PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan,...

38
Exekutive summray Desain Pengembangan Model ========================================================= PENERAPAN PENGEMBANGAN MODEL BUDIDAYA BAWANG MERAH DIMUSIM PENGHUJAN DI KAWASAN SELINGKAR GUNUNG WILIS A. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keanekaragaman potensi unggulan yang dimiliki oleh kabupaten kawasan selingkar gunung Wilis yaitu Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Madiun perlu diangkat, maka untuk menetapkan jenis unggulan berbasis pertanian, akan diangkat potensi bawang merah untuk dilaksanakan penerapan model pengembangannya berupa demplot (percontohan) karena komoditi tersebut harganya fluktuatif di bulan- bulan tertentu. Figur Kabupaten Trenggalek, berada di sekitar garis katulistiwa, mempunyai musim kemarau dan musim hujan pada bulan September - April merupakan musim penghujan, dan musim kemarau terjadi pada bulan Mei - Agustus setiap tahunnya, pada tahun 2014 pengusahaan tanah untuk sawah tercatat hanya sebesar 9,64 persen dari luas daerah sebesar 1.261,40 km², dibagi habis menjadi 14 kecamatan, 152 desa,5 kelurahan, 540 dusun/lingkungan, 1.290 RW, dan 4.502 RT. Akan lebih menguntungkan bila dikembangkan untuk usaha lain yang bukan pertanian tanaman pangan saja, misalnya tanaman perkebunan dan hortikultura. Hal ini mengingat kondisi tanah yang banyak mengandung berbagai ragam galian yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan. Sedangkan Kabupaten Madiun terbagi dalam 15 kecamatan, terdapat 198 desa dan 8 kelurahan, pada tahun 2014 terdapat 2.117 perangkat desa termasuk kepala desa/lurah. Sektor pertanian masih memegang peranan penting dalam perekonomian Kabupaten Madiun. Paling tidak sektor ini menyumbang 32% dari total PDRB, secara umum luas lahan untuk pertanian adalah 53.156 ha dibagi menjadi dua yaitu lahan pertanian seluas 33.109 ha dan lahan buka pertanian seluas 20.047 ha. ============================================ Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang Merah Dimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis. 1

Transcript of PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan,...

Page 1: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

PENERAPAN PENGEMBANGAN MODEL BUDIDAYA BAWANG MERAH DIMUSIM PENGHUJAN

DI KAWASAN SELINGKAR GUNUNG WILIS

A. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Keanekaragaman potensi unggulan yang dimiliki oleh kabupaten kawasan selingkar gunung Wilis yaitu Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Madiun perlu diangkat, maka untuk menetapkan jenis unggulan berbasis pertanian, akan diangkat potensi bawang merah untuk dilaksanakan penerapan model pengembangannya berupa demplot (percontohan) karena komoditi tersebut harganya fluktuatif di bulan-bulan tertentu.

Figur Kabupaten Trenggalek, berada di sekitar garis katulistiwa, mempunyai musim kemarau dan musim hujan pada bulan September - April merupakan musim penghujan, dan musim kemarau terjadi pada bulan Mei - Agustus setiap tahunnya, pada tahun 2014 pengusahaan tanah untuk sawah tercatat hanya sebesar 9,64 persen dari luas daerah sebesar 1.261,40 km², dibagi habis menjadi 14 kecamatan, 152 desa,5 kelurahan, 540 dusun/lingkungan, 1.290 RW, dan 4.502 RT.

Akan lebih menguntungkan bila dikembangkan untuk usaha lain yang bukan pertanian tanaman pangan saja, misalnya tanaman perkebunan dan hortikultura. Hal ini mengingat kondisi tanah yang banyak mengandung berbagai ragam galian yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan.

Sedangkan Kabupaten Madiun terbagi dalam 15 kecamatan, terdapat 198 desa dan 8 kelurahan, pada tahun 2014 terdapat 2.117 perangkat desa termasuk kepala desa/lurah. Sektor pertanian masih memegang peranan penting dalam perekonomian Kabupaten Madiun. Paling tidak sektor ini menyumbang 32% dari total PDRB, secara umum luas lahan untuk pertanian adalah 53.156 ha dibagi menjadi dua yaitu lahan pertanian seluas 33.109 ha dan lahan buka pertanian seluas 20.047 ha.

Budidaya bawang merah merupakan salah satu usaha yang memiliki prospek cukup baik. Pasalnya bawang merah merupakan kebutuhan utama masyarakat, terutama untuk memenuhi kebutuhan bumbu dapur. Dengan begitu kebutuhan akan bawang merah dipasaran cukup tinggi. Selain digunakan sebagai bumbu masakan bawang merah ini juga berkhasiat sebagai obat tradisional, misalnya obat demam, masuk angin, diabetes melitus, disentri dan akibat gigitan serangga.

Bawang merah juga memiliki kandungan gizi yang setingkat dengan sayuran lainya. Bawang merah merupakan sumber pridoksin, vitamin A, Vitamin C, besi, mangan, dan tembaga yang potensial didalam memenuhi kebutuhan harian. Dengan mengetahui manfaat dan prospek budidaya bawang merah yang baik, maka banyak petani yang ingin membudidayakan bawang merah.

Budidaya bawang merah akan berproduksi dengan baik apabila kita mengusahakanya pada lingkungan yang cocok sesuai dengan syarat tumbuhya, perlu tahu faktor lingkungan yang cocok seperti tanah dan iklim yang sesuai dengan syarat tumbuh bawang merah. Dengan

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

1

Page 2: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

mengetahui faktor tersebut, maka akan paham sehingga mampu untuk memaksimalkan produksi bawang merah yang dibudidayakan.

Budidaya bawang merah baik dilakukan pada tanah gambut, berpasir, atau lempung yang subur dan gembur serta drainasenya baik. Sebaiknya hindari penanaman bawang merah pada lahan yang jenis tanahnya liat berat atau berpasir kasar. Karena jenis tanah tersebut akan menghambat pembentukan umbi, sehingga umbi tidak akan tumbuh maksimal.

Bawang merah akan tumbuh dengan baik pada pH tanah 5,6 - 6,5. Apabila pH tanah kurang dari 5 atau melebihi 7, mengakibatkan pembentukan umbi terganggu, sehingga umbi akan tumbuh dengan kecil. Selain itu, menjaga kelembaban tanah merupakan hal yang penting pada budidaya bawang merah.

Kelembaban berperan penting dalam pertumbuhan akar adventif yang baru. Jika kondisi tanah kering, maka akar-akar adventif tidak akan mau tumbuh. Akan tetapi perlu disiasati supaya bedengan tidak tergenang air dalam waktu yang lama. Hal tersebut akan menyebabkan munculnya berbagai penyakit pada bawang merah. Pada daerah-daerah yang memiliki genangan air harus dibuatkan drainase yang baik.

Bawang merah merupakan tanaman yang berasal dari iklim sedang, dan mampu beradaptasi dengan baik pada dataran rendah maupun dataran tinggi. Bawang merah dapat tumbuh pada ketinggian 0 - 1000 mdpl. Akan tetapi ketinggian optimum untuk budidaya bawang merah, yaitu 0 - 400 mdpl. Pada ketinggian tersebut bawang merah akan berproduksi dengan baik, yaitu dapat menghasilkan umbi yang berukuran besar dan berkualitas baik

Jika ingin mendapatkan hasil yang tinggi, bawang merah menghendaki suhu yang lebih rendah selama awal pertumbuhan sebelum pembentukan umbi. Suhu optimum untuk pertumbuhan bibit bawang merah antara 20 - 25oC, sedangkan kelembabanya, yaitu 50 - 70%. Pertumbuhan bawang merah akan terhambat apabila suhu diatas 27oC, meskipun pada dasarnya tanaman bawang merah masih toleran sampai suhu 32oC.

Sedangkan untuk pembentukan umbi tanaman ini menghendaki suhu minimum 22oC. Apabila suhu dibawah 22 oC, maka dapat mempengaruhi pembentukan umbi, sehingga umbi tidak akan terbentuk secara sempurna. Umbi bawang merah akan terbentuk dengan baik apabila fotoperiodesitas panjang, yaitu lebih dari 12 jam. Sedangkan untuk intensitas cahaya minimum 70%.

