WACANA BROSUR DALAM KEMASAN OBAT-OBATAN: KAJIAN...
Transcript of WACANA BROSUR DALAM KEMASAN OBAT-OBATAN: KAJIAN...
WACANA BROSUR DALAM KEMASAN OBAT-OBATAN:
KAJIAN STRUKTUR DAN BENTUK-BENTUK
PENGUNGKAPAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Indonesia
DHINI SEPTARANI 044114014
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
i
WACANA BROSUR DALAM KEMASAN OBAT-OBATAN:
KAJIAN STRUKTUR DAN BENTUK-BENTUK
PENGUNGKAPAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Indonesia
DHINI SEPTARANI 044114014
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
ii
iii
28 Februari 2009
iv
SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN SEBAGAI TANDA BAKTIKU KEPADA KEDUA ORANG TUAKU , SUMADJI DAN AGUSTIN BUDIARTI.
SKRIPSI INI JUGA PERSEMBAHAN TERINDAH UNTUK BAGUS MOHAMMAD
TAMAMI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya penulisan karya ilmiah.
Yogyakarta, 7 Januari 2009
Penulis
Dhini Septarani
vi
vi
ABSTRAK
Septarani, Dhini. 2008. “Wacana Brosur Dalam Kemasan Obat-Obatan: Kajian Struktur dan Bentuk-Bentuk Pengungkapan.” Skripsi S-1 Sastra Indonesia Fakultas Sastra. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma. Dalam skripsi ini dilaporkan hasil kajian tentang wacana brosur dalam kemasan obat-obatan. Ada dua hal yang mendasari pemilihan wacana brosur dalam kemasan obat-obatan sebagai objek penelitian ini. Pertama, wacana brosur dalam kemasan obat-obatan dijadikan objek penelitian ini karena mengandung fenomena kebahasaan yang menarik untuk diteliti. Fenomena kebahasaan yang dimaksud berkenaan dengan struktur wacana dan bentuk pengungkapan. Kedua, wacana brosur dalam kemasan obat-obatan karena penelitian tentang hal ini belum pernah diteliti oleh peneliti lain.
Ada dua masalah yang dipecahkan dalam penelitian ini. Pertama, “Bagaimanakah tipe struktur wacana yang terdapat pada wacana brosur dalam kemasan obat-obatan?”. Kedua, “Bentuk pengungkapan apa sajakah yang terdapat pada wacana brosur dalam kemasan obat-obatan? “.
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik sadap. Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik catat, Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode agih dengan teknik bagi unsur langsung. Teknik bagi unsur langsung digunakan untuk menganalisis bagian-bagian wacana. Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik baca markah. Teknik baca markah digunakan untuk menganalisis tipe struktur wacana , untuk menganalisis variasi bagian-bagian wacana, dan bentuk-bentuk pengungkapan. Penyajian hasil analisis data dilakukan dengan menggunakan metode informal.
Wacana brosur dalam kemasan obat-obatan memiliki 25 tipe struktur. Dua puluh lima tipe struktur wacana brosur dalam kemasan obat-obatan tersebut meliputi wacana brosur dengan tipe struktur komposisi, efektivitas, indikasi, dosis, cara pemakaian, kontraindikasi, dan kemasan; wacana brosur dengan tipe struktur komposisi, indikasi, kontraindikasi, efek samping, perhatian, interaksi obat, aturan pakai, cara penyimpanan, dan kemasan; wacana brosur dengan tipe struktur komposisi, keterangan, indikasi, aturan pemakaian, peringatan dan perhatian, kontraindikasi, dan kemasan; wacana brosur dengan tipe struktur; wacana brosur dengan tipe struktur komposisi, khasiat, indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan, interaksi obat, aturan pakai, dan kemasan; wacana brosur dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, dosis, kontraindikasi, interaksi obat, peringatan dan perhatian, efek samping, cara penyimpanan, dan kemasan; wacana brosur dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindiksi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, dan dosis; wacana brosur dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, dosis, interaksi obat, dan kemasan; wacana brosur dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi, peringatan dan perhatian, efek samping, cara pemakaian, cara penyimpanan, dan kemasan; wacana brosur dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, cara penggunaan, cara penyimpanan, kontraindikasi, dan kemasan; wacana brosur dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, posologi, peringatan dan perhatian, efek samping,
vii
kontraindikasi, interaksi, penyimpanan, dan kemasan; wacana brosur dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi, aturan pakai, dan kemasan; wacana brosur dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, dosis, penyimpanan, kemasan, dan nomor register; wacana dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, dosis, peringatan dan perhatian, efek samping, kontraindikasi, interaksi obat, cara penyimpanan, kemasan, dan nomor registrasi; wacana dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi, dosis, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, dan kemasan; wacana dengan tipe struktur komposisi, tinjauan umum, indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, dosis, penyimpanan, kemasan, dan nomor registrasi; wacana dengan tipe struktur komposisi, farmakologi, indikasi, perhatian, dosis, kemasan, dan penyimpanan; wacana dengan tipe struktur komposisi, farmakologi, indikasi, aturan pakai, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, cara penyimpanan, dan kemasan; wacana brosur dengan tipe struktur komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi, peringatan dan perhatian, efek samping, posologi atau aturan pakai, dan kemasan; wacana brosur dengan tipe struktur komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi, peringatan dan perhatian, efek samping, interaksi obat, dosis, dan kemasan; wacana brosur dengan tipe struktur komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi, efek samping, perhatian, dosis, dan kemasan.
Wacana brosur dalam kemasan obat-obatan diungkapkan dalam berbagai bentuk. Bentuk pengungkapan dari wacana tersebut meliputi deskripsi, eksposisi, prosedural, imperatif-hortatori. Bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian komposisi memiliki 2 tipe bentuk pengungkapan. Tipe pertama diwujudkan dengan pola kalimat S+P+O. Tipe kedua diwujudkan dengan pola kalimat S+P+O+Ket. Bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian indikasi diwujudkan dalam bentuk kalimat pasif yang terdiri dari S+P+Ket. Bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian indikasi tipe kedua diwujudkan dalam bentuk frase preposisional. Bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian indikasi tipe ketiga diwujudkan dalam bentuk frase nominal.Bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian kemasan diwujudkan dalam bentuk kalimat pasif yang terdiri dari S+P+Ket.
Bentuk pengungkapan eksposisi pada bagian evektivitas digunakan untuk memerikan bentuk, kegunaan, dan cara kerja obat tersebut.Bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian evektivitas diwujudkan dalam bentuk eksposisi identifikasi. Bentuk pengungkapan eksposisi ditandai dengan penggunaan kata merupakan dan adalah.
Bentuk pengungkapan prosedural dalam wacana brosur dalam kemasan obat-obatan terdapat pada bagian aturan pakai. Bentuk pengungkapan prosedural ditandai dengan kata kerja perintah yang digunakan untuk memberikan petunjuk bagaimana sesuatu harus dilaksanakan.
Bentuk pengungkapan hortatori-imperatif terdapat pada bagian peringatan. bentuk pengungkapan hortatori pada bagian peringatan ditandai dengan penggunaan kata yang bersifat menasihati. Bentuk pengungkapan imperatif ditandai dengan kata kerja perintah yang berisi peringatan dan larangan.
ABSTRACT
Septarani, Dhini. 2008. "Brochure Discourse on Drugs Packaging: Structural Study and Expression Types." An Undergraduate Thesis, Indonesian Letters, Faculty of Letters. Yogyakarta. Sanata Dharma University.
In this thesis, it was reported the result of the study of brochure discourse on drugs packaging. There were two main points that became the basis of choosing brochure discourse on drugs packaging as the research object. First, it contained an interesting language phenomenon to be observed. The language phenomenon dealt with structural discourse and expression forms. Second, there had no any recent research on this theme.
There were two problems to be solved in this research. First, "How is the type of structural discourse in the brochure discourse on drugs packaging?". Second, "What are the kinds of revealing forms contained in brochure discourse on drugs packaging?".
This research required three steps; they were data gathering, data analysis, and data analysis result presentation. The data gathering was done by employing observation critically method. The basic technique was tapping technique. The further technique was record technique. Data analysis was done by using the segmenting immediate constituents technique. The further technique was reading technique signal reading technique. Signal reading technique was applied to analyze the types of discourse structure, the variation of discourse parts, and the types of expression. Data analysis result description was done by using informal method. Brochure discourse on drugs packaging had twenty five structural types. They included the types of discourse structure composition, effectiveness, indication, dose, the way of taking, contraindication, and packaging; the types of discourse structure composition, indication, contraindication, side-effect, attention, drugs interaction, the way of taking, the way of storing, and packaging; the types of discourse structure composition, information, indication, rules of taking, warning and attention, contraindication, and packaging; the types of discourse structure composition, quality, indication, contraindication, side-effect, warning, drugs interaction, rules of taking, and packaging; the types of discourse structure composition, the way drugs work, indication, dose, contraindication, warning and attention, side-effect, the way of storing, and packaging; the types of discourse structure composition, the way drugs work, indication, contraindication, side-effect, warning and attention, drugs interaction, dose; the types of discourse structure composition, the way drugs work, indication, contraindication, side-effect, warning and attention, dose, drugs interaction, and packaging; the types of discourse structure composition, the way drugs work, indication, contraindication, warning and attention, side-effect, the way of taking, the way of storing, and packaging; the types of discourse structure composition, the way drugs work, indication, side-effect, warning and attention, the way of using, the way of storing, contraindication, and packaging; the types of discourse structure composition, the way drugs work, indication, posology, warning and attention, side-effect, contraindication, interaction, storing, and packaging; the types of discourse structure composition, the way drugs work, indication, contraindication, side-effect, warning and attention, interaction, rules of taking, and packaging; the types of discourse structure composition, the way drugs work, indication,
contraindication, side-effect, warning and attention, drugs interaction, dose, storing, packaging, and registration number; the types of discourse structure composition, the way drugs work, indication, dose, warning and attention, side-effect, contraindication, drugs interaction, the way of storing, packaging, and registration number; the types of discourse structure composition, the way drugs work, indication, contraindication, dose, side-effect, warning and attention, drugs interaction, and packaging; the types of discourse structure composition, general overview, indication, contraindication, side-effect, warning and attention, dose, storing, packaging, and registration number; the types of discourse structure composition, pharmacology, indication, attention, dose, packaging, and storing; the types of discourse structure composition, pharmacology, indication, rules of taking, contraindication, side-effect, warning and attention, drugs interaction , the way of storing, and packaging; the types of discourse structure composition, pharmacology, indication, contraindication, warning and attention, side-effect, posology or the way of taking, and packaging; the types of discourse structure composition, pharmacology, indication, contraindication, warning and attention, side-effect, drugs interaction, dose, and packaging; the types of discourse structure composition, pharmacology, indication, contraindication, side-effect, attention, dose, and packaging. Brochure discourse on drugs packaging was expressed in many types. They included description, exposition, procedure, and hortatory-imperative. The description type in the composition part had two expression types. The first type was described through the sentence type of S+V+O. The second type was described through the passive sentences that consisted of S+V+O+Adv. The description type in the indication part was realized in the passive sentences that consisted of S+V+Adv. The description type in the second indication type was realized in proportional phrase. The description type in the third indication type was realized in nominal phrase. The description type in the packaging part was realized in the passive sentences that consisted of S+v+Adv. The exposition type in the effectiveness part was used to describe the form, function, and way drugs work. The description type in the effectiveness part was realized in the form of identification-exposition. The exposition type was marked by the using of such words; merupakan and adalah. The procedural type in the brochure discourse on drugs packaging could be found in the rules of taking. It was marked by the imperative verbs used to explain how something should have been done. The hortatory-imperative expression could be found in the warning part. The hortatory-expression was marked by the words that were characterized to give suggestion. The imperative-expression was mark by the imperative verbs that consisted of warning and prohibition.
xii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………..…………....... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………….………………………………………. iv
HALAMAN KEASLIAN KARYA………………………………………………………. v
ABSTRAK………………………………………………………………………………… vi
ABSTRACT…………………………………..…………………………………………….. viii
KATA PENGANTAR…………………………………………..………………………… x
DAFTAR ISI…...…………………………………………………………………………. xii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………...…………………………… 1
1.1 Latar Belakang Masalah……………………….………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………. 5
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………….. 5
1.4 Manfaat Penelitian………………...……………………………………… 5
1.5 Tinjauan Pustaka………………..………………………………………… 6
1.6 Landasan Teori……………………………………………………………. 7
1.7 Metode Penelitian………………………………………………………… 12
1.8 Sistematika Penyajian……………………………………………………. 16
BAB II TIPE STRUKTUR WACANA BROSUR DALAM KEMASAN OBAT-OBATAN…17 2.1 Pengantar…………………………………………………………………. 17 2.2 Struktur Wacana Brosur dalam Kemasan Obat-Obatan……………….... . 17
xiii
2.2.1 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, efektivitas, indikasi, dosis, cara pemakaian, kontraindikasi, dan kemasan……………………………………… 17
2.2.2 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, indikasi, kontraindikasi, efek samping, perhatian, interaksi obat, aturan pakai, cara penyimpanan, dan kemasan…………………………………………………… 19
2.2.3 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, keterangan, indikasi, aturan pemakaian, peringatan dan perhatian, kontraindikasi, dan kemasan……………………. 22 2.2.4 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, khasiat, indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, aturan pakai, dan kemasan……………………………………………………… 25 2.2.5 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, dosis, kontraindikasi, interaksi obat, peringatan dan perhatian, efek samping, cara penyimpanan, dan kemasan…………………………………. 27 2.2.6 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi,
efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, dan dosis………………………………………………………… 29
2.2.7 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, dosis, interaksi obat,
dan kemasan……………………………………………………… 32 2.2.8 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur
cara kerja obat, indikasi, peringatan dan perhatian, efek samping, cara pemakaian, cara penyimpanan, dan kemasan… 35 2.2.9 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, cara penggunaan, cara penyimpanan, kontraindikasi, dan kemasan……………………………………… 39 2.2.10 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, posologi, peringatan dan perhatian, efek samping, kontraindikasi, interaksi, penyimpanan, dan kemasan…………………………….. 42 2.2.11 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi, aturan pakai, dan kemasan........................................................... 45 2.2.12 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur
komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, dosis, penyimpanan, kemasan dan nomor registrasi……………. 48
2.2.13 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur
xiv
komposisi, cara kerja obat, indikasi, dosis, peringatan dan perhatian, efek samping, kontraindikasi, interaksi obat, cara penyimpanan, kemasan dan nomor registrasi…. 51
2.2.14 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi, dosis, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, kemasan……………………………………………. 54
2.2.15 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, tinjauan umum, indikasi, kontraindikasi,
efek samping, Peringatan dan Perhatian, Dosis, Penyimpanan, Kemasan dan Nomor Registrasi…………………… 57
2.2.16 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur farmakologi, indikasi, perhatian, dosis, kemasan, dan penyimpanan………………………………… 60
2.2.17 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, farmakologi, indikasi, aturan pakai, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, cara penyimpanan, dan kemasan………………….. 62
2.2.18 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi, peringatan dan perhatian, efek samping, posologi atau aturan pakai, dan kemasan………………………….. 65
2.2.19 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi, peringatan dan perhatian, efek samping, interaksi obat, dosis, dan kemasan………………………………………………... 67
2.2.20 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi, efek samping, perhatian, dosis, dan kemasan……………................ 71
2.2.21 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi, perhatian, dosis, kemasan, dan penyimpanan…………………… 73
2.2.22 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, farmakologi, indikasi, dosis, peringatan dan perhatian, efek samping, kontraindikasi, interaksi obat, cara penyimpanan, dan kemasan…………………. 76
2.2.23 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, farmakologi, indikasi, dosis, kontraindikasi, perhatian, penyimpanan, dan kemasan…………. 78
2.2.24 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, farmakologi, indikasi, dosis, penyimpanan, dan kemasan…………………………………….. 80
2.2.25 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur farmakologi, indikasi, kontraindikasi, efek samping, perhatian, interaksi obat, dosis, kemasan, dan penyimpanan…... 82
2.3 Variasi Bagian-Bagian Wacana Brosur dalam Kemasan Obat-Obatan… 85
xv
2.3.1 Variasi Bagian Komposisi………………………………………. 85 2.3.2 Variasi Bagian Cara Kerja Obat………………………………… 94 2.3.3 Variasi Bagian Farmakologi…………………………………….. 97 2.3.4 Variasi Bagian Indikasi…………………………………………. 98 2.3.5 Variasi Bagian Dosis (Aturan Pakai)………………………… . … 100
BAB III BENTUK-BENTUK PENGUNGKAPAN WACANA BROSUR DALAM KEMASAN OBAT-OBATAN……………………………………… 103 3.1 Pengantar…………………………………………………………. 103
3.2 Bentuk Pengungkapan Deskripsi………………………………. .. 103 3.2.1 Bentuk Pengungkapan Deskripsi pada Bagian Komposisi.. 103 3.2.2 Bentuk Pengungkapan Deskripsi pada Bagian Indikasi….. 111 3.2.3 Bentuk Pengungkapan Deskripsi pada Bagian Kemasan... 117 3.3 Bentuk Pengungkapan Eksposisi………………………………… 119 3.3.1 Bentuk Pengungkapan Eksposisi pada Bagian Evektivitas.. 119 3.3.2 Bentuk Pengungkapan Eksposisi pada
Bagian Cara Kerja Obat………………………………… 121 3.4 Bentuk Pengungkapan Prosedural……………………………… 127 3.5 Bentuk Pengungkapan Hortatori-Imperatif……………………. 129 BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………….. 131 4.1 Kesimpulan……………………………………………………… 131 4.2 Saran…………………………………………………………….. 134 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………… 135
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kemasan obat-obatan terdapat wacana yang disebut dengan istilah
brosur. Brosur adalah selebaran atau cetakan yang berisi informasi dan disebarkan
untuk umum; bahan informasi tertulis (cetakan) yang diberikan kepada masyarakat
(Chulsum dan Windy, 2006: 135). Pada wacana brosur obat-obatan, terdapat dua
fenomena kebahasaan yang menarik untuk diteliti. Fenomena kebahasaan pertama
berkenaaan dengan struktur wacana. Perhatikan contoh berikut:
Contoh (1)
2
(Oste Forte, Kaplet Salut Selaput
3
Contoh (2)
(Lanadexon, Kaplet)
4
Pada contoh (1), tampak bahwa bagian struktur wacana brosur dalam
kemasan obat-obatan terdiri dari komposisi, informasi nilai gizi, takaran pemakaian,
khasiat dan kegunaan, dan kemasan. Coba bandingkan dengan contoh (2). Pada
contoh (2), bagian struktur wacana brosur terdiri dari komposisi, farmakologi,
indikasi, dosis, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, cara
penyimpanan, dan kemasan. Fenomena kebahasaan pertama menimbulkan
pertanyaan, “Tipe struktur wacana apa sajakah yang terdapat dalam wacana brosur
yang ada di dalam kemasan obat-obatan?”.
