Kutipan dan Cara Menulis Kutipan
Transcript of Kutipan dan Cara Menulis Kutipan
KUTIPAN DAN CARA MENULIS KUTIPAN
MAKALAHUNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Filsafat Ilmuyang dibina oleh Bapak Drs. Sumarwahyudi, M.Sn.
olehTitis Harum Pangesthi
160253604225Offering F
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS SASTRA
JURUSAN SENI DAN DESAINNovember 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam penulisan suatau karya ilmiah, penulis menyebutkan pendapat-
pendapat para ahli atau teori yang dikemukakan oleh para ahli yang diperoleh dari
berbagai sumber untuk mengembangkan informasi yang dikaji dalam karya
ilmiahnya. Oleh karena itu penulis harus secara jujur menyantumkan rujukan
terhadap bahan yang ia ambil dari sumber lain serta memerhatikan dan
menerapkan aturan dalam mengutip pendapat orang lain.
Penulisan bahan atau hasil pemikiran orang lain dari suatu sumber
tanpa disertai rujukan diartikan dengan pencurian dan plagiasi. Plagiasi adalah
pencurian terhadap hasil pemikiran orang lain yang menyebabkan diakui sebagai
pemikirannya sendiri. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita terutama bagi para
mahasiswa untuk mempelajari perihal cara menulis daftar rujukan dan pengutipan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa manfaat kutipan?
2. Apa saja jenis-jenis kutipan?
3. Bagaimana cara dan contoh menulis kutipan?
4. Bagaimana cara menulis kutipan dari buku dan dari internet?
5. Apa perbedaan daftar pustaka dan daftar rujukan?
C. Tujuan
1. Mengetahui manfaat kutipan dan pengutipan pendapat para ahli dalam
karya ilmiah
2. Mengetahui jenis-jenis kutipan
3. Mengetahui cara-cara dan contoh penulisan kutipan
4. Mengetahui cara menulis kutipan dari buku dan internet
5. Mengetahui perbedaan darftar pustaka dan daftar rujukan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manfaat Kutipan dan Pengutipan Pendapat Para Ahli
Dalam penulisan karya ilmiah, kutipan ditujukan untuk merujuk informasi
berupa pendapat atau teori yang dikemukakan oleh para ahli. Informasi berupa
data atau pendapat para ahli digunakan untuk menunjang dan mempermudah
penulis untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya mengenai pokok masalah
yang dibahas dalam karya ilmiahnya apabila penulis sudah memperoleh sebuah
kerangka pemikiran yang mantap. Dengan adanya kutipan menunjukkan etika dan
kredibilitas penulis atau bukti kebenaran dari pernyataan yang dibuat oleh penulis
serta memudahkan pembaca untuk menelusuri informasi lebih lengkap.
B. Jenis Kutipan
Suryono, dkk. (2015:48) menjelaskan bahwa informasi yang dijadikan
sebagai rujukan dalam sebuah karya ilmiah perlu ditulis sesuai dengan kaidah
pengutipan. Terdapat tiga jenis tata pengutipan atau kaidah pengutipan yang biasa
digunakan di Indonesia, yaitu innote, footnote, dan endnote, dimana dalam
penggunaannya bergantung pada ketetapan kesepakatan suatu lembaga atau
instansi.
1. Innote
Innote atau in-text notation adalah pengutipan dan penulisan
rujukan dalam badan teks makalah, artikel, atau karya ilmiah yang lain.
Tata pengutipan semacam ini banyak digunakan di Indonesia (Suryono,
dkk. 2015:48).
Dalam jenis tata pengutipan innote, terdapat dua acara mengutip,
yakni kutipan langsung dan kutipan tak langsung. Kutipan langsung, yaitu
meyalin informasi sesuai dengan sumber. Sedangkan kutipan tak langsung
adalah tata pengutipan dimana didahului dengan penyaringan informasi
dari sumber rujukan.
Dalam kutipan tak langsung informasi yang dikutip tidak serta
merta sesuai dengan redaksi asli dari sumber rujukan (Suryono, dkk.
