2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian...

156
Metodologi Penelitian Kuantitatif PENDAHULUAN --------------------------------------------------- -------------------- Manusia dipahami sebagai makhluk yang memiliki rasa ingin tahu. Melalui rasa ingin tahu ini, segala sesuatu yang pada mulanya tidak terungkap menjadi terungkap secara jelas. Pada mulanya, sum- ber pengetahuan manusia hanya didasari pada pengalaman, namun seiring perkembangan pengetahuan itu sendiri sumber pengetahuan manusia tidak lagi didasarkan pada pengalaman semata. Donald Ary.al (2010) menyebutkan “The major sources of knowledge can be categorized under five headings: (1) Experience, (2) Authory, (3) Deductive Reasoning, (4) Inductive Reasoning, and (5) The Scientific Approach”. Maksudnya rasa ingin tahu manusia tidak hanya dapat terjawab melalui pengalaman, namun melalui pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah pada dasarnya dilakukan guna menjawab rasa ingin tahu manusia mengenai dinamika alam maupun sosial yang berkaitan perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, rasa ingin tahu tersebut harus dijawab dengan jawaban yang benar melalui aktivitas penelitian. Tidak bisa atau tidak boleh hanya dengan melalui pikiran, perasaan atau perkiraan walaupun kedengarannya terasa seperti benar. Jawaban atau pernyataan ilmiah harus berda- 1 1

Transcript of 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian...

Page 1: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

PENDAHULUAN-----------------------------------------------------------------------

Manusia dipahami sebagai makhluk yang memiliki rasa ingin

tahu. Melalui rasa ingin tahu ini, segala sesuatu yang pada mulanya

tidak terungkap menjadi terungkap secara jelas. Pada mulanya, sum-

ber pengetahuan manusia hanya didasari pada pengalaman, namun

seiring perkembangan pengetahuan itu sendiri sumber pengetahuan

manusia tidak lagi didasarkan pada pengalaman semata. Donald

Ary.al (2010) menyebutkan “The major sources of knowledge can be categorized under five headings: (1) Experience, (2) Authory, (3)

Deductive Reasoning, (4) Inductive Reasoning, and (5) The Scientific

Approach”.   Maksudnya rasa ingin tahu manusia tidak hanya dapat

terjawab melalui pengalaman, namun melalui pendekatan ilmiah.

Pendekatan ilmiah pada dasarnya dilakukan guna menjawab

rasa ingin tahu manusia mengenai dinamika alam maupun sosial

yang berkaitan perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu,

rasa ingin tahu tersebut harus dijawab dengan jawaban yang benar

melalui aktivitas penelitian. Tidak bisa atau tidak boleh hanya dengan

melalui pikiran, perasaan atau perkiraan walaupun kedengarannya

terasa seperti benar. Jawaban atau pernyataan ilmiah harus berda-

sarkan data atau sejumlah informasi yang dikumpulkan dengan se-

jumlah cara atau metode yang telah dinilai benar, yang disebut meto-

dologi penelitian.

Patilima, Hamid. (2010) menyebutkan ”Suatu pernyataan di-

katakan bersifat ilmiah jika didukung oleh fakta, data yang diperoleh

secara logis, rasional, empirik dan memadai. Logis dalam arti runtut

alur pikirnya dalam menarik kesimpulan. Rasional maksudnya per-

1

1

Page 2: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

nyataan-pernyataan memiliki alasan atau argumentasi yang cukup

kuat. Data yang memadai dalam hal ini maksudnya adalah data yang

detail dari sejumlah responden atau informan dengan kriteria yang

jelas dalam menopang pernyataan, sehingga dinilai cukup untuk

menarik kesimpulan.

 Nawawi, Hadari (2005) menyebutkan bahwa pada dasarnya,

metodologi berarti ilmu tentang metode, dan bilamana dirangkai

menjadi Metodologi Penelitian, maknanya adalah ilmu tentang meto-

de yang dapat dipergunakan dalam melakukan kegiatan penelitian.

Oleh karena penelitian merupakan kegiatan ilmiah, maka metodologi

penelitian dapat diartikan juga sebagai ilmu untuk mengungkapkan

dan menerangkan gejala-gejala alam dan gejala-gejala sosial dalam

kehidupan manusia, dengan mempergunakan prosedur kerja yang

sistematis, teratur, tertib dan dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah.

 Selanjutnya, Sugiyono (2010) menjelaskan bahwa metode

penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah,

data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan siste-

matis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-

cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.

Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera

manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui

cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan

dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang

bersifat logis. 

2

Page 3: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Berkembangnya berbagai disiplin ilmu yang memiliki beragam

karakteristik tertentu, memberikan pengaruh pada metode penelitian.

Karena metode penelitian yang dipahami sebagai epistemologi atau

cara yang digunakan untuk memahami suatu obyek, akhirnya turut

berkembang dan menjadi lebih spesifik sesuai dengan karakteristik

masing-masing disiplin ilmu.

Ilmu sosial mengenal ada dua pendekatan, yakni pendekatan

positivistik dan pendekatan naturalistik. Pendekatan positivistik meru-

pakan pendekatan yang menekankan kepada data kuantitatif untuk

menjelaskan permasalahan yang diteliti.  Misalnya, bahwa angka

putus sekolah yang tinggi erat kaitannya dengan faktor ekonomi

orang tua, terbukti adanya data bahwa anak-anak yang putus sekolah

berasal dari keluarga yang kurang mampu. Pendekatan naturalistik

merupakan pendekatan yang menekankan kepada apa sebenarnya

yang terjadi di balik fakta adanya anak putus sekolah. Jika yang

terbanyak adalah anak dari keluarga yang tidak mampu, apa yang

sebenarnya menyebabkan mereka tetap keluar dari sekolah mes-

kipun sudah diberi bantuan membayar iuran sekolah. Melalui pen-

jelasan yang telah dikemukakan, maka dapat dipahami bahwa meto-

de penelitian merupakan cara ilmiah yang dilakukan untuk mengkaji

dinamika bidang keilmuan.

Upaya sistematik dalam konteks ini ditandai dengan adanya

kejelasan langkah-langkah yang ditempuh secara eksplisit, jelas dan

lugas mulai dari penentuan masalah sampai penarikan kesimpulan

dan atau generalisasi (perampatan) dan dapat direplikasi oleh peneliti

lain. Penelitian sebagai upaya sistematik  memiliki arti bahwa untuk

dapat memperoleh pengetahuan yang benar, penelitian dilaksanakan

dengan menggunakan metode ilmiah oleh peneliti yang memiliki in-

tegritas ilmiah. Penelitian dilaksanakan berdasarkan teori-teori, prin-

3

Page 4: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

sip-prinsip, serta asumsi-asumsi dasar ilmu pengetahuan dengan

menggunakan penalaran deduktif serta prosedur dan teknik siste-

matik. 

Sebagai contoh, Creswell (2012) menyebutkan setidaknya ter-

dapat 6 sistematika penelitian yaitu: (1) mengidentifikasi masalah

penelitian, (2) mencari literatur yang sesuai dan mendukung, (3) men-

spesifikkan tujuan penelitian, (4) mengumpulkan data, (5) meng-

analisa dan mengintepretasikan data, dan (6) membuat laporan dan

evaluasi penelitian. Sistematika penelitian (Sumber: Creswell, 2012)

Aspek temuan dari suatu penelitian dalam bidang Ipteks secara

umum dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu

sebagai hasil “menemukan”  dan “mengembangkan”. Hasil peneli-

tian dikelompokkan ke dalam kategori menemukan apabila dari

masalah, metode dan hasil penelitian tersebut memenuhi indikator

aspek kebaruan dan belum pernah diteliti oleh peneliti lain se-

belumnya. Sedangkan hasil penelitian dikatakan  mengembangkan apabila temuan tersebut berupa penyempurnaan atau modifikasi dari

berbagai hasil penelitian sebelumnya yang berorientasi menghasilkan

4

Page 5: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

produk, yang memiliki nilai tambah yang dignifikan terhadap produk

yang telah ada sebelumnya.

Kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang be-nar sebagai penyempurnaan pengetahuan sebelumnya telah dilak-

sanakan oleh para peneliti dan ilmuan dalam bidang ilmunya masing-

masing. Pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, ge-

neralisasi-generalisasi, dan teori-teori yang telah dihasilkan dari

berbagai penelitian itu merupakan sumbangan penting bagi perkem-

bangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang.

Disamping itu hasil penelitian juga telah memungkinkan manusia da-

pat lebih baik memecahkan masalah-masalah praktis yang dihadapi

dalam hidupnya.

Teori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat

penting dalam proses penelitian itu sendiri. Separuh dari kegiatan

penelitian adalah proses berteori. Pada proses ini peneliti melakukan

analisis-analisis deduktif untuk mencoba menjawab permasalahan

yang sedang dihadapi. Pada penelitian kuantitatif, teori atau paradig-

ma teori digunakan untuk menuntun peneliti menemukan masalah

penelitian, menemukan hipotesis, menemukan konsep-konsep,

menemukan metodologi, dan menemukan alat-alat analisis data.

Oleh karena itu, amat penting penelitian kuantitatif dibicarakan dalam

setiap pembahasan penelitian, mengingat perannya yang dominan

itu.

5

Page 6: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

ILMU PENGETAHUAN, METODE, DAN PENELITIAN ILMIAH----------------------------------------------------------------------------

1. Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

  Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui

langsung dari pengalaman, berdasarkan panca indra, dan diolah oleh

akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan bersifat spon-

tan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengan kebe-

naran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki manusia

dengan realitas yang ada pada objek.

Pengetahuan dapat dibedakan menjadi pengetahuan non-

ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah adalah

hasil serapan indra terhadap pengalaman hidup sehari-hari yang

tidak perlu dan tidak mungkin diuji kebenarannya. Pengetahuan non-

ilmiah tidak dapat dikembangkan menjadi pengetahuan ilmiah. Misal-

nya pengetahuan orang tertentu tentang jin atau makhluk halus di

tempat tertentu, keampuhan pusaka, dan lain-lain. Pengetahuan pra-

ilmiah adalah hasil serapan indra dan pemikiran rasional yang

terbuka terhadap pengujian lebih lanjut menggunakan metode-me-

tode ilmiah.

Menurut pendapat Gordon (1994) pengertian pengetahuan

adalah struktur organisasi pengetahuan yang biasanya merupakan

suatu fakta prosedur dimana jika dilakukan akan memenuhi kinerja

yang mungkin. Nadler (1986) berpendapat pengetahuan adalah

proses belajar manusia mengenai kebenaran atau jalan yang benar

secara mudahnya mengetahui apa yang harus diketahui untuk

6

2

Page 7: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

dilakukan. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan

adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan

penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga.

Dalam pengertian lain pengetahuan adalah sesuatu yang

diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan panca indra, dan

diolah oleh akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan

bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat

dengan kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan yang dimi-

liki manusia dengan realitas yang ada pada objek. Para ahli filsafat

masih terus memperdebatkan definisi Pengetahuan, terutama karena

rumusan Pengetahuan oleh Plato yang menyatakan Pengetahuan

sebagai “kepercayaan sejati yang dibenarkan (valid)”.

Pengetahuan dapat dibedakan menjadi pengetahuan non-

ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah adalah

hasil serapan indra terhadap pengalaman hidup sehari-hari yang

tidak perlu dan tidak mungkin diuji kebenarannya. Pengetahuan non-

ilmiah tidak dapat dikembangkan menjadi pengetahuan ilmiah.

Misalnya pengetahuan orang tertentu tentang jin atau makhluk halus

di tempat tertentu, keampuhan pusaka, dan lain-lain. Pengetahuan

pra-ilmiah adalah hasil serapan indra dan pemikiran rasional yang

terbuka terhadap pengujian lebih lanjut menggunakan metode-

metode ilmiah. Misalnya pengetahuan orang tentang manfaat

tumbuhan temulawak untuk mengobati penyakit hepatitis B.

       Dari berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui atau

dipahami seseorang secara subjektif yang diperoleh dari pengalaman

7

Page 8: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

menghadapi suatu fakta atau situasi berdasarkan panca indra, dan

diolah oleh akal budi. Pengetahuan ini dapat dibagi menjadi dua yaitu

pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan

non-ilmiah ini tidak perlu dikaji ulang kebenarannya sedangkan

pengetahuan pra-ilmiah ini perlu diuji lebih lanjut menggunakan

metode-metode ilmiah.

Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latin scientia yang berar-

ti knowledge. Ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang ber-

disiplin. Ilmu bertujuan untuk meramalkan dan memahami gejala-

gejala alam. Ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah

kembali dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan ko-

heren. Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi ha-

rus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan di-

susun secara metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar

pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci

dan setepat-tepatnya.

Sering orang menyalah artikan kata ilmu pengetahuan, karena

kata ilmu dan pengetahuan merupaka kata yang berdiri sendiri yang

mempunyai arti berbeda. Perbedaan nampak jelas jika diartikan

melalui etimologi yaitu Ilmu Merupakan terjemahan dari bahasa

Arab “ilm” yang berarti suatu bentuk aktifitas manusia, untuk memper-

oleh suatu pengetahuan dan pemahaman yang senantiasa lebih

lengkap yang lebih cermat tentang alam dimasa lampau, ilmu lahir

karena manusia mempunyai keingintahuan terhadap masalah diseke-

lilingnya baik itu fenomena alam maupun fenomena sosial, peme-

cahan tersebut padadasarnya adalah meramalkan dan mengontrol

gejala natural atau sosial, mempelajari gejala ini disebut filsafat ilmu

yang artinya mempelajari gejala ilmu pengetahuan sebagai salah

satu bidang pengetahuan yang khas menurut sebab musabab ter-

8

Page 9: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

akhir. Berdasarkan hal ini otologis dan aksiologis, muncul suatu per-

masalahan bagaimana mengembangakan landasan epitemologis

yang cocok. sekarang dan yang akan datang atau dalam bahasa

inggris science.         Sedangkan Pengetahuan diartikan sebagai hasil tahu manusia

tehadap suatu objek yang dihadapinya, pengetahuan biasanya dapat

berupa barang-barang fisik, cara memahami dari seseorang biasanya

lebih melalui persepsi, baik lewat indra maupun lewat akal, selain itu

manusia juga mempunyai persepsi. Apabila objeknya berupa nilai,

maka pengalamannya lewat persepsi pula. Ilmu pengetahuan dime-

ngerti sebagai pengetahuan yang secara sistematis dan dan langkah-

langkah pencapaiannya dipertanggungjawabkan secara teoritis.

Metodis berarti dalam proses menemukan dan mengolah pe-

ngetahuan menggunakan metode tertentu, tidak serampangan. Sis-

tematis berarti dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabar-

kan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan langkah-langkah ter-

tentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan

yang terpadu. Koheren berarti setiap bagian dari jabaran ilmu pe-

ngetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkese-

suaian (konsisten). Sedangkan suatu usaha untuk menemukan, me-

ngembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan disebut

penelitian (research). Usaha-usaha itu dilakukan dengan mengguna-

kan metode ilmiah.

Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah dapat dibedakan atas:

1) Ilmu Pengetahuan Fisis-Kuantitatif, sering disebut pengetahuan

empiris. Pengetahuan ini diperoleh melalui proses observasi serta

analisis atas data dan fenomena empiris. Termasuk dalam kelom-

pok ilmu ini adalah geologi, biologi, antropologi, sosiologi, dan lain-

lain.

9

Page 10: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

2)  Ilmu Pengetahuan Formal-Kualitatif, sering disebut pengetahuan

matematis. Ilmu ini diperoleh dengan cara analisis refleksi dengan

mencari hubungan antara konsep-konsep. Termasuk dalam ke-

lompok ilmu ini adalah logika formal, matematika, fisika, kimia, dan

lain-lain.

3) Ilmu Pengetahuan Metafisis-Substansial, sering disebut penge-

tahuan filsafat. Pengetahuan filsafat diperoleh dengan cara ana-

lisis refleksi (pemahaman, penafsiran, spekulasi, penilaian kritis,

logis rasional) dengan mencari hakikat prinsip yang melandasi

keberadaan seluruh kenyataan.

2. Metode IlmiahPada dewasa ini sebuah pernyataan dapat dikatakan andal

apabila sudah melalui tahap penelitian. Penelitian adalah suatu cara

untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari

bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu yang di-

lakukan secara hati-hati sehingga diperoleh pemecahannya. Di

samping itu, penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai

berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengum-

pulan dan penafsiran fakta-fakta. Untuk menjadi sebuah penelitian

yang valid diperlukan metode. Metode berasal dari kata Yunani yaitu

“ methodos” yang berarti jalan sampai.

Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digu-

nakan para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Me-

tode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan

terkontrol. Kerlinger (2004) menghargai metode ilmiah karena sifat

self-correction. Metode ilmiah memiliki perangkat pemeriksaan untuk

pengendalian dan verifikasi kegiatan ilmuwan, serta memungkinkan

verifikasi independen oleh ilmuwan lain. Metode-metode (penelitian)

10

Page 11: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

ilmiah dengan pendekatan kuantitatif, sebagaimana ilmu/sains mem-

punyai tujuan dasar: menemukan/mengembangkan teori. Pelaksana-

an metode ilmiah ini melalui tahap-tahap berikut:

1)  Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus dise-

lesaikan, yang dapat muncul karena adanya pengamatan dari

suatu gejala-gejala yang ada di lingkungan.

2) Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah

dan dekat pada pemecahan masalah. Sering disebut juga meng-

kaji teori atau kajian pustaka.

3) Merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara

yang disusun berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh

selama observasi atau telaah pustaka.

4) Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.

5) Menganalisis data (hasil) percobaan untuk menghasilkan kesim-

pulan.

6) Penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini berdasarkan pa-

da analisis data-data penelitian. Hasil penelitian dengan metode

ini adalah data yang objektif, tidak dipengaruhi subyektifitas

ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja dan oleh

siapa saja akan memberikan hasil yang sama).

7) Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis

melalui hasil percobaan perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji

senantiasa mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa menjadi

kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.

Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah semes-

tinya dimiliki oleh setiap penelitian dan ilmuwan. Adapun sikap ilmiah

yang dimaksud adalah :

1)  Rasa ingin tahu

11

Page 12: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

2) Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-

ada)

3) Objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh

perasaan pribadi)

4) Tekun (tidak putus asa)

5) Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan)

6) Terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang lain)

3. Penelitian IlmiahSalah satu hal yang penting dalam ilmu pengetahuan adalah

penelitian (research). Research berasal dari kata re yang berarti kem-

bali dan search yang berarti mencari, sehingga research atau peneli-

tian dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mengembangkan

dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan. Penelitian ilmiah dide-

finisikan sebagai rangkaian pengamatan yang sambung menyam-

bung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menje-

laskan dan meramalkan fenomena-fenomena.

         Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah

sebagai tata cara sistimatis yang digunakan untuk melakukan pene-

litian. Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk menje-

laskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu

berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh pene-

litian ilmiah seringkali mengalami retroduksi.

Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik un-

tuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada empat

karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :

1) Sistematik, yang berarti suatu penelitian harus disusun dan dilak-

sanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar,

dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.

12

Page 13: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

2) Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal

dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus ber-

langsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu

logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif

yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai

kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir

untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan

yang bersifat umum.

3) Empirik, artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada peng-

alaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra)

yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian

diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan penelitian empirik ada

tiga yaitu: (1) hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan

perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama

lain). (2) hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan

waktu. (3) hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan

ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).

4) Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus

diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang

sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang

sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional

variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

Ada tiga kriteria utama dalam sebuah penelitian agar pe-

nelitian tersebut dapat dipercaya, yaitu:

1) Validitas, artinya menunjukkan derajat ketepatan antara data yang

dikumpulkan dengan objek yang diteliti oleh peneliti.

2) Reliabilitas, artinya ketetapan dari hasil pengukuran dari penelitian

dalam mengukur sebuah masalah dari data yang sudah dikumpul-

kan.

13

Page 14: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

3) Objektivitas, artinya penelitian bersifat bebas, netral dan tidak

condong pada sebuah pandangan dan dapat dipertanggung ja-

wabkan oleh penelitian.

Adapun Tujuan Penelitian Ilmiah:

1) Penemuan, berarti hasil yang diperoleh dari penelitian itu adalah

sesuatu yang baru yang sebelumnya belum diketahui oleh banyak

orang.

2) Pembuktian, berarti data yang diperoleh digunakan untuk

membuktikan adanya sebab dan akibat dari variabel yang sedang

diteliti dengan data yang dikumpulkan terhadap informasi atau

pengetahuan tertentu. 

3) Pengembangan, berarti penelitian digunakan untuk memperdalam

dan memperluas pengetahuan yang ada sehingga akan lebih

mudah untuk dipelajari. 

Sedangkan Manfaat Penelitian adalah digunakan untuk me-

menuhi rasa keingintahuan manusia karena terbatasnya pengetahu-

an mereka. Sehingga berguna untuk memperluas pengetahuan

mereka dan memecahkan masalah-masalah yang sering muncul.

4. Jenis-Jenis Penelitian4.1. Penelitian menurut tujuan: 

1) Penelitian murni merupakan penelitian yang dilakukan atau

diarahkan sekedar untuk memahami masalah secara

mendalam dan hasil penelitian tersebut untuk pengembangan

sebuah ilmu. Misalnya penelitian tentang teori pembelajaran.

2) Penelitian terapan merupakan penelitian yang diarahkan untuk

mendapakan informasi yang dapat digunakan untuk meme-

cahkan masalah. Contonya: penelitian tentang kesulitan belajar

yang terjadi pada siswa.

14

Page 15: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

4.2. Penelitian menurut metode: 1) Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada

populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah

data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga

ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-

hubungan antar variabel. Contohnya: penelitian untuk mengeta-

hui seberapa besar tingkat pendidikan mempengaruhi penda-

patan masyarakat di indonesia. 

2) Penelitian Ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan

untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian me-

nurut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat

menyebabkan timbulnya kejadian tersebut. Contoh: penelitian

tentang kebiasaan belajar, pola asuh orang tua, dan sebagai-

nya.. 

3) Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha

mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain

dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Terdapat empat

bentuk metode eksperimen yaitu: pre experimental, true expe-rimental, factorial, dan quasi experimental. Contoh: penelitian

tentang pengaruh susu terhadap gemuk badan.

