2 GAMBARAN UMUM

41
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Bab ini merupakan informasi yang berisi gambaran secara umum wilayah pekerjaan. 2.1. PROVINSI SUMATERA UTARA 2.1.1. Kondisi Geografis dan Wilayah Administratif Provinsi Sumatera Utara berada di Bagian Indonesia terletak pada 1 O – 4 O LU dan 98 O – 100 O BT. Luas daratan Provinsi ini adalah 71.680 km 2 yang sebagian besar berada di daratan Sumatera, dan sebagian kecil berada di pulau Nias, kepulauan batu-batu serta beberapa pulau kecil. Sumatera Utara di bagi dalam 3 kelompok wilayah yaitu Pantai Barat, Dataran Tinggi dan Pantai Timur. Provinsi Sumatera Utara berbatasan dengan : Sebelah Utara dengan Provinsi daerah istimewa Aceh Sebelah Selatan dengan Provinsi Riau dan Sumatra Barat Sebelah Timur dengan Negara Malaysia (selat malaka) Sebelah Barat dengan Samudra Hindia Administrasi pemerintah Sumatra Utara pada tahun 2002 terdiri atas 13 (tiga belas) kabupaten dan 7 (tujuh) kota. Pada tahun 2002 jumlah penduduk Provinsi Sumatra utara diperkirakan sebebsar 11,85 juta jiwa, terdiri dari 5,92 juta jiwa adalah laki-laki dan 5,93 juta jiwa adalah perempuan. Kepadatan penduduk sebesar 165 juta jiwa per km 2 . 2.1.2. Penyelenggaraan LLASD Di Sumatera Utara Pelayanan Lalu Lintas Angkutan Sungai dan Danau (LLASD) di Provinsi Sumatera Utara dapat dibagi ke dalam 2 (dua) wilayah kedua, yaitu di Tridaya Pamurtya, PT. II - 1

Transcript of 2 GAMBARAN UMUM

Page 1: 2  GAMBARAN UMUM

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Bab ini merupakan informasi yang berisi gambaran secara umum wilayah pekerjaan.

2.1. PROVINSI SUMATERA UTARA

2.1.1. Kondisi Geografis dan Wilayah Administratif

Provinsi Sumatera Utara berada di Bagian Indonesia terletak pada 1O – 4O LU dan 98O – 100O BT. Luas daratan Provinsi ini adalah 71.680 km2 yang sebagian besar berada di daratan Sumatera, dan sebagian kecil berada di pulau Nias, kepulauan batu-batu serta beberapa pulau kecil. Sumatera Utara di bagi dalam 3 kelompok wilayah yaitu Pantai Barat, Dataran Tinggi dan Pantai Timur.

Provinsi Sumatera Utara berbatasan dengan :

▪ Sebelah Utara dengan Provinsi daerah istimewa Aceh

▪ Sebelah Selatan dengan Provinsi Riau dan Sumatra Barat

▪ Sebelah Timur dengan Negara Malaysia (selat malaka)

▪ Sebelah Barat dengan Samudra Hindia

Administrasi pemerintah Sumatra Utara pada tahun 2002 terdiri atas 13 (tiga belas) kabupaten dan 7 (tujuh) kota.

Pada tahun 2002 jumlah penduduk Provinsi Sumatra utara diperkirakan sebebsar 11,85 juta jiwa, terdiri dari 5,92 juta jiwa adalah laki-laki dan 5,93 juta jiwa adalah perempuan. Kepadatan penduduk sebesar 165 juta jiwa per km2.

2.1.2. Penyelenggaraan LLASD Di Sumatera Utara

Pelayanan Lalu Lintas Angkutan Sungai dan Danau (LLASD) di Provinsi Sumatera Utara dapat dibagi ke dalam 2 (dua) wilayah kedua, yaitu di

1. Danau Toba yang melayani hubungan antar pusat-pusat permukiman di Danau Toba dan Pulau Samosir.

2. Belawan yang melayani hubungan antari. Belawan - K. Gadingii. Belawan - P. Mananiii. Belawan - Bt. Sereiiv. Belawan - P. Babiv. Belawan - Deli - S. Dua.

Tridaya Pamurtya, PT. II - 1

Page 2: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

Kantor LLASD Balige sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.13 Tahun 1992 tanggal 29 April 1992 dan No. KM. 45 tahun 1996 tanggal 26 Juni 1996. Kantor LLASD Balige dalam daerah kegiatan kerja pada sebagian Kabupaten Tapanuli Utara di perairan Danau Toba, Belawan Lama/Batang Serei di Daerah Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan serta Pangkalan Susu dan Tanjung Pura di Kabupaten Langkat yang ditetapkan dalam 7 (tujuh) Satuan Kerja (Satker) LLASD Balige yang berlokasi;

1. Onan Rungu di Kecamanatan Onan Rungu, Kabupaten Tapanuli Utara. 2. P. Sibandang di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara.3. Pangururan di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Tapanuli Utara. 4. Nainggolan di Kecamatan Onan Rungu, Kabupaten Tapanuli Utara. 5. Belawan Lama / Batang Serei di Kecamatan Belawan, Kota Medan. 6. Pangkalan Susu, kabupaten Langkat.7. Tanjung Pura, Kabupaten Langkat.

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi Kantor LLASD Balige dan satker-satker pada saat ini sebagaimana informasi yang diperoleh secara garis besar, yaitu :

1. Personil; jumlah personil masih belum memadai dalam melaksanakan tugas-tugas sebagaimana mestinya. Hal ini mengakibatkan pelaksanaan tugas-tugas belum optimal. Demikian juga dari segi jumlah personil yang ada, dibanding dengan luas cakupan daerah kerja yang harus dilayaninya, adalah sangat tidak sebanding.

2. Anggaran biaya; Anggaran biaya yang tersedia masih belum memadai untuk pengadaan ATK, inventaris kantor, perbaikan / perawatan sarana dan prasarana yang ada, perjalanan dinas dan tugas operasionil dan lain-lain.

3. Inventaris; Minimnya inventaris kantor serta sarana dan prasarana operasional yang menghambat kelancaran tugas-tugas operasional yang menyangkut pengawasan, penertiban dan pemeriksaan dokumen kapal, surat tanda kecakapan, serta kelancaran pelaporan. LLASD Balige di Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara sampai saat ini belum mempunyai kantor sendiri, jadi masih di bawah satu atap dengan Dinas Perhubungan Darat Kabupaten Toba Samosir dan Kantor Wilayah Departemen Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.

2.1.3. Prasarana Operasional LLASD Provinsi Sumatera Utara

1. Dermaga Ferry (Dermaga Penyeberangan)

Dermaga Penyeberangan di Danau Toba terdapat di Ajibata dan Tomok sesuai dengan nama tempatnya maka lintasan angkutan penyeberangan ini disebut lintasan Ajibata - Tomok yang dilayani oleh 2 kapal ferry, yaitu KMP. Toba I dan KMP. Toba II.

Dermaga Ferry Ajibata, berada di Kabupaten Toba Samosir yang dibangun dengan sistem plencengan, walaupun masih berkonstruksi tanah perkerasan namun kondisinya relatif baik. Dermaga Ferry Tomok, berada di Kabupaten Samosir dengan kondisi relatif sama dengan dermaga Ajibata, yaitu dibangun dengan sistem plencengan serta masih berkonstruksi tanah perkerasan dan kondisinya relatif baik.

Tridaya Pamurtya, PT. II - 2

Page 3: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

2. Dermaga Pariwisata dan Dermaga Pribadi

Danau Toba merupakan pusat pariwisata utama di Provinsi Sumatera Utara dengan pusat kegiatan di Prapat, sehingga banyak hotel-hotel termasuk dan restoran yang berkembang linier di sepanjang sisi danau. Banyak hotel-hotel tersebut di antaranya memiliki dermaga sendiri dengan kondisi cukup baik dan pada umumnya dapat untuk melayani kapal-kapal ukuran sedang dengan kapasitas penumpang sekitar 50 - 60 orang. Kapal-kapal tersebut melayani para turis manca negara dan turis lokal untuk berkeliling di Danau Toba. Demikian juga banyak dermaga-dermaga pribadi (perorangan) yang dibangun untuk melayani kapal atau speed boat untuk melayani kepentingan para turis.

2.1.4. Produksi Angkutan LLASD Di Sumatera Utara

Produksi angkutan LLASD dalam kurun tahun 1990 - 1997, baik di Danau Toba maupun Belawan mengalami peningkatan yang cukup besar. Di Danau Toba kunjungan kapal dan seluruh 10 dermaga yang ada mencapai rata-rata 18.726 unit per tahun dengan rata-rata 51 kapal per hari. Kunjungan kapal paling besar terdapat di Balige sebesar 34,86% dari total kunjungan kapal di Danau Toba, kemudian Pangururan (23,36%), Muara (9,50%) dan Nainggolan (9,21%). Kunjungan kapal rata-rata per tahun paling kecil terdapat di Porsea, yaitu hanya 2,90%. Secara lebih jelas kunjungan kapal LLASD di Provinsi Sumatera ini dapat dilihat pada Tabel 2. 1 dan Tabel 2. 2.

Tabel 2. 1 Jumlah Tahunan Kunjungan Kapal Angkutan LLASD Di Danau Toba Sumatera Utara untuk Tahun 1990-1997 (dalam satuan Unit)

No 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 Rata-2

1 PO Balige 5,426 5,528 5,978 6,920 7,102 7,256 6,246 6,732 6,399

2 Satker Pulau Sibandang 468 468 472 476 540 534 1,294 1,928 773

3 PO Muara 1,103 1,114 1,125 1,136 1,226 2,534 2,884 3,886 1,876

4 Satker Onan Rungu 877 885 893 902 952 1,016 1,066 1,948 1,067

5 Satker Nainggolan 1,741 1,758 1,775 1,792 1,860 1,482 1,334 1,468 1,651

6 PO Mogang 738 764 822 768 850 884 1,974 2,854 1,207

7 PO Simbolon 500 532 574 514 666 750 1,224 1,958 840

8 Satker Pangururan 3,527 3,624 4,496 4,636 4,600 4,320 4,554 4,578 4,292

9 PO Porsea 508 532 540 582 674 508 420 392 520

10 Satker Bakkara - - - - - - - 820 820

Sub-Total 1 14,888 15,205 16,675 17,726 18,470 19,284 20,996 26,564 19,444

1 Satker Belawan Lama / Serei - - - - - - - 9,266 1,158

2 PO Bagan Deli - - - - - - - 3,276 410

Sub-Total 2 - - - - - - - 12,542 1,568

Total (1 & 2) 14,888 15,205 16,675 17,726 18,470 19,284 20,996 39,106 21,011

Dermaga

Sumber: Laporan Tahunan Kegiatan Operasional Tahun 1997 Kantor LLASD Balige, Kanwil Provinsi Sumatera Utara, Departemen Perhubungan

Tabel 2. 2 Rata-Rata Harian Jumlah Kunjungan Kapal Angkutan LLASD Di Danau Toba Sumatera Utara untuk Tahun 1990-1997 (dalam satuan Unit)

No 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 Rata-2

1 PO Balige 15 15 16 19 19 20 17 18 18

2 Satker Pulau Sibandang 1 1 1 1 1 1 4 5 2

3 PO Muara 3 3 3 3 3 7 8 11 5

4 Satker Onan Rungu 2 2 2 2 3 3 3 5 3

5 Satker Nainggolan 5 5 5 5 5 4 4 4 5

6 PO Mogang 2 2 2 2 2 2 5 8 3

7 PO Simbolon 1 1 2 1 2 2 3 5 2

8 Satker Pangururan 10 10 12 13 13 12 12 13 12

9 PO Porsea 1 1 1 2 2 1 1 1 1

10 Satker Bakkara - - - - - - - 2 2

Sub-Total 1 40 42 46 49 51 53 58 73 53

1 Satker Belawan Lama / Serei - - - - - - - 25 3

2 PO Bagan Deli - - - - - - - 9 1

Sub-Total 2 - - - - - - - 34 4

Total (1 & 2) 40 42 46 49 51 53 58 107 58

Dermaga

Tridaya Pamurtya, PT. II - 3

Page 4: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

Sumber: Laporan Tahunan Kegiatan Operasional Tahun 1997 Kantor LLASD Balige, Kanwil Provinsi Sumatera Utara, Departemen Perhubungan

Adapun dalam kurun tahun 1990-1997, untuk volume angkutan penumpang total dari seluruh dermaga adalah sekitar 566.259 per tahun dengan rata-rata sekitar 1.511 orang per hari. Volume angkutan penumpang yang paling besar terdapat di Balige yang mencapai rata-rata per tahun sebanyak 159.779 orang (30,57%), Pangururan sebanyak 103.744 orang (18,05%) dan Nainggolan sebanyak 75.204 orang (15,19%). Sementara di Belawan dan dua trayek yang paling besar terdapat di Belawan Lama/Serei dengan rata-rata per tahun sebanyak 12.984 orang (8,56%). Volume angkutan penumpang paling kecil di Danau Toba terdapat di Porsea, yaitu hanya sekitar 18.151 per tahun (3,32%) dan di Bakkara sebanyak 3.693 orang (0,39%) Laju pertumbuhan rata-rata per tahun volume angkutan penumpang LLASD dalam periode 1990-1997 di Provinsi Sumatera Utara secara keseluruhan adalah sekitar 17,51%. Laju pertumbuhan yang besar terdapat di Pangururan (60,78%), Mogang (48.08%), Sibandang (44.63%) dan Muara (35.61%). Sementara angkutan penumpang di Nainggolan terjadi penurunan sebesar -1,99% per tahun. Secara lebih jelas produksi angkutan penumpang LLASD di Provinsi Sumatera ini dapat dilihat pada Tabel 2. 3 dan Tabel 2. 4.

