vee12blog.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini adalah tugas yang wajib dipenuhi oleh...

21
ETIKA IBNU BAJJAH (1082-1138 SM) Nama Mata Kuliah SEJARAH DAN TEORI-TEORI ETIKA Disusun Oleh Vanessa Arga Yudika Samosir (16/397417/FI/04282) Fakultas Filsafat

Transcript of vee12blog.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini adalah tugas yang wajib dipenuhi oleh...

Page 1: vee12blog.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini adalah tugas yang wajib dipenuhi oleh penulis. Makalah ini berisi etika salah satu filsuf Islam yaitu Ibnu Bajjah. ... Ibnu

ETIKA IBNU BAJJAH

(1082-1138 SM)

Nama Mata Kuliah

SEJARAH DAN TEORI-TEORI ETIKA

Disusun Oleh

Vanessa Arga Yudika Samosir

(16/397417/FI/04282)

Fakultas Filsafat

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

2017

Page 2: vee12blog.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini adalah tugas yang wajib dipenuhi oleh penulis. Makalah ini berisi etika salah satu filsuf Islam yaitu Ibnu Bajjah. ... Ibnu

Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatNya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Etika Ibnu Bajjah. Makalah ini

adalah tugas yang wajib dipenuhi oleh penulis. Makalah ini berisi etika salah satu filsuf Islam

yaitu Ibnu Bajjah. Makalah yang dibuat oleh penulis bertujuan untuk menambah pemahaman

mengenai sejarah dan teori etika.

Makalah sejarah dan teori etika yang berisi tentang etika Ibnu Bajjah telah penulis

susun semaksimal mungkin dan dengan bantuan penyuntingan oleh Ibu Jirzanah, sehingga

penulis mampu menyusun makalah ini dengan semaksimal mungkin. Dengan itu penulis

berterima kasih banyak kepada pihak yang telah mendukung selesainya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan baik dari dalam susunan bahasa

maupun penulisan. Oleh sebab itu, terbuka bagi penulis saran dan kritik dari pembaca kepada

penulis sehingga penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Penulis berharap, semoga makalah ini memberikan manfaat dan inpirasi kepada

pembaca.

Yogyakarta , Mei 2017

Penulis

Page 3: vee12blog.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini adalah tugas yang wajib dipenuhi oleh penulis. Makalah ini berisi etika salah satu filsuf Islam yaitu Ibnu Bajjah. ... Ibnu

DAFTAR ISI

Cover .........................................................................................................................................1

Kata Pengantar...........................................................................................................................2

Daftar Isi.....................................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan

a. Latar Belakang...............................................................................................................4

b. Rumusan Masalah..........................................................................................................4

c. Etika Ibnu Bajjah............................................................................................................5

d. Landasan Teori...............................................................................................................6

Bab II Analisis Pemikiran Ibnu Bajjah

a. Kelebihan dan Kekurangan............................................................................................9

b. Pemetaan......................................................................................................................10

c. Relevansi bagi Bangsa dan Negara..............................................................................10

Bab III Kesimpulan..................................................................................................................11

Daftar Pustaka..........................................................................................................................12

Page 4: vee12blog.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini adalah tugas yang wajib dipenuhi oleh penulis. Makalah ini berisi etika salah satu filsuf Islam yaitu Ibnu Bajjah. ... Ibnu

Bab I

a. Latar Belakang

Teori etika adalah dasar penentuan baik buruknya moral. Teori etika yang

akan dibahas dalam makalah ini adalah teori etika salah satu filsuf Islam. Filsuf Islam

tersebut adalah Ibnu Bajjah. Pada umumnya, Ibnu Bajjah jarang dibicarakan dalam

pembelajaran mengenai filsuf Islam. Hal ini yang membuat penulis tertarik dalam

menganalisis pemikiran Ibnu Bajjah.

