bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan...

162
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini perhatian dunia terhadap isu gender nampaknya masih cukup serius, terbukti dengan dimasukkannya persoalan ini sebagai salah satu bagian dari delapan kesepakatan Millenium Development Goals (MDGs) yang kemudian berlanjut ke sustainable Divelopment Goals (SDGs). Secara historis, wacana gender mulai muncul kepermukaan sekitar tahun 40-an yang digagas oleh kaum feminis di dunia barat, kemudian mulai mencuat sekitar tahun 1977 ketika sekelompok feminis di London tidak lagi memakai isu-isu lama seperti patriarchat atau sexist dalam membahas hubungan laki-laki dan perempuan. Ini merupakan perkembangan yang cerdas, karena sebenarnya masalah ketidaksetaraan hubungan antara laki-laki dan perempuan sebagian besar dibentuk oleh pembedaan konstruksi “perempuan” dan “laki-laki” secara sosial budaya, dan bukan secara biologis (seks atau kelamin). Oleh karena itu, pemindahan wacana ketidaksetaraan tersebut dari panggung biologis ke panggung sosial budaya/gender secara teoritis lebih efektif (Nugroho, 2008; x). Selanjutnya hal ini menjadi semakin menarik perhatian banyak ilmuwan sosial khususnya kaum feminis. 1

Transcript of bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan...

Page 1: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampai saat ini perhatian dunia terhadap isu gender nampaknya masih

cukup serius, terbukti dengan dimasukkannya persoalan ini sebagai salah satu

bagian dari delapan kesepakatan Millenium Development Goals (MDGs) yang

kemudian berlanjut ke sustainable Divelopment Goals (SDGs). Secara historis,

wacana gender mulai muncul kepermukaan sekitar tahun 40-an yang digagas

oleh kaum feminis di dunia barat, kemudian mulai mencuat sekitar tahun

1977 ketika sekelompok feminis di London tidak lagi memakai isu-isu lama

seperti patriarchat atau sexist dalam membahas hubungan laki-laki dan

perempuan. Ini merupakan perkembangan yang cerdas, karena sebenarnya

masalah ketidaksetaraan hubungan antara laki-laki dan perempuan sebagian

besar dibentuk oleh pembedaan konstruksi “perempuan” dan “laki-laki”

secara sosial budaya, dan bukan secara biologis (seks atau kelamin). Oleh

karena itu, pemindahan wacana ketidaksetaraan tersebut dari panggung

biologis ke panggung sosial budaya/gender secara teoritis lebih efektif

(Nugroho, 2008; x). Selanjutnya hal ini menjadi semakin menarik perhatian

banyak ilmuwan sosial khususnya kaum feminis.

Besarnya perhatian kaum feminis terhadap persoalan gender dan

perempuan disebabkan masih terjadinya ketidakadilan gender dalam

berbagai kehidupan baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Eksistensi perempuan dalam masyarakat masih dipandang sebagai warga

kelas dua sehingga merekamasih menduduki posisi subordinat dan

termarjinal. Posisi demikian ini kurang menguntungkan bagi kaum perempuan

dibanding lawan jenisnya. Untuk memperbaiki nasib kaum perempuan,

berbagai upaya telah dilakukan oleh kaum feminis baik di dunia barat

maupun di Indonesia. Untuk di Indonesia salah seorang pejuang nasib kaum

perempuan yang tidak asing lagi dikalangan masyarakat adalah Raden Ajeng

Kartini. Perjuangan R.A Kartini tidak berhenti meskipun ia telah tiada, cita-

1

Page 2: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

citanya ditindaklanjuti oleh tokoh-tokoh perempuan Indonesia lainnya yang

memiliki visi serupa dengan Kartini seperti R.A Sutinah Joyopranoto, Rr,

Rukmini dan lain-lain.

Perjuangan R.A Kartini merupakan embrio perjuangan hak perempuan

di Indonesia. Wujud pergerakan perempuan pasca Kartini adalah

terbentuknya berbagai organisasi perempuan yang mempunyai visi

memperbaiki status kaum perempuan melalui berbagai upaya seperti

peningkatan pendidikan dan keterampilan, perlindungan hukum dan lain-lain.

Pada dekade berikutnya organisasi perempuan ini menyelenggarakan

kongres perempuan pertama pada tanggal 22 Desember 1928 di Jogyakarta

dan ini merupakan tonggak sejarah yang sangat penting bagi pergerakan

perempuan Indonesia. Namun demikian selama setengah abad dari

pelaksanaan kongres ini, pergerakan perempuan indonesia belum mendapat

perhatian yang serius dari pemerintah meskipun setelah merdeka persamaan

hak, kesempatan dan perlakuan antara laki-laki dan perempuan telah

tertuang dalam UUD 45 ps. 27.

Secara kongkrit pernyataan ini baru tertuang dalam garis-garis besar

haluan negara (GBHN) tahun 1978 atau 50 tahun setelah Kongres Wanita

Indonesia (KOWANI) I yang sekaligus diikuti oleh berdirinya Kementerian

Urusan Peranan Wanita. Oleh karena itu, saat ini secara normatif baik dalam

Undang-undang Dasar 1945 maupun dalam GBHN 1978 sampai GBHN 1999

dan RPJMN saat ini telah tercantum adanya hak, kewajiban dan kesempatan

yang sama antara kaum laki-laki dan perempuan dalam segala aspek

pembangunan. Disamping itu pemerintah juga telah meratifikasi konvensi ILO

No. III dengan UU No. 80 tahun 1957 tentang pengupahan yang sama antara

laki-laki dan perempuan dalam jenis pekerjaan yang sama nilainya dan juga

telah meratifikasi konvensi tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi

terhadap perempuan (CEDAW) dengan UU. No. 7 tahun 84..

Berbagai kebijakan dan strategi pembangunan mulai dari Women in

Divelopment (WID), Women and Divelopment (WAD), Gender and

Divelopment (GAD) dan Gender Mainstreaming (GM) yang diikuti oleh strategi

pengarusutamaan gender melalui Inpres No. 9/2000. telah ditempuh oleh

2

Page 3: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

pemerintah untuk mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) di

masyarakat. Kesetaraan dan Keadilan Gender ini menjadi Visi dari

pembangunan pemberdayaan Perempuan. Namun demikian, apa yang telah

diupayakan oleh pemerintah sejak tiga dasa warsa lebih nampaknya belum

menampakkan hasil yang maksimal. Hal ini tercermin dari kenyataan yang

masih terjadi di masyarakat Bali pada umumnya dan khususnya di Kabupaten

Buleleng dimana ketimpangan gender pada beberapa bidang pembangunan

masih relatif menonjol, seperti di bidang pendidikan, ketenagakerjaan

termasuk di bidang pariwisata.

Pada dasarnya munculnya permasalahan perempuan dan isu gender di

masyarakat disebabkan adanya konstruksi sosial budaya yang meletakkan

peran laki-laki dan perempuan secara berbeda-beda yang didasarkan pada

pemahaman perbedaan biologis dan fisiologis dari laki-laki dan perempuan.

Ideologi gender yang berkembang di masyarakat telah menentukan bahwa

rumah tangga atau ranah domestik adalah dunianya perempuan sedangkan

ranah publik menjadi dunianya laki-laki. Dikotomi peran yang demikian ini

yang kemudian diiringi dengan munculnya budaya patriarkhi cenderung

menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya perlakuan yang kurang

menguntungkan bagi kaum perempuan seperti perlakuan diskriminatif.

Ketidakadilan gender yang demikian ini mengakibatkan terjadinya

ketimpangan gender pada beberapa aspek kehidupan di masyarakat (Arjani,

2003).

Sebagai komitmen pemerintah pusat maupun daerah dalam

menangani masalah perempuan, maka saat ini tingkat Provinsi dan

Kabupaten telah terbentuk struktur kelembagaan yang khusus menangani

pemberdayaan perempuan. Di tingkat Provinsi Bali sejak pertengahan tahun

2008 bagian Pemberdayaan Perempuan telah di ubah statusnya menjadi

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Sementara untuk

di Kabupaten Buleleng juga telah berubah dari sub bagian menjadi Badan

Pemberdayaan Perempuan dan keluarga berencana (PPKB) Meskipun

lembaga khusus tentang peningkatan Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG)

telah dibentuk lengkap dengan kebijakan dan program-programnya, bukan

3

Page 4: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

berarti KKG ideal dapat dicapai dengan mudah. Justru dalam beberapa hal

sebaliknya, seperti telah disinggung di atas bahwa permasalahan KKG ini

masih terjadi di masyarakat terlihat lebih jelas dan perlu dicarikan jalan

keluarnya.

Permasalahan belum tercapainya KKG ini bisa dilihat dengan masih

terjadinya kesenjangan gender diberbagai sektor pembangunan. Oleh karena

itu, untuk menunjukkan atau memberi gambaran secara lebih nyata tentang

kesenjangan gender yang masih terjadi sangat diperlukan bukti-bukti berupa

data pendukung yang terpublikasi dalam bentuk buku statistik gender.

Dengan demikian akan dapat diketahui secara lebih jelas kesenjangan yang

terjadi yang pada gilirannya dapat memberikan petunjuk secara jelas kepada

para penentu kebijakan dan penyusun program. Pada dasarnya data terpilah

berdasarkan jenis kelamin yang ada pada buku statistik gender dapat dipakai

dasar dalam menyusun kebijakan/program/kegiatan dan penganggaran yang

responsif gender (PPRG). Jika para perencana sudah mampu menyusun PPRG

berlandaskan pada data riil yang ada di Kabupaten Buleleng, maka dapat

dipastikan strategi pengarusutamaan gender dapat di aplikasikan secara

cepat. Ini pada gilirannya akan dapat mempercepat terwujudnya kesetaraan

dan keadilan gender dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan

negara. Disamping itu, untuk memotivasi semangat daerah dalam mencapai

KKG, maka pemerintah memberikan penghargaan berupa Anugrah Parahita

Ekapraya yang biasanya diserahkan langsung oleh Presiden setiap tanggal 22

Desember bertepatan dengan perayaan hari ibu. Untuk kepentingan APE,

maka salah satu persyaratannya adalah adanya data terpilah menurut jenis

kelamin yang tertuang dalam bentuk buku Statistik Gender.

1.2 Maksud Dan Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Secara umum penyusunan buku Statistik Analisis Gender ini bertujuan

untuk menyajikan data statistik yang terpilah berdasarkan jenis kelamin di

berbagai aspek pembangunan, seperti aspek pendidikan, kesehatan, kegiatan

ekonomi, serta masalah sosial lainnya. Penulisan statistik analisis gender ini

4

Page 5: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

dibuat secara deskriptif, dan sejauh mungkin memperlihatikan isu gender di

setiap babnya. Berdasarkan data-data yang ada dalam buku ini, para pembaca

khususnya para penentu kebijakan akan dapat menemukenali isu-isu gender

yang ada pada masing-nasing sektor pembangunan. Atas dasar ini mereka

nantinya akan dapat menyususn program/kegiatan yang sesuai dengan isu

yang ada sehingga pada gilirannya tujuan pembangunan secara umum dan

khususnya pembangunan pemberdayaan perempuan menuju kesetaraan dan

keadilan gender dapat cepat terwujud.

1.2.2 Tujuan Khusus

Manfaat khusus dari penyusunan buku Statistik Analisis Gender

Kabupaten Buleleng ini antara lain adalah dapat memberikan petunjuk atau

refrensi bagi para penentu kebijakan dan penyusun program pada setiap

organisasi perangkat daerah (OPD) terutama dalam menyusun kegiatan

pembangunan yang responsif gender sehingga kegiatan yang direncanakan

dapat menghasilkan pembangunan yang tepat sasaran. Ketersediaan data

terpilah menurut jenis kelamin merupakan dasar dalam melakukan analisis

gender sehingga para perencana mampu menyusun kebijakan/ program/

kegiatan serta anggaran pembangunan yang responsif gender. Hal ini pada

akhirnya akan dapat mempercepat pelaksanaan strategi pengarusutamaan

gender (PUG) di segala bidang pembangunan sehingga kesenjangan gender

lebih cepat bisa diatasi.

5

Page 6: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BULELENG

2.1 Sejarah Singkat Kabupaten Buleleng

Setiap daerah mempunyai sejarah pembentukan wilayahnya terutama

terkait dengan penamaan wilayah, demikian juga dengan keberadaan

Kabupaten Buleleng. Tersebutlah Istana Gelgel pada sekitar tahun 1568 dalam

suasana tenang, dimana Raja Sri Aji Dalem Sigening menitahkan putranda Ki

Barak Sakti, supaya kembali ketempat tumpah darah Bundanya di Den Bukit

(Bali Utara). Ki Barak Panji bersama Bunda Sri Luh Pasek, setelah memohon

diri kehadapan Sri Aji Dalem lalu berangkat menuju Den Bukit diantar oleh

empat puluh orang pengiring Baginda yang dipelopori oleh Ki Kadosot.

Perjalanan mereka memasuki hutan lebat sangat mengerikan, udara

yang sangat dingin menggigilkan, menembus celah-celah bukit, mendaki

Gunung-gunung meninggi, menuruni jurang-jurang curam, dan akhirnya

mereka tiba pada suatu tempat yang agak mendatar. Pada tempat itulah

mereka melepaskan lelah seraya membuka bungkusan bekal mereka. Sekali

mereka makan ketupat, mereka sembahyang, kemudian mereka diperciki

air/tirta oleh Sri Luh Pasek, demi keselamatan perjalanannya, belakangan

tempat itu diberi nama “YEH KETIPAT”. Rombongan Ki Barak Panji telah tiba di

Desa Gendis/Panji dengan selamat.

Tersebutlah Ki Pungakan Gendis, pemimpin desa yang sekali-kali tiada

menghiraukan keluh kesah para penduduknya. Ia memerintah hanya semata-

mata untuk memenuhi nafsu buruknya, kesenangannya hanyalah bermain

judi, terutama sabungan ayam. Oleh karena demikian sikap pemimpin Desa

Gendis itu, maka makin lama makin dibenci rakyatnya, dan pada saat terjadi

peperangan, ia dibunuh oleh Ki Barak Panji.Desa Gendis di perintah oleh Ki

Barak Panji, seorang pemimpin yang gagah berani, adil dan bijaksana. Ki Barak

Panji mendengar adanya kapal layer Tionghoa terdampar, kemudian

timbullah rasa belas kasihan untuk menolong pemilik kapal tersebut. Baginda

bersama-sama dengan Ki Dumpyung dan Ki Kadosot dapat membantu

menyelamatkan kapal layer yang terdampar itu di pantai segara

6

Page 7: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

penimbangan. Setelah bantuannya berhasil, baginda mendapat hadiah

seluruh isi kapal tersebut berupa barang-barangtembikar seperti piring,

mangkok, dan uang kepeng yang jumlahnya sangat besar.

Kepemimpinan Ki Barak Panji makin lama makin terkenal, beliau selalu

memperhatikan keadaan rakyatnya, mengadakan pembangunan di segala

bidang baik fisik maupun spiritual. Oleh karena demikian maka sekalian

penduduk Desa Gendis dan Sekitarnya, secara bulat mendaulat Baginda

supaya menjadi Raja, yang kemudian dinobatkan dengan gelar “Ki Gusti

Ngurah Panji Sakti”.Untuk mencari tempat yang agak datar, maka Kota Gendis

serta Kahyangan Pura Bale Agung-nya di pindahkan ke Utara Desa Panji. Pada

tempat yang baru inilah Baginda mendirikan istana lengkap dengan

Kahyangan Pura Bale Agungnya. Guna memenuhi kepentingan masyarakat

desanya untuk menghantar persembahyangan di dalam pura maupun upacara

di luar pura, serta untuk hiburan-hiburan lainnya, maka Baginda membuat

seperangkat gamelan gong yang masing-masing di beri nama sebagai

berikut :

· Dua buah gongnya di beri nama Bentar Kedaton

· Sebuah bendennya di beri nama Ki Gagak Ora

· Sebuah keniknya bernama Ki Tudung Musuh

· Teropong bernama Glagah Ketunon

· Gendangnya bernama Gelap Kesanga

· Keseluruhannya bernama “ Juruh Satukad”.

Karna perbawa dan keunggulan Ki Gusti Ngurah Panji Sakti, maka Kyai Alit

Mandala, lurah kawasan Bondalem tunduk kepada Baginda. Kemudian atas

kebijaksanaanya maka Kyai Alit Mandala, diangkat kembali menjadi lurah

yang memerintah di kawasan Bondalem, Buleleng Bagian Timur.Pada sekitar

tahun 1584 Masehi, untuk mencari tempat yang lebih strategis maka Kota

Panji dipindahkan kesebelah Utara Desa Sangket. Pada tempat yang baru

inilah Baginda selalu bersuka ria bersama rakyatnya sambil membangun dan

kemudian tempat yang baru ini di beri nama “ SUKASADA” yang artinya slalu

Besruka Ria.selanjutnya di ceritakan berkat keunggulan Ki Gusti Panji Sakti,

maka Kyai Sasangka Adri, Lurah kawasan Tebu Salah (Buleleng Barat) tunduk

7

Page 8: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

kepada baginda. Lalu atas kebijaksanaan beliau maka Kyai Sasangka Adri

diangkat kembali menjadi Lurah di kawasan Bali Utara Bagian Barat.

Untuk lebih memperkuat dalam memepertahankan daerahnya, Ki

Gusti Ngurah Panji Sakti segera membentuk pasukan yang di sebut “Truna

Goak” di Desa Panji. Pasukan ini dibentuk dengan jalan memperpolitik seni

permainan burung gagak, yang dalam Bahasa Bali disebut “Magoak-goakan”.

Dari permainan ini akhirnya terbentuknya pasukan Truna Goak yang

berjumlah 2000 orang, yang terdiri dari para pemuda perwira berbadan

tegap, tangkas, serta memiliki moral yang tinggi di bawah pimpinan perang

yang bernama Ki Gusti Tamblang Sampun dan di wakili oleh Ki Gusti Made

Batan.

Ki Gusti Ngurah Panji Sakti beserta putra-putra Baginda dan perwira

lainnya, memimpin pasukan Truna Goak yang semuanya siap bertempur

berangkat menuju daerah Blambang. Dalam pertempuran ini RajaBlambangan

gugur di medan perang dengan demikian kerajaan Blambangan dengan

seluruh penduduknya tunduk pada Raja Ki Gusti Ngurah Panji Sakti. Berita

kemenangan ini segera di dengar oleh Raja Mataram Sri Dalem Solo dan

kemudian beliau menghadiahkan seekor gajah dengan 3 orang

pengembalanya kepada Ki Gusti Ngurah Panji Sakti. Menundukkan kerajaan

Blambangan harus ditebus dengan kehilangan seorang putra Baginda

bernama Ki Gusti Ngurah Panji Nyoman, hal mana mengakibatkan Baginda

Raja selalu nampak bermuram durjan. Hanya berkat nasehat-nasehat Pandita

Purohito, akhirnya kesedihan Baginda dapat terlupakan dan kemudian

terkandung maksud untuk membangun istana yang baru di sebelah Utara

Sukasada.

Pada sekitar tahun Candrasangkala “Raja Manon Buta Tunggal” atau

Candrasangkala 6251 atau sama dengan tahun caka 1526 atau tahun 1604

Masehi, Ki Gusti Ngurah Panji Sakti memerintahkan rakyatnya membabat

tanah untuk mendirikan sebuah istana di atas padang rumput alang-alang,

yakni lading tempat pengembala ternak, dimana ditemukan orang-orang

menanam Buleleng. Pada ladang Buleleng itu Baginda melihat beberapa buah

pondok-pondok yang berjejer memanjang. Di sanalah beliau mendirikan

8

Page 9: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

istana yang baru, yang menurut perhitungan hari sangat baik pada waktu itu,

jatuh pada tanggal “30 Maret 1604”.Selanjutnya Istana Raja yang baru

dibangun itu disebut “SINGARAJA” karena mengingat bahwa keperwiraan

Raja Ki Gusti Ngurah Pnji Sakti tak ubahnya seperti Singa.Demikianlah hari

lahirnya Kota Singaraja pada tanggal 30 Maret 1604 yang bersumber pada

sejarah Ki Gusti Ngurah Panji Sakti, sedangkan nama Buleleng adalah nama

asli jagung gambal atau jagung gambah yang banyak ditanam oleh penduduk

pada waktu itu. (http://bulelenginfo.blogspot.co.id/ 2015/05/sejarah-

buleleng.html)

2.2 Lambang Daerah

Setiap daerah mempunyai lambang/logo yang mengandung arti dan

makna tersendiri, demikian juga halnya dengan Kabupaten Buleleng. Jika

dibandingkan dengan logo Kabupaten Lainnya, logo Kabupaten Buleleng

termasuk paling berbeda, tanpa gapura ataupun simbol - simbol religi lainnya.

Berikut ini adalah lambang/logo dari Kabupaten Buleleng.

Jika dilihat dari dasar hukumnya, lambang Kabupaten Buleleng ditetapkan

dengan Perda Kabupaten Buleleng, tanggal 25 April 1968 Nomor : 11/DPRD-

GR/PER/29 dan disahkan oleh Mendagri dengan Surat Keputusan tanggal 19

9

Page 10: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

November 1968 No. Pemda 10/29/35-323. Lambang Kabupaten Buleleng pun

memiliki dua arti, baik arti secara nasional dan arti secara daerah.

Dalam Arti Nasional

1. Bangunan Tugu atau Yupa berdasarkan segi lima : melambangkan

dasar falsafah Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila.

2. Singa Ambara, bersayap tujuh belas helai : melambangkan tanggal

atau hari Proklamasi yaitu tanggal 17.

3. Buleleng atau jagung dengan daun delapan helai : melambangkan

bulan yang ke delapan yaitu Agustus.

4. Butir-butir Buleleng atau Jagung Gembal berjumlah empat puluh lima

butir : melambangkan tahun Proklamasi yaitu tahun 1945.

5. Dari No. 1 sampai 4 jika dirangkaikan melambangkan jiwa Proklamasi

17 Agustus 1945 yang berdasarkan Pancasila.

Dalam Arti Daerah 1. Yupa Padmasana yang berbentuk segi lima : melambangkan falsafah

negara RI yaitu Pancasila.

2. Arca Singa-Raja yang bersayap : sebagai lambang nama kota Daerah

Kabupaten Buleleng yang terbentang dari Timur ke Barat

3. Buleleng atau Jagung Gembal yang dipegang tangan kanan singa itu :

melambangkan nama Daerah Kabupaten yaitu : Buleleng yang

dipegang oleh Kota Singaraja.

4. Moto “Singa Ambara Raja” : melambangkan kelincahan dan semangat

kepahlawanan rakyat Buleleng.

5. Sembilan helai Kelopak Bunga Teratai : melambangkan sembilan

kecamatan yang ada di Daerah Tingkat II Buleleng.

6. Tiga Ekor Gajah Mina : melambangkan kekuatan, kebijaksanaan, dan

kepandaian rakyat Buleleng.

7. Tiga buah permata yang memancar berkilau-kilauan : melambangkan

kewaspadaan dan kesiap siagaan rakyat Buleleng.

10

Page 11: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

8. Jumlah bulu sayap yang besar dan yang kecil tiga puluh helai yaitu :

sayap jajaran yang pertama banyaknya 5 helai, kedua banyaknya 7

helai, ketiga banyaknya 8 helai dan sayap jajaran yang keempat

banyaknya 10 helai. Melambangkan tanggal atau hari lahirnya kota

Singaraja.

9. Tiga puluh tulang pemegang bulu sayap : melambangkan bulan yang

ketiga atau bulan Maret yaitu bulan lahirnya kota singaraja.

10. Rambut, bulu gembal, bulu ekor Singa yang panjang-panjang jumlah

seribu enam ratus empat helai : melambangkan tahun lahirnya kota

Singaraja.

11. Dari No. 8 sampai 10 jika dirangkaikan melambangkan tanggal 30

Maret 1604 hari lahirnya Kota Singaraja.

Penjelasan Tambahan Lainnya1. Lambang Daerah Kabupaten Buleleng dalam bentuk Panji

mempergunakan dasar warna biru cemerlang. Melambangkan warna

pikiran yang taat, cinta dan berbakti ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi

Wasa / Tuhan Yang Maha Esa.

2. Singa Ambara atau Singa Bersayap berwarna merah hidup :

melambangkan warna pikiran yang bersemangat dalam keperwiraan.

3. Warna putih bersih : merupakan simbul hati nurani yang sangat bersih

dan jujur.

4. Warna hitam adalah : lambang kemarahan dan siap maju bila

diganggu.

5. Motto “Singa Ambara Raja”: MELAMBANGKAN KELINCAHAN DAN

SEMANGAT KEPAHLAWANAN RAKYAT KABUPATEN BULELENG

(http://bulelenginfo.blogspot.co.id/2015/05/lambang-dan-pengertian-

lambang-buleleng.html)

11

Page 12: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

2.3 Visi dan Misi

Visi

Pada akhirnya, tujuan pembangunan akan tercapai secara optimal jika

didukung oleh peranserta para pihak secara menyeluruh. Untuk itu

pembangunan yang dilandasi kebersamaan dengan mengedepankan

komunikasi, koordinasi dan keterbukaan menjadi kata kunci keberhasilan

pembangunan dimaksud. Gambaran kondisi dan situasi Kabupaten Buleleng

yang akan kita wujudkan lima tahun kedepan dirumuskan dalam bentuk Visi

sebagai berikut: ”TERWUJUDNYA MASYARAKAT BULELENG YANG MANDIRI,

SEJAHTERA, DAMAI DAN LESTARI BERLANDASKAN TRI HITA KARANA”

Arah menuju visi tersebut dapat diukur melalui indikator-indikator sebagai

berikut:

1. Mandiri, diukur dengan:

o Meningkatnya profesionalisme aparatur pemerintah daerah

yang berbasis kinerja.

o Terwujudnya penyelenggaraan negara yang mampu

menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (Good and

Clean Governance): profesional, transparan, akuntable,

memiliki kredibilitas dan bebas KKN.

o Meningkatnya penguasaan ilmu pengetahuan dan

pengembangan teknologi tepat guna bagi masyarakat.

o Tersedianya sumberdaya manusia yang berkualitas dan mampu

memenuhi tuntutan dan kemajuan pembangunan daerah.

o Meningkatnya partisipasi/swadaya masyarakat dalam

memenuhi sendiri kebutuhan pokok.

o Terwujudnya pariwisata berbasis budaya dan keindahan alam

yang unik, serta bersinergi dengan sektor pertanian.

2. Sejahtera, diukur dengan :

o Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ditunjukan

oleh:

12

Page 13: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

1. Tingkat Pendidikan antara lain: terlaksananya wajib

belajar 12 tahun, meningkatnya jumlah penduduk

berpendidikan tinggi, menurunnya tingkat pendidikan

terendah, meningkatnya angka partisipasi sekolah, dan

tersedianya tenaga siap pakai melalui pendidikan

kejuruan.

