WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a....

19
^ ! WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA KOTA BANJARMASIN NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang Mengingat a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ; b. bahwa untuk keseragaman Pengaturan.Pengukuran dan Pelaporan dipandang perlu untuk merubah ketentuan dalam Lampiran 2 point 2 angka 1 dan angka 3 ); c. bahwa berdasarkan Pertimbangan sebagaimana hurup a dan hurup b, perlu menetapkan dengan Peraturan Walikota Banjarmasin; 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua i / Kab.u' I Ink inn Kt-pdl.i^KI'0 ^y

Transcript of WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a....

Page 1: WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri

^

!

WALIKOTA BANJARMASINPERATURAN WALIKOTA KOTA BANJARMASIN

NOMOR 39 TAHUN 2013

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANJARMASIN,

Menimbang

Mengingat

a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1)Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ;

b. bahwa untuk keseragaman Pengaturan.Pengukuran dan Pelaporandipandang perlu untuk merubah ketentuan dalam Lampiran 2 point2 angka 1 dan angka 3 );

c. bahwa berdasarkan Pertimbangan sebagaimana hurup a danhurup b, perlu menetapkan dengan Peraturan WalikotaBanjarmasin;

1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang PenetapanUndang-Undang 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan DaerahTingkat II di Kalimantan Selatan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang(Lembaran Negara Republik Indonesia, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 1820);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4437) sebagimana telah diubah beberapa kali terakhir denganUndang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua

i /

Kab.u' I Ink inn Kt-pdl.i^KI'0

^y

Page 2: WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri

<J

<J

atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 ( Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata CaraPenghapusan Piutang Negara/Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 31, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4488);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang StandarAkuntansi Pemerintahan ( Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4503;

9. Peraturan Pemerintah Nomor -54 Tahun 2005 tentang PinjamanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4574);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang DanaPerimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4575);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang SistemInformasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4576);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang HibahKepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4577);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4578);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang PedomanPenyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang LaporanKeuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4614);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang PengelolaanBarang Miliki Negara/Daerah ( Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2006 Nomor, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor);

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentangPedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah;

Kasubbag. Perundang; n Kabag. Hukum kt'p.iU'-M".*

/H—*•

jy

Page 3: WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri

^j

<J

Menetapkan

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentangPerubahan Atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2010 tentangPerubahan Kedua Atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

21. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang PerubahanAtas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Standar

Akuntansi Pemerintahan;

22. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 12 Tahun 2008tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi KewenanganPemerintah Kota Banjarmasin (Lembaran Daerah Tahun 2008Nomro 12, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 10);

23. Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2008 tentang Pokok-PokokPengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah KotaBanjarmasin Tahun 2008 Nomor 25);

24. Peraturan Walikota Nomor 19 Tahun 2008 tentang KebijakanAkuntansi Pemerintah Kota Banjarmasin (Berita Daerah Tahun2008 Nomor 19);

MEMUTUSKAN:

PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN TENTANG PERUBAHAN ATAS

PERATURAN WALIKOTA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN

AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN

Pasal I

A. Ketentuan dalam Lampiran 2 point 2. NERACA pada angka 1) Aset Lancar padaangka 5. tentang Piutang dirubah sehingga keseluruhan berbunyi sebagai berikut:

2. NERACA

1) ASET LANCAR

5. PIUTANG

Definisi Piutang adalah tunggakan pungutan pedapatan dan pemberianPiutang pinjaman serta transaksi lainnya yang menimbulkan hak tagih dalam

rangka pelaksanaan kegiatan Pemerintan Daerah.

Piutang dapat dikelompokkan berdasarkan dari:1) Pungutan Pendapatan Daerah;2) Perikatan;3) Tuntutan Ganti Rugi;4) Transfer Antar Pemerintah.

DefinisiPiutangPungutanPendapatanDaerah

PIUTANG BERDASARKAN PUNGUTAN PENDAPATAN DAERAH

Piutang berdasarkan Pungutan Pendapatan Daerah terdiri dari1) Piutang Pajak Daerah2) Piutang Retribusi Daerah3) Piutang Iain-Iain

Kasubhag. Perundangin

/

Kabag. Hakim Kfp.-

A-

Page 4: WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri

u

w

Piutang Pajak DaerahTerdiri dari:a) Pajak Hotel;b) Pajak Restoran;c) Pajak Hiburan;d) Pajak Reklamee) Pajak Penerangan Jalan;f) Pajak Parkirg) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;h) Bea Perolehan Hak AtasTanah dan Bangunan.

Piutang Pajak Daerah timbul karena tunggakan pajak yang belumdilunasi oleh Wajib Pajak. Dimana tunggakan ini terjadi apabilaWajib Pajak tidak melunasi pajaknya sampai dengan masa jatuhtempo. Tunggakan ini terjadi pula dikarenakan adanya perbedaaanpenetapan pajak dalam Surat Ketetapan Pajak dengan jumlah yangharus dilunasi oleh Wajib Pajak. Selanjutnya kekurangan bayar itudiwujudkan dengan terbitnya Surat Ketetapan Pajak Daerah KurangBayar (SKPDKB).

Surat Ketetapan Pajak adalah surat yang menentukan besarnyajumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekuranganpembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlahyang masih harus dibayar.Nilai piutang pajak daerah yang dicantumkan dalam laporankeuangan adalah sebesar nilai yang tercantum dalam SKP yanghingga akhir periode belum dibayar / dilunasi.

Piutang Retribusi Daerah dipungut oleh Pemerintan Daerah karenapemberian izin atau jasa kepada orang pribadi atau badan, yangterdiri dari:

1) Jasa Umum;.2) Jasa Usaha.3) Perizinan Tertentu.