Tabel 2. 3 Volume Tahunan Penumpang LLASD Di Danau Toba Sumatera Utara Tahun 1990-1997 (dalam satuan Orang)

No 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 Rata-2

1 PO Balige 132,252 150,610 147,962 145,905 178,529 188,806 160,425 173,905 159,799

2 Satker Pulau Sibandang 9,206 9,298 9,391 9,485 17,072 19,570 56,221 71,683 25,241

3 PO Muara 27,055 27,328 27,604 27,882 32,171 86,250 107,987 148,554 60,604

4 Satker Onan Rungu 41,511 41,930 42,352 42,780 37,063 38,355 44,400 64,171 44,070

5 Satker Nainggolan 77,427 78,209 78,209 79,998 104,042 74,320 51,675 57,752 75,204

6 PO Mogang 12,424 12,877 16,020 16,720 26,975 44,987 108,686 146,113 48,100

7 PO Simbolon 6,206 6,496 6,750 5,909 10,025 29,027 58,024 98,787 27,653

8 Satker Pangururan 48,273 48,580 70,698 101,361 119,406 131,631 165,724 144,280 103,744

9 PO Porsea 12,750 12,986 12,307 14,629 24,494 23,243 27,288 17,509 18,151

10 Satker Bakkara - - - - - - - 29,541 3,693

Sub-Total 1 367,104 388,314 411,293 444,669 549,777 636,189 780,430 952,295 566,259

1 Satker Belawan Lama / Serei - - - - - - - 103,871 12,984

2 PO Bagan Deli - - - - - - - 47,861 5,983

Sub-Total 2 - - - - - - - 151,732 18,967

Jumlah Total 367,104 388,314 411,293 444,669 549,777 636,189 780,430 1,104,027 585,225

Dermaga

Sumber: Laporan Tahunan Kegiatan Operasional Tahun 1997 Kantor LLASD Balige, Kanwil Provinsi Sumatera Utara, Departemen Perhubungan

Tabel 2. 4 Rata-Rata Harian Volume Penumpang LLASD Di Danau Toba Sumatera Utara tahun 1990-1997 (dalam satuan Orang)

No 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 Rata-2

1 PO Balige 362 413 405 400 489 517 440 476 438

2 Satker Pulau Sibandang 25 25 26 26 47 54 154 196 69

3 PO Muara 74 75 76 76 88 236 296 407 166

4 Satker Onan Rungu 114 115 116 117 102 105 122 176 121

5 Satker Nainggolan 212 214 214 219 285 204 142 158 206

6 PO Mogang 34 35 44 46 74 123 298 400 132

7 PO Simbolon 17 18 18 16 27 80 159 271 76

8 Satker Pangururan 132 133 194 278 327 361 454 395 284

9 PO Porsea 35 36 34 40 67 64 75 48 50

10 Satker Bakkara - - - - - - - 81 10

Sub-Total 1 1,006 1,064 1,127 1,218 1,506 1,743 2,138 2,609 1,551

1 Satker Belawan Lama / Serei - - - - - - - 285 36

2 PO Bagan Deli - - - - - - - 131 16

Sub-Total 2 - - - - - - - 416 52

Jumlah Total 1,006 1,064 1,127 1,218 1,506 1,743 2,138 3,025 1,603

Dermaga

Sumber: Laporan Tahunan Kegiatan Operasional Tahun 1997 Kantor LLASD Balige, Kanwil Provinsi Sumatera Utara, Departemen Perhubungan

Tridaya Pamurtya, PT. II - 4

Page 5: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

Untuk volume angkutan barang dalam kurun tahun 1990 – 1997, rata-rata sebesar 18.966 ton per tahun dengan rata-rata sekitar 51,96 ton per hari. Volume angkutan barang terbesar terdapat di Balige yang mencapai 45,12% dari total angkutan, kemudian Pangururan (20,88%) dan Nainggolan (11,37%). Volume angkutan barang paling kecil terdapat di Bakkara, yaitu hanya sekitar 0,30%. Laju pertumbuhan rata-rata angkutan barang LLADS di Provinsi Sumatera Utara secara keseluruhan adalah sekitar 17,21% per tahun. Secara jelasnya produksi angkutan barang LLADS di Provinsi Sumatera dalam periode 1990 - 1997 dapat dilihat pada Tabel 2. 5 dan Tabel 2. 6.

Tabel 2. 5 Volume Tahunan Angkutan Barang LLASD Di Danau Toba Sumatera Utara tahun 1990-1997 (dalam satuan Ton)

No 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 Rata-2

1 PO Balige 3,397 3,679 4,440 5,376 12,033 19,958 12,964 12,984 9,354

2 Satker Pulau Sibandang 91 92 92 93 294 426 244 335 208

3 PO Muara 443 427 431 436 669 271 985 1,265 616

4 Satker Onan Rungu 434 439 443 448 428 713 619 1,135 582

5 Satker Nainggolan 1,892 1,848 1,886 1,885 2,563 2,213 1,692 1,519 1,937

6 PO Mogang 838 868 1,740 1,184 935 812 2,036 2,973 1,423

7 PO Simbolon 247 272 348 474 473 477 1,274 2,515 760

8 Satker Pangururan 4,050 4,089 4,758 3,094 2,621 2,633 223 3,425 3,112

9 PO Porsea 494 524 538 472 907 1,128 551 535 644

10 Satker Bakkara - - - - - - - 666 83

Sub-Total 1 11,885 12,237 14,677 13,461 20,923 28,630 20,588 27,353 18,967

1 Satker Belawan Lama / Serei - - - - - - - 2,290 286

2 PO Bagan Deli - - - - - - - 738 92

Sub-Total 2 - - - - - - - 3,028 378

Total (1 & 2) 11,885 12,237 14,677 13,461 20,923 28,630 20,588 30,380 19,345

Dermaga

Sumber: Laporan Tahunan Kegiatan Operasional Tahun 1997 Kantor LLASD Balige, Kanwil Provinsi Sumatera Utara, Departemen Perhubungan

Tabel 2. 6 Rata-Rata Harian Volume Angkutan Barang LLASD Di Danau Toba Sumatera Utara tahun 1990-1997 (dalam satuan Ton)

No 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 Rata-2

1 PO Balige 9.31 10.08 12.17 14.73 32.97 54.68 35.52 35.57 25.63

2 Satker Pulau Sibandang 0.25 0.25 0.25 0.26 0.81 1.17 0.67 0.92 0.57

3 PO Muara 1.16 1.17 1.18 1.19 1.83 0.74 2.70 3.47 1.68

4 Satker Onan Rungu 1.19 1.20 1.21 1.23 1.17 1.95 1.70 3.11 1.60

5 Satker Nainggolan 5.18 5.06 5.17 5.16 7.02 6.06 4.64 4.16 5.31

6 PO Mogang 2.29 2.38 4.77 3.24 2.56 2.22 5.58 8.15 3.90

7 PO Simbolon 0.68 0.75 0.95 1.30 1.30 1.31 3.49 6.89 2.08

8 Satker Pangururan 11.10 11.20 13.04 8.48 7.18 7.21 6.09 9.38 9.21

9 PO Porsea 1.35 1.44 1.47 1.29 2.49 3.09 1.51 1.47 1.76

10 Satker Bakkara - - - - - - - 1.82 0.23

Sub-Total 1 32.51 33.53 40.21 36.88 57.32 78.44 61.89 74.94 51.96

1 Satker Belawan Lama / Serei - - - - - - - 6.27 0.78

2 PO Bagan Deli - - - - - - - 2.02 0.25

Sub-Total 2 - - - - - - - 8.29 1.04

Total (1 & 2) 32.51 33.53 40.21 36.88 57.32 78.44 61.89 83.23 53.00

Dermaga

Sumber: Laporan Tahunan Kegiatan Operasional Tahun 1997 Kantor LLASD Balige, Kanwil Provinsi Sumatera Utara, Departemen Perhubungan

Dibandingkan dengan periode tahun 1990-1997 di atas, maka perkembangan produksi angkutan LLASD di Provinsi Sumatera selama periode tahun 2001-2004 mengalami penurunan yang sangat besar. Kunjungan kapal LLASD termasuk kapal ferry Ajibata - Tomok selama kurun 2001-2004 hanya sekitar 5.726 unit dengan rata per hari sekitar 43 unit. Kunjungan kapal yang paling besar terdapat di Ajibata (33,07%), selanjutnya Tomok (21,50%) dan Balige (14,90%). Kunjungan kapal paling kecil terdapat di Porsea (1,37%) dan Nainggolan (2,92%). Kunjungan kapal ferry di Ajibata dan Tomok hanya sekitar 1,87% dan 2,06% dari total kunjungan kapal di

Tridaya Pamurtya, PT. II - 5

Page 6: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

Danau Toba tersebut. Adapun Laju pertumbuhan kunjungan kapal LLASD di Provinsi Sumatera selama kurun tahun 2001-2004 mengalami penurunan rata-rata sebesar -23,86% per tahun. Secara lebih jelas kunjungan kapal di Provinsi Sumatera Utara dalam kurun tahun 2001-2004 ini dapat dilihat pada Tabel 2. 7 dan Tabel 2. 8.

