perawatnews.files.wordpress.com€¦  · Web viewFISIOTERAPI DADA & BATUK EFEKTIF. PENGERTIAN....

18
FISIOTERAPI DADA & BATUK EFEKTIF A. PENGERTIAN Kombinasi beberapa tindakan terapi pernafasan yang terdiri dari clapping, vibrasi, dan postural drainage. B. JENIS-JENIS 1. Perkusi dan vibrasi adalah teknik yang dilakukan secara manual untuk melepaskan lendir dan meningkatkan pengaliran mukus serta sekret dari paru-paru pada klien dengan masalah- masalah paru-paru tertentu. a. Perkusi yaitu pergerakan yang ditimbulkan melalui ketukan pada dinding dada dalam irama yang teratur dengan menggunakan telapak tangan yang dibentuk seperti mangkuk. Pergelangan tangan dalam posisi fleksi dan ekstensi selama pengetukan. b. Vibrasi adalah teknik kompresi manual dan getaran pada dinding dada selama fase ekspirasi. 2. Postural Drainage adalah teknik pengaturan posisi tertentu untuk mengalirkan sekresi pulmonar pada area tertentu dari lobus paru dengan pengaruh gravitasi. Pembersihan dengan cara ini dicapai dengan melakukan salah satu atau lebih dari 10 posisi tubuh yang berbeda. Setiap posisi mengalirkan bagian khusus dari pohon trakeobronkial-bidang paru atas, tengah, atau bawah-ke dalam Page | 1

Transcript of perawatnews.files.wordpress.com€¦  · Web viewFISIOTERAPI DADA & BATUK EFEKTIF. PENGERTIAN....

FISIOTERAPI DADA & BATUK EFEKTIF

A. PENGERTIAN

Kombinasi beberapa tindakan terapi pernafasan yang terdiri dari clapping, vibrasi, dan postural drainage.

B. JENIS-JENIS

1. Perkusi dan vibrasi adalah teknik yang dilakukan secara manual untuk melepaskan lendir dan meningkatkan pengaliran mukus serta sekret dari paru-paru pada klien dengan masalah-masalah paru-paru tertentu.

a. Perkusi yaitu pergerakan yang ditimbulkan melalui ketukan pada dinding dada dalam irama yang teratur dengan menggunakan telapak tangan yang dibentuk seperti mangkuk. Pergelangan tangan dalam posisi fleksi dan ekstensi selama pengetukan.

b. Vibrasi adalah teknik kompresi manual dan getaran pada dinding dada selama fase ekspirasi.

2. Postural Drainage adalah teknik pengaturan posisi tertentu untuk mengalirkan sekresi pulmonar pada area tertentu dari lobus paru dengan pengaruh gravitasi.

Pembersihan dengan cara ini dicapai dengan melakukan salah satu atau lebih dari 10 posisi tubuh yang berbeda. Setiap posisi mengalirkan bagian khusus dari pohon trakeobronkial-bidang paru atas, tengah, atau bawah-ke dalam trakea. Batuk atau penghisapan kemudian dapat membuang sekret dari trakea.

Spasme bronkus dapat dicetuskan pada beberapa klien yang menerima drainase postural. Spasme bronkus ini disebabkan oleh imobilisaisi sekret ke dalam jalan napas pusat yang besar, yang meningkatkan kerja napas. Untuk menghadapi risiko spasme bronkus, perawat dapat meminta dokter untuk mulai memberikan terapi bronkodilator pada klien selama 20 menit sebelum dranase postural.

Klien pada pengobatan antihipertensi tidak mampu mentolerir perubahan postur yang diperlukan. Perawat harus memodifikasi prosedur untuk memenuhi toleransi klien dan tetap membersihkan jalan napasnya.

Klien dan keluarga harus diajarkan cara posisi postur yang tepat di rumah. Beberapa postur perlu dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan individual. Sebagai contoh, posisi miring `trendelenderg’ untuk mengalirkan labus bawah lateral harus dilakukan dengan klien berbaring miring datar atau posisi miring semi Fowler's bila ia bernapas sangat pendek (dispnea). Gambar dan daftar berikut menunjukkan area bronkial dan posisi tubuh yang berhubungan untuk drainasenya. Posisi untuk Drainase Postural dapat dilakukan dengan posisi sebagai berikut:

a. Bronkus Apikal Lobus Anterior Kanan dan Kiri Atas

Minta klien duduk di kursi, bersandar pada bantal (Gbr. 135 dan 136).

b. Bronkus Apikal Lobus Posterior Kanan dan Kiri Atas

Minta klien duduk di kursi, menyandar ke depan pada bantal atau meja (Gbr. 137 dan 138).

c. Bronkus Lobus Anterior Kanan dan Kiri Atas

Minta klien berbaring datar dengan bantal kecil di bawah lutut (Gbr. 139 dan 140).

d. Bronkus Lobus Lingual Kiri Atas

Minta klien berbaring miring ke kanan dengan lengan di atas kepala pada posisi Trandelenburg, dengan kaki tempat tidur ditinggikan 30 cm (12 inci). Letakkari bantal di belakang punggung, dan gulingkan klien seperempat putaran ke atas bantal (Gbr. 141 dan 142).

