V. GAMBARAN UMUM LOKASI 5.1. Profil Agrowisata Bina...

21
V. GAMBARAN UMUM LOKASI 5.1. Profil Agrowisata Bina Darma Agrowisata Bina Darma adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata yang ada di wilayah Sumatera Selatan, soft louncing 27 Desember 2009. Adapun visi dan misi Agrowisata Bina Darma adalah menjadi satu-satunya tempat wisata yang terkenal dan terbesar di wilayah Sumatera Selatan. Maskot dari Agrowisata Bina Darma adalah pohon duku dan ikan belida yang merupakan flora dan fauna populer dari Sumatera Selatan. Agrowisata Bina Darma ditetapkan sebagai kawasan Agrowisata, berdasarkan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Nomor: 510/2/KOPERINDAG/XII/2009, yang dikeluarkan oleh Plh Kepala Dinas Koperasi UMKM Indag Kabupaten Ogan Ilir tertanggal 7 Desember 2009. Nama perusahaannya adalah CV. AGROWISATA BINA DARMA, dengan alamat kantor perusahaan adalah, di jalan Palembang-Indralaya KM 26 RT III Dusun II Desa Pulau Semambu, Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir telp (0711) 5455111 Sumatera Selatan. Kegiatan awal tempat ini adalah rumah makan, kolam renang dan tempat pemancingan ikan, yang kemudian berkembang seperti yang terlihat saat ini. Total luas areal Agrowisata Bina Darma ini adalah 30 hektar, dimana yang sudah dikelola adalah seluas 15 hektar, dan sisanya sebanyak 15 hektar lagi masih dalam tahap pengembangan sesuai perencanaan, untuk perluasan kampus Universitas Bina Darma, lokasi sport centre, pengembangan taman satwa dan camping ground. Kondisi asli dari kawasan ini adalah rawa-rawa lebak, adapun tanaman yang mendominasi adalah pohon akasia (Acacia indica) dan pohon gelam (Melaleuka leucadendron). Pada gerbang utama untuk masuk ke Agrowisata Bina Darma, kita harus membayar tiket parkir, untuk kendaran dikenakan biaya: Mobil Rp. 5.000,-, Bis Rp. 10.000,-, dan Motor Rp. 2.000,- kemudian diteruskan dengan membayar tiket masuk terusan sebesar Rp.30.000,-/orang, sudah bisa menikmati panorama alam dan wahana wisata di Agrowisata Bina Darma. Atraksi wisata yang disediakan berupa wahana permainan seperti flying fox, kolam renang, tangkap ikan, wahana

Transcript of V. GAMBARAN UMUM LOKASI 5.1. Profil Agrowisata Bina...

V. GAMBARAN UMUM LOKASI

5.1. Profil Agrowisata Bina Darma

Agrowisata Bina Darma adalah salah satu perusahaan yang bergerak di

bidang pariwisata yang ada di wilayah Sumatera Selatan, soft louncing 27

Desember 2009. Adapun visi dan misi Agrowisata Bina Darma adalah menjadi

satu-satunya tempat wisata yang terkenal dan terbesar di wilayah Sumatera

Selatan. Maskot dari Agrowisata Bina Darma adalah pohon duku dan ikan belida

yang merupakan flora dan fauna populer dari Sumatera Selatan.

Agrowisata Bina Darma ditetapkan sebagai kawasan Agrowisata,

berdasarkan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Nomor:

510/2/KOPERINDAG/XII/2009, yang dikeluarkan oleh Plh Kepala Dinas

Koperasi UMKM Indag Kabupaten Ogan Ilir tertanggal 7 Desember 2009. Nama

perusahaannya adalah CV. AGROWISATA BINA DARMA, dengan alamat

kantor perusahaan adalah, di jalan Palembang-Indralaya KM 26 RT III Dusun II

Desa Pulau Semambu, Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir telp

(0711) 5455111 Sumatera Selatan.

Kegiatan awal tempat ini adalah rumah makan, kolam renang dan tempat

pemancingan ikan, yang kemudian berkembang seperti yang terlihat saat ini. Total

luas areal Agrowisata Bina Darma ini adalah 30 hektar, dimana yang sudah

dikelola adalah seluas 15 hektar, dan sisanya sebanyak 15 hektar lagi masih dalam

tahap pengembangan sesuai perencanaan, untuk perluasan kampus Universitas

Bina Darma, lokasi sport centre, pengembangan taman satwa dan camping

ground. Kondisi asli dari kawasan ini adalah rawa-rawa lebak, adapun tanaman

yang mendominasi adalah pohon akasia (Acacia indica) dan pohon gelam

(Melaleuka leucadendron).

Pada gerbang utama untuk masuk ke Agrowisata Bina Darma, kita harus

membayar tiket parkir, untuk kendaran dikenakan biaya: Mobil Rp. 5.000,-, Bis

Rp. 10.000,-, dan Motor Rp. 2.000,- kemudian diteruskan dengan membayar tiket

masuk terusan sebesar Rp.30.000,-/orang, sudah bisa menikmati panorama alam

dan wahana wisata di Agrowisata Bina Darma. Atraksi wisata yang disediakan

berupa wahana permainan seperti flying fox, kolam renang, tangkap ikan, wahana

44

perahu naga, wahana berkuda, water ball, sepeda air, motor ATV, aqua taddler

boat (perahu tangan), shooting target, paintball, sepeda BMX, gajah tunggang,

delman, spider game, komedi putar, kereta agro dan kereta mini. Wisata agro

yang ditawarkan adalah kunjungan ke kebun sayuran, kunjungan ke kebun bibit

buah-buahan, taman satwa, kolam pancing keluarga. Wisata edukasi yang

disediakan pada Agrowisata Bina Darma adalah cara penanaman jamur tiram dan

cara memetik sendiri jamur tiram yang siap panen. Oleh-oleh dari Agrowisata

Bina Darma yang bisa dibawa pulang oleh wisatawan dengan cara membeli

adalah bibit tanaman, pupuk dan obat tanaman yang dijual di kios agrobisnis.

