· Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun...

41
I N D U S T R I

Transcript of  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun...

Page 1:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

I N D U S T R I

Page 2:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,
Page 3:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

BAB VIII

I N D U S T R I

A. PENDAHULUAN

Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1988 meng-amanatkan bahwa pembangunan sektor industri harus mampu mem-bawa perubahan-perubahan fundamental dalam struktur ekonomi Indonesia sehingga produksi nasional yang berasal dari sek- tor-sektor di luar pertanian menjadi bagian yang semakin besar. Selanjutnya digariskan pula bahwa pembangunan industri sekaligus harus dapat mendorong terwujudnya struktur ekonomi yang semakin seimbang dengan sektor industri yang maju dan didukung oleh sektor pertanian yang tangguh.

Didasarkan pada arah dan kebijaksanaan tersebut, maka pembangunan sektor industri dalam Repelita V diarahkan pada peningkatan pengembangan sektor industri sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja baru, sumber peningkatan ekspor dan penghematan devisa, penunjang pembangunan daerah, penunjang pembangunan sektor-sektor lain-nya serta sekaligus sebagai wahana pengembangan dan penguasa- an teknologi. Hal ini berarti bahwa pembangunan industri dalam Repelita V harus dapat mendorong industri menjadi lebih efisien dan peranannya dalam perekonomian nasional semakin meningkat baik dari segi nilai tambah maupun lapangan kerja. Untuk itu kebijaksanaan pembangunan industri yang ditempuh adalah dengan mengupayakan secara terus-menerus promosi

VIII/3

Page 4:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

industri-industri yang dapat tumbuh dan berkembang secara efisien dan kompetitif dengan hasil produk yang semakin ber- mutu dengan memanfaatkan sebaik-baiknya sumber daya manusia, sumber daya alam dan energi, sumber dana dan teknologi serta dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Pengembang-annya diutamakan pada industri-industri yang memiliki daya saing yang kuat.

Berdasarkan arah dan kebijaksanaan pembangunan sektor industri tersebut, langkah-langkah prioritas pengembangan sektor industri yang dilaksanakan dan dimantapkan dalam Repe-lita V meliputi:

1. pengembangan industri yang berorientasi ekspor; 2. Penguat dan pendalaman struktur industri; 3. Pengembngan industri kecil;4. Pengembangan industri pengolahan hasil pertanian;5. Peningkatan penguasaan teknologi dan kemampuan inovasi; 6. Pengembangan tenaga profesi dan wirausaha industri.

Langkah-langkah prioritas tersebut pada hakekatnya tidaklah merupakan langkah yang terpisah satu dengan lainnya. Keterkaitan antara langkah yang satu dan lainnya sangat di-perlukan untuk memantapkan pelaksanaan kebijaksanaan indus-trialisasi dan memacu peningkatan kegiatan dunia usaha se- bagai pelaku utama pengembangan sektor industri.

B. PERKEMBANGAN INDUSTRI

Hasil pembangunan sektor industri yang dicapai sampai dengan tahun kedua Repelita V tetap menunjukkan perkembangan positif dalam peranannya menunjang pertumbuhan ekonomi dan mendorong perubahan struktur ekonomi nasional serta mening-katkan ekspor nonmigas. Berikut ini dipaparkan perkembangan sektor industri dalam dua tahun pertama Repelita V.

1. Perkembangan Industri Keseluruhan

Industri pengolahan nonmigas, yang meliputi kelompok industri dasar, kelompok industri hilir (aneka industri) dan kelompok industri kecil, dalam tahun kedua Repelita V tetap menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi meskipun menghadapi gejolak perekonomian dunia yang kurang menentu. Dalam tahun 1990 nilai tambah industri pengolahan (termasuk pengolahan migas), dihitung atas dasar harga-harga konstan tahun 1983,

VIII/4

Page 5:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

mengalami kenaikan sebesar 12,3% bila dibandingkan dengan nilai tambah tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan sektor indus- tri tahun 1990 ini lebih tinggi daripada yang tercapai pada tahun 1989 sebesar 9,1%. Dengan kenaikan nilai tambah cukup tinggi tersebut sumbangan sektor industri dalam Produk Domes- tik Bruto (PDB) pada tahun 1990 telah mencapai sekitar 19,5%. Sementara itu industri pengolahan nonmigas dalam tahun 1990 mencapai pertumbuhan sebesar 13%, dan sumbangannya dalam PDB pada tahun 1990 menjadi 15,3%. Ini berarti bahwa sektor industri telah mulai mampu berperan sebagai penggerak utama pembangunan, dan secara bertahap memberikan sumbangan ter- hadap upaya transformasi struktural ekonomi nasional sesuai dengan arah dan tujuan pembangunan.

Perkembangan sektor industri ini didukung terutama oleh semakin berkembangnya industri-industri yang berorientasi ekspor, semakin mantapnya upaya penguatan dan pendalaman struktur industri, serta berkembangnya industri pengolahan hasil pertanian (termasuk hasil hutan). Sementara itu indus- tri kecil juga tetap menunjukkan peningkatan yang berarti. Selanjutnya keberhasilan ini dapat dicapai antara lain berkat meningkatnya daya saing industri pada umumnya yang didukung oleh penyempurnaan iklim usaha secara terus menerus, di sam- ping juga oleh meningkatnya kemampuan penguasaan teknologi dan kemampuan sumber daya manusianya.

Perkembangan industri berorientasi ekspor telah semakin menampakkan hasil yang meningkat baik dalam jenis, volume dan nilai barang yang diekspor maupun dalam peranannya sebagai pemacu pertumbuhan sektor industri dan sektor lainnya. Produk industri yang berhasil memasuki pasaran ekspor pada tahun 1990 berjumlah sekitar 3.330 komoditi yang dihasilkan oleh 441 jenis industri. Nilai ekspor hasil industri tahun 1990 mencapai sebesar US$ 12,1 miliar, yang berarti menunjukkan kenaikan sebesar 8,31 bila dibandingkan dengan nilai ekspor pada tahun sebelumnya. Dari nilai ekspor tersebut, kelompok aneka industri merupakan penyumbang terbesar, yaitu sekitar 70,2%. Dalam kelompok aneka industri ini, industri tekstil dan industri pengolahan kayu masih tetap dominan, dengan mem-berikan sumbangan sekitar 50,5% dalam ekspor hasil industri secara keseluruhan. Industri-industri yang terus berkembang adalah industri-industri yang berdaya saing kuat, terutama dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang tersedia. Untuk jenis-jenis industri yang tak berbasis sumber daya alam, ke-mampuan teknologi pengolahan atau teknologi produknya terus

VIII/5

Page 6:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

meningkat sehingga diperoleh desain dan mutu yang semakin bertambah baik serta produksi yang semakin efisien.

Pendalaman struktur industri dalam tahun kedua Repe- lita V tetap diarahkan untuk memantapkan serta meningkatkan hasil-hasil yang telah dicapai. Sasaran utama pengembangannya aaalah industri-industri yang menghasilkan bahan baku dan bahan penolong serta barangg modal dalam rangka mendukung industri-industri yang mempunyai daya saing kuat. Meskipun pada awalnya industri-industri tersebut berkembang sebagai industri substitusi impor, namun dalam perkembangannya produk yang dihasilkan semakin mampu bersaing dengan barang impor dan bahkan beberapa di antaranya mampu menembus pasaran dunia. Beberapa produk baru yang telah dihasilkan dalam tahun 1990 antara lain carbon black yang digunakan sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan ban, benzene sebagai bahan baku untuk benang nylon, paraxylene sebagai bahan baku untuk Pure Terephthalic Acid (PTA) yang kemudian diolah untuk meng- hasilkan serat polyester, dan Sodium Tripoly Phosphat (STPP) sebagai salah satu bahan baku untuk industri deterjen.

