Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010

download Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010

of 8

Transcript of Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010

  • 7/30/2019 Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010

    1/8

    Mama Tamar, begitu ia biasa dipanggil,

    tertawa bahagia. Raut kebahagiaan yang

    tiada tara jelas terlihat diwajahnya. Tidak

    heran jika Mama Tamar bahagia pada hariitu, karena kini ia tidak harus berjalan kaki

    lagi untuk mengambil air dari sumur terdekat

    yang jaraknya 1 kilometer dari rumah tempat

    ia tinggal. Sebuah kran air yang tersambung

    dengan jaringan perpipaan terdapat tepat

    disisi rumahnya yang sederhana. Kran

    berukuran inchi itu dilengkapi meteran

    pengukur debit air sehingga mudah dalam

    mengkontrol pemakaian air. Mama Tamar

    adalah satu dari 212 rumah di Desa Mawar,

    Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Aloryang mendapatkan sarana air sistem

    perpipaan dengan sambungan rumah. Ya! Di

    Desa ini, mungkin adalah desa pertama dan

    satu-satunya di kabupaten Alor yang

    memiliki sarana air dengan sambungan

    rumah seperti layaknya rumah-rumah di

    daerah kota besar, seperti Jakarta, Surabaya

    dan Medan.

    Desa Mawar merupakan salah satu dari 5

    desa di Kabupaten Alor yang mendapatkan

    bantuan dari UNICEF berupa pembangunan

    sarana air bersih dengan sistem perpipaan

    gravitasi yang sumber airnya diperoleh dari

    mata air. Pembangunan itu dimulai pada

    Bulan Agustus Tahun 2008 yang lalu dan

    baru selesai pada Bulan Maret Tahun 2009

    ini. Selama 7 bulan masyarakat di Desa

    Mawar bergotong royong membangun sarana

    air yang telah menghabiskan biaya sekitar 1

    milyar rupiah. Sebagian besar biaya

    digunakan untuk membeli pipa besi yang

    didatangkan khusus dari Jakarta. Sebuah bak

    reservoir dengan ukuran 50 meter kubik

    berdiri tegak diatas bukit Dusun Tuntuli pada

    ketinggian sekitar 150 meter diatas

    permukaan laut. Jaringan pipa jenis galvanis

    ditanam atau ditutupi bebatuan dengan

    rapih dan teratur.

    Tidak terlihat sedikitpun kebocoran pada

    jaringan perpipaan ini, padahal yang

    membangun adalah masyarakat sendiri.

    Bukan kontraktor yang berpengalaman dan

    profesional dibidangnya.

    partisipasi masyarakat yang luar biasa inisudah selayaknyalah kita memberikan

    apresiasi kepada masyarakat Desa Mawar.

    Jika dinominalkan, kontribusi masyarakat

    Desa Mawar yang mengerahkan tenaga

    kerja tanpa dibayar, mengumpulkan material

    lokal seperti pasir, kerikil dan batu secara

    swadaya, nilai keseluruhannya bisa

    mencapai 100 juta rupiah. Hal ini sekali lagi

    membuktikan bahwa salah satu faktor utama

    keberhasilan dan keberlanjutan sarana air

    minum yang dibangun adalah partisipasiaktif masyarakat.

    Ap r i l 2 0 1 0

    Volume II : Lestarikan lingkungan sehat

    Daf ta r i s i

    Cer i t a Sukses dar iKabupa ten A lo r

    1

    Cer i t a Sukses dar i

    Kabupa ten S i kka

    2

    Cer i t a sukses dar iKabupa ten Ro te

    Ndao

    4

    Art ike l Pengelo laan

    Ai r Bers ih d i NTT

    o leh I NDI

    5

    n f o r m a s i

    Per temuan

    Nasional AMPL-BM

    6

    7

    Seki las Koord inas i

    Je jar in g AMPLNTT

    8

    Ker ja Keras i t u k in i Menua i Kebahag iaan

    M en i k m at i A i r M aw ar

    Media Informasi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Provinsi Nusa Tenggara Timur

    AMPL NTT New s le t t e r

    Didukung oleh :

  • 7/30/2019 Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010

    2/8

    Salah satu catatan penting yang patut untuk dijadikan pembelajaran

    dari keberhasilan masyarakat Desa Mawar adalah peran Kepala

    Desa Yusak Oling. Kepala Desa bukan saja berperan sebagai motor

    pembangunan, tetapi juga adalah motivator dan yang terpenting

    bersedia turun langsung ikut terlibat dalam pembangunan. Melihatketerlibatan penuh Kepala Desanya membuat masyarakat Desa

    Mawar tergugah dan bangkit bergotong royong.

