Newsletter AMPL Edisi Juli 2012

8
P okja AMPL, dulu dan kini. Kalimat tersebut tepat menggambarkan dinamika pemba- ngunan Air Minum dan Sanitasi yang diem- ban Pokja AMPL, sejak dahulu terbentuk pertama kali di tahun 2004 hingga sekarang. Di tahun 2012 ini sudah terdapat banyak Pokja AMPL daerah, baik di Kabupaten/Kota maupun di ngkat Provinsi. Pokja sebagai wadah koordinasi berperan strategis dalam mengawal proses pembangunan AMPL di daerah. Terlebih keka daerah harus memacu pe- ningkatan akses AMPL sesuai target MDGs, RPJMN, ataupun RPJMD. Delapan tahun merupakan waktu yang cukup panjang untuk melihat dinamisasi yang telah terbentuk. Untuk ngkat provinsi, ada beberapa Pokja AMPL yang masih akf, namun ada juga beberapa yang sudah mulai surut kinerjanya. Oleh karena itu tahun 2011-2012 Waspola melakukan kegiatan pemetaan mendalam terhadap Pokja AMPL Provinsi. Terdapat beberapa tujuan utama dari pemetaan ini, diantaranya adalah; untuk melihat peluang dan tantangan dae- rah dalam upaya pencapaian target RPJMN dan MDGs sektor AMPL, menilai kinerja Pokja AMPL, dan untuk memetakan kebutuhan penguatan kapasitas anggota Pokja AMPL. Melalui serangkaian audiensi, penyebaran kuesioner dan wawan- cara dengan para pengurus dan anggota Pokja AMPL, akhirnya dihasilkan serangkaian analisis temak ...hal 2 C ity Sanitaon Summit (CSS) XII dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI), Rabu (4/7) malam dimulai di Balikpapan, Kalimantan Timur. Pertemuan puncak kabupaten/kota sanitasi kali ini mengangkat tema: “Realisasikan Komitmen Program Pembangunan Sanitasi Permukiman” dengan sub tema “Percepat Pembangunan Sanitasi Skala Kawasan”. Tujuannya adalah dalam rangka mening- katkan investasi sanitasi ...hal 3 Juli 2012 Newsletter AMPL Bersama Merumuskan Visi AMPL ... hal 5 Jambanku Kebanggaanku ... hal 6 Dinamika Isu AMPL ... hal 7 CSS XII Pokja AMPL Pemetaan ALOKASI APBD 2 PERSEN TAK CUKUP UNTUK PEMB ANGUNAN SANITASI

description

Diterbitkan oleh Pokja AMPL secara berkala setiap bulan...

Transcript of Newsletter AMPL Edisi Juli 2012

Page 1: Newsletter AMPL Edisi Juli 2012

Pokja AMPL, dulu dan kini. Kalimat tersebut tepat menggambarkan dinamika pemba-ngunan Air Minum dan Sanitasi yang diem-

ban Pokja AMPL, sejak dahulu terbentuk pertama kali di tahun 2004 hingga sekarang. Di tahun 2012 ini sudah terdapat banyak Pokja AMPL daerah, baik di Kabupaten/Kota maupun di tingkat Provinsi. Pokja sebagai wadah koordinasi berperan strategis dalam mengawal proses pembangunan AMPL di daerah. Terlebih ketika daerah harus memacu pe-ningkatan akses AMPL sesuai target MDGs, RPJMN, ataupun RPJMD.

Delapan tahun merupakan waktu yang cukup panjang untuk melihat dinamisasi yang telah terbentuk. Untuk tingkat provinsi, ada beberapa Pokja AMPL yang masih aktif, namun ada juga beberapa yang sudah mulai surut kinerjanya. Oleh karena itu tahun 2011-2012 Waspola melakukan kegiatan pemetaan mendalam terhadap Pokja AMPL Provinsi.

