Warta Litbang Pertanian

22
1 Volume 33 Nomor 4, 2011 1

description

warta litbang nomer 33 volume 4 tahun 2011

Transcript of Warta Litbang Pertanian

Page 1: Warta Litbang Pertanian

1Volume 33 Nomor 4, 2011 1

Page 2: Warta Litbang Pertanian

2 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian diterbitkan enam kali dalam setahun oleh Badan Penelitian dan PengembanganPertanian. Pengarah: Farid Hasan Baktir; Tim Penyunting: Bambang Setiabudi Sankarto, Sulusi Prabawati, Sofyan Iskandar,Cicik Sriyanto, Ashari, Hermanto, Wiwik Hartatik, Misgiyarta, M. Djazuli, Vyta W. Hanifah, Saptowo J. Pardal, SetaRukmalasari Agustina; Penyunting Pelaksana: Endang Setyorini, Usep Pahing Sumantri; Tanda Terbit: No. 635/SK/DITJENPPG/STT/1979; Alamat Penyunting: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Jalan Ir. H. Juanda No. 20,Bogor 16122, Telepon: (0251) 8321746, Faksimile: (0251) 8326561, E-mail:[email protected]. Selain dalambentuk tercetak, Warta tersedia dalam bentuk elektronis yang dapat diakses secara on-line pada http://www.pustaka.litbang.deptan.go.id

Redaksi menerima artikel tentang hasil penelitian serta tinjauan, opini, ataupun gagasan berdasarkan hasil penelitian terdahuludalam bidang teknik, rekayasa, sosial ekonomi, dan jasa serta berita-berita aktual tentang kegiatan Badan Penelitian danPengembangan Pertanian. Artikel disajikan dalam bentuk ilmiah populer. Jumlah halaman naskah maksimum 6 halamanketik 2 spasi.

3

Daftar Isi

Varietas Unggul Kelapa Genjah Kopyor.........................................

Ulat Bulu yang Meresahkan .................

Membudidayakan Sayuran secaraVertikultur .....................................

Semangka Bisa Ditanam di Pekarangan.....................................................

Rumput Potong Sumber Hijauan PakanTernak Ruminansia ............................

Perakitan Varietas Baru Gandum melaluiSeleksi In Vitro .................................

Agroforestry: Mendukung PeningkatanProduksi Pangan ................................

Belajar Penyuluhan melalui Permainan.....................................................

Adopsi Benih Unggul Gerbang AdopsiInovasi Perkebunan Rakyat ..................

Pengantar Redaksi

Ternyata, semangka bisa ditanam di pekarangan. Ulasantentang hal ini menjadi salah satu artikel yang menarikdalam Warta Litbang Pertanian edisi kali ini. Pekarang-an juga dapat dimanfaatkan untuk budi daya secaravertikultur komoditas yang bernilai komersial, misalnyasayuran.

Menyinggung produksi pangan, agroforestrymampu menjawabnya karena agroforestry merupakancontoh sistem pengelolaan lahan yang berkelanjutandan memiliki fungsi produktif dan protektif, yaitu dalammempertahankan keanekaragaman hayati, ekosistemsehat, serta konservasi air dan tanah. Maka dapatdikatakan, agroforestry turut pula berkontribusi dalammendukung peningkatan produksi pangan. Informasiselengkapnya dikupas dalam salah satu artikel yangtersaji pada Warta edisi ini.

Artikel lain tentang kelapa genjah kopyor, hijauanpakan ternak, perakitan varietas baru gandum, penyu-luhan melalui permainan, dan adopsi inovasi perkebunanrakyat, diharapkan bermanfaat pula bagi pembaca.

Redaksi

5

7

13

10

11

14

16

18

Page 3: Warta Litbang Pertanian

3Volume 33 Nomor 4, 2011 3

Meski bernilai ekonomi tinggi,jumlah tanaman dan produksi

kelapa unik ini masih terbatas se-hingga harga jual buahnya pun rela-tif mahal. Di pasaran, harga kelapakopyor berkisar antara Rp20.000-Rp30.000/butir atau 10 kali lebihma-hal dibanding buah kelapa nor-mal.

Ketidaknormalan daging buahkopyor disebabkan oleh defisiensisalah satu enzim yang berperan da-lam pembentukan daging buah,yaitu enzim α-D-galaktosidase. Ka-rakteristik unik ini diturunkan se-cara genetis. Daging buah yangtidak normal menyebabkan buahtidak mampu mendukung pertum-buhan embrio secara alamiah. Olehkarena itu, pengembangan kelapakopyor dilakukan dengan menanambuah normal dari tandan penghasilbuah kopyor karena diduga mem-

bawa sifat kopyor. Cara lain yaitumenumbuhkan embrio dari buahkelapa kopyor pada media buatandalam lingkungan aseptik, ataudisebut metode kultur embrio.

Asal-usul Kelapa Genjah KopyorPati

Kelapa kopyor Pati termasuk tipegenjah. Selain cepat berbuah, kop-yor tipe genjah juga mampu meng-hasilkan buah kopyor lebih banyakdalam satu tandan, bisa mencapai50%.

Kelapa genjah kopyor Pati ber-kembang sejak lebih dari 50 tahunlalu. Hal ini dibuktikan dengan ada-nya beberapa tanaman yang ber-umur lebih dari 40 tahun. Selain itu,beberapa pedagang pengumpultelah memulai usahanya mengirim

kelapa kopyor ke Surabaya sejaktahun 1960-an sebagai bahan bakues krim.

Menurut keterangan penduduksetempat, pada awalnya kelapakopyor Pati dikembangkan olehpara tokoh agama, yang kemudianbibitnya dijadikan buah tangan bagitamu yang berkunjung ke tempatmereka. Bibit kelapa kopyor milikpara tokoh agama tersebut tidakdiketahui persis asal-usulnya. Ke-mungkinan merupakan hasil mutasialami dari pertanaman yang ada didaerah Pati atau berasal dari luarPati. Yang pasti, sejak tahun 1960-an kelapa kopyor sudah ada di Patidan dikembangkan penduduk dipekarangan dengan menggunakanbenih dari tanaman kelapa genjahyang menghasilkan buah kopyor.

Hingga saat ini, kelapa kopyorhampir ada di semua pekarangan

Varietas Unggul Kelapa Genjah KopyorKelapa kopyor tergolong kelapa eksotis dan bernilai ekonomi tinggi, salah satunya kopyor tipe genjah yangberkembang di Kabupaten Pati Jawa Tengah. Selain cepat berbuah, kopyor tipe genjah mampu menghasilkanbuah kopyor per tandan hingga 50%. Tiga kelapa genjah kopyor Pati telah dilepas Menteri Pertanian sebagaivarietas unggul.

Kelapa Genjah Hijau Kopyor: (a) bentuk tanaman, (b) tandan buah, dan (c) tipe daging buah.

Kelapa Genjah Coklat Kopyor: (a) bentuk tanaman, (b) tandan buah, dan (c) tipe daging buah.

Page 4: Warta Litbang Pertanian

4 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

dan kebun sekitar rumah pendudukdi beberapa kecamatan di Kabu-paten Pati. Pada tahun 2004, luastanam kelapa kopyor di KabupatenPati mencapai 378,09 ha. Tiga ke-camatan yang memiliki areal per-tanaman terluas yaitu Dukuhseti,Margoyoso, dan Tayu, berturut-turut 132,60 ha, 131,55 ha, dan69,50 ha. Dengan populasi tanam-an yang banyak dan menyebar luasdi kabupaten ini, diduga kelapagenjah kopyor tersebut merupakantanaman asli daerah Pati. Saat inikelapa genjah kopyor Pati telah ber-kembang di beberapa kabupaten diJawa Tengah, seperti Jepara, Rem-bang, Sukoharjo, dan Magelang, bah-kan menyebar pula ke Yogyakarta,Sumenep Jawa Timur, Berau Kali-mantan Timur, dan Kepulauan Riau.

Populasi kelapa genjah kopyorPati yang tersebar di KecamatanTayu, Margoyoso, dan Dukuhsetimemiliki enam variasi warna buah,yaitu hijau, hijau kecoklatan, coklat,coklat kehijauan, kuning, dan ora-nye (gading), namun yang paling do-minan adalah yang berwarna hijau,kuning, dan coklat. Ketiga varietaskelapa genjah kopyor tersebut telahdilepas Menteri Pertanian pada 29Desember 2010 sebagai varietasunggul dengan nama Kelapa GenjahCoklat Kopyor, Kelapa Genjah HijauKopyor, dan Kelapa Genjah KuningKopyor.

Ketersediaan Benih

Pohon induk kelapa genjah kopyorPati yang ada saat ini merupakantanaman pekarangan dan kebun se-kitar rumah yang menyebar di tigakecamatan, yaitu Tayu, Margoyo-so, dan Dukuhseti. Pohon-pohon

terpilih tersebut telah digunakansebagai sumber benih untuk pe-ngembangan kelapa kopyor.

Berdasarkan pengamatan pro-duksi buah kopyor dan buah normaldari pohon-pohon terpilih, dapat di-hitung perkiraan produksi benihuntuk setiap kecamatan. Kecama-tan Dukuhseti memiliki potensiproduksi benih 30.076 butir pertahun, yang dapat digunakan untukpengembangan 120 ha. Kecamat-an Margoyoso dapat menghasilkanbenih kelapa kopyor 34.500 butir,yang cukup untuk pengembanganareal tanam 138 ha, dan untuk Ke-camatan Tayu 47.635 butir untukpenanaman 190 ha. Dengan demi-kian, produksi benih kelapa kopyordi Kabupaten Pati dapat digunakanuntuk pengembangan areal tanamseluas 448 ha/tahun.

Pohon-pohon induk kelapa gen-jah kopyor terpilih dapat dimanfa-atkan sebagai sumber benih dalampengembangan kelapa kopyor diJawa Tengah dan daerah lain. Di-sarankan untuk melakukan perema-jaan tanaman pohon induk yangtelah berumur di atas 30 tahun.Peremajaan pohon induk kelapagenjah kopyor dapat dilakukanmenggunakan benih dari pohon-pohon terpilih tersebut.

Sumber Pendapatan Penduduk

Kelapa kopyor merupakan salahsatu sumber pendapatan masyara-kat Kecamatan Tayu, Margoyoso,dan Dukuhseti, selain pisang, sa-yuran, dan tanaman pekaranganlainnya. Harga jual kelapa kopyordi tingkat petani bervariasi dariRp7.500 hingga Rp30.000/buah.Harga bergantung pada musim dan

Kelapa Genjah Kuning Kopyor: (a) bentuk tanaman, (b) tandan buah, dan (c) tipe daging buah.

bulan tertentu. Pada bulan puasadan saat lebaran, buah kopyor men-capai harga tertinggi karena me-ningkatnya permintaan, namun tu-run sampai harga terendah padamusim hujan. Rantai pemasaranbuah kopyor dimulai dari pencaribuah (tukang totok) yang kemudianmenjualnya ke pedagang pengum-pul tingkat desa, selanjutnya diba-wa ke pengumpul tingkat kecamat-an lalu dikirim ke Jakarta, Bandung,Surabaya, dan daerah lain di sekitarPati.

Selain buah kopyor, buah kela-pa normal dari tanaman yang samajuga diperdagangkan sebagai benih.Pemilik kelapa kopyor menjual lang-sung benih ke pembeli dari luardaerah, namun umumnya dijemputoleh penangkar. Harga jual benih ditingkat petani bervariasi antaraRp3.000 sampai Rp5.000/butir,sedangkan harga bibit kelapa kop-yor alami Rp7.500-Rp10.000/bibit.Karena tingginya nilai jual kelapagenjah kopyor, banyak pendudukyang menggantungkan hidupnyapada tanaman ini. Banyak anak-anak mereka yang sampai ke jen-jang perguruan tinggi dari hasil pen-jualan kelapa kopyor (Elsje T. Tendadan Ismail Maskromo).

