unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web...

92
Naskah Ujian Tengan Semester (UTS) Mata Kuliah : Kepemimpinan Dan Supervisi Pendidikan Resum : Kepemimpinan Pendidikan Program studi : Teknologi Pembelajaran Dosen : Dr. Rohmanu Resum Kepemimpinan Pendidikan buku P. Suryaman, dengan tata aturan : a. Ketik seperti aturan Karya Tulis Ilmiah (1,5 spasi) , font time roman 12, b. kertas A4. 1

Transcript of unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web...

Page 1: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

Naskah Ujian Tengan Semester (UTS)

Mata Kuliah : Kepemimpinan Dan Supervisi Pendidikan

Resum : Kepemimpinan Pendidikan

Program studi : Teknologi Pembelajaran

Dosen : Dr. Rohmanu

Resum Kepemimpinan Pendidikan buku P. Suryaman, dengan tata aturan

:

a. Ketik seperti aturan Karya Tulis Ilmiah (1,5 spasi) , font time

roman 12,

b. kertas A4.

1

Page 2: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

TUGASRESUM

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

MATA KULIAH

KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

DOSEN: Dr. Suryaman, M.Pd, Dr. Moch. Nasir, M.Pd, Dr. Rohmanu, M.Pd

Oleh

SAMSULHADI, S.Pd

NIM : 090020146 / E

UNIVERSITAS PGRI ADIBUANA SURABAYA

PROGRAM PASCA SARJANA

JURUSAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

2010

2

Page 3: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

BAB 1

KONSEP, PRINSIP, DAN SYARAT-SYARAT KEPEMIMPINAN

PENDIDIKAN

A. Konsepsi Dasar Kepemimpinan Pendidikan

1. Pengertian Kepemimpinan dan Power

Kepemimpinan bersifat universal dan berlaku pada semua

bidang kegiatan. Menurut Bafadal (2003) kepemimpinan dapat

didefinisikan sebagai keseluruhan proses mempengaruhi, mendorong,

mengajak, menggerakkan dan menuntun orang lain dalam rangka

mencapai tujuan yang ditetapkan. Hakikat kepemimpinan adalah

kegiatan seseorang dalam rangka menggerakkan orang lain agar orang

lain itu berkenan melaksanakan tugasnya.

Banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan para ahli, beberapa

diantaranya dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Ordway Tead, kepemimpinen adalah kegiatan mempengaruhi

orang-orang agar mereka mau bekerjasama untuk mencapai

tujuan yang diinginkan

b. George R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan yang

mempengaruhi orang-orang agar mereka berusaha mencapai

tujuan kelompok.

Dari definisi diatas maka kepemimpinan merupakana

kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan

mengarahkan tingkah laku orang lain atau kelompok untuk mencapai

tujuan dalam situasi tertentu

3

Page 4: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

Sedangkan power adalah kapasitas suatu pihak (agent) untuk

mempengaruhi orang lain yang menjadi target.

Jenis-jenis power :

a. Coercive power adalah kekuatan yang dimunculkan dari

ketakutan

b. Reward power adalah kekuatan yang muncul karena adanya

penghargaan

c. Legitimate power adalah kekuatan yang muncul karena

legitimasi

II. Macam-macam Teori Kepemimpinan dan Model

Kepemimpinan

1. Teori Sifat (Trait Theory)

Teori beranggapan bahwa apa yang membuat seseorang

berhasil (efektif) adalah sumber dari “personality”(kepribadian)

pemimpin itu sendiri sebagai seorang insane.

Beberapa definisi dari kepemimpinan yang dapat dikategorikan

sebagai penganut teori adalah

a. Tead (1929) kepemimpinan sebagai perpaduan dari berbagai

sifat yang memungkinkan individu mempengaruhi orang lain

untuk mengerjakan bebrapa tugas tertentu.

b. Bigham (1927) mengidefinisikan pemimpin sebagi eorang

individu yang memiliki sifat-sifat kepribadian dan kareakter

yang diinginkan.

2. Theory Lingkungan (Enviromental Theory)

Teory ini beranggapan bahwa pemimpin akan timbul dalam

situasi tertentu, dimana sekelompok orang sangat memerlukan orang

4

Page 5: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

untuk memiliki kelebihan-kelebihan dan ketrampilan tertentu untuk

mengatasi masalah yang ada pada situasi tertantu. Mumfrod (1909)

amemungkinkan ia memecahkan masalah social dalam keadaan

tertekan, perubahan dan adaptasi. Sedangkan menurut Bogardus

(1928), Hocking (192), dan Peerson (1928) mengembangkan dua

hipotesa tentang kepemimpinan yaitu

1. Kualitas pemimpin dan kepemimpinan akan sangat bergantung

kepada situasi kelompok

2. Kualitas individu dalam mengatasi situasi sesaat merupakan

hasil kepemimpinan terdahulu yang berhasil dalam mengatasi

situasi yang sama.

Sedangkan menurut Pamuji (1989) teori lingkungan

mengkonstatir bahwa muculnya pemimpin merupakan hasil dari

waktu, tempat dan keadaan atau situasi dan kondisi.

Sejalan dengan teori ini adalah teori social yang menyatakan bahwa

“leader are made not born”(pemimpin yang dibentuk bukanlah

dilahirkan).

3. Teory Pribadi dan Situasi (Personal-Situational Theory)

Teori pada dasarnya teori ini mengakui bahwa kepemimpinan

merupakan produk dari terkaitnya tiga factor yaitu:

a. Perangai(sifat-sifat) pribadi dari pemimpin

b. Sifat dari kelompok dan anggota-anggotanya dan

c. Kejadian-kejadian atau masalah-masalah yang dihadapi oleh

kelompok.

Penganut teori ini menyatakan bahwa “study of leadership in

terms of thu status, interaction, percepatan and behavior of individuals,

in relation to other members of the organized group. Thus leadership is

5

Page 6: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

regarded as a relationship between persons rather than as a

characterisric of theisolated individual”.

4. Teory interaksi dan harapan

Teori ini menyatakan bahwa pemimpin menggerakkan pengikut

dengan harapan-harapan bahwa ia akan berhasil, ia akan mencapai

tujuan organisasi.Teory ini memakai nama-nama yang berlainan

tergantung pada titik berat tinjauannya.

5. Teori Humanistik(Humanistic theory)

Teory ini mendasarkan diri pada tesis”manusia karena sifatnya

adalah organism yang dimodivikasi sedangkan organisasi karena

sifatnya adalah tersusun dan terkendali”. Teori humanistic perlu

dilakukan motivasi pada pengikut dengan memenuhi harapan-harapan

mereka dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan mereka. Oleh karena itu

oleh karena itu melakukan motivasi berati melakukan human relation

atau hubungan manusia maka keseimbangan antar kebutuhan

perorangan dan kebutuuhan umum organisasi.

6. Teori Perilaku Kepemimpinan

Teori ini menekankan pada apa yang dilakukan oleh seorang

pemimpin. Dikemukakan, berhasil menemukan perilaku yang khas

menunjukkan keberhasilan seorang pemmpin, maka implikasinya ialah

seseorang pada dasar dapat dididik dan dilatih untuk menjadi seorang

pemimpin yang efektif. Teori ini skaligus menjawab pendapat,

pemimpin tetapi juga dapat muncul sebagai hasil dari suatu proses

belajar

Model kepemimpinan Ohio, dalam penelitiannya, Universitas

Ohio melahirkan teori dua tentang gaya kepemimpinan yaitu struktur

inisiasi dan konsiderasi (Hersey dan Blancharrd). Struktur inisiatif

mengacu kepada perilaku pemimpin dalam menggambarkan hubungan

6

Page 7: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

antara dirinya dengan anggota kelompok erja dalam upaya membentuk

pola organisasi, saluran komunikasi, dan metode atau prosedur yang

ditetapkan dengan baik. Adanya konsiderasi mengacu kepada perilaku

yang menunjukkan persahabatan, kepercayaan timbal-balik, rasa

hormat dan kehangatan dalam hubungan antara pemimpin dengan

stafnya. Contoh untuk konsidersi pemimpin menyediakan waktu untuk

menyimak anggota kelompok, pemimpin mau mengadakan perubahan,

dan pemimpin bersikap bersahabat dan dapat didekati.

7. The Managerial Grid

Dalam model managerial grid yang disampaikan oleh Blake

dan Mouton dalam Robbins (1996) memperkenalkan model

kepemimpinan yang ditinjau dari perhatiannya terhadap tugas dan

perhatian orang tua.

Gaya kepemimpinan tersebut adalah:

a. Impoverishet leadership (model kepemimpinan yang tandus)

adalah diman dalam model ini kepemimpinan ini sipemimpin

selalu menghindar dari segala tanggung jawab dan perhatian

terhadap bawahannya.

b. Team Leadership (model kepemimpinan Tim) adalah dimana

pemimpin menaruh perhatian terbesar terhadap hasil maupun

hubungan kerja, sehingga mendorong bawahan untuk berfikir

dan bekerja atau bertugas serta terciptanya hubngan yang serasi

antara pemimpin dan bawahan.

c. Country Club Leadership (model keemimpinan

perkumpulan)adalah pemimpin lebih mementingkan hubungan

kerja atau kepentingan bawahan, sehingga hasil/tugas kurang

diperhatikan.

7

Page 8: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

d. Task Leadership (model kepemimpinan tugas)adalah

kepemimpinan ini bersifat otoriter karena sangat mementingkan

tugas/hasil dan bawahan dianggaptidak penting karena

sewaktu-waktu dapat berubah atau diganti.

e. Midlle of the road (model kepemimpinan jalan tengah) adalah

diman pemimpin cukup memperhatikan dan mempertahankan

serta menyeimbangkan antara moral bawahan dengan

keharusan penyelesaian pekerjakan pada tingkat yang

memuaskan,dimana hubungan antar pimpinan dan bawahan

bersikap kebapakan.

