karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/Proposal... · Web viewMSQL...

37
DRAFT PROPOSAL TESIS PENGARUH MIND MAPPING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MOTIVASI MAHASISWA OLEH RIKA LISISWANTI 11/323806/PKU/12621 PROGRAM PASCASARJANA ILMU PENDIDIKAN KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 1

Transcript of karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/Proposal... · Web viewMSQL...

DRAFT PROPOSAL TESIS

PENGARUH MIND MAPPING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MOTIVASI MAHASISWA

OLEHRIKA LISISWANTI

11/323806/PKU/12621

PROGRAM PASCASARJANA ILMU PENDIDIKAN KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA2012

DAFTAR ISI

1

Daftar isi ………………………………………………………………………. …………… ii

BAB. I. PENDAHULUAN

1. Latar belakang …………………………………………………………………….. 1

2. Identifikasi masalah ……………………………………………………………….. 3

3. Masalah ……………………………………………………………………………… 3

4. Tujuan ……………………………………………………………………………….. 3

5. Manfaat ……………………………………………………………………………… 3

6. Keaslian Penelitian …………………………………………………………………. 4

BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Telaah Pustaka ……………………………………………………………………… 6

2. Landasan Teori ……………………………………………………………………… 12

3. Kerangka Konsep ……………………………………………………………………. 13

4. Pertanyaan Penelitian ………………………………………………………………. 13

5. Hipotesis ……………………………………………………………………………… 14

BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN

1. Rancangan Penelitian ………………………………………………………………. 15

2. Subjek penelitian …………………………………………………………………….. 15

3. Variabel penelitian …………………………………………………………………… 15

4. Instrument Penelitian ……………………………………………………………….. 15

5. Defenisi operasional ………………………………………………………………… 16

6. Validitas dan reabilitas instrument …………………………………………………. 17

7. Prosedur penelitian …………………………………………………………………… 17

8. Analisis Data …………………………………………………………………………… 19

9. Etika Penelitian ………………………………………………………………………… 20

10. Jadwal Penelitian ……………………………………………………………………… 20

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………. 21

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dokter merupakan profesi yang mengharuskan belajar sepanjang hayat, sebagai

profesi dan pendidikan yang selalu berubah, pendekatan baru harus dirubah dan perlu

diajarkan kepada mahasiwa sehingga mereka memperoleh banyak pengetahuan,

mengintegrasikan pengetahuan, berpikir kritis dan memecahkan masalah yang komplek

(Daley & Torre 2010; Quirt, 2006). Sekarang ini sudah banyak dikembangkan metode dan

pendekatan belajar berdasarkan prinsip teori-teori pembelajaran. Salah satunya adalah alat

mapping (mapping tool), alat mapping itu terdiri dari mind mapping, concept mapping dan

argument mapping (Davies, 2010). Semua alat mapping tersebut sama tetapi hanya beda pada

penerapannya. Mind mapping membantu mahasiswa membayangkan dan mengasosiasikan

antara konsep. Sedangkan concept map membantu mahasiswa mengerti hubungan antara

konsep, mengerti konsep dan domain yang mereka punyai. Sedangkan argument konsep

membantu mahasiswa melihat hubungan inferensial antara proposisi dan konten serta

mengevaluasi validitas kesimpulan (Davies, 2010).

Concept map merupakan suatu variasi dari mind mapping, pada consept map judul

topik terletak pada paling atas kemudian disusun ke bawah secara hirarki. Consept map

merupakan suatu peta yang menjelaskan konsep dengan memakai urutan tingkatan atau

hirarki dan tersusun dari judul kemudian turun ke arah bawah subtopik sampai ke ujung

(Meier, 2007). Concept map didefenisikan sebagai suatu alat berbentuk grafik yang

merepresentasikan dan menggambarkan pengertian dan pemahaman menjadi sebuah konsep

(Torre et al, 2007). Concept map ini dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori

asimilasi pembelajaran oleh Ausbel (Daley & Torre, 2010). Sedangkan argument mapping

lebih berfokus pada mengembangkan struktur dari kesimpulan (Davies 2010).

Mind mapping pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Mind

mapping sudah ada digunakan sejak adanya catatan yang diambil secara visual oleh ilmuan

terkenal (orang-orang mesir kuno) menggambar dan hieroglyphics (Abdolahi, 2011). Mind

mapping adalah suatu diagram yang merepresentasikan kata, ide dan lainnya yang

diasosiasikan dengan topik (Wicramasinghe, 2007). Mind mapping banyak di gunakan dalam

pendidikan, bisnis, kepemimpinan. Mind mapping melibatkan hemisper otak kiri dan otak

kanan manusia (Buzan&Buzan, 1993). Dalam pendidikan mind mapping dapat digunakan

3

baik dalam mengajar atau belajar mahasiswa. Mind mapping menggunakan unsur garis tebal,

warna, gambar, dan diagram untuk mengumpulkan informasi ( Davies, 2010). Mind mapping

berguna untuk mahasiswa dalam belajar, mengorganisasikan, mengintegrasikan dan

mengingat informasi. Mind mapping sudah banyak digunakan dalam pendidikan klinik

sebagai sumber belajar, mecatat perkuliahan, mencatat informasi tertulis, mereviu dengan

cepat serta mudah diperbaruhi (Sandra et al, 2010). Mind mapping dapat digunakan dalam

berbagai situasi seperti problem based learning, belajar kelompok kecil dan alat assessment

(Sandra&Cooper, 2010). Mind mapping bermanfaat dalam pemecahan masalah, berfikir

kritis, mengingat kembali informasi, serta mengetahui keseluruhan konsep yang dipelajari

serta digunakan sebagai penilaian (Noonan 2012).