Piutang retribusi timbul apabila sampai tanggal laporan keuanganada tagihan retribusi sebagaimana tercantum dalam SuratKetetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang belum dilunasi oleh wajibbayar retribusi.

Surat Ketetapan Retribusi Daerah adalah surat ketetapan retribusiyang menentukan besarnya pokok retribusi, yang sampai tanggallaporan keuangan ada jumlah retribusi yang belum dilunasi,sehingga diterbitkan Surat Tagihan Retribusi Daerah.

STRD merupakan surat untuk melakukan penagihan retribusidan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda danNilai yang dilaporkan dalam laporan keuangan adalah sebesar nilaiyang tercantum dalam STRD.

Piutang Lain-Lain adalah hasil pengelolaan kekayaan yangdipisahkan seperti laba BUMD, perusahaan patungan/milik swastadan Iain-Iain PAD yang sah seperti hasil penjualan aset daerah yangtidak dipisahkan, bunga, sewa, denda penggunaan aset/ pemberian

Page 5: WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri

u

<J

jasa Pemda dan sebagainya, kelebihan transfer bagi hasil pajakdaerah. Kelebihan pembayaran insentif pemungutan pajak daerah /retribusi daerah, atau terjadi karena ketentuan / peraturan yangada, piutang BLUD, dana talangan.

Kelebihan transfer dapat diketahui segera setelah transferdilakukan, atau diketahui adanya kelebihan transfer dari hasilpemeriksaan oleh auditor, sebagai temuan auditor, serta dari hasilverifikasi pada saat laporan keuangan disusun atau sesudahlaporan keuangan diterbitkan.

Pengakuan Pengakuan piutang yang berasal dari pemungutan pendapatanPiutang daerah, diakui sebagai piutang pada saat:

1) Telah diterbitkan surat ketetapan; dan/atau dokumen yangdipersamakan;

2) Telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakanpenagihan.

Suatu Pendapatan yang telah memenuhi persyaratan untuk diakuisebagai pendapatan, namun ketetapan kurang bayar dan penagihanakan ditentukan beberapa waktu kemudian, maka pendapatantersebut dapat diakui sebagai piutang.

Piutang yang penagihannya diserahkan kepada Kantor PelayananKekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) oleh suatu instansi,pengakuan atas piutang tersebut tetap melekat pada satuan kerjayang bersangkutan, dengan pengertian tidak terjadi pengalihanpengakuan atas piutang tersebut.

Piutang yang timbul karena ketentuan Perundang-Undangan diakuisetelah diterbitkan surat tagihan dan dicatat sebesar nilai nominalyang tercantum dalam tagihan.

Pengukuran piutang pendapatan daerah sebagai berikut:1) Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan

tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang ditetapkanberdasarkan surat ketetapan kurang bayar yang diterbitkan;

2) Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengantanggal pelaporan dari setiap tagihan yang telah ditetapkanterutang oleh Pengadilan Pajak untuk WP yang mengajukanbanding;

3) Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengantanggal pelaporan dari setiap tagihan yangmasih proses bandingatas keberatan dan belum ditetapkan oleh majelis hakimPengadilan Pajak;

4) Disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (netrealizable value) untuk piutang yang tidak diatur dalam Undang-Undang tersendiri dan kebijakan penyisihan piutang tidaktertagih telah diatur oleh Pemerintah.

PengukuranDan

Akuntansi

Piutang

Terhadap piutang dalam valuta asing, disajikan sebagai piutangdineraca berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia.

/

Page 6: WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri

O

^J

Penyajiandan

Pengungkapan Piutang

DefinisiPiutangBerdasarkan

Perikatan

Kasubbag. Perundang. n

Piutang yang berasal dari pendapatan daerah Perundang-Undangandisajikan dineraca sebagai Aset Lancar.

Piutang disajikan dan diungkapkan secara memadai dalam CatatanAtas Laporan Keuangan, berupa :1) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian,

pengakuan dan pengukuran piutang;2) Rincian jenis-jenis, saldo menurut umur untuk mengetahui

tingkat kolektibilitasnya;3) Penjelasan atas penyelesaian piutang, masih di Kementerian

Negara/Lembaga/Pemda atau sudah diserahkanpenyelesaiannya kepada KPKNL;

4) Jaminan atau sita jaminan jika ada.

PIUTANG BERDASARKAN PERIKATANPiutang yang timbul berdasarkan perikatan dapat diklasifikasikanatas:

1. Bagian Lancar - Tagihan Pemberian Pinjaman2. Bagian Lancar - Tagihan Penjualan Angsuran3. Bagian Lancar-Tagihan Kemitraan4. Bagian Lancar - Tagihan Sewa

1) Bagian Lancar - Tagihan Pemberian Pinjaman

Piutang yang timbul dari pemberian pinjaman yang dapatdiberikan oleh pemerintah daerah sesuai ketentuan Perundang-Undangan, yaitu kepada pemerintah daerah / pemerintahlainnya, perorangan, BUMN / BUMD, perusahaan swasta atauorganisasi lainnya.

Piutang yang timbul dari tagihan atas pemberian pinjaman harusdiklasifikasikan berdasarkan periode jatuh temponya sehinggadapat dibedakan yang harus diklasifikasikan pada aset lancarmaupun yang diklasifikasikan pada aset non lancar.

Tagihan pemberi pinjaman yang belum dilunasi sampai denganakhir tahun anggaran dan yang akan jatuh tempo dalam jangkawaktu 12 (dua belas) bulan berikutnya dikelompokkan sebagaiaset lancar.

2) Bagian Lancar- Tagihan PenjualanAngsuran

Piutang yang timbul dari penjualan, pada umumnya berasal dariperistiwa pemindah tanganan barang milik daerah yangdilakukan secara cicilan angsuran (misalnya penjualan rumahdinas dan kendaraan dinas).