Tabel 2. 7 Jumlah Tahunan Kunjungan Kapal LLASD Di Sumatera Utara Tahun 2001-2004 (dalam satuan Unit)

No Dermaga 2001 2002 2003 2004 Rata-2

1 PO Balige 1,866 1,248 1,913 2,017 1,761

2 Satker Pulau Sibandang - - - - -

3 PO Muara - - - - -

4 Satker Onan Rungu 782 782 689 - 563

5 Satker Nainggolan 754 713 714 - 545

6 PO Mogang 1,480 1,482 1,344 - 1,077

7 PO Simbolon - - - - -

8 Satker Pangururan 1,272 1,202 1,035 - 877

9 PO Porsea 182 172 170 164 172

10 Satker Bakkara - - - - -

11 Simanindo 2,210 2,218 2,168 - 1,649

12 Ajibata 4,344 4,260 4,036 3,979 4,155

13 Tomok 5,380 5,332 5,336 - 4,012

14

Ajibata 554 447 399 - 350

Tomok 547 417 575 - 385

Sub-Total 1 19,371 18,273 18,379 6,160 5,726

1 Satker Belawan Lama / Serei - - - - -

2 PO Bagan Deli - - - - -

Sub-Total 2 - - - - -

Total 1 & 2 19,371 18,273 18,379 6,160 5,726

Angkutan Ferry :

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Toba Samosir

Tabel 2. 8 Rata-Rata Harian Jumlah Kunjungan Kapal LLASD Di Sumatera Utara Tahun 2001-2004 (dalam satuan Unit)

No Dermaga 2001 2002 2003 2004 Rata-2

1 PO Balige 5 3 5 6 5

2 Satker Pulau Sibandang - - - - -

3 PO Muara - - - - -

4 Satker Onan Rungu 2 2 2 - 2

5 Satker Nainggolan 2 2 2 - 2

6 PO Mogang 4 4 4 - 3

7 PO Simbolon - - - - -

8 Satker Pangururan 3 3 3 - 2

9 PO Porsea 0.50 0.47 0.47 0.45 0.47

10 Satker Bakkara - - - - -

11 Simanindo 6 6 6 - 5

12 Ajibata 12 12 11 11 12

13 Tomok 15 15 15 - 11

14

Ajibata 2 1 1 0 1

Tomok 1 1 2 0 1

Sub-Total 1 53 50 50 17 43

1 Satker Belawan Lama / Serei - - - - -

2 PO Bagan Deli - - - - -

Sub-Total 2 - - - - -

Total 1 & 2 53 50 50 17 43

Angkutan Ferry :

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Toba Samosir

Tridaya Pamurtya, PT. II - 6

Page 7: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

Volume angkutan penumpang LLASD di Danau Toba dalam kurun tahun 2001-2004 adalah sekitar 204.737 orang (dibanding tahun 1990-1997 sebanyak 566.259 orang) dengan rata-rata per hari, sekitar 1.634 orang. Dari total angkutan penumpang di atas, volume penumpang terbesar terdapat di Ajibata (untuk LLASD 34,48% dan ferry (2,37%), kemudian Tomok (LLASD 18, 64% dan ferry 2,35%), Balige (14,52%) dan Simanindo (11,54%). Volume angkutan penumpang terkecil terdapat di Porsea (1,20%). Laju Pertumbuhan angkutan penumpang LLASD rata-rata per tahun selama kurun tahun 2001-2004 di Danau Toba adalah sekitar mengalami penurunan sebesar -23,21% per tahun. Secara lebih jelas volume angkutan penumpang LLADS di Provinsi Sumatera Utara dalam kurun tahun 2001-2004 ini dapat dilihat pada Tabel2. 9 dan Tabel 2. 10.

Tabel 2. 9 Volume Tahunan Penumpang LLASD di Sumatera Utara Tahun 2001-2004 (dalam satuan Orang)

No Dermaga 2001 2002 2003 2004 Rata-2

1 PO Balige 69,469 68,209 67,820 69,230 68,682

2 Satker Pulau Sibandang - - - - -

3 PO Muara - - - - -

4 Satker Onan Rungu 23,259 22,952 23,455 - 17,417

5 Satker Nainggolan 25,022 24,160 21,180 - 17,591

6 PO Mogang 47,859 49,442 49,006 - 36,577

7 PO Simbolon - - - - -

8 Satker Pangururan 48,762 47,595 44,650 - 35,252

9 PO Porsea 5,868 5,868 4,340 6,019 5,524

10 Satker Bakkara - - - - -

11 Simanindo 110,452 112,340 108,230 - 82,756

12 Ajibata 170,537 166,177 164,204 160,200 165,280

13 Tomok 178,579 179,155 176,694 - 133,607

14

Ajibata 23,150 24,831 20,068 - 17,012

Tomok 26,815 17,351 23,210 - 16,844

Sub-Total 1 729,772 718,080 702,857 235,449 204,737

1 Satker Belawan Lama / Serei - - - - -

2 PO Bagan Deli - - - - -

Sub-Total 2 - - - - -

Total 1 & 2 729,772 718,080 702,857 235,449 204,737

Angkutan Ferry :

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Toba Samosir

Volume angkutan barang LLASD di Danau Toba dalam kurun tahun 2001-2004 adalah sekitar 6.828 ton (dibanding tahun 1990-1997 sebesar 18.967 ton) dengan rata-rata per hari sekitar 60 ton. Dari total angkutan barang di atas, volume barang terbesar terdapat di Ajibata (36,47%) , kemudian Tomok (20,84%), Simanindo (14,92%) dan Balige (13,84%). Volume angkutan penumpang terkecil terdapat di Porsea (1,49%). Laju Pertumbuhan angkutan penumpang LLASD rata-rata per tahun selama kurun tahun 20012004 di Danau Toba adalah sekitar mengalami penurunan sebesar - 23,03% per tahun. Secara lebih jelas volume angkutan penumpang LLADS di Provinsi Sumatera Utara dalam kurun tahun 2001-2004 ini dapat dilihat pada Tabel 2. 11 dan Tabel 2. 12.

Tridaya Pamurtya, PT. II - 7

Page 8: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

Tabel 2. 10 Rata-Rata Harian Volume Penumpang LLASD di Sumatera Utara Tahun 2001-2004 (dalam satuan Orang)

No Dermaga 2001 2002 2003 2004 Rata-2

1 PO Balige 190 187 186 190 188

2 Satker Pulau Sibandang - - - - -

3 PO Muara - - - - -

4 Satker Onan Rungu 64 63 64 - 48

5 Satker Nainggolan 69 66 58 - 48

6 PO Mogang 131 135 134 - 100

7 PO Simbolon - - - - -

8 Satker Pangururan 134 130 122 - 97

9 PO Porsea 16 16 12 16 15

10 Satker Bakkara - - - - -

11 Simanindo 303 308 297 - 227

12 Ajibata 467 455 450 439 453

13 Tomok 489 491 484 - 366

14

Ajibata 63 68 55 0 47

Tomok 73 48 64 0 46

Sub-Total 1 1,999 1,967 1,926 645 1,634

1 Satker Belawan Lama / Serei - - - - -

2 PO Bagan Deli - - - - -

Sub-Total 2 - - - - -

Total 1 & 2 1,999 1,967 1,926 645 1,634

Angkutan Ferry :

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Toba Samosir

Tabel 2. 11 Volume Tahunan Angkutan Barang LLASD Di Sumatera Utara Tahun 2001-2004 (dalam satuan Ton)

No Dermaga 2001 2002 2003 2004 Rata-2

1 PO Balige 2,433 2,350 2,314 2,698 2,449

2 Satker Pulau Sibandang - - - - -

3 PO Muara - - - - -

4 Satker Onan Rungu 897 658 732 - 762

5 Satker Nainggolan 949 958 947 - 951

6 PO Mogang 1,655 1,582 1,522 - 1,586

7 PO Simbolon - - - - -

8 Satker Pangururan 1,091 1,066 998 - 789

9 PO Porsea 341 296 235 254 291

10 Satker Bakkara - - - - -

11 Simanindo 5,320 5,210 5,110 - 5,213

12 Ajibata 7,055 6,579 6,508 6,589 6,714

13 Tomok 7,434 7,400 7,025 - 5,465

14

Ajibata - - - - -

Tomok - - - - -

Sub-Total 1 27,175 26,099 25,391 9,541 6,828

1 Satker Belawan Lama / Serei - - - - -

2 PO Bagan Deli - - - - -

Sub-Total 2 - - - - -

Total 1 & 2 27,175 26,099 25,391 9,541 6,828

Angkutan Ferry :

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Toba Samosir

Tridaya Pamurtya, PT. II - 8

Page 9: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

Tabel 2. 12 Rata-Rata Harian Volume Angkutan Barang LLASD Di Sumatera Utara Tahun 2001-2004 (dalam satuan Ton)

No Dermaga 2001 2002 2003 2004 Rata-2

1 PO Balige 7 6 6 7 7

2 Satker Pulau Sibandang - - - - -

3 PO Muara - - - - -

4 Satker Onan Rungu 2 2 2 - 2

5 Satker Nainggolan 3 3 3 - 2

6 PO Mogang 5 4 4 - 3

7 PO Simbolon - - - - -

8 Satker Pangururan 3 3 3 - 2

9 PO Porsea 1 1 1 1 1

10 Satker Bakkara - - - - -

11 Simanindo 15 14 14 - 11

12 Ajibata 19 18 18 18 18

13 Tomok 20 20 19 - 15

14

Ajibata - - - - -

Tomok - - - - -

Sub-Total 1 74 72 70 26 60

1 Satker Belawan Lama / Serei - - - - -

2 PO Bagan Deli - - - - -

Sub-Total 2 - - - - -

Total 1 & 2 74 72 70 26 60

Angkutan Ferry :

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Toba Samosir

2.2. PROVINSI RIAU

2.2.1. Kondisi Geografis dan Wilayah Administratif

Provinsi Riau secara geografis, geoekonomi dan geopolitik terletak pada jalur yang sangat strategis baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang karena terletak pada jalur perdagangan Regional dan Internasional di kawasan ASEAN melalui kerjasama IMT-GT dan IMS-GT.

Jumlah penduduk Provinsi Riau, terus bertambah dengan rata-rata tingkat pertumbuhan mencapai 5% per tahun. Pada tahun 2001, penduduk Provinsi Riau tercatat sebanyak 4.755.176 jiwa. Sebagai gambaran pertumbuhan penduduk di Provinsi ini, dapat dilihat grafik pada Gambar 2. 1 berikut ini.

3.83.94.04.14.24.34.44.54.64.74.84.9

1998 1999 2000 2001Jum

lah

Pen

du

du

k (d

alam

ju

taan

jiw

a)

Gambar 2. 1 Grafik Jumlah Penduduk Provinsi Riau Tahun 1994-2001

Tridaya Pamurtya, PT. II - 9

Page 10: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

Setelah terjadi pemekaranan wilayah, Provinsi Riau yang dulunya terdiri dari 16 kabupaten/kota sekarang hanya tinggal 11 kabupaten/kota setelah Provinsi Kepulauan Riau terhitung 1 Juli 2004 resmi menjadi provinsi ke 32 di Indonesia. Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut Cina Selatan, terletak antara 1°15´ LS sampai 4°45´ LU atau antara 100°03´-109°19´ BT.

Batas-batas daerah Riau adalah:▪ Sebelah Utara: Selat Singapura dan Selat Malaka▪ Sebelah Selatan: Provinsi Jambi dan Selat Berhala▪ Sebelah Timur: Laut Cina Selatan▪ Sebelah Barat: Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara

Provinsi Riau sebelum dimekarkan menjadi 2 (dua) Provinsi mempunyai luas 235.306 km2 atau 71,33 persen merupakan daerah lautan dan hanya 94.561,61 km2

atau 28,67 persen daerah daratan. Di daerah daratan terdapat 15 sungai di antaranya ada 4 sungai yang mempunyai arti penting sebagai sarana perhubungan seperti:

▪ Sungai Siak (300 km) dengan kedalaman 8-12 m (lihat Gambar 2. 2)▪ Sungai Rokan (400 km) dengan kedalaman 6-8 m▪ Sungai Kampar (400 km) dengan kedalaman sekitar 6 m▪ Sungai Indragiri (500 km) dengan kedalaman sekitar 6-8 m.

Gambar 2. 2 Kegiatan salah satu pelabuhan khusus di Sungai Siak

Keempat sungai yang membelah dari pegunungan daratan tinggi Bukit Barisan bermuara di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan itu dipengaruhi pasang surut laut. Gambaran salah satu wilayah perairan di Riau dapat dilihat pada Gambar 2. 3 berikut ini.

Tridaya Pamurtya, PT. II - 10

Page 11: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

Gambar 2. 3 Kondisi salah satu wilayah perairan daratan di Riau

2.2.2. Penyelenggaraan LLASD Di Riau

Sebelumnya pelayanan angkutan sungai di Propinsi Riau berdasarkan prasarana sungainya terdapat di empat kabupaten/kota, sebagi berikut :

1. Kabupaten Ingragiri Hilir melalui Sungai Indragiri yang melayani hubungan antar pusat-pusat pemukiman di Kabupaten Ingragiri Hilir dan Kabupaten Ingragiri Hulu pada lintasan antar Tembilah – Enok – Lahang – Teluk Kambang – Pulau Kijang.

2. Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru melalui Sungai Kampar dan Sungai Siak melayani hubungan antar pusat-pusat permukiman di Kabupaten bersangkutan. Angkutan sungai dari Pekanbaru, di antaranya melayani lintas utama :

a. Pekanbaru – Bengkalisb. Pekanbaru – S. Panjangc. Pekanbaru – Batamd. Pekanbaru – Malaka (sebuah kota di Malaysia)e. Sei Hulu (Pekanbaru) – Siak Sri Indrapura

3. Kabupaten Bengkalis melalui Selat Bengkalis melayani hubungan antar pusat-pusat pemukiman di Pulau Bengkalis dan Pulau Sumatera pada lintasan :

a. Bengkalis – Sungai Pakningb. Bengkalis – Mengkapan (Air Putih – Sei Seleri)

4. Selain angkutan sungai di atas, juga terdapat angkutan sungai namun dalam penyelenggaraannya dikategorikan sebagai angkutan penyebrangan, yaitu lintas Rumbai Jaya – Mupa.