2. Tingkat Kesehatan antara lain: meningkatnya derajat

kesehatan masyarakat, angka harapan hidup dan

terpenuhnya sistem pelayanan sosial melalui Asuransi

Kesehatan.

3. Kemampuan daya beli masyarakat ditunjukan oleh

meningkatnya pendapatan riil per kapita.

o Berkurangnya jumlah penduduk miskin, pengangguran terbuka

dan kesenjangan antar wilayah dan kesenjangan sosial.

o Meningkatnya akses masyarakat miskin terhadap pemenuhan

kebutuhan dasar (sandang, pangan, pendidikan, kesehatan,

perumahan, sanitasi, dan kesempatan berusaha).

o Berkembangnya keterpaduan antar sektor dalam pengelolahan

potensi ekonomi daerah yang berwawasan lingkungan.

o Tersedianya jaringan Infrastruktur yang mampu mendorong

perekonomian perdesaan.

3. Damai, diukur dengan:

o Teraktualisasinya keragaman budaya lokal.

o Terjaminnya kebebasan beribadah.

o Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan

ketentraman, ketertiban umum, dan supremasi hukum.

4. Lestari, diukur dengan:

o Terkelolanya lingkungan hidup dan pemanfaatan SDA secara

berkelanjutan.

13

Page 14: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

o Terpeliharanya adat istiadat dan nilai-nilai budaya Bali sebagai

pedoman di dalam kehidupan bermasyarakat.

o Terwujudnya lingkungan permukiman yang berlandaskan

kearifan lokal.

o Terwujudnya penggunaan ruang dan lahan sesuai dengan

Rencana Tata Ruang Wilayah.

Misi

Visi ini akan dicapai dengan menjalankan Misi yang dijabarkan sebagai

berikut.

1. Akselerasi pembangunan ekonomi untuk mewujudkan pertumbuhan

ekonomi tinggi, merata dan berkualitas.Pengembangan ekonomi

kerakyatan yang berbasis pada produk unggulan daerah.

2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia berkualitas yang profesional,

berbudaya dan

3. Menumbuhkembangkan sinergi seluruh pemangku kepentingan

(stakeholders) dalam setiap tahapan pembangunan.

4. Pelestarian budaya Bali yang ditumbuhkembangkan pada masyarakat.

5. Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang.

6. Mewujudkan pembangunan Buleleng yang berkelanjutan

(http://bulelengkab.go.id/index.php/profil/4/Visi-dan-Misi)

2.4 Kondisi Geografis

Secara umum Kabupaten Buleleng sudah dikenal sebagai daerah yang

mempunyai wilayah terluas di Provinsi Bali. Kabupaten Buleleng terletak di

belahan utara pulau Bali memanjang dari barat ke timur dan mempunyai

pantai sepanjang 144 km, secara geografis terletak pada posisi 8° 03’ 40” – 8°

23’ 00” lintang selatan dan 114° 25’ 55” – 115° 27’ 28” bujur timur. Kabupaten

Buleleng berbatasan dengan Kabupaten Jembrana di bagian barat, laut

Jawa/Bali di bagian utara, dengan Kabupaten Karangasem di bagian timur dan

di sebelah selatan berbatasan dengan 4 (empat) kabupaten, yaitu Kabupaten

Jembrana, Tabanan, Badung dan Bangli.

14

Page 15: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Buleleng 136.588 hektar

atau 24.25% dari luas Propinsi Bali. Sebagian besar wilayah Kabupaten

Buleleng merupakan daerah berbukit yang membentang di bagian selatan,

sedangkan di bagian utara yakni merupakan dataran rendah.Kabupaten

Buleleng memiliki iklim laut tropis yang dipengaruhi oleh angin musim dan

terdapat musim kemarau dan penghujan. Curah hujan terendah di di daerah

pantai dan tertinggi di daerah pegunungan.

(https://aidsbuleleng.wordpress.com). Gambar 2.1 berikut adalah peta

Kabupaten Buleleng.

Sumber: https://aidsbuleleng.wordpress.com

2.5 Kondisi Demografis

Penduduk merupakan sumberdaya manusia yang memegang peranan

penting dalam pelaksanaan proses pembangunan. Penduduk akan menjadi

aset pembangunan yang berarti apabila dapat diberdayakan secara maksimal,

namun sebaliknya akan menjadi beban bagi pembangunan apabila jumlah

penduduk yang besar tidak disertai dengan kualitas sumberdaya yang

memadai. Oleh karena itu sumber daya manusia ini sangat penting

ditingkatkan kualitasnya guna dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Komposisi penduduk menurut berbagai karakteristik baik variabel

demografi itu sendiri maupun variabel pembangunan akan memberikan

15

Page 16: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

gambaran tentang ketersediaan sumber daya manusia sebagai subyek

maupun obyek pembangunan. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin

dan variabel pembangunan lainnya diperlukan dalam perencanaan,

monitoring, maupun evaluasi program pembangunan secara umum. Untuk itu

berikut akan ditampilkan komposisi penduduk menurut jenis kelamin dan

kelompok umur.

2.5.1 Penduduk Menurut Wilayah dan jenis kelamin

Penampilan data komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin

sangat penting manfaatnya khususnya untuk mempermudah dalam

mengidentifikasi isu gender. Tabel 2.1 berikut ini menggambarkan komposisi

penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Buleleng.

Tabel 2.1 Proyeksi Penduduk Laki-laki dan Perempuan Kabupaten Buleleng, Tahun 2015-2016 (ribu jiwa)Jenis Kelamin 2015 2016

L P L PGerokgak 41,47 41,17 41,79 41.48Seririt 35,24 36,53 35.44 36.75Busungbiu 20,13 20,40 20.21 20.51Banjar 35,38 36,06 35.59 36.30Sukasada 37,72 38,07 38.06 38.43Buleleng 67,06 67,75 67.59 68.25Sawan 29,63 30,40 29.73 30.51Kubutambahan 27,90 27,22 28.00 27.35Tejakula 27,37 26,68 27.39 26.72

321,90 324,30 323.80 326.30Sumber : BPS Kabupaten Buleleng (Proyeksi Penduduk)

Bedasarkan proyeksi Penduduk Kabupaten Buleleng pada tahun 2015

berjumlah 64.620 jiwa. dari jumlah ini terdiri dari 321.90 laki-laki (50,33%)

dan 324.30 (48,67%) perempuan seperti tampak pada Tabel: 3.1. Angka ini

menggambarkan bahwa pada tahun 2015 jumlah penduduk laki-laki sedikit

lebih besar dibandingkan penduduk perempuan, atau kalau dilihat sex

rasionya berarti setiap 100 penduduk perempuan terdapat 101 penduduk laki.

Jika dilihat perkembangan penduduknya, tampak bahwa selama dua tahun

terakhir (tahun 2015-2016) diprediksi mengalami sedikit kenaikan.

16

Page 17: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Jika dilihat sebaran penduduk menurut wilayahnya tampak bahwa

tahun 2015 jumlah penduduk terpadat ada di kecamatan Buleleng yang

mencapai 134.810 jiwa yang terdiri dari 67.060 jiwa penduduk laki-laki dan

67,750 jiwa penduduk perempuan. Sementara itu, kecamatan yang

berpenduduk paling sedikit adalah kecamatan Busungbiu yang hanya 40.530

jiwa yang terdiri dari 20,130 jiwa laki-laki dan 20.400 perempuan. Pada tahun

2016 kondisinya tidak jauh berbeda dengan tahun 2015. Hal ini kemungkinan

disebabkan tingkat migrasi yang rendah artinya belum banyak penduduk luar

yang masuk ke daerah ini karena kecamatan Busungbiu tergolong wilayah

pedesaan. Sementara Kecamatan yang lain seperti Kecamatan Buleleng dan

Seririt dapat dikatakan daerah transisi desa-kota yang sudah menjadi pusat

urbanisasi. Persebaran penduduk berdasarkan wilayah kecamatan secara rinci

seperti tampak pada Tabel: 2.1.

2.5.2 Penduduk Menurut Kelompok Umur

Penduduk berdasarkan umur dimaksudkan untuk mengetahui komposisi

penduduk usia anak-anak, remaja/usia produktif, dan usia lanjut (lansia).

Struktur umur mencerminkan perubahan yang terjadi pada komponen

demografi yaitu, kelahiran, kematian, dan migrasi pada satu kurun waktu

tertentu. Pada awal transisi demografi, kelahiran yang tinggi menyebabkan

proporsi penduduk usia muda cukup tinggi. Apabila hal ini diikuti dengan

angka kematian yang tinggi, maka mereka yang bertahan hidup di usia di

atasnya menjadi relatif berkurang. Teori transisi demografi ini melalui empat

(4) tahap. Pertama, angka kelahiran dan kematian bergerak pada tingkatan

yang tinggi. Artinya, pada satu kurun waktu tertentu angka kelahiran yang

tinggi dibarengi dengan angka kematian yang tinggi pula. Kedua, angka

kematian mulai memperlihatkan kecenderungan menurun tetapi angka

kelahiran masih cukup tinggi. Ketiga, angka kelahiran dan kematian bergerak

menurun pada tingkat yang rendah. Keadaan penduduk berdasarkan

kelompok umur di Kabupaten Buleleng periode 2014 dan 2015 disajikan pada

Tabel 2.2 berikut ini.

17

Page 18: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Tabel 2.2 Penduduk Kabupaten Buleleng Menurut Kelompok Umur Tahun 2015 dan 2016

Kelompok Umur  2015 20160-4 51.90 51.505-9 58.40 57.30

10-14 59.90 60.4015-19 52.20 52.7020-24 47.10 46.4025-29 44.20 44.3030-34 43.00 42.8035-39 43.40 42.8040-44 47.80 47.6045-49 50.30 50.7050-54 43.40 45.6055-59 32.00 33.2060-64 24.20 25.0065-69 19.00 19.5070-74 14.10 14.4075 + 15.30 15.90

Jumlah 646.20 650.10Sumber:BPS Kabupaten Buleleng (ProyeksiPenduduk) http://bulelengkab.

bps.go.id/ frontend/linkTabelStatis/view/id/63

Dari Tabel 2.2 tampak bahwa berdasarkan kelompok umur, secara

kuantitas jumlah penduduk terbanyak ada pada kelompok umur 25-49 tahun.

Ini menggambarkan bahwa penduduk Kabupaten Buleleng didominasi oleh

penduduk usia produktif. Sementara penduduk kelompok umur 0-4 tahun

jumlahnya lebih sedikit dibandingkan kelompok umur 5-9 tahun dan

kelompok umur 10-14 tahun. Sementara itu jumlah penduduk kelompok

umur 15-24 tahun juga tampak lebih besar dibandingkan jumlah penduduk

kelompok umur 10-14 tahun. Penduduk yang tergolong lanjut usia (lansia)

jumlahnya relatif banyak, oleh karena itu untuk memberdayakan penduduk

lanjut usia ini pemerintah perlu memperhatikan keberadaan mereka sehingga

mereka tetap dapat produktif. Dengan memberdayakan mereka melalui

kegiatan yang bermanfaat bagi mereka, maka mereka ini tidak menjadi beban

bagi pembangunan dan juga akan dapat menekan depresi dikalangan para

lansia.

18

Page 19: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

2.6 Pemerintahan

Kabupaten Buleleng dengan ibu kota Singaraja merupakan suatu

pemerintahan daerah yang dibagi atas 9 kecamatan, masing-masing

merupakan pemerintahan kecamatan yang berada di bawah pemerintahan

kabupaten. Masing-masing kecamatan ini terbagi ke dalam desa/kelurahan

dan tersebar lagi menjadi banjar dinas dan atau banjar adat. Dari 9

kecamatan yang ada terbagi ke dalam 129 desa definitif dan 19 kelurahan, 550

dusun dan 58 lingkungan seperti tergambar pada Tabel: 2.1. Setiap desa dinas

dipimpin oleh kepala desa atau yang lasim disebut Perbekel dan lingkungan

kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah. Sementara itu, untuk setiap desa

adat/Pakraman dipimpin oleh kelian adat yang pada dasarnya mempunyai

kewenangan secara otonom dalam mengatur kepentingan yang berkaitan

dengan masalah adat seperti urusan kegiatan keagamaan baik yang

berkaitan dengan kahyangan tiga (Pura Puseh, Dalem dan Desa) maupun

kegiatan adat lainnya. Desa Pakraman adalah suatu kesatuan masyarakat

hukum adat yang melaksanakan fungsi sosial religius.

Pemerintah Kabupaten Buleleng menjalankan berbagai program

pembangunan sesuai dengan Visi dan Misi yang diembannya. Adapun Visi

dari Pemerintah Kabupaten Buleleng adalah: ”TERWUJUDNYA

MASYARAKAT BULELENG YANG MANDIRI, SEJAHTERA, DAMAI DAN

LESTARI BERLANDASKAN TRI HITA KARANA”. Visi ini kemudian dijabarkan

dalam misi sebagai berikut: 1. Akselerasi pembangunan ekonomi untuk

mewujudkan pertumbuhan ekonomi tinggi, merata dan berkualitas. 2.

Pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada produk unggulan

daerah. 3. Mewujudkan Sumber Daya Manusia berkualitas yang profesional,

berbudaya dan, 4. Menumbuhkembangkan sinergi seluruh pemangku

kepentingan (stakeholders) dalam setiap tahapan pembangunan. 5.

Pelestarian budaya Bali yang ditumbuhkembangkan pada masyarakat.

Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang. Mewujudkan

pembangunan Buleleng yang berkelanjutan.

Dalam menjalankan pemerintahannya, berbagai lembaga pemerintah

dalam bentuk organisasi perangkat daerah (OPD) merupakan lembaga yang

19

Page 20: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

berfungsi untuk membantu pimpinan daerah dalam menjalankan tugas

pokok dan fungsinya (Tupoksi). Organisasi perangkat daerah (OPD) ini

berupa Dinas/ Badan ataupun Kantor yang masing-masing menjalankan

kegiatan pemerintahan sesuai tupoksinya.

Untuk pemerintahan di tingkat Desa/kelurahan dijalankan oleh kepala

desa/lurah sebagai kaki tangan pemerintahan di atasnya seperti kecamatan,

kabupaten/kota dan Provinsi. Di Kabupaten Buleleng ada 148

desa/kelurahan seperti terpapar pada Tabel 2.3 berikut ini.

Tabel: 2.3 Kabupaten Buleleng dirinci menurut Kec. dan Desa/Kelurahan, 2016

No KECAMATAN JUMLAH DESA / KELURANAN1 GEROKGAK 142 BUSUNGBIU 153 SERIRIT 214 BANJAR 175 BULELENG 296 SUKASADA 157 SAWAN 148 KUBUTAMBAHAN 139 TEJAKULA 10

JUMLAH 9 KECAMATAN 148Sumber: http://namadesabali.blogspot.co.id/2013/03/kabupaten-buleleng.html

20

Page 21: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

BAB III

DEFINISI BEBERAPA KONSEP

Sebelum sampai pada fokus pembahasan dipandang perlu untuk

menjelaskan atau memberikan pemahaman terlebih dahulu kepada para

pembaca dan pengguna buku ini tentang beberapa konsep yang terkait

dengan permasalahan yang akan dibahas dalam buku ini. Adapun konsep-

konsep tersebut adalah:

3.1 Konsep Gender

Dewasa ini pembicaraan tentang gender cenderung sudah mulai

memasyarakat, namun demikian sepertinya masih ada masyarakat yang

belum memahami apa sebenarnya gender. Istilah gender sebenarnya

bukanlah merupakan hal yang baru, tetapi istilah ini sudah ada sejak mulai

munculnya adam dan hawa di dunia ini, tetapi secara konseptual masih

banyak yang belum memahami istilah tersebut. Oleh karena itu, dalam hal ini

penting dijelaskan definisi dari konsep gender agar para pembaca dapat

memahaminya. Istilah gender sebenarnya berasal dari bahasa asing (inggris),

yaitu gender . Dalam kamus bahasa Inggris, gender diartikan sebagai jenis

kelamin . Karena diadopsi dari bahasa Inggris, dalam kamus bahasa Indonesia,

gender sampai kini juga masih diartikan sebagai jenis kelamin/seks

(Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2001:353).

Pada dasarnya secara konseptual, istilah seks berbeda dengan gender.

Istilah gender diketengahkan oleh ilmuwan sosial untuk menjelaskan mana

perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan sejak lahir sebagai

ciptaan Tuhan dan mana yang merupakan kontruksi budaya atau buatan

masyarakat. Karena merupakan buatan manusia, maka gender itu akan

mempunyai sifat antara lain: berbeda antar budaya, dapat berubah sesuai

perkembangan jaman dan dapat digantikan atau dipertukarkan.

Berbeda halnya dengan Seks atau jenis kelamin. Seks berarti

perbedaan laki-laki dan perempuan secara biologis. Setiap manusia yang lahir

pasti mempunyai jenis kelamin, kalau dia lahir laki-laki maka ia akan

21

Page 22: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

dilengkapi dengan penis dan testis, sedangkan kalau ia lahir perempuan maka

akan dilengkapi dengan vagina. Jenis kelamin ini merupakan anugrah Tuhan

sehingga tidak bisa dipertukarkan kepemilikannya dan bersifat abadi dan

kodrati, universal dan statis. Karena jenis kelamin laki-laki dan perempuan

berbeda maka mereka juga mempunyai fungsi kodrati yang berbeda. Kalau

perempuan karena ia memiliki alat reproduksi berupa rahim dan sel telur

maka ia mempunyai fungsi: menstruasi, mengandung, melahirkan, menyusui

dengan ASI dan menopause (5 M). Sementara laki-laki adalah manusia yang

memiliki penis, testis, sperma, yang berfungsi untuk alat reproduksi sehingga

secara kodrati mempunyai fungsi untuk membuahi sel telur perempuan untuk

meneruskan keturunan.

3.2 Kesetaraan Dan Keadilan Gender (KKG)

Terwujudnya Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) merupakan visi

dari pembangunan pemberdayaan perempuan. Oleh karena itu kesetaraan

dan keadilan gender (KKG) menjadi tujuan utama yang ingin dicapai dalam

kehidupan keluarga dan masyarakat. Meskipun berbagai upaya telah

dilakukan pemerintah untuk mewujudkan KKG, namun sampai saat ini masih

banyak terjadi ketidakadilan yang mengakibatkan terjadinya

kesenjangangender di masyarakat. Bentuk- bentuk ketidakadilan gender di

masyarakat adalah marjinalisasi gender, subordinasi gender, diskriminasi

gender, kekerasan, dan beban berat. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor

yang antara lain karena adanya ideologi gender yang berkembang di

masyarakat yang meletakkan peran perempuan pada sektor domestik dan

laki-laki pada sektor publik yang kemudian diikuti adanya pelebelan terhadap

laki-laki dan perempuan seperti laki-laki kuat, perkasa dan lain-lain,

sementara perempuan lemah, lembut, tidak rasional dan lain-lain. Budaya

patriarkhi yang cenderung merugikan perempuan, karena perempuan

diletakkan pada posisi inferior sementara laki-laki superior. Hal ini

menyebabkan adanya anggapan bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-

tinggi karena pada akhirnya akan ke dapur juga. Faktor geografis dan ekonomi

juga bisa mempengaruhi munculnya ketimpangan gender di bidang

pendidikan. Bentuk-bentuk ketidakadilan gender seperti ini tidak sesuai

22

Page 23: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

dengan hak asasi manusia, sehingga Pemerintah Indonesia mengusahakan

terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender melalui berbagai kebijakan,

seperti dinyatakan melalui Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang

Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.

Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) adalah suatu bentukan kata

yang mengandung dua konsep, yaitu kesetaraan gender dan keadilan gender.

Kesetaraan gender berarti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan

untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar

mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial,

budaya, dan keamanan nasional, dan kesamaan dalam menikmati hasil

pembangunan tersebut. Sedangkan keadilan gender adalah suatu proses

untuk menjadi adil terhadap laki-laki dan perempuan (Angka I.3 dan 4

Lampiran Inpres No.9 Tahun 2000). Agar proses yang adil bagi perempuan dan

laki-laki terwujud, diperlukan langkah-langkah untuk menghentikan berbagai

hal yang secara sosial dan menurut sejarah telah menghambat perempuan

dan laki-laki untuk bisa berperan dan menikmati hasil dari peran yang

dimainkannya. Untuk kepentingan ini, maka sejak tahun 2000 pemerintah

mengambil suatu strategi melalui Inpres No.9/2000 tentang

pengarusutamaan gender (PUG).

3.3 Pengarusutamaan Gender (PUG)

Istilah Pengarusutamaan Gender (PUG) ini mulai diwacanakan pada

konfrensi Wanita Sedunia keempat yang diselenggarakan di Beijing tahun

1995, istilah “Gender Mainstreaming”(GM) tercantum di “Beijing Platform of

Action”. Semua negara peserta termasuk Indonesia dan organisasi yang hadir

pada konfrensi itu secara ekplisit menerima mandat untuk

mengimplementasikan GM ini di negara/tempat masing-masing. Di Indonesia

jauh sebelum strategi GM ini diwacanakan, upaya untuk mewujudkan

kesetaraan dan keadilan gender telah dilakukan. Namun secara normatif baru

dituangkan dalam GBHN sejak tahun 1978.

Meskipun sudah lebih dari tiga dasa warsa pemerintah telah

melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan

gender di masyarakat, namun sampai saat ini ketimpangan gender pada

23

Page 24: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

beberapa aspek pembangunan di masyarakat kita masih tetap terjadi seperti

halnya di bidang pendidikan. Untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender

(KKG), maka pemerintah Indonesia melalui GBHN tahun 1999 menyatakan

bahwa Pengarusutamaan Gender merupakan kebijakan nasional yang harus

diemban oleh lembaga yang mampu mewujudkan kesetaraan dan keadilan

gender. Meskipun begitu usaha untuk mencapai KKG ternyata masih

mengalami hambatan dan masih sulit untuk dinikmati oleh seluruh

masyarakat pada umumnya dan khususnya oleh perempuan. Oleh karena itu

akhirnya disepakati perlu adanya strategi yang tepat agar dapat menjangkau

keseluruh instansi pemerintah, swasta, masyarakat kota, desa dan

sebagainya. Strategi tersebut dikenal dengan istilah “Pengarusutamaan

Gender” (Gender Mainstreaming).Strategi ini dicetuskan melalui Instruksi

Presiden (Inpres) No. 9 Tahun 2000.

Secara operasional, pengarusutamaan gender (PUG) diartikan sebagai

suatu strategi untuk mempercepat terwujudnya kesetaraan dan keadilan

gender melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman,

aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam

proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas seluruh

kebijakan dan program diberbagai bidang kehidupan dan sektor

pembangunan. Jadi secara singkat PUG merupakan upaya untuk memasukkan

atau mengintegrasikan kebijakan gender dalam program pembangunan mulai

dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi. Oleh karena itu

komponen kunci bagi keberhasilan PUG adalahmampunya para perencana

atau penentu kebijakan menyusun atau merumuskan kebijakan yang

responsif gender dalam artian dalam menyusun perencanaan/ program/

kegiatan, mampu mengakomodasi aspirasi, kebutuhan, pengalaman dan

permasalahan laki-laki dan perempuan.Dengan strategi pengarusutamaan

gender ini, program pembangunan yang akan dilaksanakan akan menjadi

lebih sensitiv atau responsif gender. Hal ini pada gilirannya akan mampu

menegakkan hak-hak laki-laki dan perempuan atas kesempatan yang sama,

pengakuan yang sama dan penghargaan yang sama di masyarakat.

24

Page 25: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

BAB IV PENDIDIKAN

Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1985 yang berbunyi bahwa tujuan

pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan

keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan

mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan bangsa.

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha mengadakan

perubahan perilaku (pengetahuan, keterampilan dan sikap) manusia secara

teratur sejak lahir sampai mati. Dalam kaitannya dengan belajar, pendidikan

dapat pula diartikan sebagai usaha mengubah perilaku orang lain, sedangkan

belajar diartikan sebagai usaha aktif seseorang untuk mengubah perilakunya

sendiri. Pengertian tersebut menggambarkan bahwa pendidikan dan belajar

merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan (Sudarta, 1988).

Dengan demikian maka sudah dipastikan Sumber Daya Manusia yang

berkualitas tinggi itu, dapat dicapai melalui mekanisme pendidikan tersebut.

Dalam akselerasi pembangunan di segala bidang (ekonomi, sosial,

budaya, politik, pertahanan dan keamanan) di negeri ini umumnya dan di

Kabupaten Buleleng khususnya, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

berkualitas tinggi. Dinyatakan oleh Sinaga dan Sri Hadiati (2001), Sumber Daya

Manusia dapat diartikan sebagai suatu daya yang bersumber dari

manusia.Daya yang bersumber dari manusia ini dapat pula disebut tenaga

atau kekuatan (energi atau power) yang melekat pada manusia, dalam arti

mempunyai kompetensi, yang mencakup pengetahuan (knowledge),

keterampilan (skill) dan sikap (attitude).

Dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 Ayat (1)

diamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.

Amanat ini mengandung makna bahwa setiap warga Negara Kesatuan

Republik Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, baik anak-anak

maupun dewasa memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk

25

Page 26: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

mendapatkan pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut, di dalam Undang-

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Bab III Pasal 4 Ayat (1) juga dinyatakan bahwa pendidikan diadakan

secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminasi dengan

menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan

kemajemukan bangsa. Pada Bab IV Pasal 5 Ayat (1) dinyatakan bahwa setiap

warga negara mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan

yang bermutu.

Berikut ini akan dibahas mengenai keadaan pendidikan, dilihat dari

analisis gender terhadap beberapa indikator pendidikan di Kebupaten

Buleleng.

4.1 Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah salah satu indikator yang

digunakan untuk melihat sukses tidaknya upaya pemerataan dan perluasan

akses pendidikan pada berbagai jenjang pendidikan. APM diartikan sebagai

suatu perbandingan antara jumlah siswa kelompok umur yang relevan dengan

jumlah penduduk usia sekolah pada jenjang tertentu. Telah diketahui,

penduduk usia Sekolah Dasar (SD) 7 s.d 12 tahun, penduduk usia Sekolah

Menengah Pertama (SMP) 13 s.d 15 tahun dan penduduk usia Sekolah

Menengah Atas (SMA) 16 s.d 18 tahun. Berdasarkan pengertian itu dapat

diambil contoh, APM SD merupakan perbandingan antara jumlah siswa SD

dengan jumlah penduduk usia 7 s.d 12 tahun.

Keadaan APM di Kabupaten Buleleng pada beragam jenjang

pendidikan (SD, SMP dan SMA) tampak sebagai berikut.

