Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

72

description

Media Informasi Umat Gereja Katolik Paroki Santo Paulus - Sendangguwo - Semarang

Transcript of Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

Page 1: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014
Page 2: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014
Page 3: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI PASKAH - 17 APRIL 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

1

MENEMUKAN ALLAH DALAM KELUARGA Rm. Marcelinus Moi, MSF

Alkisah seorang anak bertanya pada kedua orang tuanya tentang siapakah Allah

itu. Atas pertanyaan si anak, orang tuanya menyuruh bertanya pada gurunya. Tetapi

ketika si anak bertanya kepada sang guru, jawaban si guru membuat si anak gundah

karena sang guru mengatakan bahwa Allah hadir dalam diri orang tuanya. Kegundah

an si anak lantaran apa yang dikatakan sang guru sungguh tak masuk akal. Bagaimana

mungkin Allah hadir dalam diri orangtuaku kalau saya tak pernah mengalami per-

hatian mereka, tidak menemukan kebahagiaan, cinta dan kasih sayang dalam keluarga

ku, protes sang anak….

Kisah seperti diatas mungkin bisa terjadi dalam kehidupan keluarga kita. Bagai-

mana Allah bisa ditemukan dalam keluarga kalau kehidupan keluarga tersebut tidak

menjadi cermin wajah Allah? Perkembangan dunia dengan teknologi yang cepat sekali

berkembang berimbas juga dalam hidup berkeluarga terutama dalam relasi personal

antar anggota keluarga. Keintiman keluarga menjadi berkurang karena masing-masing

sibuk dengan dirinya. Doa bersama, makan bersama, rekreasi bersama, menjadi hal

langka dalam keluarga. Saya memperhatikan beberapa kejadian ketika melihat ke-

luarga yang makan bersama di warung makan. Mereka menikmati makan sementara

tangan sambil mencet HP masing-masing. Apakah ini juga terjadi ketika di rumah?

Tidak jarang pula munculnya berbagai masalah dalam keluarga riak-riaknya dari

renggangnya keintiman satu sama lain. Rumah menjadi sebatas tempat beristirahat.

Bagaimana iman itu bertumbuh dalam keluarga bila tidak ada waktu untuk berjumpa

sebagai keluarga dalam makan bersama, doa bersama, sharing bersama? Apalah arti-

nya mempunyai segala-galanya tetapi tidak mempunyai waktu bersama yang berkuali-

tas dalam keluarga? Seringpula yang terjadi adalah kesibukan harian menjadikan saat

bertemu antar keluarga menjadi jarang. Orang tua sibuk dengan pekerjaan sementara

anak-anak sibuk dengan sekolah dan les tambahan, dan bila sudah sama-sama di

rumah, alasan capek, lelah menghilangkan waktu untuk duduk bersama, makan ber-

sama apalagi berdoa bersama. Banyak orang tua yang mengeluh tentang sikap dan

perilaku anak-anak mereka. Romantisme

masa lalu ketika mereka seusia anak-

anak sekarang seakan menjadi hilang, ya

iyalah, jamannya berubah, teknologinya

juga jauh berbeda. Persoalannya adalah

bagaimana peran orang tua dalam mem-

bangun sikap, mental, dan iman anak?

Kita tahu bahwa berkat Sakramen Per

kawinan, hubungan kasih antara suami

dengan istri, diangkat menjadi tanda

akan kehadiran Allah sendiri, artinya

Page 4: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

2

sakramen perkawinan: suami adalah tanda rahmat kehadiran Tuhan bagi istri

nya, dan istri adalah tanda rahmat kehadiran Tuhan bagi suaminya. Demikian

juga suami/istri terhadap anak-anak mereka. Dalam keluarga yang menghadirkan Al-

lah pasti ada sukacita dan kegembiraan. Sukacita yang tidak datang karena materi se-

mata tetapi dari keintiman yang muncul dalam relasi satu sama lain. Sukacita yang

tampak dan hadir dalam keluarga ini adalah tanda kehadiran Allah yang Nampak. Al-

lah memberkati keluarga yang sudah dipersatukan dalam cinta kasih dan kekudusan.

Oleh karena itu, setiap anggota keluarga menjadi perekat cinta kasih dalam keluarga.

Keluarga yang dinaungi cinta kasih adalah istana terindah untuk Tuhan. Dengan lain

kata Allah dapat dijumpai dalam setiap anggota keluarga yaitu ayah, ibu, kakak, adik,

dan semua saudara lainnya. Allah menghendaki agar setiap anggota keluarga selalu

menjalin ikatan cinta kasih. Sehingga kehadiran dan berkat-Nya akan semakin

terasa. Di dalam sebuah keluarga, kita manusia dapat berjumpa dengan Allah.

Menarik untuk mencermati pesan Natal bersama KWI - PGI tahun 2014 yang meng

angkat tema ’Berjumpa dengan Allah dalam keluarga’. KWI - PGI mengajak seluruh

umat Kristiani untuk menyadari kehadiran Allah di dalam keluarga dan bagaimana

keluarga berperan penting dalam sejarah keselamatan. Beberapa gagasan yang disam-

paikan antara lain bahwa Natal merupakan sukacita bagi keluarga karena Sumber Suka

cita memilih hadir di dunia melalui keluarga. Sang Putera Allah menerima dan men-

jalani kehidupan seorang manusia dalam suatu keluarga. Melalui keluarga itu pula, Ia

tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang taat pada Allah sampai mati di kayu

salib. Di situlah Allah yang selalu beserta kita turut merasakan kelemahan-kelemahan

kita dan kepahitan akibat dosa, walaupun Ia tidak berdosa (bdk. Ibr. 4:15). Ditekankan

juga bahwa keluarga sebagai tanda kehadiran Allah; “Allah telah mempersatukan

suami-istri dalam ikatan perkawinan untuk membangun keluarga kudus. Mereka di-

panggil untuk menjadi tanda kehadiran Allah bagi satu sama lain dalam ikatan setia

dan bagi anak-anaknya dalam hubungan kasih. Keluarga mereka pun menjadi tanda

kehadiran Allah bagi sesama. Berkat perkawinan Kristen, Yesus, yang dahulu hadir

dalam keluarga Maria dan Yusuf, kini hadir juga dalam keluarga kita masing-masing.

Allah yang bertahta di surga tetap hadir dalam keluarga dan menyertai para orangtua

dan anak-anak sepanjang hidup”. KWI - PGI juga

merenungkan Natal sebagai Undangan Berjumpa de

ngan Allah dalam keluarga. “Natal adalah saat yang

mengingatkan kita akan kehadiran Allah melalui

Yesus dalam keluarga. Natal adalah kesempatan

untuk memahami betapa luhurnya keluarga dan

bernilainya hidup sebagai keluarga karena di situlah

Tuhan yang dicari dan dipuji hadir. Keluarga

sepatutnya menjadi bait suci di mana kesalahan di

ampuni dan luka-luka disembuhkan”. Dari pesan

Natal itu, dapatlah ditangkap bahwa Gereja dewasa

ini mempunyai kepedulian yang besar akan ke-

(bersambung ke hlm. 5)

Page 5: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

3

Surat dari Romo Paroki

Salam kasih Yesus, Maria dan Yusuf

Bapak, Ibu dan Saudara /i yang terkasih,

Merayakan Natal, hari kelahiran Tuhan, kita rayakan

setiap tahunnya. Tema perayaan Natal tahun ini ada

lah “Berjumpa dengan Allah dalam keluarga”.

Melalui sakramen perkawinan, bapa dan ibu, meneri

ma rahmat dan pelayanan untuk memberi pendidikan

Kristiani kepada anak-anak kita. Orang tua, bapa, dan

ibu, meneruskan dan memberikan kesaksian tentang

nilai-nilai luhur manusiawi dan Injili. Melalui pelayanan

iman inilah, warta Injil diteruskan dan disinari sehingga keluarga diubah menjadi suatu

perjalanan iman dan sekolah kehidupan kristiani.

Dalam hal ini, Natal menjadi kesempatan yang sangat indah untuk memahami beta

pa luhurnya dan bernilainya keluarga yang telah Allah karuniakan kepada kita. Natal

menyadarkan kita akan kekudusan keluarga.

Pengalaman religius dan iman “Allah menjadi manusia dan tinggal di antara

kita”, menjadi kokoh bila pada suatu kesempatan peristiwa dan pesta-pesta tertentu di

dalam keluarga, kita dapat menjelaskan tentang makna Kristiani atau religius atas peris

tiwa tersebut. Oleh karena itu, Gereja mengajak seluruh umat beriman Kristiani, untuk

menyadari kehadiran Allah di dalam keluarga.

Keluarga sebagai “Gereja rumah tangga” pada dasarnya adalah komunitas perdana

dan utama, tempat anak-anak dan kaum muda menerima pembinaan iman yang otentik.

Sebab orang tua, bapa dan ibu, adalah pendidik iman perdana dan utama bagi anak-

anak kita. Kesaksian hidup beriman kita, sebagai keluarga, merupakan pengalaman

pertama anak terhadap iman kristiani. Kegembiraan dan kegairahan iman yang dihidupi

bapa dan ibu diteruskan kepada anak-anak kita. Pembinaan iman kita sebagai orang

tua, dalam keluarga, mendahului, menyertai, dan memperkaya semua bentuk pembina

an iman yang lain.

Marilah kita mohon rahmat Allah, agar di dalam keluarga kita masing-masing, ke

hadiran Allah semakin dapat kita rasakan dan kita berani serta bersedia berbagi berkat

dan kasih satu sama lain di dalam keluarga kita.

Selamat Natal 2014

Berkah Dalem

MC Sadana Hadiwardaya MSF

Page 6: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

4

Page 7: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

5

luarga. Saya meyakini bahwa tema yang dipilih tentu

bukan tanpa maksud, pastinya berangkat dari kepri-

hatinan-keprihatinan akan keluarga jaman ini yang

“mungkin” kurang peka akan hadirnya Allah di dalam

keluarga Kristiani dewasa ini.

Bila kembali pada pertanyaan apakah Allah dapat

ditemukan dalam keluarga kita? Jawabannya pasti

“ya”. Dan sebagai keluarga Katolik mesti meyakini

bahwa Allah hadir dalam keluargaku. Bahwa apakah

setiap keluarga menyadari kehadiran Allah itu tergan-

tung dari kualitas hidup keluarga masing-masing.

Setiap keluarga tentu mengharapkan keluarga yang

ideal. Sebagai keluarga Katolik setidaknya mendekati

seperti Keluarga Kudus Nazareth. Apakah itu mung-

kin? Tentu jawabannya adalah “mungkin”. Keluarga

Kudus Nazareth adalah keluarga yang sederhana yang

di dalamnya, damai, kesejahteraan, saling hormat dan

kasih terjalin erat. Dalam kesederhanaan hidup di

Nazareth, Yesus, Maria dan Yusuf menjadikan Allah

sebagai yang utama bahkan dalam setiap peristiwa

hidup yang kecil dan sederhana. Jangan dibayangkan

bahwa keluarga yang dibangun Yusuf dan Maria,

tanpa persoalan hidup. Dari awal sudah dihadapkan

dengan pergolakan batin dan masalah, tetapi semua itu

mampu dilewati karena menghadirkan Allah di dalam

keluarga mereka. Kesederhanaan Keluarga Kudus ini,

selayaknya membuka mata hati kita, untuk melihat

kehadiran Allah justru dalam peristiwa-peristiwa yang

kecil dan sederhana. Penting kiranya menyediakan

tempat bagi Allah dalam keluarga kita, agar dapat

mengalami kebahagiaan dan kasih sejati, sebagaimana

dialami oleh Keluarga Kudus: Yesus, Maria dan Yu-

suf.

Agar Allah itu dapat kita temui di dalam keluarga

kita maka sangatlah dibutuhkan relasi yang intim de

ngan Dia. Relasi yang intim itu kita sebut doa. Kita

bisa membela diri dengan argument; kami tidak per-

nah absen ke gereja, doa lingkungan paling aktif,

kelompok kategorial semuanya diikuti, doa pribadi

pun selalu terucap, apakah kurang doanya? Ya, itu

sudah benar, tetapi apakah kita memberi ruang dan

waktu untuk berdoa sebagai sebuah keluarga? Dengan

berdoa bersama sebagai satu keluarga sangat mem-

(dari hlm. 2, Menemukan Allah dalam Keluarga) WARTA PAULUS MEDIA KOMUNIKASI

PAROKI SANTO PAULUS SENDANGGUWO - SEMARANG

Pelindung Pastor Kepala Paroki

Penasehat Ketua Bidang Yan Mas Dewan Paroki

Penanggungjawab Koord. Tim Kerja KomSos

Dewan Paroki

Pemimpin Redaksi J Paryadi

Staf Redaksi Drs. St. Suripto Atmosuwito

J Paryadi Pius Koesdyantoro

M Yunus Waas

Artistik Alf. Sungging V Suparyanto B Riyanto W

Tata Letak J Paryadi

M Yunus Waas

Distribusi Ketua - Ketua Lingkungan

Penerbit Dewan Paroki Santo Paulus

Jl. Dr. Muwardi 7, 024 - 6711509 Sendangguwo Semarang

Alamat E-mail [email protected]

Percetakan CV Rind Abadi

Edisi 94, Hari Raya Natal

24 Desember 2014

Cover Depan Kartun Keluarga Katolik

di Paroki GSP

desain oleh : V Suparyanto

Page 8: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

6

bantu memelihara dan mengembangkan iman keluarga. Keluarga bisa meluangkan

sedikit waktu di meja makan, atau di ruang keluarga untuk berdoa bersama. Bisa saja

doa yang sangat sederhana, Rosario atau devosi lainnya, saling mendoakan satu sama

lain, suami untuk istri, istri untuk suami, orang tua untuk anak dan anak untuk orang

tua, sesuatu yang kelihatan sederhana tetapi dampaknya akan luar biasa. Dengan saling

mendoakan, Allah yang tak kelihatan hadir dalam harmoninya hidup keluarga.

Saya juga mengutip pesan Paus Yohanes Paulus II yang mengatakan : ".... Hanya

dengan berdoa bersama dengan anak-anak mereka, seorang bapa dan ibu -yang melak-

sanakan peran agung imamat mereka- dapat menembus kedalaman hati anak-anak

mereka yang terdalam dan meninggalkan kesan yang tak dapat terhapuskan oleh ke-

jadian-kejadian yang akan mereka alami dalam hidup mereka. Mari mendengarkan

kembali himbauan Paus Paulus VI kepada para orang tua: "Para ibu, apakah engkau

mengajarkan anak-anakmu doa-doa Kristiani? Apakah engkau mempersiapkan mere

ka, bersama dengan para imam, bagi sakramen-sakramen yang mereka terima di saat

mereka muda: Pengakuan Dosa, Komuni, dan Penguatan? Apakah engkau menguatkan

mereka ketika mereka sakit untuk merenungkan penderitaan Kristus, untuk memohon

pertolongan dari Perawan Maria yang terberkati dan para orang kudus? Apakah kalian

berdoa rosario bersama? Apakah engkau, para bapa, berdoa dengan anak-anakmu, dan

dengan seluruh komunitas rumah tangga...? Teladan kejujuranmu dalam pikiran dan

tindakan, yang disatukan dengan doa bersama, adalah pelajaran kehidupan, sebuah

tindakan penyembahan yang tidak tertandingi.... “(Familiaris Consortio, 60)

Akhirnya sebagai keluarga Katolik yang perkawinannya diangkat dalam tahta sakra

men yang adalah tanda dan kehadiran Allah sendiri di dalam keluarga, hendaknya me-

wujud dalam keseharian hidup, yang mungkin terkadang dengan tertatih-tatih meng

hidupinya. Allah hadir dan selalu hadir di dalam keluarga kita. Kehadiran-Nya men-

jadi nampak jelas dalam harmoninya relasi suami istri dan anak-anak, hadir dalam diri

setiap anggota keluarga yang ceria wajahnya, tulus senyumnya, dalam kualitas hidup

keluarga yang mengerasankan. Allah hadir dalam keluarga yang memberi ruang dan

waktu untuk membangun keintiman dengan Dia melalui doa bersama keluarga. �

Sendangguwo, 27 Nopember 2014

Natal tak selalu harus dirayakan dengan meriah dan penuh

semarak, karena kisah natal diawali di Betlehem yang sunyi.

Natal tak harus dirayakan dengan kemewahan, karena natal

yang pertama dirayakan dengan penuh kesederhanaan.

