Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010
-
Upload
oswar-mungkasa -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010
-
7/30/2019 Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010
1/8
Mama Tamar, begitu ia biasa dipanggil,
tertawa bahagia. Raut kebahagiaan yang
tiada tara jelas terlihat diwajahnya. Tidak
heran jika Mama Tamar bahagia pada hariitu, karena kini ia tidak harus berjalan kaki
lagi untuk mengambil air dari sumur terdekat
yang jaraknya 1 kilometer dari rumah tempat
ia tinggal. Sebuah kran air yang tersambung
dengan jaringan perpipaan terdapat tepat
disisi rumahnya yang sederhana. Kran
berukuran inchi itu dilengkapi meteran
pengukur debit air sehingga mudah dalam
mengkontrol pemakaian air. Mama Tamar
adalah satu dari 212 rumah di Desa Mawar,
Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Aloryang mendapatkan sarana air sistem
perpipaan dengan sambungan rumah. Ya! Di
Desa ini, mungkin adalah desa pertama dan
satu-satunya di kabupaten Alor yang
memiliki sarana air dengan sambungan
rumah seperti layaknya rumah-rumah di
daerah kota besar, seperti Jakarta, Surabaya
dan Medan.
Desa Mawar merupakan salah satu dari 5
desa di Kabupaten Alor yang mendapatkan
bantuan dari UNICEF berupa pembangunan
sarana air bersih dengan sistem perpipaan
gravitasi yang sumber airnya diperoleh dari
mata air. Pembangunan itu dimulai pada
Bulan Agustus Tahun 2008 yang lalu dan
baru selesai pada Bulan Maret Tahun 2009
ini. Selama 7 bulan masyarakat di Desa
Mawar bergotong royong membangun sarana
air yang telah menghabiskan biaya sekitar 1
milyar rupiah. Sebagian besar biaya
digunakan untuk membeli pipa besi yang
didatangkan khusus dari Jakarta. Sebuah bak
reservoir dengan ukuran 50 meter kubik
berdiri tegak diatas bukit Dusun Tuntuli pada
ketinggian sekitar 150 meter diatas
permukaan laut. Jaringan pipa jenis galvanis
ditanam atau ditutupi bebatuan dengan
rapih dan teratur.
Tidak terlihat sedikitpun kebocoran pada
jaringan perpipaan ini, padahal yang
membangun adalah masyarakat sendiri.
Bukan kontraktor yang berpengalaman dan
profesional dibidangnya.
partisipasi masyarakat yang luar biasa inisudah selayaknyalah kita memberikan
apresiasi kepada masyarakat Desa Mawar.
Jika dinominalkan, kontribusi masyarakat
Desa Mawar yang mengerahkan tenaga
kerja tanpa dibayar, mengumpulkan material
lokal seperti pasir, kerikil dan batu secara
swadaya, nilai keseluruhannya bisa
mencapai 100 juta rupiah. Hal ini sekali lagi
membuktikan bahwa salah satu faktor utama
keberhasilan dan keberlanjutan sarana air
minum yang dibangun adalah partisipasiaktif masyarakat.
Ap r i l 2 0 1 0
Volume II : Lestarikan lingkungan sehat
Daf ta r i s i
Cer i t a Sukses dar iKabupa ten A lo r
1
Cer i t a Sukses dar i
Kabupa ten S i kka
2
Cer i t a sukses dar iKabupa ten Ro te
Ndao
4
Art ike l Pengelo laan
Ai r Bers ih d i NTT
o leh I NDI
5
n f o r m a s i
Per temuan
Nasional AMPL-BM
6
7
Seki las Koord inas i
Je jar in g AMPLNTT
8
Ker ja Keras i t u k in i Menua i Kebahag iaan
M en i k m at i A i r M aw ar
Media Informasi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Provinsi Nusa Tenggara Timur
AMPL NTT New s le t t e r
Didukung oleh :
-
7/30/2019 Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010
2/8
Salah satu catatan penting yang patut untuk dijadikan pembelajaran
dari keberhasilan masyarakat Desa Mawar adalah peran Kepala
Desa Yusak Oling. Kepala Desa bukan saja berperan sebagai motor
pembangunan, tetapi juga adalah motivator dan yang terpenting
bersedia turun langsung ikut terlibat dalam pembangunan. Melihatketerlibatan penuh Kepala Desanya membuat masyarakat Desa
Mawar tergugah dan bangkit bergotong royong.