4.1.1 APM Tingkat SD

Untuk mengetahui tingkat kualitas penduduk, terutama anak-anak

sekolah, maka APM adalah salah satu indikator yang penting untuk

diungkapkan, karena hal ini dapat dipakai untuk melihat apakah anak-anak

yang masuk SD sudah sesuai dengan usianya atau tidak. Hal ini secara rinci

dipaparkan pada Tabel 4.1.

26

Page 27: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Tabel 4.1 Angka Partisipasi Murni (APM) Tingkat SD, menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng 2016

Kecamatan2016

L P Rata-rataBanjar 86.22% 81.61% 83.92%Buleleng 92.44% 84.78% 88.61%Busungbiu 87.82% 82.80% 85.31%Gerokgak 75.99% 73.76% 74.88%Kubutambahan 94.26% 95.32% 94.79%Sawan 93.71% 86.46% 90.09%Seririt 84.02% 77.93% 80.97%Sukasada 86.74% 80.43% 83.58%Tejakula 88.27% 88.35% 88.31%

Rata-rata 87.72% 83.49% 85.60%Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng

Dari Tabel 4.1 ini terungkap bahwa rata-rata angka partisipasi murni

(APM) pada jenjang pendidikan SD di 9 kecamatan yang ada di Kabupaten

Buleleng hampir sama secara keseluruhan belum mencapai angka 100%.

Angka tertinggi yakni 94,79% ada di Kecamatan Kubutambahan, dan terendah

ada di Kecamatan Grokgak yakni sebanyak 74,88%.

Jika dilihat dari perspektif gender, secara keseluruhan rata-rata APM

pada jenjang pendidikan SD ini didominasi oleh siswa laki-laki (87,72%) dan

perempuan 83,49% dan ini terjadi di seluruh kecamatan di Kabupaten

Buleleng. Hal ini bisa diartikan terjadi ketimpangan gender pada siswa

perempuan tetapi tidak terlalu menjolok dan mengapa hal ini terjadi tentu

perlu pendalaman melalui penelitian agar bisa dicarikan solusinya.

4.1.2 APM Tingkat SMP

Angka Partisipasi Murni pada jenjang pendidikan SMP pada tahun

2016 secara rata-rata tampak sama di semua kecamatan yang ada di

Kabupaten Buleleng masih berada di bawah 100%, bahkan persentasenya

jauh lebih kecil dibandingkan APM SD. APM tertinggi dicapai oleh anak-anak

SMP di Kecamatan Buleleng yaitu sebanyak 95,12% dan terendah di

27

Page 28: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Kecamatan Sukasada yaitu 50,03%. Secara terperinci hal ini bisa dilihat pada

tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Angka Partisipasi Murni (APM) Tingkat SMP menurut Jenis Kelamin] di Kabupaten Buleleng, 2016

Kecamatan2016

L P Rata-rataBanjar 83.29% 85.22% 84.26%Buleleng 97.21% 93.04% 95.12%Busungbiu 83.99% 79.38% 81.69%Gerokgak 52.06% 55.43% 53.75%Kubutambahan 75.37% 78.17% 76.77%Sawan 77.67% 74.53% 76.10%Seririt 65.46% 58.27% 61.87%Sukasada 49.58% 50.48% 50.03%Tejakula 66.52% 70.26% 68.39%

Rata-rata 72.35% 71.64% 72.00%Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng

Ditinjau dari perspektif gender, rata-rata APM pada jenjang pendidikan

SMP ini cukup berfluktuatif, di mana di lima kecamatan didominasi oleh siswa

perempuan dan empat kecamatan lainnya didominasi oleh siswa lakil-laki.

Hal lain yang cukup penting artinya dari data yang disajikan pada

uraian di atas adalah belum tercapainya angka 100% APM pada jenjang SMP

ini. Untuk itu sangat mendesak diperhatikan dan dicarikan solusinya oleh

pemerintah Kabupaten Buleleng agar APM SMP ini bisa ditingkatkan bahkan

kalau bisa mencapai angka 100%, sehingga program belajar 9 tahun bisa

tercapai.

4.1.3 APM Tingkat SMA

Perhatian pemerintah Kabupaten Bulelng terhadap kemajuan

pendidikan memang sangat serius. Berbagai program yang berkaitan dengan

kemajuan pendidikan telah dilakukan seperti pemberian beasiswa, pendirian

taman bacaan, dan lain-lain. Apa yang dilakukan pemerintah tentu bertujuan

untuk meningkatkan partisipasi penduduk dalam menuntut pendidikan guna

menunjang program wajib belajar 12 tahun atau pendidikan sampai SMA.

28

Page 29: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Untuk mengetahui tingkat partisipasi penduduk di tingkat SMA, berikut

disajikan angka partisipasi murni pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Angka Partisipasi Murni (APM) Tingkat SMA menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng, 2016

Kecamatan2016

L P Rata-rataBanjar 41.16% 34.28% 37.72%Buleleng 79.00% 73.93% 76.47%Busungbiu 56.83% 43.03% 49.93%Gerokgak 29.29% 27.35% 28.32%Kubutambahan 46.87% 48.18% 47.52%Sawan 29.94% 21.06% 25.50%Seririt 35.40% 31.94% 33.67%Sukasada 20.55% 15.65% 18.10%Tejakula 37.41% 32.57% 34.99%

Rata-rata 41.83% 36.44% 39.14%Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng

Tabel 4.3 menggambarkan bahwa secara umum rata-rata persentase

angka partisipasi murni tingkat SMA di Kabupaten Buleleng secara umum jauh

di bawah 100%, yakni hanya mencapai 39,14%. Kalau dilihat per kecamatan

tampak bahwa persentase APM paling tinggi adalah di Kecamatan Buleleng

yaitu 76.47%, dan terendah di Kecamatan Sukasada yaitu 18,10%. Dilihat dari

perspektif gender pada jenjang pendidikan SMA ini rata-rata APM perempuan

juga lebih rendah daripada APM laki-laki, yakni dengan perbandingan 41,83%

L : 36,44%. Kesenjangan ini terjadi hamper di seluruh kecamatan, kecuai di

Kecamatan Kubutambahan APM perempuan sedikit lebih tinggi daripada laki-

laki. Hal ini mengindikasikan masih terjadi kesenjangan gender pada siswa

perempuan. Dalam hal ini anggapan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan

semakin rendah partisipasi perempuan sepertinya sangat tepat.

4.1.4 APM Tingkat SMK

29

Page 30: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan

pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang

sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.

Di SMK terdapat banyak sekali Program Keahlian (https://id.wikipedia.org).

Untuk mengetahui APM pada jejang pendidikan SMK di Kabupaten

Buleleng secara rinci ditampilkan pada tabel 4.4 berikut. Jika diperhatikan

tabel 4.4, secara umum rata-rata APM SMK di Kabupaten Buleleng sangat

rendah (26,69%), hanya satu kecamatan yakni Kecamatan Buleleng yang APM

nya mencapai angka di atas 50% yakni 85,67%, selebihnya berada di bawah

50%, bahkan di Kecamatan Banjar APM nya nihil (()%). Hal ini tentu

menimbulkan tanda tanya besar dan penting untuk dilakukan pendalaman agar

dapat diketahui faktor penyebabnya sekaligus ditentukan solusinya. Mengingat

SMK merupakan sekolah alternatif yang mencetak siswa memiliki

keterampilan tertentu sehingga menjadi tenaga kerja siap pakai. Ditinjau dari

perspektif gender tampak terjadi ketimpangan pada siswa perempuan dan ini

terjadi di semua kecamatan. Tetapi kesenjangan initidak terlalu menjolok

dengan perbandingan 28,99 L : 24,20 P. Mengapa hal ini terjadi tentu perlu

dikaji secara mendalam melalui penelitian.

Tabel 4.4 Angka Partisipasi Murni (APM) Tingkat SMK menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng, 2016

Kecamatan2016

L P Rata-rataBanjar 0.00% 0.00% 0.00%Buleleng 100.14% 71.19% 85.67%Busungbiu 6.32% 4.73% 5.53%Gerokgak 25.53% 20.00% 22.76%Kubutambahan 12.44% 38.33% 25.39%Sawan 22.52% 16.68% 19.60%Seririt 44.10% 35.95% 40.02%Sukasada 26.23% 16.72% 21.47%Tejakula 23.60% 15.96% 19.78%

Rata-rata 28.99% 24.40% 26.69%Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng, 2016

30

Page 31: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Untuk melihat gambaran umum kondisi APM tingkat SD, SMP, SMA

dan SMK di Kabupaten Buleleng disajikan pada grafik 4.1. Berdasarkan data

yang tercantum pada gambar 4.1 dapat dipahami sebagai berikut APM di

Kabupaten Buleleng pada jenjang pendidikan SD, SMP SMA dan SMK masih

di bawah 100%. Rata-rata APM yang masih di bawah 100 pada dua jenjang

pendidikan pada masing-masing kecamatan di Kabupeten Buleleng, perlu

dikaji secara lebih mendalam mengenai penyebab rendahnya APM tersebut.

Berdasarkan hasil kajian itu, sangat dimungkinkan untuk merumuskan

alternatif pemecahannya secara lebih tepat, sehingga dapat memberikan hasil

secara lebih baik.

Dari segi perspektif gender, tampak masih dijumpai perbedaan atau

kesenjangan gender pada semua jenjang pendidikan. Kesenjangan gender

APM yang paling tipis atau cukup berimbang terjadi di tingkat SD dan SMP

Sedangkan kesenjangan gender APM tingkat SMA dan SMK tampak masih

cukup signifikan.

Gambar: 4.1 Rata-rata Persentase Angka Partisipasi Murni SD-SMK dan jenis kelamin di Kabupaten Buleleng Tahun 2016

SD SMP SMA SMK-15

525456585

105125

87.7272.35

41.8328.99

83.4971.64

36.4424.4

LK-LKPRP

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Buleleng, 2016

4.2 Angka Partisipasi Kasar (APK)

Indikator lain yang dipakai untuk mengukur partisipasi penduduk di

bidang pendidikan adalah angka partisipasi kasar (APK). APK biasanya

31

Page 32: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

digunakan untuk melihat gambaran mengenai kondisi siswa/murid pada suatu

jenjang pendidikan tertentu, tanpa memperhatikan usia mereka. APK tingkat

SD sebagai contoh, dihitung dengan rumus jumlah penduduk yang bersekolah

di SD dibagi dengan jumlah penduduk usia 7 s.d 12 tahun dikalikan 100. APK

pada berbagai jenjang pendidikan diKabupaten Buleleng, akan diuraikan

sebagai berikut.

4.2.1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Tingkat SD

Angka partisipasi kasar (APK) jenjang pendidikan SD seperti terpapar

pada Tabel 4.5. Pada Tabel 4.5 tergambar bahwa secara umum rata-rata APK

pada jenjang pendidikan SD di Kabupaten Buleleng selama 2 tahun terakhir

sedikit (0,94%) mengalami penurunan yaitu dari 97,50% (2015) menjadi

96,56% (2016). Data perkecamatan menunjukkan hal yang cukup

menggembirakan dimana tiga kecamatan (Kubutambahan, Sawan dan

Tejakula) dengan angka APK di atas 100.%, yang terendah ada di Kecamatan

Seririt dengan rata-rata APK 91,50%

Ditinjau dari perspektif gender pada jenjang pendidikan SD, baik tahun

2015, maupun 2016 perbandingan APK antara laki-laki dan perempuan masih

terjadi sedikit kesenjangan dalam artian APK anak laki-laki masih lebih tinggi

jumlahnya dibandingkan APK anak perempuan. Namun secara umum

perbedaan ini tidak terlalu menjolok, artinya dalam konteks ini sudah hampir

terjadi kesetaraan gender.

32

Page 33: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Tabel 4.5 Angka Partisipasi Kasar (APK) Tingkat SD, menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng, 2015 dan 2016

Kecamatan2015 2016

L P Rata-rata L P Rata-rata

Banjar 98.12% 91.18% 94.65% 98.88% 91.07% 94.97%

Buleleng 102.14% 91.85% 96.99% 101.11% 90.87% 95.99%

Busungbiu 95.93% 86.92% 91.42% 98.56% 89.85% 94.20%

Gerokgak 87.57% 81.73% 84.65% 88.97% 84.24% 86.60%

Kubutambahan 107.10% 105.54% 106.32% 108.65% 107.21% 107.93%

Sawan 103.22% 93.56% 98.39% 105.65% 96.19% 100.92%

Seririt 95.14% 87.00% 91.07% 96.03% 86.97% 91.50%

Sukasada 98.19% 88.66% 93.43% 99.64% 89.81% 94.72%

Tejakula 121.78% 119.34% 120.56% 104.03% 100.27% 102.15%

Rata-rata 101.02% 93.97% 97.50% 100.17% 92.94% 96.56%

Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng

4.2.2 Angka Partisipasi Kasar (APK) Tingkat SMP

Angka partisipasi kasar (APK) pada jenjang pendidikan Sekolah

Menengah Pertama (SMP) seperti tampak pada tabel 4.6. Pada tabel ini

tampak bahwa angka APK cukup variatif baik antar-kecamatan maupun antar-

gender. Secara umum rata-rata APK SMP di Kabupaten Buleleng 2 tahun

terakhir ini sedikit mengalami penurunan, yaitu 93,44% (2015) dan 92,10%

(2016).

APK di Kabupaten Buleleng cukup menggembirakan. Ada 2 kecamatan

yang mengalami kenaikan rata-rata APK. Kecamatan Buleleng dan Kecamatan

Kubutambahan mencapai rata-rata di atas 100%. Sementara itu, di dua

kecamatan terutama Kecamatan Sukasada dan Seririt APKnya masih di bawah

angka 75% baik untuk anak laki-laki maupun anak perempuan.

Jika dibandingkan rata-rata APK laki-laki jumlahnya lebih tinggi

daripada APK perempuan dan ini terjadi, baik tahun 2015, maupun 2015 . Ini

berarti secara umum rata-rata APK SMP belum menunjukkan kesetaraan

gender, namun kesenjangan ini tidak terlalu menjolok. Hal lain juga masih

33

Page 34: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

kurang menggembirakan adalah terjadi sedikit penurunan (1,34%) APK dari

tahun 2015 ke 2016.

Tabel 4.6 Angka Partisipasi Kasar (APK) Tingkat SMP, menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng, 2015 dan 2016

Kecamatan2015 2016

L P Rata-rata L P Rata-rataBanjar 108.60% 104.29% 106.44% 109.17% 106.96% 108.07%Buleleng 120.83% 109.03% 114.93% 120.96% 109.47% 115.21%Busungbiu 105.17% 92.39% 98.78% 103.90% 92.83% 98.37%Gerokgak 75.24% 71.13% 73.19% 74.57% 71.91% 73.24%Kubutambahan 99.42% 98.30% 98.86% 101.50% 101.48% 101.49%Sawan 98.71% 88.21% 93.46% 96.55% 85.96% 91.25%Seririt 85.67% 73.21% 79.44% 86.94% 72.90% 79.92%Sukasada 66.58% 63.32% 64.95% 67.15% 63.86% 65.51%Tejakula 111.20% 110.60% 110.90% 96.66% 94.95% 95.80%

Rata-rata 96.83% 90.05% 93.44% 95.27% 88.93% 92.10%Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng

4.2.3 Angka Partisipasi Kasar (APK) Tingkat SMA

APK pada jenjang pendidikan SMA jumlahnya hampir seimbang, baik

dilihat secara gender maunpun data perkecamatan. Hal ini secara rinci

dipaparkan pada Tabel 4.7. Dari tabel ini tergambar bahwa secara umum

rata-rata angka partisipasi kasar di tingkat SMA terjadi sedikit penurunan

yakni 0,7% tahun 2016 dibandingkan tahun sebelumnya. Begitu juga rata-rata

APK SMA sangat memprihatinkan karena secara umum belum mencapai

angka 50%, baik tahun 2015 maupun tahun 2016. Jika dilihat data per

kecamatan tampak hanya di Kecamatan Buleleng dan Busungbiu yang

mencapai rata-rata APK di atas 50%. Selebihnya masih di bawah 50% bahkan

di Kecamatan Sukasada rata-rata APK SMA hanya tercapai angka 17,88%

(2015) dan 17,87% (2016).

Selanjutnya jika dilihat dari perspektif gender APK perempuan masih

lebih rendah dibandingkan APK laki-laki. Hal ini mengindikasikan bahwa akses

anak perempuan ke pendidikan SMA masih lebih terbatas dibandingkan akses

anak laki-laki. Ada kecenderungan semakin tinggi jenjang pendidikan maka

partisipasi perempuan semakin rendah. Hal lain juga masih kurang

34

Page 35: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

menggembirakan adalah terjadi sedikit penurunan (1,34%) APK dari tahun

2015 ke 2016.

Tabel 4.7 Angka Partisipasi Kasar (APK) Tingkat SMA, menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng, 2015 dan 2016

Kecamatan2015 2016

L P Rata-rata L P Rata-rataBanjar 41.41% 34.02% 37.72% 43.83% 36.64% 40.23%Buleleng 79.37% 74.48% 76.93% 82.11% 77.69% 79.90%Busungbiu 55.97% 59.21% 57.59% 58.17% 45.11% 51.64%Gerokgak 28.92% 27.14% 28.03% 28.50% 27.16% 27.83%Kubutambahan 46.64% 47.94% 47.29% 48.60% 47.83% 48.21%Sawan 29.96% 21.52% 25.74% 29.16% 22.77% 25.96%Seririt 35.36% 31.81% 33.59% 36.72% 33.73% 35.22%Sukasada 20.24% 15.51% 17.88% 18.97% 16.77% 17.87%Tejakula 43.73% 38.41% 41.07% 40.58% 36.18% 38.38%

Rata-rata 42.40% 38.89% 40.65% 42.96% 38.21% 40.58%Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng

4.2.4 Angka Partisipasi Kasar (APK) Tingkat SMK

Jika dicermati tabel 4.8 di bawah tampaknya rata-rata APK pada jenjang

pendidikan SMK dan SMA di Kabupaten Buleleng tidak terlalu jauh

perbedaannya, APK SMK bahkan cenderung lebih memprihatinkan. Namun

ada hal yang menggembirakan dimana secra umum rata-rata jumlah APK

mengalami sedikit kenaikan sebanyak 3,90% dari tahun 2015 ke 2016. Data

perkecamatan menunjukkan hanya Kecamatan Buleleng yang mencapai rata-

rata APK di atas 50% yakni 87,74%, dan selebihnya di bawah 50%.

Dari perspektif gender rata-rata APK SMK hampir sama dengan jenjang

pendidikan lainnya laki-laki jumlahnya lebih tinggi daripada APK perempuan.

Ini berarti secara umum rata-rata APK SMK belum menunjukkan kesetaraan

gender, namun kesenjangan ini tidak terlalu menjolok.

Tabel 4.8 Angka Partisipasi Kasar (APK) Tingkat SMK, menurut Jenis Kelamin di

Kabupaten Buleleng, 2015 dan 2016

35

Page 36: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Kecamatan2015 2016

L P Rata-rata L P Rata-rata

Banjar 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%Buleleng 100.10% 71.47% 85.79% 103.85% 71.62% 87.74%Busungbiu 6.37% 4.90% 5.63% 14.18% 9.08% 11.63%Gerokgak 25.16% 19.84% 22.50% 31.66% 25.71% 28.69%Kubutambahan 12.31% 38.41% 25.36% 14.59% 44.57% 29.58%Sawan 22.40% 16.99% 19.70% 27.01% 21.63% 24.32%Seririt 44.15% 35.84% 39.99% 47.55% 40.70% 44.12%Sukasada 25.88% 16.56% 21.22% 31.60% 26.19% 28.89%Tejakula 27.75% 18.82% 23.29% 30.37% 24.84% 27.60%

Rata-rata 29.35% 24.76% 27.05% 33.42% 29.37% 31.40%Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng

Jika digambarkan secara umum perbandingan APK anak laki-laki dan

perempuan berdasarkan jenjang pendidikan pada tahun 2016 dapat dilihat

seperti pada grafik berikut ini.

Gambar: 4.2 Persentase Angka Partisipasi Kasar Menurut Jenjang Pendidikan dan jenis kelamin di Kaupaten Buleleng Tahun 2016

SD SMP SMA SMK0

20

40

60

80

100

120100.17

95.27

42.9633.42

92.94

88.93

38.21 29.37

LK-LKPRP

Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Buleleng, 2016

36

Page 37: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Dari data yang tertuang pada gambar 4.2 dapat diketahui beberapa

hal penting sebagai berikut. APK tingkat SD tahun 2016 sudah mencapai lebih

dari 100% terutama untuk siswa laki-laki sementara untuk perempuan masih

di bawah 100%,. Dalam hal ini kesenjangan gender tidak terlalu menonjol.

Pada semua jenjang pendidikan. Hal ini menu njukkan bahwa di bidang

pendidikan Kabupaten Buleleng sudah tidak terjadi kesenjangan gender yang

terlalu menonjol.

4.3 Jumlah Siswa

4.3.1 Jumlah Siswa TK

Taman kanak-kanak atau disingkat TK adalah jenjang pendidikan anak

usia dini, yaitu usia sampai 6 tahun. Usia anak masuk TK adalah 4-5 tahun dan

menyelesaikan pendidikan di usia 6. Jenjang pendidikan di TK adalah TK 0

Kecil (TK Kecil) dan TK 0 Besar (TK Besar). Pada umumnya para orang tua

zaman sekarang terutama di daerah perkotaan telah memiliki kesadaran dan

partisipasi yang sangat tinggi untuk menyekolahkan anak-anaknya di TK.

Jumlah anak-anak TK di Kabupaten Buleleng tahun 2016 dapat dilihat padat

Tabel 4.9 di bawah ini.

Tabel 4.9 Jumlah Siswa Taman Kanak-Kanak menurut Kecamatan di Kabupaten Buleleng, 2016

Kecamatan2016

L P Rata-rataBanjar 93 87 90Buleleng 627 630 629Busungbiu 104 109 107Gerokgak 126 123 125Kubutambahan 132 135 134Sawan 163 127 145Seririt 169 155 162Sukasada 277 239 258Tejakula 107 92 100

Rata-rata 200 189 194Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng

Tabel 4.9 di atas menggambarkan secara keseluruhan rata-rata jumlah

siswa TK di Kabupaten Buleleng sebanyak 194 orang. Siswa TK ini tersebar di

seluruh kecamatan di Kabupaten Buleleng, dan rata-rata tertinggi ada di

37

Page 38: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Kecamatan Buleleng yakni sebanyak 629 orang, dan terendah di Kecamatan

Tejakula yaitu 100 orang. Dari perspektif gender tampaknya masih terjadi

kesenjangan karena secara keseluruhan rata-rata siswa TK laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan siswa TK perempuan dengan perbandingan

200 : 189. Apakah itu artinya memang jumlah penduduk laki-laki lebih banyak

dibandingkan dengan perempuan atau karena sebab lain tentu perlu

pendalaman lagi.

Ada satu hal penting yang mesti diperhatikan dalam kaitan dengan

Sekolah Taman Kanak-kanak, yaitu sistem pendidikan dan pengajaran. Sistem

pembelajaran di TK tidak jauh berbeda dengan di SD, SMP, SMA, yaitu

menekankan kecerdasan intelektualitas. Padahal berdasarkan kurikulum TK,

pendidikan dan pengajaran di TK seharusnya yang lebih ditekankan adalah

pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu perkembangan

jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan

lebih lanjut. (Id.wikipedia.org/../Taman_kanak-kanak). Kedua, yang perlu

dipikirkan dan ditindaklanjuti adalah memberikan porsi pembelajaran yang

berimbang antara bidang sosial dengan bidang sain. Pembelajaran sosial

seperti bagaimana anak-anak bisa berbagi makanan atau cerita, berterima

kasih, bertenggang rasa, bermain dan makan bersama, dan lain-lain sangat

penting dalam pembentukan karakter. Dengan demikian anak-anak sejak dini

telah belajar tentang nilai-nilai kebersamaan, kejujuran, dapat

mengemukakan pendapat, menghargai barang dan atau orang lain.

4.3.2 Jumlah Siswa SD

Siswa adalah anak usia sekolah yang berpartisipasi aktif mengikuti

pendidikan formal persekolahan sesuai dengan penjenjangan yang

diberlakukan oleh pemerintah. Usia siswa SD umumnya berkisar antara 6 atau

7 tahun sampai 12 atau 13 tahun. Jumlah siswa SD di Kabupaten Buleleng

tahun 2015 dan 2016 dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4.10 Jumlah Siswa SD berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng, 2015 dan 2016

38

Page 39: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Kecamatan2015 2016

L P Jumlah L P JumlahBanjar 3,891 3,685 7,576 3,868 3,631 7,499Buleleng 7,607 6,911 14,518 7,496 6,806 14,302Busungbiu 2,187 2,008 4,195 2,193 2,026 4,219Gerokgak 4,072 3,773 7,845 4,079 3,834 7,913Kubutambahan 3,342 3,213 6,555 3,351 3,226 6,577Sawan 3,413 3,174 6,587 3,461 3,233 6,694Seririt 3,745 3,556 7,301 3,741 3,512 7,253Sukasada 4,164 3,795 7,959 4,155 3,780 7,935Tejakula 3,158 3,019 6,177 3,148 2,960 6,108

Jumlah 35,579 33,134 68,713 35,492 33,008 68,500Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng

Tabel 4.10 yang dikutip dari Disdikpora Kabupaten Buleleng

menggambarkan secara umum terjadi sedikit penurunan (213 Orang) jumlah

siswa SD yakni dari tahun 2015 sebanyak 68.713 orang pada tahun 2015

menjadi 68.500 orang tahun 2016. Ini mengindikasikan terjadinya

peningkatan jumlah penduduk usia sekolah di Denpasar. Persebaran siswa SD

di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di

Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Busungbiu yakni sebanyak 4.219 orang.

Ditinjau dari perspektif gender, baik tahun 2015 maupun 2016 siswa

SD di Kabupaten Buleleng didominasi oleh siswa laki-laki. Hal ini bisa diartikan

bahwa terjadi kesenjangan gender, yang masih perlu dicari factor

penyebabnya dan dicarikan solusi yang tepat.

4.3.3 Jumlah Siswa SMP

Berbeda halnya dengan siswa pada jenjang pendidikan SD, tampaknya,

jumlah siswa SMP di Kabupaten Buleleng tahun 2016 mengalami peningkatan

dibandingkan tahun sebelumnya. Secara rinci jumlah siswa SMP di Denpasar

seperti terpapar pada Tabel 4.11 berikut ini.

