direnovasi
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun kondisi yang dihadapi tidak
menglami perubahan yang signifikan, misalnya seputar ekonomi dan produktivitas yang
mengatakan bahwa kehadiran industri besar akan berpengaruh pada perekonomian
masyarakat sekitar tapi faktanya tidak demikian, kondisi yang kita saksikan justru sangat
mengherankan dan meperihatinkan kondisi msyarakat tetap terpuruk, kelompok lemah
semakin lemah dan sebaliknya, yang kaya malah semakin kaya.
Pasca krisis tahun 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami ekspansi,
meskipun belum mampu menyamai pertumbuhan ekonomi pada masa pemerintahan Orde
Baru. Saat ini ekonomi Indonesia secara meyakinkan terus mengalami pertumbuhan dengan
besaran diatas 5-6% rata-rata per tahun, laporan terahir bank indonesia di kuartal ke III
pertumbuhan ekonomi indonesia sekitar 5,1 persen. Ini menarik perhatian beberapa lembaga
rating dan lembaga penelitian internasional yang melakukan prediksi tentang masa depan
ekonomi Indonesia.
Bank Dunia dalam laporan The New global Economy, lembaga rating G-Sachs dan
Standard Chartered Bank untuk Indonesia 2050 membuat analisis, bahwa diperkirakan
Indonesia akan masuk dalam salah satu negara pusat pertumbuhan ekonomi dunia (growth
pool) pada tahun 2025. Dalam laporan tersebut, juga diperkiran pertumbuhan ekonomi
Indonesia akan mencapai 13% pada tahun 2025, dengan syarat pertumbuhan ekonomi riil
Indonesia harus berada antara 7-9% pertahun dan berkelanjutan. Namun pertumbuhan
ekonomi diatas dirasa belum mampu konsisten dalam mengentaskan kemiskinan di negera
indonesia. Jurang kemiskinan semakin lebar dan sebagian besar masyarakat semakin
termarginalkan, perbedaan tingkat kemiskinan antara pedesaan dengan perkotaan masih besar
seperti terlihat dibawah ini.

TahunJumlah Penduduk Miskin (Juta Orang)
Kota Desa Kota+Desa

2000 12.31 26.43 38.74
2001 8.60 29.27 37.87
2002 13.32 25.08 38.39
2003 12.26 25.08 37.34
2004 11.37 24.78 36.15
2005 12.40 22.70 35.10
2006 14.49 24.81 39.30
2007 13.56 23.61 37.17
2008 12.77 22.19 34.96
2009 11.91 20.62 32.53
2010 11.10 19.93 31.02
maret 2011 11.05 18.97 30.02
Sep-11 10.95 18.94 29.89
maret 2012 10.65 18.49 29.13
Sep-12 10.51 18.09 28.59
Mar-13 10.33 17.74 28.07
Dalam tabel ini menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di pedesaan masih sangat
besar dibandingkan dengan perkotaan, pada maret 2013 jumlah masyarakat miskin
dipedesaan sebesar 17,74 juta jiwa sedangkan di perkotaan sebesar 10,33 juta jiwa. apabila
hal ini tidak diatasi secara mendasar maka kondisinya semakin memperihatinkan, pada
saatnya mungkin saja akan menjadi faktor negatif yang memperlemah kedudukan pemerintah
untuk menjalankan tugas dan kewajibannya dalam mensejahterakan masyarakatnya.
Kesahalan paradigma pembangunan selama ini lebih ditekankan pembangunan yang berawal
dari pusat kemudian daerah sehingga hal ini tidak mampu menyentuh permasalahan utama
yang dihapai masyarakat.oleh karena itu kita harus mengubah konsep dan strategi
pembangunan sehingga garis kemiskinan kota maupun desa yang terus mengalami kenaikan
mengalami penurunan dengan adanya perubahan pradigma yang awalnya difokuskan ke kota
menjadi fokus pada desa yang mempunyai kontribusi besar dalam meningkatkan
pertumbuhan perekonomian.
1. Pengertian kemiskinan