Sementara itu prospek pertumbuhan sektor industri juga semakin cerah. Hal ini ditandai dengan adanya rencana inves-tasi dalam rangka IMN dan PMA yang telah mendapatkan perse-tujuan, yang, pada tahun 1990/91 masing-masing berjumlah Rp 45.042 miliar dan Rp 6.846,3 miliar. Bila dibandingkandengan tahun 1989/90 di mana tercatat rencana investasi dalam rangka R DN sebesar,Rp 21.549,7 miliar dan untuk PMA sebesar Rp 4.565,5 miliar, maka perkembangan pada tahun 1990/91 ter-sebut menunjukkan peningkatan minat investasi di sektor industri yang masing-masing naik sebesar 109% dan 49,9%. Ren-cana investasi tersebut meliputi pembangunan pabrik-pabrik baru dan perluasan pabrik. Meskipun rencana lokasi industri masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, namun telah nampak adanya kecenderungan investasi yang meningkat di luar Pulau Jawa. Sejalan dengan peningkatan investasi, tenaga kerja yang dapat diserap oleh sektor industri juga meningkat. Bila pada tahun 1989 tambahan tenaga kerja yang terserap oleh sektor industri adalah sebanyak 542,7 ribu orang, maka pada tahun 1990 tam-bahan tenaga kerja yang terserap adalah sebanyak 632,2 ribu orang.

Pengembangan industri kecil yang meliputi industri kecil tradisional/kerajinan dan industri kecil nontradisional tetap ditingkatkan, terutama melalui program keterkaitan usaha dan subkontrak. Pelaksanaannya ditempuh dengan cara memperluas

VIII/6

Page 7:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

penerapan pola Bapak Angkat antara Badan Usaha Milik Negara atau pengusaha industri besar dengan pengusaha industri kecil. Di samping itu, untuk meningkatkan kemampuan para pengrajin/pengusaha industri kecil yang tersebar di seluruh daerah, kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis juga terus ditingkatkan dalam tahun kedua Repelita V melalui pembinaan sentra industri.

Dalam rangka memacu pertumbuhan sektor industri, upaya meningkatkan penguasaan teknologi industri terus dilanjutkan antara lain melalui kegiatan penelitian dan pengembangan te-rapan. Kegiatan penelitian dan pengembangan ini dilakukan antara lain oleh Balai Besar Industri Kimia, Balai Besar Industri Mesin dan Logam, Balai Besar Industri Hasil Pertani- an dan Balai Besar lainnya, meliputi peningkatan penguasaan teknologi pengolahan, rancang bangun dan perekayasaan serta kemampuan pengujian bahan dan produk. Meskipun sarana pene-litian dan pengembangan yang dimiliki masih terbatas, namun hasilnya secara bertahap telah mampu memberikan dampak yang positip terhadap pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, pe-ningkatan kandungan lokal serta peningkatan daya saing produk hasil industri. Untuk meningkatkan peranan swasta dalam bi- dang penelitian dan pengembangan serta dalam pengembangan sumber daya manusia, pada tahun 1990 Pemerintah telah menge-luarkan kebijaksanaan tentang Perlakuan Perpajakan atas Biaya Penelitian dan Pengembangan dan kebijaksanaan tentang Perla-kuan Pajak Penghasilan atas Biaya Latihan Karyawan, Pemagang- an dan Beasiswa. Dalam hubungan ini seluruh biaya yang dike-luarkan untuk kegiatan tersebut dapat diperhitungkan dalam pengebangan jumlah pajak yang harus dibayar.

Standardisasi produk industri yang meliputi penyusunan dan penerapan standar industri juga semakin ditingkatkan. Bila pada tahun 1989/90 telah berhasil dilakukan penyusunan sebanyak 145 standar industri yang di antaranya termasuk 65 standar produk enjinering, maka pada tahun 1990/91 telah di-susun sebanyak 230 standar industri yang di antaranya ter- masuk sebanyak 200 standar produk enjinering. Meskipun jumlah standar industri yang telah ada semakin meningkat namun per-kembangan standarisasi industri saat ini masih jauh terting- gal dari kebutuhannya apalagi bila dibandingkan dengan per-kembangan di negara-negara maju. Pada hakekatnya standardisa- si yang maju akan membentuk basis yang kokoh bagi penguasaan teknologi serta memberikan dampak positif terhadap upaya peningkatan efisiensi, produktivitas dan mutu produk indus- tri. Selanjutnya pengembangan standardisasi ini dapat memper-

VIII/7

Page 8:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

luas penggunaan bahan baku dan komponen dari berbagai sumber (global sourcing) serta sekaligus mendorong tumbuhnya indus- tri yang dapat berperan sebagai subkontrak bagi industri lainnya. Kesemuanya itu akan mampu meningkatkan daya saing produk industri.

Demikian pula dalam bidang kelembagaan tetap dilanjutkan kegiatan penyusunan peraturan pelaksanaan sebagai penjabaran dari Undang-undang No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian. Beberapa peraturan dewasa ini sedang dalam tahap pengusulan dan pembahasan, antara lain mengenai Standar Nasional Indus- tri, industri kecil, informasi industri dan alih teknologi.

2. Perkembangan Industri Menurut Kelompok Industri

a. Industri Mesin, Logam Dasar dan Elektronika

Kelompok industri mesin, logam dasar dan elektronika memiliki ciri sebagai kelompok industri penghasil barang modal yang. umumnya menggunakan teknologi tinggi serta mempu-nyai keterkaitan yang luas baik antar industri maupun dengan sektor ekonomi lainnya. Oleh karena itu perkembangan kelompok industri mesin, logam dasar dan elektronika diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, penguatan dan pendalaman struktur industri serta peningkatan kemampuan teknologi in-dustri khususnya dalam rancang bangun dan rekayasa industri.

Prioritas pengembangan kelompok industri mesin, logam dasar dan elektronika dalam Repelita V adalah:(1) Pengembangan industri permesinan, terutama industri

mesin dan peralatan pabrik, industri alat-alat berat/ konstruksi, industri mesin dan peralatan tenaga listrik dan industri komponen mesin;

(2) Pengembangan industri elektronika, terutama industri alat komunikasi yang menunjang pembangunan jaringan ko-munikasi nasional, industri alat pengolah data, instru-mentasi dan kontrol, baik perangkat keras maupun perang- kat lunak serta industri elektronika konsumsi;

(3) Pengembangan industri alat angkut untuk menunjang sektor perhubungan;

(4) Pengembangan industri logam dasar untuk menunjang indus- tri enjinering.

VIII/8

Page 9:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

Dengan kebijaksanaan dan langkah-langkah pengembangan yang ditempuh, maka produksi kelompok industri mesin, logam dasar dan elektronika dalam tahun kedua Repelita V secara keseluruhan tetap menunjukkan perkembangan yang meningkat. Perkembangan produksi beberapa jenis industri yang termasuk dalam kelompok industri mesin, logam dasar dan elektronika dari tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1990/91 tampak seperti dalam Tabel VIII-1. Cabang industri perakitan dan komponen kendaraan bermotor dan cabang industri logam dasar sampai saat ini masih memegang peranan yang menonjol, yaitu sebesar 86% dari nilai produksi kelompok industri tersebut.

Penurunan nilai ekspor hasil kelompok industri mesin, logam dasar dan elektronika dalam tahun kedua Repe- lita V terjadi sebagai akibat berkembangnya pasar dalam nege- ri, antara lain untuk produk seperti baja lembaran canai panas (HRC), batang kawat baja, batang kawat tembaga dan besi beton. Pada tahun 1990 nilai ekspor kelompok industri ini berjumlah US$ 818,9 juta, sedangkan pada tahun 1989 nilai ekspornya mencapai US$ 988,4 juta atau terjadi penurunan se- kitar 17,1%. Meskipun demikian beberapa jenis industri menun-jukkan kenaikan nilai ekspornya, antara lain mesin dan per-alatan pabrik, boiler dan komponennya, mesin industri teks- til, alat ukur, televisi dan radio/radio kaset beserta kom-ponennya.

