disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan...

28
UPTD SMKP DINAS KETAHANAN PANGAN I. PENDAHULUAN Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal. Sebagai Negara dengan jumlah penduduk yang besar dan di sisi lain memiliki sumber daya alam dan sumber pangan yang beragam, Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan pangannya secara berdaulat dan mandiri, begitu juga di Banten.

Transcript of disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan...

Page 1: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

UPTD SMKPDINAS KETAHANAN PANGAN

I. PENDAHULUAN

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.

Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal.

Sebagai Negara dengan jumlah penduduk yang besar dan di sisi lain memiliki sumber daya alam dan sumber pangan yang beragam, Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan pangannya secara berdaulat dan mandiri, begitu juga di Banten.

Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) adalah pangan asal tumbuhan yang dapat dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pangan olahan yang mengalami pengolahan minimal meliputi pencucian, pengupasan, pendinginan, pembekuan, pemotongan, pengeringan, penggaraman, pencampuran, penggilingan, pencelupan (blanching), dan/atau proses lain tanpa penambahan bahan tambahan

Page 2: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

pangan kecuali pelapisan dengan bahan penolong lain yang diijinkan untuk memperpanjang masa simpan, yang dilakukan oleh Pelaku Usaha.

Keamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi. Mutu PSAT adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan dan kandungan gizi pangan.

Pelaku Usaha adalah setiap orang yang bergerak pada satu atau lebih subsistem agribisnis pangan, yaitu penyedia masukan produksi, proses produksi, pengolahan, pemasaran, perdagangan, dan penunjang.

Dalam rangka pengawasan keamanan PSAT dan mutu PSAT, maka diperlukan Unit Kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah tingkat provinsi/kabupaten/kota sebagai Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP).

II. PROFIL UPTD SMKP DAN OKKPD

1. Sejarah Singkat Pembentukan OKKPD Provinsi Bantena. Surat Keputusan Gubernur Banten 501/Kep-415-Huk/2009

tanggal 26 Agustus 2009 tentang penunjukan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten sebagai Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah Provinsi Banten;

b. OKKP-D Provinsi Banten lulus Verifikasi Pertama oleh OKKP-Pusat sesuai Sertifikat Verifikasi nomor OKKP–LSP-016, dengan masa sertifikat: Tanggal 20 November 2012 s/d 20 November 2016;

c. Surat Keputusan Gubernur Banten No. 521/Kep.355-Huk/2014 tanggal 1 September 2014 tentang penunjukan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten sebagai Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah Provinsi Banten;

d. Surat Keputusan Gubernur No. 520/Kep.129-Huk/2016 tanggal 26 Februari 2016 tentang Penunjukan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan sebagai Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) Provinsi Banten;

e. OKKP-D Provinsi Banten lulus Verifikasi Kedua oleh OKKP-Pusat sesuai Sertifikat Verifikasi nomor OKKPP-LSP-016, dengan masa sertifikat Tanggal 14 Juni 2016 - 14 Juni 2019;

Page 3: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

f. Surat Keputusan Gubernur Banten No. 520/Kep.340-Huk/2017 tanggal 22 Agustus 2017 tentang Penunjukkan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten sebagai Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) Provinsi Banten;

g. Peraturan Gubernur Banten Nomor 19 Tahun 2018 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten, termasuk UPTD Sertifikasi Mutu dan Keamanan Pangan.

2. Kedudukan UPTD Sertifikasi Mutu dan Keamanan Pangan (SMKP)a. UPTD Sertifikasi Mutu dan Keamanan Pangan adalah UPTD pada

Dinas Ketahanan Pangan;b. UPTD Sertifikasi Mutu dan Keamanan Pangan dipimpin oleh

seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Ketahanan Pangan;

c. UPTD Sertifikasi Mutu dan Keamanan Pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan teknis operasional Dinas Ketahanan Pangan dibidang pelayanan teknis keamanan pangan, sertifikasi dan pengujian mutu pangan;

d. UPTD Sertifikasi Mutu dan Kemanan Pangan diklasifikasi kelas A;e. UPTD kelas A untuk mewadahi beban kerja yang besar;f. Struktur Organisasi UPTD kelas A, terdiri atas :

Kepala; Sub Bagian Tata Usaha; Seksi paling banyak 2 (dua) seksi; dan Kelompok jabatan fungsional

