EDAERAH TINGKAT I

JAMBI

E. DAERAH TINGKAT I JAMBI

1. GAMBARAN UMUM

a. Penyebaran penduduk

Luas Daerah Tingkat I Jambi adalah 62.150 km2. Dalam tahun 1971 jumlah penduduk 1.006.000 jiwa, yang berarti ke-padatan rata-rata 16 orang per km2. Karena arus transmigrasi, pertambahan rata-rata setiap tahunnya tampak lebih tinggi, yaitu 3,4%. Penduduk daerah ini tersebar, terutama mengikuti aliran sungai. Penyebaran ini ditentukan pula oleh keadaan daerah yang sebagian besar adalah rawa dan dataran rendah, sehingga konsentrasi penduduk terutama terdapat pada dae-rah/wilayah subur, yaitu di daerah pegunungan Kerinci dan dataran rendah Tanjung Jabung/Batanghari, yaitu kota Jambi dan sekitarnya, 29% dari jumlah penduduk yang ada di Dae- rah Tingkat I Jambi berada di daerah perkotaan, dan selebih- nya tersebar di daerah pedesaan di seluruh propinsi.

Jumlah angkatan kerja di Jambi adalah sebesar 506.356 jiwa, atau ± 50% dari jumlah seluruh penduduk.

Komposisi tenaga kerja per sektor ekonomi di Jambi adalah 70% dari seluruh penduduk berada di sektor pertanian, 10% di sektor perindustrian dan 20% pada sektor pelayanan dan jasa

b. Penyebaran kegiatan perekonomian Kegiatan perekonomian

yang ada

Kegiatan pertanian padi, telah memperlihatkan adanya pe-ningkatan selama Repelita I, sehingga secara keseluruhan ha- sil produksi padi menunjukkan surplus. Daerah surplus beras adalah Tanjung Jabung, sedangkan sebaliknya Kota Madia Jambi adalah daerah minus.

85

Di sektor perkebunan lebih dari 75% hasil ekspor Jambi ada-lah karet, dengan daerah penghasilnya Kabupaten Sarolangun Bangko, Kabupaten Bungo Tebo dan Kabupaten Batanghari.

Sifat monokultur ini sangat mempengaruhi naik turunnya keadaan ekonomi masyarakat. Hasil lainnya adalah kayu dan kopra dihasilkan di Kabupaten Tanjung Jabung, Bungo Tebo dan Batanghari; teh, kulit kayu manis (cassiavera), dan kopi dihasilkan di daerah pegunungan yaitu pegunungan Kerinci.

Pertambangan terutama adalah minyak bumi yang telah di-ekaploitir oleh PN Pertamina di daerah Kenali Asam, Tempino, dan Bajubang. Hasil produksi langsung disalurkan melalui pipa ke pengilangan minyak Plaju di Sumatra Selatan.

Dilihat dari daerah penghasil itu penyebaran kegiatan eko-nomi dapat digambarkan sebagai berikut:1) Padi, terutama dihasilkan di Kabupaten Tanjung Jabung

dan Batanghari, baik padi ladang maupun padi pasang surut.

2) Karet, dihasilkan di daerah Merangin yang meliputi Kabu-paten Muara Tebo dan Sarolangun Bangko, dengan pusatnya Sarolangun.

3) Kelapa, dihasilkan di daerah penghasil utamanya Tanjung Jabung, dengan pusatnya Kuala Tungkal.

4) Teh, kulit kayu manis (cassiavera), dan kopi, dihasilkan di daerah pegunungan Kerinci, dengan pusatnya Sungai Pe-nuh. Kecuali itu daerah ini juga menghasilkan padi sawah.

Potensi daerah

Tersedianya areal yang masih cukup luas, terutama potensi pasang surut, menunjukkan besarnya potensi pengembangan padi di daerah Jambi. Areal ini, dengan tersedianya sistem iri-gasi yang baik, juga akan dapat menghasilkan tanaman lain- nya, seperti kelapa, ketela pohon dan buah-buahan daerah rawa. Sedangkan areal untuk intensifikasi masih memungkin- kan untuk meningkatkan produksi padi.

86

Tanaman ekspor yang ada sekarang ini dalam keadaan kul- tur teknis yang buruk, maka usaha peningkatan mutu tanam- an tersebut melalui sistem penanaman yang lebih baik, akan dapat mencapai produktivitas yang lebih tinggi.

Pemanfaatan areal karet tidur (meliputi lebih dari 15% dari kondisi kebun karet yang ada sekarang) serta pemeliharaan karet muda, akan dapat memungkinkan peningkatan usaha pertanian karet untuk industri crumb-rubber.