Tridaya Pamurtya, PT. II - 11

Page 12: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

Lintas-lintas angkutan sungai tersebut dilayani oleh 9 dermaga sungai dengan status 7 Satker dan 2 Loker yang diselenggarakan pengoperasiannya oleh UPT LLSAD dibawah pembinaan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Bengkalis.

Namun pada saat ini pelayanan angkutan sungai yang masih berjalan hanya di Sungai Siak saja, karena di Sungai Indragiri, Sungai Kampar dan Sungai Rokan sudah tidak dapat lagi digunakan sebagai prasarana transportasi (tidak dapat dilayari) karena dangkal. Dengan demikian dermaga-dermaga LLSAD yang ada di Sungai Indragiri dan Sungai Kampar pada saat ini berfungsi hanya sebagai sarana transportasi lokal saja.

1. Karakteristik Angkutan Sungai Siak

Karakteristik angkutan Siak dilihat dari fungsi dan pelayanannya mencakup 3 jenis moda angkutan, yaitu : angkutan sungai, angkutan penyeberangan dan angkutan laut. Ketiga moda angkutan tersebut secara bersama-sama memanfaatkan alur Sungai Siak sebagai prasarana transportasinya dan Pekanbaru merupakan pusat pelayanannya.

Angkutan laut dengan Pelabuhan Sungai Duku yang terletak di pusat kota Pekanbaru merupakan pelabuhan utama yang melayani angkutan ke berbagai tujuan, baik domestik maupun Internasional. Sementara angkutan penyeberangan di alur Sungai Siak ini mengambil peranan dalam melayani hubungan antara Rumbai JayaMumpa. Dilihat dari segi alur pelayaran, dalam pengertian transportasi sungai kapal pedalaman, adalah mulai dari Duku sampai ke Muara Sungai Siak di Sei Pakning, sedangkan dari Sei Pakning ke Bengkalis, Selat Panjang, Tanjung Pinang, Batam dan Malaka bukan lagi merupakan alur pelayaran sungai, tetapi alur pelayaran laut.

2. Masalah Dalam Penyelenggaraan LLASD

Pengeloaan dan pembinaan angkutan sungai di Pelabuhan Sungai Duku pada saat ini berada di bawah Sub Dinas Perhubungan Laut Kota Pekanbaru dan pada saat ini peranan LLASD yang pada prinsipnya berada di bawah Sub Dinas Perhubungan Darat belum berjalan dengan sebagaimana mestinya. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa Dinas (Sub Dinas) Perhubungan Darat di Provinsi Riau ini yang seharusnya sebagai regulator dari Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau sesuai dengan ketetentuan dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 73 Tahun 2004 dan Surat Edaran Menteri Pertiubungan Nomor SE 7/2000 belum mempunyai fungsi dan peranan yang jelas atau tidak berjalan sama sekali.

Namun demikian kondisi ini mungkin tidak dapat dikatakan adanya tarik menarik antara Dinas/Sub Dinas Perhubungan Laut dengan Dinas/Sub Dinas Perhubungan Darat, karena faktor-faktor sebagai berikut :

▪ Angkutan di Provinsi Riau dari Pekanbaru sebagian besar adalah ke Bengkalis Selat Panjang, Batam, Tanjung Pinang dan Malaka yang merupakan pelayaran laut dan tentunya dalam hal ini menjadi kewenangan Perhubungan Laut dan hal ini telah berlangsung sejak dulu. Demikian juga pelayaran dari dermaga-dermaga rakyat yang tumbuh dan berkembang sepanjang Sungai Siak pada dasarnya juga melayani angkutan laut.

Tridaya Pamurtya, PT. II - 12

Page 13: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

▪ Daerah kerja angkutan sungai di Sungai Siak hanya sebatas alur pelayaran dari Pekanbaru - Sei Pakning (muara) yang merupakan angkutan lokal yang dapat dilayani sekaligus oleh trayek-trayek angkutan laut.

▪ Ditinjau dari kapasitasnya, SDM serta prasarana dan sarana Dinas/Sub Dinas Perhubungan Laut telah mampan dibanding dengan Dinas/Sub Dinas Perhubungan Darat, yang mungkin belum siap.

▪ Berpedoman pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 86/AL.403/Phb. 85 tahun 1985 tentunya Adpel Pelabuhan Duku sebagai kepanjangan dari Ditjen. Perhubungan Laut mempunyai kewenangan penuh dalam pelaksanaannya. Dengan demikian seluruh Sertifikasi angkutan dan pelayaran di Sungai Siak pada saat ini berada di bawah pengelolaan Ditjen. Perhubungan Laut dan pengawasan Adpel Pelabuhan Duku.

Pembenahan terhadap kondisi ini tentunya perlu dilakukan sehingga tanggung jawab dan kewenangan berbagai instansi terkait dapat berjalan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, dalam arti ada batas yang je!as antara penguasa angkutan sungai dan danau dan penguasa angkutan laut di Sungai Siak ini.

Tumpang tindih antara instansi terkait di Provinsi Riau pada saat ini dapat dilihat dari tumbuh dan berkembangnya dermaga-dermaga di sepanjang Sungai Siak yang hingga saat ini tercatat sebanyak 47 buah (Lihat Lampiran 4-1).

Ditinjau dari segi perijinan dan pengawasanya ada yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru dengan Ijin Walikota, Adpel dan Ditjen. Perhubungan Laut dan Dinas Perhubungan. Sebagai akibatnya, maka pertumbuhan dermaga-dermaga di sepanjang Sungai Siak beserta seluruh aktifitas pelayaran dan angkutannya ini menjadi tidak terkendali. Di masa depan tentunya hal ini tidak akan menguntungkan bagi perkembangan fisik Kota Pekanbaru dan kelestarian Sungai Siak sendiri yang harus dijaga, sehingga nasibnya tidak seperti sungai lainnya (Sungai lndragiri, Sungai Kampar dan Sungai Rokan) yang tidak dapat dilayari lagi.

2.2.3. Prasarana Operasional LLASD Provinsi Riau

1. Dermaga dan Permasalahannya

Scara keseluruhan lalu intas angkutan sungai di Provinsi Riau dilayani oleh 9 dermaga sungai dengan status 7 satker dan 2 loker yang diselenggarakan pengoperasiannya oleh UPT LLASD di bawah pembinaan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Bengkalis.

Seperti telah dikemukakan di bagian sebelumnya, bahwa di sepanjang Sungai Siak ini di bagian wilayah Kota Pekanbaru dan Kabupaten Siak Sri Indrapura pada saat ini terdapat 47 Dermaga yang perijinan dan pengawasannya dilakukan oleh beberapa instansi, seperti Dinas Perhubungan Kota/Kabupaten Adpel Pelabuhan laut dan Ditjen Perhubungan Laut. Beberapa di antara dermaga tersebut ada yang belum memiliki ijin.

Keberadaan dermaga-dermaga swasta/perorangan tersebut pada umumnya walaupun dalam catatan mempunyai trayek kapal tetapi pada kenyataannya masih tergantung pada ada atau tidaknya barang dan penumpang yang menggunakan jasanya. Kecuali bagi dermaga-dermaga perusahaan (seperti perusahaan kayu dan

Tridaya Pamurtya, PT. II - 13

Page 14: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

sejenisnya) yang memiliki jadual waktu tertentu sehubungan dengan kegiatannya. Dermaga-dermaga tersebut ditinjau dari segi kegiatannya dapat dikelompokan sebagai berikut: dermaga perusahaan, dermaga peti kemas, dermaga BBM, dermaga bongkar muat barang bahan bangunan dan bahan makanan, dermaga bengkel, dermaga restaurant, dermaga SPBU dan dermaga bongkar muat antar pulau. Dengan tidak adanya kejelasan mengenai pengaturan dan pengelolaan dermagadermaga tersebut mengakibatkan keberadaanya sedikit banyak menimbulkan gangguan terhadap alur pelayaran dan pergerakan lalu lintas kapal.

2. Sungai Sebagai Prasarana Transportasi

Sungai Siak, Sungai Rokan, Sungai Kampar dan Sungai Indragiri dahulunya merupakan sungai-sungai yang sangat penting sebagai prasarana transportasi sungai di Provinsi Riau. Namun karena kelestariannya tidak di jaga, maka pada saat ini hanya tinggal Sungai Siak saja yang masih berfungsi sebagai prasarana transportasi. Sementara sungai-sungai lainnya sudah tidak dapat dilayari lagi oleh kapal berbobot besar, karena dangkal.

Panjang Sungai Siak ± 300 km merupakan sungai yang berasal dari dua cabang sungai besar, yakni Sungai Tapung Kanan dan Sungai Tapung Kiri yang hulu anak-anak sungainya berada di Sungai Rokan Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar dan Kabupaten Bengkalis. Sungai Siak juga merupakan muara dari sekitar 120 anak sungai dan 20 sungai yang berfungsi sebagai Daerah Aliran sungai. Sungai Siak merupakan sungai terpanjang yang melewati kawasan 5 (lima) Kabupaten/kota di Provinsi Riau. Sungai Siak ini pemah memiliki predikat sungai terdalam dengan hitungan tinggi vertikal dari dasar sungai hingga permukaan maksimal 29m. Namun karena endapan sampah padat, maka ketebalan sedimentasi di dasar Sungai ini diperkirakan telah mencapai 8m selama 30 tahun terakhir. Alur sungai Sungai Siak ini bermula dari Pelabuhan Duku Pekanbaru hingga ke muara sungai di Sei Pakning dengan lebar alur terendah/tersempit terdapat pada ruas antara Pekanbaru hingga Kuala Mandau berkisar 70~75m dan yang terlebar terdapat di Muara Sungai Siak, yakni antara Sungai Apit dengan Sei Pakning yang berkisar antara 1~1,7 km.

Kondisi arus di Sungai Siak dipengaruhi oleh keadaan pasang surut air laut, sehingga apabila air pasang maka arah arus bergerak berlawanan arah dengan alur sungai sedangkan pada waktu air surut arah arus bergerak mengikuti alur sungai. Berdasarkan hasil pengamatan studi tersebut di atas dibeberapa lokasi kecepatan arus sungai berkisar antara 0,36 m sampai 2,10 m/detik.

Sepanjang alur pelayaran Sungai Siak berdasarkan hasil pengamatan menunjukan keadaan pasang/surut terendah 1,5 m sedangkan muka air tertinggi sekitar 2,3 m mendekati muara sungai.

Laju erosi tebing Sungai Siak adalah sekitar 0,02 m/hari dan kondisi pada saat ini, laju erosi dan kerusakan tebing Sungai Siak sudah jauh lebih besar lagi dari angka tersebut. Erosi tebing atau gerusan tebing ini adalah disebabkan gerakan air (arus dan gelombang) dari lalu-lintas kapal-kapal yang melalui Sungai Siak (lihat Gambar2. 4 sebagai contoh). Demikian juga bobot dan kecepatan kapal semuanya menetukan besar kecil tingkat gerusan tebing sungai. Sehingga semakin tinggi intensitas kapal-kapal yang melalui badan sungai maka semakin besar pula tingkat erosi dan kerusakan tebing. Dalam hal ini gelombang yang ditimbulkan dari kapal-kapal motor seperti speed boat menimbulkan cekungan yang lama-kelamaan membentuk cekungan di dinding tanah dan akhimya longsor. Pemerintah setempat

Tridaya Pamurtya, PT. II - 14

Page 15: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

telah berupaya untuk mengurangi gerusan yang terjadi dengan memasang beberapa rambu larangan menimbulkan gelombang di tepi Sungai Siak (lihat Gambar 2. 5).

Gambar 2. 4 Contoh erosi & kelongsoran pada tebing Sungai Siak akibat gelombang dari kapal

Gambar 2. 5 Rambu larangan menimbulkan gelombang yang banyak dijumpai di sepanjang Sungai Siak sebagai upaya dari pemerintah setempat untuk mengurangi erosi tebing sungai

Tridaya Pamurtya, PT. II - 15

Page 16: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

2.2.4. Produksi Angkutan Laut/Sungai Di Provinsi Riau

Produksi angkutan penumpang dari Pelabuhan Duku pada Tahun 2004 Tahun 2005 (sampai dengan bulan Oktober) dapat dilihat pada Tabel 2. 13, Tabel 2. 14, Tabel 2.15 dan Tabel 2. 16. Pada tabel-tabel tersebut dapat dilihat, bahwa Pelabuhan Duku ini selain melayani angkutan Domestik juga melayani angkutan Luar Negeri yang dalam hal ini dengan tujuan ke Malaka di Malaysia.

