Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of...

36
Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Warta Cendana Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November 2014 JENIS-JENIS ULAR DI NUSA TENGGARA TIMUR Urgensi HHBK untuk Kawasan Semi Arid | FOKUS | RAGAM : Mengenal Potensi Biofisik Stasiun Penelitian Oilsonbai, Kupang Kesesuaian Lahan Sebagai Bagian dari Solusi Pengembangan Cendana di Nusa Tenggara Timur Cryptelytrops insularis di Cagar Alam Riung, Flores | Oki Hidayat Ekosistem Hutan Terimbang di Sumba Timur Keragaman Jenis Mangroove di NTT GALERI : Rangkaian Perimgatan HUT ke-31 Hari BhaktiRimbawan ke-XXXI di Propinsi Nusa Tenggara Timur RESENSI : A New Ecology : System Perspective

Transcript of Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of...

Page 1: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

Forestry Research Institute of Kupang (Forist)

WartaCendanaBalai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1

November 2014

JENIS-JENIS ULAR DI NUSA TENGGARA TIMUR

Urgensi HHBKuntuk Kawasan

Semi Arid

| FOKUS |

RAGAM :Mengenal Potensi Biofisik Stasiun Penelitian Oilsonbai, Kupang

Kesesuaian Lahan Sebagai Bagian dari Solusi Pengembangan Cendana di Nusa Tenggara Timur

Cryptelytrops insularis di Cagar Alam Riung, Flores | Oki Hidayat

Ekosistem Hutan Terimbang

di Sumba Timur

Keragaman JenisMangroove di NTT

GALERI :Rangkaian Perimgatan HUT ke-31 Hari BhaktiRimbawan ke-XXXI di Propinsi Nusa Tenggara Timur

RESENSI :A New Ecology : System Perspective

Page 2: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

BALAI PENELITIAN KEHUTANAN KUPANG | FORESTRY RESEARCH INSTITUTE OH KUPANG

Dewan Redaksi Redaksi Pelaksana

PENERBIT

Balai Penelitian Kehutanan Kupang Jln Untung Suropati No 7 B. Kupang

Telp (0380)823357 Fax (0380) 831086 Email : [email protected]

REDAKSI

merupakan majalah ilmiah poluler Balai Peneleitian Kehutanan Kupang yang diterbitkan 3 kali dalam satu tahun, berisikan tema rehabilitasi

hutan dan lahan, konservasi, sosial ekonomi, ekowisata, lingkungan, HHBK, managemen, hukum

kelembagaan, kebijakan publik dan lain-lain. www.foristkupang.org

Redaksi menerima sumbangan artikel sesuai tema terkait, Tim Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mngubah isi materi tulisan, Tulisan dapa dikirim melalui email ke [email protected]

DAFTAR ISI

SEKAPUR SIRIHUlasan tentang potensi keanekaragaman hayati di Indonesia tidak akan pernah ada habisnya. Terlebih,

potensi flora dan fauna kawasan semi arida di Nusa Tenggara Timur yang mulai teridentifikasi. Warta

cendana edisi ini akan menampilkan artikel-artikel yang mengupas potensi tersebut. HHBK di kawasan

semi arid yang sangat berpotensi di Nusa Tenggara. Timur, berbagai jenis reptil seperti Sanca Timor

(Python timoriensis atau Broghammerus timoriensis), berbagai ragam jenis mangrove di Nusa Tenggara

Timur .Tidak berlebihan apabila Flobamora menyimpan berjuta potensi flora dan fauna.

Semoga para pembaca akan mendapatkan pengetahuan dari sajian informasi ini. Kami turut

mengundang para pembaca untuk berpartisipasi dengan cara mengirimkan artikel atau memberikan

sarannya. Sehingga warta cendana semakin eksis dimasa mendatang.

| FOKUS | | RAGAM | | GALERI |

Urgensi HHBK untukKawasan Semi Arid

h.1oleh: S. Agung Sri Raharjo

Kesesuaian Lahan Sebagai Bagian dari Solusi Pengembangan Cendana(santalum Album Linn) di Nusa Tenggara Timur

h.7

Oleh : Hary Kurniawan

Mengenal Potensi BiofisikStasiun Penelitian Oilsonbai,Kupang

h.24

h.29

Cover Photo : Ular Cryptelytrops insularis di Cagar Alam Riung Flores by Oki Hidayat

Penanggung JawabKepala Balai Penelitian Kehutanan Kupang

Imam Budiman, S.Hut, M.A .Sumardi, S.Hut, M.Sc.ko Pujiono, S.Hut, M.Sc.Muhamad Hidayatullah, S.Hut, M.Si. Merry Mars Dethan, S.P.

Rattahpinusa H Handisa, S.Sos.

Kepala Seksi Data, Informasi dan Sarana Penelitian Anggota

Jenis-jenis Ular di Nusa Tenggara Timur :Meluruskan Pemahaman Jenis Ular Sanca Timor

h.13Oleh : Oki Hidayat

Keragaman Jenis Mangrovedi Nusa Tenggara Timur

h.17Oleh : M. Hidayatullah

| RESENSI |

h.27

MENGENAL POTENSI BIOFISIK Stasiun Penelitian Oilsonbai, Kupang

A New Ecology : System Perspective

Page 3: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

PENDAHULUAN tanaman pertanian yang melebihi

Nusa Tenggara Timur merupakan salah kapasitas lahan, deforestasi maupun

satu daerah semi arid yang ada di kombinasi dari hal-hal tersebut (Wickens,

Indonesia. Secara klimatologis, NTT 1989 dalam Ffolliott at al, 1995).

tergolong ke dalam daerah semi-arid Berbeda halnya dengan kekeringan,

dengan curah hujan yang rendah. Musim kekeringan merupakan proses kerusakan

hujan dan bulan basah umumnya alam yang disebabkan oleh iklim global,

berlangsung pendek, yaitu sekitar 3 (tiga) jadi diluar kendali manusia. Selain

sampai 4 (empat) bulan dan bulan kering ancaman penggurunan dan adanya

berlangsung antara 6 (enam) sampai 9 kekeringan, permasalahan lain yang

(sembilan) bulan (BMKGNTT, 2013). sering ditemui di daerah arid adalah

Curah hujan rata-rata pertahun sebesar tingkat kesejahteraan warga yang

850 – 2.500 mm. Hal ini menyebabkan rendah. Rendahnya tingkat kesejahteraan

potensi lahan di NTT sangat rendah. ini berhubungan langsung dengan

Wilayah NTT yang tergolong dalam kemampuan lahan dan kerentanan

kelompok agak kritis sampai dengan terhadap perubahan iklim. Menurut Boko

sangat kritis mencapai 93,68 % (BPDAS at al. (2007) daerah arid dan semi arid

Benain Noelmina, 2011). Kondisi ini akan mengalami penurunan produksi

menjadi tantangan tersendiri bagi selama masa pertumbuhan sebanyak 20

pemerintah dan masyarakat NTT. % (Eriksen and Lind, 2009). Hal ini

Ancaman terbesar wilayah arid menunjukkan tingkat produktifitas lahan

adalah penggurunan dan kekeringan daerah arid dan semi arid lebih rendah jika

(Ffolliott at al, 1995). Penggurunan atau dibanding daerah lain sehingga tingkat

desertification adalah proses kerusakan kesejahteraan rakyatnya juga relatif akan

alam yang disebabkan oleh tingkah laku lebih rendah.

manusia seperti penggembalaan ternak Kehutanan merupakan salah

yang berlebihan, pembudidayaan satu solusi bagi upaya penanggulangan

1Edisi VII No.1 November 2014

| FO

KUS

|

Danau Ina di Rote

oleh: S. Agung Sri Raharjo

URGENSI HHBK UNTUK KAWASAN SEMI ARID

Page 4: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

2 Edisi VII No.1 November 2014

desertification yang terjadi di daerah arid. diatur dalam UU 41 tahun 1999 pasal 26

Penanaman jenis-jenis tanaman keras (pemungutan HHBK pada hutan lindung),

memberikan pengaruh yang baik dalam pasal 28 (pemanfataan HHBK pada hutan

upaya perbaikan kualitas lahan dan produksi). Pengaturan lebih lanjut

pencegahan penggurunan. Namun jika terhadap pengelolaan dan pemanfaatan

upaya penanaman tanaman kehutanan HHBK diatur dalam Peraturan Pemerintah

tersebut ditujukan untuk produksi kayu Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan

maka ketika tanaman kehutanan tersebut Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan

ditebang akan menghilangkan fungsinya Hutan Serta Pemanfaatan Hutan.

sebagai pencegah desertification. Pemanfaatan HHBK dapat dilakukan di

Diperlukan pengembangan jenis tanaman seluruh kawasan hutan sesuai dengan

kehutanan yang mampu memberikan Pasal 18 yang menyatakan Pemanfaatan

fungsi pencegah desertification dan hutan dapat dilakukan di a. hutan

sekaligus memberikan manfaat ekonomi konservasi, kecuali pada cagar alam, zona

selain kayu. Alternatif ini dapat dilakukan rimba, dan zona inti dalam nasional; b.

dengan pengembangan HHBK (Hasil hutan lindung; c. hutan produksi. Pada

Hutan Bukan Kayu) melalui penanaman tahun 2007 pemerintah melalui menteri

jenis MPTS (Multi Purpose Tree Spesies). kehutanan menetapkan Peraturan

HHBK bagi banyak negara memainkan Menteri Kehutanan No P.35/Menhut-

peran yang penting bagi pemenuhan II/2007 yang menetapkan 9 kelompok

kebutuhan subsisten masyarakat HHBK yang terdiri dari 557 spesies

terutama di negara berkembang. FAO tumbuhan dan hewan.

memperkirakan 80% dari populasi Kebi jakan nasional tentang

penduduk di negara berkembang pengembangan HHBK dapat dilihat dalam

menggunakan HHBK untuk kebutuhan Renstra Kementerian Kehutanan Tahun

bagi kesehatan dan nutrisi (Antara, 2013). 2010-2014. Rencana Strategis (Renstra)

HHBK yang dihasilkan dari MPTS memiliki Kementerian Kehutanan Tahun 2010-2014

potensi ekonomi sebagai sumber ditetapkan oleh Peraturan Menteri

pendapatan keluarga, yang memiliki Kehutanan Nomor P.19/Menhut-II/2009

keterbatasan akses terhadap permodalan tentang Strategi Pengembangan Hasil

maupun lahan (Be lcher , 2004) . Hutan Bukan Kayu Nasional. Dalam

Bagaimana upaya ini dikembangkan di renstra tersebut dinyatakan bahwa salah

NTT? Kajian ini akan memberikan satu upaya pemberdayaan ekonomi

gambaran upaya dan permasalahan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan

pengembangan HHBK dan penanaman hutan adalah pengembangan komoditas

MPTS di Provinsi Nusa Tenggara Timur? kehutanan berupa kayu dan non

kayu/hasil hutan bukan kayu (HHBK)

