makalah wasbang
-
Upload
hermawan-setya -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
description
Transcript of makalah wasbang
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak awal Juli 1997, dan telah berlangsung
berubah menjadi krisis ekonomi, yakni lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak
perusahaan yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur. Memang krisis
ini tidak seluruhnya disebabkan karena terjadinya krisis moneter saja, karena sebagian
diperberat oleh berbagai musibah nasional yang datang secara bertubi-tubi di tengah kesulitan
ekonomi seperti kegagalan panen padi di banyak tempat karena musim kering yang panjang
dan terparah selama 50 tahun terakhir, hama, kebakaran hutan secara besar-besaran di
Kalimantan dan peristiwa kerusuhan yang melanda banyak kota pada pertengahan Mei 1998.
Krisis moneter ini terjadi, meskipun fundamental ekonomi Indonesia di masa lalu dipandang
cukup kuat dan disanjung-sanjung oleh Bank Dunia (lihat World Bank: Bab 2dan Hollinger).
Yang dimaksud dengan fundamental ekonomi yang kuat adalah pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi, laju inflasi terkendali, tingkat pengangguran,relatif rendah,
neraca pembayaran secara keseluruhan masih surplus meskipun defisit neraca berjalan
cenderung membesar namun jumlahnya masih terkendali, cadangan devisa masih cukup
besar, realisasi anggaran pemerintah masih menunjukkan sedikit surplus. Namun di balik ini
terdapat beberapa kelemahan struktural seperti peraturan perdagangan domestik yang kaku
dan berlarut-larut, monopoli impor yang menyebabkan kegiatan ekonomi tidak efisien dan
kompetitif. Pada saat yang bersamaan kurangnya transparansi dan kurangnya data
menimbulkan ketidakpastian sehingga masuk dana luar negeri dalam jumlah besar melalui
sistim perbankan yang lemah. Sektor swasta banyak meminjam dana dari luar negeri yang
sebagian besar tidak di hedge. Dengan terjadinya krisis moneter, terjadi juga krisis
kepercayaan. Sistem ekonomi yang dianut oleh negara Indonesia Sistem Ekonomi Pancasila
atau yang disebut juga sistem demokrasi ekonomi. Sistem ekonomi pancasila berdasarkan
falsafah dan ideologi negara, yaitu Pancasila. Sebenarnya Sistem ekonomi Pancasila
merupakan bagian dari sistem ekonomi campuran yang banyak dianut oleh negara di dunia,
khususnya negara-negara berkembang. Sistem demokrasi ekonomi adalah suatu sistem
perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945
yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah
pimpinan dan pengawasan pemerintah.Hal ini juga dijelaskan dalam TAP MPR No.
IV/MPR/1999 dengan menggunakan istilah sistem ekonomi kerakyatan, di mana masyarakat
1
memegang peran aktif dalam kegiatan ekonomi, dan pemerintah berusaha menciptakan iklim
yang sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha. Sistem demokrasi ekonomi
atau sistem ekonomi Pancasila adalah untuk mencapai kesejahteraan yang merata dan
berkeadilan, sehingga tercapai kemakmuran rakyat. Sistem demokrasi ekonomi berlandaskan
pada Pancasila dan UUD 1945 dan yang berasaskan pada kekeluargan dan gotong royong,
Hal ini tertuang dalam pasal 33 Ayat 1,2, 3 UUD 1945 yang menjadi landasan pokok sistem
demokrasi ekonomi terdapat pada pasal 33 ayat 1, 2, 3, UUD 1945.Yang berbunyi sebagai
berikut: Bunyi Pasal 33 Ayat 1 UUD 1945 Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan. Penjelasannya sebagai berikut: Pasal 33 Ayat 1 mengandung
arti bahwa perlu dikembangkan kegiatan ekonomi yang melibatkan peran aktif seluruh rakyat
Indonesia dan berusaha bersama-sama mencapai tujuan yaitu kemakmuran rakyat.Bunyi
Pasal 33 Ayat 2 UUD 1945 : Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara. Adapun pasal 33 Ayat 2 UUD 1945
mengandung arti bahwa negara dapat menentukan seberapa banyak cabang-cabang produksi
tersebut diproduksi sesuai dengan tujuan negara.Apabila cabang-cabang produksi yang
penting tersebut tidak dikuasai negara tetapi dikuasai oleh segolongan tertentu, maka dapat
menimbulkan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok saja dalam bentuk monopoli
yang merugikan rakyat banyak. Berdasarkan ayat tersebut, pihak swasta diberikan kekuatan
untuk mengelola cabang-cabang produksi sehingga kedua sektor (negara dan swasta) dapat
tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan negara,yaitu kemakmuran rakyat. Bunyi
Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945: Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.Penjelasannya sebagai berikut Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945 mengandung arti bahwa
sumber daya alam yang berupa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi
Indonesia dikuasai oleh negara dan dikelola serta dimanfaatkan untuk seluruh rakyat
Indonesia, bukan hanya untuk sekelompok orang tertentu saja.