39

Page 40: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Tabel 4.11 Jumlah Siswa SMP berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng, 2015 dan 2016

Kecamatan2015 2016

L P Jumlah L P JumlahBanjar 2,160 2,114 4,274 2,168 2,165 4,333Buleleng 4,514 4,115 8,629 4,553 4,163 8,716Busungbiu 1,203 1,071 2,274 1,174 1,063 2,237Gerokgak 1,755 1,647 3,402 1,736 1,662 3,398Kubutambahan 1,556 1,501 3,057 1,589 1,550 3,139Sawan 1,637 1,501 3,138 1,606 1,467 3,073Seririt 1,691 1,498 3,189 1,720 1,495 3,215Sukasada 1,416 1,359 2,775 1,422 1,365 2,787Tejakula 1,446 1,403 2,849 1,485 1,423 2,908

Jumlah 17,378 16,209 33,587 17,45316,35

3 33,806Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng

Dari tabel ini tampak bahwa jumlah siswa tahun 2015, 33.587 orang

dan meningkat menjadi 33.806 orang pada tahun 2016. Tidak jauh berbeda

dengan jumlah siswa pada jenjang pendidikan lainnya di mana jumah siswa

SMP tertinggi masih tetap ditemukan di Kecamatan Buleleng yaitu sebanyak

8.716 orang, dan terendah ada di Kecamatan Busungbiu yaitu 2.237 orang.

Jika dilihat dari perspektif Gender secara umum, baik tahun 2015

maupun 2016 tampaknya jumlah siswa laki-laki sedikit lebih banyak daripada

siswa perempuan. Oleh karena itu pada jenjang pendidikan ini dapat

dikatakan sudah terjadi kesetaraan gender.

4.3.4 Jumlah Siswa SMA

Semakin tinggi jenjang pendidikan biasanya jumlah siswa akan

semakin menurun, hal ini terjadi pula di Kabupaten Buleleng dibandingkan

dengan jumlah siswa SD dan SMP. Secara rinci kondisi siswa SMA di

Kabupaten Buleleng seperti terlihat pada Tabel 4.12 berikut ini.

40

Page 41: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Tabel 4.12 Jumlah Siswa SMA berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng, 2015 dan 2016

Kecamatan2015 2016

L P Jumlah L P Jumlah

Banjar 769 644 1,413 804 685 1,489

Buleleng 2,769 2,625 5,394 2,855 2,729 5,584

Busungbiu 598 461 1,059 607 477 1,084

Gerokgak 630 587 1,217 613 580 1,193

Kubutambahan 682 684 1,366 703 675 1,378

Sawan 464 342 806 448 359 807

Seririt 652 608 1,260 671 639 1,310

Sukasada 402 311 713 371 331 702

Tejakula 531 455 986 576 501 1,077

Jumlah 7,497 6,717 14,214 7,648 6,976 14,624

Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng

Dari tabel 4.12 tampak bahwa secara umum terjadi peningkatan

jumlah siswa SMA sebanyak 383 orang pada tahun 2016 dibandingkan dengan

tahan sebelumnya, dan ini mengindikasikan terjadi pertambahan penduduk

usia sekolah. Secara keseluruhan jumlah siswa SMA pada tahun 2016 adalah

14.624 orang terdiri dari laki-laki 7.648 orang dan perempuan 6.976 orang.

Jumlah siswa tertinggi (5.584 orang) ada di Kecamatan Buleleng, dan terendah

(702 orang) di Kecamatan Sukasada.

Dikaji dari perspektif gender masih sama dengan jenjang pendidikan

sebelumnya terjadi kesenjangan.

4.3.5 Jumlah Siswa SMK

Tampaknya tidak jauh berbeda dengan kondisi siswa di SMA, pada

siswa SMK juga terjadi kesenjangan gender karena masih didominasi oleh

siswa laki-laki, baik tahun 2015, maupun tahun 2016. Secara umum Jumlah

siswa SMK mengalami kenaikan tahun 2016 jumlahnya sekitar 1.388 orang

dibandingkan jumlah siswa tahun 2015. Secara rinci jumlah siswa SMK tahun

2015 dan 2016 seperti terpapar pada tabel berikut.

41

Page 42: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Tabel 4.13 Jumlah Siswa SMK berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng, 2015 dan 2016

Kecamatan2015 2016

L P Jumlah L P Jumlah

Banjar -

-

-

-

-

-

Buleleng 3,492 2,519 6,011 3,611 2,516 6,127Busungbiu 68 53 121 148 96 244Gerokgak 548 429 977 681 549 1,230Kubutambahan 180 548 728 211 629 840Sawan 347 270 617 415 341 756Seririt 814 685 1,499 869 771 1,640Sukasada 514 332 846 618 517 1,135Tejakula 337 223 560 431 344 775

Jumlah 6,300 5,059 11,359 6,984 5,763 12,747Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng

Ada yang menarik pada sajian data tabel 4.12 dimana di Kecamatan

Banjar selama 2 tahun berturut-turut (2015 dan 2016) tidak ada satu orang

pun alias nihil peminat siswa yang bersekolah di SMK, entah apa yang terjadi

apakah sekolahnya jauh atau sebab lain tentu perlu didalami lagi. Sedangkan

jumlah siswa SMK tertinggi masih tetap berada di Kecamatan Tejakula.

Ada dua hal yang dapat digaris bawahi dari data di atas. Pertama,

tingkat kesadaran penduduk semakin tinggi untuk memilih sekolah kejuruan.

Hal-hal yang ditengarai sebagai alasanya adalah (1) mereka tidak ingin

melanjutkan ke perguruan tinggi nantinya, (2) ingin mendapatkan skill agar

segera setelah tamat dapat bekerja, (3) belajar sambil menyalurkan hobi, dan

lain-lain. Menyikapi hal ini, para pihak terkait harus lebih memperhatikan dan

mendorong SMK-SMK untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan

memberi fasilitas sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Dengan demikian

kualitas out-put SMK dapat ditingkatkan dan pada gilirannya mampu bersaing

di pasaran kerja lokal, nasional, dan internasional. Kedua, animo anak laki-laki

untuk mengikuti pendidikan di sekolah kejuruan sangat tinggi. Suatu hal yang

patut disyukuri di tengah masyarakat yang menganut sistem patrilineal

(purusa). Secara umum perbandingan persentase siswa laki-laki dan perempuan

dari jenjang pendidikan SD – SMA/SMK seperti terlihat pada gambar berikut.

42

Page 43: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Gambar: 4.3 Persentase Siswa SD- SMA/SMK Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng tahun 2016

SD SMP SMA SMK0

10203040506070 51.8 51.6 52.3 54.848.2 48.4 47.7 45.2

LK-LK

PRP

Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Buleleng, 2016

Dari gambar di atas tampak bahwa kesenjangan gender di dunia pendidikan

terutama pada akses dan pemerataan hanya kelihatan agak menonjol pada

jenjang pendidikan SMK. Sementara pada jenjang pendidikan lainnya hampir

sudah menunjukkan kesetaraan.

4.4 Siswa Putus Sekolah

Sudah bisa dipastikan bahwa di semua daerah termasuk di Kabupaten

Buleleng tidak semua siswa dapat menyelesaikan pendidikan dengan lancar

dan sukses. Ternyata ada juga siswa yang mengalami nasib kurang beruntung,

yakni putus sekolah (drop out). Siswa putus sekolah adalah siswa yang tidak

bisa menyelesaikan pendidikan formal sampai tingkat terakhir pada jenjang

pendidikan tertentu, yakni jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA. Penyebab

putus sekolah yang dialami oleh sejumlah siswa di antaranya kesulitan

ekonomi rumah tangga (hidup di bawah garis kemiskinan), kurangnya

kesadaran peserta didik dan kurangnya perhatian orang tua siswa atau

peserta didik. Data mengenai angka putus sekolah di Kabupaten Buleleng

pada tahun 2016 akan dijelaskan pada uraian berikut.

4.4.1 Angka Putus Sekolah SD

Sesuai dengan laporan dari Disdikpora Kabupaten Buleleng siswa SD

yang putus sekolah tahun 2016 secara keseluruhan cukup tinggi yakni

43

Page 44: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

mencapai angka 16 orang. Lebih rinci hal ini dijelaskan pada tabel 4.14

berikut.

Tabel 4.14 Jumlah Siswa SD Putus Sekolah menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng, 2016

Kecamatan2016

L P JumlahBanjar - - -Buleleng - - -Busungbiu - - -Gerokgak - - -Kubutambahan 5 2 7Sawan - 1 1Seririt 1 - 1Sukasada - 2 2Tejakula - - -

Jumlah 6 5 11Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng, 2016

Data pada tabel 4.14 tersebut menunjukkan bahwa angka putus sekolah

di Kabupaten Buleleng tersebar di empat kecamatan ( Kubutamabahan,

Sawan, Seririrt, dan Sukasada), terbanyak ada di Kecamatan Kubutamabahan

yakni sebanyak 7 orang. Jumlah siswa SD yang putus sekolah hampir

berimbang antara siswa laki-laki dan perempuan. Tingginya angka putus

sekolah siswa SD ini sangat penting untuk mendapat penanganan secara lebih

serius oleh pihak-pihak terkait agar angkanya bisa ditekan bahkan kalau bisa

dihilangkan sama sekali.

4.4.2 Angka Putus Sekolah SMP

Jumlah siswa SMP putus sekolah di Kabupaten Buleleng tahun 2016

sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak jumlah siswa putus sekolah secara

keseluruhan mencapai angka sangat tinggi yaitu 208 orang. Secara rinci angka

siswa SMP putus sekolah di Kabupaten Buleleng tahun 2016 disajikan pada

tabel 4.15 berikut.

Tabel 4.15 Jumlah Siswa SMP Putus Sekolah menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng, 2016

Kecamatan2016

44

Page 45: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Banjar 28 10 38Buleleng - 1 1Busungbiu 3 2 5Gerokgak 12 9 21Kubutambahan 2 3 5Sawan 9 8 17Seririt 1 2 3Sukasada 6 3 9Tejakula 64 45 109Jumlah 125 83 208

Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng,2016

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa angka putus sekolah siswa

SMP di Kabupaten Buleleng tersebar di seluruh kecamatan, dan terbanyak

ada di Kecamatan Tejakula yakni sebanyak 109 orang, dan terkecil (1 orang) di

Kecamatan Buleleng . Secara gender dapat dikatakan kondisi siswa SMP putus

sekolah sangat timpang karena perbandingan Jumlah siswa laki-laki dan

perempuan sangat tinggi yaitu 125 L: 83 P. Tingginya angka putus sekolah

siswa SMP tentu sangat penting untuk dicari factor penyebabnya melalui

penelitian yang lebih mendalam, dan selanjutnya dicarikan solusi yang tepat.

4.4.3 Angka Putus Sekolah SMA

Data pada tabel 4.16 di bawah ini menggambarkan bahwa keseceluhan

ruhan siswa SMA di Kabupaten Buleleng mengalami putus sekolah juga cukup

tinggi yaitu sebanyak 27 orang. Secara rinci hal ini dipaparkan pada tabel 4.16

berikut.

Table 4.16 Jumlah Siswa SMA Putus Sekolah menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng, 2016

Kecamatan2016

L P Jumlah

45

Page 46: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Banjar 3 4 7Buleleng 2 - 2Busungbiu - - -Gerokgak - - -Kubutambahan - - -Sawan - - -Seririt 7 6 13Sukasada - - -Tejakula 3 2 5Jumlah 15 12 27

Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng

Tabel di atas menunjukkan siswa SMA putus sekolah ini tersebar di 4

kecamatan di Buleleng (Banjar, Buleleng, Seririt, dan Tejakula). Angka putus

sekolah tertinggi dialami oleh siswa yang bertempat tinggal di Kecamatan

Seririt (13 orang) dan terendah di Kecamatan Buleleng (2 orang). Dari

perspektif gender masih tetap mengindikasikan adanya ketimpangan yang

dialami oleh siswa laki-laki, yang masih perlu dicari factor penyebabanya

untuk menentukan solusi yang tepat.

4.4.4 Angka Putus Sekolah SMK

Tidak jauh berbeda, angka putus sekolah pada jenjang SMK di

Kabupaten Buleleng tahun 2016 juga cukup tinggi yaitu 30 orang. Hal ini

tampak jelas pada tabel 4.17 berikut.

Tabel 4.17 Jumlah Siswa SMK Putus Sekolah menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng, 2016

Kecamatan2016

L P JumlahBanjar - - -

46

Page 47: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Buleleng 5 5 10Busungbiu - 1 1Gerokgak - 2 2Kubutambahan 4 6 10Sawan 1 2 3Seririt - 1 1Sukasada - - -Tejakula 2 1 3

Jumlah 12 18 30Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng

Data dari Disdikpora Kab. Buleleng tahun 2016 menegaskan bahwa hanya ada

satu kecamatan yaitu Sukasada yang tidak ditemukan siswa putus sekolah.

Siswa putus sekolah tertinggi ditemukan di dua kecamatan (Buleleng dan

Kubutambahan), masing-masing 10 orang, dan terendah ada di dua

kecamatan ( Busungbiu, dan Seririt ), masing-masing 1 orang.

Ditinjau dari perspektif gender tampak kondisi yang sedikit berbeda

dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya, dimana angka putus

sekolah didominasi oleh siswa perempuan dengan perbandingan 12 L : 18 P.

Hal ini mengindikasikan terjadi kesensangan tapi tidak terlalu menjolok.

Namun demikian tetap sebaiknya dicari factor penyebabnya, apakah karena

perempuan merasa kurang mampu, kurang senang, kurang cocok di SMK yang

mereka pilih ataukah karena factor lainnya,

Gambar: 4.4 Angka Putus Sekolah Siswa SD- SMA/SMK Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng tahun 2016

47

Page 48: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

SD SMP SMA SMK0

10

20

30

40

50

60

70

6

125

15125

83

1218

LK-LKPRP

Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Buleleng, 2016

4.5 Keberadaan Guru

Dari zaman ke zaman peran guru dalam proses pembelajaran sangat

penting. Hal ini bisa dibuktikan dari ilustrasi berikut.

“Segera setelah perang dunia kedua berakhir, di Jepang telah diadakan

suatu sidang tingkat tinggi yang dihadiri oleh para petinggi negeri Sakura

itu, yang dipimpin langsung oleh Kaisar Jepang. Dalam sidang tersebut,

pertama kali Kaisar Jepang menanyakan kepada peserta sidang,

berapakah jumlah guru yang masih hidup? Mendengar pertanyaan ini,

spontan saja peserta mengajukan pertanyaan balik kepada Kaisar.

Mengapa Kaisar menanyakan jumlah guru yang masih hidup dan

mengapa tidak menanyakan jumlah anggota pasukan tempur yang

masih hidup atau jumlah anggota pasukan tempur yang mengalami

korban jiwa akibat perang? Hal ini saya tanyakan paling awal, karena

maju mundurnya negeri ditentukan oleh maju mundurnya kualitas hasil

pendidikan atau kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya

manusia yang tinggi, banyak ditentukan oleh guru yang jumlah dan

mutunya memadai. Jika kualitas sumber daya manusia yang bermutu

tinggi dapat diciptakan bagi seluruh rakyat Jepang, maka pembangunan

apa saja di negeri ini akan sukses, termasuk pembangunan militer,

pertahanan dan keamanan “.

48

Page 49: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Demikianlah jawaban Kaisar Jepang, yang akhirnya direspon baik dan

diapresiasi oleh seluruh peserta sidang.

Begitu pula dalam Era Globalisasi, dimana teknologi komputer yang

berkembang dengan pesat menggantikan sebagian pekerjaan manusia.

Namun kedudukan guru tidak dapat digantikan dengan media lain. Hal ini

menunjukkan bahwa peran guru tetap diperlukan dalam keadaan apapun.

Mengenai jumlah guru dari semua tingkatan pendidikan di Kabupaten

Buleleng dibahas pada uraian berikut.

4.5.1 Jumlah Guru SD

Dalam dunia pendidikan, keberadaan (eksistensi) guru secara kuantitas

dan kualitas, memegang peranan penting. Kualitas peserta didik, banyak

ditentukan oleh guru melalui peranan yang harus dijalankannya. Betapa besar

dan pentingnya peranan guru dalam dunia pendidikan itu. Berikut akan

dijelaskan jumlah guru SD di Kabupaten Bulelang

Tabel 4.18 Jumlah Guru SD berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng, 2015 dan 2016

Kecamatan2015 2016

L P Jumlah L P Jumlah

Banjar 274 233 507 273 236 509

Buleleng 311 618 929 294 596 890

Busungbiu 213 159 372 210 164 374

Gerokgak 206 186 392 208 192 400

Kubutambahan 215 168 383 226 182 408

Sawan 208 226 434 208 241 449

Seririt 246 226 472 237 241 478

Sukasada 297 260 557 299 262 561

Tejakula 178 183 361 180 191 371

Jumlah 2,148 2,259 4,407 2,135 2,305 4,440

Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng

Data pada tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa jumlah guru SD di

Kabupaten Buleleng selama 2 tahun terakhir mengalami sedikit peningkatan

49

Page 50: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

(33 orang) yakni dari 4.407 orang tahun 2015 menjadi 4.440 orang tahun

2016. Jumlah guru paling banyak (890 orang) ada di Kecamatan Buleleng, dan

paling sedikit (371 orang) ada di Kecamatan Tejakula.

Jika dikaji secara gender, baik tahun 2015 maupun 2016 tampak

jumlah guru perempuan jauh lebih banyak dibandingkan guru laki-laki. Kondisi

ini mengindikasikan belum terjadi keseimbangan gender. Anggapan tentang

perempuan lebih pantas menjadi guru karena sesuai dengan peran gendernya

tampaknya sesuai dengan fenomena ini.

4.5.2 Jumlah Guru SMP

Kodisi yang berbeda tampaknya terjadi pada keberadaan guru SMP di

Kabupaten Buleleng. Sesuai dengan yang terpapar pada tabel 4.19 berikut

bahwa secara umum jumlah guru SMP di Kabupaten Buleleng selama 2 tahun

tarakhir sedikit mengalami penurunan (11 orang), yakni tahun 2015

berjumlah 1947 orang, kemudian menurun menjadi 1936 orang tahun 2016.

Penyebaran guru SMP yang ada di seluruh Kabupaten Buleleng terbanyak

(529 orang) berada di Kecamatan Buleleng dan terkecil (119 orang) ada di

Kecamatan Busungbiu.

Dari perspektif gender, proporsinya sudah mulai bergeser

dibandingkan dengan guru SD, baik tahun 2015 maupun 2016 tampak jumlah

guru laki-laki lebih banyak dibandingkan guru perempuan. Kondisi ini juga

mengindikasikan belum terjadi keseimbangan gender.

Tabel 4.19 Jumlah Guru SMP berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng, 2015 dan 2016

50

Page 51: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Kecamatan2015 2016

L P Jumlah L P Jumlah

Banjar 140 99 239 127 104 231

Buleleng 216 315 531 217 312 529

Busungbiu 91 34 125 86 33 119

Gerokgak 101 69 170 103 70 173

Kubutambahan 118 77 195 114 77 191

Sawan 114 86 200 108 88 196

Seririt 90 80 170 88 85 173

Sukasada 95 94 189 91 97 188

Tejakula 83 45 128 83 53 136

Jumlah 1,048 899 1,947 1,017 919 1,936

Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng,2016

4.5.3 Jumlah Guru SMA

Keberadaan guru SMA di Kabupaten Buleleng tahun 2015 dan 2016

secara rinci disajikan pada tabel 4.20 berikut.

Tabel 4.20 Jumlah Guru SMA berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng, 2015 dan 2016

Kecamatan2015 2016

L PJumla

hL P Jumlah

Banjar 61 29 90 62 28 90Buleleng 221 189 410 200 186 386Busungbiu 47 29 76 49 31 80Gerokgak 38 39 77 38 44 82Kubutambahan 62 43 105 61 43 104Sawan 42 28 70 42 27 69Seririt 57 24 81 55 26 81Sukasada 41 26 67 38 29 67Tejakula 50 28 78 48 29 77

Jumlah 619 435 1,054 593 443 1,036Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng, 2016

51

Page 52: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Mencermati tabel 4.20 di atas tampaknya juga terjadi sedikit

penurunan (18 orang) jumlah guru SMA di Kabupaten Buleleng selama dua

tahun terakhir. Pada tahun 2015 jumlah guru SMA sebanyak 1.054 orang,

sedangkan tahun 2016 menurun menjadi 1.036 orang. Penurunan jumlah

guru ini terjadi hampir di seluruh kecamatan, kecuali di 3 kecamatan (Banjar,

Seririt, dan Sukasada) jumlahnya stabil. Jumlah guru SMA terbanyak ada di

Kecamatan Buleleng (386 orang) dan terkecil (67 orang) di Kecamatan

Sukasada. Ditinjau dari perspektif gender tampak terjadi ketimpangan pada

guru perempuan karena guru SMA didominasi oleh guru laki-laki yakni dengan

perbandingan 593 laki-laki : 443 perempuan. .

4.5.4 Jumlah Guru SMK

Di antara semua jenjang pendidikan yang ada di Kabupaten Buleleng,

guru SMK adalah yang paling sedikit jumlahnya, dan hal ini sesuai dengan

jumlah siswa SMK yang ada. Secara terperinci jumlah guru SMK di Kabupaten

Buleleng tahun 2015 dan 2016 disajikan pada tabel 4.21 berikut.

Tabel 4.21 Jumlah Guru SMK berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten

Buleleng, 2015 dan 2016

Kecamatan2015 2016

L P Jumlah L P Jumlah

Banjar - - - - - -Buleleng 234 246 480 223 238 461

Busungbiu 7 3 10 11 11 22Gerokgak 19 21 40 38 25 63

Kubutambahan 41 26 67 41 30 71Sawan 17 23 40 22 26 48Seririt 56 68 124 54 66 120

Sukasada 56 40 96 58 49 107Tejakula 27 22 49 24 23 47Jumlah 457 449 906 471 468 939

Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng, 2016

Tabel 4.21 di atas menegaskan bahwa terjadi kenaikan yang cukup

signifikan yakni sebanyak 33 orang jumlah guru SMK di Kabupaten Buleleng.

52

Page 53: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Pada tahun 2015 julah guru SMK sebanyak 906 orang, sedangkan tahun 2016

mengalami peningkatan menjadi 939 orang. Kenaikan jumlah guru ini terjadi

hampir di seluruh kecamatan, kecuali di 2 kecamatan (Buleleng dan Tejakula)

terjadi sedikit penurunan, dan di Kecamatan Banjar tetap nihil guru SMK.

Jumlah guru SMK terbanyak tetap ada di Kecamatan Buleleng (461 orang) dan

terkecil (22 orang) di Kecamatan Busungbiu. Ditinjau dari perspektif gender

tampak sedikit agak timpang yakni dengan perbandingan 471 laki-laki : 468

perempuan.

Bila dibandingkan dalam jumlah persentase, maka jumlah guru di

sekolah dasar (SD), SMP, SMA, dan SMK akan tampak seperti pada grafik

berikut ini.

Grafik: 4.5 Persentase Guru SD, SMP, SMA, dan SMK Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng 2016

SD SMP SMA SMK0

10

20

30

40

50

60

7048.1 52.5

57.250.251.9

47.542.8

49.8

LK-LK

Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng, 2016

4.6 Guru yang Tersertifikasi

Guru yang baik adalah guru yang memenuhi persyaratan kemampuan

profesional, baik sebagai pendidik maupun sebagai pengajar atau pelatih. Di

sinilah arti pentingnya standar mutu profesional guru untuk menjamin proses

pembelajaran yang baik dan hasil yang bermutu dari proses tersebut. Dalam

kaitan ini, Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 Tentang Guru dan Dosen

mengamanatkan, guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

53

Page 54: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

sertifikat pendidik dan sehat jasmani dalam upaya mewujudkan tujuan

pendidikan nasional.

Berdasarkan pemikiran yang terkandung di dalam amanat tersebut,

setiap guru profesional harus memiliki sertifikat pendidik.Sertifikat pendidik,

hanya diberikan kepada guru yang memenuhi persyaratan tertentu yang telah

digariskan dalam undang-undang tersebut. Sampai dengan tahun 2015 dan

2016, jumlah guru yang tersertifikasi pada beragam jenjang pendidikan di

Kabupaten Buleleng, dapat diketahui pada penjelasan berikut.

4.6.1 Jumlah Guru SD Yang Tersertifikasi

Untuk memahami jumlah guru SD yang sudah tersertifikasi tentu harus

dikaitkan dengan jumlah guru sebagaimana yang tertuang dalam tabel 4.18 di

atas. Secara rinci data guru SD yang tersertifikasi di Kabupaten Buleleng tahun

2015 dan 2016 diuraikan pada tabel 4.22 berikut.

Tabel 4.22 Jumlah Guru SD yang Sudah Tersertifikasi berdasarkan Jenis

Kelamin dan Kecamatan di Kabupaten Buleleng, 2015 dan 2016

Kecamatan2015 2016

L P Jumlah L P Jumlah

Banjar 172 109 281 171 116 287

Buleleng 192 398 590 186 397 583

Busungbiu 133 100 233 130 104 234

Gerokgak 117 79 196 114 79 193

Kubutambahan 121 61 182 125 67 192

Sawan 139 135 274 136 144 280

Seririt 163 122 285 159 122 281

Sukasada 174 132 306 174 130 304

Tejakula 100 87 187 98 87 185

Jumlah 1,311 1,223 2,534 1,293 1,246 2,539

Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng, 2016

Berdasarkan data pada Tabel 4.22 dapat diungkapkan bahwa apabila

dikaitkan dengan data yang tertuang pada Tabel 4.19, ternyata masih banyak

guru di Kabupaten Buleleng yang belum tersertifikasi. Jumlah guru SD

54

Page 55: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

sebanyak 4.407 orang tahun 2015, yang sudah tersertifikasi sebanyak 2.534

orang (57, 50%) didominasi oleh laki-laki sebanyak 1.311 orang (51,74%).

Sedangkan tahun 2016 jumlah guru SD sebanyak 4.440 orang, yang sudah

tersertifikasi sebanyak 2.53 orang (51, 18%) didominasi oleh laki-laki sebanyak

1.293 orang (50,92%), dan perempuan 1.246 orang (49,08%).

Guru SD yang tersertifikasi tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten

Buleleng, dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 583 orang dan

terendah di Kecamatan Tejakula yakni 185 orang. Dari perspektif gender hal

ini menjadi menarik untuk didalami karena jumlah guru perempuan lebih

banyak tetapi yang tersertifikasi ternyata lebih sedikit.

4.6.2 Jumlah Guru SMP Yang Tersertifikasi

Sesuai dengan data yang ditampilkan pada tabel 4.23 di bawah dapat

dikatakan bahwa secara keseluruhan jumlah guru SMP yang tersertifikasi

selama 2 tahun terakhir mengalami sedikit penurunan sebanyak 25 orang

yakni tahun 2015 sebanyak 1.227 orang dan tahun 2016 1.202 orang. Jika

dibandingkan dengan jumlah guru SMP tahun 2015 yaitu sebanyak 1947

orang (63,02%) yang sudah tersertifikasi, dan tahun 2016 dengan jumlah 1936

orang guru SMP, yang tersertifikasi sejumlah 1.202 orang (62,09%). Kondisi

ini tampaknya cukup menggembirakan karena ternyata lebih dari 50% guru

SMP sudah berhasil tersertifikasi. Guru SMP yang tersertifikasi masih tetap

terbanyak ada di Kecamatan Buleleng dan terkecil di Tejakula. Dari perspektif

gender tampak terjadi ketimpangan yang cukup menjolok pada guru SMP

perempuan, dan hal ini terjadi, baik pada tahun 2015, maupun 2016.