Bila kita menyimak identifikasi masalah di Kabupaten Madiun, dapat digambarkan sebagai berikut:a. Jumlah Petani Bawang Merah di Desa Kenongorejo, Kecamatan

Pilangkenceng 25 orang, terdiri dari 3 kelompok. Luas lahan yang ditanami pada musim kemarau 74 ha untuk bawang merah,-

b. Sedangkan luas lahan yang ditanami pada musim hujan bawang merah 66 ha, maka dapat dikatakan banyak lahan yang nganggur, petani tidak siap tanam,-

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

2

Page 3: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

c. Produksi Bawang Merah dimusim Kemarau 9-10 ton/ha/tahun,-Sedangkan Produksi Bawang Merah dimusim hujan 2-4 ton/ha/tahun, ada penurunan produksi dimusim hujan,-

d. Masalah yang timbul ada sekitar 8 ha lahan bawang merah tidak ditanami pada musim hujan, sehingga produksivitas bawang merah turun, rata-rata 2 ton/ha/tahun,-

e. Pada umumnya petani banyak tidak menanam pada musim hujan karena umbi vereitas untuk budidaya bawang merah dimusim hujan sulit, bibit/umbi masih didatangkan dari Kabupaten Nganjuk jenis umbi semi thailand. Budidaya Bawang Merah di musim hujan, dijumpai OPT cukup banyak, sehingga resiko gagal panen cukup tinggi. Pemasaran agak sulit, kebanyakan dengan pemupul/tengkulak dengan harga rendah,-

f. Agropolitan tentunya sudah ada kesiapan dari hulu ke hilir, namun di Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun belum tersedia seperti Kelompok Tani Hortikultura belum terbentuk (akan), kemudian sentra-sentra produksi hortikultura belum tersedia, seperti pasar yang terorganisir.

Kemudian identifikasi masalah di Kabupaten Trenggalek, dapat digambarkan sebagai berikut:a. Jumlah Petani Bawang Merah, sebanyak 120 orang, terdiri dari 7

kelompok. Belum terbentuk kelompok tani hortikultura (akan). Luas lahan yang ditanami pada musim kemarau bawang merah 13 ha. Luas lahan yang ditanami pada musim hujan bawang merah 2 ha, terdapat banyak lahan nganggur dimusim hujan, rata-rata 10 ha tidak ditanami, karena takut gagal panen,-

b. Produksi bawang merah dimusim kemarau 6,24 ton/ha/tahun. Sedangkan produksi bawang merah dimusim hujan 2,45 ton/ha/tahun, ada penurunan produksi rata-rata 3 ton pada musim hujan setiap tahunnya. Masalah utama yang dihadapi Kabupaten Trenggalek belum memenuhi stok kebutuhan bawang merah daerahnya, masih didatangkan dari Kabupaten Nganjuk.

Kegiatan usahatani merupakan suatu proses kegiatan produksi di sektor pertanian, yaitu dengan memasukkan faktor alam dengan faktor-faktor produksi lain untuk menghasilkan output pertanian (barang atau jasa). Produksi adalah suatu metode atau teknik dalam menghasilkan produk dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang tersedia.

Penggunaan faktor-faktor produksi yang efesien merupakan hal yang mutlak ada dalam proses produksi untuk keberhasilan produksi, karena keuntungan maksimum hanya akan tercapai dengan mengkombinasikan faktor-faktor produksi secara efesien.

Faktor-faktor produksi dalam usahatani bawang merah adalah luas lahan, bibit, pupuk urea, pupuk phonska, pupuk SP36, pestisida, dan tenaga kerja. Lahan merupakan faktor produksi utama yang menentukan tingkat keberhasilan pada usahatani bawang merah dengan asumsi tingkat kesuburan lahan tersebut cukup bagus. Bibit juga merupakan salah satu

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

3

Page 4: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

faktor yang berperan dalam peningkatan produksi. Tanaman bawang merah dapat tumbuh subur dengan adanya ketersediaan unsur hara yang cukup, sehingga pemupukan harus dilakukan secara tepat dan berimbang.

Penggunaan pestisida juga merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam usahatani bawang merah, karena sangat berpengaruh terhadap jumlah produksi yang dihasilkan. Penggunaan pestisida bertujuan untuk memberantas serangan hama dan penyakit yang dapat menurunkan produksi bawang merah, yang tentunya mempengaruhi besarnya pendapatan.

Faktor tenaga kerja juga berperan penting dalam usahatani bawang merah yang berkaitan dengan pengolahan lahan sampai pada pengelolaan hasil panen. Jumlah tenaga kerja yang digunakan harus sesuai dengan lahan yang tersedia. Apabila lahan yang tersedia luas, maka jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan cukup banyak, dan sebaliknya.

Kegiatan usahatani bertujuan untuk kelangsungan kesiapan unsur lahan yang produktif disamping memperoleh keuntungan maksimum. Pengertian keuntungan adalah selisih antara biaya yang dikeluarkan dengan penerimaan. Oleh sebab itu, semakin tinggi harga yang diterima petani, maka akan semakin tinggi keuntungan petani. Keuntungan maksimum akan diperoleh petani jika petani mampu mengalokasikan dan memanfaatkan faktor-faktor produksi secara optimal, sehingga mampu mencapai efisiensi produksi.

Selain itu, unsur kelangsungan lahan yang diusahakan bisa terus produktif dengan cara pola tanam produk artinya budidaya bawang merah tentu perlu diselingi produk tanaman lain yakni satu kali tanam bawang merah berikutnya tanaman lain berupa melon, teron atau sayuran lainnya, baru berikutnya bisa ditanam lagi bawang merah, ini untuk kebutuhan unsur hara tanah supaya subur dan produktif.

1.2. Permasalahan/ Rumusan MasalahDari uraian pada latar belakang dimaksud, pada penerapan

pengembangan model budidaya bawang merah dimusin penghujan dikawasan selingkar gunung wilis, maka masalah yang dirumuskan sebagai berikut:

“ Bagaimana penerapan pengembangan model budidaya bawang merah dimusim penghujan di kawasan daerah Kabupaten Madiun dan kawasan daerah Kabupaten Trenggalek ?”.

1.3. Maksud dan TujuanDari rumusan masalah penerapan pengembangan model budidaya

bawang merah dimusim penghujan dikawasan selingkar gunung wilis, maka dapat ditetapkan maksud dan tujuan dari kegiatan penerapan ini, meliputi:a. Menerapkan pengembangan model budidaya bawang merah dimusim

penghujan di Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Trenggalek,-b. Membuat demplot (percontohan) pengembangan model budidaya

bawang merah dimusim penghujan di Kabupaten Madiun dan Kabupaten Trenggalek,-

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

4

Page 5: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

c. Mengatasi kendala yang dihadapi kelompok tani bawang merah dikawasan daerah Kabupaten Madiun dan Kabupaten Trenggalek,-

d. Menyusun panduan langkah-langkah penerapan pengembangan model budidaya bawang merah dimusim penghujan dikawasan daerah Kabupaten Madiun dan Kabupaten Trenggalek.

1.4. SasaranDari maksud dan tujuan penerapan pengembangan model budidaya

bawang merah dinusim penghujan di kawasan selingkar gunung wilis, maka sasaran yang akan dicapai sebagai berikut:a. Terwujudnya penerapan pengembangan model budidaya bawang merah

dimusim penghujan berupa (demplot) pada kelompok sasaran petani bawang merah di kawasan Kabupaten Madiun dan Trenggalek,-

b. Upaya terciptanya sentra produk bawang merah dikawasan Kabupaten Madiun dan Trenggalek,-

c. Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang Merah, dalam mendukung model Cooperative Farming yaitu suatu model pemberdayaan kelompok tani melalui melalui percontahan pola tanam bawang merah dimusim hujan,-

d. Menjaga stabilitas perkembangan harga, agar petani mempunyai nilai tawar terhadap produk bawang merah yang dipengaruhi pada bulan-bulan tertentu sangat fluktuatif, tidak hanya disebabkan karena kurangnya pasokan, namun karakteristik dari komoditas itu sendiri,-

e. Peningkatan Mutu Produk Hortikultura ditujukan agar kualitas produk bawang merah petani memenuhi standar keamanan pangan,

1.5. Ruang Lingkup PengembanganDari sasaran yang hendak dicapai pada penerapan pengembangan

model budidaya bawang merah dimusim penghujan dikawasan selingkar gunung wilis, maka ruang lingkup penerapannya yang akan dilaksanakan, meliputi:a. Penerapan Model dalam bentuk demplot (percontohan) budidaya

bawang merah di kawasan daerah Kabupaten Madiun dan kawasan daerah Kabupaten Trenggalek,-

b. Pengembagan produk hortikultura di Kawasan Selingkar Gunung Wilis, meliputi Produk bawang merah di dua Kabupaten yaitu: Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Trenggalek,-

c. Pengembagan Kawasan Hortikultura di-dua Kabupaten dimaksud dilakukan pada sentra-sentra komoditas unggulan yang ada sesuai amanat Undang- undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura dan Permenta Nomor 50 Tahun 2012 tentang Pengembangan kawasan pertanian,-

d. Penerapan alih teknologi pada kelompok tani/gapoktan, materi cara budidaya bawang merah pada musim penghujan, kelompok sasaran penerima masukan koptan/gapoktan (petani bawang merah),-

e. Transpormasi alih teknologi budidaya bawang merah pada kelompok sasaran koptan/gopaktan di dua lokus diambil masing-masing satu desa untuk dijadikan demplot tentang cara budidaya bawang merah, jenis-jenis varietas bawang merah yang cocok di budidayakan (bauji), di-

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

5

Page 6: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

dua kabupaten yaitu Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun., dan Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek.