8. Teori Kontingensi

Model kepemimpian ini dikembangkan oleh Fielder. Fielder

dalam Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1995) berpendapat bahwa

kepemimpinan yang paling sesuai bagi sebagai organisasi bergantung

pada situasi di mana pemimpin bekerja. Menurut model kepemimpinan

ini, terhadap tiga variable utama yang cenderung menentukan apakah

situasi menguntungkan bagi pemimpin yang baik. Ketiga variable

tersebut adalah hubungan pribadi pemimpin dengan para anggota

kelompok, kadar struktur tugas yang ditugaskan kepada kelompok

untuk dilaksanakan, dan kekuasaan dan kewenangan posisi yang

dimiliki.Berdasar ketiga variable utama tersebut, Fiedler

menyimpulkan bahwa: para pemimpin yang berorientasi pada tugas

cenderung berprestasi terbaik dalam situasi kelompok yang sangat

menguntungkan maupun tidak menguntungkan sekalipun, para

pemimpin yang berorientasi pada hubungan cenderung berprestasi

terbaik dalam situasi-situasi yang cukup menguntungkan.

8

Page 9: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

9. Teori Situasional

Teori ini menjelaskan, bahwa harus terdapat daya lenting yang

tinggi pada pemimpin untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan

situasi, lingkungan sekitar dan zamannya. Baiknya hubungan antara

pemimpin dan bawahan dan atau hubungan antar sesame bawahan.

Teori kepemimpinan Situasional Harsey-Blanchard

menunjukkan adanya manajer yang lengkap, yaitu manajer yang luwes

dan mampu menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda

sesuai dengan kondisi yang ada. Teori ini merupakan suatu endekatan

terhadap perilaku bawahannya dan memanfaatkan situasi sebelum gaya

kepemimpinan yang sekarang digunakan. Faktor lingkungan itu harus

dijadikan tantangan untuk diatasi. Dalam teori ini situasi dianggap

sebagaielemen yang paling penting, karena memiliki paling banyak

variable dan kemungkinan yang bisa terjadi. Teori yang dikembangkan

oleh Harsey dan Blanchard menekankan pada bawahan dan tingkatan

kematangan para bawahan. Kematangan ini didefinisikan sebagai

kesediaan dan kemampuan seseorng untuk bertanggung jawab dalam

artian anak buah mempunyai kesediaan dan kemampuan yang baik

untuk bertanggung jawab serta berpengalaman dalam tugas yang

dihadapinya maka gaya kepemimpinan yang khusus akan lebih baik

efektif daripada bila kesiapan anak buah kurang.

10. Teori Jalan tujuan (Part-Goal theory)

Teori Jalan tujuan (Part-goal Theory) dikembangkan oleh

Geoepoulos dan kawan-kawan di Universitas Michigan.Selanjutnya

teori ini dikembangkan oleh Martin Evans dan Robert House. Secara

pokok ini dipergunakan untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh

perilaku pemimpin terhadap motivasi, kepuasan, dan pelaksanaan kerja

9

Page 10: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

bawahan. Ada dua factor situasional yang telah didefinisikan, yaitu

sifat personal para bawahan dan tekanan lingkungan dengan tuntutan

yang dihadapi oleh para bawahan.

11. Pemimpin Kharakteristik

Menurut House pemimpin Kharakteristik mempunyai tiga

karakteristik pribadi yaitu

~ kepercayaan diri yang luar biasa tinggi

~ kekuasaan

~ dan teguh dalam keyakinan

Conger dan Kanungo, mengemukakan bahwa pemimpin

mempunyai kharakteristik tujuan ideal yang ingin dicapai, memiliki

komitmen pribadi yang kuat pada tujuan, tegas dan percaya diri, serta

sebagai agen perubahan radikal, bukan manajer dari status quo.

12. Pemimpin Transformasional

Karakteristik kepemimpinan trasnfomasional ditujukan melalui

empat factor perilaku yaitu:

a. Inspirasional motivasi

b. Konsiderasi individu

c. Stimulus intelektual

d. Idealized influence kharismatik

13. Kepemimpinan Visioner

Kepemimpinan visioner selalu berorientasi ke-pencapaian

tujuan jangka panjang, sesuai dengan visi organisasi. Sehingga

kepemimpinan visioner bisa dikatakan sebagai kemampuan untuk

10

Page 11: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

menciptakan dan ertikulasi visi yang realistis, kredibel, dan menarik

tentang masa depan.

Kepemimpinan dalam organisasi bisnis dan atau pemerintah

akan semakin terfokus pada kepemimpinan team (shared leadership)

dan bukan lagi mengandalkan kepemimpinan individual.

Kepemimpinan visioner selalu berorientasi kepencapaian tujuan jangka

panjang sesuai denagn visi organisasi.

II. FUNGSI-FUNGSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

Roby (1961) yang dikutip oleh Mar’at dalam bukunya

“Pemimpin dan Kepemimpinan”, mengembangkan model matematik

dari fungsi-fungsi kepemimpinan yang berdasarkan unit- unit respond

an bobot informasi.Fungsi kepemimpinan tersebut dapat didefinisikan

sebagai berikut:

a. Menghasilkan kesesuaian tujuan diantara para anggota

b. Menyeimbangkan akal dan kemampuan kelompok dengan

tuntutan lingkungan

c. Menetapkan truktur kelompok yang akan memusatkan

informasi secara efektif dalam memecahkan suatu masalah

d. Memastikan bahwa informasi yang diperlukan tersedia apabila

sedang dibutuhkan.

Menurut Tahalete dan Indrachrudi menyebutkan ada dua

fungsi primer pada kepemimpinan pendidikan yaitu:

1. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berkaitan dengan

tujuan yang hendak tercapai

2. Fungsi kepemimpiana pendidikan yang bertalian dengan

penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan.

11

Page 12: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

B. PRINSIP-PRINSIP KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

Prinsip-prinsip kepemimpinan pendidikan dapat dikemukakan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Prinsip pelayanan

2. Prinsip persuasi

3. Prinsip bimbingan

4. Prinsip efisiensi

5. Prinsip berkesinambungan

C. SYARAT-SYARAT KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

Syarat-syarat yang dimiliki oleh kepemimpinan pendidikan

adalah syarat formal, syarat fundamental, syarat praktis, dan syarat

kepemimpinan yang lain.

IV. Kepemimpinan Pendidikan

1.Konsep kepemimpinan pendidikan

Kepemimpinan dalam pendidikan adalah seseorang yang

mampu membujuk atau mengajak suatu kelompok dalam

menggerakkan organisasi pendidikan secara efektif. Menurut Russel

adalah melakukan peran aktif dalam pengembangan staf, memperbaiki

untuk kerja pengajaran, melakukan kepemimpinan pengajaran

langsung kepada guru dan konselor, menyakinkan bahwa unjuk kerja

di kelas dievaluasi, dan menjadi model tokoh yang efektif.

2. Ciri kepemimpinan pendidikan

Kepemimpinan pendidikan yang baik dicirikan oleh sifat-sifat:

a. Manusiawi

b. Memandang jauh kedepan(visioner)

c. Inspirasi (kaya gagasan)

12

Page 13: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

d. Percaya

3. Gaya kepemimpinan pendidikan

Sejumlah ahli teori kepemimpinan menekankan gaya dri

pemimpin yang efektif, yaitu berkisar pada gaya kepemimpinan

dengan gaya partisipatif, non partisipatif, otokratik, demonkrasi, atau

Laissez-Faire. Kunci penting dari gaya kepemimpinan ini dalam

intitusi satuan pendidikan adalah memahami kebutuhan-kebutuhan dan

keinginan-keinginan khusus dari setiap personal organisasi dalam

situasi yang ada. Kebutuhan dan keinginan setiap personal ini adalah

untuk memenuhi strategi pencapaian target dan tujuan organisasi,

bukan untuk keinginan atau tujuan yang bersifat pribadi.

Kepemimpinan pendidikan yang efektif memberikan dasar dan

menempatkan tujuan pada posisi penting untuk merubah norma-norma

dalam program pembelajaran, meningkatkan produktifitas, dan

mengembangkana pendekatan-pendekatan kreatif untuk mencapai hasil

yang optmal dari program institusi pendidikan. Pemimpin satuan

pendidikan yang efektif juga ditandai oleh kemampuannya lompatan-

lompatan berarti atas perubahan-perubahan melebihi apa yang ada

dengan komitmen yang ditentukan sebelumnya.

4. Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan

Peranan kepala sekolah adalah sangat penting dalam

menentukan operasional kerja harian, mingguan, bulanan, semesteran

dan tahunan yang dapat memecahkan berbagai macam problematika

pendidikan di sekolah. Pemecahan problematika ini sebagai komitmen

dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan supervise

13

Page 14: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

pengajaran, konsultasi, dan perbaikan-perbaikan penting guna

meningktkan kualitas pendidikan dalam suatu pembelajaran.

Kepala sekolah berusaha menghubungkan tujuan sekolah

dengan sekolah dan memaksimalkan kreativitas. Setiap kepala sekolah

membawa pengaruh besar. Kepala sekolah memerlukan instrument

yang mampu menjelaskan berbagai aspek lingkungan sekolah dan

kinerjanya dalam memantau perjalanan ke arah masa depan yang

menjanjikan.

Kepala sekolah dan provesional pendidikan baik menyediakan

kebutuhan tersebut untuk menyesuaikan perilaku yang berorientasi

pada tujuan. Seberapa besar kekuasaan kepala sekolah tergantung

seberapa jauh MBS dapat diimplementasikan.