Sebagaimana diketahui untuk bisa lolos sertifikasi seorang guru harus

memenuhi persyaratan tertentu, apakah karena persyaratan ini guru

perempuan menjadi lebih lambat tersertifikasi dibandingkan dengan guru laki-

laki tau karena sebab lain, tentu harus dilakukan pendalaman melalui

penelitian.

55

Page 56: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Tabel 4.23 Jumlah Guru SMP yang Sudah Tersertifikasi berdasarkan Jenis Kelamin dan Kecamatan di Kabupaten Buleleng, 2015 dan 2016

Kecamatan2015 2016

L P Jumlah L P JumlahBanjar 91 56 147 85 56 141Buleleng 148 202 350 145 206 351Busungbiu 66 13 79 63 12 75Gerokgak 64 26 90 59 25 84Kubutambahan 73 25 98 72 26 98Sawan 83 46 129 80 45 125Seririt 71 55 126 65 56 121Sukasada 69 45 114 67 46 113Tejakula 67 27 94 66 28 94

Jumlah 732 495 1,227 702 500 1,202Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng, 2016

4.6.3 Jumlah Guru SMA Yang Tersertifikasi

Kondisi yang tidak jauh berbeda tampaknya juga terjadi pada

keberadaan guru SMA yang tersertifikasi di Kabupaten Buleleng pada tahun

2015 dan 2016. Hal ini tampak jelas pada tabel 4. 24 berikut.

Tabel 4.24 Jumlah Guru SMA yang Sudah Tersertifikasi berdasarkan Jenis Kelamin dan Kecamatan di Kabupaten Buleleng, 2015 dan 2016

Kecamatan2015 2016

L P Jumlah L P JumlahBanjar 49 14 63 51 14 65

Buleleng 159 130 289 148 127 275

Busungbiu 31 12 43 32 13 45

Gerokgak 25 15 40 26 16 42

Kubutambahan 27 14 41 32 18 50

Sawan 34 17 51 32 15 47

Seririt 44 19 63 43 19 62

Sukasada 22 16 38 22 15 37

Tejakula 37 10 47 36 9 45

Jumlah 428 247 675 422 246 668Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng, 2016

56

Page 57: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Tabel 4.24 menunjukkan bahwa secara umum terjadi sedikit (7 orang)

penurunan jumlah guru SMA yang tersertifikasi selama 2 tahun terakhir, dari

675 orang tahun 2015 turun menjadi 668 orang tahun 2016. Jika dikaitkan

dengan jumlah gguru SMA secara keseluruhan di Kabupaten Buleleng yaitu

sebanyak 1054 orang (2015) yang tersertifikasi sebanyak 675 orang (64,01%)

dan tahun 2016 sebanyak 1036 orang yang tersertifikas sebanyak 668 orang

(64,48%)). Persebaran guru SMA tersertifikasi tertinggi (275 orang) masih

tetap tertinggi berada di Kecamatan Buleleng, dan terendah (37) di

Kecamatan Sukasada. Dari perspektif gender tampak guru SMA yang

tersertifikasi masih tetap didominasi oleh laki-laki, ini bisa diartikan terjadi

ketimpangan pada guru SMA perempuan, dan hal ini terjadi, baik pada tahun

2015, maupun 2016.

4.6.4 Jumlah Guru SMK Yang Tersertifikasi

Secara keseluruhan jumlah guru SMK yang tersertifikasi tahun 2015

sebanyak 381 orang dan sedikit mengalami penurunan menjadi menjadi 379

orang pada tahun 2016. Secara rinci hal ini disajikan pada tabel 4.25 berikut.

Tabel 4.25 Jumlah Guru SMK yang Sudah Tersertifikasi berdasarkan Jenis Kelamin dan Kecamatan di Kabupaten Buleleng, 2015 dan 2016.

Kecamatan2015 2016

L P Jumlah L P Jumlah

Banjar - - - - - -Buleleng 137 105 242 133 102 235Busungbiu 1 - 1 1 - 1Gerokgak 4 2 6 4 3 7Kubutambahan 17 8 25 20 9 29Sawan 6 4 10 6 3 9Seririt 22 15 37 22 16 38Sukasada 27 22 49 26 23 49Tejakula 9 2 11 9 2 11

Jumlah 223 158 381 221 158 379Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng, 2016

57

Page 58: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Jika dibandingkan dengan jumlah guru SMK yang ada di Kabupaten

Buleleng tahun 2015 yang berjumlah 906 orang, maka yang tersertifikasi

adalah 381 orang (42,05%), dan tahun 2016 dengan julah 939 orang yang

tersertifikasi sebanyak 379 orang (40,36%). Jumlah initergolong cukup rendah

karena belu mencapai angka 50%. Kecuali di Kecamatan Banjar guru SMK

yang tersertifikasi tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Buleleng dan

terbanyak ada di Kecamatan Buleleng, yakni 235 orang dan terkecil di

Kecmatan Busungbiu yaitu 1 orang saja. Ditinjau dari perspektif gender masih

tetap sama dengan keberadaan guru pada jenjang pendidikan lainnya bahwa

guru SMK yang tersertifikasi didominasi oleh laki-laki, jadi masih terjadi

ketimpangan pada guru SMK perempuan, dan hal ini terjadi, baik pada tahun

2015, maupun 2016.

Melihat fakta yang ada yakni masih rendahnya jumlah guru SMK yang

tersertifikasi tampaknya sangat penting dicari factor penyebabnya untuk

kemudian ditemukan solusi yang tepat sehingga jumlahnya bisa ditingkat.

Sebab kalau tidak dikawatirkan hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja

guru yang pada akhirnya berimplikasi kualitas anak didiknya. Jika dilihat

perbandingan persentase guru laki-laki dan guru perempuan yang sudah

tersertifikasi, maka dari total guru yang sudah tersertifikasi perbandingannya

seperti tampak pada gambar berikut ini.

Gambar: 4.7 Persentase Guru laki-laki dan guru perempuan yang sudah

tersertifikasi menurut jenjang pendidikan Tahun 2016

58

Page 59: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

SD SMP SMA SMK0

10

20

30

40

50

60

70 50.958.4

63.258.3

49.141.6

36.841.7

LK-LKPRP

Sumber : Disdikpora Kab. Buleleng, 2016

BAB V

KESEHATAN

“Di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat (mensana in

corpora sano)”. Itu adalah semboyan yang berkaitan dengan kesehatan, dan

sudah populer di kalangan masyarakat Sebab, hanya dengan badan yang

sehat seseorang dapat hidup produktif, baik secara ekonomi, sosial, budaya,

maupun lainnya.

Agar tercapai kondisi tersebut berbagai usaha telah dilakukan. Bahkan

Negara pun telah menjamin melalui kebijakan yang dituangkan dalam

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, Tentang Kesehatan, di antaranya

dinyatakan bahwa tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam upaya

meningkatkan taraf kesehatan masyarakat tersebut, pembangunan kesehatan

dilakukan dengan sistem kesehatan nasional. Sistem kesehatan ini

dilaksanakan dengan cara meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dan

terutama diarahkan pada lapisan masyarakat bawah (masyarakat

berpenghasilan rendah).

59

Page 60: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Berkenaan dengan tujuan pembangunan kesehatan tersebut, telah

dirumuskan program Panca Karsa Husada yang meliputi (1) peningkatan

kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan;

(2) perbaikan lingkungan hidup masyarakat yang dapat menjamin kesehatan;

(3) peningkatan status gizi masyarakat; (4) pengurangan kesakitan dan

kematian; dan (5) pengembangan keluarga sehat sejahtera dengan semakin

diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Terkait dengan pembangunan kesehatan di Kabupaten Buleleng, hal-

hal yang akan dibahas berikut ini sesuai dengan data yang tersedia, yaitu

sekitar keadaan bayi, balita, layanan kesehatan reproduksi dan layanan

kesehatan anak dengan HIV/AIDS.

5.1 Pemberian ASI Eksklusif, Status Gizi dan Angka Kematian Bayi

Pemberian air susu ibu (ASI ) eksklusif merupakan tindakan terbaik

bagi bayi. Karena, ASI mengandung nutrisi yang dapat memberikan kekebalan

tubuh bayi, meningkatkan kualitas kesehatan dan dapat memberikan

pertumbuhan bayi secara normal. Selain itu, secara ekonomi pemberian ASI

jauh lebih praktis dan murah dari pada susu formula. Sebab harga susu

formula relatif mahal bagi sebagian warga masyarakat. ASI eksklusif adalah

pemberian ASI kepada bayi mulai dari lahir sampai berumur enam bulan,

tanpa diberikan makanan tambahan apapun, karena sampai umur tersebut

kebutuhan zat gizi bayi dapat dipenuhi dari ASI saja. Dengan memberikan ASI

secara eksklusif diharapkan kebutuhan gisi bayi akan dapat terpenuhi. Hak ini

akan mempengaruhi status gizi dari bayi yang ada di Kabupaten Buleleng.

Secara rinci data mengenai bayi yang diberikan ASI eksklusif di

Kabupaten Buleleng tahun 2015, tertuang pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Jumlah Bayi yang Mendapatkan ASI Eksklusif di Kabupaten Buleleng Tahun 2015

No. Kecamatan Jumlah Bayi ASI EksklusifL P T L P T

60

Page 61: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

1. Tejakula 326 180 506 243 123 3662. Kubutambahan 245 203 448 197 136 3333. Sawan 242 172 414 190 118 3084. Buleleng 686 509 1195 384 285 6695. Sukasada 308 292 600 315 153 4686. Banjar 409 238 647 335 191 5267. Seririt 250 223 473 192 150 3428. Busungbiu 161 126 287 110 71 1819. Gerokgak 516 463 979 413 312 725

Jumlah 3.140 2.409 5.549 2.379 1.539 3.918 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, 2015

Berdasarkan data pada tabel 5.1, dapat digambarkan sebagai berikut.

Secara keseluruhan bayi di Kabupaten Buleleng tahun 2015 sebanyak 5.549

orang terdiri atas bayi laki-laki 3.140 orang dan perempuan 2.409 orang.

Sedangkan bayi yang mendapat ASI ekklusif sebanyak 3.918 orang, terdiri atas

bayi laki-laki sebanyak 2379 orang dan perempuan 1.539 orang. Pemberian

ASI eksklusif ini dapat dikatakan tergolong cukup bagus dan menggembirakan

karena mencapai persentase relative tinggi yakni 70,61%. Dilihat dari

perspektif gender pemberian ASI eksklusif menunjukkan persentase lebih

tinggi pada bayi laki-laki yaitu 60,72%, tetapi hal ini bukan berarti terjadi

ketimpangan, melainkan karena jumlah bayi laki-laki memang lebih tinggi

daripada bayi perempuan. Sedangkan jumlah bayi yang mendapat ASI

eksklusif tertinggi ada di Kecamatan Buleleng yaitu 669 (79,08%), dan

terendah di Kecamatan Busungbiu sebanyak 181 (4,62%). Kondisi ini memang

sesuai dengan jumlah bayi yang ada di kecamatan tersebut.

Berkenaan dengan kondisi tersebut, tampaknya masih diperlukan

usaha keras terutama bagi instansi terkait serta para penggiat kesehatan (PKK,

petugas Posyandu) agar pemberian ASI eksklusif bisa ditingkatkan, bahkan jika

memungkinkan agar tercpai angka 100%, mengingat begitu pentingnya

manfaat ASI bagi bayi. Untuk lebih mudah memahami perbedaan gender

pemberian ASI eksklusif ini akan digambarkan dalam bentuk grafik berikut ini.

Gambar: 5.1. Jumlah Bayi yang Mendapatkan ASI Eksklusif di Kabupaten Buleleng Tahun 2015

61

Page 62: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

jlh bayi ASI Eks0

10

20

30

40

50

60

70

8056.6

75.7

43.4

63.9

laki

Prp

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, 2015

5.2 Status Gizi Balita

Salah satu indikator penting untuk mengetahui tingkat kesehatan balita

adalah status gizi. Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan

atau ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan,

aktivitas berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan.

Kekurangan zat gizi adaptif dapat digolongkan mulai dari ringan sampai

dengan berat. Sedangkan gizi buruk atau malnutrisi adalah suatu bentuk

terparah akibat kurang gizi menahun. Selain akibat kurang konsumsi jenis

makanan bernutrisi seimbang, gizi buruk pada anak juga bisa disebabkan oleh

penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan gangguan pencernaan atau

gangguan penyerapan zat makanan yang penting untuk tubuh

(http://www.medkes.com/2014/01).

Secara rinci status gizi balita di Kabupaten Buleleng tahun 2015 disajikan

pada tabel 5.2 berikut.

Tabel 5.2 Prevalensi Balita dengan Gizi Buruk dan Gizi Kurang di Kabupaten Buleleng Tahun 2015

62

Page 63: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

No KecamatanGizi Kurang Gizi Buruk

L P T L P T1. Tejakula 0,65 0,87 0,76 0,06 0,06 0,062 Kubutambahan 0,18 0,52 0,35 - - -3 Sawan 0,58 0,53 0,56 0,22 - 0,114 Buleleng 1,06 1,39 1,23 - 0,10 0,055 Sukasada 0,62 1,13 0,87 - 0,04 0,026 Banjar 0,30 0,74 0,51 - 0,05 0,027 Seririt 0,50 2,48 1,48 - - -8 Busungbiu 0,61 0,6 0,79 0,12 - 0,069 Gerokgak 0,69 0,86 0,78 0,11 0,04 0,08Sumber Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, 2015

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa secara umum jumlah balita yang

mengalami gizi kurang adalah sebanyak 7,35%. Balita yang mengalami gizi

kurang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Buleleng, dan yang

tertinggi ada di Kecamatan Seririt (1,48%) serta terendah di Kecamatan

Kubutambahan sebanyak (0,35%). Selain mengalami gizi kurang, balita di

Kabupaten Buleleng juga ada yang mengalami kesehatan lebih buruk yaitu

penyakit malnutrisi atau gizi buruk. Di Kecamatan Sawan terdapat paling

banyak balita yang mengalami gizi buruk yakni sebanyak 0,11% dan dua

kecamatan yang terbebas dari balita gii buruk adalah Kecamatan

Kubutambahan dan Seririt.

Dari perspektif gender balita yang mengalami gizi kurang didominasi

oleh balita perempuan yakni sebanyak 9,12% dan laki-laki 5,19%. Sedangkan

pada status gizi buruk/malnutrisi lebih banyak dialami oleh balita laki-laki

dibandingkan dengan perempuan, yakni 0,51% : 0,29%.

Tingginya balita yang mengalami gizi kurang dan gizi buruk atau

malnutrisi tentu merupakan pekerjaan besar bagi pemerintah Kabupaten

Buleleng. Untuk itu mereka masih harus terus melakukan upaya agar tidak

ada lagi anak yang berstatus gizi kurang dan gizi buruk atau malnutrisi. Untuk

lebih mudah memahami kondisi status gizi anak yang ada akan digambarkan

seperti pada gambar berikut ini.

Gambar: 5.2 Prevalensi Balita dengan Gizi Buruk dan Gizi Kurang di Kabupaten Buleleng Tahun 2015

63

Page 64: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

gizi kurang Gizi buruk0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

0.6

0.1

0.9

0.05 laki

Prp

5.3 Balita yang Mendapatkan Imunisasi

Imunisasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan

sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau

bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri

(virus) tersebut telah dimodifikasi. Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh melalui

suntikan atau diminum (oral).Setelah vaksin masuk ke dalam tubuh, sistem

pertahanan tubuh akan bereaksi membentuk antibodi. Reaksi ini sama seperti

jika tubuh kemasukan virus atau bakteri yang sesungguhnya. Antibodi

selanjutnya akan membentuk imunitas terhadap jenis virus atau bakteri

tersebut.

Imunisasi sangat penting untuk melindungi bayi dari penyakit-penyakit

menular yang bahkan bisa membahayakan jiwa. Di Indonesia, imunisasi bayi

dan anak dikelompokkan menjadi dua. Kelompok pertama berisi jenis

imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah melalui program pengembangan

imunisasi (PPI). Kelompok imunisasi yang diwajibkan ini dibiayai seluruhnya

oleh pemerintah. Oleh karena itu vaksin-vaksin tersebut bisa diperoleh

masyarakat luas secara gratis di Puskesmas dan Posyandu. Kelompok kedua

64

Page 65: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

adalah vaksin-vaksin yang dianjurkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia

(IDAI). Jenis vaksin dalam kelompok ini belum diwajibkan pemerintah. Untuk

mengetahui kondisi balita yang mendapatkan imunisasi di Kabupaten

Buleleng tahun 2015 secara rinci dijelaskan pada tabel 5.3 berikut.

65

Page 66: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Tabel 5.3 Jumlah Balita yang Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap di Kabupaten Buleleng tahun 2015

No. KecamatanJlh

Desa/Kel.

Jlh Desa/Kel. UCI

Jumlah Balita Jumlah Balita yang Mendapat Imunisasi

Dasar Lengkap

L P T

1. Tejakula 10 10 528 249 777 9062. Kubutambahan 13 13 516 474 990 9523. Sawan 14 14 566 556 1122 11374. Buleleng 29 29 1077 1146 2223 22515. Sukasada 15 15 671 586 1257 12716. Banjar 17 16 669 590 1259 12147. Seririt 22 18 573 596 1169 11038. Busungbiu 15 13 267 208 475 4719. Gerokgak 14 14 736 683 1419 1127

Jumlah 149 142 5.603 5.088 10.691 10.432 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, 2015

Secara keseluruhan balita yang mendapatkan imuninisasi lengkap di

Kabupaten Buleleng adalah 10.432 orang (97,57%) dari total balita sebanyak

10.691 orang. Ini artinya masih ada 2,43% balita yang belum mendapat

imunisasi lengkap, hal ini kemungkinan karena umur bayi belum memenuhi

syarat untuk mendapatkan semua jenis imunisasi atau juga mungkin karena

factor lain seperti kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya imunisasi.

Semua balita yang ada di 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng mendapatkan

imunisasi dasar lengkap dan yang terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu

sebanyak 2.251 orang dan yang terendah terdapat di Kecamatan Busungbiu

yakni sebayak 471 orang, ini terjadi karena sesuai dengan jumlah balita yang

ada di dua kecamatan tersebut.

Sementara itu jika dilihat dari perspektif gender tampak bahwa jumlah

balita yang ada lebih banyak balita laki-laki dibandingkan balita perempuan,

sedangkan perbedaan gender balita yang mendapat imunisasi lengkap belum

tersedia data yang terpilah berdasarkan jenis kelamin sehingga belum bisa

dianalisis secara gender.

66

Page 67: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

5.4 Fasiltas Kesehatan

Fasiltas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat

digunakan dalam rangka menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan

orang-perorangan, baik secara promotif, preventif, kuratif maupun

rehabilitatif yang bisa dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat

umum. Berikut akan diuraikan fasilitas kesehatan yang yang terkait dengan

kesehatan reproduksi remaja yang ada di Kabupaten Buleleng.

Masa remaja merupakan masa peralihan (transisi) dari anak-anak ke

masa dewasa. Pada masa transisi, remaja sering menghadapi permasalahan

yang sangat kompleks dan sulit ditanggulangi sendiri. Tiga risiko yang sering

dihadapi oleh remaja (TRIAD KRR) yaitu risiko-risiko yang berkaitan dengan

seksualitas (kehamilan tidak diinginkan, aborsi dan terinfeksi Penyakit

Menular Seksual), penyalahgunaan NAPZA, dan HIV/AIDS.

Masa transisi kehidupan remaja dibagi menjadi lima tahapan (Youth

Five Life Transitions), yaitu melanjutkan sekolah (continue learning), mencari

pekerjaan (start working), memulai kehidupan berkeluarga (form families),

menjadi anggota masyarakat (exercice citizenship), dan mempraktekkan

hidup sehat (practice healthy life) (https://www.k4health.org/toolkits

/indonesia/ pelayanan-kesehatan-reproduksi-remaja). Remaja yang berhasil

mempraktekkan hidup sehat, diyakini akan menjadi penentu keberhasilan

pada empat bidang kehidupan lainnya. Dengan kata lain apabila remaja gagal

berperilaku sehat, maka kemungkinan besar remaja tersebut juga akan gagal

pada empat bidang kehidupan lainnya.

Dalam rangka menumbuh-kembangkan perilaku hidup sehat bagi

remaja, maka perlu kepedulian dalam bentuk pelayanan dan

penyediaan informasi yang benar serta kesepahaman bersama akan

pentingnya kesehatan reproduksi remaja sehingga dapat membantu mereka

dalam menentukan pilihan masa depannya. Bagaimana bentuk layanan

kesehatan remaja yang ada di Kabupaten Buleleng disajikan pada tabel 5.4

berikut.

67

Page 68: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Tabel 5.4 Lembaga Layanan Kesehatan Reproduksi Remaja di Kabupaten Buleleng Tahun 2015

No.Lembaga Layanan Kesehatan

Reproduksi RemajaJenis

Layanan

Jumlah Anak yang Dilayani

L P T

1. Puskesmas Konseling 64.410 66.395 130.805

2. RSUD Konseling

3. LSM Citra Husada

4 PIK Remaja/Mahasiswa

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, 2015

Jika diperhatikan tabel 5.4 di atas tampak bahwa terdapat beberapa

jenis lembaga layanan kesehatan reproduksi remaja di Kabupaten Buleleh

yaitu: Puskesmas, RSUD, LSM Citra Husada, dan PIK Remaja/Mahasiswa.

Jenis layanan hanya diberikan oleh Puskesma dan RSUD dan baru sebatas

konseling saja. Anak remaja yang dilayani sebanyak 130.805 orang yang

didominasi oleh remaja perempuan. Banyaknya remaja perempuan yang

memeriksakan kesehatan reproduksi ke puskesmas bias dimaklumi karena

perempuan memang lebih rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan

reproduksi dibandingkan dengan remaja laki-laki.

Selain layanan kesehatan reproduksi remaja, di Kabupaten Buleleng

juga tersedia lembaga layanan bagi anak dengan HIV/AIDS sebagaimana

tampak pada tabel 5.5 berikut.

Tabel 5.5 Lembaga Layanan bagi Anak dengan HIV/AIDS di Kabupaten Buleleng

No.Lembaga Layanan

Anak Korban NAPZAJenis Layanan

Jumlah Anak yang Dilayani

L P T1. RSUD Pengobatan 11 6 172. KPA Sosialisasi3 YCUI Kab. Buleleng Pendampingan

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, 2015

Tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa dari data yang diperoleh terkait

anak yang mendapat layanan dari lembaga layanan anak korban NAPZA

68

Page 69: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

khususnya oleh RSUD sebanyak 17 orang. Jenis layanan yang diberikan baru

sebatas pengobatan saja. Dari perspektif gender tampak anak yng mendapat

layanan didominasi oleh laki-laki yakni sebanyak 11 orang dan perempuan 6

orang. Menyimak data sebagaimana diungkapkan di atas tampaknya pihak

pemerintah, atau pihak lainnya yang terkait masih harus bekerja keras terutama

melakukan sosialisasi sebagai tindakan preventif agar kasus tersebut di atas

bisa diminimalisir, bahkan kalau bisa dihilangkan.

5.5 Angka Kematian Anak Balita

Angka kematian Balita dapat diartikan jumlah anak yang dilahirkan pada

tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia lima tahun. Semakin

sedikit jumlah kematian anak Balita, semakin baik derajat kesehatan anak

Balita itu. Sebaliknya semakin banyak jumlah kematian anak Balita, semakin

buruk derajat kesehatan anak Balita tersebut. Jadi, banyak sedikitnya angka

kematian anak Balita, mencerminkan baik buruknya derajat kesehatan anak

Balita tersebut.

Secara rinci kondisi kematian bayi di Kabupaten Buleleng diuraikan pada

tabel 5.6 berikut.

Tabel 5.6 Data Angka Kematian Bayi di Kabupaten Buleleng Tahun 2015

No. Kecamatan 2015

1. Tejakula 92. Kubutambahan 13. Sawan 124. Buleleng 45. Sukasada 96. Banjar 37. Seririt 78. Busungbiu 29. Gerokgak 13

Jumlah 60 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, 2016

Data pada Tabel 5.6 menunjukkan bahwa secara keseluruhan angka

kematian bayi di Kabupaten Buleleng sebanyak 60 orang. Kematian bayi ini

69

Page 70: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Buleleng. Kematian bayi

terbanyak ada di Kecamatan Grokgak yakni sebanyak 13 orang, dan terkecil di

Kecamatan Kubutambahan yaitu 1 orang. Data itu memberikan gambaran,

bahwa derajat kesehatan bayi terbaik terdapat di Kecamatan Kubutambahan.

Sebaliknya, derajat kesehatan bayi terburuk terdapat di Kecamatan Grokgak.

Untuk meminimalkan angka kematian bayi di Kabupaten Buleleng,

perlu mendapat perhatian secara lebih intensif dari para pihak terkait. Secara

teknis operasional, upaya yang perlu dilakukan di antaranya memberikan gizi

yang baik bagi bayi, stimulasi yang memadai dan terjangkau oleh pelayanan

kesehatan yang bermutu, pemberdayaan keluarga, pemberdayaan

masyarakat, kerja sama dan koordinasi lintas sektor dan peningkatan

jangkauan pelayanan kesehatan bayi dan anak yang komprehensif dan

bermutu.

Sampai saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng sebagai penyedia

data belum bisa menyediakan data terpilah. Oleh karena itu tidak bisa

dilakukan analisis gender, dan untuk selanjutnya penyediaan data terpilah

sangat penting adanya agar bisa diketahui perbandingan angka kematian bayi

laki-laki dan perempuan dan dicarikan solusinya.

5.6 Peserta Keluarga Berencana

Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil,

bahagia dan sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang

sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk.

Sejalan dengan itu, KB adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak

yang diinginkan. Dalam upaya mencapai hal tersebut, dibuatlah beberapa

cara untuk mencegah atau menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk

pemilihan kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan

keluarga.

