WARTAIE #2 2012

16
Reformasi Birokasi, Agenda Lama Untuk Jakarta Baru Reformasi Birokrasi, Agenda Lama Untuk Jakarta Baru WARTA IE FILL YOUR MIND, BROADEN YOUR BRAIN EDISI 02 / NOVEMBER 2012 / Kanopi FEUI 2012

description

Publikasi output Kanopi FEUI

Transcript of WARTAIE #2 2012

Page 1: WARTAIE #2 2012

WARTAIE KANOPI FEUI | 1

Reformasi Birokasi, Agenda Lama Untuk Jakarta Baru

Reformasi Birokrasi, Agenda Lama Untuk Jakarta Baru

WARTAIEFill Your Mind, Broaden Your Brain

EDISI 02 / NOVEMBER 2012 / Kanopi FEUI 2012

Page 2: WARTAIE #2 2012

2 | WARTAIE KANOPI FEUI

Page 3: WARTAIE #2 2012

WARTAIE KANOPI FEUI | 3

DITERBITKAN OLEH BADAN SEMI OTONOM KAJIAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN IN-DONESIA FEUI 2012Ketua Umum: Samuel Nursamsu Sekretaris Umum: P. B. Irtanto Treasurer: Atika Amalia Controller: Rendra Sebas-tian D. PJ: Widiani Putri (PJ IEO), Ruslan Abdul G. (PJ Econo-mix) Divisi Kajian: Nathaniel Rayestu A. (Kadiv), Fridayanti Putri N. (Wakadiv), Wildan N. R., Alvin Ulido L., Jalu Sanwasi, Rachmad Reksa S., Rachel E. Hosanna Divisi Penelitian: Dwi Indahayu (Kadiv), Nadia Refania Dewi (Wakadiv), Aldi Andalan, Huda Jamilah, Priyo Budi H., Rani Apriana, Rihlah Romdonyah Divisi Pengembangan SDM: Jeffri Jovian Otto (Kadiv), Diah Pramedia N. (Wakadiv), Hendi Mikail, Pradipta Faikar, Putri Piesca S., Retno Handayani Biro Dana: Mutiara Alam (Kabiro), Sri Rezeki Handayani (Waka-biro), Adinova Fauri, Irene Simbolon, Iswatun Kahasana, Rizky Amalia N., Nur Choliq WS Biro Hubungan Luar: Rai-sha Nurul Zahra (Kabiro), Carolina Margaretha (Wakabiro), Fatimah Zahra, Faiqa Fitriyani, Cindy Arita H., Ghaisani Shabrina Biro Internal: Nurhadi Mulyana (Kabiro), Puspa-rani (Wakabiro), T. W. Yuliani, Ita Alvionita, Nita Nurjannah, Fikri Hidayatullah Biro Penerbitan dan Informasi: Gadis Mahkota N. (Kabiro), Ravi Garibaldi A. (Wakabiro), Ranny Ayu P. G. , Dian Purnamasari, Silvany Theresia, Itna Fawzia.

PemimPin RedaksiGadis Mahkota Negara

Wakil PemimPin RedaksiRavi Garibaldi Akbar

Tim RedaksiDian Purnamasari, Itna Fawzia, Ranny Ayu Putri Gesyasi, Silvany Theresia, Amira Zaranadia, Ani Utami, Hana R. Arimbi, Ila Wati

COnTRiBUTinG WRiTeRsParamagarjito B IrtantoDivisi Kajian Kanopi FEUI 2012

WARTA IE #2

@KANOPI_FEUI

KANOPI FEUI

COnTaCTKanopi FEUIGd. Student Center Lantai 2, FEUIKampus UI, Depok

[email protected]

Online mediaKANOPI-FEUI.BLOGSPOT.COMISSUU.COM/KANOPIFEUI

TULISAN ILMIAH“Hattanomics : Indonesia’s Form of Glocalization?”

APA KATA MEREKATuntutan Penghapusan Outsourcing

PRESTAS[IE]Mutiara Alam AddiniHarizah Persiana Mangkubuana

TULISAN UTAMAReformasi Birokrasi, Agenda Lama untuk Jakarta Baru4

7810

DAFTAR ISI

Page 4: WARTAIE #2 2012

4 | WARTAIE KANOPI FEUI

Reformasi Birokrasi, Agenda Lama untuk Jakarta Baru

Jakarta memiliki pemimpin baru. Setelah ung-gul dengan 2.472.130 suara (53,82%) diband-ingkan dengan petahana yang hanya meraup 2.120.815 suara (46,18%)1 , Joko Widodo dan

Basuki Tjahaja Purnama resmi terpilih menjadi Gu-bernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2012-2017. Terlepas dari euforia dan gegap gempita konsep Jakarta Baru, perlu disorot satu masalah klasik pengelolaan pemerintahan daerah, yakni terkait den-gan agenda reformasi birokrasi. Setumpuk masalah birokrasi telah menunggu diselesaikan oleh Guber-nur ke-17 Jakarta ini, mulai dari maraknya pungutan liar, inefisiensi birokrasi maupun ketidaktransparan penyelenggaraan pemerintahan. Dalam tulisan singkat ini, dibahas bagaimana kondisi terkini birokrasi DKI Jakarta, rel-evansi antara agenda reformasi birokrasi dengan program kerja Gubernur dan Wakil Gubernur ter-pilih serta tantangan ke depannya terkait dengan isu reformasi birokrasi.

Birokrasi: Mempermudah atau Mempersulit?