B. METODOLOGI PENELITIAN1. Pendekatan Pengembangan

Komoditas pertanian yang dibudidayakan adalah komoditas pertanian (tanaman pangan, hortikultura seperti bawang merah) yang akan didemplot sebagai bahan percontohan yang banyak diminati untuk dibudidayakan oleh mayoritas masyarakat, terjamin ketersediaan-nya secara terus menerus, maka diperlukan penerapan model budidaya bawang merah dimusim penghujan dikawasan Kabupaten Madiun dan Kabupaten Trenggalek, karena ada ketersediaan lahan tetapi tidak ditanami khawartir gagal panen dimusim hujan yang diakibatkan banyaknya OPT (Organisme Penggangu Tanaman).

2. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan KegiatanTentunya keanekaragaman potensi unggulan yang dimiliki oleh

kedua kabupaten yang ada pada kawasan selingkar gunung Wilis, yang merupakan lokasi pengembangan model yang akan diterapkan (demplot) yaitu:a.Kabupaten Madiun, Kecamatan Pilangkenceng, Desa Kenongorejo,-b. Kabupaten Trenggalek, Kecamatan Bendungan, Desa Sumurup.

Mengapa demplot dilaksanakan di Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilengkenceng karena lokasi tersebut merupakan lahan yang mulai dikembangkan budidaya bawang merah sejak ditemukan-nya model pengembangan dengan lahan tadah hujan, kemudian mengapa di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, lokasi tersebut berada dikaki gunung wilis, yang lahannya cocok, tanah-nya tidak terlalu liat dengan sistem diarenasinya baik untuk budidaya bawang merah.

Maka untuk menetapkan jenis unggulan berbasis pertanian, akan diangkat potensi bawang merah didua kabupaten dimaksud untuk didemplot dari model yang sudah ditemukan pada budidaya bawang merah dimusim hujan karena komoditi tersebut harganya fluktuatif di bulan-bulan tertentu. Sedangkan waktu kegiatan pelaksanaannya dimulai bulan Januari sampai dengan Desember 2019.

3. Metode Pengumpulan dataPengumpulan data melalui metode triangulasi (Observasi,

Wawancara dan Dokumentasi), didalam analisis SWOT, kegiatan pengumpulan data merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal.

Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan/kedua Lokus kegiatan yaitu: Kabupaten Madiun, Kecamatan Pilangkenceng, Desa Kenongorejo, dan Kabupaten Trenggalek, Kecamatan Bendungan, Desa Sumurup Data-data dimaksud berupa:,-a. Analisis budidaya bawang merah diwaktu musim hujan,-c. Analisis pasca panen bawang merah diwaktu musim hujan,-

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

6

Page 7: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

d. Analisis komunitas (Koptan dan Gapotan) bawang merah,-e. Analisis sarana dan prasarana pendukung,-f. Analisis pasar.

Kemudian data internal dapat diperoleh melalui:a. Laporan Kegiatan SDM Koptan/Gapotan terhadap pola tanan,-b. Laporan Kegiatan operasional (Disperta),-c. Laporan Pembinaanl kegiatan Koptan/Gapotan,-d. Laporan kegiatan pemasaran.Sedangkan model yang dipakai pada tahap analisisnya terdiri dari tiga yaitu:a. Model Matrik Faktor Strategi Eksternal,-b. Model Matrik Faktor Strategi Internal,-c. Model Matrik Profil Kompetitif.

4. Metode Pengelohan dan Analisis dataa. Matrik SWOT

Tabel: 1Matrik SWOT

IFAS

EFAS

STRENGTHS (S)

* Tentukan 5 – 10 Faktor-faktor Kekuatan internal

WEAKNESSES (W)

* Tentukan 5 - 10Faktor-faktorKelemahan internal

OPPORTUNIES

* Tentukan 5 - 10Faktor peluangeksternal

STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memfaatkan peluang

STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

THEATHS (T)

* Tentukan 5 - 10Faktor ancaman eksternal

STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber: Buku Analisis SWOT oleh Freddy Rangkuti (2006

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

7

Page 8: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

b. Analisis Usahatani Bawang Merah Pemasaran Bawang Merah

Sumber: Analisis peneliti yang diolah.

Tahapan Kegiatan Penerapan Model

Tahap 1:

Tahap 2:

Tahap 3:

Demplot (Percontohan)

Praktek Lapangan

Evaluatif:

PendampinganKearah Industri

Pertanian Bawang Goreng

Membangun Jaringan Pasar antara Kab. Madiun, dan Kab.

Tranggalek. Serta Kab. sekitarnya

Dimotori Bundes/ KUD

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

Proses Produksi

Analisis Pendapatan usahatani:Rata-rata penerima,

biaya, pendapatan, dan R/C usahatani

Output

Keuntungan

Harga Output

Penerimaan

Efisiensi PemasaranAnalisis pemasaran model S-C-P:struktur pasarperilaku pasarkeragaan pasar:

saluran pemasaranharga, biaya, dan

volume penjualanpangsa produsenmarjin pemasaran

PelatihanMateri Model ke

60 Petani Hortikultura

8

Biaya Produksi

Inpiut

Luas l;ahan (X1)

Bibit (X2) Pupuk urea

(X3) Pupuk

phonska (X4) Pupuk SP36

Page 9: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

Evaluasi Penerapan Budidaya Hortikultura Bawang Merahdiwaktu musim penghujan 2019

No.Before

(sebelum/pada umumnya perlakuan Petani)

After (setelah/ asumsi model ini

diterapkan)

Intervensi/Tindakan

1 2 3 41. Penggunaan bibit/ umbi yang tidak

sesuai dengan iklim tanam (umbi thailand) dan beberapa bibit/ umbi dari pembibitan lokal petani.

Penggunaan bibit/ umbi sesuai kondisi diwaktu musim penghujan utk bawang merah, seperti: Varietas Sembrani, Maja, Bauji, dan Trisula.

Memperkenalkan umbi budidaya bawang merah yang adaptif musin hujan, seperti: 1) Varietas Sembrani, cocok dilahan kering, tadah hujan, potensi hasil 23,3 ton/ha. 2) Varietas Maja, Bauji, cocok didaratan tinggi & curah hujan tinggi. 3) Varietas Trisula, cocok dilahan kering maupun daratan tinggi potensi hasil 23,21 ton/ha, umur panen normal 55 hari. 4

2. Pengelohan lahan yang masih bersifat tradisional/ peralatan cangkul, bajak tidak memperhatikan pH tanah

Yang utama kebersihan lahan dari pengaruh OPT, maka pengolahan lahan tanam dengan menggunakan traktor mini atau cultifator.

Memperkenalkan teknik olah lahan menggunakan traktor mini atau cultifator, dgn mebuat bedengan tinggi 60 – 120 cm , panjang sesauai keadaan lahan, jarak antar bedengan 20 -30 cm, dibaut parit-parit sedalam 20 -30 cm, memperhatikan pH tanah.

3. Cocok tanam kurang mempertimbangkan kondisi area seperti ketebalan tanah, membuat bedengan dan alur air dan jarak tanam (masih pola sederhana)

Kondisi area lahan sangat berpengaruh dengan memperhatikan jenis tanah yang cocok seerti tanah latosol coklat bertekstur sedang hingga coklat, lahan kering, tegalan atau sawah tadah hujan. Jarak tanam diperhitungkan, keamanan OPT.

Memperkenalkan kondisi lahan yg cocok, jika pH tanah kurang dari 5,5. maka diperlukan pengapuran utk menaikan ph tanah yaitu kapur dolomit atau kapur pertanian juga utk mencegah jamur & bakteri, diperlukan sekitar 1,5 ton kapur/ha utk menetralkan kondisi tanah ditaburkan merata pd bedengan minimal 2 minggu sebelum umbi bawang merah ditanam.