Fenomena kebahasaan yang kedua berkenaan dengan bentuk pengungkapan
wacana brosur dalam kemasan obat-obatan. Pada contoh (1) tampak adanya bentuk
pengungkapan yang berbeda-beda. Bentuk pengungkapan yang digunakan pada
contoh (1) pada bagian komposisi adalah deskripsi. Bentuk pengungkapan yang
digunakan pada contoh (1) pada bagian takaran pemakaian adalah ekspositori.
Bentuk pengungkapan yang digunakan pada contoh (2) pada bagian
komposisi adalah deskripsi tanpa disertai dengan informasi nilai gizi. Bentuk
pengungkapan pada contoh (2) pada bagian cara penyimpanan adalah imperatif.
Fenomena kebahasaan kedua menimbulkan pertanyaan, “Bentuk pengungkapan apa
sajakah yang terkandung dalam wacana brosur yang terdapat pada kemasan obat-
obatan?”.
Dari uraian dua fenomena kebahasaan di atas, penulis tertarik untuk memilih
wacana kemasan brosur obat-obatan sebagai data penelitian dalam skripsi ini. Selain
5
itu, sejauh pengamatan penulis, jenis wacana khususnya wacana brosur yang terdapat
dalam kemasan obat-obatan belum pernah diteliti oleh penulis lain.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dipecahkan melalui penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimanakah tipe struktur wacana yang terdapat pada wacana brosur dalam
kemasan obat-obatan?
1.2.2 Bentuk pengungkapan apa sajakah yang terdapat pada wacana brosur dalam
kemasan obat-obatan?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Memaparkan aneka bentuk tipe struktur wacana yang terdapat pada wacana
brosur dalam kemasan obat-obatan.
1.3.2 Memaparkan aneka bentuk pengungkapan yang terdapat pada wacana brosur
dalam kemasan obat-obatan.
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini memberikan sumbangan pada studi analisis wacana,
khususnya dengan menyajikan hasil analisis berdasarkan tinjauan struktural dan
bentuk-bentuk pengungkapan pada wacana brosur dalam kemasan obat-obatan yang
belum pernah diperhatikan.
6
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini memberikan informasi terhadap pembaca mengenai berbagai
pola struktur brosur dalam kemasan obat-obataan. Selain itu, hasil dari penelitian ini
juga memberikan informasi mengenai bentuk-bentuk pengungkapan apa saja yang
digunakan dalam wacana brosur dalam kemasan obat-obatan.
1.5 Tinjauan Pustaka
Sepengetahuan penulis, pembahasan wacana brosur obat-obatan belum pernah
dilakukan. Namun dalam penelitian ini penulis mengambil sudut pandang yang sama
dengan skripsi yang dilakukan oleh Harjanti (2000) dengan judul “Analisis Wacana
Iklan Alat-Alat Kecantikan: Studi Kasus Wacana Iklan Alat-Alat Kecantikan Dalam
Majalah Femina Tahun 1998” yang mengambil sudut pandang tentang bentuk
pengungkapan, informasi, dan maksud yang terdapat pada sebuah wacana. Dalam
penelitian ini, penulis hanya mengambil sudut pandang tentang bentuk pengungkapan
yang terdapat pada wacana brosur obat-obatan.
1.6 Landasan Teori
1.6.1 Wacana
Wacana berarti cara objek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada
publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar luas (Lull, via
Sobur, 2001: 11). Kleden via Sobur (2001: 34) menyebut wacana sebagai “ucapan
7
dalam mana seorang pembicara menyampaikan sesuatu tentang sesuatu kepada
pendengar”.
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa wacana selalu berkaitan
dengan pembicara, apa yang dibicarakan, dan pendengar. Dalam penyampaiannya
kepada pendengar, pembicara menggunakan bahasa sebagai mediasinya. Bahasa
sebagai mediasi yang digunakan pembicara untuk menyampaikan sesuatu kepada
pendengar diungkapkan dengan bentuk yang berbeda-beda.
1.6.2 Jenis Wacana
Parera via Harsanti (1996: 12-13) membagi wacana berdasarkan pandangan
bahwa manusia memiliki kemampuan berfikir, merasa, dan berkehendak sehingga
bahasa dapat digunakan sebagai alat ekspresi batin manusia, alat melaksanakan
kehendak, dan alat untuk memberitahukan kepada orang lain tentang sifat, aktivitas
atau kegiatan di luar diri pembicara dan pendengar. Berdasarkan pandangan itu
wacana dibedakan menjadi (1) wacana informatif, (2) wacana ekspresif, dan (3)
wacana volatif. Wacana informatif bertujuan memberitahukan dan meyakinkan, dan
reaksi lawan bicara adalah mengetahui dan meyakini. Wacana ekspresif bertujuan
memberitahukan dan reaksi lawan bicara adalah mengetahui. Wacana volatif
bertujuan melaksanakan dan reaksi lawan bicara adalah bertindak.
Rani dkk (2006: 26) membagi jenis wacana berdasarkan saluran komunikasi.
Berdasarkan saluran komunikasi, dapat dikemukakan dua jenis wacana, yaitu (1)
wacana tulis dan (2) wacana lisan. Wacana tulis adalah teks yang berupa rangkaian
kalimat yang menggunakan ragam bahasa tulis. Wacana tulis dapat kita temukan
8
dalam bentuk buku, berita, koran, artikel, makalah, dan sebagainya. Wacana lisan
adalah di transkrip dari rekaman bahasa lisan. Wacana lisan dapat ditenukan dalam
percakapan, khotbah (spontan), dan siaran langsung di radio atau tv.
Dalam penelitian ini, jenis wacana yang diteliti adalah wacana informatif
karena dalam wacana informatif pembicara menyampaikan informasi dan
diharapkan reaksi lawan bicara (pembaca) agar mengetahui dan meyakini informasi
yang diberikan. Berdasarkan saluran komunikasi, wacana yang diteliti adalah
wacana tulis karena wacana yang diteliti adalah wacana teks yang menggunakan
ragam bahasa tulis dalam bentuk brosur.
1.6.3 Struktur Wacana
Struktur wacana bersifat terbuka, artinya kemungkinan variasi susunan
unsur-unsur wacana lebih besar. Oleh karena sifatnya yang demikian itu, ada
pandangan yang menganggap bahwa wacana tidak mempunyai struktur. Namun
pandangan tersebut tidaklah benar, mengingat bahwa penggunaan bahasa atau
wacana bersifat linier. Artinya, dalam satu waktu, seseorang dapat melahirkan atau
memproduksi satu satuan bahasa, misalnya kata atau kalimat, karena sifat
penggunaan bahasa yang demikian itu maka wacana memiliki struktur (Brown dan
Yale via Abdul Rani dkk, 2006: 49).
1.6.4 Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai sesuatu atau masalah yang
disusun secara bersistem (Tim Penyusun, 2002: 166). Chulsum dan Windy
menjelaskan brosur sebagai selebaran atau cetakan yang berisi informasi dan
9
disebarkan untuk umum; bahan informasi tertulis (cetakan) yang diberikan kepada
masyarakat (2006: 135). Dari dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
brosur adalah bahan informasi tertulis yang berisi informasi yang disebarkan bagi
masyarakat dan disusun secara bersistem. Dalam penelitian ini, brosur yang
digunakan adalah brosur dalam kemasan obat-obatan.
1.6.5 Obat-Obatan
Obat didefinisikan sebagai bahan yang digunakan untuk mengurangi rasa
sakit atau menyembuhkan. Obat-obatan adalah segala macam obat (Chulsum dan
Windy, 2006: 486). Obat-obatan digolongkan menjadi lima golongan yang terdiri
dari obat bebas,dan obat bebas terbatas, obat wajib, obat keras, obat psikotropika,
dan obat narkotika. Obat-obatan digolongkan menjadi lima golongan sebaagi upaya
peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan lalu lintas obat
dan hubungannya dengan aksi obat yang dapat ditimbulkan di dalam badan dan
bahayanya obat tersebut bagi pasien (Amroni, 2007: 167).
Obat bebas dan obat bebas terbatas adalah golongan obat yang banyak
dijumpai di pasaran, baik di apotek, toko obat berizin, atau di tempat lain. Obat
wajib apotek (OWA) adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada
pasien di apotek tanpa resep dokter. Obat keras adalah obat yang hanya dapat
diperoleh dengan resep dokter di apotek, apotek rumah sakit, puskesmas, dan balai
pengobatan. Obat psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis
bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas dan perilaku. Obat
10
psikotropika digunakan untuk pengobatan yang menyangkut masalah kejiwaan atau
mental. Obat narkotika adalah obat yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau
pembiusan karena zat tersebut bekerja langsung mempengaruhi susunan saraf pusat
(Tim Penyusun, 2007: 167-176).
1.6.6 Bentuk Pengungkapan
Bentuk pengungkapan adalah perihal cara mengemukakan, menyatakan, atau
memaparkan sesuatu (Tim Penyusun, 1995: 1105). Bentuk pengungkapan dibedakan
menjadi dua, yaitu wacana dan kalimat. Bentuk pengungkapan wacana dibedakan
menjadi dua, yaitu prosa dan puisi. Bentuk pengungkapan prosa terdiri atas
deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan hortatori. Bentuk
pengungkapan kalimat terdiri atas imperatif, interogatif, dan performatif.
Bentuk pengungkapan wacana deskripsi adalah bentuk pengungkapan
wacana yang memberikan perincian-perincian dari objek yang dibicarakan (Keraf,
1982: 93). Bentuk pengungkapan wacana narasi adalah bentuk pengungkapan
wacana yang mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam rangkaian waktu
(Keraf, 1985: 136). Bentuk pengungkapan wacana eksposisi adalah bentuk
pengungkapan wacana yang bertujuan untuk menerangkan sesuatu hal kepada
penerima (pembaca) agar yang bersangkutan dapat memahaminya (Rani dkk, 2000:
38). Bentuk pengungkapan wacana argumentasi adalah bentuk pengungkapan
wacana yang berusaha mempengaruhi pembaca atau pendengar, baik yang
didasarkan pertimbangan logis maupun emosional (Rottenberg via Rani dkk, 2000:
39). Bentuk pengungkapan wacana persuasi adalah bentuk pengungkapan wacana
11
yang bertujuan mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan tindakan sesuai yang
diharapkan penuturnya (Rani dkk, 2000: 42). Bentuk pengungkapan wacana narasi
adalah bentuk pengungkapan wacana yang berisi unsur-unsur cerita yang penting,
misalnya unsur waktu, pelaku, dan peristiwa. Bentuk pengungkapan wacana puisi
adalah bentuk pengungkapan wacana yang berupa kata-kata yang terindah dalam
susunan yang terindah. (Coleridge via Pradopo, 1990: 6). Bentuk kalimat imperatif
adalah bentuk pengungkapan kalimat yang berupa perintah atau larangan atau
keharusan untuk melaksanakan perbuatan (Kridalaksana, 1993: 81). Bentuk
pengungkapan kalimat interogatif adalah bentuk pengungkapan kalimat yang
berfungsi untuk menanyakan sesuatu (Ramlan, 1986: 33). Bentuk pengungkapan
kalimat performatif adalah bentuk pengungkapan kalimat yang pengutaraannya
digunakan untuk melakukan sesuatu (Wijana, 1996: 23).
Longacre via Mulyana (2005: 47) membagi wacana berdasarkan bentuk
pengungkapannya menjadi enam, yaitu: naratif, prosedural, ekspositori, hortatori,
dramatik, dan epistoleri. Wacana naratif adalah wacana yang bentuk
pengungkapannya banyak dipergunakan untuk menceritakan suatu kisah. Wacana
prosedural adalah wacana yang bentuk pengungkapannya digunakan untuk
memberikan petunjuk atau keterangan bagaimana sesuatu harus dilaksanakan.