Di bidang pertambangan, minyak yang belum dieksploitir sampai sekarang terdapat di daerah Mandiangin Kabupaten Sarko yang telah di survey oleh PN Pertamina, dan daerah Tebo Ilir Kabupaten Bungo Tebo. Tambang batubara, terdapat di daerah Rantau Pandan Kabupaten Sarko. Tambang air raksa, terletak di daerah Nalo Tantan, Sungai Ulak Kabupa- ten Sarko. Tambang belirang, di daerah Talang Kemuning, Simpang Tutup, Semurup di Kabupaten Kerinci dan Sei Te- nang, Muara Siau Kabupaten Sarko. Tambang belirang ini se-bagian dikerjakan rakyat dengan Cara sederhana. Tambang tembaga, di daerah Sako Duo Kabupaten Kerinci. Tambang emas, di daerah Sungai Kanan dan Batang Asai Kabupaten Sarko.

2. MASALAHSegala usaha untuk meningkatkan produksi akan sangat

dipengaruhi pula oleh tersedianya prasarana yang baik, baik prasarana produksi, perhubungan maupun pemasarannya. Sedangkan keadaan prasarana yang ada dewasa ini belum tersedia sebagaimana mestinya untuk memungkinkan tercip-tanya iklim yang baik bagi masyarakat untuk berusaha.

Keadaan jalan dan jembatan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan ekonomi dengan daerah belakangannya masih perlu diperbaiki.

Jaringan utama adalah:(a) Jambi — Muara Tembesi — Muara Tebo,

87

(b) Muara Tebo — Muara Bungo — Sungai Dareh sampai ke- Sijunjung,

(c) Muara Tebo — Muara Bungo — Sarolangun Bangko sam- pai ke Lubuk Linggau (di Sumatra Selatan),

(d) Jambi — Betting — Palembang,(e) Jambi — Muara Sabak,(f) Jambi — Kuala Tungkal,(g) Jambi — Rengat,(h) Bangko Sungai Penuh ke Padang,(i) Dusun Tao — Sungai Penuh.

Sungai yang merupakan alat lalu-lintas yang murah, akibat sistem perladangan mengalami pengendapan yang sangat meng-ganggu kelancaran lalu-lintas yang ada.

Permasalahan yang juga dirasakan sangat mempengaruhi kegiatan perekonomian masyarakat daerah ini, ,yaitu kurang- nya permodalan yang dimiliki oleh pengusaha kecil di daerah. Tidak lepas dari pada hal tersebut di atas kekurangan tenaga kerja untuk menggarap potensi yang masih tersembunyi ada- lah masalah yang sangat mempengaruhi laju perkembangan daerah ini.

3. PENGARAHAN PEMBANGUNAN SELAMA REPE- LITA II

a. SektoralUsaha ke arah pengembangan sektor pertanian, khususnya

pangan dan perkebunan (karat, kayu, kelapa, juga cassiavera) yang merupakan sektor utama bagi pengembangan daerah Jambi, akan terus ditingkatkan.

Untuk menunjang usaha tersebut, maka kegiatan sektor per-hubungan khususnya yang menghubungkan daerah produksi dan pasaran akan ditingkatkan. Demikian pula di bidang perhu-bungan laut, usaha akan diarahkan kepada peningkatan fasi- litas pelabuhan, pengerukan pelabuhan dan alur pelayaran.

88

Dalam pada itu diversifikasi tanaman karet kepada tanam- an lain, akan mendapat perhatian.

Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja, akan ditempuh melalui usaha transmigrast.

b. Wilayah pembangunanKebijaksanaan investasi dilakukan atas dasar regionalisasi

daerah yaitu adanya wilayah pembangunan dan masing-masing kekhususannya, yaitu:

1) Wilayah pasang-surut yaitu di daerah Batanghari dan Tanjung Jabung, dengan pusatnya Jambi.

2) Wilayah dataran rendah yang merupakan penghasil kayu dan karet dengan pusatnya Muara Bungo.

3) Wilayah pegunungan dengan pusatnya sungai Penuh merupakan daerah penghasil teh, kayu manis, dan padi sawah.

Selain ketiga wilayah pembangunan di atas, daerah sebelah utara yang menghasilkan ikan dan kopra dengan kemungkin- an pusatnya di Kuala Tungkal. Wilayah terakhir ini masih per- lu diteliti lebih lanjut.

4. LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKSANAAN

a. Kebijaksanaan umum(a) Peningkatan produksi bahan pangan, hasil hutan, kayu

dan hasil perkebunan karet dan kelapa serta produksi tanaman keras lainnya seperti kulit kayu manis (cassiavera), cengkeh dan lain-lain.

(b) Meningkatkan prasarana, baik prasarana produksi maupun prasarana perhubungan, khususnya yang menghu-bungkan daerah produksi dan pasaran, serta pengerukan pela-buhan Jambi.

(c) Sehubungan dengan usaha-usaha tersebut di atas, pe-nyediaan tenaga kerja melalui transmigrasi adalah usaha pen- ting

(d) Penyediaan fasilitas sosial yang lebih baik.