Fasilitas pendukung yang disediakan di Agrowisata Bina Darma adalah

sebagai berikut : resto buah di dua titik area permainan, puja sera, resto Mang

Engking yang menyediakan makanan/nasi dengan aneka lauk dan aneka

minuman, saung-saung kecil tempat bersantai, toilet, lapangan sepak bola,

mushola dan aula. Promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola, untuk menarik

para wisatawan, agar mengetahui keberadaan Agrowisata Bina Darma, antara lain

melalui publikasi lewat internet, stasiun televisi lokal, stasiun radio dan brosur

wisata, serta koran. Mendatangi langsung ke sekolah-sekolah yang ada disekitar

Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan juga dilakukan dalam

rangka promosi tentang Agrowisata Bina Darma.

5.2. Potensi Agrowisata Bina Darma

1. Potensi sebagai Lokasi Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Agrowisata Bina Darma dapat berfungsi sebagai lokasi penelitian bagi

mahasiswa, khususnya mahasiswa Universitas Sriwijaya dan Universitas Bina

Darma. Mahasiswa Universitas Bina Darma selama kurang lebih satu tahun

terakhir ini, telah memanfaatkan Agrowisata Bina Darma sebagai tempat

praktek untuk mahasiswa fakultas olah raga dan Jurusan Ilmu Komputer.

Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya memanfaatkan

Agrowisata Bina Darma sebagai tempat untuk mengadakan kuliah lapangan,

karena lokasinya juga relatif dekat dengan kampus terpadu Universitas

Sriwijaya di Kota Indralaya Kabupaten Ogan Ilir, yang jaraknya kurang lebih

9 km dari lokasi Agrowisata Bina Darma. Untuk proyek penelitian dan

pengembangan pohon kayu gelam, pihak Agrowisata Bina Darma bekerja

45

sama dengan Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Selatan, dimana pihak

dinas kehutanan memberikan bibit tanaman, sedangkan pihak Agrowisata

Bina Darma menyediakan tempat/areal untuk penanaman dan pemeliharaan

tanaman seluas satu hektar.

2. Potensi sebagai Salah Satu Obyek Wisata Agro Unggulan Daerah

Agrowisata Bina Darma sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di

bidang pariwisata, mempunyai kekhasan tersendiri dibandingkan dengan

tempat wisata lain yang ada di Kabupaten Ogan Ilir. Agrowisata Bina Darma

menawarkan aneka kegiatan dan fasilitas yang berkaitan dengan kegiatan

pertanian dalam arti luas. Di kawasan wisata agro ini disediakan kolam

pemancingan ikan, kebun buah, wahana berkuda, kebun sayuran, penjualan

bibit buah, bunga dan sayuran, taman satwa, rumah jamur dan aneka wahana

permainan. Hal inilah yang membedakan Agrowisata Bina Darma dengan

tempat wisata lain yang ada di Kabupaten Ogan Ilir. Disamping keindahan

alam dan kenyamanan suasana yang ditawarkan oleh tempat ini, hal lain yang

menunjang Agrowisata Bina Darma berpotensi sebagai salah satu obyek

wisata agro unggulan adalah letaknya yang strategis karena berada di pinggir

jalan raya negara. Hal ini merupakan salah satu bentuk promosi langsung,

karena para pemakai jalan raya bisa langsung mengetahui keberadaan lokasi

Agrowisata Bina Darma ini.

3. Potensi sebagai Pemanfaatan Lahan Tidur Menjadi Lahan Produktif

Wilayah bagian utara Kabupaten Ogan Ilir merupakan hamparan rawa

lebak yang sangat luas mulai dari Kecamatan Pemulutan, Pemulutan Barat,

Pemulutan Selatan, sampai Indralaya Utara tempat dimana Agrowisata Bina

Darma berada, hingga Indralaya dan sebagian di Kecamatan Indralaya

Selatan. Wilayah daratan Kabupaten Ogan Ilir mencapai 65% serta wilayah

berair dan rawa-rawa sekitar 35%. Derajat keasaman tanah berkisar antara pH

4,0 sampai 6,0.

Desa Pulau Semambu Kabupaten Ogan Ilir sendiri mempunyai tanah

basah rawa seluas 458 ha. Kondisi awal lahan dimana Agrowisata Bina

Darma berada adalah rawa lebak yang merupakan lahan tidur. Setelah melalui

proses pengolahan yang panjang dan menelan dana yang tidak sedikit, maka

46

berubahlah lahan tidur tersebut menjadi lahan yang produktif. Kawasan

Agrowisata Bina Darma sendiri masih memiliki kesempatan untuk

pengembangan/perluasan wilayah, hal ini dikarenakan lingkungan sekitar

Kawasan wisata agro ini merupakan hamparan rawa.

4. Potensi sebagai Salah Satu Sumber Pendapatan Asli Daerah

Pariwisata di Kabupaten Ogan Ilir dipersepsikan sebagai wahana untuk

meningkatkan pendapatan, baik pendapatan masyarakat maupun pendapatan

pemerintah, khususnya perolehan pendapatan asli daerah (PAD).

Pengembangan pariwisata di Kabupaten Ogan Ilir diharapkan lebih bersifat

ekonomi dan berorientasi pada pertumbuhan. Perolehan devisa ditentukan

oleh jumlah kunjungan wisatawan, pengeluaran dan lama kunjungan

wisatawan ke lokasi wisata. Tolok ukur keberhasilan pengembangan

Agrowisata Bina Darma akan dinilai dengan pencapaian target:

a. Jumlah kunjungan wisatawan lokal, nusantara dan mancanegara

b. Pengeluaran wisatawan lokal, nusantara dan mancanegara

c. Lama tinggal wisatawan lokal, nusantara dan mancanegara

d. Peningkatan pendapatan masyarakat sekitar Agrowisata Bina Darma

Kontribusi nyata yang telah diberikan oleh Agrowisata Bina darma kepada

pemerintah daerah Kabupaten Ogan Ilir, adalah sebagai wajib pajak daerah.