Terdapat beberapa tujuan utama dari pemetaan ini, diantaranya adalah; untuk melihat peluang dan tantangan dae-rah dalam upaya pencapaian target RPJMN dan MDGs sektor AMPL, menilai kinerja Pokja AMPL, dan untuk memetakan kebutuhan penguatan kapasitas anggota Pokja AMPL. Melalui serangkaian audiensi, penyebaran kuesioner dan wawan-cara dengan para pengurus dan anggota Pokja AMPL, akhirnya dihasilkan serangkaian analisis tematik ...hal 2

City Sanitation Summit (CSS) XII dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV Aliansi Kabupaten/Kota Peduli

Sanitasi (AKKOPSI), Rabu (4/7) malam dimulai di Balikpapan, Kalimantan Timur. Pertemuan puncak kabupaten/kota sanitasi

kali ini mengangkat tema: “Realisasikan Komitmen Program Pembangunan Sanitasi Permukiman” dengan sub tema “Percepat Pembangunan Sanitasi Skala Kawasan”. Tujuannya adalah dalam rangka mening-katkan investasi sanitasi ...hal 3

Juli 2012

NewsletterAMPLBersama Merumuskan Visi AMPL ... hal 5

Jambanku Kebanggaanku ... hal 6

Dinamika Isu AMPL ... hal 7

CSS XII

Pokja AMPLPemetaan

ALOKASI APBD 2 PERSEN TAK CUKUP UNTUK PEMBANGUNAN SANITASI

Page 2: Newsletter AMPL Edisi Juli 2012

| Newsletter AMPL | Juli 2012

Pemetaan... dari hal 1

yang diharapkan menjadi masukan untuk menemukenali berbagai aspek yang masih harus diperbaiki ataupun di-atasi. Contohnya bagaimana mengatasi mutasi jabatan dan lemahnya penguatan kapasitas Pokja masih menjadi isu utama yang mendominasi seluruh Pokja AMPL Provinsi.

Ranking Kinerja dan Keberlanjutan Pokja AMPL ProvinsiDalam penilaian terhadap kinerja Pokja AMPL Provin-

si, terdapat lima aspek yang dilihat; kelembagaan, peren-canaan, koordinasi dan advokasi, monitoring dan evaluasi, serta finansial. Kelima aspek ini dinilai mempunyai penga-ruh yang signifikan dalam menunjang keberlanjutan Pokja AMPL. Hasilnya, Pokja AMPL Provinsi Sumatera Barat menempati urutan tertinggi untuk aspek kelembagaan, perencanaan dan monev. Hal ini ditunjukkan oleh profil status dan keanggotaan Pokja serta keaktifannya dalam kegiatan penyusunan dan review dokumen perencanaan di bidang AMPL. Provinsi Sumatera Barat juga memiliki agenda monitoring dan evaluasi terpadu.

Sedangkan bila dilihat dari aspek finansial maka Jawa Timur menempati urutan tertinggi. Provinsi Jawa Timur memiliki alokasi anggaran operasional Pokja yang cukup baik sehingga Pokja AMPL Provinsi untuk kegiatan layanan Pokja AMPL Provinsi Jawa Timur diantaranya penguatan kapasitas, advokasi dan koordinasi dengan kabupaten/kota. Hasil ranking tersebut ditunjukkan dalam tabel di bawah.

Walaupun studi ini memiliki berbagai limitasi, namun dari hasil yang didapatkan cukup memberikan gambaran bahwa keberadaan Pokja AMPL memiliki dampak positif terhadap peningkatan akses masyarakat terhadap AMPL. Selain itu, studi ini memberikan masukan bagi upaya pe-ningkatan kapasitas khususnya Pokja AMPL Provinsi agar dapat meningkatkan kinerja Pokja AMPL dan lebih lanjut pelayanan AMPL bagi masyarakat. Louise/Kelly

2

No. RangkingKinerja

Rangking per Aspek

Kelembagaan Perencanaan Koordinasi & Advokasi Monev Finansial

1 Sumatera Barat Sumatera Barat Sumatera Barat Nusa Tenggara Barat Sumatera Barat Jawa Timur

2 Kalimantan Selatan

Nusa Tenggara Timur

Kalimantan Selatan Lampung Nusa Tenggara

BaratKalimantan

Selatan

3 Nusa Tenggara Barat Aceh Jawa Timur Sumatera Barat Kalimantan

SelatanKalimantan

Timur

4 Jawa Timur Gorontalo Banten Jawa Timur Sulawesi Tengah Sumatera Utara

5 Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Papua Kalimantan Barat Maluku Utara

Tabel Ranking Kinerja dan Keberlanjutan Pokja AMPL Provinsi per Aspek

Page 3: Newsletter AMPL Edisi Juli 2012

Juli 2012 | Newsletter AMPL | 3

melalui peningkatan anggaran sektor sanitasi di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota dan untuk mengerah-kan daya bagi penggalian sumber pendanaan alternatif guna mendukung upaya perbaikan sanitasi di daerah serta menciptakan lingkungan yang mendukung bagi tumbuhnya partisipasi berbagai kalangan dalam investasi sanitasi.

