repository.stas.ac.id · Web viewMenyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya serahkan...
Transcript of repository.stas.ac.id · Web viewMenyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya serahkan...
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE
(STUDI KASUS PADA PT SUNSON TEXTILE MANUFACTURE TAHUN 2014-2018)
SKRIPSI
Oleh :
Riffan Nuhr Ginantoko
NIM. 16010049
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWASTAMANDIRI
SURAKARTA
2020
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE
(STUDI KASUS PADA PT SUNSON TEXTILE MANUFACTURE TAHUN 2014-2018)
SKRIPSI
Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Swastamandiri Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Strata Satu
(S1) Program Studi Akuntansi
Oleh :
Riffan Nuhr GinantokoNIM. 16010049
PROGRAM STUDI AKUNTANSISEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWASTAMANDIRI
SURAKARTA2020
SKRIPSI
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE
(STUDI KASUS PADA PT SUNSON TEXTLE MANUFACTURE TAHUN 2014-2018)
Oleh :
Riffan Nuhr Ginantoko
NIM : 16.01.0049
Telah dipertahankan di Depan Dewan PengujiPada tanggal, 25 Juli 2020
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratanuntuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi
pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Swastamandiri Surakarta
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
ii
PembimbingMerangkap Sekretaris Dewan Penguji
Estiningtyastuti, S.E.,M.M.,M.Hum.
Anggota Dewan Penguji
Tulus Prijanto, S.E.,M.H.
Ketua Dewan Penguji
Amru Sukmajati, S.P.,M.M.
Surakarta, Juli 2020Mengetahui
Amru Sukmajati, S.P.,M.M.Ketua STIE Swastamandiri Surakarta
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Riffan Nuhr Ginantoko
NIM : 16.01.0049
Judul Skripsi : ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN
DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE (STUDI KASUS
PADA PT SUNSON TEXTILE MANUFACTURE TAHUN
2014-2018)
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya serahkan ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan –
ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila dikemudian
hari terbukti/dapat dibuktikan skripsi itu hasil jiplakan, maka gelar dan ijazah
yang diberikan oleh STIE Swatamandiri Surakarta batal saya terima.
iii
Surakarta, Juli 2020
Yang Membuat Pernyataan
RIFFAN NUHR GINANTOKO
NIM. 16.01.0049
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
SWASTAMANDIRI SURAKARTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa, skripsi dengan judul :
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE
(STUDI KASUS PADA PT SUNSON TEXTOLE MANUFACTURE TAHUN 2014-2018)
Oleh :
Riffan Nuhr Ginantoko
NIM : 16.01.0049
Telah saya baca dengan seksama dam telah dinyatakan memenuhi standar ilmiah, baik jangkauannya maupun kualitasnya, sebagai skripsi jenjang pendidikan
sarjana (S1)
Pembimbing :
Estiningtyastuti, S.E., M.M., M.Hum.
Tugas akhir ini telah diserahkan kepada Program Sarjana Jurusan Akuntansi STIE Swastamandiri Surakarta dan telah diterima sebagai syarat memenuhi jenjang
pendidikan sarjana (S1)
iv
Surakarta, Juli 2020
Ketua Program Studi Akuntansi
Yuni Pristiwati NW, S.E., M.Si
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk :
1. Yang Utama Dari Segalanya, sembah sujud serta syukur kepada Allah
SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan,
membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas
karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang
sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan
keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.
2. Kepada kedua orang tua ku dan keluarga besar Sebagai tanda bakti,
hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya
kecil ini kepada beliau yang telah memberikan kasih sayang, segala
dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat
kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan
persembahan.
3. Kepada Ibu Estiningtyastuti, S.E., M.M., M.Hum selaku dosen
pembimbing skripsi saya, terima kasih banyak bunda, saya sudah dibantu
selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya tidak akan lupa atas
bantuan dan kesabaran bunda. Terima kasih banyak.
4. Seluruh Dosen Pengajar dan staff di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Swastamandiri Surakarta, terima kasih banyak untuk semua ilmu, didikan
dan pengalaman yang sangat berarti yang telah kalian berikan kepada
kami.
5. Teman-teman seangkatan tahun 2016. Terima kasih banyak untuk bantuan
dan kerja samanya selama ini teman, sukses untuk kita semua
6. Serta semua pihak yg sudah membantu selama penyelesaian Tugas Akhir
ini
v
MOTTO
“Sesungguhnya Allah SWT tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada diri mereka sendiri”
(QS. Ar,Ra’d : 11)
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya”
(QS. An Najm : 39)
“Barang siapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang seharusnya yang
ditunjukan untuk mencari ridho Allah SWT bahkan hanya untuk mendapatkan
kedudukan/kekayaan duniawi maka ia tidak akan mendapatkan baunya surga nanti
pada hari kiamat
( Riwayat Abu Hurairah Radhiallahu Anhu)”
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim. Puji dan syukur peneliti ucapkan atas kehadirat
Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah kepada peneliti
sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Prediksi
Kebangkrutan Perusahaan Dengan Metode Altman Z-Score (Studi kasus pada PT
Sunson Textile Manufacture tahun 2014-2018” dengan baik. Penelitian skripsi ini
merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi
Sekolah tinggi Ilmu Akuntansi Swastamandiri Surakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan, arahan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,
pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Amru Sukmajati, S.P., M.M selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Swastamandiri Surakarta.
2. Ibu Yuni Pristiwati NW, S.E., M.Si selaku ketua Program Studi Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Akuntansi Swastamandiri Surakarta.
3. Ibu Estiningtyastuti, S.E., M.M., M.Hum selaku Dosen Pembimbing yang
telah berbaik hati memberikan waktu, saran, kritik, dan arahan yang sangat
berguna dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan staff Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Swastamandiri Surakarta.
5. Kepada orang tua tercinta, Bapak Sugino dan Ibu Endang Sularsi. adik dan
seluruh keluarga besar yang menjadi motivasi utama peneliti untuk
menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepada sahabat tercinta dan sekaligus teman seperjuangan yang telah
memberikan banyak motivasi.
vii
Penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis buat ini masih jauh dari
sempurna hal ini karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya saran dan masukan bahkan
kritik membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi
para pembaca dan pihak-pihak khususnya dalam bidang manajemen ekonomi.
viii
Surakarta, Juli 2020
Riffan Nuhr Ginantoko
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xi
ABSTRAK .........................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah..........................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian.............................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................3
1.5. Sistematika Pembahasan .................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori.................................................................................6
2.1.1 Laporan Keuangan..................................................................6
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan .....................................................6
2.1.3 Komponen Laporan Keuangan...............................................7
2.1.4 Pengguna Laporan Keuangan ................................................9
2.1.5 Analisis Laporan Keuangan....................................................10
2.1.6 Kesulitan Keuangan dan Kebangkrutan ................................12
ix
2.1.7 Penyebab Kebangkrutan ........................................................13
2.1.8 Faktor-Faktor Kebangkrutan .................................................13
2.1.9 Jenis-Jenis Kesulitan Keuangan .............................................14
2.1.10 Indikasi Kebangkrutan .........................................................16
2.1.11 Manfaat Prediksi Kesulitan Keuangan .................................17
2.1.12 Kategori Kesulitan Keuangan ..............................................17
2.1.13 Analisis Prediksi Kebangkrutan Altman Z-score .................19
2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................21
2.3 Kerangka Berpikir............................................................................25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian ......................................................................27
3.2 Data Penelitian..................................................................................27
3.2.1 Jenis dan Sumber Data............................................................27
3.2.2 Metode Pengumpulan Data.....................................................28
3.3 Metode Analisis Data........................................................................28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan...........................................................31
4.2 Struktur Organisasi............................................................................32
4.3 Hasil Penelitian.................................................................................34
4.4 Pembahasan.......................................................................................40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan........................................................................................42
5.2 Saran..................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Laporan Keuangan PT Sunson Textile Manufacture Tahun 2014
Laporan Keuangan PT Sunson Textile Manufacture Tahun 2015
Laporan Keuangan PT Sunson Textile Manufacture Tahun 2016
Laporan Keuangan PT Sunson Textile Manufacture Tahun 2017
Laporan Keuangan PT Sunson Textile Manufacture Tahun 2018
xi
ABSTRAKSI
Analisis prediksi kebangkrutan perusahaan dengan metode Altman Z-score studi kasus PT Sunson Textile Manufacture. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisa prediksi kebangkrutan pada PT Sunson Textile Manufacture dalam jangka waktu 5 tahun, yaitu pada tahun 2014-2018. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Diduga posisi zona kebangkrutan pada PT Sunson Textile Manufacture dari tahun 2014 sampai 2018 yang dihitung menggunakan metode altman z-score berada pada posisi tidak aman. Dari data keuangan selama 5 tahun perusahaan mengalami kerugian selama 4 tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2014-2017, dan pada tahun 2018 mengalami laba. Dan hasil penelitian menunjukan bahwa dalam jangka 5 tahun yaitu pada tahun 2014-2018 PT Sunson Textile Manufacture berada pada zona “Distress” karena nilai z-score berada dibawah 1,81. Dari hasil penelitian perusahaan diharapkan bisa mengelola keuangan lebih baik agar kedepannya tidak mengalami kerugian hingga kebangkrutan. Perusahaan juga diharapkan dapat mengelola aktiva dengan benar untuk meningkatkan penjualan dan menghasilkan laba.