Kemiskinan adalah “kurangnya kesejahteraan”. Pendapat konvensional mengaitkan
kesejahteraan terutama dengan kepemilikan barang, sehingga masyarakat miskin diartikan
sebagai mereka yang tidak memiliki pendapatan atau konsumsi yang memadai untuk
membuat mereka berada di atas ambang minimal kategori sejahtera .
Menurut bapenas 1993, kemiskinan merupakan situasi serba kekurangan yang terjadi
bukan karena kehendak oleh simiskin,melainkan karena keadaan yang tidak dapat di hindari
dengan kekuatan yang ada padanya.
Levitan (1980)mengatakan bahwa kemiskinan adalah kekurangan barang-barang dan
pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak
Faturchman dan marcelinus molo (1994) mendefinisikan bahwa kemiskinan adalah
ketidak mampuan individu atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
Menurut list (1994)kemiskinanmerupakan kejala multidimensional yang dapat
ditelaah dari dimensi ekonomi,sosial politik.
Menurut Bank Dunia (2000), “kemiskiinan aadalah kurangnya kesejahteraan”.
Berdasarkan hal ini maka timbullah pertanyaan tentang apa yang dimaksud dengan
kesejahteraan dan apa yang menjadi tolak ukur untuk mengukurnya ?
2. Menentukan tolak ukur kemiskinan
salah satu pendekatan yang pertama dengan menganggap kesejahteraan sebagai
penguasaan atas barang secara umum sehingga masyarakat dapat menjadi jauh lebih baik bila
memilki penguasaan yang lebih besar terhadap sumber daya alam. Fokus utamanya terletak
pada kenyataan apakah setiap rumah tannga atau individu memilki sumber daya yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan mereka. Secara khusus kemiskinan diukur dengan
perbandingan pendapatan atau konsumsi setuap individu dengan beberapa standart
yang telah ditetapkan dimana mereka diaanggap miskin apabila pendapatan atau
konsumsi dibawah standart. Hal ini merupakan pendapat yang paling
konvensionalyang dilihat secara luas dalam hal keuangan yang menjadi tolak ukur
sebagian besar analisis tentang kemiskinan.
Pendekatan kedua, terhadap kesejahteraan juga kemiskinan dengan menanyakan
pada masyarakat apakah mereka memilki makanan yang cukup ? tempat tinggal ? perewatan
kesehatan ? pendidikan ? kemudian pertanyaan tersebut dianalisis mengembangkan

berbagai penilaian tradisonal tentang kemiskinan : kekurangan gizi dapat diukur
dengan memeriksa apakah anak-anak tumbuh kerdil atau ceking, kemiskinan dalam bidang
pendidikan dapat diukur dengan menanyakan apakah masyarakat memiliki kemampuan
membaca,menulis, atau sampai tingkat mana mereka mendapatkan pendidikan formal.
Pendektan yang paling luas terhadap kesejahteraan adalah pendekatan yang
diungkapkan oleh AMARTYA SEN (1987), berpendapat bahwa kesejahteraan berasal dari
kemampuan untuk menjalankan suatu fungsi dalam masyarakat, kemiskinan timbul apabila
masyarakat tidak memilki kemampuan utama tidak meiliki pendapatan dan tidak
memilki pendidikan yang memadai.
3. Faktor –faktor penyebab kemiskinan
Secara umum dapat dibagi kedalam 4 mazhab (spicker,2002)
1. Individual explanation, bahwa diakibatkan oleh karakteristik orang itu sendiri,
misalnya; malas, dan kurang sunguh-sungguh, termasuk dalam bekerja.
2. Familial Exlanation, bahwa kemiskinan lebih disebebkan misalnya, tingkat
pendidikan orang tua membawa dia ke dalam kemiskinan, akibatnya tidak
mampu memberikan pendidikan yang layak kepada anaknya dan anaknya juga
jatuh pada kemiskinan.
3. Subcultural Explanation, bahwa kemiskinan dapat disebabkan oleh kultur,
kebiasaan, adat istiadat, atau akibat karakteristik lingkungan. Misalnya,
kebiasaan yang bekerja adalah kaum perempuan, kebiasaan yang enggan untuk
bekerja keras dan menerima apa adanya, keyakinan mengabdi kepada para raja
atau orang terhormat meski tidak menerima bayaran.
4. Structural Explanation, bahwa kemiskinan timbul akibat dari ketidak
seimbangan, perbedaan status yang dibuat oleh adat istiadat, dan aturan lain
menimbulkan perbedaan hak untuk bekerja, sekolah dan yang lainnya sehingga
menimbulkan kemiskinan diantara mereka yang statusnya rendah dan hak
terbatas. Mislanya, disebakan oleh kebijakan pemerintah atau kebijakan yang
tidak berpihak kepada kaum miskin sehingga sering disebut dengan kemiskinan
struktural
4. Langkah pertama untuk mengukur kemiskinan adalah menentukan indikator
kesejahteraan, seperti pendapatan atau konsumsi perkapita.