Pajak yang dibayar berupa pajak rumah makan dan tontonan/permainan serta

pajak bumi dan bangunan, dimana total pembayarannya telah mencapai angka

belasan juta rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan Agrowisat Bina

Darma ini benar-benar dapat memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi

pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten Ogan Ilir.

5. Potensi sebagai Tempat Pemberdayaan Masyarakat Lokal

Sikap apatis dan ketidakpedulian terhadap kondisi aset-aset wisata yang

terdapat dalam suatu obyek wisata, merupakan cermin hubungan yang tidak

harmonis antara pihak manajemen obyek wisata dengan lingkungannya.

Tumbuhnya rasa kepedulian akan timbul apabila masyarakatnya merasa

diuntungkan secara sosial ekonomi, dan akan menjaga aset-aset wisata

tersebut karena ketergantungan ekonomi.

47

Keberadaan Agrowisata Bina Darma diharapkan secara sosial dapat

mengharumkan nama Desa Pulau Semambu khususnya, dan nama Kabupaten

Ogan Ilir pada umumnya. Agrowisata Bina darma diharapkan dapat menjadi

tempat untuk pertunjukan atraksi seni dan budaya masyarakat lokal. Secara

ekonomi dapat berfungsi sebagai tempat penampungan dan pemasaran hasil

industri kerajinan dan hasil pertanian masyarakat lokal, sehingga timbul suatu

bentuk interaksi positif, antara pihak Agrowisata Bina Darma dan masyarakat

lokal, dalam bentuk rasa ikut memiliki untuk menjaga eksistensi Agrowisata

Bina Darma.

6. Potensi sebagai Penciptaan Peluang Kerja

Pembauran dan keanekaragaman produk wisata dengan sifat saling

tergantung, membuat industri pariwisata menjanjikan peluang kerja yang

sangat besar. Kejelian insan pariwisata dalam mengenali karakteristik pasar

dan kemampuan menangkap berbagai peluang serta kreatifitasnya untuk

memenuhi permintaan guna memenangkan pasar yang otomatis akan

berimbas pada terciptanya peluang-peluang kerja pada berbagai

bidang/sektor.

Keberadaan Agrowisata Bina Darma di Desa Pulau Semambu diharapkan

dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya, sehingga

mampu mengurangi angka pengangguran. Kontribusi nyata yang sudah

dirasakan dengan adanya Agrowisata Bina Darma dibidang lapangan kerja

bagi masyarakat sekitarnya adalah dengan dipekerjakannya mereka sebagai

karyawan, mulai dari pekerjaan pembukaan areal (tukang tebas), tukang

parkir, petugas kebersihan, operator wahana permainan, penjaga tiket, satpam

hingga sebagai kepala divisi. Penempatan tenaga kerja tersebut disesuaikan

dengan tingkat pendidikan dan keahlian yang dimiliki oleh masyarakat

tersebut.

7. Potensi sebagai Sarana Pendidikan

Sebagai suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro

(agrobisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas

pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian,

48

maka keberadaan Agrowisata Bina Darma dapat berpotensi sebagai sarana

pendidikan.

Wisata edukasi yang ditawarkan oleh Agrowisata Bina Darma adalah cara

penanaman jamur tiram dan para pengunjung juga bisa langsung memetik

sendiri jamur tiram yang telah siap dipanen. Mengetahui cara pembuatan

pupuk kompos yang memanfaatkan sampah organik dan kotoran hewan juga

merupakan wisata edukasi yang menyenangkan dan memperluas pengetahuan

para wisatawan.

Disamping itu disediakan juga permainan flying fox yang bertujuan untuk

melatih keseimbangan, kekuatan dan koordinasi tubuh, melatih kerjasama,

mematuhi aturan permainan dan berinteraksi, melatih berimajinasi dan

mengakomodasi orang lain, melatih berfikir dan merencanakan, memecahkan

masalah baik secara individu maupun kelompok. Selain flying fox, juga

disediakan program perang-perangan yaitu shooting target yang bertujuan

untuk melatih kesigapan, dan kemampuan mengatur strategi.

8. Potensi sebagai Wisata Agro Berkelanjutan

Daerah Sumatera Selatan kaya akan flora dan fauna yang beraneka ragam

dan mempunyai kekhasan. Namun beberapa jenis satwa kini terancam punah,

karena perburuan liar yang terus berlangsung, pengrusakan habitat,

penebangan liar dan sebab lainnya. Kelestarian satwa tersebut merupakan

tanggung jawab bersama. Salah satu usaha untuk melestarikannya adalah

melalui taman satwa/kebun binatang, yang merupakan benteng terakhir dari

satwa yang dipelihara secara ilmiah, dengan penuh kasih sayang dan

bertanggung jawab tanpa dibatasi oleh macam jenis dan jumlahnya.

Pembangunan taman satwa sebagai salah satu fasilitas/sarana di Agrowisata

Bina Darma dengan tujuan menjadi salah satu obyek rekreasi/wisata

kebanggaan daerah dan sebagai media pendidikan, pembinaan cinta alam dan

pelestarian satwa sehingga akan terciptanya suatu kesadaran masyarakat

untuk berperan serta dalam pelestarian sumber daya alam.