4) Penelitian naturalistik sering juga disebut metode kualitatif yaitu

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi

obyek alamiah. Contoh: penelitian untuk mengungkapkan mak-

na upacara ritual dari kelompok masyarakat tertentu, penelitian

untuk menemukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

korupsi. 

5) Policy research (penelitian kebijaksanaan) adalah suatu proses

penelitian yang dilakukaan pada, atau analisis terhadap ma-

15

Page 16: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

salah-masalah sosial yang mendasar, sehingga temuannya

dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk

bertindak dalam menyelesaikan masalah.  

6) Action research adalah penelitian yang bertujuan untuk me-

ngembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya

produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat

meningkat. Contoh: penelitian untuk memperbaiki prosedur dan

metode kerja dalam pelayanan masyarakat, penelitian mencari

metode mengajar yang baik. 

7) Penelitian evaluasi adalah penelitian yang berfungsi untuk

menjelaskan fenomena suatu kejadian, kegiatan dan produk.

Contoh: penelitian proses pelaksanaan konversi minyak tanah

ke gas. 

8) Penelitian sejarah adalah penelitan yang berkenaan dengan

analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlang-

sung di masa lalu. Contoh: penelitian terjadinya G 30 S PKI. 

4.3. Penelitian menurut tingkat explanasinya 1) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk me-

ngetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

(independent) tanpa membuat perbandingan, atau menghu-

bungkan antara varibel yang satu dengan yang lain. Contoh:

penelitian tentang struktur tanah di daerah yang sering

mengalami kebakaran hutan. 

2) Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat

membandingkan.  Contoh: penelitian yang membandingkan ke-

majuan perkembangan sekolah swasta yang berstandar SBI

dengan sekolah negeri yang berstandar nasional. 

16

Page 17: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

3) Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk me-

ngetahui hubungan dua variabel atau lebih. Contoh: penelitian

tentang pengaruh minat siswa terhadap keberhasilan siswa

4.4. Penelitian menurut jenis data dan analisis 1) Penelitian kualitatif adalah peneltian yang menggunakan data

kualitatif (data yang berbentuk data, kalimat, skema, dan gam-

bar). Peneliti kualitatif yang berasumsi masing-masing bahwa

orang berbeda konstruksi maknanya atas kejadian yang sama,

mustahil mengharapkan hasil wawancara yang konsisten antar

individu atau antar kelompok walau mereka berasal dari or-

ganisasi yang sama. Peneliti kualitatif menolak landasan filo-

sofis konsep validitas eksternal, mendasarkan penolakannya

pada asumsi bahwa konteks tidak biasa, atau unik dan selalu

berubah. Berdasarkan asumsi ini, tidak ada alasan untuk

menerapkan konsep generalisabilitas karena temuan-temuan

penelitian tidak akan berlaku pada individu atau konteks ber-

beda. Para peneliti kualitatif memilih istilah transferabilitas yang

lebih psikologis daripada validitas eksternal atau generali-

sabilitas. Tranferablitas berasumsi (a) semua temuan penelitian

hanyalah sekumpulan hipotesis kerja tentang apa yang mung-

kin terjadi ketika hal-hal serupa terjadi dalam konteks serupa

dan (b) hanya para pengguna hasil penelitian yang dapat me-

nentukan apakah sebuah temuan transferabel untuk situasi-

situasi mereka.

2) Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data

kuantitatif (data yang berbentuk angka atau data yang diang-

kakan). Di samping itu, penelitian kuantitatif adalah pendekat-

an-pendekatan terhadap kajian empiris untuk mengumpulkan,

17

Page 18: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk numerik da-

ripada naratif. Menurut Cooper & Schindler (2006), riset kuan-

titatif mencoba melakukan pengukuran yang akurat terhadap

sesuatu. Penelitian kuantitatif sering dipandang sebagai antite-

sis atau lawan dari penelitian kualitatif, walau sebenarnya pem-

bedaan kualitatif-kuantitatif tersebut agak menyesatkan.

Donmoyer beralasan, banyak peneliti kuantitatif tertarik mem-

pelajari aspek-aspek kualitatif dari fenomena. Mereka melaku-

kan kuantifikasi gradasi kualitas menjadi skala-skala numerik

yang memungkinkan analisis statistic. Ciri khas pendekatan

kuantitatif lainnya adalah validitas internal, maksudnya apakah

instrumen penelitian betul-betul mengukur apa yang seharus-

nya diukur. Validitas internal dapat dikaji dengan beberapa

cara: (1) dengan mengorelasikan hasil pengukuran instrumen

dengan hasil pengukuran instrumen lain yang telah mantap

mengukur fenomena yang sama (concurrent validity), (2) de-

ngan menentukan apakah hasil-hasil pengukuran memberikan

prediksi tepat sebagaimana diharapkan (predictive validity),

atau (3) dengan menentukan apakah kajian-kajian empiris men-

dukung atau gagal mendukung hipotesis-hipotesis tentang

konstruk teoritis yang dapat dioperasikan dan diukur oleh

instrumen (construct validity)

5. Relevansi Penelitian Dan Ilmu Pengetahuan Ilmu pengetahuan adalah usaha yang bersifat multi dimen-

sional, sehingga dapat didefinisikan dalam berbagai cara dan tidak

baku. Walau demikian ilmu pengetahuan perlu dilihat sebagai suatu

dasar (basic) proses berpikir manusia dalam melaksanakan berbagai

18

Page 19: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

penelitian. Untuk itu ilmu pengetahuan dapat dihubungkan dengan

metode dan proses penelitian tersebut.

Relevansi penelitian dengan ilmu pengetahuan, berkembang

dari upaya manusia mencari jawaban atas berbagai pertanyaan

seperti “ini apa?”; “itu apa?”; “mengapa begini?”; “mengapa begitu?”

dan selanjutnya berkembang menjadi pertanyaan “bagaimana hal itu

terjadi?” serta “bagaimana memecahkannya?”. Dengan dorongan

ingin tahu tersebut manusia selalu ingin mendapatkan pengetahuan

mengenai permasalahan yang tidak diketahuinya sehingga pada

akhirnya muncul pengetahuan-pengetahuan baru yang dikenal seba-

gai ilmu pengetahuan (knowledgement) yang sistematis dan teror-

ganisir. Dengan menggunakan akal dan pikiran yang reflektif, manu-

sia merasa mampu memecahkan masalah yang dihadapi.

Pendekatan yang digunakan dapat bersifat ilmiah dan non-

ilmiah. Pendekatan ilmiah dapat berupa penelitian-penelitian, sedang-

kan pendekatan non-ilmiah dapat berupa akal sehat, prasangka,

intuisi, penemuan kebetulan atau coba-coba (trial and error) dan

mendapat otoritas ilmiah atau pikiran kritis. Berdasakan pengertian di

atas, terdapat hubungan yang erat antara ilmu pengetahuan dan pe-

nelitian. Para ahli menyebutkan bahwa tidak mungkin memisahkan

ilmu dengan penelitian dan diibaratkan sebagai dua sisi mata uang

yang sama.

Penelitian dan ilmu merupakan hasil dan proses. Penelitian

merupakan proses sedangkan hasilnya adalah ilmu. Ilmu dan pene-

litian merupakan proses yang berlangsung secara bersama-sama.

Artinya ilmu dan penelitian adalah proses yang sama sedangkan

hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth). Kebenaran yang

dimaksudkan adalah pengetahuan yang benar yang kebenarannya

terbuka untuk diuji oleh siapa saja.

19

Page 20: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

     Dengan relevansi atau hubungan tersebut dapat disebutkan

berbagai aspek yang menjadi peranan dari ilmu dan penelitian se-

hingga dapat disebutkan sesuatu yang dilakukan itu merupakan

karya keilmuan, seperti:

1) Mencandra/deskripsi. Fungsi ini berusaha untuk menggambarkan

atau menjelaskan hal-hal yang menjadi pokok permasalahan.

2) Menerangkan/eksplanasi. Fungsi ini berusaha untuk menerangkan

kondisi-kondisi yang mendasari munculnya permasalahan atau

terjadinya peristiwa-peristiwa.

3) Penyusunan teori. Fungsi ini berusaha untuk menyusun teori/

prinsip/ aturan-aturan mengenai hubungan antara kondisi/ peris-

tiwa yang satu dengan yang lain.

4) Peramalan/prediksi. Fungsi ini berusaha untuk mengadakan

ramalan/prediksi, estimasi dan proyeksi terhadap permasalahan/

peristiwa dan dampak yang akan terjadi.

5) Pengendalian/Controling. Fungsi ini berusaha untuk melakukan

tindakan-tindakan pengendalian terhadap permasalahan/peristiwa.

Melakukan penelitian memang dibutuhkan ilmu pengetahuan

dan tidak akan muncul pengetahuan baru bila tidak ada sebuah pe-

nelitian. Dapat diketahui bahwa dari ilmu pengetahuan itu akan

muncul permasalahan-permasalahan baru yang harus dipecahkan

melalui penelitian, dengan ilmu pengetahuan pula penelitian dapat

dikerjakan, dan hasil pemecahan masalah dari penelitian tersebut

juga dapat dijadikan sebagai sebuah ilmu pengetahuan baru. 

20

Page 21: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

PERMASALAHAN PENELITIAN---------------------------------------------------------------------------

1. Pengertian PermasalahanKerlinger (2004) mendefinisikan bahwa permasalahan adalah

kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti; per-

masalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi

tercapainya tujuan. Secara umum, permasalahan adalah kesenjang-

an antara harapan/ideal (das sein) dengan kenyataan/realitas (das sollen).

Permasalahan penelitian berbeda dengan masalah-masalah

lainnya. Tidak semua permasalahan kehidupan dapat menjadi

permasalahan penelitian. permasalahan penelitian terjadi jika ada ke-

senjangan (gap) antara yang seharusnya dengan kenyataan yang

ada; antara apa yang diperlukan dengan yang tersedia; antara

harapan dan kenyataan. Kriteria permasalahan yang dimulai dari

adanya kesenjangan ini biasanya  berbentuk penelitian dengan pen-

dekatan kuantitatif. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, perma-

salahan diperoleh dari adanya ketertarikan terhadap hal-hal yang

unik dan memiliki nilai lebih yang pantas untuk diteliti. Ada beberapa

hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengangkat permasalahan

penelitian, antara lain:

1) Apakah masalah itu sesuatu yang baru, menarik serta menimbul-

kan rasa ingin tahu pada calon peneliti ?

2) Apakah masalah itu sesuai dengan jurusan, kemampuan, dan

latar belakang pendidikanya?

3) Apakah dengan metode tertentu dapat dikumpulkan data yang di-

perlukan?

21

3

Page 22: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

4) Apakah calon peneliti dapat menanggung segala pembiayaannya?

5) Apakah penelitian itu mengandung bahaya, ancaman, atau resiko

lainya?

6) Apakah calon peneliti dapat menyelesaikannya dalam waktu yang

telah tersedia?

Selain pertimbangan tersebut di atas, ada beberapa hal yang

juga harus dipertimbangkan secara ilmiah, apakah penelitian itu

memberikan sumbangan kepada perkembangan pengetahuan, anta-

ra lain:

1) Permasalahan itu hendaknya bertalian dengan konsep-konsep

yang pokok.

2) Permasalahan itu hendaknya mengembangkan atau memperluas

cara-cara mentes suatu teori.

3) Permasalahan itu memberi sumbangan kepada pengembangan

metodologi penelitian dengan menemukan alat, teknik, atau me-

tode baru.

4) Permasalahan itu hendaknya memanfaatkan konsep-konsep teori,

atau data dan teknik-teknik dari disiplin ilmu yang bertalian.

5) Permasalahan itu hendaknya dituangkan dalam desain yang

cermat dengan uraian yang teliti mengenai variabel-variabelnya

serta menggunakan metode-metode yang paling serasi.

2. Sumber Permasalahan PenelitianUntuk menemukan permasalahan dalam penelitian, dapat di-

laksanalan melalui penelusuran beberapa sumber, antara lain:

1) Pengalaman dan pengetahuan

2) Kepustakaan yang berhubungan dengan bidang studi kita

3) Mata kuliah-mata kuliah yang pernah diprogramkan

4) Jurnal, buku-buku, majalah-majalah, dan abstrak-abstrak.

22

Page 23: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

5) Skripsi, tesis, disertasi

6) Profesor-profesor, teman

Untuk dapat menemukan permasalahn penelitian dari sum-

ber-sumber tersebut di atas, perlu adanya dukungan sikap seorang

peneliti, yaitu sikap mandiri dalam menemukan dan mengolah perma-

salahan penelitian. Memang bukan suatu hal yang mudah, akan

tetapi bukan hal yang terlalu sulit juga. Sikap kemandirian akan dapat

dicapai oleh peneliti apabila peneliti bersifat aktif dalam mencari dan

menemukan masalah. Ada beberapa yang dapat dilakukan oleh pe-

neliti akan memiliki sikap yang mandiri, antara lain:

1) Kepekaaan peneliti dalam menangkap fenomena problematic yang

terjadi dalam praktek, baik dalam labolatorium maupun masya-

rakat.

2) Kesiapan peneliti akan pengetahuan teori dan informasi penelitian-

penelitian terdahulu di bidang ilmu yang ditekuni.

3) Ketekunan peneliti mengikuti perkembangan mutakhir pada bi-

dang ilmu yang ditekuni.

3. Karakteristik Masalah yang BaikHal yang yang penting dan perlu diperhatikan oleh peneliti sete-

lah menemukan permasalahan adalah, apakah permasalahan yang

akan diangkat memenuhi karakteristik masalah yang baik. Masalah

yang telah dipilih sebaiknya dianalisis terlebih dahulu, agar hasil

penelitian dapat dilakukan dengan baik, dari segi proses ataupun

tujuannya. Analisis itu dapat dilihat dalam perspektif substansi, teori

dan metode juga proses penelitian dan manfaat penelitian. Disam-

ping itu, agar hasil penelitian benar-benar berarti dan bermakna

(fungsional) sesuai dengan jenis dan tujuan penelitian itu sendiri.

23

Page 24: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih perma-

salahan penelitian.

1) Memiliki nilai penelitian

Masalah yang akan dipecahkan akan berguna atau bermanfaat

yang positif. Terutama jika bermanfaat bagi masyarakat dan ke-

pentingan bersama.

                               2) Memiliki fisibilitas

Fisibilitas artinya masalah tersebut dapat dipecahkan/dijawab.

Faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:

a) Adanya data dan metode untuk memecahkan permasalahan

tersebut,

b) batas-batas masalah yang jelas,

c) adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya,

d) adanya biaya yang diperlukan, dan

e) tidak bertentangan dengan hukum.

3) Sesuai dengan tingkat kemampuan peneliti

4) Aktual

Aktual atau Up to date, artinya permasalahan yang akan diteliti

adalah fakta perilaku yang sedang “hangat” terjadi di tengah

masyarakat. Tentu saja aktualitas sebuah fakta perilaku akan

selalu dinamis dan berubah setiap periode waktu tertentu. Per-

masalahan perilaku seks bebas remaja saat ini terasa lebih aktual

dibandingkan perilaku agresif.

5) Urgen (penting)                                                  

Urgen, artinya permasalahan yang diteliti haruslah sesuatu yang

“mendesak” untuk diteliti. Dengan kata lain jika tidak segera

“jawabannya” akan dapat menimbulkan dampak-dampak negatif

yang dapat merugikan kehidupan manusia. Perilaku rendahnya

kepatuhan membayar pajak jika tidak segera diteliti akan

24

Page 25: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

menimbulkan dampak yang negatif, misalnya menurunnya pene-

rimaan kas negara yang berakibat pada berkurangnya APBN

untuk pembangunan sarana pendidikan, kesehatan dan lain-lain.

Setelah menemukan permasalahan dalam penelitian, peneliti

dapat merumuskan judul penelitian. Judul penelitian yang baik harus

mengandung beberapa unsur antara lain: variabel-variabel yang akan

diteliti, hubungan antara variabel dan  populasi sasaran. Sebelum

menentukan bagaimana penelitian bisa dilakukan, terlebih dahulu

harus menentukan masalah apa saja yang bisa diteliti. Masalah pe-

nelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempermasalah-

kan suatu variabel atau hubungan antara variabel pada suatu feno-

mena. Sedangkan variabel didefinisikan sebagai pembeda antara

sesuatu dengan yang lain.

Masalah penelitian ini akan menentukan kualitas penelitian

yang akan dilakukan. Baik buruknya penelitian seseorang tergantung

bagaimana seorang peneliti tersebut dapat mengidentifikasikan pene-

litian sebaik-baiknya. Menentukan masalah peneltian terkadang sulit,

hal itu dikarenakan kurang faham akan permasalahan tersebut. Untuk

menentukan permasalahan penelitian terlebih dahulu harus mema-

hami sumber masalah. Sumber masalah tersebut bisa berasal dari

manusia, program, dan fenomena di sekitar.

Terkadang kesalahan yang terjadi dalam penelitian adalah be-

rangkat dari paradigma yang salah. Penelitian yang yang benar

adalah dimulai dengan mencari dan mengidentifikasi permasalahan

yang ada. Barulah setelah mendapatkan permasalahan yang jelas,

baru bisa penelitian dilakukan. Banyak di antara peneliti terutama

mahasiswa ketika melakukan penelitian ilmiah, memulai dengan cara

yang salah, yaitu menentukan judul baru kemudian menentukan

permasalahan. Sebenarnya hal itu tidak benar dan perlu dibenarkan.

25

Page 26: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Kriteria masalah penelitian yang baik, antara lain:

1) Topik atau judul menarik

2) Pemecahan masalah benar-benar bermanfaat bagi orang-orang

dalam lapangan pekerjaan atau bidang tertentu.

3) Masalah harus merupakan hal baru

4) Masalah harus mengandung rancangan yang lebih kompleks.

5) Harus dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diinginkan

6) Tidak bertentangan dengan etika dengan moral

Agar masalah penelitian yang kita pilih benar-benar tepat, bi-

asanya masalah perlu dievaluasi. Evaluasi masalah penelitian harus

berdasarkan beberapa parameter yaitu :

(1) Menarik,

(2) Bermanfaat,

(3) Hal Yang Baru,

(4) Dapat Diuji (Diukur),

(5) Dapat   Dilaksanakan,

(6) Merupakan Masalah Yang Penting,

(7) Tidak Melanggar Etika.

Perumusan  masalah merupakan salah satu tahap di antara

sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat

penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu

kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan

membuahkan hasil apa-apa. Perumusan  masalah atau  research questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan

sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik

dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam

kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara feno-

mena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab mau-

pun sebagai akibat. Mengingat demikian pentingnya kedudukan

26

Page 27: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

perumusan masalah di dalam kegiatan penelitian, sampai-sampai

memunculkan suatu anggapan yang menyatakan bahwa kegiatan

melakukan perumusan masalah, merupakan kegiatan separuh dari

penelitian itu sendiri.

Perumusan masalah penelitian dapat dibedakan dalam dua

sifat, meliputi:

(1) perumusan masalah deskriptif, apabila tidak menghubungkan

antar fenomena, dan 

(2) perumusan masalah eksplanatoris, apabila rumusannya menun-

jukkan adanya hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih

fenomena.

Perumusan  masalah memiliki fungsi sebagai berikut:

(1) Fungsi pertama adalah sebagai pendorong suatu kegiatan peneli-

tian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai

penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat

dilakukan. 

(2) Fungsi kedua, adalah sebagai pedoman, penentu arah atau fokus

dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati,

akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sam-

pai di lapangan. 

(3) Fungsi ketiga dari perumusan masalah, adalah sebagai penentu

jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh

peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan

oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data

mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui

perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang

bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak

relevan bagi kegiatan penelitiannya.

27

Page 28: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

(4) fungsi keempat dari suatu perumusan masalah adalah dengan

adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menja-

di dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan men-

jadi populasi dan sampel penelitian.

Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipe-

nuhi dalam perumusan masalah penelitian yaitu:

(1) kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud

kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik per-

tanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan

yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghu-

bungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan

manusaia.

(2) Kriteria Kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat

atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkem-

bangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan

akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik se-

bagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan

teori-teori yang sudah ada.

(3) Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang ba-

ik, juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan prag-

matis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan

implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan se-

cara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan

manusia.

Berkenaan dengan penempatan rumusan masalah penelitian,

didapati beberapa variasi, antara lain:

(1) Ada yang menempatkannya di bagian paling awal dari suatu sis-

tematika peneliti,

28

Page 29: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

(2) Ada yang menempatkan setelah latar belakang atau bersama-

sama dengan latar belakang penelitian dan

(3) Ada pula yang menempatkannya setelah tujuan penelitian. Di

manapun rumusan masalah penelitian ditempatkan, sebenarnya

tidak terlalu penting dan tidak akan mengganggu kegiatan pene-

litian yang bersangkutan, karena yang penting adalah bagaimana

kegiatan penelitian itu dilakukan dengan memperhatikan rumusan

masalah sebagai pengarah dari kegiatan penelitiannya. Artinya,

kegiatan penelitian yang dilakukan oleh siapapun, hendaknya me-

miliki sifat yang konsisten dengan judul dan perumusan masalah

yang ada. Kesimpulan yang didapat dari suatu kegiatan penelitian,

hendaknya kembali mengacu pada judul dan permasalahan pene-

litian yang telah dirumuskan.

Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik

ialah dengan melakukan proses penyempitan masalah dari yang

sangat umum menjadi lebih khusus dan pada akhirnya menjadi

masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti. Perlu juga adanya

pertimbangan dalam penentuan masalah, diantaranya sebagai

berikut:

1) Dapat Dilaksanakan.

Jika kita memilih masalah tertentu, maka pertanyaan-pertanyaan

di bawah ini bermanfaat bagi kita untuk mengecek apakah kita

dapat atau tidak melakukan penelitian dengan masalah yang kita

tentukan:

a. Apakah masalah tersebut dalam jangkauan kita?

b. Apakah kita mempunyai cukup waktu untuk melakukan pene-

litian dengan persoalan tersebut?