Data mengenai peserta KB di Kabupaten Buleleng pada tahun 2015

dan 2016, dapat dilihat pada Tabel 5.7. Data pada Tabel 5.7 menunjukkan,

bahwa jumlah peserta KB di Kabupaten Buleleng pada tahun 2015 berjumlah

14.297 orang yang terdiri dari 1036 laki-laki dan 13.261 perempuan, dan

70

Page 71: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

tahun 2016 turun menjadi 12.397 orang yang terdiri dari 1097 laki-laki dan

11.300 perempuan. Jumlah peserta KB yang paling banyak terdapat di

Kecamatan Buleleng, yaitu 3181 orang. Sebaliknya, jumlah peserta KB yang

paling sedikit terdapat di Kecamatan Banjar sebanyak 741 orang. Jika dilihat

dari perspektif gender jalas tampak bahwa dalam hal pemakaian KB sampai

saat ini masih tetap didominasi oleh perempuan.

Tabel: 5.7 Peserta KB Tahun 2015 Dan 2016 Kabupaten Buleleng

NO KECAMATAN

Jumlah Peserta Kb

2015 JUMLAH JUMLAH

PESERTA KB

2016 JUMLAH

L P L P

1 Tejakula 71 1046 1117 39 1084 1123

2 Kubutambahan 148 1015 1163 71 743 814

3 Sawan 122 1160 1282 263 1175 1438

4 Buleleng 206 3933 4139 184 2997 3181

5 Sukasada 45 1234 1279 153 1269 1422

6 Banjar 65 1029 1094 34 707 741

7 Seririt 104 879 983 147 725 872

8 Busungbiu 139 1149 1288 42 1090 1132

9 Gerokgak 136 1816 1952 164 1510 1674

1036 13261 14297 1097 11300 12397

Sumber: Dinas PPPPKB Kabupaten Buleleng, 2017

Kondisi ketimpangan gender khususnya pada pemakaian aqlat

kontrasepsi tidak hanya terjadi di Kabupaten Buleleng namun hal ini terjadi

diberbagai daerah di Indonesia. Hal ini disebabkan karena berbagai hal antara

lain karena terbatasnya alat kontrasepsi untuk laki-laki, adanya anggapan

bahwa ber KB lebih dianggap lebih cocok untuk perempuan, ideology

patriarkhi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dalam keluarga

dimana laki-laki mendominasi dalam pengambilan keputusan termasuk dalam

pemakaian KB, dan lain-lain. Jika dilihat persentase peserta KB laki-laki dan

perempuan seperti tampak pada gambar berikut

71

Page 72: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Gambar: 5.3 Persentase peserta KB berdasarkan Jenis Kelamin dan wilayah di Kabupaten Buleleng, Tahun 2016

2015 20160

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

6.9 8.8

93.1 91.2

laki Prp

Dari gambar 5.3 tampak bahwa laki-laki yang menggunakan KB tidak

lebih dari 10 % baik di tahun 2015 maupun tahun 2016.

5.7 Dokter Umum dan Dokter Gigi

Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat diperlukan berbagai

fasilitas kesehatan, baik itu dalam bentuk lembaga layanan kesehatan,

maupun tenaga kesehatan terutama keberadaan dokter. Dokter merupakan

tenaga medis yang sangat diperlukan oleh masyarakat karena dokter

merupakan tenaga kesehatan yang menjadi tempat kontak pertama pasien

untuk menyampaikan semua masalah kesehatan yang dihadapinya. Di

Kabupaten Buleleng keberadaan dokter dan dokter gigi secara rinci diuraikan

pada tabel 5.8 berikut.

72

Page 73: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Tabel: 5.8 Jumlah Dokter Umum dan Dokter Gigi di Kabupaten Buleleng tahun 2015

NO UNIT KERJA DOKTER UMUM DOKTER GIGI

L P L+P L P L+P1 Tejakula 0 3 3 1 1 22 Kubutambahan 4 1 5 1 1 23 Sawan 2 3 5 2 2 44 Buleleng 3 6 9 3 1 45 Sukasada 3 3 6 - 3 36 Banjar 2 5 7 1 3 47 Seririt 4 1 5 - 2 28 Busung Biu 3 4 7 1 1 29 Gerogak 3 - 3 - 3 3

JUMLAH 24 26 50 9 17 26Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Buleleng

Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, tahun

2015 secara keseluruhan dokter umum di Kabupaten Buleleng berjumlah 50

orang. Keberadaan dokter ini tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten

Buleleng, dan terbanyak yakni 9 orang berada di Kecamtan Buleleng, dan

terkecil ada di dua Kecamatan yaitu Tejakula dan Grokgak masing-masing

sebanyak 3 orang. Jumlah dokter umum di Kabupaten Buleleng tampak

didominasi oleh dokter perempuan tetapi selisihnya tidak terlalu banyak (2

orang), hal ini bisa diartikan telah terjadi keseimbangan gender.

Sementara itu keberadaan dokter gigi jauh lebih kecil, hampir

setengah daripada jumlah dokter umum. Secara keseluruh jumlah dokter gigi

di Kabupaten Buleleng tahun 2015 sebanyak 26 orang, dan tersebar di seluruh

kecamatan. Tiga kecamatan (Sawan, Buleleng , dan Banjar) memiliki dokter

cukup banyak ( 4 orang), dan paling sedikit (2 orang) dokter gigi berada di 4

kecamatan (Tejakula, Kubutambahan, Seririt, dan Busungbiu). Baik dokter

umum maupun dokter gigi didominasi oeleh perempuan tau terjadi

ketimpangan pada dokter laki-laki.

73

Page 74: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

BAB VIEKONOMI

Sampai saat ini pembangunan Bali secara umum dan Kabupaten

Buleleng pada khususnya masih memberikan priorotas utama pada

pembangunan di bidang ekonomi. Hal ini terjadi karena pembangunan

ekonomi menjadi indikator utama dalam mengukur kesejahteraan rakyat.

Berbicara masalah pembangunan ekonomi, ini berarti pembicaraan tidak

dapat dilepaskan dengan sumber daya manusia yang merupakan salah satu

faktor yang sangat penting untuk diperhatikan. Sumber daya manusia

mempunyai peran yang sentral, terutama dalam pembangunan ekonomi di

Indonesia dimana kesejahteraan manusia dijadikan tujuan pokok dalam

masyarakat. Atas dasar kenyataan tersebut, maka masalah sumber daya

manusia, dalam ham hal ini yang dimaksud adalah penduduk dan angkatan

kerja, baik yang secara kuantitatif maupun kualitatif wajib mendapat prioritas

perhatian, agar kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.

Sistem nilai dan sistem sosial yang sudah terpatri dalam mindset

masyarakat serta adanya perbedaan kesempatan yang diberikan antara laki-

laki dan perempuan dapat mengakibatkan adannya perbedaan nilai indikator

ketenagakerjaan antara kedua jenis kelamin tersebut. Sebenarnya pekerjaan

dapat diberikan kepada setiap orang secara terbuka tanpa memandang jenis

kelamin tertentu, terkecuali memang secara fisik suatu perkejaan hanya

mampu dikerjakan oleh salah satu jenis kelamin. Apabila dilihat dari aspek

gender, sangat tergntung pada kemampuan masing-masing jenis kelamin,

dalam hal ini terutama perempuan untuk bisa bersaing dengan laki-laki dalam

memperoleh kesempatan kerja di pasar kerja yang begitu beragam jenisnya.

Sensus ekonomi bertujuan untuk mengungpulkan data mengenai

kegiatan ekonomi angkatan kerja dengan menanyakan tentang lapangan

kerja, jenis pekerjaan, dan status pekejan penduduk yang bekerja. Variabel

tersebut dikaitkan dengan variabel ekonomi seperti tingkat dan laju GNP

(Gross National Product/Produk Nasional Bruto) per kapita dan alokasi GNP

per sektor. Tujuannya adalah untuk menggambarkan pengaruh pembangunan

74

Page 75: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja, produktivitas, dan pendapatan

penduduk yang bekerja dalam berbagai sektor.

6.1 Mata Pencaharian Penduduk

Salah satu indicator penting dalam pembangunan bidang ekonomi

adalah ketersediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk. Kabupaten Buleleng

mempunyai wilayah yang cukup luas, bahkan bisa dikatakan paling luas di

antara kabupaten di Provinsi Bali dan juga sebagai daerah yang cukup

berkembang memiliki daya tariknya tersendiri menjadi orientasi atau tujuan

bagi banyak orang untuk mengadu nasib mencari pekerjaan di kota ini. Orang-

orang yang datang ke Buleleng tidak saja berasal dari Bali tetapi banyak juga

dari luar Bali. Karena itu okupasi penduduknya pun menjadi sangat heterogin.

Tantangan kemajuan dan globalisasi mau tidak mau menuntut kebutuhan

ekonomi semakin meningkat. Kondisi ini menuntut semua individu baik laki-

laki maupun perempuan untuk berpartisipasi untuk mencari nafkah guna

memenuhi kebutuhan hidupnya saherí-hari. Dalam konteks ini, perempuan

harus dilihat sebagai pribadi mandiri dalam kebersamaan dan sumber daya

manusia yang mempunyai hak, kewajiban, dan kesempatan yang sama

dengan laki-laki untuk mengembangkan potensi dan mencerdaskan diri.

Dalam kaitan ini perlu diamati dari berbagai kegiatan penduduk secara

menyeluruh. Data tentang penduduk yang bekerja di berbagai sektor

lapangan usaha dapat diketahui dari tabel 6.1 berikut.

75

Page 76: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Tabel 6.1 Penduduk di golongkan menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng tahun 2014 dan 2015

No Sektor 2014 2015L P L + P L P L + P

1 Pertanian dalam arti luas

56.643 53.057 109.700 63.510 59.887 123.397

2. Industri dan Pengolahan

14.773 19.638 34.409 15.437 16.856 32.293

3 Listrik, gas dan air 357 - 357 1.394 - 1.3944. Bangunan/Kontruksi 26.342 4.114 30.456 19.510 2.861 22.3715. Perdagangan, Rumah

makan, Restoran dan Perhotelan

33.558 54.766 88.324 37.459 56.036 93.495

6. Angkutan /trasportasi,Pergudangan dan Komunikasi

4.722 411 5.133 8.300 - 8.396

7. Jasa Kemasyarakatan lainnya 38.646 16.648 55.257 32.193 18.920 51.113

8. Jasa, Asuransi, keuangan dan Persewaan

5.423 9.091 9.514 8.323 3.085 11.408

Jumlah 180.429 152.721 333.150 186.222 157.645 343.867

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kab. Buleleng

Mencermati Tabel 6.1 tersebut dapat dirinci sektor kerja penduduk.

Secara umum jumlah penduduk Buleleng yang bekerja tahun 2015 mengalami

kenaikan sebanyak 10.717 orang jika dibandingkan dengan tan 2014. Dari

beberapa sektor kerja atau lapangan pekerjaan yang ada tampak bahwa

pertanian dalam arti luas paling banyak digeluti oleh masyarakat, yakni

mencapai 109.700 orang (2014), kemudian naik menjadi 123.397 orang

(2015). Selanjutnya sektor listrik, gas dan air adalah yang terkecil menyerap

tenaga kerja yaitu 357 orang (2014), meningkat mnjadi 1.394 orang (2015).

Dari perspektif gender secara umum, baik tahun 2014 maupun 2015

tampak terjadi ketimpangan pada tenaga kerja perempuan, dan ketimpangan

gender paling menjolok terjadi di dua sector yakni istrik, gas, dan air, serta

angkutan/trasportasi, pergudangan dan komunikasi. Pada sector listrik, gas,

dan air selama dua tahun terakhir nihil tenaga kerja perempuan, sedangkan

sektor angkutan/trasportasi, pergudangan dan komunikasi, tahun 2015 nihil

tenaga kerja perempuan. Bisa diduga hal ini terjadi mengingat kedua sector

76

Page 77: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

tersebut memang memerlukan fisik yang kuat yang dimiliki oleh laki-laki, atau

mungkin karena alasan lain tentu diperlukan pendalaman lagi.

6.2 Penduduk Bekerja Dan Tingkat Pendidikan

Secara teoritis ada korelasi positif antara tingkat pendidikan dengan

status pekerjaan, artinya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka

semakin baik jenis pekerjaan yang bisa diraih. Senada dengan hal tersebut

B.C. Sanyal melihat pendidikan menyediakan keterampilan bagi manusia

untuk mengembangkan dan mengelola ekonomi dan pelayanan, sehingga

investasi dalam human capital digunakan untuk meningkatkan produktivitas

orang. Ini dinamakan teori human capital. Pandangan kedua berpendapat

bahwa pendidikan bukan hanya untuk menyediakan keterampilan atau

pekerjaan, tetapi juga menunjukkan nilai-nilai sosial untuk dapat menjalankan

mobilitas dalam memajukan masyarakat. Pandangan ketiga menyatakan

bahwa produktifitas merupakan atribut dari pekerjaan dan bukan pada orang.

Orang dikaitkan dengan pekerjaan dengan criteria yang diasosiasikan dengan

pendidikan, tetapi pendidikan bukan penentu produktivitas. Ini disebut teori

segmentasi pasar kerja. Pandangan keempat gagasan hubungan pendidikan

dan kerja adalah ilusi. http:// harjokosangganagara.blogspot.co.id/

2009/12 /pendidikan-dan-lapangan-kerja.html.

Terkait dengan hal tersebut bagaimana kondisi penduduk yang bekerja

jika dikaitkan dengan tingkat pendidikannya di Kabupaten Buleleng secara

rinci dijelaskan pada tabel 6.2 berikut.

77

Page 78: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Tabel 6.2 Penduduk Bekerja digolongkan menurut Pendidikan dan Jenis

Kelamin di Kabupaten Buleleng tahun 2014 dan 2015

No Pendidikan 2014 2015L P L + P L P L + P

1 Tidak Tamat SD/Belum Tamat SD

35.804 52.52.226 88.030 44.614 53.164 97.778

2. SD/Sederajat 38.133 49.292 87.425 44.772 46.078 90.8503. SLTP/Sederajat 34.288 13.106 47.394 23.632 16.429 40.0614. SLTA/Seterajat 59.302 30.578 89.880 54.943 28.281 83.2245. D I/D II /

Sederajat1.915 2.101 4.016 3.295 2.151 5.446

6. D III/ Sederajat 581 - 581 1.911 2.835 4.7467. D IV/S

1/Sederajat9.280 5.862 15.142 12.641 8.366 21.007

8. S2/S3 1.126 - 1.128 1.873 341 2.214Jumlah 180.429

`153.165 333.594 187.68

1157.645 345.326

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kab. Buleleng

Tabel 6.2 menunjukkan bahwa secara umum jumlah penduduk yang

bekerja di Kabupaten Buleleng tahun 2015 mengalami kenaikan. Selama dua

tahun terakhir (2014 dan 2015) penduduk yang bekerja tersebut paling

banyak adalah yang berpendidikan rendah yakni tidak tamat SD/belum tamat

SD, dan paling sedikit yang berpendidikan S2/S3. Hal ini tampaknya sesuai jika

dikaitkan dengan jenis pekerjaan penduduk yang terbanyak adalah di bidang

pertanian dalam arti luas yang notabene memang tidak menuntut pendidikan

terlalu tinggi.

Sementara itu, jika dilihat dari perspektif gender tampaknya terjadi

ketimpangan cukup tajam pada perempaun. Tahun 2014 tampak pada jenjang

pendidikan D3/Sederajat dan S2/S3 jumlah tenaga kerja perempuan nihil,

tetapi tahun berikutnya sudah mulai ada bahkan yang cukup

menggembirakan pada jenjang pendidikan DII/ sederajat jumlah tenaga kerja

perempuan melampoi laki-laki.

6.3 Penduduk Dan Status Pekerjaan

Selain bekerja di berbagai sektor dengan berbagai jenjang pendidikan

sebagaimana diuraikan sebelumnya, penduduk Kabupaten Buleleng selama 2

78

Page 79: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

tahun terakhir (2014 dan 2015), tampaknya masih cukup banyak yang kurang

beruntung mendapatkan pekerjaan, yang masih dalam usia sekolah, yang

tidak bisa meninggalkan rumah, dan lain-lain. Secara rinci hal ini diuraikan

pata tabel 6.3 berikut.

Tabel 6.3 Penduduk digolongkan menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng Tahun 2014 dan 2015

No Sektor 2014 2015L P L + P L P L + P

1 Menganggur 6.703 2.678 9.381 5.209 1.975 7.1842. Sekolah 16.38

615.918 32.304 17.096 19.374 36.470

3. Mengurus Rumah Tangga

15.242

53.167 68.409 16.365 51.967 68.332

4. Lainnya 13.497

14.364 27.861 8.517 10.891 19.408

Jumlah 51.828

86.127 137.955 47.187 84.207 131.394

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kab. Buleleng

Mencermati tabel 6.3 di atas tampak bahwa penduduk di Kabupaten

Buleleng yang berstatus sebagai pengangguran cukup tinggi,, meskipun

sebenarnya telah mengalami penurunan sebanyak 2.197 orang dibandingkan

dengan tahun 2014. Status penduduk tertinggi adalah mengurus rumah

tangga yakni sebanyak 68.332 orang, dan terendah adalah pengangguran

sebanyak 7.184 orang.

Ditinjau dari perspektif gender status penduduk sangat variatif,

sebagai pengangguran kesenjangan tajam terjadi pada laki-laki di mana

jumlah penduduk laki-laki hampir 4 kali lipat dibandingkan perempuan.

Sedangkan penduduk sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya hampir

berimbang.

6.4 Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Tenaga Kerja Indonesia (disingkat TKI) adalah sebutan bagi warga

negara Indonesia yang lowlife dan unskill yang bekerja di luar negeri (seperti

Malaysia, Timur Tengah, Taiwan, Turki, Maldev) dalam hubungan kerja untuk

79

Page 80: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Namun, istilah TKI seringkali

dikonotasikan dengan pekerja kasar karena TKI sejatinya memang adalah

kumpulan tenaga kerja unskill yang merupakan program pemerintah untuk

menekan angka pengangguran. TKI perempuan seringkali disebut Tenaga

Kerja Wanita (TKW) https://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_Kerja_Indonesia.

Berbeda halnya denganTKI yang berasal dari Kabupaten Buleleng, mereka

bukan unskill, tetapi umumnya memiliki skill tertentu sehingga mampu

bekerja sebagai therapis di spa, salon, di kapal pesiar, hotel, perkebunan dan

tempat lainnya.

Secara terperinci jumlah TKI di Kabupaten Buleleng tahun 2014 dan

2015 dipaparkan pada tabel 6.4 berikut.

Tabel 6.4 Jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng, Tahun 2014 dan 2015

Tahun

Jenis Kelamin

L P L + P

2014 785 195 980

2015 386 292 678

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kab. Buleleng

Tabel 6.4 menunjukkan bahwa secara umum jumlah TKI di Kabupaten

Buleleng mengalami penurunan sebanyak 302 orang dibandingkan tahun

2014. Baik tahun 2014, maupun 2015 tampaknya jumlah TKI perempuan jauh

lebih kecil dibandingkan dengan TKI laki-laki. Ini berarti terjadi kesenjangan

gender pada perempuan, dan penting untuk didalami faktor penyebabnya

untuk kemudian dicarikan solusianya.

6.5 Kepemlikan Hotel Melati

Sebagaimana telah diungkapkan pada uraian sebelumnya bahwa

penyerapan tenaga kerja pada sektor Perdagangan, Rumah makan, Restoran

dan Perhotelan di Kabupaten Buleleng cukup tinggi, yaitu 88.324 orang

(2014), dan meningkat menjadi 93.495 orang (2015). Tetapi data terperinci

80

Page 81: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

tentang tenaga kerja yang terserap pada masing-masing bidang tersebut

belum tersedia. Berdasarkan laporan dari Dinas Pariwisata Kabupaten

Buleleng data yang tersedia adalah terkait dengan kepemilikan beberapa

sarana pariwisata. Berikut akan dijelaskan kepemilikan Hotel Melati di

Kabupaten Buleleng.

Tabel 6.5 Pemilik Hotel Melati menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng

Kecamatan 2014 2015L P L + P L P L + P

Banjar 27 13 40 21 8 29

Buleleng 27 16 43 16 9 25

Busungbiu 0 0 0 0 0 0

Gerokgak 16 2 18 15 4 19

Kubutambahan 6 2 8 3 0 3

Sawan 3 0 3 1 0 1

Seririt 11 5 16 4 3 7

Sukasada 5 5 10 2 2 4

Tejakula 15 6 21 9 4 13

Jumlah 110 49 159 71 30 101

Sumber : Dinas Pariwisata Kab. Buleleng

Mencermati tabel 6.5 di atas tampak bahwa kepemilikan hotel melati

di Kabupaten Buleleng mengalami penurunan cukup signifikan yaitu sebanyak

58 buah dibandingkan tahun 2014. Keberadaan hotel melati ini tersebar di

seluruh kecamatan di Kabupaten Buleleng, dan yang terbanyak yaitu 29 buah

berlokasi di Kecamatan Banjar, lalu diikuti oleh Kecamatan Buleleng sebanyak

25 buah, serta terkecil hanya 1 buah berada di Kecamatan Sawan.

Kepemilikkan hotel melati ini sangat didominasi oleh laki-laki dengan

perbandingan 101 L:30 P. Anggapan tentang kontrol perempuan terhadap

sumberdaya keluarga sangat terbatas/rendah tampaknya terbukti dalam hal

ini.

81

Page 82: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

6.6 Kepemilikan Restoran

Peluang usaha di bidang wisata kuliner terutama restoran maupun

rumah makan adalah satu hal yang patut untuk di pelajari. Saat ini gaya hidup

untuk berwisata kuliner sudah menjadi bagian dari denyut kehidupan

masyarakat. Dalam aktivitas makan saat ini bukan hanya sekedar menunyanya

saja namun hal lain seperti: tempat, pelayanan, suasana dan masih banyak

lagi aspek lain menjadikan aspek pendukung yang cukup menentukan.

Dengan demikian dapat dipastikan kehadiran restoran pada suatu daerah

termasuk di Kabupaten Buleleng membuka peluang usaha dan peluang kerja

yang cukup menjanjikan. Tabel 6.6 berikut akan menjelaskan kepemilikan

restoran di Kabupaten Buleleng tahun 2014 dan 2015.

Tabel 6.6 Pemilik Restoran menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng

Kecamatan2014 2015

L P L + P L P L + P

Banjar 18 1 19 17 3 20

Buleleng 26 10 36 22 13 35

Busungbiu 0 0 0 0 0 0

Gerokgak 10 2 12 12 6 18

Kubutambahan 0 0 0 0 0 0

Sawan 0 0 0 0 0 0

Seririt 5 1 6 5 3 8

Sukasada 5 3 8 9 4 13

Tejakula 5 1 6 4 2 6

Jumlah 69 18 87 69 31 100

Sumber : Dinas Pariwisata Kab. Buleleng

Tabel 6.6 menunjukkan selama dua tahun terakhir (2014 dan 2015)

mencapai perkembangan cukup menggembirakan, terjadi kenaikan sebanyak

13 kepemilikan restoran tahun 2015. Data kecamatan menunjukkan

persebaran restoran sangat fluktuatif. Di Kecamatan Buleleng terdapat paling

banyak (25 ) kepemilikan restoran, tetapi di tiga kecamatan lain (Busungbiu,

Sawan dan Kubutambahan) tidak ditemukan (nihil) kepemilikan restoran.

82

Page 83: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Tidak jauh berbeda dengan kepemilikan hotel melati kepemilikan restoran

juga didominasi oleh laki-laki, bahkan terjadi ketimpangan yang sangat tajam.

6.7 Kepemilikan Bar

Selain hotel, perdagangan, rumah makan, restoran dan perhotelan,

kepemilikan bar juga cukup banyak ditemukan di Kabupaten Buleleng. Secara

rinci kepemilikan bar di Kabupaten Buleleng dipaparkan pada tabel 6.7

berikut.

Tabel 6.7 Pemilik Bar menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Buleleng

Kecamatan2014 2015

L P L + P L P L + PBanjar 10 2 12 13 7 20Buleleng 28 9 37 2 5 7Busungbiu 0 0 0 0 0 0Gerokgak 8 1 9 12 2 14Kubutambahan 0 0 0 0 0 0Sawan 0 0 0 0 0 0Seririt 4 2 6 7 3 10Sukasada 1 2 3 3 2 5Tejakula 3 1 4 3 1 4

Jumlah 44 17 71 40 20 60Sumber : Dinas Pariwisata Kab. Buleleng

Tabel 6.7 menegaskan bahwa secara total kepemilikan bar tahun 2015

mengalami sedikit (11) penurunan kepemilikan. Kepemilikan bar terbanyak

(20) ditemukan di kecamatan Sawan, dan di tiga kecamatan lainnya

(Busungbiu, Kubutambahan dan Sawan) masih tetap nihil kepemilikan bar.

Kepemilkan bar juga masih sama dengan kepemilikan hotel melati, dan

restoran yakni terjadi kesenjangan gender pada kepemilikan bar perempauan.

BAB VII

83

Page 84: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

SEKTOR PUBLIK

Perempuan sebagai warga negara secara normatif mempunyai

kedudukan dan kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam segala aspek

kehidupan, akan tetapi secara empiriknya atau kenyataannya tidaklah

demikian. Secara umum awalnya peran perempuan terbatas hanya di ranah

domestik, akan tetapi seiring dengan perkembangnan jaman dan kemajuan

teknologi peran perempuan tidak terbatas pada sector domestic melainkan

sudah merambah ke sector public. Peran perempuan dapat diketahui dari

berpartisipasinya dalam berbagai bidang pembangunan seperti di bidang

sosial, budaya, ekonomi, politik, dan hukum. Meskipun keterlibatan

perempuan di ranah public sudah mulai kelihatan dan diakui eksistensinya,

namun jika dibandingkan dengan keterlibatan kaum laki-laki memang masih

belum menunjukkan kesetaraan, khususnya pada beberapa aspek

pembangunan. Sebagai contoh sampai saat ini kaum perempuan masih

kurang dilibatkan dalam berbagai struktur dan proses pengambilan keputusan

baik di keluarga maupun di masyarakat bahkan ditingkat negara. Di tingkat

negara menunjukan kurangnya keterwakilan perempuan dalam posisi-posisi

strategis yakni dalam pengambilan keputusan di sektor publik, dan hal ini

telah berujung pada pembangunan kebijakan ekonomi dan sosial yang

memberikan keistimewaan pada perspektif dan kepentingan kaum laki-laki,

serta investasi sumber-sumber daya nasional dengan mempertimbangkan

keuntungan bagi kaum laki-laki. Kondisi demikian ini sebenarnya dipengaruhi

nilai sosial budaya yang berkembang dalam suatu masyarakat dan sangat

kuat mengikat. Ideologi gender yang fokusnya kesetaraan tidak selaras

dengan perkembangan di masyarakat yang kadang-kadang masih

memarginalkan perempuan pada beberapa aspek kehidupan.