3. Fungsi UPTD Sertifikasi Mutu dan Keamanan Pangan (SMKP)a. Pelaksanaan dan pelayanan teknis pengujian keamanan mutu

pangan segar;b. Pelaksanaan sosialisasi standar residu pestisida di Bawah

Minimum Residu (BMR), Good Handling Practice (GHP), Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar Nasional Indonesia (SNI), Hazard Analysis Critical Control Poin (HACCP), rekomendasi ekspor pangan segar, produk dalam, registrasi rumah kemasan dan dokumentasi sistim mutu;

c. Pelaksanaan Pelatihan Petugas Pengambil Contoh (PPC), Audit Internal Mutu Pangan dan Good Agriculture Practices (GAP);

d. Pelayanan rekomendasi sertifikasi keamanan pangan segar dan rekomendasi ekspor pangan segar;

e. Pelayanan verifikasi hasil analisis laboratorium dan registrasi Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT); dan

Page 4: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

f. Pelaksanaan kegiatan administrasi ketatausahaan, ketatalaksanaan, dan pelaporan.

4. Susunan Organisasi UPTD Sertifikasi Mutu dan Keamanan Pangana. Kepala;b. Sub Bagian Tata Usaha;c. Seksi Sertifikasi dan Pengujian Mutu Pangan;d. Seksi Pelayanan Teknis Keamanan Pangan; dane. Kelompok jabatan fungsional.

5. Bagan Struktur Organisasi UPTD SMKP

6. Tugas Pokok Kepala UPTD Sertifikasi Mutu dan Keamanan Pangana. menyusun rencana operasional kegiatan Sertifikasi Mutu dan

Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan di lingkungan UPTD berdasarkan program kerja UPTD serta petunjuk pimpinan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. merencanakan pengkajian bahan kebijakan dan petunjuk teknis di bidang pelayanan teknis keamanan pangan, sertifikasi, registrasi serta pengujian mutu pangan pada pelaku usaha PSAT;

c. mengatur perumusan kebijakan teknis sertifikasi sistem jaminan mutu produk Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT), pendaftaran/Registrasi PSAT, pendaftaran/ registrasi Rumah Pengemasan (packaging house) produk PSAT, rekomendasi ekspor produk PSAT serta pengujian mutu dan keamanan pangan produk PSAT pada pelaku usaha PSAT;

Page 5: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

d. mengatur pelaksanaan kebijakan teknis Sertifikasi Mutu, Registrasi, dan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan sesuai standar acuan dalam rangka jaminan mutu dan jaminan keamanan pangan hasil pertanian (pangan segar asal tumbuhan/PSAT;

e. mengatur pelaksanaan pengawasan / surveilance sertifikasi mutu, registrasi dan keamanan pangan produk PSAT secara berkala;

f. mengatur pelaksanaan dan pelayanan teknis pengujian keamanandan mutu pangan segar asal tumbuhan;

g. mengatur pelaksanaan Sosialisasi standar residu pestisida di Bawah Minimum Residu (BMR), Good Handling Practice (GHP) dan Good Manufacturing Practice (GMP), Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar Nasional Indonesia (SNI), Hazard Analysis Critical Control Poin (HACCP), rekomendasi ekspor pangan segar, registrasi produk pangan segar asal tumbuhan, registrasi rumah pengemasan dan dokumentasi sistim manajemen mutu;

h. mengatur pelaksanaan Pelatihan Petugas Pengambil Contoh (PPC), Pelatihan dan Pelaksanaan Audit Internal, Pelatihan Good Agriculture Prosedure (GAP) Hidroponik, Pelatihan Auditor/ Inspektor /Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP);

i. mengatur Pelayanan Rekomendasi sertifikasi keamanan pangan segar dan rekomendasi ekspor pangan segar serta pelayanan verifikasi hasil analisis laboratorium dan pelayanan Registrasi Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT);

j. menandatangani sertifikat Prima 3, Prima 2, GAP Hidroponik, GHP/GMP, Nomor Registrasi PSAT, dan Registrasi Rumah Pengemasan dan Rekomendasi Ekspor;

k. melaksanakan kegiatan administrasi ketatausahaan dan ketatalaksanaan operasional UPTD;

l. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas UPTD secara berkala.

