artsnaw.files.wordpress.com · Web viewKarya visualisasi tiga demensi atau lebih dikenal dengan...

23

Transcript of artsnaw.files.wordpress.com · Web viewKarya visualisasi tiga demensi atau lebih dikenal dengan...

LAPORAN TERTULIS TUGAS AKHIR

NIRMANA TRIMATRA

Laporan tertulis ini disusun guna memenuhi sebagian tugas dari Mata kuliah

Nirmana Trimatra

Disusun Oleh;

1. Ahmad Asnawi (17206241006)

2. Rasyid Maulana Arifuddin (17206241016)

Dosen Pengampu; Drs. Darumoyo Dewojati, M.Sn.

PENDDIDIKAN SENI RUPA │ FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Pengantar

Bismillahirahmanirrahim

Alhamdulillahirabil’alamin, Untaian pujian senantiasa kita haturkan kepada Rabb. Penguasa Semesta Alam, Allah SWT. Yang telah memberikan kenikmatan serta barokahnya kepada kita semua. Dan tiadalah lupa, sholawat salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad S.A.W. beserta keluarga dan Tabi’in-Tabi’atnya.

Dengan teriring rasa syukur yang tak terkira, akhir dari sebuah proses amat sangat panjang. Hingga tercapailah sebuah hasil yang sangat membanggakan. Secuil karya dengan balutan emosional kejiwaan, menyatu manunggal membuahkan dambaan yang tak terpikirkan sebelumnya.

Karya visualisasi tiga demensi atau lebih dikenal dengan nama Nirmana Trimatra, tidak bisa dilepaskan dari kehidupan keseharian kita, setumpuk ide gagasan nirmana trimatra tersebut tertuang didalamnya.

Kali ini kami berdua mencoba menghadirkan sebuah gambaran kecil dari sekian besarnya hayat hidup yang ada di bumi ini, dituangkan dalam bentuk nirmana trimatra dan erat kaitannya dengan kehidupan manusia tersebut, yaitu visualisasi sebuah kertas lusuh yang diremas, dikepal, dan dibentuk dengan tiada beraturan. Konsep yang kami ambil menyesuaikan dengan bahan guna, yaitu lempengan logam metalik atau lembaran seng yang sudah usang. Kami disini juga mengambil kebermaknaan Re.Use dan Recycle, dengan mengubah bahan guna yang tadinya sudah tidak terpakai kemudian digunakan dan didaur sedemikian rupa menjadi sebuah karya.

Dan bisa dikata ini merupakan sebuah awal, untuk kedepannya. Mengembangkan kesenirupaan dan ide kreativitas kami.

Kami menyadari sepenuhnya, jika karya kami ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak salah. Dan semoga dari kesalahan tersebut, kami bisa membenahinya. Saran dan kritik sangat kami harapkan, agar karya kami ini semakih berkembang dan bisa dinikmati oleh banyak kalangan.

Kami berdua juga mengucapkan terimakasih yang sangat kepada;

Allah SWT,

Kedua orang tua, yang telah membantu segala urusan kami dengan mudah

Bapak dosen pengampu mata kuliah Nirmana Trimatra,

Serta segenap teman dan saudara yang telah rela membantu kami,

Hingga akhir dari sebuah proses, adalah hasil yang diinginkan.

Semoga karya kami ini bisa bermanfaat.

Demikian.

Yogyakarta, 14 Mei 2018

Ahmad Asnawi Rasyid Maulana Arifuddin

Daftar isi

1. Pengantar

2. Pengertian

A. Nirmana Trimatra

B. Karakter Bahan

a. Logam

b. Seng (Zink)

3. Konsep Penciptaan

4. Proses Pembuatan

5. Hasil Akhir

A. Dokumentasi

B. Kesimpulan Karya

©Original design Cocer, By. Asnawi-Rasyid. 2018

1. Pengertian

A. Nirmana Trimatra

Nirmana atau yang lebih dikenal sebagai Rupa Dasar adalah mata kuliah sebagai basic tools dalam jurusan desain. Nirmana itu adalah sebuah karya yang berdiri sendiri tanpa melihat fungsinya sebagai benda pakai. Arti dari Nirmana adalah :