    Keberhasilan ini bukannya tanpa caci maki, begitu Yusak bercerita

    tentang dinamika masyarakat yang dipimpinnya. Yusak menjelaskan

    bahwa sebenarnya tidak semua masyarakat bersedia untuk terlibat

    penuh. Ada beberapa orang yang apatis dan menganggap bahwa

    pembangunan jaringan perpipaan kali ini akan sama dengan yang

    terdahulu. Di Desa Mawar, memang pernah mendapatkan dua kali

    program pembangunan sarana air dengan sistem perpipaan.

    Keduanya tidak berlangsung lama karena setelah 6 bulan berfungsi

    terjadi banyak permasalahan.Namun saya pantang menyerah! Yusah menegaskan. Ia percaya

    bahwa pembangunan kali ini akan berhasil. Karena selain

    perhitungan teknis dilakukan secara cermat dan semua rumah

    mendapatkan sambungan kran, yang tentunya akan menghilangkan rasa ketidakadilan. Semangat pantang

    menyerah di Desa Mawar ini sepertinya patut untuk dijadikan contoh di desa lain (oleh: Reza Hendrawan)

    Halaman 2Volume II : Lestarikan lingkungan sehat

    P E N G A N T A R

    Salam pembaca AMPL NTT Newsletter

    Pertama-tama kami ucapkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat bertemu dalamEdisi Kedua Newsletter AMPL NTT di Bulan April 2010 ini.

    Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) adalah pembangunan kebutuhan dasar manu-

    sia, yang menjadi salah satu prioritas pembangunan Provinsi NTT dan juga merupakan bagian dari penca-

    paian target-target Millenium Development Goals. Pembangunan AMPL merupakan pembangunan yang dila-

    kukan oleh berbagai pihak yang dilaksanakan melalui berbagai pendekatan pembangunan. Banyak tantangan

    dan juga kisah sukses dalam penyelenggaraan pembangunan prasarana dan sarana AMPL yang dapat dijadi-

    kan pembelajaran bersama oleh berbagai pihak dalam mengambil langkah-langkah Pembangunan AMPL beri-

    kutnya. Namun sebagian besar potret pengalaman tersebut hanya sebatas laporan pelaksanaan kegiatan

    secara internal pada masing-masing instansi atau lembaga.

    Melalui newsletter ini diharapkan dapat terjadi pertukaran informasi mengenai peristiwa-peristiwa Pemban-

    gunan AMPL, khususnya di Provinsi NTT, serta merupakan ajang bagi para pembaca untuk dapat lebih me-

    ngenal program-program Pembangunan AMPL NTT yang dilaksanakan oleh berbagai pemangku kepentingan

    atau sektor/instansi terkait yang bergerak diberbagai lintas kewenangan pemerintahan. Untuk itu sangat

    diharapkan peran serta dari berbagai pihak terkait untuk dapat berbagi pengalaman melalui naskah dan ilus-

    trasi peristiwa-peristiwa pembangunan AMPL di Provinsi NTT.

    Terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang mendukung terbitnya newsletter ini. Kami

    menyadari bahwa media ini masih memiliki banyak keterbatasan, sehingga kami sangat mengharapkan kritik

    dan saran untuk perbaikan dikemudian hari. Semoga media ini dapat bermanfaat bagi Pembangunan AMPL

    pada khususnya dan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur pada umumnya. Kiranya Tuhan

    menyertai senantiasa.

    April 2010

    Ir. Wayan Darmawa,MTKepala Bappeda Provinsi NTT/ Ketua Pokja AMPL NTT

  • 7/30/2019 Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010

    3/8

    PL AN I n t e r n a t i o n a l Pr o g r a m U n i t Si k k a t e l ah m e m - b e r i k a n k o n t r i b u s i y a n g b e s ar d a l a m m e n i n g k a t k a n

    kesadaran anak un tuk be rpe r i l aku h idup be rs ih dan

    sehat m ela lu i PERCI K JUNI OR.

