yanuarkimangela.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dari hari...
Transcript of yanuarkimangela.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dari hari...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dari hari ke hari, populasi manusia di dunia semakin bertambah
banyak. Secara tidak disadari, melonjaknya populasi manusia tersebut
mengakibatkan terjadinya peningkatan kebutuhan manusia yang sangat
signifikan. Hal ini berdampak pada penggunaan hasil alam yang
dimanfaatkan oleh manusia. Demi memenuhi kebutuhan manusia, banyak
sekali hasil ataupun potensi alam yang dipakai dan dikelola oleh manusia.
Namun sayangnya, kekayaan hasil alam tersebut tidak diolah dengan
semaksimal mungkin, sehingga meninggalkan sampah atau limbah yang
tidak terkira jumlahnya. Keadaan ini tentunya sangat mengecewakan dan
jika tidak segera ditangani, maka diyakini akan menimbulkan masalah
yang lebih besar lagi. Melalui penelitian pemanfaatan tempurung kelapa
ini, penyusun mengharapkan masalah sampah khususnya sampah organik
bisa segera teratasi.
Keadaan lain yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian
ini yaitu penggunaan bahan yang tidak ramah lingkungan semakin besar
jumlahnya. Jika diperhatikan secara seksama, akhir-akhir ini, sebagian
besar produk yang digunakan oleh manusia terbuat dari bahan-bahan yang
tidak ramah lingkungan. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya,
bahwa kekayaan alam yang ada tidak dimaksimalkan oleh manusia,
sehingga bukannya mengolah hasil alam dengan baik, banyak sekali
masyarakat yang memilih bahan lain yang lebih mudah dikelola namun
secara tidak disadari, dapat mencemari lingkungan sekitar.
Pemilihan penggunaan kelapa sebagai bahan penelitian
dikarenakan bahan tersebut mudah diperoleh. Tidak hanya dapat
ditemukan di mana saja, tempurung kelapa juga memiliki harga yang
tergolong murah. Selain itu dalam kenyataannya, tempurung kelapa ini
1
masih belum dikelola atau dimanfaatkan dengan maksimal, sehingga dapat
dikatakan nilai guna tempurung kelapa masih cenderung rendah. Dengan
penggunaan tempurung kelapa ini, maka otomatis nilai gunanya akan
semakin meningkat. Alasan lain dalam pemilihan tempurung kelapa ini
yaitu karena tempurung kelapa dapat diolah menjadi arang berkualitas
yang merupakan bahan dasar dalam pembuatan tinta spidol, sehingga
cocok untuk dijadikan sebagai bahan dalam penelitian.
Di sisi lain, penyusun melihat bahwa penggunaan spidol dewasa ini
menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan para pelajar maupun
orang dewasa. Spidol digunakan sebagai sarana kegiatan belajar mengajar
oleh guru, dosen, atau para pengajar lain di lembaga-lembaga bimbingan
belajar. Berbeda dengan kapur, spidol memilki kadar VOC (Volatile
Organic Compound) yang tinggi dan sangat membahayakan kesehatan.
Dengan adanya kandungan VOC ini, maka seseorang dapat terkena iritasi
pada mata,hidung dan tenggorokkan,sakit kepala atau pusing,kehilangan
koordinasi,mual,kerusakan hati,ginjal,dan sistem saraf pusat. Oleh karena
itu, dengan adanya pemanfaatan tempurung kelapa sebagai tinta spidol
maka masyarakat tidak perlu lagi khawatir terhadap bahan spidol yang bisa
membahayakan kesehatan. Dengan alasan-alasan tersebut, maka penyusun
meyakini penggunaan bahan tempurung kelapa adalah sebuah keputusan
yang tepat.
Produk yang dihasilkan dari penelitian ini juga memiliki berbagai
keunggulan yang membedakan dengan tinta-tinta lainnya. Keunggulan
tinta spidol dari tempurung kelapa yaitu tinta ini lebih ramah lingkungan
dan tidak menghasilkan bau yang menyengat seperti pada tinta umumnya.
Karena terbuat dari bahan alami, maka tinta spidol dari tempurung kelapa
ini tidak akan mengandung VOC yang berbahaya bagi kesehatan. Selain
itu tinta dari tempurung kelapa ini juga cenderung terjangkau dan tidak
kalah tahan lama dengan tinta –tinta pada umumnya.
2
1.2 Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang ditemukan dari penelitian kulit pisang dijadikan
keripik adalah:
1.2.1 Bagaimana cara membuat tinta spidol dari tempurung kelapa yang aman
bagi kesehatan?
1.2.2 Bagaimana cara membuat tinta spidol dari tempurung kelapa yang tahan
lama dan tidak menimbulkan bau menyengat?
1.2.3 Bagaimana cara membuat tinta spidol dari tempurung kelapa yang
memiliki nilai jual yang tinggi?
1.2.4 Bagaimana cara mengolah tempurung kelapa menjadi arang berkualitas
tinggi sebagai bahan pembuat tinta?
1.2.5 Bagaimana cara mengukur keberhasilan dari penelitian tempurung kelapa
ini?
1.2.6 Bagaimana cara melakukan pengolahan tempurung kelapa dengan modal
rendah?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian kulit pisang menjadi keripik adalah:
1.3.1 Untuk membuat tinta spidol yang aman bagi kesehatan dan ramah
lingkungan
1.3.2 Untuk membuat tinta spidol yang tidak menghasilkan bau yang menyengat
1.3.3 Untuk menciptakan inovasi tinta dari hasil alam yang berkualitas
1.3.4 Untuk memaksimalkan pengolahan hasil alam, yang berupa tempurung
kelapa
1.3.5 Untuk menjadikan tempurung kelapa sebagai bahan yang memiliki nilai
jual tinggi
1.3.6 Untuk mengetahui bagaimana pengolahan terhadap tempurung kelapa
1.3.7 Untuk menambah variasi terhadap jenis- jenis tinta yang ada
1.3.8 Untuk mengukur keberhasilan dari penelitian keripik kulit pisang
1.3.9 Untuk mengurangi limbah tempurung kelapa
3
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
a. Mengembangkan kemampuan membuat karya tulis
b. Menambah wawasan atau pengetahuan mengenai pemanfaatan limbah
c. Mengembangkan kreativitas
d. Mengasah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang cemerlang
e. Meningkatkan nilai nilai ketekunan, pantang menyerah, kedisiplinan, dan
tanggung jawab
1.4.2 Bagi Masyarakat
a. Mengurangi jumlah limbah organik yang beredar di masyarakat
b. Menciptakan tinta yang tidak menghasilkan bau menyengat
c. Menciptakan tinta yang aman bagi kesehatan
d. Menghasilkan inovasi baru yang berguna bagi kehidupan masyarakat di
masa yang mendatang
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa
2.1.1 Pengenalan Mengenai Kelapa
Kelapa yang dalam bahasa latin dikenal dengan nama Cocos
nucifera adalah salah satu pohon tropis yang masuk kedalam suku aren-
arenan. Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari pesisir samudera hindia,
hingga kini penyebarannya sudah menyebar ke seluruh pantai tropika
dunia
Dalam kehidupan rakyat Indonesia sehari-hari, pohon kelapa
memegang peranan yang penting sekali. Hampir seluruh kebutuhan
minyak goreng dipenuhi oleh pohon ini. Di samping itu, semua bagian dari
pohon ini dibuat menjadi alat-alat untuk memenuhi macam-macam
keperluan rumah tangga. Kalau dibandingkan dengan berbagai jenis hasil
pertanian rakyat lainnya, maka hasil perkebunan kelapa rakyat menduduki
tempat yang kedua setelah perkebunan karet.