Tagihan atas penjualan barang secara cicilan / angsurantersebut, pada setiap akhir periode akuntansi harus dilakukanreklasifikasi dalam dua kelompok, yaitu :1) Kelompok jumlah yang jatuh tempo pada satu periode

akuntansi berikutnya, dan2) Kelompok jumlah yang akan jatuh tempo melebihi satu

Kabag. Hukum Kt»(>.li '

4y

Page 7: WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri

<J

<J

PengakuanPiutangBerdasarkan

Perikatan

PengukuranPiutangBerdasarkan

Perikatan

Kasubbag. Perundang; n

L

periode akuntansi berikutnya.

Terhadap kelompok (1) disajikan sebagai aset dengan akunBagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran dan kelompok (2)sebagai Tagihan Penjualan Angsuran pada aset lainnya.

3) Bagian Lancar - Tagihan Bagi Hasil Kemitraan

Piutang yang timbul dari perjanjian kerjasama antara dua pihakatau lebih yang mempunyai komitmen untuk melaksanakankegiatan yang dikendalikan bersama dengan menggunakan asetdan/atau hak usaha yang dimiliki.

Pada umumnya selama masa waktu yang disepakati pemerintahdaerah memperoleh pendapatan berupa bagi hasil dari barangkonsesi tersebut berdasarkan kesepakatan dengan persentasedan/atau jumlah tertentu yang disetujui terlebih dahulu dalamperjanjian. Berdasarkan naskah perjanjian diketahui adanya haktagih pemerintah.

Bagian Lancar - Tagihan Penjualan Angsuran timbul apabilaterdapat hak pemerintah yang dapat dinilai dengan uang yangsampai dengan berakhirnya periode pelaporan belum dilunasi.

4) Bagian Lancar - Tagihan Sewa

Piutang yang timbul dari pemberian fasilitas/jasa olehpemerintah daerah, pada umumnya berupa antara lainpenyewaan gedung kantor, rumah dinas, dan alat-alat berat milikpemerintah.

Persyaratan sewa menyewa tersebut harus dituangkan dalamnaskah perjanjian sewa menyewa, dengan menetapkan hak dankewajiban masing-masing pihak dengan jelas selama masamanfaat, apabila ada hak tagih atas suatu pemberianfasilitas/jasa, pada setiap akhir periode akuntansi, maka haktersebut dicatat Bagian Lancar - Tagihan Sewa.

Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan hak tagih yang timbul daripemberian pinjaman, penjualan, kemitraan, dan pemberianfasilitas/jasa diakui sebagai bagian lancar tagihan apabila :1) Ada naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban

secara jelas;2) Jumlahnya dapat diukur;3) Telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan

penagihan;

4) Belum dilunasi sampai dengan akhirperiode pelaporan.

Pengukuran atas peristiwa-peristiwa yangyang berasal dari perikatan sebagai berikut:

Kahag. Hukum KPjmI-.i ••'O-,)

&_

menimbulkan piutang

Page 8: WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri

W

<j

a. Pemberian PinjamanPiutang pemberian pinjaman dinilai dengan jumlah yangdikeluarkan dari kas daerah dan/atau apabila berupabarang/jasa harus dinilai dengan nilai wajar pada tanggalpelaporan atas barang/jasa tersebut.Apabila dalam naskah perjanjian pinjaman diatur mengenaikewajiban bunga, denda, commitment fee dan/ata biaya-biayapinjaman lainnya, maka pada akhir periode pelaporan harusdiakui adanya bunga, denda, commitment fee dan/atau biayalainnya pada periode berjalan yang terutang (belum dibayar)pada akhir periode pelaporan.

b. PenjualanPiutang dari penjualan diakui sebesar nilai nominal sesuainaskah perjanjian penjualan yang tertuang (belum dibayar) padaakhir periode pelaporan. Apabila dalam perjanjian dipersyaratkanadanya potongan pembayaran, maka nilai piutang harus dicatatsebesar nilai bersihnya.

c. Kemitraan

Piutang yang timbul diakui berdasarkan ketentuan-ketentuanyang dipersyaratkan dalam naskah perjanjian kemitraan.

d. Pemberian fasilitas/jasaPiutang yang timbul diakui berdasarkan fasilitas atau jasa yangtelah diberikan oleh pemerintah pada akhir periode pelaporan,dikurangi dengan pembayaran atau uang muka yang telahditerima.

Penyajian Penyajian piutang berasal dari pemberian pinjaman, jual beli,dan pemberian jasa, dan kemitraan disajikan dalam neraca sebagaiPengungkapa Aset Lancar atau Aset Lainnya sesuai dengan tanggal jatuhn Piutang temponya.Berdasarkan Penyajian tagihan tersebut diatas dineraca sebagai berikut:Perikatan 1) Aset Lancar dengan akun Bagian Lancar Tagihan Pinjaman, jual

beli, pemberian jasa dan kemitraan yang jatuh tempo dalam tahunberjalan dan yang akan ditagih dalam 12 (dua belas) bulankedepan dan berdasarkan surat ketentuan penyelesaian yangtelah ditetapkan.

2) Aset Lainnya dengan akun Tagihan Pinjaman, jual beli, pemberianjasa dan kemitraan yang akan dilunasi diatas 12 (dua belas) bulanberikutnya.

