herryaltaj.files.wordpress.com · Web viewJUAL BELI DALAM PERSPEKTIF ISLAM. Definisi, Landasan...
Transcript of herryaltaj.files.wordpress.com · Web viewJUAL BELI DALAM PERSPEKTIF ISLAM. Definisi, Landasan...
JUAL BELI DALAM PERSPEKTIF ISLAMDefinisi, Landasan Hukum, Hukum di Syariatkannya, Syarat-syarat,
Macam-macam, Prinsip-prinsip dan Studi Kasus Jual Beli
MAKALAHDibuat dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqh Mu’amalah
Semester II
Tahun Akademik 2014-2015
Jurusan Hukum Bisnis Syariah Fakultas Syariah
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Dosen
Oleh
KELOMPOK IV
MALANG
2014
KATA PENGANTAR
حيم الر حمن الر الله بسم
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul Jual
Beli Dalam Perspektif Islam yang mencakup Definisi, Landasan Hukum,
Hukum di Syariatkannya, Syarat-syarat, Macam-macam, Prinsip-prinsip
dan Studi Kasus Jual Beli. Makalah ini diajukan guna memenuhi Tugas
Mata Kuliah Fiqh Muamalah, dengan dosen pembimbing Bapak Dwi
Hidayatul Firdaus, M.SI.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang dan bermanfaat bagi pembaca untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.
Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Malang, 20 Maret 2014
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
A. Definisi Jual Beli.................................................................................3
B. Hukum Jual Beli..................................................................................6
C. Syarat Jual Beli....................................................................................7
D. Macam-macam Jual Beli...................................................................13
E. Prinsip-prinsip Jual Beli....................................................................18
F. Hikmah Jual Beli...............................................................................19
G. Studi Kasus........................................................................................20
BAB III PENUTUP......................................................................................25
A. Simpulan............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbisnis merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam ajaran
Islam. Bahkan, Rasulullah SAW sendiri pun telah menyatakan bahwa 9 dari
10 pintu rezeki adalah melalui pintu berdagang (al-hadits). Artinya, melalui
jalan perdagangan inilah, pintu-pintu rezeki akan dapat dibuka sehingga
karunia Allah terpancar daripadanya. Jual beli merupakan sesuatu yang
diperbolehkan (QS 2 : 275), dengan catatan selama dilakukan dengan benar
sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.
Islam adalah agama dan cara hidup berdasarkan syari’at Allah yang
terkandung dalam kitab Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Setiap
orang yang mengintegrasikan dirinya kepada Islam wajib membentuk
seluruh hidup dan kehidupannya berdasarkan syari’at yang termaktub dalam
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Syari’at Islam mengatur segala aspek kehidupan
manusia baik hubungan vertikal dengan Sang Pencipta maupun hubungan
secara horizontal dengan sesama manusia.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak terlepas dari kegiatan
bermuamalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu transaksi
mu’amalah yang di syari’atkan oleh Islam adalah jual beli. Transaksi jual
beli di lapangan mengalami perkembangan dan perubahan. Oleh karena itu
aturan Allah yang terdapat dalam al-Qur’an tidak mungkin menjangkau
seluruh kegiatan jual beli yang berubah itu. Itulah sebabnya ayat-ayat al-
Qur’an yang berkaitan dengan hal ini hanya bersifat prinsip dalam
bermuamalah dan dalam bentuk umum yang mengatur secara garis besar.
Oleh karena itu, perlu dikaji secara khusus dan lebih mendalam mengenai
gejala perubahan tersebut supaya tetap tidak berpaling dari rambu-rambu
syari’at Islam.
1
Melihat dinamika tersebut, makalah ini kami suguhkan kepeda
pembaca yang budiman khususnya mahasiswa UIN Maliki Malang untuk
memberikan sedikit pengetahun tentang jual beli yang sudah marak
beriringan dengan perkembangan zaman, dan munculah problematika
seperti halnya jual beli secara online yang mana pada zaman Nabi SAW
belum terjadi.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi jual beli secara bahasa maupun istilah?
2. Bagaimana hukum jual beli dalam Islam?
3. Sebutkan syarat-syarat jual beli?
4. Sebutkan macam-macam jual beli?
5. Sebutkan prinsip-prinsip jual beli?
6. Jelaskan hikmah jual beli?
7. Bagaimana solusi dalam jual beli secara online?
C. Tujuan
1. menjelaskan definisi jual beli secara bahasa maupun istilah
2. Mengetahui hukum jual beli dalam Islam
3. Menyebutkan syarat-syarat jual beli
4. Menyebutkan macam-macam jual beli
5. Menyebutkan prinsip-prinsip jual beli
6. Menjelaskan hikmah jual beli
7. Menjelaskan hukum jual beli secara online.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Jual Beli
1) Menurut Bahasa
Jual beli dalam bahasa arab disebut ba’i yang secara bahasa adalah
tukar menukar.1 Secara bahasa, jual-beli atau al-bai'u berarti muqabalatu
syai'im bi syai'in (مقابلة شيء بشيء) yang artinya adalah menukar
sesuatu dengan sesuatu yang lain.2
Perdagangan atau jual-beli dalam bahasa arab sering disebut
dengan kata al-bai', al-tijarah, atau al-mubadalah. Sebagaimana firman
Allah SWT :
يرجون تجارة لن تبور“Mereka mengharapkan tijarah (perdagangan) yang tidak akan rugi”. (QS.
Fathir : 29)
2) Menurut Istilah
Sedangkan menurut istilah (terminologi) yang dimaksud dengan
jual beli adalah sebagai berikut:
a. Al-Imam An-Nawawi di dalam Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab
menyebutkan jual-beli adalah (مقابلة م$$ال بم$$ال تمليكا) yang berarti : tukar menukar harta dengan harta secara kepemilikan.3
b. Ibnu Qudamah di dalam Al-Mughni mengatakan pengertian jual beli
adalah:
مبادلة المال بالمال تمليكا وتملكا
“Artinya pertukaran harta dengan harta dengan kepemilikan dan
penguasaan”.4
1 Imam Ahmad bin Husain, Fathu al-Qorib al-Mujib, Surabaya: al-Hidayah, hal. 30.2 Wahbah Az-zuhaili, Al-Fqihul Islami wa Adillatuhu. Jilid 4 hal. 3443 Wahbah Az-zuhaili, Al-Fqihul Islami wa Adillatuhu. Jilid 4 hal. 3454 Sayyid Sabiq, Fiqh As-Sunnah, juz 3. Beirut: Dar Al-Fikr, Cetakan III, 198, hal. 92
3
c. $$ة الم$$ال اس مبادل عق$$د يق$$وم علي اس$$ات علي الدوام بالمال ليفيد تبادل الملكي
“Akad yang tegak atas dasar penukaran harta dengan harta maka
jadilah penukaran hak milik secara tetap”.5
d. Menurut ulama Hanafiyah sebagaimana dikemukakan oleh Ali Fikri,
menyatakan bahwa jual beli adalah:
بيوهو او ونحوهما والفضة الذهب بالنقدين العين ع لعة بالنقد او نحوه على وجه مخصوص. مبادلة الس
“Jual beli adalah menukar benda dengan dua mata uang (emas dan
perak) dan semacamnya, atau tukar menukar barang dengan uang
atau semacamnya menurut cara yang khusus”.6
e. Menurut Imam Maliki, mendefinisikan jual beli secara umum yaitu:
و عقد معاوضة على غير منافع وال متعة لذة.فه“Jual beli adalah Mu’awadah (timbal balik) atas selain manfaat dan
bukan pula untuk menikmati kesenangan”.7
f. Menurut Imam Syafi’iyah memberikan definisi jual beli sebagai
berikut:
من مقابل$$ة م$$ال بم$$ال بش$$رطه االتى رعا: عق$$د يتض$$ وش$$الستفادة ملك عين او منفعة مؤبدة.
