WasBang

8
2.2. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA Jika dilihat dari kedudukannya, bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi. Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia adalah bahasa budaya dan bahasa ilmu. Keenam kedudukan ini mempunyai fungsi yang berbeda, meskipun pada prakteknya bisa saja muncul secara bersama-sama dalam satu peristiwa, atau hanya muncul satu atau dua fungsi saja. Dalam hubungannya sebagai alat pemersatu suku dan budaya yang memiliki latar belakang yang berbeda, bahasa Indonesia justru dapat menselaraskan hidup sebagai bangsa yang satu tanpa meinggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya. Bahkan, dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuani, kepentingan nasional diposisikan jauh di atas kepentingan daerah dan golongan Latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda berpotensi sebagai penghambat hubungan antar daerah dan antar budaya. Tetapi, melalui bahasa Indonesia, etnis yang satu bisa berhubungan dengan etnis yang lain sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Apa pun latar belakang etnisnya, kita dapat bepergian ke pelosok tanah air dengan memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi Kenyataan ini berperan penting dalam penyebarluasan bahasa Indonesia dalam fungsinya sebagai alat perhubungan antar daerah dan antarbudaya. Semuanya terjadi karena semakin baiknya sarana perhubungan, bertambah banyaknya jumlah perkawinan antar suku, dan bertambah banyaknya perpindahan pegawai negeri atau swasta dari satu daerah ke daerah yang lain Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dikenal sejak 17 Agustus 1945 ketika bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya kebangsaan, dan dari bahasa nasional ini, Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang dapat dijadikan pegangan hidup dan sebagai lambang identitas nasional Dengan di berlakukannyanya Undang-undang Dasar 1945, kedudukan bahasa Indonesia bertambah sebagai bahasa resmi. Dalam kedudukannya

description

kwn

Transcript of WasBang

2.2. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

Jika dilihat dari kedudukannya, bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi. Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia adalah bahasa budaya dan bahasa ilmu. Keenam kedudukan ini mempunyai fungsi yang berbeda, meskipun pada prakteknya bisa saja muncul secara bersama-sama dalam satu peristiwa, atau hanya muncul satu atau dua fungsi saja.

Dalam hubungannya sebagai alat pemersatu suku dan budaya yang memiliki latar belakang yang berbeda, bahasa Indonesia justru dapat menselaraskan hidup sebagai bangsa yang satu tanpa meinggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya. Bahkan, dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuani, kepentingan nasional diposisikan jauh di atas kepentingan daerah dan golongan

Latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda berpotensi sebagai penghambat hubungan antar daerah dan antar budaya. Tetapi, melalui bahasa Indonesia, etnis yang satu bisa berhubungan dengan etnis yang lain sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Apa pun latar belakang etnisnya, kita dapat bepergian ke pelosok tanah air dengan memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi

Kenyataan ini berperan penting dalam penyebarluasan bahasa Indonesia dalam fungsinya sebagai alat perhubungan antar daerah dan antarbudaya. Semuanya terjadi karena semakin baiknya sarana perhubungan, bertambah banyaknya jumlah perkawinan antar suku, dan bertambah banyaknya perpindahan pegawai negeri atau swasta dari satu daerah ke daerah yang lain

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dikenal sejak 17 Agustus 1945 ketika bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya kebangsaan, dan dari bahasa nasional ini, Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang dapat dijadikan pegangan hidup dan sebagai lambang identitas nasional

Dengan di berlakukannyanya Undang-undang Dasar 1945, kedudukan bahasa Indonesia bertambah sebagai bahasa resmi. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia digunakan dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik secara lisan maupun tulis. Pidato-pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia

Penulisan dan penerjemahan buku-buku teks serta penyajian pelajaran di lembaga-lembaga pendidikan untuk masyarakat umum dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Dengan demikian, masyarakat Indonesia tidak lagi bergantung kepada bahasa-bahasa asing (bahasa sumber). Pada tahap ini, bahasa Indonesia bertambah perannya sebagai bahasa ilmu.