Pembuatan pupuk kompos dengan memanfaatkan sampah organik dan

kotoran hewan yang terdapat di areal Agrowisata Bina Darma, juga

merupakan salah satu bentuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas

49

lingkungan. Pemisahan sampah organik dari sampah anorganik yang

dilakukan, pengumpulan kotoran hewan yang ada di areal wisata agro,

merupakan tindakan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan. Pengolahan

bahan-bahan tersebut menjadi pupuk kompos, telah menjadikan bahan

sampah tersebut menjadi zat yang berguna bagi kesuburan tanaman yang

dibudidayakan di areal wisata agro, sekaligus bernilai ekonomi dengan

menjual pupuk kompos tersebut kepada wisatawan dan masyarakat yang

membelinya. Sampah anorganik yang terdapat di kawasan ini, juga

dipisahkan antara yang masih bisa dijual untuk didaur ulang sehingga bisa

menambah penghasilan dan sisanya dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Tanaman teratai liar yang banyak terdapat di areal wisata agro ini juga

tetap dipelihara dan dipertahankan keberadaannya, dimana tanaman air ini

berperan dalam fotosintesis (pertukaran O2 dan CO2), sehingga disamping

menambah keindahan juga sebagai cara untuk melestarikan sumber daya

alam. Pada sungai kecil, yang digunakan untuk pengoperasian wahana perahu

naga mengelilingi areal wisata agro, masih banyak dijumpai jenis-jenis ikan

liar yang merupakan penghuni habitat rawa, seperti ikan gabus, patin, nila,

sepat, lele, gurami dan belut. Pohon-pohon seperti akasia dan gelam yang

banyak tumbuh liar di sekitar kawasan wisata agro ini, juga diusahakan untuk

tetap dipertahankan keberadaannya serta ditingkatkan kualitasnya dengan

penambahan penanaman pohon-pohon gelam jenis unggulan.

5.3. Permasalahan Agrowisata Bina Darma

Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Agrowisata Bina Darma

meliputi:

1. Belum tersedianya pemandu wisata

Salah satu unsur penting dan strategis dalam pengembangan rekreasi/

pariwisata adalah pemandu wisata (interpreter), yang memiliki kemampuan

pengetahuan dan keterampilan serta etika yang memadai, karena interpreter

dapat memainkan peranan kunci dalam menarik minat wisatawan melalui

pelayanan yang baik dan memuaskan. Fungsi terpenting dari seorang

pemandu wisata adalah, menghubungkan wisatawan dengan pusat-pusat ikon

destinasi dan khasanah budaya lokal. Agrowisata Bina Darma belum

50

memiliki pemandu wisata, sehingga informasi yang didapat para wisatawandi

lokasi wisata, hanya berasal dari brosur wisata dan bagian informasi di lokasi

wisata.

2. Kurangnya tenaga operator di setiap wahana

Permasalahan yang dihadapi oleh Agrowisata Bina Darma adalah,

kekurangan tenaga operator untuk setiap wahana permainan. Hal ini terjadi

karena jumlah pegawai yang ada belum mencukupi untuk berjaga pada setiap

wahana, padahal seringkali untuk satu wahana permainan diperlukan lebih

dari satu orang tenaga operator. Pada awal pendirian tempat ini, jumlah

karyawan telah mencukupi untuk berjaga di setiap wahana yang ada, namun

karena belum stabilnya manajemen Agrowisata Bina darma ini,

mengakibatkan pihak manajemen harus merampingkan jumlah pegawai yang

ada, tentu saja hal ini berdampak pada pelayanan kepada pengunjung yang

ingin bermain dengan nyaman di setiap wahana yang disediakan.

3. Kurangnya pemeliharaan fasilitas-fasilitas

Kemungkinan kerusakan obyek-obyek wisata disebabkan oleh beberapa

faktor, diantaranya:

a. Kegagalan pengelolaan

b. Sikap “acuh tak acuh” dari masyarakat terhadap kelestarian obyek

c. Umur bangunan, dan beberapa sebab lain.

Pada Agrowisata Bina Darma, ditemukan beberapa fasilitas/bangunan

wahana yang mengalami kerusakan, seperti pada wahana perosotan untuk

anak-anak, dimana terdapat papan-papan jembatan yang terlepas dari talinya,

kemudian terdapatnya genangan air di sekitar areal permainan prosotan dan

komedi putar anak-anak. Bangku taman yang rusak satu, dan jebolnya

pinggiran kolam pemancingan sehingga pada saat hujan air bisa merembes

sampai ke jalan. Jarak antara kolam pemancingan dan sungai buatan terlalu

rendah dan sejajar, sehingga pada saat musim hujan air dari sungai bisa

merembes masuk ke dalam kolam pemancingan dan sebaliknya. Hal yang

tidak kalah pentingnya adalah banyaknya tumbuhan hydrilla di wahana

sepeda air yang bisa mengganggu kenyamanan para pengguna wahana wisata

ini.

51

4. Belum mampu menampung hasil industri kerajinan, pertanian dan budaya

masyarakat lokal

Potensi masyarakat lokal, dimana Agrowisata Bina Darma berada adalah

petani sayuran/palawija, buruh/tukang, kerajinan tenun songket, keranjang

bambu, anyaman kipas dari bambu,anyaman tikar purun, sangkek dan tampa

dari plastis bekas limbah pabrik, industri makanan seperti kemplang ikan.

Kesenian masyarakat yang tersedia: rebana ibu-ibu, seropal anam, kelompok

campur sari kuda lumping, peternak ikan patin, lele jumbo dan gurame.

Namun sayangnya, keberadaan Agrowisata bina Darma belum mampu

menampung potensi masyarakat tersebut, dikarenakan masih dalam tahap

pengembangan, hanya pada saat acara-acara seremonial dan seminar-seminar

yang sifatnya temporer yang diadakan di Agrowisata Bina Darma, kesenian

masyarakat setempat tersebut akan ditampilkan.

5. Belum berfungsinya beberapa fasilitas penunjang

Keberadaan fasilitas penunjang kepariwisataan seperti penginapan

merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan demi kemajuan dari lokasi wisata

itu sendiri. Belum berfungsinya cottage tradisional yang ada di Agrowisata

Bina Darma dikarenakan jembatan yang menghubungkan antara cottage

tersebut dengan daratan belum rampung dibuat, sementara akses untuk

menuju cottage tersebut harus melewati rawa kecil yang penuh dengan air.

6. Pemasaran/promosi yang masih kurang

Walaupun pihak pengelola sudah melakukan promosi dengan cara

mempublikasikan tempat wisata ini lewat media massa seperti Koran lokal

(Sumatera Ekspres dan Sriwijaya Post) dan media elektronik seperti TV lokal

(Pal TV) dan radio lokal (Indralaya FM), website, namun promosi yang

dilakukan masih kurang, terutama promosi dengan pihak-pihak instansi

pemerintah dan perkantoran yang merupakan calon wisatawan potensial.