“Jual beli menurut syara’ adalah suatu akad yang mengandung tukar-
menukar harta dengan harta yang dengan syarat yang akan diuraikan
nanti untuk memperoleh kepemilikan atas benda atau manfaat untuk
waktu selamanya”.8
g. Menurut Imam Hambali, definisi jual beli sebagai berikut:
5 Hasbi Ash-Shidiqie, Pengantar Fiqh Muamalah, hal.976 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, Jakarta:Hamzah, 2013, hal.1757 Abdul Rohman Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘Ala Madzahibil Arba’ah Juz 2, Libanon, Beirut: Dar- Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2003, hal.1378 Abdul Rohman Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘Ala Madzahibil Arba’ah Juz 2, Libanon, Beirut: Dar- Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2003, hal.139
رع: مبادلة مال بم$$ال، أو مبادل$$ة معنى البيع في الش$$ا $$ر رب $$د غي منفع$$ة مباح$$ة بمنفع$$ة مباح$$ة على التأبي
وقرض.“Pengertian jual beli menurut syara’ adalah tukar menukar harta
dengan harta atau tukar menukar manfaat yang mubah dengan
manfaat yang mubah untuk waktu selamanya, bukan riba dan bukan
utang”.9
h. رف مقابل$$ة م$$ال بم$$ال ق$$ابلين للتص$$بإيجاب وقبول على الوجه المأذون فيه
“Saling tukar harta, saling menerima, dapat dikelola (tasharruf)
dengan ijab dan qabul dengan cara yang sesuai dengan Syara”.10
Sehingga bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan jual-beli
adalah "menukar barang dengan barang atau menukar barang dengan uang,
yaitu dengan jalan melepaskan hak kepemilikan dari yang satu kepada yang
lain atas dasar saling merelakan".11
روعيته نة واجم$$اعمش�� $$اب والس$$ روع بالكت $$ع مش$$ : البي$اب فيق$ول الل$ه تع$الى : واح$ل الل$ه البي$ع االمة. ام$ا الكت
) وقول$$ه – س$$بحانه -275وحرم الربا (سورة البقرة: االية $$أكلوا أم$$والكم بينكم بالباط$$ل إال أن ذين آمنوا ال ت ها ال يا أي
$$راض منكم (س$$ورة انس$$اء :االي$$ة $$ون تج$$ارة عن ت )29تكلم $$ه وس$$ واما السنة : فيقول رس$$ول الل$$ه ص$$لى الل$$ه علي$$رور). وق$$د $$ع مب ( افضل الكسب عمل الرجل بيده وكل بي اجمعت االمة على جواز البيع والتعامل به من عهد رسول
12 الله صلى الله عليه وسلم الى يومنا هذا.
9 Abdul Rohman Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘Ala Madzahibil Arba’ah Juz 2, Libanon, Beirut: Dar- Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2003, hal.13810 Abi Bakar Ibnu Muhammad Taqiyuddin, Kifayat al-Akhyar, Bandung: Al-Ma’arif, hal. 32911 Hendi Suhendi. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Hal.6812 Muhammad Sayyid Tantowi, Fiqh Al-Muyassar, Juz 3 Maktabah As-Syuruk, hal.10
5
تري, وتبع$ه $ه وس$$لم واش$ لى الل$ه علي $$بي ص$$ وق$د ب$اع النراء اصحابه في ذلك , واجمعة االمة على جواز البيع والش$$
وأجم$ع المسلمون على ج$واز البي$ع، والحكمة13 وما يشبهها.احبه، $$د ص$$ ان تتعل$$ق بم$$ا في ي يه، ألن حاج$$ة اإلنس$$ تقتض$$$$ق إلى وصاحبه ال يبذله بغير عوض، ففي تشريع البيع طريان م$$دني $$ه، واإلنس$$ $$ل واح$$د غرض$$ه ودف$$ع حاجت تحقيق ك
بالطبع، ال يستطيع العيش بدون التعاون مع اآلخرين.B. Hukum Jual Beli
Secara asalnya, jua-beli itu merupakan hal yang hukumnya mubah
atau dibolehkan. Sebagaimana ungkapan Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah
: dasarnya hukum jual-beli itu seluruhnya adalah mubah, yaitu apabila
dengan keridhaan dari kedua-belah pihak. Kecuali apabila jual-beli itu
dilarang oleh Rasulullah SAW. Atau yang maknanya termasuk yang
dilarang beliau SAW. 14
وحكم البيع شرعا :$$ع بة لجمي $$ذلك الح$$ال بالنس$$ $$ه, وك االباحة لحاجة الناس الي$$ة, راء, والوكال المعامالت التي احلها الله - تع$$الى – كالش$$رفات $$واع المبايع$$ات والتص$$ $$ر ذل$$ك من ان واالج$$ارة وغي
15المالية.