Berdasarkan rilis Jakarta dalam Angka 2012, jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkun-gan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah sebesar 80.022 orang dengan komposisi wanita sebanyak 39.183 dan pria sebanyak 40.839 orang. Adapun mayoritas PNS tersebut memiliki latar belakang pen-didikan SLTA/Sederajat dan Strata 1 dengan kom-posisi sebesar 43,53% dan 36,73%.2 Dengan dukun-gan sumber daya dalam jumlah besar tersebut dan

didukung dengan latar belakang pendidikan yang cukup memadai jika dibandingkan dengan PNS di lingkungan kerja pemerintah provinsi yang lain, su-dah sewajarnya pelayanan publik, kualitas dan integ-ritas PNS DKI Jakarta bersifat lebih baik. Namun kondisi di lapangan menunjukkan hal lain. Jika dilihat dari sisi bisnis, dalam laporan Bank Dunia (2012) terkait dengan kemudahan berbisnis di Indonesia, Jakarta menempati urutan ke-8 dari 20 kota yang disurvey pada tingkat kemudahan memu-lai usaha (Tabel 1). Posisi Jakarta ini masih berada di bawah Yogyakarta, Surakarta maupun Banda Aceh. Di sisi lain, walaupun biaya yang dikeluarkan untuk memulai bisnis relatif lebih rendah dibandingkan dengan kota lainnya (sekitar 17,9% dari pendapatan per kapita), namun waktu yang dibutuhkan untuk memulai usaha di Jakarta masih termasuk sebagai salah satu yang terlama di Indonesia (45 hari); jauh di atas rata-rata nasional yakni 33 hari (Tabel 2)3. Data tersebut menunjukkan bahwa memulai bisnis di wilayah DKI Jakarta masih terlihat kalah kompetitif dibandingkan kota-kota lainnya di Indonesia. Hal ini menandakan masih terdapat beberapa agenda yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Ja-karta dalam hal penyelenggaraan administrasi dae-rah, terutama terkait reformasi birokrasi. Selama masa pemilihan kepala daerah DKI Jakarta, salah satu program kerja yang ditawarkan oleh Joko Widodo dan Basuki untuk periode 2012-2017 adalah:

“Melaksanakan reformasi birokrasi agar pemerinta-

oleh Paramagarjito B Irtanto

DOK. INTER-

TULISANUTAMA

1 Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Dan Penetapan Calon Terpilih Dalam Pemilu Gubernur Dan Wakil Gubernur Provinsi Dki Jakarta Tahun 2012 Putaran Kedua. No: 692/KPU-Prov-010/X/20122 Jakarta dalam Angka 2012. http://jakarta.bps.go.id/index.php?bWVudT0xOTAwJnBhZ2U9cmFrYnVrdQ==3 Doing Business in Indonesia 2012. http://www.doingbusiness.org/~/media/GIAWB/Doing%20Business/Documents/Subnational- Reports/DB12-Indonesia.pdf

Page 5: WARTAIE #2 2012

WARTAIE KANOPI FEUI | 5

“The science of administration is the latest fruit of that study of the science politics…The field of administration is a field of busi-ness. It is removed from hurry and strife of

politics”(Wilson dalam Dernhart, 2008).

han berjalan bersih, transparan, dan professional” 4

Dilihat dari sisi semangat dan konsep yang dibawa, program tersebut boleh dibilang tidak ada bedanya dengan program-program serupa pada beberapa periode lalu. Pemerintah DKI Jakarta telah mencanangkan program reformasi birokrasi melalui Badan Kepegawaian Daerah dengan visi “Terwujudn-ya aparatur pemerintah DKI Jakarta yang bermoral, profesional, sejahtera dan bertaraf internasional” 5dalam Renstra BKD 2007-2012.

Hal yang mendesak dan penting untuk dilakukan oleh pemimpin baru Jakarta ini adalah penguatan komitmen, akselerasi, dan penekanan pada pencapaian yang jelas dalam reformasi bi-rokrasi. Sehingga program kerja yang diusung ini

menjadi relevan dan efektif dalam melaksanakan reformasi birokrasi. Peningkatan pendayagunaan aparatur, pendidikan perjenjangan, peningkatan pelayanan, pengembangan sistem manajemen kepegawaian nantinya tidak hanya menjadi cetak biru namun dapat diimplementasikan dengan baik.

Bentuk Birokrasi Ideal

Apabila melihat bagaimana pelaksanaan administrasi pemerintahan, banyak pihak yang me-miliki keterkaitan dengan kepentingannya masing-masing yang mewarnai jalannya birokrasi. Hal ini menjadikan karakteristik birokrasi terkadang meny-impang dari bentuk ideal yang diusung oleh Weber, yakni birokrasi yang bersifat professional, sistem disi-plin, hierarkial, serta netral dari berbagai kepentin-gan.6 Bagan 1 menunjukkan bagaimana birokra-si yang ideal, bersifat netral dan berdiri di atas segala kepentingan, baik bisnis maupun politik. Karakteris-tik pada kerangka ini adalah organisasi birokrat, yakni KORPRI bersifat independen dari partai politik mana pun, atau birokrasi tidak memiliki afiliasi politik. Se-hingga birokrasi akan bersikap non diskriminatif ke-pada masyarakat, baik terkait latar belakang politik maupun kekuatan bisnis. Dampak besarnya adalah masyarakat berpartisipasi secara otonom dalam membangun masyarakat madani (civil society). Terda-pat skema pengawasan jalannya pemerintahan yang baik dilakukan oleh masyarakat, LSM dan kelompok lainnya. Wadah legislatif menjalankan fungsinya se-bagai mitra kerja sekaligus menjadi pendukung per-forma check and balance dalam roda pemerintahan. Sehingga agenda restrukturisasi dalam reformasi birokrasi seharusnya diarahkan untuk mencapai pola birokrasi yang ada pada bagan 1.7 Jika ditelaah lebih lanjut dalam perma-slahan klasik birokrasi, ada tiga hal yang perlu men-jadi tugas utama pembenahan yakni: Pertama, perlu adanya dorongan kerjasama (teamwork) dalam bi-