Mind mapping dapat digunakan sebagai alat bantu belajar dan mudah diajarkan

kepada mahasiswa yang tidak mempunyai latar belakang mind mapping serta alat ini cukup

murah dan menarik (D’Antoni, 2010). Mind mapping sesuai untuk kurikulum pendidikan

dengan menggunakan pendekatan problem based learning (pbl) keduanya mendorong

mahasiswa belajar lebih dalam. Sebelum menerapkan mind mapping, pelatihan yang efektif

akan mendorong mahasiswa menerapkan mind mapping. Menggabungkan dengan sesi

keterampilan belajar lainnya pada awal pembelajaran problem based learning (Farrand,

2002). Penelitian yang dilakukan oleh Abdolahi (2011) untuk melihat keefektifan mind

mapping dalam pengajaran anatomi mendapatkan bahwa mind mapping lebih efektif

dibandingan metode tradisional. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Farrand meneliti

bahwa mind map lebih efektif pada informasi yang didapat terulis dan motivasi lebih rendah

dari pada metode mandiri (Abdolahi et al, 2011; farrand et al, 2002).

Di Indonesia mind mapping ini sudah diperkenalkan kepada sekolah-sekolah dan

pemberian pelatihan disekolah-sekolah di Indonesia. Di pendidikan kedokteran sendiri baru

dikembangkan beberapa tahun ini. Fakultas kedokteran Universitas Lampung belum

memberikan materi kepada mahasiswa tentang keterampilan belajar. Mind mapping

merupakan strategi yang pembelajaran yang akhir-akhir ini banyak dikembangkan. Mind

mapping berguna untuk pemahaman, pemecahan masalah atau critical thinking. Fakultas

Kedokteran Unila sudah menerapkan pendekatan pembelajaran dengan kurikulum problem

based learning (pbl). Pbl mengharuskan mahasiswa untuk belajar secara mandiri. Sebagai

pembelajar mandiri mahasiswa seharusnya diberikan keterampilan untuk memfasilitasi

mereka meningkatkan pemahaman dan memberikan keterampilan. Untuk itulah penulis

mencoba melihat keefektifan metode mind mapping terhadap pemahaman mahasiwa.

4

Sehingga penulis bisa menerapkan keterampilan belajar kepada mahasiwa khususnya mind

mapping.

Selain keterampilan belajar yang dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa,

motivasi juga dapat mempengaruhi pencapaian hasil pembelajaran mahasiswa. Motivasi

merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam pemebelajaran dan pencapaiannya,

penerimaan terhadap tugas, kepercayaan diri tentang pembelajaran ditentukan oleh motivasi

(Pelaccia et al, 2009)

Pelajaran fisiologi merupakan pelajaran ilmu kedokteran dasar yang dipelajari oleh

mahasiswa pada tahun pertama fakultas kedokteran Universitas Lampung. Ilmu kedokteran

dasar harus dimengerti dan dipahami oleh mahasiswa seperti fisiologi, hal ini akan

mendukung clinical reasoning mahasiswa serta mengerti mekanisme patofisiologi tentang

penyakit (Snoeckx, 2010). Pengajaran fisiologi pada mahasiswa tahun pertama di kedokteran

dengan berbagai metode pengajaran lebih baik dari pada satu metode terhadap perolehan

pengetahuan mahasiswa (Ghosh S & Pandya H, 2008). Untuk itulah penulis mencoba

melihat pengaruh metode belajar dengan mind mapping pada pelajaran fisiologi terhadap

perolehan pengetahuan mahasiswa.

1.2. Identifikasi masalah

FK Unila belum memberikan keterampilan belajar kepada mahasiswa, seperti yang

disebutkan di atas dunia kedokteran akan terus berkembang. Metode pembelajaran pun terus

berkembang seperti diterapkannya sistem pbl yang mengharuskan mahasiswa lebih banyak

belajar mandiri, berfikir kritis sehingga mereka bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih

banyak. Mind mapping sudah banyak digunakan dalam pendidikan secara umum tetapi di FK

Unila belum menerapkan mind mapping tersebut.

1.3. Batasan Masalah

Apakah pengetahuan mahasiswa menggunakan mind mapping pada pembelajaran

fisiologi lebih baik dari pada mahasiswa yang tidak menggunakan mind mapping?

Apakah motivasi mahasiswa yang menggunakan mind mapping pada pemebalajaran

fisiologi lebiih baik dari pada mahasiswa yang tidak menggunakan mind mapping?

1.4. Tujuan

Melihat pengaruh menggunakan mind mapping terhadap pengetahuan mahasiswa

pada pembelajaran fisiologi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak

menggunakan mind mapping.

5

Melihat pengaruh mind mapping terhadap motivasi mahasiswa pada pembelajaran

fisiologi dibandingkan dengan mahasiswa tanpa menggunakan mind mapping

1.5. Manfaat

a. Teoritis

Mengetahui manfaat teori mind mapping dalam pendidikan kedokteran

b. Aplikatif

Mengetahui efektifitas mind maping terhadap pelajaran fisiologi

Mengetahui efektifitas mind mapping terhadap pengetahuan mahasiswa

Melihat motivasi mahasiswa dalam pembelajaran dengan menggunakan

mind mapping

Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mahasiswa

Dosen dapat menerapkan kemampuan mengajar di dalam kelas

1.6. Keaslian penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Farrand et al, 2002 yang bertujuan untuk melihat

keefektifan penggunaan mind mapping untuk meningkatkan factual recall dari

informasi tertulis. Metodenya adalah memberikan teks yang berisi 600 kata, sampel

dirandom menjadi kelompok memilih sendiri teknik belajar dan mind map. Setelah 30

menit jaraknya memilih sendiri teknik belajar kemudian di paparkan dengan teks dan

mengaplikasikan teknik belajar. Pengetahuan diukur setelah intervensi dan satu

minggu sesudahnya. Motivasi mahsiswa juga diukur. Penelitian dilakukan di Barts

and London School of Medicine and Dentistry, Universitas London. Subjek

penelitian adalah 50 mahasiswa kedokteran tahun dua dan tiga.