حكم البيع ودليله كم البيع من حيث هو اإلباحة، وقد تعرض له الوجوبح
وذلك في حال االضطرار إلى طعام أو شراب، فإنه يجب شراء ما فيه حفظ النفس من الهالك، ويحرم عدم بيع ما
فيه حفظها. وقد يكون مندوبا كما إذا حلف عليه إنسان أن يبيع سلعة ال ضرر عليه في بيعها، فإنه يندب أن يبر اليمين وقد يكون مكروها كبيع ما يكره بيعه، وقد يكون
محرما كبيع ما يحرم بيعه مما سيأتي بيانه.13 Sayyid Sabiq, Fiqh As-Sunnah, juz 3. Beirut: Dar Al-Fikr,Cetakan III, 198, hal.9314 Wahbah Az-zuhaili. Al-Fqihul Islami wa Adillatuhu. Jilid 4 hal. 36415 Muhammad Sayyid Tantowi, Fiqh Al-Muyassar, Juz 3 Maktabah As-Syuruk, hal.9
أما كونه مباحا فهو معلوم من الدين بالضرورة، فال يحتاج إلى دليل، ولكن األدلة على ذلك كثيرة في كتاب الله
وسنة رسوله، فأما الكتاب فقوله تعالى: }وأحل الله البيعها الذين آمنوا ال تأكلوا م الربا{. وقوله تعالى: }يا أي وحر
أموالكم بينكم بالباطل إال أن تكون تجارة عن تراض منكم{ وقوله تعالى: }وأشهدوا إذا تبايعتم{ فهذه اآليات
صريحة في حل البيع وإن كانت مسوقة ألغراض أخرىبا. غير إفادة الحل، ألنه اآلية األولى مسوقة لتحريم الر
اس عن أكل أموال بعضهم بعضا والثانية مسوقة لنهي الناس إلى ما يرفع بالباطل. والثانية مسوقة للفت الن
16 الخصومة ويحسم النزاع من االستشهاد عند التبايع.
C. Syarat Jual Beli
Syarat-syarat jual beli menurut imam imam empat madzhab
a. Menurut Hanafiah17
Menurut Hanafiah, ada 23 syarat akad jual beli, yaitu sebagai berikut :
1. ‘Aqid (orang yang melakukan akad) harus berakal dan mumayyiz.
2. ‘Aqid harus ber bilang.
3. Para pihak yang melakukan jual beli harus mendengarkan
pembicaraan pihak lain.
4. Ijab dan qabul harus sesuai (cocok)
5. Ijab dan qabul harus dilakukan dalam satu majlis.
6. Objek akad jual beli (mabi’) harus berupa harta.
7. Objek akad (mabi’) harus berupa mal mutaqawwim.
8. Objek akad harus dimiliki oleh penjual.
9. Objek akad harus ada (maujud) pada waktu akad dilaksanakan.
10. Objek akad harus bisa diserahkan pada waktu dilaksanakannya
akad.
11. Imbalan (harga) harus mal mutaqawwim.
12. Objek akad dan harga harus diketahui.
16 Abdur Rahman Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘Ala Madzahibil Arba’ah Juz III17 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, Jakarta:Hamzah, 2013, hal.195
7
13. Jual beli tidak boleh dibatasi dengan waktu.
14. Jual beli harus ada manfaat dan faedahnya bagi kedua belah pihak.
15. Jual beli harus terhindar dari syarat yang merusak.
16. Dalam jual beli benda bergerak,benda harus diserahkan.
17. Harga pertama harus diketahui.
18. Harus saling menerima dan harus sama dalam jual beli benda.
19. Terpenuhnya syarat salam dalam jual beli salam.
20. Dalam jual beli utang kepada selain mudin (orang yang
berpiutang),salah satu penukaran bukan utang.
21. Barang yang dijual merupakan hak milik si penjual.
22. Di dalam barang yang dijual tidak ada hak orang lain.
23. Di dalam akad jual beli tidak ada syarat khiyar.
b. Menurut Malikiyah18
Menurut Malikiyah,ada 11 syarat yang harus dipenuhi dalam akad jual
beli yaitu :
1. Penjual dan pembeli harus mumayyiz.
2. Penjual dan pembeli harus menjadi pemilik atas barang,atau wakil
dari pemilik.
3. Penjual dan pembeli harus orang yang memiliki
kebebasan(mukhtar).
4. Penjual harus cerdas(rasyid) dalam mengelola hartanya.
5. Ijab dan qobul harus bersatu dalam satu majelis.
6. Ijab dan qobul tidak boleh terpisah.
7. Mabi’ dan Tasman (harga)harus benda yang tidak boleh dilarang
oleh syara’.
8. Benda yang dijual harus suci.
9. Benda harus bermanfaat menurut syara’.
10. Benda yang menjadi objek akad harus diketahui,tidak majhul.
11. Benda yang mejadi objek akad harus bisa diserahkan.
18 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, Jakarta:Hamzah, 2013, hal.196
c. Menurut Syafi’iyah19
Menurut Syafi’iyah ada 22 syarat yang harus dipenuhi dalam akad jual
beli yaitu:
1. ‘Aqid harus memiliki sifat ar-rusdy(cerdas),yakni baligh dan
berakal.
2. Tidak ada paksaan tanpa hak.
3. Islamnya pembeli dalam pembelian mushhaf dan sebagainya,seperti
hadits,fiqih,dll.
4. Pembeli bukan kafir harbi dalam pembelian alat perlengkan perang
yang digunakan untuk memerangi kaum muslimin.
5. Para pihak mengucapkan khitabnya kepada teman,bukan
ditunjukkan kepada orang lain.
6. Khitab menggunakan jumlah(kalimat) mukthab.
7. Khabul harus diucapkan oleh orangnya langsung mendengarkan ijab.
8. Orang yang memulai pembicaraan hendaknya meyebutkan harga dan
barang.
9. Penjual dan pembeli menghendaki dengan sungguh-sungguh arti
kata yang diucapkan. Apabila hati tidak sesuai dengan
ucapan,seperti akad bil hazl atau main-main maka akadnya tidak sah.
10. Percakapan(ahliyah) penjaual dan pembeli harus tetap ada sampai
selesai qobulnya.
11. Antara ijab dan qobul tidak boleh terpisah dengan waktu yang lama.
12. Ijab dan qobul tidak boleh diselingi dengan pembicaraan orang
lain,walaupun sedikit,karena hal itu berarti berpaling dari qobul.
13. Orang yang menyatakan ijab tidak boleh mengubah pembicaraannya
sebelum pihak lain menyatakan qobul.
14. Para pihak yang melakukan akad jual beli harus mendengarkan
ucapan pihak lainnya.
15. Ijab dan qobul harus betul-betul sesuai dan tidak boleh berbeda.19 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, Jakarta:Hamzah, 2013, hal.197
9
16. Sighat ijab dan qobul tidak boleh dikaitkan dengan sesuatu yang
tidak dikehendaki oleh akad.
17. Akda jual beli tidak boleh dibatasi dengan waktu.
18. Ma’qud ‘alaih(objek akad) harus suci.
19. Objek akad harus bermanfaat menurut syara’.
20. Objek akad harus barang yang bisa diserahkan.
21. Objek akad harus dimiliki oleh ‘aqid, atau ia memperoleh
kekuasaan(wilayah).oleh karena itu, jual beli fudhuli menurut
syafi’iyah hukumnya batal.