Kebijakan Pengembangan HHBK seperti rotan, getah-getahan, buah-

Pada level nasional pengembangan buahan, umbi-umbian, serta usaha jasa

HHBK kebijakan umum HHBK telah p a r i w i s a t a . D i s e b u t k a n j u g a

terakomodasi dalam Undang-undang permasalahan yang dihadapi dalam

Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. pengembangan HHBK adalah unit kerja

Pengelolaan dan pemanfaatan HHBK dan prosedur pengurusan pengembangan

Page 5: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

3Edisi VII No.1 November 2014

dan pengelolaan hasil hutan bukan kayu pada tahun 2006 adalah 148.620 kg dan

(HHBK) belum efekt i f , sehingga tahun 2008 hanya sebesar 5.590 kg.

m e n y e b a b k a n k e t i d a k p a s t i a n Pada bagian berikut akan disajikan

pemanfaatan HHBK khususnya oleh p o t e n s i d a n p e r m a s a l a h a n

masyarakat. Untuk mengatasi hal pengembangan HHBK di NTT khususnya

tersebut direncanakan untuk melakukan cendana, lak dan kemiri. Pemilihan jenis

fasilitasi pembentukan dan berfungsinya c e n d a n a d i ka re n a ka n c e n d a n a

sentra hasil hutan bukan kayu (HHBK) merupakan jenis asli NTT yang terancam

unggulan di 30 kabupaten. Hal ini akan punah dan saat ini pemerintah daerah

difasilitasi oleh Dirjen RLPS. Provinsi NTT sedang berusaha untuk

Untuk meningkatkan efisiensi dan memulihkan potensi cendana sehingga

efektifitas pengelolaan HHBK maka pada alangkah baiknya upaya pemulihan ini

tahun 2009 ditetapkan Peraturan Menteri d a p a t d i s i n e r g i k a n d e n g a n

Kehutanan Nomor P.21/Menhut-II/2009 pengembangan cendana sebagai HHBK di

tentang Kriteria dan Indikator Penetapan NTT. Pemilihan lak lebih dikarenakan jenis

Jenis Hasil Hutan Bukan Kayu Unggulan. ini sudah familiar bagi masyarakat di NTT

Penetapan kriteria dan indikator tersebut khususnya di Pulau Sumba dan Pulau Alor

bertujuan tersedianya jenis-jenis HHBK sehingga upaya pengembangannya akan

unggulan yang akan dikembangkan lebih mudah. Sementara pemilihan jenis

secara lebih terarah dan fokus menjadi kemiri dikarenakan jenis ini cepat

komoditas yang mempunyai nilai ekonomi tumbuh, pasar kemiri di NTT sudah

tinggi baik di tingkat daerah maupun terbentuk serta jenis ini diterima dengan

nasional. HHBK unggulan Provinsi NTT baik hampir diseluruh wilayah NTT.

adalah lak (seedlack), minyak cendana, Pemerintah Daerah Provinsi Nusa

kemiri, bambu dan kayu putih (Rencana Tenggara Timur memiliki program

Aksi Pengembangan HHBK Nasional, andalan yaitu mewujudkan Provinsi NTT

2008). sebagai provinsi ternak, provinsi jagung,

provinsi cendana dan provinsi koperasi.

Potensi dan Permasalahan Hutan dan Sektor kehutanan memiliki peran penting

HHBK di NTT dalam mendukung kebijakan Pemerintah

Kawasan hutan di NTT mencapai Daerah Provinsi NTT terutama dalam

640.484 ha sementara luas hutan rakyat program Provinsi Cendana. Hal ini sejalan

490.295 ha. Hasil hutan berupa kayu pada dengan penetapan minyak cendana 3 sebagai salah satu HHBK unggulan NTT. tahun 2007 mencapai 5.578,79 m (BPS

Upaya pengembangan dan NTT, 2008). Sementara itu produksi hasil

pelestarian cendana telah memiliki hutan bukan kayu meliputi asam isi

perencanaan yang relatif lebih baik. mencapai 562.510 ton, asam biji

Rencana tersebut tertuang dalam Master mencapai 283.250 ton, kemiri isi

Plan Pengembangan dan Pelestarian mencapai 1.792.825 ton, kemiri biji

Cendana di Provinsi NTT tahun 2010 s/d mencapai 644.585 ton dan seedlak

2030. Dilihat dari sisi perencanaan mencapai 148.620 ton. Hasil hutan bukan

pengelolaan dan pengembangan HHBK, kayu yang merupakan ciri khas NTT yaitu

cendana terlihat lebih maju dari pada cendana produksinya mencapai 432,382

j e n i s H H B K u g g u l a n l a i n n y a . ton (BPS NTT, 2008). Produksi lak NTT

Page 6: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

4 Edisi VII No.1 November 2014

Permasalahan yang dihadapi dalam Provinsi Cendana.

pengelolaan cendana adalah (1) Regulasi HHBK potensial NTT yang kedua

yang belum sepenuhnya berfungsi dan adalan lak. Lak adalah HHBK yang

berpihak kepada masyarakat; (2) dihasilkan dari sekresi kutu lak (Laccifer

Rendahnya semangat dan kepedulian lacca Kerr.) yang hidup di pohon kesambi

pemerintah, pemerintah daerah dan (Schleichera oleosa Merr). Data BPS tahun

masyarakat; (3) kelangkaan dan 2008 menunjukkan produksi lak di NTT

kepastian pengelolaan pohn cendana; (4) mencapai 148.620 kg. Salah satu

P e n d a n a a n . U n t u k m e n g a t a s i kabupaten penghasil lak di Provinsi NTT

permasalahan ini dalam Master Plan adalah Kabupaten Sumba Timur. Menurut

Pengembangan dan Pelestarian Cendana Sujadmoko (2009) produksi lak di

di Provinsi NTT tahun 2010 s/d 2030 Kabupaten Sumba Timur mengalami

ditetapkan ditetapkan 7 (tujuh) strategi peningkatan produksi sebanyak 300 %

yang terdiri dari 15 program dan 35 antara tahun 2002 sampai dengan 2006.

kegiatan. Tujuh strategi Penyadartahuan Namun pada tahun 2007 produksi lak

dan Komunikasi; (3) Strategi Pelestarian menurun tajam. Hal ini disebabkan oleh

Cendana; (4) Strategi Budidaya Intensif predator dan parasit yang menyerang lak

Cendana; (5) Strategi Pemanfaatan muda (Sujadmoko, 2009). Berbagai upaya

Cendana; (6) (6) Strategi Pemasaran; (7) telah dilaksanakan untuk mengatasi

Strategi Pendanaan. Ketujuh strategi ini permasalahan ini. Pada tahun 2010 Dinas

diterjamahkan dalam program dan Kehutanan Provinsi NTT melakukan

kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh percobaan pengendalian hama dan

stakeholder pengelolaan cendana di NTT penyakit yang menyerang kutu lak,

yaitu Dinas Kehutanan Provinsi/ namun belum memberikan hasil yang

K a b u p a t e n / K o t a , D P R D memuaskan. Selain permasalahan

Provinsi/Kabupaten/Kota, BLHD (Badan budidaya kutu lak permasalahan lain yang

Lingkungan Hidup Daerah), Dinas dihadapi oleh petani dalam usaha lak

Perindustrian dan Perdagangan, UPT adalah pengolahan pasca panen.

Kementerian Kehutanan RI (B2PBPTH Masyarakat belum terbiasa untuk

Yogakarta, Balai Perbenihan Tanaman melakukan pengaturan pemanenan lak

Hutan Bali, Balai Penelitian Kehutanan sehingga kontinuitas produksi lak

Kupang, Balai Pendidikan dan Latihan seringkali tidak terjaga. Masyarakat

Kehutanan Kupang, Bala Pengelolaan s e r i n g k a l i d i h a d a p k a n p a d a

Daerah Aliran Sungai Benenain Noelmina, permasalahan bibit kutu lak yang

Balai Pemantapan Kawasan Hutan terbatas. Disisi lain pengolahan lak oleh

Kupang, Balai Besar Konservasi Sumber masya raka t banyak d i ke luhkan

Daya Alam NTT), Perguruan Tinggi, LSM, pengusaha, hal ini karena banyak lak

Masyarakat, Tokoh masyarakat, Tokoh yang dijual oleh masyarakat tidak dalam

agama, Tetua adat dan swasta. Dengan kondisi yang bersih siap jual. Hal ini tentu

perencanaan dan pelibatan seluruh saja akan merugikan masyarakat dan

stakeholder ini diharapkan pada tahun p e n g u s a h a . M a s y a r a k a t a k a n

2030 Provinsi NTT kembali menjadi mendapatkan harga lak yang rendah dan

Page 7: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

5Edisi VII No.1 November 2014

ke h i l a n g a n k u t u l a k ,

kepercayaan s e h i n g g a

d a r i f u n g s i

pengusaha , e k o l o g i s

s e m e n t a r a p o h o n

p e n g u s a h a k e s a m b i

a k a n mas ih b i sa

mengeluarka dirasakan. Hal

n b i a y a i n i

t a m b a h a n memerlukan

u n t u k p e r h a t i a n

pengo lahan y a n g l e b i h

l a k d a r i d a r i

masyarakat. pemer in tah

Permas s e h i n g g a

a l a h a n pengembang

l a i n n y a an lak di NTT

a d a l a h tidak saling

p e r s a i n g a n meniadakan

a n t a r a dengan usaha

budidaya lak pengo lahan

d e n g a n gula lontar.

i n d u s t r i H H B K

pengo lahan potensial di

gu la lontar N T T y a n g

d a l a m ketiga adalah

pemanfaatan kemiri atau

t a n a m a n dalam bahasa

k e s a m b i . ilmiah dikenal

T a n a m a n s e b a g a i

kesambi selain digunakan sebagi inang Aleurites moluccana. Kemiri memiliki

p e n g e m b a n g a n ku t u l a k j u g a peran yang penting bagi sebagaian

dimanfaatkan sebagai kayu bakar dalam masyarakat di NTT. Pada tahun 2004 luas

proses produksi gula lontar oleh areal perkebunan kemiri mencapai

m a s y a r a ka t . D a l a m p e r s p e k t i f 81.297 ha dengan jumlah produksi 14.526

lingkungan, pemanfaatan kesambi ton. Jika dibandingkan dengan daerah lain

sebagai kayu bakar sangat merugikan. semisal Sulawesi Selatan yang memiliki

Pemanfaatan kesambi sebagai inang kutu luas areal perkebunan kemiri seluas

lak lebih ramah lingkungan dari pada 56.858 ha dengan produksi sebanyak

pemanfaatan kesambi sebagai kayu 28.173 ton, maka produksi kemiri di NTT

bakar. Sebagai inang kutu lak, kesambi masih bisa di optimalkan lagi (Rosman

tidak ditebang, hanya dipangkas ranting- dan Djauhariya, 2013). Berdasarkan data

rantingnya yang menjadi tempat hidup BPS NTT tahun 2008 luas areal

Page 8: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

6 Edisi VII No.1 November 2014

perkebunan kemiri mencapai 78.648 ha Daftar Pustaka

dengan produksi kemiri sebanyak 20.967 Antara, 2013. Dephut Kembangkan Lima

ton. Selisih produktifitas ini menunjukkan H H B K P r i o r i t a s .

usaha pengebangan kemiri di NTT dapat http://www.antaranews.co

di intens i fkan sehingga memi l ik i m/print/145006/ diakses

produktifitas yang tidak kalah dengan tanggal 15/7/2013

Sulawesi Selatan. Bamualim, A.M., 2011. “

Dar i perspekt i f l ingkungan

keberadaan pohon kemiri memberikan

dampak yang baik bagi lingkungan.

