stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA...

65
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU Sahadi, S.Pd. 1 Yanti Sariasih, M.Pd. 2 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan perbedaan hasil belajar siswa sebelum diajarkan menggunakan pendekatan komunikatif dan siswa setelah diajarkan menggunakan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran berbicara pada siswa kelas V SDN 3 OKU. Mengetahui dan mendeskripsikan keefektifitan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran berbicara pada siswa kelas V SDN 3 OKU. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra- eksperimen dengan populasi dan sampel penelitian adalah siswa kelas V SDN 3 OKU yang berjumlah 32 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik tes. Teknik tes yang digunakan adalah tes berbicara. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata pada tes awal sebesar 25,90 dengan nilai rata-rata tes akhir sebesar 35,87. Selain itu, uji t juga membuktikan nilai sig. hitung pada taraf signifikan nilai rata-rata kedua tes lebih kecil dari sig. tabel yaitu 0,16 ≤ 0,29. Hal yang sama juga berlaku untuk taraf signifikan keefektifitan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran berbicara yaitu 0,00 ≤ 0,29. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum diajarkan menggunakan pendekatan komunikatif dan siswa setelah diajarkan menggunakan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran berbicara. Pendekatan komunikatif ini efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara pada siswa 1 Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU 2 Peneliti 2 adalah Dosen STKIP Nurul Huda Program Studi Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia 1

Transcript of stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA...

Page 1: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU

Sahadi, S.Pd.1

Yanti Sariasih, M.Pd.2

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan perbedaan hasil belajar siswa sebelum diajarkan menggunakan pendekatan komunikatif dan siswa setelah diajarkan menggunakan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran berbicara pada siswa kelas V SDN 3 OKU. Mengetahui dan mendeskripsikan keefektifitan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran berbicara pada siswa kelas V SDN 3 OKU.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra-eksperimen dengan populasi dan sampel penelitian adalah siswa kelas V SDN 3 OKU yang berjumlah 32 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik tes. Teknik tes yang digunakan adalah tes berbicara.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata pada tes awal sebesar 25,90 dengan nilai rata-rata tes akhir sebesar 35,87. Selain itu, uji t juga membuktikan nilai sig. hitung pada taraf signifikan nilai rata-rata kedua tes lebih kecil dari sig. tabel yaitu 0,16 ≤ 0,29. Hal yang sama juga berlaku untuk taraf signifikan keefektifitan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran berbicara yaitu 0,00 ≤ 0,29. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum diajarkan menggunakan pendekatan komunikatif dan siswa setelah diajarkan menggunakan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran berbicara. Pendekatan komunikatif ini efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara pada siswa kelas V SDN 3 OKU. Saran dalam penelitian ini adalah guru dapat menjadikan pendekatan komunikatif ini sebegai alternatif model pembelajaran di sekolah.

Kata Kunci: Pendekatan Komunikatif, Pembelajaran Berbicara

1 Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU2 Peneliti 2 adalah Dosen STKIP Nurul Huda Program Studi Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia

1

Page 2: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemampuan berbicara merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang harus dimiliki

seseorang. Kemampuan berbicara bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun-temurun

walaupun pada dasarnya secara alami manusia dapat berbicara. Namun, kemampuan berbicara

secara informal memerlukan latihan dan pengarahan atau bimbingan yang intensif sejak dini.

Pada dasarnya kemampuan berbicara sudah dimiliki siswa sebelum masuk sekolah. Dalam

menyampaikan hal-hal yang sederhana, berbicara menjadi suatu masalah bagi siswa ketika siswa

mulai berbicara untuk mengungkapkan, menerima, bahkan menolak suatu pemikiran secara lisan

dalam situasi dan kondisi tertentu.

Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat untuk

mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Berbicara

merupakan kegiatan komunikasi dua arah yaitu pembicara dan pendengar. Seorang pembicara

dituntut pula untuk menyampaikan pembicaraannya dengan efektif serta dapat mengevaluasi

efek komunikasinya terhadap pendengar.

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dijelaskan bahwa mata pelajaran

bahasa Indonesia, berbicara merupakan salah satu dari empat komponen keterampilan berbahasa

yang harus dimiliki dan dikuasai siswa selain mendengarkan, membaca, dan menulis

(Depdiknas, 2006:64). Sesuai dengan salah satu Standar Kompetensi pembelajaran berbicara

pada KTSP tingkat SD kelas V adalah siswa dapat mengemukakan pendapat, perasaan, dan

informasi yang dimilikinya secara lisan (Depdiknas, 2006:75).

2

Page 3: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

Hasil wawancara peneliti dengan guru SD Negeri 3 OKU yang bernama Novariani dapat

diketahui hal-hal sebagai berikut. Pertama, kenyataannya pembelajaran berbicara belum dapat

memenuhi target kurikulum yang menuntut siswa mampu berbicara menggunakan bahasa

Indonesia. Kedua, baik guru maupun siswa merasakan kesulitan dalam hal pembelajaran

berbicara di sekolah. Guru tersebut mengakui bahwa pembelajaran berbicara adalah pelajaran

yang paling sulit untuk diajarkan. Guru merasa siswa terlalu lama maju ke depan kelas apabila

diminta untuk berbicara ke depan kelas. Selain itu, guru merasa kesulitan membiasakan siswa

menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara atau mengutarakan pendapatnya dengan

menggunakan bahasa Indonesia. Inti dari permasalahan yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam

pembelajaran berbicara adalah masih lemahnya kemampuan berbicara siswa dan kurang

efektifnya pendekatan pembelajaran yang digunakan.

Peneliti menetapkan SD Negeri 3 OKU sebagai tempat penelitian karena dari hasil

wawancara diketahui bahwa masih lemahnya siswa dalam berbicara dan kurang tepatnya

pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru SD Negeri 3 OKU. Selain itu, di SD Negeri

3 OKU belum pernah dilakukan penelitian mengenai keefektifan pendekatan komunikatif dalam

pembelajaran berbicara. Siswa kelas V peneliti pilih sebagai subjek dalam penelitian ini dengan

mempertimbangkan bahwa mereka sudah mempelajari pembelajaran tentang berbicara di kelas

IV dengan pendekatan yang berbeda, tetapi pembelajaran berbicara dengan menggunakan

pendekatan komunikatif belum pernah mereka dapatkan.

Penelitian terhadap pembelajaran berbicara ini sebelumnya pernah diteliti oleh Haluwi,

Alumni FKIP Universitas Sriwijaya tahun 2010 dengan judul skripsi “Keefektifan Metode Role

Playing dalam Pembelajaran Berbicara Siswa Kelas V SD Negeri 05 Inderalaya Ogan Ilir”.

Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan, bahwa Ha yang berbunyi “metode role playing lebih

3

Page 4: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

efektif daripada metode konvensional dalam pembelajaran berbicara siswa kelas V SD Negeri 05

Inderalatya Ogan Ilir” diterima. Dengan diterimanya Ha, maka dapat disimpulkan bahwa

penerapan metode role playing dalam pembelajaran berbicara efektif digunakan.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Haluwi dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti adalah sama-sama meneliti pembelajaran berbicara siswa kelas V sekolah dasar dengan

menggunakan metode penelitian eksperimen. Perbedaannya adalah a) penelitian yang dilakukan

oleh Haluwi adalah melihat perbedaan kemampuan berbicara siswa, sementra itu peneliti meniliti

hasil belajar berbicara siswa, b) penelitian yang dilakukan Haluwi dengan objek penelitian di SD

Negeri 05 Inderalaya Ogan Ilir sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan

objek penelitian SD Negeri 3 OKU, dan c) penelitian Haluwi menggunakan metode eksperimen

semu, penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimen.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa sebelum diajarkan menggunakan pendekatan

komunikatif dalam pembelajaran berbicara pada siswa kelas V SD Negeri 3 OKU?

2. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa setelah diajarkan menggunakan pendekatan

komunikatif dalam pembelajaran berbicara pada siswa kelas V SD Negeri 3 OKU?

3. Apakah pendekatan komunikatif efektif dalam pembelajaran berbicara siswa kelas kelas V

SD Negeri 3 OKU?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut.

4

Page 5: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

1. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum diajarkan menggunakan pendekatan

komunikatif dalam pembelajaran berbicara pada siswa kelas V SD Negeri 3 OKU.

2. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa setelah diajarkan menggunakan pendekatan

komunikatif dalam pembelajaran berbicara pada siswa kelas V SD Negeri 3 OKU.

3. Mengetahui dan mendeskripsikan keefektifan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran

berbicara pada siswa kelas V SD Negeri 3 OKU.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis,

Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi para pembaca

tentang pendekatan komunikatif dalam pembelajaran berbicara.

Secara praktis penelitian ini bermanfaat.

1. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan

pendekatan, metode, dan strategi guru dalam pembelajaran berbicara dengan memperbaiki

pendekatan mengajar dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

2. Bagi siswa, untuk mengetahui dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran

berbicara sehingga keterampilan siswa dalam berbicara dapat ditingkatkan.

3. Bagi sekolah, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu solusi dalam mengatasi

permasalahan dalam pembelajarn berbicara, sehingga dapat meningkatkan mutu SD Negeri 3

OKU.

4. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan tentang pendekatan komunikatif.

5. Bagi peneliti lain, penelitian ini bisa dijadikan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

5

Page 6: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

E. Asumsi Penelitian

Surakhmad dalam Arikunto (2006:60) mengemukakan “Anggapan dasar atau postulat

adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”. Berdasarkan

pengertian tersebut, peneliti mengemukakan anggapan dasar sebagai berikut.

1. Siswa kelas V SD Negeri 3 OKU sudah mempelajari materi berbicara khususnya

mengemukakan pendapat, perasaan, dan informasi yang dimilikinya secara lisan.

2. Masih banyak siswa yang kurang mampu dalam mengemukakan pendapat, perasaan, dan

informasi yang dimilikinya secara lisan.

3. Pendekatan komunikatif dapat diterapkan dalam pembelajaran berbicara.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,

sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006:71). Hipotesis dalam penelitian ini

adalah pendekatan komunikatif lebih efektif dibandingkan pendekatan konvensional dalam

pembelajaran berbicara. Hipotesis akan dirumuskan dengan Mx > My. Untuk keperluan

pengujian hipotesis dirumuskan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Berikut bunyi

hipotesis nol dan hipotesis alternatif.

Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Ha : Ada perbedaan kemampuan berbicara sebelum siswa diajarkan menggunakan

pendekatan komunikatif dan setelah siswa diajarkan menggunakan pendekatan

komunikatif.

2. Ho : Tidak ada perbedaan kemampuan berbicara sebelum siswa diajarkan menggunakan

pendekatan komunikatif dan setelah siswa diajarkan menggunakan pendekatan

komunikatif.

6

Page 7: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

G. Kriteria Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian menggunakan tes “t” untuk dua sampel besar yang satu sama

lain saling berhubungan.

1. Apabila thitung sama dengan atau lebih besar daripada ttabel, maka Hipotesis Nol ditolak; berarti

di antara kedua variabel yang kita selidiki, terdapat perbedaan Mean yang signifikan.

2. Apabila thitung lebih kecil daripada ttabel maka Hipotesis Nol diterima atau disetujui; berarti di

antara kedua variabel yang kita selidiki tidak terdapat perbedaan Mean yang signifikan.

Kriteria pengujian hipotesis ini akan dibatasi pada taraf signifikansi 5% (Sudijono,

2006:328). Setelah hasil pengujian hipotesis didapat lalu dikonversikan dengan kriteria sebagai

berikut.

Tabel. 1 Kriteria Hasil Belajar

Nilai Angka Nilai Huruf Predikat80 ke atas

66-7956-6546-55

45 ke bawah

ABCDE

Baik sekaliBaik

CukupKurangGagal

(Sudijono, 2007:35)

7

Page 8: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Berbicara

Berbicara adalah aktifitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan

berbahasa yaitu setelah aktifitas mendengarkan (Nurgiyantoro, 2001:252). Power (dikutip oleh

Tarigan, 1993:9) menyatakan bahwa berbicara merupakan ekspresi dari gagasan-gagasan pribadi

seseorang dan menekankan hubungan-hubungan yang bersifat dua arah, memberi dan

memerima, yang biasa dilakukan dalam bertelepon, wawancara, pidato, diskusi, perintah dan lain

sebagainya. Tarigan (1993:8) menyatakan bahwa berbicara adalah suatu cara berkomunikasi

yang sangat mempengaruhi kehidupan individual seseorang. dalam sistem inilah orang saling

bertukar pendapat, gagasan, perasaan, keinginan, dengan bantuan lambang-lambang yang disebut

dengan kata-kata.

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

kegiatan berbicara sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia dengan berbagai maksud dan

tujuannya. Untuk dapat terampil dalam berbicara seseorang harus menguasi beberapa

kemampuan. Menurut Nurgiyantoro (2001:252) kemampuan yang harus dikuasai seseorang

dalam berbicara adalah ia harus menguasai lafal, struktur, dan kosakata bahasa yang

bersangkutan. Sementara itu, untuk terampil berbicara secara formal tidak mungkin didapat

tanpa adanya latihan, keberanian, dan kebiasaan.

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa Indonesia,

pembelajaran keterampilan berbicara mendapat waktu yang sama dengan keterampilan lainnya.

Selain itu, dalam tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia di KTSP tingkat Sekolah Dasar secara

8

Page 9: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

tersurat maupun tersirat pembelajaran berbicara menjadi salah satu komponen keterampilan yang

penting yang harus dimiliki oleh siswa.

Hal di atas terlihat dari enam tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia sesuai KTSP tingkat

Sekolah Dasar, empat diantaranya sangat menekankan keterampilan berbicara. Berikut ini tujuan

mata pelajaran bahasa Indonesia dalam KTSP.

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai etika yang berlaku, baik secara lisan maupun

tulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa

negara.

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai

tujuan.

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan intelektual, serta

kematangan emosi dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, serta kematangan

emosinal dan sosial.

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual

manusia Indonesia.

B. Tujuan Berbicara

Tujuan umum berbicara adalah untuk berkomunikasi agar bisa menyampaikan pikiran,

gagasan, perasaan, dan kemauan secara efektif. Keraf (dalam Slamet, 2008:189—191)

menyatakan bahwa tujuan berbicara sebagai berikut.

1. Mendorong pembicara untuk memberi semangat, membangkitkan kegairahan, serta

menunjukkan rasa hormat, dan pengabdian.

9

Page 10: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

2. Menyakinkan; pembicara berusaha mempengaruhi keyakinan atau sikap mental/intelektual

kepada para pendengarnya.

3. Berbuat atau bertindak; pembicara menghendaki tindakan atau reaksi fisik dari para

pendengar dengan terbangkitkannya emosi.

4. Memberitahukan pembicara berusaha menguraikan atau menyampaikan sesuatu kepada

pendengar, dengan harapan agar pendengar mengetahui tentang sesuatu hal, pengetahuan dan

sebagainya.