29

Page 30: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

c. Apakah kita akan mendapatkan akses untuk memperoleh

sample yang akan kita gunakan sebagai responden sebagai

sarana pemerolehan data dan informasi.?

d. Apakah kita mempunyai alasan khusus sehingga kita percaya

akan dapat memperoleh jawaban dari masalah yang kita

rumuskan?

e. Apakah metode yang diperlukan sudah kita kuasai?

2) Jangkauan Penelitiannya.

Apakah masalahnya cukup memadai untuk diteliti? Apakah jum-

lah variabelnya sudah cukup? Apakah jumlah datanya cukup un-

tuk dilaporkan secara tertulis?

3) Keterkaitan.

Apakah kita tertarik dengan masalah tersebut dan cara peme-

cahannya? Apakah masalah yang kita teliti berkaitan dengan

latar belakang pengetahuan atau pekerjaan kita? Jika kita

melakukan penelitian dengan masalah tersebut apakah kita akan

mendapatkan nilai tambah bagi pengembangan diri kita?

4)  Nilai Teoritis.

Apakah masalah yang akan diteliti akan mengurangi adanya ke-

senjangan teori yang ada? Apakah pihak-pihak lain , seperti

pembaca atau pemberi dana akan mengakui kepentingan studi

ini? Apakah hasil penelitiannya nanti akan memberikan sum-

bangan pengetahuan terhadap ilmu yang kita pelajari? Apakah

hasil penelitiannya layak dipublikasikan?

5)  Nilai Praktis.

Apakah hasil penelitiannya nantinya akan ada nilai-nilai praktis

bagi para praktisi di bidang yang sesuai dengan masalah yang

akan diteliti? Pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan

nilai praktis ini sebagai berikut:

30

Page 31: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

a) Apakah pemecahan masalah dalam penelitian itu dapat

meningkatkan praktik atau pelaksanaan pendidikan?

b) Apakah para praktisi psikologi/pendidikan itu nanti akan ter-

tarik dengan hasil penelitian yang anda lakukan?

c) Apakah hasil penelitian itu nanti bisa mengubah sistem pendi-

dikan?

d) Apakah dengan hasil penelitian itu nanti akan mengubah cara-

cara Anda dalam melaksanakan praktik pendidikan?

Secara singkat, cara perumusan masalah yang baik adalah se-

bagai berikut :

1) Menguraikan masalah utama sesuai dengan latar belakang pene-

litian dan judul penelitian. Alangkah baiknya apabila peneliti mam-

pu membuat definisi atau rumusan masalah.

2) Menyusun masalah yang akan diteliti yang dijadikan fokus atau

pokok-pokok penelitian sesuai dengan urutan judul penelitian.

3) Setiap pokok penelitian erat hubungannya dengan variabel yang

diteliti, serta kaitan antara variabel yang satu dengan variabel

yang lainnya secara rasional dan proporsional.

4) Pokok-pokok yang akan diteliti diungkapkan berbentuk kalimat

tanya.

5) Setiap pokok penelitian merupakan definisi operasional variabel.

6) Setiap variabel yang diteliti harus jelas menggambarkan objek

yang diteliti.

7) Dari setiap indikator yang diteliti harus disesuaikan dengan jenis

instrumen penelitian yang bisa mengungkap masalah yang dicari

jawabannya.

8) Jawaban penelitian sesuai dengan jenis penelitian apakah pene-

litian kualitatif atau penelitian kuantitatif.

31

Page 32: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

4. Identifikasi Masalah PenelitianMengidentifikasi masalah bukan hal yang mudah dan bahkan

mungkin dapat dianggap sebagai sesuatu pekerjaan yang paling sulit

dalam suatu proses penelitian. Kesulitan tersebut masih bertambah

karena tidak adanya formulasi yang pasti dalam hal bagaimana

mencari permasalahan penelitian. Oleh karena itu, biasanya para pe-

neliti selalu berkonsultasi dengan pembimbing atau sesama peneliti.

Kesulitan mencari permasalahan biasanya juga tergantung pada ke-

tajaman para peneliti itu sendiri dalam menyeleksi dan merasakan

sesuatu yang dapat dimasukkan sebagai permasalahan.

Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian bukan sekedar

mendaftar sejumlah masalah, tetapi kegiatan ini lebih daripada itu

karena masalah yang telah dipilih hendaknya memiliki signifikansi

untuk dipecahkan. Berdasarkan identifikasi terhadap masalah-masa-

lah, maka peneliti menentukan skala prioritas yaitu menentukan ma-

salah-masalah mana yang perlu segera dilakukan pemecahan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa identifikasi masalah

merupakan upaya untuk mengelompokkan, mengurutkan sekaligus

memetakkan masalah-masalah tersebut secara sistematis berdasar-

kan keahlian bidang peneliti. Bila daftar pertanyaan telah dibuat dan

disusun sesuai urutan yang paling mendasar, maka perlu dipilih dan

ditemukan (identifikasi) masalah yang laik untuk dilakukan penelitian

dan dicari jawabannya. Laik tidaknya suatu masalah yang diteliti ter-

gantung ketajaman dan kemandirian (kepekaan, kesiapan dan kete-

kunan) peneliti yang bersangkutan. Identifikasi masalah perlu mem-

perhatikan apakah masalah/ fokus yang dipilih cukup: (1) esensial/

menduduki urutan paling penting diantara masalah-masalah yang

ada, (2) urgen/mendesak untuk dipecahkan, (3) bermanfaat bila

dipecahkan.

32

Page 33: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Walaupun dari proses identikasi masalah telah berhasil

ditemukan satu masalah, ternyata masih perlu mempertimbangkan

beberapa hal untuk menjadikannya sebagai fokus penelitian. Hal-hal

yang perlu diperhatikan adalah minat/motivasi/dorongan peneliti,

kemampuan peneliti, lokasi penelitian, sumber data (populasi dan

sampel), waktu, pendekatan/metode yang digunakan, buku sumber

yang tersedia, etika dan birokrasi. Bila kesemua hal tersebut telah

terpenuhi maka suatu fokus masalah dapat dijadikan sebagai masa-

lah penelitian untuk dicari jawabannya.

Secara garis besar, ada beberapa bentuk analisis yang perlu

diperhatikan:

1) Analisis Substansi Masalah

Analisis substansi masalah itu sendiri. Masalah yang dipilih me-

miliki relevansi akademik dalam arti termasuk bidang keilmuan

apa; misalnya sosiologi, antropologi, filologi, manajemen, teologi

dan sebagainya. Dengan mengetahui kedudukan masalah dalam

konteks keilmuan yang ada, peneliti dapat menelusuri dan menda-

lami permasalahan itu dan menempatkannya dalam pokok ba-

hasan atau sub pokok bahasan bidang ilmu tersebut. Dengan cara

ini peneliti dengan mantap memiliki pangkal tolak dan sudut

pandang keilmuan yang ada.

2) Analisis Teori Dan Metode

Peneliti hendaknya senantiasa menyadari bahwa perumusan ma-

salah dalam penelitiannya didasarkan atas upaya menemukan

teori dari dasar sebagai acuan utama. Oleh karena itu, setiap pe-

nelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir

dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Maka, perlu di-

susun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran untuk

memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang teori-teori

33

Page 34: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

yang akan dipakai sebagai landasan penelitian yang akan digu-

nakan. Uraian dalam menganalisis teori merupakan hasil berpikir

rasional yang dituangkan secara tertulis meliputi aspek-aspek

yang terdapat di dalam masalah atau sub masalah yang akan di-

teliti. Masalah yang diteliti hendaknya dapat dicari rujukan kepus-

takaan, perspektif teoritik dan metodenya. Dengan pertimbangan

ini dapat ditelusuri kajian kepustakaan baik berupa buku jurnal

maupun hasil penelitian terdahulu, penelitian semakin tajam dan

terarah dalam memfokuskan penelitiannya. Perspektif teoritik ber-

manfaat bagi peneliti agar penelitian yang dilakukan memi-

liki starting point dan point of view yang jelas sehingga peneliti

akan semakin peka dan kritis dalam mencermati setiap fenomena.

3) Analis Institusional

Jenis, bobot dan tujuan penelitian hendaknya disesuaikan dengan

institusi mana peneliti memperpersembahkan penelitiannya. Pene-

litian untuk skripsi tentu memiliki kulalifikasi yang berbeda dengan

tesis atau disertasi. Perbedaan bisa terletak pada substansinya,

seperti kedalaman, keluasan, keaslian, kejelasan, keutuhan masa-

lah yang diangkat; atau pada metodologinya seperti perspektif

teoritik dan analisisnya; maupun pada teknik penulisan atau pela-

porannya.

4) Analisis Metodologis

Masalah yang diangkat hendaknya terjangkau, baik dari aspek

metode pengumpulan data maupun datanya itu sendiri. Peneli-

tian yang melibatkan para elite biasanya lebih sulit dilakukan

daripada masyarakat awam, maupun agama, lebih sedikit jum-

lahnya. Penelitian tentang keuangan biasanya juga lebih sedikit

karena datanya sulit dicari.

34

Page 35: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

KAJIAN TEORI/PUSTAKA---------------------------------------------------------------------

1. Pengkajian Teori/pustakaPengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau

studi pustaka. Karena teori secara nyata dapat diperoleh melalui studi

atau kajian kepustakaan. Studi kepustakaan atau studi literatur,

selain dari mencari sumber data sekunder yang akan mendukung

penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu

yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai ke

mana terdapat kesimpulan dan generalisasi yang pernah dibuat

sehingga situasi yang diperlukan diperoleh.

Kajian teori/pustaka memiliki tiga pengertian yang berbeda.

1) Kajian teori/pustaka adalah seluruh bahan bacaan yang mungkin

pernah dibaca dan dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan

maupun sebagai koleksi pribadi.

2) Kajian teori/pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau

landasan teori, yaitu teori-teori yang digunakan untuk

menganalisis objek penelitian. Oleh sebab itu, sebagian peneliti

menggabungkan kajian pustaka dengan kerangka teori.

3) Kajian teori/pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang secara

khusus berkaitan dengan objek penelitian yang sedang dikaji.

Kegiatan penyusunan kajian teori/pustaka bertujuan mengum-

pulkan data dan informasi ilmiah, berupa teori-teori, metode, atau

pendekatan yang pernah berkembang dan telah di dokumentasikan

dalam bentuk buku, jurnal, naskah, catatan, rekaman sejarah, doku-

men-dokumen, dan lain-lain yang terdapat di perpustakaan. Selain

itu, kajian ini dilakukan dengan tujuan menghindarkan terjadinya

35

4

Page 36: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

pengulangan, peniruan, plagiat. Dasar pertimbangan perlu disu-

sunnya kajian teori/pustaka dalam suatu rancangan penelitian di-

dasari oleh kenyataan bahwa setiap objek kultural merupakan gejala

multidimensi sehingga dapat dianalisis lebih dari satu kali secara

berbeda-beda, baik oleh orang yang sama maupun berbeda. Ber-

dasarkan berbagai pendapat ahli, kajian teori/pustaka adalah bahan-

bahan bacaan yang berkaitan dengan objek penelitian yang pernah

dibuat yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian yang

dikaji.

2. Cara Menyusun Kajian teori/PustakaMenurut cara penyajiannya, kajian teori/pustaka dapat dibe-

dakan menjadi dua macam, yaitu (a) penyajian sesuai dengan tahun

penelitian; dan (b) penyajian disesuaikan relevansi, kedekatannya

dengan objek.

1) Sesuai dengan Tahun Penelitian

Cara penyajian kajian pustaka dalam jenis ini disajikan secara

kronologis dengan pertimbangan bahwa aspek kesejarahan

memiliki makna tertentu dalam menentukan objektivitas penelitian

seperti dilakukan dalam berbagai analisis persepsi masyarakat.

2) Sesuai dengan Relevansi dan Kedekatan dengan Objek

Cara kedua dilakukan dengan pertimbangan relevansi kedekatan

penelitian dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan.

Sebagai penelitian ilmiah cara kedua ini dianggap lebih baik

dengan pertimbangan bahwa penelitian yang dilakukan memang

baru berbeda dengan penelitian lain. Selain itu, penelitian yang

memiliki relevansi paling kuat yang mengantarkan peneliti untuk

melakukan penelitian selanjutnya sekaligus menghindarkan

terjadinya duplikasi.

36

Page 37: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Selain kedua jenis di atas, terdapat pula dua cara penyajian

kajian teori/pustaka yang berbeda, yaitu (a) secara deskriptif; (b)

secara deskriptif dengan analisis.

1) Penyajian kajian teori/Pustaka secara Deskriptif

Penyajian kajian teori/pustaka secara deskriptif ini hanya meng-

uraikan tanpa menyebutkan persamaan dan perbedaannya de-

ngan pertimbangan bahwa analisis akan diuraikan pada bab beri-

kutnya.

2) Penyajian Kajian teori/pustaka secara Deskriptif dengan Analisis

Penyajian kajian teori/pustaka secara deskriptif dengan analisis

selain berbentuk deskripsi juga disertai penjelasan tentang perbe-

daan dan persamaannya.

Dengan demikian, kajian teori/pustaka menunjukkan di mana

posisi penulis dalam kaitannya dengan penelitian yang sudah pernah

dilakukan, apakah menolak, mengkritik, menerima, dan atau yang

lainnya. Penyusunan kajian teori/pustaka meliputi beberapa langkah

sebagai berikut:

1) Membaca karya-karya ilmiah hasil penelitian sebelumnya yang

terkait

2) Mencatat hasil intrepretasi terhadap bahan-bahan bacaan

3) Menyusun kajian pustaka berdasarkan hasil analisis terhadap kar-

ya ilmiah sebelumnya yang relevan.

Berikut beberapa jenis sumber bacaan yang dapat digunakan

untuk memperoleh teori-teori yang relevan.

1)  Buku Teks

Buku teks adalah tulisan ilmiah yang dijilid rapi yang diterbitkan

dengan interval yang tidak tentu. Buku teks berkenaan dengan

suatu bidang ilmu yang isinya menyeluruh dan biasanya digu-

nakan sebagai buku wajib dalam mata kuliah tertentu.

37

Page 38: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

2) Jurnal

Jurnal adalah majalah ilmiah yang berisi tulisan ilmiah atau hasil-

hasil seminar yang diterbitkan oleh himpunan profesi ilmiah. Jurnal

yang berisi hanya ringkasan-ringkasan artikel dari pengarang dina-

makan review journal atau abstract journal. Review journal adalah

majalah ilmiah yang berisi artikel-artikel yang dipersingkat dalam

suatu cabang pengetahuan.Abstract journal adalah majalah ilmiah

yang berisi singkatan atau ikhtisar (judul, metode serta kesimpul-

an) dari artikel-artikel pada jurnal-jurnal terbaru.

3) PeriodicalPeriodical adalah majalah ilmiah yang diterbitkan secara berkala

oleh lembaga-lembaga baik pemerintah atau swasta yang berisi

hasil penelitian yang dikerjakan.

4) YearbookYearbook adalah buku mengenai fakta-fakta dan statistik setahun

yang diterbitkan tiap tahun oleh lembaga pemerintah atau swasta,

yang diterbitkan setiap tahun. Ada kalanya tiap tahun yearbook yang dikeluarkan membahas suatu masalah bidang ilmu.

5)  Buletin

Buletin adalah tulisan ilmiah pendek yang diterbitkan secara ber-

kala yang berisi catatan-catatan ilmiah ataupun petunjuk-petunjuk

ilmiah tentang satu kegiatan operasional. Biasanya dikeluarkan

oleh lembaga negara ataupun oleh himpunan profesi lilmiah. Tiap

buletin biasanya berisi satu artikel saja. Jika bulletin berisi satu

artikel mengenai hasil penelitian, sering disebut contributions.6) Circular

Circular adalah tulisan ilmiah pendek dan praktis, biasanya

dikeluarkan oleh lembaga negara atau swasta seperti universitas,

lembaga penelitian, dinas-dinas dan sebagainya.

38

Page 39: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

7) LeafletLeaflet berisi karangan kecil yang sifatnya ilmiah praktis. Diter-

bitkan oleh lembaga negara atau swasta, dengan interval yang

tidak tetap.

8) Annual ReviewAnnual review berisi ulasan-ulasan tentang literatur yang telah

diterbitkan selama masa setahun atau beberapa tahun yang

lampau. Dalam menggunakan annual review, dimulai dengan

mencariannual review terbaru kemudian mundur ke jilid-jilid se-

belumnya.

9)  Off PrintAdakalanya perpustakaan mendapat kiriman artikel dari pe-

ngarang yang terlepas dari majalah atau dari buku teks. Bahan

demikian dinamakan off print.10) Reprint

Reprint merupakan satu dari artikel yang sudah dimuat dalam satu

majalah ilmiah kemudian dicetak ulang oleh penerbit secara terpi-

sah dan diberi sampul.

11) Recent AdvanceRecent advance adalah majalah ilmiah yang berisi artikel-artikel

yang tidak diperoleh dalam review journals.12)  Bibliografi

Bibliografi adalah buku yang berisi judul-judul artikel yang mem-

bahas bidang ilmu tertentu. Dalam buku tersebut diberikan judul,

pengarang, tahun penerbitan, nama penerbitan serta halaman dari

sumber mana artikel tersebut dimuat. Bibliografi ini merupakan

buku referensi pada perpustakaan. Pembaca dengan membaca

buku ini memperoleh petunjuk mengenai artikel-artikel yang

39

Page 40: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

berguna dalam bidang ilmu tertentu, dan dalam buku atau majalah

ilmiah mana artikel tersebut dapat diperoleh.

13) HandbookHandbook adalah buku kecil yang diterbitkan oleh lembaga negara

atau swasta yang biasanya berisi petunjuk-petunjuk tentang suatu

masalah tertentu, ataupun tentang sutau fenomena yang bersifat

umum. Handbook ini bisa saja mempunyai pengarang, ataupun

tanpa pengarang, tetapi dikumpulkan oleh suatu instansi tertentu.

14) Manual

Manual adalah buku petunjuk tentang mengerjakan atau melaku-

kan sesutau secara terperinci. Biasanya mengenai suatu masalah

praktis, baik dalam mengukur, melakukan kegiatan atau memakai

sesuatu secara benar.

3.  Manfaat Kajian Teori/PustakaAda empat manfaat dari kajian teori/pustaka yaitu:

1) Dapat terhindar dari terjadinya peniruan, plagiasi, dan penipuan

dalam berbagai bentuknya

2) Sebagai tanggung jawab moral, kejujuran bagi seorang ilmuwan

untuk menghargai pendapat orang lain.

3) Menunjukkkan bahwa masalah yang diteliti memang kaya makna

sehingga layak untuk dibicarakan kembali

4) Menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan memang berbeda,

sekaligus menunjukkan bahwa dalam penelitian yang sedang

dilakukan akan ditunjukkan hal-hal baru yang berbeda dengan

penelitian lain.

Setelah menyusun kajian teori/pustaka, yang berisi deskripsi

analitis bahan bacaan dari hasil penelitian sebelumnya yang relevan,

langkah selanjutnya adalah menyusun landasan teori. Landasan teori

40

Page 41: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

adalah pembicaraan tentang teori, bagaimana konsep-konsepnya,

siapa yang menggagas, kapan ditemukan, dan sebagainya. Kajian

pustaka adalah pustaka yang secara khusus berkaitan dengan objek

formal. Dengan kata lain landasan teori bersifat umum dan kajian

pustaka bersifat khusus.

Terdapat lima hal yang diperhatikan dalam penyusunan lan-

dasan teori/pustaka:

1) Teori harus disusun secara hierarkis, teori disusun dari yang

paling relevan kemudian ditambah dengan teori pelengkap atau

komplementer.

2) Menghindari penggunaan secara eksplisit teori tertantu untuk

menganalisis masalah tertentu dan aplikasinya pada bab-bab ter-

tentu. Cara demikian dapat terjadi pemisahan masalah yang satu

dengan masalah yang lain.

3) Menggunakan teori yang paling baru yang usianya lebih dari lima

tahun diterbitkan dianggap kurang mutakhir.

4) Menggindari penggunaan teori yang hakikatnya berlawanan.

5) Landasan teori hendaknya mengandung lima unsur sebagai

berikut:

a. Judul teori, misalnya semiotika, feminis, konstruktivis, dll.

b. Penemu atau penggagas

c. Konsep-konsep kunci

d. Sejarah perkembangan secara singkat

e. Bagaimana penggunaannya dengan contoh-contoh secara

nyata sesuai dengan objek.

Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan landasan teori

adalah:

1) Teori yang digunakan memenuhi tiga kriteria kelayakan teori yaitu:

41

Page 42: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

a. Relevansi, berarti teori yang dikemukakan sesuai dengan ma-

salah yang diteliti

b. Kemutakhiran, terkait dengan kebaruan teori atau referensi

yang dipakai.

c. Keaslian, terkait dengan keaslian sumber.

2) Jumlah teori yang digunakan tergantung pada fokus penelitian

yang kita tetapkan.

3)  Dalam landasan teori definisi setiap fokus penelitian dikemukakan

ruang lingkup, keluasan, serta kedalamannya.

4) Tidak perlu dibuat kerangka teori sebagai dasar untuk perumusan

hipotesis karena penelitian kualitatif tidak menguji hipotesis.

5) Teori-teori yang dikembangkan bersifat sementara dan akan

berkembang atau berubah setelah kita berada di lapangan.

42

Page 43: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

HIPOTESIS PENELITIAN-----------------------------------------------------------------------

1. Pengertian HipotesisHipotesis berasal dari perkataan hipo (hypo) dan tesis (the-

sis). Hipo berarti kurang dari, sedangkan tesis berarti pendapat. Jadi

hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya

masih sementara. Hipotesis merupakan suatu kemungkinan jawaban

dari masalah yang diajukan. Hipotesis timbul sebagai dugaan yang

bijaksana dari peneliti atau diturunkan (deduced) dari teori yang telah

ada.

Pengertian lain menyatakan bahwa hipotesis merupakan ja-

waban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana ru-

musan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hal

tersebut juga didukung oleh pernyataan Kerlinger (2004),  hipotesis

adalah pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan antara

dua variabel atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat

pernyataan (declarative) dan menghubungkan secara umum maupun

khusus-variabel yang satu dengan variabel yang lain.