Abu Bakr Muhammad ibn Yahya al-Sh’igh lebih dikenal sebagai Ibnu Bajjah

atau di Eropa sebagai Avenpace adalah filsuf Islam yang berasal dari keluarga al-

Tujib. Oleh sebab itu, beliau juga dikenal sebagai al-Tujibi. Ibn Bajjah lahir di

Saragossa dan sepanjang hidupnya beliau mengahabiskan disana. Tentang kehidupan

masa muda dan siapa saja guru yang mengajarnya, tidak bisa dijelaskan karena tidak

ada bukti yang pasti. Banyak sumber yang menyimpulkan bahwa Ibnu Bajjah

menyelesaikan jenjang akademisnya di Saragossa. Hal ini diperkuat oleh kejadian saat

Ibnu Bajjah pergi ke Granada, Ibnu Bajjah sudah menyandang gelar sarjana bahasa

dan sastra Arab yang ulung dan Ibnu Bajjah menguasai dua belas jenis ilmu

pengetahuan.

Ibnu Bajjah menguasai aspek teori maupun praktik ilmu-ilmu matematika,

terutama astronomi dan musik dengan baik. Ibnu Bajjah juga mahir dalam pengobatan

dan tekun dalam studi spekulatif seperti logika, filsafat alam, dan metafisika. Menurut

pandangan de Boer, Ibnu Bajjah mirip dengan al-Farabi dalam tulisannya mengenai

logika dan secara umum setuju dengan doktrin-doktrin fisika dan metafisikanya.

Ibn Bajjah memang mengadopsi pemikiran filsafat dan logika al-Farabi,

namun Ibnu Bajjah memberikan perubahan dalam hal menambahkan karya itu. Ibn

Bajjah dalam menghadapi masalah hanya berdasarkan pada nalar . Hal tersebut dapat

dijadikan pembeda antara ibn Bajjah dan al-Farabi. Ibn Bajjah juga mengagumi

Aristoteles dan mendasarkan metafisika dan psikologinya pada fisika.

b. Rumusan Masalah

1. Apa kelebihan dan kekurangan etika Ibnu Bajjah ?

2. Apa pemetaan yang sesuai dengan etika Ibnu Bajjah ?

3. Bagaimana relevansi etika Ibnu Bajjah dengan bangsa dan negara?

Page 5: vee12blog.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini adalah tugas yang wajib dipenuhi oleh penulis. Makalah ini berisi etika salah satu filsuf Islam yaitu Ibnu Bajjah. ... Ibnu

c. Etika Ibnu Bajjah

Ibn Bajjah menggolongkan tindakan menjadi dua, yaitu tindakan hewani dan

tindakan manusiawi.1 Tindakan hewani adalah tindakan yang lahir dari dorongan

naluri dan hal-hal lain yang berhubungan dengan diri manusia, sedangkan tindakan

manusiawi adalah tindakan yang lahir dari pikiran yang lurus dan kemauan yang

bersih dan tinggi.2 Tindakan yang dapat dijadikan sebagai pembanding antara

tindakan hewani dan tindakan manusiawi adalah makan. Makan dapat dikatakan

bersifat hewani , saat makan dilakukan demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Makan digolongkan dalam tindakan manusiawi, saat makan dilakukan untuk menjaga

kekuatan dan kehidupan demi mencapai karunia-karunia spiritual. Oleh karena itu,

tindakan dapat dikatakan tindakan hewani atau manusiawi berdasarkan motif-motif

yang mendorong tindakan tersebut, bukan pada tindakan itu sendiri.3

Ibnu Bajjah membawa perhatian kepada unsur-unsur manusiawi yang aktif

sebab manusia terlalu tinggi untuk dikualifikasikan dengan unsur-unsur pasif yang

bersifat material atau hewani.4 Unsur manusia untuk mempelajari adalah unsur pasif,

begitu pula dalam arti yang berbeda. Unsur aktif hanya berkeinginan mencapai

kesempurnaan saja, sesudah itu dia berhenti.5

Pengulangan dilaksanakan hanya lewat pendapat dan ruh yang berhasrat. Apa

yang dilakukan yang mengandung karena ruh yang berhasrat merupakan tindakan

yang bertujuan bagi diri sendiri. Apa yang dilakukan pendapat memiliki tujuan yang