Ada beberapa sebab terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek
yang telah menciptakan “ketidakstabilan”. Hal ini diperburuk oleh rasa percaya diri
yang berlebihan, bahkan cenderung mengabaikan, dari para menteri dibidang
ekonomi maupun masyarakat perbankan sendiri menghadapi besarnya serta
persyaratan hutang swasta tersebut.
Pemerintah sama sekali tidak memiliki mekanisme pengawasan terhadap hutang yang
2
dibuat oleh sector swasta Indonesia. Setelah krisis berlangsung, barulah disadari
bahwa hutang swasta tersebut benar -benar menjadi masalah yang serius. Antara
tahun 1992 sampai dengan bulan Juli 1997, 85% dari penambahan hutang luar negeri
Indonesia berasal dari pinjaman swasta (World Bank, 1998). Mengapa demikian?
Karena kreditur asing tentu bersemangat meminjamkan modalnya kepada perusahaan-
perusahaan (swasta) di negara yang memiliki inflasi rendah, memiliki surplus
anggaran, mempunyai tenaga kerja terdidik dalam jumlah besar, memiliki sarana dan
prasarana yang memadai, dan menjalankan sistem perdagangan terbuka.
2. Banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan
sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih
menjadi masalah perbankan dalam negeri.
3. Tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu tentang pemerintahan otomatis
berkembang menjadi persoalan ekonomi pula.
4. Perkembangan situasi politik telah makin menghangat akibat krisis ekonomi, dan
pada gilirannya memperbesar dampak krisis ekonomi itu sendiri.
5. Miss government.
6. Faktor utama yang menyebabkan krisis moneter tahun 1998 yaitu faktor politik.
Pada tahun 1998 krisis ekonomi bercampur kepanikan politik luar biasa saat rezim
Soeharto hendak tumbang. Begitu sulitnya merobohkan bangunan rezim Soeharto
sehingga harus disertai pengorbanan besar berupa kekacauan (chaos) yang
mengakibatkan pemilik modal dan investor kabur dari Indonesia. Pelarian modal
besar-besaran (flight for safety) karena kepanikan politik ini praktis lebih dahsyat
daripada pelarian modal yang dipicu oleh pertimbangan ekonomi semata (flight for
quality). Karena itu, rupiah merosot amat drastis dari level semula Rp 2.300 per dollar
AS (pertengahan 1997) menjadi level terburuk Rp17.000 per dollar AS (Januari
1998).
7. Banyaknya utang dalam valas, proyek jangka panjang yang dibiayai dengan utang
jangka pendek, proyek berpenghasilan rupiah dibiayai valas, pengambilan kredit
perbankan yang jauh melebihi nilai proyeknya, APBN defisit yang tidak efisien dan
efektif, devisa hasil ekspor yang disimpan di luar negeri, perbankan yang kurang
sehat, jumlah orang miskin dan pengangguran yang relative masih besar, dan
seterusnya.
8. Krisis moneter dimulai dari gejala/kejutan keuangan pada juli 1997, menurunnya
nilai tukar rupiah secara tajam terhadap valas, diukur dengan dolar Amerika Serikat
3
yang merupakan pencetus/trigger point. Meskipun tidak ada depresiasi tajam
baht(mata uang Thailan), Krismon tetap akan terjadi di Negara tercinta ini. Kenapa?
karena gejolak sosial dan politik Indonesia yang memanas. Oleh karena itu penyebab
krismon 98 bisa dikatakan campuran dari unsur-unsur eksternal dan domestik(J.
Soedrajad Djiwandono).