Bentuk pengungkapan wacana ekspositori adalah bentuk pengungkapan wacana
yang bersifat menjelaskan sesuatu secara informatif. Bentuk pengungkapan wacana
hortatori adalah bentuk pengungkapan wacana yang digunakan untuk mempengaruhi
pendengar atau pembaca agar tertarik terhadap pendapat yang dikemukakan. Bentuk
12
pengungkapan wacana dramatik adalah bentuk pengungkapan wacana yang berisi
percakapan antar penutur. Bentuk pengungkapan wacana epistoleri adalah bentuk
pengungkapan wacana yang biasa dipergunakan dalam surat-menyurat.
1.7 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap pengumpulan data,
tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Setiap tahap penelitian
tersebut dilakukan dengan menggunakan metode tertentu.
1.7.1 Metode Pengumpulan Data
Data penelitian ini adalah brosur dalam kemasan obat-obatan yang termasuk
dalam golongan obat keras. Obat keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh
dengan resep dokter di apotek, apotek rumah sakit, puskesmas, dan balai pengobatan
(Amroni, 2007: 167). Data penelitian ini diambil dari apotek Rumah Sakit Umum
Tidar Magelang. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan 63 sample brosur dalam
kemasan obat-obatan golongan obat keras. Objek dari penelitian ini berupa struktur
dan bentuk-bentuk pengungkapan.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode simak.
Metode simak adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menyimak
pemakaian atau penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1988: 2-5). Teknik dasar yang
digunakan adalah teknik sadap. Teknik sadap adalah pelaksanaan metode simak
dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang. Penggunaan
bahasa yang disadap dapat berupa lisan dan tulisan (Kesuma, 2007: 43). Teknik lan
13
jutan yang digunakan adalah teknik catat. Teknik catat adalah teknik penjaringan data
dengan mencatat hasil penyimakan data pada kartu data (Kesuma, 44-45: 2007).
Pengumpulan data dilakukan dengan mencari; menemukan; dan
mengumpulkan wacana brosur yang terdapat di dalam kemasan obat-obatan. Setelah
dikumpulkan lalu dilakukan pencatatan data. Pencatatan data dilakukan dengan
mencetak ulang data pada kartu data. Masing-masing data yang telah dikumpulkan
tersebut kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi nama obat dan bentuk
sediaan obat.
1.7.2 Metode Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan lalu dianalisis menggunakan metode agih.
Metode agih adalah metode analisis yang alat penentunya ada di dalam dan
merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto via Kesuma, 2007: 54).
Dalam penelitian ini, teknik dasar yang digunakan adalah teknik bagi unsur langsung.
Teknik bagi unsur langsung adalah teknik analisis data dengan cara pembagi suatu
konstruksi menjadi beberapa bagian atau unsur dan bagian-bagian atau unsur-unsur
itu dipandang sebagai bagian atau unsur yang langsung membentuk kontruksi yang
dimaksud (Sudaryanto via Kesuma, 2007: 55).
Dalam pelaksanaannya, teknik bagi unsur langsung digunakan untuk melihat
bagian-bagian wacana brosur yang terdiri dari komposisi, efektivitas (keterangan,
cara kerja obat, tinjauan umum, farmakologi, dan khasiat), indikasi, dosis (aturan
pakai, posologi, cara pemakaian, dan cara penggunaan), kontraindikasi, kemasan,
efek samping, perhatian, penyimpanan, dan interaksi. Teknik lanjutan yang
14
digunakan adalah teknik baca markah. Teknik baca markah adalah teknik analisis
data dengan cara “membaca pemarkah” dalam suatu kontruksi. Istilah lain untuk
pemarkah adalah penanda. Pemarkahan itu menunjukkan kejatian atau identitas
satuan kebahasaan tertentu; dan kemampuan menentukan kejatian yang dimaksud
(Sudaryanto via Kesuma, 2007: 66-67).
Pemarkah yang digunakan untuk menganalisis tipe struktur wacana brosur
adalah judul bagian-bagian wacana. Pemarkah yang digunakan dalam menganalisis
variasi bagian-bagian wacana adalah penanda yang menjadi ciri pembeda dalam satu
bagian. Perhatikan contoh berikut.
Contoh (3)
(Fasidol, Kaplet) Contoh (4)
(Heptasan, Tablet)
Contoh (3) sampai dengan (4) memperlihatkan adanya variasi dalam bagian
komposisi. Pemarkah yang digunakan untuk menganalisis variasi pada bagian
komposisi adalah bentuk sediaan obat. Pada contoh (3), bagian komposisi dihadirkan
dalam bentuk kaplet. Pada contoh (4), bagian komposisi dihadirkan dalam bentuk
tablet.
15
Pemarkah yang digunakan untuk menganalisis bentuk-bentuk pengungkapan
adalah penanda yang menjadi ciri utama pada masing-masing bentuk pengungkapan.
Perhatikan contoh berikut:
Contoh (5)
(Progastric, Tablet)
Contoh (5) memperlihatkan bentuk pengungkapan deskripsi kandungan.
Pemarkah yang digunakan untuk menganalisis bentuk pengungkapan deskripsi
kandungan adalah adanya penggunaan kata kerja mengandung.
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Hasil data yang sudah selesai dilakukan harus dilaporkan dalam suatu laporan.
Oleh karena itu diperlukan suatu cara yaitu teknik penyajian hasil analisis data.
Setelah penulis menganalisis data, hasil analisis data tersebut disajikan dalam bentuk
laporan. Metode yang digunakan adalah metode formal dan informal. Metode formal
adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kaidah. Kaidah itu dapat
berbentuk rumus, bagan atau diagram, tabel, dan gambar (Kridalaksana via Kesuma,
2007: 93). Secara konkret, metode formal disajikan dalam bentuk tabel. Metode
penyajian hasil analisis data secara informal adalah penyajian hasil analisis data
dengan menggunakan kata-kata biasa (Sudaryanto via Kesuma, 2007: 71).
16
1.8 Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian laporan penelitian ini sebagai berikut. Bab 1 berisi
pendahuluan, yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan
sistematika penyajian. Bab II berisi uraian tentang struktur wacana yang terdapat
pada wacana brosur yang terdapat di dalam kemasan obat-obatan dan variasi bagian-
bagian pada wacana brosur yang terdapat di dalam kemasan obat-obatan. Bab III
berisi uraian tentang bentuk-bentuk pengungkapan pada wacana brosur yang terdapat
di dalam kemasan obat-obatan. Bab IV berisi penutup, yang mencakup kesimpulan
dan saran.
17
BAB II
TIPE STRUKTUR WACANA
BROSUR DALAM KEMASAN OBAT-OBATAN
2.1 Pengantar
Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian wacana “brosur dalam
kemasan obat-obatan” ditinjau dari segi struktural. Wacana “brosur dalam kemasan
obat-obatan” merupakan salah satu wacana informatif jika dilihat dari segi isi.
Wacana tersebut berisi informasi tentang komposisi, farmakologi, cara kerja obat,
indikasi, kontraindikasi, efek samping, interaksi obat, takaran pemakaian (dosis),
peringatan dan perhatian, cara pemakaian, cara penyimpanan, dan kemasan.
2.2 Struktur Wacana Brosur Dalam Kemasan Obat-Obatan
Setelah diteliti, ditemukan bahwa struktur wacana “brosur dalam kemasan
obat-obatan” terdiri dari 25 tipe struktur wacana. Dalam penelitian ini akan diteliti
bagian-bagian wacana berdasarkan judul masing-masing bagian dalam brosur obat-
obatan. Tipe struktur tersebut terdiri dari :
2.2.1 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, efektivitas,
indikasi, dosis, cara pemakaian, kontraindikasi, dan kemasan.
18
Contoh (6)
(Laxarec, Jelly)
k
z
t
b
t
p
e
b
2
Cont
kontraindika
zat berkhasi
terdapat kete
berisi petunj
takaran oba
pemakaian b
efek yang d
berisi bentuk
2.2.2 Wac
kontr
peny
Cont
toh (6) terdir
asi, dan kem
iat yang terd
erangan tent
juk kegunaa
at yang haru
berisi prose
dirasakan tu
k, ukuran ke
ana brosur
raindikasi, e
yimpanan, da
oh (7)
ri dari komp
masan. Pada b
dapat pada o
tang bentuk
an obat dalam
us dikonsum
dur cara pe
ubuh akibat p
emasan, dan
obat-obata
efek sampin
an kemasan.
posisi, efekti
bagian komp
obat tersebu
; kegunaan,
m pengobat
msi dan cara
makaian ob
penggunaan
nomor regis
an dengan
ng, perhatian
ivitas, indika
posisi, berisi
ut (Laxarec).
dan cara ke
an. Pada bag
a pemakaian
bat. Pada ba
n obat terseb
strasi obat.
tipe struk
n, interaksi
asi, dosis, ca
i kandungan
Pada bagi
erja. Pada ba
gian dosis b
n obat. Pad
agian kontra
but. Pada bag
ktur kompo
obat, atura
ara pemakaia
berbagai jen
ian efektivita
agian indika
berisi besarn
da bagian ca
indikasi ber
gian kemasa
sisi, indika
an pakai, ca
19
an,
nis
as,
asi,
nya
ara
risi
an,
asi,
ara
20
21
(Grafacetin, Kapsul)
Contoh (7) terdiri dari komposisi, indikasi, kontraindikasi, efek samping,
perhatian, interaksi obat, aturan pakai, cara penyimpanan, dan kemasan. Pada bagian
komposisi, sama halnya dengan contoh (3), bagian komposisi berisi berisi kandungan
berbagai jenis zat berkhasiat yang terdapat pada obat tersebut. Pada bagian indikasi
berisi petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan. Bagian kontraindikasi berisi
kriteria penderita yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat tersebut. Bagian efek
samping berisi dampak yang dirasakan pasien sebagai akibat pemakaian obat. Bagian
perhatian berisi hal-hal yang harus diperhatikan konsumen sebelum mengkonsumsi
obat tersebut dan larangan pemakaian obat pada pasien dengan kriteria tertentu.
Bagian interaksi obat berisi jenis-jenis obat-obatan yang tidak boleh digunakan
bersamaan dengan obat jenis Grafacetin. Bagian aturan pakai berisi takaran umur
22
pasien yang diperkenankan untuk mengkonsumsi obat tersebut, periode pemakaian
obat dalam waktu sehari, dan banyaknya jumlah obat yang dikonsumsi dalam setiap
periode pemakaian. Bagian cara penyimpanan berisi perintah untuk menyimpan obat
di tempat yang disarankan sekaligus syarat-syarat tempat yang dianjurkan untuk
menyimpan obat. Pada bagian kemasan, berisi bentuk, isi, dan nomor registrasi obat.
2.2.3 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, keterangan,
indikasi, aturan pemakaian, peringatan dan perhatian, kontraindikasi, dan
kemasan.
Contoh (8)
23
(NeoKaominal, Suspensi)
24
Contoh (8) terdiri dari komposisi, keterangan, indikasi, aturan pemakaian,
peringatan dan perhatian, kontraindikasi, dan kemasan. Pada bagian komposisi, berisi
kandungan berbagai jenis zat berkhasiat yang terdapat pada obat tersebut. Bagian
keterangan berisi kemampuan kerja yang dimiliki zat berkhasiat (kaolin dan pektin).
Pada bagian indikasi berisi kegunaan yang ditawarkan obat tersebut. Pada bagian
aturan pemakaian dicantumkan waktu pemakaian obat dan umur penderita yang
dijadikan dasar pembagian banyaknya takaran pemakaian dan jumlah maksimum obat
yang dapat dikonsumsi oleh penderita. Pada bagian peringatan dan perhatian berisi
efek samping obat dan cara mengatasinya; larangan pemakaian obat pada penderita di
bawah usia 3-6 tahun; jarak waktu aman pemakaian obat lain yang mungkin
dikonsumsi oleh penderita, larangan pemakaian obat jika lebih dari 2 hari atau dalam
keadaan deman, dan saran. Pada bagian kontraindikasi berisi kriteria pasien yang
dilarang menggunakan obat yang bersangkutan. Pada bagian kemasan berisi ukuran,
bentuk kemasan obat dan disertai dengan nomor registrasi obat.
25
2.2.4 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, khasiat, indikasi,
kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, aturan
pakai, dan kemasan.
Contoh (9)
26
(Theobron, Kapsul)
27
Contoh (9) terdiri dari komposisi, khasiat, indikasi, kontraindikasi, efek
samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, aturan pakai, dan kemasan. Pada
bagian komposisi berisi kandungan zat berkhasiat yang terdapat dalam obat. Pada
bagian khasiat berisi kandungan zat berkhasiat dan dampak obat tersebut bagi tubuh.
Bagian indikasi berisi khasiat obat. Bagian kontraindikasi berisi kriteria pasien yang
dilarang mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Pada bagian efek samping berisi
dampak yang dirasakan pasien akibat mengkonsumsi obat tersebut. Bagian peringatan
dan perhatian berisi kriteria pasien yang dilarang untuk mengonsumsi obat, efek
samping, dan saran. Bagian interaksi berisi batasan pemakaian dan efek samping.
Bagian aturan pakai berisi umur pasien yang menyesuaikan takaran obat yang
dikonsumsi dan juga banyaknya periode pemakaian obat. Pada bagian kemasan berisi
nama, jenis, bentuk dan nomor registrasi obat.
2.2.5 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat,
indikasi, dosis, kontraindikasi, interaksi obat, peringatan dan perhatian, efek
samping, cara penyimpanan, dan kemasan.
Contoh (10)
28
(Zecaneuron, Kaplet)
29
Contoh (10) terdiri dari komposisi, cara kerja obat, indikasi, dosis,
kontraindikasi, interaksi obat, peringatan dan perhatian, efek samping, cara
penyimpanan, dan kemasan. Pada bagian komposisi, sama dengan contoh (4) yaitu
berisi kandungan zat-zat berkhasiat yang ada di dalam obat tersebut. Pada bagian cara
kerja obat, berisi peranan masing-masing kandungan zat yang berkhasiat bagi tubuh.
Pada bagian indikasi berisi khasiat dari obat yang bersangkutan. Pada bagian dosis
berisi takaran jumlah obat yang dikonsumsi pasien dalam satu hari. Bagian
kontraindikasi berisi batasan pemakaian. Bagian interaksi obat berisi efek samping
yang ditimbulkan oleh salah satu kandungan zat berkhasiat. Bagian perhatian berisi
larangan pemakaian obat terhadap pasien dengan kriteria tertentu. Bagian Efek
samping berisi efek yang diakibatkan pemakaian obat yang bersangkutan.
2.2.6 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat,
indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi
obat, dan dosis.
Contoh (11)
e
k
Cont
efek sampin
komposisi b
toh (11) terd
ng, peringat
berisi kandun
diri dari kom
tan dan per
ngan zat ber
mposisi, car
rhatian, inte
rkhasiat yan
a kerja obat
eraksi obat,
ng terdapat p
(Progastric,
t, indikasi, k
dan dosis.
pada obat ter
Tablet)
kontraindika
Pada bagi
rsebut. Bagi
30
asi,
ian
ian
31
cara kerja obat berisi kemampuan kerja yang dimiliki masing-masing zat berkhasiat
bagi tubuh. Pada bagian indikasi berisi khasiat obat yang bersangkutan. Bagian
kontraindikasi berisi kriteria pasien yang dilarang mengkonsumsi obat yang
bersangkutan. Pada bagian efek samping berisi dampak yang rasakan pasien setelah
mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian peringatan dan perhatian berisi
batasan pemakai, saran, dan efek samping. Pada bagian interaksi obat berisi efek
samping yang diakibatkan pemakaian obat lain selain obat yang bersangkutan. Pada
bagian dosis berisi banyaknya takaran obat yang dikonsumsi yang disesuaikan
dengan umur pasien.