Secara teknis, hipotesis merupakan pernyataan mengenai

keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data

yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik, hipotesis

merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji

melalui statistik sampel. Ditinjau dalam hubungannya dengan

variabel, hipotesis merupakan pernyataan tentang keterkaitan antara

variabel-variabel (hubugan atau perbedaan antara dua variabel atau

lebih). Ditinjau dalam hubungannya dengan teori ilmiah, hipotesis

merupakan deduksi dari teori ilmiah (pada penelitian kuantitatif) dan

43

5

Page 44: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

kesimpulan sementara sebagai hasil observasi untuk menghasilkan

teori baru (pada penelitian kualitatif).

2. Fungsi HipotesisSecara singkat hipotesis berfungsi sebagai berikut.

1) Untuk merumuskan jawaban sementara terhadap pertanyaan-per-

tanyaan yang muncul sehubungan dengan peristiwa yang terjadi.

2) Untuk menguji kebenaran suatu teori, pendapat, atau pernyataan.

3) Untuk memberi ide dalam mengembangkan suatu teori atau pen-

dapat.

4) Untuk memperluas dan menjuruskan pengetahuan dan pengertian

kita terhadap gejala-gejala yang akan diteliti.

Dalam penelitian kuantitatif, keberadaan hipotesis dipandang

sebagai komponen penting dalam penelitian. Oleh karena itu sebe-

lum terjun ke lapangan hendaknya peneliti telah merumuskan hipo-

tesis penelitiannya. Pentingnya hipotesis dalam penelitian dapat

dijelaskan sebagai berikut. hipotesis merupakan hal yang sangat

berguna. Terkait dengan hal itu, Kegunaan hipotesis penelitian, yaitu:

1) Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala

serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.

Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya

mengenai masalah pendidikan, orang harus melangkah lebih jauh

daripada sekedar mengumpulkan fakta-fakta yang berserakan,

untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada di

antara fakta-fakta itu. Antar-hubungan dan generalisasi ini akan

memberikan gambaran pola, yang penting bagi pemahaman

persoalan. Pola semacam itu tidak mungkin menjadi jelas selama

pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah

terencana dengan baik akan memberikan arah dan mengemu-

44

Page 45: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

kakan penjelasan-penjelasan. Karena hipotesis itu dapat diuji dan

divalidasi (diuji keshahihannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka

hipotesis dapat membantu kita memperluas pengetahuan.

2) Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang berlang-

sung dapat diuji dalam penelitian. Pertanyaan tidak dapat diuji

secara langsung. Penelitian memang dimulai dengan suatu per-

tanyaan, tatapi hanya hubungan antara variabel-variabel sajalah

yang dapat diuji. Misalnya, orang tidak akan menguji pertanyaan

“Apakah komentar guru terhadap pekerjaan murid menyebabkan

peningkatan hasil belajar secara nyata?” Akan tetapi orang dapat

menguji hipotesis yang tersirat dalam pertanyaan tersebut: “Ko-

mentar guru terhadap hasil pekerjaan murid menyebabkan me-

ningkatnya hasil belajar hasil belajar murid secara nyata”. Atau

yang lebih spesifik lagi, “Skor hasil belajar siswa yang menerima

komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih

tinggi daripada skor siswa yang tidak menerima komentar guru

atas pekerjaan mereka sebelumnya”. Selanjutnya orang dapat

meneliti hubungan antara kedua variabel itu, yaitu komentar guru

dan prestasi siswa.

3) Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.

4) Hipotesis merupakan tujuan khusus. Dengan demikian hipotesis

juga menentukan sifat-sifat data yang diperlukan guna menguji

pernyataan tersebut. Secara sangat sederhana, hipotesis menun-

jukkan kepada peneliti apa yang harus dilakukan. Fakta-fakta yang

harus dipilih dan diamati adalah fakta yang ada hubungannya

dengan pertanyaan tertentu. Hipotesislah yang menentukan re-

levansi fakta-fakta itu. Hipotesis dapat memberikan dasar bagi

pemilihan sampel serta prosedur penelitian yang harus dipakai.

45

Page 46: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

5) Hipotesis juga dapat menunjukkan analisis statistik yang diper-

lukan agar ruang lingkup studi tersebut tetap terbatas, dengan

mencegahnya menjadi terlalu sarat.

6) Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan.

7) Hipotesis akan sangat memudahkan peneliti kalau ia mengambil

setiap hipotesis secara terpisah dan menyatakan kesimpulan yang

relevan dengan hipotesis itu. Artinya, peneliti dapat menyusun

bagian laporan tertulis ini di seputar jawaban-jawaban terhadap

hipotesis semula, sehingga membuat penyajian itu lebih berarti

dan mudah dibaca.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan hipotesis

adalah sebagai berikut.

1) Hipotesis harus bertalian dengan teori tertentu, maksudnya hipo-

tesis itu harus didasarkan pada teori-teori yang telah ada dalam

literatur atau buku-buku ilmu pengetahuan.

2) Hipotesis harus dapat diuji dengan data-data empiris, maksudnya

hipotesis itu harus dapat dites berdasarkan hasil data-data pe-

nelitian yang terkumpul. Itulah sebabnya hipotesis tidak boleh

mengandung unsur-unsur moral, sikap, atau nilai-nilai.

3) Kemampuan menentukan anggapan dasar dalam penelitian dapat

digali melalui:

a. Banyak membaca buku, surat kabar, dan sebagainya.

b. Banyak mendengar berita, ceramah, dan pembicaraan.

c. Banyak berkunjung ke tempat-tempat tertentu yang berhubung-

an dengan penelitian.

d. Mengadakan  praduga,  mengabstraksi berdasarkan perbenda-

haraan pengetahuannya.

Berdasarkan bentuknya, hipotesis ada tiga macam, yaitu:

1)  Hipotesis kerja/hipotesis alternatif (Ha).

46

Page 47: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X

dan Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok tertentu.

a. Jika … maka …

Contoh: Jika program KB terlaksana, maka laju pertumbuhan

penduduk Indonesia dapat dikendalikan.

b. Ada perbedaan antara … dan …

Contoh: Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk

desa dalam berperilaku.

c.  Ada pengaruh … terhadap …

Contoh: Ada pengaruh dari adanya listrik masuk desa terhadap

perubahan pola kehidupan masyarakat desa.

2)  Hipotesis nol (nullhypotheses) atau Ho. Hipotesis nol sering disebut hipotesis statistik karena biasa di-

pakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan

perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya per-

bedaan antara dua variabel atau tidak adanya pengaruh variabel

X terhadap variabel Y. Rumusan hipotesis nol sebagai berikut.

a. Tidak ada perbedaan antara … dengan …

Contoh: Tidak ada perbedaan antara siswa kelas I dengan

siswa kelas III dalam disiplin belajar.

b. Tidak ada pengaruh …dengan …

Contoh: Tidak ada pengaruh antara jarak rumah ke sekolah

dengan mengikuti pelajarandi sekolah.

3)  Hipotesis statistik

Hipotesis statistik, yaitu hipotesis yang menyatakan hasil obser-

vasi tentang populasi (manusia atau benda) dalam bentuk kuali-

tatif.

47

Page 48: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Beberapa kriteria pernyataan hipotesis baik yaitu :

1) Hipotesis adalah pernyataan tetang relasi antara variabel-variabel.

Hipotesis harus merupakan pernyataan terkaan tentang hubung-

an-hubungan antar variabel. Ini berarti bahwa hipotesis mengan-

dung dua atau lebih variabel-variabel yang dapat diukur ataupun

secara potensial dapat diukur. Hipotesis menspesifikasikan bagai-

mana variabel-variabel tersebut berhubungan.

2) Hipotesis harus sesuai dengan fakta

3) Hipotesis harus cocok dengan fakta. Artinya, hipotesis harus

terang. Kandungan konsep dan variabel harus jelas. Hipotesis

harus dapat dimengerti, dan tidak mengandung hal-hal yang

metafisik. Sesuai dengan fakta, bukan berarti hipotesis baru

diterima jika hubungan yang dinyatakan harus cocok dengan

fakta.

4) Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan

tumbuhnya ilmu pengetahuan. Hipotesis juga harus tumbuh dari

dan ada hubunganya dengan ilmu pengetahuan dan berada dalam

bidang penelitian yang sedang dilakukan. Jika tidak, maka hipo-

tesis bukan lagi terkaan, tetapi merupakan suatu pertanyaan yang

tidak berfungsi sama sekali.

5) Hipotesis harus dapat diuji.Hipotesis harus dapat diuji, baik dengan nalar dan kekuatan

memberi alasan ataupun dengan menggunakan alat-alat statistika.

Alasan yang diberikan biasanya bersifat deduktif. Sehubungan

dengan ini, maka supaya dapat diuji, hipotesis harus spesifik.

Pernyataan hubungan antar variabel yang terlalu umum biasanya

akan memperoleh banyak kesulitan dalam pengujian kelak.

6) Hipotesis harus sederhana.

48

Page 49: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk yang sederhana dan ter-

batas untuk mengurangi timbulnya kesalahpahaman pengertian.

Semakin spesifik atau khas sebuah hipotesis dirumuskan, semakin

kecil pula kemungkinan terdapat salah pengertian dan semakin

kecil pula kemungkinan memasukkan hal-hal yang tidak relevan ke

dalam hipotesis.

7) Hipotesis harus bisa menerangkan fakta.

Hipotesis juga harus dinyatakan daam bentuk yang dapat

menerangkan hubungan fakta-fakta yang ada dan dapat dikaitkan

dengan teknik pengujian yang dapat dikuasai. Hipotesis harus

dirumuskan sesuai dengan kemampuan teknologi serta keteram-

pilan menguji dari si peneliti.

Secara umum, hipotesis yang baik harus mempertimbangkan

semua fakta-fakta yang relevan, harus masuk akal dan tidak berten-

tangan dengan hukum alam yang telah diciptakan Tuhan. Hipotesis

harus dapat diuji dengan aplikasi deduktif atau induktif untuk verifi-

kasi. Hipotesis harus sederhana.

3. Bentuk Rumusan HipotesisBentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan

rumusan masalah penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya,

maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan

masalah deskriptif (variabel mandiri), komparataif (perbandingan) dan

asosiatif (hubungan). Oleh karena itu bentuk hipotesis penelitian juga

ada tiga macam yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan

asosiatif/hubungan.

1). Hipotesis Deskriptif

49

Page 50: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2014) hipotesis deskriptif merupakan

jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang

berkenaan dengan variabel mandiri.

Contoh:

Rumusan masalah deskriptif: Berapa lama daya tahan berdiri

karyawan toko lulusan SMK?

Hipotesis deskriptif: Daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK

sama dengan 6 jam/hari (H0). Hipotesis alternatifnya (Ha) daya tahan

karyawan toko lulusan SMK ≠ 6 jam/hari. “tidak sama dengan” ini bisa

berarti lebih besar atau lebih kecil dari 6 jam/hari.

Hipotesis statistik

H0  :   µ = 6 jam/hari

Ha  :   µ ≠ 6 jam/hari

µ    :  adalah nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan atau di

taksir melalui sampel.

2)  Hipotesis Komparatif

Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama

tetapi populasinya atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu

terjadi pada waktu yang berbeda.

Contoh:

Rumusan masalah komparatif: Bagaimanakah prestasi belajar

mahasiswa perguruan tinggi X bila dibandingkan dengan perguruan

tinggi Y?

Hipotesis komparatif: Berdasarkan rumusan masalah komparatif

tersebut dapat dikemukakan tiga model hipotesis nol dan alternatif

sebagai berikut:

Hipotesis nol:

50

Page 51: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

a. H0:Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa pergu-

ruan tinggi X dengan perguruan tinggi Y; atau terdapat per-

samaan prestasi belajar antara mahasiswa perguruan tinggi X

dan Y

b. H0: Prestasi belajar mahasiswa Perguruan tinggi X lebih besar

atau sama dengan (≥) perguruan tinggi Y (“lebih besar atau

sama dengan” = paling sedikit)

c. H0: Prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi X lebih kecil

atau sama dengan (≤) perguruan tinggi Y (“lebih kecil atau

sama dengan” = paling besar)

Hipotesis alternatif:

a. Ha : Prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi x lebih besar

(atau lebih kecil ) dari perguruan Y.

b. Ha : Prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi  X lebih kecil

daripada (<)perguruan tinggi  Y.

c. Ha : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan tinggi X lebih besar

daripada (>) perguruan tinggi Y.

Hipotesis statistik

a.      µ1 = rata-rata (populasi) Prestasi belajar PT X

µ2 = rata-rata (populasi) Prestasi belajar PT Y            

H0   :    µ1 = µ2

Ha   :    µ1 ≠ µ2

b. H0 :    µ1 ≥ µ2

Ha :    µ1 < µ2

c. H0 :    µ1 ≤ µ2

Ha :    µ1 > µ2

3)  Hipotesis Asosiatif

51

Page 52: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Hipotesis asosiatif menurut Sugiyono (2013) adalah jawaban

sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang

menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

Contoh:

Rumusan Masalah Asosiatif: Adakah hubungan yang positif dan

signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim

kerja sekolah?

Hipotesis Penelitian: Terdapat hubungan yang positif dan signi-

fikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja

sekolah.

Hipotesis statistik:

H0        : p = 0, 0 berarti tidak ada hubungan.

Ha        : p ≠ 0, “tidak sama dengan nol” berarti lebih besar atau

kurang dari nol ada hubungan.

P = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.

Hal-hal yang Perlu Dilakukan untuk Mengkaji HipotesisMenemukan suatu hipotesis merupakan kemampuan peneliti

dalam mengaitkan masalah-masalah dengan variabel-variabel yang

dapat diukur dengan menggunakan suatu kerangka analisis yang

dibentuknya. Menggali dan merumuskan hipotesis mempunyai seni

tersendiri. Peneliti harus sanggup memfokuskan permasalahan se-

hingga hubungan-hubungan yang terjadi dapat diterka. Dalam meng-

gali hipotesis, peneliti harus:

1) Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipe-

cahkan dengan jalan banyak membaca literatur-literatur yang ada

hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan;

52

Page 53: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

2) Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang

tempattempat, objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu

sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki;

3) Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan

dengan keadaan lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu

dan bidang yang bersangkutan.

JENIS PENELITIAN KUANTITATIF --------------------------------------------------------------------------

Ada beberapa jenis penelitian yang termasuk pada penelitian

kuantitatif. Jenis-jenis metode penelitian kuantitatif menurut para ahli

diantaranya adalah:

1. SurveiMenurut Zikmund (1997) metode penelitian survey adalah  be-

ntuk teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah

sampel berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan”, menurut Gay

& Diehl (1992) “metode penelitian survei merupakan metode yang

digunakan sebagai kategori umum penelitian yang mengu- nakan

kuesioner dan wawancara”, sedangkan menurut Bailey (1982) “meto-

de penelitian survei merupakan satu metode penelitian yang teknik

pengambilan datanya dilakukan melalui pertanyaan tertulis atau lisan.

Creswell, (2012) mengemukakan,survey research designs are procedures in quantitative research in which investigators administer a survey to a sample or to the entire population of people to describe the attitudes, opinions, behaviors, or characteristics of the popula-tion. 

53

6

Page 54: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Penelitian survey digunakan untuk mengumpulkan data atau

informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel

yang relatif kecil. Populasi tersebut bisa berkenaan dengan orang,

instansi, lembaga, organisasi dan unit-unit kemasyarakatan dan lain-

lain, tetapi sumber utamanya adalah orang. Desain survey tergantung

pada penggunaan jenis kuisoner. Survey memerlukan populasi yang

besar jika peneliti menginginkan hasilnya mencerminkan kondisi

nyata, semakin besar sample survey semakin memberikan hasil aku-

rat. Penelitian survei memiliki tiga tujuan utama yaitu menggambar-

kan keadaan saat itu, mengidentifikasi secara terukur keadaan seka-

rang untuk membandinkan, menentukan hubungan kejadian yang

spesifik.

3. Ex Post FactoMetode Ex post Facto adalah metode yang digunakan dalam

penelitian yang meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dima-

nipulasi oleh peneliti. Adanya hubungan sebab akibat didasarkan

atas kajian teoritis, bahwa suatu variable tertentu mengakibatkan va-

riable tertentu. Metode ex post facto terdiri dua jenis, Komparatif dan

korelasi.

a. KomparatifMetode Komparatif adalah metode yang digunakan dalam

penelitian yang diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua va-

riabel ada perbedaan dalam suatu aspek yang diteliti. Dalam pe-

nelitian ini tidak ada manipulasi dari peneliti. Penelitian dilakukan se-

cara alami, dengan mengumpulkan data dengan suatu instrument.

Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan variable

yang diteliti.

54

Page 55: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Penelitian kausal komparatif atau penelitian ex post facto ada-

lah penyelidikan empiris yang sistematis dimana ilmuan tidak me-

ngendalikan variabel bebas secara langsung karena eksistensi va-

riabel tersebut telah terjadi. Pendekatan dasar klausa komparatif

melibatkan kegiatan peneliti yang diawali dari mengidentifikasi peng-

aruh variabel satu terhadap variabel lainnya kemudian dia berusaha

mencari kemungkinan variabel penyebabnya.

Penelitian komparatif membandingkan situasi masa lalu dan

saat ini atau situasi-situasi paralel yang berbeda, khusunya apabila

peneliti tidak memiliki kontrol terhadap situasi yang diteliti. Penelitian

ini bisa memiliki perspektif makro (misal: internasional,nasional) dan

mikro (misal: komunitas, individu). Contoh: Studi komparatif penerap-

an model contextual teaching and learning (CTL) dengan Model

Problem Based Learning (PBL) dalam Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menganalisis Rangkaian

Listrik dan Elektronika.

b. KorelasiMetode Korelasi adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk

menggambarkan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang

di teliti. Penelitian dilakukan untuk membandingkan persamaan dan

perbedaan dua atau lebih fakta tersebut berdasarkan kerangka pemi-

kiran tertentu.

Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan

tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubung-

an dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya

hubungan dan tingkat variabel yang penting, karena dengan menge-

tahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembang-

kannya sesuai dengan tujuan penelitian.

55

Page 56: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Penelitian korelasi merupakan bentuk penelitian untuk meme-

riksa hubungan diantara dua konsep. Secara umum ada dua jenis

pernyataan yang menyatakan hubungan, yaitu: (1) gabungan antara

dua konsep, ada semacam pengaruh dari suatu konsep terhadap

konsep yang lain; (2) hubungan kausal, ada hubungan sebab akibat.

Pada hubungan kausal, penyebab diferensikan sebagai varibel bebas

dan akibat direferensikan sebagai variabel terikat. Pada penelitian

korelasi tidak ada kontrol atau manipulasi terhadap variabel. Contoh:

Hubungan Antara Penerimaan Diri dengan Kompetensi Interpersonal

Pada Remaja (Studi korelasi pada remaja tunanetra yang mengalami

ketunanetraan tidak sejak dari lahir).

 

4. EksperimenPenelitian eksperimental merupakan bentuk penelitian perco-

baan yang berusaha untuk mengisolasi dan melakukan kontrol setiap

kondisi-kondisi yang relevan dengan situasi yang diteliti kemudian

melakukan pengamatan terhadap efek atau pengaruh ketika kondisi-

kondisi tersebut dimanipulasi. Dengan kata lain, perubahan atau

manipulasi dilakukan terhadap variabel bebas dan pengaruhnya di-

amati pada variabel terikat. 

Arboleda  (1981: 27) mendefinisikan eksperimen sebagai su-

atu penelitian yang dengan sengaja peneliti melakukan manipulasi

terhadap satu atau lebih variabel dengan suatu cara tertentu sehing-

ga berpengaruh pada satu atau lebih variabel lain yang di ukur. Se-

lain itu, Gay (1981) menyatakan bahwa metode penelitian eksperi-

mental merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat me-

nguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab

akibat). Dalam penelitian eksperimen dilakukan manipulasi paling

sedikit satu variabel, mengontrol varibel lain yang relevan dan

56

Page 57: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

mengobservasi efek atau pengaruhnya terhadap satu atau lebih

variabel terikat.

Kerlinger (2006) menambahkan definisi eksperimen sebagai

suatu  penelitian ilmiah dimana peneliti memanipulasi dan mengontrol

satu atau lebih  variabel bebas dan melakukan pengamatan terhadap

variabel-variabel terikat  untuk menemukan variasi yang muncul ber-

samaan dengan manipulasi terhadap variabel bebas tersebut. Lebih

lanjut dijelaskan, variabel yang dimanipulasi disebut variabel bebas

dan variabel yang akan dilihat pengaruhnya disebut variabel terikat. 

Sementara itu, tujuan penelitian eksperimen diungkapkan oleh Isaac

dan Michael (1977) yaitu untuk meneliti kemungkinan sebab akibat

dengan mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan pada satu

atau lebih kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya

dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.

Penelitian eksperimen menurut Azwar (2007), dibedakan pengertian

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

eksperimen adalah kelompok yang diberi perlakuan berupa variabel

bebas, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak

diberi perlakuan apapun atau diberi perlakuan natural.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang dinyatakan sebe-

lumnya, dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen adalah pe-

nelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat

dari satu atau lebih variabel terikat dengan melakukan manipulasi

variabel bebas pada suatu keadaan yang terkendali (variabel kontrol).

Suatu metode penelitian eksperimen memiliki beberapa ka-

rakteristik khusus dalam pelaksanaan yang membedakan dengan

metode penelitian lainnya. Mc Millan dan Schumacher (2010) menya-

takan bahwa terdapat enam karakteristik metode penelitian ekspe-

rimen, yaitu:

57

Page 58: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

1) Hipotesis dibangun dari teori (konstruk).

Pada penelitian eksperimen terdapat hipotesis yang dibangun

berdasarkan teori yang relevan dengan masalah penelitian. Kons-

truk hipotesis menjelaskan sebab dan akibat penelitian dan men-

dukung  indikasi yang jelas tentang generalisasi penelitian. Hipo-

tesis yang dinyatakan dengan spesifik mengakibatkan rentang

hasil dapat dibatasi dan faktor peubah lain yang mempengaruhi

penelitian dapat dikurangi.

