Wahana- BAB 3 (Gambaran Umum)-Lapdul1

21
Bab 3 Gambaran Umum Wilayah Kegiatan 1. Gambaran Umum Wilayah 2. Gambaran Umum Kependudukan 3. Gambaran Kondisi Morfologi dan geologi 4. Gambaran kondisi Klimatologi 5. Gambaran umum kondisi sumber daya air 6. Gambaran umum kondisi tata ruang KONDISI FISIK WILAYAH 1. Secara geografis Kabupaten Bogor terletak antara 6º18î0î ñ 6º47î10î Lintang Selatan dan 106º 23î45î - 107º 13î30í Bujur Timur, yang berdekatan dengan Ibukota Negara sebagai pusat pemerintahan, jasa dan perdagangan dengan aktifitas pembangunan yang cukup tinggi, memiliki luas ± 298.838,304 Ha, dengan batasan wilayah sebagai berikut : PT. WAHANA REKA TEKINDO III - 1

description

becak

Transcript of Wahana- BAB 3 (Gambaran Umum)-Lapdul1

Page 1: Wahana- BAB 3 (Gambaran Umum)-Lapdul1

Bab 3

Gambaran Umum Wilayah Kegiatan

1. Gambaran Umum Wilayah

2. Gambaran Umum Kependudukan

3. Gambaran Kondisi Morfologi dan geologi

4. Gambaran kondisi Klimatologi

5. Gambaran umum kondisi sumber daya air

6. Gambaran umum kondisi tata ruang

KONDISI FISIK WILAYAH

1. Secara geografis Kabupaten Bogor terletak antara 6º18î0î ñ 6º47î10î Lintang

Selatan dan 106º 23î45î - 107º 13î30í Bujur Timur, yang berdekatan dengan

Ibukota Negara sebagai pusat pemerintahan, jasa dan perdagangan dengan

aktifitas pembangunan yang cukup tinggi, memiliki luas ± 298.838,304 Ha,

dengan batasan wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Kabupaten Tangerang (Provinsi Banten), Kabupaten/Kota

Bekasi dan Kota Depok;

- Sebelah Barat : Kabupaten Lebak (Provinsi Banten);

- Sebelah Timur : Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten

Purwakarta;

- Sebelah Selatan : Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur;

- BagianTengah : Kota Bogor.

PT. WAHANA REKA TEKINDO III - 1

Page 2: Wahana- BAB 3 (Gambaran Umum)-Lapdul1

Laporan PendahuluanPENYUSUNAN TRACE INFRASTRUKTUR

2. Secara administratif, Kabupaten Bogor terdiri dari 411 desa dan 17 kelurahan

(428 desa/kelurahan), 3.639 RW dan 14.403 RT yang tercakup dalam 40

kecamatan. Jumlah kecamatan sebanyak 40 tersebut merupakan jumlah

kumulatif setelah adanya hasil pemekaran 5 (lima) Kecamatan di tahun 2005,

yaitu Kecamatan Leuwisadeng (pemekaran dari Kecamatan Leuwiliang),

Kecamatan Tanjungsari (pemekaran dari Kecamatan Cariu), Kecamatan

Cigombong (pemekaran dari Kecamatan Cijeruk), Kecamatan Tajurhalang

(pemekaran dari Kecamatan Bojonggede) dan Kecamatan Tenjolaya

(pemekaran dari Kecamatan Ciampea). Selain itu, pada akhir tahun 2006 telah

dibentuk pula sebuah desa baru, yaitu Desa Wirajaya, sebagai hasil pemekaran

dari Desa Curug Kecamatan Jasinga.

3. Kabupaten Bogor merupakan wilayah daratan dengan tipe morfologi wilayah

yang bervariasi, dari dataran yang relatif rendah di bagian Utara hingga dataran

tinggi di bagian Selatan, sehingga membentuk bentangan lereng yang

menghadap ke utara, dengan klasifikasi keadaan morfologi wilayah serta

prosentasenya sebagai berikut :

a. Dataran rendah (15 -100 m dpl) sekitar 29,28 %, merupakan kategori ekologi

hilir;

b. Dataran bergelombang (100 - 500 m dpl) sekitar 42,62 %, merupakan

kategori ekologi tengah;

c. Pegunungan (500 ñ 1.000 m dpl) sekitar 19,53 %, merupakan kategori

ekologi hulu;

d. Pegunungan tinggi (1.000 ñ 2.000 m dpl) sekitar 8,43 %, merupakan kategori

ekologi hulu;

e. Puncak-puncak gunung (2.000 ñ 2.500 m dpl) sekitar 0,22 %, merupakan

kategori ekologi hulu;