Kata Kunci : Kebangkrutan, Altman Z-Score
xii
ABSTRACTION
Analysis of the company's bankruptcy prediction using the Altman Z-score case study of PT Sunson Textile Manufacture. The purpose of this research is to analyze bankruptcy predictions at PT Sunson Textile Manufacture within a period of 5 years, namely in 2014-2018. This type of research used in this research is descriptive with a quantitative approach. It is suspected that the position of the bankruptcy zone at PT Sunson Textile Manufacture from 2014 to 2018 calculated using the altman z-score method is in an insecure position. From financial data for 5 years the company suffered losses for 4 consecutive years, namely in 2014-2017, and in 2018 experienced a profit. And the results of the study show that in the period of 5 years, namely in 2014-2018 PT Sunson Textile Manufacture is in the "Distress" zone because the z-score is below 1.81. From the research results the company is expected to be able to manage finances better so that in the future it will not suffer losses until bankruptcy. The company is also expected to be able to manage assets properly to increase sales and generate profits.
Keywords: Bankruptcy, Altman Z-Score
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tekstil adalah salah satu dari tiga kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh
manusia selain rumah dan makanan. Seiring berkembangnya jaman dan
semakin majunya teknologi saat ini, tekstik tidak hanya berfungsi untuk
kebutuhan pokok, melainkan juga sebagai gaya hidup manusia terutama di
Indonesia. Dengan demikian banyak perusahaan dan industri tekstil yang
berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan tekstil yang dibutuhkan oleh
pasar tekstil di Indonesia saat ini dengan kualitas yang lebih baik.
Namun, pada beberapa tahun terakhir ini perindustrin tekstil di Indonesia
sedang mengalami penurunan baik dari segi ekspor maupun di dalam negeri
sendiri. Produk tekstil di Indonesia merupakan salah satu komoditi unggulan
yang sering diminati oleh beberapa negara terutama di asia. Akan tetapi
karena semakin tingginya harga bahan baku dan biaya produksi serta
ketidakstabilan perekonomin global yang tinggi, hal ini sangat mempengaruhi
tingkat keuntungan beberapa perusahaan termasuk pada perusahan yang
bergerak dalam bidang tekstil dan garmen. Dengan biaya produksi yang
semakin meningkat sehingga harga penjulan naik dan berkurangnya daya beli
masyarakat yang cenderung lebih memilih produk tekstil dari luar. Sehingga
membuat jumlah penjualan tekstil dalam negeri ikut menurun. Sehubungan
dengan hal tersebut dapat juga mempengaruhi turunnya kinerja perusahaan. n.
Ada beberapa perusahaan textile di Indonesia yang mengalami kerugian
beberapa tahun berturut-turut. Salah satunya adalah perusahaan textile yang
bernama PT Sunson Textile Manufacture yang akan menjadi bahan penelitian
pada penelitian ini. Penelitian ini dilatar belakangi karena beberapa tahun
terakhir perusahaan PT Sunson Textile Manufacture mengalami penurunan
keuntungan atau laba dan mengalami kerugian yang cukup besar. Hal ini
disebabkan karena turunnya tingkat penjualan kepada masyarakat.
1
2
Masyarakat lebih tertarik kepada terhadap produksi textile import
dikarenakan kualitas barang lebih bagus dan harga relatif terjangkau.
Hal-hal yang mempengaruhi turunnya keuntungan juga disebabkan karena
banyaknya hutang serta beban-beban biaya produksi dan benban-beban biaya
operasional yang harus ditanggung oleh PT Sunson Textile Manufacture yang
tidak sebanding dengan pedapatan perusahaan.
Dalam kurun waktu lima tahun yaitu pada tahun 2014 hingga tahun 2018
PT mengalami empat kali kerugian, yaitu pada tahun 2014 PT Sunson Textile
Manufacture mengalami kerugian sebesar Rp (12.840.297.828), pada tahun
2015 mengalami kerugian sebesar Rp (10.462.177.146), pada tahun 2016
mengalami kerugian sebesar Rp (14.582.624.323) pada tahun 2017
mengalami kerugian sebesar Rp (25.474.738.733), dan pada tahun 2018 PT
Sunson Textile Manufacture mengalami keuntungan atau laba bersih sebesar
Rp 2.784.652.907.
Hal tersebut sangat perlu dianalisa karena untuk mengetahui nilai dampak
kerugiannya agar pihak manajemen perusahaan dapat mengambil langkah dan
kebijakan agar terhindar dari kebangkrutanalisis ini menggunakan model
Altman (Z-score). Selain perhitungan yang sederhana model tersebut juga
memiliki keakuratan yang cukup tinggi.
Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, peneliti tertarik
mengambil judul penelitian tentang “Analisis Prediksi Kebangkrutan
Perusahaan denganMetode Altman Z-Score (studi kasus pada PT
Sunson Textile Manufacture)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perhitungan nilai prediksi kebangkrutan menggunakan
analisis model Altman Z-score?
2. Bagaimanakah posisi prediksi zona kebangkrutan PT Sunson Textile
Maufacture?
3
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang disajikan di atas,
maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui posisi perusahaan apakah termasuk dalam zona
Distress, zona abu-abu, dan zona aman dengan melakukan analisis
perhitungan menggunakan model Altman Z-score.
2. Untuk mengetahui hasil nilai z-score pada PT Sunson Textile
Manufacture menggunakan analisis model Altman Z-score.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dibidang teoristis
maupun praktis, adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoristis
a. Bagi Perusahaan
Untuk perusahaan yang mengalami potensi kebangkrutan agar dapat
menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan arah dan kebijakan
perusahaan menjadi lebih baik, sehingga dapat menghindari dari
resiko-resiko kebangkrutan di masa yang akan datang.
b. Bagi Investor
Untuk bahan pertimbangan dan memberi informasi kepada calon
investor yang akan melakukan investasi di perusahaan tersebut.
c. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menambah wawasan, pengetahuan, serta
sebagai pengalaman dalam membuat karya ilmiah mengenai analisa
kebangkrutan perusahaan sector tekstil yang tercatat di BEI. Dan
agar kedepannya bisa lebih baik lagi dalam melakukan penelitian di
bidang yang sama, maupun di bidang lainnya.
4
d. Bagi Penelitian Berikutnya
Sebagai bahan refrensi agar kedepannya dapat melakukan penelitian
dengan lingkup yang lebih luas.
2. Manfaat Praktis
Manfaat dari penelitian ini adalah agar dapat memberi pemahaman
kepada perusahaan yang sedang mengalami penurunan keuntungan dan
beresiko pada kebangkrutan.
1.5 Sistematika Pembahasan
Sebagai gambaran penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab. Disini
dikemukakan urut-urutan atau sistematika pembutn skripsi yang isinya sebagai
berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tentang landasan teori yang berupa pengertian
dan definisi yang diambil dari internet, kutipan buku, artikel, dan
lainya yang berhubungan dengan penyusunan laporan skripsi dan
literature review yang berhubungan dengan penelitian dan juga
berisikan review penelitian sebelumnya serta kerangka berpikir.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentng metodologi penelitian, populasi dan
sampel penelitian, data penelitin, variable penelitian, dan definisi
operasional penelitian serta teknis analisis data.
5
BAB IV. HASIL PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang uraian pembahasan berdasarkan hasil
penelitian, perhitungan, review artikel, dan lain-lain
BAB V. PENUTUP
Dalam bab ini merupakan bab penutup yang berisi tentang
kesimpulan hasil penelitian yang merupakan jawaban dari
permasalahan yang diajukan pada bab pendahuluan dan merupakan
hasil analisis dari bab-bab sebelumnya, saran bagi perusahaan,serta
keterbatasan penulisan yang merupakan keterbatasan atau kekurangan
dalam penulisan ini yang bisa diajukan segabai bahan perbaikan bagi
penulis berikutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntasi dan informasi
histories yang di dalamnya terdapat proses identifikasi, pengukuran,
dan laporan informasi ekonomi sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan yang tepat (M. Sadeli. 2002:2).
Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara
seperti misalnya: sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana,
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan (Standar Akuntansi Keungan).
Dari uraian beberap ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan adalah suatu laporan yang disusun dan dibuat untuk
melaporkan posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan dalam
periode waktu tertentu untuk dilaporkan kepada para pengguna
laporan keuangan.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikan Akuntan Indonesia
2002:4) tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaatbagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil
keputusan ekonomi.
6
7
2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian
laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang
dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi
karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan
kejadian masa lalu.
3. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan
manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:3), tujuan laporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
3. Komponen Laporan Keuangan
Dalam penyajian laporan keuangan ada beberapa komponen
laporan keuangan yang harus diperhatikan saat mensajikan laporan
keuangan. Menurut Ikatan Akuntansi Indosesia (2009) komponen
laporan keuangan berdasarkan PSAK No 1 adalah :
a. Neraca
Neraca merupakan laporan yang sistematis yang
menggambarkan posisi keuangan perusahaan. Karena neraca
menunjukkan aktiva (aset), kewajiban (hutang), dan ekuitas
(modal) pada tanggal tertentu. Klasifikasi secara tepat terhadap
pos-pos neraca akan berguna untuk memberikan gambaran
yang sesungguhnya mengenai besarnya jumlah aktiva lancar,
aktiva tidak lancar, total aktiva, jumlah kewajiban lancar,
kewajiban jangka panjang, total kewajiban, dan besarnya
8
ekuitas. Melalui klasifikasi ini para pengguna laporan neraca
akan mendapatkan beberapa manfaat, diantaranya adalah :
i. Dapat memprediksi kemampuan perusahaan dalam
melunasi kewajiban yang akan segera jatuh tempo lewat
aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.
ii. Mempersiapkan kebutuhan dana jangka panjang untuk
memenuhi kewajiban tidak lancar.
iii. Memperoleh gambaran mengenai jumlah perbandingan
antara total kewajiban dengan total aktiva.
b. Laporan Laba-Rugi
Laporan Laba/Rugi merupakan laporan yang menyajikan
hasil operasi perusahan selama satu periode tertentu dan
disusun secara sistematis berdasarkan standar akuntansi di
Indonesia. Laporan ini menunjukkan sumber penghasilan yang
diperoleh perusahaan serta beban yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Sehingga dapat diketahui laba atau rugi
perusahaan tersebut dalam satu periode tertentu
c. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas merupakan laporan yang
menyajikan ikhtisar perubahan ekuitas pemilik suatu
perusahaan untuk satu periode tertentu. Jumlah ekuitas akan
bertambah apabila adanya Investasi (setoran modal) dan laba
bersih. Dan jumlahya akan berkurang apabila adanya Prive
(penarikan/pengambilan uang tunai untuk kepentingan pribadi
pemilik) dan rugi bersih
9
d. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas merupaka laporan yang menyajikan
tentang perolehan kas dan pengeluaran kas perusahaan selama
satu periode tertentu. Sumber kas disebut arus kas masuk, dan
penggunaan kas dikenal sebagai arus kas keluar. Sehingga
laporan kas diklasifikasikan menurut aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan yang disusun selama satu periode
tertentu.
4. Pengguna Laporan Keuangan
Pengguna laporan keuangan adalah pihak-pihak yang memerlukan
informasi laporan keungan perusahaan. Secara garis besar pengguna
laporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu pengguna internal
(internal user) dan pengguna eksternal (external user).
a. Internal User
Pengguna internal adalah pihak yang berkaitan langsung
dengan operasional perusahaan. Dalam pihak ini biasanya
adalah seorang manajer dan direktur yang menggunakan
laporan keuangan untuk mengambil kebijakan dalam sebuah
perusahan tersebut
b. External User
Pengguna eksternal adalah para pihak yang tidak berkaitan
langsung dengan opersional perusahaan. Pihak-pihak eksternal
pengguna laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1) Pemillik perusahaan, fungsi laporan keuangan disini untuk
memberi tahu posisi keuangan perusahaan kepada si
pemiliknya.
10
2) Investor & pemegang saham, disini investor biasanya
melihat laporan keuangan sebelum menanam modal dan
melihat prospek bisnis ke depan dari sebuah perusahaan.
3) Kreditor, seringkali pemberi hutang melihat kesehatan
perusahaan dari laporan keuangan, karena dari laporan
keuangan bisa dilihat rasio kemampuan sebuah perusahaan
untuk melunasi hutang-hutangnya.
4) Pemerintah, berkepentingan terhadap informasi akuntansi
suatu perusahaan berkaitan dengan masalah perpajakan.
Dari laporan keuangan yang ada, pemerintah dapat
menentukan jumlah pajak dan penetapan pajak dari
perusahaan tersebut.
5) Karyawan, disini dipandang dari sudut lain. Mereka
memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui
profitabilitas dan akuntabilitas perusahaan tempat mereka
bekerja.
6) Masyarakat, terutama yang berada disekitan perusahaan,
karena perusahaan berkepentingan dalam penyediaan
lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, hal ini berkaitan
dengan tanggung jawab sosial.
5. Analisis Laporan Keuangan
Menurut Kariyoto (2017:21) Analisis laporan keuangan adalah
suatu proses yang dengan penuh pertimbangan dalam rangka untuk
membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil aktivitas
perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama
utuk menentukan perkiraan dan prediksi yang paling mungkin
mengenai kondisi dan performa perusahaan pada masa yang akan
datang.
Menurut Harahap (2015: 190), Analisis laporan keuangan adalah
menguraikan pos-pos laporan keuangan (financial statement) menjadi
11
unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat
signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain
baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan
untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting
dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Menurut Prastowo (2011:50), Analisa laporan keuangan
merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka
membantu evaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada
masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Menurut Munawir (2007:35), Analisis laporan keuangan adalah
analisis laporan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari
daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan untuk
menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan
perusahaan yang bersangkutan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan pengertian
analisis laporan keuangan adalah proses membedah suatu laporan
keuangan untuk membantu mengevaluasi posisi keuangan dengan
tujuan untuk menentukan prediksi kondisi keuangan dimasa
mendatang.
Menurut Kariyoto (2017:2) dalam praktiknya, terdapat dua macam
model analisis laporan keuangan, yaitu sebagai berikut :
a. Analisis Vertikal (Statis)
Merupakan model analisis yang dilakukan melalui cara
menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu,
dengan mengkomparasikan antara pos yang satu dengan pos
yang lain pada laporan keuangan yang sama pada tahun
(periode) yang sama.
b. Analisis Horizontal (Dinamis)
12
Merupakan model analisis yang dilakukan dengan cara
mengkomparasikan laporan keuangan untuk beberapa tahun
(periode), sehingga dapat diketahui trend dan
kecenderungannya.
6. Kesulitan Keuangan dan Kebangkrutan
Secara umum kebangkrutan adalah kondisi dimana suatu usaha
mengalami masalah keuangan yang memaksa pemilik usaha menutup
usahanya karena kondisi keuangan usaha tersebut sudah tidak
memungkinkan untuk berproduksi kembali.
Pengertian kebangkrutan menurut Toto (2011:332) adalah
Bankcruptcy adalah kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi
untuk melunasi kewajibannya. Kondisi ini biasanya tidak muncul
begitu saja di perusahaan, ada indikasi awal dari perusahaan tersebut
yang biasanya dapat dikenal lebih dini kalau laporan keuangan
dianalisis secara lebih cermat dengan suatu cara tertentu. Rasio
keuangan dapat digunakan sebagai indikasi adanya kebangkrutan di
perusahaan.
menurut Lesmana (2003:174) kebangkrutan adalah ketidakpastian
mengenai kemampuan atas suatu perusahaan untuk melanjutkan
kegiatan operasionalnya jika kondisi keuangan yang dimiliki
mengalami penurunan.
Pengertian kebangkrutan menurut Prihadi (2008:177) adalah
kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi
kewajibannya. Sedangkan, Pengertian kebangkrutan menurut Darsono
(2005:165) kebangkrutn adalah kegagalan perusahaan dimana
menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba.
Dari pemaparan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian dari kebangkrutan adalah kondisi keungan suatu
perusahaan sudah tidak sehat dan tidak mampu menghasilkan laba,
tidak mampu untuk membiayai operasional perusahaan serta tidak
mampu untuk melunasi kewajiban atau hutang.
13
7. Penyebab Kebangkrutan
Beberapa penyebab terjadinya kebangkrutan pada suatu perusahaan
adalah sebagai berikut :
a. Neoclassical model
Kesulitan keuangan terjadi ketika alokasi sumber daya
tidak tepat. Mengestimasi kesulitan dilakukan dengan data neraca
dan laporan laba rugi.
b. Financial model
Kesulitan keuangan ditandai dengan adanya struktur
keuangan yang salah dan menyebabkan batasan likuiditas.
Perusahaan dapat bertahan hidup dalam jangka panjang, namun
perusahaan tersebut harus bangkrut dalam jangka pendek.
c. Corporate governance model
Kesulitan keuangan ketika perusahaan memiliki susunan
aset yang tepat dan struktur keuangan yang baik namun dikelola
dengan buruk.
8. Faktor-faktor kebangkrutan
Ada beberapa factor yang dapat memicu terjadinya kebangkrutan
suatu perusahaan. Bukan hanya perusahaan dengan skala kecil, namun
perusahaan skala multinasonal pun dapat menjadi bangkrut jika tidak
memiliki manajemen yang baik.
Berikut adalah beberapa faktor kebangkrutan sebuah perusahaan :
a. Rencana bisnis yang kurang matang
Dalam membangun sebuah perusahaan harus dilakukan
perencanaan yang baik dan matang. Jika perencanaan kurang
baik maka dapat mengkibatkan kebangkrutan.
b. Strategi pemasaran yang kurang strategis
Kesalahan dalam strategi pemasaran akan membuat
perusahan sulit mencapai target. Seperti riset pasar yang
14
tidak tepat, harga yang terlalu mahal, iklan promosi yang
kurang menarik, dan lain-lain. Maka dari itu, Anda harus
berhati-hati dalam menyiapkan dan menjalankan strategi
pemasaran.
c. Tidak memahami kebutuhan konsumen
Kurangnya pengetahuan atas kebutuhan yang diingikan
oleh konsumen dapat memicu terjadinya kebangkrutan karena
kurangnya minat pasar untuk membeli produk dari perusahaan
d. Kurangnya inovasi
Perubahan zaman terjadi begitu cepat karena hadirnya
internet dan perkembangan teknologi yang semakin modern.