7. Tugas Pokok Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD SMKPa. merencanakan kegiatan Sub Bagian Tata Usaha berdasarkan

rencana operasional UPTD sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan dan penyusunan

petunjuk teknis pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan, kepegawaian, perlengkapan, inventarisasi aset, rumah tangga dan kearsipan lingkup UPTD;

c. melaksanakan administrasi penatausahaan keuangan, kepegawaian perlengkapan, rumah tangga, kearsipan dan inventarisasi aset di lingkup UPTD;

Page 6: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

d. melaksanakan pengelolaan sistem informasi administrasi penatausahaan keuangan, kepegawaian, kearsipan, perlengkapan, rumah tangga dan inventarisasi aset UPTD;

e. menyusun Rencana Kerja, Perjanjian Kinerja, bahan Rencana Strategis, bahan RPJMD lingkup UPTD;

f. menyusun laporan akuntabilitas, laporan keuangan, bahan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah, bahan laporan pertanggungjawaban, laporan fisik, dan keuangan;

g. menyelenggarakan penatausahaan data dan informasi, serta kehumasan Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD);

h. melaksanakan pengelolaan akuntansi dan pajak keuangan ingkup UPTD;

i. melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan lingkup UPTD;

j. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Sub Bagian Tata Usaha;

k. melaporkan pelaksanaan kinerja Sub Bagian Tata Usaha.

8. Tugas Pokok Kepala Seksi Sertifikasi dan Pengujian Muru Pangana. merencanakan kegiatan Seksi Sertifikasi dan Pengujian Mutu

Pangan berdasarkan rencana operasional UPTD sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. menyusun Rencana Kerja, Perjanjian Kinerja , bahan Rencana Strategis, bahan RPJMD lingkup Seksi Sertifikasi dan Pengujian Mutu Pangan;

c. melaksanakan pengendalian pelaksanaan kegiatan Sertifikasi dan Pengujian Mutu Pangan yang meliputi penyusunan program kegiatan, operasionalisasi kegiatan teknis dan evaluasi kegiatan teknis;

d. menyiapkan bahan untuk penyebarluasan informasi administrasi dan teknis Sertifikasi Sistem Jaminan Mutu Produk Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT), Pendaftaran / Registrasi PSAT, Pendaftaran / Registrasi Rumah Pengemasan (packaging house) Produk PSAT, Rekomendasi Ekspor Produk PSAT serta Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan Produk PSAT;

e. melaksanakan pengelolaan data dan informasi Sertifikasi, Registrasi dan Pengujian Mutu Pangan;

f. melaksanakan Sosialisasi Standar Residu Pestisida di Bawah Minimum Residu (BMR), Good Handling Practice (GHP), Good Manufacturing Practice (GMP), Good Agriculture Prosedure (GAP) Hidroponik, Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar

Page 7: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

Nasional Indonesia (SNI), Hazard Analysis Critical Control Poin (HACCP);

g. melaksanakan penyusunan telahaan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan teknis operasional;

h. melaksanakan koordinasi teknis dengan instansi terkait; i. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan Seksi

Sertifikasi dan Pengujian Mutu Pangan; j. melaporkan pelaksanaan kinerja Seksi Sertifikasi dan Pengujian

Mutu Pangan.

9. Tugas Pokok Kepala Seksi Pelayanan Teknis Keamanan Pangana. merencanakan kegiatan Seksi Pelayanan Teknis Keamanan

Pangan berdasarkan rencana operasional UPTD sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. menyusun Rencana Kerja, Perjanjian Kinerja, bahan Rencana Strategis, bahan RPJMD Daerah lingkup Seksi Pelayanan Teknis Keamanan Pangan;

c. melaksanakan dan pengendalian kegiatan Pelayanan Teknis Keamanan Pangan yang meliputi penyusunan program kegiatan, operasionalisasi kegiatan teknis dan evaluasi kegiatan teknis;

d. melaporkan kaji ulang permohonan sertifikasi dan registrasi (pendaftaran) PSAT;

e. mengoordinasikan pelaksanaan Inspeksi dan Pengambilan Contoh, mengecek dan mengoreksi penyusunan Petunjuk Teknis Pelayanan Teknis Keamanan Pangan;

f. melaksanakan bimbingan teknis Pengambilan Contoh, Audit, dan Inspeksi bagi Petugas Lapangan;