Nawawi (1988) mengemukakan bahwa seseorang dapat

menjalankan fungsi kepemimpinan apabila memenuhi beberapa

persyaratan sebagai berikut :

a. Memiliki kecerdasan atau intelegensi yang cukup baik .

b. Percaya diri sendiri dan bersifat membeuship

c. Cukup bergaul dan ramah tamah.

d. Kreatif, penuh inisiatif dan memiliki hasrat / kemauan

untuk maju dan berkembang menjadi lebih baik.

e. Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa .

f. Memiliki keahlian atau keterampilan dalam bidangnya.

g. Suka menolong, memberi petun juk dan dapat menghukum

secara konsekwen dan bijaksana.

h. Memiliki keseimbangan/kestabilan emosional dan bersifat

sabar.

i. Memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang tinggi.

j. Berani mengambil keputusan dan bertanggung jawab.

14

Page 15: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

k. Jujur, rendah hati, sederhana dan dapat dipercaya.

l. Bijaksana dan selalu berlaku adil.

m. Disiplin.

n. Berpengetahuan dan berpandangan luas.

o. Sehat jasmani dan rohani

15

Page 16: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

BAB II

TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

A. Kepemimpinan yang otokratis

Seorang yang otokratis ingin memperlihatkan kekuasaannya,

ingin berkuasa. Menurut Rifai (1986) setiap rapat sekolah yang

dipimpinnya sendiri dan selalu secara tertip,teratur, dan cepat. Seorang

pemimpin yang otokratis beranggapan bahwa:

1. Hanya pemimpin sendiri yang perlu mengetahui policy dan

tujuan sebenarnya dari usaha

2. Hanya pemimpinlah yang berhak merencanakan dan

menentukan sesuatu kebijaksanaan yang lain hanya boleh

mengeluarkan pendapat jika diminta.

3. Anggota-anggota stafnya adalah pelaksana yang tinggal

melaksanakan saja apa yang telah ditentukan oleh pemimpin

4. Setiap langkah dari anggota-anggota pelaksana perlu diawali

jangan sampai menyimpang dari pola yang sudah ditentukan

oleh pemimpin

5. Kalau ada saran atau pendapat dari anggota hanya pemimpin

yang dapat menentukan pilihan karena dialah yang bertanggung

jawab sepenuhnya nanti

6. Penilaian hasil dari proses bekerja dilakukan oleh pemimpin

sendiri berdasarkan norma-norma yang ditentukan sendiri.

B. Kepemimpinan yang pseudo-demokratis

Kepemimpinan pseudo-demokratis diibaratkan banyak

memakai topeng. Kepemimpinan ini berarti member bimbingan secara

lemah lembut dalam mengerjakan hal-hal yang dikehendakinya agar

mereka(para guru) melakukannya. Sifat-sifat seorang pemimpin yng

16

Page 17: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

pseudo-demokratis sebenarnya bersifat otokratis tetapi di dalam

kepemimpinan ia member kesan.

C. Kepemimpinan yang “laissez-faire”

Kepemimpinan ini bersifat menghendaki supaya kepada

bawahannya diberikan bayak kebebasan.Seorang yang mempunyai tipe

kepemimpinan laissez-faire yakin bahwa guru-guru akan bekerja

dengan kegembiraan.

Rifai (1986)tentang kepemimpinan model tersebut

mengemukakan bahwa sikap laissez-faire ini biasanya disebabkan

karena pemimpin memberikan arti yang keliru pada istilah demokrisi.

Dalam melaksanakan usaha, rencana yang tegas dianggapnya tidak

terlalu karena akan mengekang kebebasan anggota dan akan

mengurangi inisiatif mereka. Pemimpin semacam ini tidak akan

menghasilkan suasana tertib damai, tidak akan menimnbulkan “self

discipline” pada anggota-anggotanya.

D. Kepemimpinan yang Demokratis

Pemimpin demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari

kelompok yang bersama-sama dengan kelompoknya berusaha dan

bertanggung jawab tentang tercapainya tujuan bersama. Menurut

Willes jenis kepemimpinan pendidikan yang demokratis sesuai dengan

perkembangan saat ini.

Sikap dan tindakan seorang yang demokratis dapat disimpulkan

1. Mengakui dan menghargai potensi yang dimiliki tiap anggota

kelompoknya

2. Dapat menimbulkan dan memanfaatkan kesanggupan

3. Dapat dan berani memindahkan tanggung jawab kepada

petugas lain

17

Page 18: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

4. Dapat melepaskan diri dari tugas-tugas rutin supaya dapat

mencurahkan waktu dan tenaga pada soal-soal kepemimpinan

yang kreatif

5. Dapat cepat mengerti dan menghargai ide-ide yang

dikemikakan orang lain

6. Tidak meminta dan mengharapkan penghargaan yang lebih dari

orang lain

7. Memperhatikan dan mendorong perkembangan setiap anggota

kelompoknya

8. Beranggapan bahwa anggota kelompoknya harus sebanyaknya

diikutsertakan dalam tangging jawab serta diberi kesempatan

untuk melaksanakan kepemimipinannya.

18

Page 19: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

BAB III

PERKEMBANGAN TEORY KEPEMIMPINAN DALAM

ORGANISASI PENDIDIKAN

A. Asal usul organisasi

Evolusi teori kepemimpinan mulai ratusan tahun yang lalu.

Bangsa Mesir memperlihatkan ketrampilan berorganisasi yang

komplek dalam membangun pyramida dalam tahun 500 sebelum

masehi. Bangsa Babylonia menciptakan monument megah yang

disebut”code of Hammurabi” disekitar tahun 2000-1700 sebelum

masehi. Di America Serikat Revolusi Industri mendorong studi

perilaku kepemimpinan. Pada abad ke 19 mekanisme industry telah

mendorong pada masalah organisasi klasik dan gambaran peranan di

antara para pekerja. Pada permulaan abad ke 20 ide-ide mengenai

kepemimpinan dan administrasi telah dimasukkan dalam catalog dan

teori-teori operasional telah dikembangka.

B. Situasi sebagai struktur organisasi

Pelaksanan teori ini berkembang pada abad ke 19 yang

dikemukakan dalam tulisan Fredrick, Taylor, Max Weber, dan Henri

Fayol. Konsep-konsep utama dari organisasi birokrasi, monokrasi

tradisional adalah

1. Efisiensi administrasi: tujuan akhir dari suatu organisasi ialah

untuk membentuk kondisiyang berusaha mencapai tujuan

2. Kesatuan maksud yaitu efektifitas suatu organisasi meningkat

bila ia mempunyai maksud dan tujuan yang jelas

3. Ukuran baku yaitu suatu organisasi akan lebuh efektif bila ada

aturan tetap

19

Page 20: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

4. Stabilitas yaitu efektifitas suatu organisasi meningkat bila

kebijakan dan prosedur dipertahankan sampai hasil dievaluasi

5. Eksekutif tunggal yaitu koordinasi kegiatan yang terpusat

memberikan keberhasilan yang lebih besar dalam maksud

organisasi

6. Kesatuan komando yaitu organisasi peranan masing-masing

individu dan setiap orang mengetahui kepada siapa dan untuk

apa mereka bertanggung jawab

7. Pembagian kerja yaitu pembagian kerja dan tugas atau

spesialisasi meningkatkan produktivitas

8. Delegasi wewenang yaitu pendelegasian baik wewenang

maupun tanggung jawab membawa keberhasilan dan perbaikan

tugas organisasi

9. Span of control yaitu efektivitas meningkat bila tiap

administrasi ditugasi hanya mengawasi langsung sejumlah

orang

10. Keamanan yaitu organisasi akan lebih efektif jika ia

memberikan keamanan pada anggotanya.

C. Proses sebagai Dasar Organisasi

Organisasi adalah kesatuan social yang dibangun dengan

maksud yang luas dan kadang-kadang dibangun kembali untuk

membangun tujuan. Tujuan tersebut memberikan identitas kepada

organisasi dan mengkomunikasikan misi organisasi kepada

lingkungan. Dalam teori modern konsep sistem melakukan

administrasi sebagai kekuatan sentral dalam organisasi yaitu satu

kekuatan yang mengkoordinasikan merangkaikan berbagai kegiatan.

20

Page 21: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

Pengenalan hubungan-hubungan dan penghayatan merupakan

elemen-elemen yang berarti dalam suatu situasi jadi administrator

seharusnya mampu bertindak dengan cara memajukan kesejahteraan

organisasi secara keseluruhan (Robert Katz ,1955). Pendekatan-

pendekatan teknologi pengembangan organisasi bertujuan agar sekolah

mempengaruhi kembali dirinya sendiri.

D. Relasi-relasi sebagai Dasar Organisasi

Selmaz tahun 1920-an para peneliti pada Westen Electric’s

Hawthorne Plant mencoba menentukan relasi(hubungan ) di antara

illuminasi dan produksi. Mc Gregor menandai dua gaya kepemimpinan

yang berbeda yang masing-masing gaya itu menimbulkan sambutan

yang berbeda dari individu dan organisasinya. Gaya pertama disebut

kepemimpinan X dansatu lagi gaya kepemiminan Y. Perbandingan

karakteristik antara kepemimpinan x dan kepemiminan y adalah

Teory kepemimpinan X orang pada hakikatnya adalah

1. Kurang memiliki integritas

2. Malas dan suka kerja sekecil mungkin

3. Menghindari tanggung jawab

4. Tidak tertarik pada kemampuan

5. Tidak mampu mengatur perilaku sendiri

6. Tidak peduli pada kegiatan organisasi

7. Setuju diatur orang lain

8. Menghindari pengambilan keputusan

9. Bukan amat cemerlang

Teory kepemimpinan Y orang pada hakikatnya adalah

1. Memiliki integritas

2. Bekerja keras mencapai tujuan yang telah mereka janjikan

21

Page 22: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

3. Bertanggung jawab pada janjinya

4. Berkeinginan pada kemampuan

5. Mampu mengatur perilaku mereka sendiri

6. Apa saja organisasi meraka dimajukan

7. Mengambil keputusan sesuai yang dijanjikan

8. Bukan bodoh

9. Tidak pasif dan ikut serta mengatur

22

Page 23: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

BAB IV

A. ARTI ADMINISTRASI

Pengertian umun tenteang administrasi yang diberikan oleh

Simon dalam bukunya “Public Administration”yang menyatakan

bahwa apabila ada dua orang yang bekerja atau lebih bersama-sama

untuk menggulingkan sebuah batu yang tidak dapat digulingkan hanya

oleh salah seorang diantaranya mereka pada saat itu administrasi telah

ada. Pengertian administrasi dapat didefinisikan bahwa keseluruhan

proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang

berdasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya.