4. Perawatan yang terabaikan, dan perlakuan yang tidak sesuai kondisi tanaman, seperti penyiangan dan jeda penyiangan sesuai umur tanaman

Tanaman bawang merah dimusim penghujan menghendaki lokasi yang terbuka, tidak terlidung oleh pepohonan, lahan berdrainase baik, dgn penyiangan yg kontiyu.

Pengendalian hama seperti ulat bawang, ulat grayak, penggerek daun, thrips, bercak unggu/trotol, layu fusarium, antraknosa, busuk daun,dgn melakukan pemantau secara rutin sesuai dgn gejala yg timbul.

5. Penggunaan pupuk yang tidak berimbang sesuai anjuran terhadap tanaman seperti: SP36, NPK Ponska, ZA, Organik, Saprodap. Dan utk Pestisida berupa Kenrel, Saporo, Trigat, dan Lanete.

Pupuk yang berimbang, seperti: pupuk dasar (kompos), pupuk susulan kimia TSP atau SP36, pengapuran dolomit dan pengaturan pH tanah (5,5 – 6,5), menggunkan mulsa plastik.

Memperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan kotoran ayam/unggas diperlukan 5,6 ton/ha. 3) jika menggunakan pupuk kompos diperlukan 2 -3 ton/ha. 4) TSP/ SP36 150 -200 kg/ha. 5) Kaptan atau dolomit 1,5 ton/ha

6. Panen yang tidak menggunakan jadwal sesuai anjuran tanaman, hanya melihat tanaman sudah tua dengan kondisi pangkal batang sudah kempis atau rebah.

Umur Panen berbeda-beda, tergantung varietas yang ditanam, umumnya dipanen berumur 55 hingga 90 hari, cirinya 80% daun bawang merah sudah rebah, 70-80% daun berwarna kuning pucat, dipegang pangkal daun sudah lemas.

Memperkenal umur panen bawang merah sesuai dgn vareitas yang ditanam dgn ciri-ciri fisik seperti: 1) umbi bawang merah sudah terbentuk dgn penuh & kompak. 2) besar umbi sudah terlihat diatas permukaan tanah.

7. Penjemuran Bawang Merah dilakukan setelah pencabutan dengan cara menjajarkan, posisi berdiri umbi tertutup daum.

Disimpan dalam bentuk ikatan dan digantung dalam ruang penyimpanan atau gudang dengan suhu 30 – 33 ºC dan kelembaban berkisar antara 65 sampai 75%.

Memperkenalkan teknik penjemuran, bawang merah dipanen dgn cara dicabut, kemudian diikat pada bagian daunnya., dijemur kurang- lebih 7 -15 hari tergantung kondisi cuaca, penjemuran dilakukan dgn cara digantung, setiap 2 – 3 hari dilakukan pembalikan.

8. Pemasaran yang terbelenggu dari pemodal/ tengkulak, akibat ijon para petani sebelum budidaya. Sehingga saat panen semua ditangani oleh pemodal (tengkulak) dengan harga yang ditentukan. (ada juga dibeli pedagang lokal, dijual dipasar lokal).

Pemasaran dengan terpusat satu pintu melalui KUD atau Bundes, yang merupakan lembaga resmi desa, sebagai sentra distributor bawang merah sesuai dengan fungsinya, termasuk penyediaan bibit/umbi dan pupuk serta obat-obatan pertanian.

Pemasaran dilakukan dgn mitra Koperasi Unit Desa (KUD), juga melalui Badan usaha milik Desa (Bundes), dgn menata kembali agropolitan sesuai dgn fungsinya.

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

9

Page 10: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================Sumber: data di 3 lokus Kab. Yang akan didemplot (diolah)

C. HASIL PENERAPAN PENGEMBANGAN MODEL1. Budidaya Bawang Merah di Kabupaten Madiun1.1. Usahatani dilihat dari:

a. Potensi tenaga kerja dalam keluarga (TKDK)Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi utama

dalam usahatani, biasanya, usaha pertanian skala kecil atau skala rumah tangga akan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga. Potensi tenaga kerja dalam hal ini adalah jumlah anggota keluarga yang berada pada usia produktif.

Hal tersebut karena adanya potensi tenaga kerja dalam keluarga tidak menjamin kemampuan tenaga kerja tersebut. Soekartawi (2002) menyebutkan bahwa analisa ketenagakerjaan di bidang pertanian, penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja.

Curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya berupa tenaga kerja yang dibutuhkan dan pula menentukan macam tenaga kerja yang bagaimana yang diperlukan. Sehingga banyaknya potensi dalam keluarga tidak menjamin adanya ketersediaan kualitas tenaga kerja yang memadai baik berkaitan dengan pengalaman berusaha tani maupun dalam penyerapan teknologi.

b. Pengalaman usahataniSemakin tinggi pengalaman seseorang, pengetahuan

empiriknya juga semakin tinggi. Pengetahuan yang tinggi akan memudahkan petani dalam mengalokasikan input dan output. Apabila petani dapat mencapai output yang lebih tinggi maka tingkat efsiensi teknisnya akan meningkat.

c. Keikutsertaan dalam kelompok taniKelompok tani memungkinkan petani dalam akses ilmu

pengetahuan, ketrampilan, dan teknologi. Keikutsertaan dalam kelompok tani bisa mengurangi tingkat inefisiensi teknis namun juga bisa meningkatkan inefisiensi teknis. Secara ration, didapatkan bahwa keikutsertaan pada kelompok tani berkorelasi positif dan berpengaruh nyata pada taraf 1%.

Hal tersebut karena kurang aktifnya penyuluhan atau kegiatan yang mendukung petani bawang merah. Di lokasi pengembangan, kelompok tani yang ditemukan bukan kelompok tani khusus bawang merah kelompok tani kurang aktif berperan bagi petani bawang merah di lokasi pengembangan.

d. Status kepemilikan lahan.Kategori dummy status penguasaan lahan adalah 0 dan 1.

Dummy 0 untuk petani yang menggarap lahan sewa, dan dummy 1 ============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

10

Page 11: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

untuk petani yang menggarap lahan milik sendiri. Dari penelitian Mutiarasari (2017) disebutkan bahwa Dummy status penguasaan lahan berpengaruh terhadap efisien teknis petani yang menggarap lahan sewa memiliki tingkat efisiensi yang lebih besar karena mereka cenderung lebih intensif dalam merawat tanamannya. Hal ini karena mereka dibebani biaya sewa yang ralatif mahal.

1.2. Permasalahan yang dihadapi usahataniPermasalahan yang Dihadapi Dalam Usahatani Bawang Merah di

Musim Hujan. Permasalahan yang langsung berhubungan dengan tingkat produktivitas dan kualitas bawang merah dalam usahatani bawang merah di musim hujan menurut sebagian besar petani (87–90%) adalah masalah kerusakan tanaman akibat serangan penyakit, kabut, hama, dan hujan,

Sedangkan masalah yang berhubungan dengan kesuburan pertumbuhan tanaman dinyatakan 33–50% oleh petani. Masalah kesuburan lahan dinyatakan 43–47% oleh petani. Masalah benih yang menonjol adalah tentang kemurnian varietas, dan khusus di Konongorejo penurunan produktivitas benih dianggap sebagai masalah 40% oleh petani.

Masalah yang dikeluhkan petani, yaitu masalah kemurnian varietas, kandungan penyakit moler dan turunnya daya hasil nampaknya disebabkan oleh kurang tepatnya teknik produksi benih yang diterapkan petani. Mungkin masalah tersebut muncul karena dalam memproduksi benih petani tidak melakukan seleksi pada saat dipertanaman, atau tidak diberikannya pestisida di penyimpanan atau sortir di penyimpanan lebih diintensifkan.

Jenis hama dan penyakit utama yang menyerang tanaman petani di Konongorejo kurang lebih sama yaitu hama utama ulat bawang(S. exigua), sedangkan penyakit utama adalah Alternaria sp. dan Fusarium

1.3. Permasalahan Budidaya Bawang MerahPermasalahan bawang merah yang sering terjadi adalah

produktivitas bawang merah yang masih rendah, hal ini terjadi karena beberapa kendala yaitu cara budidaya bawang merah yang dilakukan oleh petani kurang optimal, adapun permasalahan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Tidak memperhatikan jenis tanah yang cocok untuk budidaya bawang merah,-

b. Asal dalam memberikan pupuk,-c. Banyaknya serangan hama dan penyakit,-d. Penggunaan benih lokal yang diturunkan terus menerus tanpa

pemuliaan,e. Bawang merah cepat busuk karena kurang informasi dalam

penanganan pasca panen.