4 Program. http://jakartabaru.co/home/program5 http://bkddki.jakarta.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=4&Itemid=1066 Miftah Thoha, Birokrasi dan Politik di Indonesia, cet Kesatu (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2005)7 Soebhan, Syafuan Rozi. 2000. Model Reformasi Birokrasi Indonesia. Jakarta: PPW LIPI

TABEL 2. Sumber: Doing Business in Indonesia 2012

TABEL 1

Page 6: WARTAIE #2 2012

6 | WARTAIE KANOPI FEUI

rokrasi. Pengelolaan administrasi publik harus diar-ahkan pada responsive governance, di mana birokrat bersifat cepat tanggap terhadap kebutuhan dan perubahan masyarakat. Hal kedua, harus adanya dorongan peningkatan dan pemberdayaan PNS dengan menjembatani kewajiban dan wewenang dengan kapabilitas pribadi melalui pelatihan teknis, keterampilan dan peningkaan kemampuan lainnya. Hal ketiga adalah adanya dorongan pemerintah dae-rah maupun lembaga lainnya untuk memperbaiki serta melakukan analisis mendalam terkait jabatan dan beban kerja PNS yang selama ini belum dilaku-kan dengan optimal. Analisis jabatan dan beban kerja bersifat penting sebagai landasan utama dalam evaluasi kelembagaan serta penilaian kebutuhan pegawai. Hal ini juga digunakan dalam redistribusi penempatan atau mutasi PNS sebagai optimalisasi kinerja kepegawaian (Sarji, 2011). Ketiga hal di atas merupakan strategi teknis terkait peningkatan daya guna PNS. Namun secara umum, beberapa prasyarat agar birokrasi ideal tersebut dapat tercapai, adalah:

Stabilitas. Hal ini merupakan poin penting dalam kaitannya dengan kepastian karier PNS, bahwa keberlanjutan kariernya tersebut tidak akan dipengaruhi oleh perubahan poli-tik yang menyertai.

Balas jasa yang sesuai untuk menjamin kes-ejahteraan. Dengan dipenuhinya prasyarat ini, maka intensi PNS untuk melakukan tindak korupsi maupun penyalahgunaan wewenang lainnya, termasuk bagi politik akan berkurang.

Promosi dan mutasi yang sistematis dan transparan. Dengan adanya hal ini, PNS dapat mengukur kapabilitas dan kompetensi dirinya

serta dapat memproyeksi karirnya di masa yang akan datang. (Tjiptoherijanto, 2009)8

Tantangan ke Depan Reformasi birokrasi yang dijalankan dalam setiap tingkatan dituntut untuk bersifat dinamis dan progresif sepanjang waktu. Dengan tuntutan masyarakat akan transparansi yang tinggi, kecepa-tan pelayanan dan pemanfaatan teknologi dalam penyelenggaraan pemerintahan, pola manajemen birokrasi harus senantiasa mengikuti hal tersebut. Dalam Perpres No. 81 Tahun 2010 ten-tang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, Reformasi birokrasi harus dimaknai sebagai peruba-han besar dalam paradigma dan tata kelola pemer-intahan, menata ulang proses birokrasi dari tingkat (level) tertinggi hingga terendah dan melakukan terobosan baru (innovation breakthrough) dengan langkah-angkah bertahap, konkret, realistis, berpikir di luar kebiasaan yang ada, perubahan paradigma (a new paradigm shift) dan dengan upaya luar biasa (business not as usual). Hal tersebut dimaknai bahwa reformasi birokrasi harus dilakukan sebesar-besarnya dan seluas-luasnya. Hal lainnya adalah terkait dengan tuntu-tan pemanfaatan teknologi dalam penyelenggaraan pemerintah, atau e-government. Menurut Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government, Pengembangan e-government merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Agenda utama dari pelaksanaan e-government ini adalah untuk menata pengelolaan informasi, sistem manajemen dan serta menyediakan pelayanan publik agar dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat. Dalam hal pelaksanaan pemerintahan daerah, secara umum pelaksanaan e-government di tingkat provinsi dan kabupaten mayoritas sudah terlayani pada bagian Sistem Informasi Pengelo-laan Keuangan Daerah (SIPKD), Sistem Informasi Keuangan Daerah dan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Peningkatan dan perluasan implementasi e-government menjadi isu sentral dan patut menjadi perhatian bagi pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

1

2

3

8 Tjiptoherijanto, Prijono. 2009. Mewujudkan Netralitas PNS Dalam Era Otonomi Daerah. http://www.bappenas.go.id/node/48/2330/mewujudkan-netralitas-pegawai-negeri-sipil-pns-dalam-era-otonomi-daerah---oleh-prijono-tjiptoherijanto-/

BAGAN 1. Sumber: Soebhan (2000)

Page 7: WARTAIE #2 2012

WARTAIE KANOPI FEUI | 7

Pada awal bulan oktober 2012 terjadi demo buruh dibeberapa daerah karena para buruh menuntut penghapusan outsourcing. Apa kata mereka kali ini akan mencoba bertanya tentang pendapat mahasiswa Ilmu Ekonomi UI.