Nir : tanpa/ tidak

Mana : bentuk / makna /arti

Jadi intinya, nirmana adalah sesuatu yang tadinya tidak mempunyai arti,menjadi sebuah karya visual  tertentu dengan pengolahan unsur dasar visual. nirmana terdiri dari 2 jenis, yaitu nirmana 2D(dwimatra)atau lebih dikenal nirmana datar , nirmana 3D(trimatra)atau dikenal nirmana ruang. nirmana 2D adalah nirmana yang dibuat diatas bidang datar, memiliki panjang dan lebar.nirmana 2D melatih kepekaan mahasiswa untuk unsur-unsur rupa seperti warna, bentuk, garis,dan penerapannya. Dan mempertimbangkan komposisi, irama, dan kesatua kedalam karya bidang datar itu sendiri menjadi kesatuan yang harmoni.atau selaras.

Nirmana 3D dibuat diatas bidang yang mempunyai panjang, lebar, tinggi, dan memiliki ketebalan, ruang serta volume. Sama seperti nirmana datar, sama-sama melatih kepekaan mahasiswa , dan melatih kreatifitas dan kepekaan estetis dalam bentuk 3 dimensi, serta pengenalan material seperti bahan ,struktur dan juga sifatnya. Perbedaannya dengan nirmana datar hanyalah karya 3 dimensi dinikmati dari berbagai sudut pandang secara serempak untuk mencapai keserasian rupa.

B. Karakter Bahan

a. Logam

Dalam kimia, sebuah logam atau metal ( bahasa Yunani: μέταλλον Metallon[1][2] ) adalah material (sebuah unsur, senyawa, atau paduan) yang biasanya keras tak tembus cahaya, berkilau, dan memiliki konduktivitas listrik dan termal yang baik. Logam umumnya liat—yaitu dapat ditempa atau ditekan permanen hingga berubah bentuk tanpa patah atau retak—dan juga fusibel (bisa dilelehkan) dan ulet (dapat ditarik hingga membentuk kawat halus).[3] Sekitar 91 dari 118 unsur dalam tabel periodik adalah logam, sisanya adalah nonlogam atau metaloid. Beberapa unsur menunjukkan sifat baik logam dan nonlogam sekaligus.

Logam adalah badan mineral, yang sifatnya cair atau agak keras. Logam keras dapat dilelehkan oleh panasnya api, tapi ketika sudah mendingin lagi dan kehilangan semua panas, akan menjadi keras kembali dan melanjutkan bentuknya terakhirnya. Dalam hal ini, ia berbeda dari batu yang meleleh di dalam api, karena meskipun batu mendapatkan kembali kekerasannya, namun ia kehilangan bentuk dan sifatnya yang murni. Secara tradisional ada enam jenis logam, yaitu emas, perak, tembaga, besi, timah dan timbal. Ada yang benar-benar lain, quicksilveradalah logam, meskipun alkimiawan tidak setuju dengan kita tentang masalah ini, begitu pula dengan bismut. Penulis Yunani kuno tampaknya masa bodoh terhadap bismut, oleh karena itu Ammonius dengan tepat menyatakan bahwa ada banyak spesies logam, hewan, dan tumbuhan yang tidak kita kenal. Stibium ketika dilelehkan di dalam wadah dan disuling memiliki hak untuk dianggap sebagai logam sebagaimana diberikan kepada timbal oleh para penulis. Setiap logam memiliki bentuknya sendiri yang diawetkan saat dipisahkan dari logam yang dicampur dengannya. Oleh karena itu baik elektrum maupunStannum [bukan berarti timah yang kita kenal saat ini] itu sendiri bukan merupakan logam asli, melainkan paduan dua logam. Elektrum adalah paduan emas dan perak, sedangkan Stannum paduan timbal dan perak. Namun jika perak dipisahkan dari elektrum, maka yang tertinggal adalah emas dan bukan elektrum; jika perak diambil dari Stannum, maka yang tertinggal adalah timbal dan bukan Stannum. Bagaimanapun, apakah kuningan ditemukan sebagai logam asli atau tidak, tidak dapat dipastikan dengan pasti. Kita hanya tahu kuningan buatan, yang terdiri dari tembaga yang diwarnai dengan warna mineral kalamin. Namun jika ada yang harus digali, itu akan menjadi logam yang tepat. Tembaga hitam dan putih sepertinya berbeda dari jenis merah. Logam, oleh karena itu, pada dasarnya padat, seperti yang telah saya nyatakan, atau cairan, seperti pada kasus unik dari quicksilver. Tapi cukup sekarang soal jenisnya yang sederhana.