2.1.2 Tempat Tumbuh Tanaman Kelapa
Kelapa dapat tumbuh optimal di daerah tropis, yakni yang terletak
antara 15 derajat LU samapai dengan 15 derajat LS. Kelapa yang di tanam
atau tumbuh di luar zona tersebut tidak akan menghasilkan buah seperti
tanaman kelapa di Los Angles, Portugal, dan Florida.
Kelapa tumbuh tumbuh baik di daerah yang berketinggian 0
(pesisir pantai) sampai dengan 700 meter di atas permukaan laut. Suhu
rata-rata tahunan optimum bagi pertumbuhan kelapa adalah 27 derajat
Celcius.
Kelapa menghendaki keadaan drainase, kapasitas menahan air, dan
penyebaran hujan yang sepanjang tahun dibandingkan jumlah curah hujan
yang banyak setiap tahunnya. Keadaan ini tercermin dari pertumbuhan
5
tanaman kelapa yang ada di sekitar pesisir pantai. Meski tanaman tersebut
tidak mendapat siraman air hujan, pertumbuhannya tetap optimal akibat
keadaan drainase dan kapasitas tanah menahan air yang baik sesuai dengan
apa yang dibutuhkan tanaman kelapa.
Kelapa dapat tumbuh di berbagai jenis tanah seperti tanah aluvial,
tanah latosol, dan tanah litoral yang bertipe basir. Yang terpenting adalah
tanah-tanah tersebut memiliki struktur, aerasi, dna drainase yang baik.
Tanaman kelapa sebaiknya di tanam pada tanah yang memiliki kedalaman
lebih dari 1 meter dengan keadaan air tanah yang tidak menggenang
(statis). Untuk pertumbuhan tanaman kelapa , pH optimal adalah antara 6,0
sampai 8,0. Tanaman kelapa yang tumbuh di tempat yang berdekatan
dengan sumber air yang bergerak seperti pesisir pantai atau di tepian
sungai umumnya memiliki kualitas pertumbuhan dan produktivitas hasil
yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan air-air yang bergerak mengandung
banyak oksigen yang penting untuk pernafasan akar kelapa.
2.1.3 Klasifikasi Ilmiah
Berikut adalah klasifikasi dari tumbuhan kelapa:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Kelas : Cocoeae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera
2.1.4 Bagian- bagian Kelapa
1. Batang
6
Seperti halnya dengan jenis-jenis lain dari golongan Palmae,
batang kelapa hanya mempunyai sebuah titik tumbuh dan ini letaknya di
sebelah ujung dari pohon. Maka, tumbuh batang selalu mengarah lurus ke
atas dan tidak bercabang. Batang berangsur-angsur memanjang, di sebelah
ujung disusun berturut-turut daun –daun yang berukuran besar dan lebar.
Pada tingkatan pertumbuhan tertentu dari ketiak-ketiak daun secara
berangsur-angsur keluar karangan bunga (manggar).
Pohon kelapa tergolong monokotil. Pohon kelapa tidak mempunyai
selubung kambium, karena itu tidak mempunyai pertumbuhan sekunder.
Ukuran besar batang akan tetap sama, tidak membesar lagi.
2. Akar
Pohon kelapa tidak punya akar tunggang. Akar serabutnya
berjumlah banyak sekali sampai ribuan. Sebagian dari akar-akar serabut
ini tumbuh mendatar dekat pada permukaan tanah, mencapai ukuran
panjang 10 sampai 15 meter. Bagian lainnya masuk ke dalam tanah sampai
3 meter, tetapi tidak mampu menembus lapisan cadas atau lapisan tanah
yang keras. Juga kalau sampai pada permukaan air tanah, bagian ujung ini
berhenti memanjang lagi.
Akar serabut berukuran rata-rata garis menengah 1 cm, pada
ujungnya tidak terdapat bulu-bulu akar. Fungsi dari bulu akar itu
dilakukan oleh gelembung yang keluar pada permukaan akar pada tempat-
tempat dekat dengan tudung akar. Air dengan larutan zat makanan masuk
ke perakaran melalui gelembung tersebut.
3. Daun
Daun kelapa terdiri dari :
a. pelepah daun, yang di sebelah pangkalnya bentuknya melebar;
b. tulang poros daun (lidi);
c. helai daun yang menyirip, jumlahnya sampai 100 lebih;
7
Letak daun yang selang seling mengelilingi batang. Pada pohon
yang sudah umur 20 tahun, jumlah daun 30 sampai 40, dengan berat tiap
daun 15 kg.
4. Bunga
Bagian-bagian dari bunga jantan adalah :
a. kelopak 3 buah;
b. daun mahkota 3 buah;
c. benangsari 6 helai;
d. di ujung terdapat sirip 3 lembar.
Bunga betina berukuran lebih besar. Kelopaknya lebih tebal dan
lebar, membungkus hampir seluruh bagian-bagian lain. Pada bagian ujung
masih nampak ke luar sedikit bagian ujung dari putik. Putiknya tidak
bertangkai.
5. Buah
Bagian-bagian buah kelapa :
a. kulit bagian luar, permukaan licin dan agak keras;
b. serabut terdiri dari serabut keras, tebal serabut 3-5 cm;
c. tempurung kelapa keras sekali, tebalnya rata-rata 3 mm;
d. kulit yang melekat pada tempurung bagian dalam, berwarna coklat;
e. daging buah tebalnya 8 – 10 mm, daging ini terdiri dari air, minyak,
zat putih telur, zat abu, zat gula, dan air kelapa.