    Majalah Percik Junior adalah salah satu media terbitan

    POKJA AMPL Pusat yang secara khusus didesain dan dis-

    unting agar menarik dibaca oleh anak anak.

    Majalah ini memuat berita-berita dan pengalaman

    menarik dari anak-anak diseluruh Indonesia terutama

    tentang air minum, penyehatan lingkungan serta perilaku

    hidup bersih dan sehat.

    Manfaat dari distribusi majalah Percik Junior untuk anak-

    anak terutama di desa dampingan Plan Program Unit

    Sikka, sesuai hasil observasi dan wawancara kepada

    anak-anak maupun orang tua dan guru memberikan nilai

    yang positif terhadap keberadaan majalah percik junior.

    Majalah Percik Junior sangat membantu anak-anak un-

    tuk latihan membaca dan juga mengembangkan pengeta-

    huan umum serta memicu untuk perubahan perilaku

    yang berkaitan dengan kesehatan pribadi. Terutama yang

    ada di desa terpencil, tutur Egidius Deki, seorang guru di

    SDN Tubumuri, Desa Loke, Kecamatan Paga, Kabupate

    Sikka. Egidius menerangkan bahwa untuk penerapan disekolah mereka tidak dilakukan secara utuh karena ada

    standar kurikulum dari DIKNAS. Walaupun demikian,

    sudah ada beberapa guru yang berinisiatif untuk

    mengkombinasikan materi tulisan yang ada di ma-

    jalah percik yang ada kaitan dengan mata pelajaran

    tertentu.Senada dengan guru, Lukas Juma orang tua murid

    yang berasal dari Dusun Lambalena, Desa Rengga-

    rasi, Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka menyatakan

    bahwa Majalah Percik Junior sangat membantu anak-

    anak, terutama bagi mereka yang belum lancar

    membaca. Majalah Percik menarik untuk melatih

    anak-anak belajar membaca karena tampilan gambar

    yang menarik, demikian ungkap Lukas. Berdasarkan

    fakta yang ada di atas maka keberadaan majalah

    percik junior sangat bermanfaat bagi anak-anak yang

    tinggal di desa yang nota bene tidak memiliki buku-buku pegangan lain selain buku mata pelajaran yang

    ada di sekolah.

    Kabupaten Sikka yang terdiri dari 21 Kecamatan dan

    196 Desa dan sebagian besar mata pencaharian pen-

    duduk adalah petani dan nelayan ini merupakan salah

    satu kabupaten yang tempat Plan International

    bekerja. Dari total 196 Desa yang ada, 39 desa telah

    menjadi desa dampingan Plan Program Unit Sikka.

    Sesuai data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka,

    angka kejadian penyakit berbasis lingkungan masih

    relatif tinggi, seperti diare yang mencapai 1.929 ka-sus (2005). Hal ini diperparah dengan keterbatasan

    sarana air bersih yang memenuhi syarat yang ber-

    dasarkan data pada tahun 2005 baru sekitar 26,25%

    masyarakat di Kabupaten Sikka yang dapat mengak-

    ses air bersih yang layak.

    Dari data diatas menunjukan bahwa sebagian besar

    angka penyakit terjadi karena faktor perilaku dan

    keterbatasan kemampuan akses terhadap kebutuhan

    dasar yang dibutuhkan oleh manusia untuk menjaga

    keseimbangan tubuh agar tidak mudah terserang

    penyakit..Seperti yang diungkapkan oleh Maria FLinda, siswi SDI Woloara Dusun Kajubeda Desa

    Loke,saya sangat senang karena bisa membaca dan

    mendapat pengalaman dari teman lain dari tulisan-

    tulisan di Percik Junior. Selain itu saya juga dapat

    menambah pengetahuan tentang perilaku hidup ber-

    sih dan sehat.