Acara yang berlangsung di Hotel Le Gran-deur ini dibuka oleh Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak. CSS dan Rakernas AKKOPSI ini diikuti oleh utusan kementerian terkait, 111 Bupati dan Walikota serta 22 Gubernur se-Indonesia, per-wakilan Pokja Sanitasi Provinsi dan Kabupaten/Kota peserta Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dan perwakilan negara donor.

Acara ini merupakan agenda kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh AKKOPSI. Pertemuan ini menjadi ajang diskusi dan tukar pengalaman dalam pengelolaan sanitasi di kabupaten/kota peserta PPSP dan Rakernas AKKOPSI guna membahas program yang akan dilak-sanakan oleh AKKOPSI pada tahun berikutnya.

Alokasi dana APBD sebesar 2 persen per tahun untuk mendukung alokasi APBN dalam pembangunan sanitasi, dinilai belum cukup. Perlu digalang lagi komit-men bersama untuk menggali dana non APBD antara lain dari sumber swasta (melalui Kerjasama Pemerintah dan Swasta-KPS dan Corporate Social Responsibility-CSR) dan dana masyarakat. Demikian salah satu butir kesimpulan yang dibacakan pada 6 Juli 2012.

Peserta CSS menyadari, untuk mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dibutuhkan dana yang cukup besar. Alokasi pemerintah pusat akan tetap difokuskan bagi dukungan pembangun-an layanan sistem primer bagi air limbah dan drainase

serta penyediaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) untuk persampahan. Sementara alokasi APBD dialokasikan untuk layanan langsung ke rumah tangga penerima man-faat seperti pipa pengumpul dan sambungan air limbah, jaringan sekunder dan tertier drainase serta penyediaan sarana pengumpul dan pengolahan sampah, termasuk untuk pembiayaan kegiatan operasional dan pemeli-haran yang saat ini masih menjadi kendala utama yang perlu menjadi perhatian. Oleh sebab itu, perlu alternatif pendanaan di luar APBN dan APBD untuk memenuhi gap pendanaan yang ada.

Sinergi Penggalian Sumber Dana Menghadapi kendala pendanaan yang ada, perlu

upaya sinergitas untuk menggali sumber dana alterna-tif pembangunan di bidang Cipta Karya yang mencakup pembangunan air minum dan sanitasi. Untuk sub-sektor sanitasi difokuskan untuk meningkatkan akses pelayanan sanitasi menjadi 62,41 persen pada tahun 2015.

Pemerintah pusat mengajak kalangan dunia usaha/swasta ikut andil dalam membantu pendanaan pemban-gunan sanitasi di Indonesia. Hal itu dikemukakan oleh Dirjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum Budi Yuwono saat memberikan sambutannya. “Oleh karena itu, dalam mewujudkan sasaran dalam RPIJM Bidang PU Cipta Karya, yang tentunya membutuhkan investasi

CSS XII... dari hal 1

Page 4: Newsletter AMPL Edisi Juli 2012

| Newsletter AMPL | Juli 2012

yang cukup besar, pemerintah pusat mendorong optimalisasi alternatif sumber-sumber pendanaan lain, di-antaranya dengan melibatkan dunia usaha atau pihak swasta dan BUMN untuk turut serta membantu pem-bangunan di daerah-daerah yang menjadi wilayah kerjanya, melalui program CSR” katanya.

Sejauh ini, peluang dan potensi untuk KPS dan CSR di bidang pem-bangunan melalui CSR air minum dan sanitasi cukup tinggi mengingat semakin banyak perusahaan kompe-ten yang siap membantu. Oleh karena itu, Ditjen Cipta Karya dan Corporate Forum for Community Development (CFCD) siap membantu kebutuhan masyararakat dengan turut memfasili-tasi pola kerja sama CSR yang diperlu-kan dengan memanfaatkan kemam-puan kelembagaan yang ada melalui penyediaan informasi tentang Ren-cana Program dan Investasi Jangka

Menengah (RPIJM) dan skema kerja sama, koordinasi lintas sektoral dan konsultasi teknis, penyiapan pedoman teknis dan pensinergian program.

CFCD sendiri merupakan wadah jejaring perusahaan yang sadar pada pembangunan lingkungan. CFCD juga merupakan wadah pengembangan kapasitas bagi para pelaku pember-dayaan masyarakat yang menggali alternatif pembiayaan pembangunan non pemerintah; mendorong perusa-haan untuk melaksanakan kegiatan community development yang ter-integrasi dan mendukung pemerintah untuk menciptakan suasana kondusif dalam penyelenggaraan community development perusahaan.