Keberhasilan ini bukannya tanpa caci maki, begitu Yusak bercerita
tentang dinamika masyarakat yang dipimpinnya. Yusak menjelaskan
bahwa sebenarnya tidak semua masyarakat bersedia untuk terlibat
penuh. Ada beberapa orang yang apatis dan menganggap bahwa
pembangunan jaringan perpipaan kali ini akan sama dengan yang
terdahulu. Di Desa Mawar, memang pernah mendapatkan dua kali
program pembangunan sarana air dengan sistem perpipaan.
Keduanya tidak berlangsung lama karena setelah 6 bulan berfungsi
terjadi banyak permasalahan.Namun saya pantang menyerah! Yusah menegaskan. Ia percaya
bahwa pembangunan kali ini akan berhasil. Karena selain
perhitungan teknis dilakukan secara cermat dan semua rumah
mendapatkan sambungan kran, yang tentunya akan menghilangkan rasa ketidakadilan. Semangat pantang
menyerah di Desa Mawar ini sepertinya patut untuk dijadikan contoh di desa lain (oleh: Reza Hendrawan)
Halaman 2Volume II : Lestarikan lingkungan sehat
P E N G A N T A R
Salam pembaca AMPL NTT Newsletter
Pertama-tama kami ucapkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat bertemu dalamEdisi Kedua Newsletter AMPL NTT di Bulan April 2010 ini.
Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) adalah pembangunan kebutuhan dasar manu-
sia, yang menjadi salah satu prioritas pembangunan Provinsi NTT dan juga merupakan bagian dari penca-
paian target-target Millenium Development Goals. Pembangunan AMPL merupakan pembangunan yang dila-
kukan oleh berbagai pihak yang dilaksanakan melalui berbagai pendekatan pembangunan. Banyak tantangan
dan juga kisah sukses dalam penyelenggaraan pembangunan prasarana dan sarana AMPL yang dapat dijadi-
kan pembelajaran bersama oleh berbagai pihak dalam mengambil langkah-langkah Pembangunan AMPL beri-
kutnya. Namun sebagian besar potret pengalaman tersebut hanya sebatas laporan pelaksanaan kegiatan
secara internal pada masing-masing instansi atau lembaga.
Melalui newsletter ini diharapkan dapat terjadi pertukaran informasi mengenai peristiwa-peristiwa Pemban-
gunan AMPL, khususnya di Provinsi NTT, serta merupakan ajang bagi para pembaca untuk dapat lebih me-
ngenal program-program Pembangunan AMPL NTT yang dilaksanakan oleh berbagai pemangku kepentingan
atau sektor/instansi terkait yang bergerak diberbagai lintas kewenangan pemerintahan. Untuk itu sangat
diharapkan peran serta dari berbagai pihak terkait untuk dapat berbagi pengalaman melalui naskah dan ilus-
trasi peristiwa-peristiwa pembangunan AMPL di Provinsi NTT.
Terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang mendukung terbitnya newsletter ini. Kami
menyadari bahwa media ini masih memiliki banyak keterbatasan, sehingga kami sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk perbaikan dikemudian hari. Semoga media ini dapat bermanfaat bagi Pembangunan AMPL
pada khususnya dan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur pada umumnya. Kiranya Tuhan
menyertai senantiasa.
April 2010
Ir. Wayan Darmawa,MTKepala Bappeda Provinsi NTT/ Ketua Pokja AMPL NTT
-
7/30/2019 Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010
3/8
PL AN I n t e r n a t i o n a l Pr o g r a m U n i t Si k k a t e l ah m e m - b e r i k a n k o n t r i b u s i y a n g b e s ar d a l a m m e n i n g k a t k a n
kesadaran anak un tuk be rpe r i l aku h idup be rs ih dan
sehat m ela lu i PERCI K JUNI OR.
