Wawancara xv

11
1. a. Apa arti mempersembahkan tubuh sebagai ibadah yang sejati? Pertama, ibadah sejati adalah ibadah totalitas. Ibadah sejati bukanlah ibadah fenomenal, kelihatan aktif di berbagai kegiatan gereja. Ibadah sejati adalah ibadah totalitas, artinya menyeluruh di dalam seluruh aspek hidup kita. Hal ini diajarkan Paulus dengan mengatakan bahwa kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan/kurban yang hidup. Kata "mempersembahkan" dalam bahasa Yunani bisa diterjemahkan "menyembahkan" (ibid., hlm. 862). Kembali, kata yang dipergunakan di sini menggunakan bentuk aktif. Berarti, ibadah sejati adalah ibadah yang terjadi ketika kita secara aktif mempersembahkan/menyembahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan. Itulah arti berserah total. Berserah adalah kita berani menyerahkan seluruh hidup kita dikuasai oleh Kristus sebagai Tuhan, Raja, dan Pemerintah hidup kita. Ketika kita menyerahkan hidup kita, dengan kata lain, kita juga harus berani menyesuaikan hidup kita dengan kehendak Tuhan. Di sini, saya menggabungkan konsep berserah dengan menyangkal diri. Ketika kita berserah, di saat yang sama kita menyangkal diri untuk mengatakan "tidak" kepada kehendak kita dan mengatakan "ya" kepada kehendak-Nya. Hal ini diteladani sendiri oleh penulis surat Roma, yaitu Paulus. Paulus adalah salah satu rasul Kristus yang sudah menyerahkan totalitas hidupnya kepada Kristus (Flp. 1:21), dan di saat yang sama, ia bisa mematikan kehendaknya yang

Transcript of Wawancara xv

Page 1: Wawancara xv

1. a. Apa arti mempersembahkan tubuh sebagai ibadah yang sejati?

Pertama, ibadah sejati adalah ibadah totalitas. Ibadah sejati bukanlah ibadah

fenomenal, kelihatan aktif di berbagai kegiatan gereja. Ibadah sejati adalah ibadah

totalitas, artinya menyeluruh di dalam seluruh aspek hidup kita. Hal ini diajarkan Paulus

dengan mengatakan bahwa kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai

persembahan/kurban yang hidup. Kata "mempersembahkan" dalam bahasa Yunani bisa

diterjemahkan "menyembahkan" (ibid., hlm. 862). Kembali, kata yang dipergunakan di

sini menggunakan bentuk aktif. Berarti, ibadah sejati adalah ibadah yang terjadi ketika

kita secara aktif mempersembahkan/menyembahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan.

Itulah arti berserah total. Berserah adalah kita berani menyerahkan seluruh hidup kita

dikuasai oleh Kristus sebagai Tuhan, Raja, dan Pemerintah hidup kita. Ketika kita

menyerahkan hidup kita, dengan kata lain, kita juga harus berani menyesuaikan hidup

kita dengan kehendak Tuhan. Di sini, saya menggabungkan konsep berserah dengan

menyangkal diri. Ketika kita berserah, di saat yang sama kita menyangkal diri untuk

mengatakan "tidak" kepada kehendak kita dan mengatakan "ya" kepada kehendak-Nya.

Hal ini diteladani sendiri oleh penulis surat Roma, yaitu Paulus. Paulus adalah salah satu

rasul Kristus yang sudah menyerahkan totalitas hidupnya kepada Kristus (Flp. 1:21), dan

di saat yang sama, ia bisa mematikan kehendaknya yang berlawanan dengan kehendak

Allah. Kapan Paulus berani mematikan kehendak dirinya sendiri? Ketika Paulus

mendapatkan suatu hambatan (2Kor. 12:7-9). Para penafsir tidak sepakat ketika

menafsirkan arti "duri dalam daging" di dalam 2Kor. 12:7 ini. Ada yang menafsirkan

penyakit, ada juga yang menafsirkan hambatan/halangan dalam pelayanan Paulus. Intinya

hanya satu: tantangan/hambatan dalam pelayanan Paulus (bisa berupa penyakit, dll).

Ketika Tuhan menguji Paulus dengan "duri dalam daging", Paulus pernah berdoa 3x

memohon agar Tuhan mencabut duri itu, tetapi Tuhan menolaknya, dan Paulus taat (ayat

9-10). Bahkan di dalam penderitaan, Paulus pun dengan berani tetap percaya kepada-

Nya (2Tim. 1:12). Biarlah kita meneladani Paulus sebagai rasul Kristus yang telah

menjalankan apa yang diajarkannya sendiri di bagain ini. Adalah suatu

ketidakmasuakalan jika orang yang menyanyikan "Aku Berserah", tetapi masih percaya

kepada kehendak diri yang lebih baik daripada kehendak Tuhan.