Ideologi patriarchi yang begitu kuat dalam kehidupan masyarakat

seringkali dijadikan acuan untuk bertingkah laku. Masyarakat yang pola

kehidupannya masih tradisional, pada umumnya mempunyai pandangan

bahwa perempuan tidak mempunyai peran dalam pengambilan keputusan

baik di dalam keluarga maupun di masyarakat karena yang dianggap pantas

untuk mengambil keputusan adalah laki-laki selaku kepala rumah tangga.

84

Page 85: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Dalam kaitan itu, meminjam kerangka pikir Rosaldo tentang hubungan antara

perempuan, kebudayaan dan masyarakat, yang secara tegas membedakan

pola kegiatan masyarakat menjadi dua.

Pertama, kegiatan di sektor domestik adalah untuk perempuan, yaitu

kegiatan di lingkungan rumah tangga saja. Kedua, kegiatan di sektor publik,

adalah bidang untuk pria, yaitu kegiatan di luar rumah tangga sebagi pencari

nafkah untuk keluarganya. Dikotomi atau perberdaan seperti itu sampai saat

ini masih begitu kental berlaku di masyarakat Bali umumnya dan di

Kabupaten Buleleng khususnya sehingga hal tersebut menimbulkan

ketidakadilan gender di berbagai aspek kehidupan seperti pada aspek politik,

pemerintahan, ekonomi, hukum dan sosial budaya.

Negara mengakui hak-hak konstitusional setiap warga negaranya, oleh

karena itu secara normatif sebenarnya tidak ada pembedaan perlakuan

berdasarkan jenis kelamin bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi pada

sektor publik. Hal tersebut dapat diketahui dari ketentuan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Pasal 27 ayat 1 berbunyi sebagai

berikut: “setiap warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan

pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan

tidak ada kecualinya”. Ayat 2 berbunyi sebagai berikut: “tiap-tiap warga

negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan”.

Mencermati ketentuan Pasal 27 tersebut, maka konstitusi memberi

kedudukan yang sama bagi setiap warga negara di depan hukum dan

pemerintahan dan memberi hak yang sama pula dalam upaya pembelaan

negara. Ini berarti tidak mmbedakan antara laki-laki dan perempuan. Di

samping itu Pemerintah Republik Indonesia sudah meratifikasi Konvensi

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Convention on the Elimination of

All Forms of Discrimination Against Woman menjadi Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 7 Tahun 1984 tentang Penghapusan Segala bentuk

Diskriminasi Terhadap Perempuan. Hal ini menunjukan komitmen yang serius

dari Pemerintah Republik Indonesia untuk menghapus segala bentuk

perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam segala aspek kehidupan baik

85

Page 86: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

dalam ranah domestik maupun ranah publik termasuk dalam kesempatan

berperan aktif dalam sektor publik.

Terkait dengan hal tersebut timbul pertanyaan, seperti apa

keterlibatan perempuan di sektor publik di Kabupaten Buleleng dewasa ini?

Hal ini perlu dipaparkan secara lengkap terutama dilihat dari perspektif

gender sehingga dapat diketahui dalam hal-hal apa masih terjadi kesenjangan

gender. Dalam konteks ini akan dilihat beberapa aspek antara lain

keanggotaan DPRD, keanggotaan KPU, Pegawai Negeri Sipil, Pejabat

Berdasarkan Eselon, Yudikatif, dan lain-lain.

Berbicara masalah politik, selama ini masih diidentikkan dengan

sesuatu yang menyangkut kekuasan, pengambilan keputusan, persaingan,

keras, dan kotor. Sehubungan dengan hal itu masih banyak orang yang

menganggap dunia politik adalah dunianya kaum laki-laki dan kurang pantas

untuk kaum perempuan. Oleh karena itu, pandangan seperti ini

memengaruhi keterlibatan perempuan di bidang politik, dan pada gilirannya

menimbulkan kesenjangan gender yang cukup signifikan. Terkait dengan hal

ini, berikut akan diuraikan beberapa indikator ranah politik.

7.1 Legislatif

7.1.1 Keanggotaan DPRD

Hasil pemilu legislative tahun 2014 menunjukan bahwa keanggotaan

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) baik di tingkat pusat maupun di tingkat

daerah masih didominasi oleh kaum laki-laki. Perjuangan berbagai pihak

terutama para pemerhati perempuan untuk meningkatkan keterlibatan

perempuan di lembaga legislatif tampaknya belum membuahkan hasil yang

maksimal. Meskipun secara yuridis sudah diamatkan oleh Undang-Undang

pemilu quota 30% namun hal ini tetap belum bisa tercapai pada pemilu

legislative tahun 2014. Hal ini menggambarkan bahwa kesenjangan gender di

dunia politik khususnya di lembaga legislatif masih cukup tajam. Kondisi ini

merupakan tantangan global yang tidak ringan yang terus dihadapi oleh

masyarakat dunia pada abad ke 21. Di Kabupaten Buleleng komposisi

keanggotaan DPRD berdasarkan jenis kelamin masih menunjukkan

86

Page 87: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

kesenjangan yang cukup signifikan, dan ini terjadi pada setiap pemilu. Hal ini

tergambar seperti pada table berikut ini.

Tabel : 7.1 Proporsi Keanggotaan DPRD Menurut Daerah Pemilihan Dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Buleleng Periode 2009—2014 dan 2014-2019

NO Daerah PemilihanPeriode 2009 - 2014 (orang)

Periode 2014 - 2019 (orang)

Lk Pr Jml Lk Pr Jml1 Buleleng 1 (Kecamatan Buleleng) 7 2 9 9 1 102 Buleleng 2 (Kecamatan Sukasada) 5 0 5 3 2 5

3Buleleng 3 (Kecamatan Sawan, Kubutambahan, Tejakula) 10 2 12 6 2 8

4 Buleleng 4 (Kecamatan Banjar) 5 0 5 9 0 9

5Buleleng 5 (Kecamatan Seririt dan Busungbiu) 8 0 8 6 1 7

6 Buleleng 6 (Kecamatan Gerokgak) 6 0 6 6 0 6 JUMLAH 41 4 45 39 6 45Sumber :

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BULELENGMODEL EB-3 (DAFTAR CALON TERPILIH ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014)MODEL EB-3 .1 (DAFTAR CALON TERPILIH ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2009)

Mencermati tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa proporsi

keanggotaan DPRD menurut daerah pemilihan dan jenis kelamin di

Kabupaten Buleleng periode 2009—2014 menunjukkan ketimpangan yang

cukup tinggi. Dari 45 orang sebaran keanggotaan DPRD di Kab. Buleleng hanya

4 orang perempuan. Keempat wakil perempuan ini adalah 2 orang dari

Buleleng 1 (Kecamatan Buleleng), dan 2 orang lagi dari Buleleng 3 (Kecamatan

Sawan, Kubutambahan, Tejakula). Komposisi seperti ini memang cukup

memrihatinkan kalau dicermati dari perspektif gender.

Akan tetapi ketika mencermati keanggotaan DPRD hasil pemilihan

legislatif periode 2014—2019 di Kab. Buleleng tampaknya menunjukkan

peningkatan dan persebaran yang cukup menjanjikan dari perspektif gender.

Keterlibatan perempuan sebagai anggota legislative nampak meningkat dari

periode sebelumnya. Kalau pada periode 2009-2014 hanya ada 4 perempuan

sebagai anggota legislative, sementara pada periode 2014-2019 meningkat

87

Page 88: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

menjadi 6 orang. Keenam orang perempuan yang terpilih adalah: 1 orang dari

Dapil Buleleng 1, 2 orang dari Dapil Buleleng 2, 2 orang dari Dapil Buleleng 3,

dan 1 orang dari Dapil Buleleng 5. Keadaan ini memberikan angin segar bagi

kaum perempuan untuk berkiprah di ranah publik pada tahun-tahun

mendatang. Walaupun secara kuantitatif peningkatan jumlah ini belum

memberikan gambaran kesetaraan gender secara signifikan. Untuk sampai

kepada kesetaraan gender yang signifikan memang memerlukan waktu yang

cukup panjang dan kesadaran tinggi dari semua pihak.

Ketimpangan gender dalam keanggotaan legislatif (DPRD) di Kab.

Buleleng, dapat diketahui berdasarkan data tabel tersebut di atas, bahwa

jumlah perempuan yang duduk dalam keanggotaan legislatif amat kecil.

Kondisi tersebut penting untuk dicermati dan dilakukan upaya agar jumlah

perempuan yang duduk dalam lembaga legislatif dapat ditingkatkan.

Pekerjaan ini tentu tidak mudah untuk dilakukan, oleh karena itu diperlukan

kemauan, kemampuan, dan perjuangan secara terus menerus. Sebab untuk

dapat masuk menjadi calon legislatif harus melalui proses politik yang cukup

panjang, kompleks, dan rumit.

Berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia ditentukan bahwa untuk menjadi calon legislatif harus melalui salah

satu partai politik. Dengan demikian maka dukungan dari partai politik mutlak

dibutuhkan dan bahkan pegang peranan. Maksudnya apabila seseorang ingin

menjadi anggota legislatif harus mempunyai tempat untuk berjuang, maka

orang yang bersangkutan harus masuk pada suatu partai politik tertentu

sebagai wadah ia bernaung. Masuknya perempuan dalam salah satu partai

politik tentunya tidak persoalan ringan agar ia dapat diterima dan terlibat

dalam kepengurusan partai politik peserta pemilu. Setelah itu dilalui barulah

memasuki proses pencalonan oleh partai politik tempatnya bernaung dan

baru berjuang untuk dapat merebut satu kursi pada pemilu legislatif.

Perjuangan untuk merebut satu kursi bagi perempuan jelas tidak

mudah melainkan membutuhkan pengorbanan pemikiran, tenaga, waktu, dan

biaya yang tidak sedikit, dan belum lagi ada cemohan oleh masyarakat

terhadap perempuan yang ikut terlibat dalam organisasi politik. Perjuangan

88

Page 89: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

yang harus ditempuh perempuan untuk dapat menjadi anggota legislatif

adalah sangat berat.

Hal itu memperkuat opini yang berkembang di masyarakat, seolah-

olah membenarkan pandangan bahwa dunia politik itu adalah dunia yang

keras, kejam, kotor, dan kasar sehingga tidak cocok dan tidak pantas untuk

perempuan. Akibatnya apabila perempuan memasuki dunia politik, maka siap

dengan beaya sosial (ejekan, cemohan, dan lain-lain). Untuk menghapus

stigma yang demikian melekat pada perempuan maka perempuan harus

berani melakukan terobosan terhadap stigma negatif tersebut dengan dan

harus mempunyai kemampuan sumber daya pribadi untuk bersaing masuk

pada dunia politik praktis dan bukan mengandalkan kekayaan semata. Jika

dipresentasekan, maka proporsi keanggotaan legislative berdasarkan jenis

kelamin tampak seperti pada gambar berikut ini.

Gambar: 7.1 Persentase Anggota DPRD Kabupaten Buleleng Berdasarkan Jenis Kelamin Periode 2009-2014 dan 2014-2019

2009-2014 2014-20190

102030405060708090

100 91.1 86.7

8.9 13.3laki Prp

Sumber: KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BULELENG

7.1.2 Anggota PPK

Setelah mencermati keterwakilan perempuan dalam keanggotaan

legislative, maka perhatian akan kita alihkan ke jumlah anggota Panitia Pemilihan

Kecamatan (PPK) menurut jenis kelamin di Kab. Buleleng tahun 2014 yang akan

disajikan dalam table berikut ini.

89

Page 90: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Tabel: 7.2 Jumlah Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK)

Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Buleleng

NO KECAMATANPilpres 2014

LK PR Jumlah

1 GEROKGAK 4 1 5

2 BUSUNGBIU 4 1 5

3 SERIRIT 5 0 5

4 BANJAR 5 0 5

5 BULELENG 4 1 5

6 SUKASADA 5 0 5

7 SAWAN 5 0 5

8 KUBUTAMBAHAN 5 0 5

9 TEJAKULA 5 0 5

TOTAL 42 3 45

Sumber : KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BULELENG

Tabel di atas menunjukan bahwa jumlah anggota Panitia Pemilihan

Kecamatan (PPK) menurut jenis kelamin di Kabupaten Buleleng pada Pilpres.

tahun 2014 yang terdiri dari 9 Kecamatan. Total jumlah anggota PPK. di Sembilan

Kecamatan adalah 45 orang yang terdiri dari 42 orang laki-laki dan 3 orang

perempuan. Adapun sebaran ketiga orang perempuan tersebut adalah: 1 orang

dari Kec. Gerokgak, 1 orang dari Kec. Busungbiu, dan 1 orang lagi dari Kec.

Buleleng. Keadaan ini juga memrihatinkan kita semua karena keterwakilan

perempuan sungguh sangat tidak mencerminkan proporsionalitas sekaligus tidak

menunjukkan kesetaraan gender. Keanggotaan panitia PPK ini mencerminkan

tingkat kesenjangan gender yang sangat signifikan. Kondisi ini perlu dilakukan

suatu upaya untuk dapat meningkatkan keterlibatan perempuan dalam sector

public khususnya dalam kepanitiaan PPK. Hal ini bukan persoalan mudah

90

Page 91: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

dilakukan karena harus memerlukan pemikiran yang kritis dan mendalam. Secara

persentase, keterlibatan perempuan dalam keanggotaan PPK dibandingkan

dengan laki-laki seperti tampak pada gambar berikut ini.

Gambar: 7. 2 Persentase Keanggotaan PPK di Kabupaten Buleleng Tahun

2014.

95.3

4.7

Lk-lk Pr

Sumber : Sumber : KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BULELENG

7.1.3 Anggota PPS

Dalam setiap pelaksanaan Pemilu selalu melibatkan banyak orang dalam

berbagai lembaga Pemilu, selain keterlibatan dalam PPK, juga perlu melibatkan

orang sebagai panitia pemungutan suara (PPS). Untuk mengkritisi keterlibatan

perempuan dalam keanggotaan PPS table berikutnya akan menyajikan angka-

angka sebagai berikut.

Tabel: 7.3 JUMLAH ANGGOTA PANITIA PEMUNGUTAN SUARA (PPS)

MENURUT JENIS KELAMIN DI KABUPATEN BULELENG, 2014

NO KECAMATANPilpres 2014

LK PR Jumlah

1 GEROKGAK 40 2 42

91

Page 92: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

2 BUSUNGBIU 44 1 45

3 SERIRIT 60 3 63

4 BANJAR 50 1 51

5 BULELENG 84 3 87

6 SUKASADA 44 1 45

7 SAWAN 40 2 42

8 KUBUTAMBAHAN 37 2 39

9 TEJAKULA 29 1 30

TOTAL 428 16 444Sumber : KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BULELENG

Memerhatikan tabel di atas, jumlah anggota Panitia Pemungutan

Suara (PPS) menurut jenis kelamin di Kab. Buleleng tahun 2014 menunjukkan

kesenjangan gender yang sangat tajam. Hal tersebut dapat diketahui dari

total anggota PPS yang berjumlah 444 orang masih didominasi oleh kaum

laki-laki yaitu 428 orang, sementara anggota perempuan hanya 16 orang. Dari

9 Kecamatan yang ada di Kab. Buleleng rentang keterwakilan perempuan

sebagai anggota PPS. Antara 1—3 orang. Artinya disemua Kecamatan sudah

ada keterwakilan perempuan sebagai anggota PPS. Namun demikian secara

kuantitatif keterlibatan perempuan masih sangat minim. Oleh karena itu

kedepannya keterlibatan perempuan sangat perlu dipicu dan dipacu agar

dapat terlibat secara berimbang dengan kaum laki-laki.

Secara persentase gambaran keterlibatan perempuan dalam

kepanitiaan PPS seperti tampak pada gambar berikut ini.

Gambar: 7.3 Persentase Keanggotaan PPS di Kabupaten Buleleng Tahun

2014.

92

Page 93: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

96.4

3.6

Lk-lk Pr

Sumber : KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BULELENG

7.1.4 Anggota KPU

Lembaga politik lain yang bisa menunjukkan partisipasi prempuan di

bidang politik adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU). Lembaga politik ini

mempunyai peran yang sangat penting pada setiap ada perhelatan pemilihan

umum baik di tingkat pusat maupun daerah. Namun keterlibatan perempuan

di lembaga ini juga tidak jauh berbeda denfan lembaga politik lainnya, dalam

arti masih sangat minim. Di Kabupaten Buleleng bagaimana posisi

perempuan di dalam keanggotaan KPU dapat dilihat pada gambar 7.4 berikut.

Gambar 7.4 Jumlah Anggota KPU Kabupaten Buleleng Periode 2013-2018.

80

20 Chart Title

Lk-lkPr

93

Page 94: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Sumber : Kantor KPU,Kabupaten Buleleng Tahun 2016

Secara kuantitas keanggotaan KPU di setiap daerah berjumlah 5

orang. Demikian juga di Kabupaten Buleleng, dari lima anggota KPU hanya

ada 1 perempuan, sehingga kalau dipresentasekan tampak seperti gambar 7.3

di atas.Pada gambar 7.3 di di atas menunjukkan bahwa secara persentase

80% dari anggota KPU Buleleng pada tahun 2016 adalah laki-laki, sementara

perempuannya hanya : 20%. Suatu proporsi yang cukup timpang. Tentu hal

ini perlu dicermati karena sepertinnya perempuan dan laki-laki kutang

mampu bersaing untuk memperebutkan posisi di dalam keanggotaan KPU ini.

Mengapa terjadi hal yang demikian tentu perlu dicari jawabannya melalui

kajian yang lebih dalam lagi.

Aktivitas perempuan di bidang publik, selain dapat diamati melalui

partisipasinya di bidang politik juga dapat teramati di bidang pemerintahan

sebagaimana akan diuraikan berikut ini.

7.2 Eksekutif

Eksekutif sebagai aparatur negara mempunyai peran yang sangat

penting dalam menjalankan roda pemerintahan. Peran eksekutif sangat

sentral karena mereka inilah yang berfungsi menjalankan pemerintahan.

Eksekutif yang dimaksudkan dalam hal ini adalah mereka yang menjadi

pegawai negeri sipil (PNS, baik yang masih honor maupun yang sudah

berstatus sebagai PNS yang ada di lingkungan pemerintahan Kab. Buleleng.

Keadaan pegawai negeri sipil di Kab. Buleleng akan diuraikan secara rinci

seperti berikut ini.

7.2.1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut Golongan Kepangkatan

Di dalam menjalankan pemerintahan, dan untuk mencapai sistem

pemerintahan yang baik (good gavernance) sangat dibutuhkan dukungan dari

semua pihak. Sebagai aparatur negara yang bertugas menjalankan

pemerintahan dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas diri. Untuk

memeroleh sumberdaya manusia yang berkualitas, maka sangat penting

94

Page 95: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

untuk selalu mengisi diri dengan berbagai pengetahuan. Berbagai cara dapat

dilakukan untuk menambah pengetahuan, baik melalui pendidikan formal

maupun nonformal atau informal. Berbekal pengetahuan dan wawasan yang

luas ditambah dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas, maka

seseorang akan dipercaya untuk menduduki jabatan dalam system

pemerintahan.

Konstitusi sudah mengatur dengan jelas dan tegas bahwa tidak

membedakan hak-hak setiap warga negara baik hak-hak laki-laki maupun

perempuan dalam segala aspek kehidupan. Di samping itu sebagai komitmen

Pemerintah Indonesia sudah mengeluarkan berbagai peraturan yang

menjunjung tinggi hak-hak perempuan. Oleh karena itu, peran perempuan

menjadi semakin kelihatan di sektor publik, termasuk dalam pemerintahan.

Namun demikian jika dilihatat posisi perempuan dalam jabatan pemerintahan

tampaknya memang belum sebanding dengan posisi yang ditempati oleh

pegawai laki-laki. Hal ini terutama tampak dari perempuan yang menduduki

jabatan masih sangat timpang antara laki-laki dan perempuan, artinya

ketimpangan gender masih cukup menonjol. Ketimpangan gender tersebut

dapat dilihat seperti pada Tabel berikut ini.

Tabel: 7.4 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Gol. Kepangkatan di Kab. Buleleng, 2015

Gol. L P Jumlah

I 178 35 213

II 1.180 981 1.891

III 2.084 1.844 3.928

IV 2.332 1.669 4.271

Total 5.774 4.529 10.303

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Buleleng. 2016

Mencermati tabel di atas, dimana secara keseluruhan pegawai negeri

sipil (PNS) di Kab. Buleleng tahun 2015 menurut golongan kepangkatan (I—IV)

mencapai jumlah 10.303 orang. Dari keseluruhan jumlah PNS. tersebut jumlah

95

Page 96: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

PNS perempuan hanya 4.529 orang dari semua golongan kepangkatan.

Sementara itu jumlah PNS. Laki-laki mencapai 5.774 orang. Dari sisi golongan

kepangkatan PNS masih menunjukkan dominasi laki-laki atas perempuan.

Keadaan seperti ini juga memberi kesan bahwa. Namun demikian dilihat dari

sisi kuantitatif jumlah PNS di Kab Buleleng antara laki-laki dan perempuan

tampaknya cukup berimbang dari total jumlah PNS. Hanya berselisih

ketimpangan gender masih menyelimuti institusi pemerintahan di Kab

Buleleng. Jika dipresentasekan akan tampak seperti gambar berikut ini.

Gambar 7.5 Persentase Pegawai Negeri Sipil Menurut Gol. Kepangkatan dan

jenis kelamin di Kab. Buleleng, 2015

56.1

43.9

Lk-lk Pr

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Buleleng. 2016

7.2.2 Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut Tempat Kerja di PEMDA Buleleng,

2015

Pegawai negeri Sipil yang ada di Kabupaten Buleleng terdistribusi pada

setiap organisasi perangkat daerah (OPD), namun dari data yang tersedia

96

Page 97: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

belum semua PNS terdistribusi ke semua OPD yang ada di Kabupaten

Buleleng.

Tabel: 7.5 Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Instansi Kabupaten Buleleng, 2015

Instansi Kab. Buleleng L P L + PKantor Kementrian Agama Kab. Buleleng 198 168 366Kantor Pertanahan Kab. Buleleng 70 17 87Badan Statistik Kab. Buleleng 22 5 27Kejaksaan Negeri Kab. Buleleng 30 12 42Pengadilan Negeri Singaraja 41 12 53KPP Pratama Singaraja 59 19 78KPKML Singaraja 25 5 30Total 445 238 683Sumber: Buleleng Dalam Angka 2016

Dari ketujuh Instansi yang terrekam ke dalam tabel di atas

menunjukkan jumlah PNS yang terdistribusi berjumlah 683 orang.

Pendistribusiannya dilihat dari jenis kelamin adalah 445 orang laki-laki, dan

238 orang perempuan. Hal ini juga menunjukkan adanya ketimpangan dilihat

dari perspektif gender. Hampir di semua instansi yang terrekam dalam tabel

menunjukkan perbedaan angka yang cukup tajam antara laki-laki dan

perempuan sebagai PNS. Oleh karena itu kedepannya Pemkab. harus

mengusahakan penerimaan PNS. di semua instansi dengan

mempertimbangkan aspek gendernya.

97

Page 98: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

98

Page 99: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

BAB VIII

LAIN-LAIN

Ada beberapa hal yang belum dibahas pada bab-bab sebelumya, oleh

karenanya Bab VIII ini ditampilkan untuk melengkapi bab-bab sebelumnya,

akan tetapi sangat penting untuk mendapat perhatian dari semua pihak.

Dengan demikian akan diperoleh gambaran tentang Profil Statistik Gender

Kab Buleleng secara komprehensif. Di Antara yang belum terrekam tersebut

mencakup antara lain seperti disajikan di bawah ini.

8.1 Korban dan Pelaku Kekerasan

Sejak kapan mulai adanya kekerasan?. Sebenarnya kekerasan itu ada

sejak jaman lampau sampai sekarang dan persisnya tidak ada sumber yang

pasti. Meskipun demikian, kekerasan sekarang menjadi isu yang krusial atau

hangat dan menjadi perhatian serius dari berbagai pihak. Begitu pentingnya

masalah kekerasan sampai pemerintah mengaturnya dalam sebuah undang-

undang yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan

Kekerasan dalam Rumah Tangga. Pada Pasal 5 Undang-Undang tersebut

ditegaskan bahwa kekerasan dapat digolongkan ke dalam empat bentuk yaitu

kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, dan kekerasan

penelantaran rumah tangga atau ekonomi.

Kekerasan adalah tindakan atau prilaku yang dilakukan oleh sesorang

atau lebih yang dapat berakibat penderitaan atau sakit (fisik, psikis, seksual

dan ekonomi) pada orang lain. Pada saat-saat tertentu kekerasan terhadap

binatang dapat dikatagorikan sebagai kekerasan tergantung pada situasi dan

nilai-nilai social masyarakat. Kekerasan juga cenderung mengandung

agresifitas untuk berprilaku merusak. Merusak dapat dilakukan terhadap

manusia dan benda. Dari dua obyek tersebut kekerasan terhadap manusia

yang paling fatal karena terkait dengan pelanggaran Hak Azasi Manusia

(HAM). Kekerasan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua bentuk

yaitu kekerasan yang tidak direncanakan, ini mencakup skala kecil dan

kekerasan yang dilakukan secara terkoordinir yakni kekerasan yang dilakukan

oleh kelompok-kelompok baik yang diberi hak maupun tidak contohnya

99

Page 100: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

perang atau kekerasan antar masyarakat atau antar Negara, terorisme dan

lain-lainnya.

Kekerasan terjadi karena latar belakangnya. Kekerasan yang

dimaksudkan disini adalah kekerasan yang berbasis pada ketimpangan

gender yaitu kekerasan yang dilatar belakangi oleh adanya perbedaan jenis

kelamin. Korban kekerasan berbasis gender pada umumnya terjadi pada

perempuan. Secara umum kekerasan terhadap perempuan dapat digolongkan

bahwa setiap tindakan atau perbuatan yang berakibat penderitaan atau

kesengsaraan pada perempuan secara fisik maupun non fisik yang terjadi baik

di tempat umum maupun di lingkungan pribadi dan rumah tangga. Kekerasan

fisik dimaksudkan adalah tindakan yang bertujuan melukai, menyiksa atau

menganiaya orang lain. Pelaku dalam melakukan tindakan dapat

menggunakan tangan, kaki, dan atau mulut (menggigit), serta bisa pakai

benda, bahkan kekerasan yang pakai benda dapat berakibat lebih fatal.

Kekerasan non-fisik adalah tindakan yang dilakukan untuk merendahkan

atau melecehkan kepercayaan diri seseorang, yang dalam hal ini adalah

perempuan dengan mengucapkan kata-kata kasar atau perkataan yang tidak

menyenangkan orang lain (korban). Sementara kekerasan psikologis adalah

tindakan atau perbuatan yang bertujuan untuk mengganggu atau menekan

emosi korban, sehingga secara kejiwaan, korban menjadi tidak mempunyai

keberanian untuk mengungkapkan pendapat. Dalam kondisi demikian korban

menjadi penurut, dan pada akhirnya menjadi bergantung pada orang lain

(misalnya istri bergantung pada suami) dalam segala hal terutama pada

masalah finansial.