22. Ma’qud ‘alaih harus diketahui oleh para pihak yang melakukan akad
baik bendanya,kadarnya,maupun sifatnya.
d. Menurut Hanabilah20
Menurut Hanbaliah, ada 11 syarat yang harus dipenuhi dalam akad jual
beli yaitu:
1. ‘Aqid harus memiliki sifat cerdas dalam mengelola harta kekayaan
kecuali dalam urusan kecil. Akan tetapi,untuk mumayyiz dan safih
apabila ada izin wali dan untuk kemaslahatan maka akad jual belinya
sah. Bahkan tasarruf anak kecil walaupun dibawah umur
tamyiz,hukumnya sah dalam masalah ringan.
2. Adanya persetujuan (kerelaan) dari para pihak yang melakukan akad,
dan ikhtiyar (kebebasan), atau tidak ada paksaan kecuali dengan hak.
Maka bai’ at-talji’ah, dan bai’ al-hazl hukumnya batal.
3. Ijab dan qabul harus menyatu dalam satu majlis.
4. Ijab dan qabul tidak boleh tarpisah.
5. Akad tidak boleh dibatasi dengan waktu,dan tidak digantungkan
dengan selain kehendak Allah.
6. Objek akad harus berupa mal (harta).
7. Objek akad harus dimiliki penjual dengan milik yang sempurna.
8. Objek akad harus bisa diserahkan pada waktu akad.
20 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, Jakarta:Hamzah, 2013, hal.198
9. Objek akad harus diketahui baik oleh penjual maupun pembeli.
10. Harga juga harus diketahui oleh para pihak yang melakukan akad,
baik pada waktu akad atau sebelumnya.
11. Baik harga, barang, maupun orang yang melakukan akad harus
terhindar dari hal-hal yang mengalami keabsahan akad ,seperti riba,
atau syarat yang tidak selaras dengan tujuan akad.
: البيع 21شروط
ها يرج$ع الى العاق$$دين, وهم$ا $ع ش$$روط بعض$ ولص$حة البيها يرج$$ع الى تري او م$$ا فى حكمهم$$ا وبعض$$ $$ائع والمش$$ الب
المعقود عليه, وبعضها يرجع الى الصيغة. ام��ا الش��روط ال��تى ترج��ع الى العاق��دين فمن(1
اهمها: i.راء ح ال$$بيع او الش$$ صرف, فال يص$$ ان يكونا اهال للت
او ما يشبههما من الصبي او المجنون اوالسكرانالذى فقد رشده.
ii.ان يكون$$ا مخ$$ترين وراض$$يين بالنس$$بة لم$$ا يق$$ع $$ابينهما من معامالت, الن الل$$ه تع$$الى يق$$ول : ( ي
$$أكلوا أم$$والكم بينكم بالباط$$ل ذين آمنوا ال ت ها ال أي$$$راض منكم ) س$$$ورة $$$ون تج$$$ارة عن ت إال أن تك
. وفى الح$$ديث الش$$ريف ق$$ال29النس$$اء : االي$$ة رسول الله صلى الل$$ه علي$$ه وس$$لم : "انم$$ا ال$$بيع
عن تراض".ود علي��ه(2 واما الشروط ال��تى ترج��ع الى المعق��
سواء اكان ثمنا ام مبيعا فمن اهمها:i.,يئ النجس $$ع الش$$ ح بي $$ه ال يص$$ ان يك$$ون ط$$اهرا, الن
بي : "ان الل$$ه – تع$$الى – ح$$رم بي$$ع الخم$$ر, لقول الن$$ع ه$$ذه بب فى تح$$ريم بي والميت$$ة, والخ$$نزير". الس$$
جاسة عند جمهور الفقهاء. 22االشياء الثالثة هى الن
21 Muhammad Sayyid Tantowi, Fiqh Al-Muyassar, Juz 3 Maktabah As-Syuruk, hal.1122 , تستعمل التى النجسة االرواث كبيع شرعا تحل منفعة فيه كان ما بيع يجوز قالوا االحناف
للزراعة .كسماد
11
ii.رات ان يكون مما ينفع به شرعا, فال يجوز بيع الحش$$$$راب مل والعق$$رب وحفن$$ة من ت التى ال ينتفع بها كالن
او ما يشبه ذلك.iii.,ان يكون الشيئ المعقود عليه مملوكا للعاق$$د
الن$$ه اليص$$ح لالنس$$ان ان ي$$بيع م$$ا ال يملك$$ه, او ان يتصرف في ش$$يئ غ$$ير م$$أذون ل$$ه ان يتص$$رف في$$ه
بالوكالة او ما يشبهها.iv.ان يك$$ون الش$يئ المعق$ود علي$$ه مق$$دورا على
تسليمه, فال يصح بيع الط$$ير فى اله$$واء....ان يك$$ون الشيئ المعقود علي$$ه معروف$$ا ومعلوم$$ا للمتعاق$$دين عينا وقدرا وصفة, النه ال يصح بيع الشيئ المجه$$ول, كأن يقول البائع للمشترى: بعت لك م$$ا ب$$داخل ه$$ذا الصندوق المقفل, وكالهما ال يع$$رف م$$ا ب$$داخل ه$$ذا
الصندوق. وام��ا الش��روط ال��تى ترج��ع الى الص��يغة ال��تى(3
ينعقد بها البيع فمن اهمها:i.ان تكون هذه الصيغة تدل على رضا الجانبين, وهم$$ا
األول : الب$$ائع والمش$$ترى. وهى تش$$مل أم$$رين : القول وما يق$وم مقام$ه من رس$$ول أو كت$$اب ، ف$$إذا كتب لغائب يقول له : بعتك داري بكذا أو أرس$$ل ل$$ه رسوال فقبل البيع في المجلس فإنه يص$$ح وال يغتف$$ر له الفصل إال بما يغتفر في القول حال حضور المبيع .الثاني : المعاطاة وهي األخ$$ذ واإلعط$$اء ب$$دون كالم كأن يشتري شيئا ثمنه معل$$وم ل$$ه فأخ$$ذه من الب$$ائع ويعطيه الثمن وهو يملك ب$$القبض ، وال ف$$رق بين أن يكون الم$$بيع يس$$يرا ك$$الخبز وال$$بيض ونحوهم$$ا مم$$ا جرت العادة بشرائه متفرقا أو كثيرا كالثياب القيم$$ة
.ii.ك$$ذلك يش$$ترط فى الص$$يغة ال$$تى يتم به$$ا ال$$بيع: اال
تتخلل بين االيجاب والقب$$ول – وهم$$ا ص$$يغة العق$$د – فاصل طويل, او سكوت طوي$$ل, او كالم ال ص$$لة ل$$ه بموضوع ال$بيع او الش$راء, مم$ا ي$دل على االع$$راض
عن هذا البيع وعدم اتمامه.
iii.ول فيم$$ا$$ كما يشترط فيه توافق االيجاب والقب$$ع او ثمن, فل$$و اختل$$ف $$ه من مبي ى علي يجب التراض$$ترى: الطرفان لم ينعقد البيع, بأن ق$$ال الب$$ائع للمش$$ترى: بعتك هذا الكتاب بخمسة جنيهات, فق$$ال المش$$$$ع ال يتم $$ه بأربع$$ة جنيه$$ات فق$$ط, ف$$أن البي وان$$ا قبلت
بينهما الختالف االيجاب والقبول.
