diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat...

93
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 dapat diselesaikan sesuai rencana. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat 2019 ini merupakan wujud akuntabilitas kinerja atas upaya pencapaian Sasaran Strategis yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis (Renstra) Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat 2019-2023. Laporan ini merupakan tindak lanjut dari amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang disusun dengan mengacu pada serta Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 34 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Laporan Capaian Kinerja Tahun 2019 ini menyajikan hasil pengukuran Sasaran Kinerja yang telah disusun berdasarkan capaian Indikator Kinerja Sasaran Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 dan telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019. Capaian dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 ini, diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi peningkatan kinerja Dinas Ketahanan Pangan pada tahun-tahun mendatang. Terima kasih disampaikan kepada segenap pihak

Transcript of diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat...

Page 1: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat

dan hidaya-Nya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas

Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 dapat diselesaikan sesuai

rencana.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Ketahanan Pangan Provinsi

Nusa Tenggara Barat 2019 ini merupakan wujud akuntabilitas kinerja atas upaya

pencapaian Sasaran Strategis yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis (Renstra)

Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat 2019-2023. Laporan ini

merupakan tindak lanjut dari amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang disusun dengan mengacu pada

serta Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 34 Tahun 2016 Tentang Petunjuk

Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Laporan Capaian Kinerja Tahun 2019 ini menyajikan hasil pengukuran Sasaran

Kinerja yang telah disusun berdasarkan capaian Indikator Kinerja Sasaran Dinas

Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 dan telah ditetapkan

dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019.

Capaian dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Ketahanan

Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 ini, diharapkan dapat menjadi bahan

evaluasi peningkatan kinerja Dinas Ketahanan Pangan pada tahun-tahun mendatang.

Terima kasih disampaikan kepada segenap pihak yang telah mencurahkan kemampuan,

gagasan dan upaya terbaik dalam menjalankan tugas dan fungsi dengan hasil kinerja

seperti tertuang dalam Laporan Kinerja ini.

Mataram, 20 Januari 2019

Kepala Dinas Ketahanan PanganProvinsi Nusa Tenggara Barat,

drh. H. AMINURRAHMAN, M.SiPembina Utama Muda

NIP. 19620917 199003 1 007

Page 2: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sejalan dengan Visi yang diusung oleh Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Provinsi NTB Tahun 2019-2023 adalah: “Membangun Nusa Tenggara Barat yang Gemilang” visi Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat mendukung pada misi ke-5 dari 6 misi yang diusung Gubernur dan Wakil Gubernur yaitu NTB Sejahtera dan Mandiri dengan tujuan Meningkatnya Pembangunan Ekonomi yang berkualitas dan Indikator sasaran Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka disusun sasaran strategis Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa tenggara Barat yaitu : (1) Meningkatnya ketersediaan pangan yang beragam; (2) Menurunnya jumlah penduduk rawan pangan; (3) Stabilnya harga pangan pokok ditingkat konsumen dan produsen; (4) meningkatnya keragaman konsumsi pangan yang sehat dan aman; (5) Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat sesuai angka kecukupan gizi (AKG); (6) tercapainta keamanan pangan segar; dan (7) Optimalnya pelaksanaan managemen perkantoran.

Page 3: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Page 4: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 11 Tahun 2016 tanggal 15

Desember 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi

Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat

Nomor 50 Tahun 2016 tanggal 27 Desember 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Nusa

Tenggara Barat, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat

mempunyai tugas merumuskan bahan kebijakan, koordinasi, perencanaan strategis,

pembinaan, fasilitasi, pemantauan, pengkajian, koordinasi, analisis dan evaluasi

penataan bidang ketersediaan pangan, distribusi pangan, cadangan pangan,

penganekaragaman konsumsi dan keamananan pangan.

Rincian tugas Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah

sebagai berikut :

1. merumuskan bahan kebijakan, strategi, dan perencanaan strategis di bidang

ketersediaan pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan, cadangan pangan,

penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan, Dewan Ketahanan

Pangan, SPM, SOP;

2. merumuskan kebijakan daerah, bahan pembinaan, fasilitasi, koordinasi, analisis,

evaluasi dan pelaporan di bidang ketahanan pangan;

3. merumuskan koordinasi infrastruktur dan pendukung di bidang ketersediaan

pangan, kerawanan pangan, distibusi pangan, cadangan pangan,

penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan, pengawasan keamanan

pangan segar;

4. mengkaji pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan, peningkatan

kualitas sumber daya manusia dalam penyelenggaraan ketahanan pangan

5. membina bawahan berdasarkan jabatan, tugas dan fungsi;

6. merumuskan bahan kajian penataan di bidang;

7. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan

bidang tugas dan fungsi.

Di dalam melaksanakan tugasnya Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa

Tenggara Barat melaksanakan fungsi sebagai berikut:

1. perumusan kebijakan daerah di bidang ketersediaan pangan, kerawanan pangan,

distribusi pangan, cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi dan

keamanan pangan;

Page 5: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

2. penyelenggaraan kebijakan daerah di bidang ketersediaan pangan, kerawanan

pangan, distribusi pangan, cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi dan

keamanan pangan;

3. penyelenggaraan koordinasi penyediaan infrastruktur dan pendukung di bidang

ketersediaan pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan, cadangan pangan,

penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan;

4. penyelenggaraan peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang

ketersediaan pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan, cadangan pangan,

penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan;

5. pembinaan, pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan

di bidang ketersediaan pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan, cadangan

pangan, penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan;

6. pembinaan administrasi Dinas Pangan.

Pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut dituangkan dalam bentuk program dan

kegiatan yang dilaksanakan oleh 5 Eselon III (Sekretariat, Bidang Ketersediaan dan

Kerawanan Pangan, Bidang Distrubusi dan Cadangan Pangan, Bidang Konsumsi

dan Keamanan Pangan serta UPTD Balai Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan)

dan 12 Eselon IV.

Ketahanan pangan dapat terwujud melalui keterlibatan seluruh komponen

bangsa, baik pemerintah maupun masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 18

Tahun 2012 tentang Pangan, ketahanan pangan dirumuskan sebagai “kondisi

terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan

yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, halal. merata, dan terjangkau”.

Ketahanan pangan merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah dan

masyarakat.

Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan yang mantap dan

berkesinambungan, ada 3 (tiga) komponen yang harus diperhatikan, yaitu : 1)

ketersediaan pangan yang cukup dan merata; 2) keterjangkauan pangan yang efektif

dan efisien; dan 3) konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, aman dan

halal. Ketiga komponen tersebut diwujudkan sampai dengan tingkat rumah tangga,

dengan : (1) memanfaatkan potensi sumberdaya local yang beragam untuk

peningkatan ketersediaan pangan dan teknologi spesifik local dan ramah

lingkungan; (2) Mendorong masyarakat untuk mau dan mampu mengkonsumsi

pangan yang beragam, bergizi seimbang, aman dan halal untu kesehatan; (3)

Mengembangkan perdagangan pangan, sehingga menjamin pasokan pangan ke

Page 6: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

seluruh wilayah dan terjangkau oleh masayarakat; dan (4) Memberikan jaminan

bagi masyarakat miskin dalam mengakses pangan yang bersifat pokok.

Permasalahan-permasalahan yang masih dihadapi dan menjadi tantangan serta

isu strategis dalam pembangunan ketahanan pangan di Nusa Tenggara Barat

adalah : 1) Masih adanya daerah (desa) terkategori rawan dan rentan pangan dan

gizi; 2) Kualitas konsumsi pangan masyarakat yang masih rendah, kurang beragam

dan masih didominasi pangan sumber karbohidrat; 3) Kampanye dan promosi

penganekaragaman konsumsi pangan masih kurang; Kampanye dan promosi

penganekaragaman konsumsi pangan masih kurang; dan 4) Tingginya tuntutan

pasar global dan internasional dalam penerapan standar mutu dan keamanan pangan

segar (sertifikasi prima 3 masih rendah).

Komitmen Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam rangka

mewujudkan ketahanan pangan tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2005-2025 yaitu

“Mewujudkan masyarakat sejahtera dengan menjamin ketersediaan pangan dan

gizi masyarakat yang diarahkan untuk menjaga ketahanan dan kemandirian pangan

daerah dengan mengembangkan kemampuan produk di daerah; memperkuat

kelembagaan ketahanan pangan di daerah yang mampu menjamin pemenuhan

kebutuhan pangan ditingkat rumah tangga yang cukup, baik jumlah maupun mutu

gizinya, aman dan terjangkau; dan mengembangkan sumber-sumber pangan yang

beragam sesuai dengan keragaman lokal”.

Dinas Ketahanan Pangan (DKP) sebagai salah Perangkat Daerah yang

menangani urusan pangan, berupaya mengatasi permasalahan-permasalahan

pembangunan ketahanan pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan

menunju NTB yang Gemilang. Upaya tersebut dijabarkan melalui berbagai program

dan kegiatan pembangunan ketahanan pangan. Berbagai program dan kegiatan

tersebut dilaksanakan secara berkesinambungan dan terintegrasi baik di provinsi

maupun di kabupaten. Mengingat kompleksnya urusan pembangunan ketahanan

pangan, maka sangat diperlukan kerjasama yang sinergis dan terarah antar institusi

dan komponen masyarakat serta koordinasi program dan kegiatan berbagai

subsektor dan sektor.

Pelaksanaan Program dan Kegiatan Ketahanan Pangan tersebut dalam rangka

pencapaian 11 Sasaran Strategis sesuai dengan yang tertuang dalam Rencana

Strategis (Renstra) Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat 2019-

2023, yaitu:

Page 7: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

1. Meningkatnya ketersediaan pangan yang beragam;

2. Menurunnya jumlah penduduk rawan pangan;

3. Stabilnya harga pangan pokok di tingkat produsen dan konsumen;

4. Meningkatnya keragaman konsumsi pangan yang sehat dan aman;

5. Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat sesuai angka kecukupan gizi

(AKG);

6. Tercapainya keamanan pangan segar;

7. Meningkatnya Pelayanan Administrasi Perkantoran;

8. Meningkatnya Sarana dan Prasarana Aparatur;

9. Meningkatnya Kapasitas Sumber Daya Aparatur;

10. Meningkatnya Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan;

11. Meningkatanya Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah.

Sasaran 1 s.d Sasaran 6 adalah Sasaran Utama yang dirumuskan dan

ditetapkan dalam rangka penanganan Isu Strategis dan Pencapaian Tujuan

Organisasi yaitu Meningkatnya ketahanan dan keragaman konsumsi pangan dengan

indikator kinerja Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi. Indikator PPH Konsumsi

ini merupakan Idikator Sasaran ke-3 dari Tujuan ke-1 (Meningkatnya Pembangunan

Ekonomi yang Berkualitas) Misi V RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Barat 2019-

2023 yaitu NTB Sejahtera dan Mandiri melalui Penanggulangan Kemiskinan,

Mengurangi Kesenjangan, dan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif bertumpu pada

pertanian, pariwisata dan insustrialisasi.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja dalam melaksanakan tugas dan

fungsi Dinas Ketahanan Pangan selama Tahun 2019, berdasarkan Peraturan

Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,

serta Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 34 Tahun 2016 Tentang

Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara

Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat,

Laporan Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Tahun 2019 ini disusun sebagai laporan

pelaksanaan akuntabilitas kinerja selama tahun 2019 sekaligus sebagai alat kendali

dan pemacu peningkatan kinerja Organisasi Perangkat Daerah Dinas Ketahanan

Pangan Provinsi NTB di tahun mendatang.

Page 8: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Laporan Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Provinsi

Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban

akuntabilitas kinerja Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat atas

pelaksanaan program dan kegiatan serta oengelolaan anggaran selama tahun 2019

dalam rangka mencapai sasaran/target yang telah ditetapkan.

Sedangkan tujuan penyusunan Laporan Kinerja Dinas Ketahanan Pangan

Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 adalah untuk melakukan penilaian dan

evaluasi atas pencapaian kinerja sasaran program ketahanan pangan selama tahun

2019.

C. Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan

Struktur organisasi Dinas Ketahanan Pangan terdiri atas 5 (lima) Eselon III,

yaitu:

a.Sekretariat Dinas;

b.Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan;

c.Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan;

d.Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan; dan

e.UPTD Balai Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan.

Bagan struktur organisasi Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara

Barat berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 11

Tahun 2016 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.

D. Sumberdaya Manusia (SDM)

Sumberdaya manusia/pegawai yang tersedia dan berkualitas sangat

menentukan keberhasilan penyelenggaraan dan pelaksanaan tugas dan kegiatan

Dinas Ketahanan Pangan. Pada tahun 2019, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa

Tenggara Barat didukung oleh 65 ASN (Aparatur Sipil Negara), dengan komposisi

sebagai berikut:

a.Tingkat Pendidikan : SLTA kebawah sebanyak 15 orang pegawai atau 23.08

persen, diploma sebanyak 3 orang atau 4.62 persen, Strata Satu sebanyak 35

orang pegawai atau 53,85 persen, Starta Dua sebanyak 12 Orang pegawai atau

18.46 persen.

b.Kepangkatan : golongan I sebanyak 1 orang atau 1,54 persen, golongan II

sebanyak 12 orang atau 18,46 persen, golongan III sebanyak 41 orang atau

63,08 persen, golongan IV sebanyak 11 orang atau 16.92 persen.

Page 9: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

c.Usia : 21-25 tahun, 26-35 tahun, usia 36-45 tahun, usia 46-55 tahun dan usia lebih

dari 56 tahun sebanyak

d.Jenis kelamin: laki-laki sebanyak dan perempuan sebanyak

Kualifikasi pegawai Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat

berdasarkan tingkat Pendidikan, kepangkatan, usia dan jenis kelamin pegawai

digambarkan pada Tabel berikut:

Dari jumlah sumberdaya Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara

Barat yang masih aktif pada tagun 2019 tersebut dibagi ke 5 (lima) Eselon III yang

disajikan pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Jumlah Pegawai Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 per Eselon III

No. Uraian Pegawai Sekretariat

Bidang Ketersediaan

dan Kerawanan

Pangan

Bidang Distribusi

dan Cadangan

Pangan

Bidang Konsumsi

dan Keamanan

Pangan

UPTD BPMKP Jumlah

1 Tingkat Pendidikan 27 8 11 7 12 65a SLTA ke bawah 10 1 2 1 1 15b Sarjana Muda

dan D32 0 0 0 1 3

c Sarjana Strata 1 dan D4

13 4 7 4 7 35

d Strata 2 Magister

2 3 2 2 3 12

2 Kepangkatan 27 8 11 7 12 65a Golongan I 1 0 0 0 0 1b Golongan II 8 1 2 1 0 12c Golongan III 14 5 8 4 8 39d Golongan IV 4 2 1 2 4 13

3 Usia 27 8 11 7 12 65a Kurang dari 26

Tahun0 0 0 0 0 0

b 26 – 35 Tahun 1 0 0 0 0 1c 35 – 45 Tahun 8 1 3 2 4 18d 46 – 55 Tahun 8 3 6 5 6 28e Lebih dari 56

Tahun10 4 2 0 2 18

4 Jenis Kelamin 27 8 11 7 12 65a Laki-laki 17 6 6 2 7 38b Perempuan 10 2 5 5 5 27

Sumber : Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB Tahun 2019

Page 10: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

BAB II

PERENCANAAN STRATEGIS

Page 11: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

A. Rencana Strategis

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara

Barat merupakan penjabaran teknis RPJMD Provinsi NTB 2019-2023 yang

berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah

kebijakan serta indikasi program dan kegiatan urusan bidang pangan.

