Walang Sangit

8
TUGAS ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN Oleh : NAMA : ARIF RAHMAN HAKIM NIM : C1H 008 020 PRODY : H.P.T FAKULTAS PERTANIAN

Transcript of Walang Sangit

TUGAS

ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

Oleh :

NAMA : ARIF RAHMAN HAKIM

NIM : C1H 008 020

PRODY : H.P.T

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2010

Walang Sangit (Leptocorisa Acuta)

Sistematika

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Hemiptera

Famili : Alydidae

Genus : Leptocorixa

Spesies : Acuta

Author : Thunberg

- Daerah Sebaran

Walang sangit (Leptocorisa acuta) mempunyai daerah sebaran yang sangat luas, hampir di

semua negara produsen padi. Daerah penyebaran L. acuta antara Asia Tenggara, Kepulauan Fiji,

Australia, Srilangka, India, Jepang, Cina, Pakistan dan Indonesia.Di Indonesia L. Acuta tersebar

di daerah Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi (Harahap dan Tjahyono, 1997)

- Tanaman inang

Walang sangit selain menyerang tananamn padi yang sudah bermalai dapat pula

berkembang pada rumput-rumputan seperti Panicium crusgalli L., Paspalum dilatatum Scop.,

rumput teki. (Baehaki,1992).

.

Biologi Morfologi

Walang sangit (Leptocorisa acuta) mengalami metamorfosis sederhana yang

perkembangannya dimulai dari stadia telur, nimfa dan imago. Imago berbentuk seperti kepik,

bertubuh ramping, antena dan tungkai relatif panjang. Warna tubuh hijau kuning kecoklatan dan

panjangnya berkisar antara 15 – 30 mm (Harahap dan Tjahyono, 1997).

Telur. Telur berbentuk seperti cakram berwarna merah coklat gelap dan diletakkan secara

berkelompok. Kelompok telur biasanya terdiri dari 10 - 20 butir. Telur-telur tersebut biasanya

diletakkan pada permukaan atas daun di dekat ibu tulang daun. Peletakan telur umumnya

dilakukan pada saat padi berbunga. Telur akan menetas 5 – 8 hari setelah diletakkan.

Perkembangan dari telur sampai imago adalah 25 hari dan satu generasi mencapai 46 hari

(Willis, M. 2001).

Tanaman inang alternatif hama walang sangit adalah tanaman rumput-rumputan antara

lain: Panicum spp; Andropogon sorgum; Digitaria consanguinaria; Eleusine coracoma; Setaria

italica; Cyperus polystachys, Paspalum spp; dan Pennisetum typhoideum.

Dewasa walang sangit meletakan telur pada bagian atas daun tanaman. Pada tanaman padi

daun bendera lebih disukai. Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman, diletakan

satu persatu dalam 1-2 baris sebanyak 12-16 butir. Lama periode bertelur 57 hari dengan total

produksi terlur per induk + 200 butir. Lama stadia telur 7 hari, terdapat lima instar pertumbuhan

nimpa yang total lamanya + 19 hari. Lama preoviposition + 21 hari, sehingga lama satu siklus

hidup hama walang sangit + 46 hari.

Nimpa setelah menetas bergerak ke malai mencari bulir padi yang masih stadia masak

susu, bulir yang sudah keras tidak disukai. Nimpa ini aktif bergerak untuk mencari bulir baru

yang cocok sebagai makanannya. Nimpa-nimpa dan dewasa pada siang hari yang panas

bersembunyi dibawah kanopi tanaman. Serangga dewasa pada pagi hari aktif terbang dari

rumpun ke rumpun sedangkan penerbangan yang relatif jauh terjadi pada sore atau malam hari.

Pada masa tidak ada pertanaman padi atau tanaman padi masih stadia vegetatif, dewasa

walang sangit bertahan hidup/berlindung pada barbagai tanaman yang terdapat pada sekitar

sawah. Setelah tanaman padi berbunga dewasa walang sangit pindah ke pertanaman padi dan

berkembang biak satu generasi sebelum tanaman padi tersebut dipanen. Banyaknya generasi

dalam satu hamparan pertanaman padi tergantung dari lamanya dan banyaknya interval tanam

padi pada hamparan tersebut. Makin serempak tanam makin sedikit jumlah generasi

perkembangan hama walang sangit.

Di alam hama walang sangit diketahui diserang oleh dua jenis parasitoid telur yaitu Gryon

nixoni Mesner dan O. malayensis Ferr. Parasitasi kedua parasitoid ini di lapangan dibawah 50%.