Berbahasa Indonesia yang baikBerbahasa Indonesia yang baik adalah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai konteks (pembicaraan atau penulisan). Berbahasa Indonesia yang benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah (tata bahasa) bahasa Indonesia.Pengertian di atas baru saya peroleh dan pahami ketika sudah semester tiga. Sebagai orang yang belajar di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tentu hal ini cukup mengecewakan. Dalam program studi ini, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memahami bahasa Indonsia (salah satunya adalah yang baik dan benar) tapi juga dituntut untuk mampu menularkan pengetahuan tentang bahasa Indonesia kepada orang lain (murid) melalui pembelajaran di sekolah.KalimatBahasa Indonesia yang baik dan benarsudah saya dengar dan baca sejak SD. Saat itu pula saya menggunakan istilah ini. Sejak itu sampai semester dua kuliah, saya mengartikanBahasa Indonesia yang baik dan benaradalah bahasa yang tidak salah dalam menulis, harus sesuai dengan EyD. Lebih parahnya lagi, sebelumnya tidak mengerti kepanjangan EyD. Setelah mengetahui kepanjangan EyD belum paham pula kaidah apa saja yang ada dalam EyD. Pemahaman tentang sejarah EyD baru sedikit terisi ketika menempuh mata kuliah Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, setelah tahun kedua kuliah. Pemahan tentang kaidah yang terdapat dalam EyD baru didapat setelah kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa, tahun ketiga kuliah.Apakah tidak pernah mendapat penjelasan mengenai bahasa yang baik dan benar ketika masih sekolah? Sepertinya tidak. Mungkin guru-guru bahasa Indonesia yang pernah mengajar saya tidak pernah menjabarkan pengertiannya, atau saya yang memang tidak memperhatikan penjelasan guru mengenai hal ini. Atau justru guru yang bersangkutan juga tidak paham mengenaiberbahasa Indonesia yang baik dan benar.Hal ini sangat mungkin terjadi, mahasiswa yang kuliah di PBSI masih kesulitan memahami konsep ini, bahkan salah seorang mahasiswa tidak mampu menjawab ketika ditanya mengenai konsep ini oleh dosen pembahas dalam seminar proposal skripsinya. Mahasiswa calon guru bahasa Indonesia dari universitas negeri tidak mampu menjawab, apalagi mahasiswa dari universitas lain, lebih apalagi lagi jika guru bahasa Indonsia di sekolah bukan lulusan Pendidikan Bahasa Indonesia.Mungkin kesalahan ada pada masing-masing kita. Bangsa Indonesia tidak mampu menghargai bahasanya sendiri. Mungkin terlalu menganggap remah keberadaan bahasa dan fungsinya. Padahal, di balik penggunaan bahasa, tampak seluruh dimensi kecerdasan dan mentalitas pengguna (pembicara)-nya.Contoh Berbahasa Indonesia yang baik dan benar:Loe ngerjain tugas sama siapa?Kalimat di atas merupakan contoh kalimat yang baik dan benar, jika digunakan oleh seseorang dengan orang lain yang akrab dan sebaya. Menjadi tidak baik dan jelas tidak benar jika digunakan oleh mahasiswa kepada dosennya.Yang baik belum tentu benar, dan yang benar belum tentu baik. Yang baik dan benar adalah berbahasa Indonesia yang baik dan benar, bukan hanya baik saja, bukan hanya benar saja, apalagi yang tidak baik dan tidak benar.Jika pembaca yang budiman sudah mengetahui ketidak-baikan dan ketidak-benaran tulisan ini, itu menandakan bahwa pembaca sudah mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.Pengertian Bahasa BakuBahasa merupakan alat komunikasi penting yang dapat menghubungkan seseorang dengan yang lainnya. Keraf (2005:54) menyebutkan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Pada kaidah bahasa Indonesia terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa tidak baku.Istilah bahasa bakudalam bahasa Indonesia ataustandard languagedalam bahasa Inggris, dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertamasekali diperkenalkan oleh Vilem Mathesius pada 1926. Ia termasukpencetus Aliran Praha atauThe Prague School. Pada 1930, B. Havranekdan Vilem Mathesius merumuskan pengertian bahasa baku itu. Merekaberpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telahdikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan olehmasyarakat secara luas.Bahasa baku adalah bahasa standar (pokok) yang kebenaran dan ketetapannya telah ditentukan oleh negara. Baku berarti bahasa tersebut tidak dapat berubah setiap saat. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Berdasarkan teori, bahasa baku merupakan bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan. Tetapi pada penggunaanya bahasa baku lebih sering digunakan pada sistem pendidikan negara, pada urusan resmi pekerjaan, dan juga pada semua konteks resmi. Sementara itu, di dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak orang yang menggunakan bahasa tidak baku dan sesuka hati.Berdasarkan pengertian di atas, bahasa baku adalah bahasa standar yang benar dan digunakan oleh suatu masyarakat pada suatu negara. Bahasa baku atau standar itu harus diterima dan berterima bagi masyarakat bahasa.