Tabel 2. 13 Produksi Angkutan Di Pelabuhan Sungai Duku Januari-Desember 2004 untuk Trayek Dalam Negeri

Kapal (Unit)

Pnp (Orang)

Barang (Ton)

Kapal (Unit)

PnP (Orang)

Barang (Ton)

Kapal (Unit)

PnP (Orang)

Barang (Ton)

Januari 374 15,848 48 374 19,840 393 748 35,688 441Februari 300 13,451 60 300 13,387 501 800 26,838 561Maret 386 16,729 91 386 20,024 486 772 36,753 577April 388 15,725 50 388 17,188 461 776 32,913 511Mei 377 13,992 106 377 14,045 117 754 28,037 223Juni 389 14,512 74 389 15,425 148 778 29,937 222Juli 388 12,252 34 388 12,773 142 776 25,025 176Agustus 397 14,279 96 397 14,792 148 794 29,071 244September 397 14,267 40 397 14,678 508 794 28,945 548Oktober 388 12,252 70 388 12,773 502 776 25,025 572Nopember 416 16,375 49 416 17,425 450 832 33,800 499Desember 486 19,898 40 486 20,936 684 972 40,834 724

Jumlah 4686 179,580 758 4686 193,286 4540 9572 372, 866 5298

Bulan

Trayek Dalam Negeri / Domestik

Datang Berangkat Jumlah

Sumber: Sub Dinas Perhubungan Laut Provinsi Riau

Tabel 2. 14 Produksi Angkutan Di Pelabuhan Sungai Duku Januari-Desember 2004 untuk Trayek Luar Negeri

Kapal (Unit)

PnP (Orang)

Barang (Ton)

Kapal (Unit)

PnP (Orang)

Barang (Ton)

Kapal (Unit)

PnP (Orang)

Barang (Ton)

Januari 25 1,335 - 25 1,420 50 2,755 -Februari 25 1,926 - 25 2,051 - 50 3,977 -Maret 26 1,168 - 26 1,240 - 52 2,408 -April 26 881 - 26 917 - 52 1,798 -Mei 26 1,740 - 26 2,160 - 52 3,900 -Juni 27 1,863 - 27 2,486 - 54 4,349 -Juli 27 3,341 - 27 3,733 - 54 7,074 -Agustus 27 1,879 - 27 2,174 - 54 4,053 -September 27 1,862 - 27 2,135 - 54 3,997 -Oktober 27 1,740 - 27 1,610 - 54 3,350 -Nopember 29 2,945 - 29 3.986 - 58 6,931 -Desember 29 3,089 - 29 5,295 - 58 8,384 -

Jumlah 321 23,769 - 321 25,225 - 642 52,976 -

Bulan

Trayek Luar Negeri

Datang Berangkat Jumlah

Sumber: Sub Dinas Perhubungan Laut Provinsi Riau

Tridaya Pamurtya, PT. II - 16

Page 17: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

Tabel 2. 15 Produksi Angkutan Di Pelabuhan Sungai Duku Januari-Desember 2005 untuk Trayek Dalam Negeri

Kapal (Unit)

Pnp (Orang)

Barang (Ton)

Kapal (Unit)

PnP (Orang)

Barang (Ton)

Kapal (Unit)

PnP (Orang)

Barang (Ton)

Januari 385 16,878 45 385 17,076 127 770 33,954 172Februari 355 15,060 46 355 14,970 117 710 30,030 163Maret 387 15,931 36 387 15,651 129 774 31,582 165April 355 13,352 28 355 16,073 102 710 29,425 130Mei 350 12,751 30 350 12,088 110 700 24,839 140Juni 329 12,232 29 329 12,300 86 658 24,532 115Juli 385 17,659 28 385 12,377 115 770 30,036 143Agustus 366 12,467 26 366 12,141 100 732 24,608 126September 370 13,064 17 370 12,578 116 740 25,642 133Oktober 334 11,606 - 334 10,277 - 668 21,883 -Nopember - - -Desember - - -

Jumlah 3616 141,000 285 3616 135,531 1002 7232 276,531 1287

Bulan

Trayek Dalam Negeri / Domestik

Datang Berangkat Jumlah

Sumber: Sub Dinas Perhubungan Laut Provinsi Riau

Tabel 2. 16 Produksi Angkutan Di Pelabuhan Sungai Duku Januari-Desember 2005 untuk Trayek Luar Negeri

Kapal (Unit)

PnP (Orang)

Barang (Ton)

Kapal (Unit)

PnP (Orang)

Barang (Ton)

Kapal (Unit)

PnP (Orang)

Barang (Ton)

Januari 28 3,396 - 28 2,898 - 56 6,294 -Februari 24 2,159 - 24 2,688 - 48 4,847 -Maret 30 2,268 - 30 3,048 - 60 5,316 -April 27 1,947 - 27 2,768 - 54 4,715 -Mei 27 2,507 - 27 2,695 - 54 5,202 -Juni 26 2,280 - 26 3,255 - 52 5,535 -Juli 29 4,358 - 29 6,447 - 58 10,805 -Agustus 28 2,468 - 28 2,969 - 56 5,437 -September 26 3,026 - 26 3,532 - 52 6,558 -Oktober 27 2,989 - 27 2,730 - 54 5,719 -Nopember - - - - - - - - -Desember - - - - - - - - -

Jumlah 272 27,398 - 272 33,030 - 544 60,428 -

Bulan

Trayek Luar Negeri

Datang Berangkat Jumlah

Sumber: Sub Dinas Perhubungan Laut Provinsi Riau

Bila dilihat besamya harian rata-rata volume angkutan penumpang domestik pada tahun 2004 adalah sekitar 1.036 orang dan angkutan barang sekitar 15 Ton. Sementara angkutan penumpang dengan tujuan luar negeri berkisar 147 orang.

Adapun laju pertumbuhan per bulan volume angkutan antara tahun 2004 - 2005 tersebut, menunjukan adanya indikasi penurunan pada volume angkutan domestik dengan laju penurunan rata-rata sekitar 6,64% setiap bulannya untuk penumpang dan barang mengalami penurunan produksi yang cukup besar. yaitu mencapai rata-rata 56,25% per bulan. Demikian juga dari frekuensi kunjungan kapal turun sekitar 3,89%.

Selanjutnya pada dapat dilihat Tabel 2. 17 hingga Tabel 2. 20, bahwa produksi rata-rata per hari angkutan sungai pada lintasan-lintasan di atas berdasarkan volumenya pada tahun 1998 adalah sekitar 93 kapal, penumpang 886 orang dan barang sekitar

Tridaya Pamurtya, PT. II - 17

Page 18: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

6,5 ton. Dilihat dari distribusinya, volume angkutan sungai di Kabupaten Indragiri Hilir jauh lebih besar dibanding dengan di kabupaten lainnya, yaitu untuk penumpang 43, 74% dan bongkar muat barang sekitar 60,40% dari total volume angkutannya dengan frekuensi operasional kapal mencapai 61,59% dari kedatangan/keberangkatan kapal.

Tabel 2. 17 Jumlah Kedatangan dan Keberangkatan Kapal Angkutan Sungai Di Provinsi Riau Tahun 1994-1998 (dalam satuan Unit)

Kabupaten Datang Berangkat Jumlah

Indragiri Hilir 10,505 10,505 21,010Kampar 608 581 1,189Bengkalis 4,354 4,354 8,708Pekanbaru 1,603 1,603 3,206

Jumlah 17,070 17,043 34,113

Sumber: Riau dalam Angka 1998-2002

Tabel 2. 18 Jumlah Naik-Turun Penumpang Angkutan Sungai Di Provinsi Riau Tahun 1994-1998 (dalam satuan Orang)

Kabupaten Turun Naik Jumlah

Indragiri Hilir 141,382 143,754 141,382Kampar 899 879 899Bengkalis 63,576 59,741 63,576Pekanbaru 117,406 109,789 117,406

Jumlah 323,263 314,163 323,263

Sumber: Riau dalam Angka 1998-2002

Tabel 2. 19 Jumlah Bongkar-Muat Barang Angkutan Sungai Di Provinsi Riau Tahun 1994-1998 (dalam satuan Ton)

Kabupaten Bongkar Muat Jumlah

Indragiri Hilir 396,54 1,033,17 1,429,71Kampar 41,36 39,74 81,10Bengkalis 207,85 247,66 455,51Pekanbaru 64,82 336,05 400,87

Jumlah 710,57 16,57 2,367,19

Sumber: Riau dalam Angka 1998-2002

Tabel 2. 20 Perkembangan Volume Angkutan Sungai Di Provinsi Riau Tahun 1994-1998

Datang Berangkat Jumlah Turun Naik Jumlah

1994 19,980 19,980 39,960 2,256,825 247,029 6,440,121995 4,901 4,901 9,802 217,934 221,277 1,255,241996 14,564 14,564 29,728 263,333 260,921 1,768,201997 21,774 21,780 43,554 298,467 324,565 1,427,531998 17,070 17,043 34,113 323,263 314,183 727,14

TahunPenumpangKapal

Sumber: Riau dalam Angka 1998-2002

Tridaya Pamurtya, PT. II - 18

Page 19: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

Tingginya volume angkutan sungai di Kabupaten Indragiri adalah karena jaringan jalan belum menjangkau seluruh pusat-pusat permukiman yang terdapat di pesisir bagian Timur kabupaten ini. Dengan demikian angkutan sungai sangat memegang peranan penting, baik dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari maupun dalam menunjang kegiatan sosial ekonomi penduduknya. Kondisi ini dapat dilihat dari angkutan barang di Tembilahan (Ibukota Kabupaten) yang menunjukan volume barang yang dimuat lebih besar dari pada barang yang di bongkar. Berbeda dengan di lintasan lainnya, karena jaringan jalan relatif telah menjangkau sebagian besar pusat-pusat permukiman, maka fungsi dan peranan angkutan sungai dapat dikatakan hanya sebagai komplemen terhadap sistem angkutan darat. Laju pertumbuhan angkutan sungai selama periode tahun 1994-1998 untuk kunjungan kapal dan penumpang mengalami kenaikan masing-masing sebesar 37,39% dan 7,17% per tahun, tetapi untuk angkutan barang terlihat mengalami penurunan sebesar minus 26,99% per tahun

Dari hasil survey asal-tujuan barang menggunakan angkutan sungai di wilayah Provinsi Riau pada tahun 2001 dapat, dikemukakan, bahwa Kegiatan angkutan barang yang paling besar terdapat di Pekanbaru, yaitu sekitar 32,4% dari seluruh barang yang didistribusikan antar kabupaten/kota di dalam wilayah Provinsi Riau, selanjutnya di Kabupaten Indragiri Hilir dan Indragiri Hulu yang masing-masing menguasai sekitar 25.8% dan 26.4% dari total barang melalui sungai. Volume angkutan barang rata-rata per hari adalah sekitar 0,76 juta ton dengan volume menurut asal tujuan barang angkutan sungai yang paling besar, yaitu antara Indragiri Hulu - Indragiri Hilir (26,39%) dan sebaliknya Indragiri Hilir - Indragiri Hulu (25,82%) serta Pekanbaru - Siak (15,38%).

Dari uraian di atas dapat dikemukakan, bahwa angkutan barang melalui laut relatif kecil kecil dan hal ini tidak terlepas dari semakin meningkatnya prasarana jaringan jalan darat yang telah berkembang di sepanjang daerah aliran Sungai Siak. Demikian juga dengan adanya pelayanan angkutan penyeberangan yang melayani hubungan Bengkalis - Tanjung Balai (Batam), maka sebagian besar angkutan barang di Riau ini menggunakan jasa angkutan penyeberangan ini.

2.3. PROVINSI SUMATERA SELATAN

Provinsi Sumatera Selatan merupakan suatu kawasan seluas 99.888,28 km2 di Pulau Sumatra, Indonesia bagian Barat yang terletak di sebelah Selatan garis khatulistiwa pada 1O – 4O LS dan 102O – 108O BT.