32
2.2.7 Wacana brosur obat-obatan yang berstruktur komposisi, cara kerja obat,
indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, dosis,
interaksi obat, dan kemasan.
Contoh (12)
33
34
(Acyclovir, Tablet)
Contoh (12) terdiri dari komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi,
efek samping, peringatan dan perhatian, dosis, interaksi obat, dan kemasan. Pada
bagian komposisi berisi kandungan zat berkhasiat yang terdapat pada obat tersebut.
Pada bagian cara kerja obat berisi golongan dan kemampuan obat. Pada bagian
indikasi berisi manfaat obat tersebut bagi tubuh. Pada bagian kontraindikasi berisi
kelemahan yang dimiliki obat tersebut. Bagian efek samping berisi dampak yang
dialami pasien akibat mengkonsumsi obat tersebut. Peringatan dan perhatian berisi
dampak yang dialami pasien dan juga pembatasan pemakai. Pada bagian dosis berisi
takaran, selang waktu penggunaan obat, dan lamanya hari penggunaan obat. Pada
35
bagian interaksi berisi keterangan efek samping yang ditimbulkan oleh obat tersebut.
Pada bagian kemasan berisi bentuk dan kemasan dan juga nomor registrasi obat.
2.2.8 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur cara kerja obat, indikasi,
kontraindikasi, peringatan dan perhatian, efek samping, cara pemakaian, cara
penyimpanan, dan kemasan.
Contoh (13)
36
37
(Desolex-N, Cream)
Contoh (13) memiliki keunikan dibandingkan dengan contoh brosur yang lain.
Pada bagian awal terdapat penjelasan yang berisi kandungan berbagai zat berkhasiat
dalam obat, karena pada bagian ini tidak mempunyai judul, maka bagian awal ini
diabaikan. Pada bagian cara kerja obat terdapat pemerian tentang kemampuan kerja
dan khasiat yang dimiliki masing-masing zat berkhasiat bagi tubuh. Pada bagian
38
indikasi berisi manfaat obat tersebut bagi tubuh. Pada bagian kontraindikasi berisi
pembatasan pemakaian, yaitu kriteria pasien yang dilarang mengkonsumsi obat yang
bersangkutan. Pada bagian peringatan dan perhatian berisi pemerian yang terdiri dari
larangan-larangan dalam pemakaian obat, pembatasan pemakaian, efek samping, dan
saran. Pada bagian efek samping obat berisi dampak yang dirasakan tubuh akibat
penggunaan obat. Bagian cara pemakaian berisi tahap-tahap cara penggunaan obat.
Pada bagian cara penyimpanan berisi tahap-tahap cara penyimpanan obat yang
disertai syarat-syarat tempat yang ideal untuk menyimpan obat. Pada bagian kemasan
berisi bentuk kemasan obat.
39
2.2.9 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat,
indikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, cara penggunaan, cara
penyimpanan, kontraindikasi, dan kemasan.
Contoh (14)
40
(Zoloral, Krim)
41
Contoh (14) terdiri dari komposisi, cara kerja obat, indikasi, efek samping,
peringatan dan perhatian, cara penggunaan, cara penyimpanan, kontraindikasi, dan
kemasan. Pada bagian komposisi berisi kandungan zat berkhasiat dalam obat. Bagian
cara kerja obat terdiri dari golongan obat dan kemampuan kerja zat berkhasiat yang
terdapat dalam obat bagi tubuh. Pada bagian indikasi berisi informasi tentang
golongan obat, sifat yang dimiliki zat berkhasiat, dan berbagai manfaat yang
ditawarkan obat bagi tubuh. Pada bagian indikasi berisi informasi tentang kegunaan
obat tersebut bagi tubuh. Pada bagian efek samping berisi dampak yang dirasakan
tubuh sebagai akibat dari penggunaan obat. Pada bagian peringatan dan perhatian
berisi hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama proses penggunaan obat-obatan dan
larangan penggunaan obat bagi pasien anak-anak. Pada bagian cara penggunaan berisi
tahap-tahap penggunaan obat yang terdiri dari cara pemakaian dan waktu pemakaian
obat. Pada bagian cara penyimpanan berisi tahap-tahap cara penyimpanan obat. Pada
bagian kontraindikasi berisi batasan pemakaian yaitu kriteria pasien yang dilarang
mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Pada bagian kemasan berisi bentuk produk,
kemasan, nomor registrasi obat, dan informasi peringatan.
42
2.2.10 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat,
indikasi, posologi, peringatan dan perhatian, efek samping, kontraindikasi,
interaksi, penyimpanan, dan kemasan.
Contoh (15)
43
(Farmacrol, Forte)
44
Contoh (15) terdiri dari komposisi, cara kerja obat, indikasi, posologi,
peringatan dan perhatian, efek samping, kontraindikasi, interaksi, penyimpanan, dan
kemasan. Pada bagian komposisi berisi kandungan zat-zat berkhasiat dalam obat
yang dibagi berdasarkan bentuk obat yaitu, tablet dan suspensi. Pada bagian cara
kerja obat, terdiri dari golongan obat dan kemampuan kerja yang dimiliki masing-
masing zat berkhasiat bagi tubuh. Bagian indikasi berisi berbagai manfaat yang
ditawarkan obat yang bersangkutan. Bagian posologi berisi takaran obat yang harus
dikonsumsi, banyaknya penggunaan obat dalam jangka waktu sehari, waktu yang
tepat untuk mengkonsumsi obat, dan cara penggunaan obat. Pada bagian peringatan
dan perhatian berisi informasi tentang larangan penggunaan obat secara terus
menerus selama lebih dari dua minggu, jarak waktu pemakaian obat sebagai efek
penggunaan obat jenis lain, dan kriteria pasien yang dilarang mengkonsumsi obat
yang bersangkutan. Bagian efek samping berisi informasi tentang efek yang dirasakan
pasien sebagai akibat pemakaian suatu produk obat. Pada bagian kontraindikasi berisi
informasi tentang kriteria pasien yang dilarang mengkonsumsi obat yang
bersangkutan. Bagian interaksi obat terdapat informasi efek samping yang timbul
sebagai akibat interaksi obat dengan obat lain yang digunakan secara bersama-sama.
Bagian penyimpanan berisi informasi tentang cara menyimpan obat yang dianjurkan.
Pada bagian kemasan berisi informasi nama obat, ukuran, nomor registrasi, dan
kemasan.
45
2.2.11 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat,
indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi,
aturan pakai, dan kemasan.
Contoh (16)
46
(Mucos, Tablet, Drop, dan Sirop)
47
Contoh (16) terdiri dari komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi,
efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi, aturan pakai, dan kemasan. Pada
bagian komposisi terdapat informasi kandungan zat berkhasiat yang dibedakan
berdasarkan bentuk obat yang terdiri dari tablet, drop, dan sirop. Bagian cara kerja
obat berisi informasi tentang manfaat yang ditawarkan obat yang bersangkutan.
Bagian indikasi berisi informasi petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan. Bagian
kontraindikasi berisi informasi mengenai kriteria pasien yang tidak diperbolehkan
mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian efek samping berisi informasi
tentang efek yang dirasakan pasien sebagai akibat pemakaian obat yang besangkutan.
Bagian peringatan dan perhatian terdapat informasi tentang kriteria pasien yang
dilarang mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian interaksi obat berisi
informasi tentang interaksi obat dengan obat lain yang dikonsumsi secara bersamaan.
Bagian aturan pakai berisi informasi tentang cara pemakaian obat, takaran pemakaian
obat, dan berapa jumlah periode penggunaan obat dalam waktu satu hari. Pada bagian
kemasan berisi informasi tentang bentuk obat, ukuran, nomor registrasi, dan kemasan
obat.
48
2.2.12 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat,
indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi
obat, dosis, penyimpanan, kemasan dan nomor registrasi.
Contoh (17)
49
(Opimox, Kaplet dan Sirup Kering)
50
Contoh (17) terdiri dari komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi,
efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, dosis, penyimpanan, kemasan.
Bagian komposisi berisi informasi tentang kandungan zat berkhasiat (Amoxycillin
trihydrate) yang disajikan berdasarkan tiga bentuk obat yang terdiri dari kaplet,
suspense, dan forte. Bagian cara kerja obat terdapat informasi golongan obat,
kemampuan kerja zat berkhasiat yang terdapat dalam obat, dan sifat yang dimiliki zat
berkhasiat. Bagian indikasi berisi informasi petunjuk kegunaan obat dalam
pengobatan. Bagian kontraindikasi berisi kriteria pasien yang tidak diperbolehkan
mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian efek samping berisi informasi efek
yang timbul sebagai akibat dari penggunaan obat yang bersangkutan. Bagian
peringatan dan perhatian berisi informasi tentang kriteria pasien yangtidak
diperbolehkan menkonsumsi obat yang bersangkutan, efek yang timbul sebagai
akibat pemakaian obat, dan hal-hal yang harus diperhatikan konsumen sebelum
mengkonsumsi obat tersebut. Bagian interaksi obat berisi informasi efek samping
yang timbul sebagai akibat interaksi obat dengan obat lain yang dikonsumsi secara
bersamaan. Bagian dosis berisi informasi tentang takaran pemakaian obat, jarak
waktu pemakaian obat pertama dengan seterusnya dan jumlah periode penggunaan
obat dalam waktu satu hari. Bagian penyimpanan berisi informasi cara penyimpanan
obat yang dianjurkan. Bagian kemasan dan nomor registrasi berisi informasi bentuk,
nomor registrasi, kemasan dan bentuk obat.
51
2.2.13 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, cara kerja obat,
indikasi, dosis, peringatan dan perhatian, efek samping, kontraindikasi,
interaksi obat, cara penyimpanan, kemasan dan nomor registrasi.
Contoh (18)
52
(Ambroxol, Tablet)
53
Contoh (18) terdiri dari komposisi, cara kerja obat, indikasi, dosis, peringatan
dan perhatian, efek samping, kontraindikasi, interaksi obat, cara penyimpanan,
kemasan dan nomor registrasi. Pada bagian komposisi berisi informasi kandungan zat
berkhasiat yang terdapat pada obat tersebut. Pada bagian cara kerja obat berisi
informasi sifat dan kemampuan kerja yang dimiliki zat berkhasiat yang terkandung di
dalam obat yang bersangkutan. Bagian indikasi berisi informasi petunjuk kegunaan
obat dalam pengobatan. Bagian dosis berisi takaran pemakaian obat, jumlah periode
penggunaan obat dalam waktu satu hari, dan cara pemakaian obat. Bagian peringatan
dan perhatian berisi informasi petunjuk kriteria pasien yang tidak diperbolehkan
mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian efek samping berisi efek yang timbul
sebagai akibat pemakaian obat. Bagian kontraindikasi berisi kriteria pasien yang tidak
diperbolehkan mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian interaksi obat berisi
berisi informasi tentang interaksi obat dengan obat lain yang dikonsumsi secara
bersamaan. Bagian cara penyimpanan berisi petunjuk cara penyimpanan obat yang
dianjurkan. Pada bagian kemasan dan nomor registrasi berisi informasi nama obat,
bentuk, kemasan, ukuran, dan nomor registrasi obat.
22.2.14 Wac
indik
inter
Cont
ana brosur o
kasi, kontra
aksi obat, ke
toh (19)
obat-obatan
aindikasi, do
emasan.
dengan tipe
osis, efek
e struktur ko
samping, p
omposisi, ca
peringatan d
ara kerja ob
dan perhatia
54
bat,
an,
55
(Etamox, Suspensi Kering)
56
Contoh (19) terdiri dari komposisi, cara kerja obat, indikasi, kontraindikasi,
dosis, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, kemasan. Pada bagian
komposisi terdapat informasi tentang kandungan zat berkhasiat yang terdapat dalam
obat. Bagian cara kerja obat terdiri dari informasi mengenai golongan obat,
kemampuan kerja dan sifat yang dimiliki obat yang bersangkutan. Bagian indikasi
berisi informasi petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan. Bagian kontraindikasi
berisi informasi mengenai kriteria pasien yang tidak diperbolehkan menkonsumsi
obat yang bersangkutan. Bagian dosis berisi informasi mengenai takaran pemakaian
obat, jarak waktu penggunaan obat pertama dengan yang seterusnya, dan jumlah
periode panggunaan obat dalam waktu satu hari. Selain itu disebutkan juga takaran
obat yang disesuaikan berdasarkan keadaan pasien dengan gkasus-kasus tertentu
seperti gangguan ginjal atau Gonokokkus uretritis. Bagian efek samping berisi
informasi tentang efek yang timbul sebagai akibat pemakaian obat. Bagian peringatan
dan perhatian berisi informasi mengenai kriteria pasien yang tidak diperbolehkan
mengkonsumsi obat yang bersangkutan, hal-hal yang perlu diperhatikan pasien
sebelum mengkonsumsi obat yang bersangkutan, dan efek samping yang timbul dan
disertai dengan tindakan penanggulangannya. Bagian interaksi obat berisi informasi
mengenai petunjuk interaksi obat dengan obat lain secara bersamaan. Bagian
kemasan berisi informasi nama produk, bentuk, kemasan, ukuran, dan nomor
registrasi obat.
57
2.2.15 Wacana brosur obat-obatan yang berstruktur komposisi, tinjauan umum,
indikasi, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, dosis,
penyimpanan, kemasan dan nomor registrasi.
Contoh (20)
(Opiicef, Kapsul)
58
)
59
Contoh (20) terdiri dari komposisi, tinjauan umum, indikasi, kontraindikasi,
efek samping, Peringatan dan Perhatian, Dosis, Penyimpanan, Kemasan dan Nomor
Registrasi. Pada bagian komposisi berisi kandungan zat yang berkhasiat yang
terdapat dalam obat. Pada bagian komposisi, kandungan zat berkhasiat disajikan
berdasarkan bentuk obat, yaitu kapsul, suspense, dan suspense forte. Pada bagian
tinjauan umum, terdapat informasi nama produk, kandungan zat berkhasiat, sifat, dan
kemampuan kerja obat. Bagian indikasi berisi informasi petunjuk kegunaan obat
dalam pengobatan. Pada bagian kontraindikasi terdapat informasi mengenai kriteria
pasien yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian efek
samping berisi informasi efek yang timbul sebagai akibat penggunaan obat. Pada
bagian peringatan dan perhatian berisi hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum
mengkonsumsi obat. Hal ini menyangkut kriteria pasien yang tidak diperbolehkan
mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Selain itu dijelaskan pula efek samping yang
timbul sebagai akibat penggunaan obat. Bagian dosis dijelaskan takaran pemakaian
obat, banyaknya periode penggunaan obat dalam waktu sehari, lamanya waktu
penggunan obat yang dianjurkan, dan prosedur penggunaan obat berdasarkan kasus-
kasus tertentu. Bagian penyimpanan dijelaskan cara penyimpanan obat yang
dianjurkan. Bagian kemasan dan nomor registrasi berisi informasi nama obat, bentuk
obat, ukuran obat, dan nomor registrasi obat.
22.2.16 Wac
perha
Cont
ana brosur
atian, dosis,
toh (21)
obat-obata
kemasan, da
an dengan
an penyimpa
tipe struktu
anan.