Page 9: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

7

Doa Penyerahan diri kepada Keluarga Kudus Nazaret

Keluarga Kudus, Teladan dan Pelindung segenap keluarga Kristiani, di bawah naunganmu kami serahkan keluarga kami. Bila hidupmu kami renungkan kembali, tergeraklah hati kami untuk menimba semangatmu. Bapa Yusuf dan Bunda Maria, sejak terbentuknya keluargamu, nyatalah kesediaan untuk saling menerima dan mendukung yang ditopang oleh tanggapanmu atas panggilan Allah. Seluruh perjuangan hidupmu diwarnai oleh iman, ketulusan dan kerendahan hati, ikut membantu menangkap kehendak Allah yang terwujud dalam tanggung jawab dan cintamu kepada Yesus. Dalam hidup tersembunyi di Nazaret, Bapa dan Bunda bekerja keras membanting tulang dan hidup sederhana. Asuhlah kami untuk menyambut kehadiran Yesus di antara kami; menciptakan keheningan di tengah kesibukan, berani menyimpan sabda-Nya di dalam hati sebagai pegangan hidup persaudaraan sehari-hari; mau bekerjasama, saling membantu dan meneguhkan dan bukan menambah penderitaan. Tuhan Yesus, semoga berkat kedudukan-Mu sebagai titik temu dalam keluarga kami, kami bersedia meluangkan waktu untuk saling bertemu, menjalin relasi manusiawi yang matang, sehingga rumah kami terasa mengerasankan aman tenteram dan penuh kasih sayang. Ajarilah kami untuk mengambil sikap yang tepat antara tugas dan kepentingan pribadi maupun keluarga. Keluarga Kudus Nazaret, kami percaya bahwa dengan menimba semangat hidupmu semakin terpancarlah dari hidup kami kesaksian dan pewartaan mengenai kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Terpujilah nama Yesus, Maria dan Yusuf, sekarang dan selama-lamanya. Amin.

(Dikutip dari buku: Devosi kepada Keluarga Kudus, penyusun: Pusat Pendampingan Keluarga MSF,

(Jakarta: Obor, 2011), hl. 26-28)

Page 10: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

8

Page 11: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

9

SALAM 5 JARI Ibu jari

Jari ini adalah yang paling dekat dengan anda, ketika anda sedang melipat tangan dan

berdoa. Jadi, mulailah berdoa bagi orang-orang yang sangat akrab dan dekat dengan

anda. Sebutkan nama mereka yang anda kenal dengan baik. Mendoakan orang-orang

yang kita kasihi adalah a sweet duty.

Jari telunjuk

Jari berikutnya adalah telunjuk. Doakan bagi mereka yang mengajar. Ini termasuk para

pastor dan hamba-hamba Tuhan, guru, dokter, dan para pendidik lainnya. Mereka bu-

tuh dukungan dan hikmat agar dapat memberi penunjukan arah yang tepat bagi mereka

yang dilayani. Doakan mereka selalu.

Jari tengah.

Ini jari yang paling tinggi. Berarti kita harus ingat pada para pemimpin bangsa. Doa

kan para pejabat pemerintah. Doakan para pemimpin organisasi sosial maupun bisnis.

Mereka sering mempengaruhi

bangsa kita dan membimbing

opini publik. Mereka sangat

butuh bantuan dari-Nya,

Jari manis.

Jari keempat adalah jari yang

paling lemah. Nah, guru piano

biasanya cukup membingung-

kan ketika berhadapan dengan

si jari lemah ini. Oleh sebab

itu, mari kita berdoa bagi sau-

dara-saudara kita yang kecil,

lemah, miskin dan tersingkir.

Kita doakan mereka yang di

anggap sebagai sampah masya

rakat. Mereka sangat membutuhkan doa-doa anda. Baik siang maupun malam, Tapi

bukan cuma doa, butuh uluran tangan kita juga.

Jari kelingking

Jari terakhir ini adalah yang paling kecil di antara jari-jari manusia. Inilah jari yang

menggambarkan sikap kita yang seharusnya rendah hati saat berhubungan dengan Tu-

han dan sesama. Jadi jangan lupakan berdoa bagi diri sendiri, agar memiliki buah Roh

dan selalu rendah hati. �

( S.HP )

Page 12: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

10

Dari Bilik RedaksiDari Bilik RedaksiDari Bilik RedaksiDari Bilik Redaksi Pembaca WP yang budiman,

kelompok terkecil di dalam masyarakat adalah keluarga. Keluarga merupakan kesatuan

yang paling erat dan mendasar, dan atas keluarga-keluarga ini dibangun jemaat ber

iman, entah dalam wadah lingkungan, wilayah, stasi, atau paroki. Oleh karena itu ke-

luarga sering diistilahkan sebagai Gereja Basis.

Tema Natal yang dicanangkan oleh KWI - PGI tahun 2014 ini adalah “Berjumpa de

ngan Allah dalam keluarga”. Lebih dari 2000 tahun lalu Allah hadir dalam sebuah

keluarga kudus dari Nasaret, dalam wujud manusia, berupa sosok bayi mungil yang

menggemparkan seluruh negeri. Perayaan natal yang kita rayakan setiap tahun hendak

nya bukan saja mengulang peristiwa 2000 tahun lalu, yang terkadang lewat begitu saja,

setelah perayaan usai, kembali seperti biasa tanpa makna. Gereja berharap agar pada

perayaan natal 2014 ini seluruh umat kristiani dapat sungguh-sungguh ikut merasakan

perjumpaannya dengan Allah, di dalam keluarga, dalam keseharian hidup, dalam suka

maupun dalam kesedihan.

Sering kita tidak menyadari bahwa Allah selalu hadir dan berkarya dalam keluarga

kita, terlebih pada saat kita merasa beruntung, bahagia. Lupa bahwa semuanya itu ter-

jadi karena campur tangan Tuhan. Baru pada saat kita jatuh, sedih, tertimpa musibah,

kita mohon campur tangan Tuhan. Oleh karena itu, dengan mohon bantuan rahmat Al-

lah marilah kita semakin menyadari kehadiran-Nya dalam keluarga kita, dalam segala

peristiwa kehidupan. Mari kita bangun keluarga yang kokoh, yang dibangun atas dasar

iman yang kuat, agar tahan uji menghadapi segala tantangan dan peristiwa yang terjadi

dalam keluarga. Kekokohan keluarga akan nampak jelas bila memenuhi beberapa krite-

ria berikut :

1. Bila dalam keluarga terjalin hubungan yang akrab, intim, dan rukun, antar semua

anggota terjalin cinta kasih sejati, baik antara suami-isteri, antara orang tua dan

anak, dan antar anak-anak; terjalin saling pengertian.

2. Bila keluarga didasari penghayatan iman akan Tuhan, berdoa bersama, membaca /

mendengarkan firman Tuhan dalam setiap kesempatan, baik pada saat susah mau-

pun senang, sakit maupun sehat.

3. Bila keluarga tidak berlaku masa bodoh terhadap tetangga dan lingkungan

masyarakat sekitar.

Mari kita renungkan: adakah ciri-ciri di atas sungguh nampak dalam keluarga kita?

Apabila belum, marilah kita saling berusaha dan meneguhkan agar kita mampu mene-

rima kehadiran Yesus dalam keluarga kita, sehingga keluarga kita dapat menjadi tanda

kehadiran Allah sendiri. Dalam diri Yesus, Allah hadir dalam keluarga. Karena Yesus

lahir dalam suatu keluarga, maka keluarga pun menjadi tempat suci, bait Allah, tempat

di mana terjadi pertemuan manusia dengan Allah.

Semoga Natal 2014 ini semakin menyadarkan kita akan kehadiran Allah dalam ke-

luarga kita, semakin memahami luhurnya panggilan hidup berkeluarga, sehingga ke-

luarga dapat menjadi tempat yang subur untuk tumbuh dan berkembangnya iman,

baik bagi para orang tua maupun bagi anak-anak kita. Tuhan memberkati.

Selamat Natal. � Redaksi.

Page 13: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

11

Page 14: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

12

Bincang-bincang dengan

Romo Tirta, MSF

Nama lengkap saya Fransiskus

Xaverius Tirta Dewantara, MSF su

dah berusia 57 tahun, dan asli dari

Pati, Jawa Tengah.

Sekelumit kisah perjalanan

pendidikan, panggilan serta tugas pe

layanan saya, secara singkat sebagai

berikut;

Setelah menyelesaikan pendidik

an dasar di Pati, saya masuk Semi

nari St. Petrus Canisius - Merto

yudan, Magelang, dan lulus tahun

1977, lalu masuk pendidikan

Novisiat MSF di Salatiga pada 1978. Pada tahun 1983 lulus Sarjana Filsafat-Teologi

Fakultas Sosiologi Pendidikan - Sanata Dharma Yogyakarta. Menjalani TOP (Tahun

Orientasi Pastoral) di Paroki St. Paulus - Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah tahun

1983 hingga 1984. Pada tahun 1986, saya menyelesaikan pendidikan Pasca Sarjana

Teologi Fakultas Teologi Wedabakti Yogyakarta, dan pada 25 Juli 1986 menerima

tahbisan imam di Banteng, Yogyakarta.

Tahun 1986 sampai 1989 saya menjadi asisten pastor paroki di paroki St. Petrus-

Paulus, Temanggung, yang bertugas secara khusus memperhatikan paroki Keluarga

Kudus, Parakan. Selain itu saya juga diperbantukan untuk mengajar di Seminari

Berthinianum, Yogyakarta.

Saya mendapat kesempatan untuk studi lanjut di l’Universita Pontifica Salesiana,

Roma-Italia - Facolta di Scienze del l’educazione, Dipartimento di Pastorale Giovan

nile e Catechetica pada tahun 1989 - 1993.

Pada 1993 sampai 2005 saya menjadi misionaris di Archdiocese of Madang,

Madang Province - Papua New Guinea. Selama 4 bulan menjalani masa introduction

di Joseph staal Parish bersama pastor diosesan asal Australia, setelah itu menjadi

pastor paroki di Sacred Heart Parish, Tanggu, yang melayani 3 paroki tetangga.

Tahun 2005 - 2014 sebagai misionaris di Diocese of Vanimo, Sandaun Province-

Papua New Guinea. Tahun 2005-2008 sebagai Rector of St. John Mary Vianney

Minor Seminary, Vanimo - Papua New Guinea. Pada tahun 2008-2014 sebagai

Lecturer of St. Charles Borromeo Major Seminary, Vanimo. Pada masa itu saya juga

bertugas sebagai Financial Administrator of the Diocese of Vanimo, Parish Priest of

St. Augustine High-Way Parish, Vanimo dan Chairperson of the clergy’s meetings of

the Diocese of Vanimo.

Tahun 2014 bulan Agustus, saya mendapat SK dari Uskup Agung Semarang untuk

Page 15: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

13

tugas asistensi pastoral di Paroki St. Paulus - Sendangguwo Semarang.

Sharing pengalaman sebagai misionaris,

Saya menjadi imam dalam kongregasi Misionaris Keluarga Kudus selama 28 tahun

lebih beberapa bulan. Sebagian besar imamat saya, saya habiskan untuk pelayanan

umat katolik di tanah misi di negara tetangga, Papua New Guinea. Seperti apa corak

negara Papua New Guinea dan gereja katolik di negara itu, saya ingin bagikan sebagi

an kecil yang saya lihat dan saya alami sendiri.

Papua New Guinea termasuk anggota Commonwealth Country, yang luasnya

462.840 km2, sekitar tiga setengah kali Pulau Jawa. Pada waktu saya masuk ke sana

pada tahun 1993, penduduknya sekitar 3,8 juta, lalu 21 tahun kemudian pada 2014

sekarang ini penduduknya sekitar 7,5 juta jiwa. Negara yang berbatasan dengan Irian

Jaya, Australia dan Solomon ini mulanya terbagi menjadi dua regio besar karena beda

koloni. Yang bersebelahan dengan Australia yakni barat daya itu disebut regio Papua

sedangkan yang bersebelahan dengan Irian Jaya dan pulau-pulau di bagian tenggara

berbatasan dengan Solomon disebut regio Niugini. Sejak pertengahan abad ke-19

Regio Papua merupakan jajahan Inggris, sedangkan regio Niugini merupakan jajahan

Jerman. Pada tahun 1906 kedua regio itu diserahkan ke Australia.

Selama Perang Dunia II, Jepang juga menjajah kedua regio itu. Dalam tahun 1973

oleh pemerintah Australia, rakyat diberi kesempatan untuk membentuk parlemen

sendiri; dua regio tersebut, yang semula Papua dan New Guinea menjadi satu nama

Papua New Guinea. Parlemen tersebut masih dalam asuhan Australia. Akhirnya pada

Page 16: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

14

Page 17: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

15

16 September 1975 Australia memberi kemerdekaan kepada Papua New Guinea, de

ngan ibukota negara: Port Moresby. Sistem pemerintahan negara ini adalah Republik

Kesatuan Monarki konstitusional yang kepala negaranya adalah ratu Inggris, Elizabeth

II, yang diwakili oleh Gubernur Jendral, dan kepala pemerintahannya adalah Perdana

Menteri. Bahasa yang mereka sehari-hari gunakan adalah bahasa Inggris, bahasa

Pidgin, dan bahasa Motu.

Gereja katolik masuk ke regio Papua pada awal abad ke-19 bersamaan dengan

masuknya para misionaris PIME dari Italia dan beberapa imam diosesan dari Perancis,

tetapi tidak berkembang, kemudian pada akhir abad ke-19 para misionaris MSC dari

Perancis masuk ke Niugini Islands dilanjutkan ke regio Papua. Sedang regio Niugini

daratan, gereja katolik baru mulai tahun 1896, dengan masuknya para misionaris SVD

dari Jerman. Mereka mulanya berlabuh di Madang Sea-Port, tetapi tidak bisa masuk

kota, karena ditolak oleh orang-orang Lutheran Jerman yang sudah terlebih dahulu

menancapkkan misi mereka di Madang. Lalu mereka berlayar ke arah barat dan men

darat di pulau Ali, Aitape, yang saat ini masuk Sandaun province. Dari pulau Ali itu

kemudian para misionaris SVD mulai berlayar ke arah timur, akhirnya sampai di

Alexishafen, 21 km sebelah utara kota Madang. Dari Alexishafen para misionaris SVD

dengan mengendarai kuda dan juga jalan kaki, melebarkan karya misi mereka ke

Highlands area (wilayah pegunungan) untuk mewartakan Injil ke masyarakat di sana.

Boleh dikatakan sejak awal abad ke-20 para misionaris imam, bruder dan suster dari

Jerman, Perancis, Italia mulai berdatangan. Gereja Katolik berkembang pesat. Banyak

bangunan gereja permanen didirikan, bahkan juga ada bangunan katedral yang sangat

megah di Alexishafen, Madang. Tetapi di era Perang Dunia II, tentara Jepang meluruk

juga ke Papua Niugini. Mereka tidak hanya berperang melawan tentara Australia, te

tapi juga menjadi musuh orang-orang kristiani. Banyak orang Katolik dan Protestan

dikejar-kejar; para pastor, bruder, suster, katekis mereka penjarakan dan mereka

bunuh, ada yang ditembak langsung, ada yang disuntik dengan racun. Banyak misio

naris yang diculik lalu dinaikkan kapal mau dibawa ke Holandia (sekarang Jayapura)

tetapi di tengah laut kapal di bom dan tenggelam, 300 misionaris meninggal. Juga

banyak bangunan gereja dan katedral porak poranda karena bom yang jatuh di masa

perang. Setahun setelah Perang Dunia II berakhir, para misionaris SVD dari Jerman

dan Fransiskan dari Amerika berdatangan ke Papua Niugini. Mereka mulai membina

umat. Untuk pembinaan ini mereka harus memulai kembali hampir dari nol. Dengan

ketekunan yang luar biasa, para misionaris itu dengan dibantu oleh para katekis lokal

pelan-pelan berhasil memulihkan keadaan yang semula terpuruk menjadi normal

kembali, dan bahkan pertumbuhan umat katolik berkembang terutama di Highlands

dan di Niugini Islands.

Papua New Guinea, yang meyatakan diri sebagai negara kristen itu mayoritas pen

duduknya beragama Katolik, kemudian Protestan dengan berbagai macam denominasi.

Ada 19 keuskupan, yakni 4 Keuskupan Agung dan 15 Keuskupan Sufragan. Bersama

negara tetangganya yakni Negara Solomon Island yang mempunyai 3 keuskupan,

mereka membentuk satu lembaga konferensi para uskup (Catholic Bishop’ Conference

of Papua New Guinea and Solomon Island, disingkat CBC PNG-SI). Jadi CBC PNG-

SI ini beranggotakan para uskup dari 22 keuskupan.