D. Macam-macam Jual Beli
23اقسام البيوع :
احب كت$$اب: "فتح الق$$ريب المجيب" فى الفق$$ه ق$$ال ص$$افعي ص$ ملخصه: اقسام البيوع اربعة: 6الش
. بيع عين مشاهدة: اى مرئية للمتعاقدين عند العقد او1$$ع قبله اذا كانت العين ال تتغير الى وقت البيع, وه$$ذا البي
صحيح اذا تحققت شروطه.$$ائع2 وفة فى الذم$$ة: ك$$ان يق$$ول الب $$ع عين موص$$ . بي
للمشتري: بعتك ثوبا قدره كذا, وصفته كذا, وهذا العق$$دصحيح اذا ذكرت الصفات مستوفاة فى العقد.
$$انت مما يغلب3 . بيع عين غائبة لم تشاهد للعاقدين: وكتغيرها الى وقت العقد, فال يصح بيعها.
ن.4 دة: كحق المرور فى مكان معي . بيع المنفعة المئب
Jual Beli Yang Terlarang
a). Jual Beli Terlarang Karena Sebab Pelaku (Ahliah)
Para Ulama sepakat bahwa jual beli dikategorikan sahih apabila
dilakukan oleh orang yang baligh, berakal, dapat memilih, dan mampu ber-
tasharruf secara bebas dan baik. Mereka yang dipandang tidak sah jual
belinya adalah sebagai berikut:
a. Jual-beli orang gila
23 Muhammad Sayyid Tantowi, Fiqh Al-Muyassar, Juz 3 Maktabah As-Syuruk, hal.13
13
Ulama fiqh sepakat bahwa jual beli orang gila tidak sah, begitu pula
sejenisnya, sebagai contoh, jual beli orang mabuk, dll.
b. Jual-beli anak kecil
Ulama fiqh sepakat bahwasanya jual beli yang dilakukan oleh anak kecil
dipandang tidak sah, kecuali dalam hal atau perkara yang sepele.
c. Jual-beli orang buta
Jual beli orang buta dianggap shahih menurut jumhur ulama jika barang
yang dibelinya diterangkan sifat-sifatnya.
d. Jual beli terpaksa
Menurut ulama Hanafiyah, hukum jual beli terpaksa, keabsahannya
ditangguhkan sampai hilang rasa terpaksa.
e. Jual-beli fudhul, jual-beli milik orang lain tanpa seizin pemiliknya
f. Jual-beli orang terhalang
Yang dimaksud terhalang disini adalah terhalang karena kebodohan,
bangkrut atau sakit.
Didalam jual beli juga terdapat larangan-larangan yang lebih baik
dijauhi, karena terkadang larangan itu membatalkan, dan terkadang tidak
membatalkan. Larangan tersebut disesuaikan dengan kehidupan masyarakat.
Adapun yang termasuk jual beli yang dilarang, yaitu24:
1. Jual beli gharar (الغرر)
Adalah jual beli yang mengandung unsur penipuan dan penghianatan di
dalamnya. Hadist Nabi dari Abi Hurairah yang diriwayatkan oleh Muslim:
لى نهى رسولعن أبى هريرة رضي الله عنه قال الله ص$$$$ع الغ$$رر. اة وعن بي $$ع الحص$$ لم عن بي (رواهالله عليه وس$$
مسلم)
24 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalah, Jakarta: AMZAH,2010, h.66-71
“Dari Abi Hurairah r.a. ia berkata, : Rasulullah SAW. telah melarang jual
beli dengan cara melempar batu dan jual beli yang mengandung tipuan.”
(H.R. Muslim)25
2. Jual beli mulâqîh (المالقيح)
Jual beli mulâqîh adalah jual beli dimana barang yang dijual berupa hewan
yang masih dalam bibit jantan sebelum bersetubuh dengan betina.
Hadist dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh al-Bazzar:
ول الله $$$ع أن رس$$$ ص$$$لى الل$$$ه علي$$$ه وس$$$لم نهى عن بيالمضامين والمالقيح
“Sesungguhnya Rasulullah melarang jual beli mudhâmîn dan mulâqîh”
3. Jual beli mudhâmîn (المضامين)
Jual beli mudhâmîn adalah jual beli hewan yang masih dalam perut
induknya. Jual beli ini juga tidak diperbolehkan oleh agama, karena
barangnya masih belum diketahui.
4. Jual beli muhâqolah (المحاقلة)
Jual beli muhâlaqoh adalah jual beli buah buahan yang masih ada di
tangkainya dan belum layak untuk dimakan. Hukumnya adalah tidak
boleh.26
5. Jual beli mukhâbarah (المخابرة)
Jual beli mukhâbarah adalah muamalah dengan penggunaan tanah dengan
imbalan bagian dari apa yang dihasilkan oleh tanah tersebut.
6. Jual beli tsunayâ (الثنيا)
25 Ismail Nawawi, Fiqh Mu’amalah Klasik Dan Kontemporer, Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia. 2012. hal.7926 Ismail Nawawi, Fiqh Mu’amalah Klasik Dan Kontemporer, Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia. 2012. hal.81
15
Jual beli tsunayâ adalah jual beli dengan harga tertentu, sedangkan barang
yang menjadi objek jual beli adalah sejumlah barang dengan pengecualian
yang tidak jelas.
7. Jual beli ‘asb al-fahl (عسب الفحل)
Jual beli ‘asb al-fahl adalah memperjual-belikan bibit pejantan hewan untuk
dibiakkandalam rahim hewan betina untuk mendapatkan anak. Hukumnya
adalah tidak boleh. Kecuali kalau hanya diberi imbalan kepada yang punya
hewan jantan.
8. Jual beli mulâmasah (المالمسة)
Jual beli mulâmasah adalah jual beli antara dua pihak, yang satu diantaranya
menyentuh pakaian pihak lain yang diperjual-belikan waktu malam atau
siang.