(Hist
ur farmakol
apan, Film-C
logi, indika
Coated Tabl
60
asi,
et)
61
Contoh (21) terdiri dari tipe struktur farmakologi, indikasi, perhatian, dosis,
kemasan, dan penyimpanan. Pada bagian awal, terdapat bagian komposisi yang berisi
informasi mengenai kandungan zat berkhasiat yang terdapat dalam obat. Namun,
karena tidak terdapat judul, maka bagian ini diababaikan. Bagian farmakologi berisi
kemampuan kerja obat. Bagian indikasi dijelaskan petunjuk kegunaan obat dalam
pengobatan. Bagian perhatian berisi hal yang tidak boleh dilakukan selama
mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian dosis berisi petunjuk takaran
pemakaian obat. Bagian kemasan berisi bentuk obat, kemasan, dan nomor registrasi
obat. Pada bagian penyimpanan berisi petunjuk cara penyimpanan obat yang
dianjurkan.
62
2.2.17 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, farmakologi,
indikasi, aturan pakai, kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian,
interaksi obat, cara penyimpanan, dan kemasan.
Contoh (22)
63
(Grafamic, Kaplet)
64
Contoh (22) terdiri dari komposisi, farmakologi, indikasi, aturan pakai,
kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, interaksi obat, cara
penyimpanan, dan kemasan. Pada bagian komposisi berisi petunjuk kandungan zat
berkhasiat yang terdapat dalam obat. Bagian farmakologi berisi golongan obat, dan
manfaat obat dalam pengobatan. Bagian indikasi dijelaskan petunjuk kegunaan obat
dalam pengobatan. Bagian aturan pakai berisi petunjuk usia pasien yang
diperbolehkan mengkonsumsi obat, takaran pemakaian obat, jarak waktu penggunaan
obat pertama dengan yang selanjutnya, dan waktu pemakaian obat yang dianjurkan.
Bagian kontraindikasi berisi informasi mengenai kriteria pasien yang tidak
diperbolehkan mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian efek samping berisi
petunjuk efek yang timbul sebagai akibat penggunaan obat. Bagian peringatan dan
perhatian berisi kriteria pasien yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat yang
bersangkutan. Selain itu terdapat juga larangan penggunaan obat lebih dari 7 hari.
Bagian interaksi obat berisi efek samping yang timbul sebagai akibat interaksi
penggunaan obat dengan obat lain secara bersamaan. Bagian cara penyimpanan berisi
cara penyimpanan obat yang dianjurkan. Bagian kemasan berisi informasi bentuk, isi,
kemasan obat, dan nomor registrasi obat.
65
2.2.18 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, farmakologi,
indikasi, kontraindikasi, peringatan dan perhatian, efek samping, posologi
atau aturan pakai, dan kemasan.
Contoh (23)
(Fucilex, Salep)
66
Contoh (23) terdiri dari komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi,
peringatan dan perhatian, efek samping, posologi/ aturan pakai, dan kemasan. Pada
bagian komposisi berisi petunjuk kandungan zat berkhasiat yang terdapat dalam obat.
Bagian farmakologi berisi golongan obat, sifat, dan kemampuan kerja. Bagian
indikasi berisi petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan. Bagian kontraindikasi
berisi informasi mengenai kriteria pasien yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi
obat yang bersangkutan. Bagian peringatan dan perhatian berisi efek samping yang
timbul sebagai akibat penggunaan obat, prosedur penggunaan obat, dan kriteria
pasien yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian efek
samping berisi efek yang timbul sebagai akibat penggunaan obat. Bagian posologi
atau aturan pakai berisi cara penggunaan obat, jarak waktu pemakaian obat yang
pertama dengan yang seterusnya. Bagian kemasan berisi kemasan, ukuran obat, dan
nomor registrasi obat.
67
2.2.19 Wacana brosur obat-obatan dengan tipe struktur komposisi, farmakologi,
indikasi, kontraindikasi, peringatan dan perhatian, efek samping, interaksi
obat, dosis, dan kemasan.
Contoh (24)
68
(Supramox,
Tablet)
69
70
Contoh (24) terdiri dari komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi,
peringatan dan perhatian, efek samping, interaksi obat, dosis, dan kemasan. Pada
bagian komposisi berisi informasi kandungan zat berkhasiat yang terdapat dalam
obat. Bagian farmakologi berisi golongan obat, kemampuan kerja, dan sifat obat.
Bagian indikasi berisi petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan. Bagian
kontraindikasi berisi informasi mengenai kriteria pasien yang tidak diperbolehkan
mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian peringatan dan perhatian berisi
informasi kriteria pasien yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat yang
bersangkutan, efek samping yang timbul dan cara penanggulangannya, dan petunjuk
takaran dosis yang disesuaikan dengan kasus-kasus tertentu. Bagian efek samping
berisi efek yang timbul sebagai akibat penggunaan obat. Bagian interaksi obat berisi
informasi mengenai petunjuk interaksi obat dengan obat lain secara bersamaan.
Bagian dosis berisi informasi takaran pemakaian, jarak waktu penggunaan obat
pertama dengan yang selanjutnya. Selain itu dijelaskan takaran pemakaian obat
berdasarkan pasien dengan kasus-kasus tertentu. Bagian kemasan berisi informasi
nama obat, bentuk, ukuran, dan nomor registrasi obat.
2
2.2.20 Wac
indik
Cont
ana brosur
kasi, kontrain
toh (25)
obat-obatan
ndikasi, efek
n dengan ti
k samping, p
ipe struktur
perhatian, do
(Parace
komposisi,
osis, dan kem
etamol, Sirop
, farmakolo
masan.
p)
71
gi,
72
Contoh (25) terdiri dari komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi,
efek samping, perhatian, dosis, dan kemasan. Pada bagian komposisi berisi informasi
kandungan zat berkhasiat yang terdapat dalam obat. Bagian farmakologi berisi
kemampuan kerja, dan sifat obat. Bagian indikasi berisi petunjuk kegunaan obat
dalam pengobatan. Bagian kontraindikasi berisi informasi mengenai kriteria pasien
yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian efek
samping berisi efek yang timbul sebagai akibat penggunaan obat. Bagian perhatian
berisi informasi kriteria pasien yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat yang
bersangkutan, efek samping yang timbul dan cara penanggulangannya. Bagian dosis
berisi informasi takaran pemakaian dan banyaknya periode penggunaan obat dalam
waktu sehari. Bagian kemasan berisi informasi nama obat, bentuk, ukuran, dan nomor
registrasi obat. Bagian penyimpanan berisi cara penyimpanan obat yang dianjurkan.
22.2.21 Wac
indik
Cont
ana brosur
kasi, kontrain
toh (26)
obat-obatan
ndikasi, perh
n dengan ti
hatian, dosis
ipe struktur
, kemasan, d
komposisi,
dan penyimp
, farmakolo
panan.
73
gi,
(Neo Kaocittin, Suspens
74
si)
75
Contoh (26) terdiri dari komposisi, farmakologi, indikasi, kontraindikasi,
perhatian, dosis, kemasan, dan penyimpanan. Pada bagian komposisi berisi informasi
kandungan zat berkhasiat yang terdapat dalam obat. Bagian farmakologi berisi
kemampuan kerja masing-masing zat berkhasiat yang terkandung dalam obat. Bagian
indikasi berisi petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan. Bagian kontraindikasi
berisi informasi mengenai kriteria pasien yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi
obat yang bersangkutan. Bagian peringatan berisi efek samping yang timbul sebagai
akibat penggunaan obat dan cara penanggulangannya, kriteria pasien yang dilarang
mengkonsumsi obat yang bersangkutan, dan saran. Bagian dosis berisi takaran
pemakaian obat, waktu pemakaian obat yang dianjurkan, dan jumlah maksimum obat
yang dapat dikonsumsi. Bagian kemasan berisi bentuk dan ukuran obat. Bagian
penyimpanan berisi informasi cara penyimpanan obat yang dianjurkan.
22.2.22 Wac
indik
inter
Cont
ana brosur
kasi, dosis,
aksi obat, ca
toh (27)
obat-obatan
peringatan
ara penyimpa
n dengan ti
dan perha
anan, dan ke
ipe struktur
atian, efek
emasan.
komposisi,
samping, k
(Fa
, farmakolo
kontraindika
asidol, Kapl
76
gi,
asi,
et)
77
Contoh (27) terdiri dari komposisi, farmakologi, indikasi, dosis, peringatan
dan perhatian, efek samping, kontraindikasi, interaksi obat, cara penyimpanan, dan
kemasan. Pada bagian komposisi berisi informasi kandungan zat berkhasiat yang
terdapat dalam obat. Bagian farmakologi berisi kemampuan kerja zat berkhasiat yang
terkandung dalam obat. Bagian indikasi berisi petunjuk kegunaan obat dalam
pengobatan. Bagian dosis berisi informasi takaran pemakaian dan banyaknya periode
penggunaan obat dalam waktu sehari. Bagian peringatan dan perhatian berisi kriteria
pasien yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat yang bersangkutan, saran, dan
peringatan. Bagian efek samping berisi efek yang timbul sebagai akibat penggunaan
obat. Bagian kontraindikasi berisi informasi mengenai kriteria pasien yang tidak
diperbolehkan mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian interaksi obat berisi
informasi mengenai petunjuk interaksi obat dengan obat lain secara bersamaan.
Bagian cara penyimpanan berisi cara penyimpanan obat yang dianjurkan. Bagian
kemasan berisi informasi bentuk, isi, ukuran, kemasan obat, dan nomor registrasi
obat.
22.2.23 Wac
indik
Perh
Cont
ana brosur
kasi, dosis,
atikan conto
toh (28)
obat-obatan
kontraindi
oh.
n dengan ti
ikasi, perha
ipe struktur
atian, peny
komposisi,
yimpanan, d
, farmakolo
dan kemasa
78
gi,
an.
k
i
f
y
p
i
y
d
p
o
Cont
kontraindika
informasi ka
farmakologi
yang bersan
pengobatan.
informasi m
yang bersan
diperbolehka
petunjuk car
obat, ukuran
toh (28)
asi, perhatian
andungan za
i berisi infor
ngkutan. Bag
Bagian dos
mengenai kri
ngkutan. Ba
an mengkon
ra penyimpa
n, isi, dan no
terdiri dar
n, penyimpa
at berkhasia
rmasi golong
gian indikas
is berisi taka
iteria pasien
agian perhat
nsumsi obat
anan obat. B
mor registra
ri kompos
anan, dan ke
at yang terda
gan obat dan
i berisi info
aran pemaka
n yang tidak
tian berisi
yang bersa
Bagian kema
asi obat.
isi, farmak
emasan. Pad
apat pada o
n kemampua
ormasi petun
aian obat. Ba
k diperboleh
petunjuk kr
angkutan. Ba
asan berisi
(Peh
kologi, ind
da bagian ko
obat tersebut
an kerja yang
njuk kegunaa
agian kontra
hkan mengk
riteria pasie
agian penyim
informasi k
hacin, Injeks
dikasi, dos
omposisi ber
t. Pada bagi
g dimiliki ob
an obat dala
aindikasi ber
konsumsi ob
en yang tid
mpanan ber
emasan, nam
79
i)
sis,
risi
ian
bat
am
risi
bat
dak
risi
ma
22.2.24 Wac
indik
Cont
ana brosur
kasi, dosis, p
toh (29)
obat-obatan
penyimpanan
n dengan ti
n, dan kemas
ipe struktur
san.
komposisi,, farmakolo
80
gi,
p
b
p
B
d
s
k
Cont
penyimpana
berkhasiat y
petunjuk ke
Bagian indik
dosis berisi t
sehari. Bagi
kemasan ber
toh (29) di
an, dan kema
yang terdapat
gunaan obat
kasi berisi in
takaran pem
ian penyimp
risi nama ob
atas terdir
asan. Pada b
t pada obat t
t dalam pen
nformasi pe
makaian dan b
panan berisi
at, ukuran, i
ri dari kom
bagian komp
tersebut. Pad
ngobatan dan
etunjuk kegu
banyaknya p
cara penyim
isi, dan nomo
mposisi, farm
posisi berisi
da bagian far
n kemampu
unaan obat d
periode peng
mpanan obat
or registrasi
(Farb
makologi, in
i informasi k
rmakologi b
uan kerja ob
dalam pengo
ggunaan oba
t yang dianj
obat.
rbion, Tablet
ndikasi, dos
kandungan z
erisi informa
at bagi tubu
obatan. Bagi
at dalam wak
urkan. Bagi
81
t)
sis,
zat
asi
uh.
ian
ktu
ian
22.2.25 Wac
kontr
peny
Cont
ana brosur
raindikasi, e
yimpanan.
toh (30)
obat-obata
efek sampin
an dengan
ng, perhatian
tipe struktu
n, interaksi o
ur farmakol
obat, dosis,
logi, indika
kemasan, d
82
asi,
dan
(Heptaasan, Kaplet Salut Selapu
83
ut)
84
Contoh (30 ) terdiri dari farmakologi, indikasi, kontraindikasi, efek samping,
perhatian, interaksi obat, dosis, kemasan, dan penyimpanan. Pada bagian awal
terdapat penjelasan yang berisi kandungan berbagai zat berkhasiat dalam obat, karena
pada bagian ini tidak mempunyai judul, maka bagian awal ini diabaikan. Pada bagian
farmakologi berisi tentang sifat dan kemampuan kerja yang dimiliki zat berkhasiat
yang terkandung di dalam obat. Pada bagian indikasi berisi tujuan penggunaan obat
yang bersangkutan. Pada bagian kontraindikasi berisi kriteria pasien yang dilarang
menggunakan obat tersebut. Pada bagian efek samping berisi dampak yang dirasakan
pasien sebagai akibat penggunaan obat. Bagian perhatian terdiri dari kriteria-kriteria
pasien yang dilarang mengkonsumsi obat dan tindakan yang tidak boleh dilakukan
ketika mengkonsumsi obat yang bersangkutan. Bagian interaksi obat berisi efek
samping yang timbul sebagai akibat mengkonsumsi zat tertentu secara bersamaan
dengan obat yang bersangkutan. Bagian dosis berisi jumlah takaran obat, disertai
dengan takaran batas maksimum dan batas minimum obat yang dapat dikonsumsi
dalam waktu 24 jam. Bagian kemasan berisi bentuk dan kemasan obat, disertai
dengan nomor registrasi. Pada bagian penyimpanan berisi perintah untuk menyimpan
obat disertai dengan kriteria tempat yang ideal untuk menyimpan obat.
85
2.3 Variasi Bagian-Bagian Wacana Brosur Dalam Kemasan Obat-Obatan
Dari 25 tipe struktur wacana brosur dalam kemasan obat-obatan yang telah
diteliti, ditemukan 10 bagian wacana yang terdiri dari komposisi, evektivitas
(keterangan, cara kerja obat, tinjauan umum, farmakologi, dan khasiat), indikasi,
dosis (aturan pakai, posologi, cara pemakaian, cara penggunaan), kontraindikasi,
kemasan, efek samping, perhatian, penyimpanan, interaksi. Masing-masing wacana
brosur tidak selalu terdiri dari 10 bagian wacana dan masing-masing bagian wacana
memiliki variasi yang beraneka ragam. Oleh karena itu, dalam bagian ini diuraikan
tentang aneka ragam variasi bagian-bagian wacana.