Dalam pengertian diatas terdapat tiga hal pokok pikiran yang dapat

dikemukakan yaitu:

1. Dua orang manusia atau lebih yang sedang melaksanakan

proses kerjasama

2. Kerjasama tersebut didasarkan rasionalitas tertentu atau

didasarkan pada kondisi dan aturan tertentu sesuai dengan

kemampuan dalam rangka pengaturan kerjasama yang efektif

dan efisien

3. Tujuan yang dicapai yang telah digariskan sebelum kegiatan itu

di laksanakan

Dalam pengertian tadi ada beberapa komponen yaitu

1. Direction adalah gari kebijaksanaan umum atau pengarahan

sebagai pedoman dalam usaha mencapai tujuan yang berpusat

pada kegiatan:

a. curriculum development

b. supervition

23

Page 24: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

c. in-service education

2. Control dan manajement sebagai usaha dalam pelaksanaan.

Fungsi pengawasan ini merupakan jembatan antara kegiatan

direction dan management yang merupakan sebagai pengaman,

pemeliharaan dan pengembangan. Proses kegiatan pada

pokoknya berdasar pada tiga hal macam fungsi yaitu;

1. Perencanaan (planning)

2. Pelaksanaan (execution)

3. Penilaian (supervition)

Menurut Tahalele ada dua unsure di dalam Education

Administration:

1. Human elements(unsure-unsur manusia)

2. Material elements (unsur-unsur kebendaan)

B. Prinsip-prinsip Administrasi Pendidikan

Douglass dalam bukunya “Modern Administration of

Secondary school”menyarankan beberapa prinsip tentang organisasi

dan administrasi sebagai berikut:

1. Memprioritaskan tujuan diatas pertimbangan-pertimbangan

pribadi dan mekanisme organisasi

2. Pengkoordinasian tentang wewenang dan tanggung jawab

3. Penyesuaian tanggung jawab yang dibeikan terhadap karakter

personil

4. Pengenalan terhadap factor-faktor psikologi manusia

5. Relativitas dari nilai-nilai

24

Page 25: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

BAB V

MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN MASYARAKAT

A. Prinsip Dasar Yang harus Diterpkan Di Sekolah Sekitar

Hubungan dengan masyarakat akan timbul jika masyarakat

juga merasakan manfaat dan keikutsertaannya dalam program

sekolah. Salah satu jalan penting untuk membina hubungan dengan

masyarakat adalah menetapkan komunikasi yang efektif.

Sebenarnya di sekolah sudah ada petugas khusus yang

ditugasi untuk membina hubungan dengan masyarakat, yaitu wakil

kepala sekolah secara humas/. Jadi yang pokok adalah bagaimana

petugas tersebut berfungsi secara optimal.

B. Cara Melakukan Komunikasi Yang Efektif

Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk

membangun komunikasi yang efektif dengan masyarakat di sekitar

sekolah, yaitu :

1. Mengidentifikasikan orang-orang kunci, yaitu orang-orang

yang mampu mempengaruhi anggota masyarakat lainnya.

Tokoh-tokoh semacam itu dapat berasal dari orang tua siswa

atau warga masyarakat yang dituakan atau informal leaders,

pejabat, tokoh bisnis, tokoh agama, tokoh adapt dan profesi

lainnya yang ada didalam masyarakat di lingkungan sekitar

sekolah.

2. Melibatkan orang-orang kunci tersebut dalam kegiatan

sekolah, khususnya yang sesuai dengan minatnya. Misalnya

tokoh seni dapat dilibatkan dalam pembinaan kesenian

sekolah.

25

Page 26: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

C. Cara Menumbuhkan Minat Masyarakat Untuk Terlibat Pada

Program Sekolah

Sekolah harus mengenalkan program dan kegiatannya

kepada masyarakat untuk maksud tersebut sekolah dapat

melakukan :

1. Melaksanakan progam-program kemasyarakatan.

2. Mengadakan open house.

3. Mengundang tokoh untuk menjadi pembicara atau Pembina

suatu program sekolah.

4. Membuat program kerjasama sekolah dengan masyarakat.

D. Cara Mengendalikan Tokoh atau Masyarakat Yang Memiliki

Keinginan Tertentu Agar Program Sekolah sama Dengan

Keinginannya.

Dalam menghadapi kasus semacam ini dapat ditempuh

langkah-langkah :

1. Sekolah perlu menghargai setiap gagasan, tetapi tidak harus

menuruti jika tidak sesuai dengan program induk sekolah.

2. Jika ada tokoh yang kritis dan bersikeras perlu dipikirkan

seberapa penting peran yang bersangkutan dalam

pengembangan sekolah.

3. Jika terjadi konflik antara tokoh atau anggota masyarakat yang

sama-sama aktif dalam program sekolah, pimpinan sekolah

harus netral.

E. Evaluasi

Sebagaimana program lainnya, pengembangan hubungan

sekolah dengan masyarakat harus diprogramkan dan di evaluasi

26

Page 27: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

secara berkala. Penyusunan program dan evaluasi berkata

sebaiknya sudah melibatkan orang tua siswa dan tokoh kunci di

sekitar sekolah.

F. Program Kerjasama dengan Masyarakat.

1. Pendahuluan

Informasi tentang kegiatan sekolah harus dikemas dan

disampaikan dengan baik kepada masyarakat.

Rencana kegiatan yang lengkap dengan strategi

penyampaian yang tertata rapi akan mendorong kerjasama

sekolah dengan masyarakat seperti yang diharapkan.

2. Pengertian Masyarakat dan Informasi

a. Pengertian Masyarakat

Sekumpulan orang yang tinggal di daerah tertentu .

Mempunyai kepentingan yang sama.

Disatukan oleh keinginan alamiah.

Terlihat pada pemikiran dan cita-cita yang dibangun

bersama.

Mempunyai tradisi dan adat kebiasaan yang sama

b. Pengertian informasi

Informasi berarti : penerangan , keterangan,

pemberitahuan, kabar atau berita tentang sesuatu. Gagasan

atau informasi yang dikemas dengan apik akan dapat

meyakinkan orang dengan baik melalui komunikasi.

27

Page 28: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

3. Mengapa Masyarakat Perlu Diber Informasi?

Tanggung jawab pendidikan adalah tanggung jawab

bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Setiap

anggota masyarakat punya hak untuk memperoleh informasi

tentang pendidikan.

Informasi utama yang perlu disampaikan antara lain ,

adalah :

a. Visi dan Misi Sekolah

b. Program Kerja Sekolah

c. Produk (hasil) serta prestasi yang telah dicapai oleh

sekolah.

4. Peranan Kepala Sekolah Dalam Menyampaikan Informasi

Kepada Masyarakat.

Kepala Sekolah dan stafnya harus mampu mengorganisir

berbagai bentuk kegiatan dan acara untuk mengundang orang

tua / masyarakat.

Acara tersebut antara lain :

a. Pertemuan orang tua murid dengan guru.

b. Pergantian pengurus BP-3

c. Pembagian raport

d. Acara Wisuda

e. Pertandingan Olah Raga

f. Upacara keagamaan

28

Page 29: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

5. Berbagai Cara Penyampaian Informasi Kepada

Masyarakat.

a. Melalui selebaran (leafet)

b. Buletin

c. Melalui rapat, seminar, lokakarya, sarasehan, penyuluhan,

dll.

d. Kontak pribadi dengan semua pihak (wawancara, surat-

menyurat).

e. Kegiatan publikasi melalui radio, televise, internet dan

surat kabar.

f. Melalui pidato dalam setiap kegiatan dalam upaya

menggerakkan kerja sama dengan masyarakat.

g. Open day

h. Menggunakan media internet-homepage

i. Karya wisata dengan orang tua siswa.

j. Melalui siswa, guru dan pegawai.

k. Olah raga bersama : gerak jalan, sepeda santai, dll.

D. Peran Serta Masyarakat Dalam Berbagai Kegiatan Sekolah.

1. Bersama sekolah ikut memikirkan strategi untuk meningkatkan

mutu.

2. Membeli buku-buku dan peralatan pendidikan.

3. Komunitas orang-orang terdidik juga dapat menyumbangkan

tenaga dan pikiran serta memberi berbagai pelatihan kepada

guru.

4. Masyarakat dapat memfasilitasi sekolah untuk melakukan

kunjungan ke sekolah yang maju.

29

Page 30: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

5. Masyarakat bias membantu di luar sana dengan mencarikan

peluang, sehingga sekolah berkembang.

6. Masyarakat bias membantu sekolah dengan bersikap antusias

terhadap pendidikan, karena sikap masyarakat mempengaruhi

peserta didik dan berkaitan dengan budi pekeri.

7. Keluarga dan masyarakat juga berperan dalam membentuk

perilaku anak.

8. Pemeliharaan dan pengembangan seni budaya.

30

Page 31: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

BAB VI

MANAJEMEN KONFLIK

A. Pendahuluan

Dalam perjalannya menuju tujuan-tujuan pendidikan,

administrator pendidikan akan menjumpai rintangan-rintangan

besar atau kecil, yang meminta perhatiannya. Salah satu bentuk

hambatan itu ialah apa yang dikenal dengan sebutan konflik.

B. Pengertian Konflik

Menurut Climan dan Thomas, konflik adalah suatu keadaan

yang di dalamnya oleh unsure-unsur tertentu seperti :

(1) Adanya ketidakcocokan atau ketidakserasian atau

ketidaksepakatan.