.

89

(e) Penyediaan dana perkreditan untuk pengusaha kecil di daerah-daerah.

b. ProgramDalam rangka pembangunan daerah akan dilakukan kegiat-

an-kegiatan sebagai berikut:Program Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I, dapat di-

gunakan untuk kegiatan pemeliharaan jalan dan jembatan pro- pinsi, pemeliharaan pengairan, rehabilitasi pengairan, dan ke- giatan lainnya.

Program Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II, dapat dimanfaatkan untuk rehabilitasi/pembangunan jalan dan jem- batan kabupaten, rehabilitasi/pembangunan pengairan, pemba- ngunan pasar, terminal bus, pelabuhan sungai, dan usaha lain -nya.

Program Bantuan Pembangunan Desa, dapat digunakan un- tuk pembangunan prasarana desa seperti jalan desa, jembatan desa, pasar desa, lumbung desa, prasarana sosial desa seperti balai-balai pengobatan, dan usaha lainnya dalam rangka ke- giatan gotong royong.

Program bantuan di bidang pendidikan, dapat digunakan, un- tuk pembangunan sekolah dasar dan perlengkapannya.

Program bantuan di bidang kesehatan, dapat digunakan un- tuk peningkatan pelayanan kesehatan antara lain pembangun- an PUSKESMAS, BKIA, pemberantasan penyakit menular, peningkatan kesehatan air minum pedesaan.

Di bidang pertanian, dilakukan kegiatan peningkatan pro- duksi padi, dan perkebunan serta sarana penunjangnya.

Untuk menjaga kelestarian sumber alam, dilakukan penata- an dan pengukuhan hutan.

Di bidang industri, dilakukan bimbingan dan penyuluhan in- dustri guna meningkatkan kemampuan dalam produksi, pem- biayaan dan pemasaran.

Peningkatan tenaga listrik antara lain dengan peningkatan PLTD dan jaringan distribusinya serta PLTM.90

Di bidang perhubungan darat, dilakukan usaha pembuatan jalan baru, peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan, pembinaan angkutan sungai dan pengerukan alur sungai di sungai Batanghari.

Di bidang perhubungan laut, dilakukan pengerukan pelabuh- an Jambi, peningkatan fasilitas keselamatan pelayaran dan pe-ningkatan fasilitas kesyahbandaran.

Di bidang perhubungan udara, dilakukan peningkatan fasi- litas pelabuhan udara Palmerah hingka dapat didarati F-28.

Selain dari itu dilakukan pula peningkatan jasa telekomuni-kasi dengan perluasan telepon otomat di kota Jambi.

Dalam bidang tenaga kerja dan transmigrasi, dilakukan pe-ngiriman Tenaga Kerja Sukarela (TKS) dari BUTSI dan penyediaan wilayah untuk transmigrasi.

Dalam pembinaan tata ruang akan dilakukan penelitian tata guna tanah, pembentukan unit perencanaan fisik daerah, pene-litian pengembangan regional dan tata agraria.

Pembinaan kehidupan beragama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Mahaesa dilakukan dengan pengembangan sara- na kehidupan beragama, antara lain pembangunan tempet per-ibadatan, dan penyediaan kitab suci.

Dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, dilakukan usaha pembinaan sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah lanjutan tingkat atas, sekolah-sekolah kejuruan, yang meliputi kegiatan penambahan ruangan, melengkapi peralatan, penambahan dan penataran guru.

Di bidang kesehatan, dilakukan kegiatan rehabilitasi rumah sakit, peningkatan nilai gizi makanan rakyat, penyuluhan dan pengawasan obat-obatan.

Dalam bidang penyediaan air minum dan kesehatan ling-kungan, dilakukan peningkatan kapasitas produksi dan jaring- an distribusi di kota Jambi.

91

PUSAT- PUSAT PEMBANGUNAN PROPINSI JAMBI

0 25 50 K M

J A M B I

PETA LOKASI PROYEK - PROYEK UTAMA PROPINSI JAMBI

L E G E N D A

PERHUBUNGAN DARATSp Pembinaan angkutan

sungai dan pengerukan

PERHUBUNGAN LAUTⓁPeningkatan/perbaikan pelabuhan

Lp Pengerukan pelabuhan

Lf Fasilitas pelabuhan

PERHUBUNGAN UDARA

Pelabuhan Udara U8 Kapasitas F • 28

T TRANSMIGRASI

A AIR MINUM

P PENGATURAN SUNGAI

& RAWAUpgrading jalan 500kmRehabilitasi jalan 500kmPemeliharaan jalan 1.212km

Pembangunan jalan 60km

TELEKOMUNIKASI

To Telepon otomatTENAGA LISTRIK

Ld Listrik tenaga diesel

Muara bungo

/ /

Sungai Penuho

micro

wave

1t,