Wickramasinghe et al, 2007. Evaluasi keefektifan mind map sebagai metode belajar

sendiri untuk mahasiwa yang baru masuk fakultas kedokteran. Sebanyak 70

mahasiswa yang masuk ke fakultas kedokteran dipilih secara random berdasarkan

performan waktu mereka disekolah dulu. Kelompok pertama adalam mind map dan

kelompok kedua adalah teknik memilih sendiri belajarnya. Teks tentang anemia

defesiensi besi dipilih sebagai materi belajar mandiri. Kelompok mind map diberika

teknik selama 30 menit. Kemudian diberikan teks selama 45 menit dan dilanjutkan

dengan tes empat pertanyaan essay terstruktur.

Penelitian oleh D’ Antoni A et al, 2010 yang meneliti hubungan antara mind mapping

dan critical thinking dengan menggunakan The healt Sciences Reasoning Test

(HSRT) dan hubungan antara mind mapping dan mengingat informasi. Metode yang

6

digunakan adalah kuasi-eksperimental, sebanyak 131 mahasiswa kedokteran

dirandom untuk menjadi Standar note-taking (SNT) dan mind map (MM). Mahasiswa

disurvei dan di tes pre-HSRT. Kemudian diberikan teks yang belum dikenal, pre-kuis

dan 30 menit istirahat, selama waktu itu kelompok Mind mapping akan diberikan

presentasi melalui mind mapping. Setelah istirahat, mahasiswa diberikan tugas

mengutipan dan mencatat. Kemudian diberikan post-kuis dan diikuti post-HSRT.

Perbedaan pre dan post dianalisis dengan t-test dan pre dan post HSRT dengan

ANOVA. Mind Map dinilai dengan rubric The Mind Map assessment Rubrik

(MMAR)

Abdolahi et al, 2011 meneliti keefektivan mind mapping dalam pengajaran anatomi

dibandingkan dengan tradisional. Penelitian cross sectional tahun 2009 pada

mahasiswa tahun kedua Universitas Ahvaz Jondishapour, sebanyak empat kelas

perkuliahan dengan tulang kepala dan leher. Perkuliahan dengan slide dengan materi

yang dipilih dari tekxbook anatomi dan dipresentasikan dengan video powerpoint.

Mahasiswa dibagi secara random menjadi dua kelompok. Kelompok 1 dengan

powerpoint tradisional dan lainnya dengan mind map. Pada akhir pelajaran mahasiwa

diberikan soal MCQ sebanyak 40 buah, data dianalisis dengan analisis of varian

(ANOVA) dan pair t-test dan juga ikut membandingkan jenis kelamin. Jenis kelamin

menentukan disain protokol pengajaran.

BAB II

7

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Telaah Pustaka

2.1.1. Belajar

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan

prilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar juga dapat diartikan suatu perubahan dalam

kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru berbentuk

keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. (Mahmud, 2010)

Belajar dapat dipengaruhi oleh banyak factor. Faktor-faktor ini dapat di kelompokan

menjadi tiga yaitu faktor internal, faktor social dan faktor struktural. Faktor

individual/internal seperti aspek fisiologis, psikologis, sikap mahasiswa, bakat, minat dan

motivasi. Faktor sosial seperti kondisi lingkungan. Faktor struktural adalah pendekatan

belajar, strategi dan metode yang digunakan siswa dan guru dalam melakukan kegiatan

pembelajaran serta gaya belajar masuk dalam faktor struktural (Mahmud, 2010)

Pencapaian hasil belajar yang dikemukan oleh Huitt yang disebut model Huitt,

dipengaruhi oleh karakter mahasiswa diantaranya adalah priorknowledge, intelegensi, gaya

belajar dan motivasi akan mempengaruhi prilaku mahasiswa. Prilaku mahasiswa dipengaruhi

juga oleh materi, keterlibatannya, kesusksesannya. Sedangkan dari karakter dosen yaitu

pengetahuannya, keterampilannya, kepercayaan dirinya. Karakter ini akan meempengaruhi

prilakuk dosen yang terwujud dalam perencanaan, manajemen dan instruksi. Kebijaan juga

akan berpengaruh pada pencapaian hasil mahasiswa yaitu keuangan, pencapaian hasil,

panduan, assessment dan pelatihan. Kebijakan kampus seperti kepemimpinan dan iklim

pemebelajaran akan langsung mempengaruhi prilakuk dosen. Factor lain yang berpengaruhi

adalah masyarakat, agama, keluarga (Huitt, (2003) sitasi (Gagne et al, 2005).

2.1.2. Teori Pembelajaran

a. Teori pembelajaran kognitif

Teori information-process approach (Santrock, 2011). Memori adalah kemampuan

mempertahankan informasi dalam jangka lama. Terdapa tiga tahap dalam pembrosesan

informasi yaitu pengkodean, menyimpan dan memanggil kembali. proses ini melalui tiga

proses yaitu enkoding, menyimpan dan mengulang kembali.