Majalah Percik Junior adalah salah satu media terbitan
POKJA AMPL Pusat yang secara khusus didesain dan dis-
unting agar menarik dibaca oleh anak anak.
Majalah ini memuat berita-berita dan pengalaman
menarik dari anak-anak diseluruh Indonesia terutama
tentang air minum, penyehatan lingkungan serta perilaku
hidup bersih dan sehat.
Manfaat dari distribusi majalah Percik Junior untuk anak-
anak terutama di desa dampingan Plan Program Unit
Sikka, sesuai hasil observasi dan wawancara kepada
anak-anak maupun orang tua dan guru memberikan nilai
yang positif terhadap keberadaan majalah percik junior.
Majalah Percik Junior sangat membantu anak-anak un-
tuk latihan membaca dan juga mengembangkan pengeta-
huan umum serta memicu untuk perubahan perilaku
yang berkaitan dengan kesehatan pribadi. Terutama yang
ada di desa terpencil, tutur Egidius Deki, seorang guru di
SDN Tubumuri, Desa Loke, Kecamatan Paga, Kabupate
Sikka. Egidius menerangkan bahwa untuk penerapan disekolah mereka tidak dilakukan secara utuh karena ada
standar kurikulum dari DIKNAS. Walaupun demikian,
sudah ada beberapa guru yang berinisiatif untuk
mengkombinasikan materi tulisan yang ada di ma-
jalah percik yang ada kaitan dengan mata pelajaran
tertentu.Senada dengan guru, Lukas Juma orang tua murid
yang berasal dari Dusun Lambalena, Desa Rengga-
rasi, Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka menyatakan
bahwa Majalah Percik Junior sangat membantu anak-
anak, terutama bagi mereka yang belum lancar
membaca. Majalah Percik menarik untuk melatih
anak-anak belajar membaca karena tampilan gambar
yang menarik, demikian ungkap Lukas. Berdasarkan
fakta yang ada di atas maka keberadaan majalah
percik junior sangat bermanfaat bagi anak-anak yang
tinggal di desa yang nota bene tidak memiliki buku-buku pegangan lain selain buku mata pelajaran yang
ada di sekolah.
Kabupaten Sikka yang terdiri dari 21 Kecamatan dan
196 Desa dan sebagian besar mata pencaharian pen-
duduk adalah petani dan nelayan ini merupakan salah
satu kabupaten yang tempat Plan International
bekerja. Dari total 196 Desa yang ada, 39 desa telah
menjadi desa dampingan Plan Program Unit Sikka.
Sesuai data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka,
angka kejadian penyakit berbasis lingkungan masih
relatif tinggi, seperti diare yang mencapai 1.929 ka-sus (2005). Hal ini diperparah dengan keterbatasan
sarana air bersih yang memenuhi syarat yang ber-
dasarkan data pada tahun 2005 baru sekitar 26,25%
masyarakat di Kabupaten Sikka yang dapat mengak-
ses air bersih yang layak.
Dari data diatas menunjukan bahwa sebagian besar
angka penyakit terjadi karena faktor perilaku dan
keterbatasan kemampuan akses terhadap kebutuhan
dasar yang dibutuhkan oleh manusia untuk menjaga
keseimbangan tubuh agar tidak mudah terserang
penyakit..Seperti yang diungkapkan oleh Maria FLinda, siswi SDI Woloara Dusun Kajubeda Desa
Loke,saya sangat senang karena bisa membaca dan
mendapat pengalaman dari teman lain dari tulisan-
tulisan di Percik Junior. Selain itu saya juga dapat
menambah pengetahuan tentang perilaku hidup ber-
sih dan sehat.