e. Bronkus Lobus Kanan Tengah

Minta klien berbaring miring ke kiri dan tinggikan kaki tempat tidur 30 cm (12 inci). Letakkan bantal di belakang punggung dan gulingkan klien seperempat putaran ke atas bantal (Gbr. 143 dan 144).

f. Bronkus Lobus Anterior Kanan dan Kiri Bawah

Minta klien berbaring terlentang dengan posisi Trandelenburg, kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm (18 sampai 20 inci). Biarkan lutut menekuk di atas bantal (Gbr. 145 dan 146).

g. Bronkus Lobus Lateral Kanan Bawah

Minta klien berbaring miring ke kiri pada posisi Trendelenburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm (18 sampai 20 inci) (Gbr 147 dan 148)

h. Bronkus Lobus Lateral Kiri Bawah

Minta klien berbaring miring ke kanan pada posisi trendelenburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm (18 sampai 20 inci) (Gbr. 149 dan 150)

i. Bronkus Lobus Superior Kanan dan Kiri Bawah

Minta klien berbaring tengkurap dengan bantal di bawah lambung (Gbr. 151 dan 152).

j. Bronkus Basalis Posterior Kanan dan Kiri

Minta klien berbaring tengkurap dalam posisi Trendelenberg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm (18 sampai 20 inci) (Gbr. 153 dan 154).

C. TUJUAN

Tujuan prosedur ini adalah untuk melepaskan mukus atau lendir dari bronkiolus dan bronkus, serta mengalirkan sekret.

D. INDIKASI

Tindakan ini dilakukan pada klien dengan:

1. Gangguan paru-paru yang menunjukkan peningkatan produksi lendir (bronkiektasis, emfisema, fibrosis kistik, dan bronkitis kronis).

2. Pasien dengan penurunan kemampuan batuk

3. Pasien dengan atelektasis

E. KONTRA INDIKASI

1. Pasien dengan PTIK

2. Pasien dengan trauma medula spinalis

3. Pasien dengan fraktur costae

4. Pasien post op bedah thorak

5. Pasien dengan abses paru atau tumor

6. Pasien dengan pneumotoraks

7. Kondisi nyeri dada

8. Tuberkulosis

F. PROSEDUR TINDAKAN PERKUSI (CLAPPING) DAN VIBRASI

1. Persiapan Alat

a. Celemek/perlak

b. Bengkok

c. Lysol

d. Masker

e. Handscoen

f. Handuk/tissue

g. Sarung tangan

2. Persiapan perawat dan pasien :

a. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.

b. Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan duduk tegak.

3. Persiapan lingkungan :

a. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, jaga privasi pasien

b. Ciptakan lingkungan yang tenang

4. Prosedur

a. Mencuci tangan

b. Menggunakan sarung tangan

c. Menjelaskan prosedur perkusi dan vibrasi. Klien dianjurkan melakukan pernapasan diafragmatik. Posisi klien sebaiknya posisi drainase.

d. Melakukan perkusi pada dinding rongga dada selarna 1-2 menit

1) Kosta paling bawah sampai ke bahu pada bagian belakang

2) Kosta paling bawah sampai ke kosta atas pada bagian depan

3) Jangan melakukan perkusi di atas tulang belakang, ginjal, hepar, limpa, dan skapula atau sternum.

e. Menganjurkan klien menarik napas dalam perlahan-lahan, lalu lakukan vibrasi sambil klien mengeluarkan napas perlahan-lahan dengan bibir dirapatkan

f. Meletakkan 1 tangan pada area yang ingin divibrasi dan letakkan tangan yang lain di atasnya.*)

g. Menegangkan otot-otot tangan dan lengan sambil melakukan tekanan sedang dan vibrasi tangan dan lengan.

h. Mengangkat tekanan pada dada ketika klien menarik napas

i. Menganjurkan klien batuk dengan menggunakan otot abdominalis setelah 3-4 vibrasi.

j. Memberi klien istirahat beberapa menit

k. Mengauskultasi adanya perubahan pada bunyi napas.*)

l. Mengulangi perkusi dan vibrasi secara bergantian sesuai kondisi klien, biasanya 15-20 menit.

m. Mendokumentasikan prosedur dan respons klien dalam catatan klien

5. Evaluasi

a. Mukus menjadi encer

b. Sekret dapat keluar

c. Klien merasa nyaman

G. PROSEDUR TINDAKAN POSTURAL DRAINAGE

1. Persiapan Alat

a. Bantal-dua atau tiga

b. Papan pemiring atau pendongak (bila drainase dilakukan rumah)

c. Tisu wajah

d. Segelas air

e. Wadah (sputum pot) bertutup berisi desinfektan

f. Sarung tangan

2. Persiapan perawat dan pasien

a. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.

b. Menyiapkan posisi pasien sesuai posisi drainase yang akan di lakukan (lihat gambar)

3. Persiapan lingkungan

a. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, jaga privasi pasien

b. Ciptakan lingkungan yang tenang

4. Pelaksanaan tindakan

a. Cuci tangan dan mengenakan sarung tangan

b. Pilih area yang tersumbat yang akan didrainase berdasarkan pengkajian semua bidang paru, data klinis, dan gambaran foto dada.

c. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area yang tersumbat. (Area pertama yang dipilih dapat bervariasi dari satu klien ke klien lain.) Bantu klien memilih posisi sesuai kebutuhan. Ajarkan klien memposisikan postur dan lengan dan posisi kaki yang tepat. Letakkan bantal untuk menyangga dan kenyamanan.*)

d. Minta klien mempertahankan posisi selama 10 sampai 15 menit.

e. Selama 10 sampai I5 menit drainase pada posisi ini, lakukan perkusi dada, vibrasi, dan/ atau gerakan iga di atas area yang didrainase.

f. Setelah drainase pada postur pertama, minta klien duduk dan batuk. Tampung sekresi yang dikeluarkan dalam wadah yang bersih. Bila klien tidak dapat batuk, harus dilakukan penghisapan (saction )

g. Minta klien istirahat sebentar bila perlu.

h. Minta klien minum air hangat.

i. Cuci tangan Anda.

5. Evaluasi

a. Mukus encer

b. Sekret dapat keluar

c. Klien merasa nyaman

H. PROSEDUR TINDAKAN LATIHAN NAFAS & BATUK EFEKTIF

1. Persiapan Alat

a. Celemek/perlak

b. Bengkok

c. Lysol

d. Masker

e. Handscoen

f. Handuk/tissue

2. Persiapan perawat dan pasien

a. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan

b. Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan berbaring atau posisi semi fowler

3. Persiapan lingkungan

a. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, jaga privaci

b. Ciptakan lingkungan yang tenang

4. Prosedur

a. Mencuci tangan

b. Mengenakan sarung tangan

5. Pernafasan diafragma

a. Memposisikan klien dengan 1 tangan di atas perut, tepat di bawah tulang iga dan tangan di tengah dada.

b. Menganjurkan untuk menarik napas dalam dan lambat melalui hidung, sampai perut menonjol ke atas setinggi mungkin. Perut akan membesar selama inspirasi dan mengempes selama ekspirasi.

c. Mengeluarkan napas dengan bibir dirapatkan sambil menegangkan otot perut dengan kuat ke arah dalam. Rongga dada tidak bergerak, perhatian ditujukan pada perut.

d. Mengulangi prosedur kira-kira 1 menit dan istirahat 2 menit, lakukan selama 10 menit (4 kali sehari).

e. Melakukan pernapasan diafragma pada saat berbaring, talu saat duduk dan akhirnya saat berdiri dan berjalan. Koordinasikan pemapasan diafragma pada saat menaiki tangga atau melakukan aktivitas selama masa ekspirasi yang panjang

f. Mendokumentasikan prosedur dan respons klien dalam catatan klien.

6. Pernapasan bibir dirapatkan

a. Klien menarik napas melalui hidung.

b. Mengeluarkan napas perlahan-lahan dengan bibir dirapatkan sambil menegangkan otot-otot perut.

c. Hitung sampai angka 7 saat mengeluarkan napas panjang dengan bibir dirapatkan

d. Melakukan prosedur ini pada saat duduk dan berjalan.

e. Mendokumentasikan prosedur dan respons klien dalam catatan klien.

7. Latihan Batuk Efektif

a. Atur posisi klien semi fowler / posisi duduk

b. Pastikan klien mampu mempraktekkan nafas dalam

c. Pasang celemek / alas dada pada klien dan pasang perlak serta lasnya dipangkuan klien *)

d. Anjurkan klien memegang bengkok berisi lysol dengan kedua tangan didepan dada (jika klien tidak bisa, perawat bisa memantu : perawat mengenakan scort, masker dan handschoen)

e. Anjurkan klien untuk menarik nafas dalam 3 kali dan pada hitungan ketiga, klien menyentakkan batuknya dengan bantuan otot perut kearah bengkok berisi Lysol

f. Kegiatan diatas bisa diulang sampai klien merasakan lega / nyaman, setiap pengulangan diberikan waktu istirahat kurang lebih 5 menit.

8. Evaluasi

a. Sekret dapat keluar

b. Klien merasa nyaman

Catatan :

Posisi Fowler : Pasien duduk setengah tegak (45 – 60 derajat ) , lutut boleh ditekuk atau lurus. Ada 3 jenis posisi fowler :

·        High Fowler : Kepala pasien diangkat 80 – 90 derajat

·        Semi Fowler : Kepala pasien diangkat 30 – 45 derajat

·        Low  Fowler : Kepala pasien diangkat < 30 derajat

I. DAFTAR PUSTAKA

1. Heriana, Pelapina. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manuasia. Binarupa Aksara. Tangerang Selatan.

2. Perry & Potter. 2010. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar. EGC. Jakarta.

3. Aziz Alimul Hidayat. 2005. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.EGC. Jakarta.

4. Kozier, B. 2011. Fundamentals of Nursing. St.Louis. Mosby.

5. Dewit & O Neill. 2010. Fundamental Concept and Skill For Nursing. Lipincott.

Page | 1