    Untuk waktu yang akan datang mekanisme peng-

    gunaan majah percik disekolah perlu didiskusikan

    dengan pihak guru sehingga mereka bisa menginte-

    grasikan beberapa topik yang relevan dengan topik

    pelajaran yang ada di SD(oleh: Siprianus Rahas)

    AMPL NTT Newsletter Halaman 3

    Menam bah Penge tahuan

    Mela lu i PERCI K Jun ior

  • 7/30/2019 Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010

    4/8

    Halaman 4

    Selamat datang di wilayah 100% Sadar Jamban. Itu-

    lah sebaris kalimat yang dapat anda baca ketika me-

    masuki wilayah Desa Inaoe, Kecamatan Rote Selatan,

    kabupaten Rote Ndao.

    Desa Inaoe merupakan salah satu desa di wilayah

    Kabupaten Rote Ndao, Provinsi NTT. Seperti layaknya

    desa-desa lain di Provinsi NTT, Desa Inaoe memiliki

    iklim tropis dengan musim penghujan yang pendek,

    yakni antara 3 hingga 4 bulan dengan curah hujan

    rata-rata 52,25 mm setiap tahunnya. Hal ini tentunya

    memiliki dampak pada ketersediaan air minum mau-pun sarana irigasi, apalagi sebagian besar penduduk

    desa ini adalah petani.

    Pada akhir tahun 2007, pemerintah Belanda dan SIDA

    (swedia) membantu pendanaan program Water and

    Environmental Sanitation (WES) untuk Indonesia

    bagian timur melalui UNICEF, dimana salah satu kabu-

    paten terpilih adalah Kabupaten Rote Ndao. Untuk

    tahun pertama (2008) Kabupaten Rote Ndao menetap-

    kan 2 desa sasaran yang penetapannya sesuai dengan

    kebutuhan, dimana Pokja AML Rote Ndao membuat

    daftar long list calon desa sasaran (10 desa) yangakan di survey oleh tim teknis menyangkut jumlah

    jiwa di masing-masing desa, jumlah KK, kemiskinan,

    cakupan sarana air bersih dan cakupan sanitasi. Ber-

    dasarkan data-data tersebut Pokja AMPL kabupaten

    Rote Ndao membuat daftar desa yang diprioritaskan

    untuk mendapatkan bantuan WES Unicef tahun angga-

    ran 2008 sehingga pada akhirnya ditetapkan 2 desa

    yang akan memperoleh bantuan pada tahun 2008

    yaitu desa meoain kecamatan Rote Barat Daya dan

    desa inaoe kecamatan Rote Selatan.

    Bulan juni 2008 dibantu tenaga fasilitator Desa Inaoe

    mulai melakukan kegiatan Penyusunan Rencana Kerja

    Masyarakat, yaitu: Identifikasi masalah dan analisa

    situasi, Pertemuan pleno hasil identifikasi masalah dan

    analisa situasi, Pembentukan Tim Kerja Masyarakat

    (TKM), pemilihan opsi sarana yang akan dibangun,

    Pertemuan pleno hasil pemilihan ops), Survey desain

    sarana yang direncanakan sesuai opsi yang dipilih,

    Melakukan kegiatan Promosi Kesehatan (PHBS).

    Tujuan dari program pemerintah yang didukung oleh

    Unicef di desa Inaoe ini adalah: tersedianya sarana air

    bersih yang memadai, Terwujudnya peningkatan kesa-

    daran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan

    sehat, Meningkatkan pedoman yang mendorong terjad-

    inya peningkatan kelestarian lingkungan, Mendorong

    peran aktif masyarakat dalam mewujudkan AMPL-BM yang

    berkelanjutan.

    Ketika pada awal pelaksanaan program WES Desa Inaoe

    masih menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan

    akses sarana sanitasi, karena berdasarkan hasil identifi-

    kasi cakupan sarana sanitasi di desa inaoe hanya menca-pai 23%. Data ini ini menunjukan realitas bahwa 77%

    masyarakat desa inaoe masih berperilaku buang hari be-

    sar di sembarang tempat seperti di hutan, kebun dan tem-

    pat terbuka lainnya.

    Untuk mengurangi kebiasaan masyarakat yang masih

    Buang Air Besar (BAB) di sembarang tempat maka dengan

    pendampingan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao

    dan inisiatif masyakat Desa Inaoe maka Kepala Desa

    Inaoe, Ferdinan Siokain mengeluarkan Peraturan Desa

    yang mengatur masyarakat agar tidak BAB sembarangan.