5. Menyenangkan; pembicara bermaksud menggembirakan, menghibur para pendengar agar

terlepas dari kerutinan yang dialami oleh pendengar.

C. Pentingnya Pembelajaran Berbicara bagi Siswa

Pembelajaran berbicara harus mendapat perhatian yang cukup. Salah satu diantaranya

adalah memberikan kesempatan kepada anak untuk berbicara. Siswa harus dibiasakan untuk

berbicara. Siswa berbicara dalam konteks penyampaian gagasan serta proses membangun dan

meneguhkan sebuah pengertian harus diberi ruang yang seluas-luasnya. Dengan demikian,

pembelajaran berbicara di sekolah diharapkan siswa dapat berbicara dalam bentuk

mengemukakan gagasan, menjawab pertanyaan, bercakap-cakap, berwawancara dan bercerita isi

bacaan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Pada perkembangannya dapat diketahui bahwa pengembangan bahasa anak memerlukan

kesempatan menggunakan bahasa. Oleh karena itu, kita membutuhkan lingkungan pendidikan

yang memberikan kesempatan yang banyak bagi siswa untuk menggunakan bahasa. Pada proses

pembelajaran, siswa dituntut untuk terampil berbicara sehingga mereka dapat mengekspresikan

pengetahuan yang telah mereka miliki secara lisan, mengajukan pertanyaan untuk menggali dan

10

Page 11: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

mendapatkan informasi, menjelaskan persoalan dan pemecahanannya, dan untuk menarik

perhatian pendengar.

D. Pengertian Pendekatan Komunikatif

Pendekatan merupakan dasar teoritis untuk suatu metode (Zuchdi, 1997:30). Salah satu

pendekatan yang diajarkan pada pelajaran bahasa Indonesia adalah pendekatan komunikatif.

Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa

kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai

dalam pembelajaran (Djuanda, 2006:33). Pendekatan komunikatif mengarahkan pengajaran

bahasa pada tujuan pengajaran yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi.

Pendekatan komunikatif siswa diajarkan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam

kehidupan sehari-hari.

Dengan kata lain, pendekatan komunikatif dapat diartikan sebagai pendekatan yang

mengarahkan pada pembelajaran komunikasi yang tujuannya agar tujuan dari bahasa dapat

tercapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

E. Ciri-Ciri Pendekatan Komunikatif

Pendekatan komunikatif memiliki ciri-ciri seperti yang dikemukakan Brumfit dan

Finocchiaro (dalam Richards dan Rogers, 1986:87), pendekatan komunikatif mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut.

1. Kebermaknaan sangat penting dibandingkan dengan struktur dan bahan bahasa.

2. Belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi, bukan mempelajari struktur, bunyi atau

kosakata secara terpisah.

11

Page 12: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

3. Tujuan yang ingin dicapai adalah kemampuan komunikasi, yaitu kemampuan menggunakan

sistem bahasa secara efektif dan betul.

4. Kelancaran menggunakan bahasa yang dapat diterima, menjadi tujuan utama yang ingin

dicapai. Keakuratan penggunaan bahasa dilihat dari konteks penggunaannya.

5. Materi pelajaran disusun dan ditahapkan melalui pertimbangan isi, fungsi, atau makna yang

menarik.

6. Variasi kebahasaan merupakan konsep sentral dalam materi pelajaran dan metodologi.

7. Apabila diperlukan dan berguna bagi siswa, penerjemah dapat dilakukan.

8. Jika diperlukan campur kode dengan bahasa ibu dapat dilakukan.

9. Dialog, jika digunakan, berkisar pada fungsi-fungsi komunikatif dan biasanya tidak

dihafalkan.

10. Bukan ucapan yang persis seperti ucapan penutur asli yang dicari, tetapi ucapan yang

dipahami.

11. Usaha untuk berkomunikasi dianjurkan sejak tingkat permulaan.

12. Bahasa yang diciptakan oleh individu-individu sering kali melalui trial and error.

13. Guru membantu siswa dengan cara apapun yang mendorong siswa menggunakan bahasa

yang dipelajari.

14. Siswa diharapkan dapat berinteraksi dengan orang lain melalui kerja berpasangan atau

kelompok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dengan kata lain bahwa ciri dari pendekatan komunikatif adalah pembelajaran yang

mengutamakan bahasa untuk berkomunikasi. Seperti di dalam kelas, biasanya bahasa digunakan

untuk memberi sambutan, memohon, memberikan informasi, memerintahkan, dan seterusnya

walaupun pemakainya terbatas.

12

Page 13: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

Adapun tujuan pengajaran bahasa menurut pendekatan komunikatif ialah untuk

mengembangkan komunikasi komunikatif siswa, yaitu kemampuan menggunakan bahasa yang

dipelajari itu untuk berkomunikasi dalam berbagai situasi dan konteks dan meningkatkan

penguasaan keempat keterampilan berbahasa yang diperlukan dalam berkomunikasi.

F. Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan Pendekatan Komunikatif

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Komunikatif sebagai

berikut.

1. Guru melakukan apersepsi dengan cara; guru bertanya kepada siswa.

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

3. Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil 3—5 orang siswa per kelompok.

4. Guru menjelaskan materi. Materi yang di ajarkan sesuai dengan Standar Kompetensi yaitu

mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu

persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau wawancara. Kompetensi Dasar yaitu

menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya dengan

memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa. Materi pada pertemuan pertama (pretes)

dan pertemuan keempat (postes) menanggapi peristiwa yaitu tentang banjir, pertemuan kedua

menanggapi tentang Petani dan pertemuan ketiga yaitu menanggapi tentang pemanasan global

dengan menggunakan pendekatan komunikatif.

5. Guru memberikan sejumlah gambar untuk merangsang siswa menanggapi gambar yang telah

disediakan.

6. Guru mempersilakan siswa untuk menanggapi gambar yang telah diberikan.

7. Siswa diberikan waktu selama 10 menit untuk maju ke depan kelas untuk memberikan

tanggapan berdasarkan gambar.

13

Page 14: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

8. Siswa yang lain memberikan tanggapan atau masukan kepada siswa yang telah maju ke depan

kelas.

9. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

10. Guru menutup pelajaran

14

Page 15: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasional Variabel

Keefektifan adalah suatu kegiatan yang pada hakikatnya membawa hasil atau guna

terhadap kegiatan yang sedang atau telah dilakukan. Kriteria keefektifan dalam penelitian ini

adalah apabila skor rata-rata tes berbicara kelompok eksperimen yang menggunakan pendekatan

komunikatif secara signifikan lebih tinggi daripada skor tes kelompok kelas kontrol yang tidak

menggunakan pendekatan komunikatif.

Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa

kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai

dalam pembelajaran

Pembelajaran berbicara merupakan suatu kegiatan belajar dengan mengkhususkan diri

pada kemampuan berbicara dengan tujuan siswa dapat berkomunikasi secara efektif dan efesien.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa keefektifan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran

berbicara siswa kelas V SD Negeri 3 OKU adalah keberhasilan pembelajaran berbicara yang

ingin dicapai dengan menggunakan pendekatan komunikatif pada siswa kelas V SD Negeri 3

OKU.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian

(Arikunto, 2006: 99). Variabel adalah pengelompokkan yang lebih dan dua atau lebih (Margono,

2005: 118). Menurut hubungan antara satu variabel satu dengan variabel yang lain maka

15

Page 16: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

variabel dapat dibedakan menjadi varibel terikat, variabel bebas, variabel moderator, variabel

intervening, dan variabel kontrol (Sugiyono, 2010: 4—6).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penelitian ini menggunakan variabel bebas dan

variabel terikat, yaitu:

Variabel bebas : Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 3 OKU pada keterampilan berbicara

sebelum menggunakan pendekatan komunikatif (X).