Perkembangan selama tahun kedua Repelita V dalam kelom- pok industri ini juga ditandai oleh meningkatnya realisasi investasi, yaitu meningkat sekitar 15,8% dari realisasi yang berjumlah Rp 2.643,1 miliar pada tahun 1989 menjadi Rp 3.061,8 miliar pada tahun 1990. Kenaikan yang terbesar terutama bersumber dari investasi di cabang industri logam dasar, cabang industri elektronika dan cabang. industri mesin listrik. Sejalan dengan itu, penyerapan tenaga kerja juga menunjukkan kenaikan yang cukup berarti. Bila pada tahun 1989 tenaga kerja tambahan yang dapat diserap berjumlah 14,3 ribu orang, maka pada tahun 1990 tenaga kerja tambahan yang dapat diserap adalah sebanyak 24,7 ribu orang.

Produksi cabang industri mesin perkakas dalam tahun ke- dua Repelita V umumnya mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan produksi tahun pertama Repelita V, kecuali produksi mesin gerinda meja. Produksi mesin tekuk menunjukkan kenaikan yang tertinggi, yaitu sekitar 360%, sedangkan volume produksi mesin perkakas lainnya mengalami kenaikan antara 6,7-63,6%. Namun demikian produksi mesin gergaji dan mesin potong pada

VIII/9

Page 10:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

TABEL VIII - 1

PRODUKSI INDUSTRI MESIN, LOGAM DASAR DAN ELEKTRONIKA,1988/89 - 1990/91

VIII/10

Page 11:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

Lanjutan Tabel VIII - 1

VIII/11

Page 12:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

Lanjutan Tabel VIII – 1

VIII/12

Page 13:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

tahun 1990/91 masih berada di bawah tingkat produksi tahun 1988/89. Masalah pokok yang masih dihadapi oleh cabang indus-tri mesin perkakas sampai saat ini adalah lemahnya daya saing serta belum berkembangnya perekayasaannya.

Perkembangan produksi cabang industri mesin dan peralat- an pertanian sampai dengan tahun 1990/91 secara keseluruhan menunjukkan kenaikan, kecuali produksi traktor mini dan pompa irigasi yang pada tahun 1990/91 berada di bawah tingkat pro-duksi pada tahun 1988/89. Peningkatan produksi tertinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam produksi traktor besar, yaitu se-kitar 292%, dan kemudian disusul oleh polisher yang menunjuk-kan kenaikan produksi sekitar 84%. Perkemhangan produksi trak-tor besar tahun 1990/91 tersebut cukup menggembirakan meng-ingat pada tahun 1989/90 terjadi penurunan produksi yang sangat tajam. Pada umumnya penguasaan rekayasa dan kemampuan pemabrikan jenis-jenis industri dalam cabang industri mesin dan peralatan pertanian sudah cukup baik. Namun demikian dalam rangka menunjang pertumbuhan sektor pertanian dalam Re-pelita V, upaya mendorong kemampuan membuat mesin dan per-alatan yang sesuai dengan kebutuhan petani tetap dilanjutkan, terutama mesin-mesin dengan desain sederhana dengan harga yang murah. Di samping itu tetap dilanjutkan penyusunan stan-dardisasi dan penerapan secara wajib khususnya yang mencakup standar uji mengenai unjuk kerja traktor tangan, alat peng- gilingan padi (rice milling), penyosoh beras (polisher) dan lain-lainnya.

Cabang industri alat-alat berat dan konstruksi mencakup jenis-jenis industri konstruksi baja, industri alat konstruk- si nonswagerak (statis), industri alat besar swagerak (dina-mis), dan industri komponen dan suku cadang. Dalam masa Repe-lita V prioritas pengembangan cabang industri ini diarahkan pada industri yang membuat produk-produk antara, komponen dan suku cadang untuk memperkuat struktur industrinya. Sampai dengan tahun kedua Repelita V kemampuan pemabrikan dan pe-nguasaan perekayasaan cabang industri ini terus berkembang sehingga secara bertahap hasil produksinya mulai dapat meme-nuhi kebutuhan dalam negeri. Kecuali excavator, volume pro-duksi cabang industri alat-alat berat dan konstruksi pada tahun 1990/91 menunjukkan kenaikan bila dibandingkan dengan volume produksi tahun 1989/90. Produksi mesin pemecah batu, mesin penyemprot aspal dan forklift pada tahun 1990/91 menun-jukkan kenaikan produksi yang sangat menonjol, yaitu masing-masing naik sebesar 139%, 180% dan 193,6% dibandingkan dengan produksi tahun 1989/90. Beberapa industri lain juga mengalami

VIII/13

Page 14:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

kenaikan produksi yang cukup tinggi, yaitu produksi mesin pencampur aspal, road/vibro roller dan buldozer yang masing-masing meningkat sebesar 66,7%, 50% dan 43,2%.

Perkembangan cabang industri mesin dan peralatan listrik dalam Repelita V terutama diarahkan untuk menghasilkan mesin dan peralatan yang dibutuhkan untuk menunjang pembangunan dan peningkatan sarana penyediaan tenaga listrik. Sehubungan dengan itu, langkah-langkah yang ditempuh antara lain: re-strukturisasi cabang industri tersebut yang dikaitkan dengan program peningkatan kandungan lokal; peningkatan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan industri; dan peningkatan mutu produk melalui kegiatan standardisasi. Langkah-langkah tersebut diharapkan akan mampu meningkatkan daya saing cabang industri ini di samping mampu mengembangkan komponennya se-hingga secara bertahap mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Perkembangan produksi cabang industri ini pada tahun 1990/91 umumnya menunjukkan kenaikan bila dibandingkan dengan produk- si tahun 1989/90. Produksi beberapa jenis industri seperti industri transformator tenaga, generator las, kWh meter dan pemutus arus telah meningkat lebih dari 30%, sedangkan pro- duksi industri-industri motor listrik, transformator distri-busi dan panel listrik tegangan rendah dan tinggi menunjukkan kenaikan antara 10-20%. Hasil yang dicapai ini cukup meng-gembirakan mengingat dalam tahun 1989/90 sebagian besar pro- duk cabang industri ini mengalami penurunan produksi jika dibandingkan dengan produksi tahun 1988/89.

Cabang industri elektronika yang telah berkembang meli- puti jenis-jenis industri seperti industri elektronika kon-sumsi; industri alat komunikasi; industri alat pengolah data, instrumentasi dan kontrol; dan industri komponen dan subpera-kitan. Perkembangan produksi cabang industri elektronika dalam tahun 1990/91 tetap menunjukkan peningkatan produksi yang berarti. Jenis-jenis industri yang termasuk dalam cabang industri ini yang mengalami kenaikan produksi yang tinggi adalah produksi pesawat telepon, komputer mikro, tuner dan resistor yang masing-masing naik sekitar 224,6%, 145,1%, 192,2% dan 185,8%. Sementara itu volume produksi industri sentral telepon dan Private Automatic Branch Exchange (PABX), High Frequency-Single Side Band (HF-SSB), radio transmitter, Pulse Code Modulation (PCM)/multiplex, stasiun bumi kecil, Very High Frequency/Ultra High Frequency (VHF/UHF) single channel, radio mobil, radio/radio kaset dan amplifier dalam tahun 1990/91 mengalami peningkatan yang cukup tinggi, yaitu berkisar antara 20-40% bila dibandingkan produksi tahun

VIII/14

Page 15:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

1989/90. Meskipun hasil produksi cabang industri elektronika terus meningkat dari tahun ke tahun, namun peningkatan kemam-puan perangkat lunak, pelaksanaan standardisasi dan keterkait-an antar industri masih perlu terus dilanjutkan agar tetap dapat meningkatkan posisi daya saingnya.