2015:50). Jadi penulisan kutipan tidak langsung menyalin dari sumber
rujukan, melainkan disajikan dalam bahasa atau pemaparan yang berbeda
dari sumber rujukan.
2. Footnote
Footnote biasanya disebut juga dengan catatan kaki. Sesuai dengan
sebutannya, footnote berisi catatan yang berada di bagian bawah (kaki)
halaman karya ilmiah yang umumnya berfungsi sebagai lokasi
penyantuman identitas sumber rujukan dari informasi yang dikutip di
bagian badan teks atau badan paragraf dan sebagai keterangan tambahan
untuk informasi, istilah, atau nama-nama tertentu (Suryono, dkk. 2015:52).
Namun informasi yang dikutip dipaparkan langsung pada badan paragraf
tanpa menggunakan tanda kutip, kecuali jika kutipan dilakukan secara
langsung
.
3. Endnote
Catatan akhir atau endnote merupakan jenis tata pengutipan yang
memanfaatkan kode angka sebagaimana footnote, untuk merujuk informasi
(Suryono, dkk. 2015:55). Berbeda dengan footnote, keterangan identitas sumber
rujukan endnote terletak pada bagian akhir, setelah seluruh pembahasan pada
karya ilmiah tuntas.
C. Cara Menulis Kutipan
1. Cara Menulis Kutipan Langsung Kurang dari 40 Kata
Suparno, dkk. (2010:104) menjelaskan sebagai berikut.
Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata ditulis di antara tanda kutip (“…”) sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama penulis, tahun, dan nomor halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung.
Suryono, dkk. (2015:48) menjelaskan bahwa keterangan mengenai sumber
kutipan yang perlu dicantumkan hanya terbatas pada: (1) nama belakang penulis,
(2) tahun penulisan referensi atau sumber rujukan, dan (3) halaman yang dikutip.
Dari dua sumber di atas dapat disimpulkan bahwa pengutipan krang dari
40 kata adalah tata pengutian dimana dilakukan dengan cara menyalin informasi
dari sumber rujuan di antara tanda petik (“…”), kemudian diikuti nama belakang
penulis, tahun penulisan sumber rujukan, dan nomor halam yang dikutip. Contoh
tata pengutipan ini adalah sebagai berikut.
a. Contoh pengutipan jika nama penulis disebut dalam teks secara terpadu:
Soebronto (1990:123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara fakor sosial
ekonomi dengan kemajuan belajar”.
b. Jika nama penulis disebut bersama tahun penerbitan dan nomor halaman:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “ ada hubungan yan erat antara faktor
sosial ekonomi dengan kemajuan belajar” (Soebronto, 1990:123).
c. Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal (‘…’):
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin
banyak ‘campur tangan’ pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi
karyawan di saerah perkotaan” (Soewignyo, 1991:101).
2. Cara Menulis Kutipan Langsung Terdiri dari 40 Kata atau Lebih
Sama halnya dengan pengutipan kurang dari 40 kata, susunan dan letak
nama belakang penulis, tahun penulisan sumber rujukan, dan nomor halaman
dapat ditulis secara terpadu dengan teks utama maupun menjadi satu dengan tahun
dan nomor halaman dalam tanda kurung.
Suparno, dkk. (2010:105) menerangkan kutipan yang berisi 40 kata atau
lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis
1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan dan diketik dengan spasi tunggal.
Contoh:
Smith (1990:276) menarik kesimpulan sebgaai berikut.
The ‘placebo effect’, which had been verified in previous studies, disappeared when behaviors were studied in this manner. Furthermore, the behaviors were never exhibited again, even when real drugs were administrated. Earlier studies were clearly premature in attributing the results to a placebo effect.
Menurut Suryono, dkk. (2015: 49) ada dua model penulisan kutipan 40
kata atau lebih. Pada model pertama sama terdapat pemisah antara badan
paragraph dengan paparan informasi yang dikutip dari sumber. Pada dasarnya
model pertama ini tata penulisannya sama dengan contoh di atas, hanya saja
menggunakan ukuran font 11.