Piutang tersebut diatas, diungkapkan dalam Catatan atas LaporanKeuangan, berupa:a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian,

pengakuan dan pengukuran seluruhjenis piutang;b. Rincian jenis-jenis, saldo menurut umur untuk mengetahui

tingkat kolektibilitasnya;

Penjelasan atas penyelesaian piutang, masih di KementerianNegara/Lembaga atau sudah diserahkan penagihannya kepadaKPKNL

Kasubbaq. Perundanfi. n Kabag. Huktim ^

L dtL

Page 9: WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri

O

U

DefinisiPiutangTuntutan

Ganti Rugi

PIUTANG KARENA TUNTUTAN GANTI RUGIPiutang karena tuntutan ganti rugi dapat dikelompokkan atas, yaitu:

a) Piutang yang berasal dari akibat Tuntutan Ganti Rugi (TGR)Tagihan Ganti Rugi merupakan piutang yang timbul karenapengenaan ganti rugi kerugian negara/daerah kepada pegawainegeri bukan bendahara, sebagai akibat langsung ataupun tidaklangsung dari suatu perbuatan melanggar hukum yangdilakukanoleh pegawai negeri tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaantugas yang menjadi kewajibannya.

b) Piutang yang timbul dari akibat Tuntutan Perbendaharaan (TP)Tuntutan Perbendaharaan dikenakan kepada bendahara yangkarena lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkankerugian negara/daerah. Tuntutan Perbendaharaan dikenakanoleh Badan Pemeriksa Keuangan sesuai dengan ketentuanPeraturan Perundang-Undangan.

Pengakuan Pengakuan piutang pada saat hak tagih berkaitan dengan TP/TGR,Piutang adalah telah diterbitkannya bukti Surat Keterangan Tanggung JawabTuntutan Mutlak (SKTM), yang menunjukkan penyelesaian atas TP/TGRGantiRugi dilakukan dengan cara damai (diluar pengadilan).

SKTM merupakan surat keterangan tentang pengakuan bahwakerugian tersebut menjadi tanggung jawab seseorang dan bersediamengganti kerugian tersebut.

Apabila penyelesaian TP/TGR tersebut dilaksanakan melalui jalurpengadilan, pengakuan piutang baru dilakukan setelah ada suratketetapan yangtelah diterbitkan ole instansi yang berwenang.

Pengukuran Pengukuran piutang ganti rugi, dilakukan sebagai berikut:Piutang 1) Disajikan sebagai aset lancar sebesar nilai yang jatuh tempoTuntutan dalam tahun berjalan dan yangakan ditagih dalam 12 (dua belas)Ganti Rugi bulan kedepan berdasarkan surat ketentuan penyelesaian yang

telah ditetapkan;2) Disajikan sebagai aset lainnya terhadap nilai yang akan dilunasi

diatas 12 (dua belas) bulan berikutnya.

Penyajian Penyajian tagihan TP/TGR dineraca sebagai berikut:dan 1) Aset lancar pada dengan akun Bagian Lancar Tagihan TGRPengungka yang jatuh tempo dalam tahun berjalan dan yang akan ditagihpan Piutang dalam 12 (dua belas) bulan kedepan berdasarkan suratTuntutan ketentuan penyelesaian yangtelah ditetapkan;Ganti Rugi 2) Aset lainnya dengan akun Tagihan TGR yang akan dilunasi

diatas 12 (dua belas) bulan berikutnya.

Piutang Tuntutan Ganti Rugi diungkapkan dalam Catatan atasLaporan Keuangan, berupa:

a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian,pengakuan dan pengukuran tagihan TGR;

b. Rincian jenis-jenis, saldo menurut umur untuk mengetahuitingkat kolektibilitasnya;

Kasubbafi. Perundang*|n"

/

Kabai>. Hukian Kfjv.t. ' .. .1

H

3d

Page 10: WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri

u

<j

DefinisiPiutangTransferAntar

Pemerintah

c. Penjelasan atas penyelesaian piutang, masih di PemerintahDaerah atau telah diserahkan penagihannya ke KPKNL;

d. Tuntutan ganti rugi/perbendaharaan yang masih dalam prosespenyelesaian, baik melalui cara damai maupun pengadilan;

e. Dalam hal terdapat barang/uang yang disita oleh daerahsebagai jaminan, maka hal ini wajib diungkapkan/

PIUTANG TRANSFER ANTAR PEMERINTAH

Piutang transfer antar pemerintah adalah hak suatu entitaspelaporan untuk menerima pembayaran dari entitas pelaporan lainsebagai akibat peraturan Perundang-Undangan.

Piutang transfer antar pemerintah dapat timbul sebagai akibatperbedaan waktu antara timbulnya hak tagih dan saatdilaksakannya pembayaran melalui transfer.Jika pada saat tanggal laporan keuangan suatu hak transfer yangseharusnya sudah dibayarkan kepada suatu entitas pelaporan olehentitas pelaporan yang lain, maka entitas pelaporan tersebut akanmencatat timbulnya hak untuk menagih atau piutang transfer.

Piutang Transfer Pemerintah dikelompokkan atas:1) Piutang Tranfer Dana Bagi Hasil;2) Piutang Transfer Dana Alokasi Umum;3) Piutang Transfer Dana Alokasi Khusus;4) Piutang Transfer Lainnya.

Piutang Dana Bagi Hasil adalah realisasi penerimaan pajak danpenerimaan sumber daya alam yang menjadi hak daaerah yangbelum ditransfer atau hak daerah yang belum dibayarkan sampaidengan akhir tahun anggaran.

Piutang Dana Alokasi Umum adalah realisasi penerimaan DanaAlokasi Umum (DAU) menurut Peraturan yang berlaku menjadi hakdaerah dalam satu tahun anggaran yang belum ditransfer sampaidengan akhir tahun anggaran ke Kas Daerah.

Piutang Dana Alokasi Khusus adalah pengajuan klaim pembayaranyang telah diverifikasi oleh pemerintah pusat dan telah ditetapkanjumlah definitifnya, tetapi pemerintah pusat belum melakukanpembayaran sampai akhir tahun anggaran.

Piutang Transfer Lainnya adalah hak tagih pemerintah daerah atasjenis-jenis transfer pemerintah pusat yang tidak termasuk jenis-jenistransfer seperti tersebut diatas, yaitu mengeluarkan kebijakantransfer lain yang diberikan sesuai dengan ketentuan Perundang-Undangan yang berlaku.