Variabel terikat : Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 3 OKU pada keterampilan berbicara

setelah menggunakan pendekatan komunikatif (Y).

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan data atau subjek yang akan diteliti dengan karakteristik

tertentu. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2006:115) yang menyatakan bahwa populasi

adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD

Negeri 3 OKU. Siswa kelas V SD Negeri 3 OKU memiliki kelas paralel yaitu kelas V.A, V.B,

V.C, dan V.D yang berjumlah 126 orang dengan berincian sebagai berikut.

Tabel 1. Populasi Penelitian

No. Kelas Jumlah1. V.A 322. V.B 323. V.C 324. V.D 32

Jumlah 126(sumber: Tata Usaha SD Negeri 3 OKU Tahun Pelajaran 2012/2013)

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi, dimana

pengambilan yang dilakukan harus mewakili populasi (Sugiyono, 2008:118). Sampel dalam

16

Page 17: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 3 OKU. Pengambilan sampel menggunakan teknik

simple random sampling atau sampel acak sederhana.

Teknik ini dilakukan dengan asumsi bahwa kelas yang dijadikan sampel memiliki

kehomogenan yang sama. Pengambilan sampel penelitian ini mengacu pada pendapat Sugiyono

(2010:120) yang menyatakan bahwa dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota

sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan anggota populasi dianggap

homogen. Adapun prosedur penarikan sampel yang peneliti lakukan sebagai berikut.

a. Semua kelas V dijadikan sampel.

b. Menulis semua kelas mulai V.A sampai V.D pada gulungan kertas.

c. Gulungan kertas dimasukan ke dalam gelas lalu dikocok.

d. Gulungan kertas yang keluar merupakan kelas yang kemudian dijadikan sebagai objek

penelitian.

Berdasarkan prosedur penarikan sampel yang telah dilakukan sesuai maka terpilihlah kelas

V.A sebagai kelas uji coba. Dengan demikian, terdapat 32 orang siswa uji coba dalam penelitian

ini. Berikut tabel sampel penelitian ini.

Tabel 2. Sampel Penelitian

No. Kelas Jumlah1. V.A 32

Jumlah 32(sumber: Tata Usaha SD Negeri 3 OKU Tahun Pelajaran 2011/2012)

D. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah metode pra-eksperimen. Penelitian eksperimen ini

dilakukan untuk memperoleh jawaban atas hipotesis yang disusun, yaitu apakah pendekatan

komunikatif efektif dalam pembelajaran berbicara. Hal ini juga mengacu pada pendapat

17

Page 18: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

Syamsudin dan Vismaia (2006:150) yang menyatakan bahwa penelitian eksperimen merupakan

suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab suatu pertanyaan.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah bentuk one group pretest postets. Rancangan

ini meliputi satu kelompok saja yang diberikan pretes dan postes (Sevilla, dkk., 1993:106).

Rancangan penelitian ini hanya melibatkan satu kelompok (kelas). Selain itu, rancangan ini dapat

mengendalikan perbedaan antar subjek serta variabel situasional (Ary, dkk., 2007:374). Berikut

ini desain yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3. Desain Penelitian

O1 X O2

Keterangan :

O1 : Nilai pretes (sebelum diberikan perlakuan)

O2 : Nilai postes (setelah diberikan perlakuan)

X : Perlakuan

Berikut ini akan dijabarkan prosedur rancangan penelitian berdasarkan tabel di atas.

1. Menentukan subjek penelitian atau kelas V.A menggunakan pendekatan komunikatif.

2. Memberikan tes awal untuk mengukur kemampuan awal pada kelas V.A dan menghitung

mean tes awal.

a. Mempertahankan semua kondisi pada kelas V.A agar tetap sama dalam jangka waktu tertentu

yaitu 2 x 35 menit atau 4 kali tatap muka.

b. Memberikan perlakuan kelas V.A yaitu dengan menggunakan pendekatan komunikatif.

c. Memberikan tes akhir pada kelas V.A untuk mengukur kemampuan tes akhir, lalu

menghitung meannya.

18

Page 19: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

d. Menghitung perbedaan skor antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelas V.A.

e. Membandingkan perbedaan selisih rata-rata skor tes awal dan tes akhir ketika siswa diajarkan

menggunakan pendekatan komunikatif dengan siswa yang diajarkan menggunakan

pendekatan konvensional untuk menentukan apakah penerapan perlakuan keduanya mendapat

perubahan yang lebih besar.

f. Menggunakan tes statistik yang cocok, gunanya untuk menentukan apakah perbedaan dalam

skor seperti perhitungan pada langkah ketujuh signifikan dan apakah perbedaan tersebut

cukup besar untuk menolak hipotesis.

g. Perbedaan tersebut diinterpretasikan dan dianalisis dengan menggunakan statistik.

Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran kelas V.A (kelas yang dipilih sebagai

subjek penelitian).

Tabel 4. Langkah-Langkah Pembelajaran di Kelas Uji Coba

No. Tahapan Pembelajaran

Kegiatan Alokasi waktu

1. Pendahuluan 1. Guru melakukan apersepsi dengan cara; guru bertanya kepada siswa apakah siswa pernah memberikan tanggapan berdasarkan gambar yang ditunjukkan oleh guru.

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

5 menit

5 menit

2. Inti 1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil 3—5 orang siswa per kelompok.

2. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu berbicara dengan pendekatan komunikatif.

3. Guru memberikan sejumlah gambar untuk merangsang siswa menanggapi gambar yang telah disediakan.

4. Guru mempersilakan siswa untuk menanggapi gambar yang telah diberikan.

5. Siswa diberikan waktu selama 10 menit untuk maju ke depan kelas untuk memberikan tanggapan berdasarkan gambar.

6. Siswa yang lain memberikan tanggapan atau masukan kepada siswa yang telah maju kedepan

5 menit

20 menit

5 menit

5 menit

10 menit

5 menit

19

Page 20: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

kelas.

3. Penutup 1. Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap berbicara dengan pendekatan komunikatif yang telah dilakukan.

2. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

3. Guru menutup pelajaran

5 menit

3 menit

2 menit

E. Teknik Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik tes untuk mengumpulkan data. Tes ialah seperangkat

rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang

akan dijadikan dasar bagi penetapan skor angka (Margono, 2005:170). Menurut Arikunto

(dikutip oleh Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 179) menyatakan bahwa tes adalah suatu alat

atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-

keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan

cepat.

Tes berbicara dengan menggunakan gambar sebagai media penyampaian materi melalui

pendekatan komunikatif dilakukan sebanyak dua kali. Pertama, tes dilakukan sebelum siswa

diajarkan menggunakan pendekatan komunikatif. Kedua, tes dilakukan setelah siswa diajarkan

menggunakan pendekatan komunikatif. Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan awal

(pretes) dan kemampuan akhir (postes) siswa dalam pembelajaran berbicara. Tes awal dilakukan

untuk mengetahui nilai rata-rata siswa sebelum menggunakan pendekatan komunikatif dalam

pembelajaran berbicara. Tes akhir dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata siswa setelah

menggunakan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran berbicara.

20

Page 21: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

2. Teknik Penganalisisan Data

Data-data yang telah terkumpul kemudian dihitung dengan menggunakan bantuan program

SPSS versi 17 pada taraf signifikansi 5%. Berikut ini langkah-langkah penganalisisan data.

a. Memberi skor hasil jawaban siswa berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan.