Page 18: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

16

Dari 19 keuskupan yang ada di Papua Niugini itu, hanya 5 uskup pribumi yang

memimpin keuskupan. Sedang 14 keuskupan masih dipimpin oleh para uskup misiona

ris asing. Juga tenaga imam, lebih dari 60 % masih misionaris asing. Memang sudah

ada Seminari Menengah dan Seminari Tinggi milik keuskupan-keuskupan dan bebera

pa tarekat, tetapi hasil tahbisan tiap tahunnya tidak banyak. Sebagai contoh Seminari

Tinggi di Keuskupan Vanimo, yang mulai tahun 1999 sampai 2014 ini hanya meng

hasilkan 1 orang imam pribumi. Kalau selamat, tahun depan mungkin ada tahbisan 2

atau 3 orang. Sehingga tak heran bahwa sampai sekarang keuskupan ini dilayani oleh

imam-imam yang 90% misionaris luar negeri.

Tentang pelayanan umat di paroki. Misalnya di Keuskupan Agung Madang, pada

tahun 1993, saya masih diterbangkan dengan pesawat kecil menuju ke paroki pedalam

an, kemudian ditinggal di pastoran sampai 3 atau 4 bulan. Pelayanan biasanya di gere

ja paroki dan di banyak stasi. Stasi-stasi ini kami layani dengan jalan kaki melalui

jalan setapak menembus hutan. Tetapi setiap 2 sampai 6 jam pasti ada kampung umat

katolik yang bisa kami layani, dan juga menjadi tempat menginap sebelum esok hari

nya melanjutkan perjalanan ke kampung lain. Ada juga paroki yang bisa dicapai

dengan mobil kokoh dobel gardan, tetapi kebanyakan untuk kunjungan ke stasi-stasi

juga masih harus jalan kaki. Ada juga paroki yang bisa dicapai melalui sungai dengan

kapal kecil selama 2 hari. Setiap 3 atau 4 bulan para imam berkumpul di keuskupan

untuk meeting.

Page 19: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

17

Lebih dari 80 % masyarakat hidup di kampung-kampung pedalaman. Mereka

hidup sederhana, asal ada persediaan makan lokal untuk seminggu saja mereka sudah

bahagia. Kebanyakan mereka hidup berkelompok di kampung-kampung kecil yang di

kelilingi hutan yang luas dan sungai. Untuk menambah gizi sebagai teman makanan

lokal (pisang, sagu, segala macam ubi) mereka biasa berburu rusa, babi hutan, tupai,

burung kasuari.

Situasi hidup masyarakat di wilayah Keuskupan Agung Madang itu, juga dialami

oleh masyarakat yang hidup di Keuskupan Vanimo. Sampai 10 tahun yang lalu, kota

Vanimo, yang merupakan ibukota Sandaun Privince adalah kota yang paling ter

belakang dibandingkan ibukota-ibukota propinsi lain di Papua New Guinea. Tak

banyak kendaraan berseliweran di jalan-jalan. Apalagi masyarakat propinsi ini yang di

kampung-kampung pedalaman sangat terisolir. Pelayanan pendidikan dan kesehatan

dari pemerintah juga sangat minim. Dalam hal pendidikan dan kesehatan ini Keuskup

an Vanimo mempunyai andil besar. Sejak 40 tahun yang lalu, ketika Papua New

Guinea masih daerah koloni Australia, di setiap paroki pedalaman ada juga sekolah

dasar dan klinik kesehatan, sehingga masyarakat pedalaman sangat terbantu. Tetapi

sejak sekitar 5 tahun yang lalu terjadi perubahan sangat cepat dengan masuknya

beberapa perusahaan logging milik Malaysia ke Sandaun Province. Dengan alat-alat

berat perusahaan-perusahaan logging Malaysia ini merambah hutan untuk membuat

jalan, dan akhirnya membabat kayu-kayu balok di hutan lalu diekspor ke luar negeri.

Page 20: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

18

Page 21: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

19

Para penduduk pedalaman yang memiliki hutan yang di babat kayunya juga meng

alami perubahan sangat drastis. Banyak penduduk kampung juga direkrut untuk men

jadi karyawan perusahaan. Masuknya perusahaan - perusahaan logging ini membawa

dampak positif dan negatif.

Dampak positifnya:

- penduduk pedalaman yang dilewati jalan perusahaan sudah tidak terisolir lagi,

- mempermudah bagi kami para imam untuk melayani umat di kampung-

kampung pedalaman

- kebanyakan kampung yang hutannya sudah dibabat oleh perusahaan logging

sudah terlihat ada beberapa mobil kokoh dobel gardan yang merknya Land

Cruiser dibeli dengan uang royalti yang mereka terima,

- di basecamp-basecamp ada klinik dan ada penerangan listrik 24 jam,

- penduduk bisa numpang kendaraan perusahaan bila kadang-kadang mau ke

kota.

Dampak negatifnya:

- hutan mereka lama-kelamaan menjadi gundul, walau beberapa area ditanami

lagi, tetapi masih harus menunggu 100 tahun untuk tumbuh, itu saja kalau di

rawat,

- banyak penduduk yang dulunya rajin berkebun, berburu, akhirnya menjadi

malas, dan hanya bolak-balik ke kota tanpa tujuan, numpang kendaraan

perusahaan,

- setiap forthnight, yakni gajian 2 mingguan, uang yang mereka terima sebagian

besar untuk membeli minuman keras, entah itu bir ataupun brandy,

- ketika mereka menerima royalty dalam jumlah yang besar, mereka kurang

memikirkan masa depan, kebanyakan mereka lagsung beli mobil Land Cruiser,

yang kebanyakan setelah 2 atau 3 tahun mobil itu ndongkrok di kampung

karena tak ada biaya untuk membeli spare part dan memperbaiki, karena uang

nya sudah habis untuk minum

- banyak anak-anak campuran lahir karena perkawinan kontrak antara pekerja-

pekerja Malaysia, beberapa pekerja Indonesia dan Filipina dengan perempuan

Papua New Guinea. Setelah kontrak kerja dengan perusahaan habis, perempuan

-perempuan dan anak-anak mereka ditinggalkan dengan diberi sedikit uang

kompensasi.

Herannya, balok-balok kayu terangkut terus dengan tongkang-tongkang besar ke luar

negeri, dan uang royalty juga dibayarkan ke penduduk pemilik hutan serta pajak di

bayar ke pemerintah, tetapi tak banyak penduduk yang berkecukupan dalam kebutuhan

hidup mereka. Rumah-rumah mereka kebanyakan masih rumah panggung dengan

kerangka bangunan kayu lunak dan beratap daun sagu, yang setelah sekitar 6 tahun

keropos dan harus dirobohkan dan buat baru lagi.

Tentang praktek hidup menggereja, standard mereka masih di atas orang-orang

katolik di Eropa, tetapi di bawah orang-orang katolik di Indonesia. Di pedalaman, anak

-anak yang masih sekolah masih bisa dikontrol oleh orang tua mereka dan sebagian

Page 22: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

20

besar masih pergi ke gereja, tetapi yang sudah putus sekolah, baik laki-laki maupun

perempuan, hanya sekitar 10 % yang ke gereja. Sedang ibu-ibu sekitar 60 % yang ke

gereja, bapak-bapak 30%. Tetapi herannya umat katolik yang tinggal di kota masih

bagus hidup menggereja mereka.

Pada umumnya di satu pihak umat katolik masih bangga dengan kekatolikan me

reka, tetapi di lain pihak sangat sulit diajak berpikir untuk maju. Keuskupan - Keuskup

an sudah sejak 20 tahun yang lalu mulai menggalakkan pertemuan-pertemuan di

paroki-paroki untuk mengajak umat setapak-demi setapak supaya berpartisipasi hidup

menggereja untuk menuju paroki mandiri. Tetapi sampai sekarang pun hanya kira-kira

10 % umat bisa memenuhi kebutuhan paroki, yang 90% para uskup harus memeras

pikiran untuk memenuhi kebutuhan paroki-paroki. Itulah tantangan yang masih terus

dihadapi oleh Gereja di Papua New Guinea. �

Pohon terang memang indah, kerlip lampu yang bergantungan

membuat natal menjadi begitu hidup, tapi apa artinya

semuanya itu kalau kerlip pohon terang itu tak mampu

menyinari hati kita yang gelap?

Page 23: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

21

“Ngaturaken Sugeng Natal 25/12-14 Lan Warso Enggal 1/1-15”

Page 24: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

22

Kenangan Pesta Perak Gereja

25 tahun adalah waktu yang cukup lama untuk bertumbuh kembang bagi Gereja

Santo Paulus - Sendangguwo, sebuah gereja yang berada di tengah lingkungan

pemukiman penduduk, yang oleh para sesepuh gereja sering diistilahkan sebagai

“gereja kampung”. Perjuangan dan jerih payah para penggagas dan penyantun untuk

mendirikan sebuah gereja yang mandiri, dan berbuah berkat kini telah nampak dalam

bentuk fisik maupun jumlah umat yang terus berkembang sejalan dengan bertambah

nya waktu.

Para gembala gereja pun telah silih berganti melayani umat di paroki Santo Paulus,

demikian pula para pengurus gereja yang terbentuk dalam Dewan Paroki. Para

petugas, pelayan liturgi ber-regenerasi ke kaum muda penerus, mulai dari putra-putri

altar (misdinar), lektor, pemazmur dan sebagainya. Symponi kehidupan menggereja

inilah yang telah diperingati secara meriah dalam kesederhanaan, “Pesta Perak Gereja

Santo Paulus”.

Berbagai kegiatan dilaksanakan guna menyemarakkan bulan pesta yang istimewa

ini. Mulai dari ‘Sepeda Gembira’ (Fun Bike) yang mengambil route mengunjungi

Kapel-Kapel yang ada di paroki kita, Pengobatan Gratis, Seminar Santo Paulus yang

mengambil tema: “Berbeda,...Siapa Takut?”, ada Pasar Murah; dalam pasar murah

tersebut dijual beraneka makanan dari usaha umat. Seusai Misa, umat dapat menikmati

makanan yang tersedia. Disamping itu juga disediakan sembako murah senilai Rp.

50.000,- yang dapat dibeli umat dengan harga Rp. 25.000,-; dengan menukar kupon

yang telah dibagikan melalui Ketua Lingkungan. Ada pula pementasan Wayang

Wahyu, dan rangkaian acara pesta ditutup dengan kegiatan Donor Darah. Sebagai

puncak acara, dilaksanakan Misa Syukur 25 tahun Gereja, yang dilanjutkan dengan

pesta umat - santap malam bersama. Pada akhir Misa Syukur pun ada acara

pemotongan Tumpeng Ulangtahun oleh Romo Kepala Paroki, Rm. MC Sadana

Hadiwardaya, MSF yang memberikan potongan tumpeng kepada Bp. Guntur Binawan

mewakili generasi penerus gereja. Dan berkat dari Tuhan pun melimpah; setelah umat

berpesta dalam suasana ‘sumuk’, hujan pun turun mengguyur dengan sangat derasnya,

sehingga terjadi genangan air dimana-mana seputar area pesta umat.

Patut kita apresiasi kinerja panitia peringatan yang dikomandani oleh Bp. Ign. L

Suyadi, sehingga acara-acara dapat berlangsung dengan baik, khususnya pada saat

pesta umat, dapat dikatakan tidak ada lagi umat yang tidak kebagian konsumsi, tidak

terjadi kerumunan yang berarti bagi umat pada saat antre makanan, dan kesiapan para

petugas konsumsi yang tidak telat waktu, serta pelayanan yang terbilang cukup cepat.

Satu lagi yang menjadikan acara pesta luar biasa adalah dengan digelarnya

“Wayang Wahyu“ yang dibawakan oleh para mahasiswa ISI Surakarta, dengan dalang

Ki Blasius Subono, SKar. MKar. Umat yang hadir sekitar 200 orang, ada suster, romo

dan bahkan bruder Frans Sugi, FIC yang penggemar dan pemerhati Wayang Wahyu,

gayeng menikmati acara sambil wedhangan yang disediakan ibu-ibu paroki. Yang

mengagumkan, selain ki dalang yang bukan sembarang dalang (bergelar Magister

Karawitan) para niyaga dan pesinden pun tidak kalah mentereng. Selain ada yang

Page 25: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

23

Fun Bike

Ayoo obatnya disiapkan bu..

Seminar Santo Paulus

Bazaar

dalam tahap skripsi, ada juga yang dalam tahapan mengambil S2 Seni Karawitan.

Wuiihh... Penonton pun ikut dibuat riuh ketika saat adegan ‘goro-goro’ , “Ki Wasino”

dan “Ki Suyadi” (pak Wasino dan pak Suyadi) didawuhi untuk ‘nembang’ oleh Ki

Dalang.

Disamping acara gembira seperti Fun Bike, pesta umat dan wayangan, panitia pun

tidak lupa menyelenggarakan kegiatan sosial karitatif seperti pengobatan gratis yang

dilaksanakan di SMP PL Bonifasio - Muktiharjo Kidul, penjualan paket sembako

murah di gereja pada saat Bazaar dan donor darah di bangsal pastoran.

Waktu telah berlalu, pesta telah usai, tenda telah dilipat kembali. Yang ada kini

tinggal kenangan yang tertanam di ingatan kita bersama, untuk lebih bersemangat

dalam kehidupan menggereja yang berpaguyuban, saling berbagi kasih dan tangguh

serta misioner seperti Santo Paulus teladan kita. � Yunus Waas.

Kortimja KomSos

Silver

Anniv

ersary

Saya sakit apa pak dokter?....

on the

shot ....

Page 26: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

24

Wayang Wahyu

Darah saya manis lho mbak ...

Paket sembako murah

Laris manis....

Donor darah

Yang seger.. yang seger ...silahkan bu..

Silver Anniversary on the shot ....

Penyerahan tokoh wayang St. Paulus kepada Ki Dalang

Page 27: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

25

Minta kuahnya bu ....

Duduk dimanapun asyik...

Standing Party

Syukur atas berkat Tuhan.....

Pesta Umat

Tumpeng untuk generasi penerus

Rm. Kus nyanyi ....

Misa Syukur Ulangtahun

Page 28: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

26

Page 29: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

27

Lima Menit yang Berharga Oleh: Aoirisuka

Kisah ini merupakan fiksi yang mengindikasikan salah satu kerugian merokok. Feel

free to read, feel free to choose.

Jauh sebelum aku sekarat, aku selalu ingin berjumpa dengan putraku yang selama

bertahun-tahun tinggal di luar negeri. Bahkan, bertemu dengannya adalah nomor 1

dalam daftar keinginan yang ingin kupenuhi sebelum aku meninggalkan dunia ini.

Usiaku sudah sangat senja di hari tubuhku terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

Seluruh anggota keluarga-besarku sudah berada di sisiku, menenangkanku ketika ajal

menjemput sewaktu-waktu.

Aku punya 2 anak: seorang putra dan seorang putri. Putriku tinggal di kota yang

sama denganku sehingga aku bisa bertemu dengannya kapan saja. Sedangkan putraku

bekerja-berkeluarga-tinggal di negeri yang jauh. Ia sungguh sibuk hingga aku sudah

merasa bersyukur hanya dengan mendengar suaranya lewat telepon di setiap akhir

pekan.

Di saat-saat akan kutinggalkan raga,

harapan terbesarku adalah masih sempat

melihat kehadiran putraku di ruangan

rumah sakit itu. Bagaimana pun, aku

sangat rindu padanya karena kami telah

tak bertemu selama 5 tahun. Seiring

detik, aku merasakan kelemahan fisik

yang semakin parah. Pada akhirnya aku

pun berpulang, dan itu terjadi sebelum

aku sempat melihat putraku untuk

terakhir kalinya.

Jiwaku yang terlepas dari raga se

makin jauh meninggalkan dunia fana. Saat aku sampai di tempat kujumpai malaikat,

malaikat itu berbicara denganku. Ia bertanya apa kah ada keinginanku yang belum

terpenuhi selagi hidup. Aku membenarkan dengan mengungkapkan keinginanku

bertemu dengan putraku. Tetapi ternyata keinginan ter akhir itu tak bisa terwujud.

Malaikat itu pun memperlihatkan kepadaku apa saja yang terjadi di jam-jam sebelum

aku meninggal. Dan aku pun terkejut.....