Hutomo Danu Saputro - IE 2012Saya setuju dengan tuntutan para buruh yaitu menghapus kerja kon-trak. Karena dengan adanya outsourcing itu tidak mensejahterakan para buruh. Dengan adanya kerja kontrak ini, kenaikan upah sangat susah dan begitu kontrak mereka habis, mereka akan mengulang kon-trak baru kembali yang berarti si buruh hanya mendapat upah mini-mum. Menurut saya, solusi untuk permasalahan ini adalah perwakilan buruh, pengusaha (APINDO), dan pemerintah (Depnakertrans) duduk bersama untuk membicarakan hal ini. Namun, saya lebih mendukung apabila kerja kontrak ini dihapuskan, kemudian para buruh tersebut dilatih dengan sebaik-baiknya dan dijadikan pegawai tetap oleh pe-rusahaan.

Ade Amanulah - IE 2010Menurut pendapat saya, dari segi ekonomi perusahaan, demo buruh menuntut dihapusnya outsourcing sulit untuk terjadi karena bila hal ini dihapuskan maka nantinya buruh di Indonesia tidak kompetitif den-gan buruh negara lain, apalagi kualitas buruh di Indonesia tidak terlalu bagus karena kebanyakan tamatan SMP/SMA. Sebaiknya upah buruh disesuaikan atau proposional dengan yang apa mereka kerjakan yaitu sesuai dengan standar hidup didaerah tersebut. Penghapusan out-sourcing mustahil dilakukan, untuk itu harus dipertegas batasan waktu kerja untuk para buruh dan memperketat aturan tersebut.

Dwi Indahayu - IE 2009Saya tidak setuju dengan penghapusan outsourcing karena keputu-san tersebut akan memberatkan perusahaan, hal ini akan berdampak pada investor yang akan berinvestasi di Indonesia. Mereka akan ber-pikir dua kali untuk membangun perusahaan di Indonesia karena upah buruh yang mahal. Perusahaan lebih memilih buruh tidak tetap untuk efficiency cost karena mereka tidak perlu membayar kompensasi sep-erti pegawai tetap. Oleh karena itu bila outsourcing dihapuskan maka dampaknya akan merugikan perusahaan.

APAmereka

KATA

DO

K.

Page 8: WARTAIE #2 2012

8 | WARTAIE KANOPI FEUI

Globalisasi adalah era di mana waktu dan benua bukan dianggap sebagai halangan bagi manusia untuk berinteraksi satu sama lain. Hal tersebut berlaku untuk segala bi-

dang, termasuk bidang ekonomi. Globalisasi dalam bidang ekonomi mencakup beberapa hal, termasuk di dalamnya Free Trade dan Economy Liberalization. Para ekonom telah merumuskan rencana perda-gangan terbuka, yang ditandai dengan adanya pe-nurunan bahkan sampai penghilangan tariff barriers, import quota, dan sejenisnya yang bisa menghambat ‘interaksi’ perdagangan antar negara. Namun belakangan ini mulai terden-gar istilah Glokalisasi. Istilah glokalisasi pertama kali disebutkanoleh Kenichi Ohmae didalam bukunya, dimana istilah glokalisasi ini merupakan gejala pen-guatan factor lokal yang membuat wajah dunia tidak seragam.Proses dimana semuanya dikembalikan ke-pada kearifan lokal. Glokalisasi mungkin dapat juga disebut sebagai bentuk dari nasionalistik. Krisis ekonomi dunia pada tahun 2008 dan kemudian krisis ekonomi Eropa tahun 2011 lalu berdampak juga pada beberapa negara yang men-erapkan open economy dan free trade. Oleh karena itu, sekarang ini banyak negara yang mulai melaku-kan pembatasan terhadap keterbukaan ekonomi

mereka. Sehingga dikarenakan adanya ancaman kri-sis ekonomi global, banyak negara yang kembali me-nerapkan Protectionism. Protectionism adalah kondisi ekonomi suatu negara yang menerapkan perlindun-gan terhadap industry dan perdagangan dalam neg-eri dari serangan produk-produk luar negeri. Banyak cara yang dilakukan negara-negara proteksionis un-tuk melindungi dirinya dari serangan krisis ekonomi, seperti pengetatan import quota dan meningkatkan import tariff. Pemerintah berusaha memberdayakan industri dalam negeri yang nantinya akan dinikmati juga oleh konsumen dalam negeri. Sistem ini menga-rah kepada closed economy dan autarki. Dalam sejarah pembangunan ekonomi Indonesia, setidaknya ada dua aliran pemikiran yang memandu pemerintah dalam usahanya untuk membawa rakyat Indonesia menuju kemakmuran dan kesejahteraan. Dua aliran tersebu tialah “Wid-jojonomics” dan “Habibienomics. “Kini, masyarakat dikejutkan dengan munculnya “Hattanomics”. Istilah ini mengacu pada kebijakan ekonomi pada masa jabatan kedua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang cukup dikendalikan oleh Menko perekonomian, Hatta Rajasa. Kevin O’Rourke, pendiri Reformasi Weekly, memperkenalkan istilah Hattanomics dalam “The

“Hattanomics : Indonesia’s Form of Glocalization?”output dari acara Monthly Economic Discussion oleh Divisi Kajian Kanopi FEUI 2012