1.4. Solusi Permasalahan

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

11

Page 12: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

1. Tidak memperhatikan jenis tanah yang cocok untuk budidaya bawang merah

Untuk permasalahan cara budidaya bawang merah yang kurang optimal, dikhususkan pada pengolahan tanah dan pemupukannya, karena kebanyakan para petani kurang mendapatkan informasi tentang hal ini.Kebanyakan para petani menggunakan tanah yang kurang sesuai dengan bawang merah seperti tanah yang terlalu becek ataupun terlalu lembek, maka perlu diperhatikan bahwa bawang merah dapat tumbuh di tanah jenis aluvial. Kelebihan dari budidaya bawang merah adalah dapat dilakukan meskipun hanya menggunakan lahan yang tidak terlalu luas.

2. Asal dalam memberikan pupukUntuk pemupukan, dosis pemupukanpun bervariasi tergantung

jenis dan kondisi tanah setempat.Jika kelebihan Urea\ZA dapat mengakibatkan leher umbi tebal dan umbinya kecil-kecil, tapi jika kurang, pertumbuhan tanaman terhambat dan daunnya menguning pucat. Kekurangan KCl juga dapat menyebabkan ujung daun mengering dan umbinya kecil.

3. Banyak serangan hama dan penyakit dan pengedalian yang kurang tepat

Kendala yang tidak bisa lepas dari budidaya bawang merah adalah serangan hama, varietas bawang merah yang selama ini ditanam oleh para petani umumnya varietas yang sesuai ditanam di musim kemarau saja. Namun rentan terhadap serangan hama.

Adapun hama pada tanaman bawang merah diantaranya adalah sebagai berikut:a. Ulat daun (Spodoptera exigua)

Biasanya telur ulat terletak pada pangkal dan ujung daun bawang merah secara berkelompok, telur kemudian menetas menjadi larva kecil dan masuk kedalam daun.

Menimbulkan bercak disebabkan oleh larva yang menggerek bagian dalam daun dan hanya menyisakan lapisan epidermis, sehingga daun tampak menerawang tembus cahaya.

Hama ulat daun ini memiliki ciri-ciri berwarna hijau tua pada saat usia muda. Ulat ini akan berubah menjadi warna coklat tua dan bergaris-garis putih setelah usianya bertamabah tua. Ulat daun yang biasa menyerang bawang merah ini memiliki panjang sekitar 2,5 cm.

Ulat daun ini menyerang daun yang masih muda maupun yang sudah tua. Gejala tanaman yang terserang hama ini memiliki ciri timbulnya bercak berwarna putih transparan pada daun.Pada serangan yang parah menyebabkan daun-daun mengering bahkan dapat menyerang bagian umbi bawang merah.

Cara pengendalian hama ini, yaitu sanitasi lahan, pengaturan jarak tanam, dan mengumpulkan kelompok telur pada daun kemudian dimusnahkan secara dibakar.

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

12

Page 13: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

Selain itu, lakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif tunggal Chlorfenapyr dan Flufenoxuron

b. Thrips (Thrips tabaci)Biasanya thrips ini menyerang tanaman bawang merah setelah

berumur sekitar 30 hari setelah tanam disebabkan oleh kelembaban di sekitar tanaman relatif tinggi dengan suhu diatas rata-rata.Hama thrips memiliki ciri warna kuning pucat, coklat, ataupun hitam, dimana semakin rendah suhu pada lingkungan maka akan berwarna semakin gelap. Hama trips dewasa memiliki ukuran kurang lebih 1 mm.Hama thrips jantan tidak memiliki sayap, sedangkan yang betina memiliki dua sayap yang halus.

Nimfa dan imigo thrips menyerang pada bagian pucuk dan daun-daun yang muda dengan cara menghisap cairan selnya. Pada bagian daun-daun yang terserang maka akan berubah warna menjadi putih mengkilap, dan kemudian akan berubah menjadi coklat berbintik hitam.

Serangan berat pada tanaman bawang merah, yaitu daun menjadi putih dan pertumbuhan umbi pun akan terganggu menjadi kecil.Pengendaliannya dengan cara memanfaatkan musuh alami trips yaitu predator kumbang macan Coccinellidae. Gunakan juga insektisida sistemik berbahan aktif  imadikoplorid, seperti besvidor, interprid, dan confidor. Aplikasikan pada waktu sore hari dengan dosis yang bijak.

c. Ulat grayak (Spodoptera litura)Ulat grayak merupakan salah satu jenis hama utama yang aktif

pada waktu malam hari dan bersembunyi pada siang hari.Serangan ulat grayak ditandai dengan daun berlubang tidak rata, dan abnormal, serta daun menguning hingga kehitaman tampak busuk. Kemudian daun menjadi layu dan mengering, serta terkadang terdapat bercak kehitaman berwarna pekat.

Pengendalian hama ini bisa dilakukan dengan cara sanitasi lahan, yaitu membersihkan gulma secara teratur. Penerapan pola tanaman yang baik dengan cara mengatur jarak tanam, waktu tanam, rotasi tanaman, dan penanaman secara serempak.

Mengumpulkan telur atau larva beserta daun yang terserang kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar. Bisa menggunakan musuh alami Eriborus argenteopilosus, Apenteles sp. Telenomeus sp, Brachymeria sp, dan Bacillus thuringensi. Selain itu bisa menggunakan insektisida berbahan aktif, seperti Sipermetrin, Siromezin, Fenfvalerat, dan BPMC.

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

13

Page 14: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

Adapun penyakit pada tanaman bawang merah diantaranya adalah sebagai berikut :a. Penyakit cekik atau dumping off

Penyakit ini sering menyerang tanaman muda yang ditanam dari biji, sewaktu masih di persemaian, penyakit ini menyerang bagian tanaman bawah batang sampai leher batang, hingga akar dan leher batang busuk serta mengering.Biasanya tanaman akan layu mendadak tanpa menimbulkan gejala menguning pada daunnya, penyakit ini dapat ditularkan melalui biji.

b. Penyakit mati pucukPenyakit ini mula-mula menyerang pucuk daun sehingga

warnanya menguning kemudian sel-selnya mati lalu mengering, selanjutnya gejala menjalar ke bawah sampai kurang lebih 15 cm, bagian yang kering ini akhirnya terkulai ke bawah sambil membentuk pilinan.Penyakit ini disebarkan melalui udara dan bersembunyi di dalam tanah.

c. Penyakit trotol/downy mildew atau embun upasPenyakit ini menyerang secara sistematis atau lokal dan

disebarluaskan melalui udara, tanaman yang terserang akan merana dan daunnya akan menjadi pucat serta menguning. Bila udara lembab daun yang terserang akan menunjukkan gejala bintik-bintik berwarna ungu bila udara kering akan menyebabkan bintik-bintik putih sedemikian rupa.

d. Penyakit noda unguPenyakit ini menyerang daun, tangkai bunga dan umbi bawang,

penyakit ini menyerang melalui luka atau mulut kulit dan memberikan gejala bintik lingkaran konsentris warna ungu yang melebar sehingga menjadi semakin tipis yang akhirnya menjadi abu-abu pada daerah sekitarnya, Bagian yang rusak umumnya membentuk cekungan.

Penyebarannya diduga melalui umbi bibit dan percikan air dari dalam tanah, gejalanya sering timbul bersama dengan embun upas.

c. Pengendalian hama dan penyakitYang perlu diperhatikan dalam pengendalian hama dan

penyakit menggunakan pestisida yaitu: Gunakan pestisida nabati karena lebih aman dan ramah lingkungan, sedangkan penggunaan pestisida kimia bisa diaplikasikan jika memang benar-benar diperlukan dan serangan sudah cukup parah.

Pilihlah pestisida yang tepat dan sesuai target hama atau penyakit. Jangan menggunakan pestisida lebih dari satu macam pada satu waktu penyemprotan, gunakan beberapa macam pestisida secara bergantian, agar hama dan penyakit tidak kebal terhadap satu macam pestisida. Jangan menggunakan dosis yang berlebihan karena tidak efektif dan akan menambah biaya produksi.

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

14

Page 15: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

Waktu penyemprotan juga harus diperhatikan, sebaiknya sebelum matahari terbit atau sore hari. Cara penyemprotan tepat mengenai sasaran serta searah dengan angin.

4. Penggunaan benih lokal yang diturunkan terus menerus tanpa pemuliaan

Masih banyak petani menggunakan varietas lokal setempat yang diturunkan terus menerus tanpa pemuliaan, kelemahan menggunakan varietas lokal ini selain produksi rendah juga kurang tahan terhadap hama dan penyakit.

Ciri-ciri benih bawang merah yang bagus adalah:Benih berukuran sedang, berdiameter 1,5-2 cm dengan bentuk simetris dan telah disimpan 2-4 bulan, warna umbi lebih mengkilap, bebas dari organisme pengganggu tanaman.