1. Enkoding

Proses pengkodean, pengkodean berhubungan dengan atensi dan pembelajaran. Ketika

belajar mendengarkan dosen, berbicara maka akan terjadi pengkodean informasi di

8

memori. Perhatian atau atensi dengan visual, manipulasi fisik, menggunakan kata akan di

ingat dan dilakukan pengkodean. Proses pengkodean akan terjadi sejumlah proses yaitu

latihan/repetisi, proses pendalaman, elaborasi, konstruksi, gambaran dan organisasi.

2. Rehearsal

Proses rehearsal adalah pemanggilan kembali informasi secara sadar dalam suatu waktu

untuk meningkatkan laanya dalam memori. Rehearshal bekerja terbaik ketika kamu

membutuhkan untuk mengkode dan mengingat suatu daftar dalam waktu tertentu. Ketika

mempertahankan informasi dalam waktu lama. Reherasal tidak bekerja ketika

mempertahankan informasi dalam jangka lama. Proses pendalaman mememori terjadi

terus menerus dari yang dangkal ke lebih dalam dengan proses lebih dalam menghasilkan

memori lebih baik. Elaborasi mengembangkan informasi dalam proses pengkodean.

Constuksi gambar, memori menerima informasi dalam dua cara yatu verbal dan gambar.

Organisasi, jika mahasiswa mengorganisasikan informasi ketika mereka mengkode itu,

maka memori akan lebih baik.

3. Penyimpanan

Setelah informasi di koding, hal ini butuh dipertahankan atau disimpan. Mahasiswa

mengingat informasi lebih dari 1 detik, ada yang setengah menit, dan informasi lainnya

satu menit, 1 jam dan tahun bahkan seumur hidup. Ada tiga tipe memori dengan

perbedaaan waktu yang berbeda. Sensori memori kira-kira (1 detik sampai beberapa

detik). Short-term memory (kira-kira 30 detik) dan long-term memory (30 detik sampai

seumur hidup).

Gambar 1. Proses informasi (sumber: Educational Pshycology, 2011)

9

Enkoding

Getting information into memory

Storage

Retaining information overtime

Retrieval

Taking information out of storage

Visuals patial working memory

Central executive

Long-term memory

Input via sensory memory

Rehearsal

Gambar. 2 . Working memory (Sumber Educational Psychology 2011)

3. Mind Mapping

Mind mapping pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan tahun 1970. Mind

mapping dikembangkan melalui catatan yang diambil secara visual oleh ilmuan terkenal,

orang-orang yang menggambar secara primitive dan hieroglyphics mesir kuno (Abdolahi,

2011). Mind mapping pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan tahun 1970.

Menurut Buzan, mind map dapat membantu kita dalam beberapa hal yaitu

merencanakan, mengkomunikasi, lebih kreatif, menghemat waktu, menyelesaikan

masalah. memusatkan perhatian, menyususn dan menjelaskan pikiran, mengingat lebih

baik, belajar dengan cepat dan efisien, melihat gambaran secara keseluruhan (Buzan,

2011). Sedangkan menurut Michael Michalko (citasi Buzan, 2011), mind mapping akan

mengaktifkan otak, membereskan akal dari kekusutan, memungkinkan kita fokus pada

pokok bahasan, membantu menunjukan hubungan antara bagian-bagian informasi yang

saling terpisah, memberikan gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian dan

emungkinkan kita mengelompokan konsep, membantu kita membandingkannya

Mind mapping sangat mudah dan alami, maka alat-alat yang dibutuhkan sangat

mudah yaitu kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna. otak dan imajinasi

(Buzan&buzan, 1993, Buzan T, 2012). Adapun langkah-langkah membuat mind mapping

1. Mulai dari bagian tengah kertas kosong, yang sisi panjangnya diletakan mendatar

2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentralnya

3. Gunakan warna

4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabng

tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya

5. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan lurus karena garis lurus akan

membosankan otak

6. Gunakan satu kunci untuk setiap garis

10

Phonological

7. Gunakan gambar

Buzan membuat rekomendasi, ketika membuat mind mapping: (Buzan 1993, davies

M, 2010)

a. Menempatkan suatu gambar atau topic pada daerah tengah dengan menggunakan

paling sedkit tiga warna.

b. Menggunakan gambar, symbol, kode, dan dimensi melalui mind maps kita

c. Memilih kata kunci, dan print yang menggunakan upper dan lower case latter

d. Masing-masing kata atau gambar sendiri dan mendudukan garisnya sendiri

e. Menghubungkan garis dari gambar sentral , garis tengah tebal, organic, flowing,

menjadi lebih tipis sebagai radian dari sentral

f. Membuat garis sama panjang dengan gambar dan kata-kata

g. Membuat warna dank ode sendiri melalui mind map

h. Mengembangkan gaya sendiri pada mind mapping

i. Menggunakan penekanan dan asosiasi dalam mind map

j. Menggunakan mind map yang jelas dengan hirarki radian, prsanan nomor dan

garis luar pada cabang-cabangnya.

Sekarang sudah dikembangkan kriteria Sistem Scoring MMAR (Mind Mapping

Assessment Rubric) untuk menilai apakah mind mapping sudah efektif atau memenuhi syarat.

Kriteria penilaian tersebut adalah (1) level 1 hubungan konsep (2 poin jika valid), (2)l evel 2

hubungan konsep (4 poin jika valid), (3) level 3 hubungan konsep (6 poin jika valid), (4)

level 4 hubungan konsep (8 poin jika valid), (5) cross link (10 poin jika valid) (6) contoh (1

poin masing-masing jika valid, (7) hubungan (3 poin jika valid), (80 gambar, bentuk (3 poin

jika valid), (9) invalid komponen (0) (Evrekli et la, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Abdolahi untuk melihat keefektifan mind maps dalam

pengajaran anatomi mendapatkan bahwa pengajaran dengan mind map lebih efektif

dibandingan metode pengajaran tradisional. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh

Farrand meneliti bahwa mind map lebih efektif pada informasi yang didapat terulis dan

motivasi lebih rendah dari pada metode mandiri (Abdolahi et al, 2011; Farrandet al, 2002).