2.1.5 Jenis-jenis Kelapa
a. Kelapa Genjah
Kelapa genjah adalah golongan kelapa yang memiliki umur
berbunga relative muda yaitu sekitar 4-5 tahun. Umur tanaman
mencapai 50 tahun dengan masa produktif 25 tahun. Warna buah
bervariasi , kuning, hijau dan jingga. Buah memiliki ukuran kecil
1,5 kg – 2 kg, daging buah 0,5 kg dan air sekitar 200cc. Setiap
8
butir kelapa menghasilkan kopra 150 gram perbutir dan minyak
68%.
b. Kelapa Gading
Kelapa gading merupakan jenis kelapa genjah yang
memiliki buah berwarna kuning gading. Sebagian daun juga
berwarna kuning. Tanaman ini berbuah pada umur 3 tahun.
c. Kelapa Raja
Kelapa raja merupakan jenis kelapa genjah yang memiliki
warna buah berwarna jingga sampai kuning emas. Pelepah daun
dan lidah tanaman berwarna kekuning-kuningan. Jenis kelapa ini
berbuah 3-4 tahun. Dengan buah berbentuk bulat sampai lonjong
d. Kelapa Hijau
Kelapa hijau adalah golongan kelapa yang memiliki kulit
buah berwarna hijau. Kelapa hijau termasuk golongan kelapa
dalam. Memiliki pohon yang besar dan tinggi, serta buah
berukuran besar. Biasanya buah kelapa hijau digunakan untuk
upacara – upacara sesaji tradisional. Airnya dapat digunakan untuk
penawar racun, mengatasi muntah-muntah dan kepala pusing
e. Kelapa Merah (C.Rubecens)
Kelapa merah adalah golongan kelapa yang memiliki kulit
buah berwarna merah atau cokelat. Jenis kelapa ini termasuk
golongan kelapa dalam. Pohonnya memiliki ukuran yang tinggi
dan besar. Buah yang dihasilkan berbentuk bulat dan besar dan
kandungan minyak cukup tinggi
9
f. Kelapa Kuning (C.Eburen)
Kelapa kuning adalah golongan kelapa yang memiliki kulit
buah berwarna kuning. Jenis kelapa ini termasuk golongan kelapa
genjah yang sudah mulai berbuah pada umur 3 tahun, pada saat
tanaman setinggi 1m – 1,5m. Ukuran pohon tidak terlalu besar dan
tidak terlalu tinggi. Buah berbentuk bulat dan berukuran kecil-
kecil.
2.1.6 Manfaat Tanaman Kelapa
Kelapa merupaka salah satu jenis tanaman serba guna dan
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa
dapat memberikan manfaat bagi manusia mulai dari akar sampai bagian
daun dan tentunya buahnya. Berikut ini beberapa manfaat pohon kelapa
bagi manusia diantara yaitu:
Pada bagian akar yakni dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan bir
dan zat pewarna.
Pada bagian batang yakni dimanfaatkan sebagai bahan bakau perabotan
rumah, mebel, sebagai kayu ataupun kayu bakar.
Bagian daun yakni daun kelapa dapat digunakan sebagai bahan
pembungkus ataupun dianyam untuk dapat dijadikan atap rumah,
sedangkan lidinya biasa digunakan untuk membuat sapu.
Bagian bunga yakni menghasilkan cairan yang dikenal dengan nama air
nira yang memiliki rasa manis, dapat dijadikan sebagai bahan baku
pembuatan gula nira ataupun sebagai minuman.
Bagian buah yakni untuk bagian ini terdiri dari kulit (sabut), batok, daging
kelapa dan air kelapa. Kulit buah (sabut kelapa) sering digunakan
sebagai bahan baku dalam pembuatan keset, pada batok kelapa bisa
dijadikan arang, buah kelapa untuk konsumsi atau diolah untuk
dijadikan minyak kelapa, dan pada air kelapa sebagai penghilang
10
dahaga dan juga bermanfaat sebagai tanaman obat untuk dapat
meningkatkan kesehatan pada tubuh.
2.2 Tempurung Kelapa
2.2.1 Pengenalan mengenai Tempurung Kelapa
Tempurung kelapa adalah bagian dari buah kelapa yang berupa
endokrap,bersifat keras, dan diselimuti oleh sabut kelapa. Tempurung
kelapa biasanya dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan, bahan bakar, dan
briket. Tempurung kelapa yang diolah dapat menghasilkan nilai tambah
yang amat berharga. Tempurung kelapa memiliki potensi yang sangat
bagus dan praktis dalam pemanfaatannya.
2.2.2 Manfaat Tempurung Kelapa
Tempurung kelapa memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan manusia,
antara lain :
1. Menjadi Bahan Pengawet Makanan Alami
Tempurung kelapa yang ingin dimanfaatkan menjadi bahan
pengawet alami adalah tempurung yang diolah menjadi cairan
tempurung. Pengolahan dilakukan dengan mengasapi tempurung
kelapa lalu menampung asap cair yang kental yang menyerupai kecap
dari pengasapan ini.
2. Mengobati Keracunan
Keracunan makanan merupakan keadaan yang berbahaya
bahkan dapat mematikan sesorang. Pertolongan pertama yang dapat
dilakukan adalah dengan mengonsumsi arang yang dihasilkan dari
pembakaran tempurung kelapa ini.
11
3. Menurunkan Kolesterol
Manfaat lain dari tempurung kelapa adalah untuk membantu
menurunkan kolesterol. Kolesterol yang terlalu tinggi tidak baik untuk
kesehatan, oleh karena itu kadar kolesterol harus dijaga tetap normal.
Tempurung kelapa yang telah diolah diketahui mampu untuk
menurunkan kolesterol dengan efektif.
4. Menjadi Anti Bisa Beracun Hewan
Bisa pada hewan tertentu jika menggigit kulit kita dapat
menyebabkan kita terinfeksi juga racun tersebut. Racun ini sangat
berbahaya karena jika tidak langsung dinetralisir dari tubuh dapat
berakibat fatal hingga kematian. Salah satu manfaat tempurung dari
kelapa adalah menjadi anti dari bisa beracun hewan-hewan seperti
laba-laba, lebah, dan juga ular. Anda harus melakukan pemanasan
terhadap tempurung kelapa untuk menghasilkan anti bisa beracun
hewan ini.
5. Mengobati Inflamasi
Inflamasi merupakan peradangan yang terjadi di dalam tubuh
seseorang. Peradangan dalam tubuh ini dapat disebabkan oleh berbagai
macam hal seperti keracunan, ataupun infeksi virus. Segala penyebab
dan faktor yang memicu peradangan atau inflamasi ini dapat diatasi
dan diserap menggunakan hasil pengolahan dari tempurung kelapa.
Anda dapat mengolah tempurung kelapa menjadi arang ataupun
karbon aktif yang dapat dimanfaatkan untuk mengobati inflamasi
6. Membantu Proses dalam Sistem Pencernaan
Organ pencernaan ini harus bekerja secara maksimal untuk
memaksimalkan proses sistem pencernaan. Salah saru cara membantu
proses dalam sistem pencernaan adalah dengan menggunakan manfaat
dari tempurung kelapa. Manfaat tempurung kelapa ini dapat digunakan
12
untuk mendetoksifikasi racun atau kotoran yang menghambat kerja
dari organ-organ pencernaan.