Beberapa jam yang lalu putraku tampak bergegas ke bandara ditemani sang istri

yang asli orang Belanda. Di bandara Negeri Tulip itu, penerbangan menuju Indonesia

mengalami delay selama sejam dikarenakan suatu alasan. Rasanya aku ada di sana,

dengan seorang malaikat yang mendampingiku. Kucoba menyerukan nama putraku

dan istrinya, namun mereka tak bisa mendengarku. Setelah yang kedua, aku tak ber

seru-seru lagi untuk ketiga kalinya. Aku tahu, di duniaku yang sekarang aku hanya

seolah-olah ada di hadapan putraku.

Aku melihat putra dan menantuku duduk dengan gelisah di kursi pesawat dalam

Page 30: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

28

perjalanan menuju negriku. Sesampainya di bandara ibukota, ia mencari taxi untuk

menuju rumah sakit di mana aku yang masih hidup sedang berbaring. Ketika ia duduk

di kursi penumpang, dapat kudengar putraku memintaku untuk bertahan sedikit lebih

lama hingga ia tiba. Memasuki lalu lintas ibukota negara yang keras, putraku tak luput

dari kemacetan. Karena taxi sampai berhenti nyaris tanpa bisa bergerak, putraku meng

gandeng istrinya dan berlari menyusuri jalanan. Jarak dari taxi berhenti ke rumah sakit

terbilang jauh, apalagi ditempuh dengan langkah kaki. Sementara itu di ruangan aku di

rawat, aku semakin lemas. Beberapa detik kemudian aku menutup mata. Aku me

nyesal atau menyayangkan kedatangan putraku pada lima menit berikutnya. Ketika ia

melihatku, aku sudah tiada. Ia pun menangis lepas, membuatku yang menyaksikannya

juga ikut meneteskan air mata.

Malaikat di sampingku memberitahuku, bahwa sebenarnya atau seharusnya, aku

punya lima menit terakhir untuk melihat putraku di ruang rumah sakit itu. Mengapa

hal itu tak terjadi? Karena aku telah kehilangan lima menitku yang berharga oleh

karena kesalahanku sendiri di masa lampau. Dan itu semua disebabkan oleh sebatang

rokok. Sewaktu aku muda, aku adalah pemuda yang bersih dari rokok. Dulu aku

pernah menghisap habis 1 batang rokok yang merupakan satu-satunya rokok yang ku

sentuh seumur hidupku. Aku tak merasa cocok dengan rokok, sehingga aku tak me

lanjutkan kegiatan itu lagi. Tapi tak kusangka rokok satu-satunya itu - yang hanya

selinting kecil – justru perenggut waktuku yang berharga. Katanya setiap menghisap

sebatang rokok, usia akan berkurang 5 menit.

Mendengar penjelasan malaikat itu, aku hanya dapat menggeleng kuat-kuat disertai

cucuran air mata yang tak ragu mengaliri kedua pipiku. Siapa sangka, hanya gara-gara

sebatang rokok yang mencuri 5 menitku itu, aku jadi tak berkesempatan melihat putra

ku untuk yang terakhir kali. Aku merasa menyesal. Bukan hanya karena tak sempat

melihat kehadiran putraku, namun juga karena segala perjuangan putraku untuk

menemuiku di rumah sakit jadi tak berbuah. Andai aku punya 5 menit lagi, andai bisa

kuulang waktu....

Note: wawasan tentang ‘usia yang berkurang 5 menit setiap menghisap sebatang

rokok’ saya tahu dari buku memoar “Mom, I’ll Come Again” yang ditulis oleh Hong

Young Nyeo. �

Jarak paling jauh antara masalah dengan solusi

hanyalah sejauh lutut dengan lantai. Orang

yang berlutut pada Tuhan bisa berdiri untuk

melakukan apapun !

Page 31: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

29

Mengenal Orang Kudus

Santo Basilius Agung Uskup, Pengaku Iman dan Pujangga Gereja.

Basilius Agung lahir pada tahun 329 di

Kaesarea, ibukota provinsi Kapadokia di Asia

Kecil. Ia berasal dari keluarga Kristen yang

saleh. Kedua orang tuanya yaitu Basilius Tua

dan Emmilia beserta neneknya - Makrina Tua

diakui dan dihormati pula oleh Gereja sebagai

orang kudus. Demikian pula Makrina Muda dan

kedua adiknya: Gregorius dari Nyssa dan Petrus

dari Sebaste.

Basilius dididik oleh ayahnya dan neneknya -

Makrina Tua. Pendidikan ini menumbuhkan

iman yang kokoh dan murni dalam dirinya. Basilius kemudian melanjutkan pendidikan

nya di Konstantinopel dan Athena. Di Athena ia menjalin persahabatan dengan

Gregorius dari Nazianze, teman kelasnya. Setelah menamatkan pendidikannya dengan

cemerlang, ia kembali ke Kaesarea dan menjadi pengajar retorika (ilmu pidato). Dalam

waktu singkat, namanya sudah dikenal luas, ia bangga atas prestasi ini dan kemasyhur

an namanya, dan senang mendengar pujian orang. Oleh karena itu, lama kelamaan ia

menjadi sombong dan cenderung mencari hormat duniawi. Namun atas pengaruh

kakaknya -Makrina Muda- dan kedua adiknya, ia mulai tertarik pada corak hidup

membiara. Ia lalu berhenti mengajar dan berangkat ke Mesir, Palestina, Syria dan

Mesopotamia untuk mempelajari corak hidup membiara. Sekembalinya dari perjalanan

itu, ia bersama adiknya -Petrus Sebaste membangun sebuah biara pertapaan di Pontus.

Di tempat itu ia bertapa dan menjalani suatu kehidupan yang keras bersama beberapa

orang rekannya. Aturan hidup membiara di Pontus mengikuti contoh dari Santo Pako-

mius dari Mesir. Kehidupan membiara yang dibangunnya merupakan bentuk kehidup

an membiara yang pertama di Asia Kecil. Oleh karena itu Basilius digelari sebagai

‘Bapa perintis hidup membiara di Gereja Timur’. Di Gereja Barat, pengaruh Basilius

dikenal melalui Santo Benediktus pendiri ordo Benediktin dan Abbas Biara Monte

Kasino.

Pada tahun 370, Basilius diangkat menjadi Uskup di Kaesarea, menggantikan

Uskup Eusebius. Ia dikenal sebagai seorang uskup yang berwatak tegas dan bersema

ngat. Kepandaian, kesucian dan kerendahan hatinya menjadikan dia seorang tokoh

panutan bagi umatnya dan uskup-uskup yang lain. Selain giat membela kebenaran

ajaran iman Kristiani terhadap serangan kaum Arian, Basilius juga memperhatikan

kepentingan umatnya, terutama mereka yang miskin dan melarat. Karya sosial yang

dirintisnya amat luas dan modern. Kaum kaya yang tidak mempedulikan sesamanya

yang miskin dan melarat dikecamnya habis-habisan. Ia membangun sebuah rumah

sakit (namanya : Basiliad ) untuk menampung orang-orang sakit yang miskin.

Page 32: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

30

Untuk membela dan mempertahankan kebenaran ajaran iman kristiani terhadap

ajaran sesat Arianisme, Basilius menerbitkan banyak tulisan teologi. Kecuali itu, ia

juga menerbitkan buku-buku liturgi dengan berbagai pembaruan. Dari antara ribuan

surat yang ditulisnya, masih tersimpan 200 buah surat hingga kini. Dari surat-surat itu

kita dapat mengetahui kepribadian Basilius sebagai seorang yang mahir, pandai dan

beriman. Meskipun badannya amat kurus karena hidup tapa yang keras dan penyakit,

namun semangat pelayanannya tak pernah pudar. Ia pun tetap ramah dan rendah hati

kepada semua umat-Nya.

Basilius meninggal dunia pada tanggal 1 Januari 379. Ia diberi gelar “Kudus” dan

dihormati sebagai pujangga Gereja. �

Just a joke...

KHOTBAH PUN BERANTAKAN Seorang pendeta membuat rencana khotbahnya hal pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis. Ia ingin memvisualisasikan penampakan Roh Kudus

yang seperti burung merpati. Lalu ia membeli burung merpati dan malamnya

ia berkata kepada anaknya yang berumur 6 tahun. “Besok pagi ayah mau

berkhotbah….., nanti pada saat ayah berkata “maka turunlah Roh Kudus seperti burung merpati”, kamu segera melepaskan burung itu ya”. Pada hari Minggu esoknya sang pendeta itu berkhotbah dengan penuh

semangat. Sampailah ia pada saat yang dinantikan ”...maka turunlah Roh Kudus seperti burung merpati”. Sambil tersenyum bapak pendeta menunggu anaknya melepas burung merpati itu ke dalam gedung gereja. Ternyata

nggak muncul-muncul juga si

burung merpati itu. Dengan lan-

tang lagi bapak pendeta berte-

riak, “….maka turunlah Roh Kudus seperti burung merpati” Tak disangka dari belakang

anaknya lari ke depan mimbar

sambil menangis meraung-raung

sambil berkata, “Ayaaaaah, Roh

Kudusnya di makan kucing…..”. �

Page 33: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

31

Page 34: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

32

Mengenal Sosok Romo Paroki St. Paulus - Sendangguwo

Marcelinus Moi, MSF Sebuah kisah….

Saya dilahirkan di Hoelea-Lembata pada tanggal 23 Maret 1979 sebagai anak ke

enam dari buah kasih Maksimus Aleu dan Susana Kewa. Di rumah saya dipanggil

dengan nama kecil Marmo sedangkan di biara saya lebih dikenal dengan panggilan

Marcel / Moi. Ketertarikan menjadi romo tumbuh sejak kecil dan awalnya tertarik

dengan romo paroki saat itu yang kalau ke stasi bisa naik motor, kadang - kadang naik

kuda, kalau sore hari sering ajak anak-anak pergi tembak burung; saya termasuk yang

sering ikut meski tak pernah rasakan hasil buruan romo he..he..he..

Selepas SMP di tahun 1995 saya ikut tes masuk seminari dan diterima, tetapi saya

memilih bersekolah di SMA biasa. Selama di SMA benih panggilan kembali bersemi,

akhirnya saya memutuskan masuk seminari Berthinianum di Salatiga (1998). Tahun

1999 saya diterima di Novisiat dan 21 Juli 2000 mengikrarkan kaul I di Banteng,

Yogyakarta. Saya menjalani masa TOP di Papua New Guinea (PNG) di tahun 2003-

2005, menjalani tahun khusus di Paroki St. Paulus - Kleco di tahun 2007-2008. Saya

mengikrarkan kaul kekal di gereja Banteng pada tanggal 21

Juli 2008. Menjalani tahun diakonat di Paroki St. Petrus -

Purwosari dan tanggal 21 Juli 2009 menerima tahbisan imam

di gereja Banteng oleh Mgr. Ign. Suharyo, Pr; dengan motto

tahbisan diambil dari 2Kor 6:4 “Dalam segala hal kami

adalah pelayan Allah”. Dasar dari motto tahbisan saya

adalah kegigihan Paulus dalam pelayanannya. Paulus mere-

fleksikan karya pelayanannya sebagai ambil bagian dalam

karya Allah yang adalah kasih. Karunia Allah yang tidak

boleh disia-siakan. Sebagai pelayan Allah yang tidak mem-

beri batu sandung an bagi orang lain, tetapi sebagai seorang

pelayan yang berjiwa misioner, kesiapsediaan untuk memberikan diri dalam situasi

apa pun bagi kemuliaan Allah. Warisan Paulus inilah yang menginspirasikan saya un-

tuk ambil bagian dalam menjawab undangan Allah, mengabdikan diri bagi Allah me-

lalui karya tarekat MSF. Saya menyadari sungguh bahwa proses untuk menuju keman-

tapan hati ini bukannya sekali jadi atau muncul secara tiba-tiba. Ini telah berlangsung

dalam rentang waktu yang panjang. Dan seperti Paulus, saya pun boleh mengatakan

bahwa proses ini adalah sebuah rahmat Allah sendiri.

Karya pastoral...

Saya memulai karya pastoral di Paroki St. Gabriel - Nunukan, Kalimantan Timur

(sekarang prop. Kalimantan Utara). Nunukan termasuk daerah perbatasan yang adalah

pintu masuk ke Tawau, Malaysia Timur. Paroki St. Gabriel - Nunukan memiliki

wilayah yang cukup luas, dengan 18 stasi dan terbagi dalam 3 pulau (Nunukan, Kali-

mantan, Sebatik), sehingga untuk sampai ke stasi-stasi terkadang harus melintasi laut

Page 35: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

33

dan sungai, bahkan salah satu stasi harus ditempuh dengan pesa-

wat. Dengan kondisi geografis yang demikian maka untuk jalan

kaki 2-3 jam adalah hal biasa, terutama ketika mengunjungi stasi

-stasi yang berada di Pulau Sebatik. Di Pulau Sebatik ini juga

(separuh Indonesia, separuh Malaysia), kami melayani umat

yang tinggal di perkebunan kelapa sawit yang daerahnya masuk

wilayah Malaysia. Untuk masuk di wilayah Malaysia ini kami

tak perlu passport, tak perlu ijin alias kucing-kucingan. Sore be

rangkat, malam pulang, toh tidak ada yang patroli di tapal batas

ini. Bahkan sebagian warga yang tinggalnya di Indonesia tetapi

kerja di perkebunan Malaysia, pagi berangkat kerja, sore pulang. Ada 1 rumah umat

Katolik di daerah perbatasan yang ruang tamunya masuk Indonesia, dapurnya sudah

masuk Malaysia. Nunukan juga dikenal dengan daerah transit TKI. Sering kami juga

melayani umat Katolik yang ada di Malaysia (Tawau, Kinabalu, dll). Mayoritas umat

Katolik berasal dari daerah Flores, maka tidak mengherankan budaya timur sangat

mewarnai hidup menggereja di paroki ini. Misalnya, bila ada baptis, Komuni I atau

perkawinan, pasti ada pesta. Semalam suntuk orang akan menari, berjoget, dansa; ter-

kadang pastornya ikut juga.

Setelah 2 tahun di Nunukan, per 10 Juli 2011 saya pindah tugas ke Paroki St. Yosef

Pekerja - Juata Permai, Tarakan. Paroki ini baru diresmikan tanggal 10 Juli 2011 dan

menjadi paroki termuda (paroki ke 15) di Keuskupan Tanjung Selor. Paroki ini mem-

Page 36: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

34

bawahi 4 stasi dan juga melayani para pekerja di perusahaan batubara. Meskipun jum-

lah stasinya sedikit tetapi tersebar di 4 kabupaten (Tarakan, Tanah Tidung, Bulungan

dan Nunukan). Hal menarik yang hidup di paroki ini adalah semangat kekeluargaan

dan gotong-royongnya. Secara finansial tidak menonjol, tetapi semangat umat untuk

kerja bakti di gereja luar biasa. Pembuatan parit, pagar gereja, lapangan volley, dibuat

sendiri oleh umat dengan gotong royong. Guyubnya umat juga terlihat ketika ada acara

bersama di gereja, misalnya ketika ulang tahun gereja, umat basis / lingkungan me

nyediakan sendiri makanan dan dibagi bersama, menjadi pesta rakyat.

Per 1 Agustus 2014, saya mendapat SK untuk berkarya di Paroki St. Paulus Sen-

dangguwo. Ini merupakan pengalaman pertama berkarya di KAS. Situasi yang ber-

beda dengan pengalaman menjalani 5 tahun berpastoral di Keuskupan Tanjung Selor.

Maka yang saya tanamkan dalam diriku saat ini adalah terus belajar dengan dinamika

dan gaya berpastoral di KAS. Kurang lebih 5 bulan di KAS khususnya di Paroki St.

Paulus - Sendangguwo, perlahan saya mulai belajar mengikuti arah pastoral KAS yang

bagiku sungguh dinamis. Paroki ini menurut saya sangat hidup, dinamis dan bagiku

adalah lahan karya pastoral pertama bagi saya yang “pas” untuk belajar arah pastoral

di KAS. Saya merasa senang dan gembira berada di tempat yang baru ini, dan akan ber

usaha membangun semangat sukacita dalam pelayan dan membangun kerjasama yang

baik dengan rekan imam yang lain serta dengan umat. Saya yakin dan percaya, ke

gembiraan dan ketulusan dalam melayani menjadikan hidupku berkat bagi umat mau

pun komunitasku. �

Page 37: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

35

Kenangan Lingkungan St. Antonius - Plamongan Indah

ZIARAH KE SENDANG SRININGSIH

Bulan Oktober sangat efektif untuk perjumpaan antar umat lingkungan dalam doa

rosario bersama. Seperti tahun-tahun sebelumnya, umat Lingkungan St. Antonius -

Wilayah Alexandria - Plamongan Indah, menutup bulan Rosario dengan menyelengga-

rakan ziarah. Kali ini kami sepakat ziarah ke Sendang Sriningsih dan Candi Hati

Kudus Yesus - Ganjuran.