Kemiri dimanfaatkan buahnya tanpa

merusak/menebang pohonnya. Hal ini BMKGNTT, 2013. Pengaruh Iklim di Sektor

memberikan secara ekologis memberikan P e r t a n i a n N T T .

keuntungan bagi upaya penanggulangan http://www.bmkgntt.net/berita-

desertification. Kemiri merupakan salah 120-pengaruh-iklim-di-sektor-

satu tumbuhan fast growing yang sangat pertanian-ntt.html diakses

disukai masyarakat di NTT karena cepat tanggal 15/7/2013

menghasilkan buah. Hal ini juga menjadi Eriksen, S. and Lind , J., 2009. “Adaptation

salah satu nilai lebih kemiri sebagai jenis as a Political Process: Adjusting

tanaman kehutanan yang dapat to Drought and Conflict in

dikembangkan di NTT. K e n y a ’ s D r y l a n d s ” .

Environmental Management

Penutup (2009) 43:817–835

Hutan dan kehutanan memimiliki Ffolliott, P.F., Gottfriedt, G.J. and

tiga fungsi utama yaitu ekonomi, ekologi Rietveld,W.J., 1995. “Dryland

dan sosial. Pengembangan tanaman fores t ry fo r sus ta inab le

hutan di daerah semiarid sebaiknya development”. Journal of Arid

diarahkan pada pengembangan HHBK. E n v i r o n m e n t s ( 1 9 9 5 )

H a l i n i m e n g i n g a t d e n g a n 30:143—152

mengembangkan tanaman penghasil Rosman, R. dan Djauhariya, E., 2013.

HHBK atau yang sering dikenal sebagai Status Teknologi Budiaya

MPTS (multi purpose tree species) ketiga Kemiri. Litbang Deptan.

fungsi hutan dan kehutanan dapat Sujadmoko, S., 2009. “Parasites and

terpenuhi. Tanaman MPTS yang cukup Predator of Luccifer lacca Kerr

potensial untuk dikembangkan di NTT on Lac Culture in East Sumba,

adalah kemiri (Aleurites mollucana), East Nusa Tenggara”. Journal of

kesambi (Schleicera oleosa) dan cendana Forestry Research. Vol. 6. No 2.

(Santalum album). Peran pemerintah 2009: 119-125

sebagai fasilitator pengembangan HHBK

h a r u s d i t i n g k a t k a n m e l a l u i

p e r m u d a a n / p e n a n a m a n M P T S ,

b imbingan teknis budidaya dan

perlindungan tata niaga.

Pengembangan

Teknologi Pakan Sapi

Potong Di Daerah Semi-Arid

Nusa Tenggara”. Inovasi

Pertanian 4(3), 2011: 175-188

Page 9: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

7Edisi VII No.1 November 2014

| FO

KUS

|

KESESUAIAN LAHAN SEBAGAI BAGIAN DARI

SOLUSI PENGEMBANGAN CENDANA(Santalum Album Linn)

DI NUSA TENGGARA TIMUROleh : Hery Kurniawan

Page 10: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

8 Edisi VII No.1 November 2014

PENDAHULUAN pengembangan cendana di NTT. Balai

Sebagai tanaman unggulan lokal dan Penelitian Kehutanan Kupang telah

p r i m a d o n a s e p a n j a n g j a m a n , m e n g i n i s i a s i p e n e l i t i a n b a g i

perkembangan populasi dan kualitas tersedianya peta kesesuaian lahan jenis

cendana belum “sewangi” kayunya. cendana yang telah dimulai pada tahun

Selama dua dekade terakhir, populasi 2011, dan direncanakan sampai tahun

cendana telah mengalami penurunan 2014 mencakup empat pulau besar di

yang sangat drastis (Rohadi et.al., 2010), NTT (Timor, Sumba, Alor dan Flores).

International Union for Conservation of

Natural Forest (IUCN), sejak tahun 1997 PEMBAHASAN

sudah memasukkan cendana (Santalum A. Metode Evaluasi Kesesuaian

album Linn.) ke dalam jenis yang hampir Lahan

punah (vulnerable). Bahkan CITES Ana l i s i s kesesua ian l ahan

(Convention on International Trade in merupakan bagian dari evaluasi

Endangered Species of Wild Fauna and lahan. Dalam evaluasi lahan dapat berupa

Flora) telah memasukkan cendana dalam evaluasi kesesuaian lahan atau

jenis Appendix II (World Wide Fund for evaluasi kemampuan lahan. Berbeda

Nature (WWF) - Indonesia dengan kemampuan lahan yang

dalam anonim 2010). lebih menekankan kepada kapasitas

Upaya pengembangan budidaya berbagai penggunaan lahan secara

dan pemulihan cendana di NTT mulai umum yang dapat diusahakan di suatu

dilakukan secara sistematis dan wilayah, maka kesesuaian

t e r e n c a n a d e n g a n t e l a h la ha n a da la h tin g ka t ke co co k an s ua tu

dirumuskannya “Master Plan dan bidang lahan untuk penggunaan tertentu.

Rencana Aksi Pengembangan dan Sebagai contoh lahan sangat sesuai untuk

Pelestarian Cendana di Propinsi irigasi, lahan cukup sesuai untuk

NTT“. Lokasi dengan lahan yang potensial pertanian tanaman tahunan atau

untuk pengembangan budidaya cendana pertanian tanaman semusim.

serta peran serta masyarakat merupakan Dalam menilai kesesuaian lahan

f a k t o r p e n u n j a n g ke b e rh a s i l a n ada beberapa cara, antara lain,

pengembangan budidaya cendana di NTT. dengan perkalian parameter,

S e h i n g g a , p e r e n c a n a a n pe n jum l ah an , a ta u m en gg u nakan hukum

pengembangan budidaya cendana minimum yaitu mencocokkan (matching)

dengan target lokasi yang tepat menjadi antara kualitas lahan dan karakteristik

suatu kebutuhan. Suatu pendekatan lahan sebagai parameter dengan

i l m i a h d a l a m b e n t u k a n a l i s i s k rit eri a ke las k es es ua ia n lah a n y an g telah

kesesuaian lahan yang dituangkan dalam disusun berdasarkan persyaratan

bentuk data spasial menjadi pilihan penggunaan atau persyaratan tumbuh

utama guna mendukung perencanaan tanaman atau komoditas lainnya yang

pengembangan cendana yang tepat dievaluasi (Djaenudin et al., 2011).

sasaran lahan. Sedangkan menurut Hadmoko (2013),

Sampai saat ini, belum ada data teknik dalam evaluasi lahan dapat

spasial mengenai kelas kesesuaian untuk menggunakan :

Page 11: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

9Edisi VII No.1 November 2014

1) Metode Deskriptif/Kualitatif; dengan baik pada kelerengan

2) Metode Statistik Multi Parametrik; h i n g g a > 4 0 % ( s a n g a t c u r a m ,

3) Metode Matching; berdasarkan SK Menteri Pertanian No.

4) Metode Scoring. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No. :

Kelas kesesuaian pada prinsipnya 683/Kpts/Um/8/198, tentang

ditetapkan dengan mencocokkan Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan

( m a t c h i n g ) a n t a r a d a t a Lindung dan Hutan Produksi).

kualitas/karakteristik lahan dari setiap Beberapa karakteristik cendana

satuan peta dengan kriteria kelas berdasarkan penelitian Barret dan Fox

kesesuaian lahan untuk masing- (1996) yaitu pada daun secara umum

masing komoditas yang dievaluasi. Kelas m e m il ik i konsentrasi mineral yang paling

kesesuaian lahan ditentukan oleh kualitas tinggi, kemudian diikuti oleh akar dan

dan atau karakteristik lahan yang batang. Dibandingkan dengan tanaman

merupakan faktor pembatas yang paling yang dipupuk dengan baik, perlakuan

sulit dan atau secara ekonomis tidak tanpa N menghasilkan konsentrasi Ca

dapat diatasi atau diperbaiki (Djaenudin, lebih rendah, khususnya pada

1995). batang; konsentrasi Mg lebih rendah

Pembuatan peta kesesuaian lahan khususnya pada akar. Pada perlakuan

untuk jenis cendana dalam penelitian tanpa K, konsentrasi Ca dan Na

yang dilakukan oleh Balai Penelitian meningkat; Ca khususnya pada akar dan

Kehutanan Kupang menggunakan metode Na pada selain akar. Pada perlakuan tanpa

matching, yang lebih menekankan pada P, konsentrasi K dan Ca menjadi lebih -persyaratan tumbuh tanaman cendana rendah khususnya pada daun; NO lebih 3

yang dicocokkan dengan rendah pada daun namun lebih tinggi

kualitas lahannya. Sedangkan penentuan pada akar dan batang. Menurut Struthers

a k h i r n y a d i a m b i l b e r d a s a r k a n et al. (1986), rasio K/Ca untuk daun semai

perangkingan nilai kumulatif dari S. Album dan daun S. spicatum yang telah

indikator dan pengukur terpilih yang dewasa adalah sama. Tingginya rasio ini

sejalan dengan metode scoring pada S . sp ica tum menandakan

kecenderungan serapan nutrisi K

B. Karakteristik Cendana daripada Ca yang berasal dari tanaman

Kesesuaian Lahan untuk cendana inang, hal ini adalah umum untuk

harus dibuat berdasarkan karakteristik tanaman angiosperm yang bersifat

cendana dalam berinteraksi dengan parasit (Struthers et al., 1986).

lingkungannya, terutama sifat kimia dan Sedangkan menurut Kurniawan

f isika tanah tempat tumbuhnya. (2010), pada lokasi-lokasi yang memiliki

Beberapa faktor lain kecuali ketinggian pertumbuhan cendana yang baik, pada

tempat tumbuh, seperti kelerengan atau umumnya memiliki kandungan BO yang

topografi, serta iklim bukan merupakan tinggi pula. Besarnya kandungan BO

faktor pembatas utama berdasarkan m e n a n d a ka n t i n g g i n y a t i n g ka t

kondisi alam nyata di wilayah NTT. pelapukan. Tingkat pelapukan yang tinggi

Berdasarkan hasil penelitian Kurniawan akan menghasilkan hara yang tersedia

(2010), diketahui cendana dapat tumbuh bagi tumbuhan atau tanaman cendana.