7. Membantu Proses Penyembuhan Luka
Hasil olahan tempurung kelapa yaitu karbon aktif dapat
membantu proses penyembuhannya.
8. Menjaga Kesehatan Kulit
Kesehatan kulit dapat dihasilkan dengan penggunaan arang
tempurung kelapa. Penggunaannya secara rutin dapat mengangkat sel-
sel kulit mati dan memutihkan kulit secara alami, selain itu permukaan
kulit juga dapat menjadi lebih halus dan bersinar.
9. Menjadi Saringan Alami untuk Air Bersih
Pengikatan kandungan yang tidak baik untuk kesehatan dari air
dapat dilakukan dengan menggunakan karbon aktif hasil dari
pengolahan tempurung kelapa. Tempurung kelapa ini dapat
menjadikan air murni dan bersih tanpa resiko apapun.
2.3 Tinta Spidol
2.3.1 Penjelasan Umum mengenai Tinta
Tinta adalah bahan berwarna yang mengandung pigmen warna
yang digunakan untuk mewarnai suatu permukaan. Tinta merupakan
sebuah media yang sangat kompleks, berisikan pelarut, pigmen, celupan,
resin dan pelumas, sollubilizer (semacam senyawa yang membentuk ion-
ion polimer polar dengan resin tahan air), surfaktan (yaitu unsur basah
yang menurunkan tekanan permukaan dari sebuah cairan, memungkinkan
penyebaran yang mudah, surfaktan juga menurunkan tekanan antar
permukaan antara dua cairan), materi-materi partikuler, pemijar, dan
material-material lainnya. Komponen-komponen tinta tersebut
menjalankan banyak fungsi: pembawa tinta, pewarna, dan dan bahan-
13
bahan addiktiv lainnya digunakan untuk mengatur aliran, ketebalan dan
rupa tinta ketika kering.
2.3.2 Kandungan pada Tinta Spidol
Sebagian besar tinta spidol mengandung VOC (Volatile Organic
Compound) yang sangat membahayakan kesehatan. VOC (Volatile
Organic Compound) adalah senyawa yang mengandung karbon yang
mudah menguap pada tekanan dan temperatur tertentu yang mampu
mencemari udara. VOC dapat teremisi sebagai gas dari bahan padatan atau
cairan yang mengandung VOC. Efek yang ditimbulkan terhadap kesehatan
oleh VOC bisa akut atau kronik tergantung dari jenis VOC yang teremisi.
Konsentrasi VOC yang teremisi di dalam ruangan jauh lebih tinggi jika
dibandingkan diluar ruangan karena terjadi akumulasi VOC didalam
ruangan tersebut. Efek kesehatan dari VOC diantaranya adalah iritasi pada
mata,hidung dan tenggorokkan, sakit kepala atau pusing, kehilangan
koordinasi, mual,kerusakan hati,ginjal,dan sistem saraf pusat
Salah satu jenis VOC yang terdapat dalam tinta spidol adalah
xylene. Xylene atau dimetilbenzene ini merupakan hidrokarbon aromatik
yang secara luas digunakan dalam industri dan teknologi medis sebagai
pelarut. Xylene ini adalah zat yang menimbulkan bau khas pada spidol.
Xylene adalah bahan kimia beracun yang ditemukan pada banyak barang-
barang rumah tangga. Bahan kimia ini merupakan salah satu dari 30 bahan
kimia yang diproduksi di Amerika Serikat.
Partikelnya yang kecil paling mungkin memasuki tubuh ketika
dihirup. Xylene dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui beberapa
jalur, seperti oral, inhalasi maupun dermal. Efek jangka pendek dari xylene
bisa mengganggu pernapasan, pusing, sakit kepala dan kehilangan memori
jangka pendek. Sedangkan efek jangka panjang dapat menyebabkan
kerusakan otak permanen dan kerusakan hati, ginjal dan sistem saraf pusat.
14
Beberapa merek spidol juga mengandung propyl alcohol yang
tidak terlalu beracun tetapi dapat mengiritasi mata, hidung dan
tenggorokan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif.
Menurut Kasiram dalam Sujarweni (2014:39) mendifiniskan penelitian
kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan
mengenai apa yang ingin diketahui.
Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi
(pengukuran). Pendekatan kuantiatf memusatkan perhatian pada gejala-
gejala yang mempunyai karakteristik tertentu di dalam kehidupan manusia
yang dinamakannnya sebagai variabel. Dalam pendekatan kuantitatif
hakikat hubungan di antara variabel-variabel dianalisis dengan
menggunakan teori yang objektif.
Sedangkan, untuk metode yang digunakan adalah metode
eksperimen, dimana dilakukan kontrol setiap kondisi-kondisi yang
relevan dengan situasi yang diteliti kemudian melakukan pengamatan
terhadap efek atau pengaruh ketika kondisi-kondisi tersebut dimanipulasi.
15
Dengan kata lain, perubahan dilakukan terhadap variabel bebas dan
pengaruhnya diamati pada variabel terikat.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di LPMK, SMA Santa Angela Bandung
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 2017-2018,
tepatnya pada bulan Agustus sampai dengan November 2017.
3.3 Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah adalah keseluruhan dari variabel yang menyangkut
masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
tempurung kelapa.
b. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel pada
penelitian ini tempurung kelapa hijau dan kelapa tua.
3.4 Variabel Penelitian
Dalam sebuah penelitian, perlu ditentukan terlebih dahulu variabel terikat,
variabel kontrol, dan variabel bebas.
3.4.1 Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang menjadi tujuan dalam suatu
penelitian. Dalam penelitian pemanfaatan arang dari tempurung kelapa
menjadi tinta spidol ini, variabel terikatnya yaitu tinta spidol. Alasannya
karena tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membuat tinta spidol dari
tempurung kelapa yang dijadikan arang.
16
3.4.2 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang diberi cara beda atau sengaja
dan dibuat tidak sama oleh penelitinya. Dalam kasus ini, variabel bebasnya
yaitu jenis dari kelapa yang digunakan. Dari penelitian ini , digunakan
jenis kelapa muda dan kelapa hijau. Tujuan pemilihan ketiga jenis kelapa
ini yaitu karena mudah didapat.
3.4.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang diberi cara sama dimana
variabel ini tidak dapat diubah seperti variabel bebas, hanya saja variabel
kontrol dapat mempengaruhi variabel bebas. Dalam kasus ini, variabel
kontrolnya yaitu lama pembakarannya.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dipakai dalam pengumpulan data yaitu angket,
observasi, dan studi pustaka.
a. Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data
maupun peneliti terhadap narasumber atau sumber data.
c. Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket)
17
namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang
terjadi (situasi, kondisi).
d. Studi Pustaka
Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti
untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah
yang akan atau sedang diteliti. Dalam penelitian ini, penyusun
menggunakan berbagai sumber yaitu berupa buku dan internet.
