Wawancara x

9
1. Apa pendapatmu? dan kaitkan dengan Firman Tuhan tentang : a. Teori Jangeneel ! Pendapat saya tentang pendapat Jongeneel, yaitu saya setuju dengan pendapatnya mengenai iman dan ilmu pengetahuan karena ilmu pengetahuan akan mucul atau timbul dari iman kepercayaan yang kita miliki. Tuhan telah memberikan akal budi kepada manusia yang berguna untuk berfikir dan di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan. Dengan iman kita akan timbul pertanyaan-pertanyaan dan rasa ingin tahu yang tinggi unuk mengetahui suatu kebenaran sehingga kita akan berusaha untuk mencari kebenarannya dan sampailah kita dapat memahami sesuatu yang belum kita ketahui sebagai ilmu pengetahuan. Dan hal ini akan terus berkembang jika kita memiliki iman. Seperti dalam Firman Tuhan mengatakan jikalau kita memiliki iman sebesar biji sesawi kita dapat memindahkan gunung. Hal ini berarti Iman yang kita miliki dapat memiliki berbagai pengetahuan yang sangat banyak. b. Teori Van Peurson ! Pendapat saya tentang pendapat Van Peursen, yaitu saya kurang setuju dengan pendapatnya tentang hubungan iman dan ilmu pengetahuan yang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan menang atas kepercayaan, ajaran kebenaran rangkap, kepercayaan mengadakan ilmu pengetahuan, pemisahan kepercayaan dan ilmu pengetahuan, dua macam ilmu pengetahuan orang percaya dan ilmu pengetahuan orang tak percaya dan kepercayaan secara ufuk atau horison ilmu pengetahuan. Tugas Agama Wawancara X | Hubungan Iman & IPTEK 1

Transcript of Wawancara x

Page 1: Wawancara x

1. Apa pendapatmu? dan kaitkan dengan Firman Tuhan tentang :

a. Teori Jangeneel !

Pendapat saya tentang pendapat Jongeneel, yaitu saya setuju dengan pendapatnya

mengenai iman dan ilmu pengetahuan karena ilmu pengetahuan akan mucul atau timbul

dari iman kepercayaan yang kita miliki. Tuhan telah memberikan akal budi kepada

manusia yang berguna untuk berfikir dan di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan.

Dengan iman kita akan timbul pertanyaan-pertanyaan dan rasa ingin tahu yang tinggi

unuk mengetahui suatu kebenaran sehingga kita akan berusaha untuk mencari

kebenarannya dan sampailah kita dapat memahami sesuatu yang belum kita ketahui

sebagai ilmu pengetahuan. Dan hal ini akan terus berkembang jika kita memiliki iman.

Seperti dalam Firman Tuhan mengatakan jikalau kita memiliki iman sebesar biji sesawi

kita dapat memindahkan gunung. Hal ini berarti Iman yang kita miliki dapat memiliki

berbagai pengetahuan yang sangat banyak.

b. Teori Van Peurson !

Pendapat saya tentang pendapat Van Peursen, yaitu saya kurang setuju dengan

pendapatnya tentang hubungan iman dan ilmu pengetahuan yang menyatakan bahwa ilmu

pengetahuan menang atas kepercayaan, ajaran kebenaran rangkap, kepercayaan

mengadakan ilmu pengetahuan, pemisahan kepercayaan dan ilmu pengetahuan, dua

macam ilmu pengetahuan orang percaya dan ilmu pengetahuan orang tak percaya dan

kepercayaan secara ufuk atau horison ilmu pengetahuan. Sedangkan yang memulai ilmu

pengetahuan itu sendiri adalah iman yang kita miliki, sangat bertolak belakang dari

pendapat Jongeenel. Firman Tuhan mengatakan melalui iman maka pengetahuan kita

akan ditambahkan dan terus diperbaharui, di dalam Alkitab sangat banyak pengetahuan-

pengetahuan baru yang kita dapatkan. Menjadi sebuah inspirasi, tergantung bagaimana

kita menafsirkannya, biasanya kan berbeda-beda sesuai dengan keadaan kita saat

membaca Firman Tuhan.

| Hubungan Iman & IPTEK 1

Page 2: Wawancara x

2. a. Pendapatmu tentang Teori Jangeneel dan katitannya dengan Firman Tuhan?