Page 12: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

10 Edisi VII No.1 November 2014

Parameter kesuburan tanah standar D. Kesesuaian Lahan untuk Cendana

(pH tanah, kadar bahan organik, N, P dan K di NTT

tersedia) merupakan faktor yang Sampai saat tulisan ini dibuat, Balai

s a n g a t p e n t i n g d a l a m Pe ne lit ia n K eh ut anan Kupang

hubungannya dengan pertumbuhan telah menyelesaikan tiga dari empat

tanaman, produksi tanaman, serta fungsi target penyusunan peta kesesuaian lahan

dan keragaman mikroorganisme tanah. jenis cendana di NTT, yakni untuk Pulau

Parameter-parameter tanah tersebut Timor, Sumba dan Flores. Pada tulisan ini

umumnya sangat sensitif terhadap d isa ji ka n se ca ra ri ngkas hasil kesesuaian

pengelolaan tanah (Winarso, 2005). lahan untuk jenis cendana yang telah

Sementara penambahan P O pada tanah disusun.2 5

Berdasarkan hasil analisis yang mampu meningkatkan jumlah P tersedia

dapat dilihat pada Gambar 1, untuk Pulau dalam tanah (Fitriatin, 2009). Kualitas

Sumba, kabupaten dengan fosfat alam yang baik adalah yang

luasan lahan untuk kelas sesuai I berturut mengandung P O total lebih dari 20% 2 5

turut dari yang paling besar adalah dan reaktivitasnya tinggi Kabupaten Sumba Timur dengan luasan (anonim, 2011). Beberapa karakteristik ini 473.573,1 ha, Kabupaten Sumba Barat dijadikan dasar dalam penentuan Daya 125.387 ha, Kabupaten indikator dan pengukur terpilih dalam Sumba Tengah 121.871 ha, dan penyusunan kelas kesesuaian lahan yang Kabupaten Sumba Barat 60.454,14 ha. selanjutnya dituangkan dalam bentuk Secara keseluruhan jumlah lahan untuk data spasial (peta).kelas sesuai I adalah paling banyak

dengan luasan 781.285,2 ha, diikuti oleh C. Indikator dan Pengukur kelas sesuai II dengan luasan 75.907,71 Kesesuaianha dan paling kecil adalah kelas sesuai IV Penentuan indikator dan pengukur yang dengan luasan 4.995,41 ha. digunakan menggunakan pendekatan

U n t u k K a b u p a t e n A l o r , teori umum tentang kesuburan lahan berdasarkan analisis, diperoleh secara serta berdasarkan hasil penelitian keseluruhan jumlah lahan untuk kelas sebelumnya. Indikator dan pengukur yang kesesuaian 2 adalah paling banyak digunakan terdiri dari dua Indikator, dengan luasan 126.810,73 ha, diikuti oleh dengan indikator I menggunakan tiga kelas kesesuaian 1 dengan luasan pengukur (kandungan N, P O dan K/Ca 2 5

58.893,2 ha, kelas kesesuaian 4 dengan ratio) dan indikator II menggunakan dua luasan 20.011,41 ha, dan paling kecil pengukur (Kandungan bahan organik dan adalah kelas kesesuaian lahan 3 dengan tekstur tanah) . Dengan jumlah luasan 5.664,58 ha. Kelas kesesuaian 0 indikator dua dan jumlah pengukur lima, merupakan kawasan konservasi yang maka perbandingan sengaja dikeluarkan dari analisis. Hasil terhadap indikator dan kriteria dalam tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.rangka pembobotan dapat ditetapkan Pembagian kriteria kelas kesesuaiannya secara tanpa melalui suatu proses ditentukan secara mutlak berdasarkan analisis hierarkis.data yang ada. Kelas kesesuaian 1 adalah

Page 13: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

11Edisi VII No.1 November 2014

paling sesuai, berikutnya secara mempermudah dalam pengalokasian

berurutan hingga kelas kesesuaian 4 d a n a d a n s u m b e r d a y a s e r t a

adalah paling kurang sesuai. Batasan pendistribusian kegiatan, sehingga pada

sesuai dan kurang sesuai menunjukkan akhirnya dapat meningkatkan efektifitas

prioritas dalam setiap kegiatan budidaya dan efisiensi.

cendana berdasarkan hasil scoring dari

indikator dan pengukur terpilih. Jadi pada DAFTAR PUSTAKA

kelas kesesuaian 4 bukan berarti tidak

boleh atau tidak dapat dilakukan kegiatan A n o n i m . 2 0 1 0 . M a s t e r P l a n

budidaya cendana, namun merupakan Pengembangan dan Pelestarian

prioritas akhir dalam penempatan Cendana Provinsi Nusa Tenggara

kegiatan budidaya cendana secara Timur Tahun 2010-2030.

massif. Anonim. 2011. Fosfat Alam Sumber Pupuk

P yang Murah. Warta Penelitian dan

PENUTUP Pengembangan Pertanian. Vol. 33

Program penanaman dan pengembangan Nomor 1, 2011. Balai Penelitian

c e n d a n a o l e h p e m e r i n t a h d a n Tanah. Bogor.

masyarakat pada umumnya semestinya Barrett DR and Fox JED, 1996. Santalum

menggunakan basis kesesuaian lahan a lbum : Ke rne l Compos i t i on ,

agar dapat dicapai hasil sesuai yang Morpho log i ca l and Nu t r i en t

diharapkan. Pendekatan kesesuaian Characteristics of Pre-parasitic

lahan untuk tata ruang pengembangan Seedlings under Various Nutrient

cendana dapat digunakan dengan Regimes.

memperhatikan aspek kepentingan Departemen Pertanian RI. 1980. Kriteria

lainnya, sesuai dengan perencanaan dan Tata Cara Penetapan Hutan

pengembangan wilayah di suatu daerah. Lindung dan Hutan Produksi. SK

Dalam tingkat perencanaan, penggunaan M e n t e r i P e r t a n i a n N o .

p e t a ke s e s u a i a n l a h a n u n t u k 837/Kpts/Um/11/1980 dan No. : 683/

pengembangan cendana akan semakin Kpts / Um / 8 /198.

Page 14: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

12 Edisi VII No.1 November 2014

Djaenudin, D. 1995. Evaluasi Lahan untuk Cendana (Santalum album Linn.) di

Arahan Pengembangan Komoditas Pulau Sumba (tidak dipublikasikan).

A l ternat i f da lam Mendukung Balai Penelitian Kehutanan Kupang.

Kegiatan Agribisnis. Pusat Penelitian NTT.

Tanah dan Agroklimat. Bogor. Kurniawan, H. 2013. Laporan Hasil

Djaenudin, D., Marwan, H., Subagjo, H., Penelitian : Kajian Spasial Lahan

dan A. Hidayat. 2011. Petunjuk Teknis secara Digital untuk Pengembangan

Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Cendana (Santalum album Linn.) di

Pertanian. Balai Besar Litbang Pulau Alor (tidak dipublikasikan).

Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Balai Penelitian Kehutanan Kupang.

Litbang Pertanian, Bogor. 36p. NTT.

Fitriatin, B.N., A. Yuniarti, O. Mulyani, F.S. Rohadi, D., Riwu Kaho, L.M., Don Gilmour,

Fauziah, M. Dion Tiara. 2009. Setyawati, T., Maryani, R., Boroh, P.

Pengaruh Mikroba Pelarut Fosfat dan 2010. Analisa Kebijakan dan Insentif

Pupuk P terhadap P Tersedia, Ekonomi untuk Meningkatkan

Aktivitas Fostafase, P Tanaman dan Partisipasi Masyarakat Lokal dalam

Hasil Padi Gogo (Oryza sativa L.) pada Upaya Pelestarian Kayu Cendana di

Ultisol. Provinsi Nusa Tenggara Timur. Proyek

Hadmoko, D.S. 2013. Evaluasi Sumber I TTO PD 459 /07 Rev.1 ( F ) .

Daya Lahan, Prosedur dan Teknik Kementerian Kehutanan Direktorat

Evaluasi Lahan : Aplikasi Teknik Jenderal Bina Produksi Kehutanan,

S k o r i n g d a n M a t c h i n g . Direktorat Bina Pengembangan

. D iunduh Hutan Alam.

tanggal 16 Februari 2014. Struthers R, Lamont BB, Fox JED,

Kurniawan, H. 2010. Laporan Hasil Wijesuriya S, Crossland T. 1986.

Penelitian : Eksplorasi Habitat, Mineral nutrition of sandalwood

Populasi dan Sebaran Cendana (Santalum spicatum). Journal of

(Santalum album Linn.) di pulau E x p e r i m e n t a l B o t a n y 3 7 :

Timor (tidak dipublikasikan). Balai 1274±1284.

Penelitian Kehutanan Kupang. NTT. Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah, Dasar

Kurniawan, H. 2012. Laporan Hasil Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava

Penelitian : Kajian Spasial Lahan Media. Yogyakarta.

secara Digital untuk Pengembangan

www.s l ideshare.net

“What we are doing to the forests of the world is but a mirror reflection of what we are doing to ourselves and to one another.”Mahatma Gandhi

Sumber Foto: http://www.keepoklahomabeautiful.com/how-to-plant-a-tree&docidSumber Kutipan: http://www.goodreads.com/quotes/tag/trees

Page 15: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

13Edisi VII No.1 November 2014

| FO

KUS

|

Meluruskan Pemahaman Jenis Ular Sanca Timor

JENIS-JENIS ULAR DI NUSA TENGGARA TIMUR : Oleh : Oki Hidayat

PENDAHULUAN s e o r a n g

Hingga saat ini p e n e l i t i

pegetahuan akan herpetofauna

jenis-jenis ular asal Belanda.

y a n g a d a d i S e d a n g ka n

Prov ins i Nusa pen je l a san

Tenggara Timur tentang jenis

( N T T ) m a s i h sanca timor

sangat min im d i r a n g ku m

khususnya bagi dari berbagai

masyarakat NTT sumber jurnal

s e n d i r i . ilmiah.