Pertama adalah pendapatan, Terdapat kecenderungan yang cukup menarik untuk mengukur kesejahteraan rumah tangga. Ukuran perdapatan yang paling diterima oleh haig dan simons (Haig 1921, Simons 1938)
Pendapatan = konsumsi + perubahan dalam kekayaan bersih.
Masalah pertama dari definisi ini adalah tidak diuraikannya jangka waktu secara tepatMasalah kedua adalah pengukuran. Pengukuran komponen-komponen pendapatan seperti
upah dan gaji adlah hal yang cukup mudah. Informasi yang memadai (apabila tidak dinyatakan
sepenuhnya) juga dapat diperoleh terkait dengan bunga, dividen, dan pendapatan dari
beberapa jenis wiraswasta. Namun, mungkin akan sulit untuk mendapatkan ukuran yang
akurat atas pendapatan peternakan,; atau nilai jasa perusahaan; atau laba modal (contohnya,
kenaikan nilai hewan dipeternakan atau perubahan nilai rumah yang dimiliki seseorang).
Kedua pengeluaran Konsumsi, mencakup barang maupun jasa yang dibeli serta barang dan jasa yang disediakan dari produksi sendiri (natural).
5. Pemantauaan Kemiskinan dan Evaluasi
Pemantauan kemiskinan
dalam pemantauan kemajuan pengurangan kemiskinan adala sebagai berikut:
Mengidentifikasi tujuan-tujuan yang hendak dicapai apakah strategi telah
dirancang, sperti “pemberantasa kelaparan” atau “menurangi separuh
kemiskinan dalam satu dekade”
Memilih inidkator-indikator kunci yang dapat mengukur kemajuan
pencapaian tujuan-tujuan tersebut, sperti proporsi individu yang
mengkonsumsi kurang dari 2.100 kalori per hari, dan sebagianya.
Menetapkan target-target yang menguantifikasi tingkat indikator yang hendak
dicapai sebelum batas waktu yang ditentukan. Misalnya, mengurangi separuh
dari rumah tangga yang hidup dengan kurang dari satu dollar per harti sebelum
2015.
EVALUASI
Evaluasi berupa yang mengukut perubahan-perubahan dalm kesejahteraan
yang dianggap berasal dari sebuah proyek atau kebijakan khususu(suatu
“intervensi”); hasilnya-hasilnya dapat membantu memberi informasi bagi keputusa-
keputusan tentang apakah intervensi sebiaknya di perluas atau di hapuskan.
6. Ukuran Kemiskinan