Minggu, 16 November 2014 kurang lebih pukul 06.30 kami berangkat meninggal-

kan perumahan Plamongan Indah dengan hati penuh syukur karena selama bulan

Rosario kami semua telah berdevosi bersama, walaupun rata-rata kehadiran umat di

setiap acara devosi kurang dari 50 %. Kurang lebih 4 jam perjalanan kami tempuh

dengan sebuah bus kecil. Pukul 11.00 kami tiba di Sendang Sriningsih. Sekalipun

musim hujan telah tiba, suasana gersang dan panas di lereng perbukitan itu masih sa

ngat kami rasakan. Suasana panas terik ditambah dengan pemandangan pepohonan

yang meranggas kering melengkapi nuansa panas dan gersangnya siang itu. Namun

sekalipun panas serasa membakar tubuh, tidak mengurangi semangat rombongan kami

untuk menapak bersama, naik perbukitan sambil doa jalan salib. Dengan sedikit ngos-

ngosan (maklum kami semua rata-rata over sek, alias di atas seket tahun), kami

menikmati setiap anak tangga dalam jalan salib. Kami membayangkan, bahwa gerah

yang kami alami saat ini tak sebanding dengan gerahnya Yesus pada saat menjalani

hukuman, memanggul salib naik ke bukit Golgota.

Pemberhentian demi pemberhentian kami jalani, akhirnya kami sampai pada pun-

cak dan mengakhiri renungan jalan salib. Sungguh sebuah karya Tuhan yang agung, di

atas perbukitan yang tandus dan gersang tumbuh dua pohon beringin besar yang rin-

dang dan sejuk, menyejukkan hati setiap orang yang berdoa di depan patung Bunda

Maria. Air yang tidak pernah habis mengalir, menyegarkan dan meciptakan hawa se-

juk di sekitarnya. Ya, itulah gambaran Sendang Sriningsih, sekalipun musim kemarau,

yang menjadikan kering di dasar

perbukitan itu, namun di puncak

bukit di mana patung Bunda Ma

ria berada, kesejukan dapat di

rasakan terus menerus tanpa hen

ti, maka tak heran setiap saat ter

lebih bulan Mei dan Oktober,

banyak umat yang berdoa dan

ziarah di Sendang Sriningsih ini.

Tak terasa arlojiku sudah

menunjukkan pukul 13.45, saat

kami harus turun bukit menerus

kan perjalanan yang sudah kami

rencanakan, yaitu ke Candi Hati

Page 38: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

36

Kudus Yesus - Ganjuran. Didukung dengan kelancaran perjalanan, hanya dalam waktu

kurang lebih 1 jam kami sudah sampai di lokasi. Sambil melepas lelah terlebih dahulu

sebelum berdoa, anggota rombongan melaksanakan aktivitas masing-masing: ada yang

tiduran, ada yang langsung mandi, ada yang sekedar jalan-jalan sambil melepaskan

lelah. Sore itu tidak banyak umat yang datang ke lokasi ziarah. Kami berdoa secara

pribadi di depan Candi Hati Kudus Yesus, kemudian ada yang meneruskan ke ruang

Adorasi Sakramen Maha Kudus.

Tepat pukul 16.00, bersama umat lainnya, kami mengikuti perayaan Ekaristi di

gereja mengakhiri kegiatan ziarah ini. Kali ini dalam Ekaristi tidak ada homili, karena

dibacakan Surat Gembala Bapa Uskup Agung Semarang terkait persiapan Tahun Pang

gilan 2015. Hanya satu tawaran yang dilontarkan oleh Imam, maukah kita menanggapi

ajakan Bapa Uskup bagi keluarga untuk mempersiapkan anaknya menanggapi panggil

an menjadi Imam, bruder, suster. Atau bagi kaum muda untuk berani menyerahkan

dirinya menanggapi panggilan suci ini. Sebagian besar umat menanggapinya dengan

senyuman manis saja.

Perayaan Ekaristi selesai kurang lebih pukul 17.15, hujan deras menemani kami

semua menuju bus, dan perjalanan pun dimulai untuk pulang ke Semarang. Terima

kasih Bunda Maria, dan Hati Kudus Putramu. �

( Jodi )

Page 39: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

37

RAHISA RAHISA RAHISA RAHISA (ziaRAH wISAta)

oleh : Priska Yohanita

Bulan Mei dan Oktober merupakan bulan untuk melaksanakan devosi (penghor

matan) kepada Bunda Maria. Selain doa Rosario, salah satu devosi yang kita kenal

adalah dengan mengadakan /mengikuti ziarah ke Gua Maria.

Umat Lingkungan St. Fransiskus Xaverius - Wilayah Antiokhia, dalam bulan Okto-

ber tahun ini juga ingin melakukan ziarah dan berdevosi ke Gua Maria Puh Sarang,

Kediri dibawah pimpinan Bp. FX. Kasiman, yang diselenggarakan Sabtu-Minggu, 25-

26 Oktober 2014.

Sabtu, pukul 07.00 rombongan berangkat dari Semarang menuju Kediri mengguna-

kan bus ‘Semeru’ dengan jumlah peserta 23 orang, yang terdiri dari 18 orang umat

Lingkungan St. Fransiskus Xaverius dan 5 orang dari luar lingkungan, diawali dengan

berdoa bersama yang dipimpin oleh mbak Unik. Di tengah perjalanan kami berdoa

Rosario bersama, dipimpin oleh Bp. YB. Suwoto, peserta dari lingkungan St. Petrus

sekaligus Ketua Wilayah Antiokhia. Pukul 16.00 kami sampai di Hotel Bismo tempat

kami menginap. Setelah istirahat dan mandi, kami jalan-jalan bersama di sekitar hotel,

menelusuri alun-alun Kediri, ke Mall dan tak lupa juga untuk membeli oleh-oleh khas

Kediri.

Sekitar jam 19.30 kami menikmati makan malam dengan berbagai macam menu di

alun-alun Kediri. Setelah makan malam, rencananya akan melakukan ibadat malam

bersama di hotel, tetapi karena tidak adanya tempat yang memungkinkan untuk mela-

kukan ibadat malam di hotel, maka acara diisi dengan acara bebas. Sebagian peserta

ziarah memilih untuk tidur, dan sebagian lagi memilih untuk berjalan-jalan di sekitar

hotel.

Hari Minggu pagi, sehabis mandi pagi kami dapat menikmati udara yang sejuk di

Kota Kediri. Tidak seperti di Semarang, walaupun pagi hari terasa gerah. Untuk meng

isi waktu sebelum sarapan, banyak yang ngobrol “ngalor-ngidul”. Setelah makanan

siap, kami pun sarapan bersama berupa nasi goreng, soto dan segelas teh / kopi.

Kira-kira pukul 08.30 kami semua

telah berkumpul di bus dan berdoa

dipimpin oleh Ketua Panitia Bp. FX.

Kasiman untuk kemudian menuju

Puh Sarang. Setelah menempuh per-

jalanan sekitar 30 menit, sampailah

kami di Gereja Santa Maria Puh

Sarang yang terkesan kuno dan antik.

Gereja yang berada di kaki gunung

Wilis, tepatnya, di Desa Puh Sarang,

Kecamatan Semen, Kabupaten

Page 40: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

38

Page 41: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

39

Kediri, Jawa Timur ini memang mempunyai daya tarik tersendiri dibanding gereja-

gereja yang lain. Betapa tidak, tempat ziarah yang elok dan indah itu tidak hanya seba-

gai tempat ziarah tetapi juga tempat wisata. Disana terdapat Gua Maria ‘Lourdes’ den-

gan patung Bunda Maria yang tingginya mencapai 3,5 meter yang dibangun tahun

1999, mirip dengan yang ada di Gua Maria Lourdes, Perancis. Ketertarikan para pe-

ziarah maupun pengunjung Puh Sarang, tak hanya tertuju pada gereja tua maupun Gua

Marianya, namun juga tertuju pada replika Jalan Salib, serta pondok Rosario. Berbeda

dengan Jalan Salib yang ada di dalam gereja-gereja, Jalan Salib di Puh Sarang dibuat

seperti Jalan Salib yang ada di Lourdes, dengan patung-patung sebesar manusia, jum-

lahnya ada sekitar 100 buah. Seperti halnya Jalan Salib yang ada di Lourdes, maka

Jalan Salib yang ada di Puh Sarang memiliki stasi ke-15 yang menggambarkan

Makam Kosong. Sambil menikmati keindahan replika Jalan Salib yang bagaikan ber-

lapis emas itu, kami semua melaksanakan doa jalan salib untuk merenungkan sengsara

dan wafat Tuhan Yesus Sang Juru Selamat kita. Dengan demikian kami tidak hanya

takjub terhadap karya manusia, tetapi juga takjub akan karya penyelamatan dan kasih

Allah yang mahabesar dalam menebus umat manusia, dengan mengurbankan Putera-

Nya sendiri.

Selesai doa Jalan Salib, kami menuju ke gereja untuk mengikuti misa pukul 11.00

bersama umat katolik Puh Sarang. Misa menggunakan bahasa Jawa termasuk lagu-

lagunya. Dalam homili, Romo berpesan

agar cinta kita kepada Tuhan harus total, se

perti Tuhan sendiri telah mencintai kita

secara total pula karena Tuhan sudah me

ngurbankan diri-Nya sendiri untuk menebus

dosa kita. Lewat bulan Rosario ini kita juga

diajarkan untuk berani berserah, pasrah

pada kehendak Tuhan yang pasti selalu ter

baik buat kita. Seperti Bunda Maria yang

berkata “jadilah padaku, menurut yang Kau

kehendaki”, kita pun juga harus semakin

percaya bahwa Tuhan pasti sudah memiliki rencana yang terbaik buat kita. Selesai

misa, kami sempat berdoa di Gua Maria kecil di samping gereja.

Setelah acara selesai, rombongan pun pulang ke Semarang sambil mencari oleh-

oleh sekaligus menikmati santap malam di Sragen. Akhirnya kami tiba di rumah

masing-masing sekitar pukul 00.45.

Semoga acara ziarah ini dapat semakin meningkatkan keimanan kita kepada Tuhan

dengan meneladan Bunda Maria dan berdoa Rosario di bulan Oktober ini. Semoga kita

juga semakin mendalami arti dari sikap kepasrahan yang dimiliki Bunda Maria terha-

dap rencana Tuhan, sehingga hidup kita dapat semakin terarah pada kehendak Tuhan

yang pasti selalu yang terbaik buat kita umatnya yang setia.

Terima kasih juga pada panitia ziarah Lingkungan St. Fransiskus Xaverius yang

telah bekerjasama dengan baik sehingga kegiatan ziarah ke Gua Maria Puh Sarang

tahun ini dapat berlangsung dengan baik dan lancar serta selamat. �

Page 42: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

40

Rekoleksi Prodiakon Pertapaan Rowoseneng, 20 - 21 September 2014

Belum lama ini para prodiakon Paroki St. Paulus - Sendangguwo mengadakan

kegiatan rekoleksi dengan mengambil tempat di Pertapaan Rawaseneng Temanggung.

Agenda yang seharusnya berjalan pada bulan Agustus itu baru dapat terlaksana pada

tanggal 20 - 21 September 2014, dan diikuti oleh 81 peserta dari 112 anggotanya.

Program rekoleksi ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan penyegaran

iman bagi para prodiakon yang bermuara pada harapan dapat memberikan dampak

yang signifikan pada kinerja maupun pelayanan mereka.

Rm. Marcelinus Moi, MSF (Rm. Moi) selaku

pembimbing rekoleksi, pada hari pertama mengajak

peserta untuk berdiskusi kelompok dengan meng

ambil topik bahasan mengenai “ Makna Tugas dan

Spiritualitas Seorang Prodiakon Paroki” serta

simulasi peserta sebagai pengurus paguyuban (Tim

Kerja) prodiakon dalam gagasan meningkatkan

kualitas pelayanan para anggotanya.

Hari kedua, setelah mengikuti ibadat pagi ber

sama para rahib Rowoseneng dan sarapan pagi, Rm. Moi memaparkan tentang hakikat

seorang prodiakon, dan mengibaratkan seorang prodiakon bagai sebuah pensil yang

harus selalu mengasah diri kembali agar menjadi

runcing melalui segala pengalaman hidupnya baik

susah maupun senang selama dalam pelayanan

nya. Dalam kesempatan ini juga diberikan

beberapa kasus praktis terkait penugasan seorang

prodiakon, juga beberapa permasalahan yang

dapat menjadi batu sandungan. Setelah sesi reflek

si pribadi, rekoleksi ditutup dengan perayaan

Ekaristi yang dipersembahkan oleh Rm. Kus dan

Rm. Moi.

Panitia rekoleksi mengucapkan banyak terimakasih kepada Rm. Sadana yang telah

menyetujui proposal program ini, juga para donatur yang secara spontan memberikan

sumbangsih demi lancarnya acara.

Semoga rekoleksi ini mampu mendorong

para prodiakon untuk melayani lebih baik lagi.

Berkah Dalem Gusti. �

disarikan dari LPJ Tim Kerja Prodiakon, Rekoleksi 2014

Yoseph Wibisono

Sekretaris Tim

Jangan lelah bekerja di ladang Tuhan

Serius menyimak

Perayaan Ekaristi

Page 43: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

41

Page 44: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

42

Pesta Kencana 50 th. Imamat

Rm. Ignatius Wignyosumarta, MSF ( 25 Juli 1964 - 25 Juli 2014 )

Minggu, 10 Agustus 2014 sore hari pukul 17.30, diselenggarakan Misa Syukur

Pesta Kencana 50 th. Imamat Romo Ignatius Wignyasumarto MSF, seorang romo

yang begitu dekat dan kita kenal bersama, pernah menggembala umat di Paroki Santo

Paulus - Sendangguwo dan di usia senjanya masih berkarya sebagai pastor rekan di

gereja yang sama. Suasana gembira dan syukur dari banyak umat yang hadir saat

prosesi perarakan para imam dan petugas liturgi memasuki ruang gereja. Diantara para

romo konselebran, tampak Romo Vika

ris Jendral KAS Rm. FX Sukendar, Pr

mewakili Bapa Uskup yang tidak

dapat ikut mempersembahkan misa

karena kondisi kesehatan beliau yang

kurang baik.

Gratia Dei sum id quod sum.(Berkat

Rahmat Allah aku menjadi seperti ada

ku sekarang). Motto tahbisan imam

yang dipakai oleh romo Wignya me

nunjukkan ketaatan dan serah diri

penuh kepada rencana Allah yang

membentuk, menempa dan mem

bimbing perjalanan hidup, pelayanan dan kesetiaan panggilan pria kelahiran Surakarta

76 tahun yang lalu ini. Romo yang semasa kecil akrab dipanggil dengan nama Warsito

ini juga dikenal memiliki pribadi yang halus, sabar, teliti, tulus, penuh kesungguhan

dan mudah bersaudara.

Setelah berkat pengutusan, Romo Wignya berjalan menuju ke depan gereja di

dampingi oleh Rm. Prasetyanta untuk menerima ucapan selamat dari umat yang telah

tak sabar menunggu. Secara bergantian, antri, umat bersalaman dengan romo Wig

yang nampak tersenyum ceria, bahkan be

berapa mengajak foto selfie. Umat juga

memperoleh oleh-oleh roti yang telah

disediakan cukup oleh panitia perayaan.

Di depan bangsal terdapat panggung

yang digunakan untuk acara hiburan

yang antara lain dibawakan oleh murid-

murid dari SDK Sang Timur. Tampak

hadir dalam deret kursi tamu undangan,

Bapa Uskup Mgr. J Pujasumarta, Romo

Vikep Rm. Ag. Luhur Pribadi Pr, para

Tiup Lilin Ulangtahun

Potong kuenya....

Page 45: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

43

romo MSF, Bruder dan Suster dari beberapa ordo

yang ada di Semarang. Yang istimewa pada saat itu

ternyata Rm. MC Sadana, MSF dan Rm B

Prasetyanta, MSF juga berulangtahun, sehingga

ketiganya didaulat naik ke panggung bersama dan

berdoa “make a wish” serta tiup lilin ulangtahun.