TULISANILMIAH

Page 9: WARTAIE #2 2012

WARTAIE KANOPI FEUI | 9

Politics of Indonesia’s Protectionism,” sebuah opini yang diterbitkan dalam The Wall Street Journal pada bulan Mei. Menurut O’Rourke, ada tiga karakteristik Hattanomics: proteksionisme, pembatasan perda-gangan dan pembatasan modal asing. Ketiga elemen ini ditunjukkan dalam kebijakan renegosiasi kontrak kerja beberapa perusahaan pertambangan, mem-batasi modal asing, membatasi kepemilikan asing dan memberlakukan pajak ekspor produk pertam-bangan.Untuk sejumlah kebijakan yang disebut Ro-urkenasionalistik dan proteksionis tersebut, ia mela-belinya dengan istilah Hattanomics. Yang dimaksud olehnya adalah Hatta Rajasa, Menko perekonomian, orang yang dianggap Rourke sebagai pengendali kebijakan-kebijakan tersebut. Belakangan ini terdapat beberapa kebi-jakan Indonesia yang mulai memperlihatkan pro-teksionisme, antara lain divestasi saham asing di pertambangan ; pengenaan pajak ekspor terhadap mineral mentah ; wacana larangan ekspor batu bara ; rencana renegosiasi kontrak karya pertambangan ; kuota impor daging sapi; pembatasan pintu masuk pelabuhan impor; dan larangan ekspor rotan mentah dan setengah jadi. Atas kebijakan-kebijakan inilah istilah hattanomics kemudian disematkan.Walaupun kebijakan-kebijakan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai extreme protecsionism. Kebijakan divestasi dinilai cukup baik bagi Indonesia karena dapat member kesempatan kepada investor lokal untuk berkembang, walaupun dalam kenyataannya masih sedikit investor lokal yang dapatmembuat plant. Namun terdapat pula kebijakan yang dianggap cukup merugikan Indone-sia.Diantaranya ialah aturan larangan ekspor rotan

mentah dan setengah jadi, ketiga peraturan Men-teri Perdagangan (Permendag) tersebut adalah Per-mendag Nomor 35 Tahun 2011 tentang Larangan Ekspor Rotan, Permendag Nomor 36 Tahun 2012 ten-tang Kewajiban Verifikasi bagi Pengangkutan Rotan Antarpulau, serta Permendag Nomor 37 Tahun 2011 tentang Resi Gudang. Kebijakan larangan ekspor ro-tan asalan, mentah dan setengah jadi yang tertuang dalam Permendag No. 35 tahun 2011 mulai dirasa-kan dampaknya oleh pelaku industri rotan di daerah hulu. Akibat kebijakan menteri perdagangan ini pasokan bahan baku industri rotan menjadi sangat terbatas. Petani rotan enggan berproduksi karena rotan yang punya nilai jual hanya jenis tertentu saja. Itu pun dengan ukuran tertentu saja. Kondisi ini me-nyebabkan, pasokan keindustri rotan setengah jadi menjadi sangat terbatas. Pelaku industri rotan seten-gah jadi hanya membeli rotan jenis dan ukuran tert-entu yang punya nilai jual di industri hilir yang ada di pulau jawa, khususnya di Cirebon. Beberapa kebijakan tersebut dikata-kan mengarah pada nasionalistik dan proteksionis. Walaupun Menko perekonomian Hatta Rajasa meno-lak untuk dikatakan sebagai “otak’ dari kebijakan-ke-bijakan tersebut, dan mengatakan bahwa kebijakan ini bukanlah suatu aturan yang bersifat proteksion-isme. Banyak orang yang menyebutkan bahwa kebi-jakan-kebijakan ini merupakan suatu promosi yang dilakukan Hatta Rajasa untuk maju di Pemilu 2014. Ada pula media yang mengatakan bahwa Hattanom-ics tidaklah muncul dari pihak Hatta Rajasa, namun sekarang ini dimanfaatkan dan menjadi bagian dari promosinya untuk Pemilu nanti.

Sampai dengan saat ini, masyarakat dunia sudah tidak asing lagi dengan istilah globalisasi. Globalisasi merupakan proses dimana “sekat-sekat” yang menghalangi interaksi antar negara dihilangkan.

DOK. INTER-

Page 10: WARTAIE #2 2012

10 | WARTAIE KANOPI FEUI

Apa yang membuat kamu berkeinginan untuk mengikuti kegiatan tingkat internasional?Awalnya karena saya suka travel-ling. Lalu saya membuat goals sebelum lulus kuliah saya harus pergi ke luar negeri. Dulu semasa SMA pernah mengikuti student exchange ke Singapura. Saya mendapat banyak manfaat dari kegiatan tersebut dan saya rasa ini adalah kesempatan untuk mem-bangun diri.

Kalau awalnya karena suka travelling, kenapa harus den-gan cara ikut konferensi dan kompetisi agar bisa berpergian ke luar negeri?Karena travelling itu sendiri mem-butuhkan banyak dana sementara saya belum sanggup kalau harus membiayai sendiri. Saya berdisku-si dengan orang tua tentang hal

ini. Orang tua saya mengatakan bahwa ke luar negeri bisa tidak hanya sekedar sebagai turis, bisa melalui cara mengikuti konferensi atau kompetisi.

Saat sudah menjadi mahasiswa, kapan pertama kali ke luar neg-eri karena kompetisi?Waktu dulu di Kanopi Media Cent-er ada pengumuman tentang ICES di Thailand. Awalnya hanya coba-coba ikut berpartisipas den-gan tidak menaruh harapan tinggi karena masih tahun pertama kuliah di FEUI. Alhamdulillah saya lolos seleksi dan berangkat ke Thailand. Kebetulan pada waktu itu semua biaya free kecuali biaya pesawat PP saya tanggung sendi-ri. Sejak itu saya ketagihan dan mulai mengikuti kegiatan serupa di negara-negara lain

Apa saja yang di dapatkan dari kegiatan ini?Yang pasti saya dapat banyak pen-galaman, teman dari berbagai ne-gara, pengetahuan dan wawasan saya menjadi lebih luas. Selain itu kegiatan ini bisa membuka pintu-pintu kesempatan lain dan mendapatkan link-link yang bisa berguna kedepannya.

Wah seru sekali ya. Kak Alam kasih dong tips supaya bisa lo-los dalam seleksi?Sebenarnya tergantung tipe kon-ferensinya. Jadi lebih baik ikuti konferensi yang sesuai dengan apa yang kamu suka, apa yang kamu pedulikan, dan apa passion kamu. Karena nantinya hal ini akan tercemin pada essay yang kamu kirimkan.

