Warga Negara dan Politik

14
WARGA NEGARA WARGA NEGARA DAN PARTISIPASI POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIK

Transcript of Warga Negara dan Politik

Page 1: Warga Negara dan Politik

WARGA NEGARAWARGA NEGARA

DAN PARTISIPASI POLITIKDAN PARTISIPASI POLITIK

Page 2: Warga Negara dan Politik

Partisipasi dan Pendidikan Partisipasi dan Pendidikan PolitikPolitik

Lazimnya partisipasi diartikan sebagai Lazimnya partisipasi diartikan sebagai keterlibatan dan keikutsertaan dalam suatu keterlibatan dan keikutsertaan dalam suatu kegiatan tertentu.kegiatan tertentu.

Dalam konteks politik, partisipasi politik diartikan Dalam konteks politik, partisipasi politik diartikan sebagai kegiatan warga negara untuk turut serta sebagai kegiatan warga negara untuk turut serta atau mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan atau mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan atau proses-proses politik.atau proses-proses politik.

Page 3: Warga Negara dan Politik

Pandangan Huntington tentang pengertian partisipasi politik yakni kegiatan warga negara preman (private citizen) yang bertujuan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah. Selanjutnya dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan warga negara preman di sini adalah sebagai perorangan-perorangan sebagai warga negara yang mempunyai peranan-peranan tertentu.

Page 4: Warga Negara dan Politik

Bagaimana memperluas partisipasiBagaimana memperluas partisipasi

Myron Weiner, seperti dijelaskan oleh Mas’oed Myron Weiner, seperti dijelaskan oleh Mas’oed dan MacAndrew (2000) yaitu dan MacAndrew (2000) yaitu

a.a. proses modernisasi; proses modernisasi; b.b. perubahan-perubahan struktur kelas sosial;perubahan-perubahan struktur kelas sosial;c.c. pengaruh kaum intelektual dan komunikasi pengaruh kaum intelektual dan komunikasi

massa modern; massa modern; d.d. konflik diantara kelompok-kelompok pemimpin konflik diantara kelompok-kelompok pemimpin

politik;politik;e.e. keterlibatan pemerintah yang meluas dalam keterlibatan pemerintah yang meluas dalam

urusan sosial. urusan sosial.

Page 5: Warga Negara dan Politik

Bentuk-bentuk Partisipasi Politik

Partisipasi Konvensional: • Pemberian suara (voting)• Diskusi politik• Kegiatan kampanye• Membentuk dan bergabung dalam kelompok-

kelompok kepentingan• Komunikasi individual dengan pejabat politik

dan administratif

Page 6: Warga Negara dan Politik

Partisipasi Non Konvensional:•Pengajuan petisi•Berdemonstrasi•Konfrontasi•Mogok•Tindak kekerasan politik terhadap harta benda seperti penjarahan, perusakan, pengeboman, pembakaran•Tindakan kekerasn politik terhadap manusia: penculikan, pembunuhan.Perang gerilya dan revolusi.

Page 7: Warga Negara dan Politik

Pendidikan PolitikPendidikan Politik Alfian (1986) menjelaskan makna pendidikan Alfian (1986) menjelaskan makna pendidikan

politik sebagai usaha sadar untuk mengubah politik sebagai usaha sadar untuk mengubah sosialisasi politik masyarakat sehingga mereka sosialisasi politik masyarakat sehingga mereka memahami dan menghayati betul nilai-nilai yang memahami dan menghayati betul nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun.yang hendak dibangun.

Sudiharto Djiwandono (1983) mengemukakan Sudiharto Djiwandono (1983) mengemukakan bahwa pendidikan politik merupakan suatu bahwa pendidikan politik merupakan suatu proses penyampaian budaya politik bangsa, proses penyampaian budaya politik bangsa, mencakup cita-cita politik maupun norma-norma mencakup cita-cita politik maupun norma-norma operasional dari sistem organisasi politik yang operasional dari sistem organisasi politik yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, penting bagi berdasarkan nilai-nilai Pancasila, penting bagi seluruh rakyat, bagi seluruh warga.seluruh rakyat, bagi seluruh warga.