Untuk waktu yang akan datang mekanisme peng-
gunaan majah percik disekolah perlu didiskusikan
dengan pihak guru sehingga mereka bisa menginte-
grasikan beberapa topik yang relevan dengan topik
pelajaran yang ada di SD(oleh: Siprianus Rahas)
AMPL NTT Newsletter Halaman 3
Menam bah Penge tahuan
Mela lu i PERCI K Jun ior
-
7/30/2019 Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010
4/8
Halaman 4
Selamat datang di wilayah 100% Sadar Jamban. Itu-
lah sebaris kalimat yang dapat anda baca ketika me-
masuki wilayah Desa Inaoe, Kecamatan Rote Selatan,
kabupaten Rote Ndao.
Desa Inaoe merupakan salah satu desa di wilayah
Kabupaten Rote Ndao, Provinsi NTT. Seperti layaknya
desa-desa lain di Provinsi NTT, Desa Inaoe memiliki
iklim tropis dengan musim penghujan yang pendek,
yakni antara 3 hingga 4 bulan dengan curah hujan
rata-rata 52,25 mm setiap tahunnya. Hal ini tentunya
memiliki dampak pada ketersediaan air minum mau-pun sarana irigasi, apalagi sebagian besar penduduk
desa ini adalah petani.
Pada akhir tahun 2007, pemerintah Belanda dan SIDA
(swedia) membantu pendanaan program Water and
Environmental Sanitation (WES) untuk Indonesia
bagian timur melalui UNICEF, dimana salah satu kabu-
paten terpilih adalah Kabupaten Rote Ndao. Untuk
tahun pertama (2008) Kabupaten Rote Ndao menetap-
kan 2 desa sasaran yang penetapannya sesuai dengan
kebutuhan, dimana Pokja AML Rote Ndao membuat
daftar long list calon desa sasaran (10 desa) yangakan di survey oleh tim teknis menyangkut jumlah
jiwa di masing-masing desa, jumlah KK, kemiskinan,
cakupan sarana air bersih dan cakupan sanitasi. Ber-
dasarkan data-data tersebut Pokja AMPL kabupaten
Rote Ndao membuat daftar desa yang diprioritaskan
untuk mendapatkan bantuan WES Unicef tahun angga-
ran 2008 sehingga pada akhirnya ditetapkan 2 desa
yang akan memperoleh bantuan pada tahun 2008
yaitu desa meoain kecamatan Rote Barat Daya dan
desa inaoe kecamatan Rote Selatan.
Bulan juni 2008 dibantu tenaga fasilitator Desa Inaoe
mulai melakukan kegiatan Penyusunan Rencana Kerja
Masyarakat, yaitu: Identifikasi masalah dan analisa
situasi, Pertemuan pleno hasil identifikasi masalah dan
analisa situasi, Pembentukan Tim Kerja Masyarakat
(TKM), pemilihan opsi sarana yang akan dibangun,
Pertemuan pleno hasil pemilihan ops), Survey desain
sarana yang direncanakan sesuai opsi yang dipilih,
Melakukan kegiatan Promosi Kesehatan (PHBS).
Tujuan dari program pemerintah yang didukung oleh
Unicef di desa Inaoe ini adalah: tersedianya sarana air
bersih yang memadai, Terwujudnya peningkatan kesa-
daran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat, Meningkatkan pedoman yang mendorong terjad-
inya peningkatan kelestarian lingkungan, Mendorong
peran aktif masyarakat dalam mewujudkan AMPL-BM yang
berkelanjutan.
Ketika pada awal pelaksanaan program WES Desa Inaoe
masih menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan
akses sarana sanitasi, karena berdasarkan hasil identifi-
kasi cakupan sarana sanitasi di desa inaoe hanya menca-pai 23%. Data ini ini menunjukan realitas bahwa 77%
masyarakat desa inaoe masih berperilaku buang hari be-
sar di sembarang tempat seperti di hutan, kebun dan tem-
pat terbuka lainnya.
Untuk mengurangi kebiasaan masyarakat yang masih
Buang Air Besar (BAB) di sembarang tempat maka dengan
pendampingan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao
dan inisiatif masyakat Desa Inaoe maka Kepala Desa
Inaoe, Ferdinan Siokain mengeluarkan Peraturan Desa
yang mengatur masyarakat agar tidak BAB sembarangan.