(2) Terjadi di tingkat perorangan atau di tingkat organisasi, dan

(3) Terdapat obyek yang menjadi sasaran ketidakcocokan.

C. Konflik Menurut Pandangan Lama dan Baru.

Menurut pandangan lama ( teori klasik ) konflik memberikan

dampak negative ( dysfungctional) terhadap organisasi. Oleh

karena itu supaya organisasi efektif , maka semua bentuk konflik

harus ditiadakan.

Teori system terbuka mengajarkan bahwa konflik tidak dapat

dicegah. Kehadirannya dalam organisasi adakalanya memberikan

manfaat pada organisasi. Bahkan konflik kekuatan yang diperlukan

untuk menciptakan perubahan.

D. Level Konflik

31

Page 32: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

Konflik dapat dideskripsikan menjadi enam (6) level, yaitu :

(1) Intrapersonal

(2) Interpersonal

(3) Intragroup

(4) Intergroup

(5) Interorganizational, dan

(6) Interorganizational (Judith R.Gorton, 1991 : 466-467)

E. Sumber, Fungsi dan Faktor-Faktor Konflik

1. Sumber Konflik

1) Dalam diri sendiri (konflik intrapersonal)

2) Antara satu individu dengan individu yang lain (konflik

interpersonal)

3) Antara satu kelompok dengan kelompok yang lain (konflik

intergroup).

4) Antara individu dengan kelompok.

5) Antara satu kelompok dengan organisasi.

6) Antara satu organisasi format dalam organisasi yang sama

(konflik structural)

7) Antara satu organisasi dengan organisasi lain (konflik

interorganization).

2. Fungsi Konflik

Fungsi atau nilai negative konflik, anatara lain :

(1) Timbulnya perasaan tidak enak, sehingga menghambat

komunikasi.

(2) Membawa organisasi kea rah disintegrasi.

(3) Menghalangi kooperasi antar individu dan sub-sistem

organisasi.

32

Page 33: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

(4) Memindahkan perhatian anggota dari tujuan organisasi

fungsi atau nilai positif konflik, antara lain ;

(1) Memungkinkan ketidakpastian dalam organisasi yang

tersembunyi muncul di permukaan, sehingga organisasi

dapat mengadakan penyesuaian untuk mengatasinya.

(2) Memungkinkan timbulnya norma-norma baru untuk

menyempurnakan norma lama.

(3) Dapat mengukur struktur kekuasaan yang ada pada

organisasi.

(4) Memperkuat cirri kelompok, sehingga kelompok

memiliki identitas pasti.

(5) Menyatukan komponen yang tadinya terpisah-pisah

(6) Merangsang usaha mengatasi stagnasi (Soetopo, 2004)

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konflik

(1) Ciri umum pihak-pihak yang berkonflik sebelum terjadi

konflik.

(2) Hubungan pihak-pihak yang berkonflik sebelum terjadi

konflik.

(3) Sifat masalah yang menimbulkan konflik.

(4) Lingkungan social dimana konflik terjadi.

(5) Kepentingan pihak-pihak yang berkonflik

(6) Strategi yang biasa digunakan oleh pihak-pihak yang

berkonflik.

(7) Konsekwensi konflik terhadap yang berkonflik dan

terhadap pihak lain.

F. Proses Konflik

Robbins memandang konflik ini sebagai suatu proses yang terdiri

dari empat tahap ;

33

Page 34: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

1. Oposisi potensial : ditandai oleh kondisi-kondisi yang

diperlukan

2. Kognisi den Personalisasi : ditandai oleh munculnya kesadaran

dan perasaan adanya konflik.

3. Perilaku : ditandai oleh meletusnya konflik.

4. Hasil : ditandai oleh berakhirnya konflik.

G. Mengelola Konflik

Megginson, Moeslay dan Pietry melihat penyelesaian konflik dari

dua dimensi .

1. Dimensi Kegigihan (Assertiveness)

Yang menggambarkan seberapa jauh pihak yang terlihat

dalam konflik gigih mempertahankan keinginannya untuk

memenangkan dirinya dalam konflik itu.

2. Dimensi Bekerjasamaan (Cooperativeness)

Yang mengukur seberapa jauh yang bersangkutan dapat

bekerja sama menyelesaikan konflik tersebut.

34

Page 35: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

BAB VII

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A. Apa Yang Dimaksud Masalah.

Masalah adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan.

Misalnya sekolah mengharap siswa rajin belajar, tapi siswa tidak

disiplin, berarti sekolah menghadapi masalah.

B. Bagaimana Tahapan Memecahkan Masalah Yang Terjadi di

Sekolah ?

1. Mengidentifikasi masalah apa saja yang terjadi di sekolah.

2. Buat prioritas yang akan dipecahkan terlebih dahulu.

3. Lakukan analisis untuk menemukan penyebab dari masalah

tersebut.

4. Tentukan target yang ingin dicapai dalam pemecahan tersebut.

5. Berdasarkan target tersebut, disusun beberapa cara (alternative)

untuk mencapainya.

6. Dari alternative tersebut dipilih salah satu yang terbaik.

7. Laksanakan alternative yang terpilih tersebut.

C. Bagaimana Cara Menentukan Alternatif Yang baik ?

Kriteria alternative yang baik :

1. Lebih cepat, dilihat dari segi waktu.

2. Lebih ringan, dari segi tenaga.

3. Lebih murah, dari segi biaya

4. Lebih mudah, dari segi keahlian yang diperlukan.

5. Dapat dilaksanakan sesuai dengan tenaga, dana, dan sarana

yang tersedia.

35

Page 36: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

6. Tidak bertentangan dengan peraturan dan norma yang berlaku.

D. Bagaimana Mengupayakan Agar Pilihan Alternative Yang

Diambil Dapat Berjalan Seperti Yang diharapkan?

Caranya antara lain :

1. Sosialisasikan keputusan/pilihan alternative tersebut kepada

semua pihak yang terkait, yakinkan sehingga mereka

memahaminya.

2. Beri dukungan pihak-pihak penentu kebijakan dan tokoh

informal.

3. Laksanakan dengan konsisten.

4. Beri contoh bagaimana melibatkan dan dengarkan masukan

untuk penyempurnaan.

E. Pengambilan Keputusan Individu

Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi terhadap suatu

masalah. Masalah tersebut timbul karena adanya perbedaan antara

keadaan yang sedang berjalan dengan keadaan yang diinginkan

yang memerlukan tindakan pertimbangan terhadap alternative yang

ada.

F. Model Pengambilan Keputusan

Yang dimaksud dengan model pengambilan keputusan

optimasi yaitu suatu model pengambilan keputusan yang

menguraikan bagaimana individu-individu seharusnya berperilaku

agar memaksimumkan sesuatu hasil. Model ini menggambarkan

bagaimana setiap individu berperilaku, sehingga memberikan hasil

yang optimal.

36

Page 37: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

G. Model – Model Pengambilan Keputusan.

1. Model Satisficing / Kepuasan

Merupakan suatu model pengambilan keputusan dimana

pengambil keputusan memilih perttama kali pemecahan

yang dianggap cukup baik yaitu memuaskan (satis factory)

dan cukup ( sufficient)

2. Model Keunggulan Implisit

Suatu model pengambilan keputusan dimana secara dini

dalam proses keputusan itu pengambil keputusan secara

implicit (tersurat) memilih suatu alternative yang lebih

diinginkan sebelumnya dalam proses dan penalaran

terhadap pilihan laiinya.

3. Model Intuitif

Adalah suatu proses pengambilan keputusan tak sadar yang

diciptakan dari dalam pengalaman yang terasing. Intuisi ini

harus berjalan secara tak tergantung dengan analisis,

rasional, lebih tepat, keduanya saling melengkapi

(komplementer).

4. Pengambilan Keputusan Yang Etis

Pengambilan keputusan yang etis merupakan suatu kriteria

yang penting dalam pengambilan keputusan organisasional.

Tiga kriteria keputusan etis yaitu :

a. Kriteria manfaat.

b. Kriteria yang berfokus pada hak.

c. Kriteria berfokus pada keadilan.

37

Page 38: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

BAB VIII

EVALUASI KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN

A. Pendahuluan

Suatu program tidak akan dapat berjalan efektif, apabila tidak

ada evaluasi. Kegiatan evaluasi kepemimpinan pendidikan

mempunyai peranan yang strategis dalam rangka untuk

memberikan penilaian apakah implementasi kepemimpinan

tersebut dapat berjalan secara efektif atau tidak.

B. Evaluasi Dalam Kepemimpinan Pendidikan

1. Peranan Evaluasi dalam Kepemimpinan Pendidikan

a. Evaluasi sebagai pengukur kemajuan.

b. Evaluasi sebagai alat “planning”

c. Evaluasi sebagai alat perbaikan.

2. Ruang Lingkup (Scope) Evaluasi Dalam Kepemimpinan

Pendidikan.

Evaluasi kepemimpinan pendidikan menitikberatkan pada

unsure manusia atau orang yang bertanggung jawab dan

memimpin kegiatan di sekolah, yaitu :

1) Guru, sebagai pelaksana program pendidikan, dapat di

evluasi mengenai :

a. Keahliannya dalam bidang profesinya, kecakapan

menggunakan ilmu-ilmu tentang pendidikan di dalam

tugasnya.

b. Sikapnya sebagai anggota suatu

kelompok, terhadap anak didik, terhadap sesame guru,

terhadap pimpinan dan terhadap tugasnya.

38

Page 39: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

2) Kepala Sekolah, sebagai “leader” dapat dinilai mengenai :

a. Segi-segi kepemimpinannya.

b. Sikapnya, baik kedalam maupun keluar.

c. Segi-segi kepribadiannya.