Agar tes berbicara siswa ini valid, hasil tes siswa (tes awal dan tes akhir) dinilai oleh guru dan

peneliti. Dengan demikian, nilai yang diperoleh setiap siswa adalah skor dari guru ditambah

dengan skor peneliti dibagi dua. Berikut ini adalah format penilaian berbicara siswa kelas V.

Tabel 5. Kriteria Penilaian Berbicara

Penilaian Sub Penilaian Bobot Jumlah Skor Aspek Kebahasaan

Lafal Tidak jelasKurang jelasJelasSangat jelas

1234

Intonasi Tidak jelasKurang jelasJelasSangat jelas

1234

Jeda Tidak jelasKurang jelasJelasSangat jelas

1234

Nada Tidak jelasKurang jelasJelas Sangat jelas

1234

Diksi (pilihan kata)

Tidak tepatKurang tepatTepatSangat Tepat

1234

Aspek Non Kebahasan

Variasi Kata Tidak jelasKurang jelasJelasSangat bervariasi

1234

Kelancaran Tidak lancar 1

21

Page 22: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

Kurang lancarLancarSangat lancar

234

Mimik/Gerak Tidak sesuaiKurang sesuaiSesuaiSangat sesuai

1234

Penguasaan Topik Bahasan

Tidak menguasaiKurang menguasaiMenguasaiSangat menguasai

1234

Penalaran Tidak sesuaiKurang sesuaiSesuaiSangat sesuai

1234

Jumlah 40 40(Akhadiah, dkk., 1993:88—92 kriteria penilaian ini telah dimodifikasi guna kepentingan penelitian ini)

Kriteria aspek kebahasan meliputi lafal, intonansi, jeda, nada, dan diksi. Aspek

nonkebahasaan meliputi variasi kata, kelancaran, mimik muka/gerak, penguasaan topik bahasan,

dan penalaran. Berikut ini deskripsi skor tiap aspek.

Tabel 6. Deskripsi Kriteria Penilaian

Penilaian Sub Penilaian Bobot DeskripsiAspek Kebahasaan

Lafal Tidak jelas

Kurang jelas

Jelas

Sangat jelas

1

2

3

4

Lafal siswa tidak jelas terdengar, suara tidak jelas sama sekaliLafal siswa kurang jelas terdengar, suara samar-samarLafal siswa jelas, suara tegas dan jelas terdengarLafal siswa sangat jelas, suara terdengar sangat jelas tidak terdapat kesalahan pelafalan

Intonasi Tidak tepat

Kurang tepat

1

2

Intonasi tidak tepat, pengucapan tidak terlihat tinggi rendahnya nada.Intonasi kurang tepat, pengucapan tinggi rendahnya nada kurang terlihat jelasIntonasi tepat, pengucapan tinggi

22

Page 23: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

Tepat

Sangat tepat

3

4

rendahnya nada tepatIntonasi sangat tepat, pengucapan tinggi rendahnya nada sangat tepat.

Jeda Tidak tepat

Kurang tepat

Tepat

Sangat tepat

1

2

3

4

Tidak ada jeda sama sekali dalam pengucapan.Jeda dalam pengucapan dilakukan kurang tepat.Jeda dalam pengucapan dilakukan dengan tepat.Jeda dalam pengucapan dilakukan dengan sangat tepat.

Nada Tidak jelas

Kurang jelas

Jelas

Sangat jelas

1

2

3

4

Nada pengucapan tidak jelas dan tidak tepat.Nada pengucapan kurang jelas.

Nada pengucapan terdengar jelas.Nada pengucapan terdengar sangat jelas.

Diksi (pilihan kata)

Tidak tepat

Kurang tepat

Tepat

Sangat Tepat

1

2

3

4

Pilihan kata yang digunakan tidak tepat, hampir seluruh pembicaraan banyak menggunakan kata tidak baku.Pilihan kata yang digunakan kurang tepat, sebagian pembicaraan menggunakan kata tidak bakuPilihan kata yang digunakan tepat, hampir tidak menggunakan kata tidak baku dalam pembicaraanPilihan kata yang digunaka sangat tepat, tidak terdapat kesalahan penggunaan kata dalam pembicaraan.

Aspek Non Kebahasan

Variasi Kata Tidak bervariasi

Sedikit bervariasi

Banyak variasi

Sangat bervariasi

1

2

3

4

Tidak terdapat variasi kata, pemakaian kata dilakukan berulang-ulang.Terdapat sedikit variasi kata yang digunakan, sebagian besar pemakaian kata dilakukan berulang-ulang.Banyak variasi kata yang digunakan, sebagian kecil pemakaian kata dilakukan berulang-ulangKata yang digunakan sangat bervariasi, tidak ada lagi pemakaian kata yang berulang-ulang.

Kelancaran Tidak lancar 1 Pengucapan tidak lancar, terputus-putus, terbata-bata, suara tidak jelas

23

Page 24: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

Kurang lancar

Lancar

Sangat lancar

2

3

4

sama sekali.Pengucapan kurang lancar, terbata-bata, suara kurang jelas terdengar.Pengucapan lancar, tidak terputus-putus, tidak terbata-bata, suara terdengar jelas.Pengucapan sangat lancar, tidak terputus-putus, tidak terbata-bata, suara terdengar sangat jelas.

Mimik/Gerak Tidak sesuai

Kurang sesuai

Sesuai

Sangat sesuai

1

2

3

4

Mimik muka tidak ada dan tidak tepat.Mimik muka kurang sesuai pengucapan.Mimik muka sesuai dengan pengucapan.Mimik muka sangat sesuai dengan pengucapan.

Penguasaan Topik Bahasan

Tidak menguasai

Kurang Menguasai

Menguasai

Sangat menguasai

1

2

3

4

Siswa tidak menguasai topik bahasan, pemibcaraan terkesan asal-asalan.Siswa kurang menguasai topik bahasan, pembicaraan kurang tepat.Siswa menguasai topik bahasan, pembicara terarah dengan baik.Siswa sangat mengusai topik bahasan, pembicaraan terarah sangat baik.

Penalaran Tidak sesuai

Kurang sesuai

Sesuai

Sangat sesuai

1

2

3

4

Tidak mengunakan penalaran, penalaran tidak sesuai dengan topik pembicaraan.Penalaran yang digunakan tidak sesuai dan kurang sesuai dengan topik pembicaraan.Penalaran yang digunakan sesuai dengan topik pembicaraan.Penalaran yang digunakan sangat sesuai dengan topik pembicaraan.

Jumlah 40

b. Menghitung nilai rata-rata yang diperoleh dari prestes (tes awal) dan posttes (tes akhir) di

kelas V.A dengan mengunakan program SPSS versi 17.

24

Page 25: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

c. Menentukan signifikasi hasil dari prestes (tes awal) dan posttes (tes akhir) pada kelas V.A

dengan menggunakan program SPSS versi 17.

d. Menghitung taraf signifikansi efektif tidaknya pendekatan komunikasi dengan menggunakan

uji t yang ada di dalam program SPSS versi 17.

e. Mengkonfirmasikan dengan hasil t hitung t tabel.

f. Menginterpretasikan hasil dari uji t hitung.

g. Menyimpulkan hasil penelitian yang dilakukan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

25

Page 26: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 24 Juli 2012 sampai dengan tanggal 9

Agustus 2012. Tes yang diberikan kepada siswa kelas V SD Negeri 3 OKU adalah tes berbicara.