g. menerima, menelusuri, dan mengkaji serta menyelesaikan pengaduan;

h. melaksanakan pelayanan Teknis Pengujian Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan dan atau memfasilitasi kepada Laboratorium Pengujian Sub kontraktor;

i. menandatangani laporan hasil penilaian/inspeksi, dan melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kepala UPTD;

j. melaksanakan pengelolaan data dan informasi Pelayanan Teknis Keamanan Pangan Segar Pada Pelaku Usaha;

k. melaksanakan inventarisasi, identifikasi calon pelaku usaha PSAT serta fasilitasi pengujian mutu keamanan bagi Petani atau Poktan (Kelompok Tani);

l. melaksanakan penyusunan telahaan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan teknis operasional;

m. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait;

Page 8: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

n. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan Seksi Pelayanan Teknis Keamanan Pangan;

o. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkungan Seksi Pelayanan Teknis Keamanan Pangan;

p. melaporkan pelaksanaan kinerja Seksi Pelayanan Teknis Keamanan Pangan.

10. Tugas Pokok Jabatan Fungsionala. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan

kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan;

b. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari jabatan fungsional Analis Ketahanan Pangan, Pengawas Mutu Hasil Pertanian, dan Analis Pasar Hasil Pertanian, serta jabatan fungsional lainnya dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditetapkan oleh Kepala Dinas dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas;

c. Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja;

d. Jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

III. JENIS LAYANAN

1. Pelayanan Sertifikasi Primaa. Keamanan pangan merupakan hal penting dalam ketahanan

pangan, untuk itu perlu penanganan yang serius sebagai upaya untuk melindungi masyarakat dari dampak buruk yang diakibatkan oleh konsumsi pangan yang tidak aman dan meningkatkan daya saing produk.

b. Pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan tersirat bahwa tugas pemerintah melakukan pengaturan, pembinaan dan pengawasan pangan bertujuan untuk : Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan,

mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia, Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung

jawab dan, Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang

wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.c. Penerapan sistem jaminan manajemen mutu dan keamanan pangan

produk (food safety) agribisnis adalah sangat penting dan menjadi suatu keharusan dalam upaya meningkatkan daya saing. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kesadaran konsumen semakin meningkat terhadap keamanan pangan segar

Page 9: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

asal tumbuhan, maka akan mendorong meningkatnya permintaan terhadap produk yang memenuhi standard mutu dan keamanan pangan.

d. Standard kualitas produk ditunjukkan dengan suatu lisensi yang dikeluarkan oleh lembaga yang berkompeten, sehingga kelayakan kualitas produk terkait dapat dipercaya. Proses untuk memperoleh lisensi bahwa produk terkait dinyatakan memenuhi standard mutu dan keamanan pangan adalah melalui sertifikasi. Penilaian yang diilakukan dalam sertifikasi prima-3 adalah terhadap pelaksanaan budidaya yang baik (GAP) yang aman dari pestisida, sedangkan prima-2 adalah terhadap pelaksanaan pertanian yang baik (GAP) yang aman dari pestisida dan bermutu.

e. Tujuan dilakukan sertifikasi produk pangan hasil pertanian segar adalah : Memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk pangan

buah dan sayur segar yang dikonsumsi memiliki mutu baik dan aman untuk dikonsumsi.

Meningkatkan daya saing produk, sehingga produk yang dihasilkan memiliki posisi tawar yang lebih baik.

Meningkatkan perekonomian para pelaku usaha buah dan sayur segar dan wilayah.

2. Pelayanan Sertifikasi GHPa. Dengan persaingan perdagangan hasil pertanian yang semakin

ketat baik di pasar internasional maupun pasar domestik, maka produk hasil pertanian yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan pangan yang akan bertahan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut dapat dilakukan dengan penerapan sistem managemen mutu (Quality Management System) melalui cara budidaya tanaman yang baik (GAP), penanganan pasca panen hasil pertanian asal tanaman yang baik (GHP), pengolahan hasil pertanian asal tanaman yang baik (GMP), distribusi hasil pertanian asal tanaman yang baik (GDP) dan retail hasil pertanian asal tanaman yang baik (GRP).