Wickramasinghe et al, 2007. Evaluasi keefektifan mind map di banding cara belajar lain

untuk mahasiwa yang baru masuk fakultas kedokteran mendapatkan bahwa tidak ada

perbedaan perbedaan yang signifikan anatar mahasiswa menggunakan mind map dengan

yang tidak terhadap memeori jangka pendek. D’antony et al, 2010 melihat pengaruh mind

maps terhadap critical thinking mahasiswa yang diberikan perkuliahan kemudian mencatat

11

melalui mind maps, hasilnya tidak ada perbedaan yang signifikan antara yang menggunakan

mind maps dan tidak menggunakan terhadap critical thinking mahasiswa. Fun et al (2010)

melihat penggunaan teacher centered mind map dan student centered mind map mendapatkan

bahwa penggunaan student centerd mind map lebih efektif dari pada teacher centered mind

map terhadap nilai tes mahasiswa.

Gambar. 3. Mind Mapping (Sumber: Buzab&Buzan, 1993)

12

Gambar 4. Concept map (Sumber: Davies M, 2010)

Gambar. 5. Argument map (Sumber: Davies M, 2010)

Motivasi

Teori sosial humanis membedakan motivasi menjadi dua yaitu motivasi instrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Menurut Pinrich dan schunk motivasi instriksik adalah tekad sesorang

13

untuk mengejakan tugas atau pelajaran karena mereka menemukan kesenangan terhadap hal

tersebut. Memori ekstrinsik ditentukan oleh factor luar individu seperti reward dan

punishment. Teori behaviuorisme motivasi dapat meningkatkan kognitif dan meningkatkan

performan (Pelaccia, 2009)

Motivasi adalah kekuatan yang mendorong mahasiswa terlibat, fokus, perhatian dan

mau mengerjakan tugas-tugas pengajaran (Gagne, 1985). Menurut Gagne (1992), motivasi

dapat diukur secara langsung dengan observasi prilaku mahasiswa serta dengan memakai

kuesioner (Mahmud, 2010). Motivasi merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam

pemebelajaran dan pencapaiannya, penerimaan terhadap tugas, kepercayaan diri tentang

pembelajaran ditentukan oleh motivasi (Pelaccia et al, 2009)

Pengetahuan

Menurut Bloom tahapan dalam proses kognitif adalah

1. Remember (mengingat)

Mengenali atau mengingat kembali informasi yang telah dipelajari di awal waktu

serta penyimpanannya dalam memori.

2. Pemahaman

Membangun makna dari materi-materi instruksional dan pesan-pesan misalnya

menyimpulkan, mengartikan, mengidentifikasi

3. Pengaplikasian

Meggunakan pengetahuan tersebut dalam situasi yang baru

4. Analisis

Memcahkan informasi ke dalam bagian-baggian dan mengidentifikasi keterkaitan

antar bagian-bagian tersebut.

5. Evaluasi

Membuat suatu ketentuan terkait informasi dengan menggunakan standar atau kriteria

tertentu

6. Kreasi

Meletakan pengetahuan dan prosedur secara bersamaan dalam bentuk yang koheren,

terstruktur dan kemungkinan memiliki keaslian menyeluruh.

Miller 1990 mengusulkan suatu skema pencapaian kompetensi dan assessment yaitu

mempertimbangkan perkembangan keahlian mahasiswa menjadi knowledgeable. Pada saat

memilih suatu instrumen assessment kita harus menyesuaikan dengan level kompetensi yang

14

harus di capai. Seorang mahasiswa harus melalui tahap knows (faktual knowledge) sebelum

memasuki fase selanjutnya yaitu knows how (tahap membangun pemahaman), tingkatan

pencapaian yang lebih tinggi lagi yaitu mahasiswa mampu melakukan performan atau

menunjukan (show how). Sedangkan level yang tertinggi adalah does yaitu mampu

melakukan tindkanan atau performan pada situasi kehidupan nyata (Zubair amin, 2006,

Dornan, 2009).

Multiple choice question (MCQ) adalah tes berbentuk tulis yang paling banyak

digunakan, tes ini menguji ingatan (factual recall) dengan memilih salah satu jawaban yang

paling benar, waktu yang dibutuhkan untuk menjawab satu soal adalah 45 detik - 1 menit.

Keuntungannya adalah relatif mudah digunakan (feasible), tingkat reabiliti tinggi, valid

konten yang luas atau learning target yang diwakili lebih luas (Zubair, 2006)

2.2. Landasan Teori

Menurut Buzan (1993) mind mapping dapat mengaktifkan kedua hemisper otak kanan

dan kiri, mind mapping dapat membantu sesorang untuk mengintegrasikan informasi,

menghubungkan informasi serta mempertahankan informasi. Mind mapping sudah banyak

digunakan dalam pendidikan klinik sebagai sumber belajar, mencatat perkuliahan, mencatat

informasi tertulis, mereviu dengan cepat serta mudah diperbaruhi (Sandra et al, 2010). Mind

mapping dapat digunakan dalam berbagai situasi seperti problem based learning, kelompok

kecil dan alat assessment (Sandra&Cooper, 2010).