Ketakutan yang

sangat tinggi terhadap ular bagi Dua puluh lima jenis ular terdapat di

masyarakat NTT telah membangun NTT

paradigma untuk membasmi atau Secara lengkap abstrak pada jurnal

membunuh ular apabila menemukannya. tersebut menyebutkan “Telah dilakukan

Masyarakat cenderung antipati terhadap pengamatan ulang dari kepustakaan yang

reptil melata ini sehingga hanya sedikit ada, data dari databank Western

orang yang mau mengetahui lebih jauh Australian Museum, maupun koleksi

tentang seluk beluk kehidupan ular. museum. Hasil tersebut dirangkum dalam

Tulisan ini coba mengulas keberadaan suatu tinjauan mengenai semua jenis ular

jenis-jenis ular yang ada di NTT dengan yang hidup di darat maupun di air-tawar

menyitir dan mengintisarikan jurnal dari daerah Nusa Tenggara sebagai

ilmiah berbahasa inggris tentang ular di bagian dari daerah Wallacea. Jumlah jenis

Nusa Tenggara (Lesser sunda), proses yang dapat dipastikan berjumlah dua

tersebut dilakukan agar informasi puluh sembilan jenis, dan delapan di

berharga yang terdapat di jurnal tersebut antaranya merupakan jenis yang

dapat mudah dipahami dan diketahui e n d e m i k , y a i t u B o i g a h o e s e l i ,

secara meluas oleh masyarakat umum Coelognathus subradiatus, Dendrelaphis

yang tergolong masih awam dengan inornatus , Stegonotus f lorensis ,

dunia ilmiah. Sumber literatur utama C y l i n d r o p h i s o p i s t h o r h o d u s ,

yang mempublikasikan jenis ular di Nusa Broghammerus timoriensis, Liasis

Te n g g a r a a d a l a h J u r n a l A s i a n mackloti dan Typhlops schmutzi. Jenis

Herpetological Research 2011, 2(1): 46- endemik dalam daerah pulau hanya

54 yang ditulis oleh Ruud DE LANG meliputi anak jenis: Liasis mackloti dunni

Page 16: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

14 Edisi VII No.1 November 2014

(Wetar), Liasis mackloti savuensis (Sawu), level stakeholder yang berkepentingan

Ramphotyph lops po lygrammicus terhadap jenis ini. Masyarakat NTT

brongersmai (Sumba), Ramphotyphlops umumnya memahami bahwa jenis sanca

polygrammicus elberti (Lombok) dan timor merupakan ular endemik timor yang

Ramphotyph lops po lygrammicus tersebar di Pulau Timor khususnya di

florensis (Flores). Hal ini diperkirakan kawasan hutan konservasi seperti suaka

merupakan konsekuensi langsung dari margasatwa, cagar alam dan taman

sejarah geologi yang relatif singkat wisata alam. Seperti yang terdapat di

namun dapat juga disebabkan karena dalam “Buku Informasi Kawasan

kekayaan jenis ular kurang dipelajari Konservasi Balai Besar KSDA NTT Tahun

dengan lebih seksama. Kedudukan 2010” yang diterbitkan oleh Balai Besar

s i s t e m a t i k d a r i C o e l o g n a t h u s KSDA NTT. Tercantum informasi bahwa

subradiatus, Dendrelaphis inornatus, terdapat ular sanca timor di 11 kawasan

C y l i n d r o p h i s b o u l e n g e r i , C . konservasi. Kesepuluh kawasan tersebut

opisthorhodus, dan ke-lima subspecies terletak di Pulau Timor antara lain: Cagar

Ramphotyphlops polygrammicus serta Alam (CA) Mutis, Taman Wisata Alam

Cryptelytrops insularis perlu ditinjau (TWA) Pulau Menipo, TWA. Camplong,

kembali. Jenis-jenis yang diperkirakan TWA. Bipolo, TWA. Baumata, TWAL. Teluk

terancam dan perlu perlindungan adalah Kupang, Suaka Margasatwa (SM) Danau

jen is - jen is p i ton Broghammerus Tuadale, SM. Kateri, SM. Ale Alisio dan

timoriensis dan Liasis mackloti savuensis. Taman Buru (TB) Dataran Bena, serta satu

Penelitian ekologi perlu segara dilakukan kawasan lainnya terletak di Pulau Ndana

untuk menentukan apakah jenis-jenis yaitu TB. Pulau Ndana (Balai Besar KSDA

tersebut perlu perlindungan, dan juga NTT, 2010). Padahal kenyataannya ular

tindakan konservasi yang mana bisa sanca timor bukanlah ular yang berada di

diambil.” Timor apalagi endemik timor (DE LANG,

Isi abstrak tersebut menyatakan 2011; Trainor et al. 2000 ). Di Rote dan

jumlah ular di Nusa Tenggara sebanyak 29 Ndana juga tidak pernah ada catatan

(dua puluh Sembilan) jenis dengan sebarannya. Oleh karena itu informasi

delapan jenis di antaranya endemik. yang saat ini dipahami perlu diluruskan

Namun perlu diperhatikan secara agar masyarakat mendapatkan informasi

administratif wilayah Nusa Tenggara yang tepat.

mencakup tiga wilayah yaitu NTB, NTT Contoh kasus lainnya terkait

dan beberapa pulau kecil di Provinsi kesalahan pemahaman ini yaitu pada saat

Maluku. Sehingga jika hanya NTT saja Pameran Pembangunan NTT di Fatululi

maka jumlah ular yang ada di provinsi ini Kupang. Ular yang dijadikan display satwa

sebanyak 25 (dua puluh lima) spesies. NTT pada stan kehutanan dianggap

sebagai sanca timor, padahal ular yang

Sanca timor tidak ada di Pulau Timor kesehariannya berada di TWA Camplong

Saat ini terdapat pemahaman yang tersebut merupakan jenis sanca kembang

salah mengenai jenis ular sanca timor. (Pyton reticulatus). Melalui identifikasi

Pemahaman ini berkembang tidak hanya foto sudah cukup jelas bahwa ular

di masyarakat awam namun juga pada tersebut bukanlah sanca timor. Penulis

Page 17: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

15Edisi VII No.1 November 2014

coba mengidentifikasi melalui foto jenis bisa saja berubah nama dengan

kemudian mendiskusikannya dengan beberapa ketentuan. Misalnya ketika

pakar ular, kesimpulannya cukup jelas suatu jenis direview kembali kemudian

bahwa foto ular tersebut merupakan jenis dipisah (split) menjadi spesies tersendiri

sanca kembang . Cukup mudah ataupun dikoreksi dengan kaidah

membedakan kedua ular tersebut dari taksonomi yang ilmiah. Dalam kasus

penampakan morfologi. Sanca timor tidak sanca timor hingga kini masih dalam

terlalu besar, jarang yang mencapai perdebatan. Seorang herpetolog

panjang 2 meter. Warna bervariasi dari b e r n a m a R a y m o n d T. H o s e r

coklat hingga kuning, ekor berwarna m e m p u b l i k a s i k a n n a m a g e n u s

coklat. Sedangkan sanca kembang Broghammerus untuk sanca timor pada

memiliki ukuran yang besar hingga lebih tahun 2004. Kemudian berkembanglah

dari 2 meter, berwarna coklat/abu-abu nama Broghammerus timoriensis sejak

pada bagian belakang tubuhnya dengan saat itu meskipun beberapa orang masih

corak seperti diamond kuning yang besar ada yang tetap menggunakan genus

(Clement 2013, pers. comm., 1 Nov). Pyton . Namun pada tahun 2013

Lebih jelasnya ilustrasi morfologi tersaji penamaan genus Broghammerus

pada Lampiran foto. dipertanyakan oleh beberapa herpetolog

Distribusi ular ini berada di Flores, lainnya. Hingga terbitlah publikasi ilmiah

Solor, Adonara, Lomblen dan Pantar. Ular y a n g m e n e n t a n g p e n a m a a n

ini memang merupakan ular endemik, Broghammerus melalui jurnal yang

namun bukan endemik timor melainkan berjudul “Best Practices: In the 21st

endemik nusa tenggara. Monk et al. Century, Taxonomic Decisions in

(1997) menyebutkan bahwa sanca timor Herpetology are Acceptable Only When

tersebar di Flores dan Timor, namun Supported by a Body of Evidence and

pernyataan tersebut kurang kuat karena Published via Peer-Review” (Kaiser et al.

hanya berasal dari komunikasi personal 2013). Kaiser menganggap publikasi

(pers.comm) sehingga argument tersebut ilmiah yang dikeluarkan oleh Hoser

dapat mudah dipatahkan dengan studi kurang dapat dipertanggungjawabkan

yang lebih ilmiah. Catatan ular ini di Timor dan diragukan kredibilitasnya. Karena

sebenarnya diragukan. Keberadaan jenis penamaan Broghammerus hanyalah

ini di Timor berdasarkan literatur rekaan dan diterbitkan dalam jurnal

(contohnya: Barker and Barker 1996, terbitan sendiri. Menanggapi hal tersebut

McDiarmid et al. 1999, O’Shea 2007) Hoser kemudian mempublikasikan tulisan

diragukan karena tidak ada catatan ilmiahnya untuk menyangkal isi jurnal

bahwa spesimen berasal dari Timor dan Kaiser et al. (2013) tersebut dalam jurnal

sangat dimungkinkan terjadi kesalahan yang berjudul “The taxonomy of the snake

pada laporan tersebut (Schleip and genus Broghammerus Hoser, 2004

O’shea, 2010). revisited, including the creation of a new

subgenus for Broghammerus timoriensis

P y t h o n t i m o r i e n s i s a t a u (Peters, 1876)” (Hoser, 2013). Informasi

Broghammerus timoriensis terbaru dari seorang rekan yang

Dalam tata penamaan ilmiah suatu mengirimkan draft naskah jurnal bahwa

Page 18: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

16 Edisi VII No.1 November 2014

nama yang diusulkan Hoser ke ICZN creation of a new subgenus for

(International Commission on Zoological Broghammerus timoriensis (Peters,

Nomenclature) dalam waktu dekat akan 1876). Australasian Journal of

dibatalkan (Kurniawan, 2013 pers. comm., Herpetology 16:19-26.

4 Nov). Kaiser, H., Crother, B.I., Kelly, C.R.M.,

Luiselli, L., O’shea, M., Ota, H.,

Penutup Passos, P., Schleip, W.D. and

Sebanyak dua puluh lima jenis ular Wuster, W. 2013. Best Practices: In

terdapat di Provinsi NTT. Kurangnya the 21st Century, Taxonomic

informasi terkait ekologi mebuka peluang Decisions in Herpetology are

untuk dilakukan kajian lebih mendalam Acceptable Only When Supported

dan membangun ketertarikan masyrakat by a Body of Evidence and

ilmiah khususnya untuk meneliti ular di Publ ished v ia Peer-Review.

NTT. Terdapat pemahaman keliru di Herpetological Review 44(1) : 8-23.

masyarakat yang menganggap Ular Lang, R.de. 2011. The Snakes of the

Sanca Timor merupakan ular asli Timor. Lesser Sunda Islands (Nusa

Kenyataan sebenarnya ular tersebut tidak Tenggara), Indonesia. Asian

berada di Timor, hingga saat ini tidak ada Herpetological Research 2(1) : 46-

bukti ilmiah berupa catatan maupun 54 pp.

spesimen yang membuktikan ular ini McDiarmid, R.W., Campbell J.A., Touré T.A.

berada di Timor. Penyebarannya terdapat 1999. Snake species of the world: a

di Flores, Solor, Adonara, Lomblen dan taxonomic and geograph ic

Pantar. Ular ini memang merupakan jenis reference. Volume 1. Th e

endemik, namun bukan endemik timor H e r p e t o l o g i s t ’ s L e a g u e ,

melainkan endemik nusa tenggara. Ular Washington, 511 pp.

yang dipahami oleh masyarakat Timor Monk, K.A, Fretes Y. de and Lilley, G. 1997.

sebagai Sanca Timor merupakan jenis The Ecology of Nusa Tenggara and

Sanca Kembang (Pyton reticulatus). Maluku. Oxford: Oxford University

Press.

Daftar Pustaka O’Shea, M. 2007. Boas and Pythons of the

Balai Besar KSDA NTT. 2010. “Buku World. New Holland, London, 160

Informasi Kawasan Konservasi pp.

Balai Besar KSDA NTT Tahun 2010. Schleip, W.D. and O’Shea, M. 2010.