b. Dalam mengamankan hasil dari sisi kehilangan jumlah maupun mutu produk, maka penanganan pascapanen hasil pertanian asal tanaman yang baik (Good Handling Practices) sangat berpengaruh sehingga hasil yang diperoleh dapat memenuhi SNI atau persyaratan teknis minimal (PTM). Untuk itu seluruh pelaku usaha harus mengacu pada Pedoman Penanganan Pasca panen Hasil Pertanian Asal Tanaman Yang Baik (Good Handling Practices/GHP). Pedoman GHP bertujuan untuk menekan kehilangan/kerusakan hasil, memperpanjang daya simpan,

Page 10: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

mempertahankan kesegaran, meningkatkan daya guna, meningkatkan nilai tambah, meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya dan sarana, meningkatkan daya saing, memberikan keuntungan yang optimum dan/atau mengembangkan usaha pasca panen hasil pertanian asal tanaman yang berkelanjutan.

c. Adapun Ruang Lingkup Pedoman GHP meliputi panen, penanganan pasca panen, standardisasi mutu, lokasi, bangunan, peralatan dan mesin, bahan perlakuan, wadah dan pembungkus, tenaga kerja, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3), pengelolaan lingkungan, pencatatan, pengawasan dan penelusuran balik, sertifikasi, dan pembinaan dan pengawasan.

3. Pelayanan Sertifikasi GMPa. Cara Pengolahan Yang Baik (CBP) atau Good Manufacturing

Practices (GMP) merupakan salah satu upaya minimal yang harus dilakukan oleh setiap pelaku usaha  untuk terciptanya jaminan mutu dan keamanan bagi konsumen. Cara Pengolahan Yang Baik (CPB) merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memproduksi suatu produk olahan antara lain mencakup lokasi, bangunan, ruang dan sarana pabrik, proses pengolahan, peralatan pengolahan, penyimpanan dan distribusi produk olahan, kebersihan dan kesehatan pekerja, serta penanganan limbah dan pengelolaan lingkungan. Hal tersebut diupayakan untuk dapat mencegah terjadinya kontaminasi/pencemaran oleh mikroorganisme, benda/bahaya fisik dan senyawa kimia yang dapat mengganggu atau membahayakan kesehatan manusia dan masyarakat serta menjaga kesehatan dan keselamatan pekerja.

b. Persyaratan dan Penerapan Cara Pengolahan Hasil Pertanian Asal Tumbuhan Yang Baik (GMP) ini perlu disosialisasikan secara luas untuk diterapkan oleh setiap pelaku usaha pengolahan hasil pertanian asal tumbuhan sebagai pedoman secara umum dalam melaksanakan kegiatan usaha pengolahan hasil pertanian secara baik dan benar, sehingga menghasilkan produk olahan yang memenuhi standar mutu olahan yang aman untuk dikonsumsi masyarakat di kalangan petani/GabunganKelompok Tani/pelaku usaha yang bermitra dengan petani.

c. Tujuan yang ingin dicapai dari penerapan cara pengolahan hasil pertanian yang baik adalah untuk : meningkatkan daya saing produk olahan hasil pertanian;  meningkatkan mutu produk olahan yang dihasilkan secara

konsisten sehingga aman dikonsumsi masyarakat; 

Page 11: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

meningkatkan efisiensi usaha pengolahan hasil pertanian di tingkat petani/Gabungan Kelompok Tani/pelaku usaha yang bermitra dengan petani; dan 

d. menciptakan unit pengolahan yang ramah lingkungan.e. Adapun Ruang lingkup Persyaratan dan Penerapan Cara

Pengolahan Hasil Pertanian Asal Tumbuhan Yang Baik (GMP) meliputi: Prasarana dan Sarana; Proses Produksi; Penyimpanan; Keamanan dan Keselamatan Kerja serta Pengelolaan Lingkungan; Kesehatan dan Kebersihan Pekerja; Pengawasan, Pencatatan dan Penelusuran Balik; Sertifikasi; dan Pembinaan.