Tes awal (pretes) dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2012. Tes awal diberikan kepada siswa

sebelum siswa diberikan perlakuan berupa pendekatan komunikatif. Tes akhir (postes) dilakukan

pada tanggal 9 Agustus 2012. Pada tes akhir ini, siswa telah diberikan perlakuan yaitu

pendekatan komunikatif. Penilaian terhadap masing-masing tes dilakukan oleh guru dan peneliti

sendiri. hal ini dilakukan untk menghindari subjektifitas penilaian.

Berikut ini dipaparkan deskripsi data yang berkenaan dengan nilai tes awal (pretes), nilai

tes akhir (postes), nilai rata-rata tes awal dan tes akhir, signifikansi tes awal dan tes akhir, dan

efektifitas pendekatan komunikatif dalam pembelajaran berbicara. Deskripsi data tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7. Deskripsi StatistikDescriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Pretest 32 20.00 33.00 25.9063 3.46745 12.023

Postest 32 30.00 40.00 35.8750 3.09787 9.597

Valid N (listwise) 32

2. Analisis Data

Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah analisis data. Analaisis data pada

penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 17. Berikut ini dipaparkan analisis data

yang berkaitan dengan penelitian ini.

a. Nilai Tes Awal (Pretest)

26

Page 27: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

Tes awal diberikan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa sebelum

diberikan perlakuan berupa pendekatan komunikatif. Tes ini dilakukan pada tanggal 24 Juli

2012. Berikut ini adalah hasil nilai pada tes awal siswa.

Tabel 8. Nilai Tes Awal Siswa

No. Nomor Urut Responden

Peneliti Guru Jumlah

1 01 25 25 252 02 22 20 213 03 26 28 274 04 30 28 295 05 27 29 286 06 30 26 287 07 26 30 288 08 21 23 229 09 24 30 2710 10 30 28 2911 11 24 28 2612 12 24 28 2613 13 28 26 2714 14 27 25 2615 15 32 30 3116 16 27 29 2817 17 29 31 3018 18 24 22 2319 19 29 27 2820 20 27 27 2721 21 23 23 2322 22 21 25 2323 23 29 29 2924 24 19 21 2025 25 20 20 2026 26 21 19 2027 27 29 27 2828 28 20 24 2229 29 29 21 2530 30 20 22 2131 31 33 33 3332 32 29 29 29

27

Page 28: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

Berdasarkan tabel di atas dan tabel deskripsi statistik, diketahui bahwa nilai terendah pada

tes awal ini adalah 20 dan nilai tertinggi adalah 33. nilai terendah didapat oleh nomor urut

responden 24, 25, dan 26. Sementara itu, nilai tertinggi didapatkan oleh nomor urut responden

31. Untuk lebih mengetahui jumlah frekuensi nilai yang diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel

di bawah ini.

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Tes Awal

Pretest

Frekuensi(Frequency)

Persentase(Percent

%)

Persentase Valid

(Valid Percent)

Persentase Komulatif

(Cumulative Percent)

Valid 20 3 5.0 9.4 9.4

21 2 3.3 6.2 15.6

22 2 3.3 6.2 21.9

23 3 5.0 9.4 31.2

25 2 3.3 6.2 37.5

26 3 5.0 9.4 46.9

27 4 6.7 12.5 59.4

28 6 10.0 18.8 78.1

29 4 6.7 12.5 90.6

30 1 1.7 3.1 93.8

31 1 1.7 3.1 96.9

33 1 1.7 3.1 100.0

Total 32 53.3 100.0

Missing System 28 46.7

Total 60 100.0

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, diketahui bahwa banyaknya siswa yang

memperoleh nilai terendah 20 sebanyak 3 orang (5%). Siswa yang mempeoroleh nilai 21

sebanyak 2 orang (3,3%). Siswa yang memperoleh nilai 22 sebanyak 2 orang (3,3%). Siswa yang

memperoleh nilai 23 sebanyak 3 orang (5%). Siswa yang mmperoleh nilai 25 sebanyak 2 orang

(3,3%). Siswa yang memperoleh nilai 26 sebanyak 3 orang (5%). Siswa yang memperoleh nilai

28

Page 29: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

27 sebanyak 4 orang (6,7%). Siswa yang memperoleh nilai 28 sebanyak 6 orang (10%). Siswa

yang memperoleh nilai 29 sebanyak 4 orang (6,7%). Siswa yang memperoleh nilai 30 sebanyak

1 orang (1,7%). Siswa yang memperoleh nilai 31 sebanyak 1 orang (1,7%). Siswa yang

memperoleh nilai 33 sebanyak 1 orang (1,7%). Untuk melihat lebih jelas distribusi frekuensi

nilai tes awal (pretes) siswa ditunjukkan pada histogram berikut.

Gambar 1. Histogram Nilai Tes Awal

b. Nilai Tes Akhir (Postest)

Tes akhir dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2012. Tes akhir (postes) ini dilakukan

setelah siswa mendapatkan perlakuan berupa pendekatan komunikatif dalam pembelajaran

berbicara. Berikut ini adalah tabel nilai tes akhir siswa.

Tabel 10. Nilai Tes Akhir Siswa

No. Nomor Urut Responden

Peneliti Guru Jumlah

1 01 41 39 402 02 39 37 383 03 38 38 384 04 36 34 355 05 35 35 356 06 32 34 337 07 37 39 38

29

Page 30: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

8 08 36 40 389 09 37 35 3610 10 33 33 3311 11 40 36 3812 12 35 39 3713 13 34 36 3514 14 35 37 3615 15 40 40 4016 16 38 38 3817 17 39 37 3818 18 39 37 3819 19 34 32 3320 20 33 35 3421 21 38 38 3822 22 29 33 3123 23 39 39 3924 24 30 32 3125 25 31 31 3126 26 33 33 3327 27 31 33 3228 28 30 30 3029 29 40 40 4030 30 35 31 3331 31 40 40 4032 32 40 38 39

Berdasarkan tabel di atas dan tabel deskripsi statistik, diketahui bahwa nilai terendah pada

tes akhir ini adalah 30 dan nilai tertinggi adalah 40. Nilai terendah didapat oleh nomor urut

responden 28. Sementara itu, nilai tertinggi didapatkan oleh nomor urut responden 1, 15, 29, dan

31. Untuk lebih mengetahui jumlah frekuensi nilai yang diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel

di bawah ini.

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir

Postest

Frekuensi(Frequency)

Persentase(Percent

%)

Persentase Valid

(Valid Percent)

Persentase Komulatif

(Cumulative Percent)

30

Page 31: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

Valid 30 1 1.7 3.1 3.1

31 3 5.0 9.4 12.5

32 1 1.7 3.1 15.6

33 5 8.3 15.6 31.2

34 1 1.7 3.1 34.4

35 3 5.0 9.4 43.8

36 2 3.3 6.2 50.0

37 1 1.7 3.1 53.1

38 9 15.0 28.1 81.2

39 2 3.3 6.2 87.5

40 4 6.7 12.5 100.0

Total 32 53.3 100.0

Missing System 28 46.7

Total 60 100.0

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, diketahui bahwa banyaknya siswa yang

memperoleh nilai terendah 30 sebanyak 1 orang (1,7%). Siswa yang memperoleh nilai terendah

31 sebanyak 3 orang (5%). Siswa yang memperoleh nilai terendah 32 sebanyak 1 orang (1,7%).