    Selain itu, peraturan desa tersebut juga mengatur

    masyarakat untuk menggunakan Jamban tertutup dan

    apabila melanggar maka akan dikenakan denda sebesar

    Rp. 25.000,-. Melalui inisiatif masyarakat, ditambah den-

    gan dukungan pihak gereja serta tokoh masyarakat maka

    saat POKJA AMPL Kabupaten Rote Ndao malakukan moni-

    toring partisipatif di desa tersebut, 100% masyarakat

    Desa Inaoe dinyatakan sudah menggunakan jamban untuk

    Buang Air Besar. Sebuah prestasi yang membanggakan

    dan untuk itu, selayaknya kita mengucapkan selamat bagi

    masyarakat Desa Inaoe sebagai Desa Sadar Jamban yang

    pertama di Kabupaten Rote Ndao.

    (Oleh: Syarlin Latumalea)

    Volume II : Lestarikan lingkungan sehat

  • 7/30/2019 Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010

    5/8

    ALTERNATI F PENGELOLAAN AI R MI NUM DI PROVI NSI NTT

    Pelaku pembangunan air bersih di NTT terdiri

    dari Pemerintah, Pengusaha, lembaga Donor/ Mitra

    dan Masyarakat. Keterlibatan stakeholder dalam

    pembangunan air besih di Provinsi NTT ini sangat

    dibutuhkan guna terlayani penyediaan prasarana air

    bersih wilayah di Provinsi NTT dan tercapainya

    target pembangunan di Provinsi NTT.

    Indonesia Infrastructure Initiative (IndII) An

    Australian Government Init iativesebagai salah satu

    lembaga donor/ mitra Pemerintah Provinsi NTT

    dalam mendukung pelayanan air minum di NTT

    yang rencananya dengan durasi kegiatan 18 bulan.

    Kegiatan ini akan melibatkan sejumlah Pemda

    kabupaten/ kota dan PDAM di NTT, dimana dalampelaksanaannya akan bekerjasama dengan

    Bappenas, Ditjen Cipta Karya-Dep. PU, BPPSPAM

    dan instansi terkait lainnya di tingkat Provinsi dan

    Kabupaten/ Kota.

    Proyek Tata Kelola Air Minum di NTT sebagai

    Proyek Percon tohan un tuk mencapa i

    pe rba ikan yang be rke lan ju tan da lam layanan

    a i r m i n u m p e r k o t a a n . INDI Mendukung beberapa

    PDAM/ Pemda di NTT dengan memberikan Bantuan

    Teknis yang cocok untuk mendukung target-target

    PDAM/ Pemda terkait SPAM. INDI menilai bahwapengelolaan air Minum di NTT memiliki tingkat

    pelayanan air bersih kurang memadai (jauh di

    bawah target nasional dan MDG), tujuan penetapan

    proyek percontohan ini adalah meningkatkan

    kemitraan antara Pemda dan PDAM, menunjukkan

    pentingnya memperbaiki lingkungan eksternal

    PDAM dalam mewujudkan kegiatan bisnis yang

    berkelanjutan, memperbaiki tingkat partisipasi

    masyarakat, memperbaiki tingkat pelayanan PDAM,

    meningkatkan kesinambungan bisnis PDAM,

    menentukan (beberapa) prioritas utama dari Pemdadan PDAM dan mempersiapkan materi pelajaran

    dan mengembangkan konsep program yang dapat

    direplikasikan.

    Bentuk Pelayanan yang ditawarkan INDI

    adalah Kont rak Sos ia l . Pelayanan ini sebagai

    kerjasama Pemda, PDAM, Masyarakat yang

    menyetujui bentuk tindakan-tindakan yang akan

    dilakukan untuk memperbaiki pelayanan PDAM.

    Menetapkan tujuan dan sasaran jangka menengah.