Tujuan Renstra Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB Periode 2019-2023

adalah Meningkatnya Ketahanan dan Keragaman Konsumsi Pangan. Tujuan ini

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Sasaran 3 (Meningkatnya Ketahanan

dan Keragaman Konsumsi Pangan) dan Tujuan 1 (Meningkatnya Pembangunan

Ekonomi Yang Berkualitas) dari Misi V (NTB Sejahtera dan Mandiri melalui

Penanggulangan Kemiskinan, Mengurangi Kesenjangan, dan Pertumbuhan

Ekonomi Inklusif bertumpu pada pertanian, pariwisata dan insustrialisasi) RPJMD

Provinsi NTB Periode 2019-2023. Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD 2019-2023

yang menjadi tanggung jawab Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara

Barat dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2. Misi, Tujuan, Indikator Tujuan, Sasaran dan Indikator Sasaran RPJMD Provinsi NTB 2019-2023 yang menjadi tanggung jawab Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat

Misi Tujuan Indikator Tujuan Sasaran (IKK) Indikator

Sasaran

Misi 5. NTB Sejahtera dan Mandiri melalui Penanggulangan Kemiskinan, Mengurangi Kesenjangan, dan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif bertumpu pada pertanian, pariwisata dan insustrialisasi

Tujuan 1 : Meningkatnya Pembangunan Ekonomi Yang Berkualitas

Idikator 5 : Angka Kemiskinan

Sasaran 3 : Meningkatnya Ketahanan dan Keragaman Konsumsi Pangan

Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi

Penyusunan Laporan Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB Tahun

2019 mengacu pada Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB

Tahun 2019-2023 yang memuat tujuan, sasaran, dan program Dinas Ketahanan

Pangan Provinsi NTB. Tujuan, Sasaran dan Indikator kinerja Dinas Ketahanan

Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Page 12: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Tabel 3. Tujuan, sasaran dan indikator kinerja Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019-2023

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB 2018-2023

TujuanIndikator Tujuan

Sasaran Indikator Sasaran

Meningkatnya Ketahanan dan Keragaman Konsumsi Pangan

Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi

1. Meningkatnya ketersediaan pangan yang beragam

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

2. Menurunnya jumlah penduduk rawan pangan

Angka Rawan Pangan (ARP)

3. Stabilnya harga pangan pokok di tingkat produsen dan konsumen

Target Coefisien Variasi (CV) < dari Realisasi Coefisien Variasi (CV) Komoditas Pangan

4. Meningkatnya keragaman konsumsi pangan yang sehat dan aman

Persentase Komoditas Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) yang diawasi

5. Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat sesuai angka kecukupan gizi (AKG)

Tingkat Konsumsi Protein

6. Tercapainya keamanan pangan segar

Persentase komoditas pangan segar yang tersertifikasi dan teregistrasi

7. Meningkatnya Pelayanan Administrasi Perkantoran

Tingkat Kelancaran Administrasi Perkantoran

8. Meningkatnya Sarana dan Prasarana Aparatur

Cakupan Ketersediaan dan Kelayakan Sarana Prasarana Aparatur

9. Meningkatnya Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Cakupan Pembinaan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

10. Meningkatnya Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Nilai LKJiP OPD

11. Meningkatanya Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah

Manajemen Aset

Target Indikator Kinerja Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan sesuai

dengan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa

Tenggara Barat Tahun 2019-2023 secara rinci dapat dilihat pada Tabel berikut.

Page 13: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Tabel 4. Tujuan, Indikator Tujuan, Sasaran dan Indikator Sasaran Renstra Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB Periode 2019-2023

No Tujuan Sasaran Indikator Tujuan/Sasaran

Target Kinerja Tujuan/SasaranPada Tahun Ke-

I II III IV V2019 2020 2021 2022 2023

1 2 3 4 5 6 7 8 91. Meningkatnya

Ketahanan dan Keragaman Konsumsi Pangan

Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi

78.80 79.60 80.60 81.80 83.30

1 Meningkatnya ketersediaan pangan yang beragam

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan (Point)

87.93 89.65 91.38 93.10 94.83

2 Menurunnya jumlah penduduk rawan pangan

Angka Rawan Pangan (ARP) (%)

1 1 1 1 1

3 Stabilnya harga pangan pokok di tingkat produsen dan konsumen

Target Coefisien Variasi (CV) < dari Realisasi Coefisien Variasi (CV) Komoditas (%)

<5 <5 <5 <5 <5

4 Meningkatnya keragaman konsumsi pangan yang sehat dan aman

Persentase Komoditas Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) yang diawasi (%)

100 100 100 100 100

5 Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat sesuai angka kecukupan gizi

Tingkat Konsumsi Protein (Gr/Kap/Thn)

67.06 67.71 68.36 69.01 69.66

6 Tercapainya keamanan pangan segar

Persentase komoditas pangan yang tersertifikasi dan teregistrasi (%)

20 25 30 35 40

7. Meningkatnya Pelayanan Administrasi Perkantoran

Tingkat Kelancaran Administrasi Perkantoran (%)

100 100 100 100 100

8. Meningkatnya Sarana dan Prasarana Aparatur

Cakupan Ketersediaan dan Kelayakan Sarana Prasarana Aparatur (%)

100 100 100 100 100

9. Meningkatnya Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Cakupan Pembinaan Kapasitas Sumber Daya Aparatur (%)

100 100 100 100 100

10..

Meningkatnya Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja

Nilai LKJiP (Point) >65-75(B)

>65-75(B)

>65-75(B)

>65-75(B)

>65-75(B)

Page 14: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

No Tujuan Sasaran Indikator Tujuan/Sasaran

Target Kinerja Tujuan/SasaranPada Tahun Ke-

I II III IV V2019 2020 2021 2022 2023

1 2 3 4 5 6 7 8 9dan Keuangan

11.

Meningkatanya Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah

Manajemen Aset (Dokumen)

1 1 1 1 1

Target Kinerja Kegiatan adalah tingkat sasaran kinerja spesifik yang akan

dicapai oleh Dinas Ketahanan Pangan dalam periode 2019-2023 yang berupa

output. Indikator Kinerja Kegiatan tersebut secara rinci dapat dilihat pada

Lampiran 2a dan Lampiran 2b.

Berdasarkan indikator kinerja dan arah kebijakan ketahanan pangan dalam

RPJMD Provinsi NTB 2019-2023 ditetapkan 7 Program (2 Program Utama dan

5 Program Pendukung) dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan di Nusa

Tenggara Barat pada tahun 2019. Program Utama terdiri dari : 1) Program

Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan), dan 2) Program Program

Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan. Sedangkan Program

Pendukung terdari dari : 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; 2)

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 3) Program Peningkatan

Kapasitas Sumber Daya Aparatur; 4) Program Peningkatan Pengembangan Ssistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan; 5) Program Peningkatan Kapasitas

Pengelolaan Keuangan Daerah.

Penyelenggaraan Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/

Perkebunan), sesuai tugas dan fungsinya Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa

Tenggara Barat melaksanakan 3 (tiga) Pilar Ketahanan Pangan, yaitu : Sub Sistem

Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Sub Sistem Distribusi dan Cadangan Pangan,

dan Sub Sistem Konsumsi dan Keamanan Pangan.

1. Sub Sistem Ketersediaan dan Kerawanan Pangan

Sub Sistem ini dimaksudkan untuk mengkoordinasikan upaya

memantapkan ketersediaan pangan yang bersumber dari produksi dalam daerah

sekaligus pengurangan jumlah penduduk rawan pangan. Indikator Sasaran

(Outcome) dari Sub Sistem ini ada 2 (dua), yaitu : 1) Skor Pola Pangan Harapan

(PPH) Ketersediaan dengan Indikator Kegiatan (Output) terdiri dari : (a)

Laporan Neraca Bahan Makanan dan (b) Laporan Prognosa Ketersediaan

Pangan; 2) Angka Rawan Pangan, dengan Indikator Kegitan (Output) terdiri

Page 15: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

dari : (a) Jumlah Desa Mandiri Pangan yang dikembangkan; dan (a) Laporan

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)

2. Sub Sistem Distribusi dan Cadangan Pangan

Sub Sistem ini Sub Sistem ini ditujukan untuk mendorong pengembangan

sistem distribusi dan stabilitas harga pangan dalam rangka meningkatkan

keterjangkauan pangan masyarakat, serta untuk mengantisipasi kebutuhan

pangan masyarakat. Indikator Sasaran (Outcome) dari Sub Sistem ini adalah

Target Coefisien Variasi (CV) < dari Realisasi Coefisien Variasi (CV)

Komoditas (%) dengan Indikator Kegiatan (Output) terdiri dari : (a) Jumlah

Komoditas Pangan yang dipantau Arus Distrbusinya, (b) Jumlah Stok

Cadangan Pangan Masyarakat; (c) Jumlah Komoditas pangan yang dipantau

perkembangan harganya; dan (d) Jumlah Lembaga Distribusi Pangan

Masyarakat (LDPM) yang dibina.

3. Sub Sistem Konsumsi dan Keamanan Pangan

Sub Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan

keamanan konsumsi pangan serta memasyarakatkan pola konsumsi pangan

beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA) dengan mengoptimalkan

pemanfaatan sumberdaya lokal. Indikator Sasaran (Outcome) dari Sub Sistem

ini ada 3 (tiga), yaitu :

1) Tingkat konsumsi Protein, dengan Indikator Kegiatan (Output) terdiri dari :

(a) Jumlah KRPL yang ditumbuhkembangkan, (b) Jumlah orang yang

menerima informasi Makananku Bergam, Bergizi Seimbang dan Aman

(B2SA), (c) Jumlah Event Pameran yang diikuti;

2) Persentase Komoditas Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) yang diawasi

(KOMODITAS), dengan Indikator Kegitan (Output) terdiri dari : (a)

Jumlah Komoditas Pangan Segar Asal Tumbuhan yang diawasi; dan (a)

Jumlah Peserta Pertemuan Penerapan Jaminan Mutu dan Keamanan

Pangan;

3) Persentase komoditas pangan yang tersertifikasi, dengan Indikator Kegitan

(Output) terdiri dari : (a) Jumlah Komoditas Pangan Segar Asal Tumbuhan

yang tersertifikasi dan Teregistrasi; (b) Jumlah Komoditas Pangan yang

dipantau; dan (c) Jumlah Peserta Pertemuan Hazard Analysis Critical

Control Point (HACCP).

Untuk penyelenggaraan Fungsi Managemen, Dinas Ketahanan Pangan

melaksanakan 5 Program, yaitu : 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran,

Page 16: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

dengan indikator sasaran Tingkat Kelancaran Administrasi Perkantoran; 2) Program

Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan indikator sasaran Cakupan

Ketersediaan dan Kelayakan Sarana Prasarana Aparatur; 3) Program Peningkatan

Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan indikator sasaran Cakupan Pembinaan

Kapasitas Sumber Daya Aparatur; 4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan indikator sasaran Nilai LKJiP

OPD; dan 5) Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah,

dengan indikator sasaran Manajemen Aset.

Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan dibutuhkan pendanaan yang

sangat besar. Sumber pendanaan tidak hanya berasal dari APBD Provinsi, tetapi

perlu ditunjang dari sumber pendanaan lain seperti APBN dan APBD

Kabupaten/Kota, keterlibatan swasta, perbankan (skim kredit dan kredit komersial),

serta dari swadaya masyarakat. Dukungan pendanaan dibutuhkan untuk

memfasilitasi proses koordinasi, supervisi, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi

program/kegiatan.

Anggaran Pembangunan Ketahanan Pangan Provinsi NTB Tahun 2019

melalui APBD Provinsi sebesar Rp. 7.760.670.360,- dan mengalami rasionaliasi

pada APBD Perubahan menjadi Rp. 7,357,766,932,- atau berkurang sebesar Rp.

402,903,428,-.

Tabel 5. Program dan Pendanaan Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB 2018-2023

No. Program/KegiatanTahun

Jumlah2019 2020 2021 2022 2023

RP (000) RP (000) RP (000) RP (000) RP (000) RP (000)DINAS KETAHANAN PANGAN

7,760,671.00 8,183,131 8,712,238 9,233,425 9,695,915 43,585,380

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

838,504.00 884,149 941,316 997,628 1,047,598 4,709,195

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

790,108.50 833,119 886,987 940,049 987,134 4,437,397

3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

21,380.00 22,544 24,001 25,437 26,711 120,074

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

301,565.00 317,981 338,541 358,793 376,765 1,693,645

5. Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah

46,411.50 48,938 52,102 55,219 57,985 260,656

6. Peningkatan Ketahanan Pangan 5,603,277.00 5,908,297 6,290,317 6,666,619 7,000,541 31,469,052

Page 17: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

No. Program/KegiatanTahun

Jumlah2019 2020 2021 2022 2023

RP (000) RP (000) RP (000) RP (000) RP (000) RP (000)(pertanian/ perkebunan)

7. Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan

159,425.00 168,103 178,973 189,679 199,180 895,361

B. Perjanjian Kinerja

Sebagai tindak lanjut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis

Perjanjian Kinerja dan Pelaporan dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah dan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 34 Tahun 2016

Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara

Barat, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menyusun

Perjanjian Kinerja (PK) Kepala Dinas Ketahanan Pangan hingga eselon IV lingkup

Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019.