Produksi cabang industri kendaraan bermotor sampai dengan tahun kedua Repelita V tetap menunjukkan perkembangan yang meningkat. Cabang industri ini meliputi industri ken- daraan bermotor roda empat, industri kendaraan bermotor roda dua dan industri komponen kendaraan bermotor. Perkembangan industri kendaraan bermotor juga telah diikuti secara ber- tahap dengan peningkatan kandungan lokal. Untuk itu secara terus-menerus didorong perkembangan baik industri komponennya maupun industri pendukungnya seperti cor dan tempa.

Pada tahun 1990/91 produksi industri kendaraan roda empat dan roda dua menunjukkan kenaikan produksi yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan produksi tahun 1989/90, yaitu masing-masing naik sekitar 55,3% dan 45,9%. Demikian pula industri komponen kendaraan, dalam tahun 1990/91 sebagian besar hasil produksinya menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya. Produk-produk komponen ken-daraan yang mengalami kenaikan produksi berkisar antara 10-20% adalah filter element, piston, busi, sistem pengerem- an (brake system), tangki bahan bakar, pegas daun (leaf spring), sistem kopling (clutch system) dan sistem kemudi (steering system). Sementara itu produk-produk yang menunjuk- kan kenaikan produksi lebih besar dari 20% antara lain meli-puti peredam kejut (shock absorber), radiator, piston ring, mesin diesel, chasis, rear body, peleg roda (wheel rim) dan sistem transmisi (transmission system). Namun demikian bebe- rapa produk komponen kendaraan pada tahun 1990/91 juga menun-jukkan penurunan produksi jika dibandingkan dengan produksi tahun 1989/90, yaitu produksi exhaust system, mesin bensin, as (axle), batang propeler (propeller shaft) dan tempat duduk serta rangkanya (seat and seat frame).

Sementara itu produksi industri sarana transportasi se-perti industri kereta api dan industri pesawat terbang tetap berlanjut. Produksi industri kereta api terdiri dari pembuat- an gerbong barang dan gerbong penumpang, sedangkan produk dari industri pesawat terbang meliputi pesawat terbang dan helikopter. Di samping produksi jenis pesawat terbang tipe C-212 dan CN-235, saat ini sedang dilaksanakan pengembangan

VIII/15

Page 16:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

pesawat terbang tipe N-250 yang direncanakan memiliki kapasi-tas 50 tempat duduk.

Cabang industri perkapalan meliputi jenis-jenis industri seperti industri pembangunan kapal baru, industri reparasi kapal, dan industri bangunan lepas pantai. Kemampuan cabang industri perkapalan secara bertahap telah berkembang dalam memproduksi kapal baru dan mereparasi kapal dengan ukuran yang semakin besar. Untuk itu semakin didorong peningkatan kemampuan dan penguasaan rekayasa dan rancang bangun. Dalam tahun kedua Repelita V cabang industri perkapalan menunjukkan perkembangan produksi yang meningkat. Bila kegiatan reparasi kapal dan produksi bangunan lepas pantai pada tahun 1989/90 mengalami penurunan dibandingkan dengan produksi tahun 1988/89, maka produksi pada tahun 1990/91 telah meningkat lagi dan bahkan melampaui produksi yang dicapai pada tahun 1988/89. Volume produksi kapal baja baru, reparasi kapal dan bangunan lepas pantai pada tahun 1990/91 masing-masing me-ningkat sekitar 45%, 30,7% dan 273,9% jika dibandingkan de- ngan produksi tahun 1989/90.

Cabang industri mesin dan peralatan pabrik yang terus berkembang sampai dengan tahun kedua Repelita V antara lain meliputi: (1) industri yang menghasilkan mesin dan peralatan pabrik pengolah hasil perkebunan; (2) industri yang meng-hasilkan mesin dan peralatan standar, misalnya boiler dan mesin diesel nonautomotif; dan (3) industri konstruksi baja. Di samping itu, dalam Repelita V juga didorong pengembangan industri mesin dan peralatan untuk pabrik-pabrik pengolahan hasil kehutanan dan petrokimia, termasuk peralatan penambang- an dan pengolahannya. Perkembangan cabang industri mesin dan peralatan pabrik tersebut terlaksana melalui: peningkatan pemanfaatan kapasitas serta pembangunan industri mesin dan peralatan pabrik; pertumbuhan industri pembuat komponen dan produk-produk antara; peningkatan kemampuan rekayasa dan ran-cang bangun industri; dan peningkatan mutu serta standardisa-si produk.

Pada tahun 1990/91 sebagian besar volume produksi cabang industri mesin dan peralatan pabrik menunjukkan kenaikan jika dibandingkan dengan produksi tahun 1989/90. Jenis-jenis industri yang menunjukkan kenaikan produksi lebih dari 20% adalah industri mesin dan peralatan pabrik kelapa sawit dan industri boiler berukuran kecil dan besar. Jenis-jenis indus- tri lainnya mengalami kenaikan volume produksi yang berkisar antara 10,2-20%, sedangkan industri mesin dan peralatan pa-

VIII/16

Page 17:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

brik kopi mengalami kenaikan sebesar 4,2%. Dalam pada itu, volume produksi dalam industri blower dan tangki baja masing-masing menurun sebesar 16,3% dan 16,71 bila dibandingkan dengan produksi tahun 1989/90.

Cabang industri logam dasar meliputi: (1) jenis industri logam besi baja, seperti besi spons, billet baja, slab baja dan lainnya; dan (2) jenis industri logam bukan baja, seperti aluminium ingot, batang tembaga dan lainnya. Pada tahun kedua Repelita V semua jenis industri yang termasuk dalam cabang industri logam dasar menunjukkan kenaikan volume produksi jika dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya. Produksi industri logam dasar ini terus berkembang sehingga mampu me-nunjang pengembangan industri enjinering. Dalam jenis indus- tri besi baja, volume produksi besi beton dan baja lembaran lapis timah (tin plate) pada tahun 1990/91 menunjukkan ke- naikan yang cukup tinggi, yaitu masing-masing naik, sebesar 49,91 dan 53% dibandingkan produksi tahun 1989/90. Beberapa produk industri besi baja lainnya seperti besi spons, billet baja, batang kawat, slab baja dan pipa las lurus menunjukkan kenaikan produksi antara 10-30%, sedangkan produksi-produksi baja lembaran canai panas (HRC), pipa las spiral, baja lem- baran lapis seng dan baja lembaran canai dingin (CRS) mening-kat antara 2-10% dibandingkan dengan produksi tahun 1989/90. Dalam pada itu, volume produksi jenis industri logam bukan besi yang terdiri dari aluminium ingot, aluminium ekstrusi, pelat aluminium, aluminium foil dan batang tembaga pada tahun 1990/91 masing-masing menunjukkan kenaikan sebesar 5,8%, 129,9%, 66,2%, 6,1% dan 26,3% jika dibandingkan dengan pro-duksi tahun sebelumnya.

b. Industri Kimia Dasar

Kelompok industri kimia dasar memiliki ciri sebagai industri penghasil bahan baku dan bahan setengah jadi yang rangkaian proses pengolahannya berasal dari pengolahan sumber daya alam, terutama dari hasil pertambangan, pertanian dan kehutanan. Di samping itu, kelompok industri kimia dasar juga memiliki keterkaitan yang luas baik antar industri maupun dengan sektor ekonomi lainnya dan pada umumnya menggunakan teknologi maju, berskala besar serta padat energi. Sehubungan dengan itu peranan kelompok industri kimia dasar menjadi makin penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menguatkan dan mendalamkan struktur industri nasional dan meningkatkan kemampuan nasional dalam teknologi industri.

VIII/17

Page 18:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

Dalam rangka mendorong pembangunan kelompok industri kimia dasar, jenis-jenis industri yang diprioritaskan per-tumbuhannya dalam Repelita V antara lain meliputi:

(1) Industri petrokimia hulu;

(2) Industri pulp dan kertas, industri rayon, industri ban dan barang-barang karet untuk industri;

(3) Industri kimia pengolah hasil pertanian dalam arti luas;(4) Industri kimia lain yang dapat memperkuat struktur industri,

misalnya industri kimia adi (fine chemicals) dan industri kimia pengolah bahan mineral.