Page 2: Wawancara xv

Kedua, ibadah sejati adalah ibadah yang kudus. Bukan saja sebagai

kurban/persembahan yang hidup, Paulus juga menasihatkan jemaat Roma agar mereka

juga mempersembahkan tubuh mereka sebagai kurban yang kudus. Kudus berarti

dipisahkan (separated). Dengan kata lain, dengan mempersembahkan tubuh kita sebagai

kurban yang kudus, berarti kita memiliki keunikan yang lain dari dunia ini. Paulus bukan

hanya mempersembahkan tubuh/hidupnya sebagai kurban yang hidup, tetapi ia juga

mempersembahkan hidupnya sebagai kurban yang kudus. Dari manakah ia

mempersembahkan kurban yang kudus itu? Dari Roh Kudus. Roh Kudus yang telah

menguduskan hidup Paulus dan umat Tuhan, Ia menuntut kita untuk mempersembahkan

tubuh yang telah dikuduskan-Nya itu untuk dipakai memuliakan Tuhan. Kepada jemaat

Korintus, Paulus mengajarkan konsep ini di dalam 1Kor. 6:19-20, "Atau tidak tahukah

kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus

yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu

telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan

tubuhmu!" Melalui dua ayat ini, kita mendapatkan gambaran yang lebih jelas bahwa

tubuh kita adalah bait Roh Kudus atau dikuduskan Roh Kudus di dalam penebusan

Kristus, sehingga kita harus memuliakan Tuhan melalui tubuh kita. Kata "tubuh" baik di

dalam Roma 12:1 maupun 1Kor. 6:19-20 sama-sama menggunakan kata Yunani soma.

Karena Roh Kudus yang telah menguduskan tubuh/hidup kita, maka kita harus

mempersembahkan tubuh kita sebagai kurban yang kudus bagi-Nya yang berbeda dari

dunia.

Ketiga, ibadah sejati adalah ibadah yang menyenangkan Allah. Bukan hanya

hidup dan kudus, ibadah sejati adalah ibadah yang berkenan kepada Allah. Kata

"berkenan kepada Allah" diterjemahkan oleh Pdt. Hasan Sutanto, D.Th. dalam Perjanjian

Baru Interlinear (2003) sebagai "menyenangkan Allah" (hlm. 862). NASB, English

Standard Version (ESV), Analytical-Literal Translation (ALT), Geneva Bible, Young´s

Literal Translation (YLT), dll menerjemahkannya acceptable to God (dapat

diterima/memuaskan bagi Allah). International Standard Version (ISV)

menerjemahkannya pleasing to God (menyenangkan Allah). Dengan kata lain, ibadah

yang berkenan kepada Allah adalah ibadah yang menyenangkan atau memuaskan Allah.

Bagaimana ibadah bisa dikatakan menyenangkan Allah? Ibadah bisa menyenangkan

Page 3: Wawancara xv

Allah ketika ibadah dilakukan (baik di gereja ataupun kehidupan sehari-hari) bukan

memuliakan diri, tetapi memuliakan Tuhan (God-centered worship). Ibadah yang

memuliakan diri adalah ibadah yang menggunakan segala cara untuk menyenangkan diri

sebagai objek dan subjek ibadah. Ini dilakukan oleh orang-orang kafir di dalam Alkitab.

Mereka beribadah untuk mencari keuntungan. Tetapi ibadah yang berpusat pada Allah

yang menyenangkan-Nya adalah ibadah yang memuliakan Dia saja (Soli Deo Gloria).

Bukan hanya ibadah, pelayanan kita kepada Tuhan pun juga demikian. Di dalam

pelayanan, pelayanan yang menyenangkan Allah adalah pelayanan yang berpusat dari

Allah, oleh Allah, dan bagi Allah saja (Rm. 11:36). Sehingga pelayanan yang berpusat

pada Allah adalah pelayanan yang tidak mencari keuntungan sendiri. Di dalam 2Kor.