7. Pegawai di lapangan kurang komunikatif

Wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata biasanya mengharapkan

kualitas pelayanan yang baik, sesuai dengan biaya yang dikeluarkan.

Pelayanan yang baik tidak hanya diharapkan dari fasilitas-fasilitas yang

diberikan, namun juga dari sikap dan etika para pegawai kawasan wisata.

52

Para pegawai yang ada dilapangan/wahanan permainan dirasakan kurang

ramah dan kurang berkomunikasi dengan para pengunjung, sehingga para

pengunjung agak merasa segan untuk memulai percakapan.

8. Manajemen yang masih belum stabil

Seringnya terjadi bongkar pasang pegawai di Agrowisata Bina Darma

disebabkan karena tempat wisata ini masih dalam tahap pengembangan dan

penyesuaian dengan pendapatan yang diperoleh oleh pihak pengelola.

Pegawai yang ada di Agrowisata Bina Darma terdiri dari pegawai tetap dan

pegawai freelance.Jumlah pegawai tetap ada 33 orang dan pegawai freelance

ada 35 orang. Akibat dari belum stabilnya manajemen yang ada di tubuh

Agrowisata Bina darma ini juga mengakibatkan tempat wisata ini belum

mampu untuk berperan optimal sebagai tempat untuk menampung hasil bumi

dan kerajinan serta seni budaya masyarakat lokal.

9. Harga tiket tergolong mahal

Harga tiket terusan yang dikenakan oleh pihak pengelola Agrowisata Bina

Darma sebesar Rp 30.000,00 ini dirasakan cukup mahal oleh sebagian

pengunjung, apalagi dengan kondisi yang ada sekarang, dimana kadang-

kadang pengunjung tidak dapat menikmati seluruh wahana permainan yang

ada.

10. Banyaknya wahana permainan yang tergenang pada saat musim hujan

Kondisi Agrowisata Bina Darma yang merupakan bekas daerah rawa lebak

yang ditimbun, mengakibatkan banyaknya wahana permainan yang masih

tergenang air pada saat musim hujan.

11. Lokasi wisata masih bersuhu panas

Belum besarnya tanaman peneduh merupakan salah satu faktor yang

mengakibatkan suhu udara di areal wisata masih terasa panas, disamping

memang letaknya yang berada di dataran rendah.

12. Adanya fasilitas yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya

Misalnya: Kereta wisata terkadang dijadikan alat untuk mengangkut

rumput untuk makanan hewan sehingga wisatawan yang ingin memanfaatkan

kereta wisata tersebut terkadang agak kurang leluasa.

53

13. Luas Kebun agro masih terlalu sempit

Suatu lokasi wisata agro sejatinya mempunyai kebun agro yang luas,

namun pada Agrowisata Bina Darma kebun agro yang dimiliki masih

terlampau sedikit (hanya ½ hektar).

14. Belum ada stand tempat penjualan souvenir

Para pengunjung suatu lokasi wisata biasanya ingin membawa oleh-oleh

dari tempat wisata yang dikunjunginya, begitupun para wisatawan yang

berkunjung ke Agrowisata Bina Darma. Namun, Agrowisata Bina Darma

belum memiliki stand yang menjual souvenir yang berlogo Agrowisata Bina

Darma, ataupun barang-barang lain sebagai kenang-kenangan bagi wisatawan

dari kunjungan yang mereka lakukan ke tempat wisata ini.

15. Harga makanan di restoran Mang Engking masih tergolong mahal bagi

sebagian wisatawan

Wisatawan yang berkunjung ke Agrowisata Bina Darma terdiri dari

berbagai kalangan dan berbagai tingkat pendapatan. Tidak semua wisatawan

yang berkunjung ke lokasi wisata ini mampu menjangkau harga makanan

yang tersedia di restoran yang ada.

16. Belum adanya pengolahan hasil dari produksi rumah jamur

Produksi jamur tiram yang dihasilkan dari tempat ini baru dijual dalam

bentuk segar kepada para wisatawan dan pengumpul serta untuk menyuplai

kebutuhan dari restoran Mang Engking.

17. Belum ada petugas medis yang berjaga di lokasi

Beberapa wahana permainan cukup beresiko terutama bagi anak-anak,

oleh karena itu keberadaan petugas medis untuk berjaga-jaga sangat

diperlukan , tidak cukup hanya kotak P3K.

18. Kurang koordinasi antara pihak Agrowisata Bina Darma dengan pemerintah

daerah, khususnya dinas terkait seperti dinas pariwisata.

5.4. Karakteristik Wisatawan

5.4.1. Kelompok Wisatawan

Minat untuk berkunjung ke Agrowisata Bina Darma banyak dilakukan

oleh masyarakat usia muda. Hal ini terlihat pada gambar 5.1 berikut ini.

54

Gambar 5.1. Distribusi Responden Wisatawan Berdasarkan Kelompok Usia

Gambar 5.1 menunjukkan bahwa, sebagian besar responden wisatawan

berusia 21-25 tahun yaitu sebesar 26 persen, hal ini menunjukkan bahwa, kawasan

Agrowisata Bina Darma ini adalah kalangan muda, yang memang cenderung

untuk menyukai jenis wisata alam terbuka. Responden wisatawan yang berusia

31-35 tahun dan responden yang berusia 36-40 tahun yaitu 17 persen. Kelompok

usia 26-30 tahun dan > dari 40 tahun sebanyak 15 persen dan sisanya sebesar 10

persen merupakan kelompok usia 15-20 tahun.

Gambar 5.2 . Distribusi Responden Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan gambar 5.2 diketahui bahwa reponden yang berkunjung ke

Agrowisata Bina Darma lebih dari setengahnya yaitu sebanyak 62 persen berjenis

kelamin perempuan dan sisanya sebanyak 38 persen berjenis kelamin laki-laki.