Teman kita yang satu ini bernama Mutiara Alam Addini. Alam, nama panggilannya, merupakan mahasiswi jurusan ilmu ekonomi angkatan tahun 2010 yang memiliki banyak pengalaman dan prestasi di tingkat internasional. Alam sering mengikuti konferensi dan juga kompetisi tingkat internasional. Kali ini ia ingin berbagi tentang perjalanannya hingga dapat menembus tingkat internasional. Simak hasil wawancara berikut ini.

PRESTAS[IE]

DO

K.

Page 11: WARTAIE #2 2012

WARTAIE KANOPI FEUI | 11

Kegiatan apa saja yang sudah dilakukan sampai saat ini?Sampai saat ini sudah lumayan banyak kegiatan yang diikuti, di-antaranya Ticketing team JGTC 34th dan sekarang PI JGTC 35th, Kadiv PSDM Kanopi 2011, Finan-cial Officer Gemilang Catering, dan masih banyak lagi.

Selain kegiatan tersebut yang termasuk prestasi non akad-emis. Kak Riris juga termasuk pengusaha muda. Bagaimana awal mulanya bisa terjun ke dalam dunia wirausaha?Awal mulanya karena ada turunan jiwa wirausaha dari papa. Kakak saya yang sedang memulai bis-nisnya mengajak saya bergabung di bagian marketing. Disitu saya sudah dituntut kerja profesional walaupun ini bisnis kakak saya sendiri. Untuk bisnis yang saya jalani sendiri adalah catering

G e m i l a n g . Awal mu-lanya karena saya merasa bidang wirau-saha itu co-cok untuk saya dan saya juga berpikir bahwa sudah saatnya ma-hasiswa yang m e m u l a i bisnis. Saya merasa den-

gan berwirausaha saya bisa mem-buka lapangan kerja untuk orang lain. Lalu saya memilih usaha catering dikarenakan di fakultas ekonomi banyak sekali kegiatan yang membutuhkan jasa catering. Order pertama setelah catering ini berjalan adalah dari kepanitian Kompek.

Dengan kegiatan sebanyak itu bagaimana kak Riris membagi waktu?Sebenernya ini adalah kendala dalam hidup saya. Tetapi saya se-lalu mensyukuri atas apapun yang telah saya pilih. Karena semua pili-han itu ada trade off. Karena saya ini sukanya tidur malam dan wak-tu produktif saya ada di malam hari, saya mengerjakan tugas kuliah, tugas organisasi, dan lain-nya di malam hari itu. Harus mem-buat prioritas juga dalam kegiatan yang di jalani. Nomor satu tetap

kuliah, nomor dua kegiatan kam-pus seperti organisasi, lalu nomor tiga baru bisnis. Jadi bisnis ini di lakukan karena atas dasar senang menjalaninya.

Apa dengan banyak kegiatan tidak menganggu nilai kuliah?Iya sebenarnya menganggu. Teta-pi saya memulai usaha ini karena sebenarnya saya melihat banyak orang-orang keren dan hebat ter-utama di jurusan saya. Karena itu saya merasa terpacu untuk menja-di sama seperti mereka walaupun tidak harus di bidang akademis.

Bagi-bagi dong Kak, kiat-kiat supaya bisa sukses seperti kakak?Sebenarnya ketika kamu sudah memilih suatu hal, kamu harus mencintainya. Apapun yang terja-di di dalam hidup kamu, baik suka maupun duka, kamu harus tetap lakukan yang terbaik sehingga ke-tika ditinggalkan kamu mempun-yai kenangan yang bagus tentang hal tersebut. Semua yang di laku-kan pasti ada manfaatnya meski-pun manfaatnya tidak serta merta dirasakan. Banyak-banyak bersy-ukur terhadap apa yang sudah di-dapat. Banyak belajar dari orang lain juga. Sebagai mahasiswa kita harus banyak berkontribusi mini-mal sebisa kita.

Mahasiswa berprestasi kali ini bernama lengkap Harizah Persiana Mangkunegara. Mahasiswi berparas cantik dan berjilbab ini biasa di pang-gil, Riris. Riris adalah angkatan 2009 jurusan ilmu ekonomi. Selain aktif di organisasi dan kepantiaan di FEUI, Riris adalah seorang pengusaha muda dan berprestasi. Simak hasil wawancara ya berikut ini.

DO

K.

Page 12: WARTAIE #2 2012

12 | WARTAIE KANOPI FEUI

Apakah kamu anak kuliahan yang setiap hari pulang pergi menggunakan kereta? Pastinya kamu tahu kalau tiket kereta api commuter line naik sebesar Rp 2000 sejak tanggal 1 Oktober 2012 kemarin. Kenai-

kan ini pastinya membuat sebagian orang dilema, mau naik kereta ekonomi atau tetap naik commuter line? mungkin salah satu dari kalian merasakannya.

Menurut sekretaris PT Kereta Commuterline Jabode-tabek, kenaikan tarif commuter line ini disebabkan karena sudah menggunungnya hutang yang harus dibayar. Selain itu kenaikan ini dilakukan untuk me-ningkatkan pelayanan dengan menambah rangkaian kereta layak pakai yang dibeli dari Jepang dengan harga mencapai Rp 1 Miliar/rangkaian. Peningkatan pelayanan tersebut tentunya membutuhkan dana yang besar, sedangkan hutang PT Kereta Com-muterline Jabodetabek menggunung. Survei yang dilakukuan oleh lembaga LM Fakultas Ekonomi UI mengenai kesanggupan membayar untuk sebuah tiket commuter line memberi kesimpulan agar harga tiket commuter line dinaikan sebesar 20% atau sekitar Rp 2000.