Motivasi merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam pembelajaran dan

pencapaiannya, penerimaan terhadap tugas, kepercayaan diri tentang pembelajaran ditentukan

oleh motivasi (Pelaccia et al, 2009)

Kerangka Teori

15

Informasi Short-term memory

Encoding

Rehearsal

Long term memory

Visual

Kata

Mind mapping

Motivasi

Learning style

Metode belajar

Perhatian

Lingkungan

Gambar. 6. Kerangka teori modifikasi dari Santrockh dan Buzan

2.3. Kerangka Konsep

V.Penganggu

Mind mapping tidak dipengaruhi oleh learning style karena mind mapping dapat

digunakan oleh semua learning style mahasiswa (D’Antony dkk 2010)

Waktu: mind mapping 30 menit setelah mengenal teks pada mahasiswa yang novice

Kemampuan mind mapping juga mempengaruhi ada yang tahap awal dan ahli. (mind

mapping mudah diajarkan kepada mahasiswa)

16

Mind Map

Belajar

Pengetahuan

Motivasi

Jenis Kelamin

Kemampuan MM

MCQ

Learning style

Materi/priorknowledge

Knowledge loss

Knowledge lossretensi

2.4. Pertanyaan Penelitian

1. Apakah pengetahuan mahasiswa yang menggunakan mind mapping lebih baik

dibanding mahasiswa yang tidak menggunakan mind mapping pada

pembelajaran fisiologi?

2. Apakah motivasi mahasiswa yang belajar menggunakan mind mapping lebih

tinggi dari pada mahasiswa yang tidak menggunakan mind mapping pada

pelajaran fisiologi?

2.5. Hipotesis

1. Pengetahuan mahasiswa yang belajar menggunakan mind mapping akan lebih baik

dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak menggunakan mind mapping pada

pembelajaran fisiologi

2. Motivasi mahasiswa yang belajar menggunakan mind mapping akan lebih tinggi

dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak menggunakan mind mapping pada

pembelajaran fisiologi

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan penelitian

Rancangan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan kuasi-

eksperimental. Ada dua hal yang diukur yaitu

1. Pengetahuan mahasiswa diukur dengan Multiple Choise Question

2. Motivasi mahasiswa dengan mind map diukur dengan MSQL

3.1.1 Rancangan pengumpulan data

a. Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Fakultas kedokteran Universitas Lampung

Populasi penelitian adalah mahasiswa tahun pertama angkatan 2012 sebanyak

176 orang.

Kemudian diambil sampel (random) dengan tingkat kepercayaan 95 % (108

orang). Kemudian mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok dengan matching

berdasarkan nilai blok yang sebelumnya serta berdasarkan jenis kelamin.

Kelompok pertama adalah kelompok yang menggunakan mind mapping dan

kelompok tanpa mind maping pada pembelajaran fisiologi.

Matching X O2

Matching O4

Matching berdasarkan nilai blok sebelumnya dan jenis kelamin

b. Prosedur penelitian

1. Mahasiswa angkatan tahun pertama diambil secara random dengan konfiden

interval 5% yaitu 91 orang dari 120. Kemudian di bagi dua secara acak menjadi

kelompok yang mendapat mind mapping dan kelompok yang tidak mendapat

mind mapping.

2. Mahasiswa akan diberikan inform concent atas kesediannya ikut dalam penelitian

3. Mahasiswa kelompok yang menggunakan mind mapping akan dilatih sampai bisa

yaitu 3 hari sebelum pelaksanaan penelitian

4. Mahasiswa akan dilatih oleh dosen dari fakultas lain atau dari psikologi, dan

untuk melihat apakah mahasiswa sudah bisa membuat mind mapping dengan

menggunakan MMAR (Mind Mapping Assessment Rubric)

18

5. Mahasiswa diminta untuk tidak memberi tahu taman yang lain bagaimana

penggunakan mind mapping.

6. Pada saat penelitian mahasiswa akan dimulai jam 8 pagi. Mahasiswa kelompok

mind mapping dan kelompok control ditempatkan dalam ruang yang berbeda dan

di awasi oleh dosen

7. Mahasiswa diberikan teks atau buku popular tentang fisiologi sistem pencernaan

sebanyak 600 kata selama 330 menit, setelah itu selama 15 menit mahasiswa

merangkum atau mencatat.

8. Setelah itu mahasiswa akan diuji dengan memberikan soal MCQ sebanyak 20

buah lama waktu 20 menit

9. Setelah ujian mahasiswa akan diberikan kuesioner MSQL

10. Mahasiswa yang belum mendapatkan pelatihan mind mapping akan dilatih

seminggu setelah intervensi.

Matching

Kuesioner motivasi

19

Mahasiswa tahun pertama FK Unila

176 orang: 108orang

Kelompok Pelatihan dan

penggunaan Mind Mapping54 orang

Kelompok yang tidak mendapat pelatihan dan menggunakan mind mapping (54 orang)

Diberikan pelatihan mind mapping sampai mahasiswa bisa mind map dengan penilaian

MMAR

20 menit

c. Variabel penelitian

Variabel independen: Mind mapping

Variabel dependen :

Pengetahuan mahasiswa (MCQ)

Motivasi

d. Instrument penelitian

MCQ (multiple choice question) untuk menilai pengetahuan mahasiswa. Soal MCQ

diberikan sebanyak 20 soal yang menilai pengetahuan mahasiswa.

MSQL (motivasi) dengan kuesioner yang terbagi dua yaitu untuk menilai motivasi

dan strategi belajar, yang digunakan hanya bagian motivasi. Bagian motivasi terdiri

dari 31 pertanyaan dengan menggunakan skala 1 sampai 7 (1 sangat tidak sesuai

dengan saya, 7=sangat sesuai dengan saya)

e. Validasi dan Reabilitas instrument

1. Pelatihan mind mapping20

Diberikan teks sebanyak 600 kataSelama 30 menit

Diberikan 600 kata materi selama 30 menit

Soal MCQ Kuesioner

motivasi

PencatatanMM 15 menit

Pencatatan sendiri 15 menit

Mahasiswa dilatih oleh pengajar yang menguasai mind mapping yang

berlatar belakang psikologi dan sudah sering menjadi instruktur mind

mapping di perguruan tinggi.

