WAKAF Sania

3
WAKAF A. Definisi Wakaf Kata wakaf berasal dari bahasa arab, dari akar kata wa-qa-fa berarti menahan, berhenti, diam di tempat, atau berdiri. Kata waqafa-yaqifu-waqfan semakna dengan kata habasa-yahisu-tahbisan yang maknanya terhalang untuk menggunakan. Kata wakaf berarti menahan harta untuk diwakafkan dan tidak dipindah milikkan. Dengan kata lain, wakaf adalah menahan harta, baik secara abadi maupun sementara, dari segala bentuk tindakan pribadi, seperti menjual dan memberikan harta wakaf atau yang lainnya. A. Rukun Wakaf secara etimologi, rukun diartikan dengan sisi yan terkuat, sehingga kata rukn as-syai’ diartikan sebagai sisi dari sesuatu yang menjadi tempat bertumpu. Sedangkan dalam terminologi fiqh, rukun adalah sesuatu yang dianggap menentukan suatu disiplin tertentu, dimana ia merupakan bagian integral dari disiplin itu sendiri. Wakaf dinyatakan sah apabila terpenuhi rukun dan syaratnya. Rukun wakaf menurut fiqh mayoritas ada 4: 1) Waqif (orang yang mewakafkan) Waqif adalah pihak yang mewakafkan. Waqif harus mempunyai kecakapan hukum dalam kamalul ahliyah dalam membelanjakan hartanya (tasharruf al-mal). Kecakapan tersebut memiliki 4 kriteria, yaitu: a) Merdeka b) Berakal sehat c) Dewasa (baligh) d) Tidak dibawah pengampuan Seorang wakif harus memenuhi dua macam syarat yang wajib dipenuhi, yaitu:

description

wakaf

Transcript of WAKAF Sania

WAKAF

A. Definisi WakafKata wakaf berasal dari bahasa arab, dari akar kata wa-qa-fa berarti menahan, berhenti, diam di tempat, atau berdiri. Kata waqafa-yaqifu-waqfan semakna dengan kata habasa-yahisu-tahbisan yang maknanya terhalang untuk menggunakan. Kata wakaf berarti menahan harta untuk diwakafkan dan tidak dipindah milikkan. Dengan kata lain, wakaf adalah menahan harta, baik secara abadi maupun sementara, dari segala bentuk tindakan pribadi, seperti menjual dan memberikan harta wakaf atau yang lainnya.

A. Rukun Wakafsecara etimologi, rukun diartikan dengan sisi yan terkuat, sehingga kata rukn as-syai diartikan sebagai sisi dari sesuatu yang menjadi tempat bertumpu. Sedangkan dalam terminologi fiqh, rukun adalah sesuatu yang dianggap menentukan suatu disiplin tertentu, dimana ia merupakan bagian integral dari disiplin itu sendiri.Wakaf dinyatakan sah apabila terpenuhi rukun dan syaratnya. Rukun wakaf menurut fiqh mayoritas ada 4:1) Waqif (orang yang mewakafkan)Waqif adalah pihak yang mewakafkan. Waqif harus mempunyai kecakapan hukum dalam kamalul ahliyah dalam membelanjakan hartanya (tasharruf al-mal). Kecakapan tersebut memiliki 4 kriteria, yaitu:a) Merdekab) Berakal sehatc) Dewasa (baligh)d) Tidak dibawah pengampuanSeorang wakif harus memenuhi dua macam syarat yang wajib dipenuhi, yaitu: 1) Waqif haruslah pemilik dari harta yang diwakafkannya. Oleh karena itu, seorang wakif harus memenuhi kecakapan hukum. Kecakapan ada 2, yaitu:a) Ahliyah al-wujub, yaitu sifat yang menjadikan seseorang tersebut dianggap layak menerima hak dan kewajiban.b) Ahliyah al-ada, yaitu kelayakan seseorang untuk melaksanakan suatu perbuatan berdasarkan hukum.2) Status waqif haruslah orang yang tidak terikat dengan utang dan tidak dalam kondisi sakit parah.

Syarat kecakapan bagi waqif1) BerakalTidaklah sah jika wakaf diberikan oleh orang yang gila, karena dia tidak berakal, tidak dapat membedakan sesuatu dan tidak layak untuk melakukan kesepakatan dan aturan lain.2) Baligh (dewasa)Tidak sah hukumnya wakaf jika berasal dari anak-anak yang belum baligh. Karena, jika dia belum bisa membedakan sesuatu maka dia tidak layak untuk bertindak sekehendaknya.3) Tidak dalam tanggunganTidak dalam tanggungan karena safih (boros) dan ghaflah (bodoh). Dalam kaidah fiqh, disebutkan bahwa wakaf dari orang yang boros dan bodoh yang masih dalam tanggungan (perwalian), hukumnya tidak sah. Karena, sedekah tidak sah dilakukan kecuali dengan kesadaran dan keinginan seseorang.4) Atas kemauan sendiriWakaf harus dilakukan atas kemauan sendiri, bukan atas tekanan atau paksaan dari pihak manapun.5) MerdekaWakaf dari budak tidaklah sah karena dia tidak punya hak atas hartanya itu.

2) Mauquf alaih (tujuan wakaf)Distribusi wakaf diperuntukkan bagi sasaran tertentu dengan syarat, diantaranya:1) Sasaran itu berupa salah satu bentuk kebajikan2) Didalamnya tidak terdapat maksiat yang diharamkan syariat dan hukumnya3) Tidak bertentangan dengan aturan hukum yang berlaku4) Aktivitas kebajikan dalam sasaran wakaf hendaknya bersifat kontinyu5) Barang yang diwakafkan tidak kembali kepada si waqif, dan6) Pihak yang diberi wakaf cakap hukum untuk memiliki dan menguasai harta wakaf