Siswa yang memperoleh nilai terendah 33 sebanyak 1 orang (1,7%). Siswa yang memperoleh

nilai terendah 34 sebanyak 1 orang (1,7%). Siswa yang memperoleh nilai terendah 35 sebanyak 3

orang (5%). Siswa yang memperoleh nilai terendah 36 sebanyak 2 orang (3,3%). Siswa yang

memperoleh nilai terendah 37 sebanyak 1 orang (1,7%). Siswa yang memperoleh nilai terendah

38 sebanyak 9 orang (15%). Siswa yang memperoleh nilai terendah 39 sebanyak 2 orang (3,3%).

Siswa yang memperoleh nilai terendah 40 sebanyak 4 orang (6,7%). Untuk melihat lebih jelas

distribusi frekuensi nilai tes akhir (postes) siswa ditunjukkan pada histogram berikut.

31

Page 32: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

Gambar 2. Histogram Nilai Akhir

c. Nilai Rata-Rata Tes Awal dan Tes Akhir

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa penelitian ini memuat nilai tes awal

(pretes) dan nilai tes akhir (postes). Oleh karena itu, langkah selanjutnya adalah mencari nilai

rata-rata (mean) dari masing-masing tes. Berikut ini adalah tabel deskriptif statistik yang

memberikan gambaran mengenai mean masing-masing tes.

Tabel 12. Deskripsi Statistik Tes

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Pretest 32 20.00 33.00 25.9063 3.46745 12.023

Postest 32 30.00 40.00 35.8750 3.09787 9.597

Valid N (listwise) 32

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa mean dari tes awal (pretes) adalah 25,90 dengan

standar deviasi sebesar 3,46 dan mean dari tes akhir (postes) adalah 35,87 dengan standar deviasi

sebesar 3,09. Hal ini menunjukkan bahwa mean dari tes awal lebih kecil dari mean pada tes akhir

atau dengan kata lain 25,90 ≤ 35,87 dengan selisih angka sebesar 9,96.

32

Page 33: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

d. Taraf Signifikan Tes Awal dan Tes akhir

Taraf signifikan yang dicari adalah untuk menentukan sekaligus menjawab rumusan

masalah yang telah dikemukakan pada bab awal dan menjawab hipotesis yang telah dirumuskan.

Untuk mencari taraf signifikan data tes awal dan tes akhir, peneliti menggunakan uji t yang ada

dalam program SPSS versi 17. Berikut ini adalah hasil penghitungan uji t dengan menggunakan

program SPSS versi 17.

Tabel 13. Uji t Pada Tes Awal dan Tes Akhir

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretest 25.9062 32 3.46745 .61296

Postest 35.8750 32 3.09787 .54763

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pretest & Postest 32 .422 .016

Berdasarkan tabel uji t di atas, diketahui bahwa mean tes awal sebesar 25,90 dan mean tes

akhir sebesar 35,87. Untuk mengetahui taraf signifikan suatu data, maka kita harus fokus ke

kolom signifikan (sig.) pada tabel uji t di atas. Taraf signifikan ini dijadikan pondasi untuk

menjawab rumusan masalah atau hipotesis yang telah dirumuskan. Suatu data dikatakan

signifikan apabila sig. hitung lebih kecil dari sig. tabel. Sig. hitung diperoleh sebesar 0,16 dan

sig. tabel sebesar 0,29 atau 0,16 ≤ 0,29.

Dengan demikian, hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi ada perbedaan kemampuan

berbicara sebelum siswa diajarkan menggunakan pendekatan komunikatif dan setelah siswa

diajarkan menggunakan pendekatan komunikatif terbukti kebenarannya. Dengan kata lain, Ha

diterima dan Ho ditolak. Diterimanya Ha sekaligus menjawab rumusan masalah dalam penelitian

33

Page 34: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

ini yaitu terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan

komunikatif dalam pembelajaran berbicara siswa kelas 5 SD Negeri 3 OKU.

e. Taraf Signifikan Efektifitas Pendekatan Komunikatif Dalam Pembelajaran Berbicara

Sama halnya dengan mencari taraf signifikan tes awal dan tes akhir pada halaman

sebelumnya, untuk mencari taraf signifikan efektifitas pendekatan komunikatif dalam

pembelajaran berbicara juga menggunakan uji t pada program SPSS versi 17. Berikut ini adalah

hasil uji t untuk efektifitas pendekatan komunikatif dalam pembelajaran berbicara.

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)MeanStd.

DeviationStd. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Pretest - Postest-9.96875 3.54223 .62618 -11.24586 -8.69164 -15.920 31 .000

Tabel 14. Uji t Efektifitas Pendekatan Komunikatif

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa selisih mean tes awal dan tes akhir sebesar 9,96

dengan standar deviasi sebesar 3,54. Untuk mengetahui taraf signifikan suatu data, maka kita

harus fokus ke kolom signifikan (sig.) pada tabel uji t di atas. Taraf signifikan ini dijadikan

pondasi untuk menjawab rumusan masalah atau hipotesis yang telah dirumuskan. Suatu data

dikatakan signifikan apabila sig. hitung lebih kecil dari sig. tabel. Sig. hitung diperoleh sebesar

0,00 dan sig. tabel sebesar 0,29 atau 0,00 ≤ 0,29.

Dengan demikian, rumusan masalah yang telah dikemukakan pada bab awal yaitu terdapat

pengaruh atau efektifitas pendekatan komunikatif dalam meningkatkan kemampuan berbicara

siswa kelas kelas V SD Negeri 3 OKU terjawab. Berdasarkan penghitungan sig. hitung di atas,

34

Page 35: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan komunikatif ini efektif dalam pembelajaran

berbicara siswa kelas 5 SD Negeri 3 OKU.

f. Normalitas Data Tes

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 17. 

Arikunto (2001:314) menyatakan bahwa uji normalitas data merupakan salah satu pengujian sifat

data. Berdasarkan pengujian normalitas data ini dapat ditentukan apakah data memiliki sebaran

normal atau tidak.

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 17 dengan bantuan alat uji

kenormalan kolmogorov—Smirnov dan Shapiro—Wilk. Selain itu, uji normalitas dalam

penelitian ini juga menggunakan uji Q-Q Plots dan P-P Plots. Kenormalan suatu data dengan

menggunakan Q-Q Plots dan P-P Plots dengan ketentuan suatu data dianggap normal apabila

data tersebar disekeliling garis. Berkaitan dengan hal tersebut, pengujian normalitas data dalam

penelitian ini dilakukan terhadap nilai tes awal dan tes akhir. Berikut ini disajikan grafik

normalitas tiap-tiap data.

Gambar 2. Normalitas Data Tes Awal Q-Q Plots

Gambar 3. Normalitas Data Tes Akhir Q-Q Plots

35

Page 36: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

Kedua gambar uji normlaitas dengan menggunakan Q-Q Plots dan P-P Plots

menunjukkan seluruh nilai berada di sekitar garis lurus. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa data berasal dari ditribusi data normal.

B. Pembahasan

1. Perbedaan Nilai Rata-Rata Tes Awal dan Tes Akhir

Berdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

antara nilai rata-rata pada tes awal dan tes akhir yaitu 25,90 < 35,87 dengan selisih 9,96. Hal

tersebut berarti pendekatan komunikatif dalam pembelajaran berbicara siswa kelas V

memberikan pengaruh (signifikan) yang lebih baik daripada pendekatan konvensional.

Pendekatan komunikatif mengarahkan pengajaran bahasa pada tujuan pengajaran yang

mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Pada pendekatan komunikatif siswa

diajarkan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari sesuai

dengan tujuan pengajaran bahasa menurut pendekatan komunikatif yaitu untuk

mengembangkan komunikasi komunikatif siswa, yaitu kemampuan menggunakan bahasa

yang dipelajari itu untuk berkomunikasi dalam berbagai situasi dan konteks dan

meningkatkan penguasaan keempat keterampilan berbahasa yang diperlukan dalam

berkomunikasi.