Pengakuan Pengakuan Piutang Dana Bagi Hasil berdasarkan nilai definitifPiutang jumlah yang menjadi hak daerah ditetapkan berdasarkan alokasi

definitif menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan yang telahditetapkan.Pengakuan Piutang Dana Bagi Hasil dari Provinsi berdasarkan nilai

Kasubbag. Perundang. n | Kabag. Hukum Kfpal.i SKl'l)

. / 1 Jjy

Page 11: WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri

<j

u

definitif jumlah yang menjadi hak daerah ditetapkan berdasarkanalokasi definitif menurut Surat Keputusan Gubemur KalimantanSelatan yang telah ditetapkan.

Pengakuan Piutang Dana Alokasi Khusus pada saat PemerintahPusat mengakuinya serta menerbitkan suatu dokumen yang sahuntuk dana alokasi umum.

Pengakuan Piutang Dana Alokasi Khusus pada saat PemerintanDaerah telah mengirim klaim pembayaran yang telah diverifikasioleh Pemerintah Pusat dan telah ditetapkan jumlah definitifenya.

Pengakuan Piutang Transfer Lainnya dilakukan pada saatPemerintah Pusat menerbitkan dokumen pemberian dana tambahantransfer tersebut sesuai dengan dokumen yang diterbitkan.

Pengukuran Pengukuran piutang transfer sebagai berikut:Dan a. Dana Bagi Hasil disajikan sebesar nilai yang belum diterimaAkuntansi sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yangPiutang ditetapkan berdasarkan ketentuan transfer yangberlaku;

b. Dana Alokasi Umum sebesar jumlah yang belum diterima, dalamhal terdapat kekurangan transfer DAU dari Pemerintan Pusat;

c. Dana Alokasi Khusus disajikan sebesar klaim yang telahdiverifikasi dan disetujui oleh Pemerinta Pusat.

d. Transfer Lainnya disajikan sebesar klaim yang telah diverifikasidan disetujui oleh Pemerintah Pusat

Penyajian Disajikan dineraca pada akun Piutang Transfer Antar Pemerintah,Dan dan diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan, berupa :Pengungka a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian,pan Piutang pengakuan dan pengukuran piutang;

b. Rincian jenis piutang dan saldo menurut umur; danc. Penjelasan atas penyelesaian piutang.

PENYISIHAN PIUTANG

Definisi Penyisihan piutang tidak tertagih adalah cadangan yang harusPenyisihan dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun piutangPiutang berdasarkan umur piutang.

Penyisihan piutang diperhitungkan dan dibukukan dengan periodeyang sama timbulnya piutang, sehingga dapat menggambarkan nilaiyang betul-betul diharapkan dapat ditagih.

Penyisihan piutang tak tertagih bukan merupakan penghapusanpiutang.

Untuk kelengkapan informasi, jumlah piutang asal (nominal), jumlahpenyisihan dan dasar penyisihan dijelaskan dalam CaLK.

Kasubbag. Perundang; n Kahag. Hukum Kepjij ^M'D

/ /*y

Page 12: WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri

u

<j

Perhitungan Besarnya persentase penyisihan piutang tidak tertagih adalahPenyisihan sebagai berikut:Piutang

Penyajiandan

Pengungkapan

PenyisihanPiutang

Pemberhent

ian

PengakuanPiutantg

Kasubbag. Perundangin

/

No.Piutang

Berdasarkan

Persentase Penyisihan Berdasarkan UmurPiutang

ls/d2Tahun

2s/d3Tahun

3s/d4Tahun

>4 Tahun

1

PemungutanPendapatanDaerah

10% 25% 50% 100%

2 Perikatan 10% 25% 50% 100%

3Tuntutan Ganti

Rugi10% 25% 50% 100%

4Transfer antar

Pemerintah5% 15% 25% 50%

Piutang disajikan dineraca sesuai dengan nilai yang diharapkandapat ditagih (net realizable value) sehingga timbulnya piutang.

Penyisihan piutang dineraca disajikan sebagai unsur pengurangandari piutang yang bersangkutan dengan dijurnal debet EDLCadangan Piutang dengan lawan akun Penyisihan Piutang Tidaktertagih.

Informasi mengenai akun piutang harus diungkapkan dalam Catatanatas Laporan Keuangan berupa :1) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian,

pengakuan, dan pengukuran piutang;2) Rincian per jenis saldonya menurut umur untuk mengetahui

tingkat kolektibilitasnya;3) Penjeiasan atas penyelesaian piutang, masih ada di SKPD terkait

atau sudah diserahkan pengurusannya kepada KPKNL.

Pemberhentian pengakuan atas piutang dilakukan berdasarkan sifatdan bentuk yang ditempuh dalam penyelesaian piutang dimaksud.

Pengehentian pengakuan piutang dengan cara membayar tunai(pelunasan) atau melaksanakan sesuatu sehingga tagihan tersebutselesai/lunas.

Pemberhentian pengakuan piutang selain tersebut diatas dapatdilakukan dengan:1) Penghapustagihan (write-off;) dan2) Penghapusbukuan (writedown).

Penghapusbukuan piutang adalah kebijakan intern manajemen,merupakan proses dan keputusan akuntansi yang berlaku agar nilaipiutang dapat dipertahankan sesuai dengan netrealizablevalue-nya.

Penghapustagihan piutang berkonotasi penghapusan hak tagih atauupaya tagih secara perdata atas suatu piutang.

Kabag. Htiktun kpp.'l«iSM*|)

^y

Page 13: WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri

u

w

Substansi hukum penghapus tagihan mempunyai konsekuensimenghapus catatan (penghapusbukuan).