Perjanjian Kinerja yang disusun merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas

kinerja yang akan dicapai pada Tahun 2019. Perjanjian kinerja Dinas Ketahanan

Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 6. Perjanjian Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB Tahun 2019

No. Sasaran Strategis Indikator Tujuan/Sasaran Target Kinerja 2019

1 Meningkatnya ketersediaan pangan yang beragam

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan (Point)

87.93

2 Menurunnya jumlah penduduk rawan pangan

Angka Rawan Pangan (ARP) (%) 1

3 Stabilnya harga pangan pokok di tingkat produsen dan konsumen

Target Coefisien Variasi (CV) < dari Realisasi Coefisien Variasi (CV) Komoditas (%)

<5

4 Meningkatnya keragaman konsumsi pangan yang sehat dan aman

Persentase Komoditas Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) yang diawasi (%)

100

5 Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat sesuai angka kecukupan gizi

Tingkat Konsumsi Protein (Gr/Kap/Thn)

67.06

6 Tercapainya keamanan pangan segar

Persentase komoditas pangan yang tersertifikasi dan teregistrasi (%)

20

7. Meningkatnya Pelayanan Administrasi Perkantoran

Tingkat Kelancaran Administrasi Perkantoran (%)

100

8. Meningkatnya Sarana dan Cakupan Ketersediaan dan 100

Page 18: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

No. Sasaran Strategis Indikator Tujuan/Sasaran Target Kinerja 2019

Prasarana Aparatur Kelayakan Sarana Prasarana Aparatur (%)

9. Meningkatnya Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Cakupan Pembinaan Kapasitas Sumber Daya Aparatur (%)

100

10.. Meningkatnya Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Nilai LKJiP (Point) >65-75(B)

11. Meningkatanya Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah

Manajemen Aset (Dokumen) 1

Program Anggaran Keterangan

1 Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)

5.603.277.000 Sumber Dana : APBDmendukung seluruh sasaran strategis dan seluruh indikator kinerja

2 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

159.425.000 Sumber Dana : APBDmendukung sasaran strategis ke-5 dan indikator kinerja ke-5

3 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

838.504.000 Sumber Dana : APBDmendukung sasaran strategis ke-7 dan indikator kinerja ke-7

4 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

790.108.500 Sumber Dana : APBDmendukung sasaran strategis ke-8 dan indikator kinerja ke-8

5 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

21.380.000 Sumber Dana : APBDmendukung sasaran strategis ke-9 dan indikator kinerja ke-9

6 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

301.565.000 Sumber Dana : APBDmendukung sasaran strategis ke-10 dan indikator kinerja ke-10

7 Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah

46.411.500 Sumber Dana : APBDmendukung sasaran strategis ke-11 dan indikator kinerja ke-11

8 Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat

19.191.670.000 Sumber Dana : APBNmendukung seluruh sasaran strategis dan seluruh indikator kinerja

Page 19: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi terhadap RPJMD 2018-2023

Page 20: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Sasaran Strategis RPJMD Provinsi Nusa Tengggara Barat 2019-2023 yang

menjadi tanggung jawab Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat

adalah Meningkatnya Ketahanan dan Keragaman Konsumsi Pangan dengan

Indikator Kinerja Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi.

Pemenuhan kebutuhan pangan tidak hanya ditekankan pada aspek kuantitas,

tetapi juga memperhatikan kualitasnya, termasuk keragaman pangan dan

keseimbangan gizi. Kualitas konsumsi pangan penduduk di tingkat wilayah (makro)

ini dicerminkan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH). Skor PPH telah menjadi

indikator kinerja urusan pangan, yang tercantum dalam RPJMD Provinsi Nusa

Tenggara Barat 2019-2024. Terkait dengan itu, pencapaian Skor PPH merupakan

indikator kunci yang perlu diukur dan dianalisis secara periodik agar perkembangan

konsumsi pangan penduduk dapat menjadi salah satu informasi dasar dalam

menyusun kebijakan pangan.

Skor PPH Konsumsi didefinisikan sebagai proporsi kelompok pangan yang

menggambarkan keragaman dan keseimbangan pangan dalam kondisi konsumsi

pangan. Skor PPH Konsumsi dihitung dengan cara mengalikan persentase Angka

Kecukupan Energi (AKE) tingkat konsumsi dengan bobot setiap kelompok pangan

yang sudah ditetapkan. Pola konsumsi pangan yang ideal digambarkan dengan skor

PPH 100.

Analisis PPH Konsumsi menggunakan data Susenas Konsumsi Pangan/

Pengeluaran yang mencakup data rinci tentang seluruh konsumsi/pengeluaran dan

pendapatan rumah tangga, baik konsumsi makanan maupun bukan makanan. Data

konsumsi/pengeluaran yang digunakan merupakan data konsumsi/pengeluaran

Susenas Triwulan I (Bulan Maret). Berdasarkan kesepakatan Widyakara Nasional

Pangan dan Gizi (WNPG) X Tahun 2012, Standar Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Nasional untuk Energi mengalami perubahan dari 2000 menjadi 2150 Kkal/kap/hari

dan Protein dari 52 Gram/kap/hari menjadi 57 Gram/kap/hari.

Capaian Skor PPH Konsumsi Penduduk NTB Tahun 2019 sebesar 85,3 atau

108,25 persen dari target 78,8. Capaian ini bahkan telah melampaui target akhir

tahun 2023 sebesar 83,3. Hal ini berarti tingkat konsumsi pangan penduduk NTB

terus meningkat semakin membaik. Target dan Capaian Indikator Kinerja RPJMD

Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi NTB Tahun 2019 s.d 2023 disajikan pada

grafik berikut.

Page 21: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Grafik 1. Target dan Capaian Skor PPH Konsumsi Tahun 2019-2023

2019 2020 2021 2022 2023

78.879.6

80.681.8

83.3

85.3

Target Realisasi

Sumber: Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB, 2019

Perkembangan jumlah dan jenis bahan pangan yang dikonsumsi

mencerminkan tingkat kemampuan rumah tangga dalam mengakses pangan, yang

dipengaruhi faktor pendapatan, ketersediaan pangan, terdistribusi merata dengan

harga terjangkau, serta pemahaman dan tingkat kesadaran gizi masyarakat.

Konsumsi pangan, baik secara kuantitas maupun kualitas, harus dipenuhi agar setiap

orang dapat hidup sehat, aktif dan produktif. Kualitas Konsumsi Pangan Penduduk

NTB Tahun 2019 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 7. Kualitas Konsumsi Pangan Penduduk NTB Tahun 2019

No. Kelompok PanganBerat Pangan

(Gram/ Kapita)

Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Kkal/ Kapita % %

AKE Bobot Skor Aktual

Skor AKE

Skor Maks

Skor PPH

1. Padi-padian 387,7 1.556 66,8 72,4 0,5 33,4 36,2 25,0 25,0

2. Umbi-umbian 29,5 35 1,5 1,6 0,5 0,8 0,8 2,5 0,8

3. Pangan Hewani 110,4 201 8,6 9,3 2,0 17,2 18,7 24,0 18,7

4. Minyak dan Lemak 22,2 199 8,6 9,3 0,5 4,3 4,6 5,0 4,6

5. Buah/biji berminyak 3,2 18 0,8 0,8 0,5 0,4 0,4 1,0 0,4

6. Kacang-kacangan 26,5 75 3,2 3,5 2,0 6,4 7 10,0 7,0

7. Gula 16,8 62 2,7 2,9 0,5 1,3 1,5 2,5 1,5

8. Sayuran dan buah 275,5 118 5,0 5,5 5,0 25,2 27,4 30,0 27,4

9. Lain-lain 120,3 67 2,9 3,1 - - - - -

Jumlah 2.331 100,0 108,4 89,0 96,5 100,0 85,3

Sumber: Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB, 2019

Meskipun Skor PPH Konsumsi Tahun 2019 sudah melebihi target yang

ditetapkan tetapi masih jauh dari skor ideal sebesar 100 dan masih didominasi oleh

konsumsi padi-padian terutama beras. Konsumsi beras Penduduk NTB Tahun 2019

sebesar 120 kg/kap/tahun, meningkat 1,6 persen dari Tahun 2018 sebesar 118,1

Page 22: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Kg/Kap/Tahun. Tingkat Konsumsi beras ini lebih tinggi dari konsumsi ideal sebesar

100,3 kg/kap/thn dan peningkatan konsumsi pangan utama beras pada tahun 2019

menyebabkan tidak tercapainya target penurunan konsumsi beras sebesar 1,5 persen

per tahun. Kualitas konsumsi pangan masyarakat NTB Tahun 2019 disajikan pada

tabel berikut. Perkembangan konsumsi beras penduduk NTB dalam kg/kap/tahun

periode Tahun 2015-2019 disajikan pada grafik berikut.

Grafik.. Perkembangan Konsumsi Beras Penduduk NTB Periode 2015-2019

2015 2016 2017 2018 2019

117.1 117.1 117

118.1

120

Konsumsi pangan masyarakat sampai saat ini masih kurang beragam, yang

ditunjukkan masih tingginya konsumsi padi-padian khususnya beras, dan rendahnya

konsumsi sayur dan buah, pangan hewani, kacang-kacangan, serta umbi-umbian.

Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : a) perilaku masyarakat yang

merasa belum makan jika belum makan nasi; b) masih rendahnya daya beli

masyarakat; c) rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pola pangan

beragam dan bergizi seimbang dan masih adanya keterbatasan aksesibilitas terhadap

pangan; d) kurang berkembangnya teknologi untuk memproduksi maupun mengolah

bahan pangan terutama pangan lokal non beras dan non terigu; (e) produksi umbi-

umbian masih belum stabil, sehingga mempengaruhi harga umbi-umbian di pasar;

(f) keterlibatan swasta dan pemerintah dalam teknologi pengolahan pangan

lokal/umbi-umbian (seperti tepung-tepungan, berasan/butiran, dan lain-lain) belum

memasuki tahap industrialisasi (scaling up production), sehingga harga pangan lokal

sumber karbohidrat masih tinggi di tingkat pasaran dan masyarakat belum mampu

mengaksesnya; (g) teknologi penyimpanan pangan lokal/umbi-umbian dalam jangka

waktu yang panjang belum banyak dan belum tersosialisasikan ke masyarakat; (h)

berbagai produk olahan pangan lokal belum tersosialisasi dengan baik di masyarakat

dan masih dianggap sebagai pangan inferior; (i) komitmen aparat dalam

Page 23: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

mengimplementasi program dan kegiatan diversifikasi dirasa masih belum kuat; dan

(j) belum optimalnya kerjasama antar instansi terkait serta lemahnya partisipasi

masyarakat.

Untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat, perlu terus

didukung dengan upaya mempercepat terwujudnya konsumsi pangan masyarakat

yang beragam dan bergizi seimbang melalui : a) peningkatan pengetahuan dan

kesadaran masyarakat dalam mengonsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan

Aman (B2SA) melalui Komunikasi, Informasi, Edukasi-KIE (penyusunan KIT dan

Modul Penyuluhan di tingkat lapangan, Lomba Cipta Menu B2SA, serta

penyebarluasan informasi melalui media cetak dan elektronik); b) upaya penurunan

konsumsi beras dilakukan dengan meningkatkan produksi serta konsumsi pangan

karbohidrat berbasis sumberdaya lokal; c) Peningkatan konsumsi melalui

penyediaan sayuran dan buah, pangan hewani, dan kacang-kacangan yang cukup

dan dapat diakses oleh seluruh anggota keluarga. Upaya diatas merupakan daya

ungkit yang cukup besar untuk dapat meningkatkan skor PPH.

Terpenuhinya konsumsi pangan secara kuantitas dicerminkan dari tingkat

konsumsi energi dan protein penduduk. Tingkat konsumsi energi adalah

perbandingan antara banyaknya energi yang dikonsumsi (kalori) terhadap

kecukupan energi, dalam satuan % AKE. Konsumsi energi per kapita per hari

didefinisikan sebagai nilai pangan yang dikonsumsi per kapita per hari dengan

satuan kkal. Sesuai dengan rekomendasi Widya Karya Nasional Pangan dan

Gizi/WNPG ke X Tahun 2012, Angka Kecukupan Energi (AKE) adalah sebesar

2.150 Kkal/kapita/hari. Konsumsi energi per kapita per hari dihitung dengan cara

membagi total konsumsi energi rumah tangga per hari dengan jumlah anggota

rumah tangga (ART). Tingkat konsumsi energi penduduk Nusa Tenggara Barat

tahun 2019 sebesar 2.331 kkal/kap/hari.

Sedangkan Tingkat konsumsi Protein adalah perbandingan antara banyaknya

protein yang dikonsumsi (gram) terhadap kecukupan protein, dalam satuan % AKP.

Konsumsi protein per kapita per hari didefinisikan sebagai nilai pangan yang

dikonsumsi per kapita per hari dengan satuan gram. Sesuai dengan rekomendasi

Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi/WNPG ke X Tahun 2012, Angka

Kecukupan Protein (AKP) adalah sebesar 57 gram/kapita/hari. Konsumsi protein

per kapita per hari dihitung dengan cara membagi total konsumsi protein rumah

tangga per hari dengan jumlah anggota rumah tangga (ART). Tingkat konsumsi

protein penduduk Nusa Tenggara Barat tahun 2019 sebesar 69,53 gram /kap/hari.

Page 24: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Perkembangan tingkat konsumsi energi dan protein Penduduk NTB tahun 2015-

2019 sebagaimana tabel berikut:

Tabel .. Perkembangan tingkat konsumsi energi dan protein Penduduk NTB tahun 2015-2019

No UraianTahun Rata-

Rata

Laju Pertumbuhan

(%)2015 2016 2017 2018 2019

1 Konsumsi Energi (kkal/kapita/hari)

2,078 2,139 2,374 2,395.60 2,331 1,797.32

3.03

Tingkat Konsumsi Energi (% dari 2.150 kkal/kap/hari)

96.65 99.49 110.42

111.42 108.42

2 Konsumsi Protein (gr/kapita/hari)

64.3 66.4 66.7 76.4 69.53 54.76 2.32

Tingkat Konsumsi Energi (% dari 57 gram/kap/hari)

112.81

116.49 117.02

134.04 121.98

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa tingkat konsumsi energi penduduk

NTB tahun 2019 sebesar 2.331 kakl/Kap/hari. Walaupun capaian ini lebih rendah

dibandingkan dengan capaian tahun 2018 dan 2017, capaian ini masih normal

karena masih 108,42 % di atas Angka Kecukupan Energi sebesar 2.150

kkal/kap/hari. Begitu pula Konsumsi Protein tahun 2019 sebesar 69,53

gram/kap/hari lebih rendah dari capain tahun 2018 tetapi masih lebih tinggi di atas

Angka Kecukupan Protein sebesar 57 gram/kap/hari.

Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan yang mantap dan

berkesinambungan, ada 3 (tiga) komponen yang harus diperhatikan, yaitu : 1)

ketersediaan pangan yang cukup dan merata; 2) keterjangkauan pangan yang efektif

dan efisien; dan 3) konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, aman dan

halal. Ketiga komponen tersebut harus diwujudkan sampai dengan tingkat rumah

tangga.