4. Pelayanan Registrasi PSATa. Pangan Segar Asal Tumbuhan, yang selanjutnya disingkat PSAT

adalah pangan asal tumbuhan yang belum mengalami pengolahan dan dapat dikonsumsi langsung dan/atau dapat menjadi bahan baku pengolahan PSAT yang perlu dijamin keamanan pangannya.

b. Keamanan PSAT merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran kimia yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Adapun persyaratan keamanan PSAT merupakan standar dan ketentuan-ketentuan lain yang harus dipenuhi untuk mencegah PSAT dari kemungkinan adanya bahaya karena cemaran kimia yang dapat mengganggu, merugikan, dan/atau membahayakan kesehatan manusia. Keamanan PSAT sebagaimana dimaksud merupakan suatu kondisi PSAT yang mengandung cemaran kimia tidak melebihi batas maksimum. Cemaran kimia sebagaimana dimaksud meliputi residu pestisida, cemaran mikotoksin dan/atau logam berat.

c. Permentan Nomor 53 Tahun 2018 tentang Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) adalah sebagai dasar hukum bagi pemangku kepentingan dalam penerapan dan pengawasan keamanan dan mutu PSAT dengan tujuan untuk memberikan perlindungan bagi konsumen serta meningkatkan kepastian usaha dan daya saing PSAT;

d. Ruang lingkupnya meliputi : Keamanan dan mutu; Kemasan, pelabelan, dan ketelusuran; Pengendalian; Pengawasan; dan Ketentuan sanksi.

Page 12: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

5. Pelayanan Regstrasi Rumah Pengemasana. Dengan meningkatnya kebutuhan dan permintaan dari

konsumen global terhadap pangan yang aman dan bermutu telah disadari oleh berbagai negara. Oleh karena itu berbagai pelaku usaha berupaya untuk menerapkan secara simultan Good Agricultural Practices (GAP), Good Manufacturing Practices (GMP) dan Good Distributon Practices (GDP) agar produknya terhindar dari berbagai claim negara pengimpor.

b. Dengan semakin meningkatnya persyaratan negara pengimpor terhadap pemenuhan kegiatan rumah pengemasan, maka kegiatan pasca panen merupakan bagian penting dan memerlukan perhatian secara khusus. Produk yang dikeluarkan dari rumah pengemasan teregister, dianggap telah memenuhi aspek minimal yang dipersyaratkan dalam GAP, sehingga keamanan dan mutu produknya dapat dijamin.

c. Sehingga Pemerintah berupaya untuk melakukan pengawasan terhadap rumah pengemasan melalui mekanisme pendaftaran/registrasi, yang secara terjadwal melakukan survei untuk memantau penerapan sistem manajemen mutu dapat berjalan secara konsisten; dengan demikian mutu produk dan keamanannya terjaga. Penilaian rumah pengemasan didasarkan pada standar regional CAC/RCP1-1969 – Rev 4-2003: Recommended International Code Of Practice General Principles Of Food Hygiene. Tujuannya adalah untuk memberikan acuan bagi pemangku kepentingan di bidang pertanian untuk menjamin konsistensi mutu produk pertanian dari hulu hingga hilir dalam rangka meningkatkan daya saing.

d. Adapun Ruang lingkup nya adalah meliputi Syarat dan Tata Cara Pendaftaran, Pelabelan, dan Pengawasan.

6. Pelayanan Rekomendasi Ekspora. Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor :

27/Permentan/Pp.340/5/2009 tentang Pengawasan Keamanan Pangan Terhadap Pemasukan & Pengeluaran Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT), bahwa Setiap orang yang memasukkan ke atau mengeluarkan PSAT dari dalam wilayah negara Republik Indonesia untuk diedarkan bertanggung jawab atas keamanan PSAT sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Keamanan PSAT sebagaimana dimaksud merupakan suatu kondisi PSAT yang mengandung cemaran kimia tidak melebihi

Page 13: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

batas maksimum. Cemaran kimia sebagaimana dimaksud meliputi residu pestisida, cemaran mikotoksin dan/atau logam berat. Pengawasan pengeluaran dilaksanakan terhadap pengeluaran PSAT yang dipersyaratkan oleh negara tujuan.

c. Peraturan ini dimaksudkan sebagai dasar pelaksanaan pengawasan keamanan PSAT yang dimasukkan ke atau dikeluarkan dari dalam wilayah negara Republik Indonesia. Peraturan ini bertujuan agar PSAT yang dimasukkan ke atau dikeluarkan dari dalam wilayah negara Republik Indonesia tidak mengandung cemaran kimia melebihi batas maksimum sehingga aman dan layak dikonsumsi atau memenuhi persyaratan negara tujuan.