lain. Ruh yang mengandung hasrat menginginkan sesuatu yang kekal. Keinginan ruh

disebut kesenangan, sedangkan ketiadaannya disebut kejemuan dan kesakitan. Ketika

hal tersebut terjadi, maka siapapun yang melakukannya telah melakukan tindakan

hewani. Dan mereka yang bertindak melalui pendapat dan pikirannya bertindak secara

manusiawi.6 Pendapat mengarahkan orang ke arah yang secara esensial kekal.

Jika tindakan bersifat kekal karena kelimpahan, maka tujuan akan

menggantikan tindakan permulaan. Pengupayaan tujuan terjadi karena kecenderungan

semata yang akan berakhir pada tindakan hewani atau karena pendapat yang memiliki

tujuan untuk mencapai kesempurnaan. Tujuan beragam sesuai dengan sifat individu. 1 Al-Ma’sumi, Para Filosof Muslim, (Bandung: Penerbit Mizan, 1993), Cet. V, hlm. 167.2 Mustain, “Etika dan Ajaran Moral Filsafat Islam : Pemikiran Para Filosof Muslim tentang Kebahagiaan”, Ulumuna Jurnal Studi Keislaman, (Mataram: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kependidikan IAIN Mataram, 2013), hlm. 208.3 Ibid.4 Al-Ma’sumi, Para Filosof Muslim, (Bandung: Penerbit Mizan, 1993), Cet. V, hlm. 167.5 Ibid.6 Ibid.

Page 6: vee12blog.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini adalah tugas yang wajib dipenuhi oleh penulis. Makalah ini berisi etika salah satu filsuf Islam yaitu Ibnu Bajjah. ... Ibnu

Tujuan-tujuan saling melayani dan memiliki tujuan akhir yang sama yaitu tujuan

utama. Manusia utama pasti yang mempersiapkan dirinya untuk mencapai tujuan

utama tersebut. Manusia yang tidak siap pasti akan tunduk. Menurut Tadbir, pasti

akan ada orang yang patuh diperintah dan ada juga orang yang memiliki wewenang

alamiah dan memerintah yang lain.7

Pendapat secara esensial terkadang benar tergantung keinginan yang kekal.

Pendapat terkadang secara kebetulan benar bukan secara esensi. Pendapat yang relatif

umum benar adalah benar secara mutlak. Namun, pendapat yang terkadang relatif

benar, tidak benar secara umum. Oleh karena itu, bisa dikatakan benar di satu segi

satu tidak di segi lain.8

Penentuan apakah tindakan itu bersifat hewani atau manusiawi memerlukan

spekulasi selain kemauan. Jenis kebajikan dengan memperhatikan sifat kemauan dan

spekulasi terbagi dua , yaitu kebajikan formal dan spekulatif. Kebajikan formal adalah

pembawaan sejak lahir tanpa pengaruh kemauan atau spekulasi, seperti kejujuran

seekor anjing, sebab mustahil kalau anjing tidak jujur. Kebajikan spekulatif adalah

kebajikan yang didasarkan pada kemauan bebas dan spekulasi. Segala tindakan dalam

hal ini dilakukan untuk kebenaran dan bukan untuk memenuhi keinginan alamiah

yang disebut tindakan ketuhanan bukan manusiawi (jarang pada manusia). Yang baik

menurut Ibnu Bajjah adalah eksistensi dan yang jahat merupakan ketiadaan. Dengan

kata lain yang jahat baginya benar-benar tidak jahat.9

d. Landasan Teori

Dalam buku Bertens, etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atu

tentang manusia sejauh berkaitan dengan moralitas.10 Etika juga dapat dipahami

sebagai pedoman bagaimana orang harus hidup, dan bertindak sebagai orang yang

baik. Etika memberi petunjuk, orientasi, arah, bagaimana harus hidup secara baik

sebagai manusia.11

Makalah etika Ibnu Bajjah ini akan memberikan gambaran bagaimana

pembaca bisa menilai suatu tindakan yang baik secara moral. Menurut Sonny Keraf,

teori etika terbagi menjadi tiga, yaitu etika deontologi, etika teleologi, dan etika