Maka perlu beradaptasi dengan melakukan inovasi.
e. Manajemen keuangan yang buruk
Keuangan merupakan urusan yang sangat krusial yang
harus diperhatikan dengan serius. Jika tidak, perusahaan
akan mengalami ketidakstabilan modal dan hutang piutang
yang terlalu besar, sehingga mengakibatkan keuntungan
yang minim hingga terjadinya kebangkrutan
f. Kondisi ekonomi global yang tidak stabil
Kondisi perekonomian dunia yang sedang tidak stabil
dapat menyebabkan penurunan ekonomi di Indonesia.
Akibatnya, daya beli masyarakat ikut menurun
9. Jenis-jenis Kesulitan keuangan
Menurut Gamayuni (2011), terdapat lima bentuk kesulitan
keuangan atau financial distress, yaitu sebagai berikut:
a. Economic failure.
Suatu keadaan pendapatan perusahaan tidak dapat menutup
total biaya perusahaan, termasuk biaya modal.
15
b. Business failure.
Suatu keadaan perusahaan menghentikan kegiatan operasional
dengan tujuan mengurangi (akibat) kerugian bagi kreditor.
c. Technical insolvency.
Suatu keadaan perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban
yang jatuh tempo.
d. Insolvency in bankruptcy.
Suatu keadaan nilai buku dari total kewajiban melebihi nilai
pasar aset perusahaan.
e. Legal bankruptcy.
Suatu keadaan perusahaan dikatakan bangkrut secara hukum.
Sedangkan menurut Subhan (2015:54), kesulitan keuangan suatu
perusahaan bisa terjadi bermacam-macam tipe. Dalam manajemen
keuangan kesulitan keuangan perusahaan dibedakan menjadi :
a. Economic Failure
Pendapatan perusahaan tidak dapat menutup biaya total,
termasuk biaya modal. Usaha yang mengalami economic
failure dapat meneruskan operasinya sepanjang kreditor
berkeinginan untuk menyediakan tambahan modal.
b. Business Failure
Usaha yang menghentikan operasi perusahaan dengan akibat
kehilangan kreditur sehingga perusahaan menghentikan
kegiatan operasionalnya. Dengan demikian, usaha dapat
diklarifikasikan sebagai gagal meskipun tidak melalui
kebangkrutan secara formal.
c. Technical Insolvency
Sebuah perusahaan dapat dinilai bangkrut apabila tidak
memnuhi kewajiban yang jatuh tempo. Hal ini mungkin
menunjukan kekurangan likuiditas yang sifatnya sementara
dimana pada suatu waktu perusahaan dapat mengumpulkan
16
uang untuk memenuhi kewajibannya dan tetap menjalankan
operasional peruahaan.
d. Insolvensy in Bankruptcy
Sebuah perusahaan yang mengalami pencatatan nilai buku dari
total kewajiban nilai pasar dari asset perusahaan. Hal ini
merupakan suatu keadaan yang lebih serius bila dibandingkan
dengan technical insolvency, sebab pada umumnya ini
mengarah ke likuiditas suatu usaha.
e. Legal Bankcruptcy
Putusan kepailitan yang dijatuhkan oleh pengadilan sesuai
dengan undang-undang karena mengalami tahapan-tahapan
kesulitan keuangan.
10. Indikasi Kebangkrutan
Menurut Hariani (2009) dalam Ayuningtyas (2017), indikator –
indikator yang dapat digunakan untuk melihat tanda – tanda
kebangkrutan dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Indikator yang harus diperhatikanoleh manajer :
1) Penurunan volume penjualan karena adanya perubahan
selera atau permintaan konsumen.
2) Kenaikan biaya produksi.
3) Tingkat persaingan yang semakin ketat.
4) Ketidak efektifan dalam melaksanakan fungsi pengumpulan
piutang.
5) Kurang adanya dukungan atau fasilitas perbankan (kredit).
6) Tingginya tingkat ketergantungan terhadap hutang.
b. Indikator yang harus diamati oleh eksternal :
1) Penurunan deviden yang dibagikan kepada pihak pemegang
saham.
2) Terjadinya penurunan laba atau keuntungan yang terus
menerus bahkan sampai terjadinya kerugian.
17
3) Ditutupnya atau dijualnya satu atau lebih unit usaha.
4) Terjadinya pemecatan pegawai atau karyawan.
5) Pengunduran diri eksekutif puncak.
6) Harga saham yang terus menerus turun di pasar modal.
11. Manfaat Prediksi Kesulitan Keuangan
Kebangkrutan merupakan akumulasi dari pengelolaan perusahaan
dalam jangka panjang (Rudianto,2013:253) (dalam Ayuningtyas,
2017). Karena itu, diperlukan alat untuk mendeteksi potensi
kebangkrutan. Analisis financial distress merupakan tanda awal
terjadinya kebangkrutan. Informasi prediksi financial distress berguna
untuk :
a. Mempercepat tindakan manajemen untuk mencegah masalah
sebelum terjadi kebangkrutan.
b. Mengambil tindakan merger atau take over agar perusahaan
lebih mampu membayar hutang dan mengelola perusahaan
dengan baik dan benar.
c. Memberikan tanda peringatan dini adanya kebangkrutan pada
masa yang akan datang.
12. Kategori Kesulitan Keuangan
Menurut Fahmi (2012), secara umum membagi financial distress
atau kesulitan keuangan menjadi empat kategori, yaitu sebagai
berikut:
a. Kesulitan Keuangan Tipe A (Sangat Tinggi)
Kategori ini memungkinkan perusahaan dinyatakan untuk
berada di posisi bangkrut atau pailit. Pada kategori ini
memungkinkan pihak perusahaan melaporkan ke pihak terkait
seperti pengadilan bahwa perusahaan telah berada dalam posisi
bankruptcy (pailit). Dan menyerahkan berbagai urusan untuk
ditangani oleh pihak luar perusahaan.
18
b. Kesulitan Keuangan Tipe B (Tinggi)
Pada posisi ini perusahaan harus memikirkan berbagai
solusi realistis dalam menyelamatkan berbagai aset yang
dimiliki, seperti sumber-sumber aset yang ingin dijual dan
tidak dijual/dipertahankan. Termasuk memikirkan berbagai
dampak jika dilaksanakan keputusan merger (penggabungan)
dan akuisisi (pengambilalihan). Salah satu dampak yang sangat
nyata terlihat pada posisi ini adalah perusahaan mulai
melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan pensiun
dini pada beberapa karyawannya yang dianggap tidak layak
(infeasible) lagi untuk dipertahankan.
c. Kesulitan Keuangan Tipe C (Sedang)
Pada kondisi ini perusahaan sudah harus melakukan
perombakan berbagai kebijakan dan konsep manajemen yang
diterapkan selama ini, bahkan jika perlu melakukan perekrutan
tenaga ahli baru yang dimiliki kompetensi yang tinggi untuk
ditempatkan di posisi-posisi strategis yang bertugas
mengendalikan dan menyelamatkan perusahaan, termasuk
target dalam menggenjot perolehan laba kembali.
d. Kesulitan Keuangan Tipe D (Rendah)
Pada kategori ini perusahaan dianggap hanya mengalami
fluktuasi finansial temporer yang disebabkan oleh berbagai
kondisi eksternal dan internal, termasuk lahirnya dan
dilaksanakan keputusan yang kurang begitu tepat.
19
13. Analisis Prediksi Kebangkrutan Altman Z-Score.
Analisis prediksi financial distress merupakan usaha peringatan
dini untuk perusahaan menuju kebangkrutan. Semakin awal tanda-
tanda kebangkrutan dapat diketahui maka semakin baik bagi
manajemen untuk melakukan rencana-rencana perbaikan serta
mengantisipasi berbagai kemungkinan buruk yang akan terjadi.
Terdapat beberapa metode perhitungan yang dapat digunakan
untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Dalam penelitian ini
peneliti akan menggunakan model Altman Z-score.
Altman merupakan salah satu teknik statistik yang bisa digunakan
untuk memprediksi adanya kebangkrutan di suatu perusahaan. Model
analisis diskriminan Altman ini sering dikenal dengan istilah Z-Score.
Edward Altman merupakan orang pertama yang mulai menerapkan
model Z-Score. Selama penelitian, Altman telah melakukan tiga kali
penyesuaian terhadap formula Z-Score agar dapat memprediksi
kebangkrutan secara lebih akurat sesuai dengan karakteristik
perusahaan.
Pada tahun 1968 Dr Edward I. Altman melakukan penelitian
terhadap 66 perusahaan yaitu pada tahun 1946 sampai 1965.
Penelitian tersebut menerapkan metode Multivariate Discriminant
Analysist (MDA) dan mengelompokan perusahaan menjadi dua, yaitu
33 perisahaan yang bangkrut dan 33 perusahaan yang sehat atau tidak
bangkrut. Sampel yang diteliti hanya berasal dari perusahaan
manufactur. Penelitian tersebut menghasilkan lima rasio yaitu :
X1 : Rasio Modal Kerja terhadap Total Aktiva (Working Capital to
Total Assets)
X2 : Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aktiva (Retained Earnings
to Total Assets)
20
X3 : Rasio EBIT terhadap Total Aktiva (Earning Before Interest
and Taxes to Total Assets)
X4 : Rasio Nilai Pasar Modal terhadap Total Hutang (Book Value
of Equity to Total Liabilities)
X5 : Rasio Nilai Penjualan terhadap Total Aset (Sales to Total
Assets)
Dan menghasilkan model perhitungan sebagai berikut :
Z = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,988X5
Metode Altman Z-Score memiliki 5 jenis rasio keuangan, yaitu
sebagai berikut :
a. Rasio Modal Kerja terhadap Total Aktiva (Working Capital to
Total Assets)
Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan modal kerja bersih dari total aset yang dimiliki.