    Pendekatan yang diberikan adalah:

    Membangun kemitraan yang kuat antara para

    pemangku kepentingan

    Menekankan pada rasa kepemilikan Pemda

    Memiliki pendekatan yang fleksibel

    Fokus pada lingkungan eskternal dan aspek-aspekmanajemen

    Memberikan insentif

    Memaksimalkan input dan kontribusi dari Pemda dan

    PDAM

    Bekerja dengan melibatkan masyarakat

    Melakukan demonstrasi atau proyek percontohan

    Bekerja erat dengan lembaga pemerintah dan Donor

    Harapannya adalah seluruh pemangku kepentingan

    bekerja bersama-

    s ama , u n t u k

    mencapai hasil

    yang lebih baik.

    P e m e r i n t a h

    Daerah dapat

    d iwak i l i o l eh

    B u p a t i a t a u

    Pejabat yang

    ditunjuk. PDAM

    dapat diwakili oleh

    direksi PDAM.

    Masyarakat Perwakilan masyarakat mungkin berbeda di

    setiap daerah karena biasanya tidak ada kelompok tertentu

    yang mewakili konstituen PDAM. Masyarakat dapat diwakili

    oleh Dewan Pengawas; YLKI daerah (jika ada) atau

    organisasi, tokoh, dsb yang dipilih sendiri oleh masyarakat.

    IndII diwakili oleh Direktur Air dan Sanitasi (Water and

    Sanitation). Pihak lainnya adalah Pihak sebagai saksi dalam

    perumusan kesepakatan (bisa perwakilan Bappeda).

    Hasil yang ingin dicapai

    dengan adanya bantuan

    pelayanan adalah Kondisi

    yang lebih baik ini akan

    mampu mencapai target

    MDG, Meningkatkan daerah

    cakupan di wilayah perko-

    taan menjadi 70%,

    Mengembangkan SPAM

    guna meningkatkan cakupan layanan air pipa yang berkuali-

    tas, efisien, terjangkau dan berkelanjutan dan Meningkatkan

    kualitas air permukaan yang akan digunakan sebagai bahan

    baku air minum. (bersambung ke hal 6)

    18

    Tujuan Kinerja PDAM yanglebih baik

    Lingkungan EksternalBuruk Sangat Baik

    Dasar

    Lengkap

    Lingkungan

    Internal

    Jalur Reformasi

    yang Aktual

    AMPL NTT Newsletter Halaman 5

  • 7/30/2019 Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010

    6/8

    Halaman 6Volume II : Lestarikan lingkungan sehat

    Sampah merupakan limbah padat atau sisa aktivitas manusia baikorganic maupun an organik yang masih memerlukan pengolahanagar tidak menimbulkan masalah terhadap Lingkungan

    Project Pengelolaan Air Minum di Provinsi NTT melalui penera-pan Prinsip-Prinsip Kontrak Sosial, sebagai alternatif barudalam pengelolaan Air bersih di NTT. Proyek ini memberikanpelayanan bukan barang melainkan pengetahuan/ manajemen

    pengelolaan air bersih dengan kerjasama stakeholder terkaitdan membutuhkan kepedulian dan kerjasama dari pemerintahdaerah, PDAM dan masyarakat tidak hanya sebatas pada masaproyek percontohan saja tetapi dapat berkelanjutan, gunameminimalkan permasalahan dan mewujudkan pelayanan airbersih yang lebih baik di Provinsi NTT demi kesejahteraanmasyarakat Provinsi NTT. (Oleh: Grasia Dwi Handayani, ST)

    Sam pah Basah

    Adalah sampah organik yangmudah dikomposkan atau cepatmembusuk, meliputi sisamakanan, sisa sayuran, sisa

    buah-buahan dan lainnya

    Sam pah Ker i ng

    Adalah sampah organik yang lamamembusuk dan sampah an organik,meliputi kertas, karton, kardus, besi,kaleng, plastik, botol, dllSampah jenis ini masih dapat diman-faatkan atau dijual kembali

    Sam pah B3

    (Bahan Berbahaya &

    Beracun)

    Baterei, botol racun nyamuk,jarum suntik bekas dll, KalengBekas Cat, Dll

    ResiduAdalah sampah yang tidak diperlukan lagi, baik untuk pengompo-

    san maupun sebagai barang lapak, meliputi kulit durian, ranting,bongkol jagung, dll