2) Kesetaraan statistik antar kelas perlakuan dan kelas control

Penelitian eksperimen mengharuskan kesetaraan individu dalam

kelas kontrol dan kelas eksperimen (kelas perlakuan). Hal ini di-

perlukan untuk mengatur variabel-variabel yang mungkin menye-

babkan kesimpulan penelitian menjadi tidak valid. Selain itu, pe-

milihan sampel secara acak ataupun tidak acak juga dipengaruhi

oleh banyak faktor. Implemetasi pemilihan sampel secara acak

dilakukan jika  perlakuan tidak dapat dilakukan pada semua subjek

dalam waktu yang bersamaan.

3) Semua variabel kontrol dan variabel terikat diaplikasikan terhadap

subjek secara merata.

Pada penelitian eksperimen, peneliti mengontrol perlakuan atau

melakukan manipulasi searah. Manipulasi memberikan arti bahwa

peneliti mengontrol perlakuan spesifik, treatment, atau kondisi seti-

ap kelompok. variabel bebas inilah yang menjadi karakteristik da-

lam penelitian eksperimen. Dalam penelitian pendidikan terdapat

beberapa variabel yang dapat dimanipulasi dan tidak dapat

dimanipulasi. Variabel bebas yang dapat dimanipulasi contohnya

metode pengajaran dan ukuran besar kelompok tetapi variabel

yang tidak dapat dimanipulasi contohnya jenis kelamin dan status

sosial. Menurut Gay (1981), walaupun desain penelitian ekspe-

58

Page 59: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

rimen dapat mencakup beberapa variabel yang ditentukan, seti-

daknya satu variabel harus dimanipulasi.

4) Setiap variabel bebas dan terikat dapat di ukur.

Salah satu syarat yang harus dimiliki variabel dalam penelitian

eksperimen yaitu setiap variabel dapat diukur baik variabel bebas

maupun variabel terikat. Jika penelitian telah dilaksanakan tetapi

ditemukan data yang tidak dapat diukur atau tidak bersifat kuan-

titatif maka penelitian tersebut tidak dapat dikatakan sebagai pe-

nelitian eksperimen.

5) Penelitian menggunakan statistik inferensial.

Penelitian eksperimen menggunakan statistik inferensial untuk

membuat pernyatan kemungkinan tentang hasil penelitian.

Terdapat dua alasan penggunaan statistik inferensial, yaitu : (1)

karena pengukuran dalam penelitian pendidikan tidak sempurna

(banyak dipengaruhi oleh variabel-variabel diluar variabel bebas);

dan (2) karena dilakukan generalisasi hasil pada group yang sama

atau populasi.

6) Seluruh variabel penelitian dapat dikontrol

Pada penelitian eksperimen terdapat variabel-variabel luar (extra-

neous) selain variabel bebas dan variabel terikat. Hal ini perlu dila-

kukan dalam penelitian adalah mengontrol variabel extraneous

dan memastikan bahwa variabel tersebut tidak mempengaruhi

variabel terikat atau menjaga agar memiliki pengaruh yang sama

pada semua group.

Desain penelitian ekperimen dibagi menjadi tiga bentuk yak-

ni, pre-experimental design, true experimental design, quasy expe-rimental design.

a. Pre-Eksperimental Design 

59

Page 60: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Desain Pre-eksperimen adalah salah satu bentuk desain penelitian eksperimen yang memanipulasi variabel bebas ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat. Rancangan Pre-eksperi-mental digunakan untuk mendapatkan informasi awal terhadap rumusan masalah yang ada dalam penelitian. Subjek dalam pene-litian yang menggunakan desain pre-eksperimental dilakukan seca-ra non-random dan tidak memiliki variabel control, sehingga hasil eksperimen merupakan variabel terikat masih dipengaruhi oleh va-riabel bebas.Ada tiga jenis altenatif desain dari Pre–eksperimental yaitu: 1)  One shoot case study

  Dalam desain One shoot case study (Studi kasus satu tembakan) digunakan untuk   mengetahui nilai ilmiah dalam suatu peng-ukuran dalam penelitian eksperimen. Dimana dalam desain ini, ada satu kelompok yang diberi perlakuan yang kemudian hasil dari perlakuan tersebut diobservasi, perlakuan dalam hal ini me-rupakan variabel bebas dan hasilnya adalah variabel terikat. Ada-pun bagan dari One Shoot Case Study yakni:

X = Perlakuan terhadap variabel bebas O = Observasi atau pengukuran terhadap variabel terikat. Contohnya: X = Pengaruh program RSBI (Rintisan Sekolah Ber Basis Internasional) O = terhadap motivasi belajar siswa.

2) The Group pretest-postest designDalam desain The Group pretest-postest hasil percobaan dapat di-ketahui dengan akurat karena dalam desain ini terdapat pre-test sebelum diberikan perlakuan dan post-test setelah diberikan per-lakuan, sehingga dapat membandigkan keadaan sebelum diberi

60

Page 61: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Adapun bagan dari The Group pretest-postest yakni:           O1 = Pretest     X  = Perlakuan   O2 = PostestBagan menunjukkan bahwa dalam alternatif rancangan penelitian ini tidak ada variabel kontrol maupun pengacakan karna subjek yang diberikan pretest juga diberikan postest. Hasil pengukuran merupakan perbandingan antara hasil pretest dan postest setelah diberikan perlakuan.

3) The Static-group ComparisonDesain alternatif The Static Group Comparison ini digunakan satu kelompok subjek penelitian yang dibagi menjadi dua secara acak, dimana yang pertama diberikan perlakuan, dan yang lain tidak diberikan perlakuan untuk bertindak sebagai alat kon-trol.Adapun bagan dari The Static-group Comparison yakni:

                             X                                                                 O 1                                           O2

Bagan diatas menjelaskan bahwa O1 adalah hasil pengukuran satu grup yang diberi perlakuan, dan O2 adalah hasil pengukuran grup yang tidak diberi perlakuan.

b. True ExperimentDikatakan true experiment (eksperimen yang sebenarnya/be-

tul-betul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua

variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan de-

mikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian)

dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa,

61

Page 62: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelom-

pok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi

cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih

secara random.

Disebut sebagai true experiment  karena dalam desain ini pe-

neliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi

jalannya eksperimen. Jadi, validitas internal (kualitas pelaksanaan

rancangan penelitian) menjadi tinggi. Sejalan dengan hal tersebut,

tujuan dari true experiments. Menurut Suryabrata (2011) adalah

untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat de-

ngan cara mengenakan perlakuan dan membandingkan hasilnya de-

ngan grup kontrol yang tidak diberi perlakuan. True experiments ini

mempunyai ciri utama yaitu sampel yang digunakan untuk eksperi-

men maupun sebagai kelompok kontrol diambil secararandom dari

populasi tertentu. Atau dengan kata lain dalam true experiments pasti

ada kelompok kontrol dan pengambilan sampel secara random. Ada-

pun bentuk-bentuk desain Tue Eksperiment sebagai berikut:

1) Pretest-Posttes Control Group DesignTerdapat dua grup yang dipilih secara random kemudian dibe-

ri pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara group

eksperimen dan grup kontrol, kemudian grup eksperimen

diberikan perlakuan sedangkan grup kontrol tidak, selanjutnya

pada beberapa waktu diberi postest pada kedua kelompok

tersebut. Hasil pretest yang baik adalah jika nilai grup eksperimen

tidak berbeda secara signifikan. Adapun bagan dari desain

penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Kelas Pretest Treatment Posttes

t62

Page 63: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

R Eksperimen T1 X T2

R Kontrol T1  - T2

Pada penelitian ini karena dilakukan randomisasi, maka kedua ke-

lompok mempunyai sifat yang sama sebelum dilakukan perlakuan,

sehingga perbedaan hasil postes pada kedua kelompok tersebut

dapat disebut sebagai pengaruh dari perlakuan. Desain ini meru-

pakan desain yang terkuat di dalam mengontrol ancaman-an-

caman terhadap validitas, tetapi desainini sulit dilakukan di lapang-

an karena dari segi etika, karenamelakukan perlakuan pada ke-

lompok yang satu dan tidak melakukan perlakuan pada kelompok

lain.

Rancangan ini dapat diperluas dengan melibatkan lebih dari satu

variabel independent, artinya perlakuan pada lebih dari satu ke-

lompok dengan bentuk perlakuan yang berbeda. Pada desain ini

kesimpulan mengenai efek perbedaan antara perlakuan satu

sama dengan lainnya dicapai tanpa menggunkan kelompok

kontrol.

2  Posttest-Only Control Group DesignDalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing

dipilih secara random (R). Grup pertama diberi perlakuan (X) dan

grup yang lain tidak. Bagan penelitian ini adalah sebagai berikut.

KelasTreatm

ent

Postt

est

R Eksperimen X T2

R Kontrol  - T2

63

Page 64: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Dalam penelitian tersebut, pengaruh perlakuan dianalisis dengan

uji beda menggunakan statistik t-test. Jika ada perbedaan yang

signifikan antara grup eksperimen dan grup kontrol maka perla-

kuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.

Pada penelitian ini, peneliti dapat mengukur pengaruh perlakuan

pada kelompok eksperimen dengan cara membandingkan kelom-

pok tersebut dengan kelompok kontrol, tetapi peneliti tidak dapat

menentukan sejauh mana atau seberapa besar perubahan itu ter-

jadi, sebab pretest tidak dilakukan untuk data awal.

3) The Salomon Three GroupDalam desain ini dipilih tiga kelompok secara random. Dua kelom-

pok diberikan pretest dan satu kelompok tidak. Kemudian satu dari

kelompok yang  diberikan pretest dan kelompok yang tidak dibe-

rikan pretest diberikan perlakuan eksperimen. Setelah itu ketiga

kelompok ini diberi posttest.

Kelas Pretest Treatment PosttestR Eksperimen T1 X T2

R Kontrol 1 T1 - T2

R Kontrol 2 -  X T2

4)  Randomized Solomon Four-Group Design.Dalam desain ini dipilih tiga kelompok secara random. Dua kelom-

pok diberi pretest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari

kelompok pretest dan satu dari kelompok yang tidak diberikan

pretest diberi perlakuan eksperimen. Setelah itu keempat kelom-

pok ini diberi posttest.

Kelas Pretest Treatmen Posttes

64

Page 65: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

t tR Eksperimen T1 X T2

R Kontrol 1 T1 - T2

R Kontrol 2 -  X T2

R Kontrol 3 -  - T2

Desain penelitian ini dapat mengatasi kelemahan eksternal validi-

tas yang ada pada desain pretest-postest with control group. Apa-

bila pretes mungkin mempengaruhi subjek sehingga mereka men-

jadi lebih sensitif terhadap perlakuan dan mereka bereaksi secara

berbeda dari subjek yang mengalami pretes, maka eksternal

validitas terganggu dan kita tidak dapat membuat generalisasi dari

penelitian itu untuk populasi, demikian pula kalau ada interaksi

antara pretes dengan perlakuan.

5) Pretest Control Group Design

RO1 X O2

RO3     O4

Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang dipilh secara ran-

dom, kemudian diberi pretest untuk mengetahui adakah perbe-

daan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil

prestes yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda

secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1)-(O4-O3).

c. Quasi ExperimentBentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari

true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mem-

punyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya

65

Page 66: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksa-

naan eksperimen.

Quasi experiments disebut juga dengan eksperimen pura-pura.

Bentuk desain ini merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai variabel

kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel

luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain diguna-

kan jika peneliti dapat melakukan kontrol atas berbagai variabel yang

berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan eksperimen yang

sesungguhnya. Dalam eksperimen ini, jika menggunakan random  ti-dak diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup kontrol.

Tujuan penelitian experimen semu adalah untuk memperkira-

kan kondisi eksperimen murni dalam keadaan tidak memungkinkan

untuk mengontrol dan atau  memanipulasi semua variabel yang

relevan. Penelitian  ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan

sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping

kelompok eksperimen, namun pemilahan kedua kelompok tersebut

tidak dengan teknik random. Penelitian eksperimental semu bertujuan

untuk menjelaskan hubungan-hubungan, mengklarifikasi penyebab

terjadinya suatu peristiwa, atau keduanya. Desain penelitian quasi

eksperimen sering digunakan pada penelitian lapangan.

Berikut adalah  langkah-langkah eksperimen quasi :

1) Melakukan tinjauan literature, terutama yang berhubungan dengan

masalah yang akan di teliti.

2) Mengidentifikasi dan membatasi masalah penelitian

3) Merumuskan hipotesis-hipotesis penelitian

4) Menyusun rencana eksperimen, yang biasanya mencakup

5) Melakukan pengumpalan data tahap pertama

6) Melakukan pengumpalan data tahap pertama (pretest)

66

Page 67: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

7) Melakukan eksperimen

8) Mengumpulkan data tahap kedua (posttest)

9) Mengolah dan menganalisis data.

10) Menyusun  laporan

Desain Quasi Experimen1)  Desain Rangkaian Waktu (Time Series Design)

Desain penelitian ini seperti pada desain pretes-postes, tetapi

mempunyai keuntungan dengan melakukan pengukuran yang

berulang-ulang sebelum dan sesudah perlakuan. Dengan meng-

gunakan serangkaian pengukuran maka validitasnya lebih tinggi,

dan pengaruh faktor luar dapat dikurangi karena pengukuran

dilakukan lebih dari satu kali, baik sebelum maupun sesudah

perlakuan, tetapi dalam desain ini tidak ada kelompok kontrol.

Ciri desain ini adalah grup yang digunakan tidak dapat dipilih se-

cara random. Sebelum diberi perlakuan, grup diberi pretest

sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan.

O1O2O3O4 X O5O6O7O8

Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak

dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok

diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk mengeta-

hui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi

perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya

berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak

menentu, dan tidak konsisten Setelah kestabilan keadaan kelom-

pok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/

67

Page 68: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelom-

pok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.

Hasil pretest yang baik adalah O1=O2=O3=O4 dan hasil perlaku-

an yang baik adalah O5=O6=O7=O8. Besarnya pengaruh perla-

kuan adalah  (O5+O6+O7+O8)-(O1+O2+O3+O4).

2) Non-Equivalen Group DesainDesain ini hampir mirip dengan pretest-postest control group

design, tetapi pada desain ini kelompok ekperimen dan kelompok

kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelom-

pok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, ken-

dati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui

random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberi-

kan perlakuan, dan terakhir diberikan posttes.O1 X O2

O3     O4

Desain ini dilakukan untuk membandingkan hasil intervensi prog-

ram kesehatan di suatu kontrol yang serupa, tetapi tidak perlu

kelompok yang benar-benar sama, sehingga sering dilakukan da-

lam penelitian lapangan.

Contoh desain tersebut adalah dilakukan penelitian untuk mencari

pengaruh adanya tambahan dosis obat pada sekelompok pasien

terhadap tekanan jantung. Dalam desain penelitian dipilih satu

kelompok pasien, yang separo diberi perlakuan dengan ditambah

dosis obat tertentu dan yang separo tidak. O1 dan O3 merupakan

tekanan jantung sebelum ditambah dosis. O2merupakan tekanan

jantung setelah ditambah dosis. O4 tekanan jantung yang tidak

68

Page 69: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

diberi tambahan dosis. Pengaruh tambahan dosis terhadap

tekanan jantung adalah (O2-O1)-(O4-O3).

3) Desain Rangkaian Waktu dengan Kelompok Pembanding (Control Time Series Design)

Desain ini sama sperti pada desain rangkaian waktu, tetapi de-

ngan menggunakan kelompok pembanding (kontrol). Keuntungan

desain ini adalah lebih menjaminadanya validitas internal yang

tinggi, karena lebih memungkinkan adanya kontrol terhadap

validitas internal.

4) Desain Separate Sample Pretest-PostestDalam desain penelitian ini pengukuran pertama (pretest) dila-

kukan terhadap sampel yang dipilih secara random dari populasi

tertentu, kemudian dilakukan perlakuan atau program pada selu-

ruh populasi. Selanjutnya dilakukan pengukuran kedua (postest)

pada kelompok sampel lain, yang juga dipilih secara random dari

populasi yang sama. Desain ini sangat baik untuk menghindari

pengaruh atau efek dari test. Desain penelitian ini sering diguna-

kan dalam penelitian-penelitian kesehatan dan keluarga beren-

cana.

5.  EvaluasiPenelitian evaluasi merupakan bentuk penelitian yang bertu-

juan untuk memriksa proses perjalanan suatu program  sekaligus

menguraikan fakta-fakta yang bersifat kompleks dan terlibat di dalam

program. Misalnya adalah keefektifan, efisiensi  dan kemenarikan

suatu program.

Contoh:

69

Page 70: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Evaluasi Proses Pembelajaran TIK SMA Negeri di Kota Medan

Berdasarkan Pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses. (Deskriptif

tentang kondisi proses pembelajaran mata pelajaran TIK SMA).          

6.  Penelitian Praktis (Penelitian Tindakan/Action Reasearch)Action research designs often utilize both quantitative and

qualitative data, but they focus more on procedures useful in addres-sing practical problems in schools and the classrooms. Action re-search designs are systematic procedures used by teachers (or other individuals in an educational setting) to gather quantitative and qu-alitative data to address improvements in their educational setting, their teaching, and the learning of their students(Creswell, 2012:577).

Penelitian tindakan merupakan bentuk penelitian yang berisi

berbagai macam prosedur untuk menguraikan kasus-kasus yang

bersifat mikro atau khusus. Simpulan dari penelitian tindakan lang-

sung diberlakukan hanya untuk kasus yang diteliti dan tidak bisa

digeneralisasikan. Penelitian tindakan lebih condok ke metode kuali-

tatif yang sangat bergantung pada data penagamatan yang bersifat

behavioralistik.

Contoh:

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Tentang Peme-

cahan Masalah Yang Melibatkan Uang Melalui Metode Simulasi (Pe-

nelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III B SDN).

70

Page 71: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

VARIABEL PENELITIAN------------------------------------------

1. Pengertian VariabelVariabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2011). Dinamakan variabel karena adanya variasi,

misalnya tinggi badan dapat dikatakan variabel karena tinggi badan

sekelompok orang bervariasi antara satu orang dengan yang lain-

nya. Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai

variabel. Untuk mendapatkan variabel yang bervariasi, maka peneli-

tian harus didasarkan pada sekolompok sumber data atau obyek

yang bervariasi.

Variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan

dipelajari (Kelinger, 2004). Contohnya, tingkat aspirasi, penghasilan,

pendidikan, tingkat sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas

kerja, dan lain-lain. Di bagian lain Kelinger menyatakan bahwa vari-

abel dapat dikatakan bahwa sebagai suatu sifat yang diambil dari

71

7

Page 72: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

suatu nilai yang berbeda (different value). Dengan demikian variabel

itu merupakan suatu yang bervariasi.

Variabel (ubahan) adalah penggolongan suatu objek,

kelompok, kejadian dan sebagainya menurut ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri

itu dapat dibedakan menurut derajatnya seperti miskin dan kaya,

bodoh dan pandai, modern dan kolot. Di samping itu pula dapat

dilakukan pencirian berdasarkan atas perbedaan kategori. Misalnya

laki-laki dan perempuan, atas dasar warna kulit, kebangsaan, asal

usul, tempat tinggal dan sebagainya.

2. Penggolongan VariabelMenurut Sugiyono (2011) hubungan antara satu variabel de-

ngan variabel yang lain dapat dibedakan menjadi:

1) Variabel independen atau variabel bebas

Menurut Sugiyono (2011) variabel independen adalah variabel

yang mempengaruhi suatu yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen (terikat). labelnya adalah “X”.

2) Variabel dependen atau Variabel Terikat

Menurut Sugiyono (2011) Variabel dependen adalah variabel yang

dipengaruhi   atau   yang  menjadi  akibat  karena  adanya variabel

independen (bebas). labelnya adalah “Y”.

3) Variabel moderator

Variabel moderator adalah varaibel mediasi yang sudah diidentifi-

kasi, diukur dan dipertanggungjawabkan mempengaruhi keterkait-

an variabel independen dan dependen. Kedudukan variabel mo-

derator adalah memoderasi pengaruh variabel bebas terhadap

variabel tergantung. Dengan demikian variabel moderator membe-

ri efek memperlemah pengaruh.

72

Page 73: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami

isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan

suami isteri.

4). Variabel intervening

Variabel intervening adalah variabel mediasi mengacu pada pro-

ses abstrak yang tidak secara langsung diamati tetapi memiliki link

di antara variabel independen dan dependen.

Variabel ini dianggap sebagai variabel yang dapat menjelaskan

keterkaitan variabel bebas dan terikat tetapi tidak dapat dipertang-

gungjawabkan, mungkin karena tidak diperhitungkan, tidak dapat

diindentifikasi atau tidak dapat diukur. Pada titik ini variabel inter-

vening adalah konsep abstrak yaitu argumen hipotetik yang diusul-

kan seorang peneliti setelah penelitian selesai dilakukan berupa

saran untuk agenda penelitian mendatang.

Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independen) de-

ngan Kepuasan Konsumen (Intervening) dan Loyalitas (Depen-

den).

5) Variabel kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang menyebabkan hubungan

variabel bebas dan tergantung tetap konstan. Variabel ini mengeli-

minasi dampak yang diakibatkan dari adanya variabel-variabel

moderator.

Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1 maka harus ditetapkan variabel

control berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, iklim kerja

yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit

ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor

pendidikan.

73

Page 74: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Untuk dapat menentukan kedudukan variabel independen dan

dependen, moderator, intervening atau variabel yang lain, harus

dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoritis yang mendasari

maupun hasil dari pengamatan yang empiris. Untuk itu sebelum

peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan kajian

teoritis, dan melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada

obyek yang akan diteliti. Jangan sampai terjadi membuat rancangan

penelitian dilakukan dibelakang meja, dan tanpa mengetahui terlebih

dahulu permasalahan yang ada di obyek penelitian. Sering terjadi,

rumusan masalah penelitian dibuat tanpa melalui studi pendahuluan

obyek penelitian, sehingga setelah dirumuskan ternyata masalh itu

tidak menjadi masalah pada obyek penelitian. Setelah masalah dapat

dipahami dengan jelas dan dikaji secara teoritis, maka penelti dapat

menentukan variabel-varibel penelitiannya.