Penghapusbukuan piutang tidak otomatis menghapus hak tagihyuridis-formil, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan walaupunpemerintah daerah sebagai kreditur sudah putus asa danmenghapus buku.

Penghapusbukuan adalah pemyataan keputusan tentang penagihansuatu piutang, dapat diawali/diiringi suatu pengumuman yuridis-formil tentang suatu pembebasan piutang kepada pihak tertentu,sebagian atau seluruhnya, disertai alasan dan latar belakangkeputusan.

Penghapusbukuan piutang tidak secara otomatis menghapuskegiatan penagihan piutang, sehingga apabila dihapusbukukan,berarti pengalihan pencatatan dari intrakomtable menjadiekstrakomtable.

Dalam Catatan atas Laporan Keuangan diungkapkan dasarpertimbangan penghapusbukuan dan jumlahnya.

Peghapusbukuan piutang dibuat berdasarkan berita acarakeputusan pejabat yang berwenang untuk menghapus tagihanpiutang.

Keputusan dan/atau Berita Acara merupakan dokumen yang sahuntuk bukti akuntansi penghapusbukuan.

Kriteria penghapusbukuan adalah sebagai berikut:1) Penghapusbukuan harus memberi manfaat, yang lebih besar

daripada kerugian penghapusbukuan.a. Memberi gambaran obyektif tentang kemampuan keuangan

entitas akuntansi dan entitas pelaporan.b. Memberi gambaran ekuitas lebih obyektif tentang penurunan

ekuitas.

c. Mengurangi beban administrasi/akuntansi, untuk mencatathal-hal yang tidak mungkin terealisasi tagihannya.

2) Perlu kajian yang mendalam tentang dampak hukum daripenghapusbukuan pada neraca pemerintah daerah, apabila perlu,sebelum difinalisasi dan diajukan kepada pengambil keputusanpenghapusbukuan.

3) Penghapusbukuan berdasarkan keputusan formal otoritas tertinggiyang berwenang menyatakan hapus tagih perdata dan atau hapusbuku (write off). Pengambil keputusan penghapusbukuanmelakukan keputusan reaktif (tidak berinisiatif), berdasar suatusistem nominasi untuk dihapusbukukan atas usulan berjenjangyang bertugas melakukan analisis dan usulan penghapusbukuantersebut.

Penyajian Keputusan penghapusbukuan piutang berdasarkan dokumendan sumber, dan dihapuskan dari pembukuan dengan membuat memoPengungka penyesuaian, dengan mencatat debet EDL Cadangan piutang,

Kasubbag. Perundangi n Kabag. Hukum K.-r»,-.,T » {

/ Jy

Page 14: WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri

<J

u

pan Penyisihan Piutang Tak Tertagih dengan akun lawan Piutang.Penghapusbukuan Piutang yang telah dihapusbukukan, satuan kerja tetap mencatat

jumlah piutang secara Ekstracomptable.

Penghapusbukuan piutang harus diungkapkan secara cukup dalamCatatan atas Laporan Keuangan agar lebih informatif, misalnya jenispiutang, nama debitur, nilai piutang, nomor dan tanggal keputusanpenghapusan piutang, dan penjeiasan lainnya yang dianggap perlu.

Penghapus Penghapustagihan adalah sebuah keputusan yang sensitif, penuhtagihan dengan konsekuensi ekonomik, kemungkinan hilangnya hak tagihPiutang dan/atau hak menerimatagihan.

Pemerintah Daerah, kewenangan penghapusan piutang sampaidengan Rp 5 Milyar oleh Walikota, sedangkan kewenangan diatasRp 5 milyar oleh Walikota dengan persetujuan DPRD.

Penghapustagihan sebagai penghapusan secara Mutlak, yaitumenghapuskan piutang daerah dengan menghapuskan hak tagihdaerah.

Kasubbag. Perundang; n

t

Penghapustagihan diajukan setelah lewat waktu 2 (dua) tahun sejaktanggal penetapan penghapusan secara bersyarat (hapus buku).

Kriteria penghapustagihan sebagai atau seluruhnya adalah sebagaiberikut:

1. Penghapustagihan karena mengingat jasa-jasa pihak yangberutang kepada negara, untuk menolong pihak berutang dariketerpurukan yang lebih dalam. Misalnya kredit UKM yang tidakmampu membayar.

2. Penghapustagihan sebagai suatu sikap menyejukkan, membuatcitra penagih menjadi lebih baik, memperoleh dukungan morillebih luas menghadapi tugas masa depan.

3. Penghapustagihan sebagai sikap berhenti menagih,menggambarkan situasi tak mungkin tertagih melihat kondisipihak tertagih.

4. Penghapustagihan untuk restrukturisasi penyehatan utang,misalnya penghapusan denda, tunggakan bunga dikapitalisasimenjadi pokok kredit baru, rescheduling dan penurunan tarifbunga kredit.

5. Penghapustagihan setelah semua ancangan dan cara lain gagalatau tidak mungkin diterapkan. Misalnya kredit macet dikonversimenjadi saham/ekuitas/penyertaan, dijual (anjak piutang),jaminan dilelang.

6. Penghapustagihan sesuai hukum perdata umumnya, hukumkepailitan, hukum industry (misalnya industry keuangan dunia,industry perbankan), hukum pasar modal, hukum pajak,melakukan benchmarking kebijakan/peraturan write off dinegaralain.

7. Penghapustagihan secara hukum sulit atau tidak mungkindibatalkan, apabila telah diputuskan dan diberlakukan, kecualicacat hukum. Penghapusbukuan {write down maupun write off)

Kabag. Hukum Krp.-l.i M\r:>

rf^J

Page 15: WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri

w

u

Penerimaan

TunaiAtas

Piutang YangTelah

Dihapusbuku

masuk ekstrakomptable dengan beberapa sebab, misalnyakesalahan administrasi, kondisi misalnya debitur menunjukkangejala mulai mencicil teratur dan alasannya misalnya dialihkankepada pihak lain dengan haircut mungkin akan dicatat kembalimenjadi rekening aktif intrakomptable.