d. Berdasarkan Pasal 30 Permentan Nomor : 27/Permentan/Pp.340/5/2009 dijelaskan bahwa Pengeluaran PSAT swajib memenuhi ketentuan keamanan PSAT negara tujuan, apabila dipersyaratkan. Pengeluaran PSAT dari dalam wilayah negara Republik Indonesia selain harus melalui tempat-tempat pengeluaran yang telah ditetapkan, juga harus dilengkapi sertifikat atau dokumen yang menerangkan kondisi keamanan PSAT yang sesuai dengan persyaratan negara tujuan dan diterbitkan oleh lembaga sertifikasi terakreditasi atau Otoritas Kompeten Keamanan PSAT, serta dilaporkan kepada petugas karantina tumbuhan.

e. Petugas Karantina Tumbuhan di tempat pengeluaran melakukan pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran dokumen yang dipersyaratkan oleh negara tujuan. Apabila berdasarkan pemeriksaan sesuai, PSAT dapat dikirim ke negara tujuan. Apabila berdasarkan pemeriksaan tidak sesuai, PSAT tidak diperbolehkan untuk dikirim ke negara tujuan.

Page 14: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

7. Alur Pelayanan Sertifikasi dan Registrasi

Page 15: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
Page 16: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
Page 17: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
Page 18: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
Page 19: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

8. Persyaratan Sertifikasi dan Registrasi

Persyaratan Produk Dalam Negeri Usaha Kecil (PD-UK)

1. Pendaftaran PD-UK harus memenuhi persyaratan administrasi dan teknis;

2. Persyaratan administrasi meliputi :a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon;b. Fotokopi surat penetapanbagi kelompok tani/gabungan

kelompok tani;c. Fotokopi surat keterangan domisili usaha; dand. Profil usaha.

3. Persyaratan teknis meliputi :a. Denah ruang penaganan produk;b. Informasi produk;c. Daftar pemasok dan pelanggan;d. Bagan alur produksi;e. Rancangan label dan kemasan; danf. Fotokopi surat keterangan hasil inpeksi penerapan sanitasi

higiene pada sarana produksi dan distribusi PSAT

Persyaratan Produk Dalam Negeri Usaha Menegah dan Besar (PD)

1. Pendaftaran PD harus memenuhi persyaratan administrasi dan teknis;

2. Persyaratan administrasi meliputi :a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon;b. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);c. Fotokopi akta pendirian perusahaan dan perubahannya;d. Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);e. Fotokopi Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP);f. Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU); dang. Fotokopi sertifikat merek dagang bagi produk yang

mencantumkan tanda trade mark (TM) dan/atau registered (®)3. Persyaratan teknis meliputi :

a. Denah ruang penaganan produk;b. Surat keterangan produk;c. Daftar pemasok dan pelanggan;d. Sandar Prosedur Operasi (SPO);e. Fotokopi sertifikat datau surat keterangan klaim apabila

mencantumkan klaim pada label;f. Fotokopi surat lisensi untuk produk denganlisensi;

Page 20: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

g. Fotokopi surat keterangan pengemas kembali untuk produk yang dikemas kembali;

h. Contoh produk dan rancangan kemasan produk dan label sesuaipersyaratan pelabelan produk pangan;

i. Fotokopi surat keteranganhasil inspeksi penerapansanitasi higiene pada sarana produksi dan distribusi PSAT;

j. Fotokopi sertifikat atau tanda bukti mengikuti pelatihan sanitasi higiene bagi petugas yang menangani PSAT;

k. Fotokopi laporan hasil pengujian produk yang diterbitkan oleh laboratorium yang terakreditasi paling lama 6 (enam) bulan terakhir; dan

l. Fotokopi sertifikat jaminan mutu dan keamanan PSAT jika ada.

Persyaratan Produk Luar Negeri (PL)

1. Pendaftaran PL harus memenuhi persyaratan administrasi dan teknis;

2. Persyaratan administrasi meliputi :a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon;b. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);c. Fotokopi akta pendirian perusahaan dan perubahannya;d. Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);e. Fotokopi Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP);f. Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU); g. Fotokopi surat penunjukkan impor (izin impor);h. Fotokopi sertifikat merek dagang bagi produk yang

mencantumkan tanda trade mark (TM) dan/atau registered (®);i.Fotokopi dokumen pengenal importir atau importir terdaftar bagi

pelaku usaha yang mengimpor produk yang dikenai ketentuan Angka Pengenal Importir; dan

j.Fotokopi surat rekomendasi impor bagi PSAT yang diatur importasinya.