Sementara itu, AKKOPSI akan mengembangkan pencarian peluang CSR dengan mendayagunakan kelem-bagaan yang ada melalui bidang kemitraan AKKOPSI dengan meman-faatkan pembentukan forum CSR

yang telah terbentuk di tingkat kota dan kabupaten.

Pemerintah Ajak Dunia Usaha Danai Pembangunan Sanitasi

CFCD dan AKKOPSI bersama-sama akan mendukung pelaksanaan roadshow Ditjen Cipta Karya di tujuh wilayah guna menjaring keterlibatan CSR dalam pelaksanaan program PPSP.

Sebagai langkah awal, saat ini telah dilakukan kerja sama melalui penandatanganan Nota Kesepa-haman antara Dirjen Cipta Karya, Kemen-terian PU dan CFCD. Nota ke-sepahaman tersebut ditujukan dalam rangka mendorong perusahaan-perusahaan anggota CFCD untuk melakukan Kerjasama Kemitraan Multipihak dengan cara mengaloka-sikan dana CSR-nya untuk pemba-ngunan prasarana dan sarana Bidang Cipta Karya. Mujiyanto

4

Penandatanganan Nota Kesepahamanfoto-foto: Sekt. Pokja AMPL

Page 5: Newsletter AMPL Edisi Juli 2012

Memasuki pertengahan tahun 2012 yang berte-patan dengan pertengahan tahun pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) periode 2010-2014, pemerintah masih menyisakan banyak pekerjaan terkait pembangunan sek-tor air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL). Sehu-bungan dengan hal tersebut, Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan (Pokja AMPL) Nasional melalui dukungan dari Waspola Facility mengadakan Lokakarya Penyusunan Visi dan Strategi Pengelolaan Pembangunan AMPL. Mara-ita Listyasari selaku Kepala Harian Sekretariat Pokja AMPL Nasional menyampaikan bahwa kita perlu menilai sejauh mana upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai target Millenium Development Goals (MDGs).

“Bila kecepatan investasi kita tidak mengalami pening-katan, maka diperkirakan kita hanya bisa mencapai target 60% saja hingga akhir tahun 2014” ujar Meike Kencanawu-lan dari Direktorat Pengembangan Air Minum–Ditjen Cipta Karya. Sebagai salah satu upaya untuk mempercepat pen-capaian target MDGs diusulkan agar pemerintah dan mi-tranya memiliki rencana ‘percepatan’ pencapaian target RPJMN dan MDGs. Selain itu, perlu juga penyeimbangan fokus antara pencapaian target sanitasi dan air minum. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pekerjaan Umum pada Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) 2011 bahwa air minum dan sanitasi adalah satu tarikan nafas.

Penyeimbangan pencapaian target diusulkan untuk dilakukan melalui berbagai kegiatan advokasi air minum di-

antaranya dengan kembali mengingatkan akan amanat Un-dang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 ten-tang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ren-cana percepatan tersebut –salah satunya- dapat dilakukan dengan melaksanakan kewajiban daerah untuk menyusun Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM). Fasilitasi yang dilakukan secara massive oleh pemerintah pusat kepada daerah juga menjadi rencana yang perlu untuk direalisasikan. Hal ini tidak lain agar mandat pem-bangunan air minum dapat sejalan dengan nafas upaya percepatan pencapaian target sanitasi dalam Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).

Pada pencapaian target sanitasi, saat ini dinilai bahwa Pemerintah telah melakukan upaya yang maksimal. Na-mun perlu diperhatikan untuk menjamin agar investasi yang dilakukan tersebut dapat berkontribusi terhadap peningkatan akses, yaitu masyarakat mau menggunakan sarana sanitasi dan adanya dukungan penuh dari pemerin-tah daerah untuk menyediakan sambungan rumah (SR) air limbah. Dalam rangka peningkatan kesadaran masyarakat akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), implementasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) harus dilakukan secara massif dan terintegrasi dengan PPSP sebagai payung progam sanitasi. Adhitya Wirayasa

“Bersama Merumuskan Visi AMPL”

Juli 2012 | Newsletter AMPL | 5

foto-foto: Sekt. Pokja AMPL

Page 6: Newsletter AMPL Edisi Juli 2012

| Newsletter AMPL | Juli 2012 6

Syamsudin Sitaba dan keluarga-nya tinggal di desa Empoang Utara, Kabupaten Jeneponto,

sekitar 90 kilometer dari Makassar, ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Seperti umumnya di Sulawesi Selatan dan wilayah lain, buang air besar sembarangan masih banyak dilaku-kan di Jeneponto, dan diperkirakan hanya 51 persen rumah tangga yang memiliki jamban pribadi. Menurut Dinas Kesehatan setempat, hal ini mengakibatkan tingginya angka diare dan merupakan ancaman bagi kese-hatan yang cukup serius.