Hal ini sesuai dengan sifat kaum wanita yang menyukai kegiatan yang bersifat

rileks dan menyenangkan.

10%

26%

15%17%

17%

15% 15-20 tahun

21-25 tahun

26-30 tahun

31-35 tahun

36-40 tahun

>40 tahun

38%

62%Laki-laki

Perempuan

: 10%

: 15%

: 17%

: 17%

: 15%

: 26%

: 38%

: 62%

55

Gambar 5.3. Distribusi Responden Wisatawan Berdasarkan Kelompok Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, responden wisatawan yang berkunjung ke

Agrowisata Bina Darma sebagian besar yaitu 51 persen merupakan tamatan

SMA/SMK, ini menunjukkan bahwa peminat dari wisata agro ini adalah, mereka

yang berasal dari tingkat pendidikan menengah, dimana mereka cenderung bisa

memahami dan menikmati kelebihan yang dimiliki oleh suatu wisata agro.

Tamatan S1 sebanyak 34 persen dan tingkat pendidikan D3 sebanyak 9 persen

disusul tingkat pendidikan S2 sebanyak 6 persen.

Gambar 5.4. Distribusi Responden Wisatawan Berdasarkan Kelompok Pekerjaan

Responden wisatawan yang berkunjung ke Agrowisata Bina Darma

berdasarkan kelompok pekerjaan dibagi dalam tiga kelompok, yaitu kelompok

wiraswasta sebanyak 59 persen, hal ini sesuai dengan tingkat pendidikan

mayoritas wisatawan yang berasal dari tamatan SMA/SMK, dimana jenis

pekerjaan yang mayoritas bisa dilakukan oleh kelompok pendidikan ini adalah

bergerak di bidang swasta. Kelompok PNS sebanyak 27 persen dan kelompok

karyawan sebanyak 14 persen.

51%

9%

34%

6%SMA/SMK

D3

S1

S2

14%

59%

27% Karyawan

Wiraswasta

PNS

: 51%

: 9%

: 34%

: 6%

: 14%

: 59%

: 27%

56

Gambar 5.5. Distribusi Responden Wisatawan Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Berdasarkan tingkat pendapatan sesuai dengan kelompok pekerjaan,

responden wisatawan Agrowisata Bina Darma terbagi menjadi tiga kelompok,

yaitu kelompok 1 adalah responden yang berpendapatan 1.600.000,- sampai

Rp 3.000.000,-sebanyak 61 persen, dimana mereka mayoritas berasal dari tingkat

pendidikan SMA/SMK. Kelompok 2 adalah responden yang berpendapatan > Rp

3.000.000,- sebanyak 21 persen dan kelompok 3 adalah responden yang

berpendapatan ≤ 1.500.000,- sebanyak 18 persen.

Gambar 5.6. Distribusi Responden Wisatawan Berdasarkan Asal Daerah

Berdasarkan hasil survei pada 150 responden, hasil analisa menunjukkan

bahwa sebagian besar responden lebih dari setengahnya 61 persen responden

berasal dari Palembang, kemudian Kabupaten Ogan Ilir sebesar 28 persen, hal ini

dimungkinkan karena jarak Agrowisata Bina Darma ini dengan Kotamadya

Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir yang relatif dekat. Untuk daerah-daerah lain

seperti Kabupaten Muara Enim sebesar 5 persen. Kabupaten Musi Banyu Asin

18%

61%

21%≤1500000

1.600.000-3.000.000

>3.000.000

61%

28%

5%1% 3% 1%1%

Palembang

Ogan Ilir

Muara Enim

Ogan Komering Ilir

Musi Banyu Asin

Banyu Asin

Ogan Komering Ulu

: 18%

: 61%

: 21%

: 28%

: 61%

: 5%

: 1%

: 3%

: 1%

: 1%

57

sebesar 3 persen sedangkan Kabupaten Banyu Asin, Kabupaten Ogan Komering

Ulu dan Kabupaten Ogan Komering Ilir masing-masing sebesar 1 persen.

5.4.2. Jumlah Kunjungan

Jumlah kali kunjungan wisatawan ke Agrowisata Bina Darma

menggambarkan tingkat kepuasan terhadap kunjungan sebelumnya. Semakin

banyak frekuensi kunjungan wisatawan ke Agrowisata Bina Darma, maka kondisi

tersebut menggambarkan tingkat kepuasan kunjungan terhadap Agrowisata Bina

Darma. Jumlah kunjungan wisatawan ke Agrowisata Bina Darma dalam setahun

terakhir ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 5.7. Persentase Frekuensi Kunjungan ke Agrowisata Bina Darma Setahun

Terakhir

Sumber : Data diolah (2011)

Gambar 5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan sudah

berkunjung sebanyak dua kali adalah sebanyak 64 persen, hal ini dimungkinkan

karena lokasi wisata agro ini sangat strategi, jarak yang relatif dekat dari

Kotamadya Palembang dan Kabupaten Ogan Ili, serta warga Kabupaten Ogan Ilir

dan Kotamadya Palembang memang relatif kekurangan tempat hiburan, sehingga

adanya Agrowisata Bina Darma ini memang disambut cukup baik, khususnya

bagi warga kedua kota tersebut. Wisatawan yang berkunjung sudah tiga kali

adalah sebanyak 22 persen. Kunjungan untuk keempat kali dan kelima kali

masing-masing sebanyak 5 persen. Sisanya adalah kunjungan untuk keenam kali

sebanyak 3 persen dan terakhir adalah kunjungan untuk yang ketujuh kali

sebanyak 1 persen. Semua wisatawan responden sudah mengetahui keberadaan

64%

22%

5%5%

3% 1%

2 kali

3 kali

4 kali

5 kali

6 kali

7 kali

: 64%

: 5%

: 5%

: 3%

: 1%

: 22%

58

Agrowisata Bina Darma sebagai objek wisata karena sudah pernah berkunjung

sebelumnya.