Sejalan dengan prioritas tersebut, secara terus-menerus didorong upaya-upaya: optimasi serta peningkatan kapasitas nasional terpasang baik untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri maupun untuk ekspor; pendalaman struktur yang berorientasi pada pengisian pohon-pohon industri yang mempunyai keunggulan kompetitif; dan peningkatan daya saing hasil produksi.

Secara keseluruhan kelompok industri kimia dasar sampai dengan tahun kedua Repelita V tetap menunjukkan perkembangan yang meningkat. Beberapa produk baru yang mulai dihasilkan dalam dua tahun pertama Repelita V antara lain adalah asam asetat, etil asetat, Vinyl Chlorida Monomer (VCM), Ethylene Dichlorida (EDC) dan paraxylene. Perkembangan produksi kelom-pok industri kimia dasar dari tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1990/91 nampak seperti dalam Tabel VIII-2.

Nilai ekspor hasil industri kimia dasar pada tahun 1990 berjumlah US$ 869,2 juta, atau meningkat sebesar 7,7% jika dibandingkan dengan nilai ekspor tahun 1989 yang besarnya US$ 806,8 juta. Kenaikan ekspor hasil industri kimia dasar tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan nilai ekspor pada tahun 1989 yang tercatat sekitar 37,8%. Laju kenaikan nilai ekspor yang melambat ini terjadi karena pengutamaan pemenuhan kebutuhan dalam negeri yang semakin meningkat, seperti dalam hal komoditi semen, kaca lembaran, amoniak dan kertas budaya. Namun demikian beberapa komoditi, seperti resin Polyvinyl Chlorida (PVC), pulp, kertas tissue, pesti- sida, asam glutamat, ban kendaraan bermotor roda dua dan ban sepeda, mengalami kenaikan nilai ekspor lebih dari 40%. Pro- duk hasil industri kimia dasar yang mampu memasuki pasaran ekspor pada tahun 1990 meliputi sebanyak 44 jenis.

VIII/18

Page 19:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

TABEL VIII – 2PRODUKSI INDUSTRIAL KIMIA DASAR,

1988/89 – 1990/91

VIII/19

Page 20:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

Lanjutan Tabel VII – 2

VIII/20

Page 21:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

Perkembangan kelompok industri kimia dasar dalam tahun kedua Repelita V antara lain didukung oleh terjadinya pening-katan dalam realisasi investasi. Pada tahuti 1990 realisasi investasi dalam kelompok industri kimia dasar tercatat se- besar Rp 15.162,8 miliar, atau meningkat sekitar 68,81 dari realisasi investasi tahun 1989 yang berjumlah Rp 8.982,7 miliar. Dalam dua tahun pertama Repelita V investasi kelompok industri kimia dasar memberikan sumbangan sekitar 60% dari seluruh investasi yang terjadi di sektor industri. Kenaikan investasi yang cukup tinggi terutama terjadi dalam cabang industri selulosa dan karet dan dalam cabang industri kimia organik. Sejalan dengan perkembangan investasinya, pada tahun 1990 tenaga kerja tambahan yang dapat diserap dalam kelompok industri ini berjumlah 12,9 ribu orang. Pertambahan tenaga kerja tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tenaga kerja tambahan yang terserap pada tahun 1989 yang ber-jumlah 15,6 ribu orang. Hal ini terjadi karena sebagian besar industri-industri baru lebih bersifat padat modal.

Cabang industri agrokimia berperanan sangat besar dalam menunjang pengembangan sektor pertanian, terutama melalui produksi pupuk dan pestisida. Kapasitas produksi industri pupuk, khususnya urea, telah berkembang sehingga mampu meme- nuhi kebutuhan yang terus meningkat dari sektor pertanian maupun industri penghasil perekat. Dalam tahun 1990/91 tetap dilanjutkan pembangunan pabrik Pusri I-B dengan kapasitas produksi sebesar 570.000 ton urea per tahun sebagai pengganti pabrik Pusri I yang berkapasitas 100.000 ton urea per tahun yang sudah usang dan tidak efisien lagi. Selain itu, dalam rangka meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri pupuk nasional serta mengembangkan industri yang berwawasan lingkungan, pada tahun 1990/91 telah dimulai langkah-langkah persiapan pelaksanaan program restrukturisasi industri pupuk. Program ini direncanakan meliputi pembangunan pabrik amoniak dengan kapasitas 445.000 ton per tahun dan pabrik pupuk urea dengan kapasitas sebesar 460.000 ton per tahun di Gresik, serta optimasi pabrik-pabrik pupuk yang telah berdiri.

Volume produksi cabang industri agrokimia pada tahun 1990/91 menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan produksi tahun 1989/90, kecuali pupuk TSP yang mengalami sedikit pe-nurunan produksi. Produksi pupuk urea dan ZA naik masing-ma-sing sebesar 4,9% dan 3,5% sedangkan produksi pupuk TSP turun 2,2%. Sementara itu produksi formulasi pestisida dan bahan aktif pestisida pada tahun 1990/91 masing-masing meningkat

VIII/21

Page 22:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

sebesar 67,1% dan 57,1% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan produksi pestisida yang cukup tinggi tersebut se- bagian besar terjadi akibat meningkatnya pasaran ekspor. Per-kembangan industri pestisida ini ditunjang pula dengan upaya penemuan jenis pestisida baru yang aman terhadap lingkungan.

Hasil produksi cabang industri selulosa dan karet yang dicapai pada tahun 1990/91 tetap menunjukkan perkembangan yang mantap dalam sumbangannya dalam pemenuhan kebutuhan pasar dalam negeri dan pengembangan ekspor hasil industri kimia dasar. Produksi pulp, yaitu pulp kertas, menunjukkan kenaikan yang tertinggi di antara produk-produk utama cabang industri ini, yaitu sebesar 78,3%. Dengan perkembangan ini tidak saja terpenuhi kebutuhan bahan baku untuk industri ker- tas dalam negeri yang terus meningkat, akan tetapi volume ekspornya juga semakin meningkat. Sementara itu industri pulp rayon, yang menghasilkan bahan pengganti kapas untuk industri tekstil, perkembangannya tetap didorong tetap dilanjutkan. Demikian pula industri kertas dan ban sepeda, pada tahun 1990/91 menunjukkan peningkatan produksi yang cukup tinggi, yaitu masing-masing meningkat sebesar 21,8% dan 20,6% diban-dingkan dengan produksi tahun sebelumnya. Produk-produk yang dihasilkan dari jenis industri kertas antara lain meliputi kertas budaya, kertas industri dan kertas tissue. Peningkatan produksi juga terjadi dalam industri ban kendaraan bermotor roda empat dan roda dua, yaitu masing-masing sebesar 11,4% dan 6,2%.

Cabang industri kimia organik yang berkembang sampai dengan tahun kedua Repelita V meliputi: (a) industri kimia organik yang mengolah hasil pertanian seperti asam glutamat, vetsin, kalsium sitrat, asam sitrat, sorbitol dan arang aktif; dan (b) industri kimia organik yang memanfaatkan bahan baku hidrokarbon yang terdiri dari industri petro~imia hulu serta industri petrokimia antara dan hilir. Produk-produk yang telah dihasilkan dari industri petrokimia hulu antara lain ialah methanol, paraxylene dan benzene. Hasil produksi industri petrokimia antara dan hilir meliputi Vinyl Chlorida Monomer (VCM), Pure Terephthalic Acid (PTA), Phtalic Anhy- dride (PA), alkyl benzene, asam formiat, polyol, Polyvinyl Chlorida (PVC), polystyrene, polypropylene, nylon tyre cord dan lain-lainnya.