3) Prinsip – Prinsip Evaluasi Dalam Kepemimpinan

Pendidikan

a. Prinsip menyeluruh (comperehensif)

Evaluasi sebaiknya bersifat luas dan menyeluruh,

mencakup berbagai aspek dalam proses belajar-

mengajar.

b. Prinsip Kooperatif (Cooperative)

Proses evaluasi hendaknya melibatkan semua pihak

yang berkepentingan dengan evaluasi.

c. Prinsip diagnostic (Diagnostic)

Evaluasi hendaknya dapat menemukan kelemahan atau

kekurangan dari pelaksanaan suatu pekerjaan sedini

mungkin.

d. Prinsip Efisien ( Efficiency)

Dalam pelaksanaan evaluasi hendaknya harus

diusahakan seefisien dan seefektif mungkin .

e. Prinsip Kontinuitas (Continuous)

Evaluasi hendaknya dilakukan secara terus-menerus

agar penyimpangan-penyimpangan yang terjadi selama

dalam proses dengan segera dapat diketahui dan

dicarikan pemecahannya.

4) Bagaimana Guru-Guru Dapat Ditolong Dalam Menilai

Pekerjaannya.

39

Page 40: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

Pendapat Prof.J.F. Tohalele dalam bukunya “Peranan

Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan” : tentang

cara-cara yang dapat ditempuh Kepala sekolah dalam

membantu guru-guru menilai pekerjaannya.

a. Kepala Sekolah dapat melakukan kunjungan kelas

dimana guru sedang mengajar, bukan untuk mencari

kesalahan tapi membantu guru dalam memecahkan

masalahnya.

b. Mendorong guru-guru untuk memberanikan diri

melakukan penilaian diri sendiri (self-evaluation).

c. Mendorong guru-guru untuk memberanikan diri untuk

meminta penilaian dari murid-muridnya.

d. Penilaian dilakukan oleh kawan-kawan guru sendiri

sesudah dilakukan kunjungan (visitation).

5) Bagaimana Pekerjaan Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin

Pendidikan Dapat Dinilai

1. Kepala Sekolah melakukan penilaian sendiri (self

evaluation, dengan menggunakan “self evaluation

checklist”).

2. Dapat juga dilakukan oleh Pengawas

3. Bila dikehendaki oleh Kepala Sekolah, guru-guru juga

dapat diminta untuk menilai Kepala Sekolahnya.

C. Instrumen Evaluasi Kepemimpinan Pendidikan

Cara mengukur atau mengevaluasi kepemimpinan kepala sekolah

supaya berjalan secara efektif yaitu menggunakan instrument, salah

satu instrument ada yang berbentuk “self evaluation checklist”.

40

Page 41: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

D. Kinerja Kepala Sekolah

Salah satu pendekatan pembinaan yang dilakukan oleh

Depdiknas adalah dengan melaksanakan Penilaian Kinerja Kepala

Sekolah SLTP, meliputi 7 (tujuh) komponen :

1. Kepala sekolah sebagai pendidik (educator)

2. Kepala Sekolah sebagai manager (Manager)

3. Kepala Sekolah sebagai pengelola adminstrasi (Administrator)

4. Kepala Sekolah sebagai penilai (supervisor)

5. Kepala Sekolah sebagai pemimpin (leader)

6. Kepala Sekolah sebagai pembaharu (inovator)

7. Kepala Sekolah sebagai pendorong (motivator)

41

Page 42: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

BAB IX

ANGGARAN PENDIDIKAN

A. Kajian Tentang Pendidikan di Indonesia

Laporan Bank Dunia yang berjudul Education in Indonesia : from

Crisis to Recovery (1998) mengidentifikasi empat kelemahan

institusional sebagai penyebab potensional terhambatnya kemajuan

pendidikan di Indonesia, khususnya pada tingkat pendidikan dasar,

yaitu :

(1) Sistem organisasi yang kompleks di tingkat pendidikan dasar.

(2) Managemen yang terlalu sentralistik pada tingkat SMP

(3) Terpecah belah kakunya proses pembiayaan pendidikan dan

tingkat sekolah dasar dan SMP.

(4) Managemen yang tidak efektif pada jenjang sekolah.

B. Pendidikan Sebagai Investasi Membangun SDM

Teori Human Capital adalah suatu aliran pemikiran yang

menganggap bahwa manusia adalah suatu modal sebagaimana

bentuk modal lainnya (seperti material, uang, mesin, dll).

Sumberdaya manusia sebagai modal dianggap paling menentukan

terhadap pertumbuhan ekonomi. Melalui investasi dirinya sendiri,

manusia dapat memilih profesi, pekerjaan atau kegiatan yang akan

menunjang hidup dan kehidupannya.

Beberapa pakar seperti Vaizey (1962), Eichanan (1979),

Bechen (1992) mengemukakan bahwa teori pendidikan sebagai

investasi ini telah mempengaruhi pola pemikiran pemerintah,

perencana pendidikan, lembaga internasional, dan para pendidik di

dalam perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia.

42

Page 43: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

Schiltz (1969) melihat bahwa pendidikan menjadikan manusia

sebagai investasi, maka pendidikan memberikan pengaruh pada

produktivitas suatu Negara.

C. Anggaran Pendidikan : Beberapa Temuan Penelitian.

1. Laporan Peneletian SMERU tentang “Alokasi Anggaran

Pendidikan di Era Otonomi Daerah : Implikasinya terhadap

Pengelolaan Pelayanan Pendidikn Dasar”.

2. Penelitian Yoyon Suryono dan Sumarmo (2005) tentang “Profil

Pembiayaan Untuk Meningkatkan Mutu dan Pemerataan

Pendidikan Dasar di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”.

3. Mintausih Danumihairja dalam penelitiannya mengenenai

“Manajemen Keuangan Pada Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama dalam Implementasi Otonomi Daerah”.

D. Pentingnya Anggaran Pendidikan

Menurut Elchanan (1979) bahwa biaya merupakan unsure

yang sangat penting dan menentukan dalam mekanisme

penganggaran. Biaya akan mempengaruhi pencapaian tujuan secara

efektif dan efisien. Konsep efektivitas biasanya dihubungkan

dengan dengan upaya pencapaian perolehan hasil yang diharapkan,

dalam pendidikan efektivitas diartikan sebagai suatu keadaan

dimana tujuan adalah merupakan suatu keberhasilan. Sedangkan

efisiensi diartikan diperoleh secara maksimal melalui daya dana

yang minimal.

43

Page 44: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

E. Beberapa Kendala Realisasi Anggaran Pendidikan 20%

Salah satu kendala penerapan anggaran 20% untuk sector

pendidikan menurut Indra Djati Sidi adalah daerah-daerah konflik,

seperti di Maluku, Poso, Aceh, dsb. Indra Djati Sidi menyatakan

“Kalau kita lihat situasi yang tidak aman di beberapa daerah jelas

memperlihatkan sulitnya menjalankan program-program

pendidikan di daerah yang berkonflik. Secara tidak langsung hal itu

juga dapat menghabiskan anggaran pendidikan” (Media Indonesia,

Rabu, 18 Agustus 2004).

Ekonom dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta,

Revrisond Baswir, juga memprediksi bahwa pemerintah bias

mewujudkan anggaran pendidikan 20 persen dari APBN pada

tahun 2009.

F. Anggaran Pendidikan : Suatu Solusi Temuan Penelitian.

Solusi untuk mengatasi permasalahan anggaran pendidikan di

daerah kota / kabupaten, sbb :

Pertama : Salah satu upaya untuk menambah dana operasional

sekolah adalah melalui pelibatan orang tua murid

dalam pembiayaan pendidikan.

Kedua : Untuk jangka pendek, menghadapi dilema

keterbatasan anggaran di satu pihak dan tuntutan

peningkatan mutu pendidikan dilain pihak , harus

dimulai dari kearifan PEMDA dalam menyikapi

berbagai permasalahan tersebut.

44

Page 45: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

G. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

1. Latar Belakang Diluncurkannya Bantuan Operasional Sekolah

(BOS)

Kebijakan pembangunan pendidikan dalam kurun waktu

2004-2009 meliputi peningkatan akses rakyat terhadap

pendidikan yang lebih berkualitas melalui peningkatan

pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

dan pemberian akses yang lebih besar kepada kelompok

masyarakat yang selama ini kurang dapat dijangkau layanan

pendidikan, seperti masyarakat miskin, masyarakat yang

tinggal di daerah terpencil, masyarakat-masyarakat di daerah

konflik ataupun masyarakat penyandang cacat.

Dengan adanya pengurangan subsidi bahan baker minyak

pada tahun 2005, dan sehubungan dengan penuntasan Wajib

Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, pemerintah

memprogramkan pemberian Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) bagi SD/MI/SDLB/SMP/MTs/SMPLB negeri / swasta

dan pesantren salafiyah serta sekolah keagamaan non Islam

setara SD dan SMP yang menyelenggarakan Wajib Belajar

Dasar 9 tahun yang disebut sekolah.

2. Tujuan

BOS ditujukan untuk memberikan bantuan kepada

sekolah dalam rangka membebaskan iuran siswa, tetapi sekolah

tetap dapat mempertahankan mutu pelayanan pendidikan

kepada masyarakat.

45

Page 46: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

BAB X

AKUNTABILITAS PENDIDIKAN

A. Akuntabilitas Pendidikan

1. Konsep Akuntabilitas Pendidikan

Istilah akuntabilitas sebenarnya dalam lembaga

pendidikan masih relatif baru, Akuntabilitas diterapkan pada

semua aspek pendidikan, mulai dari penyusunan program

pengajaran sampai pada pengelolahan lembaga pendidikan.

Gorton (1976) mengemukakan bahwa akuntabilitas lembaga

pendidikan merupakan aspek yang berkaitan dengan

pertanggungjawaban lembaga dalam pencapaian tujuan

pendidikan. Lembaga pendidikan tidak cukup hanya

mengembangkan rumusan perilaku hasil pendidikan yang akan

dicapai (behavioral objectives), tetapi juga harus bertanggung

jawab untuk mencapainya. (Alip, 2002).