    Bahan-bahan yang dapat digunakan kembali dipakai berulang-ulang

    Bagi yang dapat membuat keterampilan, sebaiknya menggunakansampah kering sebagai bahan bahan baku juga akan menambahnilai ekonomis dan membantu mengurangi pencemaran lingkungan

    Sampah yang bernilai jual dapat dijual kepengepul

    POJOK I NFORMASI

    Jenis

    Sampah

  • 7/30/2019 Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010

    7/8

    PERTEMUAN NASIONAL AMPL BM

    HOTEL MERCURE,JAKARTA 02 04 NOVEMBER 2009Pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan telahberlangsung cukup lama. Telah banyak hasil pembangunanyang dapat dinikmati oleh masyarakat. Namun demikian,disadari juga bahwa hasil pembangunan ini masih belumoptimal dan perlu ditingkatkan. Salah satu kendala utamayang dihadapi dalam pembangunan AMPL selama ini adalah

    kurangnya koordinasi diantara pemangku kepentingan, baikdiantara sesama instansi pemerintah di daerah, daerah-pusat, maupun instnasi pemerintah dengan lembaga nonpemerintah, bahkan juga dengan masyarakat. Menyadarihal ini, sejak satu dekade yang lalu telah diperkenalkankonsep Kelompok Kerja (Pokja) AMPL sebagai focal pointatau titik temu diantara pemangku kepentingan, bahkanuntuk mewadahi unsur non pemerintah saat ini juga telah

    dibentuk Jejaring AMPL.

    Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat telah dilak-sanakan di daerah Pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPLBerbasis Masyarakat di daerah ke depan diharapkanmemberikan kontribusi terhadap upaya pemerintah dalampemenuhan layanan AMPL sebagaimana RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2010-2014. Dalam upaya sinergitas program AMPL pertemuankoordinasi nasional AMPL diselenggarakan oleh KelompokKerja Nasional AMPL yang dioganisir melalui Ditjen BangdaDepartemen Dalam Negeri .

    Rakornas diselenggarakan di Hotel Mercure Rekso Jakarta

    pada tangal 2-4 November 2009 dihadiri oleh 44 pesertadari 15 provinsi dan 12 kabupaten mencakup daerah,dilaksanakan dalam rangka memperoleh gambaran progrespelaksanaan Kebijakan AMPL Berbasis Masyarakat didaerah dan memperoleh gambaran isu dan permasalahanuntuk ditindaklanjuti oleh pemerintah pusat dan daerah.Secara khusus pertemuan ini bertujuan untuk Sasaran dankebijakanan pembangunan AMPL selama lima tahun men-datang sebagaimana RPJMN 2010-2014.

    Pokok-pokok hasil pertemuan nasional yang dilakukan adadua:

    Pemahaman mengenai kebijakan AMPL dan beberapa

    pengalaman pembelajaran Program AMPL BM Bahwa pemerintah Indonesia telah menetapkan arah dan

    kebijakan pembangunan bidang AMPL sebagaimanadituangkan dalam RPJMN dan perlu dijabarkan lebihoperasional di daerah

    Pelaksanaan kebijakan dilaksanakan di daerah melalui be-berapa kegiatan utama antara lain; Dukungan terhadappelaksanaan pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat dariberbagai sumber pembiayaan, Penindaklanjutan RenstraAMPL daerah, Advokasi kepada pengambil kebijakan untukmenempatkan AMPL sebagai program prioritas, pendampin-gan, Pengembangan fasilitasi pelaksanaan KebijakanNasional AMPL-BM di daerah baru (kab/kota), Sosialisasi/

    diseminasi AMPL, Penguatan Sistem Pengelolaan dataAMPL, Pertemuan koordinasi AMPL secara periodik

    Kebutuhan dan dukungan yang diperlukan dalamrangka penguatan daerah dalam pelaksanaan kebija-

    kan antara lain; penyiapa fasilitator, komitmen ekse-kutif dan legislatif serta pemangku kepentingan lain-nya, penguatan kapasitas secara periodik, sistimpengelolaan data dan penajaman strategi pencapaiantujuan pebangunan AMPL nasional dan daerah.(oleh Obbie B. Botoor)