4. Iklim wilayah Kabupaten Bogor termasuk iklim tropis sangat basah di bagian

selatan dan iklim tropis basah di bagian utara, dengan rata-rata curah hujan

tahunan 2.500 ñ 5.000 mm/tahun, kecuali di wilayah bagian utara dan sebagian

kecil wilayah timur curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun. Suhu rata-rata di

wilayah Kabupaten Bogor adalah 20° - 30°C, dengan rata-rata tahunan sebesar

PT. WAHANA REKA TEKINDO III - 2

Page 3: Wahana- BAB 3 (Gambaran Umum)-Lapdul1

Laporan PendahuluanPENYUSUNAN TRACE INFRASTRUKTUR

25°C. Kelembaban udara 70 %. Kecepatan angin cukup rendah, dengan rata ñ

rata 1,2 m/detik dengan evaporasi di daerah terbuka rata ñ rata sebesar 146,2

mm/ bulan.

5. Secara umum wilayah Bogor terbentuk oleh batuan vulkanik yang bersifat

piroklastik, yang berasal dari endapan (batuan sedimen) dua gunung berapi,

yaitu Gunung Pangrango (berupa batuan breksi tufaan/ kpbb) dan Gunung Salak

(berupa aluvium/kal dan kipas aluvium/kpal). Endapan permukaan umumnya

berupa aluvial yang tersusun oleh tanah, pasir, dan kerikil hasil dari pelapukan

endapan. Bahan induk geologi tersebut menghasilkan tanah ñ tanah yang relatif

subur.

6. Wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur untuk kegiatan

pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Jenis tanah di Kabupaten Bogor terdiri

dari 22 jenis tanah, dengan prosentase terbesar adalah Asosiasi Latosol Merah,

Latosol Coklat Kemerahan dan Laterit Air Tanah sebesar 20,20 % (60.439.627

Ha). Sedangkan jenis tanah lainnya adalah sebagai berikut : Andosol Coklat

Kekuningan (1%); Asosiasi Aluvial Coklat Kelabu dan Aluvial Coklat Kekelabuan

(4,71 %); Asosiasi Andosol Coklat dan Regosol Coklat (3,22 %); Asosiasi Latosol

Coklat dan Latosol Kekuningan (3,83 %); Asosiasi Latosol Coklat dan Regosol

Kelabu (5,89 %); Asosiasi Latosol Coklat Kemerahan dan Latosol Coklat (8,78 %);

Asosiasi Podsolik Kuning dan Hidromorf Kelabu (0,34%); Asosiasi Podsolik

Kuning dan Regosol (0,30 %); Kompleks Grumusol, Regosol dan Mediateran

(5,81 %); Kompleks Latosol Merah Kekuningan, Latosol Coklat Kemerahan dan

Litosol (6,71 %); Kompleks Latosol Merah Kekuningan, Latosol Coklat, Podsolik

Merah Kekuningan (5,61 %); Kompleks Podsolik Merah Kekuningan, Podsolik

Kuning dan Regosol (2,84%); Kompleks Regosol Kelabu dan Litosol (1,69 %);

Kompleks Resina, Litosol Batu Kapur dan Brown Forest Soil (0,89 %); Latosol

Coklat (7,62 %); Latosol Coklat Kekuningan (1,91 %); Latosol Coklat Kemerahan

(0,001 %); Latosol Coklat Tua Kemerahan (6,32 %); Podsolik Kuning (1,57 %);

Podsolik Merah (2,07 %) dan Podsolik Merah Kekuningan (7,54 %).

7. Di wilayah Kabupaten Bogor terdapat 6 (enam) Daerah Aliran Sungai (DAS) yang

posisinya membentang dan mengalir dari daerah pegunungan di bagian Selatan

ke arah Utara, yaitu : DAS Cidurian, DAS Cimanceuri, DAS Cisadane, DAS

PT. WAHANA REKA TEKINDO III - 3

Page 4: Wahana- BAB 3 (Gambaran Umum)-Lapdul1

Laporan PendahuluanPENYUSUNAN TRACE INFRASTRUKTUR

Ciliwung, DAS Kali Bekasi dan DAS Citarum Hilir. Sungai-sungai pada masing-

masing DAS tersebut mempunyai fungsi dan peranan yang sangat strategis yaitu

sebagai sumber air untuk irigasi, rumah tangga dan industri serta berfungsi

sebagai drainase utama wilayah. Di samping itu, di Kabupaten Bogor terdapat

danau atau situ-situ sebanyak 93 buah dengan luas 496,28 Ha dan terdapat juga

sejumlah mata air. Situ-situ dimaksud berfungsi sebagai reservoar atau tempat

peresapan air dan beberapa diantaranya dimanfaatkan sebagai obyek wisata atau

tempat rekreasi, budidaya perikanan dan irigasi untuk pertanian.