2. Jenis-jenis Akuntabilitas Pendidikan

Ada 3 (tiga) jenis akuntabilitas yaitu :

(1) Akuntabilitas keberhasilan, (2) Akuntabilitas professional,

dan (3) Akuntabilitas professional (Depdikbud, 1983/1984)

3. Pelanggaran Terhadap Akuntabilitas Pendidikan.

Konsep akuntabilitas pada dasarnya tidak menghendaki

adanya penyimpangan-penyimpangan dalam usaha pendidikan,

baik penyimpangan yang disengaja maupun tidak disengaja.

Jika penyimpangan ini terjadi si pelaku dapat dituntut

berdasarkan peraturan yang berlaku.

Suatu tindakan dalam pendidikan dianggap menyimpang

kalau tindakan itu mengakibatkan kerugian bagi kepentingan

46

Page 47: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

orang lain dan / atau kepentingan umum, baik secara moril

maupun materiil.

B. Peranan Kepala Sekolah Dalam Melaksanakan Akuntabilitas

Lembaga Pendidikan

Apabila dikaji secara rinci, peran Kepala Sekolah ada 7

(tujuh) komponen, yaitu :

(1) Kepala Sekolah sebagai pendidik (educator)

(2) Kepala Sekolah sebagai Manager (Manager)

(3) Kepala Sekolah sebagai Pengelola Administrasi

(Administrator)

(4) Kepala Sekolah sebagai penilai (Supervisor)

(5) Kepala Sekolah sebagai pemimpin (leader)

(6) Kepala Sekolah sebagai pembaharu (innovator)

(7) Kepala Sekolah sebagai pendorong ( motivator)

C. Peran Komite Sekolah

Undang-undang pendidikan bulan Juni 2003 (pasal 56)

memberikan kepada komite sekolah dan madrasah peran untuk

meningkatkan kualitas pendidikan melalui :

(i)nasihat, (ii) pengarahan, (iii) bantuan personalia, material, dan

fasilitas, (iv) pegawasan

Pendidikan.

D. Pengelolahan Keuangan Sekolah

Menurut Mulyasa (2006) dalam pengelolahan keuangan

sekolah sedikitnya ada tiga pertanyaan yang harus didiskusikan,

yaitu :

47

Page 48: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

1. Berapa besar uang yang harus dialokasikan untuk pendidikan?

2. Bagaimanakah seharusnya masyarakat menditribusikan pajak

dan keuntungan pendidikan di antara para peserta didik?

3. Bagaimanakah seharusnya mengorganisasikan dan mengatur

sumber-sumber keuangan untuk mencapai tujuan pendidikan

yang telah ditetapkan.

E. Hubungan Antara Sekolah Dengan Sekolah Yang Efektif.

Sekolah yang efktif (Depdiknas, 2000) pada umumnya

memiliki sejumlah karakteristik proses sebagai berikut :

1. Proses belajar mengajar yang efktivitasnya tinggi.

2. Kepemimpinan sekolah yang kuat.

3. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib.

4. Pengelolahan tenaga kependidikan yang efektif

5. Sekolah memiliki budaya mutu.

6. Sekolah memiliki “teamwork” yang kompak, cerdas dan

dinamis.

7. Sekolah memiliki kewenangan (kemandirian).

8. Partisipasi yang tinggi dari warga dan masyarakat.

9. Sekolah memiliki keterbukaan (transparansi) management.

10. Sekolah memiliki kemauan berubah (psikologis dan fisik).

11. Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secara

berkelanjutan.

12. Sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan.

13. Memiliki komunikasi yang baik.

14. Sekolah memiliki akuntabilitas.

15. Sekolah memiliki kemampuan manajemen sustainabilitas.

48

Page 49: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

BAB XI

KEPALA SEKOLAH DAN MPMBS

A. Pola Manajemen.

1. Pengertian Manajemen.

Manajemen adalah suatu pemberdayaan manusia dan

sumber daya lain untuk mencapai tujuan. Dalam manajemen

terkandung berbagai kegiatan untuk memberikan pra kondisi

yang kondusif agar keseluruhan individu yang terdapat dalam

organisasi berperan aktif sesuai dengan peran dan fungsinya

masing-masing.

2. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah adalah seorang pemimpin sekolah dan

merupakan orang terpenting di suatu sekolah.

Dalam hal ini, pekerjaan kepala sekolah tidak hanya

sebagai Educator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader,

Innovator, dan Motivator (EMASLIM), tetapi akan

berkembang menjadi EMASLIM-FM, maksudnya kepala

sekolah juga sebagai figur dan mediator (FM) bagi

perkembangan masyarakat dan lingkungannya.

B. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

1. Pola Manajemen Berbasis Sekolah

Seiring dengan berlakunya Undang-Undang RI No 22

Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Otonomi Daerah)

dan bukti-bukti empiris tentang kurang efektif dan efiisiennya

manajemen berbasis pusat, maka Depdiknas melalui perubahan

49

Page 50: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

dan penyesuaian, salah satu diantaranya adalah melalui

pergeseran pendekatan manajemen, yaitu manajemen berbasis

pusat menjadi manajemen berbasis sekolah (MBS).

Otonomi dapat diartikan sebagai kemandirian yaitu

kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri.

Kemandirian dalam perencanaan program maupun rencana

anggaran merupakan tolak ukur utama kemandirian sekolah.

Jadi otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk

mengurus dan mengatur kepentingan semua warga sekolah

menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah

sesuai peraturan dan perundang-undangan pendidikan nasional

yang berlaku.

2. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah

Menurut Depdiknas (2001) Manajemen Berbasis Sekolah

(MBS) merupakan bentuk alternatif yang dapat diartikan

sebagai pengkoordinasikan dan penyerasian sumber daya yang

dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan

semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah

(Stake Holders). MBS bertujuan memandirikan atau

memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan,

keluwesan dari sumber daya untuk meningkatkan mutu

sekolah. (Depdiknas, 2001)

C. Kepala Sekolah Dalam Era MPMBS

Peran kepala sekolah dalam era MPMBS adalah sebagai berikut :

1. Miliki masukan manajemen yang lengkap danjelas.

2. Memahami, menghayati, dan melaksanakan sebagai manajer.

50

Page 51: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

3. Mampu menciptakan tantangan kinerjanya.

4. Menciptakan team work yang kompak/kohesif dan cerdas.

5. Mampu menciptakan situasi dan menumbuhkan kreativitas.

6. Mampu dan sanggup menciptakan sekolah sebagai tempat

belajar.

7. Mampu dan mempunyai kesanggupan untuk melaksanakan

manajemen berbasis sekolah.

8. Mampu memutuskan perhatian terhadap pengelolahan proses

belajar mengajar sebagai kegiatan utamanya.

9. Sanggup dan mampu memberdayakan sekolahnya.

D. Kinerja Kepala Sekolah

1. Kinerja

Dalam kamus Bahasa Indonesia kinerja diartikan sebagai

“prestasi yang diperhatikan”. Dalam Enclyclopedia of

psychology kinerja diartikan sebagai tingkah laku, ketrampilan

atau kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu

kegiatan.

2. Faktor-faktor Yang Menentukan Tingkat Kinerja Kepala

Sekolah.

Kinerja Kepala Sekolah dalam hal ini mempunyai beberapa

aspek, yaitu :

a. Rencana Program Pengembangan Sekolah.

b. Rencana Anggaran Pendapatan

dan Belanja (APB).

c. Pengambilan Keputusan Partisipatif

d. Kemandirian

51

Page 52: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

e. Keterbukaan

f. Akuntabilitas

g. Kerja sama.

E. Hasil Penelitian Keputusan Partisipatif

Hasil penelitian Bank Dunia pada tahun 1998, ditemukan

pengelola lemahnya lembaga pendidikan sebagai kendala di

Indonesia, antara lain:

(1) Sistem organisasi dan manajemen pendidikan (dasar) sangat

menengah.

(2) Manajemen yang bersifat sentralistik, terutama yang berkaitan

dengan penentuan program, perencanaan, dan anggaran.

(3) Sistem penganggaran terkotak-kotak dan kaku.

(4) Manajemen sekolah kurang efektif.

52

Page 53: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

BAB XII

KEPALA SEKOLAH DAN SUPERVISI PENGAJARAN

A. Mutu Pendidikan dan Supervisi Pengajaran.

Paradigma baru manajemen pendidikan tinggi, terdiri dari

akreditasi, akuntabilitas, evaluasi, otonomi dan mutu. Kelima

paradigma baru pendidikan tersebut saling terkait satu sama lain

dan seyogyanya ini dijadikan acuan dalam proses peningkatan

mutu pendidikan. Oleh karena itu, mutu sebagai salah satu

paradigma yang harus ditata secara terus-menerus dan

berkelanjutan. Menurut Mastuhu (2003) dalam pengelolahan suatu

unit pendidikan, mutu dapat dilihat dari “masukan”, “proses”, dan

“hasil”.

Permasalahan pendidikan yang diidentifikasi (Depdikbud,

1983), sampai saat ini, formulasinya tetap sama, yaitu :

(1) Masalah kuantitatif

(2) Masalah kualitatif

(3) Masalah relevansi

(4) Masalah efisiensi

(5) Masalah efektivitas

(6) Masalah khusus.

B. Mutu Tenaga Kependidikan

Peningkatan mutu pendidikan merupakan tugas yang tidak

mudah karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti mutu

masukan pendidikan, mutu sumber daya pendidikan, mutu guru

dan pengelola pendidikan, mutu proses pembelajaran, kemampuan

53

Page 54: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

pengelola pendidikan mengantisipasi dan menangani berbagai

pengaruh lingkungan pendidikan.

C. Konsep Dasar Supervisi Pengajaran di Sekolah Dasar

Supervisi pada hakikatnya adalah untuk meningkatkan

kemampuan dan ketrampilan guru dalam melaksanakan tugas

pokoknya sehari-hari.