Rasio ini dihitung dengan membagi modal kerja bersih dengan
total asset. Penghitungan WCTA (X1) adalah sebagai berikut :
X1 = (Aset Lancar – Liabilitas Lancar) / Total Aset
b. Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aktiva (Retained Earnings
to Total Assets)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba ditahan dari total aset perusahaan. Laba
ditahan terjadi karena pemegang saham biasa mengijinkan
perusahan untuk menginvestasikan kembali laba yang tidak
diberikan sebagai dividen. Dalam Laporan Posisi Keuangan
bukan merupakan kas dan tidak tersedia untuk pembayaran
dividen. RETA (X2) dapat dihitung sebagai berikut :
21
X2 = Laba Ditahan / Total Aset
c. Rasio EBIT terhadap Total Aktiva (Earning Before Interest and
Taxes to Total Assets)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dari aset perusahaan, sebelum pembayaran
bunga dan pajak. Rasio EBITTA (X3) dapat dihitung sebagai
berikut :
X3 = EBIT / Total Aset
d. Rasio Nilai Pasar Modal terhadap Total Hutang (Book Value of
Equity to Total Liabilities)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban dari nilai pasar modal sendiri (saham
biasa). Rasio BVETL (X4) dapat dihitung dengan :
X4 = Nilai Pasar Modal / Total Liabilitas
e. Rasio Nilai Penjualan terhadap Total Aset
Rasio ini untuk mengukur seberapa efisien perusahaan
menggunakan aset-aset perusahaan untuk menghasilkan
penjualan. Rasio Penjualan terhadap total asset (X5) dapat
dihitung dengan :
X5 = Nilai Penjualan / Total Asset
2.2 Penelitian Terdahulu
Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis mempelajari dan
membaca penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti terdahulu.
Untuk menjaga keaslian penelitian, maka dapat dibandingkan dengan
penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel penelitian
ini, yaitu sebagai berikut :
22
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Penelitian Kesimpulan
1 Irene Melanie Analisis Z-Score
Dalam Memprediksi
Kebangkrutan (Studi
Empiris pada
Perusahaan Farmasi,
Food and Beverages
yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta
tahun 2001-2004)
1. Rasio metode Z-
score mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap prediksi
kebangkrutan
baik secara
analisis regresi
maupun anlisis
multivariate.berd
asarkan kedua
analisis tersebut
juga dapat
diketahui bahwa
rasio-rasio
tersebut tidak
dapat
berpengaruh
secar bersama-
sama.
23
2 Fitria Wulandari,
Burhanudin, dan
Rochmi
Widayanti
Analisis Prediksi
Kebngkrutan
Menggunakan
Metode Altman (Z-
Score) Pada
Perusahaan Farmasi
(Studi Kasus Pada
Perusahaan Terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia tahun
2011-2015)
1. Pada tahun 2011
– 2015 pada
kelima
perusahaan
farmasi berada
dalam kategori
sehat, nilai Z-
Score seluruh
perusahaan ≥
2,99.
2. Dari kelima
perusahaan
farmasi yang
dianalisis PT
Merck Tbk pada
tahun 2011, 2013
dan 2014
memiliki nilai Z-
Score paling
tinggi yaitu
sebesar 8,45, 6,3
dan 5,93.
3. PT Kalbe Farma
24
Tbk pada tahun
2012 dan tahun
2015 memiliki
nilai Z-Score
paling tinggi
yaitu sebesar
6,08 dan 5,92
3 Yudha Samodra
Harlen,
Topowijono, dan
Devi Farah
Azizah
Analisis Penggunaan
Model Altman (Z-
Score) Untuk
Memprediksi Potensi
Kebangkrutan (Studi
Kasus pada
Perusahaan Sub
Sektor Pertmbangan
Minyak dan Gas
Bumi yang Terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia Tahun
2012-2016)
1. Berdasarkan hasil
perhitungan
didapatkan hasil
bahwa hanya ada
satu perusahaan
yang diprediksi
sehat yaitu PT.
Elnusa, Tbk.
2. Terdapat empat
perusahaan yang
diprediksi dengan
menggunakan
model Altman
(Z-Score) berada
dalam kondisi
rawan bangkrut
25
apabila tidak ada
pengambilan
keputusan
keuangan yang
tepat lebih lanjut.
2.3 Kerangka Berpikir
Uma Sekaran (1992) dalam (Sugiyono, 2010) mengemukakan
bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting.
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
Dari kerangka berpikir pada penelitian prediksi kebangkrutan PT.
Sunson Textile Manufcture. Kemudian dilakukan identifikasi laporan
keuangan pada laporan keuangan PT Sunson Textile Manufacture pada
tahun 2014-2018. Dari laporan keuangan tersebut kemudian
diperhitungkan beberapa rasio yang diperlukan untuk menganalisis
prediksi kebangkrutan, adapun rasio yang diperlukan adalah rasio modal
kerja terhadap total aktiva (X1), rasio laba ditahan terhadap total aktiv
(X2), rasio EBIT terhadap total asset (X3), rasio nilai pasar terhadap total
Laporan Keuangan
WCTA (X1)
RETA (X2)
EBITTA (X3)
BVETL (X4)
Prediksi Kebangkrutan
STTA (X5)
26
hutang(X4), Rasio Penjualan terhadap total asset (X5). Dari kelima rasio
tersebut dihitung untuk mengetahui hasil analisis prediksi kebangkrutan
PT Sunson Textile Manufcture.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan suatu cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2017:2).
Metode penelitian merupakan suatu teknik atau cara mencari, memperoleh,
mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data
sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan
kemudian menganalisa faktor – faktor yang berhubungan dengan pokok –
pokok permasalahan sehingga akan menghasilkan suatu kebenaran
berdasarkan data – data yang akan diperoleh.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode
ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode
penelitian, data dalam penelitian ini berupa angka – angka dan analisis
menggunakan statistik (Sugiyono, 2017:7). Adapun metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Nazir (2009: 54), menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan penelitian
deskriptif serta tujuannya adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta – fakta, sifat –
sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
3.2 Data penelitian
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif dan sumber datanya adalah sumber data sekunder. Data
27
28
kuantitatif yang digunakan adalah data berupa laporan keuangan yang
menunjukkan laba (rugi) perusahaan PT Sunson Textile Manufactur.
Data sekunder merupakan data yang telah diolah dan dipublikasikan oleh
instansi tertentu. Dalam penelitian ini data diperoleh dari informasi yang
telah disediakan oleh Bursa Efek Indonesia, penelusuran literatur-
literatur terkait serta bahan pustaka.
3.2.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam
menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda,
tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara,
pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat
menggunakan salah satu atau gabungan teknik tergantung dari masalah
yang dihadapi atau yang diteliti
Metode yang dilakukan dengan teknik pengumpulan dokumentasi,
yaitu dengan mendapatkan data secara langsung dari sumber data yang
tersedia, laporan penelitian sebelumnya, dan laporan keuangan secara
historis lalu mempelajarinya serta menganalisis data yang telah
dipublikasikan dari perusahaan melalui web resmi perusahaan tersebut
maupun dengan mengakses data statistik yang tersedia pada situs
https://web.idx.id yang dikelola oleh Bursa Efek Indonesia dan Laporan
Keuangan yang tersedia pada web perusahaan. Peneliti menganalisis data
pada perusahaan tersebut. Kemudian Peneliti mengambil data Laporan
Keuangan perusahaan tersebut dalam periode 2014-2018.
3.3 Metode Analisis Data
Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, maka dilakukan
pengolahan data. Dalam melakukan pengolahan data menjadi informasi
dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel dan Microsoft Word. Pada
29
metode ini alat pengujian yang dipakai adalah dengan menggunakan
analisis Z-Score model Altman.
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menganalisis datanya :
1. Melakukan penghitungan terhadap rasio-rasio keuangan Altman Z-
Score pada laporan keuangan perusahaan yang dijadikan sampel
penelitian.
Rasio-rasio keuangan metode Altman Z-score adalah sebagai berikut :
a. X1 = Rasio Modal Kerja Terhadap Total Aset.
b. X2 = Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aset.
c. X3 = Rasio Laba Sebelum Bunga dan Pajak terhadap Total Aset.
d. X4 = Rasio Nilai Pasar Saham terhadap Total Liabilitas.
e. X5 = Rasio Penjualan terhadap Total Aset.
2. Setelah menghitung rasio-rasio yang dibutuhkan, maka selanjutnya
menghitung nilai Z-Score pada perusahaan yang dijadikan objek
penelitian, dengan rumus dari Altman Z-Score sebagai berikut :
Z=0,717 X 1+0,847 X 2+3,107 X 3+0,420 X 4+0,988 X 5
3. Setelah menghitung rasio-rasio dan memasukkannya ke dalam rumus
persamaan altman Z-Score, maka selanjutnya elakukan klasifikasi
perusahaan berdasarkan nilai score yang didapatkan, menentukan batas
melalui titik cut off dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jika nilai Z < 1,23 = Zona “Distress” (Dalam kondisi ini,
perusahaan mengalami financial distress dan berpotensi tinggi
mengalami kebangkrutan).