Page 8: Warga Negara dan Politik

Fungsi Pendidikan PolitikFungsi Pendidikan Politik

Pendidikan politik berfungsi untuk Pendidikan politik berfungsi untuk memberikan isi dan arah serta pengertian memberikan isi dan arah serta pengertian kepada proses penghayatan nilai-nilai yang kepada proses penghayatan nilai-nilai yang sedang berlangsung . Hal ini berarti bahwa sedang berlangsung . Hal ini berarti bahwa pendidikan politik menekankan kepada upaya pendidikan politik menekankan kepada upaya pemahaman tentang nilai-nilai dan norma-pemahaman tentang nilai-nilai dan norma-norma yang merupakan landasan dan motivasi norma yang merupakan landasan dan motivasi bangsa Indonesia serta dasar untuk membina bangsa Indonesia serta dasar untuk membina dan mengembangkan diri guna ikut serta dan mengembangkan diri guna ikut serta dalam kehidupan pembangunan bangsa dan dalam kehidupan pembangunan bangsa dan negara (Endang Sumantri, 2003).negara (Endang Sumantri, 2003).

Page 9: Warga Negara dan Politik

Tujuan Pendidikan PolitikTujuan Pendidikan Politik Sadar akan hak dan kewajiban serta tanggungjawab Sadar akan hak dan kewajiban serta tanggungjawab

terhadap kepentingan bangsa dan negara yang diwujudkan terhadap kepentingan bangsa dan negara yang diwujudkan melalui keteladanan.melalui keteladanan.

Memiliki ketaatan terhadap hukum dan konstitusi yang Memiliki ketaatan terhadap hukum dan konstitusi yang dilandasi dengan penuh kesadaran.dilandasi dengan penuh kesadaran.

Memiliki disiplin pribadi, sosial, dan nasional.Memiliki disiplin pribadi, sosial, dan nasional. Memiliki visi atau pandangan ke depan serta tekad Memiliki visi atau pandangan ke depan serta tekad

perjuangan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan perjuangan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan maju, yang didasarkan kepada kemampuan objektif bangsa.maju, yang didasarkan kepada kemampuan objektif bangsa.

Mendukung sistem kehidupan nasional yang demokratis Mendukung sistem kehidupan nasional yang demokratis secara sadar.secara sadar.

Aktif dan kreatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Aktif dan kreatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Aktif menggalang persatuan dan kesatuan bangsa dengan Aktif menggalang persatuan dan kesatuan bangsa dengan

kesadaran akan keanekaragaman bangsa.kesadaran akan keanekaragaman bangsa. Sadar akan pemeliharaan lingkungan hidup dan alam Sadar akan pemeliharaan lingkungan hidup dan alam

secara selaras, serasi, dan seimbang.secara selaras, serasi, dan seimbang. Mampu melaksanakan penilaian terhadap gagasan, nilai, Mampu melaksanakan penilaian terhadap gagasan, nilai,

serta ancaman yang bersumber dari luar Pancasila dan serta ancaman yang bersumber dari luar Pancasila dan UUD 1945 atas dasar pola pikiran atau penalaran logis.UUD 1945 atas dasar pola pikiran atau penalaran logis.

Page 10: Warga Negara dan Politik

Kecerdasan MoralKecerdasan Moral(Moral Intelligence)(Moral Intelligence)

Kecerdasan moral Kecerdasan moral (moral intelligence) (moral intelligence) Michelle Michelle Borba (2001:8) meliputi : empati, kesadaran, Borba (2001:8) meliputi : empati, kesadaran, pengendalian diri, respek, kebaikan, toleran, dan pengendalian diri, respek, kebaikan, toleran, dan kejujuran. kejujuran.

Membangun kecerdasan moral tersebut Membangun kecerdasan moral tersebut berlangsung secara setahap demi setahap, artinya berlangsung secara setahap demi setahap, artinya proses tersebut tidaklah berjalan dengan mudah proses tersebut tidaklah berjalan dengan mudah melainkan akan dihadapkan pada banyak kendala melainkan akan dihadapkan pada banyak kendala dan tantangan. dan tantangan.

Page 11: Warga Negara dan Politik

DemokrasiDemokrasiDemokrasi sesungguhnya adalah seperangkat gagasan dan Demokrasi sesungguhnya adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi juga mencakup seperangkat prinsip tentang kebebasan, tetapi juga mencakup seperangkat praktek dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang dan praktek dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku. sering berliku-liku.