Kemudian bersama-sama memotong kue ulang

tahun. Potongan kue diberikan kepada Bapa Uskup

yang kemudian diberikan kepada Rm. Marcelinus

Moi, MSF, romo termuda yang sekarang bertugas di gereja kita. Pada kesempatan itu

Rm. Wig juga berkenan memberikan tanda asih kepada karyawan dan karyawati

gereja.

Acara di akhiri dengan foto bersama dan

makan malam serta ramah tamah.

Proficiat Romo. �

Tanda asih untuk karyawan gereja

Foto bersama

Page 46: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

44

Page 47: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

45

Catatan seorang petugas tatib :

Gerejaku Yang Selalu Luber .... oleh :Ch.S.Kitri, umat paroki St. Paulus

Seorang petugas tatib gereja St. Paulus kita, merasa bahwa salah satu peran tatib

adalah sebagai “penerima tamu” dalam acara misa / Ekaristi hari Minggu di gereja.

Tidak hanya sekedar bertugas, bersamir dan sebagai pemungut kolekte, lalu setelah

misa, ikut sibuk bersaksi dan menghitung duit kolekte di ruang bendahara. Sebagai

seorang “penerima tamu” yang baik, ia mematut diri untuk ramah tamah, wajah ter

senyum dan ringan hati mempersilakan dan mengantar tamu (umat) ke tempat duduk

yang masih kosong. Membantu tata tertib,

baik sebelum misa, saat homili, antrian

saat komuni, sampai saat “ite misa

est” (pengutusan).

Sebagai petugas tatib, berpeluang meng

amati suasana minggu di gereja, termasuk

umat yang selalu ‘luber’ di luar gereja.

Dan untuk sumbangan ke gereja, saya coba

omong-omong santai tentang visi umat ke

gereja.

Omong-omong dengan keluarga pertama. Mereka selalu ke gereja, cukup wak

tu, tak terlambat dan langsung ambil bangku plastik yang tersedia, lalu duduk jauh di

luar gereja, meskipun jelas di dalam gereja masih banyak tempat kosong. Tak peduli

homili romo terdengar jelas atau tidak. Keluarga ini berkomentar ringan; di dalam

gereja sumuk, bangkunya sesak, AC “nggak ngaruh”. (bisa-bisa memang bener juga

nih..... ). Keluarga pertama ini, memahami bahwa orang katolik wajib ke gereja, tetapi

mereka ke gereja lebih karena rikuh pada pamong lingkungan / tetangga, nggak enak

kepada boss kantor yang katolik juga.

Keluarga kedua, selalu rajin ke gereja setiap minggu. Masih suka terlambat

datang, pulang buru-buru. Datang, duduk, homili, kolekte, komuni, dan berkat diikuti

dengan standar. Kadang sedikit ngalamun, kalau khotbahnya ekstra panjang. Keluarga

ini memahami bahwa minggu ke gereja adalah kewajiban standar orang katolik.

Keluarga ketiga, selalu rajin ke gereja. Datang tepat waktu, sehingga selalu dapat

tempat duduk yang tetap di gereja. Datang full team, komplit sekeluarga bersama.

Pakaian yang rapi dan mengekspresikan rasa hormat. Kadang bawa buku teks homili,

yang mungkin sudah nyicil dibaca di rumah. Keluarga ketiga ini, memahami bahwa

misa sebagai karunia diundang ke perjamuan Tuhan.

Dari tiga keluarga tersebut, mana yang terbaik? Ketiganya adalah termasuk orang

katolik yang baik. Tetapi, tentu saja yang terbaik adalah keluarga yang ketiga. Lalu

apa yang membedakan ketiga keluarga tersebut? Bedanya adalah visi, pandangan,

Page 48: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

46

pemahaman mereka yang berbeda tentang misa. Sepintas perbedaan visi tersebut tidak

berpengaruh. Tetapi kalau kita lihat sikap perilaku mereka: ketulusan sikap, tanggapan

terhadap rangkaian acara Misa, kekhusukan berdoa sangat berbeda. Ada intensitas

perhatian yang berbeda. Perbedaan sikap batin yang signifikan. Keluarga pertama,

ketika berdoa, sekedar berguman saja, nggak bawa buku PS dan buku teks apapun.

Buka bekal makanan kecil untuk balitanya. Pakaian dan gayanya seperti hendak pari

wisata saja. Keluarga kedua, ambil teks misa, kadang cuma buat kipas-kipas saja.

Salam damai diucapkan dingin, tanpa senyum. Berdoa full, komplit, sambil masih

malu-malu lihat HP, lihat sms mungkin. Keluarga ketiga selalu berupaya masuk di

gereja, sessi konsekrasi sampai komuni menjadi puncak tujuan kehadiran mereka di

gereja. (Saya pernah baca di FB-nya, menulis: “sudah seminggu saya keluar kota,

berarti sudah seminggu saya tak ikut misa harian ...

rindu aku”. Nggak ketemu seminggu saja sudah

rindu ..... He..he.. )

Sebagi penutup, ada catatan kecil untuk Dewan

Paroki; jika umat gereja St. Paulus kita selalu tum

pah keluar, mungkin bukan semata masalah teknis:

kapasitas, udara sumuk, AC, bangku sesak dan lain-

lain. Jangan-jangan, ini signal bahwa perlu juga peningkatan pemahaman umat tentang

misa?

Selamat Natal, saudaraku separoki. �

Page 49: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

47

BERDONOR DARAH

BISA MENYEHATKAN TUBUH Maria Antonia Sampyuh

Banyak orang yang berniat mendonorkan darah

salah satu alasannya adalah membantu korban bencana

atau pasien dengan penyakit tertentu. Dengan mendonor

kan darahnya, pendonor telah membantu dan menye-

lamatkan mereka yang membutuhkan bantuan darah.

Namun langkah untuk melakukan donor darah kadang

terhenti karena muncul sejumlah kekhawatiran yang

mengatakan bahwa donor darah bisa menjadikan tubuh

gemuk; ini pendapat yang tidak benar. Kegemukan ter

utama disebabkan karena jumlah kalori yang masuk

lebih banyak dari yang dikeluarkan. “Jadi, tidak ada

kaitannya dengan donor darah. Setelah mendonorkan

darah sangat disarankan untuk makan minimal empat jam sesudahnya, dengan tujuan

agar tubuh pendonor bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan volume darah.

Anggapan yang menyatakan mendonorkan darah bisa membuat kita menjadi lemas

juga salah. Saat kita mendonorkan darah, maka tubuh akan bereaksi langsung dengan

membuat penggantinya. Jadi, kita tidak akan mengalami kekurangan darah.

Selain membuat tubuh memproduksi darah-darah baru, manfaat donor darah

bagi kesehatan antara lain :

• Menjaga kesehatan jantung

Tingginya kadar zat besi dalam darah akan membuat seseorang menjadi le-

bih rentan terhadap penyakit jantung. Zat besi yang berlebihan di dalam da-

rah bisa menyebabkan oksidasi kolesterol. Produk oksidasi tersebut akan me

numpuk pada dinding arteri dan ini sama dengan memperbesar peluang terke

na serangan jantung dan stroke. Saat kita rutin mendonorkan darah maka jum

lah zat besi dalam darah bisa lebih stabil. Ini artinya menurunksn risiko pe

nyakit jantung.

• Meningkatkan produksi sel darah merah.

Donor darah juga akan membantu tubuh mengurangi jumlah sel darah merah

dalam darah. Tak perlu panik dengan berkurangnya sel darah merah, karena

sumsum tulang belakang akan segera mengisi ulang sel darah merah yg hi-

lang. Hasilnya, sebagai pendonor kita akan mendapatkan pasokan darah baru

setiap kali kita mendonorkan darah. Oleh karena itu, donor darah menjadi

langkah yang baik untuk menstimulasi pembuatan darah baru.

• Membantu penurunan berat badan Menjadi donor darah adalah salah satu metode diet dan pembakaran kalori

Page 50: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

48

yang ampuh. Sebab dengan memberikan sekitar 450 ml darah, akan memban

tu proses pembakaran kalori kira-kira 650 kal., itu adalah kalori yang cukup

banyak untuk membuat pinggang kita ramping.

• Mendapatkan kesehatan psikologis

Menyumbangkan sesuatu yang tidak ternilai harganya kepada yang membu-

tuhkan akan membuat kita merasakan kepuasan psikologis. Sebuah peneliti

an menemukan bahwa orang usia lanjut yang rutin menjadi pendonor darah

akan merasakan tetap berenergi dan bugar.

• Mendeteksi penyakit serius

Setiap kali kita ingin mendonorkan darah, prosedur standarnya adalah darah

hasil donor kita akan diperiksa dari berbagai penyakit seperti HIV, Hepatitis

B, Hepatitis C, Sifilis dan Malaria. Bagi yang menerima donor darah, ini

adalah informasi penting untuk mengantisipasi penularan penyakit melalui

transfusi darah. Sedangkan untuk kita, ini adalah “rambu peringatan” yang

baik agar kita lebih perhatian terhadap kondisi kesehatan sendiri.

Kegiatan Donor Darah di Paroki St. Paulus - Sendangguwo

Berdasarkan himbauan dari Kevikepan Semarang tahun 1998 bahwa Sie Kesehatan

paroki waktu itu, supaya mengadakan kegiatan sosial, salah satunya aksi donor darah

untuk membantu penyediaan darah di PMI, maka Sie Kesehatan Paroki Santo Paulus

mulai tahun 2000 mengadakan kegiatan tersebut di atas setiap 3 bulan sekali, sehingga

beberapa kali mendapatkan penghargaan dari PMI sebagai paroki yang aktif mengada-

kan kegiatan donor darah,

Dari tahun ke tahun paroki kita mengadakan kegiatan donor darah, namun peserta

hanya sekitar 30-50 orang, padahal jumlah umatnya semakin bertambah tetapi peminat

donor belum bisa meningkat. Maka kami dari Tim Kerja Sosial Kesehatan mengajak

umat untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan donor darah; yaitu setelah menginjak

usia 18 tahun, cobalah untuk membiasakan diri mendonorkan darah setiap 3 bulan

sekali. Tidak hanya akan memberikan perasaan yang senang karena dapat membantu

sesama, namun bermanfaat positif bagi kesehatan tubuh kita sendiri. Dan usia maksi-

mal untuk melakukan donor darah adalah usia 60 tahun. Jadi jangan tunggu lama lagi.

Ayoooo…saatnya donor darah. �

Menjelang Natal, seorang hakim yang hatinya bersuka cita, bertanya

pada seorang napi, "Kamu ditangkap atas tuduhan apa?"

Napi itu menjawab, "Karena belanja kebutuhan menjelang Natal."

Hakim itu segera berkata, "Wah...kalo itu sih bukan pelanggaran. Jam

berapa sih kamu belanja?"

Napi itu dengan kalemnya menjawab, "Sebelum toko itu buka, Pak!"

Page 51: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

49

Jalan Sehat Menyambut HUT RI ke 69 Umat Wilayah Damsyik

100 % Katolik dan 100 % Indonesia

Saling Berbagi Berkat untuk Sesama

Minggu pagi 10 Agustus 2014, waktu menunjukkan pukul 05.30, cuaca cerah dan

udara segar. Di depan dan di sekitar Gedung Serba Guna, tampak ibu-ibu dan bapak-

bapak pengurus wilayah serta pengurus gedung sedang membersihkan, mempersiap-

kan suatu acara yang tidak seperti biasa dan belum pernah diadakan, yaitu jalan sehat

bersama umat se-Wilayah Damsyik.

Setelah semua persiapan untuk acara

selesai, tampak peserta jalan sehat, yaitu

bapak, ibu, anak, remaja, lansia bahkan

ada juga peserta yang paling sepuh - ibu

Budi Sarwoko yang telah berusia 83

tahun, umat dari Lingkungan Gregorius

Nazianze (dahulu Gregorius Agung 5) -

mulai berdatangan sambil menjinjing

kantong plastik, bungkusan, baskom,

termos minum dan lain-lain, yang berisi

makanan, jajanan, minuman dan juga

aneka Doorprize, yang kemudian dikum-

pulkan di meja besar untuk acara pesta

umat “Saling Berbagi Berkah Bersama”.

Tepat pukul 06.30 acara jalan sehat dimulai, diawali dengan doa oleh Ketua Ling-

kungan Sta. Klara - bapak Brotocahyono, dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua

Wilayah Damsyik, bapak FX Rudy Santosa.

Dalam sambutannya, Ketua Wilayah me

nyebutkan bahwa tujuan acara jalan sehat ini

selain menyambut HUT Kemerdekaan RI ke

69, juga agar seluruh umat dapat mengetahui

lokasi, daerah-daerah dan lingkungan - ling

kungan yang ada di wilayah Damsyik, serta

saling berbagi berkah dalam pesta umat, men-

jalin keakraban, kekeluargaan, lebih sehat

jasmani dan rohani untuk lebih semangat

dalam pelayanan. Acara ini juga dimaksud-

kan untuk memotivasi umat di wilayah Damsyik untuk menjadi 100 % Katolik dan

100 % Indonesia.

Peserta sangat bersemangat dan senang, saling bertegur sapa, gembira bersama dan

berjalan keliling di komplek perumahan-perumahan: perumahan Graha Mukti, pe-

rumahan Graha Mutiara, perumahan Griya Syuhada Permai, perumahan Tlogo Biru,

perumahan Tlogo Timun dan perumahan penduduk asli jalan Syuhada dengan dipandu

berbagi berkah dalam pesta umat

jalan keliling perumahan

Page 52: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

50

oleh para ketua lingkungan secara estafet, sesuai

dengan daerah dan rute yang dilewati peserta

jalan sehat.

Tidak terasa waktu telah menunjukkan pukul

07.55, seluruh peserta finish dan masuk ke

Gedung Serba Guna untuk acara selanjutnya,

yaitu pesta umat, saling berbagi berkat, pembagi

an doorprize dan acara lainnya.

Untuk mendukung kesehatan jasmani seluruh

peserta jalan sehat, berpartisipasi pula team ke

sehatan pijat refleksi yang begitu setia melayani

umat yang membutuhkan setelah melaksanakan

perjalanan cukup jauh. Peserta dilayani oleh 4

orang anggota team kesehatan hingga pukul

11.00, yang juga merupakan waktu selesainya

seluruh rangkaian acara jalan sehat. �

FX Rudi Santosa

Ketua Wilayah Damsyik - Graha Mukti

para peserta lansia

pijat refleksi

Page 53: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

51

Page 54: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

52

MEMUJI DAN MEMULIAKAN NAMA TUHAN

DALAM PADUAN SUARA

Bapak , Ibu terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus,

Ketika kita mendengar sebuah lagu dinyanyikan dengan merdu dan syahdu oleh

kelompok Paduan Suara, rasanya senang ya…,apalagi jika lagu itu ditujukan untuk

memuji Tuhan dalam suatu ibadah Perayaan Ekaristi di gereja, bisa menambah khusuk

suasana ibadah.

Di penghujung tahun seperti pada bulan November-Desember saat ini, biasanya

umat disibukkan dengan persiapan menjelang Natal (masa advent), terlebih bagi ling-

kungan atau wilayah yang mendapat tugas koor di paroki, pasti sedang mempersiap-

kan diri agar dapat tampil dengan prima. Salah satunya adalah dengan berlatih ber

nyanyi bersama, karena memang kegiatan ini butuh waktu persiapan yang cukup lama

sebelum dipresentasikan. Frekuensi latihan pun semakin padat, teks lagu juga semakin

banyak tentunya.

Mungkin di antara kita yang terlibat dalam kelompok Paduan Suara bisa merasa-

kan, bahwa bukan sekedar berlatih bernyanyi bersama saja, tetapi lebih dari itu... ada

suatu persekutuan yang hangat di antara anggotanya. Kita bisa mengenal lebih banyak

Anak-anak Tuhan dalam suatu lingkungan maupun wilayah, atau malah antar lingkun-

gan dalam Koor Gabungan yang dibentuk oleh paroki. Ada keakraban terjalin di antara

anggotanya, ada rasa saling percaya, saling menghargai pendapat, menjalin komuni-

kasi yang terbuka. Setiap ide atau pemikiran untuk mengembangkan kelompok bisa

didiskusikan bersama. Yang jelas, bisa memadukan berbagai suara seperti Sopran,

Alto, Tenor, Bariton dan Bass dengan pas, sesuai porsinya. Pasti muncul semacam

kerinduan, jika tidak datang pada pertemuan / latihan-latihan tersebut. Pengalaman

seperti itulah yang bisa kita ambil sebagai pelajaran, bagaimana berinteraksi dan me-

madukan bukan saja suara tetapi juga karakter dan latar belakang yang berbeda men-

jadi sebuah tim yang padu dan kompak.