3.5.2 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis kuantitatif dengan menggunakan tabel-tabel
frekuensi yaitu menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul dan menyajikan dalam
bentuk angka-angka tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum,
lalu hasilnya diuraikan secara deskriptif dengan memberikan gambaran
mengenai hasil dari pemanfaatan tempurung kelapa menjadi tinta spidol.
Terhadap data yang telah diperoleh melalui kuesioner, selanjutnya
dipastikan jawaban responden berdasarkan total skor masing-
masing jawaban. Berikut adalah format pemberian skor dan penghitungan
skor pada hasil observasi dan kuesioner.
1) Pemberian Skor (Nilai)
a. Lembar Observasi
Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Lembar Observasi
18
b. Lembar Angket (Kuesioner)
Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Lembar Kuesioner
2) Perhitungan Skor
19
Aspek
Penilaian
Buruk Tidak terlalu baik
Cukup baik Baik
Sangat baik
Ketebalan 1 2 3 4 5
Warna 1 2 3 4 5
Tahan Lama 1 2 3 4 5
Bau yang dihasilkan
1 2 3 4 5
Ketidaktembusan terhadap
Kertas
1 2 3 4 5
No. IndikatorPenilaian
ss s ts sts
1Tinta dari tempurung kelapa tidak
tembus jika ditulis di kertas biasa
0 2 3 0
2Warna hitamnya sudah menyerupai
warna pada tinta spidol biasa
4 3 2 1
3 Bau tinta spidol sudah tidak menyengat 4 3 2 1
4
Tinta spidol dari arang tempurung
kelapa bertahan lama (tidak cepat
pudar)
4 3 2 1
5 Memiliki ketebalan yang pas4 3 2 1
Nilai = jumlah skor ÷ total skor x 100%
3) Menarik Kesimpulan
Tabel 3.3 Pedoman Pengambilan Kesimpulan
Persentase Kesimpulan
75-100% Sangat Berhasil
50-75% Berhasil
25-50% Kurang Berhasil
0-25% Gagal
3.6 Prosedur Penelitian
3.6.1 Alat & Bahan
Alat:
1. Kain perca/penyaring2. Alat Tumbuk3. Baskom4. Spidol kosong
Bahan: 1. Kelapa muda, kelapa tua, dan kelapa hijau2. Aquades3. Resin (getah)4. Alkohol
3.6.2 Langkah Kerja
1. Bakar tempurung kelapa hingga menjadi arang.
2. Setelah itu haluskan arang tempurung kelapa dengan cara menumbuknya
sampai halus.
3. Kemudian campurkan dengan aquades atau air murni hingga menjadi
cairan.
20
4. Lalu, saring cairan tersebut bisa dengan kain perca yang tak terpakai
ataupun penyaring untuk memisahkan ampas dari cairan tersebut.
5. Selanjutnya, campurkan cairan yang telah disaring dengan resin (getah),
alkohol hingga rata. Dari proses ini, cairan tinta sudah jadi.
6. Setelah itu masukkan cairan tinta ke dalam spidol kosong yang sudah
disiapkan untuk memasukkan tinta yang telah dibuat.
7. Tinta tersebut dapat digunakan.
21
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Percobaan 1
Percobaan pertama ini dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2017 di
Laboratorium Biologi SMA Santa Angela. Pada percobaan pertama ini
kami melakukan pembuatan tinta spidol dengan bahan dasar tempurung
kelapa. Percobaan pertama ini didasarkan pada langkah kerja yang telah
kami susun sebelumnya, namun kami mengganti resin dengan bahan CMC
dalam rangka mengentalkan cairan tinta yang telah dibuat untuk membuat
tinta spidol yang diharapkan. Pada percobaan pertama ini, jenis kelapa
yang digunakan adalah kelapa hijau.
Berikut kami sajikan data pada percobaan pertama
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Pertama
No Proses yang dilakukan Alat dan
Bahan
Hasil yang diperoleh Lampiran Gambar
1. Jemur tempurung
kelapa hingga kering
selama 5-6 jam.
Tempurung
kelapa
Tempurung kelapa
yang kering
22
2. Bakar tempurung
kelapa selama 10-15
menit
Tempurung
kelapa
Kompor
Minyak
tanah
Wadah
pembakaran
Tempurung kelapa
berubah warna
menjadi kehitaman
dan tempurung yang
semula berbentuk
utuh menjadi berupa
pecahan-pecahan.
3. Tunggu hingga bara
api memadam
seluruhnya selama 30
menit.
4. Arang yang diperoleh
selanjutnya ditumbuk
sampai halus.
Mortar Arang menjadi
berupa serbuk yang
halus tapi masih ada
yang berupa padatan
keras.
5. Campurkan arang
dengan aquades atau
air murni hingga
menjadi cairan.
Air Arang menjadi
berupa cairan yang
berwarna hitam.
6. Saring cairan tersebut
dengan kain perca
yang tak terpakai
ataupun penyaring
untuk memisahkan
ampas dari cairan
Kain perca
Wadah
Arang yang berupa
padatan terpisah
dengan yang berupa
cairan.
23
tersebut. Lakukan 7
kali penyaringan.
7. Campurkan cairan
yang telah disaring
dengan alkohol
kemudian aduk
dengan rata.
Alkohol
Sendok
atau
Pengaduk
lainnya
Tinta yang dibuat
masih terlalu cair
8. Campurkan cairan
yang sudah dicampur
dengan alkohol
dengan CMC.
CMC
Sendok
atau
pengaduk
lainnya
Tinta yang
sebelumnya masih
terlalu cair menjadi
lebih kental.
9. Tes tinta yang dibuat
di atas kertas
Kertas Tinta pada percobaan
pertama
membutuhkan waktu
yang lama untuk
menyerap pada
kertas. Meski begitu,
warna tinta yang
dibuat sudah
menyerupai warna
tinta pada umumnya.
Berdasarkan tabel, kami melihat hasil tinta yang dibuat masih
belum sesuai dengan yang diharapkan. Tinta yang dihasilkan masih
memiliki beberapa kekurangan,misalnya kemampuan menyerap pada
24
kertas yang masih kurang baik sehingga tinta membutuhkan waktu yang
lama untuk kering. Hal tersebut disebabkan karena pada percobaan
pertama ini kami tidak menggunakan resin. Seperti yang diketahui bahwa
resin dapat mengentalkan sekaligus meningkatkan kemampuan tinta untuk
menyerap pada kertas. Namun karena kami belum menemukan tempat
yang menjual resin, pada akhirnya kami memutuskan untuk tidak
menggunakan resin dan hanya menggunakan CMC sebagai bahan untuk
mengentalkan tinta saja Selain itu, pada tinta masih terdapat serbuk atau
padatan tempurung kelapa. Adanya serbuk arang ini disebabkan karena
pada saat penghalusan arang dan penyaringan belum dilakukan dengan
baik (hanya dilakukan beberapa kali saja) Akibatnya, struktur tinta masih
belum seperti tinta pada umumnya. Kekurangan lainnya terletak pada
kecairan tinta yang dihasilkan masih sangat tinggi dan tinta yang
dihasilkan masih tembus kebelakang kertas. Tinta yang terlalu cair
disebabkan karena kemampuan CMC untuk mengentalkan tidak sebaik
dengan kemampuan resin.