Selanjutnya Alamudi mengenukakan sokoguru Selanjutnya Alamudi mengenukakan sokoguru demokrasi, yaitu : (a) kedaulatan rakyat, (b) demokrasi, yaitu : (a) kedaulatan rakyat, (b) pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah, (c) kekuasaan mayoritas, (d) hak-hak diperintah, (c) kekuasaan mayoritas, (d) hak-hak minoritas, (e) jaminan hak asasi manusia, (f) pemilihan minoritas, (e) jaminan hak asasi manusia, (f) pemilihan yang bebas dan jujur, (g) persamaan di depan hukum, yang bebas dan jujur, (g) persamaan di depan hukum, (h) proses hukum yang wajar, (i) pembatasan (h) proses hukum yang wajar, (i) pembatasan pemerintahan secara konstitusional, (j) pluralisme pemerintahan secara konstitusional, (j) pluralisme sosial, ekonomi, dan politik, (k) nilai-nilai toleransi, sosial, ekonomi, dan politik, (k) nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama dan mufakat. pragmatisme, kerjasama dan mufakat.

Page 12: Warga Negara dan Politik

Penerapan DemokrasiPenerapan Demokrasi

Penerapan demokrasi dalam suatu negara, Penerapan demokrasi dalam suatu negara, bergantung kepada:bergantung kepada:

(1) Ideologi dan falsafah yang dianutnya; (2) (1) Ideologi dan falsafah yang dianutnya; (2) sistem nilai budaya yang dimilikinya; (3) sistem nilai budaya yang dimilikinya; (3) karakteristik masyarakatnya; karakteristik masyarakatnya;

(4) sejarah kehidupan bangsa dan (4) sejarah kehidupan bangsa dan negaranya. negaranya.

Page 13: Warga Negara dan Politik

Prinsip/asas demokrasi:Prinsip/asas demokrasi: pengakuan atas partisipasi rakyat dlm pemerintahan pengakuan atas partisipasi rakyat dlm pemerintahan

pengakuan terhadap HAM pengakuan terhadap HAM

Nilai demokrasi (Mayo):Nilai demokrasi (Mayo):

1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara 1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga. melembaga.

2. Menjamin terselenggaranya perubahan dalam 2. Menjamin terselenggaranya perubahan dalam masyarakat secara damai atau tanpa gejolak. masyarakat secara damai atau tanpa gejolak.

3.Menyelenggarakan pergantian kepemimpinan secara 3.Menyelenggarakan pergantian kepemimpinan secara teratur. teratur.

4. Menekan penggunaan kekerasan seminimal mungkin. 4. Menekan penggunaan kekerasan seminimal mungkin.

5. Mengakui dan menganggap wajar adanya 5. Mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman. keanekaragaman.

6. Menjamin tegaknya keadilan. 6. Menjamin tegaknya keadilan.

Page 14: Warga Negara dan Politik

10 pilar demokrasi Indonesia (A.Sanusi):10 pilar demokrasi Indonesia (A.Sanusi):

1.1. Demokrasi berdasarkan Ketuhanan YMEDemokrasi berdasarkan Ketuhanan YME

2.2. Demokrasi berdasarkan HAMDemokrasi berdasarkan HAM

3.3. Demokrasi berdasarkan kedaulatan rakyatDemokrasi berdasarkan kedaulatan rakyat

4.4. Demokrasi berdasarkan kecerdasan rakyatDemokrasi berdasarkan kecerdasan rakyat

5.5. Demokrasi berdasarkan pemisahan kekuasaan negaraDemokrasi berdasarkan pemisahan kekuasaan negara

6.6. Demokrasi berdasarkan otonomi daerahDemokrasi berdasarkan otonomi daerah

7.7. Demokrasi berdasarkan supremasi hukum (Demokrasi berdasarkan supremasi hukum (rule of lawrule of law))

8.8. Demokrasi berdasarkan peradilan yang bebasDemokrasi berdasarkan peradilan yang bebas

9.9. Demokrasi berdasarkan kesejahteraan rakyatDemokrasi berdasarkan kesejahteraan rakyat

10.10. Demokrasi berdasarkan keadilan sosial.Demokrasi berdasarkan keadilan sosial.