Selain itu, peraturan desa tersebut juga mengatur
masyarakat untuk menggunakan Jamban tertutup dan
apabila melanggar maka akan dikenakan denda sebesar
Rp. 25.000,-. Melalui inisiatif masyarakat, ditambah den-
gan dukungan pihak gereja serta tokoh masyarakat maka
saat POKJA AMPL Kabupaten Rote Ndao malakukan moni-
toring partisipatif di desa tersebut, 100% masyarakat
Desa Inaoe dinyatakan sudah menggunakan jamban untuk
Buang Air Besar. Sebuah prestasi yang membanggakan
dan untuk itu, selayaknya kita mengucapkan selamat bagi
masyarakat Desa Inaoe sebagai Desa Sadar Jamban yang
pertama di Kabupaten Rote Ndao.
(Oleh: Syarlin Latumalea)
Volume II : Lestarikan lingkungan sehat
-
7/30/2019 Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010
5/8
ALTERNATI F PENGELOLAAN AI R MI NUM DI PROVI NSI NTT
Pelaku pembangunan air bersih di NTT terdiri
dari Pemerintah, Pengusaha, lembaga Donor/ Mitra
dan Masyarakat. Keterlibatan stakeholder dalam
pembangunan air besih di Provinsi NTT ini sangat
dibutuhkan guna terlayani penyediaan prasarana air
bersih wilayah di Provinsi NTT dan tercapainya
target pembangunan di Provinsi NTT.
Indonesia Infrastructure Initiative (IndII) An
Australian Government Init iativesebagai salah satu
lembaga donor/ mitra Pemerintah Provinsi NTT
dalam mendukung pelayanan air minum di NTT
yang rencananya dengan durasi kegiatan 18 bulan.
Kegiatan ini akan melibatkan sejumlah Pemda
kabupaten/ kota dan PDAM di NTT, dimana dalampelaksanaannya akan bekerjasama dengan
Bappenas, Ditjen Cipta Karya-Dep. PU, BPPSPAM
dan instansi terkait lainnya di tingkat Provinsi dan
Kabupaten/ Kota.
Proyek Tata Kelola Air Minum di NTT sebagai
Proyek Percon tohan un tuk mencapa i
pe rba ikan yang be rke lan ju tan da lam layanan
a i r m i n u m p e r k o t a a n . INDI Mendukung beberapa
PDAM/ Pemda di NTT dengan memberikan Bantuan
Teknis yang cocok untuk mendukung target-target
PDAM/ Pemda terkait SPAM. INDI menilai bahwapengelolaan air Minum di NTT memiliki tingkat
pelayanan air bersih kurang memadai (jauh di
bawah target nasional dan MDG), tujuan penetapan
proyek percontohan ini adalah meningkatkan
kemitraan antara Pemda dan PDAM, menunjukkan
pentingnya memperbaiki lingkungan eksternal
PDAM dalam mewujudkan kegiatan bisnis yang
berkelanjutan, memperbaiki tingkat partisipasi
masyarakat, memperbaiki tingkat pelayanan PDAM,
meningkatkan kesinambungan bisnis PDAM,
menentukan (beberapa) prioritas utama dari Pemdadan PDAM dan mempersiapkan materi pelajaran
dan mengembangkan konsep program yang dapat
direplikasikan.
Bentuk Pelayanan yang ditawarkan INDI
adalah Kont rak Sos ia l . Pelayanan ini sebagai
kerjasama Pemda, PDAM, Masyarakat yang
menyetujui bentuk tindakan-tindakan yang akan
dilakukan untuk memperbaiki pelayanan PDAM.
Menetapkan tujuan dan sasaran jangka menengah.