Asumsikan bahwa informasi tentang ukuran kesejahteraan, seperti pendapatan
perkapita, dan garis kemiskinan, untuk setiap rumah tangga atau individu, telah
tersedia.
Tingkat kemiskinan headcount index (Po) mengukur jumlah penduduk miskin
dalam suatu populasi
Indeks kedalamana miskin poverty gap index (P1) mengukur sejauh mana
penduduk berada di bawah garis kemiskinan (kesenjangan kemiskinan) sebagai suatu
bagian dari garis kemiskinan.
Indeks keparahan kemiskinan squared poverty gap index (P2) merupakan rata-
rata jumlah kuadrat kesenjangan kemiskinanrelatif terhadap garis kemiskinan. Indeks
ini adalah salah satu kelas ukuran kemiskinan Fosfer-Greer-Thorbecke (FGT) yang
memungkinkan kita untuk membedakan jumlah bobot yang diberikan pada tingkat
pendapatan atau pengeluaran penduduk termiskin dalam suatu populasi.
Indeks sen-shorrocks-thon sen-shorrocks-thon indeks menggabungkan ukuran-
ukuran proposi masyarakat miskin, kedalaman kemiskinanmereka, dan distribusi
kesejahteraan dikalangan masyarakat miskin.
Waktu yang dibutuhkan untuk keluar time takento exit megukur waktu rata-rata
yang dibutuhkan orang miskin untk keluar dari kemiskinan, dengan
mempertimbangkan suatu asumsi tentang tingkat pertumbuhan ekonomi ; waktu
tersebut dapat diperoleh dengan membagi indeks watts dan tingkat pertumbuhan
pendapatan atau pengeluaran masyarakat miskin.
Indeks Kemiskinan: Pengecekan Robustness
Terdapat empat alasan utama mengapa ukuran-ukuran kemiskinan tidak robust.
Kesalahan pengambilan sampel terjadi karena ukuran kemiskinan didasarkan
pada data sampel, yang memberikan tingkat kemiskinan yang sebenarnya dengan
sedikit ketidakpastian.
Kesalahan pengukuran terjadi dalam semua data survei; misalnya, kita
mengetahui bahwa setiap rumah tangga melaporkan pendapatan dan pengeluaran yang
lebih kecil, sehingga hasilnya cenderung membesar-besarkan tingkat kemiskinan.

7. Ukuran Ketimpanagan
Ketimpangan adalah konsep yang lebih luas dibandingkan kemiskinan,
ditentukan atas keseluruhan populasi dan tidak hanya berfokus pada kaum miskin.
Ukuran paling sederhana dari ketimpangan adalah mengurutkan populasi dari
termiskin sampai terkaya dan menunjukkan persentase pengeluaran atau pendapatan
yang dianggap berassal dari masing-masing kuintil atau desil dari populasi tersebut.
Sebuah ukuran ketimpangan yang dikenal luas adalah koefisien gini, yang
berkisar dari 0 (kemerataan sempurna) sampai 1 (ketimpangan sempurna), tetapi
umumnya berada pada kisaran 0,3 sampai 0,5 untuk pengeluaran perkapita.
Ukuran entropi terbaik yang diketahui adalah Theil’s L, keduanya memungkinkan
penguraian ketimpangan menjadi bagian yang disebabkan oleh ketimpangan dalam
wilayah-wilayah (misalnya , perkotaan dan pedesaan) dan bagian yang disebabkan oleh
perbedaan antara wilayah-wilayah(misalnya ketimpangan pendapatan dipedesaan
diperkotaan) serta sumber-sumber perubahan dalam ketimpangan dari waktu ke waktu.
8. STATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Dalam pendekatan menejemen strategi dikemukakan bahwa sebuah program
akan mendapatkan hasil yang optimal dan terukur dampaknya jika didasarkan pada visi
bersama.maka disini kami mengangkat konsep strategi dari DR.YANSEN TP.,M.Si
sebagai bupati malinau yaitu GERAKAN DESA MEMBANGUN(GERDEMA)
“SEBUAH REVOLUSI DARI DESA”yang intinya memberikan kepercayaan kepada
rakyat dari rakyat untuk rakyat karena semua masalah pembangunan terletak di desa
maka fokus pembangunan harus dimulai dari desa.
A. Teknik merancang pembangunan
1. Visi yang sama
2. Misi ( malinau mempunyai 10 misi daerah)
3. Mempunyai 4 pilar pembangunan malinau
Ada 4 pembangunan yang dijadikan pilar utama pembangunan
pembangunan infrastruktur daerah
Pembangunan sumber daya manusia