keutamaan.12

7 Al-Ma’sumi, Para Filosof Muslim, (Bandung: Penerbit Mizan, 1993), Cet. V, hlm. 168.8 Ibid.9 Ibid.10 Bertens, Etika, (Jakarta: Gramedia, 1993), hlm.15.11 Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Gramedia, 2010), hlm. 15.12 Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Gramedia, 2010), hlm. 21.

Page 7: vee12blog.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini adalah tugas yang wajib dipenuhi oleh penulis. Makalah ini berisi etika salah satu filsuf Islam yaitu Ibnu Bajjah. ... Ibnu

1. Etika deontologi

Kata “deontologi” berasal dari bahasa Yunani deon yang berarti kewajiban

dan logos berarti ilmu atau teori. Etika deontologi menyatakan agar manusia

melakukan apa yang menjadi kewajibannya sebagaimana terungkap dalam norma

dan nilai-nilai moral yang ada. Baik atau buruk sebuah tindakan dinilai

berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Etika

deontologi tidak mempersoalkan akibat dari tindakan tersebut :baik atau buruk.

Menurut Immanuel Kant (1734-1804), menolak akibat suatu tindakan sebagai

dasar untuk menilai tindakan tersebut karena akibat tidak menjamin universalitas

dan konsistensi manusia dalam bertindak dan menilai suatu tindakan.13

Etika deontologi lebih menekan pada motivasi manusia melakukan tindakan.

Maka, dalam menilai tindakan manusia, kemauan baik harus dinilai paling

pertama dan menjadi kondisi dari segalanya.14

Contoh penerapan etika deontologi adalah ketika seseorang mau berangkat

kuliah melihat ada orang yang mengalami kecelakaan. Orang yang mau berangkat

kuliah dengan kewajiban dan dorongan kemauan baiknya akan langsung

menolong orang yang kecelakaan tanpa memikirkan konsekuensi bahwa ia akan

terlambat kuliah.

2. Etika Teleologi

Kata “teleologi” berasal dari bahasa Yunani telos yang berarti tujuan, dan

logos yang berarti ilmu atau teori. Etika teleologi dalam bertindak dengan melihat

tujuan atau akibat dari tindakan tersebut. Suatu tindakan dinilai baik apabila

bertujuan baik dan mendatangkan akibat baik.15

Etika teleologi lebih bersifat situasional dan subyektif. Dengan demikian,

suatu tindakan yang jelas-jelas bertentangan dengan norma dan nilai moral bisa

dibenarkan oleh etika teleologi. Etika teleologi bisa digolongkan menjadi dua

berdasarkan siapa yang akan menerima tujuan baik, yaitu egoisme etis dan

utilitarianisme.

Egoisme etis menilai suatu tindakan sebagai baik karena berakibat bagi

pelakunya walaupun bersifat egoistis. Tindakan ini dinilai baik karena dibenarkan

bagi setiap manusia untuk mengejar kebahagiaannya bagi dirinya. Oleh karena itu,

13 Ibid, hlm.22.14 Immanuel Kant, Foundation of Metaphysics of Morals, (Indianapolis: Bobbs Merrill Education Pub., 1980), hlm. 13.15 Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Gramedia, 2010), hlm. 28.