5. Penanganan pasca panenAgar tidak busuk, bawang merah harus melalui penanganan

yang bagus pasca panen, dengan adanya penanganan pasca panen dapat menambah nilai jual dan nilai harga yang tinggi.

Penanganan pasca panen adalah penjemuran dengan alas anyaman bambu, penjemuran pertama selama 5-7 hari dengan bagian daun menghadap ke atas, tujuannya untuk mengeringkan daun.

Penjemuran kedua selama 2-3 hari dengan umbi menghadap ke atas, tujuannya untuk mengeringkan umbi dan sekaligus dilakukan pembersihan umbi dari sisa kotoran atau kulit umbi yang terkelupas dan juga tanah yang terbawa dari lahan

1.5. Analisis Swot Model Matrika. Matrik Faktor Strategi Eksternal

Tabel: 15EFAS (Eksternal Faktor Strategi)

Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot X Rating Komentar

1 2 3 4 5Peluang* Kondisi Eksiting Wilayah* Sarana Prasarana Pendukung* Dukungan SDM* Revitalisasi Industri Pertanian* Diversifikasi Pasar

0,200,150,150,200,10

1,141,421,141,7

1,17

0,220,210,170,340,17

Cukup prospek budidaya bawang merah, didukung oleh lahan yang tersedia, dan subur areal kawasan selingkar Gunung Wilis

Ancaman* Meningkatnya alih fungsi lahan* Infrastruktur kurang* Tingkat pengangguran* Organisme Penggangu Tanaman* Meningkatnya Persaingan

0,020,050,050,050,03

1,731,571,821,821,91

0,030,070,090,090,05

Perlu cukup banyak pengetahuan dalam budidaya bawang merah, dimusin hujan, utk menangkal OPT.

Total 1,00 1,44Sumber: Pola pikir peneliti (diolah berdasarkan instrumen pilihan informan)Catatan: 1. Pemberian bobot masing-masing faktor, mulai dari 1,0 (sangat

penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting), faktor tersebut sedapat mungkin dapat memberikan dampak terhadap faktor strategi, (bobot ditentukan oleh peneliti dengan mengacu pada buku analisis

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

15

Page 16: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

SWOT :Freddy Rangkuti, sedangkan ranting mengambil sampel 45 informant, melalui isian instrumen),-

2. Untuk kolon rating, memberika skala dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor,-

3. Kalikan bobot kolon 2 dengan rating kolon 3 untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolon 4,-

4. Gunakan kolon 5 untuk memberi komentar, atau catatan mengapa faktor-faktor terpilih.

Ilustrasi matrik faktor strategi eksternal bahwa dalam tabel diatas menunjukkan bahwa kondisi wilayah di kawasan selingkar gunung wilis, masing-masing: (a) Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilengkenceng, Kabupaten Madiun, dan (b) Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, sangat cocok, dan cukup prospek untuk dikembangkan budidaya bawang merah, karena didukung oleh lahan yang tersedia.

b. Matrik Faktor Strategi InternalTabel: 16

IFAS (Internal Faktor Strategi)Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot X

Rating Komentar

1 2 3 4 5Kekuatan* Lembaga Petani* Pengalaman Cocok tanan* Luas lahan* Hubungan baik SDM* Ketersediaan pasar

0,150,150,100,050,15

1,521,731,801,801,73

0,220,250,180,090,25

Kualitas produksi ditentukan oleh SDM kelompok tani dalam budidaya bawang merah, cabe besar, dan koordinasi inte PPL, Mantri Tani dan KUD, Bundes

Kelemahan* Cara Budidaya* Proses Produksi* Dukungan keuangan* Saluran distribusi* Fasilitas sarana prasarana

0,050,050,150,100,05

1,551,481,771,711,77

0,070,070,260,170,08

Petani hortikultura lambat menerima informasi budidaya, modal usaha kurang, terangkap momen tengkulat, sarana prasarana terbatas, pengaruh pasar/harga tidak stabil.

Total 1,00 2,14 Sumber: Pola pikir peneliti (diolah berdasarkan instrumen pilihan informan)Catatan: 1. Beri bobot masing-masing faktor dengan skala 1,0 (paling

penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor,-

2. Beri skala pada kolon rating antara 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh,-

3. Kalikan bobot kolon 2 dengan rating kolon 3 untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolon 4,-

4. Gunakan kolon 5 untuk memberi komentar, atau catatan mengapa faktor-faktor terpilih.

Menyikapi matrik faktor strategi internal diatas, maka kekuatan lembaga petani sangat perlu didorong untuk menetapkan kelompok tani hortikultura, hanya dengan berkelompok bisa saling bahu membahu dan diharapkan mendapatkan bantuan pemerintah. Kemudian dimotivasi para kelompok tani untuk meningkatkan pengetahuan tentang budidaya

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

16

Page 17: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

tanaman hotikultura, khususnya budidaya bawang merah dimusim hujan, karena dukungan pemerintah sudah jelas dengan memprogramkan tanaman tumpang sari diareal tanaman tebu dengan bawang merah, sehingga lahan terbuka luas, yang menjadi persoalan adalah pemasaran dengan harga yang tidak stabil, maka perlu digagas untuk intensinitas pasar, para petani lebih banyak berkoordinasi dengan KUD dan Bundes, sebagai pilar lembaga yang ada di desa, untuk membangun jaringan pasar antar kabupaten, hingga antar provinsi.

c. Matrik Profil KompetitifTabel: 17

Matrik Profil Kompetitif

Faktor Strategi BobotBawang Merah Budidaya Kemarau

1Budidaya Hujan

2

Rating Bobot Skor Rating Bobot

Skor Rating Bobot Skor

Kualitas Produk 0,20 1,50 0,3 1,50 0,45 1,50 0,67Penerapan harga 0,20 1,80 0,36 1,80 0,66 1,80 1,21Posisi Keuangan 0,40 1,66 0,66 1,66 1,09 1,66 1,80Pangsa Pasar 0,10 1,84 0,08 1,84 0,14 1,84 0,25Kesetaiaan Petani menanan 0,10 1,73 0,17 1,73 0,23 1,73 0,039

Total 1,00 8,53 1,67 8,53 2,57 8,53 4,32Sumber: Pola pikir peneliti (diolah berdasarkan instrumen pilihan informan)

Mantrik profil kompetitif diatas, untuk melihat perbedaan budidaya bawang merah antara musim kemarau dengan budidaya dimusim hujan, sehingga terlihat jelas kompetitif perbedaannya. Pada faktor strategi kualitas produk dimusim kemarau skor bobot 0,45%, lebih tinggi bobot skor kualitas produknya dimusim hujan mencapai 0,67%, tentunya akan mengikuti penerapan harga yang mencapai bobot skor dimusim kemarau hanya 0,66%, sedangkan bobot skor dimusim hujan mencapai 1,21%, ini menjukkan harga yang baik dimusim hujan.

5.2. Budidaya Bawang Merah di Kabupaten Madiun dan Trenggalek

2.1. Jumlah Petani bawang merah yang ikut dalam pelatihan model budidaya bawang merah dimusim penghujan sebanyak 60 orang petani terdiri dari beberapa desa seputar Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, dan Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan inti dari pelatihan ini merangsang keinginan para petani mau menanan bawang merah walaupun dalam musim hujan, agar tidak takut dalam menghadapi permasalahan penyakit tanaman (OPT), dimaksudkan untuk mengikuti langkah-langkah kegiatan dalam penerapan model ini, agar para petani terbiasa mengikuti anjuran pemerintah dibidang pertanian.a. Materi disampaikan oleh Peneliti dan Tenaga Ahli dari BPTP dan

Narasumber, baik di desa kenongorejo maupun desa sumurup,-b. Peserta dari Petani hortikultura dari dua desa kenongorejo 30 orang

dan desa sumurup 30 orang yang dikoordinir oleh kapotan,-

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

17

Page 18: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

c. Materi yang diberikan adalah penerapan model budidaya bawang merah dimusim penghujan selama 6 jam dimulai pukul 09.00 Wiba hingga pukul 15.00 Wb,-

d. Dilanjutkan dengan praktek pada hari kedua dilahan sawah tadah hujan di desa kenongorejo, sebanyak 30 orang petani dan desa sumurup sebanyak 30 orang petani dengan lokasi demplot dikaki gunung wilis yang terletak batas desa dompyang, kecamatan bendungan.