9. Diabaikannya early warning system merupakan penyebab mengapa krismon 97
melanda Inonesia. Adapun early system warningnya adalah: meningkatnya secara
tajam deficit transaksi berjalan sehingga pada saat terjadinya krisis, defisit transaksi
berjalan Inonesia sebesar 32.5% dari PDB. Utang luar negeri baik pemerintah maupun
swasta yang tinggi. Boomingnya sektor properti dan financial yang mengabaikan
kebijakan kehati-hatian dalam pemberian kredit perbankan diperuntukan untuk
membiayai proyek-proyek besar yang disponsori pemerintah dan tidak semua proyek
besar itu visibel. Tata kelola yang buruk(bad governence) dan tingkat transpalasi yang
rendah baik sektor publik maupun swasta(Marie Muhamad).
10. Argument bahwa pasar financial internasional tidak stabil secara inheren yang
kemudian mengakibatkan buble ekonomi dan cenderung bergerak liar. Bahkan sejak
tahun 1990-an pasar financial lebih tidak stabil lagi. Hal ini dikarenakan tindakan
perbankan negara-negara maju menurunkan suku bunga mereka. Sehingga
mendorong dana-dana masuk pasar global. Maka pada tahun 1990-an dana asing
melonjak dari $9 Miliar menjadi lebih dari $240 Miliar.
11. Kegagalan manajemen makro ekonomi tercermin dari kombinasi nilai tukar yang
kaku dan kebijakan fiskal yang longgar, inflasi yang merupakan hasil dari apresiasi
nilai tukar efectif riil, deficit neraca pembayaran dan pelarian modal.
12. Kelemahan sector financial yang over gradueted, but under regulete dan masalah
moral hazar. Moral hazard dan penggelembungan aset tersebut, seperti dijelaskan oleh
Krugman (1998), adalah suatu strategi “kalau untung aku yang ambil, kalau rugi bukan aku
yang tanggung (heads I win tails somebody else loses)”. Di tengah pusaran (virtous circle)
yang semakin hari makin membesar ini, lembaga keuangan meminjam US dollar, tetapi
menyalurkan pinjamannya dalam kurs lokal (Radelet and Sachs 1998). Yang ikut
memperburuk keadaan adalah batas waktu pinjaman (maturity) hutang swasta tersebut
rata-rata makin pendek. Pada saat krisis terjadi, rata-rata batas waktu pinjaman sektor
swasta adalah 18 bulan, dan menjelang Desember 1997 jumlah hutang yang harus dilunasi
dalam tempo kurang dari satu tahun adalah sebesar US$20,7 milyar (World Bank 1998)
4
13. Semakin membesarnya cronycapitalism dan sistem politik yang otoriter dan
sentralistik(M. Fadhil Hasan). Jika diartikan secara ekonomis teknis, krisis bisa
disebut sebagai titik balik pertumbuhan ekonomi yang menjadi merosot. Dan
penyebabnya jika ditinjau dari teori konjungtur, ada dua karakteristik krisis 1). krisis
disebabkan tidak sepadannya kenaikan konsumsi ketimbang kenaikan kapasitas
produksi atau underconsumption crisis. 2). Krisis disebabkan terlampau besarnya
investasi yang dipicu modal asing karena tabungan nasional sudah lebih dari habis
untuk berinvestasi. Krisis seperti ini disebut overinvestment, dan ini yang terjadi di
Indonesia(Kwik Kian Gie). Begitulah beberapa penyebab krismon 98 di Indonesia,
yang dampaknya masih terasa sampai sekarang.
NB: “krisis kepercayaan” yang ternyata menjadi penyebab paling utama dari segala
masalah ekonomi yang dihadapi pada waktu itu. Akibat krisis kepercayaan itu, modal
yang dibawa lari ke luar tidak kunjung kembali, apalagi modal baru.
1.2 Rumusan Masalah
Apa dampak kenaikan harga dengan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah
pasar Pacar Keling?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui kondisi kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah pasar Pacar Keling
pada pasca krisis moneter melanda. Mengetahui kondisi kesejahteraan masyarakat disekitar
wilayah Pasar Pacar Keling pada tahun 2000 saat Indonesia mulai berbenah ekonominya.
Mengetahui langkah-langkah kebijakan pemerintah saat terjadi krisis moneter.