3. Identifikasi Variabel dan paradigmaIdentifikasi variabel dimaksudkan adalah pemberian nama

(label X atau Y) pada variabel-variabel yang diteliti. Apakah variabel

itu variabel independen, dependen, moderator, intervening, dan

kontrol. Sedangka paradigma adalah penggambaran konsep dalam

suatu tata hubungan yang jelas. Contoh: jika ingin meneliti tentang

hubungan antara motif berprestasi dengan prestasi belajar, maka

paradigmanya adalah:

X

X : Motif Berprestasi

Y : Prestasi belajar

74

Y

Page 75: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Sebab hubungan akibat

Pembagian variabel berdasarkan pada hubungan antar variabel

75

Variabel bebasVariabel

moderator

Variabel intervening

Variabel tergantung

1. Variabel Bebas

Upah

Semangat Kerja

2. Variabel Tergantung

3. Variabel Moderator

4. Variabel Intervening

5. Variabel Kontrol

Karyawan

Semangat KerjaUpah

Semangat Kerja

Upah

Prestasi Akadem

L. Kerja

Page 76: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

POPULASI DAN SAMPEL---------------------------------------------------------------------------

1. Populasi

Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri

dari obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Itulah definisi populasi dalam penelitian. Populasi di-

maksudkan bukan hanya orang atau makhluk hidup, akan tetapi juga

benda-benda alam yang lainnya. Populasi juga bukan hanya sekedar

jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, akan tetapi

meliputi semua karakteristik, sifat-sifat yang dimiliki oleh obyek atau

subyek tersebut. Bahkan satu orangpun bisa digunakan sebagai

populasi, karena satu orang tersebut memiliki berbagai karakteristik,

misalnya seperti gaya bicara, disiplin, pribadi, dan lain sebagainya.

Secara umum, pengertian populasi adalah:

76

1. Variabel Bebas

Upah

Semangat Kerja

2. Variabel Tergantung

3. Variabel Moderator

4. Variabel Intervening

5. Variabel Kontrol

Karyawan

Karir

Page 77: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

a) Populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas subjek pene-

litian yang dapat berupa; orang, benda, suatu hal yang di dalam-

nya dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data)

penelitian.

b) Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang

ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,

maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.

c) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek/sub-

jek yang mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu yang dite-

tapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesim-

pulannya.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota

populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat

mewakili populasinya. Jika populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari seluruh yang ada di populasi, hal seperti ini dikarenakan

adanya keterbatasan dana atau biaya, tenaga dan waktu, maka oleh

sebab itu peneliti dapat memakai sampel yang diambil dari populasi.

Sampel yang akan diambil dari populasi tersebut harus betul-betul

representatif atau dapat mewakili.

a. Teknik pengambilan sampling

Teknik Sampling yaitu merupakan teknik pengambilan sam-

pel. Terdapat berbagai macam teknik sampling untuk menentukan

sampel yang akan dipakai dalam penelitian. Teknik sampling pada

dasarnya bisa dikelompokkan menjadi 2 (dua) maca yaitu probability

sampling dan non-probability sampling.

77

Page 78: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

1) Probability sampling

Probability sampling adalah suatu teknik sampling yang memberikan

peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota)

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik Probability sampling terdiri atas simple random, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, serta cluster sampling.

a) Simple random sampling: dikatakan simple atau sederhana

sebab pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara

acak, tanpa memperhatikan strata yang terdapat dalam

populasi tersebut. Cara ini dapat lakukan jika anggota populasi

dianggap homogen.

b) Dispropotionate Stratified Random Sampling: Suatu teknik yang

digunakan untuk menentukan jumlah sampel, jika populasi

berstrata tetapi kurang proporsional.

c) Proportionate stratified random sampling: salah satu teknik

yang digunakan jika populasi mempunyai anggota atau unsur

yang tidak homogen serta berstrata secara proporsional.

d) Area sampling (Cluster sampling): Teknik sampling daerah

dipakai untuk menentukan sampel jika objek yang akan diteliti

atau sumber data sangat luas, seperti misalnya penduduk dari

suatu negara, provinsi atau dari suatu kabupaten.

2) Non probability sampling

Non probability sapling adalah teknik yang tidak memberikan pelu-

ang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel. Teknik nonprobability sampling terdiri

78

Page 79: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

atas sampling sistematis, sampling kuota, sampling incidental, porposive sampling, sampling jenuh, serta snowballsampling.

a) Sampling Sistematis: suatu teknik pengambilan sampel berda-

sarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor

urut.

b) Sampling Kuota: Teknik untuk menentukan sampel yang

berasal dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai

jumlah kuota yang diinginkan. Seperti misalnya, jumlah sampel

laki-laki sebanyak 70 orang maka sampel perempuan juga

sebanyak 70 orang.

c) Sampling insidental: Suatu teknik penentuan sampel berda-

sarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan ber-

temu dengan peneliti dapat dipakai sebagai sampel, jika

dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok untuk di-

jadikan sebagai sumber data.

d) Purposive Sampling: Suatu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu atau sleksi khusus. Seperti misalnya

misalnya, kamu meneliti kriminalitas di Kota atau daerah

tertentu, maka kamu mengambil informan yaitu Kapolresta kota

atau daerah tersebut, seorang pelaku kriminal dan seorang

korban kriminal yang ada di kota tersebut.

e) Sampling Jenuh: Suatu teknik penentuan sampel jika semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering

sekali dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil atau sedikit,

yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat

generalisasi dengan kesalahan yang relatif kecil.

f) Sampling Snowball: Teknik penentuan sampel yang mula-mula

jumlahnya kecil atau sedikit, lalu kemudian membesar. Atau

sampel berdasarkan penelusuran dari sampel yang sebelum-

79

Page 80: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

nya. Seperti misalnya, penelitian mengenai kasus korupsi bah-

wa sumber informan pertama mengarah kepada informan

kedua lalu informn seterusnya.

Ciri sampel yang ideal adalah:

a) Dapat menghasilkan gambaran yang dipercaya dari seluruh

populasi yang diteliti

b) Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian de-

ngan menentukan penyimpangan baku  (standar) dari taksiran

yang diperoleh

c) Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan

d) Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan bi-

aya yang rendah/ringan.

Ada empat faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan

besar kecilnya sampel, antara lain:

a) Degree of homogenity dari populasi, makin homogin populasi

makin sedikit jumlah sampel yang diambil

b) Pressisi yang dikehendaki, makin tinggi tingkat pressisi yang

dikehendaki makin banyak jumlah sampel yang diambil.

c) Rencana analisa

d) Tenaga biaya dan waktu

Ilustrsi sampel yang baik

80

Nasib

Page 81: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam

penelitian tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang di-

kehendaki. Makin besar tingkat kesalahan, maka semakin kecil jum-

lah sampel yang dibutuhkan. Sebaliknya, semakin kecil tingkat kesa-

lahan, maka semakin besar sampel yang dibutuhkan.

Untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang jumlahnya

diketahui, kita dapat menggunakan rumus penentuan sampel berda-

sarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dikemu-

kan berdasarkan beberapa rumus.

a. Rumus yang dikembangkan oleh Isaac & Michael:

n = N Z2 S2

N d2+Z2 S2

Seorang mahasiswa akan menguji suatu hipotesis yang

menyatakan bahwa indeks prestasi mahasiswa jurusan

manajemen yang berjumlah 175 orang adalah 2,7. Dari 30

sampel percobaan dapat diperoleh informasi bahwa standar

deviasi indek prestasi mahasiswa adalah 0,25. Untuk menguji

hipotesis ini berapa jumlah sampel yang diperlukan jika kita

menginginkan tingkat keyakinan sebesar 95% dan error estimasi

µ kurang dari 5 persen?

n = (175)(1,96)2(0,25)2

(175 ) ( 0,5 )2+(1,96)2(0,25)2=62

 

b. Rummus yang dikembangkan oleh Slovin:

n = N

1+Ne2

81

Page 82: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Kita akan meneliti pengaruh upah terhadap semangat kerja pada karyawan PT. Serba Ada. Di dalam PT tersebut terdapat 130 orang karyawan. Dengan tingkat kesalahan pengambilan sampel sebesar 5 %. Berapa jumlah sampel minimal yang harus diambil?

n = 130

1+130 x (0 ,0 5)2 = 98,11

METODE PENGUMPULAN DATA ---------------------------------------------------------------------------

1. Jenis Insturmen Pengumpul data

Metode pengumpulan data merupakan faktor penting demi

keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara

mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.

Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilaku-

kan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehing-

ga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara,

pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.

82

Karyawan

Page 83: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data.  Karena berupa alat, maka ins-

trumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka/ ter-

tutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.

Jenis instrumen pengumpulan data, disebut juga alat evaluasi.

Secara garis besar metode pengumpulan data terbagi menjadi dua

macam, yaitu : (1) Instrumen Tes, (2) Instrumen Non Tes.

(1) Instrumen TesInstrumen tes merupakan serentetan pertanyaan, lembar kerja

atau sejenisnya yang dapat dipergunakan untuk mengukur penge-

tahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek peneli-

tian. Lembar instrumen berupa tes ini berisi soal-soal tes yang

terdiri dari butir-butir soal, baik itu yang ada pada angket, obser-

vasi atau wawancara. Contohnya adalah tes formatif, baik yang

bersifat objektif (multiple choice) atau Essay.

(2) Instrumen non tes  

Instrumen non tes merupakan instrumen yang berupa selain dari

pada bentuk pertanyaan-pertanyaan, tetapi biasanya berupa doku-

mentasi sebagai portofolio, dan ditambahkan dengan Focus Group Discussion (FGD) yaitu teknik pengumpulan data yang umumnya

dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan

makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok.

2. Cara Menyusun Instrumen Pengumpulan Data            Instrumen memegang peranan penting dalam suatu peneliti-

an. Mutu penelitian sangat dipengaruhi oleh Instrumen penelitian

yang digunakan, karena kevalidan dan kesahihan data yang diper-

oleh dalam suatu penelitian sangat ditentukan oleh tepat tidaknya da-

83

Page 84: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

lam memilih instrumen penelitian. Instrumen atau alat pengumpul da-

ta  adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam suatu penelitian. Data tersebut dibutuhkan untuk menguji hipo-

tesis yang diajukan dalam penelitian.

           Untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian dapat

menggunakan istrumen yang telah tersedia dan dapat pula menggu-

nakan instrumen  yang dibuat sendiri. Penggunaan instrumen yang

telah tersedia adalah instrumen yang sudah ditetapkan atau dibaku-

kan  untuk mengumpulkan data variabel penelitian yang telah di-

tentukan. Akan tetapi jika istrumen baku belum tersedia untuk va-

riabel tertentu dalam penelitian tersebut maka peneliti dapat menyu-

sun sendiri instrumen yang yang akan digunakan oleh peneliti dalam

melakukan penelitian.

            Menyusun instrumen  pengumpulan data penelitian dilakukan

setelah peneliti memahami betul  apa yang  menjadi variabel pene-

litian. Pemahaman Peneliti terhadap variabel dan hubungan antar

variabel akan mempermudah peneliti dalam menentukan dan me-

nyususn instrumen penelitian yang akan digunakan. Setelah mema-

hami variabel peneliti dapat menyusun  instrumen untuk dapat men-

jabarkan kedalam  bentuk sub variabel, indikator, deskriptor dan  bu-

tir-butir pertanyaan dan angket dalam daftar cocok atau pedoman

observasi. Dengan demikian, maka instrumen penelitan menjadi hal

penting untuk menjaga agar penelitian yang dilakukan tersebut ber-

mutu dan berkualitas.

Hal yang terkait jika membicarakan tentang instrumen pene-

litian adalah teknik pengumpulan data penelitian. Jika instrumen

penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian, maka

teknik pengumpulan data adalah merupakan cara atau prosedur yang

ditempuh untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

84

Page 85: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Kedua hal tersebut yaitu instrumen penelitian dan tekhnik pengum-

pulan data adalah merupakan dua hal yang sangat mempengaruhi

kualitas data yang diperoleh peneliti dalam suatu penelitian, sehingga

kualitas data yang dikumpulkan mempengruhi kualitas dan keabsah-

an serta ketepatan kesimpulan yang diperoleh peneliti setelah mela-

kukan penelitian.

3. Metode pengumpulan data 3.1. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmu-

wan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai

dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Mursall (1995)

menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui obser-

vasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku.

Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data

yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan

angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai

fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila pe-

nelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja,

gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu

besar.

Observasi dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu observasi partisipasi

(participant observastion), Observasi secara terang-terangan dan

tersamar (overt observastion and covert observastion), dan observasi

yang tak berstruktur (unstructured observation). Masing-masing tipe

observasi tersebut digunakan sesuai dengan karakteristik objek

material sumber data penelitian.

a) Observasi Partisipatif (participant observastion).

85

Page 86: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Observasi partisipatif merupakan seperangkat strategi dalam pe-

nelitian yang tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang

lengkap. Hal ini dilakukan dengan mengembangkan keakraban

yang dekat dan mendalam dengan satu kelompok orang diling-

kungan alamiah mereka. Dalam penelitian ini peneliti menetapkan

sejumlah tujuan dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari

objek yang sedang di telitinya.

Susan Stainback (1998), menyatakan bahwa “in participant obser-vation, the researcher observes what people do, listen to what they say, and participates in their activities”. Dalam observasi parti-

sipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengar-

kan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas

mereka.

Dalam observasi partisipatif terdapat beberapa kategori peran par-

tisipan yang terjadi di lapangan penelitian kualitatif. Terdapat be-

berapa macam kategori peran partisipan dilapangan yaitu: (1)

peran serta lengkap, yaitu peran pengamat dalam hubungan ini

menjadi anggota penuh dari yang diamati. Pengamat akan

memperoleh informasi tentang apapun dari yang diamati, ter-

masuk yang barang kali yang dirahasiakan, (2) Peran serta

sebagai pengamat, yaitu peneliti dalam hubungan ini berperan

sebagai pengamat (ply on the wall). Statusnya sebagai anggota

dalam hubungan ini sebenarnya hanya sebatas pura-pura saja,

sehingga tidak melebur secara fisik maupun psikis dalam penger-

tian yang sesungguhnya, (3) Pengamat sebagai pemeranserta,

dalam hubungan ini peneliti sebagai pengamat ikut melakukan apa

yang di lakukan oleh nara sumber sebagai yang teramati meski-

pun belum sepenuhnya, dan (4) Pengamat penuh, dalam hubung-

86

Page 87: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

an ini kedudukan pengamat dan yang diamati terpisah, informasi

diteruskan satu arah saja, sehingga subjek tidak merasa diamati.

b) Observasi terus terang atau tersamar

Pada uraian di atas, telah dijelaskan bahwa ciri penelitian kualitatif

diantaranya adalah untuk menemukan dan mengungkap fakta

yang ada di lapangan secara alamiah (natural setting). Konseku-

ensinya peneliti harus secara cermat dan bijaksana menerapkan

teknik pengumpulan data di lapangan pada nara sumber, agar

benar-benar data diperolehnya bersifat alamiah. Oleh karena itu,

dalam observasi peneliti dalam pengumpulan data “menyatakan

terus terang kepada sumber data (kepada masyarakat yang

ditelitinya), bahwa peneliti sedang melakukan observasi dalam

penelitian”. Pada tipe ini semua proses yang dilakukan oleh pene-

liti diketahui semuanya oleh orang yang diteliti. “Tapi dalam suatu

saat peneliti tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal

ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan

data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan de-

ngan terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk me-

lakukan observasi.

c)   Observasi tak berstruktur

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak diper-

siapkan secara sistematis tentang apa yang akan di observasi. Hal

ini dikarenakan peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang

akan diamati. Dalam melaksanakan penelitian tidak menggunakan

instrumen yang telah baku, tapi hanya berupa rambu-rambu peng-

amatan.

Dari ketiga tipe observasi tersebut dapat dikembangkan lagi

menjadi beberapa item pokok, yaitu; Ruang (tempat) dalam aspek

fisiknya; Pelaku yaitu semua orang yang terlibat dalam situasi;

87

Page 88: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Kegiatan, yaitu apa yang dilakukan orang dalam situasi itu; Objek,

yaitu benda-benda yang terdapat di tempat itu; Perbuatan, yaitu tin-

dakan-tindakan tertentu; Kejadian atau peristiwa, yaitu rangkaian

kegiatan; Waktu, yaitu menyangkut urutan kegiatan, tujuan, yaitu apa

yang ingin dicapai dan emosi; Perasaan yang dirasakan dan di-

nyatakan.

3.2. WawancaraDalam wawancara dihadapkan kepada dua hal. Pertama, ha-

rus mengadakan interaksi dengan responden. Kedua, kita meng-

hadapi kenyataan, adanya pandangan orang lain yang kita hadapi

ialah bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain, dan bagaimana

kita mengolah pandangan yang mungkin berbeda itu.

Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut: “a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in-communication and joint cons-truction of meaning about a particular topic”. Wawancara merupakan

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik tertentu.

Ada tiga macam wawancara, yaitu; wawancara terstruktur (structured interview); wawancara semiterstruktur (semistructure Interview); wa-

wancara tak berstruktur (unstructured Interview)

Langkah-langkah wawancaraLincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan

ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpul-

kan data dalam penelitian, yaitu:

a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan

b. Menyimpan pokok masalah yang menjadi bahan pembicaraan

88

Page 89: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

c. Mengawali atau membuka alur wawancara.

d. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya

e. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan

f. Mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang telah di-

peroleh.

Isi wawancaraBeberapa aspek yang dapat dinyatakan dalam wawancara adalah:

a) Pengalaman dan perbuatan responden, yaitu apa yang telah

dikerjakannya atau yang lazim dikerjakannya

b) Pendapat, pandangan, tanggapan, tafsiran atau perkiraanya ten-

tang sesuatu,

c) Perasaan, respons emosional, apakah ia merasa cemas, takut,

senang, gembira,curiga, jengkel dan sebagainya tentang sesuatu.

d) Pengetahuan, fakta-fakta, apa yang diketahuinya tentang sesuatu.

e) Penginderaan, apa yang dilihat, didengar, dirabah, dikecap atau

diciumnya, diuraikan secara deskriptif.

f) Latar belakang pendidikan, pekerjaan, daerah asal, tempat tinggal,

keluarga dan sebagainya.

Beberapa aspek di atas, dipersiapkan agar dapat mengantisi-

pasi kekosongan terhadap sesuatu yang hendak ditanyakan. Materi

pertanyaan dapat melingkupi dimensi waktu, seperti tentang apa-apa

yang dikerjakan responden di masa lampau, sekarang dan akan da-

tang. Pada intinya pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan harus

berpedoman pada arah penelitian atau harus sesuai dengan tujuan

penelitian.

Alat-alat wawancara

89

Page 90: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

a) Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua pembicaraan atau

percakapan dengan sumber data, sekarang sudah banyak kompu-

ter-komputer kecil, notebook yang dapat digunakan untuk menca-

tat hasil pembicaraan.

b) Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau

pembicaraan. Penggunaan tape recorder dalam wawancara perlu

memberi tahu kepada informan boleh atau tidak.

c) Camera: untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pem-

bicaraan dengan informan/sumber data. Dengan adanya foto-foto

ini dapat meningkatkan keabsahan penelitian akan lebih terjamin,

karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data..

3.3. DokumenDokumen adalah merupakan catatan peristiwa yang telah lalu.

Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya menumental

dari seseorang lainnya. Dokumen yang berbentuk tulisan, misalnya

catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi,

peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya

foto, gambar hidup, sketsa, film, video, CD, DVD, cassete, dan lain-

lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, karya lukis,

patung naskah, tulisan, prasasti dan lain sebagainya.

Secara interpretatif dapat diartikan bahwa dekumen merupa-

kan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat

merupakan catatan anekdotal, surat, buku harian dan dekomen-

dekumen. Dokumen kantor termasuk lembaran internal, komunikasi

bagi publik yang beragam, file siswa dan pegawai, diskripsi program

dan data statistik pengajaran. Ada sumber yang non manusia (non human resources), antara lain adalah dokumen, foto dan bahan

statistik.

90

Page 91: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data

sekunder manakala dokumen tersebut memiliki nilai. Menurut Wang

dan Soergel (1998), nilai kegunaan dokumen dapat dilihat dari bebe-

rapa hal sebagai berikut:

1)   Evistemic values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat

berguna bagi pemenuhan kebutuhan akan pengetahuan atau

informasi yang tidak/belum diketahui. Nilai evistemic merupakan

prasyarat bagi semua dokumen.

2)   Functional values, yaitu suatu dokumen yang keberadaannya

sangat berguna karena memberi konstribusi pada penelitian yang

dilakukan. Dokumen akan berguna karena berisi teori, data pen-

dukung empiris, atau metodologi.

3)   Condotional values, yaitu suatu dokumen sangat berguna apabila

muncul beberapa kondisi atau syarat terpenuhi, atau terdapat

dokumen lain yang dapat memperkuat dokumen tersebut.

4)   Social values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat

berguna dalam hubungan dengan kelompok atau individu. Seperti

berhubungan dengan guru, tokoh masyarakat, kiyai, ulama’, atau

tokoh lainnya.

Jadi hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan

dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di-

masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobi-

ografi. Hasil penelitian juga akan lebih kredibel apabila didukung oleh

foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.

Selanjutnya, perlu di perhatikan bahwa tidak semua dokumen

memiliki kredibel yang tinggi, misalnya terdapat berbagai foto yang

tidak mencerminkan aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan

tertentu. Begitu pula autoboigrafi yang di tulis untuk dirinya sendiri.

91

Page 92: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

3.4. AngketAngket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan

data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab

dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga

disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus

dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebi-

asaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan per-

sepsinya.

Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab

responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu perso-

alan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang

mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang

jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data ter-

dapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang

akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat

menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan

dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat di-

percaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanya-

an yang diajukan akan lebih tepat dan seragam.

Prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara

lain: Isi dan tujuan pertanyaan. Artinya jika isi pertanyaan ditujukan

untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan

jawaban. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan ke-

mampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang

penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak me-

ngerti bahasa Inggris, dan sebagainya.