2.2. Persiapan praktek yang digagas dalam bentuk demplot oleh Balitbang Provinsi Jawa Timur yang disesauikan dengan kondisi Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun dan Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek meliputi:a. Penyiapan lahan 100 Ru (1.400 m²),- disewa dari lahan petani,-b. Penyiapan benih vareitas Bauji antara 200-250 kg,-c. Pengolahan lahan (membuat bedengan- membuat garis tanam),-d. Pemupukan (sesuai anjuran, kondisi lahan),-e. Postisida-Isekti sida, sesuai anjuran,-f. Pekerja/ pengolah lahan dari desa seputar.

2.3. Budidaya Bawang Merah Sebelum Penerapan Model dimusim Hujana. Proses olah lahan menggunakan traktor mini atau cultifator,-b. Olah lahan tidak memperhatikan ketebalan media tanam,-c. Ketersediaan bahan organik,-d. Membentuk bedengan,-e. Membuat alur jarak tanam,-f. Penanaman (penancapan benih),-g. Perawatan,-h. Penyiraman (kalau hujan tidak turun),-i. Pemupukan,-y. Pengendalian OPT,-k. Panen (pangkal batang sudah kempis-rebah),-l. Penjemuran bawang merah (umbi posisi berdiri).

Disimak dalam gambar alur budidaya bawang merah sebelum penerapan model di dua desa, desa kenongorejo dan desa sumurup.

Gambar: Alur budidaya bawang merah sebelum

2.4. Penerapan Model Budidaya Bawang Merah dimusim PenghujanPenerapan model budidaya bawang merah dimusim penghujan

pada dua desa dilaksanakan berupa demplot (percontohan) yaitu Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek.

Langkah-langkah Model Budidaya Bawang Merah Dimusim Penghujan diterapkan sebagai berikut:A. Tahap Pertama

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

18

1. Olah Lahan Cultifator2. kurang tebal tanam3. bahan organik seadanya4. bentuk bedengan kurang5. alur jarak tanam kurang6. penancapan benih tidak sesaui

1. perawatan seadanya2. penyiraman kurang (hujan tidak turun)3. pemupukan seadanya4. Pengendalian hama/penyakit, seadanya5. panen disesaui jadwal tanam6. penjemuran tidak sesaui anjuran PPL

Page 19: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

1. Persiapan Lahan dan Penyiapan Umbi Vareitas yang cocok dimusin hujan.

2. Pengolahan Lahan:(a) Dicangkul, dibajak terlebih dahulu, atau menggunakan

traktor tangan,-(b) Dibuat bedengan dengan tinggi 60 – 120 cm, (sesuai

kondisi lahan),-(c) Panjang bedengan disesuaikan keadaan lahan,-(d) Jarak antara bedengan 20 – 30 cm, (sesuai kondisi

lahan),-(e) Dibuat parit-parit sedalam 20 – 30 cm, (sesuai kondisi

lahan),-(f) Lahan dibiarkan selama beberapa hari.

3. Jenis tanah dan lokasi yang cocok budidaya bawang merah dimusin hujan:(a) Tanah yang bertekstur sedang sampai liat,-(b) Tanah latosol coklat, asosiasi latosol-andosol dan andisol,-(c) Lahan kering, tegalan atau sawah tadah hujan,-(d) Lahan berdrainase baik,-(e) Lokasi yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan,-(f) Tanaman bawang merah menghendaki cahaya dan sinar

matahari penuh.4. Penyiapan Umbi:

(a) Varietas Trisula, adaptif terhadap musin hujan, umur panen normal 55 hari dengan potensi hasil mencapai 23,21 ton/ha. juga cocok Varietas Sembrani, adaptif terhadap musin hujan, umbi besar dan cocok dilahan kering atau tadah hujan dengan potensi hasil mencapai 24,3 ton/ha,-

(b) Varietas Maja, Bauji yang adaptif didaratan tinggi dan tahan curah hujan tinggi,-

(c) Memilih bibit dari Varietas unggul yang cocok dibudidayakan dimusin hujan,-

(d) Menyeleksi umbi yang dijadikan bibit sesuai dengan ukurannya agar pertumbuhan bisa seragam,-

(e) Memotong ujung umbi yang akan ditanam, jika bibit siap ditanam,-

(f) Perlakuan bibit dengan fungisida, diaduk hingga rata kemudian dibiarkan selama beberapa jam sebelum ditanam.

(g) Ciri-ciri umbi bawang mearh yang baik untuk dijadikan bibit seperti:* Bibit dari Vareitas unggul yang adaptif ditanam saat

musin hujan,-* Bibit yang baik yakni umbi yang sudah disimpan

selama 3 - 4 bulan,-

* Umbi bawang merah dalam kondisi segar,-* Umbi kekar/padat, tidak cacat dan bebas dari hama dan

penyakit.============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

19

Page 20: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

B. Tahap Kedua1. Pemupukan dan penggunaan pupuk sesuai dosis (ketentuan),-2. Selanjutnya dilakukan penaburan pupuk dasar, kemudian:

(a) Tanah dicangkul kembali kedua kalinya, hingga bedengan rata dan rapi,-

(b) Lebih baik jika bedengan ditutup mulsa pliastik hitam perak,-

(c) Jika pH tanah kurang dari 5,5, maka diperlukan pengapuran,-

(d) Kapur yang digunakan menaikan pH tanah, kapur dolomit,-(e) Diperlukan sekitar 1,5 ton kapur/ ha untuk netralkan tanah

pH < 5,5,-(f) Kapur ditabur merata pada bedengan minimal 2 minggu

sebelum bibit bawang merah ditanam.3. Jenis pupuk dasar bawang merah, antara lain:

(a) Pupuk kandang, kotoran sapi, kotoran unggas atau pupuk kompos,-

(b) Pupuk kandang sebaiknya kotoran ternak sudah lama (difermentasi),-

(c) Pupuk buatan Kimia (TSP atau SP36),-(d) Cara kerjanya, dosis dan waktu penaburan pupuk dasar:

Menggunakan kotoran Sapi dibutuhkan 15–2- ton/ hektar,-

Menggunakan kotoran Unggas dibutuhkan 5–6 ton/ hektar,-

Menggunakan pupuk Kompos, dosis 2–3 ton/ hektar,- Menggunakan pupuk TSP/ SP36 dibutuhkan 150–200

kg/ hektar,- Menggunakan Kaptan atau dolomit 1,5 ton/ hektar,- Caranya:

Pupuk dasar ditaburkan secara merata diatas bedengan kemudian diaduk hingga rata,-

Waktu penaburan, saat pengolahan lahan kedua, kurang lebih 2 minggu sebelum bibit ditanam.

4. Dosis jenis pupuk susulanUntuk menunjang pertumbuhan tanaman agar lebih baik, perlu diberikan pupuk susulan, sebagai berikut:(a) Pupuk Susulan I: diberikan ketika tanaman bawang merah

berumur 15 hari setelah tanam, jenis pupuk adalah Urea 100 kg/ha + Za 200 kg/ha + KCI 150 kg/ha,-

(b) Pupuk Susulan II: diberikan ketika tanaman bawang merah berumur 3 minggu setelah tanam, jenis pupuk yaitu Pupuk NPK 16-16-16 atau NPK 15-15-15 sebanyak 30 kg/ha,-

(c) Pupuk Susulan III: diberika ketika tanaman bawang merah berumur 4-5 minggu setelah tanam, jenis dan dosis pupuk adalah Urea 150 kg/ha + Za 300 kg/ha + KCI 200 kg/ha,-

(d) Jika tidak turun hujan, pemberian pupuk susulan dibarengi dengan penyiraman,-

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

20

Page 21: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

(e) Semprotkan pupuk daun untuk memenuhi kebutuhan unsur hara mikro denga interval 10 hari sekali.

C. Tahap Ketiga1. Jarak tanam, Pengairan, Penyiangan, dan Pengendalian Hama

Bilamana menggunakan mulsa plastik, jarak tanan dilakukan:(a) Terlebih dahulu mulsa plastik dilubangi, disesuaikan

dengan jarak tanam,-(b) Jarak tanam bawang merah sesuaikan dengan ukuran bibit

yang ditanam,-(c) Umbi ukuran kecil, berat kurang dari 4 gram, jarak tanam

15 X 15 cm,-(d) Umbi agak besar atau berat lebih 4 gram, jarak tanam 15

X 20 cm.2. Budidaya tanaman bawang merah dimusin hujan cukup

mengandalkan siraman air hujan, jika dalam beberapa hari tidak turun hujan dan kondisi tanah kering, perlu:(a) Perlu disiram secukupnya,-(b) Harus disemprot menggunakan air setiap pagi sebelum

matahari terbit- (sebelum embun kering),-(c) Tujuan penyemprotan membersihkan daun, dari percikan

tanah, embun tepung yang menempel akibat hujan dimalam hari,-

(d) Tujuan lain, mengurangi resiko serangan penyakit seperti Altenaria porii L, Fusarium dan penyakit tular tanah.