9. Jual beli munabadzah (المنابذة)
Jual beli munabadzah adalah jual beli dengan melemparkan apa yang ada
padanya ke pihak lain tanpa mengetahui kualitas dan kuantitas dari barang
yang dijadikan objek jual beli. Atau tukar menukar kurma basah dengan
kurma kering dan tukar menukar anggur basah dengan anggur kering
dengan menggunakan alat ukur takaran, kemudian beratnya disamakan. Jual
beli seperti ini juga tidak diperbolehkan.
10. Jual beli ‘urbân (العربان)
Jual beli ‘urbân adalah jual beli atas suatu barang dengan harga tertentu,
dimana pembeli memberikan uang muka dengan catatan bahwa bila jual beli
jadi dilangsungkan akan membayar dengan harga yang telah disepakati,
namun kalau tidak jadi, uang muka untuk penjual, yang telah menerimanya
terlebih dahulu.27
11. Jual beli talqi rukbân (الركبان)27 Ismail Nawawi, Fiqh Mu’amalah Klasik Dan Kontemporer, Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia. 2012. hal.80
Jual beli talaqqi rukbân ialah kegiatan pedagang dengan cara menyongsong
pedagang desa yang membawa barang dagangan di jalan (menuju
pasar). Praktek ini juga termasuk makan harta dengan cara yang bathil,
karena si pedagang desa tidak tahu harga pasar yang sesungguhnya. Hal ini
sesuai dengan hadits yang diriwayatkan dari Abi Hurairah,
bahwa Rasulullah Saw melarang menyongsong (mencegat) pedagang
sebelum tiba di pasar (talaqqi rukban). (H.R.Bukhari).
12. Jual beli orang kota dengan orang desa (بيع حاضر لباد)Jual beli orang kota dengan orang desa Adalah orang kota yang sudah tahu
harga pasaran menjual barangnya pada orang desa yang baru datang dan
belum mengetahui harga pasaran.28
13. Jual beli musharrah (المصرة)
Musharrah adalah nama hewan ternak yang diikat puting susunya
sehingga kelihatan susunya banyak. Jadi bjual beli musharroh adalah jual
beli hewan ternak yang putting susunya diikat agar kelihatan susunya
banyak. Hal ini dilakukan agar harganya lebih tinggi.
14. Jual beli shubrah (الصبرة)
Jual beli shubrah Adalah jual beli barang yang ditumpuk yang mana bagian
luar terlihat lebih baik dari bagian dalam. Hal ini juga tidak diperbolehkan
oleh islam.
15. Jual beli najasy (النجش) Jual beli najasy Jual beli yang bersifat pura-pura dimana si pembeli
menaikkan harga barang , bukan untuk membelinya, tetapi untuk menipu
pembeli lainnya agar membeli dengan harga yang tinggi.29
28 Muhammad Yazid Afandi, Fiqh Mu’amalah Dan Implementasinya Dalam Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: Logung Pustaka. 2009, hal.7429 Sulaiman Ahmad Yahya Al-faifi, Fiqh Sunnah Sayyid Sabiq, Bandung: Sinar Baru Algesindo: 2013, h. 572
17
b). Jual Beli Terlarang Karena Objeknya Haram Dan Tidak Baik
Berikut adalah beberapa contoh jual beli yang dilarang karena haram dan
tidak thoyyib-nya objek jual beli.
1. Jual Beli Salib (simbol agama kristen)
2. Jual Beli Patung Yesus atau fotonya
3. Jual beli wanita dan anak bayi
4. Jual beli / Bisnis CD porno, majalah porno,dan lain-lain.
5. Jual Beli Narkoba dan segala barang lainnnya
6. Membeli barang yang keuntungannya untuk musuh Islam
E. Prinsip-prinsip Jual Beli
1. Ridha, yakni segala transaksi yang dilakukan haruslah atas dasar kerelaan
antara masing-masing pihak (freedom contract). Hal ini sesuai dengan
yang dijelaskan dalam kitab Tafsir Jalalain yaitu:
$أكلوا أم$والكم بينكم بالباط$$ل { $وا ال ت } ياأيها ال$ذين ءامن { لكن } أن ب } إآل $$ا والغص$$ رع كالرب $$الحرام في الش$$ ب$$ون ب ، أي تك ص$$ تكون { تقع } تج$$ارة { وفي ق$$راءة بالن$$راض منكم { وطيب األموال أموال تجارة صادرة } عن ت نفس فلكم أن تأكلوها } وال تقتلوا أنفسكم { بارتكاب م$$ا$$ة } إن يؤدي إلى هالكها أيا كان في الدنيا أو اآلخ$$رة بقرين
الله كان بكم رحيما { في منعه لكم من ذلك .029. (Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu makan harta
sesamamu dengan jalan yang batil) artinya jalan yang haram menurut
agama seperti riba dan gasab/merampas (kecuali dengan jalan) atau terjadi
(secara perniagaan) menurut suatu qiraat dengan baris di atas sedangkan
maksudnya ialah hendaklah harta tersebut harta perniagaan yang berlaku
(dengan suka sama suka di antara kamu) berdasar kerelaan hati masing-
masing, maka bolehlah kamu memakannya. (Dan janganlah kamu
membunuh dirimu) artinya dengan melakukan hal-hal yang menyebabkan
kecelakaannya bagaimana pun juga cara dan gejalanya baik di dunia dan
di akhirat. (Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu) sehingga
dilarang-Nya kamu berbuat demikian.30
2. Berdasarkan persaingan sehat (fair competition). Mekanisme pasar akan
terhambat bekerja jika terjadi penimbunan (ihtikâr) atau monopoli.
Monopoli dapat diartikan, setiap barang yang penahanannya akan
membahayakan konsumen atau orang banyak.
3. Kejujuran (honesty), kejujuran merupakan pilar yang sangat penting
dalam islam, sebab kejujuran adalah nama lain dari kebenaran itu sendiri.
Islam melarang tegas melakukan kebohongan dan penipuan dalam
bentuk apapun. Sebab, nilai kebenaran ini akan berdampak langsung
kepada para pihak yang melakukan transaksi dalam perdagangan dan
masyarakat secara luas.
4. Keterbukaan (transparancy) serta keadilan (justice). Pelaksanaan prinsip
ini adalah transaksi yang dilakukan dituntut untuk berlaku benar dalam
pengungkapan kehendak dan keadaan yang sesungguhnya.31
F. Hikmah Jual Beli
$$اده, ف$$ان $$ه على عب حكمة البيع: شرع الله البيع توسعة منرورات من الغ$$ذاء اني ض$$ $$وع االنس$$ لكل فرد من افراد الن$$ا وه$$و والكساء وغيرها مما ال غنى لالنسان عنه ما دام حي ال يستطيع وحده ان يوفرها لنفسه النه مضطر الى جلبها من غيره. وليس ثمة طريق$ة اكم$ل من المبادل$$ة, فيعطي
30 Imam Nawawi Al-Bantani, Tafsir Jalalain lihat di Maktabah Syamilah31 Hendra Pakpahan, Prinsip Jual Beli, http://dinulislami.blogspot.com/2013/02/prinsip-jual-beli.html, diakses pada tanggal 10 Maret 2014 pukul 06.00 WIB.