Mahasiswa akan dilatih mind map sampai mereka bisa mind map

Melakukan inform concent dengan mahasiswa agar tidak membocorkan

pelatihan kepada kelompok kontrol

Kemampuan mind mapping akan dinilai dengan mind mapping assessment

rubric (MMAR). Interater reability MMAR cukup kuat 0,86 (D’Antony,

2010).

2. Teks book adalah buku fisiologi yang terstandar dan di validitas oleh pengajar

fisiologi berbahasa indonesia

3. MCQ dibuat oleh ahli fisiologi sebanyak 20 soal. Validitas isi akan direview oleh

pengajar fisiologi. Untuk validitas konstruk akan dilakukan analisis factor.

Validitas isi: isi pertanyaan disesuaikan dengan materi yang dikuliahkan dan

direview oleh ahli fisiologi dan pendidikan

Validitas konstruk: menggunakan pendapat ahli untuk membuat format soal

dan skor terhadap penilaian.

Pelatihan mind mapping

Mahasiswa dilatih oleh pengajar yang menguasai mind mapping yang

berlatar belakang psikologi dan sudah sering menjadi instruktur mind

mapping di perguruan tinggi.

Mahasiswa akan dilatih mind map sampai mereka bisa mind map

Melakukan inform concent dengan mahasiswa agar tidak membocorkan

pelatihan kepada kelompok kontrol

Kemampuan mind mapping akan dinilai dengan mind mapping assessment

rubric (MMAR). Interater reability MMAR cukup kuat 0,86 (D’Antony,

2010).

Teks book adalah buku fisiologi yang terstandar dan di validitas oleh

pengajar fisiologi berbahasa indonesia

MCQ dibuat oleh ahli fisiologi sebanyak 20 soal. Validitas isi akan

direview oleh pengajar fisiologi. Untuk validitas konstruk akan dilakukan

analisis factor.

21

Validitas isi: isi pertanyaan disesuaikan dengan materi yang dikuliahkan

dan direview oleh ahli fisiologi dan pendidikan

Validitas konstruk: menggunakan pendapat ahli untuk membuat format

soal dan skor terhadap penilaiandengan 3 orang yang bergelar doktor.

Kuesioner motivasi

Validitas isi: Kuesioner MSLQ (The motivated Strategy for Learning

Questionnaire) yang dikembang oleh National Center for Research to

Improve Postsecondary Teaching Learning, Universitas Michigan

(Pintrich et al, 1991): diterjemahkan ahli bahasa inggris dan di konsulkan

dengan psikolog serta di terjamahkan lagi. Jika sudah ada instrument

Bahasa Indonesia yang sudah divalidasi maka akan di pakai dan tetap diuji

validitas dan reabilitas.

Kuesioner motivasi ini terdiri dari 31 pertanyaan dengan menggunakan

skala 1 sampai 7. Skala 1 berarti sangat tidak sesuai dengan saya, angka 7

berarti sangat sesuai dengan saya. Terdapat 6 subskala yaitu instrinsic goal

orientation, extrinsic goal orientation, task value, control of learning belief

(keyakinan mahasiswa bahwa hasil belajar dapat dicapai dengan usaha

sendiri dari factor luar seperti dosen), self efficacy for learning and

performancae, task anxiety.

Validitas konstruk : analisis factor dan cronbach alfa

MMAR: validitas isi diterjemahakan oleh ahli bahasa inggris ke bahasa

Indonesia kemudian diterjemahkan lagi ke bahasa ingris oleh ahli yang

berbeda.

3.1.2 Rancangan pengolahan data

Terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan uji Kolmogorov-smirnov.

Pengujian dilakukan pada rata-rata pengetahuan mahasiswa dan motivasi.

Merumuskan hipotesis

Menentukan taraf signifikan α=0.05

Ho ditolak jika nila p lebih kecil dari tingkat signifikansi α sedangkan Ho diterima

jika nilai p lebih besar dari tingkat signifikansi

Hipotesis

22

Ho: Tidak ada perbedaan pengetahuan mahasiswa yang menggunakan mind mapping

dan tidak menggunakan mind mapping

H1: Pengetahuan mahasiswa yang menggunakan mind mapping lebih baik dari pada

tidak menggunakan mind mapping

Ho: µ1=µ2

H1: µ1≥µ2

3.1.3 Rancangan pengolahan data

• Melihat perbedaan pengetahuan mahasiswa yang menggunakan mind

mapping dengan tanpa mind mapping.

Nilai pengetahuan yang diukur dengan MCQ mahasiswa yang menggunakan

mind mapping dibandingkan dengan tidak menggunakan mind mapping

dengan menggunakan uji t-test. Dilihat apakah p valuae < 0,05 , maka

perbedaannya signifikan.

• Melihat perbedaan motivasi mahasiswa yang menggunakan mind

mapping dibandingkan dengan tidak menggunakan mind mapping.

Nilai motivasi yang diukur dengan MSQL pada mahasiswa yang

menggunakan mind mapping akan lebih tinggi dari pada tidak menggunakan

mind mapping. Dilakukan uji Mann-Whitney.