3. PenyiaganUsaha budidaya bawang merah, penyiangan biasanya dilakukan 2 hingga 3 kali dalam satu musim tanam, tergantung:(a) Kondisi pertumbuhan gulma,-(b) Penyiangan sebaiknya dilakukan sebelum pemupukan

susulan,-(c) Tujuannya untuk memperoleh nutrisi antara gulma dan

tanaman,-(d) Penyiangan bermanfaat meminimalisir serangan hama dan

penyakit.4. Pengendalain Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit sering dijumpai pada tanaman bawang merah antara lain:(a) Ulat bawang, ulat grayak, penggerek daun, thrips, bercak

ungu/trotol, layu fusarium, antraknosa, busuk daun,-(b) Lakukan pemantauan secara rutin dan berkala agar tindakan

pengendalian dapat dilakukan dengan segera,-(c) Lakukan pengendalian hama maupun penyakit sesuai

dengan gejala yang timbul.

D. Tahap Keempat1. Umur Panen, dan Cara Panen Bawang Merah, dijadikan Bibit

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

21

Page 22: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

2. Umur panen bawang merah berbeda-beda, tergantung varietas yang ditanam. Umumnya umbi bawang merah dapat dipanen ketika:(a) Berumur 55 hingga 90 hari setelah tanam,-(b) Ciri-ciri fisik tanaman bawang merah yang sudah siap dipanen:

Umbi bawang merah sudah terbentuk dengan penuh dan kompak,-

Sebagaian besar umbi sudah terlihat diatas permukaan tanah,-

80 % daun bawang merah sudah rebah,- 70 – 80 % daun berwarna kuning pucat,- Jika dipegang, pengkia daun sudah lemas.

3. Cara Panen Bawang MerahBawang Merah dipanen dengan cara:(a) Dicabut, kemudian,-(b) Diikat pada bagian daun-nya dan dikumpulkan,-(c) Bawang merah yang sudah dipanen dijemur, dibawah sinar

matahari hingga kering,-(d) Penjemuran dilakukan dengan cara digantung 7 – 15 hari

(kondisi cuaca),-(e) Agar bawang merah kering merata setiap 2–3 hari

dilakukan pembalikan(f) Jika sudah benar-benar kering, daun-daun bawang merah

dibersihkan, umbi dikemas menggunakan karung goni dan siap dipasarkan.

4. Bawang merah dijadikan bibitJika akan dijadikan bibit, bawang merah sebaiknya dipanen ketika sudah benar-benar tua. Simpan dalam bentuk ikatan dan digantung dalam ruang penyimpanan atau gudang. Suhu ruang penyimpanan bibit bawang merah idealnya adalah 30º - 33º C, dan kelembaban berkisar antara 65 sampai 75%.

Adapun alur gambar terlampir model budidaya bawang merah dimusim penghujan terbagi 4(empat) tahapan:

D. KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan

Dari rangkaian pembahasan data dimaksud, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikiut:1.1. Usahatani bawang merah di musim hujan dilakukan petani seadanya,

sebelum penerapan model ini di demplot, karena merupakan sumber pendapatan utama, namun produksi tidak maksimal, karena terbentur benih vareitas yang cocok dan adaptif dimusin hujan, vareitas benih yang cocok adalah Bauji.

1.2. Di Desa Kenongorejo sebagian petani menanam bawang merah dimusim hujan vareitas thailand yang hasilnya tidak maksimal dijual,

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

22

Page 23: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

perlakuan sama dimusim kemarau, sedangkan di Desa Sumurup sebagian petani menanam vareitas thailand dimusim hujan benih dari nganjuk yang hasilnya tidak maksimal dijual, dan untuk konsumsi, mereka kebanyakan takut gagal panen, dimusim penghujan.

1.3. Pelatihan penerapan model budidaya bawang merah dimusim hujan yang dilaksanakan di Kantor Kecamatan Pilangkenceng, diikuti oleh 30 petani bawang merah dari Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Sedangkan dari Desa Sumurup 30 petani, dilaksanakan di rumah kelompok tani sebagai balai pertemuan petani di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, berjalan lancar semua materi disampaikan oleh Peneliti, tenaga Ahli serta narasumber kegiatan ini, melipuiti teori dan praktek.

1.4. Pelaksanaan demplot berupa percontohan, diikuti oleh 30 petani dari Desa Kenongorejo dalam praktek lapangan di areal lahan sawah tadah hujan berlokasi 150 meter dari Kantor Kecamatan Pilangkenceng, dalam penerapan model budidaya bawang merah dimusim hujan, kemudian pelaksanaan demplot (percontohan) diikuti 30 petani dari Desa Sumurup berlokasi dilahan milik petani yang disewa untuk praktek lapangan dalam penerapan model budidaya bawang merah dimusim hujan, dapat menghasil 2 ton bawang merah jenis vareitas bauji dengan luas lahan 100 Ru (1.400 m²) dibandinkan dengan sebelum model diterapkan dengan hasil 1 ton luas lahan sama, jenis vareitas thailand.

1.5. Permasalahan yang menghambat petani di Desa Kenongorejo dan Desa Sumurup untuk memperoleh produksi dan pendapatan optimal pada usahatani bawang merah musim hujan adalah serangan hama dan penyakit, turunnya harga jual akibat masuknya bawang merah impor, dan keterbatasan modal untuk pembelian pupuk dan pestisida.

1.6. Bawang Merah merupakan alternatif dalam panca rubah iklim yang tidak menentu, melalui penerapan model budidaya bawang merah dimusim penghujan untuk dapat dibudidayakan melalui 60 kader yang telah mengikuti pelatihan dan praktek di dua desa yaitu Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun dan Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, karena penggunaan air yang tidak berlebihan, dapat dibudidaya sesuai kondisi lahan.

1.7. Dari pertemuan pada pelaksanaan pelatihan dan praktek (demplot) penerapan model budidaya bawang merah dimusim penghujan, ada petunjuk teknis yang disampaikan oleh Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, serta pendamping penerapan dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek, bagi petani selaku peserta agar pola tanam mengikuti iklim musim tahun ini, sebaiknya mulai menanam hortikultuira jenis produk bawang merah.

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

23

Page 24: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

2. SaranDari apa yang disimpulkan diatas dapat ditarik saran sebagai bahan

masukan sebagai berikut:2.1. Usahatani bawang merah di musim hujan sebaiknya para petani selalu

mengikuti anjuran pemerintah (dinas pertanian) dengan menerapkan model budidaya bawang merah dimusim penghujan dari benih vareitas bauji yang cocok dan adaptif dimusim hujan.

2.2. Petani dari Desa Kenongorejo menanam bawang merah dimusim hujan vareitas thailand yang hasilnya tidak maksima, sedangkan di Desa Sumurup menanam vareitas thailand dimusim hujan perlu bimbingan dan pendampingan dari PPL, Mantri Tani setempat, untuk merubah pola tanam dengan penerapan model budidaya bawang merah dimusim penghujan ini.

2.3. Pelatihan penerapan model budidaya bawang merah dimusim hujan yang diikuti oleh 30 petani bawang merah dari Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Kemudian juga dari Desa Sumurup 30 petani, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, perlu pendampingan petugas PPL, Mantri Tani untuk kesinambungan dari model yang diterapkan ini.

2.4. Pelatihan dan Praktek, demplot (percontohan), diikuti oleh 30 petani dari Desa Kenongorejo kemudian dari Desa Sumurup diikuti 30 petani perlu ditindalanjuti di desa lainnya, sebagaimana permintaan dari petani lain dari desa lainnya yang ada di dua kabupaten dimaksud berupa dana/biaya bergulir, dari masing-masing Dinas Pertanian (Pemerintah setempat).

2.5. Sambutan Pemerintah kedua Kabupaten dimaksud, untuk melaksanakan pola tanam jenis hortikultura perlu di dorong kepada para petani agar tidak hanya menanam padi dan palawija, tetapi lebih diarahkan ke hortikultura jenis bawang merah saat musim hujan melalui penerapan model budidaya bawang merah dimusim penghujan ini.

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

24

Page 25: PROPOSAL · Web viewMemperkenalkan jenis & dosis pupuk dasar budidaya bawang merah dimusim hujan, seperti: 1) jika menggunakan kotoran sapi dibutuhkan 15 – 20 ton/ha. 2) jika menggunakan

Exekutive summray Desain Pengembangan Model=========================================================

============================================Penerapan Pengembangan Model Budidaya Bawang MerahDimusim Penghujan dikawasan Selingkar Gunung Wilis.

25