Sebenarnya bukan masalah besar jika tarif dinaikkan, asalkan perbaikan layanan dilakukan secepatnya. Selain itu PT Kereta Commuterline Jabodetabek ha-rus meningkatkan pelayanan kereta ekonomi, paling tidak dengan menambah jumlah armadanya agar tidak terjadi penumpukan penumpang. Tapi yang bisa kita lihat, PT Kereta Commuterline Jabodetabek justru hanya menaikan harga tiket untuk meningkat-kan pelayanan dan tidak menambah jumlah armada kereta ekonomi. Kalau begitu para pengguna KRL non subsidi akan menjadi korban kebijakan tersebut. Akibatnya terjadi penumpukan penumpang pada

kereta ekonomi, karena pengguna KRL pada lapisan masyarakat menengah ke bawah merasa keberatan untuk membeli tiket kereta commuter line yang di-rasa terlalu mahal untuk ukuran kantong mereka. Kebijakan ini sebenarnya secara tidak langsung me-maksa masyarakat untuk menggunakan kereta com-muterline.

Untuk membuat kereta commuteline menjadi alat transportasi andalan masyarakat, seharusnya pemer-intah mengambil kebijakan untuk memberikan subsidi yang lebih kepada PT Kereta Commuterline Jabodetabek. Karena hal ini bisa mengurangi jumlah pengguna kendaraan umum di jalan raya, yang seka-ligus mengurangi penggunaan BBM. Bisa saja yang tadinya pengguna KRL, tapi setelah tiket kereta di-naikan, mereka memilih untuk menggunakan kenda-raan pribadi. Tentunya konsumsi BBM akan semakin meningkat, dan jalan raya semakin padat.

Dari semua kalangan, baik pekerja, pelajar, dan ma-hasiswa, pasti inginnya tarif kereta commuter tidak naik, mengingat kenaikan tersebut dapat di gunakan untuk biaya keperluan yang lain. Apalagi mereka yang kalangan menengah ke bawah tentunya meng-inginkan adanya kenyamanan, keselamatan, dan ka-manan untuk menggunakan jasa kereta api dengan harga yang tidak terlalu mahal. oleh karena itu, pen-ingkatan pelayanan pada kereta commuter line harus cepat terlaksana dan jumlah armada kereta ekonomi harus di tambah. Kita akan lihat apakah dalam waktu cepat ini PT kereta commuterline Jabodetabek akan melaksanakan janji-janjinya? Kalau PT kereta com-muterline Jabodetabek belum bisa melaksanakan-nya janji-janjinya, berarti harus ada pengkajian ulang dan harga tiket kereta commuter harus turun ke harga sebelumnya.

FEATURENaiknya Tarif Commuter Line Yang Tidak Terelakkanoleh Ila Wati (Trainee Biro PIN Kanopi FEUI 2012)

DO

K. I

NTE

R-

Page 13: WARTAIE #2 2012

WARTAIE KANOPI FEUI | 13

Kanopi Gives Back

Kanopi Gives Back adalah kegiatan social responsibility yang diselenggarakan oleh Biro Hubungan Luar Kanopi FEUI. Acara ini diadakan pada Sabtu, 28 Juli 2012 di Yayasan Rawinala, yakni sebuah yayasan yang menampung para tuna ganda, atau orang dengan lebih dari satu macam cacat fisik, yang berlokasi di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur. Acara diawali dengan games tebak lagu dan tebak buah yang bertujuan untuk menghibur anak-anak di yayasan tersebut. Selama permainan berlangsung, anak-anak di Yayasan Rawinala terlihat mengikuti kegiatan dengan semangat. Acara kemudian dilanjutkan dengan buka puasa bersama serta sholat Maghrib berjamaah, dan diakhiri dengan pembagian bingkisan untuk anak-anak serta penyerahan parcel simbolis bagi Yayasan Rawinala. Acara Kanopi Gives Back kali ini diikuti oleh sekitar 20 orang anak di Yayasan Rawinala dan 28 orang anggota Kanopi FEUI.

Kunjungan Waseda University

Pada Rabu, 31 Juli 2012, sekelompok mahasiswa dari Waseda University, Jepang, datang ke Jakarta untuk mengunjungi Fakultas Ekonomi Universitas Indo-nesia. Selama kunjungan ini, mereka ditemani oleh para anggota Kanopi FEUI. Rangkaian acara diawali dengan kunjungan ke Taman Mini Indonesia Indah dalam rangka memperkenalkan budaya Indonesia. Hari kedua diawali dengan penjelasan mengenai Program Sarjana Ilmu Ekonomi FEUI yang disampai-kan oleh Ketua Program S1 Ilmu Ekonomi FEUI, Ibu Riatu Qibthiyyah, di Ruang PGN, kemudian dilanjut-kan dengan microfinance discussion dan kunjungan ke Museum Tekstil, dimana para peserta ikut serta dalam proses membatik.

Setelah kunjungan ke Museum Tekstil, para peserta bermobilisasi ke Gedung Grand Kebon Sirih, dimana mereka mengikuti diskusi mengenai kemiskinan di Indonesia yang dipimpin oleh Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi FEUI, Prof. Suahasil Nazara. Rangkaian kegiatan di hari kedua ditutup dengan kunjungan ke Grand Indonesia.

Hari terakhir diisi dengan diskusi mengenai kerjasama bisnis antara Indonesia dan Jepang. Para peserta nam-pak menikmati rangkaian kegiatan dan kunjungan mereka ke UI, diharapkan kunjungan ini dapat mem-pererat hubungan antara FEUI dengan Waseda Uni-versity di kemudian hari.