Bagian daratan Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jambi di sebelah utara. Provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di bagian barat. Sedang di bagian timur berbatasan dengan Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Sumatra Selatan sering pula disebut sebagai Daerah Batanghari Sembilan. karena di kawasan ini terdapat 9 sungai besar yang dapat dilayari sampai jauh ke hulu, yakni Sungai Musi, Ogan, Komering, Lematang, Kelingi, Rawas, Batanghari Leko dan Lalan serta puluhan lagi cabang-cabangnya

Tridaya Pamurtya, PT. II - 19

Page 20: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

2.3.1. Penduduk

Jumlah penduduk Sumatera Selatan tahun 2003 berjumlah 6.518 ribu jiwa, sedangkan jumlah penduduk tahun 2004 adalah 6.628 ribu jiwa atau meningkat 1,68 persen dari tahun 2003. Data jumlah penduduk yang dikumpulkan dari tahun 1993 hingga tahun 2001 menunjukan jumlah penduduk meningkat dari tahun ke tahun, sebagai gambaran peningkatan dapat dilihat grafik batang pada Gambar 2. 6 berikut ini.

64.0

66.0

68.0

70.0

72.0

74.0

76.0

78.0

80.0

1993 1994 1995 1996 1997 1999 2000 2001Jum

lah

Pen

du

du

k (d

alam

ju

taan

jiw

a)

Gambar 2. 6 Grafik Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Selatan Tahun 1993-2001

Rasio jenis kelamin Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2004 sebesar 101,49 persen, yang berarti daerah ini mempunyai jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari pada perempuan. Untuk wilayah kabupaten/kota, rasio jenis kelamin di atas 105 dimiliki oleh kabupaten Ogan Komering Ulu sebesar 107,40, Lahat 105,39, Musi Banyuasin 112,14, dan Lubuk Linggau 111,35. Sedangkan kota Palembang dan Kota Pagar Alam memiliki rasio jenis kelamin paling kecil.

2.3.2. Iklim

Wilayah ini beriklim tropis dan basah. Sepanjang tahun Provinsi ini hanya dipengaruhi oleh dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau. Suhu udaranya bervariasi antara 24,7 OC sampai 32,9 OC dengan tingkat kelembaban udara berkisar antara 82% sampai 88%.

Musim hujan relatif jatuh pada bulan Oktober sampai bulan April. Variasi curah hujan berkisar antara 2.100 mm/tahun sampai 3.264 mm/tahun. Biasanya bulan Desember merupakan bulan curah hujan paling banyak. Sedangkan musim kemarau biasanya dimulai bulan Juni sampai bulan September.

Tridaya Pamurtya, PT. II - 20

Page 21: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

2.3.3. Produksi Angkutan Laut/Sungai Di Provinsi Sumatera Selatan

Produksi angkutan sungai dan danau Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada Tabel 2. 21 berikut ini.

Tabel 2. 21 Produksi Angkutan ASD Provinsi Sumatera Selatan

Datang Pergi Jumlah Bongkar Muat Jumlah Turun Naik Jumlah1999 3,396 2,762 3,158 21,287 23,384 44,671 21,843 21,427 23,270 2000 3,430 2,955 6,385 21,393 23,594 44,988 22,280 23,355 45,635 2001 3,399 2,773 6,172 22,351 25,021 47,372 22,717 25,712 48,429 2002 3,406 2,787 6,193 22,777 23,618 46,395 30,580 27,855 58,435 2003 3,413 2,790 6,203 23,416 30,399 53,815 24,027 26,897 50,925 2004 3,410 2,790 6,199 27,673 35,076 62,749 33,908 26,897 60,805

Kapal (Unit) Barang (Ton) PenumpangTahun

2.4. PROVINSI KALIMANTAN BARAT

2.4.1. Kondisi Geografis

Provinsi Kalimantan Barat terletak pada posisi 20 6’LU – 30 5’ LS dan 1080 – 1140 BT, dengan luas mencapai 146.807 km2. Di sebelah utara berbatasan dengan Serawak (Malaysia Timur), di selatan dengan Laut Jawa, di bagian timur berbatasan dengan Provinsi Kalimatan Timur dan Kalimantan Tengah, sementara di bagian barat berbatasan dengan Selat Karimata dan Laut Cina Selatan.

Wilayah Provinsi Kalimantan Barat membentang lurus dari utara ke selatan sepanjang lebih dari 600 km dan sekitar 850 km dari barat ke timur, dengan luas wilayah 146.807 km2 (7,53% dari luas Indonesia atau 1,13 kali luas Pulau Jawa) dan menjadi Provinsi terluas keempat setelah Irian, Kaltim dan Kalteng.

Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki Provinsi "Seribu Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang di antaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman., walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan.

Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi Provinsi ini memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Riau, Sumatera.

Jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2001 tercatat sebanyak 3.788.862 jiwa. Rata-rata pertumbuhan penduduk untuk selang waktu tahun 1995 hingga tahun 1999 adalah sebanyak 2,06% per tahun, sedangkan dari tahun 2000 ke tahun 2001 jumlah penduduk meningkat hanya sebesar 1,49%. Gambaran selengkapnya disajikan pada grafik batang di Gambar 2. 7.

Tridaya Pamurtya, PT. II - 21

Page 22: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

3.5

3.5

3.6

3.6

3.7

3.7

3.8

3.8

3.9

3.9

4.0

4.0

1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001

Jum

lah

Pen

du

du

k (d

alam

ju

ta j

iwa)

Gambar 2. 7 Grafik Jumlah Penduduk Provinsi Kalimantan Barat Tahun 1995-2001

2.4.2. Iklim dan Topografi

Suhu udara rata-rata di Provinsi ini adalah 20 OC hingga 35 OC. Curah hujan tahunan mencapai 3.000 mm/tahun. Kecepatan angin rata-rata dapat mencapai 30~60 knot.

Kalimantan Barat merupakan dataran rendah berawa-rawa bercampur gambut dan hutan mangrove. Jenis tanah didominasi oleh podsolit merah-kuning, organasol gley dan humus, serta oleh jenis alluvial.

Provinsi Kalimantan Barat dialiri oleh berbagai sungai besar, di antaranya adalah Sungai Landak, Sungai Melawi, Sungai Sekayam serta Sungai Kapuas sebagai sungai yang terpanjang. Panjang Sungai Kapuas mencapai 1.681km. Sungai Kapuas ini telah memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat baik yang tinggal di pesisir pantai, maupun yang berada di daerah pedalaman.

Gambar 2. 8 Contoh salah satu penempatan rambu daun di Sungai Kapuas

Tridaya Pamurtya, PT. II - 22

Page 23: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

2.4.3. Penyelenggaraan LLASD Di Kalbar

Pelayanan angkutan sungai di Propinsi Kalimantan Barat berdasarkan prasarana sungainya adalah sebagai berikut :

▪ Sungai Kapuas dilayani 11 dermaga

▪ Sungai Melawai dilayani 1 dermaga

▪ Sungai Punggur dilayani 1 dermaga

▪ Sungai Padang Tikar dilayani 1 dermaga

▪ Sungai Sambas dilayani 1 dermaga

▪ Sungai Pawan dilayani 1 dermaga

Banyaknya dermaga sungai yang melayani angkutan sungai di propinsi ini secara garis besar adalah disebabkan sebagian besar daerahnya berupa hamparan dataran berawa-rawa dan banyak dialiri sungai-sungai yang secara langsung mempengaruhi faktor sosial ekonomi dan budaya masyarakatnya dalam segenap aspek kehidupan. Oleh karena itu di wilayah Kalimantan sebagian besar pusat-pusat permukiman pada umumnya lebih berkembang di tepi sungai secara linier.

2.4.4. Produksi Angkutan LLASD Di Kalbar

Data mengenai produksi angkutan sungai tidak tersedia di Kalimantan Barat, namun sebagai gambaran umum pola pergerakan penduduknya dapat dilihat dari produksi angkutan penyeberangan yang sama menggunakan media sungai sebagai prasarana perhubungan. Untuk lebih jelasnya data mengenai produksi angkutan pedalaman di propinsi ini dapat dilihat pada Tabel 2. 22 dan Tabel 2. 23.

Tridaya Pamurtya, PT. II - 23

Page 24: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

Tabel 2. 22 Data Kegiatan Produksi Tahunan Angkutan Penyeberangan Di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2000-2004

Bardan - Siantan(Kapal 1 Unit)

Tebas - Tebas Kuala

(Kapal 1 Unit)

Tj. Harapan - Tl. Kalong

(Kapal 1 Unit)

Tayan - Teraiu(Kapal 1 Unit)

RS. Jaya - TL. Batang

(Kapal 1 Unit)1 Trip 40,747 2,920 3,150 4,806 200 51,8232 Penumpang 1,245,369 27,165 77,168 5,704 10,339 1,365,745

- Dewasa 1,245,369 27,165 77,168 5,704 10,057 1,365,463 - Anak-anak - - - - 282 282

3 Kendaraan 1,178,571 27,697 88,374 5,538 4,921 1,305,101 - Sepeda 421,183 1,385 11,715 - - 434,283 - Sepeda Motor 757,388 21,641 50,004 1,157 2,894 833,084 - Sedan/Jeep - 2,880 7,023 1,263 1,004 12,170 - Truk Sedang - 1,495 14,421 1,235 178 17,329 - Truk Besar - 296 5,211 1,883 832 8,222 - Tronton - - - 11 11 - Trailer - - - 2 2

4 Barang - 2,835 14,742 3,513 2,836 23,926

1 Trip 37,330 2,920 3,150 4,806 200 48,4062 Penumpang 1,429,222 33,205 88,285 1,202 23,586 1,575,500

- Dewasa 1,429,222 33,205 88,285 1,202 23,586 1,575,500 - Anak-anak - - - - 282 282

3 Kendaraan 781,798 35,485 73,838 5,432 9,515 906,068 - Sepeda 51,312 3,760 10,312 - - 65,384 - Sepeda Motor 730,486 25,815 42,064 2,251 5,411 806,027 - Sedan/Jeep - 3,729 4,366 1,242 1,642 10,979 - Truk Sedang - 1,726 11,805 794 232 14,557 - Truk Besar - 296 5,211 1,883 832 8,222 - Tronton - - - 30 30 - Trailer - - - 5 5

4 Barang - 3,546 14,551 2,613 7,403 28,113

1 Trip 38,006 5,112 6,416 4,674 279 54,4872 Penumpang 1,445,873 33,470 93,602 20,155 13,404 1,606,504

- Dewasa 1,445,873 33,470 93,602 20,155 13,184 1,606,284 - Anak-anak - - - - 220 220

3 Kendaraan 744,951 40,680 73,138 11,196 6,356 876,321 - Sepeda 63,272 5,634 5,310 - 46 74,262 - Sepeda Motor 681,679 28,494 43,427 6,269 3,915 763,784 - Sedan/Jeep - 4,570 1,804 1,029 860 8,263 - Truk Sedang - 1,802 16,257 1,230 118 19,407 - Truk Besar - 180 6,340 2,645 1,391 10,556 - Tronton - - - 23 21 44 - Trailer - - - 5 5

4 Barang - 3,741 11,995 5,492 4,809 26,037

1 Trip 29,226 432 400 31 30,0892 Penumpang 1,283,421 5,904 1,325 745 1,291,395

- Dewasa 1,283,421 5,904 1,325 733 1,291,383 - Anak-anak - - - - 12 12

3 Kendaraan 412,997 5,239 436 268 418,940 - Sepeda 57,682 470 - 58,152 - Sepeda Motor 355,315 2,792 18 164 358,289 - Sedan/Jeep - 127 90 12 229 - Truk Sedang - 1,398 94 80 1,572 - Truk Besar - 452 234 12 698 - Tronton - - - - Trailer - - -

4 Barang - 836 426 565 1,827

1 Trip 24,684 4,300 4,604 3,942 473 38,0032 Penumpang 815,229 45,052 58,550 4,725 6,360 929,916

- Dewasa 815,229 45,052 58,550 4,725 6,182 929,738 - Anak-anak - - - - 178 178

3 Kendaraan 473,491 64,927 66,715 5,016 8,716 618,865 - Sepeda 56,742 7,657 7,019 - 71,418 - Sepeda Motor 416,749 40,152 39,779 592 4,390 501,662 - Sedan/Jeep - 1,807 2,599 1,264 950 6,620 - Truk Sedang - 12,329 12,351 1,002 215 25,897 - Truk Besar - - Tronton - - - - Trailer - - -