Page 8: vee12blog.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini adalah tugas yang wajib dipenuhi oleh penulis. Makalah ini berisi etika salah satu filsuf Islam yaitu Ibnu Bajjah. ... Ibnu

setiap tindakan yang mendatangkan kebahagiaan bagi diri sendiri akan dinilai baik

secara moral. 16

Utilitarianisme menilai baik/buruk suatu tindakan berdasarkan akibatnya bagi

orang banyak. Etika utilitarianisme pertama kali dikembangkan oleh Jeremy

Bentham (1748-1832).17

3. Etika Keutamaan

Etika keutamaan tidak mempersoalkan akibat suatu tindakan dan tidak

mendasarkan penilaian moral pada kewajiban terhadap hukum moral universal.

Etika keutamaan lebih mengutamakan pengembangan moral pada diri setiap

orang.

Menurut Aristoteles, nilai moral muncul dan ditemukan dari pengalaman

hidup dalam masyarakat, teladan, contoh hidup yang diperlihatkan oleh tokoh-

tokoh besar dalam menghadapi persoalan hidup. Etika keutamaan sangat

menekankan pentingnya sejarah dan cerita.18

Pribadi moral ditentukan oleh kenyataan seluruh hidupnya, yaitu bagaimana

dia hidup baik sebagai manusia sepanjang hidupnya. Jadi, bukan tindakan satu per

satu yang menentukan kualitas moralnya.19

16 Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Gramedia, 2010), hlm. 29.17 Ibid.18 Ibid, hlm. 36.19 Ibid.

Page 9: vee12blog.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini adalah tugas yang wajib dipenuhi oleh penulis. Makalah ini berisi etika salah satu filsuf Islam yaitu Ibnu Bajjah. ... Ibnu

Bab II

a. Kelebihan dan Kekurangan Etika Ibnu Bajjah

Setelah menguraikan etika Ibnu Bajjah, penulis akan menganalisis kelebihan

dan kekurangan etika Ibnu Bajjah. Kelebihan etika Ibnu Bajjah adalah :

1. Pemikiran tentang tindakan hewani dan manusiawi mengajarkan bahwa

sebagai manusia, orang harus berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak.

Berpikir memiliki tujuan agar apa yang dilakukan orang tidak hanya

bertujuan untuk mencapai kenikmatan saja, seperti nafsu atau hasrat.

Tindakan yang dilakukan manusia haruslah tindakan yang manusiawi.

Tujuan dilakukan tindakan adalah untuk jangka panjang dan berdasarkan

kemauan yang bersih. Tindakan manusiawi secara tidak langsung

berkaitan dengan nilai- nilai spiritual.

2. Pemikiran etika Ibnu Bajjah mengajarkan manusia agar bersyukur dengan

pencapaiannya.

Ketika seseorang sudah mencapai tujuannya, orang tersebut harus

bersyukur. Manusia tidak boleh selalu merasa kurang dengan

pencapaiannya. Manusia lebih baik menginginkan pencapaian lain yang

mampu membuat nilai hidupnya lebih tinggi.

3. Pemikiran etika Ibnu Bajjah mengajarkan manusia agar berusaha menjadi

seorang pemimpin.

Seseorang selalu mempersiapkan diri untuk tujuan utama dalam hidupnya.

Tujuan utama itu pasti memiliki nilai yang tinggi. Persiapan itu akan

menjadikan manusia sebagai pemimpin.

Kekurangan etika Ibnu Bajjah adalah :

1. Tidak ada tolak ukur yang jelas antara tindakan hewani dan manusiawi.

Pemikiran etika Ibnu Bajjah menggunakan spekulasi. Spekulasi setiap

orang akan selalu berbeda beda. Hal ini yang menunjukkan tidak ada tolak

ukur yang jelas dalam penilaian suatu tindakan.

Page 10: vee12blog.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini adalah tugas yang wajib dipenuhi oleh penulis. Makalah ini berisi etika salah satu filsuf Islam yaitu Ibnu Bajjah. ... Ibnu

b. Pemetaan Etika Ibnu Bajjah

Dalam pemetaan etika, penulis menggunakan pemetaan etika Sonikeraf. Etika

Ibnu Bajjah termasuk dalam etika keutamaan dan etika teleologis. Etika Ibnu Bajjah

termasuk dalam etika keutamaan karena dalam setiap tindakan yang dilakukan

manusia harus tindakan yang menunjukkan bahwa dirinya manusia. Manusia harus

bisa berusaha menjauhkan dirinya dengan tindakan hewani. Oleh karena itu,

dibutuhkan penggunaan akal dalam setiap tindakan manusia. Seseorang harus mampu

melebur dengan akal fa’al agar ia bersih dari kerendahan dan keburukan masyarakat.