B. Capaian Kinerja Organisasi

Capaian Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Tahun 2019 menggunakan sasaran

program dan indikator hasil Renstra Dinas Ketahanan Pangan Tahun 2019-2023.

Metode yang digunakan untuk menghitung keberhasilan pencapaian kinerja adalah

dengan membandingkan realisasi indikator dengan target indikator sesuai dengan

PMK 214 Tahun 2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Rencana Kerja

Page 25: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

dan Anggaran. Kriteria keberhasilan pencapaian kinerja dalam akuntabilitas kinerja

dalam laporan ini diindikasikan dengan nilai pencapaian sebagai berikut:

1. Sangat Berhasil : jika capaian kinerja ≥ 100%

2. Berhasil : 80 - 99,99%

3. Cukup Berhasil : 60 - 79,99%

4. Tidak Berhasil : < 60%

Keberhasilan pencapaian indikator kinerja Dinas Ketahanan Pangan diukur

melalui 2 (dua) jenis target, yaitu maximize target dan minimize target. Maximize

target adalah apabila hasil yang dicapai jika dibandingkan dengan target, semakin

besar maka semakin baik kinerjanya. Sedangkan yang dimaksud dengan minimize

target adalah apabila hasil yang dicapai jika dibandingkan dengan target, semakin

kecil maka semakin baik kinerjanya. Termasuk dalam kategori maximize target

adalah indikator kinerja sebagai berikut: (1) Skor PPH Ketersediaan; (2) Tingkat

Konsumsi Protein; dan (3) Persentase Komoditas Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)

yang diawasi (%); (4) Persentase komoditas pangan yang tersertifikasi dan teregistrasi

(%). Sedangkan yang termasuk dalam kategori minimize target adalah indikator

kinerja sebagai berikut: (1) Koefisien variasi harga pangan di tingkat produsen dan

konsumen; serta (2) Angka Rawan Pangan.

Penjelasan secara rinci mengenai metode penghitungan keberhasilan

pencapaian kinerja Badan Ketahanan Pangan dari masing-masing indikator dapat

dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 7. Penjelasan Hasil Perhitungan Keberhasilan Pencapaian Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019

No Indikator Target Keterangan1 Skor Pola Pangan

Harapan (PPH) Ketersediaan (Point)

87.93 Semakin besar capaian keberhasilan Skor PPH Ketersediaan, semakin beragam ketersediaan pangan bagi masyarakat, sehingga capaian kinerja semakin baik. (maximize target)

2 Angka Rawan Pangan (ARP) (%)

1 - Capaian tahun berjalan dikurangi capaian tahun sebelumnya.

- Semakin besar selisih penurunan jumlah penduduk rawan pangan. maka semakin sedikit jumlah penduduk rawan pangan, sehingga capaian kinerja semakin baik.

3 Target Coefisien Variasi (CV) < dari Realisasi Coefisien Variasi (CV) Komoditas (%)

<5 Semakin kecil nilai CV harga pangan dibawah nilai CV harga pangan yang ditetapkan, semakin stabil harga pangan ditingkat produsen dan konsumen, sehingga semakin baik capaian kinerja (minimize target)

Page 26: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

No Indikator Target Keterangan4 Persentase

Komoditas Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) yang diawasi (%)

100 Semakin besar jumlah komoditas Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) yang diawasi, maka semakin baik capaian kinerja (Maximize target)

5 Tingkat Konsumsi Protein (Gr/Kap/Thn)

67.06 Semakin besar capaian keberhasilan konsumsi protein, maka semakin terpenuhi konsumsi energi masyarakat, sehingga capaian kinerja semakin baik. Diharapkan terjadi penurunan konsumsi beras yang diimbangi konsumsi umbi-umbian. (Maximize target)

6 Persentase komoditas pangan yang tersertifikasi dan teregistrasi (%)

20 Semakin besar jumlah komoditas yang tersertifikasi, maka semakin baik capaian kinerja (Maximize target)

7 Nilai LKJiP (Point) >65-75(B)

Semakin besar capaian nilai

Pengukuran kinerja didasarkan pada indicator kinerja untuk memperoleh

evaluasi kinerja yang relevan dan handal sebagai bahan pertimbangan perencanaan

selanjutnya. Hasil pengukuran kinerja menjadi dasar menyimpulkan kemajuan

kinerja, mengambil tindakan dalam rangka mencapai target kinerja yang ditetapkan

dan menyesuaikan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran. Tingkat capaian

kinerja masing-masing indikator sasaran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel

berikut:

Tabel 8. Pencapaian Sasaran Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Ket

1 2 3 4 5 6 71 Meningkatnya

ketersediaan pangan yang beragam

Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

POINT 87,93 91,65 104,23 Sangat Berhasil

2. Menurunnya jumlah penduduk rawan pangan

Angka Rawan Pangan (ARP)

% 1 2,75 275 Sangat Berhasil

3. Stabilnya harga pangan pokok di tingkat produsen dan konsumen

Target Coefisien Variasi (CV) < dari Realisasi Coefisien Variasi (CV) Komoditas

% <5 1,11 100,00 Sangat Berhasil

4. Meningkatnya keragaman konsumsi pangan yang sehat dan aman

Persentase Komoditas Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) yang diawasi (KOMODITAS)

% 100 100,00 100,00 Sangat Berhasil

5. Meningkatnya konsumsi pangan

Tingkat konsumsi Protein

Gr/Kap/ Thn 67.06 69,53 103,68 Sangat Berhasil

Page 27: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Ket

1 2 3 4 5 6 7masyarakat sesuai angka kecukupan gizi (AKG)

6. Tercapainya keamanan pangan segar

Persentase komoditas pangan yang tersertifikasi

Persen 20 29 116,00 Sangat Berhasil

7 Optimalnya pelaksanaan managemen perkantoran

Nilai LKJiP Point >65-75 60,15 92,31 Berhasil

Penjelasan secara lengkap atas capaian sasaran kinerja organisasi Dinas

Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 dari masing-masing

indicator adalah sebagai berikut :

1. Sasaran Meningkatnya Ketersediaan Pangan yang Beragam

Tingkat ketersediaan pangan suatu daerah, baik yang berasal dari produksi

domestik, cadangan/stok maupun impor adalah suatu ukuran yang

mencerminkan cukup tidaknya pangan di suatu daerah. Ketersediaan pangan

tersebut harus didasarkan pada standar kecukupan pangan, baik kecukupan

energi maupun protein, yang dianjurkan untuk hidup sehat dan produktif.

Jumlah pengadaan dan penggunaan pangan di suatu wilyah serta tingkat

ketersediaan pangan per kapita dalam bentuk kandungan zat gizi (kalori dan

protein) dapat diketahui melalui neraca bahan makanan (NBM).

Ketersediaan energi berdasarkan hasil perhitungan PPH Ketersediaan

2018 untuk penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah 7.281 kkal per

kapita per hari atau 303,38 % lebih tinggi dari Angka Kecukupan Gizi/Energi

yang dianjurkan yaitu 2.400 kkal per kapita per hari. Sedangkan tingkat

ketersediaan protein sebesar 171,62 gram/kapita/hari atau 272% dari Angka

Kecukupan Protein yang dianjurkan sebesar 63 gr/kapita/hari.

Tabel … Perkembangan Ketersediaan Energi dan Protein NTB tahun 2015-2019

Page 28: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

No UraianTahun Rata-

rata

Laju Pertumbuhan (%)2015 2016 2017 2018 2019

1 Ketersediaan energi (kkal/kapita/hari)

3,991.66 5,011.83 5,310.97 7,116.96 7,281.05 5,742.49 16.96

Tingkat Ketersediaan Energi (% dari 2.400 kkal/kap/hari)

166.32 208.83 221.29 296.54 303.38

2 Ketersediaan protein (gr/kapita/hari)

135.16 118.07 137.52 173.73 171.62 147.22 7.24

Tingkat Ketersediaan protein (% dari 63 gr/kapita/hari)

214.54 187.41 218.29 275.76 272.41

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa ketersediaan Protein pada tahun

2019 mengalami pernunan dibandingkan dengan ketersediaan protein tahun

2018. Penuruan ini disebabkan karena penurunan ketersediaan protein hewani

terutama yang bersumber dari ikan. Walaupun produksi ikan tangkap secara

keseluruhan pada tahun 2018 meningkat, namun bila dipilah berdasarkan ikan

yang memiliki protein tinggi terjadi penurunan produksi yang cukup signifikan

sehingga terjadi penurunan protein hewani seperti turunnya produksi Ikan

gurami, pada tahun 2017 sebanyak 771 ton menjadi 224 ton pada tahun 2018,

ikan Lemuru pada tahun 2017 sebanyak 9.338 ton menjadi 7.628 ton pada tahun

2018 dan ikan kembung sebanyak 10.242 ton pada tahun 2017 menjadi 9,250

ton pada tahun 2018.

Ketersediaan pangan tidak hanya dinilai dari kecukupan gizinya dalam

bentuk energi dan protein, tetapi juga dinilai dari keberagaman ketersediaan gizi

tersebut berdasarkan Pola Pangan Harapan (PPH). PPH tingkat ketersediaan

dihitung berdasarkan ketersediaan energi pada Neraca Bahan Makanan.

Capaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan Nusa Tenggara Barat

Tahun 2019 sebesar 91,65 point atau 104,23% dari target sebesar 87,93 Point,

tetapi masih jauh dari target ideal sebesar 100. Hal ini berarti masih belum

berimbangnya keragaman ketersediaan pangan penduduk provinsi Nusa

Tenggara Barat. Terlihat pada tbel di bawah bahwa capaian skor ketersediaan

pangan umbi-umbian baru mencapai 0,6 dari skor ideal yang diharapkan yaitu

Page 29: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

2,5, minyak dan lemak baru mencapai skor 4,6 dari skor ideal yang di harapkan

yaitu 5,0 serta dari kelompok sayur dan buah yang baru mencapai 25,6 dari

target yang diharapkan 30,0. Skor PPH Ketersediaan NTB Tahun 2019

berdasarkan kelompok bahan pangan disajikan pada tabel berikut.

Tabel … Skor PPH Ketersediaan NTB Tahun 2019

NoKelompok Energi %

AKEBobo

tSkor riil

Skor PPH

Skor Maks Ket

Bahan Pangan (Kalori)

1. Padi-padian 4.914 204,8 0,5 102,4 25,0 25,0 +

2. Umbi-umbian 31 1,3 0,5 0,6 0,6 2,5 -

3. Pangan Hewani 1.692 70,5 2,0 141,0 24,0 24,0 +

4. Minyak dan Lemak 221 9,2 0,5 4,6 4,6 5,0 -

5. Buah/biji berminyak 68 2,9 0,5 1,4 1,0 1,0 +

6. Kacang-kacangan 192 8,0 2,0 16,0 10,0 10,0 +

7. Gula 39 1,6 0,5 0,8 0,8 2,5 -

8. Sayuran dan buah 123 5,1 5,0 25,6 25,6 30,0 -

9. Lain-lain - - - - -

Jumlah 7.281 303,4 292,5 91,65 100,0

Sumber: Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB, 2019

Realisasi PPH Ketersediaan pada tahun 2019 telah melampaui target yang

ditetapkan hal ini disebabkan karena terjadinya peingkatan produksi pertanian

khususnya padi, jagung dan kedelai, secara kuantitas ketersediaan pangan di

NTB memang surplus namun dari kualitas masih dibawah harapan karena

terjadinya penurunan produksi minyak dan lemak pada sektor peternakan

(kerbau, kambing, domba dan babi) serta produksi dari sektor perikanan.

Pada Kelompok daging yang produksinya turun pesat pada tahun 2018

adalah daging sapi (Tahun 2017 produksinya 13.259 ton menjadi 7.425 ton

pada tahun 2018), daging kerbau (tahun 2017 produksi 969 ton menjadi 662

ton pada tahun 2018), daging kuda (tahun 2017 produksi 135 ton menjadi 79

ton pada tahun 2018), produksi daging babi (tahun 2017 sebesar 230 ton

menjadi 66 ton pada tahun 2018).

2. Sasaran Menurunnya Jumlah Penduduk Rawan Pangan

Page 30: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Perkembangan penduduk rawan pangan, telah dihitung oleh Badan

Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian bekerjasama dengan Badan Pusat

Statistik (BPS) dengan data dasar yang digunakan adalah Survei Sosial

Ekonomi Nasional (SUSENAS). Perhitungan angka rawan pangan dihitung dari

kecukupan konsumsi kalori perkapita perhari kurang atau lebih kecil dari 70

persen dan AKG dengan nilai AKG 2,000 kkal/kapita/hari. Pada tahun 2018

telah dilakukan upaya penyempurnaan perhitungan penduduk rawan pangan

dengan metode PoU (Prevalensi of Undernourishment) atau prevalensi

ketidakcukupan konsumsi pangan dibawah kebutuhan minimum

energi/Minimum Dietary Energy Reguirement (MDER) untuk dapat hidup

sehat, aktif dan produktif sesuai dengan tinggi badan menurut umur, jenis

kelamin serta konsumsi kalori. PoU merupakan metode perhitungan standar

yang digunakan FAO.

Menurut FAO, ketidakcukupan konsumsi pangan (undernourishment)

didefinisikan sebagai condition of people who consume on regular basis,

amounts of food that do not provide the dietary energy need to be healthy and

active. Kondisi orang yang mengkonsumsi pangan secara teratur, jumlah

makanan yang tidak menyediakan energi makanan untuk hidup sehat dan aktif.

Perhitungan angka PoU Tahun 2019 menggunakan data pendukung yaitu Rasio

populasi/proporsi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, Crude Birth Ratio

(CBR), Dietary Energy Consumption (DEC), Standar Deviasi (STDEV) dan

Koefisien Varian (CV).

Prosedur perhitungan PoU dengan menggunakan data Susenas sebagai

berikut: (a) membuat piramida penduduk/struktur penduduk menurut umur dan

jenis kelamin dari data Susenas KOR individu-BPS, (b) menghitung konsumsi

kalori individu didekati dengan konsumsi kalori perkapita hasil Susenas-BPS,

yang selanjutnya menghitung pendapatan, didekati dengan menggunakan data

Pengeluaran yang diperoleh dari hasil Susenas-BPS, (c) data tinggi dan berat

badan per individu, didekati dengan data median tinggi dan berat badan

menurut umur dan jenis kelamin dari Balitbangkes-Kemenkes.

Perhitungan PoU dilakukan dengan bantuan template PoU dalam bentuk

lembar kerja excell. Pada template PoU ini dilakukan input pada kolom rasio

proporsi penduduk, rata-rata konsumsi kalori, standar deviasi dan CBR (Crude

Birth Rate) berdasarkan data pendukung yang sudah diperoleh. Setelah

menginput data tersebut, selanjutnya nilai PoU secara otomatis akan terhitung.