KANOPI’SUPDATE

Page 14: WARTAIE #2 2012

14 | WARTAIE KANOPI FEUI

Welcoming Maba

Acara Welcoming Maba IE diselenggarakan oleh Kanopi FEUI pada hari kedua OPK, yakni pada tanggal 14 Agustus 2012. Acara ini diadakan di Ruang Tritura Gedung B FEUI pada pukul 08.00 dan bertujuan untuk mem-perkenalkan mahasiswa baru program studi Ilmu Ekonomi FEUI dengan program studi Ilmu Ekonomi FEUI. Acara diawali oleh ice breaking dan penjelasan mengenai Kanopi FEUI, kemudian diikuti dengan penjelasan mengenai sistem akademis FEUI oleh Ketua Program S1 Ilmu Ekonomi UI, Ibu Riatu Qibthiyyah dan Ketua Pro-gram Studi Ilmu Ekonomi FEUI, Prof. Suahasil Nazara. Walaupun lelah, para peserta tetap mengikuti rangkaian kegiatan dengan penuh antusiasme.

Kanopi Training Pro-gram (KTP) Penelitian

Kanopi Training Program (KTP) Pe-nelitian adalah program kerja dari di Kanopi, yaitu PSDM dan Peneli-tian. Acara ini diselenggarakan pada tanggal 29 September 2012, tepatnya pada saat Ospek Jurusan bagi para mahasiswa baru Ilmu Ekonomi 2012.

Tema yang dibahas kali ini adalah tentang Dasar–Dasar Penelitian yang dibawakan oleh Ibu Sita

Wardhani, SE, Msc. Dalam kesem-patan ini Ibu Sita, menjelaskan sekaligus sharing pengalamannya selama proses penelitian. Lebih spesifiknya lagi, para mahasiswa baru angkatan 2012 dijelaskan mengenai langkah–langkah pe-nelitian.

Acara ini mendapat respon yang positif dari para peserta, yaitu para MaBa 2012 dan pengurus Kanopi yang dating pada hari itu. Mereka antusias saat mendengar-kan Ibu Sita menjelaskan sekali-gus bercerita mengenai pengala-

mannya. Saat sesi Tanya jawab, mereka sangat antusias untuk bertanya kepada Ibu Sita. Karena acara ini merupakan bekal bagi para Maba yang akan melakukan penelitian yang merupakan keg-iatan rutin dilakukan bagi para mahasiswa Ilmu Ekonomi.

KTP Penelitian ini dimulai dari pukul 09.00 sampai pukul 10.30. Acara ini ditutup dengan foto bersama Ilmu Ekonomi angkatan 2012.

Economic Sharing

Economic Sharing merupakan salah satu dari program kerja biro Hubungan Luar Kanopi. Dalam acara Economic Sharing kali ini, yang juga termasuk dalam rang-kaian Ospek Jurusan, menghadir-kan alumni-alumni Ilmu Ekonomi UI yang sudah sukses di bidan-gnya.

Pada Sabtu, 29 September 2012, Biro Hubungan Luar Kanopi menghadirkan lima orang alumni IE sebagai pembicaranya. Mereka adalah Faisal Rahman (IE 2006), Shirin Zahro (IE 2006), Martoni

Aria dirja (IE 2007), Lawrence Sitompul (IE 2004), dan Titissari (IE 2002).

Dalam acara ini, para alumni IE yang sudah cukup sukses ini ber-cerita dan berbagi pengalaman-nya tentang bagaimana mereka bisa menjadi seperti sekarang, Faisal Rahman bekerja di Kemen-trian Perdagangan, Shirin bekerja di Creco Consultant, Martoni Aria bekerja di Bappenas, Lawrence bekerja sebagai Consumer Busi-ness Insight di McDonalds, dan Titissari bekerja sebagai Dosen di FEUI.

Selain bercerita tentang pengala-man mereka selama di IE UI dan setelah lulus dari IE, para alumni IE UI ini juga memberikan tips dan trik bagi para mahasiswa baru un-tuk mengikuti perkuliahan di Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia.

Respon yang diberikan oleh peserta sangat positif. Para ma-hasiswa baru angkatan 2012 an-tusias saat mendengarkan dan banyak memberikan pertanyaan pada saat sesi Tanya jawab. Acara yang dimulai pada pukul 11.00 WIB ini berakhir pada pukul 13.00 WIB yang berarti berakhir pula acara Ospek Jurusan pada hari itu.

Page 15: WARTAIE #2 2012

WARTAIE KANOPI FEUI | 15

Selamat kepada para mahasiswa Ilmu Ekonomi 2012 yang telah menjadi trainee Kanopi FEUI 2012

DIVISI KAJIANM. Emilio Valeri | Andi William | Dwinia Emil | Jaysa Rafi Prana | Tifani Fauzal

DIVISI PENELITIANM. Iqbal | Edith | Danu | Pyan Amin

DIVISI PENGEMBANGAN SDMKenny Putri | Adinda Sagita | Viona Ayu | Muhammad Reza Irwansyah | Ahmad Zuhdi | Samuel Roberto

BIRO PENERBITAN DAN INFORMASIAmira Zaranadia | Ani Utami | Hana R. Arimbi | Ila wati

BIRO DANAImanuel Reinaldo | Adista Hanif Baskara | Wening Ayu Sasmita

BIRO HUBUNGAN LUARMiryana Vinka | Ayu Nugraini | Putri Faradina | Ghea Lestarina

BIRO INTERNALAhmad Fahriza | Edli Arrafi | Yossy Anandia Putri | Vini Juliarini Putri

Page 16: WARTAIE #2 2012

16 | WARTAIE KANOPI FEUI