1.4 Tinjuan Pustaka
1.4.1 Arti dari Krisis Moneter
Arti dari Krisis Moneter adalah krisis yang berhubungan dengan keuangan atau
perekonomian suatu negara Krisis Moneter adalah krisis finansial yang dimulai pada Juli
1997 di Thailand, dan mempengaruhi mata uang, bursa saham dan harga aset lainnya di
beberapa negara Asia, sebagian Macan Asia Timur. Peristiwa ini sering disebut krisis
moneter “krismon” di Indonesia. Indonesia, Korea Selatan, dan Thailand adalah negara yang
paling parah terkena dampak krisis Moneter ini. Hongkong, Malaysia, dan Filiphina juga
terpengaruh.
Penyebab terjadinya Krisis Moneter di Indonesia yaitu :
5
1. stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek,
telah menciptakan kondisi bagi “ketidakstabilan”. Hal ini diperburuk oleh rasa
percaya diri yang berlebihan, bahkan cenderung mengabaikan, dari para menteri di
bidang ekonomi maupun masyarakat perbankan sendiri menghadapi besarnya serta
persyaratan hutang swasta tersebut.
2. banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan
sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih
menjadi masalah perbankan dalam negeri.
3. sejalan dengan makin tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu tentang
pemerintahan otomatis berkembang menjadi persoalan ekonomi pula Krisis Moneter
tentunya mempunyai dampak negatif maupun positif bagi negara-negara yang
mengalami nya.
Berikut dampak-dampak negatif Krisis Moneter bagi negara Indonesia :
1. Semakin melemahnya kurs rupiah terhadap kurs dollar Amerika tanggal 1 Agustus
1997.
2. Pemerintah melikuidasi enam belas bank yang bermasalah.
3. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang di bentuk pemerintah untuk
mengawasi puluhan bank bermasalah dengan mengeluarkan Kredit Likuiditas Bank
Indonesia (LKBI), menyebabkan manipulasi besar-besaran karena harga LKBI yang
murah. Usaha yang diberikan pemerintah ini tidak memberikan hasil karena pinjaman
bank bermasalah tersebut semakin membesar. Oleh karena itu, pemerintah harus
menanggung utang yang sangat besar.
4. Kepercayaan Internasional terhadap Indonesia menurun.
5. Perusahaan milik Negara dan swasta banyak yang tidak dapat membayar utang
yang akan atau bahkan telah jatuh tempo.
6. Angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) meningkat karena banyak perusahaan
yang melakukan efisiensi ataupun menghentikan kegiatan sama sekali.
7. Persediaan barang nasional, khususnya Sembilan bahan pokok di pasaran mulai
menipis pada akhir tahun 1997. Akibatnya, harga naik tak terkendali dan biaya hidup
semakin tinggi.
6
Berikut dampak-dampak positif nya :
1. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah
terencana dengan baik dan hasilnya pun dapat dilihat secara konkrit
2. Indonesia mengubah ststus dari Negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa
yang memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).
3. Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.
1.4.2 Definisi kesejahteraan sosial menurut para ahli
Definisi kesejahteraan sosial menurut para ahli, yaitu:
Menurut Walter A. Friedlander, 1961 dalam Pengantar Kesejahteraan Sosial oleh Drs. Syarif
Muhidin, Msc. “Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari pelayanan-
pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan
kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi
pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh
mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya secara selaras dengan kebutuhan keluarga dan
masyarakat. Menurut Dwi Heru Sukoco, 1995 dari buku Introduction to Social Work Practice
oleh Max Siporin.“Kesejahteraan sosial mencakup semua bentuk intervensi sosial yang secara
pokok dan langsung untuk meningkatkan keadaan yang baik antara individu dan masyarakat
secara keseluruan. Kesejahteraan sosial mencakup semua tindakan dan proses secara langsung
yang mencakup tindakan dan pencegahan masalah sosial, pengembangan sumber daya
manusia dan peningkatan kualitas hidup.Kesejahteraan sosial adalah sebuah sistem yang
meliputi program dan pelayanan yang membantu orang agar dapat memenuhi kebutuhan
sosial, ekonomi, pendidikan dan kesehatan yang sangat mendasar untuk memelihara
masyarakat (Zastrow, 2000).Sebagaimana batasan PBB, kesejahteraan sosial adalah kegiatan-
kegiatan yang terorganisasi yang betujuan untuk membantu individu atau masyarakat guna
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan
7
kepentingan keluarga dan masyarakat (Suharto, 2005).Sejalan dengan itu menurut Adi (2003:
41) kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan yang dirumuskan pada Pasal 2 ayat 1 Undang-
Undang Nomor 6 tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial yaitu :
Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil
maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin,
yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga
serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai
dengan Pancasila.Rumusan di atas menggambarkan kesejahteraan sosial sebagai suatu
keadaan dimana digambarkan secara ideal adalah suatu tatanan (tata kehidupan) yang
meliputi kehidupan material maupun spiritual, dengan tidak menempatkan satu aspek lebih
penting dari lainnya, tetapi lebih mencoba melihat pada upaya mendapatkan titik
keseimbangan. Titik keseimbangan adalah keseimbangan antara aspek jasmaniah dan
rohaniah, ataupun keseimbangan antara aspek material dan spiritual.