Informasi lebih lanjut hubungi:

Balai Penelitian Tanaman Kelapadan Palma LainJalan Bethesda Il, MapangetKotak pos 1004 Manado 95001,Telepon : (0431) 851430

812430Faksimile : (0431) 812017E-mail :[email protected]@indosat.net.id

Page 5: Warta Litbang Pertanian

5Volume 33 Nomor 4, 2011 5

Ledakan ulat bulu di beberapadaerah mengundang partisipasi

Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian untukmencarikan solusinya. Hasil iden-tifikasi peneliti di lapangan mene-mukan tiga spesies ulat bulu yangmerusak tanaman, yaitu Lymantriamarginalis, Arctornis sp., danDasychira inclusa. Hal serupa di-laporkan oleh Institut PertanianBogor dan Lembaga Ilmu Pengeta-huan Indonesia. Di Malang danBatu, Jawa Timur, ulat bulu ter-identifikasi masing-masing sebagaiEuproctis sp. dan D. inclusa. Ta-naman inang Arctornis sp. dan L.marginalis di Probolinggo adalahmangga, sedangkan tanaman inangD. inclusa cukup banyak.

Kacang tanah, termasuk tanam-an yang dapat diserang D. inclusa.Inang lain, terutama tanaman per-kebunan, hanya sebagai media un-tuk mempertahankan diri (shelter)sebelum larva akhir berkembangmenjadi pupa. Fenomena ini jugaterjadi di Batu dan Janti (Malang);kedua spesies ulat bulu D. inclusadan Euproctis sp. hanya menyerangtanaman kersen (Muntingia cala-bura) dan kangkung liar (Ipomoeafistulosa). Oleh karena itu, peluangulat bulu untuk menyerang tanam-an lain sangat kecil. Hal ini terbuktidari larva ulat bulu yang ditemukandi Batu. Setelah tanaman inangnyaditebang, larva pindah ke tanamanubi kayu di sekitarnya. Namun ke-lompok larva banyak yang mati danmempersingkat umurnya dengancara membentuk kepompong se-belum waktunya. Kejadian tersebutmengindikasikan bahwa populasiulat bulu juga akan punah apabilainang tidak sesuai.

Tingkat serangan L. marginalisdan Arctornis sp. berbeda denganD. inclusa yang lebih ganas, dapat

mencapai 100%. Namun, seiringdengan perubahan musim, dari ca-bang pohon yang telah gundul akanmuncul daun-daun baru sehinggatanaman dapat tumbuh kembalimeski dalam waktu yang relatiflama. Selain merugikan petani, ulatbulu juga membahayakan manusiakarena racun yang dihasilkan kelen-jar pada ujung bulu akan meng-

akibatkan panas pada kulit apabilabersinggungan, bahkan dapatmenyebabkan iritasi.

Penyebab Ledakan

Ledakan ulat bulu merupakan feno-mena alam yang dapat terjadi dimana dan kapan saja. Ditinjau dari

Daun mangga yang rusak akibat serangan ulat bulu di Probolinggo, Jawa Timur.(Sumber: Baliadi dan Bedjo 2011).

Ulat Bulu yang MeresahkanLedakan ulat bulu di Jawa Timur belum lama ini meresahkan petani mangga, terutama di Probolinggo. Halserupa juga terjadi di Kota Malang dan Batu. Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr. Haryono, menginstruksikankepada jajarannya untuk proaktif mengendalikan hama tersebut. Isolat cendawan Paecilomyces fumosoroseusyang diperoleh dari lokasi ledakan ulat bulu potensial digunakan sebagai agens pengendalian.

Larva Lymantria marginalis (a), pada saat memakan daun mangga (b), larva Arctornissp. (c), larva Dasychira sp. (d) yang ditemukan di kebun mangga di Probolinggo.(Sumber: Baliadi dan Bedjo 2011).

Page 6: Warta Litbang Pertanian

6 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

populasinya, serangan ulat bulu kaliini belum membahayakan dan akanmengalami penurunan seiring de-ngan berjalannya waktu. Beberapafaktor yang memengaruhi terjadi-nya ledakan ulat bulu adalah:1. Keadaan musim yang tidak me-

nentu, yaitu musim kemaraupanjang kemudian disusul olehmusim hujan yang tidak terus-menerus sehingga populasi mu-suh alaminya punah.

2. Pola tanam mangga secara mo-nokultur dan hanya terdiri atassatu varietas (Manalagi), sepertidi Probolinggo. Hal ini akanmempercepat perkembanganulat bulu karena rendahnya ke-anekaragaman hayati. Pada po-la tanam yang beraneka ragam,jenis serangga maupun musuhalami berkembang berlimpahsehingga ledakan OPT sulitterjadi.

3. Penggunaan insektisida kimiayang tidak bijaksana sehinggamembunuh berbagai seranggaberguna, termasuk predator danparasitoid.

4. Terbatasnya ruang bebas bagiulat bulu untuk hidup dan ber-kembang sehingga populasi se-rangga yang ada harus terdepo-sit pada satu wilayah sehinggaseakan terjadi ledakan. Padamasa lampau, ruang bebas ma-sih luas sehingga populasi ulatbulu mengalami pengenceran diberbagai tempat.

Cara Pengendalian

Ulat bulu dapat dikendalikan dengancara berikut:1. Mekanis, yaitu mengambil dan

mengumpulkan larva, kepom-

Larva Euproctis sp. pada tanaman kangkung liar (Ipomoeafistulosa) di Malang.

pong (pupa) maupun kelompoktelur untuk dibakar.

2. Meningkatkan keragaman jenistanaman dan mengurangi polatanam monokultur satu varietassehingga jenis musuh alami di-harapkan bertambah.

3. Inundasi atau pelepasan musuhalami dalam jumlah banyak, khu-susnya parasitoid dan patogenserangga. Parasitoid yang dapatdilepas adalah kelompok Brachi-mera sp. dan Apenteles sp.Patogen serangga yang cukuppotensial adalah cendawanentomopatogen Paecilomycesfumosoroseus, Lecanicilliumlecanii, dan nuclear polyhedro-sis virus (NPV).

4. Aplikasi insektisida kimia yangefektif, namun hanya terbataspada stadium larva karena apli-kasi pada stadium pupa tidaktoksik.

Potensi Cendawan Entomopatogenuntuk Pengendalian

Paecilomyces fumosoroseus danLecanicillium lecanii merupakancendawan entomopatogen yangmempunyai kisaran inang yang luasdan bersifat kosmopolit sehinggamudah ditemukan. Koloni P. fumo-soroseus pada awal pertumbuhanberwarna putih, kemudian berubahmenjadi merah muda sejalan de-ngan bertambahnya umur cenda-wan.

Kedua cendawan ini mempro-duksi toksin cyclodesipeptide dandipicolinic acid setelah dibiakkanselama 24 jam pada media tumbuhdan efektif meracuni seranggainang, baik larva maupun pupa. Da-lam rentang waktu 7 hari, cenda-

wan P. fumosoroseus mampumengkolonisasi seluruh tubuh pupa.Isolat cendawan yang diperolehdari lokasi ledakan ulat bulu ber-potensi digunakan sebagai agenspengendalian karena bersifat spe-sifik lokasi (Yusmani Prayogo, Marwoto,dan Suharsono).

Informasi lebih lanjut hubungi:

Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbianJalan Raya KendalpayakKotak Pos 66 Malang, 65101Telepon : (0341) 801468Faksimile : (0341) 801496E-mail : [email protected]

Larva Dasychira sp. yang ditemukan di Desa Oro-oro Ombo,Batu (Malang).

Pupa ulat bulu yang tidak dapatberkembang menjadi imago karenaterkolonisasi cendawan Paecilomycesfumosoroseus dan Lecanicillium lecanii.

Page 7: Warta Litbang Pertanian

1 0 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Ada dua cara membudidayakansemangka, yaitu dengan di-

hamparkan dan dengan mengguna-kan turus. Keunggulan mengguna-kan turus adalah populasi tanamantiap hektar lebih banyak dibanding-kan dengan dihamparkan dan peng-gunaan lahan lebih efisien. Oleh ka-rena itu, budi daya semangka de-ngan turus bisa dikembangkan padalahan yang sempit, seperti peka-rangan.

Dalam membudidayakan se-mangka dengan turus, pertama kaliyang perlu kita lakukan adalahmengolah tanah, yang dikerjakan10-14 hari sebelum pembenihan.Tanah dibersihkan dari sisa-sisaperakaran tanaman sebelumnya,kemudian dibuat petakan ataubedengan. Untuk halaman kantorBPTP Kalimantan Barat yang ber-ukuran 15 m x 25 m dibuat 12 be-dengan dengan ukuran 6 m x 1 m.Selanjutnya, tanah dicangkul agarmenjadi remah. Bedengan setengahjadi dibiarkan 1 minggu agar terjadiproses oksidasi unsur-unsur be-racun yang dapat mengganggu per-tumbuhan tanaman.

Pada bedengan lalu dibuat lu-bang tanam dengan ditugal, denganjarak 90 cm x 30 cm, diberi pupukkandang 3 kg/lubang dan ditutupmulsa plastik perak. Penggunaanmulsa plastik memberi banyak ke-untungan. Selain dapat menekanpertumbuhan gulma, setelah se-mangka dipanen, lahan dapat di-tanami kembali dengan tanamansejenis atau tanaman semusimlainnya. Turus dibuat dari kayu se-panjang bedengan.

Varietas semangka yang dita-nam adalah BT1 dan BT2, hasilrakitan Balai Penelitian TanamanBuah Tropika yang berlokasi diSolok, Sumatera Barat. Benih di-

Semangka Bisa Ditanam di PekaranganPemanfaatan pekarangan untuk membudidayakan tanaman hortikultura makin populer. Biasanya yang ditanamadalah tanaman hias, sayuran, tanaman obat keluarga, dan beberapa jenis pohon buah. Ternyata semangkapun bisa ditampilkan di pekarangan. Dengan menggunakan turus, semangka yang ditanam di halaman kantorBalai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Barat mampu menghasilkan buah berkualitas baikdengan bobot 2 kg/buah.

semai di tempat persemaian yangberukuran 4 m x 1 m, dengan me-dia campuran tanah dan pupukkandang. Media diberi pupuk NPK80 g dan insektisida karbofuran 75g. Setelah berumur 14 hari, benihdipindah ke bedengan. Pada 3 harisebelum tanam, lubang tanam di-beri pupuk dasar ZA + TSP + KCl+ urea sebanyak 30 + 45 + 40+ 15 g/tanaman.

Pemeliharaan tanaman melipu-ti menyulurkan ranting, memberisarasah saat tanaman telah men-capai panjang 50 cm, pengairan dan

pengatusan, pembuangan ranting,perempelan buah, pengendalianhama penyakit, dan pemupukansusulan. Pemupukan susulandilakukan empat kali. Pertama, ZA+ KCl + urea sebanyak 10 + 10+ 5 g/tanaman pada 10 hari setelahtanam (HST). Kedua, ZA + TSP+ KCl + urea (50 + 15 + 35 +25 g/tanaman) pada 14 hari setelahpemupukan susulan pertama.Ketiga, ZA + KCl (65+25 g/ta-naman) pada 14 hari setelah pemu-pukan susulan kedua, dan yangkeempat, ZA + KCl (15+20 g/

Menanam semangka di pekarangan dengan menggunakan turus.

Page 8: Warta Litbang Pertanian

11Volume 33 Nomor 4, 2011 11

tanaman) pada 14 hari setelah pe-mupukan susulan ketiga.

Perlakuan khusus pada tanam-an semangka adalah pemangkasantunas dan seleksi buah. Pemang-kasan tunas dilakukan pada tunas-tunas baru yang tumbuh pada ke-tiak daun, yaitu tunas ke-1 sampaike-8. Bunga yang terbentuk setelahruas ke-7 dipertahankan untukmenjadi buah. Tanaman semangkatermasuk tanaman merambat de-ngan batang yang lunak sehinggapanjang tanaman dan jumlah daunharus ideal. Oleh karena itu, ta-naman perlu dipangkas untuk mem-bentuk cabang tanaman.