Peran Paduan Suara menjadi penting dalam liturgi gereja. Ibadah tanpa ada Paduan

Suara...rasanya seperti ada yang kurang. Mereka tidak cuma sekedar sekelompok

orang yang duduk terpisah dari warga gereja yang hadir dalam ibadah, lalu menaikkan

pujian dengan lagu yang berbeda de ngan lagu pujian jemaat. Paduan Sua ra memberi-

kan sentuhan tersendiri, ibadah men-

jadi lebih hidup, lebih khu suk. Setiap

pujian yang dinyanyikan nya dapat

menjadi media untuk membantu je-

maat yang hadir untuk semakin me-

mahami, meresapi isi firman Tuhan

yang diberitakan.

Mempersembahkan pujian

dalam kelompok koor merupakan

Page 55: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

53

bentuk pelayanan yang dapat menumbuhkan iman bagi setiap pribadi yang ambil

bagian di dalamnya. Dengan bernyanyi, dapat mengungkapkan rasa syukur kita atas

berkat-berkat Tuhan. Melalui pujian yang kita nyanyikan itu kita dapat merasakan

aliran kasih Tuhan dalam kehidupan kita.

“Pujilah Tuhan hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batin

ku!” demikian Raja Daud mengungkapkan rasa syukurnya. Ia membuat pujian madah

syukur dalam mazmur yang indah dan menyanyikannya (Mazmur 103). Kita, masing-

masing pribadi tentu diberi talenta oleh Tuhan. Sudah menjadi kewajiban kita untuk

mengembangkan, menyalurkan talenta itu untuk melayani Tuhan dan sesama. Ingat

perumpamaan tentang talenta, dimana seorang tuan yang memberi 5, 2, 1 talenta

kepada hamba-hambanya. Tentu kita tidak ingin seperti hamba yang diberi 1 talenta

yang hanya menyimpannya dan kemudian mengembalikan talenta itu kepada tuannya

ketika dimintanya. Tetapi hendaknya kita seperti hamba yang diberi 5 dan 2 talenta

yang bisa mengembangkan talenta itu menjadi berlipat. (Mat 25:14-30) .

Mari, Bapak-Ibu, mumpung belum terlalu tua, terlebih kaum muda yang merupa

kan masa depan Gereja, jangan sampai menyesal nantinya, mari kita isi hidup ini de

ngan sesuatu yang positif. Rasanya sayang kalau aktivitas hidup kita terbatas hanya di

lingkungan keluarga atau sekolah atau kantor saja. Tentu kita masih punya waktu dan

energi untuk melakukan hal lain yang berguna di luar itu, tinggal bagaimana kitanya…

Di Wilayah Galatia kini ada dua kelompok Paduan Suara; yaitu PS Sta. Maria Go

retti (gabungan dari Lingkungan St. Yohanes Penginjil dan Lingkungan Sta.Maria

Assumpta) serta PS St. Yusup - Liman Mukti (Lingkungan St.Yusup - Liman Mukti)

dapat menampung talenta-talenta Bapak, Ibu dalam Paduan Suara, untuk memuji dan

memuliakan Nama Tuhan dengan bernyanyi. Ini adalah peluang bagi kita untuk meng

isi hidup kita dengan sesuatu yang lebih “berarti”, dengan bersekutu bersama umat

lingkungan, wilayah maupun paroki dalam memuji dan melayani Tuhan dan sesama.

Karena dengan melayani membuat hidup kita lebih “berarti”, dan selalu ingat akan

Tuhan yang menggembalakan kita. Salah satu pujian yang indah, terlebih jika di

nyanyikan dalam Paduan Suara, pasti akan menyenangkan telinga kita, seperti berikut;

Tuhan adalah gembalaku

tak ’kan kekurangan aku

Ia membaringkan aku

di padang yang berumput hijau

Reff :

Ia membimbinbgku ke air yang tenang

Ia menyegarkan jiwaku

Ia menuntunku di jalan yang benar

oleh kar’na nama-Nya

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman

(ku ‘kan diam dalam Rumah Tuhan seumur hidupku)

Create By: Dominicus Slamet Parjono ( Ketua Wilayah Galatia )

Semarang, 24 Nopember 2014

Page 56: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

54

Page 57: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

55

Ekaristi Kaum Muda Paroki Santo Paulus 2014

Senja berselimut mendung dan udara terasa gerah, sinar-sinar lampu berpendar

dari dalam gereja dan juga halaman sekitarnya. Kelompok-kelompok anak muda ada

yang berseragam ada pula yang berpakaian casual, bergerombol ada pula yang

berkelompok di depan pintu gereja, bercengkerama dan bersendagurau. Itulah suasana

awal ketika kaum muda Paroki Santo Paulus akan mengikuti Misa Kaum Muda pada

hari Jumat, 21 Nopember

2014.

Ekaristi yang sedianya

dilaksanakan pukul 18.00,

akhirnya dimulai pada se

kitar pukul 18.45 diawali

dengan prosesi petugas

l i t u r g i d a n R m .

Marcelinus Moi, MSF me

masuki gereja melalui pin

tu depan.

Mendahului homili, di

tampilkan adegan teatrikal

yang menggambarkan ke

hidupan remaja katolik

masa kini, yang cenderung kurang greget, tidak peka terhadap situasi, dan hanya

sibuk dengan dirinya sendiri. Sedang dalam homili singkatnya, romo Moi menekankan

pentingnya kaum muda untuk menjaga benih iman yang telah ditaburkan Tuhan pada

mereka, memeliharanya bagai di tanah yang subur, agar dapat bertumbuh kembang

dengan baik dan menghasilkan buah yang melimpah. ‘Jadikanlah diri kita sebagai

kaum muda katolik yang punya greget’ ujarnya. Doa umat pun dikemas dalam

berbagai bahasa daerah di Indonesia, melambangkan keragaman suku yang menyatu

dalam Gereja Kudus, tanpa perbedaan.

Acara yang dihadiri sekitar 200an kaum muda paroki itu dilanjutkan dengan

pelepasan balon udara dan pembakaran ujub-ujub misa kaum muda di halaman gereja.

Para muda dengan Romo Moi membuat lingkaran di lokasi dengan bergandengan

tangan sambil menyanyikan lagu ’DalamYesus Kita Bersaudara’. Dan sebagai

penutup , mereka makan malam bersama sambil beramah tamah dan mendengarkan

suguhan lagu khas kaum muda yang dibawakan oleh sebuah kelompok Band.

Ekaristi yang dikemas dengan selera muda ini patut mendapat apresiasi, mengingat

banyaknya kaum muda katolik masa kini yang mengalami ‘krisis’ iman akibat situasi

kehidupan modern. Bravo ...OMK !!. �

Page 58: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

56

NGUDA RASA (Mo Semar) Petruk : Met Natal en Tahun Baru kang Gareng. Hemm.. bukan main, iketnya

baru ya kang, surjannya lorek-lorek kain lurik, celananya hitam lebam

koamprang! Wah betul-betul serasi lho kang, kayak bakul sate kere!

Gareng : Selamat Natal, Tahun Baru juga dimas Petruk, adiku sing bagus irung

mancung bak Pinokio. Sapaanmu merdu di telinga, Cuma ekornya koq

sumbang bunyinya. Ngganteng-ngganteng ngene koq dipadakke bakul

sate, tur sate wae sate kere. Mbok kamu itu ngilo githokmu: pakai

celana jean biru, kemejanya ungu, koq dasine kupu-kupu. Apa itu bukan

seragam warga negara rumah gila to Truk?

Petruk : We lha balas dendam yo kang? sekelumit sapaan merdu koq dibalas

brondongan seribu peluru. Pakaian dinas brendid gini kok disamakan

seragam penghuni rumah gila. Sudahlah kang, dihari suci Natal dan Ta-

hun Baru gini mbok ngobrol sing enak!

Gareng : Ha hiyo to Truk! Yuk omong-omong yang enak di telinga, yang membawa

suka cita dan rasa gembira. Sesudah Natal kemarin, kamu koq terus

menghilang? Pergi merayakan malam Tahun Baru di mana, koq pulang

sampai subuh?

Petruk : Anu kang. Malam Tahun Baron di hotel berbintang lima sama temen-

temen. Semula hanya mau menyaksikan “Body Painting” saja, tapi sesu-

dah itu koq digelar acara tarian erotis yang mendebarkan dada. Maka

sayang kalau terus pulang, akhirnya jadi sampai ngebyar.

Gareng : Ya ta lah Truk. Jadi kamu itu ikut “Old and New” di Hotel berbintang

yang menyuguhkan atrakasi puanas yang menghebohkan itu to Truk?

Koq bisa-bisanya baru merayakan malam suci Natal melanjutkannya

dengan nonton atraksi tak senonoh itu?

Petruk : Lho piye to kang, hebat tenan lo. Mestinya kamu ya mau kuajak nonton.

Supaya matamu yang kero itu langsung bisa sembuh. Bayangkan saja

kang, semua penonton terpukau sampai tak sempat mengedipkan mata.

Suara terompet yang membisingkan telinga itupun tak kuasa mengalih

kan perhatian mata yang sedang terbelalak menyaksikan show yang

aduhai itu.

Gareng : Woo lha O.M.K kok mudah tergiur tontonon yang berbau siyur. Lupa

bahwa Tahun Baru mestinya bukan waktunya untuk sekedar hura-hura

begitu, tetapi lebih untuk ber-refleksi dan mawas diri untuk bersyukur

atas limpah berkat dan rahmat di tahun yang lalu.

Page 59: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

57

Petruk : Ah kamu kang, seperti tak pernah jadi orang muda saja. Setahun

sekali hura-hura bersuka ria apa jeleknya? Kalau merasa sudah lansia,

silahkan nggabung Paguyuban Adi Yuswa untuk bernostalgia tentang era

zaman bahula.

Semar : Huuss... kamu Kantong Bolong, dibilangin engkohe koq ndlewer. Sudah

sepantasnya di Tahun Baru ini kita syukuri berkat dan rahmat, kesehat

an dan rejeki yang melimpah sepanjang tahun. Jangan menodai momen

indah pergantian tahun dengan hal-hal yang kotor dengan perbuatan

mesum dan bebau porno, anakku.

Petruk : Mohon maaf Mo, anakmu ini terlanjur kebablasan dalam bertindak dan

berucap. Kapok beneran deh Mo, maafin saja.

Semar : He.. he.. he.., anak-anakku, kita umat katolik baru saja Natalan dan

mempersiapkan diri dengan masa Adven yang khusuk. Kita diajak untuk

menjadi orang katolik yang C.T.M. Sudah sewajarnya kita pegang teguh

tekad dan niat luhur ini.

Petruk : Apa itu, Mo, artinya CTM? Kalau ATM aku tahu, karena saben-saben ke

BCA untuk ambil duit, memenuhi kebutuhan belanja dapurnya kanca

wingking. Tapi kalau CTM koq nggak mudeng, apa itu Mo?

Gareng : Wo dasar Kantong Bolong, uteke bolong mlompong, udele bodong, kup-

Page 60: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

58

inge buntet budeg. Sesasi pendalaman Adven nong Lingkungan koq ora

ana sing nyanthel. Senenge ming ubyang-ubyung, endi sing nonton Body

painting, endi sing nikmati atraksi panas tarian erotis.

Semar : Maklum Reng, adimu kuwi, Pancen ora ngerti lan jujur gelem takon, rak

ya wis lumayan apik. Ngene lho Truk, dadi orang katolik itu tidak cukup

dibaptis lan katolik asal-asalan, tapi hendaknya jadi orang katolik yang

CTM, yang Cerdas, Tangguh dan Misioner.

Petruk : Maksudnya ’cerdas’ apa Mo ? Apa sama dengan harus pandai pinter dan

intelek dan banyak makan sekolah dan kuliah itu?

Semar : Menjadi orang katolik yang cerdas itu maksudnya mempunyai iman

yang memiliki pemahaman yang benar dan tepat akan ke-katolik-annya.

Pengetahuan iman katolik yang benar inilah yang menjadi dasar bersi-

kap dan bertindak dalam hidupnya sehari-hari. Maka kita wajib terus

mau belajar mengembangkan pengetahuan iman katolik kita untuk meng

hadapi situasi zaman yang terus berubah dan berkembang.

Petruk : Lha terus apa arti iman yang tangguh itu Mo ?

Semar : Iman yang tangguh itu meliputi unsur kesetiaan, kemantapan, dan tak

goyah, tak mudah putus asa menghadapi segala persoalan dan tantangan

hidup.

Petruk : Lalu misioner, apa itu maksudnya?

Semar : Iman misioner artinya iman yang tidak eksklusif, tapi inklusif, mampu

bersaudara dan berdialog dengan semua orang yang berbeda keyakin

annya. Iman misioner ini harus berani bersaksi dan bicara tentang iman

katolik kepada khalayak umum. Dengan jadi orang katolik yang cerdas,

tangguh dan misioner ini, kita diharapkan bisa menjadi orang beriman

ideal yang mampu menggarami dan menerangi masyarakat sekitar kita.

Seperti Sabda Yesus: ”Jadilah garam dunia, jadilah terang dunia”. �

Penyesalan sehari bila masak nasi menjadi bubur,

penyesalan sebulan bila salah potong rambut, penyesalan setahun bila

tidak lulus, penyesalan seumur hidup bila salah pilih pasangan hidup,

penyesalan selamanya bila salah pilih JURU SELAMAT. Maka janganlah

pindah ke iman yang lain selain Tuhan Yesus.

Page 61: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

59

Page 62: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

60

Karena Anak, Bukan Mamanya Oleh: Aoirisuka

Sebulan setelah saya bekerja di sebuah bimbel (bimbingan belajar) di kota ini, saya

diprotes oleh mama seorang murid kelas 1 SD internasional. Dengan terkaget-kaget,

saya berhadapan dengan tante itu yang usianya tampak sangat jauh dengan kedua

anaknya yang masih kecil-kecil.

Tante itu berkata kepada saya (yang serasa bagai semprotan air selang dari jarak 20

cm), “Ini bagaimana kamu mengajari anakku? Di rumah kuulang lagi kok ga bisa

jawab anaknya? Aku sampai bilang ke pemilik bimbel ini lho kemarin malam!”

Buset, tante ini krik-krik banget, asam, ga ada manis-manisnya. Saya pun

menyahutinya, “Kemarin saat anak Tante les,

saya sudah mengajar sebagaimana mestinya.

Anak Tante juga bisa menjawab sebagian besar

soal dengan benar. Buktinya ia mendapat nilai

95 untuk soal tersebut. Hanya saja tulisannya

memang besar-besar kurang rapi. Sudah saya

ingatkan untuk menulis dengan rapi dan bagus,

tapi anaknya tidak mau.” ujar saya tanpa melupa

kan kesopanan.

“Nilainya di rapor 98 lho, eman-eman kalo

turun. HARUS dapat 100, itu anakku.” Tante itu

terus protes ini-itu, begini-begitu, bla bla bla.

Capek deh berhadapan dengan orangtua murid

yang rempong satu ini.

Setelah tante itu pergi, para tutor membesar

kan hati saya untuk tak menyimpan omongan

tante tersebut di dalam hati. Ternyata, lama se

belum saya bekerja di situ, hampir semua tutor

sudah kena semprot oleh tante rese itu. Tante itu

minta anaknya diberi les supaya nilai-nilainya di sekolah bisa SELALU 100. Setiap

kali tak mendapat nilai sempurna, tante itu akan (dan pasti) protes pada tutor yang

mendapat bagian untuk mengajar anaknya. Sepenuhnya ia menyalahkan tutor alih-alih

anaknya bila anaknya tak mendapat nilai yang bagus. Batin saya, “Please deh Tante

Rempong, kami sebagai guru yang baik pasti mengajar dengan baik dan

mengupayakan agar murid didik mampu menyerap ilmu dengan baik. Tak ada guru

sejati yang ingin muridnya bodoh, tak ada itu. Lagipula, seorang pengajar hanya bisa

berikan yang terbaik di saat mengajari. Hasil yang didapat saat anak didik terjun di

lapangan (nilai baik atau buruk) sudah merupakan kuasa anak itu sendiri, tak lagi

tergantung pada pengajar. Karena tak mungkin pengajar menjawabkan semua soal

yang dikerjakan murid. Murid harus mengerjakan soalnya sendiri, dengan demikian

nilai yang didapat murni menjadi miliknya, bukan milik gurunya. Jika Tante

Page 63: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

61

menyalahkan, kenapa tak menyalahkan anak Tante? Malah tutor atau gurunya??