8
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil Pengamatan
2.1.1 Tabel hasil biodata narasumber
NAMA UMUR PEKERJAAN PENGHASILAN 1
Mbak Tim 48 Pedagang 1.000.000
Cak Lom 55 Pedagang 1.100.000
Buk Na 57 Tukang Sapu 500.000
PENGHASILAN 2 KEBUTUHAN/
BLN1
KEBUTUHAN/BLN2
1.500.000 700.000 1.400.000
1.750.000. 850.000 1.650.000
700.000 400.000 600.000
Ket: Penghasilan 1 = Sebelum adanya krisis Moneter (1999)
Penghasilan 2 = Setelah adanya Krisis Moneter (2014)
Kebutuhan 1 = Sebelum adanya krisis Moneter (1999)
Kebutuhan 2 = Setelah adanya Krisis Moneter (2014)
2.1.2 Tabel Harga Sembako di Pasar Pacar Keling
9
Sumber : http://ilunikontras.wordpress.com/
2.2 Pembahasan
Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa sebelum adanya krisis moneter
masyarakat dengan penghasilan yang beragam dan dengan jumlah pengeluran yang beragam
pula, mampu menghidupi dan mencukupi kebutuhanya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
pengeluaran yang masih relative sedikit ataupun jumlah sisa pengeluaran dan mampu
menyisihkan sebagian uangnya untuk tabungan. Namun tidak sama halnya dengan akhir
tahun-tahun ini setelah adanya krisis dan kebtuhan pokok mulai merangkak naik tiap tahunya,
jumlah penghasilan dan pengeluaran naik tapi tidak diimbangi dengan jumlah tabungan atau
sisa pengeluran yang semakin menurun.
2.2.1 Kebijakan Pemerintah Mengatasi Krisis
Kebijakan ekonomi dengan berbagai dampak negatif sebagaimana uraian diatas,
secara serius telah diupayakan diatasi dengan melaksanakan kebijakan ekonomi, baik makro
maupun mikro. Dalam jangka pendek kebijakan ekonomi pemerintah sejak masa krisis
dimaksudkan memiliki dua sasaran strategis, yakni pertama : mengurangi dampak negatif
krisis terhadap masyarkata berpendapatan rendah dan rentan, dan kedua : pemulihan
pembangunan ke jalur semula.Upaya-upaya yang ingin dicapai oleh pemerintah dalam rangka
memulihkan perekonomian negara dari dampak krisis moneter 1998 diatas diuraikan sebagai
berikut :
A. Kebijakan Ekonomi Makro
Kebijakan ekonomi makro yang telah dilaksanakan pemerintah dalam upaya menekan
laju inflasi dan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap valuta asing adalah melalui kebijakan
moneter yang ketat disertai anggaran berimbang, dengan membatasi anggaran sampai pada
tingkat yang dapat diimbangi dengan tambahan dana dari pinjaman luar negeri, seperti
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) walaupun pada akhirnya sebagian dana BLBI
tesebut ditemukan banyak penyimpangan dalam penggunaannya. Kebijakan moneter yang
ketat dengan tingkat bunga yang tinggi selain dimaksukan untuk menekan laju inflasi dan
memperkuat nilai tukar rupiah terhadap valuta asing, juga dimaksudkan untuk menahan
10
permintaan aggregate dan mendorong masyarakat untuk meningkatkan tabungan di lembaga
perbankan, sehingga dalam hal ini dibutuhkan deregulasi aturan perbankan yang ketat agar
masyrakat si pemilik dana mempunyai kepercayaan terhadap bank.