Meski masih terdapat banyak kekurangan, namun tinta yang dibuat
juga memiliki beberapa keunggulan. Keunggulannya yaitu antara lain,
tahan lama serta warnanya lebih pekat. Saat menguji tinta dari arang
tempurung kelapa, kami mendapatkan hasil bahwa meski sudah didiamkan
sekitar satu bulan, tinta pada kertas masih tetap jelas dan tidak memudar
sedikitpun. Tinta yang dihasilkan juga tidak menghasilkan bau seperti
kebanyakan spidol yang beredar di masyarakat. Tinta tersebut tidak
menghasilkan bau apapun sehingga lebih aman untuk digunakan.
4.1.1 Hasil dan Pembahasan Percobaan Pertama
Pada percobaan pertama ini kami menggunakan instrumen
penelitian berupa observasi dan kuesioner untuk mengetahui hasil dari
percobaan yang telah kami lakukan. Pada percobaan ini, kami
membagikan angket kepada lima orang responden untuk menanyakan
bagaimana pendapat mereka hasil tinta yang diperoleh. Berikut ini kami
25
tampilkan hasil dari observasi serta angket mengenai tinta hasil percobaan
pertama.
a. Hasil Observasi
Tabel 4.1.1 Hasil Observasi Percobaan 1
Aspek
Penilaian
Buruk Tidak
terlalu
baik
Cukup
baik Baik Sangat baik
Ketebalan √
Warna √
Tahan Lama √
Bau yang dihasilkan √
Ketidaktembusan
terhadap Kertas
√
26
Berdasarkan hasil observasi , ketebalan, bau dan warna sudah
baik. Sedangkan, kemampuan tahan lama serta kemampuan menyerap
kertas masih kurang baik dan butuh diperbaiki lagiDari hasil tersebut,
dapat dihitung skornya adalah 17 , sedangkan total skor seharusnya adalah
25. Oleh karena itu, didapat hasilnya 68 % dan berarti percobaan pertama
kami ini berhasil , tetapi butuh diperbaiki lagi khusunya terhadap
kemampuan menyerap pada kertas karena tinta masih membutuhkan
waktu yang cukup lam auntuk dapat kering.
b. Hasil Angket
Tabel 4.1.2 Hasil Angket Percobaan 1
No
.Indikator
Penilaian
ss s ts sts
1Tinta dari tempurung kelapa tidak tembus jika
ditulis di kertas biasa
0 3 2 0
2Warna hitamnya sudah menyerupai warna pada
tinta spidol biasa
0 4 1 0
3 Bau tinta spidol sudah tidak menyengat 5 0 0 0
4 Tinta spidol dari arang tempurung kelapa 0 2 3 0
27
bertahan lama (tidak cepat pudar)
5 Memiliki ketebalan yang pas4 1 0 0
1 2 3 4 5
0 0
5
2
4
2
4
0
3
1
3
1
0 0 00 0 0 0 0
Hasil Angket
ss s ts sts
Gambar 4.1.1 Diagram Batang Hasil Angket
Berdasarkan diagram tersebut, terdapat 2 orang responden setuju
dan 3 orang tidak setuju jika tinta tidak tembus. Sementara, untuk warna
tinta, 4 orang responden menyatakan setuju dan 1 orang responden
menyatakan jika warnya masih kurang baik . Dari segi bau yang dihasilkan
, 5 orang responden menyatakan sangat setuju jika tinta tidak menyengat.
Untuk pernyataan ke empat, 2 orang responden sangat setuju dan 3 orang
responden setuju jika tinta tahan lama. Pada pernyataan ke lima, terdapat 4
orang yang sangat setuju dan 1 orang menyatakan setuju bahwa ketebalan
tinta sudah baik.
28
4.2 Percobaan Kedua
Percobaan kedua dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2017, di
Laboratorium Biologi SMA Santa Angela. Pada percobaan kedua ini kami
melakukan pembuatan tinta spidol dengan bahan dasar tempurung kelapa.
Percobaan kedua ini berbeda daripada percobaan yang sebelumnya, karena
kami menggunakan resin, yaitu bahan pengental untuk tinta yang sudah
disusun pada langkah kerja kami. Jenis kelapa yang digunakan adalah
kelapa tua.
Tabel 4.2.1
No Proses yang
dilakukan
Alat dan
Bahan
Hasil yang
diperoleh
Lampiran Gambar
1. Jemur tempurung
kelapa hingga
kering selama 5-6
jam.
Tempurung
kelapa
Tempurung kelapa
yang kering
2. Bakar tempurung
kelapa selama 10-
15 menit
Tempurung
kelapa
Kompor
Minyak tanah
Wadah
pembakaran
Tempurung kelapa
berubah warna
menjadi kehitaman
dan tempurung
yang semula
berbentuk utuh
menjadi berupa
pecahan-pecahan.
29
3. Tunggu hingga
bara api
memadam
seluruhnya selama
30 menit.
4. Arang yang
diperoleh
selanjutnya
ditumbuk sampai
halus.
Mortar Arang menjadi
berupa serbuk
yang halus
5. Campurkan arang
dengan aquades
atau air murni
hingga menjadi
cairan.
Air Arang menjadi
berupa cairan yang
berwarna hitam.
6. Saring cairan
tersebut dengan
kain perca yang
tak terpakai
ataupun penyaring
untuk
memisahkan
ampas dari cairan
tersebut. Lakukan
7 kali
penyaringan.
Kain perca
Wadah
Arang yang berupa
padatan terpisah
dengan yang
berupa cairan.
30
7. Campurkan cairan
yang telah
disaring dengan
alkohol kemudian
aduk dengan rata.
Alkohol
Sendok atau
Pengaduk
lainnya
Tinta yang dibuat
masih terlalu cair
8. Campurkan cairan
yang sudah
dicampur dengan
alkohol dengan
resin 50ml.
Resin
Sendok atau
pengaduk
lainnya
Tinta yang
sebelumnya masih
terlalu cair
menjadi lebih
kental.
9. Tes tinta yang
dibuat di atas
kertas
Kertas Tinta pada
percobaan kedua
terlalu kental
namun teksturnya
sudah menyerupai
tinta pada
umumnya. Namun
tinta jika dibiarkan
lama berubah
menjadi padatan.