Contoh:
Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum
sekolah. Hartono (2008:51) mengemukakan beberapa hal tersebut sebagai berikut.
Dalam menyusun kurukulum sekolah, hendaknya
dipertimbangkan (1) bahan-bahan pelajaran yang diperlukan untuk
belajar lebih lanjut pada tingkat sekolah yang berikutnya dan
hendaknya sudah diajarkan pada tingkat sebelumnya dan (2) bahan
pelajaran yang sudah diajarkan pada tingkat sekolah yang lebih rendah
tidak perlu lagi diajarkan lagi pada tingkat sekolah yang lebih tinggi.
Pada model yang ke dua pengutipan dilakukan sama dengan kutipan
kurang dari 40 kata dengan cara menulis nama belakang penulis bersama dengan
tahun penulisan dan nomor halan pada bagian akhir kutipan.
Contoh:
Dalam menyusun kurukulum sekolah, hendaknya dipertimbangkan
(1) bahan-bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada
tingkat sekolah yang berikutnya dan hendaknya sudah diajarkan pada
tingkat sebelumnya dan (2) bahan pelajaran yang sudah diajarkan pada
tingkat sekolah yang lebih rendah tidak perlu lagi diajarkan lagi pada tingkat
sekolah yang lebih tinggi (Hartono, 2008:51).
3. Cara Menulis Kutipan yang Sebagian Dihilangkan
Menurut Suparno, dkk. (2010:105) apabila dalam mengutip langsung
terdapat beberapa kata yang dihilangkan, maka kata-kata yang dihilangkan
diganti dengan tiga titik (…).
Contoh:
“Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah …
diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru” (Manan, 1995:278).
Apabila ada kalimat yang dihilangkan, maka kalimat yang
dihilangkan diganti dengan empat titik (….).
Contoh:
“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara
mata, tangan, atau bagian tubuh lain …. Yang termasuk gerak manipulatif
antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan menggambar”
(Asim, 1995:315).
4. Cara Menulis Kutipan Tidak Langsung
Suparno, (2010:106) menerangkan kutipan tidak langsung
merupakan pengutipan yang dilakukan menggunakan bahasa penulis sendiri
tanpa tanda kutip. Sehingga kutipan tidak sama dengan redaksi namun
maksud dan maknanya sama, dapat berupa paparan informasi maupun
kesimpulan dari sebuah informasi. Nama penulis bahan kutipan dapat ditulis
secara terpadu dalam badan teks, atau ditulis di dalam tanda kurung bersama
tahun penerbitannya, dan disebutkan nomor halaman jika memunginkan.
Jadi penulisan kutipan tak langsung hampir sama dengan penulisan kutipan
langsung kurang dari 40 kata, perbedaannya terletak pada tidak terdapatnya
tanda kutip.
a. Contoh jika nama penulis disebut terpadu dalam teks:
Salimin (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik
daripada mahasiswa tahun ke empat.
b. Contoh jika nama penulis disbut dalam kurung bersama tahun
terbitnya:
Mahasiswa tahun ke tiga ternyata lebih baik daripada mahasiswa tahun ke
empat (Salimin, 1990:13).
5. Cara Menulis Footnote
Footnote ditulis di bagian bawah (kaki) halaman karya ilmiah. Namun
informasi yang dikutip dipaparkan langsung pada badan paragraf tanpa
menggunakan tanda kutip, kecuali jika kutipan dilakukan secara langsung.
Berbeda dengan innote, pada footnote identitas sumber rujukan ditulis dengan
urutan: (1) nama lengkap penulis tanpa dibalik, (2) judul sumber rujukan dengan
huruf miring, (3) nama kota penerbit, nma penerbit, dan tahun terbit dengan tanda
pisah dan diapit dengan tanda kurung, dan (4) keterangan nomor halaman.
6. Cara Menulis Endnote
Berbeda dengan footnote, keterangan identitas sumber rujukan endnote
menggunakan kode angka, dan posisi endnote terletak pada bagian akhir, setelah
seluruh pembahasan pada karya ilmiah tuntas (Suryono, dkk. (2015:55). Kode
angka disusun secara urut sesuai dengan susunan paragraph dan halaman karya
ilmiah. Kode-kode angka tersebut secara otomatis dapat dimunculkan dengan
menggunakan fitur References yang terdapat pada program mocrosoft word.