Macam-macam AngketKuesioner/angket terdiri dari empat bentuk, yaitu:

92

Page 93: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

a) Kuesioner tertutup adalah Setiap pertanyaan telah disertai sejum-

lah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang

paling sesuai.

b) Kuesioner terbuka adalah tidak terdapat pilihan jawaban sehingga

responden harus memformulasikan jawabannya sendiri.

c) Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup, adalah pertanyaan ter-

tutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka, dan

d) Kuesioner semi terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya te-

lah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan ja-

waban.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket:

a) Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan un-

tuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan

jawaban.

b) Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan

responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh

istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti

bahasa Inggris, dsb.

c) Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika

terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan

jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk

memilih jawaban yang disediakan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Kuesioner:

a) Pertanyaan tidak terlalu luas

b) Pertanyaan tidak terlalu panjang

c) Pertanyaan tidak boleh memimpin

d) Menghindari pertanyaan yang dobel negatif

e) Pertanyaan hendaknya membantu ingatan responden

93

Page 94: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

f) Pertanyaan menjamin responden untuk dengan mudah menguta-

rakan jawabannya

g) Pertanyaan hendaknya menghindari bias

h) Pertanyaan memotovasi responden untuk menjawab

i) Pertanyaan dapat menyaring responden

j) Pertanyaan hendaknya dibuat sesederhana mungkin

4. Etika dalam Pengumpulan DataBeberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengum-

pulkan data antara lain :

a) Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan me-

megang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden me-

rupakan salah satu tanggung jawab peneliti.

b) Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar menge-

nai sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus

menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.

c) Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak

ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk pene-

litian, maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepeka-

an yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan

spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk

kepentingan penelitian.

d) Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehor-

matan subjek tidak boleh dilanggar

e) Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei

dan responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihor-

mati.

f) Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya menge-

nai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.

94

Page 95: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

g) Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam me-

reka, baik secara fisik maupun mental.

h) Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam me-

laporkan data yang dikumpulkan selama study.

 

 

VALIDITAS DAN RELIABILITAS-----------------------------------------------------------------

Validitas dan reliabilitas menjadi bahasan utama dalam setiap

pengukuran dalam penelitian. Keduanya berfokus bagaimana men-

ciptakan pengukuran yang terhubung dengan konstruk yang diukur.

Reliabilitas dan validitas menjadi hal yang sangat penting karena

konstruk pada teori sosial seringkali ambigu, membingungkan dan

sering kali tidak dapat secara langsung teramati. Semua peneliti

sosial ingin pengukuran yang mereka lakukan memiliki validitas dan

reliabilitas yang baik, lantas apa yang dimaksud validitas dan reli-

abilitas ? dan bagaimana, apa, kapan mereka berfungsi dengan baik?

Berikut ulasan beberapa pertanyaan yang mungkin dapat membantu

untuk dapat memahami validitas dan reliabilitas.

95

8

Page 96: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

1. ValiditasValiditas menunjukkan keadaan yang sebenarnya dan meng-

acu pada kesesuaian antara konstruk, atau cara seorang peneliti

mengkonseptualisasikan ide dalam definisi konseptual dan suatu

ukuran. Hal ini mengacu pada seberapa baik ide tentang realitas

"sesuai" dengan realitas aktual. Dalam istilah sederhana Neuman

(2007) menyatakan, validitas membahas pertanyaan mengenai

seberapa baik realitas sosial yang diukur melalui penelitian sesuai

dengan konstruk yang peneliti gunakan untuk memahaminya.

Anastasi & Urbina (1998) mengemukakan, bahwa validitas

yaitu mengenai apa dan seberapa baik suatu alat tes dapat men-

gukur, sedangkan reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang

dicapai oleh orang yang sama ketika diuji berulang kali dengan tes

yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan sepe-

rangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau

dibawa kondisi pengujian yang berbeda.

 Azwar (1987) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata

validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya.

Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat ter-

sebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil

ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

Artinya, hasil ukur dari pengukuran tersebut merupakan besaran

yang mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya

dari apa yang diukur.

 Suryabrata (2000) menyatakan bahwa validitas tes pada

dasarnya menunjuk kepada derajat fungsi pengukurnya suatu tes,

atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes. Validitas suatu tes

mempermasalahkan apakah tes tersebut benar-benar mengukur apa

96

Page 97: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

yang hendak diukur. Maksudnya adalah seberapa jauh suatu tes

mampu mengungkapkan dengan tepat ciri atau keadaan yang se-

sungguhnya dari obyek ukur, akan tergantung dari tingkat validitas

tes yang bersangkutan.

1.1. Jenis validitasa) Validitas konstruksi (construct validity); menunjukkan sejauh mana

suatu tes mengukur trait atau konstruk teoretik yang hendak di-

ukurnya.

b) Validitas isi (content validity); menunjukkan sejauh mana aitem-

aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak

diukur oleh tes tersebut.

c) Validitas kriteria; bukti validitasnya diperlihatkan dengan adanya

hubungan skor pada tes yang bersangkutan dengan skor suatu

kriteria (contoh: analisis korelasional).

d)  Validitas isi, kriteria dan konstrak. Ada lima sumber dasar teori

dalam validitas konstrak, yaitu isi, proses respon, struktur internal,

hubungan terhadap variabel lain, dan akibat. Berikut ini akan

diuraikan satu per satu. 

Konten (isi): Cook & Beckman (2006) menyebutkan bahwa

konten merupakan hubungan antara isi pengukuran dengan

konstrak ingin diukur. Disini perlu dilihat definisi, tujuan alat ukur,

proses dalam mengembangkan dan memilih aitem, kata-kata dari

setiap aitem, dan kualifikasi penulis. Bukti konten biasanya

menyajikan langkah-langkah terperinci untuk memastikan bahwa

alat ukur tersebut telah mewakili konstrak yang akan dikur.

Proses respon yaitu bagaimana pola pikir penulis terhadap

pengukuran yang dilakukan, metode dan keamanan data yang

digunakan dalam pengukuran dan pelaporan juga termasuk dalam

97

Page 98: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

kategori ini. Strutur internal melihat hubungan antara aitem tes

dengan tes yang digunakan untu mengukur konstrak, yaitu apakah

aitem-aitem yang penting mungkin dapat memiliki fungsi yang

berbeda pada sekelompo responden. Hal ini bermanfaat apabila

responden secara kategorial memiliki kesamaan, sehingga aitem

tes ini diharapkan dapat menunjukkan perbedaannya dari masing-

masing responden. 

Hubungannya dengan variabel yang lain: melihat hubungan

skor tes dengan pengukuran lain dengan konstrak yang sama.

Menurut Neuman (2007), terdapat tiga jenis validitas peng-

ukuran, antara lain:

a) Face validity. Ini merupakan validitas yang paling mudah untuk

dicapai dan sebagian besar jenis dasar dari validitas adalah face validity. Hal ini memerlukan pertimbangan dari komunitas ilmiah

bahwa indikator benar-benar dapat digunakan untuk mengukur

suatu konstruk. Kesesuaian antara definisi dan metode peng-

ukuran yang digunakan merujuk pada pertimbangan dari suatu

konsensus komunitas ilmiah atau penilaian dari orang lain.

b) Content vatidity. Validitas ini membahas mengenai definisi konsep-

tual yang berisi ide-ide dan konsep dapat direpresentasikan dalam

suatu pengukuran. Validitas isi melibatkan tiga langkah. Pertama,

menentukan definisi konstruk dari seluruh konten. Selanjutnya,

ambil sampel dari semua bidang definisi. Kemudian, mengem-

bangkan indikator yang mewakili semua bagian dari definisi.

c) Validitas Kriteria. Validitas kriteria menggunakan beberapa standar

atau kriteria untuk mengindikasi konstruk secara akurat. Validitas

dari indikator diverifikasi dengan cara membandingkannya dengan

ukuran lain dari konstruk yang sama yang diterima secara luas.

Ada dua subtipe dari jenis validitas kriteria, yaitu:

98

Page 99: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

(1) Validitas konkuren. Indikator harus dikaitkan dengan indikator

yang sudah ada sebelumnya dan dinilai sebagai valid (missal-

nya, telah memiliki face validity).

(2) Validitas prediktif. Validitas kriteria dimana indikator mem-

prediksi kejadian masa depan yang logis terkait dengan suatu

konstruk. Hal ini tidak dapat digunakan untuk semua ukuran.

Ukuran dan tindakan yang diprediksi harus berbeda, tetapi

dapat menunjukkan konstruk yang sama. Validitas pengukuran

prediktif tidak perlu dibingungkan dengan prediksi dalam

pengujian hipotesis, di mana satu variabel memprediksi

variabel yang berbeda di masa depan.

1.2. Cara Pengujian Validitasa) Pengujian validitas konstruk

Pengujian validitas konstruk dapat menggunakan pendapat para

ahli mengenai aspek yang akan diukur. Kemudian dilakukan uji-

coba instrumen pada sampel dari populasi yang akan digunakan.

Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruk

dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan

antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan meng-

korelasikan skor faktor dengan skor total. Pengujian validitas se-

luruh butir instrumen dalam satu variabel dapat juga dilakukan

dengan cara mencari daya pembeda skor tiap aitem dari kelompok

yang memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah. Pengujian

analisis daya pembeda dapat menggunakan t-test.b) Pengujian validitas isi

Untuk instrumen yang berbentuk tes, pengujian validitas isi dila-

kukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan

materi pelajaran yang telah diajarkan. Di sisi lain, pengujian

99

Page 100: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

validitas isi dari instrumen yang akan mengukur efektivitas

pelaksanaan program, dapat dilakukan dengan membandingkan

antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah

ditetapkan. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih

lanjut, maka setelah dikonsultasikan kepada para ahli, selanjutnya

diujicobakan, dan dilakukan analisis aitem atau uji beda.

c) Pengujian validitas kriteria/eksternal

Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan (untuk men-

cari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan

fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Bila terdapat kesa-

maan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut memiliki vali-

ditas eksternal yang tinggi.

2. ReliabilitasReliabilitas berasal dari kata reliability yang berarti sejauh

mana hasil suatu pengukuran memiliki keterpercayaan, keterandalan,

keajegan, konsistensi, kestabilan yang dapat dipercaya. Azwar

(2011) menyebutkan bahwa hasil ukur dapat dipercaya apabila dalam

beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama di-

peroleh hasil yang relatif sama  

     Neuman (2007) menyatakan bahwa reliabilitas berarti kean-

dalan atau konsistensi. Hal ini menunjukkan bahwa pengukuran

atribut yang sama diulang akan memberikan hasil kondisi yang

identik atau sangat mirip. Reliabilitas dalam penelitian kuantitatif

menunjukkan bahwa hasil numerik yang dihasilkan oleh suatu in-

dikator tidak berbeda karena karakteristik dari proses pengukuran

atau instrumen pengukuran itu sendiri. Kebalikan dari reliabilitas

adalah pengukuran yang memberikan hasil yang tidak menentu, tidak

stabil, atau tidak konsisten.

100

Page 101: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

 Menurut Anastasi dan Urbina (1998) reliabilitas merujuk pada

konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka

diuji-ulang dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda,

atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen yang berbeda, ataupun

dibawah kondisi pengujian yang berbeda.

           Sugiyono (2010) menyatakan bahwa  pengujian reliabilitas ins-

trumen dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Secara

internal, reliabilitas dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-

butir yang ada pada instrumen dengan teknik internal consistency.

Hal ini dilakukan dengan cara mengujicobakan instrumen sekali saja,

kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik belah dua dari

Spearman Brown (Split Half), KR-20, KR-21, dan Anova Hyot

(Analisis Varians).

Secara eksternal, pengujian dapat dilakukan dengan cara

berikut:

a) Test-retest.  Pengujian test-retest dilakukan dengan cara menco-

bakan instrumen yang sama beberapa kali pada responden yang

sama, namun dilakukan dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas

diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan

yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka

instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.

b) Equvalent. Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, na-

mun menggunakan dua instrumen yang berbeda, pada responden

yang sama, dan waktu yang sama.Reliabilitas dihitung dengan

cara mengkorelasikan antara data instrumen yang satu dengan

data instrumen yang dijadikan equivalent.c) Gabungan. Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan dua

instrumen yangequivalent beberapa kali kepada responden yang

sama. Reliabilitas diukur dengan mengkorelasikan dua instrumen,

101

Page 102: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

kemudian dikorelasikan pada pengujian kedua, dan selanjutnya

dikorelasikan secara silang.

Menurut Jacobs (1991), analisa reliabilitas dapat diukur de-

ngan tiga cara yaitu BEST digitek test scoring, Spearman Brown, dan

Kuder-Richarson 20. Spearman Brown mengukur konsistensi peng-

ambilan aitem. Sedangkan KR-20 mengukur konsistensi jawaban

terhadap semua aitem dan menunjukkan dua sumber kesalahan,

yaitu: pemilihan aitem dan heterogenitas dari sampel. Reliabilitas

juga dapat dijelaskan dengan standar eror pengukuran, yaitu mem-

perkirakan seberapa besar perubahan nilai individu ketika dilakukan

pengulangan tes. Apabila reliabilitas nilai tes tinggi, maka standar

eror pengukuran tersebut rendah.

Ada empat cara menurut Neuman (2007) untuk meningkatkan

reliabilitas pengukuran:

(1) mengonseptualisasi semua konstruk secara jelas,

(2) menggunakan level pengukuran yang tepat,

(3) menggunakan beberapa indikator dari suatu variabel, dan

(4) menggunakan pilot-tets(pretests, pilot studies, dan replikasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas:

a) Pemilihan aitem. Tes merupakan pemilihan aitem-aitem yang di-

gunakan untuk mengukur suatu konstrak, dengan demikian pemi-

lihan aitem tersebut dapat menjadi sumber kesalahan dalam

pelaksanaan tes. Untuk meningkatkan konsistensi dapat memper-

banyak pemilihan aitem yang digunakan. Dengan demikian, akan

mengurangi responden untuk asal tebak dalam menjawab. Namun

aitem ini juga harus dipertimbangkan kualitas pertanyaannya,

karena apabila tidak dan aitem yang diberikan banyak dapat mem-

buat responden kelelahan.

102

Page 103: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

b) Penyusunan aitem. Kalimat yang ambigu atau kurangnya kata da-

lam suatu kalimat juga dapat mempengaruhi interpretasi respon-

den sehingga dapat mempengaruhi reliabilitas.

c) Pemberian administrasi tes. Kalimat instruksi yang kurang jelas

atau suasana yang bising dapat mempengaruhi responden ketika

menjawab.

d) Penilaian (scoring), pada tes esai memiliki reliabilitas yang lebih

rendah dibandingkan dengan tes pilihan ganda. Karena pada tes

esai, penilai memiliki interpretasi yang berbeda-beda dalam meni-

lai jawaban responden sehingga lebih bersifat subyektif.

e) Tingkat kesulitan dari suatu tes. Nilai dari suatu tes menunjukkan

reliabilitas yang baik apabila nilai tersebut menyebar dari skala

yang digunakan dengan demikian dapat terlihat perbedaan antar

siswa.

f) Responden/pengisi instrumen, dimana kelelahan, kecemasan, dan

sakit dapat menyebabkan reliabilitas yang rendah karena mempe-

ngaruhi kinerja mereka dalam mengerjakan tes.

Koefiisien validitas dan koefisien reliabilitasa) Validitas: hasil estimasi validitas suatu pengukuran yang dinya-

takan secara empirik biasanya dinyatakan dengan korelasi antara

distribusi skor tes dengan distribusi skor kriteria. Contoh apabila

distribusi skor tes x dan skor kriteria adalah y, sehingga koefisien

validitasnya adalah rxy. Koefisien validitas hanya memiliki makna

apabila mempunyai nilai positif. Semakin mendekati 1,00 maka

hasil tes semakin valid. Makna Interpretasi koefisien validitas

bersifat relatif, dalam hal ini pada umumnya estimasi validitas

berkisar 0,50 dapat dianggap memuaskan, sedangkan koefisien

validitas kurang dari 0,30 biasanya dianggap tidak memuaskan.

103

Page 104: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

b) Reliabilitas: Koefisien reliabilitas adalah tinggi-rendahnya reli-

abilitas yang dapat dilihat melalui korelasi antara dua dsitribusi

skor dari dua alat ukur yang paralel yang dikenakan pada se-

kelompok individu yang sama. Semakin tinggi korelasi antara hasil

ukur dari dua tes yang paralel, maka akan semakin konsisten dan

dapat dikatakan sebagai alat ukur yang reliabel. Lambang dari

korelasi paralel tersebut adalah rxx’, dimana skor x adalah tes

pertama dan x’ untuk tes yang kedua. Azwar (2008) menyebutkan

makna interpretasi reliabilitas dapat dianggap memuaskan apabila

koefisiennya minimal mencapai rxx’ = 0,900, namun terkadang

suatu koefisien tidak mencapai nilai tersebut dan masih dianggap

cukup berarti dalam suatu kasus tertentu terutama apabila skala

yang bersangkutan digunakan bersama-sama dengan tes lain

dalam suatu perangkat pengukuran (battery test).  Contoh menguji validitas suatu instrumen penelitian

Responden Nomor Pertanyaan Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10ABCDEFGHIJ

5435322143

4545313142

5444422142

4533413252

5444322152

4525422253

4544411242

5453423142

4544411242

5441155515

45453938352126164024

Tabel Perhitungan Korelasi (Product Moment)

Responden

X Y X² Y² XY

104

Page 105: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

ABCDEFGHIJ

5435322143

45453938352126164024

25149259441169

20252025152114441156441676256

1600576

235180117190102425216

16072

N=10 ∑X=32 ∑Y328 ∑∑X²=118 Y²=11720 ∑XY=1166

Rumus Product Moment:rXY = N∑ XY −∑ X ¿¿¿¿

Hasil perhitungan tersebut, selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel korelasi nialai “r” dengan terlebih dahulu mencari derajat kebebasan (db), yaitu N-2 (10-2)= 8. Pada taraf signifikan 5% diperoleh angka 0,632 dan 1% 0,765. Apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel, maka soal/pernyataan tersebut memiliki validitas yang baik. Dengan demikian, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pernyataan Nilai rhitung

Cara Interpretasi pada taraf sig. r 5%

Keterangan

12345678910

0.8840.8930.9310.8110.9200.7050.8270.8930.8670.564

0.884>0.6320.893>0.6320.931>0.6320.811>0.6320.920>0.6320.705>0.6320.827>0.6320.893>0.6320.867>0.6320.564<0.632

ValidValidValidValidValidValidValidValidValid

Tidak Valid

105

Page 106: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Contoh menguji Reliabilitas suatu instrumen penelitian

Responden Hasil Pengukuran I

Hasil Pengukuran II

ABCDEFGHIJ

45453938342126164024

45424038322024174224

Langkah selanjutnya hasil penghitungan tersebut dimasukkan

dalam rumus product moment. Kemudian dikonsultasikan dengan

nilai r tabel pada df 8 (N-2) atau 10-2. Pada taraf signifikansi 5%, nilai

r tabel sebesar 0,632. Cara memberikan interpretasi sama dengan

pada uji validitas yang dapat dilakukan secara keseluruhan maupun

berdasarkan masing-masing aitem pernyataan. Misalnya berdasar-

kan contoh tersebut di atas, diperoleh nilai rxy sebesar 0,99, berarti

reliabel karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,99>0,632 pada

taraf signifikan 5%.

106

Page 107: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

ANALISIS DATA PENELITIAN

-----------------------------------------------------------------------

Tindak lanjut kegiatan peneliti sesudah pengumpulan data sa-

ngat bervariasi bentuknya tergantung dari bagaimana data yang

terkumpul akan diorganisasikan. Agar peneliti tidak terhenti langkah-

nya dengan kebingungan tidak tahu apa yang akan dilakukan se-

lanjutnya, sebaiknya pada waktu menyusun proposal penelitian lang-

kah-langkah tersebut sudah tercermin di dalamnya.

Di sisi lain, perolehan  data dalam kancah penelitian sering di-

bicarakan kadar kevaliditasan dan kereabilitasannya. Pembicaraan

masalah ini termasuk hal hal urgen dalam dunia penelitian, meng-

ingat kualitas data yang bersumber dari hasil pengukuran akan ikut

menentukan terhadap bagaimana kualitas kegiatan dan hasil suatu

penelitian. Pada sisi lain persoalan tersebut juga terkait dengan ma-

salah generalisasi, sehingga kualitas hasil data sangat bergantung

pada kualitas alat ukurnya. Oleh karena kesahihan dan keterandalam

107

Sampel

Page 108: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

alat ukut merupakan standar mutlak yang tak dapat ditawar lagi oleh

seorang peneliti, jika ia menginginkan hasil penelitiannya memiliki

kadar kualitas yang memadai. Alasan cukup sederhana, alat ukur

yang baik (valid dan reliabel) akan mampu merekam data secara

baik; sehingga data yang diperoleh akan memiliki kualitas yang baik

pula. Data ini apabila ditindak lanjuti dengan suatu analisis, maka

akan dihasilkan suatu kesimpulan (temuan) yang dapat dipercaya.

Persoalan bagaimana teknik membuat alat ukur yang handal

dan dapat dipercaya tampaknya sudah ada wilayah pembahasan

sendiri, termasuk pula bagaimana penggunaannya. Bagaimana  tin-

dak  lanjut  dari  perolehan  data setelah data terkumpul melalui alat

ukurnya. Sebab bagaimanapun lengkapnya data, validitas dan

reliabilitasnya terpenuhi, jika ternyata tidak ditindak lanjuti dengan

suatu analisis, maka data tersebut tidak akan memiliki sedikitpun arti

bagi sebuah penelitian bahkan sebuah pemborosan tenaga, waktu,

dan bahkan mungkin biaya. Sehubungan dengan hal tersebut, uraian

berikut akan mencoba menindak lanjuti data yang terkumpul supaya

bisa memiliki fungsi sebagaimana yang diharapkan oleh peneliti

dalam aktivitas penelitiannya. Fokus pembahasan ini akan dibatasi

pada analisis kuantitatif (data yang berupa angka-angka).