Berdasarkan tabel di atas, dapat diamati bahwa pada percobaan
kedua, tinta yang dihasilkan masih belum memenuhi harapan kami
sepenuhnya dikarenakan bahwa tinta yang terlalu kental . Meski begitu,
tinta yang diperoleh memiliki kemampuan penyerapan Adanya
penggunaan resin menyebabkan ada bau yang dihasilkan dari tinta.
Walaupun menghasilkan bau , akan tetapi bau yang dihasilkan tidak terlalu
menyengat seperti tinta yang dijual di pasaran.
31
Resin merupakan bahan yang bersifat non-polar sehingga tidak
dapat larut dalam pelarut polar seperti air dan alkohol. Karena tidak
menyadari hal ini sebelumnya, ketika dibiarkan sebentar, pada tinta akan
terjadi pemisahan antara air dengan resin. Selain itu, pada percobaan
kedua ini, kami melakukan kesalahan pada penggunaan air yang berlebih
serta perbandingan antara resin, aqudes, serta alkohol yang tidak sesuai.
Akibatnya, pada percobaan kedua ini, hasil tinta yang diperoleh jika
didiamkan selama beberapa lama, tinta akan memadat dan mengering.
Menurut hasi evaluasi yang kami lakukan, hal ini terjadi karena banyaknya
resin yang kami gunakan. Resin sendiri memiliki kemampuan untuk
mengeras. Pengunaan resin yang berlebihan dapat mempercepat
pengerasan resin. Dari percobaan kedua ini kami mempelajari bahwa
dibutuhkan adanya perbandingan antara resin dengan air sehingga tidak
terlalu kental dan resin tidak memadat seperti pada percobaan kedua ini.
4.2.1 Hasil dan Pembahasan Percobaan Kedua
Pada percobaan ini kami menggunakan instrumen penelitian
berupa observasi untuk mengetahui hasil dari percobaan yang telah kami
lakukan. Kami tidak menggunakan lembar angket ataupun melakukan
wawancara karena tinta yang kami buat mengalami pengeringan dan
menjadi padat sehingga tidak dapat diuji coba lebih lanjut. Berikut kami
tampilkan hasil observasi pada percobaan kedua berikut ini.
Tabel 4.2.1 Hasil Observasi Percobaan 2
Aspek Penilaian
Buruk
Tidak
terlalu
baik
Cukup
baik
Baik Sangat baik
32
Ketebalan √
Warna √
Tahan Lama √
Bau yang dihasilkan √
Ketidaktembusan
terhadap Kertas
√
Berdasarkan hasil observasi , ketebalan dan warna sudah sangat
baik. Sedangkan, kemampuan tahan lama serta kemampuan menyerap
kertas masih kurang baik. Untuk, bau yang dihasilkan perlu diperbaiki
lagi agar tidak menyengat. Dari hasil tersebut, dapat dihitung skornya
adalah 16 , sedangkan total skor seharusnya adalah 25. Oleh karena itu,
didapat hasilnya 64 % dan berarti percobaan kedua kami ini berhasil ,
tetapi masih terdapat banyak aspek yang harus diperbaiki agar hasilnya
lebih baik lagi.
4.3 Percobaan 3
Pada percobaan ini, langkah kerja yang digunakan pada percobaan
ketiga ini hampir sama dengan percobaan kedua. Hanya saja , penggunaan
resin dikurangi supaya tinta tidak memadat seperti hasil pada percobaan
kedua. Jenis kelapa yang digunakan juga seperti percobaan kedua, yaitu
kelapa yang sudah tua. Alasan penggunaan jenis kelapa ini, yaitu karena
pada kelapa muda, tempurungnya masih sangat tipis, sehingga kurang
cocok untuk dijadikan arang yang berkualitas. Selain itu, pada percobaan
33
ketiga ini kami menambah perlakuan dengan menambahkan sedikit tepung
untuk mengentalkan tinta.
Berikut kami sajikan data pada percobaan ketiga.
Tabel 4.3 Hasil Percobaan Ketiga
No Proses yang
dilakukan
Alat dan
Bahan
Hasil yang
diperoleh
Lampiran Gambar
1. Jemur tempurung
kelapa hingga
kering selama 5-6
jam.
Tempurung
kelapa
Tempurung
kelapa yang
kering
2. Bakar tempurung
kelapa selama
10-15 menit
Tempurung
kelapa
Kompor
Minyak
tanah
Wadah
pembakaran
Tempurung
kelapa berubah
warna menjadi
kehitaman dan
tempurung yang
semula berbentuk
utuh menjadi
berupa pecahan-
pecahan.
3. Tunggu hingga
bara api
memadam
seluruhnya
selama 30 menit.
34
4. Arang yang
diperoleh
selanjutnya
ditumbuk sampai
halus.
Coet Arang menjadi
berupa serbuk
yang halus tapi
masih ada yang
berupa padatan
keras.
5. Campurkan arang
dengan aquades
atau air murni
hingga menjadi
cairan.
Air Arang menjadi
berupa cairan
yang berwarna
hitam.
6. Saring cairan
tersebut dengan
kain perca yang
tak terpakai
ataupun
penyaring untuk
memisahkan
ampas dari cairan
tersebut.
Kain perca
Wadah
Arang yang
berupa padatan
terpisah dengan
yang berupa
cairan.
7. Campurkan
cairan yang telah
disaring dengan
alkohol kemudian
aduk dengan rata.
Alkohol
Sendok
atau
Pengaduk
lainnya
Tinta yang dibuat
masih terlalu cair
35
8. Campurkan
cairan yang
sudah dicampur
dengan alkohol
dengan resin
Resin
Sendok
atau
pengaduk
lainnya
Tinta yang
sebelumnya
masih terlalu cair
menjadi lebih
kental.
9 Campurkan tinta
dengan tepung
untuk
mengentalkan
Tepung Tinta menjadi
lebih kental lagi
dan teksturnya
menyerupai tinta
umumnya
9. Tes tinta yang
dibuat di atas
kertas
Kertas Tinta pada
percobaan
pertama
membutuhkan
waktu yang lama
untuk menyerap
pada kertas.
Meski begitu,
warna tinta yang
dibuat sudah
menyerupai
warna tinta pada
umumnya.
Dari hasil percobaan ketiga, hasil yang diperoleh lebih baik
daripada kedua percobaan sebelumnya. Tinta hasil percobaan ketiga ini
memiliki tekstur yang hampir sama dengan tinta biasanya. Berbeda dengan
hasil percobaan pertama yang masih banyak terdapat serpihan arang di
36
dalamnya sehingga tinta masih kasar, tinta percobaan ketiga ini cenderung
lebih halus. Selain itu, adanya penambahan tepung juga menyebabkan
tinta tidak terlalu encer dan lebih baik ketika digunakan. Tinta percobaan
ini juga lebih mudah menyerap ke kertas. Dengan kata lain, tinta yang
dihasilkan cenderung lebih cepat kering. Keunggulan tinta percobaan
ketiga adalah tidak tembus ke halaman belakang kertas. Meski memiliki
warna hitam yang cukup tebal, namun tinta ini tidak tembus kertas.