Piutang yang telah dihapusbuku, ternyata dikemudian hari diterimapembayaran/pelunasannya, maka penerima tersebut dicatatsebagai penerimaan kas pada periode yang bersangkutan denganlawan perkiraan penerimaan pendapatan Iain-Iain pendapatan aslidaerah yang sah.

Apabila penerimaan piutang yang telah dihapusbukukan berasal daripiutang yang timbul dari pinjaman yang diberikan kepada pihakketiga, penerimaan tersebut dibukukan sebagai penerimaanpembiayaan, dengan jurnal akun kas dengan lawannya penerimaanpembiayaan dan dihidupkan kembali pinjaman/investasi denganjurnal debet investasi jangka panjang non permanen dengan akunlawannya diinvestasikan dalam investasi jangka panjang.

B. Ketentuan dalam Lampiran 2 point 2. NERACA pada angka 3) Aset Tetap padaangka (1) tentang Tanah dan angka (2) Peralatan dan Mesin dirubah, sehinggaberbunyi sebagai berikut:

2. NERACA

3)ASET TETAP

(1) TANAH

Pengakuan Tanah dapat diakui sebagai aset tetap apabila memenuhi 4 (empat)Tanah kreteria berikut:

- mempunyai masa mamfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan,- biaya perolehan aset dapat diukur secara andal,- tidak dimaksudkan untuk dijual, dan- diperoleh dengan maksud untuk digunakan

Berdasarkan hal tersebut, apabila salah satu kreteria tidakmemenuhi maka tanah tersebut tidak dapat diakui sebagai asettetep milik pemerintah daerah.

Pengadaan tanah pemerintah yang sejak semula dimaksudkanuntuk diserahkan kepada pihak lain tidak disajikan sebagai asettetap tanah, melainkan disajikan sebagai persediaan.

Pengakukan asset tetap sangat andal bila aset tetap telah diterimaatau diserahkan hak kepemilikannya dan/atau pada saatpenguasaanya berpindah.

Dalam hal tanah belum ada bukti kepemilikannya yangsah, namundikuasai dan/atau digunakan oleh pemerintah, maka tanah tersebuttetap harus dicatat dan disajikan sebagai aset tetap pada neracapemerintah, serta diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas

Kasubbag. Perundangr n Kabay Hukum k!;vl!v'\. >

^

Page 16: WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri

u

vj

Pengukuran/Penilaian

Tanah

Kasubbag. Perundan^ n

/

Laporan Keuangan.

Dalam hal tanah dimiliki oleh pemerintah, namun dikuasai dan/ataudigunakan oleh pihak lain, maka tanah tersebut tetap harus dicatatdan disajikan sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah,serta diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas LaporanKeuangan, bahwa tanah tersebut dikuasai atau digunakan olehpihak lain.

Dalam hal tanah dimilik oleh suatu entitas pemerintah, namundikuasai dan/atau digunakan oleh entitas pemerintah lain, makatanah tersebut dicatat dan disajikan pada neraca pemerintah yangmempunyai bukti kepemilikannya, serta diungkapkan secaramemadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Entitas pemerintah yang menguasai dan/atau menggunakan tanahcukup mengukapkan tanah tersebut secara memadai dalam Catatanatas Laporan Keuangan.

Perlakukan tanah yang masih dalam sengketa atau prosespengadilan:

a. Dalam hal belum ada bukti kepemilikan tanah yang sah, tanahtersebut dikuasai dan/atau digunakan oleh pemerintah, makatanah tersebut tetap harus dicatat dan disajikan sebagai asettetap tanah pada neraca pemerintah, serta diungkapkansecara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

b. Dalam hal pemerintah belum mempunyai bukti kepemilikantanah yang sah, tanah tersebut dikuasai dan/atau digunakanoleh pihak lain, maka tanah tersebut dicatat dan disajikansebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah, sertadiungkapkan secara memadai dalam Catatan atas LaporanKeuangan.

c. Dalam hal bukti kepemilikan tanah ganda, namun tanahtersebut dikuasai dan/atau digunakan oleh pemerintah, makatanah tersebut tetap harus dicatat dan disajikan sebagai asettetap tanah pada neraca pemerintah, serta diungkapkansecara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

d. Dalam hal bukti kepemilikan tanah ganda, namun tanahtersebut dikuasai dan/atau digunakan oleh pihak lain, makatanah tersebut tetap harus dicatat dan disajikan sebagai asettetap tanah pada neraca pemerintah, namun adanya sertifikatganda harus diungkapkan secara memadai dalam Catatanatas Laporan Keuangan.

Tanah yang digunakan/dipakai oleh instansi pemerintah yangberstatus tanah wakaf tidak disajikan dan dilaporkan sebagai asettetap tanah pada neraca pemerintah, melainkan cukup diungkapkansecara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilai aset tetapdengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan, makanilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada aset perolehan.

Kabag Hukum Kfp.«l>t *.M'!I*—4

A-

Page 17: WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri

^j

^j

Penyajiandan

Pengungkapan Tanah

Biaya perolehan mencakup harga pembelian atau biayapembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangkamemperoleh hak seperti biaya pengurusan sertifikat, biayapematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yangdikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah jugameliputi nilai bangunan tua yang akan dimusnahkan yang terletakpada tanah yang dibeli tersebut. Apabila perolehan tanahpemerintah dilakukan oleh panrtia pengadaan, maka termasukdalam harga perolehan tanah adalah honor panitiapengadaan/pembebasan tanah, belanja barang dan belanjaperjalanan dinas dalam rangka perolehan tanah tersebut.