1. Pendekatan Analisis KuantitatifAnalisis kuantitatif dalam suatu penelitian dapat didekati dari

dua sudut pendekatan, yaitu analisis kuantitatif secara deskriptif, dan

analisis kuantitatif secara inferensial. Masing-masing pendekatan ini

melibatkan pemakaian dua jenis statistik yang berbeda. Yang perta-

ma menggunakan statistik deskriptif dan yang kedua menggunakan

stastistik inferensial. Kedua jenis statistik ini memiliki karakteristik

108

Page 109: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

yang berbeda, baik dalam hal teknik analisis maupun tujuan yang

akan dihasilkannya dari analisisnya itu.

Sesuai dengan namanya, deskriptif hanya akan mendeskrip-

sikan keadaan suatu gejala yang telah direkam melalui alat ukur ke-

mudian diolah sesuai dengan fungsinya. Hasil pengolahan tersebut

selanjutnya dipaparkan dalam bentuk angka-angka sehingga membe-

rikan suatu kesan lebih mudah ditangkap maknanya oleh siapapun

yang membutuhkan informasi tentang keberadaan gejala tersebut.

Dengan demikian hasil olahan data dengan statistik ini hanya sampai

pada tahap deskripsi, belum sampai pada tahap generalisasi.

Dengan kata lain, statistik deskriptif adalah statistik yang

mempunyai tugas mengorganisasi dan menganalisa data angka, agar

dapat memberikan gambaran secara teratur, ringkas dan jelas, me-

ngenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga dapat ditarik

pengertian atau makna tertentu.

Statistik inferensial fungsinya lebih luas lagi, sebab dilihat dari

analisisnya, hasil yang diperoleh tidak sekedar menggambarkan

keadaan atau fenomena yang dijadikan obyek penelitian, melainkan

dapat pula digeneralisasikan secara lebih luas kedalam wilayah po-

pulasi. Karena itu, penggunaan statistik inferensial menuntut persya-

ratan yang ketat dalam masalah sampling, sebab dari persyaratan

yang ketat itulah bisa diperoleh sampel yang representatif; sampel

yang memiliki ciri-ciri sebagaimana dimiliki populasinya. Dengan

sampel yang representatif maka hasil analisis inferensial dapat dige-

neralisasikan ke dalam wilayah populasi.

2. Jenis Data StatistikSudah dikenal bahwa statistik merupakan salah satu cara

yang banyak manfaatnya bagi peneliti untuk menganilis data. Satu

109

Page 110: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

modal penting yang harus dikuasai terlebih dahulu oleh peneliti yang

akan menggunakan teknik statistik adalah pengertian mengenai jenis

data yang akan dianalisis, agar penggunaan data kuantitatif untuk

keperluan analisis statistik tepat sasaran. Atau sebaliknya, pemilihan

jenis teknik statistik dapat dipilih secara tepat sesuai dengan sifat-

sifat atau jenis-jenis data yang dihadapi.

Dunia statistik dikenal setidaknya terdapat empat jenis data

hasil pengukuran, yaitu data Nominal, Ordinal, Interval dan Rasio.

Masing-masing data hasil pengukuran  ini memiliki karaktristik tersen-

diri yang berbeda antara satu dengan lainnya.

1) Data NominalData ini juga sering disebut data diskrit, kategorik, atau dikhotomi.

Disebut diskrit karena ini data ini memiliki sifat terpisah antara satu

sama lainnya, baik pemisahan itu terdiri dari dua bagian atau

lebih; dan di dalam pemisahan itu tidak terdapat hubungan sama

sekali. Masing-masing kategori memiliki sifat tersendiri yang tidak

ada hubungannya dengan kategori lainnya. Sebagai misal data

hasil penelitian dikategorikan kedalam kelompok “ya” dan “tidak”

saja misalnya  laki-laki/wanita (laki-laki adalah ya laki-laki; dan

wanita adalah “tidak laki-laki”), kawin /tidak kawin; janda/duda, dan

lainnya. Data nominal selain contoh tersebut, terdapat pula yang

berupa angka-angka. Akan tetapi angka-angka tersebut bukan

merupakan suatu atribut, oleh sebab itu pada angka tersebut tidak

berlaku hitungan matematis. Contoh data ini misalnya nomor

punggung pemain sepak bola, nomor rumah, nomor plat mobil dan

lainnya. Nomor-nomor tersebut semata-semata hanya menunjuk-

kan simbol, tanda, atau stribut saja.

2) Data Ordinal110

Page 111: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Data ordinal adalah data yang menunjuk pada tingkatan atau

penjenjangan pada sesuatu keadaan. Berbeda  dengan data no-

minal yang menunjukkan adanya perbedaan secara kategorik,

data ordinal juga memiliki sifat adanya perbedaan di antara obyek

yang dijenjangkan. Namun dalam perbedaan tersebut terdapat

suatu kedudukan yang dinyatakan sebagai suatu urutan bahwa

yang satu lebih besar atau lebih tinggi daripada yang

lainnya.Kriteria urutan dari yang paling tinggi ke yang yang paling

rendah dinyatakan dalam bentuk posisi relatif atau kedudukan

suatu kelompok. Contoh dari data ini misalnya: prestasi belajar

siswa diklasifikasikan menjadi kelompok “baik”, “cukup”, dan

“kurang”, atau ukuran tinggi seseorang  dengan “tinggi”, “sedang”,

dan “pendek”. Dalam kaitannya dengan analisis data, terhadap

data ordinal seringkali diberikan “skor’ sesuai dengan tingkat-

annya. Istilah “skor” diberi tanda petik karena skor tersebut bukan

skor sebenarnya, tetapi sebagai “tanda” yang menunjukkan ting-

katan.

Contoh: “Baik”  ……..  diberi tanda 3

“Cukup”  ……..  diberi tanda 2

“Kurang” ……..  diberi tanda 1

Contoh lain data ordinal misalnya hasil ujian mahasiswa peserta

kuliah Statistik Pendidikan Budiman memperoleh skor 90, Rahmat

85, Musyafak 75, dan Mahsunah 65. Berdasarkan skor-skor

tersebut dibuatlah suatu jenjang  (rangking), sehingga terjadilah

urutan jenjang ke 1 (90), ke 2 (85), ke 3 (75), dan ke 4 (65).Data

ordinal memiliki harga mutlak (dapat diperbandingkan) dan selisih

perbedaan antara urut-urutan yang berdekatan bisa tidak sama.

Data ordinal mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan de-

ngan data diskrit karena mempunyai tingkatan yang lebih banyak

111

Page 112: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

daripada data diskrit yang hanya mempunyai dua kategori yaitu

“ya” dan “tidak”.

3). Data IntervalData interval tergolong data kontinum yang mempunyai tingkatan

yang lebih tinggi lagi dibandingkan dengan data ordinal karena

mempunyai tingkatan yang lebih banyak lagi. Data interval me-

nunjukkan adanya jarak antara data yang satu dengan yang

lainnya.Contoh data interval misalnya hasil ujian, hasil pengukuran

tinggi badan, dan lainnya. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa

data interval tidak dikenal adanya nilai 0 (nol) mutlak. Dalam hasil

pengukuran (tes) misalnya mahasiswa mendapat nilai 0. Angka

nol ini tidak dapat diartikan bahwa mahasiswa tersebut benar-

benar tidak bisa apa-apa. Meskipun ia memperoleh nilai nol ia

memiliki suatu pengetahuan atau kemampuan dalam matakuliah

yang bersangkutan. Nilai nol yang diberikan oleh dosen sebe-

tulnya hanya merupakan atribut belaka hanya saja pada saat

ujian, pertanyaan yang diujikan tidak pas seperti yang dipersiap-

kannya. Atau jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan yang

dikehendaki soal.

4) Data RasioData rasio merupakan data yang tergolong ke dalam data konti-

num juga tetapi yang mempunyai ciri atau sifat tertentu. Data ini

memiliki sifat interval atau jarak yang sama seperti halnya dalam

skala interval. Namun demikian, skala rasio masih memiliki ciri

lain. Pertama harga rasio memiliki harga nol mutlak,  artinya titik

nol benar-benar menunjukkan tidak adanya suatu ciri atau sifat.

Misalnya titik nol pada skala sentimeter menunjukkan tidakadanya

112

Page 113: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

panjang atau tinggi sesuatu. Kedua angka skala rasio memiliki

kualitas bilangan riel yang berlaku perhitungan matematis. Misal-

nya berat badan Rudi  70 kg, sedangkan Saifullah 35 kg. Keadaan

ini dapat dirasiokan bahwa berat badan Rudi dua kali berat badan

Saifullah. Atau berat badan Saifullah separuh dari berat badan

Rudi. Berbeda dengan data interval misalnya Rudi  ujian dapat 70

sementara Saifullah memperoleh 30. Hal ini tidak dapat diartikan 

bahwa kepandaian Rudi  dua kali lipat kepandaian Saifullah.

Data rasio dalam ilmu-ilmu sosial jarang dipergunakan, bahkan

hampir tidak pernah dipergunakan. Lapangan penggunaan data

berskala rasio ini lebih banyak berada dalam bidang ilmu-ilmu

eksakta terutama fisika.

3. Teknik Analisis KuantitatifSebagaimana dijelaskan di muka bahwa analisis kuantitatif

dapat didekati dari dua sudut pendekatan, yaitu analisis kuantitatif

deskriptif dan analisis kuantitatif inferensial. Bagaimana teknik peng-

gunaan masing-masing pendekatan tersebut berikut disajikan contoh

penggunaannya.

1) Analisis Kuantitatif DeskriptifMengenai data dengan statistik deskriptif peneliti perlu memper-

hatikan terlebih dahulu jenis datanya. Jika peneliti mempunyai

data diskrit, penyajian data yang dapat dilakukan adalah men-

cari frekuensi mutlak, frekuensi relative (mencari persentase), serta mencari ukuran tendensi sentralnya yaitu: mode, medi-an dan mean.Fungsi statistik deskriptif antara lain mengklasifikasikan suatu data

variabel berdasarkan kelompoknya masing-masing dari semula

113

Page 114: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

belum teratur dan mudah diinterpretasikan maksudnya oleh orang

yang membutuhkan informasi tentang keadaan variabel tersebut.

Selain itu statistik deskriptif juga berfungsi menyajikan informasi

sedemikian rupa, sehingga data yang dihasilkan dari penelitian

dapat dimanfaatkan oleh orang lain yang membutuhkan. Ciri ana-

lisis kuantitatif adalah selalu berhubungan dengan angka, baik

yang diperoleh dari pencacahan maupun penghitungan. Data yang

telah diperoleh dari pencacahan selanjutnya diolah dan disajikan

dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti oleh pengguna data

tersebut. Sajian data kuantitatif sebagai hasil analisis kuantitatif

dapat berupa angka-angka maupun gambar-gambar grafik.

Seorang dosen Statistik Pendidikan tertarik untuk meneliti Kemam-

puan Statistik Pendidikan  mahasiswa. Untuk keperluan  tersebut

peneliti melihat nilai  Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian

Semester dalam matakuliah yang diberikannya kepada 14

mahasiswa semester 4 di salah satu perguruan tinggi. Setelah

melakukan studi dokumenter diperoleh data sebagai berikut:

Nama Nilai UTS Nilai UAS Rata-rata

A 65 70 67,5

B 70 73 71,5

C 75 80 77,7

D 73 71 72

E 60 75 67,5

F 65 72 68,5

G 74 80 77

H 68 74 71

114

Page 115: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

I 67 78 72,5

J 65 78 71,5

K 80 82 81

L 78 81 79,5

M 76 78 77

N 72 80 76

Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana kualifikasi kemampuan

mahasiswa tersebut dalam mata kuliah Statistik pendidikan, baik

ditinjau dari nilai Ujian Tengah Semester  maupun Ujian Semester,

skor-skor tersebut dikonversi menjadi nilai. Pengkonversian skor

menjadi nilai dapat dipergunakan pendekatan Penilaian Acuan

Norma (PAN) atau Penilaian Acuan Patokan (PAP). Jika

pendekatan pertama (PAN) yang dipergunakan, maka norma yang

dijadikan standar adalah nilai Rata-rata (Mean) dan Standar

Deviasi (SD) masing-masing nilai variabel. Namun, jika yang

dipergunakan pendekatan kedua (PAP), maka standarnya adalah

standar nilai yang dimiliki oleh lembaga yang bersangkutan.

Misalnya STAIN Jember memiliki standar nilai prestasi hasil

belajar mahasiswa sebagai berikut:

NO SKOR NILAI KODE KUALIFIKASI

12345

80 – 10070 – 7960 – 6950 – 590 – 49

43210

ABCDE

Baik SekaliBaik

CukupKurang

Sangat Kurang

Dengan berpedoman pada standar di atas, maka skor hasil peng-

ukuran kemampuan dapat dilakukan konversi. Melalui cara ini da-

115

Page 116: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

pat diketahui distribusi nilai berikut kualifikasinya. Hal ini dapat di-

lihat berikut ini:

Nama Nilai UTS Nilai Ujian Semester

Statistik Pendidikan

Skor kw Skor kw Skor Kw

A 65 C 70 B 67,5 C

B 70 B 73 B 71,5 B

C 75 B 80 A 77,5 B

D 73 B 71 B 72 B

E 60 C 75 B 67,5 C

F 65 C 72 B 68,5 C

G 74 B 80 A 77 B

H 68 C 74 B 71 B

I 67 C 78 B 72,5 B

J 65 C 78 B 71,5 B

K 80 A 82 A 81 A

L 78 B 81 A 79,5 B

M 76 B 78 B 77 B

N 72 B 80 A 76 B

Langkah selanjutnya agar hasil konversi nilai memiliki makna lebih

jelas, maka dilakukan kualifikasi berdasarkan jenis-jenis variabel

beserta kualifikasinya. Tabel-tabel  berikut merupakan hasil dari

116

Page 117: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

prosedur pengerjaan ini. Dari tabel-tabel tersebut peneliti mulai

bisa bicara sesuai dengan keadaan yang termuat di dalamnya.

Misalnya pada tabel 4 peneliti mulai mendeskripsikan bahwa nilai

Statistik Pendidikan mahasiswa Jurusan Tarbiyah STAIN Jember

Semeter V, tidak tampak (0%) yang berkategori/berkualifikasi

Kurang  (D) dan Sangat Kurang (E) tidak tampak (0%). Kualifikasi

nilai mereka berkisar antara nilai Baik Sekali 7%, Baik  sebesar

71,43%, dan selebihnya berkualifikasi Cukup 21,43%. Secara

umum dapat dikatakan bahwa nilai Statistik Pendidikan  yang

diperoleh mahasiswa Jurusan Tarbiyah termasuk Baik. Hal ini

dapat dilihat pula dari nilai rata-ratanya, yaitu sebesar 73.57.

Nilai

Ujian Teng. Sem.

Ujian Semester

Statistik Pend.

F % F % F %

ABCDE

17600

75042,860

59000

35,7164,290

11030

771,4321,43

2) Analisis Kuantitatif InferensialPemakaian analisis inferensial bertujuan untuk menghasilkan

suatu temuan yang dapat digeneralisasikan  secara lebih luas ke

dalam wilayah populasi. Di sini seorang peneliti akan selalu berha-

dapan dengan hipotesis nihil (Ho) sebagai dasar penelitiannya

untuk diuji secara empirik dengan statistik inferensial.

Jenis statistik inferensial cukup banyak ragamnya, Peneliti dibe-

rikan peluang sebebas-bebasnya untuk memilih teknik mana yang

paling sesuai (bukan yang paling disukai) dengan sifat/jenis data 117

Page 118: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

yang dikumpulkan. Secara garis besar jenis analisis ini dibagi

menjadi dua bagian. Pertama untuk jenis penelitian korelasional

dan kedua untuk komparasi dan/atau eksperimen. Perhatikan

tabel berikut:

Jenis Data dan teknik Analisis Korelasi yang Tepat

Variabel 1 Variabel 2 Teknik Analisis Korelasi

1. Interval2. Ordinal

(rangking)3. Rangking4. Dikhotomi

buatan5. Dikhotomi6. Dikhotomi

asli7. Dikhotomi

buatan8. Dikhotomi

asli9. Kategorik

asli atau buatan

IntervalOrdinal (rangking)RangkingIntervalIntervalIntervalDikhotomi buatanDikhotomi asliKategorik asli atau buatan

Product MomentTata jenjang (lebih te-pat untuk N kurang 30Tau dari Kendall (lebih tepat untuk N kurang dari 10)BiserialWide Spread biserialPoint biserialTetrachoricKorelasi PhiChi Kuadrat dilanjutkan Koefisien Kontingensi

(Suharsimi Arikunto, 1993)

Untuk jenis penelitian Komparasi dan/atau eksperimen, jika hanya

dua variabel yang diperbandingkan, maka penggunaan t-tes lebih

tepat dengan memperhatikan besar kecilnya data serta sifat hu-

bungan variabelnya. Namun apabila lebih dari dua variabel, maka

penggunaan analisis varians akan lebih efektif dan efisien. Apalagi

118

Page 119: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

sekarang sudah cukup memasyarakat penggunaan komputer se-

bagai sarana analisis data.

Mengingat waktu yang sangat terbatas, tentu tidak mungkin se-

mua teknik statistik tersebut akan dibahas. Pada bagian ini hanya

akan diberikan contoh analisis dengan teknik korelasi Tata

Jenjang. Teknik korelasi ini dipergunakan untuk melihat ada

tidaknya hubungan antara dua variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y). Persyaratan yang harus dipenuhi di dalam

mempergunakan teknik ini selain datanya harus berskala ordinal,

baik variabel X maupun variabel Y, dan jumlah kasusnya kurang

dari 30 kasus.

E. Tes SignifikansiTes signifikansi artinya melakukan perbandingan antara nilai hasil

perhitungan dengan nilai yang ada di dalam tabel statistik. Perlu

diingat bahwa setiap jenis teknik statistik. Selalu disertai dengan

angka-angka tabel, sehingga ada yang berpendapat bahwa

keterampilan statistik itu sebenarnya hanya keterampilan

membandingkan angka-angka perhitungan dengan angka-angka

tabelnya.

Di dalam pembandingan tersebut jika nilai hasil perhitungan  nilai

tabel, berarti signifikan (ditolak dan diterima). Sebaliknya jika

hasil perhitungan  nilai tabel berarti non signifikan ( diterima dan

ditolak).

119

Page 120: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

DAFTAR PUSTAKA

A. Latif, Misno, (2000). Teknik Analisis Data Kuantitatif, Makalah

diklat Action Research Mahasiswa STAIN Jember.Anastasi, A., & Urbina, S. (1998). Tes Psikologi (Edisi Terjemahan).

Jakarta: PT. Prenhallindo.

Arboleda, C. R. (1981). Communications Research. Manila: CFA.

Ary, Donald, et al. (2010). Introduction to Research in Education.

Wadsworth: USA

Arikunto, Suharsimi, (1993). Manajemen Penelitian,  Jakarta: Rineka

Cipta.

Arikunto, Suharsimi (2000). Manageman Pendidikan. Jakarta :

Rineka Cipta.

Arikunto, Ssuharsimi (2010). Prosedur penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:: PT. Rineka Cipta.

Azwar, S. (2007). Sikap Manusia. Teori dan Pengukurannya. Edisi

ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Azwar, S. (2011). Tes Prestasi: Fungsi dan pengembangan peng-ukuran prestasi belajar.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

120

Page 121: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Cook, D. A. & Beckman, T. (2006). Current concept validity and re-

liability for psychometric instrument: Theory and applica-

tion. The American Journal of Medicine.Cooper, Donald R. dan Pamela S. Schindler. (2006). Metode riset

bisnis, vol. 1, edisi 9 (Business research methods, 9th edition);

Budijanto, Didik Djunaedi, Damos Sihombing, penerjemah.

Jakarta: Media Global Edukasi. 28

Delbert C. (1991). Handbook of research design and social measu-rement. Newbury Park: Sage.

Denzin, Norman K. & Yuonna S. Lincoln. (2009). Handbook of quali-tative research; Dariyatno, Badrus Samsul Fata, Abi dan John

Rinaldi, penerjemah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gay, L. R. (1981). Educational Research: Competencies for Anlysis and Application. London: Prentice-Hall International (UK) ltd.

Given, Lisa M. (editor). 2008. The Sage encyclopedia of qualitative research methods. Thousand Oaks: Sage.

Griffin, Emory A. (2011). A first look at communication theory, edisi

ke-8. New York: McGraw Hill. Isaac, Stephen dan William B.

Michael. 1982. Handbook in research and evaluation: for

education and behavioral sciences, edisi ke-2, cet. ke-2. San

Diego: Edits Publishers. Miller,

Isaac, S. dan William B. M. (1977). Handbook in Reasearch and Evaluation: For Education and the Behavioral Sciences. First

edition. San Diego, CA: EdiTS

Isaac, Stephen., Michael, William B., (1985), Handbook in Research and Evaluation, California, Edits publishers

Jacobs, L. C. (1991). Test Reliability. IU Bloomington evaluation ser-

vice & testing.Diakses pada tanggal 7 November 2014

dari www.indiana.edu.

121

Page 122: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Kerlinger, (2004). Asas-asas Penelitian Behavioral. Edisi Ketiga,

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Kerlinger. (2006). Asas-asas Penelitian Behavioral. Edisi Ketiga.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Maqsun Arr. Sofwan, Misno A. Latif, (1991). Pengantar Statistik Pendidikan, Jember, FKIP.

Mc Millan, J.H. dan Schumacher, S. (2010). Research in Education (Evidence Based Inquiry) Seventh Edition. London: Pearson. 

Muhadjir, Noeng. (1991). Metodologi penelitian kualitatif, cetakan ke-

3. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Nawawi, Hadari, dkk. (2010). Penelitian Terapan. UGM Press:

Yogyakarta

Neuman, W. L. (2007). Basic of social research: Qualitative and qu-antitative qpproaches, second edition. Pearson Education, Inc.

Patilima, Hamid. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Malang

Sudijono, Anas, (1987). Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta:

Rajawali Pers.

Sugiyono. (2004). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono, (2007). Memahami Penelitian Kualitatif Cetakan III, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuan-titatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuan-titatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.

W. Lawrence Neuman, (2004). Social  Research Metthods, (Canadian Internanational Depelopment Agency)

122

Page 123: 2abdmunir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/63/2017/... · Web viewTeori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Wayan Ardana, (1982). Beberapa Metode Statistik Untuk Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha Nsional.

123