Pendekatan yang diberikan adalah:
Membangun kemitraan yang kuat antara para
pemangku kepentingan
Menekankan pada rasa kepemilikan Pemda
Memiliki pendekatan yang fleksibel
Fokus pada lingkungan eskternal dan aspek-aspekmanajemen
Memberikan insentif
Memaksimalkan input dan kontribusi dari Pemda dan
PDAM
Bekerja dengan melibatkan masyarakat
Melakukan demonstrasi atau proyek percontohan
Bekerja erat dengan lembaga pemerintah dan Donor
Harapannya adalah seluruh pemangku kepentingan
bekerja bersama-
s ama , u n t u k
mencapai hasil
yang lebih baik.
P e m e r i n t a h
Daerah dapat
d iwak i l i o l eh
B u p a t i a t a u
Pejabat yang
ditunjuk. PDAM
dapat diwakili oleh
direksi PDAM.
Masyarakat Perwakilan masyarakat mungkin berbeda di
setiap daerah karena biasanya tidak ada kelompok tertentu
yang mewakili konstituen PDAM. Masyarakat dapat diwakili
oleh Dewan Pengawas; YLKI daerah (jika ada) atau
organisasi, tokoh, dsb yang dipilih sendiri oleh masyarakat.
IndII diwakili oleh Direktur Air dan Sanitasi (Water and
Sanitation). Pihak lainnya adalah Pihak sebagai saksi dalam
perumusan kesepakatan (bisa perwakilan Bappeda).
Hasil yang ingin dicapai
dengan adanya bantuan
pelayanan adalah Kondisi
yang lebih baik ini akan
mampu mencapai target
MDG, Meningkatkan daerah
cakupan di wilayah perko-
taan menjadi 70%,
Mengembangkan SPAM
guna meningkatkan cakupan layanan air pipa yang berkuali-
tas, efisien, terjangkau dan berkelanjutan dan Meningkatkan
kualitas air permukaan yang akan digunakan sebagai bahan
baku air minum. (bersambung ke hal 6)
18
Tujuan Kinerja PDAM yanglebih baik
Lingkungan EksternalBuruk Sangat Baik
Dasar
Lengkap
Lingkungan
Internal
Jalur Reformasi
yang Aktual
AMPL NTT Newsletter Halaman 5
-
7/30/2019 Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010
6/8
Halaman 6Volume II : Lestarikan lingkungan sehat
Sampah merupakan limbah padat atau sisa aktivitas manusia baikorganic maupun an organik yang masih memerlukan pengolahanagar tidak menimbulkan masalah terhadap Lingkungan
Project Pengelolaan Air Minum di Provinsi NTT melalui penera-pan Prinsip-Prinsip Kontrak Sosial, sebagai alternatif barudalam pengelolaan Air bersih di NTT. Proyek ini memberikanpelayanan bukan barang melainkan pengetahuan/ manajemen
pengelolaan air bersih dengan kerjasama stakeholder terkaitdan membutuhkan kepedulian dan kerjasama dari pemerintahdaerah, PDAM dan masyarakat tidak hanya sebatas pada masaproyek percontohan saja tetapi dapat berkelanjutan, gunameminimalkan permasalahan dan mewujudkan pelayanan airbersih yang lebih baik di Provinsi NTT demi kesejahteraanmasyarakat Provinsi NTT. (Oleh: Grasia Dwi Handayani, ST)
Sam pah Basah
Adalah sampah organik yangmudah dikomposkan atau cepatmembusuk, meliputi sisamakanan, sisa sayuran, sisa
buah-buahan dan lainnya
Sam pah Ker i ng
Adalah sampah organik yang lamamembusuk dan sampah an organik,meliputi kertas, karton, kardus, besi,kaleng, plastik, botol, dllSampah jenis ini masih dapat diman-faatkan atau dijual kembali
Sam pah B3
(Bahan Berbahaya &
Beracun)
Baterei, botol racun nyamuk,jarum suntik bekas dll, KalengBekas Cat, Dll
ResiduAdalah sampah yang tidak diperlukan lagi, baik untuk pengompo-
san maupun sebagai barang lapak, meliputi kulit durian, ranting,bongkol jagung, dll
Bahan-bahan yang dapat digunakan kembali dipakai berulang-ulang
Bagi yang dapat membuat keterampilan, sebaiknya menggunakansampah kering sebagai bahan bahan baku juga akan menambahnilai ekonomis dan membantu mengurangi pencemaran lingkungan
Sampah yang bernilai jual dapat dijual kepengepul
POJOK I NFORMASI
Jenis
Sampah
-
7/30/2019 Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010
7/8
PERTEMUAN NASIONAL AMPL BM