19
ما عنده مما يمكنه االستغناء عنه يدل ما ياءخذه من غيره32مما هو فى حاجة اليه.
Allah Swt mensyari’atkan jual beli sebagai bagian dari bentuk
ta’awun (saling menolong) antar sesama manusia, juga sebagai pemberian
keleluasaan, karena manusia secara pribadi mempunyai kebutuhan berupa
sandang, pangan, papan dan sebagainya. Kebutuhan seperti ini tak pernah
putus selama manusia masih hidup. Oleh karena itu jual beli adalah salah
satu jalan untuk mendapatkannya secara sah. Dengan demikian maka akan
mudah bagi setiap individu untuk memenuhi kebutuhannya.
Berikut ini adalah hikmah jual beli,antara lain:
a. Jual beli dapat menata struktur kehidupan ekonomi masyarakat yang
menghargai hak milik orang lain.
b. Penjual dan pembeli dapat memenuhi kebutuhannya atas dasar
kerelaan.
c. Masing-masing pihak merasa puas, baik ketika penjual melepas barang
dagangannya dengan imbalan, maupun pembeli membayar dan
menerima barang.
d. Dapat menjauhkan diri dari memakan atau memiliki barang yang haram
atau secara bathil.
e. Penjual dan pembeli mendapat rahmat Allah Swt. Bahkan 90% sumber
rezeki berputar dalam aktifitas perdagangan.
f. Menumbuhkan ketentraman dan kebahagiaan.
G. Studi Kasus.
Transaksi secara online merupakan transakasi pesanan dalam
model bisnis era global yang non face, dengan hanya melakukan transfer
data lewat dunia maya (data intercange) via internet, yang mana kedua belah
pihak, antara originator dan adresse (penjual dan pembeli), atau menembus
batas System Pemasaran dan Bisnis-Online dengan menggunakan Sentral
32 Sayyid Sabiq, Fiqh As-Sunnah, juz 3. Beirut: Dar Al-Fikr,Cetakan III, 198, hal. 89
shop, Sentral Shop merupakan sebuah Rancangan Web Ecommerce smart
dan sekaligus sebagai Bussiness Intelligent yang sangat stabil untuk
diguakan dalam memulai, menjalankan, mengembangkan, dan mengontrol
Bisnis.
Perkembangan teknologi inilah yang bisa memudahkan transaksi
jarak jauh, dimana manusia bisa dapat berinteraksi secara singkat walaupun
tanpa face to face, akan tetapi didalam bisnis adalah yang terpenting
memberikan informasi dan mencari keuntungan.
Transaksi via tulisan (baca: faks atau internet) bisa dianalogkan
dengan transaksi dengan tulisan yang ditujukan kepada orang yang tidak
berada di majelis transaksi. Kasus semacam ini dibolehkan oleh mayoritas
ulama karena adanya saling rela, meski kerelaan pihak kedua tidak langsung
terwujud. Hal ini tidaklah masalah asalkan ada qobul (penyataan menerima
dari pihak kedua) pada saat surat sampai kepada pihak kedua. Inilah
pendapat mayoritas ulama. Tapi ada sebagian ulama Syafi’iyyah yang tidak
membolehkannya.
Sedangkan transaksi via suara (baca:telepon) bisa dianalogkan
dengan transaksi dengan cara saling berteriak dari jarak yang berjauhan. An
Nawawi dalam al Majmu’ 9/181 mengatakan, “Andai ada dua orang yang
saling berteriak dari kejauhan maka jual beli sah tanpa ada perselisihan”.
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembelian Secara Online (E-
Commerce)
Sebagaimana keterangan dan penjelasan mengenai dasar hokum
hingga persyaratan transaksi salam dalam hukum islam, kalau dilihat secara
sepintas mungkin mengarah pada ketidak dibolehkannya transaksi secara
online (E-commerce), disebabkan ketidak jelasan tempat dan tidak hadirnya
kedua pihak yang terlibat dalam tempat.
21
Tapi kalau kita mencoba menelaah kembali dengan mencoba
mengkolaborasikan antara ungkapan al-Qur’an, hadits dan ijmma’, dengan
sebuah landasan :
$$دل ال$$دليل لعلى ى ي األصل في المعاملة اإلباحة حتتحرمه
Dengan melihat keterangan diatas dijadikan sebagai pemula dan
pembuka cenel keterlibatan hukum islam terhadap permasalahan
kontemporer. Karena dalam al-Qur’an permasalahn trasnsaksi online masih
bersifat global, selanjutnya hanya mengarahkan pada peluncuran teks hadits
yang dikolaborasikan dalam peramasalahan sekarang dengan menarik
sebuah pengkiyasan.
Sebagaimana ungkapan Abdullah bin Mas’ud : Bahwa apa yang
telah dipandang baik oleh muslim maka baiklah dihadapan Allah, akan
tetapi sebaliknya.
ما رأى المسلمون حسنا فهو عند الله حسن.
Dan yang paling penting adalah kejujuran, keadilan, dan kejelasan
dengan memberikan data secara lengkap, dan tidak ada niatan untuk menipu
atau merugikan orang lain, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-
Baqarah 275 dan 282 diatas.
Langkah-Langkah Yang Dapat Kita Tempuh Agar Jual Beli Secara
Online Diperbolehkan, Halal, Dan Sah Menurut Syariat Islam antara lain:
Pertama, Produk Anda Halal
Kewajiban menjaga hukum halal-haram dalam objek perniagaan
tetap berlaku, termasuk dalam perniagaan secara online, mengingat Islam
mengharamkan hasil perniagaan barang atau layanan jasa yang haram,
sebagaimana ditegaskan dalam hadis: “Sesungguhnya bila Allah telah
mengharamkan atas suatu kaum untuk memakan sesuatu, pasti Ia
mengharamkan pula hasil penjualannya.” (HR Ahmad, dan lainnya).
Kedua, Kejelasan Status Anda
Di antara poin penting yang harus Anda perhatikan dalam setiap
perniagaan adalah kejelasan status Anda. Apakah sebagai pemilik, atau
paling kurang sebagai perwakilan dari pemilik barang, sehingga berwenang
menjual barang. Ataukah Anda hanya menawaran jasa pengadaan barang,
dan atas jasa ini Anda mensyaratkan imbalan tertentu. Ataukah sekadar
seorang pedagang yang tidak memiliki barang namun bisa mendatangkan
barang yang Anda tawarkan.