Pendapat saya tentang hubungan positive dari Jongeneel dikaitkan dengan Firman Tuhan,

yaitu Jongeneel mengatakan Iman mendahului Ilmu Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan

memaksa Iman menjalani proses terusmenerus mengoreksi diri sendiri dalam terang

perkembangan Ilmu pengetahuan dan Iman melampaui ilmu Pengetahuan. Saya setuju,

karena ketika kia memiliki iman maka semua I;mu Pengetahuan dapat kita dapatkan dan

dipahami dengan baik. Dan ilmu pengetahuan itu akan memberi manfaat besar bagi kita yang

memiliki iman maupun orang lain. Pemahaman mengenai Allah yang menentukan dapat

digantikan pemahaman mengenai Allah pembina, dengan kuasa kasih yang mendorong

manusia, bukanlah ketergantungan yang pasif terhadap Allah melaikan dalam kebebasan

kreatif dengan bekal akal budinya mengeksplorasi rahasia alam ciptaan.

b. Apa artinya Presdestinasi, Determinasi, Nasila & Takdir?

i. Predestinasi (Yunani 'proorizo') berarti "menentukan sebelumnya" dan berlaku untuk

maksud-maksud Allah yang diliputi dalam pemilihan. Pemilihan adalah pilihan Allah

terhadap suatu umat "di dalam Kristus" (gereja yang sejati) bagi diri-Nya.

Predestinasi meliputi apa yang akan terjadi pada umat Allah ini (semua orang yang

sungguh-sungguh percaya kepada Kristus). 1) Allah mempredestinasi umat pilihan-

Nya untuk: (a) dipanggil (Roma 8:30); (b) dibenarkan (Roma 3:24; 8:30); (c)

dimuliakan (Roma 8:30); (d) dijadikan serupa dengan Putra-Nya (Roma 8:29); (e)

dijadikan kudus dan tak bercacat (Efesus 1:4); (f) diangkat sebagai anak-anak Allah

(Efesus 1:5); (g) ditebus (Efesus 1:7); (h) menerima suatu bagian (Efesus 1:14); (i)

menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya (Efesus 1:12; 1 Petrus 2:9); (j) menerima

Roh Kudus (Efesus 1:13; Galatia 3:14); dan (k) diciptakan untuk melakukan

perbuatan baik (Efesus 2:10). 2) Predestinasi, seperti halnya pemilihan, menunjuk

kepada kelompok tubuh Kristus (yaitu, gereja rohani yang sejati), dan terdiri atas

orang-orang yang berhubungan dengan gereja oleh iman yang hidup kepada Yesus

Kristus (Efesus 1:5,7,13; bandingkan dengan Kisah Para Rasul 2:38-41; 16:31).

ii. Arti determinasi adalah suatu kemampuan dari dalam diri untuk tidak menyerah,

sekalipun usaha yang akan dilakukan gagal dalam kenyataannya, tetapi mau berusaha

untuk terus mencoba untuk mendapatkan yang diinginkan.

| Hubungan Iman & IPTEK 2

Page 3: Wawancara x

iii. Arti nasib adalah sesuatu yang masih dapat diperbaiki atau diubah dalam kehidupan

seseorang tergantung dari diri orang tersebut. Nasib baik seperti keberuntungan

contohnya ia selalu memperoleh baik dalam usahanya. Nasib buruk seperti

kemalangan / kesialan, contoh kemalangan buruk telah menimpa keluarganya,

malang nasib yang buruk, mujur nasib baik.

iv. Arti takdir adalah sesuatu yang sudah ditentukan oleh Tuhan atas diri seseorang.