Meskipun demikian pemerintah menyadari sepenuhnya bahwa tingkat bunga yang
tinggi dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan ekonomi dan bersifat
kontradiktif terhadap PDB. Oleh karena itu, tingkat suku bunga yang tinggi tidak akan
selamanya dipertahankan, tetapi akan diturunkan secara sewajarnya sampai ke level lajimnya
seiring dengna menurunya laju inflasi. Mekanisme pemberian suku bunga yang tinggi untuk
penyimpanan dana oleh nasabah merupakan langkah-langkah yang ditempuh pemerintah
sejak krisis moneter, hal ini dimaksudkan untuk menarik minat masyarakat menyimpan
dananya di bank, sehingga bank mempunyai modal yang cukup untuk disalurkan kembali
kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit).
B. Kebijakan ekonomi Mikro
Kebijakan ekonomi mikro yang ditempuh pemerintah adalah dengan mengangkat
kembali sektor-sektor usaha kecil – menegah masyarakat (pelaku usaha) dengan mekanisme
pemberian pinjaman dana dengan prioritas bunga yang rendah. Tujuan pemerintah
mengambil langkah ini dimaksudkan untuk :
1. Untuk mengurangi dampak negatif dari krisis ekonomi terhadap kelompok
penduduk berpenghasilan rendah dengan dikembangkannya jaringan pengaman sosial
yang meliputi penyediaan pokok dengan harga terjangkau, mempertahankan tingkat
pelayanan pendidikan dan kesehatan pada saat krisis, serta penanganan pengangguran
dalam upaya mempertahankan daya beli kelompok masyarakat berpenghasilan
rendah. Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah dalam mengatasi pengangguran
saat krisis moneter adalah dengan mencanangkan dan atau membuat program padat
karya untuk menampung tenaga kerja produktif.
2. Menyehatkan sistem lembaga perbankan dan memulihkan kepercayaan masyarakat
terhadap lembaga perbankan Indonesia. Upaya ini diwujudkan oleh pemerintah
dengan mencari dana talangan yang dipinjamkan ke bank-bank yang mengalami krisis
saldo-debet, sehingga dapat bertahan dari arus krisis. Pemerintah pun melalui Bank
Setral (Bank Indonesia) memberikan kucuran dana ke bank-bank swasta yang
diperoleh melalui pinjaman luar negeri.
3. Merestrukturisasi hutang luar negeri. Tindakan ini dimaksudkan pemerintah untuk
memprioritaskan pendanaan-pendanaan yang sangat urgen terhadap perkembangan
11
ekonomi untuk mengatasi krisis yang ada, sehingga dengan adanya restrukturisasi
utang maka pemerintah dapat melakukan penundaan pembayaran utang luar negeri
Indonesia.
4. Mereformasi struktural di sektor rill, dan
5. Mendorong ekspor.
2.2.2 Upaya-Upaya Pemulihan Ekonomi
1. Jaringan Pengamanan Sosial
Dalam kaitan ini sejak krisis moneter 1998 pemerintah telah mengambil langkah-langkah
dengan menambah alokasi anggaran rutin (khususnya untuk subsidi bahan baker minyak,
listrik, dan berbagai jenis kebutuhan makanan pokok), dilakukannya usaha untuk
mempertajam sasaran alokasi anggaran dan meningkatkan efisiensi anggaran pembangunan.
Hal ini dilakukan melalui peninjauan kembali terhadap kegiatan dan proyek pembangunan,
antara lain dengan :
a) Menunda proyek-proyek dan kegiatan pembangunan yang belum mendesak
b) Melakukan realokasi dan menyediakan tambahan anggaran untuk bidang
pendidikan dan kesehatan.