Membangun ekonomi daerah melalui sektor ekonomi kerakyatan
membangun sektor kepemerintahan
4. komitmen
B. KONSEP GERDEMA (GERAKAN DESA MEMBANGUN)
1. pembangunan di mulai dari desa
Paradigma Lama Paradigma Baru
Hal ini didasarkan beberapa pandangan
desa merupakan tempat bermukimnya masyarakat yang ingin kita bangun dan
kita sejahterakan.
Desa memiliki aspek kearifan lokal yang sangat kaya dan beragam yang
mendominasi dan mewarnai kehidupan desa.
Desa merupakan tempat berpusatnya kegiatan dan aktivitas seluruh elemen dan
komponen masyarakat dalam pemerintahan,pembangunan, dan pelayanan umum.
2. FILOSOFI PEMBANGUNAN”DARI RAKYAT,OLEH RAKYAT UNTUK
RAKYAT”
Pencapaian pembangunan sangat di tentukan oleh kulitas SDM dan tingkat
partisipasinya masyarakat,karena rakyatlah yang sangat mengerti dan memahami
tentang kebutuhan dasar hidup mereka, dan juga masyarakat desalah yang mengerti
cara mengelola potensi yang ada di desa untuk meningkatka taraf hidup mereka.desa
memiliki kearifan dan krakteristik desa yang berbeda sehingga indonesia banyak
memiliki pengalaman panjang dalam dalam membangun desa dan juga peraturan dan
UU yang mengatur desa misalnya UU no.5 tahun 1979 tentang pemerintahan desa
NEGARA
DAERAH PROVINSI
DAERAH KABUPATEN/KOTA
DESA
NEGARA
DAERAH PROVINSI
DAERAH KABUPATEN/KOTA
DESA

yang dalam semangatnya menyeragamkan pola dan mikanisme pembinaan serta
pembangunan desa. Hal ini tidak mampu mensejahterakan desa sehingga
kesejahteraan tidak tercapai sehingga muncul UU baru di awal 2014 yaitu UU ko 6
tahun 2014 tentang desa yang mulai berlaku yang berisi semangat baru mengatur desa
dengan berbagai opsi yang lebih baikyang menegaskan peran dan kedudukan desa
sungguh sangat penting dalam menjalankan tugas dan wewenang untuk mengurus
pemerintah dan kepentingan masyarakat.
C. ESENSI KONSEP GERAKAN DESA MEMBANGUN(GERDEMA)
1. GERAKAN ITU BERASAL DARI RAKYAT
Masyarakat desa merupakan objek penting dalam pembangunan desa sehingga
mereka menjadi titik awal yang baik untuk memulia sebuah upaya untuk
mewujudkan pembangunan nasional.
2. GERAKAN ITU DILAKUKAN OLEH RAKYAT
Apa yang direncanakan dan ditetapkan sebagai kegiatan pembangunan Desa,
semuanya dilakukan oleh seluruh masyarakat desa. Mereka memahami konteks
maslahnya, maka dengan mudah mereka memahami kekuatan dan kelemahannya,
mereka juga akan mudah menanganinya sebgai upaya pemenuhan kebutuhan
hidupnya
3. GERAKAN ITU BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT DESA
Setiap desa memilki kebutuhan yang beragam yang seringkali tidak sama
maka hasil pembangunan tidak bisa diukur dengan indikator yang sama. Hanya
masyarakat setempat yang mengukur tingkat kebrhasilan pembangunan . sebnarnya
warga desa sangat sederhana yaitu pemenuhan kebutuhan dasar secara umum dan
penentuan strategi pembangunan harus berdasarkan pada tingkat kepuasan dasar
masyarakat.
D. KINERJA STRATEGI PEMBANGUNAN
1. Konsep APBD secara GERDEMA
KONSEPSI APBD ERA GARDEMA