5.4.3. Tujuan Kunjungan

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 150 wisatawan yang berkunjung

ke Agrowisata Bina Darma menunjukkan bahwa tujuan dari kegiatan wisatawan

adalah menikmati pemandangan alam, menikmati atraksi permainan, makan di

gubuk mang Engking, pendidikan/penelitian, membeli bibit, pupuk, dan sayuran.

Tujuan utama kegiatan wisata tertinggi dari wisatawan adalah menikmati

pemandangan alam yaitu sebanyak 44 persen. Tujuan wisatawan berikutnya yaitu

menikmati atraksi mainan yakni sebesar 39 persen. Agrowisata Bina Darma

mempunyai banyak atraksi mainan yaitu 19 jenis atraksi mainan sehingga dapat

menarik wisatawan untuk mengunjungi lokasi wisata tersebut. Selain itu, dari

hasil wawancara juga teridentifikasi bahwa tujuan wisatawan yaitu membeli bibit,

pupuk, dan sayuran yakni sebesar 9 persen. Kemudian tujuan yang selanjutnya

adalah makan di Gubuk Mang Engking sebesar 7 persen dan terakhir adalah

tujuan untuk pendidikan/penelitian sebesar 1 persen. Secara rinci tujuan kegiatan

wisata oleh wisatawan Agrowisata Bina Darma disajikan pada Gambar berikut.

Gambar 5.8. Tujuan Kegiatan wisata oleh Wisatawan

5.4.4. Alasan Kunjungan

Sebagian besar dari wisatawan mempunyai alasan kunjungan karena jarak

yang dekat yaitu 44 persen. Alasan kedua wisatawan datang berkunjung ke

Agrowisata Bina Darma, yaitu adanya kemudahan transportasi sebesar 21 persen,

hal ini dimungkinkan oleh lokasi wisata agro ini yang berada tepat di pinggir jalan

44%

39%

7%

1%9%

Menikmati Pemandangan Alam

Menikmati Atraksi Permainan

Makan di Gubuk Mang Engking

Pendidikan/Penelitian

Membeli Bibit, Pupuk, dan Sayuran

: 44%

: 39%

: 7%

: 1%

: 9%

59

raya. Namun, potensi alam Agrowisata Bina Darma juga menjadi salah satu alasan

kunjungan wisatawan Agrowisata Bina Darma yaitu sebesar 17 persen. Alasan

kunjungan lain yaitu biaya yang murah sebanyak 11 persen, lingkungan yang sepi

dan alami sebanyak 6 persen dan alasan untuk semuanya sebesar 1 persen. Secara

rinci alasan kunjungan wisatawan ke Agrowisata Bina Darma dapat dilihat pada

Gambar berikut.

Gambar 5.9. Alasan Kunjungan Wisatawan ke Agrowisata Bina Darma

Berdasarkan gambar 5.9 diatas, terlihat bahwa sebagian besar pengunjung

yang berwisata ke Agrowisata Bina Darma dikarenakan jaraknya yang relatif

dekat. Hal ini dimungkinkan karena Agrowisata Bina Darma ini terletak di

perbatasan Kabupaten Ogan Ilir dan Kotamadya Palembang. Kemudahan

transportasi juga menjadi alasan yang cukup penting, hal ini dimungkinkan karena

Agrowisata Bina Darma Ini terletak di pinggir jalan raya negara, sehingga para

wisatawan bisa menggunakan kendaraan pribadi atau pun kendaraan umum untuk

menuju ke lokasi Agrowisata Bina Darma ini.

5.4.5. Ketersediaan Informasi mengenai Agrowisata Bina Darma

Sebelum berkunjung ke Agrowisata Bina Darma perlu adanya informasi

yang jelas mengenai kawasan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian teridentifikasi

bahwa asal informasi mengenai keberadaan Agrowisata Bina Darma berasal dari

teman, media cetak dan elektronik, biro perjalanan, dan lain-lain. Hasil

menunjukkan bahwa asal informasi yang diperoleh para wisatawan mengenai

keberadaan Agrowisata Bina Darma tertinggi adalah berasal teman/keluarga

sebesar 75 persen, berasal dari media cetak dan elektronik sebesar 15 persen,

berasal dari biro perjalanan sebesar 1 persen, dan lain-lain sebesar 9 persen. Hal

44%

21%

11%

17%

6%

1%Jarak yang Dekat

Kemudahan TransportasiBiaya yang Murah

Potensi Alamnya

Lingkungan yang sepi dan alamiSemuanya

: 21%

: 44%

: 11%

: 17%

: 6%

: 1%

60

ini menunjukkan bahwa informasi objek wisata Agrowisata Bina Darma dari

publikasi atau promosi sudah cukup bagus. Secara rinci disajikan pada Gambar

berikut.

Gambar 5.10. Ketersediaan Informasi mengenai Agrowisata Bina Darma

5.4.6. Biaya Perjalanan Berdasarkan Penggunaannya

Komponen biaya perjalanan merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan

oleh wisatawan untuk sampai ke Agrowisata Bina Darma hingga kembali ke

tempat tinggal. Biaya perjalanan tersebut terdiri dari tiket masuk, transportasi,

konsumsi, dan dokumentasi. Hasil perhitungan untuk biaya total per responden

menunjukkan bahwa sebagian besar biaya perjalanan ke Agrowisata Bina Darma

berasal dari konsumsi yaitu sebesar 48,5 persen, selanjutnya berasal dari tiket

masuk sebesar 28,5 persen, penggunaan untuk transportasi 13,3 persen, dan

penggunaan untuk dokumentasi sebesar 9,7 persen. Penggunaan biaya untuk

konsumsi paling besar karena di Agrowisata Bina Darma juga memang tersedia

rumah makan dan restoran buah. Dari hasil penjumlahan seluruh komponen

aktifitas, didapatkan total rata-rata sebanyak Rp 105.165,- artinya setiap satu

orang responden wisatawan menghabiskan sebesar jumlah tersebut. Jumlah biaya

perjalanan berdasarkan komponen-komponen biaya tersebut secara rinci dapat

dilihat pada tabel berikut.