2:17, Paulus menyatarkan konsep pelayanan palsu vs sejati, "Sebab kami tidak sama

dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam

Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas

perintah Allah dan di hadapan-Nya." Di dalam ayat ini, Paulus memaparkan pelayanan

yang palsu adalah pelayanan yang mau cari untung sendiri, sedangkan pelayanan yang

menyenangkan Allah adalah pelayanan yang memuliakan-Nya dengan memberitakan

firman Tuhan dengan murni dan jujur sesuai apa yang difirmankan-Nya. Di dalam

pelayanan firman, jangan pernah mengkompromikan kebenaran firman Tuhan. Ketika

firman Tuhan berbicara keras kepada jemaat, sebagai hamba-Nya yang memberitakan

firman-Nya, kita harus tegas dan keras berbicara dengan murni sesuai apa yang

difirmankan-Nya di dalam Alkitab. Jangan pernah membuatnya lunak atau bahkan

menghapuskannya. Teladanilah Paulus yang tidak segan-segan menuding kemunafikan

Petrus (Gal. 2:11-14). Semua itu dilakukan Paulus karena ia mau melayani dengan

kemurnian hati dan ia tidak suka melihat kemunafikan. Ingatlah, kalau Paulus membenci

kemunafikan, apalagi Tuhan, Ia lebih membenci hamba-Nya yang munafik yang

memperhalus berita firman Tuhan yang keras, tetapi Ia memuji hamba-Nya yang setia,

taat dan jujur menyampaikan berita firman Tuhan yang keras. Itu yang Tuhan melalui

Paulus ajarkan di dalam 2Kor. 2:17 ini. Ingatlah, jangan pernah mengukur konsep

pelayanan dari kuantitas, tetapi kualitas apakah pelayanan itu God-centered atau man-

centered. Biarlah kit menyelidiki motivasi sedalam-dalamnya hati kita tentang konsep

pelayanan kita yang kita jalani.

Page 4: Wawancara xv

b. Bandingkan dengan saudara-saudara muslim yang memahami menolong orang lain

sebagai ibadah!

Bandingkan dengan saudara- saudara kita yang muslim, yang menganggap

menolong orang lain sebagai ibadah, benar adanya bahwa kita sebgai umat manusia yang

memiliki rasa sosial harus membantu sesama kita yang membutuhkan. Dengan

membantu berarti kita telah melakukan apa yang dikhendaki oleh Tuhan. Tidak hanya

dimuslim, disemua agama di dunia ini, tentu mengajarkan hal yang sama untuk

membantu sesama. Tapi tidak lantas itu disebut sebagai ibadah, harus

mempertimbangkan apa motivasi mereka membantu, karena tidak selamanya orang yang

membantu sesamanya itu memiliki niat yang baik, bias juga mereka menyimpan hal lain,

atau mengharapkan hal lain. Oleh karena itu, bantulah sesamamu dengan rasa ikhlas dan

tanpa mengharapkan atau memiliki maksud apapun, itulah ibadah yang sejati yang tubuh

kita lakukan.

2. a. Apa Pendapatmu jika ada orang yang mempersembahkan sesuatu yang haram di

gereja? Analisakan dengan Firman Tuhan!

Pendapat saya tidak setuju jika ada orang yang mempersembahkan sesuatu yang

tidak halal di dalam Gereja, karena Tuhan mengkehendaki persembahan yang benar, Ia

membenci orang yang mempermainkan persembahan. Seperti dalam cerita Kain dan

Habel saat mempersembahkan korban bakaran.

b. Apa arti materialisme dan mamonisme!

Arti materialisme, berawal dari kata material yang berarti semua yang terasa dan

terlihat oleh panca indra,isme sendiri dapat diartikan sebagai pemikian ,jadi meterialisme

dapat diartikan sebagai suatu aliran yang mempunyai pemikiran tentang segala sesuatu

yang Nampak yang masih terlihat dan terasa oleh mata adalah relitas sesungguhnya,diluar

suatu yang terlihat itu masih di tiadakan. Merterialisme diambil dari bahasa inggris yang

berarti  materialism,ajaran ini menekankan keunggulan factor – factor material atas yang

spiritual dalam metafisika,teori nilai,fisiologi,epistemology atau penjelasan historis.

Materialism dianggap sebagai teori dan metode adalah salah satu aplikatif dari

materialisme itu sendiri, materialisme sebagai teori menyangkal adanya kenyataan

Page 5: Wawancara xv

roh.sedangkan materialism sebagai metode mateialisme sebagai pembuat sementara

abstraksi dari yang immaterial.lalu ia mencoba untuk menjelaskan yang immaterial

berdasarkan kondisi – kondisi materialnya yang dmaksud dengan materi disini bukan

materi yang menyangkut materi ruang dan waktu  melainkan juga apa yang lebih rendah

dibandingkan dengan apa yang lebih tinggi. Lantas yang jadi pertayaan sekarang ini apa

interaksinya antara materialis dengan ilmu-ilmu materialis lainnya? Dalam proses

interaksi antara materialis dengan ilmu – ilmu khusus , materialism dan bentuknya

mengalami perubahan teori –teori mateialisme munculbersam dengan timbulnya filsafat

karena majunya ilmu pengetahuan dalam astronoomi ,matematika, dan bidang idang ilmu

lainnya. Segi umum materialis kuno adalah pengakuan adanya materialitas dunia dan

eksisitensialis dunia yang tidak tergantung pada kesadaran manusia.dan ini dapat di

temukan dalam Lao tse, Yang chuwan Chung, aliran lokayata, heraklitos, Anaxagoras,

Empedokles, Epikkuros.