. Fungsi Bahasa BakuMenurut Hasan Alwi, dkk (2003:15) bahasa baku mendukung empat fungsi, yaitu:Fungsi pemersatu. Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah. Jika setiap masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka dia tidak dapat berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain. Fungsi bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa.Fungsi pemberi kekhasan. Suatu bahasa baku membedakan bahasa itu dari bahasa yang lain. Melalui fungsi itu, bahasa baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan.Fungsi pembawa kewibawaan. Pemilikan bahasa baku membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi pembawa wibawa bersangkutan dengan usaha orang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat pemerolehan bahasa baku sendiri. Penutur atau pembicara (masyarakat) yang mahir berbahasa Indonesia dengan baik dan benar memperoleh wibawa di mata orang lain.Fungsi kerangka acuan. Sebagai kerangka acuan bagi pemakaian bahasa dengan adanya norma dan kaidah (yang dikodifikasi) yang jelas. Norma dan kaidah itu menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau golongan.

Contoh Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku

Kita sering kesulitan menentukan kata yang baku dan kata yang tidak baku. Berikut ini adalah daftar kata-kata baku bahasa Indonesia yang disusun secara alfabetis.

NoKata BakuKata Nonbaku

1.Aktifaktip, aktive

2.AlquranAl-Quran, Al-Quran, Al Quran

3.ApotekApotik

4.AzanAdzan

5.Cabaicabe, cabay

6.DaftarDaptar

7.doadoa

8.efektifefektip, efektive, epektip, epektif

9.eliteElit

10.e-mailemail, imel

11.FebruariPebruari, February

12.fotoPhoto

13.fotokopifoto copy, photo copy, photo kopi

14.hakikatHakekat

15.ijazahijasah, izajah

16.izinIjin

17.jadwalJadual

18.JumatJumat

19.karenaKarna

20.karismatikKharismatik

21.kreatifkreatip, creative

22.lembapLembab

23.lubangLobang

24.maafmaaf

25.makhlukMahluk

26.mukjizatmujizat

27.napasNafas

28.nasihatNasehat

29.objekObyek

30.provinsipropinsi, profinsi

I.Contoh kalimat baku dan tidak baku

1. Kalimat Tidak Baku1.Semua peserta daripada pertemuan itu sudah pada hadir.2.Kami menghaturkan terima kasih atas kehadirannya.3.Mengenai masalah ketunaan karya perlu segera diselesaikan dengan tuntas.4.Sebelum mengarang terlebih dahulu tentukanlah tema karangan.5.Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A melawan Regu B.6.Kita perlu pemikiran-pemikiran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan kota.

2. Kalimat Baku1.Semua peserta pertemuan itu sudah hadir.2.Kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran Saudara.3.Masalah ketunakaryaan perlu segera diselesaikan dengan tuntas.4.Sebelum mengarang, tentukanlah tema karangan.5.Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A dan Regu B.6.Kita memerlukan pemikiran untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan kota.Struktur Ragam Baku dalam BahasaIndonesia BahasaIndonesiaragambakudapatdikenalidaribeberapasifatnya.Seperti halnya dengan bahasa-bahasa lain di dunia, bahasa Indonesiamenggunakan bahasa orang yang berpendidikan sebagai tolok ukurnya. Ragam inidigunakan sebagai tolok ukur karena kaidah-kaidahnya paling lengkap diperikan.Pengembangan ragam bahasa baku memiliki tiga ciri atau arah, yaitu:1. Memiliki kemantapan dinamis yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Disini, baku atau standar berarti tidak dapat berubah setiap saat.2.Bersifat kecendikiaan.Sifat inidiwujudkan dalamparagraf, kalimat,dansatuan-satuan bahasa lain yang mengungkapkan penalaran dan pemikiran yangteratur, logis dan masuk akal.3.Keseragaman. Di sini istilah baku dimaknai sebagai memiliki kaidah yangseragam. Proses penyeragam bertujuan menyeragamkan kaidah, bukanmenyeragamkan ragam bahasa, laras bahasa, atau variasi bahasa.Pemerintah, melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarangDepdiknas) menghimpun ciri-ciri kaidah bahasa Indonesia baku dalam bukuberjudul Tata Bahasa Baku bahasa Indonesia,di sampingPedoman UmumEjaanBahasaIndonesiayangDisempurnakan. Dalam kedua naskah tersebut terdapatbanyak kaidah yang merupakan pewujudan ciri bahasa Indonesia baku. Kata baku sebenanya merupakan kata yang digunakan sesuai dengan kaidahbahasaIndonesiayangtelahditentukan.Kontekspenggunaannyaadalahdalamkalimat resmi, baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secaratepat.Suatu kata bisa diklasifikasikan tidak baku bila kata yang digunakan tidak sesuaidengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Biasanya hal ini muncul dalambahasa percakapan sehari-hari, bahasa tutur.