Page 31: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Hasil perhitungan angka PoU Tahun 2019 sementara berdasarkan data

Susenas bulan Maret 2019 adalah 6.02 persen atau menurun 2.75 persen jika

dibandingkan angka PoU tahun 2018 sebesar 8.77 persen. Dengan jumlah

penduduk Undernourishment di Provinsi NTB sebanyak 301.77 ribu jiwa

Tabel …. Angka Rawan Pangan Tahun 2017-2019

No Indikator 2015 2016 2017 2018 2019 Penurunan

1 Angka Rawan Pangan/ PoU (%)

11.83 11.39 9.48 8.77 6.02 -5.96

Berdasarkan hasil perhitungan, dalam rentang Tahun 2012 sd 2019, angka

PoU tingkat kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat secara umum

mengalami pertumbuhan negative/penurunan, kecuali Kabupaten Sumbawa

Barat dan Kota Mataram yang mengalami pertumbuhan positif/mengalami

peningkatan besaran PoU. Kabupaten/Kota yang mengalami penurunan PoU

paling besar adalah Lombok Utara, Dompu dan Lombok Barat sedangkan yang

mengalami peningkatan PoU adalah Kota Mataram dan Kabupaten Sumbawa

Barat.

Gambar .. Rata-rata peningkatan PoU Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019

-13.79-11.33

-9.65

-4.46

-3.63 -3.43 -3.18-1.76

12.53

22.81

Berdasarkan besaran PoU menurut kabupaten/kota Tahun 2019,

Kabupaten Lombok Timur merupakan daerah dengan PoU terbesar yaitu 8.58

persen, sedangkan Kabupaten Sumbawa Barat merupakan Kabupaten dengan

PoU terendah yaitu 2.54 persen.

Tabel ….. PoU Kabupaten/Kota di Provinsi NTB Tahun 2015-2019

Page 32: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Kabupaten/Kota 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-rata Penurunan

Lombok Utara 12.47 10.75 7.94 8.79 4.95 -13.79Dompu 13.74 10.36 8.16 6.82 4.12 -11.33Lombok Barat 12.90 10.60 7.24 7.98 4.17 -9.65Sumbawa 11.19 9.63 7.30 7.41 4.22 -4.46Bima 12.82 10.47 9.52 7.34 7.56 -3.63Kota Bima 8.94 7.32 3.99 5.12 5.16 -3.43Lombok Tengah 12.86 13.71 12.60 10.32 6.20 -3.18Lombok Timur 11.53 13.50 11.94 11.80 8.58 -1.76Mataram 7.94 6.24 3.04 4.39 4.44 12.53Sumbawa Barat 7.10 7.46 2.92 4.80 2.54 22.81

3. Sasaran Stabilnya Harga Pangan Pokok ditingkat Produsen dan

Konsumen

Sasaran stabilnya harga pangan pokok ditingkat produsen dan konsumen

diukur dengan indikator kinerja Target Coefisien Variasi (CV) < dari Realisasi

Coefisien Variasi (CV) Komoditas. Definisi koefisien variansi (CV) adalah

perbandingan antara simpangan standar harga (STD) di tingkat produsen

dengan nilai rata-rata (average) harga di tingkat produsen yang dinyatakan

dengan persentase (%). Koefisien variasi harga komoditas pertanian strategis

menggambarkan seberapa jauh fluktuasi harga yang terjadi untuk setiap

komoditas yang dipantau. Kondisi yang diharapkan adalah angka koefisien

variasi yang kecil karena semakin rendah angka koefisien variasi berarti kondisi

harga komoditas pertanian yang semakin stabil.

Stabilitas harga pangan di tingkat produsen merupakan salah satu

indikator yang dapat digunakan untuk menilai kesejahteraan petani.

Sebagaimana karakter umum komoditas pertanian, harga di tingkat produsen

sangat mudah berfluktuasi antara lain karena faktor pola panen dan sifat

komoditas yang mudah rusak. Saat panen raya, petani menghadapi resiko

turunnya harga jual komoditas pangan di tingkat petani. Sebaliknya waktu

musim paceklik harga jual di tingkat petani dapat mengalami kenaikan yang

berpengaruh kepada harga di tingkat eceran.

Sesuai dengan target Indikator Kinerja, nilai koefisien variasi harga

komoditas pangan strategis (Beras medium) di tingkat produsen untuk Tahun

2019 ditetapkan dibawah 5 persen. Berdasarkan hasil pemantauan harga,

perkembangan harga pangan selama tahun 2019 ditingkat produsen disajikan

pada Tabel 9 sebagai berikut :

Page 33: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Tabel .. Perkembangan Harga dan Nilai Koefisien Variasi Komoditas Beras Medium dan Beberapa Komoditas Pangan di NTB Tahun 2019

Komoditi SatuanHarga Pangan Tahun 2019

CVRata-rata Min Max

Beras

a. Beras Super / C - 4 Per 1 Kg 10,888 10,585 11,214 1.77b. Beras Medium I / IR 64 Per 1 Kg 9,898 9,760 10,073 1.11c. Beras Medium II / IR 36 Per 1 Kg 8,973 8,182 9,228 3.08Jagung

a. Jagung Pipilan Kuning Per 1 Kg 5,849 5,543 6,245 4.29b. Jagung Pipilan Putih Per 1 Kg 6,938 4,938 7,717 11.04Kedelai

a. Kedelai Lokal/Kuning Kecil Per 1 Kg 11,448 10,720 12,375 4.33b. Kedelai Kuning Besar Per 1 Kg 11,984 10,894 14,438 8.14Ubi Kayu Per 1 Kg 7,136 6,550 7,705 5.65Ubi Jalar Per 1 Kg 7,299 6,536 8,250 6.22Gula Pasir

a. Lokal (Putih) Per 1 Kg 12,918 12,625 13,150 1.58b. Non Lokal (Impor) Per 1 Kg 14,219 12,500 14,750 4.25Minyak Goreng

a. Minyak Goreng Bimoli Per 1 Liter 14,734 14,400 15,045 1.39b. Minyak Goreng Curahan Per 1 Liter 11,540 10,972 12,000 3.21c. Minyak Goreng Kelapa Per 1 Liter 12,215 5,500 20,767 27.53Tepung Terigu Per 1 Kg 7,480 7,355 7,550 0.95Daging Sapi Per 1 Kg 117,326 110,321 121,992 3.63Daging Ayam Broiler Per 1 Kg 41,383 33,555 43,585 6.38Telur

a. Telur Ayam Kampung Per 1 Btr 3,011 2,738 3,200 4.92b. Telur Ayam Ras Per 1 Btr 1,686 1,655 1,755 1.59c. Telur Itik Per 1 Btr 2,505 2,371 2,688 3.23Cabe Merah

a. Cabe Merah Besar Per 1 Kg 32,272 22,950 48,123 25.38b. Cabe Keriting Per 1 Kg 33,116 17,225 56,361 40.98c. Cabe Kecil/Rawit Per 1 Kg 35,062 22,123 65,815 35.77Bawang Merah

a. Bawang Merah Umbi Kering

Per 1 Kg 23,684 15,138 32,819 22.74

b. Bawang Merah Umbi Basah Per 1 Kg 21,630 14,100 32,500 22.02Bawang Putih

a. Bawang Putih Umbi Kering Per 1 Kg 33,039 23,941 50,625 23.19b. Bawang Putih Umbi Basah Per 1 Kg 36,988 20,573 65,000 33.18Kacang Tanah Per 1 Kg 23,061 21,484 25,275 4.28Kacang Hijau Per 1 Kg 20,201 18,629 21,470 4.27Ikan

a. Karper Per 1 Kg 31,379 25,375 36,000 11.23b. Nila Per 1 Kg 31,243 28,694 33,063 4.93

Page 34: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Komoditi SatuanHarga Pangan Tahun 2019

CVRata-rata Min Max

c. Gurami Per 1 Kg 32,511 25,000 45,000 22.78d. Lele Per 1 Kg 29,562 27,125 32,429 5.82

Tabel ... Perkembangan Harga dan Nilai Koefisien Variasi Pangan Tingkat Produsen dan Konsumen Tahun 2015-2019

Komoditi SatuanHarga Pangan Tahun 2019

CVRata-rata Min Max

Beras

a. Beras Super / C - 4 Per 1 Kg 10,888 10,585 11,214 1.77b. Beras Medium I / IR 64 Per 1 Kg 9,898 9,760 10,073 1.11c. Beras Medium II / IR 36 Per 1 Kg 8,973 8,182 9,228 3.08Jagung

a. Jagung Pipilan Kuning Per 1 Kg 5,849 5,543 6,245 4.29b. Jagung Pipilan Putih Per 1 Kg 6,938 4,938 7,717 11.04Kedelai

a. Kedelai Lokal/Kuning Kecil Per 1 Kg 11,448 10,720 12,375 4.33b. Kedelai Kuning Besar Per 1 Kg 11,984 10,894 14,438 8.14Ubi Kayu Per 1 Kg 7,136 6,550 7,705 5.65Ubi Jalar Per 1 Kg 7,299 6,536 8,250 6.22Gula Pasir

a. Lokal (Putih) Per 1 Kg 12,918 12,625 13,150 1.58b. Non Lokal (Impor) Per 1 Kg 14,219 12,500 14,750 4.25Minyak Goreng

a. Minyak Goreng Bimoli Per 1 Liter 14,734 14,400 15,045 1.39b. Minyak Goreng Curahan Per 1 Liter 11,540 10,972 12,000 3.21c. Minyak Goreng Kelapa Per 1 Liter 12,215 5,500 20,767 27.53Tepung Terigu Per 1 Kg 7,480 7,355 7,550 0.95Daging Sapi Per 1 Kg 117,326 110,321 121,992 3.63Daging Ayam Broiler Per 1 Kg 41,383 33,555 43,585 6.38Telur

a. Telur Ayam Kampung Per 1 Btr 3,011 2,738 3,200 4.92b. Telur Ayam Ras Per 1 Btr 1,686 1,655 1,755 1.59c. Telur Itik Per 1 Btr 2,505 2,371 2,688 3.23Cabe Merah

a. Cabe Merah Besar Per 1 Kg 32,272 22,950 48,123 25.38b. Cabe Keriting Per 1 Kg 33,116 17,225 56,361 40.98c. Cabe Kecil/Rawit Per 1 Kg 35,062 22,123 65,815 35.77Bawang Merah

a. Bawang Merah Umbi Kering

Per 1 Kg 23,684 15,138 32,819 22.74

b. Bawang Merah Umbi Basah Per 1 Kg 21,630 14,100 32,500 22.02Bawang Putih

a. Bawang Putih Umbi Kering Per 1 Kg 33,039 23,941 50,625 23.19b. Bawang Putih Umbi Basah Per 1 Kg 36,988 20,573 65,000 33.18Kacang Tanah Per 1 Kg 23,061 21,484 25,275 4.28

Page 35: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Komoditi SatuanHarga Pangan Tahun 2019

CVRata-rata Min Max

Kacang Hijau Per 1 Kg 20,201 18,629 21,470 4.27Ikan

a. Karper Per 1 Kg 31,379 25,375 36,000 11.23b. Nila Per 1 Kg 31,243 28,694 33,063 4.93c. Gurami Per 1 Kg 32,511 25,000 45,000 22.78d. Lele Per 1 Kg 29,562 27,125 32,429 5.82

Upaya yang dilaksanakan dalam menjaga Stabilitas harga pangan pada

Tahun 2019 adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat

b. Pemantauan Harga Pangan, merupakan pencatatan harga pangan pokok

strategis di pasar-pasar tradisional

c. Pemantauan Arus Keluar dan Masuk Komoditas Pangan yang memantau

arus komoditas pangan pokok strategis yang keluar dari dan masuk ke

Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pemantauan arus keluar masuk bekerjasama

dengan Tim Pemantauan yang dikomandoi oleh Biro Perekonomian.

Pencatatan arus keluar dan masuk komoditas pangan dilaksanakan di

pelabuhan yang ada di Nusa Tenggara Barat dan Bandara Internasional

Lombok.

d. Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) melalui Toko Tani

Indonesia (TTI) yang merupakan kegiatan memberdayakan Lembaga usaha

pangan masyarakat (Gabungan kelompok tani/gapoktan), kelompok tani

(poktan), Lembaga usaha masyarakat yang bergerak di bidang pangan

dalam melayani Toko Tani Indoonesia (TTI). Melalui kegiatan ini

diperoleh solusi permanen yaitu : (1) menyerap produk pertanian, (2)

memperpendek rantai distribusi pemasaran, dan (3) memberikan

kemudahan akses konsumen/masyarakat.

e. Pengembangan Toko Tani Indonesia Center (TTIC) yang merupakan

Lembaga yang bertugas untuk membantu kegiatan stabilisasi pasokan dan

harga pangan dengan menyediakan pangan pokok strategis dibawah harga

pasar.

4. Sasaran Meningkatnya Keragaman Konsumsi Pangan Yang Sehat Dan

Aman

Page 36: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Sasaran meningkatnya keragaman konsumsi pangan yang sehat dan

aman dicapai dengan indicator kinerja Persentase Komoditas Pangan Segar

Asal Tumbuhan (PSAT) yang diawasi (KOMODITAS).

5. Meningkatnya Konsumsi Pangan Masyarakat Sesuai Angka Kecukupan

Gizi (AKG)

Sasaran Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat sesuai angka

kecukupan gizi (AKG) diukur dengan indikator kinerja Tingkat Konsumi

Protein. Perkembangan jumlah dan jenis bahan pangan yang dikonsumsi

mencerminkan tingkat kemampuan rumah tangga dalam mengakses pangan,

yang dipengaruhi berbagai faktor seperti pendapatan rumah tangga,

ketersediaan bahan pangan yang terdistribusi secara merata dengan harga

yang terjangkau, serta pemahaman dan tingkat kesadaran gizi masyarakat.

Konsumsi pangan, baik secara kuantitas maupun kualitas, harus dipenuhi

agar setiap orang dapat hidup sehat, aktif dan produktif.

Capaian konsumsi pangan penduduk Nusa Tenggara Barat pada Tahun

2019 meningkat bila dibandingkan dnegan Tahun 2018. Tingkat konsumsi

protein penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 sebesar 69.53

gr/kapita/hari atau 103.68 persen dari target 67.06 gr/kapita/hari. Namun

capaian konsumsi protein penduduk Nusa Tenggara Barat Tahun 2019

menurun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 76.4

gr/kapita/hari. Konsumsi protein penduduk Nusa Tenggara Barat Tahun 2019

telah melampaui konsumsi protein ideal sebesar 52 gr/kapita/hari.