30
b. Jika nilai 1,23 < Z < 2,99 = Zona “Abu-abu” (Dalam kondisi ini,
perusahaan mengalami financial distress yang harus ditangani oleh
manajemen secara tepat. Terdapat kemungkinan perusahaan
bangkrut atau survive dari masa financial distress).
c. Jika nilai Z > 2,99 = Zona “Aman” (Dalam kondisi ini, perusahaan
tidak memiliki potensi mengalami kebangkrutan).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT Sunson Textile Manufacturer Tbk yang didirikan pada tahun 1972
dengan nama PT. Sandang Usaha Indonesia Tekstil Industri dan memulai kegiatan
komersialnya pada tahun 1973. Kantor pusat Sunson terletak di Jl. Ranggamalela
No. 27, Bandung dan lokasi utama bisnis terletak di Jl. Raya Rancaekek KM 25,
Sumedang, Jawa Barat. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham
Sunson Textile Manufacturer Tbk antara lain : PT. Sunsonindo Textile Investama
(40,99%), East Rise Capital Limited (14,50%), Easefull Enterprise Limited
(14,04%) dan Sudjono Suriadi (5,92%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SSTM
meliputi usaha di bidang industri tekstil terpadu termasuk memproduksi dan
menjual benang, kain dan produk tekstil lainnya serta melakukan perdagangan
umum.
Pada tahun PT Sunson Testil Manufacture memiliki aset lancar sebesar Rp
389.785.346.285 dan aset tidak lancar sebesar 374.878. 000.649 sehingga
keseluruhan total aset yang dimiliki oleh PT Sunson Textil Manufacture pada
tahun 2014 sebesar Rp 773.663.346.934. Total liabilitas atau kewajiban yang
dimiliki oleh perusahaan pada 2014 adalah sebesar Rp 514.793.507.583. Tahun
2014 total penjualan bersih sebesar Rp 519.854.661.831, dan tahun 2014 PT
Sunson Textile Manufacture mengalami kerugian sebesar Rp (12.840.297.828).
Total aset yang dimiliki oleh PT Sunson Textil Manufacture pada tahun
2015 sebesar Rp 721.884.167.684. Total liabilitas atau kewajiban yang dimiliki
oleh perusahaan pada 2015 adalah sebesar Rp 477.792.694.823. Tahun 2015 total
penjualan bersih pada tahun ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya ,
penjualan tahun 2015 adalah sebesar Rp 506.180.498.366., dan tahun 2015 PT
Sunson Textile Manufacture mengalami kerugian sebesar Rp (10.462.177.146).
31
32
total aset yang dimiliki oleh PT Sunson Textil Manufacture pada tahun 2016
sebesar Rp 670.963.993.715. Total liabilitas atau kewajiban yang dimiliki oleh
perusahaan pada 2016 adalah sebesar Rp 407.944.491.993. Tahun 2016 total
penjualan bersih sebesar Rp 436.691.203.876, dan tahun 2016 PT Sunson Textile
Manufacture mengalami kerugian sebesar Rp (15.208.057.912).
total aset yang dimiliki oleh PT Sunson Textil Manufacture pada tahun 2017
sebesar Rp 605.643.301.307. Total liabilitas atau kewajiban yang dimiliki oleh
perusahaan pada 2017 adalah sebesar Rp 393.177.629.585. Tahun 2017 total
penjualan bersih sebesar Rp 343.842.837.211, dan tahun 2017 PT Sunson Textile
Manufacture mengalami kerugian sebesar Rp (25.474.738.733).
total aset yang dimiliki oleh PT Sunson Textil Manufacture pada tahun 2018
sebesar Rp 562.174.180.897. Total liabilitas atau kewajiban yang dimiliki oleh
perusahaan pada 2018 adalah sebesar Rp 346.923.856.267. Tahun 2018 total
penjualan bersih sebesar Rp 410.244.604.874, dan pada tahun 2018 PT Sunson
Textile Manufacture memiliki keuntungan atau laba sebesar Rp 2.784.652.907.
4.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja)
dalam organisasi. Strukturorganisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi ataukegiatan-kegiatan yang berbeda-beda
tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga
menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan
penyampaianlaporan.Struktur organisasi merupakan suatu kerangka dalam
manajemen organisasi agar suatu organisasi dapatberjalan sebagaimana mestinya
sesuai dengan tujuan. Berikut ini adalah struktur organisasi PT Sunson Textile
Manufacturer. Tbk :
33
Keterangan :
1.Dewan Komisaris
Dewan komisaris PT Sunson Textile Manufacturer memiliki 5 orang
anggota yaitu Sundjono Suriadi bertindak selaku komisaris utama. Dan
anggota Ny Mariah Suriadi, Bernadi Widjajakusuma, Ali Senitro, dan
Sutomo. Tugas dewan komisaris adalah melakukan pengawasan terhadap
pengurusan Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan
nasihat berkenaan dengan kebijakan Direksi dalam menjalankan perusahaan.
2.Komite Audit
Komite audit membantu Dewan Komisaris menjalankan fungsi pengawasan
atas kegiatan Perseroan yang terkait dengan penelaahan atas informasi
keuangan, pengendalian internal, manajemen risiko, efektivitas auditor
internal dan eksternal, dan kepatuhan pada peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
DEWAN KOMISARIS
KOMITE AUDIT
DIREKTUR UTAMA
AKUNTANSI SPINNING
GENERAL MANAGER
INTERNAL AUDITSEKRETARIS PERUSAHAAN
PEMASARAN WEAVINGKEUANGAN
GUDANG SDM
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
34
3.Direktur Utama
Direkrut Utama dijabat oleh Purnawan Suriadi, tugas dari direktur utama
adalah mengkoordinasi dan menjalankan serta memberi kebijakan tertinggi
dalam suatu perusahaan.
4.Sekretaris Perusahaan
Sekretaris perusahaan mempunyai tugas pokok untuk menjembatani
komunikasi antara perseroan dan masyarakat serta menjaga keterbukaan
informasi.
5. Internal Audit
Tugas dari internal audit adalah Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas
efisiensi dan efektivitas di seluruh bidang kegiatan Perseroan. Menguji dan
mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem manajemen
risiko sesuai dengan kebijakan Perseroan.
6.General Manager
General manager bertugas mengkoordinasikan kegiatan dari satu atau lebih
departemen, seperti teknik, operasi atau penjualan, atau divisi utama dari
organisasi bisnis dan membantu petugas administrasi kepala dalam
merumuskan dan mengelola kebijakan organisasi dengan melakukan tugas
berikut secara pribadi atau melalui manajer bawahan
4.3 Hasil Penelitian
Hasil penelitian dan pembahasan dari penghitungan rasio-rasio
keuangan Altman Z-Score Modifikasi adalah sebagai berikut :
1. Rasio Modal Kerja terhadap Total Aset (X1)
Rasio ini memiliki rumus penghitungan sebagai berikut :
X 1= Aset Lancar−Liabilitas LancarTotal Aset
35
Tabel 4.1 Modal Kerja Bersih
Tahun Aset Lancar Liabilitas LancarModal Kerja
(aset lancar – liabilitas lancar)
2014 398.785.346.285 332.510.082.788 66.275.263.497
2015 377.319.537.345 331.660.630.809 45.658.906.536
2016 351.706.167.938 277.524.504.441 74.181.663.497
2017 311.547.858.348 182.421.582.456 129.126.275.892
2018 294.172.560.216 131.917.686.499 162.254.873.767
Tabel 4.2 Rasio Modal kerja Terhadap Total Aset
Tahun Modal Kerja Total Aset X1
2014 66.275.263.497 773.663.346.934 0,086
2015 45.658.906.536 721.884.167.684 0,063
2016 74.181.663.497 670.963.993.715 0,111
2017 129.126.275.892 605.643.301.307 0,213
2018 162.254.873.767 562.174.180.897 0,289
Dari data tabel diatas menunjukan nilai rasio modal kerja terhadap aktiva.
a. Pada tahun 2014 rasio X1 sebesar 0,086. Nilai rasio tersebut
merupakan hasil pembagian dari modal kerja sebesar Rp
66.275.263.497 dengan total aktiva sebesar Rp 773.663.346.934.
b. Pada tahun 2015 rasio X1 sebesar 0,063. Nilai rasio tersebut
merupakan hasil pembagian dari modal kerja sebesar Rp
45.658.906.536 dengan total aktiva sebesar Rp 721.884.167.684.
c. Pada tahun 2016 rasio X1 sebesar 0,111. Nilai rasio tersebut
merupakan hasil pembagian dari modal kerja sebesar Rp
74.181.663.497 dengan total aktiva sebesar Rp 670.963.993.715.
36
d. Pada tahun 2017 rasio X1 sebesar 0,213. Nilai rasio tersebut
merupakan hasil pembagian dari modal kerja sebesar Rp
129.126.275.892 dengan total aktiva sebesar Rp 605.643.301.307.
e. Pada tahun 2018 rasio X1 sebesar 0,289. Nilai rasio tersebut
merupakan hasil pembagian dari modal kerja sebesar Rp
162.254.873.767 dengan total aktiva sebesar Rp 562.174.180.897.
2. Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aset (X2)
Rasio ini memiliki rumus pernghitungan sebagai berikut :
X 2= Laba DitahanTotal Aset
Tabel 4.3 Laba Ditahan terhadap Total Aset
Tahun Laba Ditahan Total Aset X2
2014 (104.480.160.110) 773.663.346.934 (0,135)
2015 (116.870.769.863) 721.884.167.684 (0,162)
2016 (98.322.557.413) 670.963.993.715 (0,147)
2017 (147.111.482.423) 605.643.301.307 (0,243)
2018 (145.999.444.506) 562.174.180.897 (0,260)
Dari table tersebut menunjukan nilai rasio laba ditahan terhadap aktiva.
a. Pada tahun 2014 rasio X2 menunjukan -0,135, dimana nilai rasio
tersebut merupakan hasil pembagian dari laba ditahan sebesar Rp -
104.480.160.110 dengan total aktiva sebesar Rp 773.663.346.934.
b. Pada tahun 2015 rasio X2 menunjukan -0,162, dimana nilai rasio
tersebut merupakan hasil pembagian dari laba ditahan sebesar Rp -
116.870.769.863 dengan total aktiva sebesar Rp 721.884.167.684.
37
c. Pada tahun 2016 rasio X2 menunjukan -0,147, dimana nilai rasio
tersebut merupakan hasil pembagian dari laba ditahan sebesar Rp -
98.322.557.413 dengan total aktiva sebesar Rp 670.963.993.715.
d. Pada tahun 2017 rasio X2 menunjukan -0,243, dimana nilai rasio
tersebut merupakan hasil pembagian dari laba ditahan sebesar Rp -
147.111.482.423 dengan total aktiva sebesar Rp 605.643.301.307.
e. Pada tahun 2018 rasio X2 menunjukan -0,260, dimana nilai rasio
tersebut merupakan hasil pembagian dari laba ditahan sebesar Rp -
145.999.444.506 dengan total aktiva sebesar Rp 562.174.180.897
.
3. Rasio Laba Sebelum bunga dan Pajak terhadap Total Aset (X3)
Rasio ini memiliki rumus perhitungan sebagai berikut :
X 3= EBITTotal Aset
Tabel 4.4 Laba Sebelum bunga dan Pajak terhadap Total Aset
Tahun EBIT Total Aset X3
2014 (22.639.453.386) 773.663.346.934 (0,029)
2015 (22.355.081.158) 721.884.167.684 (0,031)
2016 (21.393.443.783) 670.963.993.715 (0,032)
2017 (21.551.113.157) 605.643.301.307 (0,036)
2018 (12.198.354.651) 562.174.180.897 (0,022)
Dari table diatas menunjukan nilai rasio EBIT terhadap total aktiva.
a. Pada tahun 2014 rasio X3 sebesar -0,029, rasio tersebut merupakan
hasil pembagian dari EBIT sebesar Rp -22.639.453.386 dengan total
aktiva sebesar Rp 773.663.346.934.
b. Pada tahun 2015 rasio X3 sebesar -0,031, rasio tersebut merupakan
hasil pembagian dari EBIT sebesar Rp -22.355.081.158 dengan total
aktiva sebesar Rp 721.884.167.684.
38
c. Pada tahun 2016 rasio X3 sebesar -0,032, rasio tersebut merupakan
hasil pembagian dari EBIT sebesar Rp -21.393.443.783 dengan total
aktiva sebesar Rp 670.963.993.715.
d. Pada tahun 2017 rasio X3 sebesar -0,036, rasio tersebut merupakan
hasil pembagian dari EBIT sebesar Rp -21.551.113.157 dengan total
aktiva sebesar Rp 605.643.301.307.
e. Pada tahun 2018 rasio X3 sebesar -0,022, rasio tersebut merupakan
hasil pembagian dari EBIT sebesar Rp -12.198.354.651 dengan total
aktiva sebesar Rp 562.174.180.897.
4. Rasio Nilai Pasar Saham terhadap Total Liabilitas (X4)
Rasio ini memiliki rumus perhitungan sebagai berikut :
X 4=nilai pasar sahamTotal Liabilitas
Tabel 4.5 Nilai Pasar Saham terhadap Total Liabilitas
Tahun Nilai pasar saham Total Liabilitas X4
2014120.603.645.643
514.793.507.5830.234
201560.887.277.412
477.792.694.8230.127
2016421.527.305.160
407.944.491.9931.033
2017444.945.488.780
393.177.629.5851.132
2018529.250.949.812
346.923.856.2671.526
Dari tabel diatas menunjukan nilai rasio nilai pasar modal terhadap
total liabilitas.
a. Pada tahun 2014 rasio X4 sebesar 0,234. Rasio tersebut merupakan
hasil pembagian dari nilai pasar saham sebesar Rp 120.603.645.643
dengan total liabilitas sebesar Rp 514.793.507.583
39
b. Pada tahun 2015 rasio X4 sebesar 0,127. Rasio tersebut merupakan
hasil pembagian dari nilai pasar saham sebesar Rp 60.887.277.412
dengan total liabilitas sebesar Rp 477.792.694.823
c. Pada tahun 2016 rasio X4 sebesar 1,033. Rasio tersebut merupakan
hasil pembagian dari nilai pasar saham sebesar Rp 421.527.305.160
dengan total liabilitas sebesar Rp 407.944.491.993
d. Pada tahun 2017 rasio X4 sebesar 1,132. Rasio tersebut merupakan
hasil pembagian dari nilai pasar saham sebesar Rp 444.945.488.780
dengan total liabilitas sebesar Rp 393.177.629.585
e. Pada tahun 2018 rasio X4 sebesar 1,526. Rasio tersebut merupakan
hasil pembagian dari nilai pasar saham sebesar Rp 529.250.949.812
dengan total liabilitas sebesar Rp 346.923.856.267.
5. Rasio Penjualan terhadap Total Aset(X5)
Rasio ini memiliki rumus perhitungan sebagai berikut :
X 5=PenjualanTotal Aset
Tabel 4.6 Penjualan terhadap Total Aset
Tahun Penjualan Total Aset X5
2014 519.854.661.831 773.663.346.9340.672
2015 506.180.498.366 721.884.167.6840.701
2016 436.691.203.876 670.963.993.7150.651
2017 343.842.837.211 605.643.301.3070.568
2018 410.244.604.874 562.174.180.8970.730
40
Dari tabel diatas menunjukan rasio penjualan terhadap total aset.
a. Pada tahun 2014 rasio X5 adalah 0,672. rasio tersebut merupakan hasil
pembagian antara total penjualan sebesar Rp 519.854.661.831 dengan
total aset sebesar Rp 773.663.346.934.
b. Pada tahun 2015 rasio X5 adalah 0,701. rasio tersebut merupakan hasil
pembagian antara total penjualan sebesar Rp 506.180.498.366 dengan
total aset sebesar Rp 721.884.167.684.
c. Pada tahun 2016 rasio X5 adalah 0,651. rasio tersebut merupakan hasil
pembagian antara total penjualan sebesar Rp 436.691.203.876 dengan
total aset sebesar Rp 670.963.993.715.
d. Pada tahun 2017 rasio X5 adalah 0,568. rasio tersebut merupakan hasil
pembagian antara total penjualan sebesar Rp 343.842.837.211 dengan
total aset sebesar Rp 605.643.301.307.
e. Pada tahun 2018 rasio X5 adalah 0,730. rasio tersebut merupakan hasil
pembagian antara total penjualan sebesar Rp 410.244.604.874 dengan
total aset sebesar Rp 562.174.180.897.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan data dari perhitungan kelima variabel yang digunakan dalam
metode altman z-score maka langkah selanjutnya adalah memasukkan hasil
tersebut kedalam model persamaan altman z-score dengan mengkalikan hasil
data di atas dengan nilai konstanta standar masing-masing variabel. Model
persamaan dan hasil dari persamaan altman z-score adalah sebagi berikut :
Z=0,717 X1+0,847 X 2+3,107 X3+0,420 X4+0,988 X5
Keterangan :
Z : Hasil perhitungan Z-Score
X1 : Rasio Modal kerja terhadap Total Aset
X2 : Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aset
41
X3 : Rasio EBIT terhadap Total Aset
X4 : Rasio Nilai Pasar Saham terhadap Total Liabilitas
X5 : Rasio Penjualan terhadap Total Aset
Titik Cut Off Altman Z-score :
a. Jika nilai Z < 1,23 maka perusahaan berada pada zona Distress.
b. Jika nilai Z diantara 1,23 hingga 2,9 maka perusahaan berada pada
zona abu-abu.
c. Jika nilai Z > 2,9 maka perusahaan berada pada zona aman dan
perusahaan terindar dari potensi kebangkrutan
Tabel 4.7 hasil analisis altman Z-score
Tahun X1 X2 X3 X4 X5 Z-Score Prediksi
2014 0,060 -0,114 -0,090 0,098 0,671 0,624 Distress
2015 0,045 -0,137 -0,096 0,053 0,700 0,565 Distress
2016 0,080 -0,125 -0,099 0,434 0,650 0,939 Distress
2017 0,153 -0,206 -0,112 0,475 0,567 0,877 Distress
2018 0,207 -0,220 -0,068 0,641 0,729 1,288 Grey Area
Penjelasn :
a. Pada tahun 2014 PT Sunson Textile Manufacture memiliki nilai z-score
sebesar 0,624 dan berada pada posisi distress.