i
2. STRATEGI YANG HARUS DIAMBIL DALAM MENGATASI KEMISKINAN
1. Percaya sepenuhnya kepada masyarakat
2. Perlimpahan urusan kepada pemerintah desa
3. Membina dan melatih aparatur desa atau masyarakat desa
4. Mendapingi pemerintahan dan masyarakat desa
5. Ada Peran pemerintah, peran masyarakat, peran swasta.
3. Tujuan kesejahteraan rakyat melalui model GERDEMA dapat dicapai melalui 3 fungsi.
a. Fungsi manajemen pemerintahan
b. Fungsi manajemen pembangunan
c. Fungsi manajemen pelayanan umum
E. KEPEMIMPINAN DALAM GERDEMA
1. Nilai kecerdasan emosional
2. Nilai kecerdasan intelektual
3. Nilai kecerdasan spiritual
GARDEMA (APBDes)
SKPD/SEKTOR
VISI & MISI DAERAH
VISI & MISI DAERAH
VISI & MISI DAERAH
VISI & MISI DAERAH
SKPD/SEKTORSKPD/SEKTOR
SKPD/SEKTOR

4. Nilai kecerdasan ekonomi
5. Nilai kecerdasan nasional kebangsaan
UNSUR DASAR DAN CAPAIAN GERDEMA
TAHAPAN TAHAPAN DARI SISTEM DAN MEKANISME PERENCANAAN
GERDEMA
1. Pra- musrembangdes melakukan identifikasi masalah dan pemberian bobot
melalui pemetaan potensi yang ada di desa.

2. musrembang dialkukan setiap tahun dan membahas berbagai usulan kegiatan
pembangunan. Tahapan ini dilakukan setelah kegiatan forum pernacanaan partisipasi
pembangunan desa (FP3D).
3. Musrembangcam menyinkronkan berbagai program dan kegiatan dari berbagai
desa untuk diteruskan sebagai bahan pembahasan musrembang tingkat kabupaten.
4. Musrembang kabupaten tahapin merupakan kegiatan puncak dari perencanaan
daerah yang melibatkan semua pemangku kepentingan (stake holders). Prinsip dasar
GERDEMA, semua kegiatan bersifat Bottom-Up tidak mengenal Top-Down.
5. Fungis Pengawasan
KESIMPULAN
Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang komplek dan bersifat
multidimensional, oleh karena itu upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara
komprehensip, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat dan dilaksanakan secara
Tingkat Desa LP3MD FP3D
LPMD
MUSREMBANG DESA ............................... Kepala Desa dan BPD
Tingkat KEC. LP3MD
MUSREMBANG KECAMATAN ...................................................CAMAT DAN KEPALA DESA DAN
UNSUR STAF TERKAIT
Tingkat KAB. LP3MD MUSREMBANG KABUPATEN
.............................................BUPATI DAN DPRD
Inspektur kabupaten
APBD
APBDes
Alokasi Sumber pendapatan Desa
Pembangunan Sektoral/SKPD
GERDEMA
Pemerintah DESA
TIM. MONEV

terpadu.kemiskinan harus menjadi sebuah tujuan utama dari penyelesaian masalah-masalah
yang dihadapi oleh negara indonesia, karena aspek dasar yang dapat dijadikan acuan
keberhasilan pembangunan ekonomi adalah teratasinya masalah kemiskinan.pemerintah
indonesia harus terus memberdayakan dan membina masyarakat miskin untuk dapat
mengelola sumber- sumber ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan dan tarap hidup
masyarakat.ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan timbulnya masalah kemiskinan
diantaranya, SDM yang rendah,SDA yang tidak di kelola dengan baik dan benar, pendidikan
yang rendah,tidak memiliki pengetahuan untuk mengembangkan sektor-sektor perekonomian
baik itu dibidang pertanian maupun perindustrian, dan masih banyak lagi faktor- faktor yang
menyebabkan timbulnya permasalahan kemiskinan sebagai mana yang kami jelaskan diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Haughton jonathan,dan shahidur R.khandker. 2012. pedoman tentang kemiskinan dan
ketimpangan. Salemba empat:jakarta.

TP Yansen.2014.Revolusi dari desa:saatnyan dalam pembangunan percaya sepenuhnya
kepada rakyat.PT elex media komputindo:jakarta.