Pemangkasan pucuk (ujungtanaman) dilakukan saat masihpendek agar pertumbuhan cabangseragam. Pada umur 10-12 harisetelah tanam, mulai tumbuh 5-6

helai daun, titik tumbuh dipotongdengan gunting yang telah dicelupdalam larutan fungisida. Setelahpucuk dipotong akan tumbuh 4-5cabang. Pemangkasan cabang di-lakukan setelah terbentuk 3-4 ruas.Agar berproduksi optimal, dipilihcabang utama yang tumbuh kuatdan seragam. Tiap tanaman dipe-lihara dua cabang utama. Keduacabang tersebut diatur membentukhuruf V. Dari cabang pertama, buahdiangkat dan diikat pada turus,sedangkan dari cabang kedua, buahdiletakkan pada mulsa. Buah di-panen 36 hari dari saat berbunga.Dengan bobot buah rata-rata 2 kg/buah, dari lahan 375 m, diperoleh309 kg buah semangka.

Menanam semangka di peka-rangan dapat menjadi salah satualternatif pilihan dalam memanfaat-

kan lahan pekarangan yang terbu-ka karena semangka memerlukanintensitas sinar matahari tinggidengan suhu 25-30°C, pH tanahnetral, dan air cukup. Curah hujantinggi dapat meningkatkan kelem-bapan, yang merupakan penyebabutama meningkatnya serangan pe-nyakit, selain menurunkan kualitasbuah (Titiek Purbiati dan Destiwarni).

Informasi lebih lanjut hubungi:

Balai Pengkajian TeknologiPertanian Jawa TimurJalan Raya Karangploso km 4,Kotak Pos 188 Malang 65101Telepon : (0341) 494052Faksimile : (0341) 471255E-mail :[email protected]

Peternak umumnya mengalamikesulitan dalam menyediakan

hijauan pakan. Terbatasnya lahansering menyebabkan peternakharus menyediakan waktu lebihbanyak untuk memberi makan ter-naknya, baik dengan menggem-balakannya maupun mencari pakanke tempat yang jauh dari tempattinggal mereka. Peternak umum-nya menggembalakan sapinya dilahan kosong, pinggir jalan, pema-tang sawah atau sekitar hutan.

Untuk memenuhi kebutuhanpakan, peternak dianjurkan untukmerencanakan sumber pakan ter-naknya. Dengan perencanaan yangtepat, jumlah sapi yang akandipelihara dapat disesuaikan dengansumber pakan yang tersedia, juga

jenis-jenis pakan yang perlu diper-siapkan agar kebutuhan pakan sapiterpenuhi sepanjang tahun darilahan yang dimiliki tanpa harusmencarinya ke tempat yang jauh.

Rumput alam yang tumbuh dilahan petani dapat menjadi sumberhijauan pakan, namun produksi dannilai gizinya rendah. Beberapa jenisrumput introduksi merupakan sum-ber hijauan pakan yang berproduksitinggi dengan nilai gizi yang baik.Jenis rumput ini dapat dibudidaya-kan di lahan kosong, misalnya se-panjang pinggir pagar pembataslahan, tampingan teras bangku, danlahan berlereng secara strip ataulajur memotong kemiringan lereng.Dengan demikian, membudidaya-kan rumput introduksi dapat men-

Rumput Potong Sumber Hijauan PakanTernak RuminansiaHijauan seperti rumput dan legum merupakan pakan utama ternak ruminansia karena 70% pakan ternakruminansia berupa hijauan. Ratusan spesies rumput tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Rumput didaerah subtropis umumnya lambat menjadi tua sehingga nilai nutrisinya lebih tinggi daripada yang tumbuh didaerah tropis yang cepat menjadi tua. Paspalum, rumput mulato, setaria, dan panicum adalah rumput potongyang berproduksi tinggi sebagai sumber hijauan.

jadi pilihan bagi peternak dalammenyediakan hijauan pakan. Petanidapat memilih beberapa jenis rum-put introduksi berikut ini sesuaidengan keinginannya

Paspalum

Produktivitas rumput paspalum le-bih tinggi dibanding jenis rumputpotong lainnya, namun tanamanperlu dikelola secara intensif de-ngan pemupukan, pengairan, danpengaturan waktu panen. Dalamsetahun (lima kali panen), rumputpaspalum dapat menghasilkan 156t/ha bahan kering atau rata-rata 30t/ha per panen. Rumput ini meng-hasilkan biomassa tinggi, setara

rusmini
Volume 33 Nomor 4 11
Page 9: Warta Litbang Pertanian

11Volume 33 Nomor 4, 2011 11

tanaman) pada 14 hari setelah pe-mupukan susulan ketiga.

Perlakuan khusus pada tanam-an semangka adalah pemangkasantunas dan seleksi buah. Pemang-kasan tunas dilakukan pada tunas-tunas baru yang tumbuh pada ke-tiak daun, yaitu tunas ke-1 sampaike-8. Bunga yang terbentuk setelahruas ke-7 dipertahankan untukmenjadi buah. Tanaman semangkatermasuk tanaman merambat de-ngan batang yang lunak sehinggapanjang tanaman dan jumlah daunharus ideal. Oleh karena itu, ta-naman perlu dipangkas untuk mem-bentuk cabang tanaman.

Pemangkasan pucuk (ujungtanaman) dilakukan saat masihpendek agar pertumbuhan cabangseragam. Pada umur 10-12 harisetelah tanam, mulai tumbuh 5-6

helai daun, titik tumbuh dipotongdengan gunting yang telah dicelupdalam larutan fungisida. Setelahpucuk dipotong akan tumbuh 4-5cabang. Pemangkasan cabang di-lakukan setelah terbentuk 3-4 ruas.Agar berproduksi optimal, dipilihcabang utama yang tumbuh kuatdan seragam. Tiap tanaman dipe-lihara dua cabang utama. Keduacabang tersebut diatur membentukhuruf V. Dari cabang pertama, buahdiangkat dan diikat pada turus,sedangkan dari cabang kedua, buahdiletakkan pada mulsa. Buah di-panen 36 hari dari saat berbunga.Dengan bobot buah rata-rata 2 kg/buah, dari lahan 375 m, diperoleh309 kg buah semangka.

Menanam semangka di peka-rangan dapat menjadi salah satualternatif pilihan dalam memanfaat-

kan lahan pekarangan yang terbu-ka karena semangka memerlukanintensitas sinar matahari tinggidengan suhu 25-30°C, pH tanahnetral, dan air cukup. Curah hujantinggi dapat meningkatkan kelem-bapan, yang merupakan penyebabutama meningkatnya serangan pe-nyakit, selain menurunkan kualitasbuah (Titiek Purbiati dan Destiwarni).

Informasi lebih lanjut hubungi:

Balai Pengkajian TeknologiPertanian Jawa TimurJalan Raya Karangploso km 4,Kotak Pos 188 Malang 65101Telepon : (0341) 494052Faksimile : (0341) 471255E-mail :[email protected]

Peternak umumnya mengalamikesulitan dalam menyediakan

hijauan pakan. Terbatasnya lahansering menyebabkan peternakharus menyediakan waktu lebihbanyak untuk memberi makan ter-naknya, baik dengan menggem-balakannya maupun mencari pakanke tempat yang jauh dari tempattinggal mereka. Peternak umum-nya menggembalakan sapinya dilahan kosong, pinggir jalan, pema-tang sawah atau sekitar hutan.

Untuk memenuhi kebutuhanpakan, peternak dianjurkan untukmerencanakan sumber pakan ter-naknya. Dengan perencanaan yangtepat, jumlah sapi yang akandipelihara dapat disesuaikan dengansumber pakan yang tersedia, juga

jenis-jenis pakan yang perlu diper-siapkan agar kebutuhan pakan sapiterpenuhi sepanjang tahun darilahan yang dimiliki tanpa harusmencarinya ke tempat yang jauh.

Rumput alam yang tumbuh dilahan petani dapat menjadi sumberhijauan pakan, namun produksi dannilai gizinya rendah. Beberapa jenisrumput introduksi merupakan sum-ber hijauan pakan yang berproduksitinggi dengan nilai gizi yang baik.Jenis rumput ini dapat dibudidaya-kan di lahan kosong, misalnya se-panjang pinggir pagar pembataslahan, tampingan teras bangku, danlahan berlereng secara strip ataulajur memotong kemiringan lereng.Dengan demikian, membudidaya-kan rumput introduksi dapat men-

Rumput Potong Sumber Hijauan PakanTernak RuminansiaHijauan seperti rumput dan legum merupakan pakan utama ternak ruminansia karena 70% pakan ternakruminansia berupa hijauan. Ratusan spesies rumput tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Rumput didaerah subtropis umumnya lambat menjadi tua sehingga nilai nutrisinya lebih tinggi daripada yang tumbuh didaerah tropis yang cepat menjadi tua. Paspalum, rumput mulato, setaria, dan panicum adalah rumput potongyang berproduksi tinggi sebagai sumber hijauan.

jadi pilihan bagi peternak dalammenyediakan hijauan pakan. Petanidapat memilih beberapa jenis rum-put introduksi berikut ini sesuaidengan keinginannya

Paspalum

Produktivitas rumput paspalum le-bih tinggi dibanding jenis rumputpotong lainnya, namun tanamanperlu dikelola secara intensif de-ngan pemupukan, pengairan, danpengaturan waktu panen. Dalamsetahun (lima kali panen), rumputpaspalum dapat menghasilkan 156t/ha bahan kering atau rata-rata 30t/ha per panen. Rumput ini meng-hasilkan biomassa tinggi, setara

Page 10: Warta Litbang Pertanian

1 2 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

gum. Rumput dipanen setiap 60hari sekali, bergantung musim.Dengan pemupukan, produksihijauan dapat terjaga.

Rumput Mulato

Rumput ini merupakan hasil per-silangan antara rumput Brachiariaruziziensis klon 44-06 dan B. bri-zantha cv Marandu. Total produksibahan kering dari tiga kali panenmencapai 12,04 t/ha. Rumput Mu-lato sangat disukai ternak sapi,salah satunya karena batang dandaunnya lembut. Bulunya sedikit

bahkan lebih tinggi daripada rumputgajah. Rumput mudah dipanen ka-rena tumbuh tegak, tidak terlalutinggi, dan tanpa bulu sehingga ti-dak menimbulkan rasa gatal ketikapetani memanennya. Paspalumdapat tumbuh pada lahan terbukadengan cahaya matahari langsungmaupun lahan yang ternaungi.

Paspalum menjadi pilihan uta-ma petani karena selain produktivi-tasnya tinggi, juga disukai ternak.Untuk meningkatkan kualitas hijau-an, penanamannya dapat dikom-binasikan dengan tanaman legumsehingga terbentuk pertanamancampuran antara rumput dan le-

Rumput Mulato (Brachiaria hybrid cvMulato).

Rumput paspalum (Paspalum atratum cvHigane).

sehingga tidak menimbulkan rasagatal saat memotong dan meng-angkutnya.

Agar rumput tumbuh, berkem-bang, dan berproduksi tinggi, drai-nase lahan harus baik. Pada lahanyang berdrainase buruk, rumputMulato tumbuh kurang baik. Padadaerah yang bercurah hujan tinggi,rumput Mulato dapat terserangRhizoctonia, yaitu cendawan yangmenyerang akar. Jenis rumput inisangat disukai ternak.

Waktu panen atau pemotonganrumput sebaiknya setiap 60 harisekali, bergantung pada musim.Pemupukan setelah pemotonganpenting untuk mempertahankanproduksi hijauan tetap tinggi.