2.3.1 Variasi Bagian Komposisi
Bagian komposisi pada umumnya berisi informasi kandungan berbagai zat
berkhasiat yang terdapat pada obat tersebut. Dari 25 tipe wacana struktur brosur
dalam kemasan obat-obatan ditemukan 17 variasi komposisi. Variasi komposisi
tersebut dikelompokkan berdasarkan takaran jumlah dan bentuk sediaan obat.
Contoh (31)
(Laxarec, Jelly)
86
Contoh (32)
(Desolex-N, Cream)
Contoh (33)
(Fucilex, Salep)
Contoh (34)
(Grafacetin, Kapsul) Contoh (35)
(Grafamic, Kaplet) Contoh (36)
(Zecaneuron, Kaplet)
Cont
Cont
Cont
toh (37)
toh (38)
toh (39)
(FFarmacrol F
(His
(Acy
Forte, Tablet
stapan, Tabl
yclovir, Tabl
dan Suspen
87
et)
et)
nsi)
88
Contoh (40)
(Ambroxol, Tablet dan Sirop)
Contoh (41)
(Theobron, Eliksir dan Kapsul)
Contoh (42)
(Sanmol, Sirop dan Tetes)
Contoh (43)
(Farbion, Tablet dan Injeksi)
89
Contoh (44)
(Mucos, Tablet, Drop, dan Sirop)
Contoh (45)
(Opimox, Kaplet dan Suspensi)
Contoh (46)
(Etamox, Suspensi kering, Kapsul, dan Kaplet)
90
Contoh (47)
(Supramox, Tablet, Kapsul, Suspensi, Drops)
Contoh (31) sampai dengan (33) adalah variasi bagian komposisi berdasarkan
satuan berat. Variasi satuan berat pada contoh (31) ditunjukkan oleh tiap 5 ml
mengandung dan adanya satuan berat pada masing-masing kandungan zat berkhasiat
dalam satuan mg. Variasi satuan berat disertai dengan bentuk sediaan obat pada
contoh (32) ditunjukkan oleh tiap gram cream mengandung desonide 0,5 mg dan
neomycin sulfate yang setara dengan neomycin 3 mg. Variasi bagian komposisi
berdasarkan satuan berat pada contoh (33) ditunjukkan pada tiap gram Ointment
mengandung Sodium Fusidate 20 mg.
Contoh (34) sampai dengan (47) adalah variasi bagian komposisi berdasarkan
bentuk sediaan obat. Variasi bentuk sediaan obat pada contoh (34) ditunjukkan pada
tiap kapsul mengandung Chloramphnicol 250 mg. Pada contoh (34), variasi bentuk
sediaan obat hanya terdiri satu bentuk sediaan, yaitu kapsul. Variasi bentuk sediaan
91
obat pada contoh (35), ditunjukkan pada tiap kaplet mengandung Asam Mefenamat
500 mg. Pada contoh (35), variasi bentuk sediaan obat hanya terdiri satu bentuk
sediaan, yaitu kaplet. Variasi bentuk sediaan obat pada contoh (36) ditunjukkan
adanya pengelompokkan kandungan zat berkhasiat berdasarkan bentuk sediaan obat,
yaitu, kaplet Zecaneuron dan kaplet Zecaneoron Forte (lihat contoh 36).
Variasi bentuk sediaan obat pada contoh (37) ditunjukan pada tiap tablet
mengandung Mebhidrolin Napadisilat yang setara dengan 50 mg Mebhidrolin. Pada
contoh (37), variasi bentuk sediaan obat hanya terdiri satu bentuk sediaan, yaitu
tablet.
Variasi bentuk sediaan obat pada contoh (38) ditunjukan pada Acyclovir 200
mg tablet. Tiap tablet mengandung Asiklovir 200 mg. Acyclovir 400 mg tablet. Tiap
tablet mengandung Asiklovir 400 mg. Pada contoh (38), variasi bentuk sediaan obat
terdiri dari dua bentuk sediaan, yaitu bentuk sediaan Acyclovir tablet dosis 200 mg
dan Acyclovir tablet dosis 400 mg.
Variasi bentuk sediaan obat pada contoh (39) ditunjukan pada Farmacrol
Forte Tablet. Tiap tablet kunyah mengandung : Metilpolisiloksan aktif 125 mg,
Magnesium hidroksida 100 mg, Aluminium hidroksida-Magnesium karbonat 275 mg.
Farmacrol Forte Suspensi. Tiap 5 ml suspensi mengandung: Metilpolisiloksan aktif
125 mg, Magnesium hidroksida 100 mg, Aluminium hidroksida setara dengan
Aluminium Oksida 200 mg. Pada contoh (39), variasi bentuk sediaan obat terdiri dari
dua bentuk sediaan, yaitu bentuk sediaan tablet kunyah dan suspensi.
92
Variasi bentuk sediaan obat pada contoh (40) ditunjukan oleh tiap tablet
mengandung ambroksol hidroklorida 30 mg. Tiap 5 ml sirop mengandung ambroksol
hidroklorida 15 mg. Pada contoh (40), variasi bentuk sediaan obat terdiri dari dua
bentuk sediaan, yaitu bentuk sediaan tablet kunyah dan sirop.
Variasi bentuk sediaan obat pada contoh (41) ditunjukan oleh THEOBRON
Eliksir. Tiap 15 ml mengandung : Teofilin 130 mg. THEOBRON kapsul
mengandung : Teofilin 130 mg. Pada contoh (41), variasi bentuk sediaan obat terdiri
dari dua bentuk sediaan, yaitu bentuk sediaan eliksir dan kapsul.
Variasi bentuk sediaan obat pada contoh (42) ditunjukan oleh sirop: Tiap 5 ml
mengandung Parasetamol 120 mg. Tetes: Tiap 0,6 ml mengandung Parasetamol 60
mg (100 mg/ ml). Pada contoh (42), variasi bentuk sediaan obat terdiri dari dua
bentuk sediaan, yaitu sirop dan tetes.
Variasi bentuk sediaan obat pada contoh (43) ditunjukan oleh Farboin Tablet.
Tiap tablet salut selaput mengandung : Tiamina Disulfida 100 mg, Piridoksina
Hidroklorida 200 mg, Sianokobalamina 200 mcg. Farbion Injeksi. Tiap 5ml
mengandung: Tiamina Hidroklorida, Piridoksina Hidroklorida 100 mg,
Sianokobalamina 500 mcg. Pada contoh (43), variasi bentuk sediaan obat terdiri dari
dua bentuk sediaan, yaitu tablet salut selaput dan injeksi.
Variasi bentuk sediaan obat pada contoh (44) ditunjukan oleh Tiap MUCOS
tablet mengandung, Ambroxol HCL 30 mg. Tiap ml MUCOS drop mengandung,
Ambroxol HCL 15 mg. Tiap 5 ml MUCOS – sirop mengandung, Ambroxol HCL 15
93
mg. Pada contoh (44), variasi bentuk sediaan obat terdiri dari tiga bentuk sediaan,
yaitu tablet, drop, dan sirop.
Variasi bentuk sediaan obat pada contoh (45) ditunjukan oleh Tiap kaplet
mengandung : Amoxycillin trhydrate setara dengan Amoxycillin 500 mg. Tiap 5 ml
suspense mengandung: Amoxycillin trhydrate setara dengan Amoxycillin 125 mg.
Tiap 5 ml suspense forte mengandung : Amoxycillin trhydrate setara dengan
Amoxycillin 250 mg. Pada contoh (45), variasi bentuk sediaan obat terdiri dari tiga
bentuk sediaan, yaitu kaplet, suspense, dan suspense forte.
Variasi bentuk sediaan obat pada contoh (46) ditunjukan oleh Tiap 5 ml
suspense kering mengandung Amoksisilin trihidrat setara dengan Amoksisilin
anhidrat 125 mg. Tiap 5 ml suspense kering forte mengandung Amoksisilin trihidrat
setara dengan Amoksisilin anhidrat 250 mg. Tiap kapsul mengandung Amoksisilin
trihidrat setara dengan Amoksisilin anhidrat 250 mg. Tiap kaplet mengandung
Amoksisilin trihidrat setara dengan Amoksisilin anhidrat 500 mg. Pada contoh (46),
variasi bentuk sediaan obat terdiri dari empat bentuk sediaan, yaitu suspensi kering,
suspense kering forte, kapsul, dan kaplet.
Variasi bentuk sediaan obat pada contoh (47) ditunjukan oleh Tiap tablet
SUPRAMOX 500 mengandung, Amoksisilin trihidrat setara dengan Amoksisilin
anhidrat 500 mg. Tiap kapsul SUPRAMOX 500 mengandung, Amoksisilin trihidrat
setara dengan Amoksisilin anhidrat 500 mg. Tiap 5 ml SUPRAMOX 250 Suspensi
kering mengandung, Amoksisilin trihidrat setara dengan Amoksisilin anhidrat 250
mg. Tiap 5 ml SUPRAMOX 125 Suspensi kering mengandung, Amoksisilin trihidrat
94
setara dengan Amoksisilin anhidrat 125 mg. Tiap 1 ml SUPRAMOX drops
mengandung, Amoksisilin trihidrat setara dengan Amoksisilin anhidrat 100 mg. Pada
contoh (47), variasi bentuk sediaan obat terdiri dari lima bentuk sediaan, yaitu tablet
dengan dosis 500 mg, kapsul dengan dosis 500 mg, suspense kering dengan dosis
250, suspense kering dengan dosis 125, dan drops.
2.3.2 Variasi Bagian Cara Kerja Obat
Bagian cara kerja obat pada umumnya berisi informasi kemampuan kerja
yang dimiliki masing-masing zat berkhasiat bagi tubuh. Dari 25 tipe wacana struktur
brosur dalam kemasan obat-obatan ditemukan 3 variasi cara kerja obat. Variasi cara
kerja dikelompokkan berdasarkan informasi yang terdapat di dalamnya.
Contoh (48)
(Farmacol Forte, Tablet dan Suspensi)
95
Contoh (49)
(Desolex-N, Cream)
Contoh (50)
(Opimox, Kaplet dan Suspensi)
Contoh (48) sampai dengan (50) adalah variasi bagian cara kerja obat
berdasarkan kandungan informasi yang terdapat di dalamnya. Pada contoh (48),
terdapat informasi kemampuan kerja dan fungsi masing-masing zat berkhasiat bagi
tubuh. Informasi kemampuan kerja zat berkhasiat ditunjukkan pada Kombinasi
Aluminium hidroksida dan Magnesium merupakan antasida yang bekerja
menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin. Informasi fungsi zat
96
berkhasiat ditunjukkan pada sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam
lambung dan pepsin berkurang. Di samping itu, efek laksatif dari Magnesium
hidroksida akan mengurangi efek konstipasi dari Aluminium hidroksida.
Dimetilpolisiloksan mengurangi gelembung-gelembung gas dalam saluran cerna
yang menyebabkan rasa kembung berkurang.
Pada contoh (49), terdapat informasi kemampuan kerja, sifat, dan fungsi zat
berkhasiat. Informasi kemampuan kerja ditunjukkan pada Neomycin sulfate
merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang berkaitan dengan sub unit 30 S
ribosomal, yang mempunyai aktifitas menghambat sintesis protein bakteri. Informasi
sifat yang dimiliki zat berkhasiat ditunjukkan pada Neomycin sulfate aktif terhadap
bakteri gram negatif. Informasi fungsi zat berkhasiat terdapat pada Desonide
merupakan kortikosteroid, digunakan secara topical dengan khasiat sebagai anti
inflamasi, antipruritus, dan vasokonstriktor.
Pada contoh (5), terdapat informasi golongan obat, kemampuan kerja, dan
sifat yang dimiliki zat berkhasiat. Informasi golongan obat ditunjukkan pada
Amoxycillin adalah turunan dari penisilin semisintetik dan stabil dalam suasana asam
lambung. Informasi kemampuan kerja ditunjukkan pada Amoxycillin diabsorbsi
dengan cepat dan baik pada saluran pencernaan makanan, tidak tergantung adanya
makanan. Informasi sifat kandungan zat berkhasiat ditunjukkan pada Amoxycillin
aktif terhadap organisme gram positif dan gram negatif.
97
2.3.3 Variasi Bagian Farmakologi
Bagian farmakologi pada umumnya sama halnya dengan cara kerja obat, yaitu
berisi informasi kemampuan kerja yang dimiliki masing-masing zat berkhasiat bagi
tubuh. Dari 25 tipe wacana struktur brosur dalam kemasan obat-obatan ditemukan 3
variasi bagian farmakologi. Variasi bagian farmakologi dikelompokkan berdasarkan
informasi yang terdapat di dalamnya.
Contoh (51)
(Heptasan, Tablet)
Contoh (52)
(Grafamic, Kaplet)
Contoh (53)
(Sanmol, Sirop dan Tetes)
Contoh (51) sampai dengan (53) adalah variasi bagian farmakologi
berdasarkan kandungan informasi yang terdapat di dalamnya. Pada contoh (51),
terdapat informasi sifat dan fungsi zat berkhasiat. Informasi sifat zat berkhasiat
98
ditunjukkan pada Heptasan mempunyai sifat antihistamin. Informasi fungsi
kandungan zat berkhasiat terdapat pada antiserotonin digunakan untuk alergi.
Contoh (52), terdapat informasi golongan obat dan fungsi kandungan zat
berkhasiat bagi tubuh. Informasi golongan obat ditunjukkan pada Grafamic (asam
mefenamat) merupakan turunan antranilat. Informasi fungsi kandungan zat
berkhasiat bagi tubuh ditunjukkan oleh berkhasiat analgetika serta mempunyai daya
anti inflamasi dan juga dapat menurunkan demam.
Contoh (53), terdapat informasi kemampuan kerja yang dimiliki zat
berkhasiat. Informasi kemampuan kerja zat berkhasiat ditunjukkan pada SANMOL
mengandung Parasetamol yang bekerja sebagai analgesik, bekerja dengan
meningkatkan amabng rangsang rasa sakit dan sebagai antipiretik, diduga bekerja
langsung pada pusat penghantar panas di hipotalamus.
2.3.4 Variasi Bagian Indikasi
Bagian indikasi pada umumnya berisi informasi mengenai khasiat obat. Dari
25 tipe wacana struktur brosur dalam kemasan obat-obatan ditemukan 4 variasi
indikasi. Variasi indikasi tersebut dikelompokkan berdasarkan khasiat obat.
Contoh (54)
(Progastric, Tablet)
k
m
m
b
d
k
Cont
Cont
Cont
Cont
Cont
khasiat obat
mengobati
mengenai k
berhubunga
dua belas ja
kembung da
toh (55)
toh (56)
toh (57)
toh (58)
toh (54) sam
t. Pada con
penyakit y
khasiat obat
n dengan ke
ari, dengan
n perasaan p
mpai dengan
ntoh (54), te
yang berhub
t ditunjukka
elebihan asa
gejala-geja
penuh pada
n (58) adalah
erdapat info
bungan den
an pada un
am lambung,
ala seperti m
lambung.
(Mucos
h variasi ba
ormasi meng
ngan saluran
ntuk mengur
g, gastritis, tu
mual, nyeri
s, Tablet, Dro
(His
(Gra
(F
agian indikas
genai khasi
n pencerna
rangi gejala
ukak lambun
lambung, n
op, Dan Siro
stapan, Tabl
afamic, Kapl
Fucilex, Sale
si berdasark
at obat unt
an. Informa
a-gejala ya
ng, tukak us
nyeri ulu ha
99
op)
et)
et)
ep)
kan
tuk
asi
ng
sus
ati,
100
Pada contoh (55), terdapat informasi mengenai khasiat obat untuk mengobati
penyakit yang berkaitan dengan gangguan saluran pernafasan. Informasi mengenai
khasiat obat ditunjukkan pada Penyakit-penyakit saluran pernafasan akut dan kronis
yang disertai sekresi bronchial seperti pada eksaserbasi dari bronchitis, bronchitis
asmatik, asma bronkial.