Dengan kondisi ekologi dan morfologi tersebut di atas, sebagian besar wilayah

Kabupaten Bogor berfungsi lindung (non budidaya dan budidaya terbatas), sehingga

wilayah yang dapat digunakan untuk kegiatan budidaya terbatas yakni hanya

wilayah dataran rendah bagian utara.

Selain itu, kondisi morfologi Kabupaten Bogor sebagian besar berupa dataran tinggi,

perbukitan dan pegunungan dengan batuan penyusunnya didominasi oleh hasil

letusan gunung, yang terdiri dari andesit, tufa, dan basalt. Gabungan batu tersebut

termasuk dalam sifat jenis batuan relatif lulus air dimana kemampuannya

meresapkan air hujan tergolong besar. Jenis pelapukan batuan ini relatif rawan

terhadap gerakan tanah bila mendapatkan siraman curah hujan yang tinggi.

Selanjutnya, jenis tanah penutup didominasi oleh material vulkanik lepas agak peka

dan sangat peka terhadap erosi, antara lain Latosol, Aluvial, Regosol, Podsolik dan

Andosol. Dengan demikian, beberapa wilayah rawan terhadap tanah longsor.

PT. WAHANA REKA TEKINDO III - 4

Page 5: Wahana- BAB 3 (Gambaran Umum)-Lapdul1

Laporan PendahuluanPENYUSUNAN TRACE INFRASTRUKTUR

PT. WAHANA REKA TEKINDO III - 5

Page 6: Wahana- BAB 3 (Gambaran Umum)-Lapdul1

Laporan PendahuluanPENYUSUNAN TRACE INFRASTRUKTUR

GRAFIK PERSENTASE PENDUDUK PER KECAMATAN

(Berdasarkan SP 2010)

POPULATION DENSITY IN SUBDISTRICTS

PT. WAHANA REKA TEKINDO III - 6

Page 7: Wahana- BAB 3 (Gambaran Umum)-Lapdul1

Laporan PendahuluanPENYUSUNAN TRACE INFRASTRUKTUR

Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2004 – 2010

PT. WAHANA REKA TEKINDO III - 7

Page 8: Wahana- BAB 3 (Gambaran Umum)-Lapdul1

Laporan PendahuluanPENYUSUNAN TRACE INFRASTRUKTUR

GRAFIK KEPADATAN PENDUDUK

PER KECAMATAN 2010

(Berdasarkan SP 2010)

PT. WAHANA REKA TEKINDO III - 8

Page 9: Wahana- BAB 3 (Gambaran Umum)-Lapdul1

Laporan PendahuluanPENYUSUNAN TRACE INFRASTRUKTUR

PT. WAHANA REKA TEKINDO III - 9

Page 10: Wahana- BAB 3 (Gambaran Umum)-Lapdul1

Laporan PendahuluanPENYUSUNAN TRACE INFRASTRUKTUR

KlimatologiIklim di Kabupaten Bogor menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, termasuk

Iklim Tropis tipe A (Sangat Basah) di bagian selatan dan tipe B ( Basah) di bagian

utara. Suhu berkisar rata-rata antara 200 C sampai 300 C. Curah hujan tahunan

antara 2.500 mm sampai lebih dari 5.000 mm/tahun, kecuali di wilayah bagian

utara yang berbatasan dengan DKI Jakarta, Tangerang dan Bekasi curah

hujannya kurang dari 2.500 mm/tahun. Oleh karena itu Kota Bogor mendapat

sebutan sebagai "Kota Hujan".

Ketinggian rata-rata Kabupaten Bogor berkisar Antara 15 - 2.500 M Dpl. Dengan

penyebaran sebagai berikut: berkisar antara 15 - 2.500 M Dpl, daratan

bergelombang (100-500M) di bagian tengah, pegunungan (500-1000 M),

pegunungan tinggi dan daerah puncak (2000-2.500 M).