Setaria

Kultivar setaria yang diintroduksiadalah Narok. Total produksi bahankering hijauan rumput setaria daritiga kali panen adalah 73,5 t/ha.Rumput ini sangat disukai ternak,tumbuhnya tegak dan tidak berbulusehingga petani mudah memanen-nya.

Rumput ini membutuhkan lahanyang terbuka atau tanpa naungandan drainasenya baik karena se-taria tidak tahan terhadap genang-an. Oleh karena itu, setaria cocokdikembangkan pada lahan yang ber-lereng. Penanaman secara stripatau lajur memotong kemiringan

Rumput setaria (Setaria sphacelata cv Narok).Rumput panicum (Panicum maximumcv Simuang).

Page 11: Warta Litbang Pertanian

13Volume 33 Nomor 4, 2011 13

satu kultivar panicum introduksiyaitu Simuang atau disebut pula”Purple Guinea”.

Panicum menghasilkan bahankering hijauan 8,1 t/ha dari tiga kalipanen. Pertumbuhannya lambat se-hingga biomassa yang dihasilkandari tiga kali panen rendah. Namun,dengan pemupukan produksi hijau-an akan meningkat. Panen ataupemotongan rumput setiap 60 harisekali atau sesuai musim (SyamsuBahar).

Tanaman gandum (Triticum aes-tivum L.) adalah salah satu jenis

tanaman pangan penting di dunia.Salah satu produk olahan gandumadalah terigu. Konsumsi terigu ma-syarakat Indonesia meningkat 4-6%per tahun, padahal seluruh kebutuh-an terigu masih dipenuhi dari impor.Oleh karena itu, pemerintah men-canangkan program pengembang-an gandum di Indonesia.

Salah satu kendala pengem-bangan tanaman gandum di Indo-nesia adalah terbatasnya varietasyang beradaptasi terhadap ling-kungan tropis. Gandum merupakantanaman subtropis. Di negara asal-nya, gandum dibudidayakan didaerah dengan suhu di bawah 10°Cdengan produktivitas 9 t/ha. DiIndonesia, gandum lebih sesuaidibudidayakan di dataran tinggi(>900 m dpl) dengan suhu 22-24°C. Apabila ditanam di daerahdengan ketinggian di bawah 900 mdpl, produktivitas rendah. Oleh ka-rena itu, perakitan kultivar gandumyang adaptif untuk daerah tropismenjadi sangat penting untuk me-nunjang program pengembangangandum di Indonesia.

Perakitan Varietas Baru Gandum melaluiSeleksi In VitroPerakitan kultivar gandum yang adaptif untuk daerah tropis menjadi sangat penting untuk menunjang programpengembangan gandum di Indonesia. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan SumberdayaGenetik Pertanian (BB Biogen) telah melakukan perakitan gandum dengan memanfaatkan teknik bioteknologi.Klon-klon mutan gandum yang dihasilkan selanjutnya akan dievaluasi produktivitas dari keturunannya dibeberapa lokasi dengan ketinggian dan kondisi iklim yang berbeda.

Penyediaan keragaman genetikdapat dilakukan dengan meman-faatkan teknik kultur jaringan (kul-tur in vitro), yaitu dengan meng-induksi keragaman yang berasaldari sel-sel somatik (keragaman so-maklonal). Metode kultur jaringanyang dapat digunakan untuk meng-hasilkan keragaman somaklonaladalah dengan menggunakan zatpengatur tumbuh dengan aktivitasyang tinggi, atau dengan meng-induksi terjadinya mutasi. Induksimutasi merupakan metode yangterbukti dapat menghasilkan varie-tas-varietas baru pada berbagaitanaman. Untuk mengarahkan per-ubahan sifat yang terjadi karena

induksi mutasi, dapat dikombinasi-kan dengan seleksi in vitro denganmenggunakan agens seleksi ataumetode tertentu agar perubahansifat mengarah pada karakter yangdiinginkan.

Untuk mendukung tujuan ter-sebut, peneliti Balai Besar Pene-litian dan Pengembangan Biotekno-logi dan Sumberdaya Genetik Per-tanian telah melakukan induksi mu-tasi pada kalus beberapa varietasgandum, yaitu Nias, Dewata, BasriBay, dan Ali Bay. Induksi mutasi di-lakukan dengan menggunakan ira-diasi sinar gama pada dosis 25-100Gy. LD50 terjadi pada dosis iradiasisinar gama 50 Gy. Kalus yang telah

Regenerasi gandum hasil perlakuan iradiasi sinar gama dan seleksi in vitro; (a) kalusyang hidup, (b) kalus yang mati, dan (c) regenerasi kalus setelah iradiasi sinar gamadan seleksi in vitro.

Informasi lebih lanjut hubungi:

Balai Pengkajian TeknologiPertanian Sulawesi SelatanJalan Perintis Kemerdekaankm 17,5, Kotak Pos 1234Makassar 90242Telepon : (0411) 556449Faksimile : (0411) 554522E-mail :[email protected]@yahoo.com

lereng dapat mencegah erosi ta-nah. Dapat juga ditanam padatampingan teras bangku sehinggaberfungsi pula sebagai penguatteras.

Panicum

Jenis rumput ini memiliki banyakkultivar, dapat tumbuh pada lahanterbuka atau agak ternaungi. Salah

Page 12: Warta Litbang Pertanian

13Volume 33 Nomor 4, 2011 13

satu kultivar panicum introduksiyaitu Simuang atau disebut pula”Purple Guinea”.

Panicum menghasilkan bahankering hijauan 8,1 t/ha dari tiga kalipanen. Pertumbuhannya lambat se-hingga biomassa yang dihasilkandari tiga kali panen rendah. Namun,dengan pemupukan produksi hijau-an akan meningkat. Panen ataupemotongan rumput setiap 60 harisekali atau sesuai musim (SyamsuBahar).

Tanaman gandum (Triticum aes-tivum L.) adalah salah satu jenis

tanaman pangan penting di dunia.Salah satu produk olahan gandumadalah terigu. Konsumsi terigu ma-syarakat Indonesia meningkat 4-6%per tahun, padahal seluruh kebutuh-an terigu masih dipenuhi dari impor.Oleh karena itu, pemerintah men-canangkan program pengembang-an gandum di Indonesia.

Salah satu kendala pengem-bangan tanaman gandum di Indo-nesia adalah terbatasnya varietasyang beradaptasi terhadap ling-kungan tropis. Gandum merupakantanaman subtropis. Di negara asal-nya, gandum dibudidayakan didaerah dengan suhu di bawah 10°Cdengan produktivitas 9 t/ha. DiIndonesia, gandum lebih sesuaidibudidayakan di dataran tinggi(>900 m dpl) dengan suhu 22-24°C. Apabila ditanam di daerahdengan ketinggian di bawah 900 mdpl, produktivitas rendah. Oleh ka-rena itu, perakitan kultivar gandumyang adaptif untuk daerah tropismenjadi sangat penting untuk me-nunjang program pengembangangandum di Indonesia.

Perakitan Varietas Baru Gandum melaluiSeleksi In VitroPerakitan kultivar gandum yang adaptif untuk daerah tropis menjadi sangat penting untuk menunjang programpengembangan gandum di Indonesia. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan SumberdayaGenetik Pertanian (BB Biogen) telah melakukan perakitan gandum dengan memanfaatkan teknik bioteknologi.Klon-klon mutan gandum yang dihasilkan selanjutnya akan dievaluasi produktivitas dari keturunannya dibeberapa lokasi dengan ketinggian dan kondisi iklim yang berbeda.

Penyediaan keragaman genetikdapat dilakukan dengan meman-faatkan teknik kultur jaringan (kul-tur in vitro), yaitu dengan meng-induksi keragaman yang berasaldari sel-sel somatik (keragaman so-maklonal). Metode kultur jaringanyang dapat digunakan untuk meng-hasilkan keragaman somaklonaladalah dengan menggunakan zatpengatur tumbuh dengan aktivitasyang tinggi, atau dengan meng-induksi terjadinya mutasi. Induksimutasi merupakan metode yangterbukti dapat menghasilkan varie-tas-varietas baru pada berbagaitanaman. Untuk mengarahkan per-ubahan sifat yang terjadi karena

induksi mutasi, dapat dikombinasi-kan dengan seleksi in vitro denganmenggunakan agens seleksi ataumetode tertentu agar perubahansifat mengarah pada karakter yangdiinginkan.

Untuk mendukung tujuan ter-sebut, peneliti Balai Besar Pene-litian dan Pengembangan Biotekno-logi dan Sumberdaya Genetik Per-tanian telah melakukan induksi mu-tasi pada kalus beberapa varietasgandum, yaitu Nias, Dewata, BasriBay, dan Ali Bay. Induksi mutasi di-lakukan dengan menggunakan ira-diasi sinar gama pada dosis 25-100Gy. LD50 terjadi pada dosis iradiasisinar gama 50 Gy. Kalus yang telah

Regenerasi gandum hasil perlakuan iradiasi sinar gama dan seleksi in vitro; (a) kalusyang hidup, (b) kalus yang mati, dan (c) regenerasi kalus setelah iradiasi sinar gamadan seleksi in vitro.

Informasi lebih lanjut hubungi:

Balai Pengkajian TeknologiPertanian Sulawesi SelatanJalan Perintis Kemerdekaankm 17,5, Kotak Pos 1234Makassar 90242Telepon : (0411) 556449Faksimile : (0411) 554522E-mail :[email protected]@yahoo.com

lereng dapat mencegah erosi ta-nah. Dapat juga ditanam padatampingan teras bangku sehinggaberfungsi pula sebagai penguatteras.

Panicum

Jenis rumput ini memiliki banyakkultivar, dapat tumbuh pada lahanterbuka atau agak ternaungi. Salah

Page 13: Warta Litbang Pertanian

1 4 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

diiradiasi kemudian dipindahkan kedalam inkubator dan suhunya diaturmenjadi 35°C, selama 6 minggu.Perlakuan suhu panas dengan inku-bator menyebabkan kalus banyakyang mati. Kalus yang tetap hidupdipindahkan ke media regenerasi.

Jumlah tunas yang dihasilkandari masing-masing kalus berbeda,bergantung pada dosis iradiasi yangdigunakan. Hasil yang berbeda di-sebabkan oleh tingkat kepekaanyang berbeda terhadap tingkat ke-rusakan sel/jaringan.

Aklimatisasi planlet gandum hasil iradiasi sinar gama dan seleksi in vitro; (a)aklimatisasi planlet, (b) tanaman kandidat mutan M1 (kiri) dan tanaman kontrol(kanan), dan (c) tanaman kandidat mutan M1 yang sudah menghasilkan malai (kiridan tengah) dan tanaman kontrol (kanan).

Aklimatisasi planlet dilakukandi rumah kaca dan beberapa tanam-an sudah ada yang menghasilkanmalai. Pada umumnya tanaman ha-sil iradiasi sinar gama lebih pendekserta jumlah anakan dan jumlahdaun lebih sedikit dibanding tanam-an yang ditumbuhkan dari biji(kontrol). Selanjutnya klon mutanini akan dievaluasi produktivitas dibeberapa lokasi dengan ketinggiandan kondisi iklim yang berbeda(Ragapadmi Purnamaningsih).

Informasi lebih lanjut hubungi:

Balai Besar Penelitian danPengembangan Bioteknologi danSumberdaya Genetik PertanianJalan Tentara Pelajar No. 3ABogor 16111Telepon : (0251) 8337975

83509208339793

Faksimile : (0251) 8338820E-mail :[email protected]

Ketersediaan pangan yang cukupmenjadi pilar utama ketahanan

pangan nasional. Oleh karena itu,pemerintah terus berupaya mening-katkan produksi pangan melaluiberbagai terobosan dengan meli-batkan berbagai pihak.