Tabel Konsumsi Protein Penduduk Nusa Tenggara Barat Tahun 2015-

2019

No Uraian Ideal

Tahun Perkem-bangan

Per Tahun

(%)2015 2016 2017 2018 2019

1 Konsumsi protein (gr/kapita/hari) 52 64.3 66.4 66.7 76.4 69.53 2.31

Namun peningkatan konsumsi protein masih didominasi oleh konsumsi

protein yang berasal dari sumber pangan nabati terutama padi-padian. Hal ini

dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: (a) perilaku masyarakat yang

masih merasa belum makan jika belum makan nasi; dan (b) masih rendahnya

daya beli masyarakat. rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat

Page 37: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

akan pola pangan beragam dan bergizi seimbang.dan masih adanya

keterbatasan aksesibilitas terhadap pangan;

Upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan konsumsi protein

adalah dengan sosialisasi, advokasi pola konsumsi beragam, bergizi

seimbang dan aman (B2SA) kepada masyarakat, posyandu dan siswa/siswi

sekolah dasar.

6. Sasaran Tercapainya keamanan pangan segar

Pangan merupakan kebutuhan dasar, yang pemenuhannya menjadi

salah satu hak asasi manusia. Permsalahan pangan yang masih banyak

dijumpai adalah praktik-praktik penanganan pangan yang tidak memenuhi

persyaratan keamanan dan mutu pangan. Hal ini meningkatkan terjadinya

potensi kontaminasi atau residu pada pangan yang kemudian dapat

meningkatkan resiko penyakit bawaan makanan. Sedangkan dari aspek

kualitas pangan, kualitas pangan yang rendah menyebabkan daya saing

produk menjadi berkurang.

Keamanan pangan tidak hanya terkait dengan upaya perlindungan

kesehatan masyarakat, namun juga terkait dengan perdagangan pangan,

dimana keamanan pangan menjadi salah satu persyaratan dalam perdagangan

global.

Sertifikasi keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) atau

Sertifikat Prima merupakan jaminan pemenuhan persyaratan keamanan

pangan ditingkat proses produksi (On Farm). Sertifikasi Prima dibedakan

menjadi Sertifikasi Prima 1, Prima 2 dan Prima 3. Sertifikasi Prima 3

diberikan untuk produk pertanian yang memenuhi persyaratan keamanan

pangan khususnya dari residu pestisida; Prima 2 diberikan untuk produk

pangan yang memenuhi persyaratan keamanan dan mutu pangan; sedangkan

Prima 1 diberikan untuk produk pangan yang memenuhi persyaratan

keamanan dan mutu pangan serta social dan lingkungan. Kegiatan Sertifikasi

Prima merupakan salah satu bentuk pengawasan sebelum peredaran (pre-

market) yang dilakukan oleh Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah

(OKKPD).

Sertifikasi produk pangan buah dan sayur segar merupakan penilaian

yang diberikan kepada petanipemilik kebun atas penilaian terhadap usaha

tani yang dilakukan. Provinsi Nusa Tenggara Barat, di Tahun 2019

Page 38: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

melaksanakan pengawasan Sertifikasi Prima 3 dan Prima 2 dengan capaian

sebagai berikut:

Tabel Capaian Sertifikasi Prima 3 Tahun 2019

NO UNIT/PELAKU Alamat Ruang Lingkup/ Komoditas

1 Poktan Batu Tumpeng Ds. Jagaraga, Lombok Barat Kangkung

2 Poktan Ketapang Ds. Batu Putih, Lombok Barat Cabe Rawit "Dewata"

3 Poktan Ketapang Ds. Batu Putih, Lombok Barat Cabe Keriting

4 Poktan Cinta Damai Ds. Dasan Baru, Sumbawa Barat Kacang Panjang

5 Poktan Cinta Damai Ds. Dasan Baru, Sumbawa Barat Cabe Keriting

6 Poktan Cinta Damai Ds. Dasan Baru, Sumbawa Barat Tomat

7 Mursyid Ds. Aikbukak, Lombok Tengah Ubi Jalar

8 PT. Karya Tani Semesta Ds. Usar, Plampang, Sbw Bawang Merah

9 Poktan Sumber Sentosa Ds. Kebon Ayu, Gerung, Lombok Barat Kacang Panjang

10 Poktan Toloncanga Ds. Ncera, Kec. Belo, Kab. Bima Bawang Merah

11 Poktan Santula Ds. Kalampa, Kec. Woha, Kab. Bima Bawang Merah

12 Poktan Gorok Sokong Ds. Sajang, Sembalun, Lombok Timur Kopi

13 Poktan Olor Kedondong Ds. Sajang, Sembalun, Lombok Timur Kopi

14 Poktan Lendak Kuta Ds. Sembalun, Sembalun, Lombok Timur Bawang Putih

15 Aminudin Ds. Selebung, Lombok Tengah Sawi

16 Nurhayati Pancor Dao, Lombok Tengah Pepaya California

17 PT. Karya Tani Semesta Ds. Usar, Plampang, Sbw Bawang Merah

18 Kaharudin Ds. Rarak Ronges, Brang Rea, KSB Kopi

19 KWT. Kawa Rama Ds. Rarak Ronges, Brang Rea, KSB Kopi

20 H. Abu Bakar Ds. Rarak Ronges, Brang Rea, KSB Kopi

21 Nurjanah Ds. Bangket Monteh, Brang Rea, KSB Terung Ungu

22 Nurjanah Ds. Bangket Monteh, Brang Rea, KSB Terung Mol

23 King Coffe Ds. Tambora, Pekat, Dompu Kopi

Selain Sertifikasi Prima 3 dan 2, OKKPD juga melaksanakan registrasi

produk dalam. Registrasi Produk Dalam Tahun 2019 sebanyak 18 (delapan

belas) register yang dikeluarkan oleh Dinas Ketahanan Pangan, dengan

rincian sebagai berikut:

Page 39: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Tabel Registrasi Prima 3 Tahun 2019

NO UNIT/PELAKU AlamatRuang

Lingkup/ Komoditas

1 UD. Nusa Indah Ds. Marente, Sumbawa Beras

2 Poktan Ai No Toar Ds. Seteluk, Sumbawa Barat Beras3 UD. Indrayani Ds. Gelora, Lombok Timur Beras

4 UD. Tanya Dhefyan Ds. Baru Tahan, Sumbawa Beras5 UD. Cahaya Tiga Berlian Ds. Bale Brang, Sumbawa Beras

6 Gapoktan Adil Makmur Ds. Bale Brang, Sumbawa Beras

7 Gapoktan Beriuk Maju Ds. Pengenjek, Lombok Tengah Beras

8 UD. Candra Ds. Jagaraga, Lombok Barat Beras9 Poktan KTNA Mataram Ds. Rembiga, Mataram Beras Merah

10 Perum Bulog Divre NTB Mataram Beras

11 PT. Bangun Alam Samawa Batu Ongo, Lopok, Sumbawa Beras

12 PT. Bintang Agro Sentosa Ds. Dasan Tereng Narmada Lobar Manggis

13 Perum BULOG Kanwil NTB Jl. Langko, Mataram Beras

14 PT. SAN Cab. Sumbawa (Jempol) Ds. Boak, Unteriwis, Sumbawa Beras

15 PT. SAN Cab. Sumbawa (Dua Jari) Ds. Boak, Unteriwis, Sumbawa Beras

16 PT. SAN Cab. Dompu (Jempol) Ds. Teka Sire, Manggalewa, Dompu Beras

17 PT. SAN Cab. Dompu (SGR) Ds. Teka Sire, Manggalewa, Dompu Beras

18 PD. Jaya Perdana (Cap Ikan) Labuapi, Lombok Barat Beras

Upaya yang dilakukan dalam rangka pencapaian sasaran tercapaianya

keamanan pangan segar adalah :

a. Pelatihan Hazard Analysis Critical Point (HACCP)

HACCP adalah suatu sistem jaminan mutu yang berdasarkan

kepada kesadaran atau perhatian bahwa Hazard (bahaya) akan timbul

pada berbagai titik atau tahap produksi, tetapi pengendaliannya dapat

dilakukan untuk mengontrol bahaya-bahaya tersebut. HACCP merupakan

salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan untuk menjamin

keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan (preventive) yang

dianggap dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang

aman bagi konsumen. Kunci utama HACCP adalah antisipasi bahaya dan

identifikasi titik pengawsan yang mengutamakan kepada tindakan

pencegahan daripada mengandalkan kpada pengujian produk akhir.

Pelatihan HACCP dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 24-26 April

Page 40: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

2019 bertempat di hotel Puri Indah jalan Sriwijaya no. 132 Cakranegara

Mataram. Dari hasil pelatihan HACPP dan kunjungan lapangan dapat

ditarik beberapa kesimpulan:

1) Rata-rata peserta sangat antusias terhadap materi Pelatihan HACCP, sebagai bahan pengawasan terkait keamanan pangan maupun sebagai bahan informasi yang dapat diteruskan untuk diaplikasikan oleh petani atau pelaku usaha.

2) Keberhasilan penerapan HACCP memerlukan komitmen dan keterlibatan penuh manajemen guna menghasilkan produk yang berkualitas/bermutu dan aman

3) Hasil kunjungan lapangan ke Training Farm Puyung melihat proses

budidaya ternak kambing ditemui titik kritis dan analisa bahaya dari

proses penggemukan kambing, ketersediaan pakan hijauan ternak,

pembuatan konsentrat pakan dan produksi bibit ternak perlu

dilakukan kontrol dan pengawasn terhadap masing-masing kegiatan

sehingga akan menghasilkan ternak yang terjamin kesehatannya dan

terhindar dari cemaran lainnya.

b. Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan Buah dan Sayur Segar

Dalam rangka penguatan dan pemantapan sistem keamanan dan

mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT), pemerintah melalui

Kementerian Pertanian telah menerbitkan Permentan no. 53 tahun 2018

tentang Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT).

Secara umum Permentan ini mengatur mengenai pengawasan keamanan

dan mutu pangan segar asal tumbuhan melalui pendataan, pendaftaran

dan sertifikasi. Permentan ini juga mengatur pembagian kewenangan

yang jelas antara pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah

kabupaten/kota, serta merespon pelayanan pendaftaran secara online dan

mengakomodasi prinsip pengawasan keamanan pangan berdasarkan

analisis resiko.

Sosialisasi bagi pelaku Usaha dilaksanakan selama 1 (satu) hari,

Jumat tanggal 18 Oktober 2019 bertempat di Ruang rapat UPT Balai

Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan. Sosialisasi Permentan 53

Tahun 2018 dibuka oleh Kepala UPTD Balai Pengawasan Mutu dan

Keamanan Pangan Provinsi NTB yaitu Ir. IG. Lanang Natha S., MSi.,

kegiatan ini dihadiri oleh 25 orang yang terdiri dari pelaku usaha (jagung,

Page 41: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

bawang merah dan rumah kemas manggis), mahasiswa dan milenial,

petani (Japri Farm), Karantina Kelas 1 Mataram, dan civitas akademika

Universitas Mataram.

Selain dari Karantina pada acara sosialisasi Permentan 53 Tahun

2018 ini juga menghadirkan perwakilan dari pelaku eksport antara lain

dari PT. Karya Tani Semesta (KTS) selaku eksportir bawang merah yang

berasal dari Kabupaten Sumbawa. Kali ini bawang merah sebanyak 252

ton dari total komitmen 2.760 ton bawang merah diekspor ke Thailand

dan Singapura dari Gudang Marunda Tarumajaya Bekasi, Jawa Barat.

Kegiatan ekspor tersebut dilakukan Jumat (2/8) pagi. Bawang merah yang

diekspor PT Karya Tani Semesta adalah varietas Super Philips yang

dihasilkan petani di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Selama

ini, jenis bawang merah tersebut yang banyak diminati pasar luar negeri

Sedangkan sosialisasi bagi aparat dilaksanakan pada hari selasa

tanggal 3 Desember 2019 bertempat di ruang rapat UPT Balai

Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan. Sosialisasi Permentan 53

Tahun 2018 dibuka oleh Kepala UPTD Balai Pengawasan Mutu dan

Keamanan Pangan Provinsi NTB yaitu Ir. IG. Lanang Natha S., MSi.,

kegiatan ini dihadiri oleh 25 orang yang terdiri dari aparat Dinas

Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Dinas Peternakan dan

Kesehatan Hewan Provinsi NTB, Karantina Kelas 1 Mataram, dan BPTP

Provinsi NTB

Berdasarkan data terakhir yang dipublikasikan Badan Pusat

Statistik NTB, laju pertumbuhan industri pengolahan di NTB pada

triwulan ketiga 2019 hanya mencapai 1,18 persen (y on y). Data ini

memperlihatkan bahwa industri pengolahan belum mencapai laju

pertumbuhan yang diharapkan. Untuk itulah, Gubernur menegaskan

perlunya semua pihak terus berupaya mendorong tumbuhnya industri-

industri pengolahan di NTB. Dalam rangka menyiapkan generasi muda

menghadapi era revolusi industri 4.0, Badan Karantina Pertanian

menciptakan program Agro Gemilang untuk mempersiapkan dan

mendorong para petani muda untuk memasuki pasar ekspor alias go

international. Program Ayo Galakan Ekspor Generasi Milenial Bangsa

atau disingkat Agro Gemilang ini pun mulai dikenalkan kepada publik di

Page 42: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Bogor pada bulan Januari 2019, bersamaan dengan Rapat Kerja Nasional

Barantan 2019.

Pelaksanaan kegiatan sertifikasi produk pertanian segar di Nusa

Tenggara Barat pada tahun 2019 masih menemui permasalahan antara lain:

1) Umumnya petani kurang respon dalam melaksanakan proses sertifikasi

terhadap produknya, karena petani masih menganggap prosedur untuk

memperoleh sertifikasi produk cukup rumit dan tidak ekonomis.

2) Kepemilikan lahan usaha yang relatif sempit dan kecenderungan sistim

usaha tani yang subsistem serta berubah-ubah setiap periode tanam.

3) Petugas teknis yang membimbing pelaku usaha pangan segar masih

kurang intensif menyebabkan pelaku usaha dalam penerapan sistem

budidaya yang memenuhi sistem keamanan pangan.

Upaya pemecahan masalah

1) Kegiatan sosialisasi dan pembinaan perlu terus dilakukan secara

konsisten untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya sertifikasi

produk dalam memberikan kepastian mutu sebagai upaya meningkatkan

kualitas produk pertanian.