Pada contoh (56), terdapat informasi mengenai khasiat obat untuk mengobati
penyakit yang berkaitan dengan penyakit alergi. Informasi mengenai khasiat obat
ditunjukkan pada Histapan digunakan untuk pengobatan terhadap penyakit alergi.
Pada contoh (57), terdapat informasi mengenai khasiat obat untuk
menghilangkan rasa sakit akibat sakit kepala, gigi atau pasca bedah. Informasi
mengenai khasiat obat ditunjukkan pada untuk menghilangkan rasa nyeri dan rasa
sakit, seperti sakit waktu haid, sakit kepala, sakit gigi, dan menghilangkan atau
mengurangi rasa sakit pasca bedah.
Pada contoh (58), terdapat informasi mengenai khasiat obat untuk mengatasi
luka pada kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Informasi mengenai khasiat obat
ditunjukkan pada luka-luka di kulit yang mengalami infeksi bakteri seperti abses,
Furunkulosis, Karbunkel, Folikulitis, Pyodermi, Impetigo.
2.3.5 Variasi Bagian Dosis (Aturan Pakai)
Bagian dosis pada umumnya berisi informasi mengenai besarnya takaran obat
yang dikonsumsi. Dari 25 tipe wacana struktur brosur dalam kemasan obat-obatan
ditemukan 4 variasi dosis (aturan pakai) Variasi indikasi tersebut dikelompokkan
berdasarkan kandungan informasi yang terdapat di dalamnya.
101
Contoh (59)
(Grafacetin, Kapsul) Contoh (60)
(Progastric, Tablet) Contoh (61)
(Fucilex, Salep)
Contoh (59) sampai dengan (62) adalah variasi bagian dosis berdasarkan
kandungan informasi yang terdapat di dalamnya. Pada contoh (59), terdapat informasi
takaran umur pasien yang diperkenankan untuk mengkonsumsi obat, periode
pemakaian obat dalam waktu sehari, dan banyaknya jumlah obat yang dikonsumsi
dalam setiap periode pemakaian. Informasi mengenai takaran umur pasien yang
diperkenankan untuk mengkonsumsi obat ditunjukkan pada kata yang merujuk pada
usia, yaitu “dewasa”. Informasi mengenai periode pemakaian obat dalam waktu
sehari ditunjukkan pada 4x sehari. Informasi mengenai banyaknya jumlah obat yang
dikonsumsi dalam setiap periode pemakaian ditunjukkan pada 1-2 kapsul.
Pada contoh (60), terdapat informasi mengenai banyaknya takaran obat yang
disesuaikan dengan umur pasien, periode pemakaian obat dalam waktu sehari, waktu
pemakaian obat, dan cara penggunaan obat. Informasi mengenai banyaknya takaran
102
obat yang disesuaikan dengan umur pasien ditunjukkan pada dewasa : 1-2 tablet,
Anak-anak 6-12 tahun: ½- 1 tablet. Informasi mengenai periode pemakaian obat
dalam waktu sehari ditunjukkan pada dewasa : 1-2 tablet, 3-4 kali sehari. Anak-anak
6-12 tahun: ½- 1 tablet, 3-4 kali sehari. Informasi mengenai waktu pemakaian obat
ditunjukkan pada Diminum1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan
menjelang tidur. Informasi mengenai cara penggunaan obat ditunjukkan pada
sebaiknya tablet dikunyah terlebih dahulu.
Pada contoh (61), terdapat informasi mengenai cara pemakaian obat, besarnya
takaran obat yang digunakan dan banyaknya periode pemakaian obat. Informasi
mengenai cara pemakaian obat dan besarnya takaran obat ditunjukkan pada oleskan
tipis-tipis dan rata pada kulit yang mengalami infeksi. Informasi mengenai
banyaknya periode pemakaian obat ditunjukkan pada 3-4 kali sehari.
103
BAB III
BENTUK-BENTUK PENGUNGKAPAN
WACANA BROSUR DALAM KEMASAN OBAT-OBATAN
3.1 Pengantar
Dalam bab ini diuraikan tentang aneka jenis bentuk pengungkapan yang
terdapat pada brosur dalam kemasan obat-obatan. Bentuk pengungkapan yang
dimaksud meliputi deskripsi, eksposisi, imperatif, hortatori, dan argumentasi.
3.2 Bentuk Pengungkapan Deskripsi
Bentuk pengungkapan deskripsi dalam wacana brosur dalam kemasan obat-
obatan terdapat pada komposisi, indikasi, dan kemasan.
3.2.1 Bentuk Pengungkapan Deskripsi pada Bagian Komposisi
Bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian komposisi digunakan untuk
memerikan kandungan zat berkhasiat yang terdapat dalam obat-obatan. Bentuk
pengungkapan deskripsi tersebut diwujudkan dalam bentuk deskripsi kandungan.
Pada bagian komposisi, ditemukan dua tipe bentuk pengungkapan deskripsi.
Tipe pertama diwujudkan dengan pola kalimat S-P-O. Tipe kedua diwujudkan dengan
pola kalimat S-P-O-Ket. Perhatikan contoh berikut.
104
Contoh (62)
105
(Grafacetin, Kapsul)
Contoh (62) terdiri dari (a) komposisi, (b) indikasi, (c) kontraindikasi, (d) efek
samping, (e) perhatian, (f) interaksi obat, (h) aturan pakai, (i) cara penyimpanan, dan (j)
kemasan. Bentuk pengungkapan deskripsi terdapat pada bagian (a). Perhatikan contoh.
Contoh (62a1) Tiap kapsul mengandung Chloramphenicol 250 mg. S P O
Pada contoh (62a1), bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian komposisi
diwujudkan dalam bentuk S-P-O. Contoh (62a1) memiliki kontruksi sebagai berikut :
satuan ukuran berdasarkan bentuk kemasan obat (S) - mengandung (P) - nama zat
berkhasiat (O). Pada bagian S, ada bagian yang dilesapkan, yaitu nama obat
(Grafacetin). Pada bagian subjek, nama obat sengaja dilesapkan karena sudah
106
disebutkan pada bagian judul brosur (lihat contoh 62). Jika nama obat tidak dilesapkan,
maka bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian (a) komposisi menjadi seperti contoh
(62a2). Perhatikan contoh (62a2).
Contoh (62a2) Tiap kapsul Grafacetin mengandung Chloramphenicol 250 mg. S P O
Berikut ini dipaparkan contoh brosur dalam kemasan obat-obatan yang memiliki
pola kalimat S+P+O, dengan O yang disajikan secara vertikal.
Contoh (63)
107
(Laxarec, Jelly)
Contoh (63) terdiri dari (a) komposisi, (b) efektivitas, (c) indikasi, (d) dosis, (e)
cara pemakaian, (f) kontraindikasi, dan (g) kemasan. Pada contoh (63) di atas, tampak
bahwa pada bagian komposisi diungkapkan dalam bentuk deskripsi. Perhatikan contoh
berikut.
Contoh (63a)
Tiap 5 ml mengandung Natrium lauryl sulfate 45 mg
S P Sorbic acid 5 mg.
Polyethylene glycol 625 mg.
Natrium citrate 450 mg.
Lar. Sorbitol 4800 mg.
O
108
Pada contoh (64a1), bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian komposisi
diwujudkan dalam bentuk S-P-O. Contoh (64a1) memiliki kontruksi sebagai berikut :
satuan ukuran obat (S) - verba mengandung (P) - nama zat berkhasiat (O). Pada bagian
O (obyek), nama zat berkhasiat dikemas secara vertikal. Sama halnya dengan contoh
(62a1), pada bagian subyek ada kata yang dilesapkan. Kata yang dilesapkan adalah
nama obat. Nama obat sengaja dilesapkan karena sudah disebutkan pada brosur (lihat
contoh 63). Jika nama obat tidak dilesapkan, maka bentuk pengungkapan deskripsi
pada bagian komposisi menjadi seperti contoh (63a2).
Contoh (63a2)
Tiap 5 ml Laxarec mengandung Natrium lauryl sulfate 45 mg S P Sorbic acid 5 mg.
Polyethylene glycol 625 mg. Natrium citrate 450 mg.
Lar. Sorbitol 4800 mg. O
109
Berikut ini contoh brosur dalam kemasan obat-obatan dengan bentuk
pengungkapan deskripsi tipe kedua yang berstruktur S-P-O-Ket.
Contoh (64)
110
(Zoloral, Krim)
Contoh (64) terdiri dari (a) komposisi, (b) cara kerja obat, (c) indikasi, (d)
peringatan dan perhatian, (e) cara penggunaan, (f) cara penyimpanan, dan (g)
kontraindikasi, (h) kemasan. Pada contoh (63) di atas, tampak bahwa pada bagian
komposisi diungkapkan dalam bentuk deskripsi. Perhatikan contoh berikut.
Contoh (645a1) Zoloral mengandung ketokonazol 20 mg/g dalam dasar krim yang cocok.
S P O Ket
Pada contoh (64), bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian komposisi
diwujudkan dalam bentuk S-P-O-Ket. Pada bagian subjek (S) tidak ada pelesapan
nama obat seperti pada contoh sebelumnya. Contoh (64a1) memiliki kontruksi sebagai
berikut : nama obat (S) - verba mengandung (P) - nama zat berkhasiat (O) - keterangan
tempat (Ket).
111
3.2.2 Bentuk Pengungkapan Deskripsi pada Bagian Indikasi
Bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian indikasi digunakan untuk
memerikan kegunaan yang ditawarkan obat tersebut. Bentuk pengungkapan deskripsi
pada bagian indikasi diwujudkan dalam bentuk deskripsi tujuan. Dalam penelitian ini
ditemukan dua tipe bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian indikasi.
Bentuk pengungkapan deskripsi tipe pertama diwujudkan dalam bentuk kalimat
pasif yang terdiri dari S-P-Ket. Perhatikan contoh berikut.
Contoh (65)
112
(Histapan, Film-Coated Tablet)
Contoh (66) terdiri dari (a) komposisi, (b) farmakologi, (c) indikasi, (d)
perhatian, (d) dosis, (e) kemasan, dan (f) penyimpanan. Bentuk pengungkapan deskripsi
pada bagian indikasi diwujudkan dalam bentuk S-P-Ket. Perhatikan contoh (66c1).
Contoh (66c1) Histapan digunakan untuk pengobatan terhadap penyakit alergi. S P Ket
(Histapan, Film Coated Tablet)
Contoh (66c1) memiliki pola kalimat lengkap yang terdiri dari S-P-Ket. Contoh
(66c1) memiliki kontruksi sebagai berikut : nama obat (S)- digunakan (P)- untuk
(disertai keterangan fungsi obat) (Ket).
113
Berikut ini contoh brosur dalam kemasan obat-obatan dengan bentuk
pengungkapan deskripsi pada bagian indikasi tipe kedua. Perhatikan contoh berikut.
Contoh (67)
114
(Farmacrol Forte)
115
Contoh (67) terdiri dari (a) komposisi, (b) cara kerja obat, (c) indikasi, (d)
posologi, (e) peringatan dan perhatian, (f) efek samping, (g) kontraindikasi, (h)
interaksi, (i) penyimpanan, dan (j) kemasan. Bentuk pengungkapan deskripsi pada
bagian indikasi diwujudkan dalam bentuk frase. Perhatikan contoh (67c1).
Contoh (67c) Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus dua belas jari, dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung, dan perasaan penuh pada lambung. Pada contoh (67), bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian indikasi
diwujudkan dalam bentuk frase preposisional. Frase preposisional ditandai dengan kata
penghubung untuk yang memiliki makna tujuan.
Berikut dipaparkan contoh brosur dengan bentuk pengungkapan deskripsi pada
bagian indikasi tipe ketiga.
Contoh (68)
116
(Mucos, Tablet, Drop, dan Sirop)
117
Contoh (68) terdiri dari (a) komposisi, (b) cara kerja obat, (c) indikasi, (d)
kontraindikasi, (f) efek samping, (g) peringatan dan perhatian, (h) interaksi, (i) aturan
pakai, dan (g) kemasan. Pada contoh (68), tampak bahwa pada bagian indikasi
diungkapkan dalam bentuk deskripsi. Perhatikan contoh (68c).
Contoh (68c1)
Penyakit-penyakit saluran pernafasan akut dan kronis yang disertai sekresi bronkial yang abnormal seperti pada eksaserbasi dari bronkitis asmatik, asma bronkial.
Pada contoh (67c1) di atas, tampak bahwa bagian indikasi diwujudkan dalam
bentuk frase nominal. Frase nominal ditandai dengan banyaknya penggunaan kata-kata
benda seperti penyakit-penyakit saluran pernafasan akut dan kronis.
3.2.1 Bentuk Pengungkapan Deskripsi pada Bagian Kemasan
Bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian kemasan digunakan untuk
memerikan bentuk, isi, kemasan obat. Bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian
kemasan pada bagian kemasan diwujudkan dalam bentuk deskripsi fisik.
Bentuk pengungkapan deskripsi tipe pertama diwujudkan dalam bentuk kalimat
pasif yang terdiri dari S-P-Ket. Lihat contoh (69).
118
(Fucilex, Salep)
Contoh (69) terdiri dari (a) komposisi, (b) farmakologi, (c) indikasi, (d)
kontraindikasi, (e) peringatan dan perhatian, (f) efek samping, (g) posologi/ aturan
pakai, dan (h) kemasan. Pada contoh (69), tampak bahwa pada bagian kemasan
diungkapkan dalam bentuk deskripsi. Perhatikan contoh (69h).
Contoh (69h) Doos berisi 1 tube netto 5 gram. S P Ket
119
Pada contoh (69h) di atas, tampak bahwa bagian kemasan diwujudkan dalam
bentuk kalimat aktif intransitif. Contoh (69h) memiliki kontruksi sebagai berikut :
bentuk kemasan obat (S) - mengisi (P) - satuan ukuran obat (Ket Satuan). Pada bagian
S, ada bagian yang dilesapkan, yaitu nama obat (Fucilex Ointment 2%).
Berikut dipaparkan contoh brosur dengan bentuk pengungkapan deskripsi tipe
kedua pada bagian kemasan. Lihat contoh (64). Pada contoh (64), tampak bahwa pada
bagian kemasan diungkapkan dalam bentuk deskripsi. Lihat contoh (64h).
Contoh (64h1) Tube @ 10 gram Pada contoh (64h1) di atas, tampak bahwa ada bagian unsur kalimat yang
dihilangkan. Unsur kalimat yang dihilangkan adalah unsur predikat (P). Selain itu pada
unsur S, ada bagian yang dilesapkan, yaitu nama obat (Zoloral). Lihat contoh (64h2).
Contoh (64h2) Dalam satu Tube Zoloral berisi masing-masing 10 gram. S P Ket
3.3 Bentuk Pengungkapan Eksposisi
Bentuk pengungkapan eksposisi dalam wacana brosur dalam kemasan obat-
obatan terdapat pada bagian evektivitas, cara kerja obat, dan farmakologi. Berikut ini
akan dipaparkan contoh-contoh bentuk pengungkapan eksposisi.