Salah satu peluang yang cukuppotensial dalam peningkatan pro-duksi pangan, khususnya di Jawa,adalah melaksanakan agroforestryatau wana tani. Dalam pola ini, pe-tani dapat memanfaatkan lahan hu-tan milik Perhutani untuk budi dayatanaman pangan di antara tegakantanaman muda.

Agroforestry: Mendukung PeningkatanProduksi Pangan

Kerja sama yang saling menguntungkan antara petani sekitar hutan dan Perhutani mampu meningkatkanproduksi dan pendapatan petani tanaman pangan. Agroforestry atau wana tani diharapkan juga mampumemberikan kontribusi bagi penyediaan pangan daerah sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.

Wana tani memberi manfaatbaik bagi petani sekitar hutan mau-pun Perhutani. Petani dapat mem-peroleh tambahan pendapatan danpersediaan pangan, sementara bagiPerhutani, kegiatan ini dapat men-ciptakan suasana yang kondusifbagi keamanan dan keberlanjutanusaha. Hubungan sosial yang eratantara masyarakat dan Perhutanipun akan tercipta sehingga dapatmeminimalkan konflik yang mung-kin timbul. Wana tani merupakanbagian dari program PengelolaanHutan Bersama Masyarakat (PHBM)yang dilaksanakan oleh Perhutani

di Jawa Tengah, khususnya di Ka-bupaten Blora.

Pengelolaan Hutan BersamaMasyarakat (PHBM)

Agroforestry dicanangkan Perhuta-ni untuk memberdayakan masyara-kat sekitar kawasan lahan Perhuta-ni. PHBM dilaksanakan dengan spirit“Bersama, Berdaya, dan Berbagi”untuk memanfaatkan lahan/ruangdan hasil dari pengelolaan sumberdaya hutan dengan prinsip salingmenguntungkan, saling memper-

rusmini
14 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Page 14: Warta Litbang Pertanian

1 4 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

diiradiasi kemudian dipindahkan kedalam inkubator dan suhunya diaturmenjadi 35°C, selama 6 minggu.Perlakuan suhu panas dengan inku-bator menyebabkan kalus banyakyang mati. Kalus yang tetap hidupdipindahkan ke media regenerasi.

Jumlah tunas yang dihasilkandari masing-masing kalus berbeda,bergantung pada dosis iradiasi yangdigunakan. Hasil yang berbeda di-sebabkan oleh tingkat kepekaanyang berbeda terhadap tingkat ke-rusakan sel/jaringan.

Aklimatisasi planlet gandum hasil iradiasi sinar gama dan seleksi in vitro; (a)aklimatisasi planlet, (b) tanaman kandidat mutan M1 (kiri) dan tanaman kontrol(kanan), dan (c) tanaman kandidat mutan M1 yang sudah menghasilkan malai (kiridan tengah) dan tanaman kontrol (kanan).

Aklimatisasi planlet dilakukandi rumah kaca dan beberapa tanam-an sudah ada yang menghasilkanmalai. Pada umumnya tanaman ha-sil iradiasi sinar gama lebih pendekserta jumlah anakan dan jumlahdaun lebih sedikit dibanding tanam-an yang ditumbuhkan dari biji(kontrol). Selanjutnya klon mutanini akan dievaluasi produktivitas dibeberapa lokasi dengan ketinggiandan kondisi iklim yang berbeda(Ragapadmi Purnamaningsih).

Informasi lebih lanjut hubungi:

Balai Besar Penelitian danPengembangan Bioteknologi danSumberdaya Genetik PertanianJalan Tentara Pelajar No. 3ABogor 16111Telepon : (0251) 8337975

83509208339793

Faksimile : (0251) 8338820E-mail :[email protected]

Ketersediaan pangan yang cukupmenjadi pilar utama ketahanan

pangan nasional. Oleh karena itu,pemerintah terus berupaya mening-katkan produksi pangan melaluiberbagai terobosan dengan meli-batkan berbagai pihak.

Salah satu peluang yang cukuppotensial dalam peningkatan pro-duksi pangan, khususnya di Jawa,adalah melaksanakan agroforestryatau wana tani. Dalam pola ini, pe-tani dapat memanfaatkan lahan hu-tan milik Perhutani untuk budi dayatanaman pangan di antara tegakantanaman muda.

Agroforestry: Mendukung PeningkatanProduksi Pangan

Kerja sama yang saling menguntungkan antara petani sekitar hutan dan Perhutani mampu meningkatkanproduksi dan pendapatan petani tanaman pangan. Agroforestry atau wana tani diharapkan juga mampumemberikan kontribusi bagi penyediaan pangan daerah sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.

Wana tani memberi manfaatbaik bagi petani sekitar hutan mau-pun Perhutani. Petani dapat mem-peroleh tambahan pendapatan danpersediaan pangan, sementara bagiPerhutani, kegiatan ini dapat men-ciptakan suasana yang kondusifbagi keamanan dan keberlanjutanusaha. Hubungan sosial yang eratantara masyarakat dan Perhutanipun akan tercipta sehingga dapatmeminimalkan konflik yang mung-kin timbul. Wana tani merupakanbagian dari program PengelolaanHutan Bersama Masyarakat (PHBM)yang dilaksanakan oleh Perhutani

di Jawa Tengah, khususnya di Ka-bupaten Blora.

Pengelolaan Hutan BersamaMasyarakat (PHBM)

Agroforestry dicanangkan Perhuta-ni untuk memberdayakan masyara-kat sekitar kawasan lahan Perhuta-ni. PHBM dilaksanakan dengan spirit“Bersama, Berdaya, dan Berbagi”untuk memanfaatkan lahan/ruangdan hasil dari pengelolaan sumberdaya hutan dengan prinsip salingmenguntungkan, saling memper-

Page 15: Warta Litbang Pertanian

15Volume 33 Nomor 4, 2011 15

kuat, dan saling mendukung sertakesadaran akan tanggung jawabsosial. PHBM bertujuan untuk men-capai keberlanjutan fungsi danmanfaat sumber daya hutan yangberkelanjutan dan mengakomodasipartisipasi dan kepentingan masya-rakat sekitar hutan.

Kegiatan PHBM meliputi: (1)pengusahaan hutan, mencakup pe-rencanaan, penanaman, pemeliha-raan, perlindungan, dan pemanenanhasil hutan, (2) usaha produktif ber-basis lahan, seperti agroforestry,dan (3) usaha produktif bukan lahan,seperti pengelolaan wisata, tam-bang galian, mata air, pengem-bangan dan pengusahaan flora danfauna, dan pemborongan barangdan jasa. Sementara, kegiatan diluar kawasan hutan meliputi usahaproduktif pengembangan hutanrakyat, aneka usaha kehutanan, in-dustri pengelolaan hasil hutan, danindustri kecil atau rumah tangga.Fasilitasi pemerintah (dalam hal iniPerhutani) dalam kerja sama PHBMmeliputi pembentukan desa modelPHBM, sekolah lapang agribisnis,pelatihan pengelolaan hutan, bantu-an modal, dan bagi hasil.

PHBM memadukan aspek eko-nomi, ekologi, dan sosial dalam pe-ngelolaan sumber daya hutan.PHBM bertujuan untuk meningkat-kan peran dan tanggung jawabPerhutani, masyarakat desa hutan,dan pihak lain dalam pengelolaansumber daya hutan melalui kemi-traan. Perhutani melakukan bagihasil produk hutan, baik kayu mau-pun nonkayu dengan masyarakatsekitar kawasan hutan, sedangkanuntuk lahan yang ditanami komo-ditas pangan, Perhutani menyedia-kannya secara gratis dalam jangkawaktu tertentu (2-5 tahun).

Tersedianya lahan memberikontribusi penting bagi peningkatanproduksi pangan. Sebagai contoh diJawa Tengah, data Perum Perhu-tani menunjukkan, dengan polatumpang sari, pada tahun 2010kawasan hutan diharapkan meng-hasilkan gabah 6.450 ton, jagung12.041 ton, kedelai 1.032 ton, ubikayu 6.020 ton, dan kacang tanah6,02 ton. Walaupun luas lahan

hutan yang tersedia untuk ditanamikomoditas pangan berfluktuasi se-tiap tahun, produksi pangan dari la-han Perhutani dapat menopang ke-tersediaan pangan di Jawa Tengah.

Agroforestry di Blora

Kabupaten Blora memiliki kawasanhutan seluas 90.416 ha. Salah satuupaya untuk meningkatkan kese-jahteraan petani sekitar hutan se-kaligus produksi pangan di Bloraadalah memanfaatkan lahan hutanmilik Perum Perhutani melalui agro-forestry. Petani dari desa sekitarhutan diizinkan menggarap lahanhutan milik Perhutani yang beradadi wilayah pangkuan desa tersebut.

Dalam mengimplementasikanPHBM, masyarakat desa hutanmembentuk lembaga berbadanhukum, yaitu Lembaga MasyarakatDesa Hutan (LMDH), untuk melaku-kan kerja sama pengelolaan sumberdaya hutan dengan Perhutani.LMDH memiliki hak kelola di petakhutan pangkuan di wilayah desatempat LMDH itu berada, bekerjasama dengan Perhutani, dan men-dapat bagi hasil dari kerja sama ter-sebut.

Di Kabupaten Blora terdapat138 LMDH yang tersebar di 16 ke-camatan, dengan total luas areal86.488 ha. Pemerintah daerahmemberi perhatian cukup besarterhadap LMDH. Di tingkat kabu-paten, LMDH memiliki wadah yangdisebut Forum Komunikasi Penge-lolaan Hutan Bersama Masyarakat(PHMB). Untuk membina LMDH,pemerintah melibatkan Dinas Per-tanian, Dinas Kehutanan, Setda,dan Perhutani.

Agroforestry yang melibatkanLMDH dapat membantu menyedia-kan pangan di daerah. Dari peng-alaman selama ini, rata-rata hasilpanen di kawasan hutan lebih tinggidibanding lahan milik petani karenakandungan humus/hara lahan hutanlebih tinggi. Indikasi ini terlihat padasaat pelaksanaan program Cadang-an Beras Nasional (CBN) di Blora.Dalam program ini, Kabupaten Bloramendapat alokasi benih padi gogo

untuk areal 600 ha. Dari total luastersebut, 450 ha berada di luar ka-wasan hutan (tegal) dan 150 ha dikawasan hutan. Salah satu lokasidesa hutan adalah Desa Bogem,Kecamatan Japah. Varietas padigogo yang ditanam adalah SituBagendit. Pada saat panen rayaoleh Gubernur Jawa Tengah, hasilpadi gogo mencapai 6,7 t/ha (ubin-an). Hasil ini menunjukkan bahwakawasan hutan cukup potensial un-tuk mendukung produksi pangan.

Komoditas dominan yang di-tanam di kawasan hutan adalahpadi gogo dan jagung. Petani dapatmemanfaatkan lahan hutan selama3 tahun atau sebelum tegakan ta-naman hutan tinggi. Interval waktupemanfaatan lahan hutan fleksibel.Sebagai contoh, jika jarak tanamdari tanaman utama 3 m x 3 m(normal) maka pemanfaatan lahanuntuk tanaman pangan selama 2tahun dan jika jarak tanamnya 6 mx 2 m dapat mencapai 5 tahun. Na-mun, pemanfaatan lahan ditetap-kan selama 2 tahun dan dapat di-perpanjang setahun dan seterusnyajika budi daya tanaman masih me-mungkinkan.

Selain hak memanfaatkan la-han Perhutani untuk budi daya ta-naman pangan dalam batas waktutertentu, LMDH juga mendapat bagihasil kayu. Aturan umumnya, peta-ni mendapat bagian 25% dari nilaikayu dikurangi biaya produksi dankeamanan. Waktu dan besarnyabagian hasil yang diterima petanibervariasi, bergantung pada umurtanaman. Jika pohon yang ditanamberumur panjang, misalnya jatihingga 70 tahun, petani tidak perlumenunggu hingga 70 tahun karenapada saat penjarangan tanaman,petani sudah mendapat hasilnya.Rumus bagi hasil ketika jati ber-umur 5 tahun (saat penjarangan)adalah 5/70 x 25% x nilai kayu.