HOTEL MERCURE,JAKARTA 02 04 NOVEMBER 2009Pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan telahberlangsung cukup lama. Telah banyak hasil pembangunanyang dapat dinikmati oleh masyarakat. Namun demikian,disadari juga bahwa hasil pembangunan ini masih belumoptimal dan perlu ditingkatkan. Salah satu kendala utamayang dihadapi dalam pembangunan AMPL selama ini adalah
kurangnya koordinasi diantara pemangku kepentingan, baikdiantara sesama instansi pemerintah di daerah, daerah-pusat, maupun instnasi pemerintah dengan lembaga nonpemerintah, bahkan juga dengan masyarakat. Menyadarihal ini, sejak satu dekade yang lalu telah diperkenalkankonsep Kelompok Kerja (Pokja) AMPL sebagai focal pointatau titik temu diantara pemangku kepentingan, bahkanuntuk mewadahi unsur non pemerintah saat ini juga telah
dibentuk Jejaring AMPL.
Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat telah dilak-sanakan di daerah Pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPLBerbasis Masyarakat di daerah ke depan diharapkanmemberikan kontribusi terhadap upaya pemerintah dalampemenuhan layanan AMPL sebagaimana RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2010-2014. Dalam upaya sinergitas program AMPL pertemuankoordinasi nasional AMPL diselenggarakan oleh KelompokKerja Nasional AMPL yang dioganisir melalui Ditjen BangdaDepartemen Dalam Negeri .
Rakornas diselenggarakan di Hotel Mercure Rekso Jakarta
pada tangal 2-4 November 2009 dihadiri oleh 44 pesertadari 15 provinsi dan 12 kabupaten mencakup daerah,dilaksanakan dalam rangka memperoleh gambaran progrespelaksanaan Kebijakan AMPL Berbasis Masyarakat didaerah dan memperoleh gambaran isu dan permasalahanuntuk ditindaklanjuti oleh pemerintah pusat dan daerah.Secara khusus pertemuan ini bertujuan untuk Sasaran dankebijakanan pembangunan AMPL selama lima tahun men-datang sebagaimana RPJMN 2010-2014.
Pokok-pokok hasil pertemuan nasional yang dilakukan adadua:
Pemahaman mengenai kebijakan AMPL dan beberapa
pengalaman pembelajaran Program AMPL BM Bahwa pemerintah Indonesia telah menetapkan arah dan
kebijakan pembangunan bidang AMPL sebagaimanadituangkan dalam RPJMN dan perlu dijabarkan lebihoperasional di daerah
Pelaksanaan kebijakan dilaksanakan di daerah melalui be-berapa kegiatan utama antara lain; Dukungan terhadappelaksanaan pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat dariberbagai sumber pembiayaan, Penindaklanjutan RenstraAMPL daerah, Advokasi kepada pengambil kebijakan untukmenempatkan AMPL sebagai program prioritas, pendampin-gan, Pengembangan fasilitasi pelaksanaan KebijakanNasional AMPL-BM di daerah baru (kab/kota), Sosialisasi/
diseminasi AMPL, Penguatan Sistem Pengelolaan dataAMPL, Pertemuan koordinasi AMPL secara periodik
Kebutuhan dan dukungan yang diperlukan dalamrangka penguatan daerah dalam pelaksanaan kebija-
kan antara lain; penyiapa fasilitator, komitmen ekse-kutif dan legislatif serta pemangku kepentingan lain-nya, penguatan kapasitas secara periodik, sistimpengelolaan data dan penajaman strategi pencapaiantujuan pebangunan AMPL nasional dan daerah.(oleh Obbie B. Botoor)
1. AIR SEBAGAI BENDA SOSIAL DAN BENDA
EKONOMI
2. PILIHAN YANG DIINFORMASIKAN SEBAGAI
PENDEKATAN TANGGAP KEBUTUHAN
3. PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGK UNGAN
4. PENDIDIKAN PERILAK U HIDUP BERSIH DAN
SEHAT
5. KEBERPIHAKAN PADA MASYARAKAT MISKIN
6. PERAN PEREMPUAN DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
7. AK UNTAB ILITA S PROSES PEMBANGUNAN
8. PERAN PEMERINTAH SEBAGAI FASILITATOR
9. PERAN AKT IF MASYARAK AT
10. PELAYANAN OPTIMAL DAN TEPAT SASARAN
11. PENERAPAN PRINSIP PEMULIHAN BIAYA
AMPL NTT Newsletter Halaman 7
-
7/30/2019 Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010
8/8
Sekretariat Pokja AMPL Provinsi NTT
Kantor Bappeda Provinsi (Bidang PP. III)
Jl. Polisi Militer 2 Kupang
Telp/fax. (0380) 833462 832975
TIM REDAKSI:
Mamun Patty, SH MSi
L.Melchias J.