4 Barang - 21,884 17,192 4,511 10,832 54,419

No. Uraian Jumlah

No. Uraian Tahun 2001 Jumlah

Tahun 2000

No. Uraian Jumlah

No. Uraian Tahun 2003 Jumlah

Tahun 2002

No. Uraian Tahun 2004 Jumlah

Sumber: Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi, Sub Dinas Perhubungan Laut, SDP, Provinsi Kalimantan Barat

Tridaya Pamurtya, PT. II - 24

Page 25: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

Tabel 2. 23 Data Kegiatan Harian Angkutan Penyeberangan Di Provinsi Kalimantan Barat

Bardan - Siantan(Kapal 1 Unit)

Tebas - Tebas Kuala

(Kapal 1 Unit)

Tj. Harapan - Tl. Kalong

(Kapal 1 Unit)

Tayan - Teraiu(Kapal 1 Unit)

RS. Jaya - TL. Batang

(Kapal 1 Unit)1. Trip 112 8 9 13 1 1432. Penumpang 3,412 74 211 16 28 3,741

- Dewasa 3,412 74 211 16 28 3,741 - Anak-anak - - - - 1 1

3. Kendaraan 3,229 76 242 15 13 3,575 - Sepeda 1,154 4 32 - - 1,190 - Sepeda Motor 2,075 59 137 3 8 2,282 - Sedan/Jeep - 8 19 3 3 33 - Truk Sedang - 4 40 3 0 47 - Truk Besar - 1 14 5 2 22 - Tronton - - - 0 0 - Trailer - - - 0 0

3. Barang - 8 40 10 8 66

1. Trip 102 17 18 11 1 1492. Penumpang 3,916 91 242 3 65 4,317

- Dewasa 3,916 91 242 3 64 4,316 - Anak-anak - - - - 1 1

3. Kendaraan 2,142 97 202 15 26 2,482 - Sepeda 141 10 28 - - 179 - Sepeda Motor 2,001 71 115 6 15 2,208 - Sedan/Jeep - 10 12 3 4 29 - Truk Sedang - 5 32 2 1 40 - Truk Besar - 1 14 3 6 24 - Tronton - - - 0 0 - Trailer - - - 0 0

3. Barang - 10 40 7 20 77

1. Trip 104 14 18 13 1 1502. Penumpang 3,961 92 256 55 37 4,401

- Dewasa 3,961 92 256 55 36 4,400 - Anak-anak - - - - 220 220

3. Kendaraan 2,041 111 200 31 17 2,400 - Sepeda 173 15 15 - 0 203 - Sepeda Motor 1,868 78 119 17 11 2,093 - Sedan/Jeep - 13 5 3 2 23 - Truk Sedang - 5 45 3 0 53 - Truk Besar - 0 17 7 4 28 - Tronton - - - 0 0 0 - Trailer - - - 0 0

3. Barang - 10 33 15 13 71

1. Trip 80 1 1 0 822. Penumpang 3,516 16 4 2 3,538

- Dewasa 3,516 16 4 2 3,538 - Anak-anak - - - - 0.03 0.03

3. Kendaraan 1,131 14 1 1 1,147 - Sepeda 158 1 - 159 - Sepeda Motor 973 8 0 0 981 - Sedan/Jeep - 0 0 0 0 - Truk Sedang - 4 0 0 4 - Truk Besar - 1 1 0 2 - Tronton - - - - Trailer - - -

3. Barang - 2 1 2 5

1. Trip 68 12 13 11 1 1052. Penumpang 2,234 123 160 13 17 2,547

- Dewasa 2,234 123 160 13 17 2,547 - Anak-anak - - - - 0.5 0.5

3. Kendaraan 1,297 178 183 14 24 1,696 - Sepeda 155 21 19 - 195 - Sepeda Motor 1,142 110 109 2 12 1,375 - Sedan/Jeep - 5 7 3 3 18 - Truk Sedang - 34 34 3 1 72 - Truk Besar - 8 14 6 9 37 - Tronton - - - - Trailer - - -

3. Barang - 60 47 12 30 149

No. Uraian

Tahun 2000

Jumlah

No. Uraian Jumlah Tahun 2001

No. Uraian Tahun 2002 Jumlah

No. Uraian Tahun 2003 Jumlah

No. Uraian Tahun 2004 Jumlah

Sumber: Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi, Sub Dinas Perhubungan Laut, SDP, Provinsi Kalimantan Barat

Tridaya Pamurtya, PT. II - 25

Page 26: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

2.5. PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

2.5.1. Kondisi Geografis dan Kependudukan

Provinsi Kalimantan Selatan dengan Ibukotanya Banjarmasin terletak di Sebelah Selatan Pulau Kalimantan dengan batas-batas di sebelah barat dengan Provinsi Kalimantan Tengah, sebelah timur dengan Selat Makasar, sebelah selatan dengan Laut Jawa dan di sebelah utara dengan Provinsi Kalimantan Timur.

Provinsi Kalimantan Selatan secara geografis terletak di antara 114O 19‘ 33" BT – 116O 33' 28” BT dan 1O 21' 49" LS 1O 10’ 14"LS, dengan luas wilayah 37.377,53 km2

atau hanya 6,98 persen dari luas Pulau Kalimantan. Daerah yang paling luas di Provinsi Kalsel adalah Kabupaten Kotabaru dengan luas 13.044,50 km2, kemudian Kabupaten Banjar dengan luas 5.039,90 km2 dan Kabupaten Tabalong dengan luas 3.039,90 km2, sedangkan daerah yang paling sempit adalah Kota Banjarmasin dengan luas 72,00 km2.

Kalimantan Selatan secara geografi terletak di sebelah selatan pulau Kalimantan dengan luas wilayah 37.530,52 km2 atau 3.753.052 ha. Sampai dengan tahun 2004 membawahi kabupaten/kota sebanyak 11 kabupaten/kota dan pada tahun 2003 menjadi 13 kabupaten/kota sebagai akibat dari adanya pemekaran wilayah kabupaten Hulu Sungai Utara dengan Kabupaten Balangan dan Kabupaten Kotabaru dengan Kabupaten Tanah Bumbu.

Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2001 tercatat sebanyak 2.999.262 jiwa. Rata-rata pertumbuhan penduduk dari tahun 1998 hingga tahun 2001 0,99& per tahun. Grafik jumlah penduduk dari tahun 1998 hingga tahun 2001 disajikan dalam Gambar 2. 9.

2.92

2.94

2.96

2.98

3.00

3.02

3.04

3.06

3.08

1998 1999 2000 2001Ju

mla

h P

en

du

du

k (

da

lam

ju

ta j

iwa

)

Gambar 2. 9 Grafik Jumlah Penduduk Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 1998-2001

Tridaya Pamurtya, PT. II - 26

Page 27: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

2.5.2. Sungai, Tanah dan Iklim

Daerah aliran sungai yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan di antaranya adalah Barito, Tabanio, Kintap, Satui, Kusan, Batulicin, Pulau Laut, Pulau Sebuku, Cantung, Sampanahan, Manunggal dan Cengal. Dan memiliki catchment area sebanyak 10 (sepuluh) lokasi yaitu Binuang, Tapin, Telaga Langsat, Mangkuang, Haruyan Dayak, Intangan, Kahakan, Jaro, Batulicin dan Riam Kanan.

Wilayah Kalimantan Selatan juga banyak dialiri sungai. Sungai tersebut antara lain Sungai Barito, Sungai Riam Kanan, Sungai Riam Kiwa, Sungai Balangan, Sungai Batang Alai, Sungai Amandit, Sungai Tapin, Sungai Batulicin, Sungai Sampanahan, dan sebagainya. Umumnya sungai-sungai tersebut berpangkal pada Pegunungan Meratus dan bermuara di Laut Jawa dan Selat Makasar.

Gambar 2. 10 Kegiatan pengangkutan peti kemas di Sungai Barito

Tanah di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan sebagian besar berupa hutan dengan rincian hutan lebat (780.319 ha), hutan belukar (377.774 ha), dan hutan rawa (90.060 ha), hutan sejenis (352.840 ha), tanah berupa semak/alang-alang seluas 870.314 ha, berupa rumput (50.119 ha), dan untuk lain lain (83.014 ha). Sedangkan penggunaan untuk sawah 413.107 ha, perkebunan 437.037 ha dan untuk perkampungan 57,903 ha serta untuk tegalan (48.612 ha).

Pada umumnya daerah Kalimantan Selatan terdiri dari 2 musim, yaitu : musim hujan dan musim kemarau (panas). Musim hujan biasanya terjadi pada Oktober sampai dengan Mei, pada waktu itu angin bertiup dari arah timur laut, kecepatan angin tiap bulannya berkisar antara 8 - 14 knot dan rata-rata tiap bulan antara 5 - 6 knot. Sedangkan musim kemarau (panas) terjadi pada Juni sampai dengan Agustus dan di antara kedua musim tersebut terdapat musim pancaroba.

Data temperatur udara yang dilaporkan badan Metereologi dan Geofisika Stasiun Metereologi Syamsuddin Noor temperatur udara maksimun di daerah Kalimantan Salatan berkisar antara 33,1 OC - 35 OC , temperatur udara minimum berkisar antara 22,6 OC - 23,8 OC. Temperatur rata-rata berkisar antara 15,6 OC sampai 26,9 OC. sedangkan kelembaban udara rata-ratanya berkisar antara 77%-91% tiap bulan. Kelembaban udara maksimun di daerah ini berkisar antara 96% - 98% dan

Tridaya Pamurtya, PT. II - 27

Page 28: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

kelembaban minimum berkisar antara 35% - 58%, sedangkan rata-ratanya tiap bulan 60% - 87%.

Penyinaran matahari di Kalimantan Selatan dengan intensitas tertinggi pada Bulan April yaitu 75% dan intensitas terendah terjadi pada Bulan Desember yaitu 33%, dengan rat-rata intensitas penyiaran 52,5%.

Curah hujan tertinggi didaerah ini terjadi di bulan Maret yaitu 426,0 mm sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan September yaitu 75,0 mm. Jumlah hari hujan selama tahun 2000 adalah 239 hari, hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu 26 hari . rata-rata tekanan udara di daerah ini berkisar antara 1.009,9 mBar – 1.011,4 mBar selama tahun 2000.

Keadaan angin di Kalimantan Selatan pada Tahun 2000 yang dipantau dari Stasiun Metereologi Syamsuddin Noor menunjukkan kecepatan angin tiap bulannya berkisar antara 7,0 knot – 11,4 knot. Sedangkan untuk tahun 2004 rata-rata 4 knot. Untuk penyinaran matahari dipantau pada jam 06.00 – 18.00 terlihat intensitas yang beragam pada tiap bulannya. Penyinaran matahari dgn intensitas tertinggi terjadi pada bulan September yaitu 69,0% dan intensitas terendah terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 23,0 persen. Dan untuk Tahun 2004 terjadi pada bulan Agustus yaitu rata-rata 6,9 jam/hari dan terendah pada bulan Desember yakni rata-rata 2,0 jam/hari.

2.5.3. Penyelenggaraan LLASD Di Kalsel

Pelayanan angkutan sungai di Propinsi Kalimantan Selatan berdasarkan prasarana sungainya adalah sebagai berikut :

1. Sungai Barito : 4 dermaga2. Sei Martapura : 4 dermaga3. Sungai Jalalak : 2 dermaga4. Anjir Tamban : 3 dermaga5. Anjir Srapat : 2 dermaga6. Sungai Negara : 4 dermaga7. Sungai Luang : -8. Sungai Rintisan : -9. Sungai Paminggir : -10. Sei Awangga : -

Sementara angkutan penyeberangan di Propinsi ini terdapat 2 lintasan yang dilayani oleh 4 dermaga. Sama halnya dengan di Kalimatan Barat banyaknya dermaga sungai yang melayani angkutan sungai di propinsi ini secara garis besar adalah disebabkan sebagian besar daerahnya berupa hamparan dataran berawa-rawa dan banyak dialiri sungai-sungai yang secara langsung mempengaruhi faktor sosial ekonomi dan budaya masyarakatnya dalam segenap aspek kehidupan. Oleh karena itu di wilayah ini sebagian besar pusat-pusat permukiman pada umumnya lebih berkembang di tepi sungai secara linier. Dapat dikemukakan, bahwa Sungai Barito merupakan sungai terlebar di Kalimantan, yaitu mencapai 800 m, dan merupakan alur terpanjang yang dapat di layari, yaitu ± 137 km.