2) Perlu dilakukan kemitraan usaha untuk mendekatkan petani pada

pemahaman pentingnya penanganan sistim mutu hasil pertanian

khususnya produk segar.

3) Petugas yang memiliki kompetensi dibidang sertifikasi mutu pangan

agar tidak dimutasi untuk berkelanjutan penanganan sertifikasi produk

pertanian.

4) Meningkatkan mobilitas dan efektfitas usaha tani diupayakan petani

dihimpun dalam satu wadah kelompok tani.

7. Sasaran Meningkatnya Pelayanan Administrasi Perkantoran

Sasaran Meningkatnya Pelayanan Administrasi Perkantoran diukur dengan

indicator kinerja Tingkat Kelancaran Administrasi Perkantoran.

8. Sasaran Meningkatnya Sarana dan Prasarana Aparatur

Sasaran Meningkatnya Sarana dan Prasarana Aparatur diukur dengan indicator

kinerja Cakupan Ketersediaan dan Kelayakan Sarana Prasarana Aparatur

Page 43: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

9. Sasaran Meningkatnya Kapasitas Sumberaaya Aparatur

Sasaran Meningkatnya Kapasitas Sumber Daya Aparatur diukur dengan

indicator kinerja Cakupan Pembinaan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

10. Sasaran Meningkatnya Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja

dan Keuangan

Sasaran Meningkatnya Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan diukur dengan indikator kinerja Nilai LKjIP.

Penerapan SAKIP mengacu pada: (1) UU no 1/2004 tentang Perbendaharaan

Negara; (2) Peraturan Pemerintah No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah; (3) Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999;

(4) Peraturan Pemerintah No 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian

dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; (5) Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29

Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; (6) Peraturan Menteri Pertanian

nomor 135 tahun 2013 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian Pertanian Tahun 2013; dan (7)

Permenpan Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIN).

Komponen penilaian Sistem AKIP terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu

(1) perencanaan kinerja; (2) Pengukuran Kinerja; (3) Pelaporan Kinerja; (4)

Evaluasi; dan (5) Capaian Kinerja. Dalam perencanaan kinerja yang dilihat

adalah Perencanaan jangka menengah, perencanaan tahunan, penetapan

anggaran, kontrak kerja dan rencana aksi. Sedangkan untuk komponen

komponen kinerja, indicator yang diukur adalah Indikator Kinerja Utama,

Metode Pengukuran Kinerja, dan Mekanisme Pengumpulan Kinerja.

Pengukuran kinerja dan analisis capaian kinerja serta transparansi

pelaporan kinerja merupakan penilaian yang dilihat pada komponen

pelaporan kinerja sedangkan untuk komponen evaluasi, penilaian yang

digunakan adalah pedoman evaluasi internal, pelaksanaan evaluasi internal,

pemantauan capaian kinerja dan evaluasi program. Pencapaian target,

keandalan informasi kinerja, benchmarking capaian kinerja dan capaian

Page 44: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

kinerja perspektif stakeholder adalah penilaian yang digunakan pada

komponen capaian kinerja.

Dari kelima komponen tersebut, perencanaan kinerja merupakan

komponen penilaian tertinggi dengan total 30 persen, kemudian diikuti oleh

pengukuran kinerja dengan bobot 25 persen, capaian kinerja dengan bobot 20

persen, pelaporan kinerja dengan bobot 15 persen dan evaluasi dengan bobot

10 persen. Ada 7 (tujuh) kategori penilaian SAKIP yaitu :

a. AA dengan nilai > 90-100

b. A dengan nilai > 80-90

c. BB dengan nilai > 70-80

d. B dengan nilai > 60-70

e. CC dengan nilai >50-60

f. C dengan nilai >30-50

g. D dengan nilai 0-30

Pada Tahun 2019 Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara

Barat mendapat nilai B, nilai ini meningkat bila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya yang mendapatkan nilai CC. peningkatan ini terjadi .

Upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan nilai capaian

SAKIP adalah dengan meningkatkan perencanaan

11. Sasaran Meningkatnya Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah

Sasaran Meningkatanya Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah dicapai dengan

indikator kinerja Manajemen Aset.

C. Realisasi Anggaran

Pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan tahun 2019 diselenggarakan

oleh Dinas Ketahanan Pangan Induk dan UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi

Mutu Pangan (BPSMP). Program Utama yang dilaksanakan 2019 adalah Program

Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) dengan Indikator Kinerja

Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan. Alokasi anggaran pembangunan

ketahanan pangan tahun 2019 sebesar Rp. 13.586.991.932,- yang terdiri dari BTL

sebesar Rp. 6.229.225.000,- dan Belanja Langsung sebesar Rp. 7.357.766.932,-.

Realisasi serapan anggaran sebesar Rp. 12.5444.123.312,- atau 92.32% dengan

capaian fisik sebesar 99.69%.

Page 45: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Alokasi dan realisasi serapan fisik dan anggaran ketahanan pangan kondisi

sampai dengan 31 Desember 2019, sebagaimana tabel berikut :

Tabel. Realisasi Serapan Fisik dan Keuangan DKP NTB sd. 31 Desember 2019

No. Uraian Pagu (Rp.)

Target RealisasiSisa

Anggaran (Rp)

Keuangan (Rp.)

Persen (%)

Keuangan Fisik (%)(Rp.) (%)

1. BTL 6,229,225,000 6,229,225,000 100.00 5,617,822,519 90.18 100.00 611,402,481

2. BL 7,357,766,932 7,357,766,932 100.00 6,926,300,796 94.14 99.43 431,466,136

a. DKP NTB 6,801,645,472 6,801,645,472 100.00 6,388,487,553 93.93 99.39 413,157,919

b. UPTD BSMP

556,121,460 556,121,460 100.00 537,813,243 96.71 99.89 18,308,217

TOTAL 13,586,991,932 13,586,991,932 100.00 12,544,123,315 92.32 99.69 1,042,868,617

DEVIASI TERHADAP TARGET (1,042,868,617) (7.68) (0.31) 7.68

Tidak tercapainya serapan anggaran sesuai dengan target yang telah

ditetapkan disebabkan karena beberapa hal:

Tabel 2. Penyebab Tidak Tercapaianya Serapan Anggaran Sesuai dengan Target yang Ditetapkan

No. Kegiatan Yang Belum Nilai (Rp.) Keterangan

1 Sisa BTL 611.402.481

2 Sisa Pembangunan Pengadaan Bantuan Hibah KRPL

221.815.281

3. Sisa Banuan Hibah Desa Mandiri Pangan 73.818.000

4. Efisiensi Belanja Listrik, Telpon dan Air 43.665.046

3 SPJ Operasional Kegiatan Lainnya yang belum keluar SP2D

92.167.839

Jumlah 1.042.868.617

Page 46: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Capaian Indikator Kinerja dan Realisasi Serapan Anggaran Program dan

Kegiatan sebagaimana tabel berikut.

Tabel 3. Realisasi Serapan Anggaran dan Fisik Berdasarkan Program dan Kegiatan Tahun 2019 (DKP Induk)

Kode Rekening Program dan

Kegiatan Nama Program dan Kegiatan Anggaran

Tahun 2019

Realisasi Pelaksanaan Anggaran Sisa

Anggaran (Rp.)

s.d. Bulan ini

Keuangan Fisik (%) Rp. %

1 2 3 4 5 6 7

5.2 BELANJA LANGSUNG 7,357,766,932

6,926,300,796

94.14 99.44 431,466,136

5.2.01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

854,419,810

788,849,512

92.33 99.52 65,570,298

5.2.01.01 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 13,192,000

13,189,500

99.98

100.00

2,500

5.2.01.02 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

197,988,555

141,497,452

71.74

100.00

56,491,103

5.2.01.03 Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor

13,250,000

12,250,000

92.45

100.00

1,000,000

5.2.01.07 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 82,413,000

82,413,000

100.00

100.00

-

5.2.01.08 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 146,657,280

146,652,640

99.99

100.00

4,640

5.2.01.10 Penyediaan Alat Tulis Kantor 11,268,000

11,268,000

100.00

100.00

-

5.2.01.11 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

7,750,000

7,748,700

99.98

100.00

1,300

5.2.01.12 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor

6,639,000

6,639,000

100.00

100.00

-

5.2.01.13 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

50,177,500

46,275,000

91.66

100.00

3,902,500

5.2.01.15 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan

32,000,000

31,932,000

99.79

100.00

68,000

5.2.01.17 Penyediaan Makanan dan Minuman 4,250,000

4,248,000

99.95

100.00

2,000

5.2.01.18 Penyelarasan Program Pemerintah Pusat dan Daerah

134,206,555

134,198,300

99.99

100.00

8,255

5.2.01.24 Penyediaan Jasa Kamanan Kantor 145,377,920

145,377,920

100.00

100.00

-

5.2.01.25 Pengelolaan Kearsipan 9,250,000

5,160,000

55.78

55.78

4,090,000

5.2.02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

700,008,500

691,291,237

98.75 100.00 8,717,263

5.2.02.03 Pembangunan Gedung Kantor 506,800,000

501,074,000

98.87

100.00

5,726,000

5.2.02.24 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional

170,721,000

167,783,237

98.28

100.00

2,937,763

5.2.02.30 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Perlengkapan Kantor

22,487,500

22,434,000

99.71

100.00

53,500

5.2.05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

21,380,000

16,880,000

78.95 78.95 4,500,000

5.2.05.04 Pembinaan Mental dan Fisik Aaparatur 21,380,000

16,880,000

78.95

78.95

4,500,000

5.2.06 Program Peningkatan Pengembangan 295, 284,723,6 96.36 98.44 10,751

Page 47: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Ssistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

474,622 00 ,022

5.2.06.01 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD

48,125,000

48,125,000

100.00

100.00

-

5.2.06.04 Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun

47,200,000

44,985,600

95.31

100.00

2,214,400

5.2.06.05 Penyusunan Rencana Kerja SKPD 146,050,000

144,790,500

99.14

100.00

1,259,500

5.2.06.08 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 19,590,000

16,935,000

86.45

100.00

2,655,000

5.2.06.09 Penyebaran Informasi Pembangunan Daerah

34,509,622

29,887,500

86.61

86.63

4,622,122

5.2.07 Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah

46,411,500

46,411,500

100.00 100.00 -

5.2.07.01 Peningkatan Manajemen Asset/Barang Milik Daerah

46,411,500

46,411,500

100.00

100.00

-

5.2.16 Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan)

5,301,647,500

4,972,591,547

93.79 99.72 329,055,953

5.2.16.09 Pemanfaatan Pekarangan Untuk Pengembangan Pangan

2,870,775,000

2,648,244,119

92.25

99.97

222,530,881

5.2.16.14 Pengembangan Desa Mandiri Pangan 983,555,000

903,859,700

91.90

99.41

79,695,300

5.2.16.18 Pengembangan Lumbung Pangan 311,571,500

301,421,500

96.74

98.51

10,150,000

5.2.16.32 Neraca Bahan Makanan (NBM) 48,850,000

48,850,000

100.00

100.00

-

5.2.16.33 Dewan Ketahanan Pangan (DKP) 16,475,000

13,658,400

82.90

82.90

2,816,600

5.2.16.34 Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)

149,415,000

149,294,000

99.92

100.00

121,000

5.2.16.35 Sertifikasi Produk Pangan Buah dan Sayur Segar

142,486,000

139,635,500

98.00

100.00

2,850,500

5.2.16.37 Pertemuan Evaluasi Ketahanan Pangan 189,169,000

186,534,800

98.61

100.00

2,634,200

5.2.16.38 Pemantauan Arus Distribusi Komoditas Pangan

38,257,500

37,747,500

98.67

100.00

510,000

5.2.16.39 Pengembangan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)

109,637,500

108,034,728

98.54

99.70

1,602,772

5.2.16.40 Pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)

31,162,500

30,912,500

99.20

100.00

250,000

5.2.16.41 Pelatihan Hazard Analisys Critical Control Point (HACCP)

63,588,500

61,817,800

97.22

100.00

1,770,700

5.2.16.42 Pengawasan Keamanan Pangan 55,950,000

54,616,000

97.62

98.79

1,334,000

5.2.16.43 Pemantauan Harga Pangan dan Pengembangan Sistem Informasi Pasar

70,000,000

69,235,000

98.91

100.00

765,000

5.2.16.45 Prognosa Ketersediaan Pangan 35,152,500

35,112,500

99.89

100.00

40,000

5.2.16.52 Penerapan Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

50,437,500

48,452,500

96.06

100.00

1,985,000

5.2.16.89 Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan Buah dan Sayur Segar

135,165,000

135,165,000

100.00

100.00

-

5.2.17 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

138,425,000

125,553,400

90.70 90.72 12,871,600

5.2.17.07 Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan Unggulan Daerah

138,425,000

125,553,400

90.70

90.72

12,871,600

Jumlah Alokasi Belanja Langsung 7,357,766,932

6,926,300,796 94.14 99.44 431,466

,136

Tabel 3. Realisasi Serapan Anggaran dan Fisik Berdasarkan Program dan Kegiatan Tahun 2019 (UPTD BPSMP)

Page 48: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Kode Rekening Program dan

Kegiatan Nama Program dan Kegiatan Anggaran Tahun 2018

Realisasi Pelaksanaan Anggaran

Sisa Anggaran (Rp.)

s.d. Bulan ini

Keuangan Fisik (%) Rp. %

1 2 3 4 5 6 7

5.2 BELANJA LANGSUNG 556,121,460 537,813,243 96.71 99.89 18,308,217

5.2.01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

201,482,960 187,795,943 93.21 99.70 13,687,017

5.2.01.01 Penyediaan Jasa Surat Menyurat

3,502,000 3,500,000 99.94 100.00 2,000

5.2.01.02 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

43,500,000 30,673,943

70.51

100.00

12,826,057

5.2.01.07 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

15,785,000 15,785,000

100.00

100.00

-

5.2.01.08 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

49,802,000 49,802,640 100.00 100.00 -

5.2.01.10 Penyediaan Alat Tulis Kantor 2,516,000 ,516,000 100.00 100.00

5.2.01.13 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor

13,704,000.00 12,844,400.00

93.73

95.62

859,600.00

5.2.01.24 Penyediaan Jasa Keamanan Kantor

72,673,960 72,673,960

100.00

100.00

-

5.2.02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

3,987,500 3,987,500 100.00 100.00 -

5.2.02.30 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Perlengkapan Kantor

3,987,500 3,987,500

100.00

100.00

-

5.2.07 Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah

9,411,500 9,411,500 100.00 100.00 -

5.2.07.01 Peningkatan Manajemen Asset/Barang Milik Daerah

9,411,500 9,411,500

100.00

100.00

-

5.2.16 Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)