Pengukuran suatu aset tetap harus memperhatikan kebijakanpemerintah mengenai ketentuan nilai satuan minimum kapitalisasiaset tetap. Namun, untuk aset tetap berupa tanah, berapun nilaiperolehannya seluruhnya dikapitalisasi sebagai nilai tanah.

Aset tetap tanah disajikan dalam neraca sesuai dengan biayaperolehan atau sebesar nilai wajar pada saat tanah tersebutdiperoleh, dan aset tetap tanah tidak disusutkan.

Tanah disajikan di neraca dalam kelompok Aset Tetap sebesar biayaperolehan atau nilai wajar pada saat aset tanah diperoleh. Selain itu,dalam Catatan atas Laporan Keuangan diungkapkan pula:a. Dasar penilaian yang digunakan untuk nilai tercatat (carrying

amount) tanah.b. Kebijakan akuntansi sebagai dasar kapitalisasi tanah, yang

dalam hal tanah tidak ada nilai satuan minimum kapitalisasitanah.

c. Rekonsiliasi nilai tercatat tanah pada awal dan akhir periodeyang menunjukkan:

• Penambahan (pembelian, hibah/donasi, pertukaran aset,reklasifikasi, dan lainnya);

• Perolehan yang berasal dari pembelian direkonsiliasi dengantotal belanja modal tanah;

• Pengurangan(penjualan, penghapusan, reklasifikasi).

Perolehan tanah melalui hibah/donasi tidak melibatkan pengeluaranuang secara riil dalam bentuk belanja, pencatatan belanja harusdilakukan dengan cara menafsirkan nilai barang tersebut dan padasaat bersamaan juga diakui pendapatannya. Selain itu, penambahanaset tetap karena hibah/donasi juga disajikan pada neraca.

(2) PERALATAN DAN MESIN

Pengakuan Pengakuan peralatan dan mesin dapat dilakukan apabila terdapatPeralatan bukti bahwa hak/kepemilikan telah berpindah, dalam hal inidan mesin misalnya ditandai dengan berita acara serah terima pekerjaan, dan

untuk kendaraan bermotor dilengkapi dengan bukti kepemilikankendaraan.

Kasubbag. Perundangin Kabag. Hukum krp«il,i SM'D

t t &.

Page 18: WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri

o

<j

PengukuranPeralatan dan

mesin

Penyajiandan

Pengungkapan Peralatan

dan mesin

Kasubbag. Perundang. n

/

Peralatan dan mesin dinilai dengan biaya perolehan atau nilai wajarpada saat aset tetap tersebut diperoleh. Biaya perolehan peralatandan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran yang telahdilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampaisiap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biayapengangkutan, biaya instalasi, biaya asuransi, serta biaya langsunglainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatandan mesin tersebut siap digunakan.

Pengukuran Peralatan dan Mesin harus memperhatikan kebijakanpemerintah daerah mengenai ketentuan nilai satuan minimumkapitalisasi aset tetap.

Kebijakan nilai satuan minimum Kapitalisasi Barang Milik/KekayaanDaerah, dimana nilai satuan minimum perolehan peralatan danmesin adalah Rp.250.000,00. Dengan demikian jika biayaperolehan peralatan dan mesin kurang dari Rp.250.000,00 makaperalatan dan mesin tersebut tidak dapat diakui dan disajikansebagai aset tetap.

Untuk peralatan dan mesin yang nilai perolehannya dibawah nilaisatuan minimum kapitalisasi Rp.250.000,00 dan diperoleh sebelumPeraturan Walikota Nomor 19 Tahun 2008 tentang KebijakanAkuntansi Pemerintah Kota Banjarmasin ditetapkan, tetap diakuisebagai aset tetap.

Peralatan dan Mesin disajikan di Neraca dalam kelompok Aset Tetapsebesar biaya perolehannya atau nilai wajar pada saat perolehan.

Selain itu, dalam Catatan atas Laporan Keuangan diungkapkanpula:a. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat

(carrying amount) Peralatan dan Mesin.b. Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan

Peralatan dan Mesin.

c. Rekonsiliasi nilai tercatat Peralatan dan Mesin pada awal danakhir periode menunjukkan:• Penambahan (perolehan, reklasifikasi dari Konstruksi Dalam

Pengerjaan, dan penilaian);• Perolehan yang berasal dari pembelian/pembangunan

direkonsiliasi dengan total belanja modal untuk peralatan danmesin;

• Pengurangan (penjualan, pemindahan ke aset Iain-Iain, hibah,penghapusan, dan penilaian).

d. Informasi penyusutan Peralatan dan Mesin yang meliputi: nilaipenyusutan, metode penyusutan yang digunakan, masa mamfaatatau tarrf penyusutan yang digunakan, serta nilai tercatat brutodan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.

e. Untuk hibah kelaur SKPD harus disertai dengan naskah hibah.f. Peralatan dan Mesin yang tidak digunakan lagi/rusak berat

harus dipindahkan kea kun aset Iain-Iain dengan disertai usulanpenghapusan.

Kabag. Hukum KrfMld'iklM)

±J

Page 19: WALIKOTA BANJARMASINbanjarmasin.bpk.go.id/wp-content/uploads/2010/03/PERWALI-NO-39-THN... · a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 239 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri

O

<j

Pasal II

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar setiap orangmengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikotaini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Banjarmasin

Diundangkan di BanjarmasinPada tanggal, 2. Oktober 2013

SEKRETARIS DAERAH KOTA BANJARMASIN,Jy

H. ZULFADLI GAZALI,

Ditetapkan di Banjarmasin

Pada tanggal 1 Oktober 2013

$k^WALIKOTA BANJARMASIN,

MUHIDIN

/

BERITA DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 NOMOR .2.9