Kupang : BKSDA NTT. Annotated checklist of the recent

Barker, D.G., Barker, T.M. 1996. The and extinct pythons (Serpentes,

Lesser Sundas Python (Python Pythonidae), with notes on

timoriensis): Taxonomic history, nomenclature, taxonomy, and

distribution, husbandry, and distribution. ZooKeys 66 (2010) :

captive reproduction. Advances in 29-79 pp.

Herpetoculture, 103–108 pp.

Hoser, RT. 2013. The taxonomy of the

snake genus Broghammerus

Hoser, 2004 revisited, including the

Page 19: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

17Edisi VII No.1 November 2014

| FO

KUS

|

KERAGAMAN JENIS MANGROVE DI NUSA TENGGARA TIMUR Oleh : M. Hidayatullah

PENDAHULUAN (2011) disebutkan bahwa luasan hutan

Ekosistem mangrove merupakan suatu mangrove di Nusa Tenggara Timur (NTT)

sistem yang kompleks meliputi organisme mencapai 40.614,11 ha, jumlah tersebut

tumbuhan dan hewan yang saling tersebar pada semua wilayah kabupaten -

berinteraksi satu dengan yang lain dan kota dengan luasan yang beragam.

memegang peranan penting dalam Beragam bentuk pemanfaatan mangrove

menjaga dan melindungi garis pantai dari seperti untuk pemukiman, lahan

proses erosi maupun abrasi. Keberadaan pertanian maupun peruntukan lain

mangrove dengan beragam fungsi dan dengan mudah dapat dijumpai pada

manfaatnya sangat penting dalam wilayah pesisir di NTT. Konversi

mendukung aktivitas pembangunan, mangrove menjadi area budidaya tambak

semakin terbatasnya wilayah daratan maupun penebangan kayu untuk bahan

ditengah kebutuhan ruang yang semakin bangunan dan kayu bakar sudah

tinggi menjadikan kawasan pesisir dilakukan sejak dulu dan menjadi bagian

termasuk di dalamnya hutan mangrove tidak terpisahkan dengan aktivitas

menjadi salah satu alternatif pemenuhan masyarakat pesisir.

kebutuhan tersebut. Meskipun kegiatan penanaman

Data dari BPHM Wilayah 1 Bali, dan rehabilitasi mangrove di NTT masih

Page 20: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

18 Edisi VII No.1 November 2014

terbatas, namun beberapa pihak secara kerusakan antara lain, konversi lahan

aktif terlibat dalam penanaman mangrove menjadi area budidaya tambak dan

seperti : Dinas-dinas terkait lingkup penebangan pohon untuk keperluan

pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, bahan bangunan maupun kayu bakar.

UPT Kementerian Kehutanan, UPT Konversi mangrove menjadi area

Kementerian Kelautan dan Peikanan, budidaya tambak pada umumnya hanya

BPHM Wilayah 1 Bali, pihak swasta mempertimbangkan aspek ekonomi

maupun swadaya masyarakat terus tanpa memperhatikan aspek ekologi

dilakukan, sehingga diharapkan dapat sehingga menyebabkan kerusakan hutan

mengimbangi laju pemanfaatanya. mangrove yang sangat serius. Saat ini,

Pembinaan terhadap tegakan sebagian besar dari tambak-tambak

yang ada juga perlu dilakukan agar tersebut tidak aktif lagi karena berbagai

k e r a g a m a n j e n i s n y a d a p a t kendala seperti terbatasnya modal dan

dipertahankan, karena meskipun belum tingkat produktivitas yang semakin

ada informasi detail tentang keragaman menurun, seperti yang dapat dijumpai di

jenis mangrove NTT, namun dipekirakan desa Golo Sepang kecamatan Boleng -

wilayah ini memiliki keragaman jenis yang Manggarai Barat.

cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena Pa d a s i s i l a i n ke g i a t a n

sebaran wilayah yang terdiri dari ratusan penanaman atau rehabilitasi mangrove

pulau dengan karakter wilayahnya dalam beberapa tahun terakhir masih

masing-masing sehingga memungkinkan terbatas, sehingga untuk memulihkan

ditumbuhi mangrove dengan ragam jenis kondisi hutan mangrove diperlukan

yang berbeda sesuai dengan kondisi perencanaan yang baik serta adanya

lingkungan setempat. kerjasama dan koordinasi yang baik

Kondisi Hutan Mangrove antara semua pihak sehingga fungsi dan

Berdasarkan data BPHM wilayah manfaat dari hutan mangrove dapat

I Bali (2011) kondisi hutan mangrove di dinikmati secara berkelanjutan.

NTT cukup memprihatinkan, sebagian Keragaman Jenis Mangrove

besar mengalami kerusakan dengan Seca ra umum Indones i a

tingkatan yang berbeda, yaitu : sebanyak termasuk salah satu diantara beberapa

8.285,10 ha atau 20,40% (kategori rusak negara dengan keragaman jenis

berat), 19.552,44 ha atau 48,14% mangrove yang sangat tinggi, bahkan

(kategori rusak ringan) dan 12.776,57 ha Saenger, dkk (1983) mengatakan bahwa

atau 31,46% (kategori baik). Data ini Indonesia merupakan negara dengan

menunjukan bahwa tekanan terhadap keragaman jenis tertinggi di dunia, karena

hutan mangrove sangat tinggi karena tercatat dari 60 jenis mangrove sejati di

hanya sepertiga dari total luas hutan dunia, 43 jenis diantaranya bisa

mangrove yang masih dalam kondisi baik, ditemukan di Indonesia. Sementara itu

selebihnya telah mengalami kerusakan menurut Noor, YR (2006), melaporkan

sebagai dampak dari berbagai bentuk bahwa di Indonesia terdapat setidaknya

pemanfaatan. 202 jenis mangrove yang meliputi 89 jenis

Beberapa bentuk pemanfaatan pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjat,

yang turut mendorong terjadinya 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit dan 1

Page 21: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

19Edisi VII No.1 November 2014

jenis paku. Terdapat perbedaan Perbedaan jumlah dan jenis

keragaman jenis antara satu pulau mangrove antara lokasi dapat terjadi

dengan pulau yang lainnya, dari 202 jenis karena hal tersebut sangat tergantung

mangrove yang te lah d iketahui pada kondisi lingkungan seperti kadar

(mangrove sejati dan asosiasi) 166 jenis salinitas, ketebalan endapan lumpur,

ditemukan di pulau Jawa, 157 jenis di kondisi pasang surut, lama waktu

pulau Sumatera, 150 jenis di pulau genangan maupun faktor-faktor lainya.

Kalimantan, 142 jenis di Irian Jaya, 135 Jafar, dkk (2007) mengatakan bahwa

jenis di pulau Sulawesi, 133 jenis di pada wilayah Teluk Kupang – Kota Kupang

Maluku dan 120 jenis terdapat di Bali Nusa memiliki 6 jenis mangrove yang

Tenggara. Namun demikian aktivitas kesemuanya merupakan mangrove sejati.

pembangunan pada kawasan pesisir Hidayatullah, M. dkk (2013) menyebutkan

dapa t menyebabkan ke rusakan bahwa di kawasan Cagar Alam Maubesi –

ekos i s tem mangrove , seh ingga Kabupaten Belu ditemukan sebanyak 23

keragaman jenis pada tiap pulau jenis mangrove yang terdiri dari 16 jenis

kemungkinan sudah tidak sesuai lagi mangrove sejati dan 7 jenis mangrove

dengan kondisi saat ini. asosiasi.

Keragaman jenis mangrove di Dari beberapa hasil penelitian

wilayah Bali Nusa Tenggara juga sangat diatas diketahui bahwa jenis Rhizophora

berpotensi terjadinya penurunan karena mucronata, R. apiculata dan Brugueira

tekanan terhadap hutan mangrove terus gymnorrhiza dapat dijumpai hampir pada

terjadi. Pada wilayah NTT, belum ada semua lokasi, sedangkan beberapa jenis

data pasti tentang keragaman jenis dan yang lain seperti Rhizophora stylosa, R.

berapa jumlah jenis mangrove yang dapat lamarckii dan Osbornia octodanta hanya

ditemui. Namun demikian dari beberapa ditemukan di kawasan TN Komodo atau

penelitian yang dilakukan, diketahui jenis Sesuvium postucalartum dan

bahwa NTT juga memiliki keragaman jenis Scaevola taccada yang hanya ditemukan

yang cukup tinggi. Seno, A (2012) pada kawasan Cagar Alam Maubesi.

mengatakan bahwa keragaman jenis Berdasarkan hasil penelitian

mangrove di kawasan Tamana Nasional yang dilakukan pada 5 lokasi yaitu di

(TN) Komodo mencapai 24 jenis yang Wilayah TN Komodo, di desa Golo Sepang

terdiri dari 22 jenis mangrove sejati dan 2 kecamatan Boleng – Manggarai Barat, di

jenis mangrove asosiasi. Hidayatullah, M. desa Tanah Merah dan Oebelo kecamatan

dkk (2012) melaporkan bahwa di desa Kupang Tengah – Kabupaten Kupang, di

Golo Sepang kecamatan Boleng – perairan Teluk Kupang – Kota Kupang dan

Manggarai Barat ditemukan sebanyak 10 di kawasan Cagar Alam Maubesi,

jenis mangrove (9 jenis mangrove sejati diketahui bahwa NTT memiliki keragaman

dan 1 jenis mangrove asosiasi). jenis mangrove yang cukup tinggi yaitu

Sementara itu Talib, M. F (2008) sebanyak 31 jenis mangrove sejati dan 9

mengatakan bahwa di desa Tanah Merah jenis mangrove asosiasi. Jenis-jenis yang

dan Oebelo kecamatan Kupang Tengah ditemukan pada 5 lokasi tersebut terlihat

memiliki 11 jenis mangrove yang pada tabel 1.

kesemuanya merupakan mangrove sejati.

Page 22: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

20 Edisi VII No.1 November 2014

Tabel 1. Pemanfaatan mangrove oleh masyaraakat di Kabupaten Manggarai Barat dan Kabupaten Malaka

NoJenis (Nama

Ilmiah dan Nama Lokal)

Bagian yang dimanfaat-

kanKegunaan Cara Pemanfaatan

Masyarakat sekitar kawasan Hutan Mangrove di desa Sepang dan Golo Sepang kecamatan Bo-leng – Manggarai Barat.

1 Ceriops tagal / wanggo

Kulit batang

Menghilang-kan rasa mual

Kulit batang direbus dengan air dua gelas, dicampur daun sirih. Tunggu sampai air kelihatan merah. Selanjut-nya diminum satu kali sehari, sampai rasa mual hilang.

2 Rhizophora. mucronata / wako

Daun muda

Efektif menu-runkan darah tinggi

Daun muda beberapa lembar ditum-buk, kemudian direbus dengan air se-banyak 5 gelas sampai menjadi 2 ge-las. Kemudian diminum setelah makan.

3 Bruguiera. gym-norrhiza / bangko

Buah

Makanan

Daging buah dapat dimakan langsung dengan gula (gula pasir atau gula merah).