Berdasarkan nilai rata-rata pada tes awal dan tes akhir yang telah dikemukakan

sebelumnya dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar

siswa sebelum menggunakan pendekatan komunikatif dan hasil belajar siswa setelah

menggunakan pendekatan komunikatif. Dengan demikian, hipotesis alternatif yang diajukan

yaitu terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa sebelum menggunakan pendekatan

komunikatif dan setelah menggunakan pendekatan komunikatif diterima. Dengan kata lain

Ha diterima dan Ho ditolak.

36

Page 37: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

2. Taraf Signifikan Tes dan Taraf Signifikan Keefektifan Pendekatan Komunikatif

Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan terhadap nilai tes awal dan tes akhir siswa

diperoleh fakta bahwa sig. hitung lebih kecil dari sig. tabel. Adapun nilai sig. hitung yang

didapat adalah 0,16 dan nilai sig. tabel adalah 0,29. Suatu data dianggap signifikan apabila

sig. hitung lebih kecil dari sig. tabel. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sig. hitung

lebih kecil dari sig. tabel yaitu 0,16 ≤ 0,00. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara

kemampuan berbicara siswa kelas V SD negeri 3 OKU sebelum menggunakan pendekatan

komunikatif dan sesudah menggunakan pendekatan komunikatif.

Penghitungan uji t juga dilakukan terhadap keefektifan pendekatan komunikatif dalam

pembelajaran berbicara. Hal ini dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang kedua

yang terdapat pada bab awal penelitian ini. Diketahui bahwa nilai uji t yang dilakukan untuk

mengetahui keefektifan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran berbicara memiliki

besaran sig. hitung yaitu 0,00.

Sama halnya dengan uji t yang dilakukan terhadap tes awal dan tes akhir, suatu data

dianggap signifikan apabila sig. hitung lebih kecil dari sig. tabel. Hasil penghitungan

menunjukkan bahwa nilai sig. hitung yaitu 0,00 dan nilai sig. tabel 0,29 dengan kata lain,

0,00 ≤ 0,29. Dengan demikian, rumusan masalah yang diajukan pada bab sebelumnya

terjawab bahwa pendekatan komunikatif efektif dalam pembelajaran berbicara siswa kelas V

SD negeri 3 OKU.

Pada pembahasan yang telah dilakukan, maka rumusan masalah yang terdapat dalam

penelitian ini terjawab. Pertama, terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa sebelum

menggunakan pendekatan komunikatif dan setelah menggunakan pendekatan komunikatif.

Hal ini dibuktikan dengan hasil hitung nilai rata-rata pada tes awal dan tes akhir yaitu 25,90

< 35,87 dengan selisih 9,96. Kedua, pendekatan komunikatif efektif digunakan dalam

37

Page 38: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

pembelajaran berbicara dikelas V SD Negeri 3 OKU. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang

dilakukan diperoleh nilai sig. hitung 0,16 dan 0,00. Nilai sig. hitung lebih kecil dari nilai sig.

tabel yaitu 0,16 < 0,29 dan 0,00 < 0,29.

38

Page 39: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum

menggunakan pendekatam komunikatif dan sesudah menggunakan pendekatan komunikatif

dalam pembelajaran berbicara siswa kelas V SD Negeri 3 OKU. Hal ini dibuktikan dengan

nilai rata-rata (mean) tes awal yaitu 25,90 dan nilai rata-rata tes akhir yaitu 35,87. Nilai rata-

rata pada tes akhir lebih besar daripada nilai rata-rata pada tes awal atau dengan kata lain,

nilai rata-rata tes awal lebih kecil dari nilai rata-rata tes akhir yaitu 25,90 ≤ 35,87.

Hasil analisis data juga membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

nilai rata-rata tes awal dengan nilai rata-rata tes akhir. Penghitungan uji t membuktikan

bahwa nilai sig. hitung lebih kecil dari nilai sig. tabel yaitu 0,16 ≤ 0,29. Seperti halnya

dengan taraf signifikansi pada nilai rata-rata kedua tes, penghitungan uji t juga membuktikan

taraf signifikansi terhadap keefektifan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran berbicara

dengan nilai sig. hitung 0,00 dan nilai sig. tabel 0,29. Hal ini berarti 0,00 ≤ 0,29. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan komunikatif efektif digunakan dalam

pembelajaran berbicara.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen ini, disarankan kepada guru kelas, khususnya

kelas V agar menjadikan pendekatan komunikatif ini sebagai alternatif pendekatan

pembelajaran dalam mengajarkan mata pelajaran khususnya berbicara. Pendekatan

komunikatif ini dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran berbicara.

39

Page 40: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

Bagi peneliti lain, disarankan untuk melakukan penelitian yang serupa dalam waktu

yang panjang sehingga dapat menemukan permasalahan baru yang lebih kompleks dan

menemukan alternatif pemecahan masalah yang berkaitan dengan pendekatan komunikatif

dalam pembelajaran berbicara.

40

Page 41: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 1993. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Ary, Donald, Luchy Cheser Jacobs, dan Asghar Razavieh. 2007. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Terjemahan Arief Furchan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Djuanda, Dadan. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif danMenyenangkan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. 2006. Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Haluwi. 2010. “Keefektifan Metode Role Playing dalam Pembelajaran Berbicara Siswa Kelas V SD Negeri 05 Inderalaya Ogan Ilir”. Skripsi. Indralaya: Universitas Sriwijaya.

Iskandarwassid & Sunendar, Dadang. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda.

Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dan Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Richard, Jack C. dan Rogers, Theodore S. 1986. Approaches and Methods in Language Teaching: A Description and Analysis. Cambridge: Cambridge University Press.

Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sevilla, Consuelo, Jesus, Twila, Bella dan Gabriel. 1993. Pengantar Metode Penenlitian. Terjemahan. Jakarta: UI.

Slamet, S. Y. 2008. Dasar-Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar. Surakarta:UNS Press.

Syamsuddin dan Damianti, 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosda

41

Page 42: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

Tarigan, Henry Guntur. 1993. Pendidikan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Bandung: Angkasa

Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Zuchdi, Umiyati. 1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud.

42

Page 43: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

INSTRUMEN PENELITIAN

Petunjuk1. Perhatikanlah gambar-gambar yang ada pada lembar soal.2. Kerjakanlah soal secara berkelompok sesuai kelompokmu.3. Ungkapkanlah pikiran, ide, atau gagasanmu sesuai dengan gambar pada lembar soal di

depan kelas.4. Waktu yang diberikan guru untuk mengungkapkan ide, pikiran, atau gagasanmu tentang

gambar pada lembar soal adalah 20 menit 5. Adapun yang akan dinilai pada saat kamu berbicara di depan kelas antara lain:a

a. Lafal,b. Intonansi,b. Jeda,c. Nada,d. Diksi (pilihan kata),e. Variasi kata,f. Kelancaran dalam berbicara,g. Mimik muka (ekspresi),h. Penguasaan topik bahasan, dan i. Penalaran.

43

Page 44: stkipnurulhuda.ac.id · Web viewKEEFEKTIFAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 OKU. Sahadi, S.Pd. Peneliti 1 adalah Guru SD Negeri 184 OKU.

Soal

1. Perhatikanlah gambar-gambar berikut ini.

2. Berikanlah pendapat dan komentarmu tentang keempat gambar tersebut.

SELAMAT BEKERJA

44