3. Persyaratan teknis meliputi :a. Surat keterangan produk;b. SPO;c. Fotokopi sertifikat atau surat keterangan klaim apabila

mencantumkan klaim pada label;d. Fotokopi Certificate of Analyisis;e. Fotokopi sertifikat pelepasan karantina tumbuhan/keamanan

PSAT;f. Fotokopisurat lisensi untuk produk dengan lisensi;g. Fotokopi surat perjanjian atau kontrak atau surat sejenis bagi

PSAT yang dikemas kembali atau yang diproduksi di luar negeri berdasarkan kontrak;

h. Contoh produk dan rancangan kemasan produk dan label sesuai persyaratan pelabelan produk pangan;

Page 21: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

i. Daftar pemasok atau eksportir negara asal;j. Daftar distributor;k. Fotokopi surat keterangan hasil inspeksi penerapan sanitasi

higiene pada sarana produksidan distribusi PSAT;l. Fotokopi sertifikat atau tanda bukti mengikuti pelatihan sanitasi

higiene bagi petugas yang menangani PSAT;m. Fotokopi sertifikat jaminan mutu dan keamanan PSAT jika ada;

dann. Fotokopi hasil uji produk dari laboratorium bagi produk yang

tidak diatur dalam peraturan perkarantinaan atau dipersyaratkan oleh regulasi.

IV. DASAR HUKUM / REGULASI1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen;2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan

Provinsi Banten; 3. Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;5. Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah

pada Pasal 12, pangan adalah Urusan wajib;6. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan

Iklan Pangan;7. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang

Standarisasi Nasional Indonesia;8. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan

Pangan;9. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan,

Mutu dan Gizi Pangan;10. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang ketahanan

pangan dan gizi ;11. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan

Ketahanan Pangan; 12. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2009 tentang Tunjangan

Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian; 13. Peraturan Bersama Menteri Pertanian dan Kepala Badan

Kepegawaian Negara Nomor 59/Permentan/OT.140/11/2006 dan Nomor 62 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian dan Angka Kreditnya;

14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pelarangan Penggunaan Bahan Kimia Berbahaya pada Proses Penggilingan Padi, Huller dan Penyosohan Beras;

Page 22: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Penerapan Cara Pengolahan Hasil Pertanian Asal Tumbuhan yang Baik (Good Manufacturing Paractices);

16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48 Tahun 2009 tentang Pedoman Budidaya Buah dan Sayur yang Baik;

17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 67 Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu dan Pemasaran Biji Kakao;

18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70 Tahun 2014 tentang Pedoman Perizinan Usaha Budidaya Hortikultura;

19. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 55 Tahun 2016 tentang Pengawasan Keamanan Pangan Terhadap Pemasukan Pangan Segar Asal Tumbuhan;

20. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 16 Tahun 2017 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura;

21. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 Tahun 2017 tentang Kelas Mutu Beras;

22. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 53 Tahun 2018 tentang Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan;

23. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Banten;

24. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 02 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pangan;

25. Peraturan Gubernur Banten Nomor 19 Tahun 2018 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten;

26. Peraturan Gubernur Banten Nomor 9 Tahun 2019 tentang Uraian Tugas Jabatan Administrator dan Pengawas Pada Cabang Dinas dan Unit Pelaksaa Teknis Daerah Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten.

V. KEDUDUKAN ALAMAT DAN KONTAK

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Sertifikasi Mutu dan Keamanan Pangan (SMKP) dan Otoritas Kompeten Keamanan

Pangan Daerah (OKKPD) Provinsi Banten Berkedudukan di Kantor Dinas Ketahanan Pangan, yaitu di Kawasan Pusat Pemerintahan

Provinsi Banten (KP3B), Jl. Syech Nawawi Al-Bantani Palima, Curug, Kota Serang.

Telp./Fax: (0254) 8480013 / 8480015Alamat Email : [email protected]

[email protected]

Page 23: disketapang.bantenprov.go.id · Web viewKeamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

VI. JUMLAH PELAKU USAHA YANG SUDAH MEMILIKI SERTIFIKAT DAN NOMOR REGISTRASI PSAT (Data sd Mei 2019)