4 Xylocarpus. granatum / humpa moti

Biji buah Mengobati diare

Ambil buah yang sudah matang, pisahkan denagn bijinya. Biji direbus sekitar 20 menit dengan air secukup-nya, kemudian minumkan pada orang yang diare.

5 Acrostichum. ae-reum / wrekas

Daun muda

Makanan

Daun muda dapat di masak menjadi sayur, tambah garam secukupnya.

Daun muda

Melunakkan daging

Daun muda di masak bersama daging yang ingin dilunakkan.

6 Phemphis acidula / santigi

Kayu

Mengusir ular

Di simpan di dalam rumah. Kayu jenis ini diyakini masyarakat tidak disukai ular, sehingga dijadikan alat untuk mengusir ular.

7 Rhizophora. Mucronata/wako, Bruguiera. Gym-norrhiza/bangko

Kayu Kayu bakar

Bahan ban-gunan

Pagar

-

Page 23: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

21Edisi VII No.1 November 2014

Sumber : data lapangan, diolah.

NoJenis (Nama

Ilmiah dan Nama Lokal)

Bagian yang dimanfaat-

kanKegunaan Cara Pemanfaatan

B. Masyarakat di sekitar kawasan Cagar Alam Maubesi

1 Rhizophora mu-conata/wakat

Buah Makanan Buah yang masih muda dapat di-makan dan dapat berperan seba-gai sebagai pengganti pinang pada saat kesulitan mendapatkan buah pinang.

2 Acanthus ilici-folius/kalibuak

Akar

Obat tidak enak makan pada anak

Akar dipotong -potong dan diber-sihkan kemudian direbus, selanjut-nya dijadikan sebagai air mandi bagi anak yang sakit. Serta dapat diminumkan pada anak beberapa sendok teh.

3 Avicennia alba / bangko

Isi batang

Bahan campu-ran pembua-tan minuman

Isi (gubal) batang dibersihkan.Dijadikan sebagai campuran dalam pembuatan minumal lokal (sofi) yang berguna untuk menguatkan rasa.

4 B. gymnorrhiza/ babisuk

Avicennia alba/boak

Ceriops tagal/ Aibikumean Acacia leuco-phloea/ Kabesak

Tamarindus in-dicus/Asam jawa

Akar

Akar yang muncul di-tanah

Akar

Kulit pohon

Kulit pohon

Obat gigitan buaya

Semua bahan tersebut diber-sihkan, kemudian dicampur dan ditumbuk (tidak sampai halus).Selanjutkan campuran bahan tersebut dikunyah dan disembur-kan pada luka gigitan buaya.

5 Acrostechum. aereum /

Daun muda

Makanan

Daun muda dapat di masak men-jadi sayur, tambah garam secukup-nya.

Daun muda

Melunakkan daging

Daun muda di masak bersama daging yang ingin dilunakkan.

6 Scaevola tac-cada/takada

Ficus ben-yamina/ beringin

Benalu

Akar

Akar halus

Daun

Mengobati patah tulang

Semua bahan tersebut direbus sampai airnya mendidih, selanjut-nya ditumbuk sampai halus ke-mudian dioleskan pada bagian yang bengkak akibat patah tulang.Khusus untuk air rebusan daun ta-kada, dapat diminumkan pada yang sakit untuk membantu proses penyembuhan dari dalam..

7 Rhizophora. Mucronata /wa-kat ,Bruguiera. Gym-norrhiza /babisuk

Kayu

Kayu bakar

Bahan ban-gunanPagar

Kedua jenis kayu ini juga diman-faatkan oleh masyarakat sebagai bagan dalam pembuatan rumah adat, tentu saja proses pengambi-lannya menggunakan cara adat dan setelah mendapat ijin dari pe-mangku kawasan.

Tabel 1. Pemanfaatan mangrove oleh masyaraakat di Kabupaten Manggarai Barat dan Kabupaten Malaka

Page 24: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

22 Edisi VII No.1 November 2014

Keterangan : 1 = Seno, A (2012), 2 = Penutup

Hidayatullah, M. dkk (2012), Pemerintah daerah mempunyai

3. Talib, M. F (2008), 4. Jafar, kewenangan dan kewajiban dalam

d k k ( 2 0 0 7 ) d a n 5 = mengelola ekosistem mangrove sesuai

Hidayatullah, M. dkk (2013) dengan kondisi dan aspirasi yang

* =sejati (true mangrove) adalah berkembang di masyarakat. Koordinasi

kelompok jenis tumbuhan mangrove lintas sektor sangat diperlukan agar

yang membentuk tegakan murni proses pembangunan hutan mangrove

(mayor) atau mendominasi dalam dapat berjalan sesuai dengan yang

komunitas mangrove, memiliki akar diharapkan sehingga pada akhirnya

napas dan viviparous. Contoh : keragaman jenis yang ada dapat terus

Avicennia, Rhizophora, Bruguiera, dipertahankan serta fungsi dan

Ceriops, Sonneratia, Kandelia, manfaatnya dapat dinikmati oleh

Lumnitzera, Nypa generasi selanjutnya.

**=ikutan (associates) adalah kelompok

jenis tumbuhan yang bersosiasi Daftar Pustaka

(ikutan) dengan jenis mangrove BPHM Wilayah I Bali, 2011. Statistik

(mayor dan minor). Contoh : Derris, Pembangunan. Balai Pengelolaan

Hibiscus, Calamus, dsb. (Chapman, Hutan Mangrove Wilayah I,

1984) Denpasar – Bali.

Jumlah mangrove sejati yang Hidayatullah, M. dkk, 2012. Kajian Model

dapat dijumpai di NTT terbilang cukup Kemitraan Pemanfaatan Hutan dan

tinggi yaitu mencapai 31 jenis, jumlah Jenis-Jenis Tumbuhan Mangrove di

tersebut setara dengan 72% dari total Manggarai Barat. Laporan Hasil

jumlah mangrove sejati yang pernah Pene l i t i an Ba la i Pene l i t i an

dilaporkan dapat dijumpai di Indonesia. Kehutanan Kupang, 2012. Tidak

Sementara itu dilihat dari total jenis dipublikasikan

mangrove yang ditemukan (mangrove Hidayatullah, M. dkk, 2013. Kajian Model

sejati dan asosiasi), mangrove di NTT Pemanfaatan dan Nilai Sosial

mencakup 33,33% dari jenis mangrove Ekonomi Mangrove. Laporan Hasil

yang ada di wilayah Bali Nusa Tenggara Pene l i t i an Ba la i Pene l i t i an

atau 19,80% dari total jenis mangrove Kehutanan Kupang, 2013. Tidak

yang ada di Indonesia. Namun demikian, dipublikasikan

keragaman jenis yang ditampilkan dalam Jafar, Suryani, Anbyah dan Jumini, 2007.

tabel 1 baru mewakili beberapa lokasi di Analisis Kerusakan Ekosistem

jajaran pulau Flores dan pulau Timor, Mangrove dan Faktor-faktor yang

belum termasuk beberapa pulau besar Mempengaruhi di Perairan Teluk

lainnya seperti pulau Alor dan Sumba, Kupang - Kota Kupang. LIPI.

sehingga besar kemungkinan keragaman Noor, Y. R, Khazali, M dan Suryadiputra, I.

jenisnya dapat bertambah. N. N, 2006. Panduan Pengenalan

Mangrove di Indonesia. Wetlands

International.

Seno, A, 2012. Potensi Mangrove di Taman

Page 25: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

23Edisi VII No.1 November 2014

Nasional Komodo. Diakses di situs Talib, M. F, 2008. Struktur dan Pola Zonasi

resmi Taman Nasional Komodo : ( Sebaran ) Mangrove se r ta

h t t p : / / k o m o d o - Makrobentos yang Berkoeksistensi

park.com/images/downloads/Pote di Tanah Merah dan Oebelo Kecil

nsi_Mangrove_di_Taman_Nasional_ kabupaten Kupang. Skripsi pada

Komodo.pdf diakses pada tanggal Program Studi Ilmu dan Tekologi

6 Februari 2014. Kelautan. Fakultas Perikanan dan

Kelautan, IPB.

foto : www.portalkbr.com

Page 26: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

24 Edisi VII No.1 November 2014

| RA

GAM

|

MENGENAL POTENSI BIOFISIK Stasiun Penelitian Oilsonbai, Kupang

Jln. Alfons Nisnoni Nomor 7. PO. BOX 69 Kupang. Kode Pos 85115

(0380) 823357; (0380) 831068

[email protected] ; www.foristkupang.org

GAMBARAN UMUM yang memadai, seperti : mini ranch, green

Stasiun penelitian (SP) Oilsonbai house serta pondok kerja. Artikel ini akan

merupakan salah satu sarana penelitian mendeskripsikan potensi biofisik yang di

yang dimiliki Balai Penelitian Kehutanan SP Oilsonbai. Sehingga stakeholders

Kupang (BPK Kupang) sejak tahun 1987. (peneliti, mahasiswa, pemerintah daerah)

Lokasinya secara administratif berada di d a p a t m e m a n f a a t k a n d a n

kelurahan Fatukoa, kecamatan Maulafa mendayagunakan potensi tersebut untuk

kota Kupang dan berjarak ± 15 km kearah kegiatan penelitian.

selatan kota Kupang. SP Oilsonbaai

memiliki luas 21,82 ha dan terletak pada KONDISI BIOFISIK

kelompok hutan Produksi Konversi (HPK) A. Iklim dan cuaca

Kali kupang dengan Register Tanah Berdasarkan data dari Badan

Kehutanan/RTK 174 (Anonim.2013) Meteorologi dan Geofisika, suhu udara 0Kegiatan utama di stasiun penelitian ini rata-rata di Oilsonbai adalah 26,3 C

0adalah penangkaran Rusa Timor (Rusa dengan suhu minimum 22,8 C dan suhu 0 Timorensis timorensis Blanveille), maksimum 31,6 C serta kelembapan

Burung Bayan Sumba (Eclectus Rotatus), udara sebesar 78,3%.

Pengangkaran kura-kura leher ulat rote Besarnya curah hujan per-tahun

(Chelodina Maccordi Rhodin, 1994) dan 194,2 mm dan jumlah hari hujan 10.7 hari.

persemaian cendana. SP Oilsonbai Curah hujan terbesar terjadi antara

memiliki sarana dan prasarana penelitian November-April.Kawasan ini dipengaruhi

Oki H

idayat

Page 27: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

25Edisi VII No.1 November 2014

oleh angin musim, dimana antara bulan vegetasi bawahnya adalah Johhar

Mei sampai September dipengaruhi oleh ( C a s s i a S i a m e a ) ; Ke s a m b i

angin musim Timur Sedangkan bulan (Scheicera Oleosa Merr), Mahoni

Oktober sampai April rata-rata 7,3 (Swietenia Maccrophylla King),

kilomter/jam. (Matilda Mite. 2001) Asam (Tamarimas Indica L) dan

Lamtoro (Leucena Glauca Benth).