Tujuan supervise pada akhirnya adalah ditujukan untuk

meningkatkan kualitas para siswa. Hal ini sebagaimana

dikemukakan oleh Sergiovanni (1983) bahwa tujuan supervise

adalah :

(1) Tujuan akhir adalah untuk mencapai

pertumbuhan perkembangan para siswa (yang bersifat total).

(2) Tujuan kedua adalah membantu

kepala sekolah dalam menyesuaikan program pendidikan dari

waktu ke waktu secara kontinyu (dalam rangka menghadapi

tantangan perubahan zaman).

(3) Tujuan dekat ialah bekerjasama

mengembangkan proses belajar mengajar yang tepat.

(4) Tujuan perantara ialah membina

guru-guru agar dapat mendidik para siswa dengan lebih baik

atau menegakkan disiplin kerja secara manusiawi.

D. Profesionalisme Guru Sekolah Dasar

Menurut Tilaar (2000) seorang professional mempunyai cirri-

ciri khusus. Mereka mengabdi pada suatu profesi. Ciri-ciri suatu

profesi adalah :

(1) Memiliki suatu keahlian khusus.

54

Page 55: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

(2) Merupakan suatu panggilan hidup.

(3) Memiliki teori-teori yang baku secara universal

(4) Mengabdikan diri untuk masyarakat dan bukan untuk diri

sendiri.

(5) Dilengkapi dengan kecakapan diasnostik dan kompetensi yang

aplikatif

(6) Memiliki otonomi dalam pelaksanaan pekerjaannya

(7) Mempunyai kode etik

(8) Mempunyai klien yang jelas

(9) Mempunyai organisasi profesi yang kuat, dan

(10) Mempunyai hubungan dengan profesi pada bidang-bidang

yang lain.

E. Pendekatan Profesionalisme

Menurut Danim (2002) dalam konteks profesionalisme,

istilah profesi dapat dijelaskan dengan tiga pendekatan (approach),

yaitu :

1. Pendekatan karakteristik

Pendekatan karasteristik (the trait approach) memandang

bahwa profesi mempunyai seperangkat elemen inti yang

membedakannya dari pekerjaan lainnya.

2. Pendekatan Institusional

Pendekatan institusional (the institutional approach),

memandang profesi institusional atau perkembangan

asosiasional.

3. Pendekatan Legalistik

Pendekatan legalistic (the legalistic approach), yaitu

pendekatan yang menekankan adanya pengakuan atas suatu

55

Page 56: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

profesi oleh Negara atau pemerintah. Suatu pekerjaan disebut

profesi jika dilindungi undang-undang atau produk hokum yang

ditetapkan pemerintah suatu Negara.

F. Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

Seorang kepala sekolah pada dasarnya adalah seorang guru

yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Hal ini sesuai

dengan SK Mendikbud Nomor : 0296/U/1996 tentang Penugasan

Guru Pegawai Negeri Sipil Sebagai Kepala Sekolah di Lingkungan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Bab II.

G. Supervisi Pengajaran

Dalam Good (1976) supervisi di definisikan sebagai segala

usaha dari pejabat sekolah yang diangkat yang diarahkan kepada

penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan tenaga kependidikan

lain dalam perbaikan pengajaran, melihat stimulasi pertumbuhan

profesionalisme dan perkembangan dari para guru, seleksi dan

revisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan metode-

metode mengajar, dan evaluasi pengajaran.

Wiles (1982) menjelaskan bahwa supervise sebagai bantuan

dalam pengembangan situasi belajar mengajar yang lebih baik, ia

adalah suatu kegiatan pelajaran yang disediakan untuk membantu

para guru menjalankan pekerjaan mereka dengan lebih baik.

H. Supervisi Pengajaran Sebagai Pembinaan Profesionalisme

Guru

Supervisi pendidikan di sekolah dasar lebih diarahkan

untuk meningkatkan kemampuan guru sekolah dasar dalam rangka

56

Page 57: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

peningkatan proses belajar-mengajar. Supervisi ini dapat dilakukan

oleh siapa saja, baik kepala sekolah maupun Pengawas sekolah

yang bertugas sebagai supervisor melalui pemberian bantuan yang

bercorak pelayanan dan bimbinga professional, sehingga guru

dapat melaksanakan tugasnya dalam proses belajar mengajar

dengan lebih baik.

Supervisi pendidikan di sekolah pada hakekatnya adalah

dalam rangka pembinaan terhadap para guru. Adapun sasaran

pembinaannya, antara lain (1) merencanakan kegiatan belajar

mengajar sesuai dengan strategi belajar yang aktif, (2) mengelola

kegiatan belajar mengajar yang menantang dan menarik, (3)

menilai kemajuan anak belajar, (4) memberikan umpan balik yang

bermakna, (5) memanfaatkan lingkungan sebagai sumber dan

media pengajaran, (6) membimbing dan melayani siswa yang

mengalami kesulitan belajar, terutama bagi anak lamban dan anak

pandai, (7) mengelola kelas sehingga tercipta lingkungan yang

menyenangkan, (8) menyusun dan mengelola catatan kemajuan

anak (record kleping, Depdikbud, 1999/2000).

I. Beberapa Pendekatan Dalam Supervisi Pendidikan.

Secara garis besar ada tiga pendekatan dalam supervise

pendidikan, yaitu (1) pendekatan langsung (direct approach), (2)

pendekatan tidak langsung (non direct approach), (3) pendekatan

kolaburasi (collaborative approach).

1. Pendekatan Langsung

Pendekatan langsung adalah sebuah pendekatan supervise

dimana dalam upaya peningkatan kemampuan guru, peran

57

Page 58: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

kepala sekolah dasar, pengawas TK/SD, dan Pembina lainnya

lebih besar dari pada peran guru yang bersangkuta.

2. Pendekatan Tidak Langsung

Pendekatan tidak langsung adalah sebuah pendekatan

supervise, dimana dalam upaya peningkatan kemampuan guru,

peran kepala sekolah, pengawas TK/SD, dan Pembina lainnya

lebih kecil dari pada dewan guru yang bersangkutan .

3. Pendekatan Kolaboratif

Pendekatan kolaboratif adalah sebuah pendekatan supervisi,

dimana dalam upaya peningkatan kemampuan guru, peran

kepala sekolah, pengawas TK/SD, dan Pembina lainnya sama

besarnya dengan peran guru yang bersangkutan.

J. Teknik – Teknik Supervisi

1. Kunjungan kelas

2. Pembicaraan individual

3. Diskusi kelompok

4. Demontrasi kelompok

5. Kunjungan kelas antar guru

6. Pengembangan kurikulum

7. Buletin Supervisi

8. Perpustakaan Profesional

9. Lokakarya

10. Survey sekolah-masyarakat.

58

Page 59: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

K. Respon Dan Sikap Guru Terhadap Supervisi Penagajaran

Kajian tentang sikap guru terhadap supervisi menjadi

perhatian Neagley dan Evans ( Dalam Mantja, 1998) dengan

merujuk sejumlah hasil penelitian beberapa pakar supervisi

pengajaran. Temuan-temuan yang dilaporkan, antara lain : (1)

supervisi yang efektif harus didasarkan atas prinsip-prinsip yang

sesuai dengan perubahan social dan dinamika kelompok, (2) para

guru menghendaki supervisi dari kepala sekolah sebagaimana yang

seharusnya dikerjakan oleh tenaga personel yang berjabatan

supervisor, (3) kepala sekolah tidak melakukan supervisi dengan

baik, (4) semua guru membutuhkan supervisi dan mengharapkan

untuk di supervisi, (5) para guru lebih menghargai dan menilai

secara positif perilaku supervisi yang “hangat”, saling

mempercayai, bersahabat, dan menghargai guru, (6) supervisi

dianggap bermanfaat bila direncanakan dengan baik, supervisor

menunjukkan sifat membantu dan menyediakan model-model

pengajaran yang efektif, (7) supervisor memberikan peran serta

yang cukup tinggi kepada guru untuk pengambilan keputusan

dalam wawancara supervisi, (8) supervisor mengutamakan

pengembangan ketrampilan hubungan insani, seperti halnya

dengan ketrampilan tekun dan (9) supervisor seharusnya

menciptakan iklim organisasional yang terbuka, yang

memungkinkan kemantapan hubungan yang saling menunjang

(supportive).

L. Kendala – Kendala Pelaksanaan Supervisi Pengajaran

1. Supervisor tidak mengkomunikasikan rencana / program

supervisinya kepada para guru sebagai subyek supervisi.

59

Page 60: unipajbr.files.wordpress.comunipajbr.files.wordpress.com/2011/02/100305-rohmanu-…  · Web viewLegitimate power adalah kekuatan yang muncul karena legitimasi. II. Macam-macam Teori

2. Fokus supervisi hanya terarah pada aspek administrasi,

kurang menyentuh pada pengembangan kemampuan guru

dalam mengelola proses belajar mengajar

3. Supervisor tidak melaksanakan kunjungan kelas secara

rutin.

4. Supervisor mendominasi pembicaraan dan berjalan satu arah.

5. Tidak ada penilaian umpan balik, dan

6. Supervisor tidak pernah meminta pada guru untuk

memberikan komentar maupun penilaian terhadap supervisi

yang telah dilaksanakan.

M. Penelitian – Penelitian Terdahulu Tentang Supervisi

Pendidikan.

Wuryo (1978) dalam disertainya meneliti pengelolaan

pendidikan dasar di Jawa Timur. Sasaran pokok penelitian ini

adalah masalah pengelolaan pendidikan dasar di Jawa Timur, yang

lebih ditekankan pada penelaahan terhadap fungsi-fungsinya. Salah

satu temuan penelitian yang terkait dengan supervisi adalah bahwa

kegiatan supervisi dalam rangka pengelolaan pendidikan dasar

belum mungkin dapat berlangsung secara berhasilguna, sebab

kurang ditunjang dengan adanya tenaga, kendaraan, biaya dan

metode kerja yang diperlukan.

60