D. Menulis Kutipan dari Buku dan Internet
1. Menulis Kutipan dari Buku
Penulisan kutipan yang bersumber dari buku pada umumnya
menggunakan tata pengutipan innote, footnote, dan endnote. Namun jika tidak ada
nama penulis, tuliskan satu atau dua kata pertama dari judul buku kemudian judul
ditulis dalam cetak miring (Krisna Dwi, 2013, from:
https://bisakimia.com/2013/07/19/membuat-berbagai-macam-penulisan-sumber-
kutipan/, 15 November 2016).
Contoh:
Massachusetts state and municipal governments have initiated several programs to
improve public safety, including community policing and after school activities
(Innovations, 1997).
2. Menulis Kutipan dari Internet
Pada dasarnya mengutip dari website atau sumber elektronik sama dengan
mengutip dari sumber tercetak. Jika mengutip dari website atau media elektronik,
yang perlu dicantumkan adalah nama penulis, tahun penerbitan, kemudian diikuti
alamat website (URL) dan tanggal website tersebut diakses (Krisna Dwi, 2013,
from: https://bisakimia.com/2013/07/19/membuat-berbagai-macam-penulisan-
sumber-kutipan/, 15 November 2016).
Contoh:
Masih banyak orang beranggapan bahwa internet adalah sumber informasi gratis
(Nava Arta, 2012, from: https://writingpaths.com/2012/04/15/bagaimana-
menuliskan-sumber-materi-dari-internet/, 15 Novemver 2016).
3. Menulis Kutipan dari Buku yang Mengutip Sumber Lain
Jika mengutip dari buku yang mengutip, nama penulis asli dicantumkan
pada kalimat, dan nama penulis yang mengutip dicantumkan pada akhir kalimat
kutipan (Krisna Dwi, 2013, from: https://bisakimia.com/2013/07/19/membuat-
berbagai-macam-penulisan-sumber-kutipan/, 15 November 2016).
Contoh:
Konsep segmentasi mulai berkembang setelah Smith (1956) mengemukakan
pemikirannya bahwa konsumen pada dasarnya berbeda-beda, maka dibutuhkan
program-program pemasaran yang berbeda-beda pula untuk menjangkaunya
(Kasali, 2001: 74).
E. Perbedaan Daftar Pustaka dan Daftar Rujukan
Dalam penulisan karya ilmiah kita menjumpai daftar pustaka dan daftar
rujukan. Namun untuk dapat menulis karya ilmiah dengan benar kita harus
mengetahui mana yang harus kita gunakan. Untuk itu kita dapat mempelajari
perbedaan daftar pustaka dan daftar rujukan melalui definisi masing-masing
sebagai berikut.
1. Pengertian Daftar Pustaka
Istilah Daftar Pustaka secara etimologi berasal dari bahasa
Inggris Bibliography yang kemudian diserap menjadi Bibliografi yang memiliki
sinonim daftar pustaka (Achmad Maulidi, 2016, from:
http://www.kanalinfo.web.id/2016/08/pengertian-daftar-pustaka-dan-
rujukan.html, 15 November 2016).
Dalam bahasa Indonesia, arti daftar adalah catatan sejumlah nama atau
hal yang disusun berderet dari atas ke bawah, pustaka berarti kitab atau buku.
Dengan demikian pengertian daftar pustaka (Bibliografi) adalah catatan daftar
yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya
yang disusun menurut abjad dan ditempatkan pada bagian akhir suatu karya tulis
atau buku. Meskipun daftar pustaka dijadikan sumber bacaan penulis, akan tetapi
tidak dirujuk atau dikutip langsung ke dalam tulisan. Jadi penulis hanya
mempelajari sumber yang ia peroleh untuk diolah menjadi kajian sesuai kerangka
pemikirannya sendiri.