Pendapatan dari bagi hasil ter-sebut terutama dialokasikan LMDHuntuk usaha produktif (50%),sisanya untuk bantuan pembangun-an desa, honor pengurus, dan sub-sidi silang ke LMDH lain yang belummenikmati bagi hasil karena tanam-an masih terlalu muda.

Page 16: Warta Litbang Pertanian

1 6 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Adalah Associate ProfessorElske Van De Fliert dari Center

of Communication for SocialChange, Universitas Queensland,Australia, yang menciptakan per-

Di Kecamatan Jati, sistemPHBM telah berjalan di KPH Randu-blatung. Melalui PHBM, Perhutanibersama masyarakat desa hutanbisa disebut sebagai agens pem-baharuan dalam pengelolaan hutanmasa depan. Wilayah kerja Per-hutani KPH Randublatung men-cakup 34 desa hutan dan semuanyatelah melakukan kemitraan denganPerhutani. Kegiatan PHBM dalamkawasan hutan meliputi pemanfa-atan lahan untuk budi daya tanam-an pertanian di bawah tegakan ta-naman hutan, kerja sama peng-amanan hutan, serta penebanganhasil hutan. Untuk kegiatan di luarkawasan hutan, masyarakat yangtergabung dalam LMDH diberimotivasi dan inovasi usaha denganmodal dari bagi hasil untuk kegiatanproduktif. Langkah ini diharapkandapat memperluas lapangan kerjabagi masyarakat perdesaan.

PHBM juga melibatkan pihaklain, termasuk unit pelaksana teknisBadan Litbang Pertanian, dalammeningkatkan nilai tambah danmengembangkan usaha tani. BalaiPenelitian Tanaman Obat dan Aro-matik serta Balai Besar Pengem-bangan Mekanisasi Pertanian,misalnya, mengenalkan budi dayatanaman empon-empon di kawas-an hutan serta teknologi pengolah-annya. Beberapa LMDH telahmenerapkan teknologi yang diper-kenalkan. Teknologi disesuaikandengan kondisi lahan pada masing-masing desa hutan.

Kendala dan Pemecahan Masalah

Kendala umum pelaksanaan pro-gram PHBM, khususnya dalampembinaan LMDH lebih bersifatsosial, yaitu bagaimana mengubahperilaku masyarakat sekitar hutanterutama pada tahap awal program.Disadari sepenuhnya bahwa sulitmengubah perilaku masyarakatdalam waktu singkat, tetapi perluwaktu untuk mensosialisasikan pro-gram ke masyarakat sekitar hutan.Berkaitan dengan hal tersebut, Per-hutani mempunyai petugas pen-damping yang akan terus membinamasyarakat sekitar hutan. Namun,dari pengalaman selama ini, masya-rakat sekitar hutan mendukungprogram PHBM karena memberimanfaat nyata bagi mereka.

Permasalahan lainnya adalahsebagian masyarakat sekitar hutanmasih menerapkan teknik budi dayasecara tradisional. Oleh karena itu,penyuluh pertanian terus berupayamemperkenalkan teknik budi dayayang baik dan benar dengan mem-berdayakan kelompok tani/LMDHdan penyuluhan secara rutin. Agarprogram pemberdayaan memberihasil yang optimal, di masa men-datang masih diperlukan campurtangan pemerintah, terutama da-lam penyediaan dana stimulanuntuk modal usaha.

Mengingat lokasi penanaman dikawasan hutan, dikhawatirkan pe-tani (LMDH) tidak mendapat subsidipupuk atau bantuan benih dari pe-merintah karena secara teori pupuk

bersubsidi hanya diberikan ke pe-tani di kawasan sentra produksipangan. Namun, pemerintah/DinasPertanian memiliki kebijakan lain.Walaupun lokasi di kawasan hutan,karena petani mengusahakan ko-moditas pangan mereka tetapmendapat bantuan benih. Untukmemperoleh pupuk bersubsidi, me-reka harus membuat RDKK. Umum-nya petani yang mengelola lahanhutan juga memiliki lahan kering(tegalan) dan sebagai anggota ke-lompok tani sehingga mendapatpupuk bersubsidi.

Untuk mengantisipasi pengu-rangan pendapatan petani karenatidak dapat lagi menanam komo-ditas pangan di kawasan hutansetelah tegakan tinggi, Perhutanimengizinkan petani untuk mena-nam empon-empon sebagai tanam-an sela. Kegiatan ini sudah berjalandi beberapa desa. Petani sekitarhutan juga masih dapat memanfa-atkan hutan, misalnya mengambildaun jati, ranting, maupun pupa ulatjati yang dikenal sebagai makananbergizi bagi masyarakat sekitarhutan (Ashari).

Informasi lebih lanjut hubungi:

Pusat Sosial Ekonomi danKebijakan PertanianJalan Ahmad Yani No. 70Bogor 16161Telepon : (0251) 8333964Faksimile : (0251) 8314496E-mail :[email protected]

Penyuluhan melalui permainan? Barangkali jarang terdengar di telinga kita karena memang belum dikenal luasdi Indonesia. Pendekatan tersebut ternyata mampu melibatkan petani secara aktif dalam proses penyuluhan,seperti yang telah diuji coba dalam proses penyuluhan dalam kegiatan pengkajian melalui permainan simulasi,yaitu Simulasi Sistem Usaha Tani Jagung Sapi (SimSimJaSa).

Belajar Penyuluhan melalui Permainan

mainan “SimSimJaSa” tersebut.Beliau adalah pakar dalam komu-nikasi partisipatif sehingga bentukpermainan SimSimJaSa ini dikem-bangkan dengan mengadopsi pen-

dekatan partisipatif. Permainan si-mulasi ini ditujukan untuk menjadialat bantu dalam mengomunikasi-kan suatu inovasi sehingga dapatmenggugah kesadaran petani bah-

rusmini
16
Page 17: Warta Litbang Pertanian

1 6 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Adalah Associate ProfessorElske Van De Fliert dari Center

of Communication for SocialChange, Universitas Queensland,Australia, yang menciptakan per-

Di Kecamatan Jati, sistemPHBM telah berjalan di KPH Randu-blatung. Melalui PHBM, Perhutanibersama masyarakat desa hutanbisa disebut sebagai agens pem-baharuan dalam pengelolaan hutanmasa depan. Wilayah kerja Per-hutani KPH Randublatung men-cakup 34 desa hutan dan semuanyatelah melakukan kemitraan denganPerhutani. Kegiatan PHBM dalamkawasan hutan meliputi pemanfa-atan lahan untuk budi daya tanam-an pertanian di bawah tegakan ta-naman hutan, kerja sama peng-amanan hutan, serta penebanganhasil hutan. Untuk kegiatan di luarkawasan hutan, masyarakat yangtergabung dalam LMDH diberimotivasi dan inovasi usaha denganmodal dari bagi hasil untuk kegiatanproduktif. Langkah ini diharapkandapat memperluas lapangan kerjabagi masyarakat perdesaan.

PHBM juga melibatkan pihaklain, termasuk unit pelaksana teknisBadan Litbang Pertanian, dalammeningkatkan nilai tambah danmengembangkan usaha tani. BalaiPenelitian Tanaman Obat dan Aro-matik serta Balai Besar Pengem-bangan Mekanisasi Pertanian,misalnya, mengenalkan budi dayatanaman empon-empon di kawas-an hutan serta teknologi pengolah-annya. Beberapa LMDH telahmenerapkan teknologi yang diper-kenalkan. Teknologi disesuaikandengan kondisi lahan pada masing-masing desa hutan.

Kendala dan Pemecahan Masalah

Kendala umum pelaksanaan pro-gram PHBM, khususnya dalampembinaan LMDH lebih bersifatsosial, yaitu bagaimana mengubahperilaku masyarakat sekitar hutanterutama pada tahap awal program.Disadari sepenuhnya bahwa sulitmengubah perilaku masyarakatdalam waktu singkat, tetapi perluwaktu untuk mensosialisasikan pro-gram ke masyarakat sekitar hutan.Berkaitan dengan hal tersebut, Per-hutani mempunyai petugas pen-damping yang akan terus membinamasyarakat sekitar hutan. Namun,dari pengalaman selama ini, masya-rakat sekitar hutan mendukungprogram PHBM karena memberimanfaat nyata bagi mereka.

Permasalahan lainnya adalahsebagian masyarakat sekitar hutanmasih menerapkan teknik budi dayasecara tradisional. Oleh karena itu,penyuluh pertanian terus berupayamemperkenalkan teknik budi dayayang baik dan benar dengan mem-berdayakan kelompok tani/LMDHdan penyuluhan secara rutin. Agarprogram pemberdayaan memberihasil yang optimal, di masa men-datang masih diperlukan campurtangan pemerintah, terutama da-lam penyediaan dana stimulanuntuk modal usaha.

Mengingat lokasi penanaman dikawasan hutan, dikhawatirkan pe-tani (LMDH) tidak mendapat subsidipupuk atau bantuan benih dari pe-merintah karena secara teori pupuk

bersubsidi hanya diberikan ke pe-tani di kawasan sentra produksipangan. Namun, pemerintah/DinasPertanian memiliki kebijakan lain.Walaupun lokasi di kawasan hutan,karena petani mengusahakan ko-moditas pangan mereka tetapmendapat bantuan benih. Untukmemperoleh pupuk bersubsidi, me-reka harus membuat RDKK. Umum-nya petani yang mengelola lahanhutan juga memiliki lahan kering(tegalan) dan sebagai anggota ke-lompok tani sehingga mendapatpupuk bersubsidi.

Untuk mengantisipasi pengu-rangan pendapatan petani karenatidak dapat lagi menanam komo-ditas pangan di kawasan hutansetelah tegakan tinggi, Perhutanimengizinkan petani untuk mena-nam empon-empon sebagai tanam-an sela. Kegiatan ini sudah berjalandi beberapa desa. Petani sekitarhutan juga masih dapat memanfa-atkan hutan, misalnya mengambildaun jati, ranting, maupun pupa ulatjati yang dikenal sebagai makananbergizi bagi masyarakat sekitarhutan (Ashari).

Informasi lebih lanjut hubungi:

Pusat Sosial Ekonomi danKebijakan PertanianJalan Ahmad Yani No. 70Bogor 16161Telepon : (0251) 8333964Faksimile : (0251) 8314496E-mail :[email protected]

Penyuluhan melalui permainan? Barangkali jarang terdengar di telinga kita karena memang belum dikenal luasdi Indonesia. Pendekatan tersebut ternyata mampu melibatkan petani secara aktif dalam proses penyuluhan,seperti yang telah diuji coba dalam proses penyuluhan dalam kegiatan pengkajian melalui permainan simulasi,yaitu Simulasi Sistem Usaha Tani Jagung Sapi (SimSimJaSa).

Belajar Penyuluhan melalui Permainan

mainan “SimSimJaSa” tersebut.Beliau adalah pakar dalam komu-nikasi partisipatif sehingga bentukpermainan SimSimJaSa ini dikem-bangkan dengan mengadopsi pen-

dekatan partisipatif. Permainan si-mulasi ini ditujukan untuk menjadialat bantu dalam mengomunikasi-kan suatu inovasi sehingga dapatmenggugah kesadaran petani bah-

Page 18: Warta Litbang Pertanian

17Volume 33 Nomor 4, 2011 17

menjawab tantangan tersebut. Per-mainan ini didesain dengan benar-benar memahami keterbatasan danpotensi yang dimiliki petani, sertamanfaat yang akan diperoleh darimengadopsi inovasi.

