waslin
-
Upload
faounteradi -
Category
Documents
-
view
5 -
download
2
description
Transcript of waslin
Metode pengembangan perangkat lunak model prototype dirancang agar dapat
menerima perubahan-perubahan dalam rangka menyempurnakan prototype yang
sudah ada sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan perangkat perangkat lunak
yang dapat diterima dan perubahan-perubahan yang terjadi dapat dianggap merupakan
bagian dari proses pengembangan itu sendiri.
2.3.3. Tahapan Pengembangan Perangkat Lunak
Dalam pengembangan perangkat lunak terdapat beberapa metode pengembangan
sistem. Salah satu pengembangan sistem tersebut ialah model waterfall. Model /
metode waterfall sebenarnya adalah linear sequential mode.
Dalam model waterfall terdapat bebrapa tahapan dalam pengembangan
perangkat lunak. Adapun tahapan dalam model ini meliputi:
1. System / Information Engineering And Modeling. Permodelan ini di awali
dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke
dalam bentuk software hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat
berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dan
sebagainya. Tahap ini sering disebut dengan project definition.
2. Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan
dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang
akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain
informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan user interface, dsb.
Dari 2 aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus
didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.
3. Design, proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan –kebutuhan diatas
menjadi representasi kedalam bentuk “blueprint” software sebelum coding
dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebuthan yang telah
disebutkan pada tahap sebelumnya . seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka
proses ini juga harus didokumetasikan sebagai konfigurasi dari software.
4. Coding, untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer,
maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat
dimengerti oleh mesin, yaitu kefalam bahasa pemerograman melalui proses
coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara
teknis nantinya dikerjakan oleh programmer.
5. Testing/verification, sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikan
juga dengan software. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar
software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan
kebutuhan yang sudah didefinikan sebelumnya.
6. Maintenance, pemeliharan suatu software diperlukan, termasuk didalamnya
adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya
seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada erorrs kecil yang tidak
dapat ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada
pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan
dari eksternal perusahan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau
perangkat lainnya.
2.3.4. Rekayasa Perangkat Lunak
rekayasa perangkat lunak menurut Fritz Bauer : “penerapan dan pemanfaatan
prinsip-prinsip rekayasa untuk menghasilkan perangkat lunak yang ekonomis
yang handal dan bekerja secara efisien pada mesin-mesin yang nyata”
karakteristik perangkat lunak dikembangnkan atau direkayasa, tidak dibuat dalam
pengertian pada umunya. Tidak ‘lapuk’ atau mengalami penyusutan secara fisis.
Pada umunya dibuat secara khusus, tidak disusun dari komponen-komponen
yang telah ada. Problem perangkat lunak ialah perngkat lunak tidak berfungsi
secara baik (kualitas kurang). Ketidaktepatan penjadwalan proses dan biaya
produksi. Produktivitas yang belum dapat memenuhi tuntutan kebutuhan pemakai.
Pemeliharan yang sukar. Perkembangan teknologi perangkat keras diluar
kemampuan progemmer untuk membuat perangkat lunak yang dapat
memanfaatkan potensi perangkat keras secara maksimal.
Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) atau SE (Software Engineering) adalah
salah satu bidang profesi yang mendalami cara-cara pengembangan perangkat
lunak termasuk pembuatan, pemeliharan, managemen organisasi pengembangan
perangakt lunak, dan sebagainya.
Pada tahun 2004 istilah rekayasa perangkat lunak secara umum digunakan
dalam tiga arti, yaitu:
1. sebagai istilah umum untuk berbagai kegiatan yang dulunya bernama
pemrograman atau system
2. sebagai istilah yang luas untuk analisi kritis dari semua aspek-aspek
praktis yang bertentangan dengan teori pemrograman komputer
3. sebagai istilah yang memwujudkan advokasi suatu pendekatan spesifik
ke pemrograman komputer, satu hal yang mendesak yang diperlukan
sebagai profesi rekayasa daripada sebuah seni atau kerajinan, advokasi
dari kodifikasi praktis yang disarankan dalam bentuk metodologi
rekayasa perangkat lunak.
Rekayasa perangkat lunak adalah disiplin rekayasa dengan perangkat lunak
yang dikembangkan. Biasanya proses melibatkan penemuan pada keinginan klien,
menyusunya di dalam daftar kebutuhan, perancangan, pengodean, pengujian, dan
pengintegrasian bagian yang terpisah, menguji keseluruhan, penyebaran dan
pemeliharan perangkat lunak.
The Software Engineering Body Of Knowledge (SWEBOK) membagi rekayasa
perangkat lunak ke dalam 9 area pengetahuan, yaitu:
1. kebutuhan perangkat lunak
2. perancangan perangkat lunak
3. konstruksi perangkat lunak
4. pengujian perangkat lunak
5. pemeliharaan perangkat lunak
6. managamen konfigurasi perangkat lunak
7. managemen perangkat lunak
8. proses perangkat lunak
9. metode dan tool perangkat lunak dan kualitas perangkat lunak
berbagai faktor yang mempengaruhi rekayasa perangkat lunak adalah sebagai
berikut:
1. daerah system yang akan ditempati perangkat lunak (safety-critical, mission-
critical, dan business critical),
2. kebutuhan system dan perangkat lunak,
3. komponen komersial (eksternal) atau standar (internal) untuk digunakan dalam
sistem,
4. standar rekayasa perangkat lunak spesifik yang bias diterapkan,
5. metode dan tool perangkat lunak yang digunakan untuk pengembangan dan
pemeliharan, dan untuk peningkatan dan evaluasi kualitas,
6. anggaran, staf, organisasi proyek, rencana, dan penjadwalan dari semua
proses-proses
7. pengguna yang diharapkan dan penggunaan sistem,
8. tingkat integritas sistem.