b. Seng

Seng (bahasa Belanda: zink), zink, atau timah sari adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, bernomor atom 30, dan massa atomrelatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa sifat kimia seng mirip dengan magnesium(Mg). Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).

Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau.[2] Seng sedikit kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal.Lehto 1968, hlm. 826

Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa antara 100 sampai dengan 150 °C.[2] Di atas 210 °C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya.[3] Seng juga mampu menghantarkan listrik. Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 °C) dan tidik didih (900 °C) yang relatif rendah.[4] Dan sebenarnya pun, titik lebur seng merupakan yang terendah di antara semua logam-logam transisi selain raksa dan kadmium.[4]

Zink atau unsur seng memiliki peran fisiologi yang penting bagi berbagai proses metabolisme. Peran yang umum adalah keterlibatan zink sebagai kofaktor pada protein pengatur ekspresi gen dan sebagai enzim penyunting DNA. Kelas protein-protein yang menambat DNA dan memakai zink sebagai stabilisator ini dikenal sebagai protein jemari zink.

Defisiensi (kekurangan) zink memberi efek signifikan bagi tumbuhan. Bagi tumbuhan darat, zink di tanah berperan sebagai hara mikro yang penting dan diketahui 50% tanah pertanian dunia mengalami defisiensi zink pada berbagai derajat. Pemupukan zink pada lahan demikian memberikan efek yang signifikan. Gejala kekurangan zink pada tumbuhan berbeda-beda, tetapi biasanya ditandai dengan kekerdilan dan daun yang memiliki bagian yang tembus pandang, biasanya di pangkal daun[36]. Pengujian tanah diperlukan untuk konfirmasi.

Manusia yang kekurangan zink mengalami gejala-gejala "hipozinkemia". Orang yang mengalami kekurangan zink dapat terkena diare dan malafungsi organ. Kemunduran dalam daya ingat dan reaksi indra juga terjadi.

2. Konsep Penciptaan

Didalam nirmana trimatra dipelajari berbagai hal tentang warna, bentuk, tekstur, kontur, ruang, dimensi, komposisi, proporsi, irama, kesatuan dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan nirmana trimatra lebih cenderung mempelajari pada suatu hal yang berdimensi yang memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi. Tujuan dari mempelajari nirmana trimatra adalah untuk melatih kepekaan estetis dan kemampuan kreatif kita terhadap suatu karya yang bernilai seni. Cara membuat karya nirmana trimatra dapat dimulai dari pembuatan objek dwimatra (objek dua dimensi) yang kemudian ditransformasikan atau kita rubah ke dalam bentuk objek tiga dimensi. Perbedaan utama nirmana trimatra dan nirmana dwimatra adalah pada dimensi bentuk karyanya. Kalau nirmana dwimatra / dua dimensi hanya memiliki bentuk dimensi panjang dan lebar saja, tetapi kalau nirmana trimatra / tiga dimensi memiliki bentuk dimensi panjang, lebar, dan tinggi.

Karya visualisasi tiga demensi atau lebih dikenal dengan nama Nirmana Trimatra, tidak bisa dilepaskan dari kehidupan keseharian kita, setumpuk idegagasan nirmana trimatra terseut tertuang dialanya.