3. Carilah dampak negatif & positif IPTEK dalam kehidupan Gereja!

Dampak negatif dan positif dari Ilmu Pengetahuan dalam kehidupan bergereja yaitu :

i. Dampak_Positif

Gereja sungguh-sungguh dikembangkan sebagai wadah persekutuan bagi kesaksian dan

pelayanan kepada dunia, pemanfaatan untuk menangani masalah-masalah sosial dan

dalam kaitan itu serta kesadaran interdependensi manusia dengan alam mengupayakan

humanisasi, teknologi supaya melayani manusia. Teknologi juga sangat membantu

manusia dalam beribadah. Misalnya nmembantu dalam komunikasi dalam ibadah jemaat

dimudahkan membaca text lagu dan Alkitab melalui LCD dengan ukuran huruf yang

besar sehingga jemaat yang sulit membaca Alkitab dengan huruf kecil dimudahkan.

ii. Dampak_Negatif

Eksploitasi alam dan lingkungan hidup yang mengabaikan interdependensi alam dengan

manusia, dengan pengandalan penuh pada tekhnologi juga melahirkan pendewaan

terhadap daya cipta yang bertentangan dengan Alkitab, membawa kekuasaan yang

berdasarkan kekuatan. Orang menjadi malas dengan semua aktifitas manusia. Misalnya,

Orang jadi malas membawa Alkitab ke gereja karena posisi Alkitab sebagai buku telah

digantikan wujudnya di kalangan masyarakat dengan membawa Alkitab elektronik dalam

handphone ke gereja yang lebih ringan dan praktis, menjadi mengandalkan barang

elektronik, menjadi saling memamerkan teknologi yang dimiliki sehingga orang menjadi

sombong.

4. a.Apa_itu_Frankenstein?

Sosok monster ini dihidupkan oleh Dr Victor Frankenstein. Seorang mahasiswa kedokteran

yang melakukan eksperimen terlarang untuk membuktikan bahwa manusia bisa diciptakan

dengan teknologi dan pemahaman mendalam akan ilmu kedokteran.

| Hubungan Iman & IPTEK 3

Page 4: Wawancara x

Semua berawal dari keingintahuan, rasa penasaran, dan antusiasme masa muda akan ilmu

pengetahuan. Terkejut melihat eksperimen profesornya, ia pun tergerak untuk

menyempurnakan. Dr Victor Frankenstein pun terobsesi pada upaya untuk menciptakan

sosok manusia sempurna. Ia pun menggunakan organ otak profesornya (yang baru saja

meninggal), mengumpulkan potongan tubuh dari sejumlah jenazah yang masih baru,

menjahit potongan-potongan itu dalam satu tubuh, dan menciptakan sesosok makhluk yang

diyakininya akan menjadi manusia sempurna hasil rekayasa eksperimennya.

Setelah mengurung diri selama berhari bahkan berminggu-minggu mengerjakan

eksperimen itu, Victor terkejut ketika makhluk eksperimennya yang dibangkitkan dengan

energi listrik dari petir dan belut listrik itu ternyata menjadi sesosok makhluk buruk rupa, ia

tak menyangka bahwa ia baru saja menciptakan “sesosok Iblis!”

Monster ini kemudian dikenal sebagai “FRANKENSTEIN”, walaupun itu penyebutan

yang salah. Monster itu sebenarnya tanpa nama, tidak pernah diberi nama oleh penciptanya,

dan menjadi makhluk asing yang mencari jati dirinya! Ia sebenarnya tidak tahu mengapa ia

ada dan untuk apa ia diciptakan. Dalam pencariannya itu sang monster justru ia menjadi teror

menakutkan sejumlah orang, terutama bagi penciptanya sendiri: dr Victor Frankenstein!

Frankenstein, merupakan cerita yang mungkin sudah akrab bagi kita. Kisah yang pernah

populer dalam bentuk novel dan film sejak pertama kali dipublikasikan dalam sebuah buku

terbitan 1818. Novel yang menggemparkan dan laku keras dipasaran hingga abad 20. Sebuah

kisah yang berbau sains fiksi, menyentuh aspek kebudayaan, dan mengguncang emosi dalam

bentuk horor.