Dengan kekuatan dirinya tersebut, manusia sampai pada martabat yang tinggi, melalui

pikiran dan perbuatan.

Etika Ibnu Bajjah termasuk dalam etika teleologis karena etika Ibnu Bajjah

mengajarkan bahwa setiap tindakan harus memiliki tujuan. Tindakan manusiawi yang

telah dijelaskan harus berdampak bagi orang banyak, tidak hanya kepuasan diri

sendiri.

c. Relevansi bagi Bangsa dan Negara

Etika Ibnu Bajjah dapat diterapkan dalam pemerintahan. Etika yang diajarkan

oleh Ibnu Bajjah menanamkan kesadaran pemerintah yang juga sebagai rakyat

adalah orang yang berkontribusi langsung dalam negara. Pemerintah sudah

selayaknya melakukan sikap-sikap yang mencerminkan bahwa ia adalah manusia.

Dalam melakukan segala tindakannya, pemerintah harus berpikir matang terlebih

dahulu, sehingga kasus koruptor diharapkan tidak terjadi pada pemerintah. Koruptor

dapat mencerminkan sikap rakus yang dimana rakus juga dilakukan oleh hewan. Dan

simbol koruptor sendiri digambarkan dengan lambang tikus.

Page 11: vee12blog.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini adalah tugas yang wajib dipenuhi oleh penulis. Makalah ini berisi etika salah satu filsuf Islam yaitu Ibnu Bajjah. ... Ibnu

Bab III

Kesimpulan

1. Kelebihan etika Ibnu Bajjah adalah :

a. Pemikiran tentang tindakan hewani dan manusiawi mengajarkan bahwa sebagai

manusia, orang harus berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak.

b. Pemikiran etika Ibnu Bajjah mengajarkan manusia agar bersyukur dengan

pencapaiannya.

c. Pemikiran etika Ibnu Bajjah mengajarkan manusia agar berusaha menjadi seorang

pemimpin.

Kekurangan etika Ibnu Bajjah adalah tidak ada tolak ukur yang jelas antara tindakan

hewani dan manusiawi karena menilai tindakan didasari oleh spekulasi masing-

masing orang.

2. Etika Ibnu Bajjah termasuk dalam etika keutamaan dan etika teleologis. Etika Ibnu

Bajjah termasuk dalam etika keutamaan karena dalam setiap tindakan yang dilakukan

manusia harus tindakan yang menunjukkan bahwa dirinya manusia. Etika Ibnu Bajjah

termasuk dalam etika teleologis karena etika Ibnu Bajjah mengajarkan bahwa setiap

tindakan harus memiliki tujuan.

3. Etika Ibnu Bajjah dapat diterapkan dalam pemerintahan, terutama dalam kasus

koruptor yang merajalela di Indonesia.

Page 12: vee12blog.files.wordpress.com  · Web viewMakalah ini adalah tugas yang wajib dipenuhi oleh penulis. Makalah ini berisi etika salah satu filsuf Islam yaitu Ibnu Bajjah. ... Ibnu

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ma’sumi. 1993. Para Filosof Muslim. Bandung: Penerbit Mizan.

Mustain. 2013. Etika dan Ajaran Moral Filsafat Islam : Pemikiran Para Filosof

Muslim tentang Kebahagiaan, Ulumuna Jurnal Studi Keislaman. Mataram: Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Kependidikan IAIN Mataram.

Bertens. 1993. Etika. Jakarta: Gramedia.

Keraf, A. Sonny. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Gramedia.