Pemerintah daerah, dengan dipimpin Bupati, Dinas Kesehatan dan lembaga-lembaga lainnya telah berkomitmen untuk menciptakan masyarakat yang bebas dari prak-tik Buang Air Besar Sembarangan (BABS) sebagai target utama yang hendak dicapai di tahun mendatang. Atas komitmen kuat dan arahan dari Kementerian Kesehatan (khususnya terkait program Sanitasi Total Ber-basis Masyarakat-STBM), Indonesia Urban Water and Sanitation Hygiene (IUWASH) mendukung para sanitari-an setempat untuk menggelar se-

rangkaian kegiatan “pemicuan” untuk meningkatkan pengeta-huan dan pemahaman warga tentang bahaya BABS. Lebih penting lagi untuk mengambil tindakan dalam menghentikan praktik BABS. Para kader sani-tarian ini kemudian melakukan pertemuan kelompok dan kunjungan dari pintu ke pintu. Mereka juga menyarankan kepada masyarakat bagaimana cara membangun jamban yang layak dengan tangki septik.

Sitaba adalah salah satu warga yang terlibat dalam progam pemicu-an. Dari pemicuan yang dilakukan, ia menyadari bahwa praktik BABS tak hanya merugikan diri sendiri dan tetangga, tapi juga mencemari air sungai yang menjadi sumber air bagi masyarakat yang tinggal di wilayah hilir (termasuk Kota Jeneponto). Ia pun mulai menyadari bahwa me-miliki jamban keluarga juga akan meningkatkan martabat keluarga.

Sitaba dan warga lainnya segera bekerjasama untuk menyudahi prak-tik BABS. Mereka kemudian meng-himpun sumber daya sendiri untuk mempercepat pembangunan jamban

di rumah termasuk mendapat-kan bantuan dari pengusaha dan dermawan setempat serta men-cari tukang untuk membantu detail teknis pembangunan jamban yang layak dengan tangki septik. Bersama 102 kepala keluarga lainnya di Em-poang Utara, Sitaba mengeluarkan biaya rata-rata Rp.300.000 hingga Rp.700.000 untuk membeli bahan bangunan untuk pembangunan jam-ban mereka.

Meskipun prosesnya tidak mu-dah, Sitaba dan keluarganya kini bisa dikatakan telah bebas dari BABS dan tinggal di lingkungan dengan taraf kesehatan dan martabat yang lebih baik. Mereka juga telah berkontri-busi dalam satu gerakan besar untuk meningkatkan kondisi kesehatan ling-kungan bagi diri mereka sendiri, anak-anak dan masyarakat. IUWASH

JAMBANKU...KEBANGGAANKU...

“Saya bangga dengan jamban baru saya, terutama karena tahu sekarang saya tidak lagi mencemari sungai yang

digunakan banyak orang.“ kata Syamsudin Sitaba,warga desa Empoang Utara, Kabupaten Jeneponto.

Syamsudin Sitaba dari Jeneponto, Sulawesi Selatan memutuskan untuk membangun jambannya sendiri dan berhenti melakukan buang air besar di tempat terbuka setelah upaya advokasi Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) yang dilakukan IUWASH.

foto

: IU

WAS

H

Page 7: Newsletter AMPL Edisi Juli 2012

Juli 2012 | Newsletter AMPL | 7

Dalam rangka mengamati dinamika isu air minum dan sanitasi yang muncul di media massa, Se-kretariat Kelompok Kerja Air Minum dan Penye-

hatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional melakukan monitoring media dengan fokus kepada pemberitaan air minum, persampahan, air limbah, dan drainase ling-kungan. Keempat tema ini kemudian dipantau melalui pemberitaan dari tujuh media online yaitu Antara.com, Vivanews.com, Kompas.com, mediaindonesia.com, inilah.com. detik.com, dan okezone.com.