Secara keseluruhan cabang industri kimia organik pada tahun 1990/91 memperlihatkan perkembangan yang cukup menggem-birakan meskipun terdapat beberapa produk yang mengalami

VIII/22

Page 23:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

penurunan produksi. Perkembangan ini juga telah memberikan sumbangan yang besar dalam mendorong pertumbuhan serta pe-ningkatan ekspor hasil industri kimia dasar. Pada tahun 1990/91 beberapa produk seperti resin sintetis, resin Poly-vinyl Chlorida (PVC), pigmen dan bahan cat, Alkyl Benzene Sulfonat (ABS), kalsium sitrat dan asam sitrat, bahan kimia tekstil, polypropylene, nylon tyre cord dan sorbitol, menunjukkan kenaikan produksi lebih dari 20% bila dibandingan dengan produksi tahun 1989/90. Di antara produk-produk tersebut, industri resin sintetis dan sorbitol menunjukkan peningkatan produksi tertinggi, yaitu masing-masing naik seki- tar 54,1% dan 57,9%. Sementara itu produk-produk lainnya me-nunjukkan kenaikan produksi yang berkisar antara 8,7-17,4%.

Jenis-jenis industri dalam cabang industri kimia anorga-nik yang terus didorong perkembangannya meliputi jenis-jenis industri semen, kaca, gas industri dan industri kimia anor-ganik lainnya. Cabang industri ini berkembang sejalan dengan pertumbuhan yang terjadi dalam sektor industri dan sektor ekonomi lainnya. Industri semen abu-abu dan kaca lembarah pada tahun 1990/91 menunjukkan peningkatan produksi masingmasing sekitar 11,9% dan 10,7% dibandingkan produksi tahun 1989/90. Sementara itu dalam dua tahun pertama Repelita V telah mulai dihasilkan produk baru dari industri kaca, yaitu serat kaca. Kenaikan produksinya terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Khusus untuk industri semen sebagai penghasil salah satu komoditi strategis telah dilaksanakan langkah- langkah persiapan untuk meningkatkan kapasitas industri tersebut secara nasional.

Perkembangan produksi yang meningkat juga ditunjukkan oleh berbagai produk yang termasuk dalam jenis industri gas industri, antara lain zat asam, nitrogen, argon, hidrogen, acetylene, asam arang dan nitrous oksida. Pada tahun 1990/91 produksi jenis industri ini meningkat antara b,7-15% jika dibandingkan dengan produksi tahun 1989/90. Produksi beberapa komoditi dari industri kimia anorganik lainnya juga menunjuk- kan perkembangan yang mantap pada tahun 1990/91. Industri soda kostik mepunjukkan perkembangan yang sangat pesat, pada tahun 1990/91 produksinya meningkat 98,5% bila dibandingkan dengan produksi tahun 1989/90. Sementara itu, komoditi-komo- diti yang termasuk dalam jenis industri kimia anorganik lain- nya seperti asam sulfat, aluminium sulfat, seng oksidasi, sodium silikat dan lainnya, kenaikan produksinya berkisar antara 1-16%. Selain itu, pada tahun 1990/91 telah mulai

VIII/23

Page 24:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

dihasilkan produk baru, yaitu Sodium Tripoly Phosphate (STPP) dengan jumlah produksinya sekitar 12.000 ton.

c. Aneka Industri

Kelompok aneka industri sebagai industri hilir, yang se-bagian besar produknya berupa barang konsumsi, dalam tahun kedua Repelita V tetap menunjukkan perkembangan yang mening- kat. Kedudukannya dalam sektor industri tetap sangat menon- jol, yaitu sebagai penyumbang terbesar dalam mendorong per-tumbuhan sektor industri dan penghasil devisa utama dari ekspor nonmigas. Di samping itu kelompok industri ini berpe- ran penting dalam perluasan lapangan kerja baru dan dalam pemenuhan kebutuhan rakyat banyak. Berkembangnya kelompok industri ini dalam tahun kedua Repelita V terutama didukung oleh semakin tumbuhnya industri-industri yang berorientasi ekspor, baik industri baru maupun industri-industri yang se-mula berorientasi pasar dalam negeri dan kemudian berkembang menjadi industri yang berorientasi ekspor, di samping semakin berkembangnya industri-industri antara serta hilir yang meng-olah hasil-hasil sektor primer.

Produksi kelompok aneka industri yang dicapai pada tahun kedua Repelita V telah memberikan sumbangan sekitar 52,6% dalam nilai produksi sektor industri secara keseluruhan. Ca-bang-cabang industri yang sangat menunjang pertumbuhan kelom-pok ini adalah cabang industri bahan bangunan dan umum, cabang industri pangan dan cabang industri tekstil. Beberapa komoditi yang menunjukkan peningkatan produksi yang cukup tinggi terutama berasal dari industri-industri yang mengolah kayu sebagai bahan bakunya, yaitu industri-industri barang jadi dari kayu lapis (mebel dan komponen mebel, kayu lapis berlaminasi dan kayu lapis dekoratif), industri penghasil kusen, daun pintu dan jendela serta produk-produk industri pengolahan kayu lainnya. Meskipun secara keseluruhan terjadi kenaikan produksi, namun ada beberapa produk kelompok aneka industri yang menunjukkan penurunan produksi dalam tahun 1990/91. Perkembangan produksi kelompok aneka industri dari tahun 1989/90 sampai dengan tabun 1990/91 dapat dilihat dalam Tabel VIII-3.

Nilai ekspor hasil kelompok aneka industri pada tahun 1990 mengalami kenaikan sebesar 16,2% dari nilai ekspor yang dicapai pada tahun 1989. Bila pada tahun 1989 nilai ekspornya berjumlah US$ 7.315,7 juta, maka pada tahun 1990 nilai ekspor-nya mencapai US$ 8.498,4 juta. Dari keseluruhan nilai ekspor

VIII/24

Page 25:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

TABEL VIII – 3PRODUKSI ANEKA INDUSTRI,

1988/89 – 1990/91

VIII/25

Page 26:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

Lanjutan Tabel VIII – 3

VIII/26

Page 27:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

hasil industri, ekspor kelompok aneka industri berhasil men-capai pangsa sebesar 66,1% pada tahun 1989 dan 70,2% pada tahun 1990. Peningkatan nilai ekspor kelompok aneka industri tersebut terutama diperoleh dari ekspor hasil industri tekstil, sebagian besar dari pakaian jadi dan tekstil lembar-an,dan industri kayu olahan, terbesar dari kayu lapis. Kedua jenis industri tersebut masing-masing memberikan sumbangan sekitar 33,4% dan 38,5% dari keseluruhan ekspor hasil kelom- pok aneka industri pada tahun 1990. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan industri tekstil dan kayu olahan masih sangat menentukan perkembangan kinerja ekspor hasil industri.

Perkembangan ekspor tersebut di atas tercapai karena meningkatnya daya saing produk-produk kelompok aneka indus- tri, meluasnya diversifikasi komoditi ekspor serta meningkat- nya produksi industri yang bersangkutan. Pada tahun 1990 jumlah jenis industri dari kelompok aneka industri yang mampu memasuki pasaran dunia mencapai sebanyak 187 jenis. Beberapa di antaranya mulai menampakkan kecenderungan peningkatan yang stabil, walaupun beberapa jenis industri di antaranya masih menunjukkan perkembangan yang cukup berfluktuasi.

Prospek pertumbuhan kelompok aneka industri di masa men-datang diperkirakan akan semakin meningkat. Hal ini nampak dari realisasi investasi di kelompok aneka industri pada tahun 1990 yang mencapai nilai sebesar Rp 6.001,8 miliar. Realisasi ini menunjukkan peningkatan sekitar 58,4% bila di-bandingkan dengan realisasi investasi di kelompok industri yang bersangkutan pada tahun 1989 yang berjumlah Rp 3.787 miliar. Cabang-cabang industri yang menunjukkan peningkatan investasi yang tinggi berturut-turut adalah cabang industri pangan, cabang industri tekstil dan cabang industri bahan bangunan dan umum.