c) Memperluas, penciptaan kerja dan kesempatan kerja bagi mereka yang kehilangan
pekerjaan, yang dikaitkan dengan peningkatan produksi bahan makanan serta
perbaikan dan pemeliharaan prasarana ekonomi,misalnya jalan,irigasi
d) Memperbaiki sistem distribusi agar berfungsi secara penuh dan efisien yang
sekaligus.Meningkatkan peranan pengusaha kecil,menengah dan koperasi,Sebagai
akibat dari peninjauan kembali seluruh program dan proyek pembangunan, total
anggaran meningkat secara tajam sejak krisis moneter tahun 1998. Sebagai implikasi
dari jaringan pengaman sosial ini, yagn disertai penyesuaian untuk mempertajam
alokasi dan peningkatan efisiensi anggaran pembangunan, pemerintah tidak dapat
menghindari terjadinya defisit yang sangat besar, lebih kurang pada masa itu 8,5
persen terhadap PDB, dalam revisi APBN tahun 1998/99. Pemerintah sangat
menyadari bahwa defisit anggaran sebesar 8,5 persen terahdap PDB tidak suistanable,
itulah sebabnya mengapa diupayakan penurunan anggaran minimal pada tahun
1999/2000 dan bertujuan pula untuk melakukan pengimbangan anggaran untuk masa
3 tahuan kemudian (tahun 2003).
12
2.2.3 Problematika ekonomi indonesia
Permasalahan ekonomi yang terjadi di suatu negara dapat memperlambat laju
pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia permasalahan ekonomi dapat menghambat terwujudnya
dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa permasalahan ekonomi Indonesia sebagai berikut.
1. Rendahnya Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu indikasi yang dapat
digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan negara tersebut. Pertumbuhan
ekonomi dapat dilihat melalui tingkat produksi barang dan jasa yang dapat dihasilkan selama
satu periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi negara berkembang seperti Indonesia sering
terkendala masalah modal dan investasi. Indonesia masih bergantung pada modal dari
investasi pihak asing untuk menunjang kegiatan ekonominya.
Lambatnya pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi naiknya harga minyak dunia. Kenaikan
harga minyak dunia merupakan akibat langkanya minyak mentah. Kelangkaan disebabkan
menipisnya cadangan minyak serta terhambatnya distribusi minyak. Kenaikan harga minyak
menyebabkan harga barang pokok lain ikut naik. Akibatnya, daya beli masyarakat menjadi
berkurang dan terjadi penurunan kegiatan ekonomi masyarakat.
2. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan keadaan masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kebutuhan hidup meliputi makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan sebagai akibat berkurangnya pendapatan masyarakat secara riil.
Masyarakat mengalami penurunan daya beli barang-barang kebutuhan pokok secara umum.
Akibatnya, masyarakat tidak dapat hidup secara layak sehingga taraf hidupnya menurun.
Berdasarkan data BPS bulan Maret 2012 jumlah penduduk yang berada dalam garis
kemiskinan berjumlah sekitar 29,13 juta orang (11,96%). Jumlah ini berkurang sebanyak 0,89
juta orang dari periode yang sama tahun sebelumnya. Menurunnya angka kemiskinan
ditunjang adanya penurunan harga komoditas makanan sedikit lebih besar dibandingkan
peranan komoditas bukan makanan.
13
3. Pengangguran
Secara umum pengangguran diartikan sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja.
Pengangguran merupakan rantai masalah yang dapat menimbulkan beberapa permasalahan
pada suatu negara. Pengangguran disebabkan jumlah angkatan kerja yang tidak seimbang
dengan jumlah lapangan kerja/kesempatan kerja. Akibatnya, banyak angkatan kerja yang
tidak dapat terserap dalam lapangan pekerjaan sehingga menimbulkan pengangguran.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah angkatan kerja di Indonesia tahun 2012
mencapai 120,4 juta jiwa. Sementara itu, jumlah pengangguran pada bulan Februari 2012
sebanyak 7,61 juta jiwa turun dari tahun sebelumnya sebanyak 7,7 juta jiwa. Hal ini
diharapkan sebagai indikasi yang baik mengenai perbaikan keadaan ketenagakerjaan di
Indonesia. Untuk mencapai harapan tersebut, pemerintah perlu mengusahakan kebijakan di
bidang ketenagakerjaan, misalnya perbaikan kualitas tenaga kerja / sumber daya manusia,
menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong tumbuhnya investasi dan modal, menyediakan
informasi lapangan pekerjaan, serta memberikan pelatihan dan keterampilan bagi tenaga
kerja.
4. Kesenjangan Penghasilan
Penghasilan digunakan masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Dalam
masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Dalam masyarakat terdapat kelompok
masyarkat dengan penghasilan tinggi dan kelompok masyarakat dengan penghasilan rendah.