Arti mamonisme Janganlah kita menjadi keliru dan menggunakan bagian Alkitab

ini jadi alas an untuk mensahkan diet, melainkan menjaga diri dari kenajisan terhadap

makanan yang dari meja raja. Kenajisan, bukanlah sekedar soal jenis atau pengolahannya

tetapi bagaimana makanan itu diperlakukan. Bagian pertama dari makanan meja raja pasti

dipersembahkan kepada berhala. Raja makan sisanya. Daniel serta kawan-kawan tidak

mau ikut makan, sebab akan menajiskan diri mereka. Pemahaman spiritual kita tentang

makanan dan minuman sering hanya sampai pada "doa sebelum makan dan sesudah

makan." Padahal ada bahaya pemberhalaan dalam apa yang kita konsumsikan. Pikiran

bahwa dalam dunia modern ini makanan kita tidak ada urusannya dengan berhala, adalah

kekeliruan. Sebab pemberhalaan terjadi dalam bentuk yang lebih canggih. Masyarakat

kita tanpa sadar diperbudak oleh berhala yang dalam Alkitab disebut Mamon.

Mamonisme membuat orang menempuh jalan apa saja untuk mendapat keuntungan diri.

Mencuri, korupsi, merampok, menipu adalah wajah-wajah Mamon. Memiliki harta benda

dengan cara-cara ini, berarti menjadi budak Mamon. Menghidupi diri dan rumahtangga

dengan cara-cara ini, sama dengan menggadaikan orang-orang yang kita kasihi kepada

Mamon. Celakanya, Mamon tidak pernah mau rugi. Saat dia datang menagih, hidup kita

dihancurkan tanpa kompromi. Yang mau rugi hanya satu. Tuhan Yesus Kristus. Dia

Page 6: Wawancara xv

memberi diri disengsarakan dan bersedia mati untuk kita. Maka sudah sangat aman kalau

kita mulai hari ini dengan membaca dan merenungkan firman. Kesibukan dan kesulitan

bahkan pergumulan boleh saja dating melanda. Tapi roh anak-anak Tuhan yang memulai

setiap hari dengan firman akan gemuk dan segar karenanya.

c. Bolehkah orang Kristen menganut paham materialisme dan mamonisme! Jelaskan!

Orang Kristen tidak boleh menganut paham materialisme dan mamonisme, karena

kedua hal ini dibenci oleh Tuhan. Karena “Siapa yang mencintai uang tidak akan puas

dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya.

Inipun sia-sia”. (Pkh 5 : 9). Ukuran keberhasilan pekerjaan manusia bukanlah semata –

mata dengan kekayaannya, bukan dengan uang, tapi Allah mau meminta kita untuk

menggali dari apa yang kita miliki, seberapa besar maknanya bagi masyrakat dan bagi

kemuliaan Tuhan.

3. a. Profesi apa saja yang menurut anda menjadi berkat untuk orang lain?

b. Bagaimanakah dengan anda sendiri? Profesi apakah yang akan anda pilih dalam hidup

anda?

4. a. Berapa jamkah bekerja yang normal mnenurut Undang-undang Tenaga Kerja?

Undang – Undang Ketenagakerjaan Pasal 100

1) Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja bagi pekerja yang dipekerjakan.

(2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. waktu kerja siang hari :

a.1. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau

a.2. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

b. waktu kerja malam hari :

b.1. 6 (enam) jam 1 (satu) hari dan 35 (tiga puluh lima) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau

Page 7: Wawancara xv

b.2. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 35 (tiga puluh lima) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

(3) Dalam hal pengusaha mempekerjakan pekerja melebihi waktu kerja sebagaimana diamksud pada ayat (2), pengusaha wajib membayar upah waktu kerja lembur kepada pekerjanya.

(4) Waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanya dapat dilakukan paling banyak :

a. 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu;

b. 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari waktu kerja siang hari untuk melakukan pekerjaan pada waktu istirahat mingguan atau hari libur resmi yang ditetapkan; atau

c. 7 (tujuh) jam dalam 1 (satu) hari waktu kerja malam hari untuk melakukan pekerjaan pada waktu istirahat mingguan atau hari libur resmi yang ditetapkan.

b. Berapakah UMR International, National, Provinsi, Kabupaten dan kota? Kaitkan

dengan demo guru!