Penggunaan resin yang hanya 5% membuat tinta tidak mudah
memadat . Selain itu, campuran resin dan air juga perlu diaduk hingga
waktu yang lama supaya menjadi homogen. Karena penggunaan resin
yang hanya sedikit maka menyebabkan tinta tidak menimbulkan bau yang
menyengat seperti hasil percobaan kedua. Meski begitu, tinta yang dibuat
sesungguhnya masih kurang cocok untuk dijadikan tinta spidol karena
ketika diuji coba di papan putih, hasilnya warnanya agak pudar dan tidak
sepekat tinta spidol pada umumnya. Oleh karena itu, untuk kedepannya
diperlukan penambahan perlakuan untuk mendapat hasil tinta spidol yang
sesuai dengan harapan.
4.3.1 Hasil dan Pembahasan Percobaan Ketiga
Pada percobaan ketiga ini, kami menggunakan instrumen penelitian
berupa angket atau kuesioner. Kami membagikan angket kepada 7 orang
responden untuk mengetahui hasil tinta yang didapat. Berikut kami sajikan
hasil angket mengenai tinta dari tempurung kelapa.
Tabel 4.3.1 Hasil Angket Percobaan 3
No. IndikatorPenilaian
ss s ts sts
1Tinta dari tempurung kelapa tidak tembus jika
ditulis di kertas biasa
4 3 0 0
37
2Warna hitamnya sudah menyerupai warna
pada tinta spidol biasa
5 2 0 0
3 Bau tinta spidol sudah tidak menyengat 2 5 0 0
4Tinta spidol dari arang tempurung kelapa
bertahan lama (tidak cepat pudar)
1 5 1 0
5 Memiliki ketebalan yang pas3 4 0 0
Gambar 4.3.1 Diagram Batang Hasil Angket
Dari hasil angket diatas, 4 responden sngat setuju dan 3 responden
setuju jika tinta tidak tembus jika ditulis di kertas biasa. Sementara itu, 5
orang sangat setuju dan 3 orang lainnya setuju jika warna tinta sudah
38
menyerupai tinta umumnya. Dari segi bau yang dihasilkan, 2 orang sangat
setuju dan 5 orang lainnya setuju jika tinta tidak menyengat. Berdasarkan
tahan lama atau tidaknya, 1 orang sangat setuju, 5 orang setuju dan 1
orang lainnya tidak setuju jika tinta tidak tahan lama. Untuk tingkat
ketebalan tinta, 3 orang sangat setuju dan 4 lainnya setuju jika ketebalan
tinta sudah sesuai. Jika dihitung, maka total nilai yang didapat adalah 119
dari 140 dengan persentase sebesar 85%. Hal tersebut menandakan bahwa
tinta yang dibuat sudah berhasil. Meski begitu, untuk membuat tinta spidol
masih perlu dibenahi lagi karena jika tinta dituliskan di whiteboard ,
warnanya masih cenderung pudar dan tidak hitam pekat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari tiga percobaan yang dilakukan, tinta spidol dari arang tempurung
kelapa yang paling layak untuk dipasarkan adalah tinta hasil percobaan ke-
3. Hal tersebut dikarenakan pada hasil percobaan ketiga ini, hasil yang
diperoleh lebih baik daripada kedua percobaan sebelumnya. Tinta hasil
percobaan ketiga ini memiliki tekstur yang hampir sama dengan tinta
biasanya. Berbeda dengan hasil percobaan pertama yang masih banyak
terdapat serpihan arang di dalamnya sehingga tinta masih kasar, tinta
percobaan ketiga ini cenderung lebih halus. Tinta percobaan ini juga lebih
mudah menyerap ke kertas yang menyebabkan tinta yang dihasilkan
cenderung lebih cepat kering. Keunggulan tinta percobaan ketiga adalah
tidak tembus ke halaman belakang kertas. Meski memiliki warna hitam
yang cukup tebal, namun tinta ini tidak tembus kertas.
39
Meskipun begitu, tinta pada percobaan ketiga warnanya agak pudar
saat dicoba pada papan putih dan tidak sepekat tinta spidol pada
umumnya. Oleh karena itu, untuk kedepannya diperlukan penambahan
perlakuan untuk mendapat hasil tinta spidol yang sesuai dengan harapan.
Dengan keberhasilan pemanfaatan tempurung kelapa ini, diharapkan dapat
mengurangi limbah dari tempurung kelapa.
5.2 Saran
Untuk peneliti selanjutnya :
1. Resin jangan dicampurkan pada tinta terlalu berlebihan. Alasannya,
adalah supaya tinta tidak terlalu cair dan tidak terlalu kental. Selain itu,
penggunaan resin yang berlebihan akan menyebabkan bau yang
menyengat.
2. Menambahkan perlakuan terhadap tinta tersebut. Peneliti selanjutnya
diharapkan menambah perlakuan terhadap tinta tersebut agar
mendapatkan hasil tinta yang sesuai dengan harapan.
3. Akan lebih baik jika arang tempurung kelapa ditumbuk sampai berupa
serbuk. Karena jika masih ada padatan akan mengurangi kualitas tinta.
4. Lakukan penyaringan hingga benar-benar berupa cairan karena jika
penyaringan hanya dilakukan satu atau dua kali akan menyebabkan
banyaknya serbuk pada tinta dan mengurangi kualitas tinta.
Untuk konsumen atau masyarakat :
1. Simpan di tempat yang jauh dari jangkauan anak-anak supaya tidak
ditelan, karena berbahaya.
40
DAFTAR PUSTAKA
Sumartono. 1979. Kelapa. Jakarta : PT. Bumi Restu.
Lubis, R. E dan Widanarko.2011. Buku Pintar; Kelapa Sawit. Jakarta : Agromedia.
Sosongkowati, Retno. 2013. Buah Sakti Penghancur Penyakit. Yogyakarta :
Indoliterasi.
Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono. 2012. Kelapa Sawit. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta: Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif: Dilengkapi Contoh Proposal dan Laporan Penelitian. Jakarta: Alfabeta.
41
http://faizaashop.blogspot.co.id/2015/11/kekurangan-pemasaran-online.html
http://www.dosenpendidikan.com/penjelasan-klasifikasi-serta-ciri-dan-manfaat-kelapa/
https://health.detik.com/read/2011/02/18/072652/1573363/763/spidol-lebih-berbahaya-ketimbang-kapur-tulis
http://detiktani.blogspot.co.id/2013/07/syarat-tumbuh-tanaman-kelapa.html
http://manfaat.co.id/manfaat-tempurung-kelapa
http://sugihthewinner.blogspot.co.id/
42