Talo ThomasRamsis Y. Tella
David Makuago
Johnny Umbu R. A.
John M. Subani
Jacobus B. Botoor
SEHATI SESUARA MEMBANGUN NTT BARU
K oordinasi Jejaring AMPL di Provinsi Nusa Tenggara Timur telah ter-jalin, dibuktikan dengan adanya pertemuan Pokja AMPL dan Pelaku AMPL
di Prov. NTT setiap Bulan dengan penyelenggara yang bergantian olehJejaring AMPL (POKJA AMPL-NTT, UNICEF, PLAN International, PU SatkerAir Bersih, PAMSIMAS, ACF dan Lainnya yang tergabung dalam JejaringAMPL)
Pada Rapat koordinasi pada tanggal 12 Februari 2010 yang diselengga-rakan oleh PU (PAMSIMAS) membahas membahas isu-isu antara lainpola Pendakatan terpadu dan target RPJMD khusus untuk penurunanangka kemiskinan.
Masalah data pembangunan AMPL menjadi prioritas utama sehinggaperlu dukungan support dari pusat (nasional) untuk menyusun databasedengan cara membangun link dengan kabupaten. Koordinasi masihmenjadi issue yang sangat perlu untuk diperhatikan sehingga bisa ter-cipta suatu sinergitas program Air minum dan penyehatan lingkungan diProvinsi Nusa Tenggara Timur. Perlu adanya kesepakatan tentang Stan-darisasi project, untuk mengukur kualitas sehingga ada keseragamanantara pelaku program Air Minum dan Penyehatan Lingkungan dan ter-
koordinasi dalam pokja AMPLNTT agar tidak terjadi tumpang tindih padasaat implemetasi didaerah.
Harapannya Pembangunan AMPL di Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat
mengoptimalkan capaian Milenium Development Goals (MDGs) menetap-kan target 50% dari penduduk dunia yang belum mendapatkan akses ter-
hadap AMPL pada tahun 2015 harus terlayani dan Pemerintah Indonesiaberkomitmen untuk memenuhinya. Pemerintah Daerah Provinsi Nusa-Tenggara Timur mengakomodir kebijakan nasional tersebut kedalam Per-da 17/2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah(RPJMD) Provinsi NTT 2009 2013, melalui penetapan indikator capaianPembangunan AMPL pada tahun 2013, yaitu: jumlah persentase rumahtangga dengan fasilitas air minum sendiri/ perpipaan sebesar 46,98% danjumlah persentase rumah tangga dengan fasilitas jamban sendiri sebesar77,83%. mendorong berbagai pemangku kepentingan termasuk masyara-kat untuk saling bermitra mendukung pembangunan infrastruktur AMPL di Provinsi Nusa Tenggara Timur. (olehObbie B. Botoor)
Sek i las Koor d in as i Je j a r i ng AMPL Pr ov NTT
Halaman 8Volume II : Lestarikan lingkungan sehat