Adapun curah hujan dan jenis tanah di Kabupaten Bogor dapat kita lihat pada

Gambar 6 dan Gambar 7 berikut ini:

Gambar 6. Peta Curah Hujan di Kabupaten Bogor

PT. WAHANA REKA TEKINDO III - 10

Page 11: Wahana- BAB 3 (Gambaran Umum)-Lapdul1

Laporan PendahuluanPENYUSUNAN TRACE INFRASTRUKTUR

Gambar 7. Peta Jenis Tanah di Kabupaten Bogor

Adapun tata ruang wilayah dan daerah resapan air serta daerah aliran sungai

di Kabupaten Bogor dapat kita lihat pada Gambar 8 dan Gambar 9 serta Gambar

10 berikut ini:

Gambar 8. Peta Tata Ruang Wilayah di Kabupaten Bogor

PT. WAHANA REKA TEKINDO III - 11

Page 12: Wahana- BAB 3 (Gambaran Umum)-Lapdul1

Laporan PendahuluanPENYUSUNAN TRACE INFRASTRUKTUR

Gambar 9. Peta Daerah Resapan Air di Kabupaten Bogor

Gambar 10. Peta Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Bogor

PT. WAHANA REKA TEKINDO III - 12

Page 13: Wahana- BAB 3 (Gambaran Umum)-Lapdul1

Laporan PendahuluanPENYUSUNAN TRACE INFRASTRUKTUR

Kecamatan Cisarua

Kecamatan Cisarua adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Bogor yang

teletak pada 06o42’ LS dan 106o 56’ BB. Secara administratif Kecamatan

Cisarua memiliki luas wilayah 6.373,62 ha yang terdiri dari sembilan desa, dan

satu kelurahan sebagaimana disajikan dalam Tabel 4. Kecamatan Cisarua

berbatasan dengan Kecamatan Megamendung di sebelah utara dan barat serta

berbatasan dengan Kabupaten Cianjur di sebelah selatan dan timur.

Berdasarkan karakteristik wilayah, Kecamatan Cisarua termasuk dalam Kawasan

Bogor-Puncak-Cianjur yang dilalui hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.

Kawasan ini menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 114 Tahun

1999 Tentang Penataan Ruang Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur berfungsi sebagai

kawasan konservasi air dan tanah dengan tujuan untuk (a) menjamin tetap

berlangsungnya konservasi air dan tanah yang merupakan fungsi utama

kawasan; dan (b) menjamin tersedianya air tanah, air permukaan dan

penanggulangan banjir bagi Kawasan Bopunjur dan daerah hilirnya.Tabel.4 Luas Wilayah Desa/Kelurahan di Kecamatan Cisarua

No Desa/Kelurahan Luas Wilayah (ha)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Kelurahan Cisarua

Desa Tugu Selatan

Desa Tugu Utara

Desa Batulayang

Desa Cibeureum

Desa Citeko

Dea Kopo

Desa Leuwimalang

Desa Jogjogan

Desa Cilember

200,00

712,61

1.703,00

226,00

1.128,62

461,00

453,21

135,18

154,00

200,00

Total 6.373,62

PT. WAHANA REKA TEKINDO III - 13

Page 14: Wahana- BAB 3 (Gambaran Umum)-Lapdul1

Laporan PendahuluanPENYUSUNAN TRACE INFRASTRUKTUR

Sumber: Laporan Tahunan Kinerja Kec. Cisarua (2009)

Secara topografis wilayah Cisarua memiliki ketinggian 650-1400 m dpl yang

terdiri dari perbukitan sampai bergunung 25%, berombak sampai berbukit 40% dan

datar sampai berombak 35%. Secara klimatologis Kecamatan Cisarua memiliki

curah hujan rata-rata 497 mm/bulan dengan 271 hari hujan/tahun. Komoditas

pertanian yang menonjol diusahakan selain tanaman padi sawah adalah

tanaman pertanian dataran tinggi diantaranya palawija (ubi kayu, ubi jalar, kacang

tanah dan kacang kedelai), sayur mayur (wortel, bawang daun, sawi, kubis,

kacang panjang, seledri, cabe, tomat dan kacang tanah) dan tanaman buah

seperti alpukat, pisang, pepaya dan mangga. Panorama alam yang indah yang

dimiliki telah menjadikan Cisarua sebagai daerah tujuan wisata sehingga

menumbuhkembangkan usaha yang terkait dengan pariwisata seperti

perhotelan, restoran, suvenir, tempat rekreasi dan usaha pendukung pariwisata

lainnya.