Sementara itu dengan semakin berkembangnya investasi industri, kelompok aneka industri telah memberikan sumbangan yang semakin berarti pula dalam penyerapan tenaga kerja. Te- naga kerja tambahan yang dapat diserap pada tahun 1990/91 berjumlah 353,6 ribu orang, yang berarti mengalami peningkat- an sebesai 28,5% jika dibandingkan dengan jumlah tambahan tenaga kerja baru pada tahun 1989/90 yang mencapai sebanyak 275,1 ribu orang.

Produk-produk cabang industri pangan yang mengalami kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 antara lain ialah produksi minyak goreng kelapa sawit yang

VIII/27

Page 28:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

naik sebesar 14,5%, margarine naik sebesar 17,31 dan susu kental manis naik sebesar 12,8%. Sebaliknya pada tahun itu terjadi penurunan produksi dalam industri pemanis buatan dan tepung terigu, yaitu masing-masing turun sebesar 20,7% dan 0,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan produksi dalam industri pemanis buatan terjadi karena dikeluarkannya kebijaksanaan pembatasan pemakaian pemanis buatan dalam rang- ka melindungi kesehatan masyarakat. Sementara itu beberapa produk lainnya, antara lain minyak goreng kelapa, rokok kre- tek dan susu bubuk menunjukkan kenaikan produksi kurang dari 10%.

Cabang industri tekstil yang telah berkembang sampai dengan tahun 1990/91 antara lain meliputi jenis-jenis indus- tri serat, benang, pertenunan, perajutan dan pakaian jadi. Pada tahun kedua Repelita V produksi semua jenis industri itu menunjukkan kenaikan bila dibandingkan dengan produksii tahun 1989/90. Produksi tekstil lembaran (kain tenun dan rajut) meningkat sebesar 11,9%, sementara produksi benang tenun (benang pintal, benang filamen polyester dan nylon) meningkat sebesar 4,9%, produksi serat staple (polyester dan rayon viscose) meningkat sebesar 3,7%, dan produksi pakaian jadi dan zat warna tekstil masing-masing meningkat sebesar 19,8% dan 30,6% dibandingkan dengan produksi 1989/90. Perkembang- an industri tekstil diharapkan akan lebih meningkat lagi di masa yang akan datang dengan rencana pendirian industri olefin dan aromatik yang antara lain akan menghasilkan bahan baku guna mendukung industri serat sintetis. Di samping itu diharapkan pula agar tekstil dan produk tekstil yang dihasil- kan dapat berkembang ke arah mutu yang lebih tinggi. Bersama- an dengan itu tetap berlangsung program restrukturisasi industri tekstil.

Cabang industri kimia dari kelompok aneka industri juga menunjukkan perkembangan yang semakin mantap. Perkembangan yang semakin mantap ini juga diikuti oleh semakin luasnya pemanfaatan hasil di sektor ekonomi lainnya. Dalam dua tahun pertama Repelita V telah dapat diproduksi fatty acid dan glycerol/glycerin sebagai hasil pengolahan lanjut kelapa sawit. Demikian pula dari pengolahan hasil perkebunan karet telah dihasilkan produk-produk baru antara lain sarung tangan karet, karet busa dan conveyer belt. Sementara itu produk- produk cabang industri kimia yang mengolah produk industri dasar juga semakin berkembang dalam tahun 1990/91.

VIII/28

Page 29:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

Pada umumnya produksi jenis-jenis industri dalam cabang industri kimia ini pada tahun 1990/91 menunjukkan peningkatan yang cukup berarti dibandingkan dengan produksi tahun 1989/90, kecuali sepatu karet/kanvas. Beberapa komoditi yang mengalami peningkatan produksi di atas 30% antara lain meli- puti glycerol/glicerin dan cat/dempul. Komoditi-komoditi yang mengalami peningkatan produksi antara 10-30%, antara lain sabun cuci, sabun mandi, kotak karton, pipa Polyvinyl Chlo- rida (PVC), tinta cetak, pita kaset kosong, kulit imitasi, kantong plastik, dan fatty acid. Selain itu juga terdapat beberapa komoditi yang mengalami peningkatan produksi kurang dari 10%, misalnya kertas diazo, karung plastik, pita video kosong, alat suntik, korek api dan crumb rubber.

Perkembangan cabang industri alat listrik dan logam se- lama dua tahun pelaksanaan Repelita V juga menunjukkan kecen-derungan produksi yang meningkat. Pada tahun 1990/91 hampir semua jenis industri menunjukkan kenaikan volume produksi yang cukup berarti jika dibandingkan dengan produksi tahun 1989/90. Industri-industri yang menunjukkan kenaikan produksi yang cukup tinggi pada tahun 1990/91 adalah industri alat pendingin yang produksinya naik sebesar 25,9%, industri accu (24,5%), industri lampu pijar dan TL (24,6%), industri mur dan baut (53,1%) dan industri kamera (28,6%). Sementara itu volume produksi dari lemari es, baterai kering, alat penyem- prot hama, kipas angin, organ/piano, kaleng kemas, sepeda dan paku, menunjukkan kenaikan produksi yang berkisar antara 5-15% dibanding dengan produksi tahun 1989/90. Industri me- sin jahit pada tahun 1990/91 masih menunjukkan penurunan pro-duksi, seperti yang dialaminya pada tahun 1989/90. Penurunan produksi mesin jahit terjadi antara lain karena masyarakat lebih cenderung membeli pakaian jadi dan karena penggunaan jenis mesin jahit standar beralih kepada penggunaan jenis mesin jahit serbaguna.

Cabang industri bahan bangunan dan umum terdiri dari berbagai jenis industri bahan bangunan dan industri hilir lainnya. Perkembangan cabang industri ini dalam dua tahun terakhir tetap menggembirakan dan memberikan kontribusi yang besar baik dalam pertumbuhan kelompok aneka industri secara keseluruhan maupun dalam pendapatan devisa negara.

Dari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel, papan partikel dan tiang listrik dari beton, yang

VIII/29

Page 30:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

masing-masing meningkat sebesar 62,1%, 50,2%, 40,2%, 32,2% dan 25,4% jika dibandingkan dengan produksi tahun 1989/90. Dalam pada itu produksi jenis industri umum/hilir lainnya pada tahun 1990/91 secara keseluruhan juga menunjukkan kenaikan yang cukup berarti jika dibandingkan dengan tahun 1989/90. Kenaikan produksi terjadi antara lain untuk sepatu kulit sebesar 25,6%, pecah belah dari keramik sebesar 14,3%, gelas dan botol sebesar 6,1% dan pensil sebesar 5,7%.

d. Industri Kecil

Pengembangan kelompok industri kecil dalam sektor indus-tri, dan bahkan dalam perekonomian nasional sebagai keselu-ruhan, mempunyai peranan yang sangat penting, terutama dalam rangka pemerataan kesempatan berusaha, perluasan lapangan kerja serta pemerataan dan peningkatan pendapatan. Karena industri kecil ini tersebar di seluruh daerah dan sebagian besar berlokasi di daerah pedesaan, maka perkembangan industri kecil akan mempunyai dampak yang besar dalam meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di pedesaan. Sehubungan dengan itu, pengembangan kelompok industri kecil dalam tahun kedua Repelita V tetap diarahkan pada industri kecil pedesaan yang mengolah dan memanfaatkan hasil pertanian serta industri yang menghasilkan peralatan dan sarana produksi pertanian. Di samping itu dipa- cu pula perkembangan industri kecil yang mempunyai potensi untuk pasar ekspor dan yang menghasilkan barang-barang seni dan kerajinan tradisional. Perkembangan industri kecil ini telah mencakup pula daerah-daerah perbatasan, transmigrasi dan daerah terpencil.