Ho: Tidak ada perbedaan motivasi mahasiswa yang menggunakan mind

mapping dan tidak menggunakan mind mapping

H1: Motivasi mahasiswa yang menggunakan mind mapping lebih tinggi dari

pada tidak menggunakan mind mapping

3.2. Defenisi Operasional

Mind Mapping: suatu diagram/peta yang merepresentasikan kata, ide, dan

tugas lainnya yang diasosiasikan dengan topik, topik berada paling tengah

serta subtopik pada cabang-cabang secara memancar dengan menggunakan

gambar, bentuk, warna yang bervariasi.

Belajar: suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan

prilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu

sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

MCQ: tes berbentuk tulis yang paling banyak digunakan, tes ini menguji

ingatan (factual recall) dengan memilih salah satu jawaban yang paling benar,

waktu yang dibutuhkan untuk menjawab satu soal adalah 45 detik - 1 menit.

23

Motivasi: suatu alasan yang mendorong mahasiswa untuk melakukan proses

belajar yang diukur dengan motivated Strategies for Learning Questionair

(MSQL) yang dikembangkan oleh National center fo research to improve

postsecondary teaching and learning, Universitas Michigan (Pintrich et al.,

1991; Garcia & Pintrich, 1995; Duncan & McKeacchie, 2005) dan dilakukan

setelah proses belajar.

3.3. Etika Penelitian

Peneliti akan meminta izin ke pihak Fakultas Kedokteran FK Unila, kepada

koordinator blok dan pengajar fisiologi serta etika clearance Komite penelitian FK

Unila. Penelitian akan dilaksanakan secara terencana dan dijelaskan kepada seluruh

mahasiswa dan emminta kesediaannya sebagai partisipan.

3.4. Jadwal penelitian

Kegiatan NOV DES JAN

(2013)

FEB

(2013)

MAR

(2013)

APR

(2013)

MEI

(2013)

Proposal X

Pendahuluan X

Persiapan

Validasi

instrumen

X X

Pelatihan X

Penelitian X

Analisis data X

Pelaporan X

24

DAFTAR RUJUKAN

Abdolihi, M., Jvadnia, F., Bayat,D., Ghorbani, R., Ghanbari, A., Ghodosi, B. (2010). Mind map teaching gross anatomi is sex dependent. Int. J. Mhorpol,29. Vol.1.pp: 41-44

Amin, Zubair & Khoo Hoon Eng. (2009) Basic in Medical Education. 2nd edition. World Scientific Publishing. Singapore.

Buzan, T., Buzan, B. (1993). The Mind map book. How to use radiant thinking to maximize your brain’s uptapped potential. A Dutton Book. United state America.

Buzan, T., (2012). Mind Map. Terjemahan. GramdiaDavies, M. (2010). Concept mapping, mind mapping, argument mapping: what are the

differentces and do the matter? High Edu. Springer, DOI.10.1007/s10734-010-9387-6

D’Anthony, A., Zipp, G., Olson, V., Cahill,T. (2010). Does the mind map learning strategy facilitate information retrieval and critical thinking in medical students?. Medical education, vol 10.pp:1-11

Daley, BJ., Torre, M. (2010). Concept maps in medical education: an analytical literature review. Medical Education, Vol 44.pp: 440-448

Edwards S, Cooper N. (2010). Mind mapping as teaching resource. The clinical teacher, 7.pp:236-239

Evrekli, E., Inel, D., Balim, A,. (2010). Development of scoring system to assess mind map. Elsevier. DOI. 10.106/j.03.331

Farran, P., Hussain, F., Hannessy, E. (2002) The efficacy of the ‘mind map’ study technique. Medical Education, 36.pp:426-43

Fun C, Maskat N. (2010). Teacher centered mind mapping vs student-centered mind mapping in the teaching of accounting at Pre-U level – an action research. ScienceDirect. Elsevier, doi:10.1016/j.sbspro.10.034

Gagne, R., Wager, G., Golas, K., Keller, J. (2005) Principles of instructional design Fifth edition. Thomson Wadsworth. United Kingdom

Ghosh, S., Pandya, H. (2008) Implementasion of integrated learning program in neuro sciences during first year of tradisional medical course : Perception of student and faculty. Medical education, 8:44.pp: 1-8

Meier, PS. (2007). Mind-Mapping. A tool for eliciting and representing knowledge held by diverse informants. Sosial research update. University of surrey, Vol. 52

Mahmud. (2010). Psikologi Pendidikan. Pustaka Setia. BandungNoonan, M. (2012). Mind maps: Enhancing midwifery education. Nurse education today.

ScienceDirrect. Elsevier,Doi: 10.1016/j.net.2012.02.003Nitko Anthony J. 1996. Educational Asessment of Student. Second edition. Merril an in

printing of Prentice Hall. New JerseyPealcia, T., Delplanch,H., Triby, E., Bartier, J., Leman, C., Piere, J., Dupeytron. (2009)

Impact of training periods in the emergency department on the motivation of health care student to learn. Medical Education, 43.pp:462-469

Quiirt, M. (2006). Intuition and metacognition in Medical education key to developing expertise, Springer. New York

25

Santrock, JW., (2011) Educational Psychology. Fifth edition. Dalas.Mc GrawhillTorre, M., Daley, B., Schweitzer, T., Sidharta, S., Petkova, J., Ziebert, M. (2007) A

qualitative evaluation of medical student learning with concept maps. Medicall Teacher, Vol 29.pp: 949-958

Wickramasinghe, A., Widanapathirana, N., Kuruppu, O., Liyanage, I., Karinathilake,I. (2007) Effectiveness of mind maps as a learning tool for medical students. South East Asian Journal of Medical education. Innaugural Issue, pp: 30-32

Zipp G, Maher C, D’Antony A. (2009) Mind maps: useful schematic tool for organizing and integrating concept of complex patient care In the clinic and classroom. Journal of colledge teaching and learning, 6(2).pp:59-68

26