Masyarakat yang memiliki penghasilan tinggi mampu memenuhi kebutuhan hidupnya mulai
dari kebutuhan primer, sekunder, hingga tersier. Sementara itu, kelompok masyarakat yang
memiliki penghasilan rendah tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya meskipun
kebutuhan yang paling dasar.
Perbedaan kelompok masyarakat dengan penghasilan tertentu menimbulkan permasalahan
kesenjangan penghasilan. Oleh karena itu, diperlukan peran pemerintah dalam memeratakan
penyaluran distribusi pendapatan. Hal ini dilakukan untuk meratakan kemampuan masyarakat
dalam menikmati hasil pembangunan. Selain itu, upaya pemerintah dalam meratakan
penghasilan bertujuan untuk mengurangi kesenjangan dan kecemburan sosial masyarakat.
5. Inflasi
Berdasarkan data BPS, inflasi Indonesia pada tahun 2011 sebesar 3,79%. Inflasi yang
terjadi di Indonesia disebabkan tingginya permintaan agregat, sementara permintaan barang
dan jasa tidak diimbangi dengan kemampuan produksi dan kenaikan biaya produksi. Inflasi
ditandai oleh kenaikan harga barang dan jasa secara keseluruhan. Hal ini akan menimbulkan
penurunan daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa. Inflasi berdampak pada lesunya
14
kegiatan perekonomian, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah,
melemahnya nilai rupiah, dan ketidakstabilan perekonomian negara. Berdasarkan sumbernya
inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi tarikan permintaan dan inflasi dorongan
biaya.
2.2.4 Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Lima prioritas langkah kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, pertama, percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin. Kedua,
peningkatan kualitas simberdaya manusia Indonesia, ketiga, pemantapan reformasi birokrasi
dan hukum serta pemantapan demokrasi dan keamanan nasional.Selanjutnya, poin keempat,
penguatan perekonomian domestik yang berdaya saing didukung oleh pembangunan
pertanian, infrastruktur dan energi. Sedangkan yang terakhir yaitu peningkatan pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup.Selain itu kesejahteraan masyarakat juga dapat di
tingkatkan dengan mengadakan training-training di balai latihan kerja untuk menambah
jumlah pekerja tenaga ahli agar perkembangan teknologi serta pemasukan negara bisa terus
tumbuh berkembang
15
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan adanya krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1999 telah
mempengaruhi dan merubah keaadan ekonomi masyarakat di Indonesia , khususnya tingkat
kesejahteraan masyarakat yang semakin menurun hal ini terbukti dengan penghasilan yang
meningkat namun tidak adanya kecukupan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dan tidak
adanya uang lebih untuk disimpan akan kebutuhan mendadak.
“Krisis kepercayaan dan politik” yang ternyata menjadi penyebab paling utama dari segala
masalah ekonomi yang dihadapi pada waktu itu. Akibat krisis kepercayaan itu, modal yang
dibawa lari ke luar tidak kunjung kembali, apalagi modal baru.
Solusi yang kami tawarkan pada makalah kali ini mencakup beberapa bidang
permasalahan pada demokrasi ekonomi pasar. Diantaranya kebijakan yang telah di buat
pemerintah guna menstabilkan keadaan dan kesejahteraan masyarakat.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://finance.detik.com/read/2009/03/22/151502/1103311/4/lima-prioritas-pemerintah-
meningkatkan-kesejahteraan-rakyat
http://GAGASAN%20MEMPERLUAS%20PERAN%20BULOG%20GUNA%20MEWUJU
DKAN%20KETAHANAN%20PANGAN%20_%20Mubarok01's%20Weblog.htm
http://www.organisasi.org/1970/01/ciri-ciri-sistem-ekonomi-pancasila-di-indonesia-belajar-
sambil-browsing-internet.html
http://ikhlasul1997.blogspot.com/2013/03/sejarah-krisis-moneter-di-indonesia.html
http://damonholic.wordpress.com/2009/12/10/ciri-ciri-demokrasi-pancasila/
http://www.ekonomikontekstual.com/2013/09/macam-macam-sistem-ekonomi-yang-
diterapkan-didunia.html
UUD 1945 pasal 33
17
LAMPIRAN
Foto bersama dengan
pedagang cabai
Foto bersama bu Tim
pedagang sayuran
18