Persentase Berita AMPL di MediaTotal pem-

beritaan isu AMPL selama bulan Juli di media online seba-nyak 322 berita. Sejumlah 122 berita atau 38% mengang-kat masalah “Drai-nase Lingkungan”.

Berita yang paling banyak diulas adalah mengenai banjir. Meski masih pertengahan tahun dan belum memasuki musim hujan, ternyata beberapa wilayah Indonesia telah dilanda banjir. Tercatat banjir melanda sebagian kabu-paten Tanah Laut, Kalimantan Selatan karena meluapnya Sungai Asam-Asam. Di Padang juga mengalami banjir bandang yang menggenangi lima dari 11 Kecamatan di kota tersebut.

Uniknya, sebagian berita bicara mengenai banjir Jakarta. Bukan karena banjir sedang terjadi di Jakarta, namun karena isu ini selalu disinggung dalam setiap kampanye para kandidat calon gubernur DKI Jakarta. Dalam pernyataannya, Fauzi Bowo, Alex Nurdin dan Hen-dardji Supandji berbicara mengenai bagaimana rencana mereka untuk mengatasi banjir di ibukota.

Sementara pemberitaan untuk tiga tema lainnya, “air minum”, “persampahan” dan “air limbah” masing-masing berkisar 31 %, 26% dan 5 %. Untuk air minum, mayoritas pembahasan mengenai krisi air bersih. Per-sampahan, banyak diangkat mengenai upaya-upaya pe-nanganan sampah di beberapa daerah seperti pemba-ngunan bank sampah, Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), dan peraturan olah sampah menjadi energi. Sedangkan untuk kategori air limbah, banyak membicarakan seputar penanganan limbah rumah tangga.

Skema Sebaran Pemberitaan “Drainase Lingkungan”

Rozi / Kelly

DINAMIKA ISU AMPL DI BULAN JULI 2012

Kesimpulan:Banjir merupakan tema berita yang paling banyak diangkat oleh media online. Sebagian memang merupakan reportase kejadian bencana banjir. Namun sebagian lagi adalah pembahasan banjir dalam pemberitaan pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Isu penanganan banjir selalu digunakan para kandidat calon Gubernur DKI dalam setiap kampanye politik mereka. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa ketika isu AMPL dihubungkan dengan salah satu isu lain yang tengah aktual, otomatis akan menarik perhatian media juga.

“Saya bangga dengan jamban baru saya, terutama karena tahu sekarang saya tidak lagi mencemari sungai yang

digunakan banyak orang.“ kata Syamsudin Sitaba,warga desa Empoang Utara, Kabupaten Jeneponto.

Page 8: Newsletter AMPL Edisi Juli 2012

Publikasi

Diterbitkan oleh: Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional sebagai media informasi pembangunan air minum dan sanitasi di Indonesia | Pengarah: Nugroho Tri Utomo | Pimpinan Redaksi: Maraita Listyasari | Staf Redaksi: Aldy Mardikanto, Nur Aisyah Nasution, Hendra Murtidjaja, Nissa Cita A, Kelly A. Ramadhanti | Desain: Meddy CH | Alamat redaksi: Sekretariat Pokja AMPL, Jl. RP Soeroso No.50, Gondangdia Lama, Menteng - Jakarta 10350 | Telp/Fax: (6221) 31904113, 31903909 | Email: [email protected] | Website: http://www.ampl.or.id

Didukung oleh:

Agenda AMPL

Agustus 2012- Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor Pokja

AMPL (Pokja AMPL Nasional - Kemendagri)- Konsultasi Publik Kajian Evaluasi Pencapaian PPSP

dan Investasi Sanitasi dalam Pencapaian MDGs dan RPJMN (Bappenas)

- Pertemuan Advokasi dan Sosialisasi STBM Bagi Pokja Provinsi dan Kabupaten

(STBM - Kemenkes)

Sumur Resapan

Untuk Pemukiman Perkotaan

dan Pedesaan

Majalah Percik Yunior

Edisi 22/2012

Newsletter Cetak AMPL

Edisi Juni 2012

Untuk informasi lebih lengkap dapat langsung dilihat di http://www.ampl.or.id atau http://digilib-ampl.netAnda juga dapat bergabung dalam milis AMPL [[email protected]]

Kami juga menerima tulisan berita yang terkait AMPL, kirimkan tulisan Anda ke [email protected] atau [email protected] yang terpilih akan di muat dalam newsletter cetak tiap bulannya.

Telah TerbitMajalah

Percik YuniorEdisi Terbaru22 / 2012