Pengamatan yang dilakukan pada tahun 1997 dan 2000 pada beberapa daerah di Jawa Barat

menunjukkan parasitoid G. nixoni lebih dominan dibandingkan dengan parasitoid O. malayensis.

Parasitoid O. malayensis hanya ditemukan pada daerah pertanaman padi di daerah agak

pegunungan dimana disamping pertanaman padi banyak ditanaman palawija seperti kedelai atau

kacang panjang O. malayensis selain menyerang telur walang sangit juga menyerang telur hama

Riptortus linearis dan Nezara viridula yang merupakan hama utama tanaman kedelai. Berbagai

jenis laba-laba dan jenis belalang famili Gryllidae dan Tettigonidae menjadi predator hama

walang sangit. Jamur Beauveria sp juga merupakan musuh alami walang sangit. Jamur ini

menyerang stadia nimpa dan dewasa

Gejala Serangan

Kerusakan yang hebat disebabkan oleh imago yang menyerang tepat pada masa berbunga,

sedangkan nimpa terlihat merusak secara nyata setelah pada instar ketiga dan seterusnya

(Kalshoven, 1981).

Menurut Willis (2001), tingkat serangan dan menurunnya hasil akibat seranggadewasa

lebih besar dibandingkan nimfa. Suharto dan Damardjati (1988) melaporkanbahwa 5 ekor walang

sangit pada tiap 9 rumpun tanaman akan merugikan hasil sebesar15%, sedangkan 10 ekor pada 9

rumpun tanaman akan mengurangi hasil sampai 25%.

Kerusakan yang tinggi biasanya terjadi pada tanaman di lahan yang sebelumnyabanyak

ditumbuhi rumput-rumputan serta pada tanaman yang berbunga paling akhir (Willis, 2001).

Nimfa dan imago mengisap bulir padi pada fase masak susu, selain itu dapat juga

mengisap cairan batang padi. Malai yang diisap menjadi hampa dan berwarna coklat kehitaman.

Walang sangit mengisap cairan bilir padi dengan cara menusukkan styletnya.

Nimfa lebih aktif daripada imago, tapi imago dapat merusak lebih banyak karena hidupnya lebih

lama. Hilangnya cairan biji menyebabkan biji padi mengecil jika cairan dalam bilir tidak

dihabiskan.

Teknik Pengendalian

Walang sangit (Leptocorisa acuta) merupakan salah satu hama yang juga meresahkan

petani. Hewan ini jika diganggu, akan meloncat dan terbang sambil mengeluarkan bau. Serangga

ini berwarnahijau kemerah- merahan.

Walang sangit menghisab butir – butir padi yang masih cair. Biji yang sudah diisap akan

menjadi hampa, agak hampa, atau liat. Kulit biji iu akan berwarna kehitam – hitaman.

1. Pencegahan Secara Biologis (Alami)

Pengandalian secara Biologis, yaitu dengan menggunakan musuh alami belalang,

misalnya dengan cara melepaskan predator alami beruba laba – laba dan menanam jamur yang

dapat menginfeksi walang sangit.

2. Pengendalian secara Mekanis

a. Menanam tanaman secara serentak.

b. Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah agar tidak

menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit.

c. Menangkap walang sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala penangkap.

d. Penangkapan menggunakan unmpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan alga.

e. Pemeliharaan tanaman / kontrol hama yang baik dapat meningkatkan kesehatan tanaman.

Penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta penggantian media tumbuh

dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Secara tidak langsung, kultur teknis yang baik

dapat memantau keberadaan hama dan penyakit secara dini.

3. Pengendalisn secara Kimiawi

Apabila serangan hama dan penyakit telah berada di ambang batas atau mencapai 10%,

pengendalian secara kimiawi merupakan pilihan. Akan tetapi, pemakaian bahan kimia secara

berlebihan akan membawa dampak negatif bagi lingkungan. Untuk itulah penggunaanya harus

terkontrol. Penggunaan insektisida diusahakan sedemikan rupa sehingga efektif, efisien, dan

aman bagi lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Baehaki,1992 Dasar-Dasar Serangga. Bagian Ilmu Hama Tanaman Pertanian. IPB.Bogor.

Harahap dan Tjahyono, 1997. Hama dan Penyakit Utama Padi di Lahan Pasang Surut. Monograf.

Kalshoven, 1981 Slender rice bugs and its ecology and economic threshold. Syiposium on Pest Ecology snd Pest Management, Bogor Nov 30-Dec 2 1981.

Willis, M. 2001. Hama dan Penyakit Utama Padi di Lahan Pasang Surut. Monograf.