Komponen dan aturan permain-an SimSimJaSa hampir mirip de-ngan permainan monopoli. Permain-an monopoli bukan hal yang asingdan cukup mudah dimainkan.Dalam SimSimJaSa, penyuluh ber-peran sebagai fasilitator yang men-jelaskan tujuan permainan sertaperaturannya kepada pemain. Ter-kait dengan skenario pola integrasijagung-sapi, papan permainan di-bagi dalam 12 kotak yang mewakilibulan Januari sampai Desember,sehingga satu putaran permainanmerefleksikan satu tahun berusahatani jagung. Masing-masing bulandi papan tersebut merefleksikankalender usaha tani jagung (waktupengolahan tanah, waktu tanamhingga waktu panen). Permainan inibertujuan untuk menggugah kesa-daran petani akan manfaat yangdapat mereka peroleh dari usahatani jagung yang intensif sertapengusahaan lahan pada luasanminimal 1 ha.

Permainan terbagi atas duaskenario. Pertama, pemain mema-inkan peran dengan kondisi umumyang dihadapi petani, yaitu meng-usahakan jagung pada luasan 0,5ha dengan pola usaha tani tradisi-onal menggunakan benih lokal sertatanpa pemupukan dan penyem-protan. Skenario kedua diperankanoleh pemain lain di mana petani ter-sebut telah mengadopsi usaha tanijagung intensif pada lahan 1 ha.Dari kedua skenario tersebut, pe-main dengan sendirinya akan mem-pelajari seberapa besar manfaatyang dapat diperoleh dari pene-rapan inovasi. Di akhir permainan,mereka pun dapat membandingkankeuntungan yang diperoleh petanitradisional dan petani yang meng-adopsi inovasi. Permainan berakhirsetelah dua putaran atau berusahatani selama dua tahun.

Selain sebagai media pembe-lajaran, kelebihan lain dari permain-an ini adalah petani dihadapkan pa-da proses pengambilan keputusanselama permainan berlangsung. Disetiap langkah/kotak, pemain akanmembuka kartu-kartu yang telahdisiapkan, yang berisi pertanyaandan pilihan-pilihan, antara lain

Komponen dan aturan permainan SimSimJaSa yang hampir mirip dengan permainanmonopoli.

wa ada alternatif lain yang terse-dia dan dapat dimanfaatkan untukmeningkatkan taraf hidupnya.

Balai Pengkajian Teknologi Per-tanian (BPTP) NTT, dalam melaksa-nakan Pilot Roll Out (PRO) project(tahun 2008-2009) telah mengujicoba permainan SimSimJaSa seba-gai bagian dari proses penyuluhansistem manajemen integrasi jagungdan sapi pada lahan kering. PROproject merupakan uji coba peng-kajian model pengembangan yangdiiniasi oleh Balai Besar Pengkajiandan Pengembangan Teknologi Per-tanian (BBP2TP) bekerja samadengan Australian Centre forInternational Agricultural Research- Smallholder Agribusiness Develop-ment Initiative (ACIAR-SADI) padatahun 2008, yaitu suatu kegiatanpengkajian dan diseminasi denganpendekatan partisipatif.

Permainan berbentuk simulasisebenarnya sudah cukup dikenalsebagai alat bantu komunikasi da-lam penyuluhan pertanian, namunbelum dikenal secara luas di Indo-nesia. Beberapa literatur menye-butkan bahwa pendekatan pe-nyuluhan melalui permainan cukupefektif dalam menggugah kesadar-an dan minat petani dibandingkandengan metode penyuluhan kon-vensional. Melalui permainan simu-lasi, petani diajak untuk mempe-lajari inovasi baru dan sekaligusmengambil keputusan tanpa harusmenanggung risiko dari penerapaninovasi tersebut secara nyata dilahan mereka masing-masing da-lam jangka waktu tertentu.

Permainan SimSimJaSa

Dalam PRO project, tim inovasiBPTP NTT dituntut untuk mampumengubah pola usaha tani jagungtradisional yang dilakukan masya-rakat ke arah usaha tani intensif.Mengubah pola usaha tani bukanhal yang mudah karena menyang-kut perubahan kebiasaan kerjapetani dalam membudidayakanjagung. Selain itu juga terkait per-soalan sosial ekonomi yang cukuprumit. Dengan demikian, permainanSimSimJaSa dikembangkan untuk

Page 19: Warta Litbang Pertanian

1 8 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

apakah petani akan memutuskanmemakai benih unggul atau tidak,membeli herbisida atau tidak, dansebagainya. Pengambilan keputus-an didasarkan pada pengalamannyasendiri atau dari pengamatan ter-hadap pemain lain yang sudah me-nerapkan inovasi. Oleh karena itu,pada tahapan ini terbuka peluangterjadinya dialog dan diskusi untukmembahas pilihan-pilihan yangdihadapi, namun pengambilan kepu-tusan tetap berada di tangan petani.Dalam hal ini, petani belajar tentangdasar-dasar dalam pengambilankeputusan yang akan berguna padasaat mereka menerapkan inovasitersebut nantinya.

Peluang Pengembangan BentukPermainan dalam DiseminasiInovasi

Hasil uji coba SimSimJaSa di NTTmemang masih menunjukkan be-berapa kelemahan, antara lain

kompleksitas sosial ekonomi petaniyang tidak semuanya bisa ter-akomodasi dalam permainan ini. Disamping itu, durasi permainan yangmemakan waktu cukup lama dapatmenimbulkan kebosanan bagipemain apabila fasilitator tidak cu-kup terampil dalam mendampingipermainan ini.

Namun terlepas dari kelemah-an-kelemahan tersebut, terdapatlessons learned yang dapat mem-buka wawasan kita bersama. Per-tama, permainan seperti SimSimJaSa ini dapat dikembangkan olehinstitusi yang menjalankan fungsidiseminasi, seperti BPTP. BPTP me-rupakan institusi penyedia inovasispesifik lokasi dan bertugas mengo-munikasikan inovasi tersebut kepa-da pengguna. Kedua, SimSimJaSacukup efektif untuk mengomuni-kasikan inovasi baru kepada petanidalam bentuk pendidikan orang de-wasa, yaitu terjadinya proses pem-belajaran bersama dengan petani,terbukanya peluang untuk dialog,

diskusi dan pengambilan keputusan,serta tidak adanya risiko yang di-tanggung oleh petani dalam mengujicoba inovasi tersebut selama per-mainan berlangsung.

Agar bentuk permainan simu-lasi semacam ini dapat dikembang-kan dalam mendukung proses di-seminasi secara partisipatif, diper-lukan dukungan institusi terkaitdalam hal pengembangan permain-an simulasi, pelatihan bagi fasilita-tor, dan praktek uji coba permainansimulasi ini (Istriningsih).

Informasi lebih lanjut hubungi:

Balai Besar Pengkajian danPengembangan TeknologiPertanianJalan Tentara Pelajar Nomor 10Bogor 16114Telepon : (0251) 8351277Faksimile : (0251) 8350928E-mail :[email protected]@yahoo.com

Petani atau pekebun disebut te-lah mengadopsi suatu inovasi

bila telah menerapkan seluruh atausebagian penting dari inovasi ter-sebut secara berkelanjutan. Secaraumum, proses adopsi inovasi ber-langsung dalam tiga tahap, yaitutahap praadopsi, adopsi, dan adopsilanjut.

Pada tahap praadopsi, pekebunmulai mendapat informasi menge-nai suatu inovasi dari berbagaisumber sehingga mulai muncul ke-sadaran bahwa usaha tani yangmereka laksanakan saat ini dapatlebih baik dan produktif sehingga

meningkatkan pendapatannya.Pada tahap adopsi, petani menerap-kan inovasi tersebut dan melanjut-kannya karena terbukti lebih baikdan lebih produktif dari inovasi se-belumnya. Adopsi lanjut dapat ter-jadi jika pekebun telah menikmatihasil dari penerapan inovasi sehing-ga muncul keinginan yang kuat un-tuk menerapkan inovasi lain yangrelevan maupun yang tidak relevandengan inovasi yang diadopsi.

Adopsi benih dapat menjadiindikator kemajuan perkebunan ta-naman dimaksud. Hal ini cukup logiskarena perkebunan yang belum

mengadopsi benih unggul hampirdapat dipastikan kondisi perta-namannya kurang baik dan kurangproduktif. Sebaliknya, perkebunanyang kurang produktif hampir dapatdipastikan adopsi benih unggulnyajuga rendah.

Usaha tani kelapa sawit meru-pakan usaha tani yang paling majudibanding tanaman perkebunanlainnya karena perluasannya ham-pir seluruhnya telah mengadopsibenih unggul dan inovasi lainnya(Tabel 1). Walaupun tidak semajukelapa sawit, peremajaan dan per-luasan tanaman kakao juga me-

Adopsi Benih Unggul Gerbang Adopsi InovasiPerkebunan RakyatAdopsi benih unggul merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan perkebunan. Tanamanperkebunan umumnya merupakan tanaman tahunan sehingga ketepatan memilih benih akan menentukankinerja perkebunan dalam jangka panjang. Benih unggul merupakan pintu masuk bagi inovasi lainnya karenabenih unggul akan menunjukkan kinerjanya bila disertai aplikasi inovasi lain yang mengiringinya. Oleh karenaitu, adopsi benih unggul sering disebut sebagai gerbang dari adopsi inovasi perkebunan yang lain.

Page 20: Warta Litbang Pertanian

1 8 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

apakah petani akan memutuskanmemakai benih unggul atau tidak,membeli herbisida atau tidak, dansebagainya. Pengambilan keputus-an didasarkan pada pengalamannyasendiri atau dari pengamatan ter-hadap pemain lain yang sudah me-nerapkan inovasi. Oleh karena itu,pada tahapan ini terbuka peluangterjadinya dialog dan diskusi untukmembahas pilihan-pilihan yangdihadapi, namun pengambilan kepu-tusan tetap berada di tangan petani.Dalam hal ini, petani belajar tentangdasar-dasar dalam pengambilankeputusan yang akan berguna padasaat mereka menerapkan inovasitersebut nantinya.

Peluang Pengembangan BentukPermainan dalam DiseminasiInovasi

Hasil uji coba SimSimJaSa di NTTmemang masih menunjukkan be-berapa kelemahan, antara lain

kompleksitas sosial ekonomi petaniyang tidak semuanya bisa ter-akomodasi dalam permainan ini. Disamping itu, durasi permainan yangmemakan waktu cukup lama dapatmenimbulkan kebosanan bagipemain apabila fasilitator tidak cu-kup terampil dalam mendampingipermainan ini.

Namun terlepas dari kelemah-an-kelemahan tersebut, terdapatlessons learned yang dapat mem-buka wawasan kita bersama. Per-tama, permainan seperti SimSimJaSa ini dapat dikembangkan olehinstitusi yang menjalankan fungsidiseminasi, seperti BPTP. BPTP me-rupakan institusi penyedia inovasispesifik lokasi dan bertugas mengo-munikasikan inovasi tersebut kepa-da pengguna. Kedua, SimSimJaSacukup efektif untuk mengomuni-kasikan inovasi baru kepada petanidalam bentuk pendidikan orang de-wasa, yaitu terjadinya proses pem-belajaran bersama dengan petani,terbukanya peluang untuk dialog,

diskusi dan pengambilan keputusan,serta tidak adanya risiko yang di-tanggung oleh petani dalam mengujicoba inovasi tersebut selama per-mainan berlangsung.

Agar bentuk permainan simu-lasi semacam ini dapat dikembang-kan dalam mendukung proses di-seminasi secara partisipatif, diper-lukan dukungan institusi terkaitdalam hal pengembangan permain-an simulasi, pelatihan bagi fasilita-tor, dan praktek uji coba permainansimulasi ini (Istriningsih).