1%

15%

75%

9%Biro Perjalanan

Media Cetak & Elektronik

Teman/Keluarga

Lain-lain

: 1%

: 15%

: 75%

: 9%

61

Tabel 5.1. Persentase Biaya Perjalanan berdasarkan Penggunaannya

Aktivitas Biaya Total per responden Biaya Total Wisatawan per bulan

Nominal Persentase (%) Nominal Persentase (%)

Tiket Masuk 30.000 28,5 218.940.000 28,5

Transportasi 13.947 13,3 101.782.773 13,3

Konsumsi 51.027 48,5 372.392.613 48,5

Dokumentasi 10.191 9,7 74.376.791 9,7

Total 105.165 100 4.189.292.834 100

Sumber: Data diolah (2011)

Biaya total wisatawan perbulan dapat menggambarkan jumlah pengeluaran

wisatawan Agrowisata Bina Darma. Biaya total wisatawan ini diperoleh dari

perkalian antara masing-masing biaya total per responden dengan rata-rata jumlah

pengunjung/wisatawan yang datang ke Agrowisata Bina Darma dalam satu bulan

selama satu tahun terakhir yaitu sebanyak 7.298 orang. Hasil perhitungan biaya

total wisatawan pertahun menunjukkan persentase yang sama dengan biaya total

per responden.

5.4.7. Persepsi Wisatawan terhadap kondisi Agrowisata Bina Darma

Dalam penelitian ini, persepsi wisatawan terhadap keberadaan Agrowisata

Bina Darma yang dinilai adalah kondisi jalan, aksesibilitas, keindahan, tata ruang,

fasilitas, keamanan, dan kebersihan. Hasil menunjukkan bahwa persepsi

wisatawan terhadap kondisi jalan 23 persen menilai masih dalam keadaan baik

dan sebagian besar beranggapan kondisi jalan cukup baik. Namun, masih ada

wisatawan yang masih beranggapan bahwa kondisi jalan masih tidak baik yakni

sebesar 9 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masih perlu ada perhatian khusus

terhadap kondisi jalan agar dapat menarik wisatawan.

62

Tabel 5.2. Persepsi Wisatawan terhadap Kondisi Agrowisata Bina Darma

Persepsi Responden Kriteria Jumlah %

Jalan Sangat Baik 0 0

Baik 34 23

Cukup 103 69

Tidak Baik 13 9

Aksesibilitas Sangat Mudah 8 5

Mudah 74 49

Cukup 64 43

Tidak Mudah 4 3

Keindahan Sangat Indah 4 3

Indah 50 33

Cukup 91 61

Kurang Indah 5 3

Tata Ruang Sangat Baik 1 1

Baik 51 34

Cukup 90 60

Tidak Baik 8 5

Fasilitas Sangat Lengkap 0 0

Lengkap 45 30

Cukup 93 62

Kurang Lengkap 12 8

Keamanan Sangat Aman 4 2

Aman 115 77

Cukup 31 21

Kurang Aman 0 0

Kebersihan Sangat Bersih 0 0

Bersih 49 33

Cukup 99 66

Kurang Bersih 2 1

Sumber: Data diolah (2011)

Dari tabel 5.2 diatas terlihat bahwa, untuk aksesibilitas menuju Agrowisata

Bina Darma, sebesar 49 persen menyatakan bahwa aksesibilitas ke Agrowisata

Bina Darma mudah dan sebesar 43 persen menyatakan aksesibilitas ke

Agrowisata Bina Darma cukup mudah. Sementara, untuk persepsi keindahan,

wisatawan beranggapan bahwa keindahan di Agrowisata Bina Darma cukup

indah, sebesar 33 persen beranggapan indah, dan sebesar 3 persen beranggapan

63

sangat indah. Namun, masih ada wisatawan yang masih beranggapan Agrowisata

Bina Darma kurang indah. Selain itu, dari segi tata ruang sebagian besar

wisatawan yaitu sebesar 60 persen menyatakan bahwa tata ruang Agrowisata Bina

Darma masih cukup baik. Sebesar 34 persen dari wisatawan menyatakan bahwa

tata ruang Agrowisata Bina Darma sudah baik. Hanya satu persen dari wisatawan

yang beranggapan bahwa tata ruang Agrowisata Bina Darma sudah sangat baik.

Akan tetapi, masih ada wisatawan yang menyatakan bahwa tata ruang Agrowisata

Bina Darma masih tidak baik.

Selain itu, persepsi lain yang dilihat yaitu fasilitas Agrowisata Bina

Darma. Sebesar 62 persen, wisatawan menyatakan bahwa fasilitas Agrowisata

Bina Darma sudah cukup. Sebanyak 30 persen wisatawan menyatakan bahwa

fasilitas di Agrowisata Bina Darma sudah lengkap. Namun, masih ada sebesar 8

persen dari wisatawan menyatakan bahwa fasilitas di Agrowisata Bina Darma

masih kurang lengkap. Untuk mengenai persepsi terhadap keamanan, sebagian

besar dari wisatawan yaitu sebesar 77 persen beranggapan bahwa keamanan di

Agrowisata Bina Darma sudah aman. Sebesar 2 persen dari wisatawan bahkan

beranggapan bahwa Agrowisata Bina Darma sudah sangat aman. Namun, masih

ada wisatawan yang beranggapan bahwa keamanan di Agrowisata Bina Darma

cukup aman yaitu sebesar 21 persen. Dari segi kebersihan, sebagian besar dari

wisatawan yaitu sebesar 66 persen menyatakan bahwa kebersihan di Agrowisata

Bina Darma yaitu sudah cukup. Namun, sebanyak 33 persen dari wisatawan

Agrowisata Bina Darma menyatakan bahwa Agrowisata Bina Darma sudah

bersih. Hanya ada satu persen dari wisatawan yang menyatakan bahwa

Agrowisata Bina Darma masih kurang bersih.