Ketiga, Kesesuaian Harga Dengan Kualitas Barang
Dalam jual beli online, kerap kali kita jumpai banyak pembeli
merasa kecewa setelah melihat pakaian yang telah dibeli secara online.
Entah itu kualitas kainnya, ataukah ukurang yang ternyata tidak pas dengan
badan. Sebelum hal ini terjadi kembali pada Anda, patutnya anda
mempertimbangkan benar apakah harga yang ditawarkan telah sesuai
dengan kualitas barang yang akan dibeli. Sebaiknya juga Anda meminta
foto real dari keadaan barang yang akan dijual.
Keempat, Kejujuran Anda
Berniaga secara online, walaupun memiliki banyak keunggulan dan
kemudahan, namun bukan berarti tanpa masalah. Berbagai masalah dapat
saja muncul pada perniagaan secara online. Terutama masalah yang
berkaitan dengan tingkat amanah kedua belah pihak.
23
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Jual beli dalam bahasa arab disebut ba’i yang secara bahasa adalah
tukar menukar. Perdagangan atau jual-beli dalam bahasa arab sering disebut
dengan kata al-bai', al-tijarah, atau al-mubadalah. Sebagaimana firman
Allah SWT :
يرجون تجارة لن تبور“Mereka mengharapkan tijarah (perdagangan) yang tidak akan rugi”. (QS.
Fathir : 29)
Secara asalnya, jua-beli itu merupakan hal yang hukumnya mubah
atau dibolehkan. Sebagaimana ungkapan Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah
: dasarnya hukum jual-beli itu seluruhnya adalah mubah, yaitu apabila
dengan keridhaan dari kedua-belah pihak. Kecuali apabila jual-beli itu
dilarang oleh Rasulullah SAW. Atau yang maknanya termasuk yang
dilarang beliau SAW.
وحكم البيع شرعا :$$ع بة لجمي $$ذلك الح$$ال بالنس$$ $$ه, وك االباحة لحاجة الناس الي$$ة, راء, والوكال المعامالت التي احلها الله - تع$$الى – كالش$$رفات $$واع المبايع$$ات والتص$$ $$ر ذل$$ك من ان واالج$$ارة وغي
المالية.
اقسام البيوع :احب كت$$اب: "فتح الق$$ريب المجيب" فى الفق$$ه ق$$ال ص$$
افعي ص$ ملخصه: اقسام البيوع اربعة: 6الش
25
. بيع عين مشاهدة: اى مرئية للمتعاقدين عند العقد او1$$ع قبله اذا كانت العين ال تتغير الى وقت البيع, وه$$ذا البي
صحيح اذا تحققت شروطه.$$ائع2 وفة فى الذم$$ة: ك$$ان يق$$ول الب $$ع عين موص$$ . بي
للمشتري: بعتك ثوبا قدره كذا, وصفته كذا, وهذا العق$$دصحيح اذا ذكرت الصفات مستوفاة فى العقد.
$$انت مما يغلب3 . بيع عين غائبة لم تشاهد للعاقدين: وكتغيرها الى وقت العقد, فال يصح بيعها.
ن.4 دة: كحق المرور فى مكان معي . بيع المنفعة المئب
$$اده, ف$$ان $$ه على عب حكمة البيع: شرع الله البيع توسعة منرورات من الغ$$ذاء اني ض$$ $$وع االنس$$ لكل فرد من افراد الن$$ا وه$$و والكساء وغيرها مما ال غنى لالنسان عنه ما دام حي ال يستطيع وحده ان يوفرها لنفسه النه مضطر الى جلبها من غيره. وليس ثمة طريق$ة اكم$ل من المبادل$$ة, فيعطي ما عنده مما يمكنه االستغناء عنه يدل ما ياءخذه من غيره
مما هو فى حاجة اليه.
Allah Swt mensyari’atkan jual beli sebagai bagian dari bentuk
ta’awun (saling menolong) antar sesama manusia, juga sebagai pemberian
keleluasaan, karena manusia secara pribadi mempunyai kebutuhan berupa
sandang, pangan, papan dsb. Kebutuhan seperti ini tak pernah putus selama
manusia masih hidup.
Tak seorangpun dapat memenuhi seluruh hajat hidupnya sendiri, karena itu
manusia dituntut berhubungan satu sama lain dalam bentuk saling tukar
barang. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu membutuhkan apa yang
dihasilkan dan dimiliki oleh orang lain. Oleh karena itu jual beli adalah
salah satu jalan untuk mendapatkannya secara sah. Dengan demikian maka
akan mudah bagi setiap individu untuk memenuhi kebutuhannya.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Muhammad Yazid, 2009, Fiqh Mu’amalah Dan Implementasinya
Dalam Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: Logung Pustaka.
Ahmad bin Husain, Imam, Fathu al-Qorib al-Mujib, Surabaya: al-Hidayah.
Al-faifi, Sulaiman Ahmad Yahya, 2013. Fiqh Sunnah Sayyid Sabiq,
Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Al-Jaziri , Abdul Rohman, 2003, Al-Fiqh ‘Ala Madzahibil Arba’ah Juz 2,
Libanon, Beirut: Dar- Al-Kutub Al-Ilmiyah.
Al-Malaibary, Zainudin, 2011. Fathul Mu’in, Juz III, Semarang: Karya
Thoha Putra.
Al-Zuhaili, Wahbah, 1997. Al-Fiqhu Al-Islami Wa Adillatuhu. Damaskus:
Ash-Shiddieqy, Hasbi, 1984. Pengantar Fiqh Muamalah. Jakarta: Bulan
Bintang.
Azzam, Abdul Aziz Muhammad, 2010. Fiqih Muamalah, Jakarta: AMZAH
Dar Al-Fikr.
Muslich, Ahmad Wardi, 2013, Fiqh Muamalah, Jakarta:Hamzah,
Nawawi, Ismail, 2012. Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, Bogor:
Ghalia Indonesia.
Sabiq, Sayyid. 1981, Fiqh As-Sunnah. Cetakan III. Beirut: Dar Al-Fikr.
Suhendi, Hendi, 2007. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Tantowi, Muhammad Sayyid, Fiqh Al-Muyassar, Juz 3, Maktabah As-
Syuruk
Taqiyuddin, Abi Bakar Ibnu Muhammad, Kifayat al-Akhyar, Bandung : Al-
Ma’arif.
Pakpahan, Hendra Prinsip Jual Beli,
http://dinulislami.blogspot.com/2013/02/ prinsip-jual-beli.html,
diakses pada tanggal 10 Maret 2014 pukul 06.00 WIB
.
27