Informasi lebih lanjut hubungi:

Balai Besar Pengkajian danPengembangan TeknologiPertanianJalan Tentara Pelajar Nomor 10Bogor 16114Telepon : (0251) 8351277Faksimile : (0251) 8350928E-mail :[email protected]@yahoo.com

Petani atau pekebun disebut te-lah mengadopsi suatu inovasi

bila telah menerapkan seluruh atausebagian penting dari inovasi ter-sebut secara berkelanjutan. Secaraumum, proses adopsi inovasi ber-langsung dalam tiga tahap, yaitutahap praadopsi, adopsi, dan adopsilanjut.

Pada tahap praadopsi, pekebunmulai mendapat informasi menge-nai suatu inovasi dari berbagaisumber sehingga mulai muncul ke-sadaran bahwa usaha tani yangmereka laksanakan saat ini dapatlebih baik dan produktif sehingga

meningkatkan pendapatannya.Pada tahap adopsi, petani menerap-kan inovasi tersebut dan melanjut-kannya karena terbukti lebih baikdan lebih produktif dari inovasi se-belumnya. Adopsi lanjut dapat ter-jadi jika pekebun telah menikmatihasil dari penerapan inovasi sehing-ga muncul keinginan yang kuat un-tuk menerapkan inovasi lain yangrelevan maupun yang tidak relevandengan inovasi yang diadopsi.

Adopsi benih dapat menjadiindikator kemajuan perkebunan ta-naman dimaksud. Hal ini cukup logiskarena perkebunan yang belum

mengadopsi benih unggul hampirdapat dipastikan kondisi perta-namannya kurang baik dan kurangproduktif. Sebaliknya, perkebunanyang kurang produktif hampir dapatdipastikan adopsi benih unggulnyajuga rendah.

Usaha tani kelapa sawit meru-pakan usaha tani yang paling majudibanding tanaman perkebunanlainnya karena perluasannya ham-pir seluruhnya telah mengadopsibenih unggul dan inovasi lainnya(Tabel 1). Walaupun tidak semajukelapa sawit, peremajaan dan per-luasan tanaman kakao juga me-

Adopsi Benih Unggul Gerbang Adopsi InovasiPerkebunan RakyatAdopsi benih unggul merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan perkebunan. Tanamanperkebunan umumnya merupakan tanaman tahunan sehingga ketepatan memilih benih akan menentukankinerja perkebunan dalam jangka panjang. Benih unggul merupakan pintu masuk bagi inovasi lainnya karenabenih unggul akan menunjukkan kinerjanya bila disertai aplikasi inovasi lain yang mengiringinya. Oleh karenaitu, adopsi benih unggul sering disebut sebagai gerbang dari adopsi inovasi perkebunan yang lain.

Page 21: Warta Litbang Pertanian

19Volume 33 Nomor 4, 2011 19

nunjukkan kemajuan yang signifikandalam dua tahun terakhir seiringadanya Gerakan Nasional Kakaoyang mengintroduksi benih ungguldengan perbanyakan melalui soma-tic embryogenesis (SE).

Kondisi adopsi benih unggulberkorelasi langsung dengan pro-duktivitas. Produktivitas aktual ta-naman perkebunan masih kurangdari 50% dari potensinya, kecualikelapa sawit (Tabel 2). Oleh karenaitu, adopsi benih unggul merupakanprioritas utama dalam pengem-bangan perkebunan.

Praadopsi Benih Unggul

Pada tahap praadopsi, difusi infor-masi tentang benih unggul terjadisecara perlahan, tetapi dapat di-percepat melalui pembukaan aksesterhadap berbagai informasi, ter-utama yang berkaitan denganpengembangan usaha tani. Pada

mulanya, pekebun menggunakanbenih asalan, yaitu benih yang ber-asal dari kebun sendiri atau darisekitarnya tetapi tidak diketahuijenis dan asal-usulnya. Pekebunberusaha tani secara subsisten atauhasil kebun masih terbatas untukmemenuhi kebutuhan dasar sendiridan informasi inovasi sangat ter-batas. Untuk memperbaiki kondisitersebut perlu upaya membukaakses terhadap informasi agarpekebun dapat mengadopsi inovasiuntuk memenuhi kebutuhan yanglebih luas. Pada gilirannya hal inidapat mendorong semangat pe-kebun untuk meningkatkan penda-patan untuk memenuhi kebutuhan.Dalam kondisi demikian, adopsi ino-vasi berpeluang untuk berkembang.

Pada tahap berikutnya, peke-bun melakukan seleksi tanamanyang ada di kebun sendiri untukmenentukan tanaman yang terbaikproduktivitasnya untuk dijadikansumber benih. Selanjutnya, petani

yang bergabung dalam kelompoksaling menukar informasi tentangadanya tanaman yang baik dari ling-kungannya untuk dijadikan sumberbenih.

Pada tahap praadopsi, pekebuntidak mendapat jaminan bahwabenih yang ditanam dapat meng-hasilkan tanaman yang berkarakterunggul. Hal ini tentu sangat me-rugikan pekebun apalagi tanamantahunan membutuhkan investasiyang besar, baik biaya maupunwaktu. Walaupun demikian, mun-culnya kesadaran dan keinginanpekebun untuk memperbaiki usahataninya sangat penting dalam me-nuju adopsi benih unggul dan inovasilainnya.

Adopsi Benih Unggul

Penggunaan benih hasil seleksi darikebun sekitarnya merupakan isya-rat adanya keinginan yang kuat daripekebun untuk mengubah keadaanusaha taninya menjadi lebih produk-tif. Jika dalam keadaan demikianpekebun memperoleh informasiinovasi lebih lanjut maka denganmudah pekebun dapat mengadop-sinya, dengan syarat inovasi ter-sebut mudah diterapkan dan kon-sekuensi adopsi inovasi dapat di-tanggung oleh petani. Setiap inovasimemiliki konsekuensi terhadappengadopsinya, baik konsekuensiteknis, ekonomis maupun sosial.

Konsekuensi teknis dari adopsibenih unggul adalah terjadinya per-ubahan cara budi daya tanaman.Konsekuensi teknis tersebut tentumembawa konsekuensi ekonomi,seperti tambahan biaya. Jika se-belum adopsi benih dapat diperolehtanpa membeli, sesudah adopsi pe-kebun harus membelinya. Cara pe-meliharaan tanaman yang berubahmemerlukan input produksi yangjuga harus diperoleh dari luar. Ka-rena secara teknis dan ekonomisterjadi perubahan yang mendasarmaka pada gilirannya juga terjadiperubahan pola hubungan dalammasyarakat, seperti meningkatnyakebutuhan untuk bekerja sama da-lam memecahkan masalah yangmuncul dalam menerapkan inovasi

Tabel 1. Perkiraan kondisi adopsi benih unggul untuk penanaman danperemajaan perkebunan rakyat dalam lima tahun terakhir.

Adopsi benih unggul (%)Tanaman Daerah

Praadopsi Adopsi Adopsi lanjut

Kelapa sawit Sumatera Utara 5 40 55Kakao Sulawesi Tenggara 50 30 20Karet Sumatera Selatan 45 50 5Kelapa Sulawesi Utara 60 35 5Kopi Lampung 60 30 10Lada Bangka 85 10 5Cengkih Jawa Barat 80 10 10

Tabel 2. Produktivitas aktual dan potensial perkebunan rakyat dalam lima tahunterakhir.

Produktivitas ProduktivitasKinerjaTanaman Daerah aktual potensial

(%)(t/ha) (t/ha)

Kelapa sawit Sumatera Utara 4,5 7,0 64Karet Sumatera Selatan 0,9 2,0 45Kelapa Sulawesi Utara 1,3 4,0 33Kopi Lampung 0,7 1,5 47Kakao Sulawesi Tenggara 0,8 2,0 43Lada Bangka 0,7 3,0 23Cengkih Jawa Barat 0,4 1,2 33

Page 22: Warta Litbang Pertanian

2 0 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

seperti benih unggul. Pola hubunganyang didasarkan pada motif eko-nominya meningkat secara tajam.

Adopsi benih unggul juga me-munculkan risiko yang harus di-tanggung pekebun, yang dapat ber-lipat ganda daripada keadaansebelumnya. Jika pekebun tidakmampu menanggung risiko, adopsidapat putus atau pekebun hanyamengadopsi sebagian inovasi yangrisikonya masih mampu merekatanggung. Untuk menghindari haltersebut diperlukan upaya bersamaantara masyarakat dan pemerin-tah, terutama dalam pengembang-an kelembagaan yang dapat men-dukung berkembangnya adopsibenih unggul.

Pada awalnya pekebun dapatdibantu untuk menyeleksi tanamanyang ada dan menentukan pohonatau populasi yang memiliki ke-unggulan untuk dijadikan sumberbenih yang dapat disertifikasi. Padatahap ini, umumnya petani memilikirespons tinggi karena konsekuensimasih terbatas pada konsekuensiteknis, tetapi di sisi lain petanimemperoleh manfaat dengan ma-kin baiknya mutu benih dan keter-aturan penanaman.

Jika benih hasil seleksi dan di-sertifikasi tersebut menunjukkankeunggulan yang berkelanjutan me-lalui observasi dan pengujian ilmiah,pohon atau populasi tersebut dapatdilepas sebagai varietas spesifiklokasi. Benih yang dihasilkan daripohon atau populasi tersebut men-jadi benih bina. Di wilayah yang

bersangkutan, benih tersebut mu-dah diadopsi pekebun karena me-reka dapat langsung menyaksikankeunggulannya dan tidak memer-lukan adaptasi seperti halnya benihunggul introduksi.

Beberapa pekebun di suatu wi-layah umumnya memiliki aksesterhadap informasi sehingga dapatmenjadi pemimpin pendapat darianggota kelompok atau anggotamasyarakat yang lain. Doronganyang kuat untuk maju menjadi ka-rakter utamanya sehingga aksesterhadap benih unggul nasionalakan makin mendorong mereka un-tuk mencobanya, apalagi bila ditun-jang oleh daya tarik keunggulanbenih tersebut, seperti benih unggulhibrida ataupun benih transgenik.

Konsekuensi dari adopsi benihunggul yang demikian umumnyasangat berat sehingga risikonyapun lebih tinggi. Hal ini karena benihunggul seperti hibrida ataupuntransgenik, untuk dapat berproduk-si tinggi melebihi benih unggul lokalmemerlukan input yang memadai.Jika tidak maka pekebun akan lebihbaik menggunakan benih unggullokal.

Berdasarkan pemikiran terse-but maka introduksi benih unggulperlu mengetahui responsnya ter-hadap penggunaan input. Untukbenih unggul hibrida, introduksi be-nih unggul saja kurang bijaksanakarena pekebun harus memberikaninput yang lebih besar daripada jikamenggunakan benih lokal. Dengankata lain, subsidi input lainnya se-

perti pupuk perlu menjadi pertim-bangan dalam introduksi benih ung-gul hibrida.

Adopsi Lanjut Benih Ungul

Adopsi benih unggul yang secaraekonomi menguntungkan pekebundan kelompoknya merupakan ger-bang adopsi inovasi lainnya. Padaawalnya, adopsi lanjut yang terjadiadalah untuk inovasi yang relevandengan benih unggul, seperti adopsibenih unggul hibrida yang mensya-ratkan pemupukan yang lebih tinggidan pemeliharaan yang lebih in-tensif agar hasil meningkat secarasignifikan.

Pekebun yang telah mengadop-si inovasi benih unggul umumnyalebih terbuka terhadap informasiuntuk perbaikan usaha tani. De-ngan kata lain, peluang adopsiinovasi lain yang relevan maupunyang tidak relevan dengan benihunggul menjadi lebih besar (AgusWahyudi).

Informasi lebih lanjut hubungi:

Balai Penelitian Tanaman Rempahdan Aneka Tanaman IndustriJalan Raya Pakuwon km 2,Parungkuda, Sukabumi 43357Telepon : (0266) 7070941Faksimile : (0266) 6542087E-mail : [email protected],[email protected]

Penangkaran benih cengkih AFO di Maluku (kiri) dan penjualan benih pala di Tobelo, Maluku Utara (kanan).