Begitu terkenalnya kisah tersebut, namun hanya sedikit yang tahu bahwa cerita berjudul

“Frankenstein – The Modern Prometheus” karya Mary Shelley itu ternyata dilandasi

pengalaman pribadi yang menyeramkan yang dipadu dengan studi literatur, imajinasi liar,

dan impian seorang muda usia 19 tahun.

Dari Alam Mimpi

Kisah besar itu berawal dari pengalaman nyata Mary Wollstonecraft Godwin (Mari

Shelley) pada suatu musim panas tahun 1816 di sebuah kastil di tepi Lake Geneva, Swiss.

Kastil itu adalah kediaman seorang penyair ternama Lord Byron. Kala itu Mary (masih 19

| Hubungan Iman & IPTEK 4

Page 5: Wawancara x

tahun) dan kekasihnya penyair Inggris Percy Shelley berkunjung ke sana atas undangan Lord

Byron.

Malam itu cuaca buruk dengan hujan lebat, petir dan badai mengganas di luar tembok

bangunan batu yang sudah tua. Ketiga seniman tulis itu berkumpul di dekat perapian. Mereka

berbincang santai dalam temaran kehangatan dan nyala api yang meliuk-liuk.

Cuaca buruk membuat mereka jenuh, karena tak bisa beraktivitas di luar. Maka pada

suatu malam, Byron menantang kedua tamunya untuk menulis sebuah cerita mencekam,

masing-masing satu tulisan. Ketiganya pun sepakat dan memulai kegiatan menulis mereka di

sana untuk mengisi waktu.

Pada suatu malam dengan badai yang masih menderu di luar sana, Mary yang sudah

tertidur tiba-tiba terbangun akibat gangguan mimpi buruk. Ia kaget bukan kepalang manakala

mendengar petir mendentum di luar sana. Keringat membanjir di tubuhnya. Mimpi buruk itu

seolah nyata baginya, begitu hidup dan menakutkan.

Setelah bisa menguasai dirinya, Mary pun meraih kertas dan pena. Menjelang subuh hari

itu ia jemarinya mulai menulis di bawah temaram lampu yang bersinar remang-remang. Ia

menuliskan detail mimpinya itu dalam sebuah cerita.

Begini kira-kira sebagian kutipannya: “Saat merebahkan kepalaku di atas bantal, aku tak

bisa tidur apalagi berpikir… Aku melihat sepasang mata, dengan tatapan yang pedih. Aku

melihat seorang mahasiswa yang pucat sedang berlutut diam di samping sesuatu. Aku

melihat sesosok bayangan seorang lelaki yang meregang didekatnya, lalu mesin besar di

ruangan itu menunjukkan reaksi adanya tanda-tanda kehidupan, panel-panel yang bergerak

sebagai penunjuk adanya sebuah reaksi dari sosok di samping mahasiswa itu. Sungguh

menakutkan, sebuah kekuatan yang luar biasa sebagai akibat usaha keras seorang manusia

untuk membentuk sesuatu cipataan yang menakjubkan di dunia!” Dan Mary memenangkan

pertaruhan di antara ketiganya. Karangan yang berasal dari mimpi buruknya itu pun

kemudian ditulis dalam bentuk novel yang diterbitkan dua tahun kemudian. Dan melegenda

sebagai kisah Frankenstein hingga ini hari!

| Hubungan Iman & IPTEK 5

Page 6: Wawancara x

b. Apa sumbangan etika Kristen dalam mencegah Frankenstein?

Sumbangan etika Kristen dalam mencegah Frankeinstein yaitu kita dapat mengetahui

kalau seseorang tidak dapat menggunakan dan mengandalkan ilmu pengetahuan yang

dimiliki tanpa iman. Iman dapat mengontrol setiap tindakan kita apakah baik atau tidak.

Membatu kita untuk memimpin mencari jati diri, tidak seperti Frankeinstein yang diciptakan

hidup tanpa tujuan, sedangkan kita memiliki tujuan hidup ketika kita diciptakan oleh Tuhan.

Kita adalah suatu yang berharga dimata Tuhan, dan kita dibantu dengan pimpinanNya dalam

menjalani hidup.

| Hubungan Iman & IPTEK 6