Wanita Karir dan Keluarga.docx
-
Upload
farid-akbar -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
Transcript of Wanita Karir dan Keluarga.docx
Wanita Karir dan Keluarga Pilihan menjadi wanita karir telah menjadi fenomena bagi sebagian wanita. Permasalahan wanita karir bukan lagi terletak pada apakah dia harus memilih menjadi wanita karir saja atau menjadi ibu rumah tangga saja. Kini, permasalahannya yang lebih aktual untuk dijawab adalah bagaimana peran sebagai ibu rumahtangga tetap dijalankan secara optimal ketika seorang wanita memutuskan untuk membina karir. Memiliki pekerjaan yang baik bagi ibu rumahtangga dan juga memiliki keluarga yang bahagia sekaligus merupakan keinginan setiap wanita mewujudkan eksistensinya sebagai wanita berpendidikan di zaman modern seperti sekarang. Menjadi ibu adalah sebuah kebahagiaan yang tak tergambarkan. Namun, kadang, bagi seorang wanita karier, ini menjadi dilema. Sebab, kebutuhan mengejar karir dan memberikan perhatian pada anak adalah dua hal yang kadang sering tak bisa berjalan beriringan. Memiliki pengasuh bayi mungkin jadi solusi, tapi tak jarang malah membuat si kecil justru lebih dekat dengan pengasuh ketimbang ibunya. Karena itu, kepandaian mengatur waktu bagi wanita karier mutlak diperlukan. Jangan buang waktu Anda yang sangat berharga bagi keluarga. Sebab keluarga sebenarnya sangatlah berarti bagi anda. Adalah Asyifah Nur Istyanti, S.Ag, seorang ibu rumahtangga yang juga bekerja sebagai seorang penyiar di Radio Republik Indonesia Pro 1, Medan, dan lebih akrab dipanggil mbak Tanty. Keinginannya yang kuat untuk membina keluarga, tidak ikut menyurutkan langkahnya untuk terus bekerja sebagai seorang penyiar radio selama 19 tahun. Dan saat ini memiliki dua orang putra yang sedang dalam masa pertumbuhan aktif. Surga di bawah telapak kaki ibu, begitulah arti sebuah hadits Nabi. Ibu adalah insan yang paling dekat pada setiap diri manusia. Suatu saat seorang sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, Siapakah orang yang paling dekat kepadaku yang harus aku sayangi dan hormati? Nabi menjawab ibu. Pertanyaan itu kemudian dilanjutkan dengan siapakah orang lain selain ibu?, dan Nabi menjawab dia adalah ibu. Setelah pertanyaan itu ditanya tiga kali dengan jawaban yang sama, pertanyaan yang keempat baru dijawab Nabi dengan bapak. Hadits Nabi di atas dan beberapa yang lain menunjukkan betapa sentralnya peranan seorang ibu di dalam kehidupan manusia. Dia merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya kepribadian anak. Anak akan masuk surga atau akan masuk neraka sangat ditentukan cara ibu mengasuhnya. Demikian pula bagaimana produktivitas suami dan perilaku suami sehari-hari sangat dipengaruhi oleh bagaimana perilaku ibu terhadap si suami. Suatu kekuatiran yang sering muncul bila seorang wanita meniti karir di luar rumah ialah akibat negatifnya terhadap keluarga. Anak-anak dipandang akan kurang mendapat kasih sayang karena ibunya terlalu sibuk di luar rumah. Karena kesibukan yang luar biasa, cukup sering para wanita karir menyerahkan segala urusan rumah tangga kepada pembantunya. Akibatnya anak-anak menjadi lebih dekat dengan pembantunya daripada dengan ibu kandungnya sendiri. Cukup sering terdengar cerita bahwa anak-anak tidak menangis apabila ibunya pergi, tetapi anak-anak akan menangis apabila pembantunya yang pergi. Sebagai seorang ibu rumah tangga dengan profesi penyiar, selama belasan tahun, Tanty mengaku sangat senang menjalani kegiatannya sehari-hari. Sebagai seorang penyiar yang masih eksis sampai sekarang terus membuatnya belajar untuk memberikan yang terbaik untuk keluarga dan juga untuk para pendengar setianya. Tidak mengabaikan tugasnya sebagai ibu rumahtangga yang baik dilakukan Tanty untuk membangun keluarga yang baik sesuai harapan dia dan suaminya. Alhamdulillah, segala sesuatunya untuk urusan rumahtangga saya tidak menyerahkan pada pembantu, selama semuanya dapat ditangani sendiri. Mulai dari mencuci pakaian, membereskan rumah, menyiapkan makanan, sampai menyediakan bekal untuk anak-anak, kebetulan kedua anak saya sekolah membawa bekal (bontot), jelas Tanty, istri dari Irianto, SH, MA, kepada MedanBisnis di kediamannya di Gaperta Ujung. Kegiatannya sebagai seorang penyiar, dengan memiliki jadwal rutin menyiar, disamping panggilan untuk MC, Tanty selalu mendiskusikan kegiatannya dengan suami dan anak-anaknya. Suami saya bekerja di stasiun TVRI, yang juga sedikit banyak memiliki kesamaan pandangan dengan dunia siaran. Dan ini memudahkan saya untuk mengkomunikasikan tentang kegiatan apa saja yang saya kerjakan dan suami dapat mengerti, jelasnya. Dan saya tidak akan pergi bertugas tanpa izin dari suami, tambahnya. Mengenai pendidikan anak-anak juga merupakan suatu permasalahan penting yang sering dihadapi oleh para wanita karir di dalam keluarga. Memilihkan kegiatan-kegiatan untuk anak-anak yang tepat, yang juga mendukung segala aktifitasnya, tetapi juga tidak membiarkan anak-anak begitu saja memilih kegiatan mereka. Tidak memberikan jadwal yang padat pada anak-anak. Anak pertama saya, Ihza Hafizh Al Jabbaru, sekarang duduk di bangku SMP kelas 2 di SMP Rintisan Bertaraf Internasional, SMP Negeri 1 Medan. Selain sekolah dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya, dia juga ikut les bimbingan belajar diluar. Begitu juga dengan Adiknya Hilmy Asad Bahi J, yang duduk di bangku SD kelas 6, terang Tanty. Di era zaman teknologi sekarang mengharuskan saya untuk memberikan fasilitas yang baik untuk anak-anak saya, misalnya si abangan yang sekolahnya sudah sepenuhnya menggunakan teknologi internet. Meskipun resiko apa saja sangat bisa terjadi. Sebab jika tidak di beri izin, saya takut anak-anak saya ketinggalan informasi, tambahnya lagi. Satu-satunya cara yang paling efektif untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan adalah adanya pendidikan agama yang kuat dari kecil, jelas Tanty. Ketika saya harus bekerja atau bertugas ke luar kota, saya selalu mengingatkan anak-anak untuk tidak lupa menjalankan ibadah salat, Saya dan suami terus berupaya memberikan yang terbaik buat anak-anak, untuk pendidikan dan juga memberikan pengetahuan nilai-nilai dasar di dalam keluarga, tambahnya. (wina vahluvi)