Kali ini kami berdua mencoba menghadirkan sebuah gambaran kecil dari sekian besarnya hayat hidup yang ada di bumi ini, dituangkan dalam bentuk nirmana trimatra dan erat kaitannya dengan kehiduoan manusia tersebut, yaitu visualisasi sebuah kertas lusuh yang diremas, dikepal, dan dibentuk dengan tida beraturan. Konsep yang kami ambil menyesuaikan dengan bahan guna, yaitu lmpengan logan metalik atau lembaran seng yang sudah usang. Kami disini juga mengambil kebermaknaan Re.Use dan Recycle, dengan mengubah bahan guna yang tadinya sudah tidak terpakai kemudian digunakan dan didaur sedemikian rupa menjadi sebuah karya.

Karya kami sendiri lebih mementingkan unsur estetiknya dibanding nilai guananya, disamping itu juga tidak melupakan pokokkaidah nirmana sebagaimana mestinya. Penggabungan antara bahan dan sebuah konsep yng matang, akan menghasilka sebuah karya yang syarat akan kebermaknaa dan rasa. Telah disebutkan diatas bahawa karya kami ini mengadaptasi bentuk yang sesungguhnya, dengan stilisasi atau deformasi didalamnya.

Untuk menunjukkan daya pikatnya kepada khalayak, juga tidaklah mudah. Serangkaian ujicoba atau pra-finishing pun dilakunkan, mulai dari percobaan posisi/letak susunan panel karya itu sendiri sampai akhir pada proses pelapisan bahan egan laquer spray paint (oxygen clea). Tidak sampai disitu, kami pun memikirkan sebuah tanda yang patut untk disematklan kedalamnya yang mewujud pada judul karya. Tidak mudah memang, menentukan judulyang tepat, agar daya lecut estetiknya semakin muncul. Tidak sembarangan juga kami memberi nama, haruslah disesuaikan dengan kondisi fisik karya maupaun konsepdari karya itu sendiri.

Maka kami berdua sepakat memerinya judul BERANDANG MENGENCANG.

Kata tersebut tidak muncul begitu saja, ada serangkaia proses juga dibaliknya. Dan yang dimaksud dengan katatersebut adalah;

· Berandang, be.ran.dang1 acmerupakan istialah Bahasa Indonesia yang sudah mulai jarang digunakan. Penggunaanya terbatas, yang bisa diartikan Tampak dengan jela, mudah terlihat (karena tidak ada yang menutupi).

· Mengencang2, acmerupakan istialah Bahasa Indonesia yang sudah mulai jarang digunakan. Penggunaanya terbatas, yang bisa diartikan memukul sesuatu denga keras.

Hubungan antar kedua kata tersebut, menunjukkan maksud bahwa Karya kami ini dibuat dengan mmembutuhkan tenaga dan pikiran serta waktu. Dikarenakan bahan yang kami gunakan tersebut adalah lempengan logam metalik lembaran seng dibentuk dengan cara dipukul-pukul dengan keras. Sehingga setelah karya itu terbentuk, maka terlihat jelas oleh mata nampak jika benda tersebut adalah karya monumental. Dan kemudian dapat dinikmati oleh khalayak. Intinya, kata tersebut berarti sebuah hasil karya cipta tiga demensi yang monumental, dibuat dengan memukul-mukulnya secara berulang-ulang. Sehingga pada akhirnya dapat terloihat oleh indera penglihatan manusia.

3. Proses Pembuatan

Karya kami sendiri lebih mementingkan unsur estetiknya dibanding nilai guananya, disamping itu juga tidak melupakan pokok kaidah nirmana sebagaimana mestinya. Penggabungan antara bahan dan sebuah konsep yang matang, akan menghasilka sebuah karya yang syarat akan kebermaknaan dan rasa. Telah disebutkan diatas bahawa karya kami ini mengadaptasi bentuk yang sesungguhnya, dengan stilisasi atau deformasi didalamnya.

Untuk menunjukkan daya pikatnya kepada khalayak, juga tidaklah mudah. Serangkaian ujicoba atau pra-finishing pun dilakunkan, mulai dari percobaan posisi/letak susunan panel karya itu sendiri sampai akhir pada proses pelapisan bahan dengan lacquer spray paint (oxygen clear).

· Langkah 1

1. Persiapan dari segi fisik seniman itu sendiri

2. Persiapan sketsa atau gambaran awal dari karya yang akan dibuat, dengan menyiapkan sebuah rancangan dua demensi dan tiga demensi, berupa Gambar sketsa dan Trimatra kecil aplikatif.