2. Pengertian Daftar Rujukan
Daftar rujukan adalah catatan daftar bahan-bahan dari buku, makalah,
majalah, surat kabar, atau tulisan lainnya yang dirujuk atau dikutip langsung ke
dalam tulisan dimana biasanya juga dicantumkan nomor halaman dari sumber
bacaan yang dirujuk langsung (Achmad Maulidi, 2016, from:
http://www.kanalinfo.web.id/2016/08/pengertian-daftar-pustaka-dan-
rujukan.html, 15 November 2016).
Daftar rujukan seringkali digunakan dalam karya-karya akademis karena
sifatnya yang terbatas sehingga mempermudah penguji, penyunting dalam
meneliti dan melakukan verifikasi silang antara teks dan sumber referensi yang
dirujuk oleh penulis. Misalkan pembuatan jurnal ilmiah, makalah ilmiah, skripsi,
disertasi, dan tesis.
Ditinjau dari definisi di atas keduanya memiliki perbedaan dengan jelas
antara daftar pustaka dengan daftar rujukan. Perbedaannya terletak pad cara
penulis menggunakan sumber tersebut untuk menuliskan karya ilmiah. Daftar
pustaka merupakan catatan-catatan sejumlah buku atau sumber lain yang berkesan
tidak dikutip atau dirujuk ke dalam teks isi karya ilmiah, sedangkan daftar rujukan
merupakan deretan catatan sejumlah buku atau sumber lain yang telah dikutip atau
dirujuk di dalam tulisan karya ilmiah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penulisan suatu karya ilmiah, penulis perlu mencari informasi
sebagai bahan penunjang untuk membuat dan mengembangkan tulisannya agar
informasi yang ditulis mengandung kebenaran. Untuk itu penulis perlu
mencantumkan kutipan informasi dari sumber-sumber yang diperoleh dan secara
jujur menyebutkan rujukan atas informasi yan dikutipnya. Penulisan ide, pikiran
atau pendapat orang lain tanpa disertai rujukan atau identitas sumber disebut
dengan pencurian atau plagiasi.
Dalam menuliskan identitas sumber secara terperinci terdapat dua tata cara
yang berbeda yaitu daftar pustaka dan daftar rujukan. Perbedaan antara keduanya
adalah cara penulis menuangkan informasi yang ia dapat ke dalam penulisan
karya ilmiahnya. Daftar pustaka ditulis apabila dalam badan teks karya ilmiah
tidak tedapat rujukan atau kutipan dari sumber lain edangkan daftar rujukan
ditulis apabila dalam badan teks karya ilmiah penulis mengutip atau merujuk
informasi dari sumber lain.
B. Saran
Sebagai penulis yang jujur, hendaknya kita memahami dan menerapkan
tata pengutipan dan cara menulis daftar rujukan dengan baik untuk menunjukkan
kredibilitas karya ilmiah yang kita tulis dan menjaga kode etik penulisan karya
ilmiah guna menghargai hak-hak pencetus ide, pemikiran, gagasan, atau pendapat
orang lain. Selain itu dengan menyertakan rujukan maka pembaca dapat
membuktikan kebenaran informasi yang kita tulis dan menelusuri informasi lebih
lengkap melalui rujukan tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
Suparno et al. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (M.G Waseso & A. Saukah Eds.). Malang: PENERBIT UNIVERSITAS NEGERI MALANG.
Suyono. Amaliah, Rizka, Ariani, Dewi. & Luciandika, Ariva. 2015. Cerdas Menulis Karya Ilmiah. Malang: GUNUNG SAMUDERA.
Dwi, Krisna. 2013. Membuat Berbagai Macam Penulisan Sumber Kutipan. (Online), (https://bisakimia.com/2013/07/19/membuat-berbagai-macam-penulisan-sumber-kutipan/), diakses pada 15 November 2016.
Maulidi, Achmad. 2016. Pengertian Daftar Pustaka dan Daftar Rujukan. (Online), (http://www.kanalinfo.web.id/2016/08/pengertian-daftar-pustaka-dan-rujukan.html), diakses pada 15 November 2016.
.