341,239,500 336,618,300 98.65 100.00 4,621,200

5.2.16.55 Sertifikasi Produk Pangan Buah dan Sayur Segar

142,486,000 139,635,500

98.00

100.00

2,850,500

5.2.16.41 Pelatihan Hazard Analisys Critical Control Point (HACCP)

63,588,500 61,817,800 97.22 100.00 1,770,700

5.2.16.89 Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan Buah dan Sayur Segar

135,165,000 135,165,000

100.00

100.00

-

Jumlah Alokasi Belanja Langsung 556,121,460 537,813,243 96.71 99.89 18,308,217

Jumlah Alokasi Belanja Langsung DKP dan UPTD BSMP

7,913,888,392 7,464,114,039 94.32 99.47 449,774,353

Page 49: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

Tabel …….Capaian Indikator Kinerja dan Realisasi Anggaran Sasaran, Program dan Kegiatan Prioritas Bidang Pangan

pada Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB Tahun 2019

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Program/Kegiatan

Anggaran

Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi % (Rp) Realisasi '(Rp) % Fisik %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Meningkatnya ketersediaan pangan yang beragam

Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

POINT 87.93 - - Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan)

84,002,500 83,962,500 99.95 100.00

1. Penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM)

48,850,000 48,850,000 100.00 100.00

2. Prognosa Ketersediaan Pangan

35,152,500 35,112,500 99.89 100.00

Jumlah Sasaran 1 84,002,500 83,962,500 99.95 100.00

2. Menurunnya jumlah penduduk rawan pangan

Angka Rawan Pangan (ARP)

% 1 - - Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan)

1,132,970,000 1,053,153,700 92.96 99.48

1. Pengembangan Desa Mandiri Pangan

983,555,000 903,859,700 91.90 99.41

2. Pengembangan Sistem Kewaspdaan Pangan dan Gizi (SKPG)

149,415,000 149,294,000 99.92 100.00

Page 50: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Program/Kegiatan

Anggaran

Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi % (Rp) Realisasi '(Rp) % Fisik %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Jumlah Sasaran 2 1,132,970,000 1,053,153,700 92.96 99.48

3. Stabilnya harga pangan pokok di tingkat produsen dan konsumen

Target Coefisien Variasi (CV) < dari Realisasi Coefisien Variasi (CV) Komoditas

% 5 3.33

66.60

Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan)

450,991,500 439,316,500 97.41 98.97

1. Pengembangan Lumbung Pangan

311,571,500 301,421,500 96.74 98.51

2. Pemantauan Arus Distribusi Komoditas Pangan

38,257,500 37,747,500 98.67 100.00

3 Pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)

31,162,500 30,912,500 99.20 100.00

4. Pemantauan Harga Pangan dan Pengembangan Sistem Informasi Pasar

70,000,000 69,235,000 98.91 100.00

Jumlah Sasaran 3 450,991,500 439,316,500 97.41 98.97

4. Meningkatnya keragaman

Persentase Komoditas Pangan Segar

% 100 - - Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan)

106,387,500 103,068,500 96.88 100.00

Page 51: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Program/Kegiatan

Anggaran

Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi % (Rp) Realisasi '(Rp) % Fisik %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

konsumsi pangan yang sehat dan aman

Asal Tumbuhan (PSAT) yang diawasi (KOMODITAS)

1. Pengawasan Keamanan Pangan

55,950,000 54,616,000 97.62 100.00

2. Penerapan Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

50,437,500 48,452,500 96.06 100.00

Jumlah Sasaran 4 106,387,500 103,068,500 96.88 100.00

5. Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat sesuai angka kecukupan gizi (AKG)

Tingkat konsumsi Protein

Gr/Kap/Thn

67.06

69.53

103.68

Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan)

2,980,412,500 2,756,278,847 92.48 99.96

1. Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan

2,870,775,000 2,648,244,119 92.25 99.97

2. Pengembangan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)

109,637,500 108,034,728 98.54 99.70

Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan

138,425,000 125,553,400 90.70 90.72

Page 52: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Program/Kegiatan

Anggaran

Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi % (Rp) Realisasi '(Rp) % Fisik %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Promosi atas hasil produksi pertanian/ perkebunan unggulan daerah.

138,425,000 125,553,400 90.70 90.72

Jumlah Sasaran 5 3,118,837,500 2,881,832,247 92.40 99.55

6. Tercapainya keamanan pangan segar

Persentase komoditas pangan yang tersertifikasi

PERSEN 25 - - Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan)

341,239,500 336,618,300 98.65 100.00

1. Sertifikasi Produk Pangan Buah dan Sayur Segar

142,486,000 139,635,500 98.00 100.00

2. Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan Buah dan Sayur Segar

135,165,000 135,165,000 100.00 100.00

3 Pelatihan Hazard Analisys Critical Control Point (HACCP)

63,588,500 61,817,800 97.22 100.00

Jumlah Sasaran 6 341,239,500 336,618,300 98.65 100.00

7 Meningkatnya Pelayanan

Tingkat Kelancaran Administrasi

PERSEN 100 99.52

99.52

Program Pelayanan Administrasi Perkantora

854,419,810 788,849,512 92.33 99.52

Page 53: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Program/Kegiatan

Anggaran

Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi % (Rp) Realisasi '(Rp) % Fisik %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Administrasi Perkantoran

Perkantoran 1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat

13,192,000 13,189,500 99.98 100.00

2. Penyediaan Jasa Komunikasi; Sumber Daya Air dan Listrik

197,988,555 141,497,452 71.47 100.00

3 Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor

13,250,000 12,250,000 92.45 100.00

4 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

82,413,000 82,413,000 100.00 100.00

5. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

146,657,280 146,652,640 100.00 100.00

6. Penyediaan Alat Tulis Kantor

11,268,000 11,268,000 100.00 100.00

7. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

7,750,000 7,748,700 99.98 100.00

8. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan

6,639,000 6,639,000 100.00 100.00

Page 54: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Program/Kegiatan

Anggaran

Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi % (Rp) Realisasi '(Rp) % Fisik %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Bangunan Kantor

9. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

50,177,500 46,275,000 92.22 100.00

10.

Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan

32,000,000 31,932,000 99.79 100.00

11.

Penyediaan Makanan dan Minuman

4,250,000 4,248,000 99.95 100.00

12.

Penyelarasan Program Pusat dan Daerah

134,206,555 134,198,300 99.99 100.00

13.

Penyediaan Jasa Keamanan Kantor

145,377,920 145,377,920 100.00 100.00

14.

Pengelolaaan Kearsipan

9,250,000 5,160,000 55.78 57.00

Jumlah Sasaran 7 854,419,810 788,849,512 92.33 99.52

8. Meningkatnya Sarana

Cakupan Ketersediaan

PERSEN 100 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

700,008,500 691,291,237 98.75 100.00

Page 55: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Program/Kegiatan

Anggaran

Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi % (Rp) Realisasi '(Rp) % Fisik %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

dan Prasarana Aparatur

dan Kelayakan Sarana Prasarana Aparatur

100.00 100.00 Aparatur

1. Pembangunan Gedung Kantor

506,800,000 501,074,000 98.87 100.00

2. Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas/Operasional

170,721,000 167,783,237 98.28 100.00

3 Pemeliharaan Rutin/ Berkala Peralatan dan Perlengkapan Kantor

22,487,500 22,434,000 99.76 100.00

Jumlah Sasaran 8 700,008,500 691,291,237 98.75 100.00

9 Meningkatnya Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Cakupan Pembinaan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

% 100 100.00

100.00

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

21,380,000 16,880,000 78.95 78.95

1. Pembinaan Mental dan Fisik Aparatur

21,380,000 16,880,000 78.95 78.95

Jumlah Sasaran 9 21,380,000 16,880,000 78.95 78.95

10 Meningkatnya Pengembangan Sistem

Nilai LKJiP OPD

POINT 65 60.15

92.54

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

295,474,622 284,723,600 96.36 98.44

Page 56: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Program/Kegiatan

Anggaran

Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi % (Rp) Realisasi '(Rp) % Fisik %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

1. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD

48,125,000 48,125,000 100.00 100.00

2. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun

47,200,000 44,985,600 95.31 100.00

3 Penyusunan Rencana Kerja SKPD

146,050,000 144,790,500 99.14 100.00

4. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

19,590,000 16,935,000 86.45 100.00

5. Penyebaran Informasi Pembangunan Daerah

34,509,622 29,887,500 86.61 86.61

Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)

205,644,000 200,193,200 97.35 100.00

1. Dewan Ketahanan Pangan (DKP)

16,475,000 13,658,400 82.90 100.00

Page 57: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Program/Kegiatan

Anggaran

Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi % (Rp) Realisasi '(Rp) % Fisik %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2. Pertemuan Evaluasi Ketahanan Pangan

189,169,000 186,534,800 98.61 100.00

Jumlah Sasaran 10 501,118,622 484,916,800 96.77 100.00

11 Meningkatanya Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah

Jumlah Dokumen

Dokumen 1 1.00

100.00

Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah

46,411,500 46,411,500 100.00 100.00

1. Peningkatan Manajemen Asset/Barang Milik Daerah

46,411,500 46,411,500 100.00 100.00

Jumlah Sasaran 11 46,411,500 46,411,500 100.00 100.00

Jumlah Sasaran 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 10 + 11 7,357,766,932 6,926,300,796 94.14 99.55

Page 58: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

D. Efisiensi Penggunaan Anggaran Tahun 2019

Berdasarkan PMK Nomor 214 Tahun 2017, pengukuran efisiensi dilakukan

dengan membandingkan penjumlahan (Σ) dari selisih antara perkalian pagu

anggaran keluaran dengan capaian anggaran dan realisasi anggaran keluaran

dengan penjumlahan (Σ) dari perkalian pagu anggaran keluaran dengan capaian

keluaran. Rumus untuk pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:

Ket :

E : Efisiensi

PAKi : Pagu anggaran keluaran i

RAKi : Realisasi anggaran keluaran i

CKi : Capaian keluaran i

Batas maksimal nilai efisiensi adalah 20% dan batas minimal adalah −20%.

Setelah dilakukan perhitungan dengan mengikuti formula di atas diperoleh nilai

efisiensi penggunaan anggaran Dinas Ketahanan Pangan Tahun 2019 adalah

sebesar 1,26. Dengan nilai efisiensi penggunaan anggaran sebesar itu dapat

dikatakan bahwa penggunaan anggaran Dinas Ketahanan Pangan Tahun 2019

cukup efisien.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJIP) DKP Provinsi NTB Tahun 2019 i

Page 59: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Umum

Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas Ketahanan Pangan Tahun 2019

secara umum sudah tercapai sesuai dengan target Renstra, bahkan capaiannya di

atas 100%. Capaian indikator Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan mencapai

kinerja 104.06% yaitu sebesar 91.50 point dari target 87.93 point.

Koefisien variasi harga pangan strategis jauh di bawah ambang dari indikator

yang ditetapkan koefisien variasi harga 5% di tingkat produsen dan konsumen. CV

beras medium di tingkat konsumen 3.33% atau (66.60%),

Begitu juga untuk indikator Persentase Komoditas Pangan Segar Asal

Tumbuhan (PSAT) yang diawasi (KOMODITAS) tercapai 100% karena sepanjang

tahun 2019 telah dilaksanakan pengawasan keamanan pangan segar asal tumbuhan

di pasar-pasar tradisional di 10 kabupaten/kota. Sedangkan capaian kinerja tingkat

konsumsi protein mencapai 181.91% (121.99 gr/kapita/hari dari target 67.06

gr/kapita/hari).

B. Upaya dan Tindak Lanjut Ke Depan

Berbagai inovasi dan perbaikan yang dapat dilakukan untuk peningkatan

kinerja Dinas Ketahanan Pangan ke depan antara lain: (1) Meningkatkan dukungan

dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan dalam upaya perwujudan

ketahanan pangan; (2) Meningkatkan peranan eksekutif dan legislatif dalam

penentuan kebijakan ketahanan pangan wilayah, serta peningkatan pemahaman

daerah dalam pembangunan ketahanan pangan; (3) Keterlibatan swasta dalam

teknologi pengolahan pangan lokal; (4) Meningkatkan kemampuan dan kualitas

SDM aparatur, khususnya dalam pengembangan perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan pelaksanaan kegiatan ketahanan pangan; (5) Mensinkronkan

kebijakan pembangunan ketahanan pangan pusat, provinsi dan kabupaten/kota

melalui berbagai upaya pemberdayaan masyarakat; (6) Mengembangkan sistem

kordinasi dan pembinaan dalam pengembangan cadangan pangan pemerintah dan

cadangan pangan masyarakat yang bersifat pokok sesuai pola pangan setempat,

guna mengantisipasi terjadinya kasus rawan pangan kronis dan transien, serta

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJIP) DKP Provinsi NTB Tahun 2019 ii

Page 60: diskapang.ntbprov.go.id · Web viewKATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga Laporan …

mendukung stabilisasi harga pangan pokok; dan (7) Meningkatkan sosialisasi,

advokasi, dan pembinaan bagi daerah dalam mengimplementasikan berbagai

peraturan dan pedoman ketahanan pangan.

Untuk menyelesaikan permasalahan dan kendala tersebut, Dinas Ketahanan

Pangan memerlukan dukungan dari berbagai sektor dan instansi terkait. Dukungan

tersebut antara lain adalah : (1) Peningkatan produksi tanaman khusus tanaman

pangan selain padi; (2) Peningkatan produksi komoditas hortikultura dan

bimbingan teknis budi daya untuk kelompok wanita dalam pemanfaatan

pekarangan; (3) Pengembangan produk olahan sebagai bahan pangan pengganti

beras dan terigu; (4) Pelatihan bagi aparat, kelompok melalui penyuluh pertanian,

serta penyuluhan di pedesaan; (5) Teknologi tepat guna untuk optimalisasi

pemanfaatan pekarangan dan pengolahan pangan lokal berbasis tepung-tepungan;

(6) Penyediaan benih unggul dan bersertifikat untuk komoditas tanaman pangan

dan hortikultura; (7) Mendorong peran aktif swasta dan dunia usaha dalam

pengembangan industri dan bisnis pangan lokal; serta (8) Meningkatkan investasi

agroindustri pangan berbasis pangan lokal dilakukan melalui pengembangan bisnis

pangan lokal bagi UKM, pengembangan kemitraan dengan dunia usaha,

pengembangan gerai atau outlet pangan lokal, pengembangan teknologi

pengolahan pangan lokal (bekerja sama dengan Balitbang dan Perguruan Tinggi)

dan memastikan peningkatan keanekaragaman pangan sesuai karakteristik daerah.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJIP) DKP Provinsi NTB Tahun 2019 iii