Berdasarkan data pada tahun 2016, pada umumnya yang menjadi

korban dalam berbagai kekerasan yang terjadi di Kabupaten Buleleng adalah

perempuan, namun tidak berarti tidak ada laki-laki yang menjadi korban

kekerasan, hanya saja korban laki-laki hanya sedikit. Pada dasarnya korban

kekerasan dominan adalah perempuan. Data korban dan pelaku kekerasan di

Kabupaten Buleleng dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

100

Page 101: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Tabel: 8.1 Korban dan Pelaku Kekerasan di Kabupaten Buleleng Berdasarkan Jenis Kelamin, Tahun 2016

Korban/Pelaku

Kekerasan

2016

L P JML

Korban Kekerasan 5 43 48

Pelaku Kekerasan 45 - 45

Sumber: P2TP2A Kabupaten Buleleng, 2016

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari sisi korban, perempuan jauh

lebih dominan menjadi korban kekerasan yaitu mencapai 43 orang.

Sedangkan korban kekerasan dari pihak laki-laki hanya berjumlah 5 orang.

Dominannya korban kekerasan terhadap perempuan perlu juga dikritisi,

apakah kesemua korban terhadap perempuan itu pelakunya semuanya laki-

laki atau ada juga yang dilakukan oleh sesama jenis. Sementara itu table

menyajikan bahwa pelaku kekerasan yang berjumlah 45 orang semuanya

dilakukan oleh laki-laki.

Bentuk kekerasan merupakan indikasi adanya penyalahgunaan

kekuasaan, ketidaksetaraan, dan dominasi. Kekerasan penyalahgunaan

kekuasaan, ketika kekuasaan yang dimiliki seseorang dipakai untuk memaksa

atau membohongi orang lain, dimana hal tersebut berdampak pada integritas

dan kepercayaan orang yang menjadi korban penyalahgunaan kekuasaan.

Penyalahgunaan kekuasaan tersebut dimungkinkan oleh adanya

ketidaksetaraan status antar- individu, antar- kelompok, atau antar-negara

(Sadli, 2002). Oleh karena itu tidak dipungkiri bahwa dalam kehidupan

masyarakat Kabupaten Buleleng yang sangat patriarkhis, maka perempuan

dan anak-anak yang berposisi subordinat lebih banyak menjadi korban

kekerasan. Jika dipersentasekan maka perbandingan korban kekerasan antara

laki-laki dan perempuan seperti tampak pada gambar berikut ini.

101

Page 102: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Gambar: 8.1 Persentase Korban Kekerasan Menurut Jenis Kelamin di

Kabupaten Buleleng, 2016

10.4

89.6

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Sumber: P2TP2A Kabupaten Buleleng, 2016

8.2. Gepeng

Gelandangan dan pengemis merupakan salah satu masalah sosial

yang sangat sulit untuk diberantas atau diatasi terutama di perkotaan.

Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah untuk mengatasinya seperti

penangkapan akan tetapi merekan tidak pernah jera. Para gepeng tersebut

bahkan setelah dipulangkan ke daerah asalnya mereka datang lagi untuk

menggepeng di tempat-tempat yang dianggapnya strategis untuk melakukan

perbuatan menggepeng seperti di traffick light, pasar, tempat hiburan dan

lain-lainnya. Instansi yang berwenang menangani masalah gepeng yakni Dinas

Sosial dan Tenaga Kerja, Satpol PP sepertinya sudah kehabisan metoda untuk

memberantas para gepeng. Pada musim-musim tertentu seperti menjelang

hari raya keberadaan gepeng semakin banyak jumlahnya, karena pada saat-

saat tersebut dimanfaatkan untuk mendapatkan penghasilan untuk hari raya.

Pada dasarnya setiap orang ingin hidup layak, aman, sejahtera, dan

nyaman. Akan tetapi dalam kenyaaatnya tidak semua orang dapat hidup

seperti yang dicita-citakan. Oleh karena itu tidak sedikit orang yang hidup dari

menggepeng (gelandangan dan pengemis). Gelandangan adalah mereka yang

hidup tidak layak atau tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam

102

Page 103: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

masyarakat setempat , tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang

tetap, dan hidup berpindah-pindah di tempat umum. Sementara pengemis

adalah mereka yang mendapatkan penghasilan dengan cara meminta-minta

baik yang dilakukan ditempat-tempat umum maupun di rumah-rumah

penduduk dengan berbagai cara dan alasan untuk mendapat belas kasihan

dari orang lain. Oleh karena itu pengemis tidak mempunyai tempat tinggal

tetap atau tinggalnya berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat yang

lainnya seperti di emper-emper pertokoan, stasiun kereta api, terminal atau

fasilitas umum lainnya dalam menjalani kehidupannya.

Kota Singaraja sebagai pusat pemerintahan, dan pusat ekonomi

mempunya daya tarik atau magnet tersendiri yang menyebabkan banyak

orang yang datang (urbanisasi) ke kota. Di sisi lain, kesempatan kerja yang

tersedia dan peluang berusaha di Kota Singaraja tidak mampu menampung

para urban tersebut karena tidak memiliki ketrampilan yang dibutuhkan.

Dengan tidak memiliki ketrampilan yang dibutuhkan, merupakan salah satu

faktor terjadinya gelandangan dan pengemis dari para urban tersebut.

Pemerintah Kota Singaraja sebenarnya sudah berupaya secara

maksimal untuk menangani gepeng tersebut yakni dengan menjaring para

gepeng yang berkeliaran dan bahkan mengembalikan ke daerah asalnya. Akan

tetapi usaha itu tidak membuah hasil maksimal karena para gepeng masih

saja berkeliaran di seputaran kota. Berdasarkan data dari Dinas Sosial dan

Tenaga Kerja Kabupaten Buleleng pada tahun 2015 dan 2016 gepeng yang

terjaring sebanyak 69 orang di tahun 2015. Dari jumlah tersebut sebanyak 26

orang laki-laki (37.7%), dan sebanyak 43 orang perempuan (62.3%) . Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.

103

Page 104: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Tabel: 8.2 Jumlah Gepeng yang Terjaring di Kabupaten Buleleng Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Tahun 2015 dan 2016

Kelompok Umur( tahun) 2015 2016

L P Jlh L P Jlh0 - 4 tahun 2 3 5 - 1 15 - 9 tahun 3 5 8 2 - 210 - 14 tahun 4 6 10 - - -15 - 18 tahun 7 14 21 - 1 119 tahun ke atas 10 15 25 5 6 11

Jumlah 26 43 69 7 8 15 Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Buleleng 2017

Akan tetapi angka tabel tahun 2016 menunjukkan jumlah gepeng yang

terjaring turun cukup drastis yaitu hanya 15 orang yang terdiri dari 7 orang

laki-laki dan 8 orang perempuan. Hal ini mengindikasikan bahwa Pemerintah

Daerah melalui Dinas Sosial sudah cukup berhasil menangani dan mengelola

para gepeng tersebut. Jika dilihat secara persentase perbandingan gepeng laki-

laki dan perempuan yang terjaring seperti tampak pada gambar berikut ini

Gambar: 8.2 Persentase Gepeng laki-laki dan perempuan yang terjaring tahun 2015 dan 2016 di Kabupaten Buleleng

2015 20160

10203040506070

37.746.7

62.353.3

laki Prp

Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Buleleng 2017.

Sebagai upaya untuk menyadarkan para gepeng agar tidak lagi melakukan

aktivitas menggepeng pemerintah melalui Dinas Sosial melakukan pembinaan

bagi para gepeng. Namun demikian sepertinya usaha yang dilakukan belum

bisa membuahkan hasil yang maksimal karena pada kenyataannya setiap hari

masih saja ada gepeng yang berkeliaran di tempat-tempat tertentu. Hanya saja

104

Page 105: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

jumlahnya sudah berkurang. Tabel berikut ini menjelaskan keberhasilan

Pemkab Buleleng menangani gepeng melalui Dinas Sosial.

Tabel: 8.3 Jumlah Gepeng Menurut Jenis Kelamin yang Telah Dibina di Kabupaten Buleleng 2016

Kelompok Umur(tahun)

Jenis kelamin JumlahL P L + P

0 – 4 tahun - 1 15 – 9 tahun 2 - 210 – 14 tahun - - -15 – 18 tahun - 1 119 tahun keatas 5 6 11Jumlah 7 8 15Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Buleleng 2017

Dari table di atas tampak bahwa semua gepeng yang berhasil dijaring

pada tahun 2016 semuanya telah dibina oleh Dinas Sosial. Pembinaan ini

dilakukan tentu dengan tujuan agar mereka tidak menggpeng lagi di wilayah

Buleleng, dan diharapkan mereka kembali ke daerah asalnya untuk mencari

pekerjaan yang lebih bergengsi.

8.3 Akta Kelahiran

Akta kelahiran merupakan salah satu identitas penting bagi setiap

individu, karena dengan akte kelahiran seseorang diakui keberadaannya

secara syah. Oleh karena itu, kepemilikan akte kelahiran menjadi sangat

penting bagi setiap orang. Identitas diri berupa akta kelahiran bagi setiap

orang harus diberikan sejak baru lahir. Identitas ini tergolong salah satu

bentuk perlindungan dan pengakuan resmi terhadap individu. Untuk

mendapatkan identitas ini setiap orang tua harus mendaftarkan kelahiran

anaknya ke kantor catatan sipil yang memang bertugas untuk mendaftarkan

segala bentuk pencatatan akte kelahiran maupun akte perkawinan.

Meskipun kepemilikan akta kelahiran sangat penting bagi setiap orang,

namun sampai saat ini kesadaran Orang Tua untuk mengurus Akta Kelahiran

105

Page 106: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

secara umum untuk WNI pada umumnya masih rendah. Secara aturan umum

bahwa orang tua seharusnya segera mengurus akte lahir (mencatatkan

kelahiran anak yang baru lahir tidak lewat dari 42 hari. Seringkali masyarakat

secara umum belum menganggap Akta anak tidak terlalu penting. Ketika anak

memasuki usia sekolah baru para orang tua sibuk mengurus akta anak karena

merupakan salah satu persyaratan masuk sekolah harus melampirkan akta

kelahiran. Sebaliknya untuk WNA justru lebih disiplin mengurus akta kelahiran

anak.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya

kepemilikan akta kelahiran, maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan

kepemilikan akte kelahiran dengan berbagai cara antara lain melalui gebyar

dan jemput bola (jebol) dalam artian para petugas kantor catatan sipil

mendatangi langsung daerah-daerah tertentu yang diperkirakan masih

banyak penduduknya tidak memiliki akte kelahiran untuk mencatatkan atau

membuatkan anaknya akte kelahiran.

Sebagai upaya mengatasi masalah kepemilikan akte kelahiran, di

Kabupaten Buleleng telah ada pelayanan khusus mengenai pencatatan akte

baik akte perkawinan maupun akte lahir yakni kantor catatan sipil. Pada

tahun 2016, kantor catatan sipil Kabupaten Buleleng telah mencatat akte

kelahiran seperti tampak pada Tabel berikut.

Tabel : 8.4 Kepemilikan Akta Kelahiran Menurut Kecamatan di Kabupaten Buleleng Tahun 2015

NamaKecamatan

Jumlah Anak Menurut Jenis Kelamin dan Umur

Anak yang Memiliki Akta Kelahiran

L P Total Jumlah %Gerokgak 15.150 14.590 29.740 23.854 80,21Seririt 14.870 13.960 28.830 23.573 81,77Busungbiu 7.965 7.349 15.314 11.303 73,81Banjar 13.230 12.386 25.616 21.616 84,38Sukasada 12.952 12.186 25.138 21.264 84,59Buleleng 22.399 20.916 43.315 37.257 86,01Sawan 12.238 11.327 23.565 19.435 82,47Kubutambahan

9.964 9.515 19.479 14.873 76,35

Tejakula 11.713 11.084 22.797 17.917 79,59Sumber: Buleleng dalam angka 2016

106

Page 107: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

Dari Tabel ini tampak bahwa rekapitulasi pencatatan akte kelahiran

tahun 2015 di Kabupaten Buleleng masih belum mencapai 100%. Jika dilihat

sebaran per kecamatan tampak bahwa Kecamatan Buleleng yang persentase

kepemilikan akta kelahirannya paling tinggi yakni sudah mencapai 86,01%,

sementara yang paling rendah adalah Kecamatan Busungbiu yang hanya

73,81%. Kalau di rata-ratakan secara keseluruhan masih ada sekitar 25%

penduduk Buleleng yang belum memiliki akta kelahiran. Hal ini menunjukkan

masih perlunya upaya untuk meningkatkan kesadaran penduduk akan

pentingnya kepemilikan akta kelahiran, terutama penduduk yang ada di

wilayah pedesaan. Upaya pencatatan akta kelahiran yang dilakukan oleh

pemerintah pada dasarnya sudah sangat memudahkan masyarakat untuk

mendaftarkan anaknya ke catatan sipil. Cara tersebut adalah melalui cara

umum, istimewa, dispensasi,jemput bola, dan gebyar.

Jika dilihat dari perspektif gender, dalam kaitan dengan pemberian

akte kelahiran tidak ada perbedaan perlakuan antara penduduk laki-laki dan

perempuan dalam memperoleh akte kelahiran. Namun secara kuantitatif

tampak bahwa anak laki-laki lebih banyak yang terdaftar memiliki akta

kelahiran. Apakah hal ini terjadi karena jumlah anak laki-laki yang memang

lebih banyak dari anak perempuan atau karena faktor lain.

8.4 Anak yang tinggal di Panti Asuhan

Kabupaten Buleleng tampaknya masih menyimpan anak-anak

yang orang tuanya kurang mampu atau anak-anak yang tidak mempunyai

orang tua sehingga dia harus dititipkan dipanti asuhan. Banyaknya anak asuh

yang tercatat tinggal di panti asuhan mengindikasikan kurangnya perlakuan

yang baik dari keluarga terhadap anak. Di Kabupaten Buleleng terdapat cukup

banyak panti asuhan yakni 29 buah. Dari jumlah panti asuhan yang ada

menampung 1.403 orang anak asuh pada tahun 2016. Semakin banyaknya

anak-anak yang memerlukan lembaga ini maka secara otomatis diperlukan

penambahan panti asuhan. Persoalannya dalam hal ini bukanlah terletak pada

kapasitas daya tampung Panti Asuhan yang tersedia, namun lebih kepada

mengapa masih banyak anak yang harus tinggal di panti asuhan?. Jika dilihat

107

Page 108: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

dari perspektif gender, ternyata jumlah anak asuh laki-laki dan perempuan

hampir sama yakni 701 anak laki-laki dan 702 anak perempuan. Hal ini seperti

tampak pada tabel berikut ini.

Tabel: 8.5 Jumlah Anak yang Tinggal di LKSA (Panti Asuhan) di Kabupaten Buleleng Tahun 2016.

No. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Jumlah AnakL P Total

1. Yayasan Dana Punia 52 28 802. Yayasan Lembaga Pendidikan Anak Tuna 21 19 403. Yayasan Widya Asih III 33 28 614. Yayasan Simpang Tiga 19 17 365. Yayasan Permata Bangsa 19 17 366. Yayasan Al-Khoirot 19 24 437. Yayasan So Rehab Bali 40 15 85

8. YayasanSlamet Mas Ary

30 40 70

9. Yayasan Surya Indra 20 28 4810. Yayasan Aura Sukma Insani 30 40 7011. Yayasan GPT. Maranatha Ministry 25 40 6512. Yayasan Sariuning 30 30 6013. Yayasan Al-Iman 19 21 40

14. Yayasan Miftahul Pegayaman4

33 57

15. Yayasan Ihya Ulumudin 15 18 3316. Yayasan Wawaddah Pancoran 10 10 2017. Yayasan Saiwa Dharma 20 40 6018. Yayasan Destawan 26 11 3719. Yayasan Benih Kasih 25 20 4520. Yayasan Ar-Raudah 19 31 50

21. Yayasan Bina slamika

21 24 45

22. Yayasan Nurul Jadid 16 11 2723. Yayasan Raudatul Makmur 30 18 4824. Yayasan Taman Puspa Persada 30 20 5025. Yayasan Dharma Sedana 37 25 6226. Yayasan Bantuan Anak Indonesia 40 20 6027. Yayasan Gaia Oasis 3 35 6528. Yayasan Indo Rumah Zen 30 28 5829. Yayasan Ananda Seva Dharma 19 10 29

Jumlah 702 701 1.403Sumber Data: Dinas Sosial, Badan KB-PP, dll, Tahun 2016

108

Page 109: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

8.5 Penduduk Lanjut Usia

Secara alamiah manusia akan menjalani hidupnya melewati fase-

fase tertentu yang antara lain fase balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan

lanjut usia, akhirnya meninggal dunia. Sejak fase balita, seorang manusia

akan tampak jelas mengalami pertumbuhan dan perkembangan, terutama

pada fisik dan mentalnya semakin kuat sampai fase dewasa. Pada fase dewasa

ini biasanya menjadi fase puncak kekuatan seorang manusia. Selanjutnya,

memasuki fase lanjut usia (lansia) biasanya ditandai dengan terjadi penurunan

kondisi fisik, psikologis, maupun sosial secara alami.

Sampai dewasa ini belum adanya satu pendapat yang disepakati oleh

para ilmuwan untuk memberikan batasan pengertian tentang masa lanjut

usia. Untuk memahami pengertian masa tua atau lanjut usia ini biasanya

digunakan indikator penjenjangan umur dari fase balita sampai fase lanjut

usia. Namun, rentang umur setelah fase balita itu masih bervariasi. Misalnya,

Hurlock (2002) berpendapat bahwa masa tua merupakan tahap terakhir

dalam perkembangan hidup manusia dibagi menjadi usia lanjut dini yang

berkisar antara umur 40 sampai dengan 70 tahun, sedangkan usia lanjut

dimulai sejak usia 70 tahun hingga manusia yang bersangkutan meninggal

dunia.

Orang tua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orang tua

yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) (Balte, Smith & Staudinger,

Charness & Bosman) dan orang tua yang lanjut (85 tahun atau lebih) dari

orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson & Perlin). Sedangkan,

menurut J.W. Santrock (J.W, Santrock, 2002, h. 190), ada dua pandangan

tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang

barat dan orang timur (Indonesia). Pandangan orang barat yang tergolong

orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun ke

atas. Pada fase usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau

sudah lanjut. Sementara ini, pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang

yang berumur lebih dari 60 tahun. Usia manusia yang lebih dari 60 tahun pada

109

Page 110: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

umumnya di Indonesia dipakai sebagai maksimal kerja dan mulai tampak pada

tubuhnya ciri-ciri ketuaan. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan usia 65

tahun sebagai lansia yang menunjukan proses penuaan yang berlangsung

secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia (http://

chirpstory.com/li/79452). Khusus dalam tulisan ini yang dipakai tolok ukur

lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun ke atas.

Seseorang yang sudah memasuki usia 60 tahun ke atas atau lanjut usia

secara fisik sudah rentan terhadap berbagai penyakit, baik fisik maupun psikis.

Itulah sebabnya, pada usia-usia ini sangat diperlukan adanya perhatian serius

terhadap kesehatan tubuh. Di samping itu, pada usia-usia ini pula jika tidak

mempunyai aktivitas, kadang-kadang seseorang lansia akan mengalami stres

atau depresi karena mereka merasa tergantung pada orang lain. Terkait

dengan hal tersebut maka pada saat ini Pemerintah Kota Denpasar tidak

hanya menaruh perhatian besar terhadap persoalan anak-anak, namun

perhatian khusus juga diberikan kepada penduduk lanjut usia (lansia). Hal ini

tampak dari berbagai program yang diluncurkannya guna kepentingan

kesejahteraan lansia. Adapun bentuk program dimaksud, antara lain senam

sehat lewat program Posyandu Paripurna, dan pelayanan kesehatan. Tabel

8.6 berikut ini mencamtumkan mengenai penduduk Lansia menurut

kelompok umur dan jenis kelamin di Kabupaten Buleleng tahun 2016.

Dari Tabel 8.6 tampak bahwa di Kecamatan Buleleng terdapat jumlah

lansia terbanyak baik tahun 2015 maupun tahun 2016, sementara jumlah

terkecil ada di Kecamatan Kubutambahan. Jika dibandingkan jumlah lansia

tahun 2015 jauh lebih sedikit dibandingkan tahun 2016. Dilihat dari perspektif

gender tampak bahwa jumlah lansia perempuan lebih banyak dibandingkan

lansia laki-laki, hal ini mencverminkan bahwa angka harapan hidup

perempuan lebih panjang dibandingkan angka harapan hidup laki-laki. Daya

tahan tubuh perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki meskipun

perempuan harus hamil dan melahirkan.

Pada umumnya dalam kehidupan berumah tangga di Bali dan

khususnya di Kabupaten Buleleng ada suatu tradisi, yaitu orang tua yang

sudah berusia lanjut tetap ber-gabung dengan keluarga inti anak laki-lakinya

110

Page 111: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

yang bungsu. Misalnya, walaupun orang tua kandungnya secara fisik masih

relatif kuat dan secara ekonomis masih sanggup membiayai hidupnya sendiri,

keluarga inti anak laki-laki yang bungsu tersebut wajib tetap mengajak,

mengasuh, dan merawat orang tua kandungnya sampai (orang tuanya)

meninggal dunia. Apabila ada orang tua yang lanjut usia yang hidupnya

(misalnya) terlantar maka yang menjadi sorotan adalah anak-anaknya,

terutama anak laki-laki yang bungsu karena mengabaikan tanggung jawab

mengasuh dan merawat orang tuanya.

Tabel: 8.6 Penduduk Lansia di Kabupaten Buleleng menurut Kecamatan, dan Jenis Kelamin, Tahun 2015 dan 2016

NO KECAMATAN JUMLAH PESERTA LANSIA

2015

JUMLAH JUMLAH PESERTA LANSIA2016

JUMLAH

L P L P

1 TEJAKULA 5178 4930 10108 4857 4763 9620

2 KUBUTAMBAHAN 1225 1422 2647 957 964 1921

3 SAWAN 6409 7500 13909 6059 7061 13120

4 BULELENG 6533 7556 14089 13616 14486 28102

5 SUKASADA 1100 1183 2283 1514 1274 2788

6 BANJAR 4376 4941 9317 5530 6458 11988

7 SERIRIT 2504 3143 5647 3249 3810 7059

8 BUSUNGBIU 1710 1795 3505 1753 1743 3496

9 GEROKGAK 2736 3166 5902 2884 3413 6297

Jumlah 31771 35636 67407 40419 43972 84391

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, 2016

111

Page 112: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

BAB IXPENUTUP

9.1 Simpulan

Atas dasar paparan seperti tersebut di atas dapat diambil beberapa

simpulan sebagai berikut.

1. Secara umum masih tampak persoalan gender di beberapa bidang

pembangunan di Kabupaten Buleleng seperti di bidang pendidikan.

Ketimpangan gender yang masih menonjol di bidang pendidikan

antara lain tampak pada APS pada jenjang pendidikan SMA, Masih ada

siswa yang drop out di tingkat SD, SMP dan SMA/SMK.

2. Persoalan gender di bidang kesehatan, masih ada anak yang berstatus

gizi buruk dan pemberian ASI eksklusif yang masih relatif rendah.

Kesenjangan yang menyolok tampak pada program KB yang masih

tetap didominasi oleh perempuan.

3. Di bidang ekonomi masih terjadi ketimpangan gender pada beberapa

indikator antara lain pekerjaan yang ditekuni oleh penduduk laki-laki

dan perempuan yang masih menunjukkan segmentasi. Pemilik hotel,

pekerja di luar negeri, pemilik bar, dan pelerja restoran masih

didominasi oleh laki-laki,

4. Isu gender di bidang politik hampir terjadi di semua aspek, baik di

legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Pada ke tiga bidang ini dominasi

laki-laki sangat menonjol.

5. Kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Kabupaten Buleleng selama

periode 2016 sebagian besar menimpa kaum perempuan. Demikian

halnya dengan kasus gepeng masih didominasi oleh perempuan dan

anak-anaknya.

112

Page 113: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

9.2 Rekomendasi

Mengacu pada beberapa simpulan di atas, maka dapat

direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut.

1. Guna menanggulangi kesenjangan gender yang masih terjadi di bidang

pendidikan maka strategi pengarusutamaan gender khususnya di

bidang pendidikan harus diimplementasikan secara terus menerus.

Agar hal ini bisa dilakukan secara konsekwen maka harus dibentuk

POKJA PUG bidang pendidikan dan gender Fokal Point pada Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Buleleng.

2. Guna mengatasi ketimpangan gender di bidang politik, penting

dilakukan pendidikan politik bagi kaum perempuan khususnya dalam

kaitannya dengan politik praktis. Sementara untuk mewujudkan

kesetaraan gender di bidang eksekutif dan yudikatif, maka sangat

diperlukan adanya kesadaran gender dari penentu kebijakan dalam

memberikan peluang kepada karyawan laki-laki dan perempuan

secara sama dalam mengakses jabatan.

3. Untuk menanggulangi persoalan Kekerasan terhadap perempuan yang

terjadi di Kabupaten Buleleng maka sangat diperlukan adanya

penanganan dari tingkat bawah, dalam hal ini mulai dari tingkat dusun

dan desa. Dalam konteks ini peran kepala lingkungan, kelian adat, dan

kepala desa/lurah sangat penting. Penanaman nilai-nilai kesosialan

dan kedamaian dalam keluarga dan masyarakat perlu dilakukan

sehingga tindak kekerasan terhadap perempuan dapat ditekan.

4. Penyusunan buku Statistik gender dan Analisis perlu disusun secara

berkesinambungan guna bisa mengidentifikasi persoalan gender yang

terjadi di Kabupaten Buleleng. Hal ini menjadi penting karena data

merupakan dasar dalam menyususn kebijakan di setiap pembangunan.

Dengan adanya data terpilah berdasarkan jenis kelamin maka para

113

Page 114: bulelengkab.go.id · Web viewPersebaran siswa SD di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng ini dan terbanyak ada di Kecamatan Buleleng yaitu 14.302 orang dan terendah di Kecamatan

perencana dapat menyusun program dan kegiatan yang responsif

gender.

5. Selain itu, agar semua perencana memahami penyusunan

perencanaan dan penganggaran yang responsif gender (PPRG), maka

penting dilakukan pelatihan PPRG bagi semua komponen perencana

mulai dari dari tingkat OPD di Kabupaten sampai tingkat

desa/kelurahan. Jika hal ini dilakukan maka diharapkan strategi PUG

dapat terimplementasi secara cepat dan pada gilirannya kesetaraan

gender di semua lini dapat terwujud.

114