· Langkah 2

3. Persiapan bahan guna,

4. Dan Pembagian waktu (kronologi) pembuatan karya,

dengan perincian sebagai berikut;

Pembgian waktu

Bahan guna

A. Pra-Proses (Persiapan sketsa rancangan atau gambaran awal dari karya yang akan dibuat)

Kami membuat sebuah rancangan dua demensi dan tiga demensi, berupa Gambar sketsa dan Trimatra kecil aplikatif.

Gambar Sketsa (2D)

· Kertas sketch A4 (27x29,1cm)

2 lembar @500,-

· Pensil 2B

@3.200,-

Trimatra kecil aplikatif (3D)

· Logam metalik/ lempengan seng bekas

(Dapat gratis)

· Palu besi

· Tang kawat

B. Proses

Kami mulai mengaplikasikan dari kedua rancangan tersebut kedalam sebuah bahan guna yang sebenarnya.

· Logam metalik/ lempengan seng bekas

(Dapat gratis)

· Palu besi

· Kapak besi

· Tang kawat

C. Pasca-Proses

Setelah bahan guna terbentuk sesuai yang kai inginkan, kami mulai menyusungga satu per-satu, digabungkan menggunkan kawat

· Kawat

· Palu besi

· Kapak besi

· Tang kawat

D. Akhir

Setelah karya kami terbentuk dengan seutuhnya, maka langkah terakhir yang kai lakukan adalah melapisi karya tersebut dengan laquer spray paint.

Karya kami pun siap dioajang, dengan posisi digantungkan menggunakan kawat.

· laquer spray paint (oxygen clear)

2 kaleng semprot @19.000,-

· Kawat

Dan begitulah kira-kira gambaran singkat pembagian waktu (kronologi) beerta bahan apa asaja yang kamigfunakan.

Dan sebelum karya kami ini pantas untuk diperlihatkan kepada khalayak, maka terlebih dahulu kami berkonsultasi dengan dosen pembimbing 9pengampu Mata Kuliah Nirmana Trimatra, yaiu beliau Bapak Drs. Darumoyo Dewojati. M,Sn.

Mengenai bagaimana hsil dar kinerja kami dan menanyakan kekurangan didalamnya.

Alhasil Beliau pun, menyetuji karya kami untuk dipamerkan (dipajang0 sebagai bentuk pengapresiasian karya tersebut.

4. Hasil Akhir

A. Dokumentasi

Gambar 1; Wujud bahan guna Logam metalik/Lempengan Seng setelah dibentuk sedemikian rupa, dengan cara dipukul-pukul

Gambar 2; Proses penyususan panel (rangka bentuk) yang sudah jadi, kemudian akan digabung menjadi satu.

Gambar 3; Konsultasi Dosen pembimbing/pengampu Mata Kuliah Nirmana Trimatra (Drs. Darumoyo mDewojati, M.Sn.) Wujud bahan guna Logam metalik/Lempengan Seng setelah dibentuk sedemikian rupa, dengan cara dipukul-pukul

Gambar 4; Wujud bahan guna Logam metalik/Lempengan Seng setelah digabungkan, juga telah dilapisi dengan Laquer Spray (oxygen clear).

Gambar 5; Proses display karya Nirmana Trimatra, digantung menggunakan kawat.

B. Kesimpulan Karya

Karya yang kami buat ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir semester 2 mata kuliah nirmana trimatra. Tugas kami buat bersama-sama denga kelompok kami. Dalam pembuatan karya kami memang banyak kesulitan yang kami jumpai, namun kami berusaha dengan baik. Dan menyelesaikan karya kami tepat waktu dan sudah memenuhi konsep yang kami buat. Kami banyak mendapatkan ilmu bari dalam proses penciptaan karya kami.

Demikian laporan ini kami buat, mungkin banyak sekali kekurangan yang ada dalam pembuatan karya kami, begitu juga dengan laporan yang kami buat ini. Sekian laporan pembuatan karya yang kami buat ini. Semoga bermanfaat.