Tridaya Pamurtya, PT. II - 28

Page 29: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

2.5.4. Produksi Angkutan Sungai Di Provinsi Kalsel

Data mengenai produksi angkutan sungai di Kalimantan Selatan disajikan pada

Tabel 2. 24 Jumlah Penumpang (Orang) dan Jumlah Angkutan Barang (Ton) LLASD Di Kalimantan Selatan Tahun 1999-2003

Jumlah Tahunan Rata-Rata Harian Jumlah Tahunan Rata-Rata Harian

1999 1,000,000 2,740 180,000 493

2000 900,000 2,466 160,000 438

2001 850,000 2,329 7,710,277 21,124

2002 800,000 2,192 8,260,044 22,630

2003 600,000 1,644 11,676,971 31,992

Rata-rata 830,000 2,274 5,597,458 15,336

Tahun

Angkutan Penumpang (Orang)Angkutan Barang (Ton)

Sumber: Kantor Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan

Tabel 2. 25 Jumlah Angkutan Batu Bara Di Kota Banjarmasin Tahun 2001-2002

2001 2002Januari 208,196,020 658,453,464Pebruari 540,712,000 -Maret 696,579,367 843,547April 7,244,568 464,290,886Mei 3,099,415 -Juni 4,879,250 -Juli 594,862,000 -Agustus 549,760,000 -September 13,778,952 -Oktober 4,071,192 -Nopember 3,869,065 -Desember 558,774,000 -

Jumlah 3,185,825,829 1,123,587,897

DermagaTahun

Sumber: Kantor Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan

Tabel 2. 26 Jumlah Kunjungan Kapal (Unit) dan Jumlah Penumpang (Orang) Angkutan LLASD Di Kalimantan Selatan Menurut Lokasi Tahun 2001-2004

2001 2002 2003 2004 2001 2002 2003 2004

1 Satker Antasari 10,761 - 9,435 6,283 308,819 - 164,295 159,076

2 Satker Sudirapi 8,975 8,543 6,950 6,270 143,617 130,121 97,037 96,306

3 Peny. Pasar Lima 11,232 11,492 10,894 4,194 132,732 113,203 65,920 50,361

4 Satker Ujung Murung 3,034 - 5,328 5,878 91,085 - 101,600 105,444

5 Satker Muara Kuin 27,397 25,750 28,470 28,038 167,192 225,020 232,428 225,504

6 Peny. Alalak-Jelapat 17,520 17,024 17,440 17,544 323,732 319,360 329,322 321,455

7 Satker Banjar Raya 402 - 254 208 8,957 - 8,019 8,086

8 Loker Amandit 2,804 2,880 2,880 2,760 37,200 52,893 49,370 44,397

9 Satker Ujung Panti 1,078 - - - 4,895 - - -

10 Loker Rokan Kanan 2,344 - - - 12,122 - - -

11 Loker Martapura 6,614 - - - 138,327 - - -

12 Loker Jl. Pos 1,420 1,125 878 1,007 31,603 26,925 26,823 35,519

93,581 66,814 82,529 72,182 1,400,281 867,522 1,074,814 1,046,148

Dermaga

Jumlah

NoKapal Penumpang (Orang)

Sumber: Kantor Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan

Tridaya Pamurtya, PT. II - 29

Page 30: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

Tabel 2. 27 Jumlah Angkutan Barang (Ton) dan Jumlah Kendaraan R-2 (unit) LLASD Di Kalimantan Selatan Menurut Lokasi Tahun 2001-2004

2001 2002 2003 2004 2001 2002 2003 2004

1 Satker Antasari 6,473 - 664 - - - - -

2 Satker Sudirapi 20,648 17,542 12,771 11,612 - - - -

3 Peny. Pasar Lima - - - - - - - -

4 Satker Ujung Murung - - - - - - - -

5 Satker Muara Kuin - - - - - - - -

6 Peny. Alalak-Jelapat - - - - 229,758 226,925 230,055 226,093

7 Satker Banjar Raya 1,306 - 1,120 518 - - - -

8 Loker Amandit - - - - - - - -

9 Satker Ujung Panti 426 - - - - - - -

10 Loker Rokan Kanan 150 - - - - - - -

11 Loker Martapura 9,325 - - - - - - -

12 Loker Jl. Pos - - - - - - - -

38,328 17,542 14,555 12,130 229,758 226,925 230,055 226,093

Barang (Ton) Kendaraan R-2Dermaga

Jumlah

No

Sumber: Kantor Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan

2.6. PROVINSI BALI

Secara geografis, Provinsi Bali terletak pada posisi titik koordinat 8O 03’ 40" – 8O 50’ 48" LS dan 114O 25’ 53" – 115O 42’ 40" BT, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

▪ Sebelah utara dengan Laut Jawa▪ Sebelah selatan dengan Samudera Indonesia▪ Sebelah barat dengan Selat Bali/Provinsi Jawa Timur▪ Sebelah timur dengan Selat Lombok/Pulau Lombok

Provinsi Bali dibagi menjadi 9 Kabupaten/Kota, dimana Kabupaten Buleleng memiliki luas terbesar mencapai 1 365,88 km2 atau 24,25% dari luas provinsi, diikuti oleh Jembrana 841,80 km2 (14,94 %); Tabanan 839,30 km2 (14,90%) dan Karangasem seluas 839,54 km2 (14,90%), sedangkan sisanya adalah Badung 418,52 km2; Kota Denpasar 123,98 km2; Gianyar 368 km2; Klungkung 315 km2 dan Bangli 520,81 km2

dengan total luas wilayah sekitar 31,01% dari luas provinsi.

Danau Beratan salah satu danau yang terletak di Kawasan Obyek dan Daya Tarik Wisata Bedugul – Pancasari Bali, yang memiliki luas permukaan 3,85 km2, kedalaman 20 meter, luas daerah tangkapan 13,4 km2, volume tampungan air sebanyak 49,22 juta m3 dan terletak pada ketinggian 1231 meter di atas permukaan laut. Danau ini merupakan salah satu objek wisata di Bali, dengan kegiatan yang disajikan meliputi berperahu keliling danau, memancing ataupun olah raga jet ski

Tridaya Pamurtya, PT. II - 30

Page 31: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

2.6.1. Penduduk

Berdasarkan data statistik tahun 2002 tercatat jumlah penduduk di Bali sebanyak 3.216.881 jiwa yang terdiri dari 1.632.995 jiwa (50,76%) penduduk laki-laki dan 1.583.886 jiwa (49,24%) penduduk perempuan. Jumlah penduduk tahun 2002 ini naik 1,92 persen dari tahun sebelumnya sebanyak 3.156.392 jiwa. Dengan luas wilayah 5.632,86 km2, maka kepadatan penduduk di Bali telah mencapai 571 jiwa/km2.

Sementara itu, jumlah penduduk usia 0-14 tahun mencapai 830.267 orang di tahun 2002 atau turun sebesar 0,91 persen dibandingkan penduduk usia yang sama di tahun 2001. Penduduk usia 15-64 tahun mencapai 2.192.228 orang atau naik sebesar 3,40 persen di banding tahun 2001 dan penduduk di atas 65 tahun sebesar 194.386 orang atau turun sebesar 1,96 persen dibanding tahun 2001. Dengan meningkatnya penduduk usia kerja maka secara langsung akan mempengaruhi angka ketergantungan. Tahun 2001 angka ketergantungan mencapai 49 orang per 100 orang usia kerja sedangkan tahun 2002 mencapai 47 orang per 100 usia kerja atau turun sebesar 4,36 persen.

2.6.2. Prasarana Jalan

Jalan merupakan urat nadi pembangunan ekonomi yang amat penting dan strategis untuk memperlancar arus barang dan penumpang. Semakin meningkatnya pembangunan dan aktifitas di wilayah Bali menuntut adanya prasarana jalan yang memadai untuk memperlancar mobilitas penduduk dan arus barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan di Provinsi Bali pada tahun 2003 tidak mengalami perubahan jika dibanding tahun sebelumnya, dimana panjang jalan mencapai 6.644,25 km yang terdiri dari jalan yang berstatus jalan nasional 405,90 km, jalan provinsi 846,89 km, dan jalan kabupaten sepanjang 5.391,43 km. Sementara itu, kondisi jalan yang telah beraspal di Provinsi Bali sepanjang 5.685,76 km yang terdiri dari hotmix sepanjang 3.477,14 km dan lapen sepanjang 2.208,62 km. Sedangkan untuk kondisi jalan yang masih kerikil dan tanah masing-masing sepanjang 231,54 km jalan kerikil dan 726,95 km jalan tanah. Untuk panjang dan jumlah jembatan di Provinsi Bali pada tahun 2003 juga tidak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Panjang jembatan yang ada mencapai 15.046,10 m dengan jumlah jembatan sebanyak 662 buah.

Panjang jalan pada tahun 2002 mencapai 6 644,25 km, meliputi jalan di bawah wewenang negara 405,93 km, jalan di bawah wewenang Provinsi 846,89 km dan jalan di bawah wewenang kabupaten 5 391,43 km. Dari panjang jalan 6 644,25 km, kondisi jalan beraspal 5 685,76 km, jalan kerikil 231,54 km dan jalan tanah 726,95 km. Sedangkan panjang jembatan yang ada di Bali mencapai 11 913.10 km dan berjumlah sebanyak 645 buah.

2.6.3. Perhubungan

Selain jalan sebagai urat nadi perekonomian, pembangunan infrastruktur sektor perhubungan yang lain juga tidak kalah pentingnya. Infrastruktur perhubungan di Provinsi Bali diharapkan dapat mewujudkan arus lalu lintas/angkutan yang lancar, tertib, aman dan nyaman. Hal ini dapat dicapai melalui peningkatan dan pengembangan sistem lalu lintas/angkutan, peningkatan dan pengembangan manajemen angkutan umum, peningkatan dan pengembangan kuantitas dan kualitas

Tridaya Pamurtya, PT. II - 31

Page 32: 2  GAMBARAN UMUM

Penyusunan Sistem Perambuan Lalu Lintas Di Perairan Daratan

sarana dan prasarana angkutan dan pengembangan jaringan angkutan dan jalan.Jumlah terminal di Provinsi Bali tahun 2004 tidak mengalami perubahan, dimana jumlah terminal kelas A sebanyak 2 unit, kelas B 10 unit dan kelas C sebanyak 8 unit. Sementara itu banyaknya armada bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) turun dibanding tahun 2002. Pada tahun 2002 jumlah armada mencapai 535 unit maka pada tahun 2003 dan 2004 jumlah armada sebanyak 525 unit. Untuk jumlah angkutan penyeberangan khususnya dermaga komersil tidak mengalami perubahan yaitu sebanyak 5 unit dengan jumlah kapal fery sebanyak 40 buah.

Jumlah pelabuhan laut yang diusahakan untuk peti kemas berjumlah 1 unit, semi petikemas (I unit) dan non petikemas sebanyak 4 unit. Dari jumlah pelabuhan yang ada, ternyata jumlah kapal banyak mengalami penurunan. Jumlah kapal penumpang Pelni turun dari 199 unit tahun 2003 menjadi 53 unit tahun 2004. Penurunan jumlah kapal ini juga diikuti dengan kapasitas penumpang, dimana tahun 2003 kapasitas penumpang mencapai 248.880 orang maka pada tahun 2004 hanya 153.721 orang. Penurunan juga terjadi pada jumlah kapal barang, dimana pada tahun 2003 jumlah kapal barang mencapai 1.187 unit maka tahun 2004 hanya tinggal 420 unit. Jumlah kapal ikan juga turun pada tahun 2004 ini, dimana tahun 2003 jumlah kapal ikan sebanyak 5.322 unit maka tahun 2004 sebanyak 1.467 unit. Sementara itu, jumlah menara suar/sarana bantu navigasi untuk transportasi laut tidak mengalami perubahan, yaitu sebanyak 45 unit.Untuk transportasi udara, jumlah bandara internasional dan bandara perintis tidak mengalami perubahan yaitu masing-masing berjumlah 1 unit.

Tridaya Pamurtya, PT. II - 32