Memang yang mengerjakan soal di sekolah itu tutornya ya? Sebel. Jika memang Tante

tak percaya pada kemampuan kami para tutor, kenapa meminta kami memberi les

anak Tante? Kenapa tak Tante ajari sendiri di rumah?”

Lebih lanjut, saya heran dengan tante rempong itu. Kenapa ia harus menuntut

anaknya mendapatkan nilai 100 di semua mata pelajaran? Jangan katakan ia juga ingin

menyerap semua nilai 100 teman-teman anaknya untuk lantas dilimpahkan ke

anaknya? Kenapa sepertinya memuja sekali angka 100? Apakah tingkat kecerdasan

seseorang semata-mata dapat diukur dari nilainya di sekolah? Dangkal. Mengapa tak

lebih melihat usaha yang telah dicurahkan untuk belajar serta proses dalam

mengerjakannya? Ini nih kalau orientasinya pada hasil alih-alih proses. Oooh, apa

mungkin tante itu mau pamer dan membanggakan nilai anaknya pada setiap orang?

What for? Banyak kok di luar sana orangtua murid yang anak-anaknya pandai tapi tak

pamer atau arogan. Komplain tante rese itu tetap membekas di dada ini meski sudah

saya usahakan untuk tak serius memikirnya, seturut saran dari para tutor. Pemilik

bimbel pun yang mengetahui bahwa saya kena semprot hari itu pun membela saya dan

turut membesarkan hati saya. Karena bila datang dan melihat sendiri di bimbel,

melihat bagaimana tante itu, dilihat dari segi mana pun, kesalahan ada padanya. Hanya

berharap torehan kecil luka di hati ini tersembuhkan.

Di hari-hari selanjutnya, saya tetap mendapat giliran untuk mengajari kedua anak

tante itu. Kedua kakak beradik itu bagus dan lucu. Sang kakak berwajah mirip

Page 64: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

62

keponakan saya, sedangkan adiknya yang masih TK itu anteng dan menyenangkan.

Sebagai tutor yang sudah disakiti seperti sebelumnya, siapa pun orangnya, bisa saja

memperlakukan anak-anak tersebut dengan rasa malas atau enggan yang berlebih.

Namun, saya tak demikian. Pekerjaan seorang guru adalah mengajar dan merawat hati.

Meskipun terkadang murid belum tentu merawat/menjaga hati gurunya, tetapi seorang

guru selalu bisa merawat hati anak-anak didiknya. Setiap kali mengajar kedua anak

itu, saya selalu ingat bahwa mereka tak salah dan tak tahu apa-apa. Mereka hanyalah

korban dari ambisi sang mama. Bukan anak-anak ini yang menciptakan luka kecil di

hati saya, melainkan mama mereka. Maka saya pun terus mengajar kedua anak manis

ini dengan sabar dan sebagaimana harusnya. Saya bisa berlaku seperti ini karena

memahami bahwa seorang ibu hanya mengandung badan anaknya, bukan hatinya.

Meskipun ada pepatah ‘buah jatuh tak jauh dari pohonnya’, namun ada pula anak yang

tak mewarisi sifat orang tuanya. Buktinya, kedua anak tante itu manis-manis dan tak

seribet mamanya.

Karena anak, bukan mamanya; karena saya sebagai seorang guru harus menjaga

dan merawat hati murid-murid saya; karena mereka manusia, bukan benda mati.

Semoga semua pengajar di mana pun berada memiliki hati yang sabar dan dada yang

lapang seluas samudera raya. AMDG. Berkah Dalem. �

Page 65: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

63

PIR …. Apa dan Ada Ga’ Sih ?

LOWONGAN : DICARI cowok cewek usia 11-15 tahun untuk bergabung di PIR.

PIR….PIR…. apa sih ??

Hai.. Hai.. teman-teman, PIR itu Pendampingan Iman Remaja, komunitas yang pas

untuk teman-teman yang sudah menerima Komuni I, tepatnya yang sudah berusia 11

-15 tahun. Yuukk… bergabung di sini agar imanmu semakin kuat, tetap eksis me-

layani dan terlibat di lingkungan dan gereja Santo Paulus tercinta.

PIR bukan kelompok eksklusif lo.., teman-teman tetap bisa bergabung di Misdinar,

Lektor dan Pemazmur serta Laskar Maria. PIR tempat yang tepat untuk menumbuh

kan keterlibatanmu bersosialisasi sebelum teman-teman masuk OMK (Orang Muda

Katolik).

Tahu ga sih ?? PIR tahun ini sudah mengadakan 2 kegiatan lho; mau tahu? yuukk

simak yaaa…

Kring… Kring… Gowes.. Gowes Yup…! kegiatan ‘Gowes….Chapels Touring’ alias Sepeda Keliling Kapel yang diadakan

untuk merayakan HUT Paroki St. Paulus ke-25 tahun, tepatnya 8 Juni 2014.

Iih.. hari gini masih pakai sepeda? Eits….jangan salah, mungkin selama ini teman-

teman hanya tahu Kapel St. Yusuf Maria Yosef (YMY) di Plamongan Indah atau

Kapel yang ada di sekitar rumahmu, padahal ada 5 kapel lho.. WOW banyak bingit

yaa.. Mana aja tuh ?

Touring ke Kapel St. Petrus - Medoho, Kapel Sta. Theresia Avilla - Tlogosari, Kapel

St. Gregorius Agung - Graha

Mukti, Kapel Sta. Maria Go

retti - Plamongan Hijau.

Nah, nambah kan pengetahuan

mu. Walaupun di acara ini be-

lum banyak teman-teman PIR

yang ikut tapi ga berarti acara

batal, namun tetap berlang-

sung dengan peserta ditambah

dari OMK dan Bapak Ibu serta

dukungan luar biasa dari Peng

urus Kapel yang disinggahi

serta acara menarik berupa doorprize, games dan panggung hiburan dari teman-

teman band SD PL St. Yusuf bimbingan Bapak Pribedi sehingga menambah SEMA

NGAT ... Kring… Kring… Gowes.. Gowes

Page 66: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

64

Klik…Klik… geser sini jepret… geser sana dikit, jepret Hayo siapa yang punya hobi selfie, narsis atau pengen jadi fotografer ??

Disini tempatnya, kegiatan Pelatihan Fotografi PIR yang diadakan minggu ke-4 tiap

bulannya, dengan bimbingan Bapak V. Suparyanto atau biasa dipanggil Pak Par (tim

KomSos KAS dan redaksi Warta Paulus). Teman-teman bukan hanya asal foto, me-

lainkan lebih tahu seni dan teknik yang baik dan benar dalam mengambil gambar

atau obyek sehingga enak dilihat.

Pelatihan fotografi ini sudah mulai dari bulan Mei, tepatnya tanggal 25 Mei 2014

dan inilah teman-teman yang sudah bergabung; ada Stephani, Nata, Elang, Anisa,

Nico dan Toddy. Teman-teman kita ini sudah pernah terlibat dan bekerjasama de

ngan tim dokumentasi Gereja di acara Ibadat pertama Jumat Agung, Misa Penerima

an Komuni I dan Bazar HUT 25 tahun Paroki.

Eits.. tunggu dulu bukan hanya teknik foto aja lho, nantinya akan diajari cara edit-

ing dan desain grafis. Jadi nunggu apalagi … yuukk gabung yaa bersama kami tiap

Minggu ke-4 setelah misa ke-2…

Don’t miss it… ♥

Tim Kerja PIR

Page 67: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

65

BARANG BEKAS YANG BERMANFAAT Barang bekas bukan barang yang habis pakai. Dengan bermodalkan semangat

yang tinggi barang bekas tersebut dapat kita manfaatkan. Ide dan kreativitas dapat tim

bul selagi kita melihat sesuatu yang mungkin tidak berguna bagi orang lain, tetapi da-

pat berguna bagi kita. Tantangan muncul untuk dapat mewujudkan dari apa yang kita

lihat.

OMK Paroki Santo Paulus Sendangguwo, mempunyai ide mewujudkan sebuah

Pohon Natal berbahan botol bekas air mineral ukuran 600 ml, setinggi 3,5 meter,

diperkirakan butuh 1.000 botol. Botol bekas tersebut dikumpulkan sejak akhir bulan

Oktober. Mereka bergotong-royong mengumpulkannya, kemudian dibersihkan dari

kotoran yang menempel. Umat juga ikut serta mengumpulkan botolnya. Pohon Natal

berangka bambu dihiasi botol bekas dan diterangi lampu natal agar pada malam hari

kelihatan indah, ditempatkan di halaman gereja, dapat dinikmati sejak 20 Desember.

Selain itu OMK juga membuat Gua Natal yang berbentuk kandang hewan dari bambu

di dalam gereja, ada pula hiasan Pohon Natal yang terbuat dari gantungan pakaian.

Bersemangatlah OMK agar mewujudkan ide-ide kreatif yang lain. Orang Muda

yang kreatif sebagai modal dalam mewujudkan cita-cita yang tinggi.

Berkah Dalem. � Pius Koesdyantoro

Page 68: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

66

HARI PANGAN SEDUNIA 2014 Hari Pangan Sedunia (HPS) diperingati di seluruh dunia setiap tahun. Untuk tahun

2014 ini Paroki Santo Paulus - Sendangguwo menyelenggarakan bazaar untuk mem-

peringati HPS, dengan tema: Pertanian Berbasis Pangan Lokal. Peserta bazaar HPS

tahun ini diikuti oleh 12 Wilayah, 2 Kapel dan 3 Kelompok Kategorial.

Kegiatan berlangsung pada hari Minggu, 9 Nopember 2014 dari pk. 06.00 – 20.00

WIB di halaman gereja. Selain pameran pangan, juga diadakan pengobatan gratis bagi

umat dan warga masyarakat sekitar gereja, dengan pasien sekitar 137 orang.

Sesuai tema “Pertanian Berbasis Pangan Lokal”, peserta bazaar menyajikan makan

an olahan lokal, bukan makanan olahan pabrik (pabrikan). Diharapkan umat dapat

mengolah makanan lokal dengan kreasi dan inovasi yang menarik, juga untuk menum-

buhkan kemandirian dalam bidang pangan, yang tentunya dapat menunjang ekonomi

keluarga. Diharapkan pula agar kegiatan - kegiatan di Paroki dapat memanfaatkan

makanan hasil olahan umat. Pembinaan perlu dilakukan, agar industri pangan lokal

dapat dinikmati dalam setiap kegiatan. Dari umat untuk umat, makanan yang bersih

dan sehat dapat kita nikmati bersama.

Selamat ber-kreasi dan ber-inovasi dalam mengolah makanan lokal.

Berkah Dalem. �

Pius Koesdyantoro

Page 69: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

EDISI NATAL - 24 DESEMBER 2014

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

67

Dialog Intern Agama Katolik

FKUB Kota Semarang Apa itu FKUB?

FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) adalah sebuah Forum yang dibentuk

oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah dalam rangka membangun,

memelihara dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan.

Salah satu tugasnya adalah mengadakan dialog antar agama maupun intern agama di

rumah ibadah 6 agama resmi yang diakui negara, guna menampung aspirasi umat dan

juga menggalang kerukunan antar umat beragama sesuai tingkatannya.

Dan Minggu pagi, 21 September

2014, FKUB Kota Semarang meng

adakan Dialog Intern Agama Katolik di

Bangsal Pastoran GSP. Dialog ini meng

undang umat paroki kita yang diwakili

para ketua wilayah, lingkungan dan

Dewan Paroki, melakukan bincang-

bincang dengan Tim dari FKUB Kota

Semarang, mengenai isu-isu yang

berkembang mengenai kerukunan umat

beragama yang dialami khususnya oleh

umat paroki St. Paulus sendiri.

Sebagai pembicara, adalah Bp. Joko

Hartono,SSTP, Msi - staf Kesbangpol Kota Semarang; Bp. Drs. HN Mustam Aji, MM

- Wakil Ketua FKUB Kota Semarang; dan juga Rm. Ag. Luhur Pribadi, Pr - Vikep

Semarang.

Dalam ulasannya, Romo Luhur mengungkapkan bahwa gereja katolik sangat me

naruh perhatian kepada kerukunan hidup antar umat beragama. Hal itu dapat kita baca

dalam dokumen-dokumen Gereja, se cara khusus dalam Konsili Vatikan II. Dokumen

pernyataan tentang hubungan Gereja dengan agama-agama bukan Kristen (Nostra

Aetate) menyatakan pada pendahuluan bahwa: ”Semua bangsa merupakan satu

masyarakat, mempunyai satu asal, sebab Allah menghendaki segenap umat manusia

mendiami seluruh muka bumi. Semua juga mempunyai satu tujuan terakhir yakni

Allah, yang menyelenggarakan”. Demikian juga dalam KHK 1983, kan. 748,

ditegaskan bahwa: “Semua orang wajib mencari kebenaran dalam hal-hal yang

menyangkut Allah dan Gereja-Nya, dan berdasarkan hukum Ilahi mereka wajib dan

berhak memeluk dan memelihara kebenaran yang mereka kenal”. Selain itu, “tak

seorang pun boleh memaksa orang untuk memeluk iman katolik melawan hati

nuraninya”.

Bp. Joko Hartono dari Kesbangpol, menerangkan bahwa pemahaman keagamaan

masyarakat sangat mempengaruhi terwujudnya wawasan multikulturalisme yang

mendorong terciptanya masyarakat yang damai. Sebab, agama memiliki dua sisi yang

Page 70: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014

WARTA PAULUS NO. 94

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

68

DAFTAR ISI

� Menemukan Allah dalam Keluarga 1

� Surat dari Romo Paroki 3

� Doa kepada Keluarga Kudus

Nazaret 7

� Salam 5 Jari 9

� Dari Bilik Redaksi 10 � Bincang-bincang

dengan Romo Tirta, MSF 12

� Kenangan Pesta Perak Gereja 22

� Lima Menit yang Berharga 27

� Santo Basilius Agung 29 � Khotbah pun Berantakan 30

� Mengenal Sosok Rm. Marcelinus Moi, MSF 32

• Ziarah ke Sendang Sriningsih 35

� Rahisa 37

� Rekoleksi Prodiakon 40

� Pesta Kencana 50 th. Imamat

Rm. Ign. Wignyasumarta, MSF 42

� Gerejaku yang Selalu Luber 45

� Berdonor Dar ah bisa

Menyehatkan Tubuh 47

� Jalan Sehat Wilayah Damsyik 49

� Memuji dan Memuliakan Nama

Tuhan dalam Paduan Suara 52

� Ekaristi Kaum Muda 2014 55

� Nguda Rasa (Mo Semar) 56

� Karena Anak, Bukan Mamanya 60

� PIR ...Apa dan Ada Ga’ Sih ? 63

� Barang Bekas

yang Bermanfaat 65

� Hari Pangan Sedunia 2014 66

� Dialog Intern Agama Katolik

FKUB Kota Semarang 67

bertentangan sekaligus. Di satu sisi, agama mem

punyai kekuatan yang luar biasa dalam menyatukan

manusia dari berbagai latar belakang etnik budaya,

tapi di sisi lain agama juga dapat menjadi potensi

pemicu konflik yang sangat efektif.

Sedangkan Bp. Mustam Aji selaku wakil dari

FKUB Kota Semarang, menjelaskan peran FKUB

dalam menjaga

dan meningkat

kan kerukunan

antar umat ber

agama di Kota

Semarang. Se

lain itu diutara

kan pula me

ngenai tugas-tu

gas yang di

embannya, antara lain melakukan dialog intens de

ngan para pemuka agama dan tokoh masyarakat,

menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi

masyarakat, dan juga memberikan rekomendasi ter

tulis atas permohonan pendirian rumah ibadah.

Dalam sesi tanya jawab, peserta berkesempatan

menyampaikan uneg-uneg berkaitan dengan

intoleransi beragama yang masih sering terjadi di

segala lapisan masyarakat maupun instansi pe

merintahan.

Acara yang dihadiri sekitar 80-an peserta, ber

akhir sekitar pukul 13.00 dan ditutup dengan santap

siang bersama. �

Redaksi

Orang bijak dapat melihat

sesuatu yang berharga dalam

setiap kesempatan yang ada.

Page 71: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014
Page 72: Warta Paulus 94_ 24 Desember 2014_ Edisi Natal 2014