b. Pada tahun 2015 PT Sunson Textile Manufacture memiliki nilai z-score
sebesar 0,565 dan berada pada posisi distress.
c. Pada tahun 2016 PT Sunson Textile Manufacture memiliki nilai z-score
sebesar 0,939 dan berada pada posisi distress.
d. Pada tahun 2017 PT Sunson Textile Manufacture memiliki nilai z-score
sebesar 0,877 dan berada pada posisi distress.
e. Pada tahun 2018 PT Sunson Textile Manufacture memiliki nilai z-score
sebesar 1,288 dan berada pada posisi Grey Area
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan rasio Altman Z-score yang telah dilakukan untuk
menganalisis prediksi kebangkrutan perusahaan PT Sunson Textile Manufacture
pada tahun 2014-2018, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Dari hasil
penelitian dan analisa berdasarkan data laporan keuangan pada tahun penelitian,
PT Sunson Textile Manufacturer mengalami zona distress selama 4 tahun
berturut-turut yaitu tahun 2014 sampai tahun 2017 dan zona abu-abu pada tahun
2018. Nilai Z-score pada PT Sunson Textile Manufacturer terendah yaitu 0,565
pada tahun 2015 dan tertinggi 1,288 pada tahun 2018. Selama lima tahun dari
tahun 2014-2018 nilai Z-score PT Sunson Textile Manufacture mengalami
kenaikan dan penurunan di setiap tahunnya.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan dalam pembahasan dan
kesimpulan, maka terdapat beberapa saran yang dapat diberikan peneliti kepada
perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri tekstil dan garmen, antar lain
sebagai berikut:
1. Bagi pihak perusahaan, dengan adanya analisa kebangkrutan maka
perusahaan yang bersangkutan dapat melakukan perbaikan dini dalam
mencegah terjadinya kebangkrutan. Hal ini dilakukan gar mewaspadai
terjadinya kebangkrutan dengan memperbaiki kebijakan perusahaan
sehingga mampu menghindari terjadinya kebangkrutan.
2. Bagi pihak manajemen, harus berusaha memperbaiki kinerja perusahaan
agar perusahaan berada dalam posisi tidak bangkrut dengan meningkatkan
nilai modal kerja bersih, total aktiva, laba ditahan, laba sebelum bunga dan
pajak, harga pasar ekuitas, dan penjualan. Perusahaan juga harus
meningkatkan penjualan besih dan mengelola biaya – biaya agar tidak
42
menghasilkan kerugian pada perusahaan melaikan agar bisa menghasilkan
laba perusahaan, sehingga perusahaan bisa menjadi sehat dan bisa
menjalakan operasinalnya kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Johar. 2017. SPSS 24 untuk Penelitian dan Skripsi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Bahri, Syaiful . 2016. Pengantar Akuntansi Berdasarkam SAK ETAP dan IFRS. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Darminto, Dwi Prastowo. 2011. Analisis Laporan Keuangan.Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Fadhil. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Diakses Januari 29, 2020, from Analisis Laporan Keuangan: http://fadhilanalisis.blogspot.com/2011/10/analisis-laporan-keuangan.html.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta
Fitria Wulandari, B. d. 2017. Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Metode Altman (Z-Score) pada Perusahaan Farmasi (studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2011-2015). Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 2 No 1 : 15-27.
Gamayuni, Rindu Rika. 2011. Analisis Ketepatan Model Altman Sebagai Alat untuk Memprediksi Kebangkrutan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 16 No.2, h. 176- 190.
Harahap, Sofyan Syafri. 2015. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Ikatan Akuntansi indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan, PSAK No 1 : Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Kariyoto. 2017. Analisa Laporan Keuangan. Malang: UB Media.
Lesmana, Rico dan Rudy Surjanto. 2003. Financial Performance Analyzing.
Jakarta : PT Gramedia
Melanie, Irene. 2007. Analisis z-score dalam memprediksi kebangkrutan : studi empiris pada perusahaan farmasi, food and beverages yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2004. Skripsi thesis: Sanata Dharma University
Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta:Liberty.
Oktarina, Eka. 2017. Analisis Prediksi Kebangkrutan Dengan Menggunakan Metode Altman Z-score Pada PT BRI SYARIAH. Skripsi : UIN Raden Fatah Palembang
Prihadi, Toto. 2008. Deteksi Cepat Kondisi Keuangan : 7 Analisis Rasio Keuangan. Cetakan 1. Jakarta : PPM.
Riadi, Muchlisin. 2018. Financial Distress (Kesulitan Keuangan). Diakses 19 Februari 2020. https://www.kajianpustaka.com/2018/10/financial-distress-kesulitan-keuangan.html.
Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan Strategis. Jakarta: Erlangga.
Sadeli, H. Lili M. 2002. Dasar-Dasar Akuntansi. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Saputri, Y. D. 2019. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Para Ahli dan Tips Membuatnya Selalu Rapi. Diambil kembali dari Liputan6: https://www.liputan6.com/bisnis/read/3872420/tujuan-laporan-keuangan-menurut-para-ahli-dan-tips-membuatnya-selalu-rapi#:~:text=Menurut%20Ikatan%20Akuntan%20Indonesia%20(2009,pemakai%20dalam%20pengambilan%20keputusan%20ekonomi.
Savitri, Dita Wisnu. 2014. “Analisis Prediktor Kebangkrutan Terbaik dengan Menggunakan Metode Altman, Springate dan Zmijewski pada Perusahaan Delisting dari Bursa Efek Indonesia Tahun 2012.”
Seputar Pengetahuan. 2017. 18 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Para Ahli Terlengkap. Diakses 19 Januari 2020 https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/10/pengertian-laporan-keuangan-menurut-para-ahli.html.
Shubhan, M. Hadi. 2015. Hukum Kepailitan. Jakarta: Kencana.
Wahyudi, Setyo Tri. 2017. Statistika Ekonomi Konsep, Teori dan Penerapan. Malang: UB Press
Yudha Samodra Harlen, T. D. 2019. Analisis Penggunaan Model Altman (Z-Score) untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan (Studi kasus pada perusahaan sub sektor pertambangan minyak dan gas bumi yang terdaftar
di bursa efek Indonesia tahun 2012-2016). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 66 No.1 : 79-88.
______, Berita Satu. 2017. Lima Tahun Terakhir Industri Tekstil Terus Menurun. Jakarta: Berita Satu. Diakses Februari 17, 2020.https://www.beritasatu.com/industri/428882-lima-tahun-terakhir-industri-tekstil-terus-menurun.html
______, http://www.idx.com
______, http://www.sunson.co.id/laporan.htm
LAMPIRAN
Laporan Keuangan PT Sunson Textile Manufacture
Tahun 2014
Laporan Keuangan Jumlah (Rp)
Aktiva Lancar 398.785.346.285
Total Aktiva 773.663.346.934
Liabilitas Lancar 332.510.082.788
Total Liabilitas 514.793.507.583
Laba Ditahan (104.480.160.110)
Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) (22.639.453.386)
Nilai Pasar Saham 120.603.645.643
Penjualan 519.854.661.831
Sumber : Laporan Keuangan Tahun 2014
Laporan Keuangan PT Sunson Textile Manufacture
Tahun 2015
Laporan Keuangan Jumlah (Rp)
Aktiva Lancar 377.319.537.345
Total Aktiva 721.884.167.684
Liabilitas Lancar 331.660.630.809
Total Liabilitas 477.792.694.823
Laba Ditahan (116.870.769.863)
Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) (22.355.081.158)
Nilai Pasar Saham 60.887.277.412
Penjualan 506.180.498.366
Sumber : Laporan Keuangan Tahun 2015
Laporan Keuangan PT Sunson Textile Manufacture
Tahun 2016
Laporan Keuangan Jumlah (Rp)
Aktiva Lancar 351.706.167.938
Total Aktiva 670.963.993.715
Liabilitas Lancar 277.524.504.441
Total Liabilitas 407.944.491.993
Laba Ditahan (98.322.557.413)
Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) (21.393.443.783)
Nilai Pasar Saham 421.527.305.160
Penjualan 436.691.993.715
Sumber : Laporan Keuangan Tahun 2016
Laporan Keuangan PT Sunson Textile Manufacture
Tahun 2017
Laporan Keuangan Jumlah (Rp)
Aktiva Lancar 311.547.858.348
Total Aktiva 605.643.301.307
Liabilitas Lancar 182.421.582.456
Total Liabilitas 393.177.629.585
Laba Ditahan (147.111.482.423)
Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) (21.551.113.157)
Nilai Pasar Saham 444.945.488.780
Penjualan 343.842.837.211
Sumber : Laporan Keuangan Tahun 2017
Laporan Keuangan PT Sunson Textile Manufacture
Tahun 2018
Laporan Keuangan Jumlah (Rp)
Aktiva Lancar 294.172.560.216
Total Aktiva 562.174.180.897
Liabilitas Lancar 131.917.686.499
Total Liabilitas 346.923.856.267
Laba Ditahan (145.999.444.506)
Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) (12.198.354.651)
Nilai Pasar Saham 529.250.949.812
Penjualan 410.244.604.874
Sumber : Laporan Keuangan Tahun 2018