B. Vegetasi 3. Sub-Wilayah Cendana (Santalum

Akasia (acasia auriculiformis dan Album L) : Tegakannya memiliki

acacia mangium); jati (tectona grandis), tinggi rata-rata 5-10 m dan berjarak

kayu putih (Melalueca leucandendrom) tanam 3-4 m. Kanopinya tidak

merupakan jenis-jenis vegetasi yang berhubungan satu dengan lainnya.

mendominasi d i Kawasan hutan Tumbuhan bawahnya adalah

Oilsonbai. Selain itu, jenis vegetasi lain Kesambi (Scheicera Oleosa Merr),

yang terdapat di Oilsonbai adalah Kabesak HItam, Akasia (Accacia Sp).

Flamboyan (Delonix regia Raf); Cemara (Maria Theresia Loer. 2005)

(Cupresessus sp), Kesambi (Schleichera

oleosa), Cendana (Santalum album L); C. Fauna

Mangga (Mangifera Indica L); Johar (Casia Jenis Fauna pada SP Oilsonbai

siamea lamk) ; Kersen (Mutingia terbagi menjadi 2 (dua) yakni: Hewan liar

calabura); Jambu Biji (Psidium Guajava); dan Hewan Penelitian. Jenis fauna yang

Kepok (Ceiba Petandra) dan Turi diteliti sebagai berikut : Burung Beo Alor

(Sesbania Grandiflora). (Matilda Mite; (Gracusa religiosa mertensi), burung

2001). Secara terperinci, SP Oilsonbai Bayan sumba (Eclectus Rotatus Cornelia

terbagi menjadi 3 (tiga) sub wilayah Rusa Timor (Rusa Timorensis timorensis

sebaran vegetasi. Sebaran vegetasi Blanveille) dan kura-kura leher ular Rote

disub-wilayah tersebut meliputi : (Chelodina Maccordi Rhodin, 1994) .

1. Sub-Wilayah Akasia (Acacia

Auliforiformis) : Rerata tinggi D. Kelembagaan

tegakan Acacia Auliforiformis diatas Pengelolaan SP Oilsonbai dibawah

25 m dengan kanopi yang cenderung koordinasi Kepala Seksi Data, Informasi

bersambung. Jarak antar pohon 1-2 dan Sarana Penelitian pada Balai

m dan rata-rata pohon berdiameter Pe n e l i t i a n Ke h u t a n a n Ku p a n g .

+ 20 cm dengan percabangan Keberadaan SP Oilsonbai berperan

kurang. Hal tersebut karena jarak penting dalam menunjang kegiatan

yang saling berdekatan. Sedangkan penelitian para peneliti BPK Kupang.

tumbuhan bawahnya didominasi Namun para s takeho lder dapat

oleh Kirinyu (Chromoela odorata). memanfaatkan SP Oilsonbai untuk non

2. Sub-Wi layah Jat i (Tectoona penelitian. Hal tersebut mengacu pada

Grandis) : Tinggi tegakannya Protokol Pengelolaan KHDTK dan Stasiun

bervariasi antara 5-10 meter dengan Penelitian BPK Kupang Tahun 2011.

jarak rata-rata 2-3 m. Kanopi tidak Adapun prosedur pengajuan kegiatan non

saling bersinggungan sehingga penelitian di SP Oilsonbai tersaji pada

banyak dijumpai rumpang. Jenis tabel 1.

Page 28: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

26 Edisi VII No.1 November 2014

Tabel 2. Prosedur Pengajuan Kegiatan Non Penelitian Di SP Oilsonbai.

NO.

JENIS KEGIATAN

KELENGKAPAN

KETERANGANSurat

Permohonan

Proposal Kegiatan

Tanda

Pengenal

Surat

Pernyataan

1.Pendidikan dan Pelatihan

V

V

V

V

Batas pengajuan surat adalah 7 hari

sebelumnya

2.Travelling dan Pengamatan Flora/Fauna

V V V V Batas pengajuan surat adalah 7 hari sebelumnya

3.Pembuatan Film/Video klip

V

V

V

V

Batas pengajuan surat adalah 7 hari sebelumnya

4.Pembuatan Foto Komersial.

V

V

V

V

Batas pengajuan surat adalah 7 hari sebelumnya

5.Rekreasi dan Seremoni

V

V

V

V

Batas pengajuan surat adalah 7 hari sebelumnya

Sumber : Protokol Pengelolaan KHDTK dan Stasiun Penelitian, 2011

No. Lokasi Tanah dan Bahan Hujan, Iklim dan Tinggi (dpl)

1. Sikumana Kabupaten Kupang

Lithosol, formasi karang

< 800 mm/thn; D; 450 m

2. Oilsonbai

Grumosol,

endapan

< 1.000 mm/thn; C ; 500 m

3. Oetium Kab. Kupang Mediteran, liat, Bobonaro

< 900 mm/thn; D; 300 m

4. Bu’at Binaus, Siso Kab. Timor Tengah Selatan

Grumosol, Litosol, Liat Boboanaro, batu karang

1.200 mm/thn; B; 800 m

5. Banamlaat; Kab. Timor Tengah Utara

Mediteran, formasi konglomerat dan kerakal

< 700 mm/thn; E; 450 m

6. Hambala; Sumba Timur

Mediteran, formasi batu karang

< 600 mm/thn; F; 250 m

Sumber: Sutardjo Suriamihardja, 1990 hal 17

Page 29: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

27Edisi VII No.1 November 2014

| RE

SENS

I |DESKRIPSI: Fenomena tersebut mendorong Sven

Pendekatan ekologi diperlukan E Jogerson, seorang ekologis,

bagi kesinambungan kelestarian memperkenalkan teori ekosistem.

lingkungan. Mengingat banyak Dia berkeyakinan bahwa teori ini

ekosistem diberbagai belahan dunia mampu menjelaskan interaksi antara

yang terancam kelestariannya akibat komponen pembentuk ekosistem

manusia dan akitivitasnya. Semisal : secara praktis. Selanjutnya, dia

Terdegradasinya ekosistem hutan menuturkan dalam kata pengantar

tropis akibat pembalakan liar dan buku A New Ecology : system

masih banyak contoh lainnya. Perspective bahwa teori ekosistem

Editor : Sven E. Jogersen; Simone Bastioni, Felix Muller, Bernard C.Pattern, Robert E. Ulanowicx, Brian D. Fath, Juao C. Marques, Soren N. Nielsen, Enze Tezzi

Penerbit : Elsevier, Amsterdam, 2007Deskrispi fisik : ix, 273 hal, index, 25 cm (Hard cover)ISBN : 978-0-444-531-60-5Resensor : Rattahpinnusa H Handisa, S.SosNomor Klasifikasi : 577.3 CON JSubject : Ekologi

A New Ecology : System Perspective

Page 30: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

28 Edisi VII No.1 November 2014

| |

GALE

RI

akan menjadi panduan bagi penyusunannya. Kesemuanya

pengelolaan lingkungan karena teori merupakan kolega Suen yang

ini menyajikan konsep-konsep ekologi menyumbangkan pemikirannya guna

secara komprehensif. melengkapi teory ecosystem Suen

Jorge. Terlebih para penulis berusaha

Suen E Jogersen telah menerbitkan 3 menggiring para pembacanya guna

(tiga) buku. Buku pertamanya menyelami konsep-konsep teori

berjudul Integration of Ecosystem ecosystem yang ditawarkan.

Theories : A Pattern (3 td edition; Pertanyaan-pertanyaan seperti:

2002) membahas konsistensi pola- Bagaimana meningkatkan kesadaran

pola kontribusi aktivitas manusia menjaga ekosistem?

terhadap system ekologi.

Selanjutnya, buku keduanya berjudul Apa dampak dari hubungan antara

Toward a Thermodynamics : Theory perilaku dan pembangunana

of ecosystem (2004) menyajikan pola terhadap ekosistem ?

thermodynamika yang dijabarkan Bagaimana ecosystem menata diri

kedalam bahasa matematika. Buku guna menghadapi gangguan?

ketiganya merupakan buku yang

sedang kita ulas saat ini. Buku ini Pertanyaan tersebut menggelitik

menjabarkan aspek-aspek pembaca guna memahami konsep

fundamental dari ekosistem (Bab 2- teori ekosistem secara paripurna.

7). Aspek tersebut dapat digunakan Adapun jawaban pertanyaan tersebut

menggambarkan pengamatan dapat anda ketemukan dari buku ini.

ekologi (Bab 8).

Penyajian ide-ide yang runut dan

sistematis menjadi keunggulan buku

ini. Tidak berlebihan kiranya karena

9 orang penulis terlibat dalam

Page 31: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

29Edisi VII No.1 November 2014

| GA

LERI

|

Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Nusa Tenggara Timur menanam

anakan pohon cendana secara simbolis dalam rangka

peringatan Hari Bhakti Rimbawan Ke-XXXI .

Page 32: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

30 Edisi VII No.1 November 2014

Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Nusa Tenggara Timur melepas peserta gerak jalan santai

di Kampus Balai Diklat Kehutanan Kupang. dalam rangka

peringatan Hari Bhakti Rimbawan K e-XXXI .

Page 33: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

31Edisi VII No.1 November 2014

Asisten III Propinsi Nusa Tenggara Timur menyerahkan piala kepada para pemenang

masing-masing cabang olahraga dalam rangka peringatan Hari Bhakti Rimbawan Ke-XXXI

Kepala Balai Litbang Kehutanan Kupang menyerahkan tali asih kepada purna rimbawan.

dalam rangka peringatan Hari Bhakti Rimbawan Ke-XXXI

Page 34: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

32 Edisi VII No.1 November 2014

Panta

i Lasia

na, K

upangN

usa Te

nggara

Tim

ur

sourc

e : h

ttp://e

ddym

esakh.w

ord

pre

ss.c

om

Page 35: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November

BAHASA Naskah artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia, memuat tulisan bersifat popular/semi ilmiah dan bersifat informatif.

FORMAT Naskah diketik diatas kertas kuarto putih pada satu permukaan dengan 2 spasi. Pada semua tepi kertas disisakan ruang kosong minimal 3,5 cm.

JUDUL Judul dibuat tidak lebih dari 2 baris dan harus mencerminkan isi tulisan. Nama penulis dicantum-kan dibawah tulisan.

FOTO Foto harus mempunyai ketajaman yang baik, diberi judul dan keterangan pada gambar.

GAMBAR GARISGrafik atau ilustrasi lain yang berupa gambar diberi garis harus kontas dan dibuat dengan tinta hitam. Setiap gambar garsi harus diberi nomor, judul dan keterangan yang jelas dalam bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA Daftar Pustaka yang dirujuk harus disusun menurut abjad nama pengarang dengan mencantum-kan tahun penerbitan, sebagai berikut :

Allan, J.E. 1961. The Determination of Copper by atomic Absorbstion of spectrophotometry. Spec-tophotometrim Acta (17), 459-466.

PETUNJUK BAGI

PENULIS

Page 36: Warta Cendana Edisi VII No.1 2014 - FORDA - Badan Litbang ... · Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Cendana Warta Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VII No.1 November