Secara demografis Kecamatan Cisarua memiliki penduduk sebanyak 111.940

jiwa yang terdiri dari 57.593 laki-laki dan 54.347 perempuan dengan kepadatan

23.649 jiwa/km2 . Jumlah penduduk pada masing-masing desa/kelurahan

disajikan dalam Tabel 5, sedangkan jumlah penduduk berdasarkan kelompok

umur dan mata pencaharian disajikan dalam Tabel 6 dan Tabel 7.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Tiap Desa/Kelurahan di Kecamatan Cisarua

No Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan

Penduduk

(jiwa/km2)

Laki-laki Perempuan Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

Kelurahan Cisarua

Desa Tugu

Selatan

Desa Tugu Utara

Desa Batulayang

4.507

8.917

5.462

4.508

7.698

4.248

8.395

5.018

4.150

6.896

8.755

17.312

10.480

8.658

14.594

3.374

714

419

2.615

820

PT. WAHANA REKA TEKINDO III - 14

Page 15: Wahana- BAB 3 (Gambaran Umum)-Lapdul1

Laporan PendahuluanPENYUSUNAN TRACE INFRASTRUKTUR

6.

7.

8.

9.

10

Desa Cibeureum

Desa Citeko

Dea Kopo

Desa

Leuwimalang

Desa Jogjogan

Desa Cilember

6.048

10.090

2.625

3.001

4.646

5.534

9.650

3.557

2.663

4.236

11.618

19.740

6.182

5.664

8.937

1.943

3.628

4.078

3.329

2.729

Total 57.593 54.347 111.940 23.649

Sumber Daya Air Kabupaten BogorKabupaten Bogor memiliki potensi air tanah tinggi yang terdapat di daerah Ciawi,

Cibatok dan Cigombong dengan ketebalan akuifer 2 m sampai 77 m. Potensi air

tanah sedang, terdapat pada sebagian kaki gunung Salak dan gunung Pangrango.

Komposisi batuan penyusunan akuifer adalah endapan vulkanik muda dengan debit

sumur kurang dari 5 liter/detik. Potensi air tanah rendah menempati bagian Timur

dan Barat Kabupaten Bogor serta puncak gunung Salak dan Pangrango. Komposisi

batuan utama penyusunan akuifer adalah endapan sendimen padat yang bersifat

lempungan.

Secara umum, kualitas air tanah dengan kategori baik hanya terdapat di beberapa

tempat, namun ada juga yang memiliki kandungan diluar dari baku mutu standar.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa sumur Gali di Leuwiliang kandungan

Mn melebihi baku mutu : 0,26 - 2,84 mg/lt (0,1 mg/lt), kemungkinan disebabkan

adanya kesukaran dalam pertukaran oksigen dalam air tanah itu sendiri, misalnya

daerah rawa atau irigasi tertutup. Sumur gali di Kedunghalang, Bojonggede dan

Nanggewer, nilai Ph-nya agak rendah, yaitu 2,91 - 6,35 (6,5 - 8,5), diperkirakan

karena pengaruh batuan penyusunan akuifer yang berasal dari bahan rombakan

bahan vulkanik.

Air tanah yang terbentuk/ terakumulasi di cekungan Bogor secara alami mengalir ke

arah utara (cekungan Jakarta) karena daerah imbuhan air tanah (lereng Utama

Gunung Salak, Gunung Pangrango, Gunung Kencanan) dan batas cekungan di

Barat dan Timur merupakan batuan sedimen tersier yang kelulusannya rendah

terhadap air (kedap air).

PT. WAHANA REKA TEKINDO III - 15

Page 16: Wahana- BAB 3 (Gambaran Umum)-Lapdul1

Laporan PendahuluanPENYUSUNAN TRACE INFRASTRUKTUR

Hasil perhitungan mengungkapkan bahwa terbentuknya air tanah di cekungan Bogor

yaitu : Daerah imbuhan di lereng utama Gunung Salak = 90 x 106 m3/th, daerah

imbuhan di lereng utama Gunung Pangrango = 70 x 106 m3/th, daerah imbuhan di

lereng utama Gunung Kencana = 20 x 106 m3/th. Total air tanah yang masuk

cekungan Bogor = 180 x 106 m3/th.

Potensi mata air (lereng utara Gunung Salak dan Gunung Pangrango) mempunyai

debit relatif tetap dan tidak terpengaruh oleh musim, dimana debitnya di beberapa

mata air lebih dari 200 lt/dt serta belum secara optimal dimanfaatkan.

PT. WAHANA REKA TEKINDO III - 16

Page 17: Wahana- BAB 3 (Gambaran Umum)-Lapdul1

Laporan PendahuluanPENYUSUNAN TRACE INFRASTRUKTUR

PT. WAHANA REKA TEKINDO III - 17