    1. AIR SEBAGAI BENDA SOSIAL DAN BENDA

    EKONOMI

    2. PILIHAN YANG DIINFORMASIKAN SEBAGAI

    PENDEKATAN TANGGAP KEBUTUHAN

    3. PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGK UNGAN

    4. PENDIDIKAN PERILAK U HIDUP BERSIH DAN

    SEHAT

    5. KEBERPIHAKAN PADA MASYARAKAT MISKIN

    6. PERAN PEREMPUAN DALAM PENGAMBILAN

    KEPUTUSAN

    7. AK UNTAB ILITA S PROSES PEMBANGUNAN

    8. PERAN PEMERINTAH SEBAGAI FASILITATOR

    9. PERAN AKT IF MASYARAK AT

    10. PELAYANAN OPTIMAL DAN TEPAT SASARAN

    11. PENERAPAN PRINSIP PEMULIHAN BIAYA

    AMPL NTT Newsletter Halaman 7

  • 7/30/2019 Wahana AMPL NTT Edisi II April tahun 2010

    8/8

    Sekretariat Pokja AMPL Provinsi NTT

    Kantor Bappeda Provinsi (Bidang PP. III)

    Jl. Polisi Militer 2 Kupang

    Telp/fax. (0380) 833462 832975

    TIM REDAKSI:

    Mamun Patty, SH MSi

    L.Melchias J.

    Talo ThomasRamsis Y. Tella

    David Makuago

    Johnny Umbu R. A.

    John M. Subani

    Jacobus B. Botoor

    SEHATI SESUARA MEMBANGUN NTT BARU

    K oordinasi Jejaring AMPL di Provinsi Nusa Tenggara Timur telah ter-jalin, dibuktikan dengan adanya pertemuan Pokja AMPL dan Pelaku AMPL

    di Prov. NTT setiap Bulan dengan penyelenggara yang bergantian olehJejaring AMPL (POKJA AMPL-NTT, UNICEF, PLAN International, PU SatkerAir Bersih, PAMSIMAS, ACF dan Lainnya yang tergabung dalam JejaringAMPL)

    Pada Rapat koordinasi pada tanggal 12 Februari 2010 yang diselengga-rakan oleh PU (PAMSIMAS) membahas membahas isu-isu antara lainpola Pendakatan terpadu dan target RPJMD khusus untuk penurunanangka kemiskinan.

    Masalah data pembangunan AMPL menjadi prioritas utama sehinggaperlu dukungan support dari pusat (nasional) untuk menyusun databasedengan cara membangun link dengan kabupaten. Koordinasi masihmenjadi issue yang sangat perlu untuk diperhatikan sehingga bisa ter-cipta suatu sinergitas program Air minum dan penyehatan lingkungan diProvinsi Nusa Tenggara Timur. Perlu adanya kesepakatan tentang Stan-darisasi project, untuk mengukur kualitas sehingga ada keseragamanantara pelaku program Air Minum dan Penyehatan Lingkungan dan ter-

    koordinasi dalam pokja AMPLNTT agar tidak terjadi tumpang tindih padasaat implemetasi didaerah.

    Harapannya Pembangunan AMPL di Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat

    mengoptimalkan capaian Milenium Development Goals (MDGs) menetap-kan target 50% dari penduduk dunia yang belum mendapatkan akses ter-

    hadap AMPL pada tahun 2015 harus terlayani dan Pemerintah Indonesiaberkomitmen untuk memenuhinya. Pemerintah Daerah Provinsi Nusa-Tenggara Timur mengakomodir kebijakan nasional tersebut kedalam Per-da 17/2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah(RPJMD) Provinsi NTT 2009 2013, melalui penetapan indikator capaianPembangunan AMPL pada tahun 2013, yaitu: jumlah persentase rumahtangga dengan fasilitas air minum sendiri/ perpipaan sebesar 46,98% danjumlah persentase rumah tangga dengan fasilitas jamban sendiri sebesar77,83%. mendorong berbagai pemangku kepentingan termasuk masyara-kat untuk saling bermitra mendukung pembangunan infrastruktur AMPL di Provinsi Nusa Tenggara Timur. (olehObbie B. Botoor)

    Sek i las Koor d in as i Je j a r i ng AMPL Pr ov NTT

    Halaman 8Volume II : Lestarikan lingkungan sehat