Dalam Repelita V sistem pengembangan industri kecil yang lebih terpadu dilakukan melalui sentra-sentra industri kecil. Bila pada tahun terakhir Repelita IV telah berkembang seba-nyak 6.092 sentra industri, maka sampai dengan tahun kedua Repelita V jumlah.sentra industri yang dikembangkan mencapai 6.649 buah, yang terdiri dari pengembangan sentra baru dan pembinaan sentra lama. Dampak pembinaan industri kecil mela-lui sentra-sentra industri tersebut tidak hanya berupa peningkatan nilai produksi dan ekspor hasil industri kecil yang semakin mantap, tetapi juga berupa dorongan untuk penumbuhan unit usaha serta pengembangan wirausaha baru.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan usaha para pengusaha dan pengrajin industri kecil, berbagai bentuk pelatihan dan bimbingan teknis terus dilanjutkan serta ditingkatkan dalam

VIII/30

Page 31:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

tahun kedua Repelita V. Pelatihan dan bimbingan teknis ini antara lain meliputi aspek manajerial, kewirausahaan, tekno- logi dan sistem produksi serta pemasaran di sentra-sentra industri. Di samping itu upaya pemasyarakatan, pembentukan dan penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) pada usaha industri kecil juga tetap dilanjutkan dalam rangka peningkatan mutu hasil produksinya. Selanjutnya dalam rangka mengatasi masalah permodalan telah dikeluarkan kebijaksanaan Kredit Usaha Kecil (KUK) yang mewajibkan bank pelaksana untuk menyediakan 20% dari portofolio kreditnya bagi pengusaha kecil.

Jumlah unit usaha industri kecil sampai dengan tahun kedua Repelita V terus meningkat. Bila pada tahun 1988 ter- catat sebanyak 1.785 ribu unit usaha industri kecil, pada tahun 1989 jumlah tersebut meningkat menjadi 1.828 ribu unit usaha, dan pada tahun 1990 meningkat lagi menjadi 1.873 ribu unit usaha. Menurut jenis lapangan usahanya, sebagian besar industri kecil berusaha di cabang industri makanan dan minum- an, industri kayu dan barang dari kayu, industri tekstil dan pakaian jadi. Pada tahun kedua Repelita V di cabang industri makanan dan minuman tercatat sejumlah 595,8 ribu unit usaha, industri kayu dan barang dari kayu sejumlah 551,8 ribu unit usaha, sedangkan di cabang industri tekstil dan pakaian jadi sebanyak 253,5 ribu unit usaha. Ditinjau dari penyebaran lo-kasinya, sebagian terbesar unit usaha industri kecil berlo- kasi di Pulau Jawa, namun tingkat pertumbuhan unit usaha industri kecil di luar Pulau Jawa lebih cepat dalam dua tahun terakhir ini. Pada tahun 1988/89 tercatat sebanyak 1.306,8 ribu unit usaha berlokasi di Pulau Jawa (yaitu 73,2% dari seluruh unit usaha industri kecil), kemudian pada tahun 1989/90 jumlah tersebut meningkat menjadi 1.320,7 ribu unit usaha (72,21) dan pada tahun 1990/91 jumlahnya menjadi 1.336,9 ribu unit usaha (71,3%). Hal ini menunjukkan bahwa industri kecil sudah semakin berkembang di luar Pulau Jawa.

Sejalan dengan meningkatnya unit usaha industri kecil tersebut, tenaga kerja tambahan yang dapat diserap oleh ke-lompok industri kecil juga meningkat. Bila pada tahun 1989 terserap sebanyak 237,6 ribu tenaga kerja tambahan maka pada tahun 1990 dapat diserap sebanyak 240,9 ribu tenaga kerja baru.

Program keterkaitan melalui pola Bapak Angkat dalam tahun kedua Repelita V telah semakin berkembang terutama dengan semakin meningkatnya peranan perusahaan besar swasta sebagai Bapak Angkat di samping Badan Usaha Milik Negara

VIII/31

Page 32:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

TABEL VIII - 4

VOLUME DAN NILAI EKSPOR KOMODITI INDUSTRI KECIL,1988 - 1990

Repelita V

No. Cabang Industri 1988 1989 19901)

Volume(ribu ton)

Nilai

(ribu US$) Volume

(ribu ton)

Nilai

(ribu US$)

Volume

(ribu ton) Nilai

(ribu US$)

1 . Pangan 550,2 100.942,3 895,1 117.850,3 755,5 157.104,0

2. Sandang dan Kulit 25,4 254.410,5 32,2 385.668,7 42,0 616.997,8

3. Kimia dan Bahan Bangunan 101,7 96.801,2 107,0 56.836,2 144,3 79.631,5

4. Aneka Kerajinan dan Umum 25,1 503.843,3 44,8 459.634,4 61,7 302.333,2

Jumlah 702,4 955.997,3 1.079,1 1.019.989,6 1.003,5 1.156.066,5

1) Angka sementara

VIII/32

Page 33:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,

(BUMN). Untuk lebih menunjang keberhasilan program ini telah dikeluarkan kebijaksanaan tentang Pedoman Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi melalui Badan Usaha Milik Negara, yaitu berupa pencadangan 1-5% dari laba bersih BUMN bagi pembinaan pengusaha kecil. Bersamaan dengan itu tahun 1991 telah dicanangkan sebagai Tahun Gerakan Nasional Keterkaitan Bapak dan Anak Angkat. Dalam tahun 1990/91 telah ditandata-ngani piagam kerja sama antara perusahaan industri besar dengan industri kecil yang melibatkan 216 perusahaan sebagai Bapak Angkat. Pola Bapak Angkat ini dikembangkan dalam bentuk kerja sama yang saling menguntungkan antara Bapak Angkat de-ngan Mitra Usaha, terutama dalam kegiatan usaha sejenis dan terkait yang mencakup bermacam-macam aspek seperti pemasaran, manajemen, teknologi, tenaga ahli dan lain-lainnya. Sebagai penghargaan kepada badan usaha dan perorangan yang telah ber-hasil membina dan mengembangkan industri kecil dalam pola Ba-pak Angkat ini, Pemerintah memberikan penghargaan Upakarti. Sejak tahun. 1985 sampai dengan tahun 1990 telah diberikan penghargaan Upakarti kepada 301 penerima yang terdiri dari 115 jasa pengabdian dan 186 jasa kepeloporan.

Sebagai salah satu wahana pengembangan kelembagaan usaha, kepada para pengusaha dan pengrajin industri kecil didorong untuk membentuk Koperasi Indutri Kecil dan Kerajinan (KOPINKRA). Melalui wadah KOPINKRA kemampuan pengelolaan usaha industri kecil diharapkan akan lebih cepat berkembang dan selanjutnya akan meningkatkan kemampuan industri kecil, terutama di bidang teknologi produksi, pemasaran, dan penye- dian bahan baku. Sampai dengan tahun 1990 telah dibentuk sebanyak 1.165 KOPINKRA yang tersebar di 20 propinsi.

Perkembangan ekspor hasil kelompok industri kecil secara keseluruhan dalam dua tahun terakhir terus meningkat. Nilai ekspor komoditi industri kecil pada tahun 1990 secara kese-luruhan mencapai US$ 1.156 juta, yang berarti naik sebesar 13,3% jika dibandingkan dengan tahun 1989, meskipun ekspor hasil cabang aneka kerajinan dan umum mengalami penurunan se-besar 34,2%. Cabang industri sandang dan kulit memberikan kontribusi terbesar dalam peningkatan nilai ekspor hasil in-dustri kecil, yaitu sebesar 59,9%, kemudian disusul oleh cabang industri kimia dan bahan bangunan sebesar 40,1% dan cabang industri pangan sebesar 33,3%. Perkembangan nilai dan volume ekspor industri kecil dari tahun 1988 sampai dengan tahun 1990 dapat dilihat pada Tabel VIII-4.

VIII/33

Page 34:  · Web viewDari jenis industri bahan bangunan, kenaikan produksi yang relatif tinggi pada tahun 1990/91 dicapai dalam industri-industri wood working, kusen/daun pintu/jendela, mebel,