3.3.1 Bentuk Pengungkapan Eksposisi pada Bagian Evektivitas
Bentuk pengungkapan eksposis pada bagian evektivitas digunakan untuk
memerikan bentuk, kegunaan, dan cara kerja obat tersebut. Bentuk pengungkapan
deskripsi pada bagian evektivitas diwujudkan dalam bentuk eksposisi identifikasi.
120
Perhatikan contoh (63).
Pada contoh (63) tampak bahwa pada bagian evektivitas diungkapkan dalam
bentuk eksposisi. Perhatikan contoh berikut.
Contoh (63b)
Laxarec merupakan suatu jelly yang berfungsi sebagai pencahar pada pemakaian melalui dubur (rectum). Laxarec bekerja dengan cara menurunkan tegangan permukaan dan melicinkan dinding rectum-anus sehingga faeces mudah keluar dalam waktu 5-15 menit setelah pemakaian laxarec. Laxarec sangat baik bagi penderita yang kesulitan buang air besar, terutama untuk bayi dan anak-anak karena pemakaiannya yang mudah dan tidak menimbulkan rangsangan.
Pada contoh (63b), bentuk pengungkapan eksposisi pada bagian evektivitas
ditandai dengan penggunaan kata merupakan. Bentuk pengungkapan eksposisi pada
contoh (63b) terdiri dari tiga kalimat.
(63b1) Laxarec merupakan suatu jelly yang berfungsi sebagai pencahar pada pemakaian melalui dubur (rectum).
(63b2) Laxarec bekerja dengan cara menurunkan tegangan permukaan dan melicinkan dinding rectum-anus sehingga faeces mudah keluar dalam waktu 5-15 menit setelah pemakaian laxarec.
(63b3) Laxarec sangat baik bagi penderita yang kesulitan buang air besar, terutama untuk bayi dan anak-anak karena pemakaiannya yang mudah dan tidak menimbulkan rangsangan.
Kalimat pada contoh (63b1) terdiri dari satu klausa. Kalimat itu termasuk dalam
kalimat deklaratif aktif. Kalimat pada contoh (63b2) terdiri dari dua klausa. Klausa
pertama, yaitu (1) Laxarec bekerja dengan cara menurunkan tegangan permukaan, (2)
melicinkan dinding rectum-anus sehingga faeces mudah keluar dalam waktu 5-15 menit
setelah pemakaian laxarec. Klausa pertama dan kedua termasuk klausa verbal aktif.
121
Kalimat pada contoh ((63b3) terdiri dari satu klausa. . Kalimat itu termasuk dalam
kalimat deklaratif aktif.
3.3.2 Bentuk Pengungkapan Eksposisi pada Bagian Cara Kerja Obat
Bentuk pengungkapan eksposisi pada bagian cara kerja obat digunakan untuk
memerikan cara kerja dan sifat obat tersebut. Bentuk pengungkapan eksposisi pada
bagian cara kerja obat diwujudkan dalam bentuk eksposisi analisa.
Berikut ini contoh bentuk pengungkapan eksposisi yang digunakan untuk
memerikan cara kerja.
Contoh (70)
122
123
(Farmacrol, Forte)
Contoh (70) terdiri dari (a) komposisi, (b) cara kerja obat, (c) indikasi, (d)
posologi, (e) peringatan dan perhatian, (f) efek samping, (g) kontraindikasi, (h)
interaksi obat, (i) penyimpanan, dan (j) kemasan. Pada contoh (70), tampak bahwa pada
bagian indikasi diungkapkan dalam bentuk deskripsi. Bentuk pengungkapan eksposisi
ditandai dengan penggunaan kata merupakan. Perhatikan contoh (70b).
Contoh (70b) Kombinasi Aluminium hidroksida dan Magnesium merupakan antasida yang bekerja menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin, sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang. Di samping itu, efek laksatif dari Magnesium hidroksida akan mengurangi gelembung-gelembung gas dalam saluran cerna yang maenyebabkan rasa kembung berkurang.
124
Berikut ini dipaparkan bentuk pengungkapan eksposisi tipe kedua. Perhatikan
contoh.
Contoh (71)
125
(Opimox, Kaplet)
126
Contoh (71) terdiri dari (a) komposisi, (b) cara kerja obat, (c) indikasi, (d)
kontraindikasi, (e) efek samping, (f) peringatan dan perhatian, (g) interaksi obat, (h)
dosis, (i) penyimpanan, (j) kemasan dan nomor registrasi. Pada contoh (71), tampak
bahwa pada bagian cara kerja obat diungkapkan dalam bentuk eksposisi. Perhatikan
contoh (71b).
Contoh (71b)
Amoxcycilin adalah turunan dari penisilin semisintetik dan stabil dalam suasana asam lambung. Amoxycilin diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran pencernaan makanan, tidak tergantung adanya makanan. Amoxcycilin terutama diekskresikan dalam bentuk tidak berubah dalam urine. Ekskresi dihambat saat pemberian bersamaan dengan Probenesid, sehingga memperpanjang efek terapi. Amoxcycilin aktif terhadap organisme gram positif dan gram negatif.
Pada contoh (71b), bentuk pengungkapan eksposisi pada bagian cara kerja obat
ditandai dengan penggunaan kata adalah. Bentuk pengungkapan eksposisi pada contoh
(63b) terdiri dari lima kalimat.
(71b1) Amoxcycilin adalah turunan dari penisilin semisintetik dan stabil dalam suasana asam lambung.
(71b2) Amoxycilin diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran pencernaan makanan, tidak tergantung adanya makanan.
(71b3) Amoxcycilin terutama diekskresikan dalam bentuk tidak berubah dalam urine.
(71b4) Ekskresi dihambat saat pemberian bersamaan dengan Probenesid, sehingga memperpanjang efek terapi.
(71b5) Amoxcycilin aktif terhadap organisme gram positif dan gram negatif.
Kalimat pada contoh (71b1) terdiri dari satu klausa. Kalimat itu termasuk dalam
kalimat deklaratif aktif. Kalimat pada contoh (71b2) terdiri satu klausa. Kalimat pada
contoh (71b2) termasuk kalimat deklaratif pasif. Kalimat pada contoh (71b3) terdiri
dari satu klaus.. Kalimat itu termasuk dalam kalimat deklaratif pasif. Kalimat pada
127
contoh (71b4) terdiri dari satu klausa. Kalimat pada contoh (71b4) termasuk dalam
kalimat deklaratif pasif. Kalimat pada contoh (71b5) terdiri dari satu klausa. Kalimat
pada contoh (71b5) termasuk dalam kalimat deklaratif pasif.
3.4 Bentuk Pengungkapan Prosedural
Bentuk pengungkapan prosedural dalam wacana brosur dalam kemasan obat-
obatan terdapat pada bagian posologi atau aturan pakai. Berikut ini akan dipaparkan
contoh-contoh bentuk pengungkapan prosedural.
Contoh (72)
128
(Fucilex, Ointment)
Contoh (72) terdiri dari (a) komposisi, (b) farmakologi, (c) indikasi, (d)
kontraindikasi, (e) peringatan dan perhatian, (f) efek samping, (g) posologi atau aturan
pakai, dan (h) kemasan. Pada contoh (72), tampak bahwa pada bagian posologi
diungkapkan dalam bentuk prosedural. Perhatikan contoh (72b).
Contoh (72b)
Oleskan tipis-tipis dan rata di atas kulit yang mengalami infeksi 3-4 kali sehari.
Pada contoh (72b) di atas, tampak bahwa bagian posologi diwujudkan dalam
bentuk prosedural. Hal ini ditandai dengan kata kerja perintah yang digunakan untuk
memberikan petunjuk bagaimana sesuatu harus dilaksanakan.
129
3.4 Bentuk Pengungkapan Hortatori-Imperatif
Bentuk pengungkapan hortatori-imperatif dalam wacana brosur dalam kemasan
obat-obatan terdapat pada bagian peringatan Berikut ini akan dipaparkan contoh-contoh
bentuk pengungkapan hortatori-imperatif.
Contoh (73)
(Fasidol, Kaplet)
130
Contoh (73) terdiri dari (a) komposisi, (b) farmakologi, (c) indikasi, (d) dosis,
(e) peringatan dan perhatian, (f) efek samping, (g) kontraindikasi, (h) interaksi obat, (i)
cara penyimpanan, dan (j) kemasan. Pada contoh (73), tampak bahwa pada bagian
peringatan diungkapkan dalam bentuk hortatori-imperatif. Perhatikan contoh (73e).
Contoh (73e)
Hati-hati bila diberikan pada pasien dengan kegagalan fungsi ginjal. Bila setelah 2 hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan. Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan karena dapat meyebabkan kerusakan fungsi hati.
Pada contoh (73e), bentuk pengungkapan hortatori pada bagian peringatan
ditandai dengan penggunaan kata bila-segera. Bentuk pengungkapan imperatif ditandai
dengan kata kerja perintah yang berisi peringatan dan larangan. Bentuk
pengungkapan hortatori-imperatif pada contoh (73b) terdiri dari tiga kalimat.
(73e1) Hati-hati bila diberikan pada pasien dengan kegagalan fungsi ginjal. (73e2) Bila setelah 2 hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tidak
menghilang, segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan. (73e3) Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan karena dapat meyebabkan
kerusakan fungsi hati. Kalimat pada contoh (73e1) termasuk dalam bentuk pengungkapan imperatif.
Bentuk pengungkapan imperatif ditandai dengan kata kerja peringatan, yaitu hati-hati.
Kalimat pada contoh (73e2) termasuk bentuk pengungkapan hortatori. Bentuk
pengungkapan hortatori ditandai dengan kata yang bersifat menganjurkan, yaitu bila.
Kalimat pada contoh (73e3) termasuk dalam bentuk pengungkapan imperatif. Bentuk
pengungkapan imperatif ditandai dengan kata kerja larangan, yaitu tidak boleh.
131
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat dikemukakan kesimpulan
sebagai berikut. Pertama, struktur brosur dalam kemasan obat-obatan golongan obat
keras diteliti berdasarkan judul masing-masing bagian dalam brosur kemasan obat-
obatan. Hasilnya, ditemukan banyak tipe struktur yang beraneka ragam. Dari hasil
penelitian yang dilakukan, ditemukan 24 tipe struktur brosur dalam kemasan obat-
obatan golongan obat keras. Secara keseluruhan, umumnya wacana brosur dalam
kemasan obat-obatan terdiri dari 10 bagian, yaitu komposisi, efektivitas (keterangan,
cara kerja obat, tinjauan umum, farmakologi, khasiat), indikasi, dosis (posologi,
aturan pakai, cara pemakaian, cara penggunaan), kontraindikasi, kemasan, efek
samping, perhatian, penyimpanan, dan interaksi. Dari hasil penelitian yang dilakukan,
tidak semua brosur dalam kemasan obat-obatan golongan obat keras terdiri dari 10
bagian. Namun, ada satu bagian yang selalu ada dalam setiap brosur yaitu, bagian
komposisi.
Kedua, wacana brosur dalam kemasan obat-obatan termasuk dalam kategori
wacana informatif. Hal ini dibuktikan dengan ditemukan informasi yang beraneka
ragam dalam setiap judul masing-msing bagian dalam brosur obat-obatan. Pada
bagian komposisi berisi informasi tentang kandungan berbagai jenis zat berkhasiat
yang terdapat pada obat tersebut. Bagian efektivitas (keterangan, cara kerja obat,
132
tinjauan umum, farmakologi, dan khasiat) pada umumnya berisi informasi tentang
bentuk, kegunaan, dan kemampuan kerja yang dimiliki zat berkhasiat yang
terkandung di dalam obat. Bagian indikasi pada umumnya berisi informasi tentang
kegunaan atau khasiat yag ditawarkan obat yang berangkutan. Bagian dosis
(posologi, aturan pakai, cara penggunaan, cara pemakaian, cara penggunaan) terdapat
informasi mengenai takaran obat yang dikonsumsi, keterangan mengenai bagaimana
cara obat tersebut digunakan, kriteria pasien yang diperbolehkan mengkonsumsi obat
yang bersangkutan, periode penggunaan obat dalam waktu sehari, takaran batas
maksimum dan batas minimum obat yang dapat dikonsumsi dalam waktu 24 jam, dan
keterangan mengenai kapan obat tersebut dikonsumsi. Bagian kontraindikasi pada
umumnya berisi informasi mengenai kriteria pasien yang dilarang mengkonsumsi
obat yang bersangkutan. Bagian kemasan berisi informasi mengenai nama obat,
bentuk obat, jumlah obat yang terdapat dalam kemasan obat, dan nomor registrasi.
Bagian efek samping berisi informasi mengenai dampak yang dirasakan pasien
sebagai akibat penggunaan obat. Bagian perhatian pada umumnya berisi informasi
tentang petunjuk kriteria pasien yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat yang
bersangkutan, efek samping yang timbul sebagai akibat penggunaan obat dan cara
penanggulangannya, hal-hal yang perlu diperhatikan pasien sebelum mengkonsumsi
obat yang bersangkutan, petunjuk takaran dosis yang disesuaikan dengan kasus-kasus
tertentu, dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama mengkonsumsi obat yang
bersangkutan.Bagian penyimpanan terdapat informasi mengenai perintah untuk
menyimpan obat disertai dengan kriteria tempat yang ideal untuk menyimpan obat.
133
Bagian interaksi berisi informasi mengenai informasi mengenai petunjuk adanya
interaksi obat dengan obat lain jika dikonsumsi secara bersamaan, efek samping yang
timbul sebagai akibat mengkonsumsi zat tertentu secara bersamaan dengan obat yang
bersangkutan, dan jenis-jenis obat-obatan yang tidak boleh digunakan bersamaan
dengan obat yang bersangkutan.
Ketiga, wacana brosur dalam kemasan obat-obatan dapat diungkapkan
dengan bentuk yang beraneka ragam. Bentuk pengungkapan yang dimaksud meliputi
deskripsi, eksposisi, prosedural, dan imperatif-hortatori.
Bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian komposisi memiliki 2 tipe
bentuk pengungkapan. Tipe pertama diwujudkan dengan pola kalimat S+P+O. Tipe
kedua diwujudkan dengan pola kalimat S+P+O+Ket. Bentuk pengungkapan
deskripsi pada bagian indikasi diwujudkan dalam bentuk kalimat pasif yang terdiri
dari S+P+Ket. Bentuk pengungkapan deskripsi pada bagian indikasi tipe kedua
diwujudkan dalam bentuk frase preposisional. Bentuk pengungkapan deskripsi pada
bagian indikasi tipe ketiga diwujudkan dalam bentuk frase nominal.Bentuk
pengungkapan deskripsi pada bagian kemasan diwujudkan dalam bentuk kalimat
pasif yang terdiri dari S+P+Ket.
Bentuk pengungkapan eksposisi pada bagian evektivitas digunakan untuk
memerikan bentuk, kegunaan, dan cara kerja obat tersebut.Bentuk pengungkapan
deskripsi pada bagian evektivitas diwujudkan dalam bentuk eksposisi identifikasi.
Bentuk pengungkapan eksposisi ditandai dengan penggunaan kata merupakan dan
adalah.
134
Bentuk pengungkapan prosedural dalam wacana brosur dalam kemasan
obat-obatan terdapat pada bagian posologi atau aturan pakai. Bentuk pengungkapan
prosedural ditandai dengan kata kerja perintah yang digunakan untuk memberikan
petunjuk bagaimana sesuatu harus dilaksanakan.
Bentuk pengungkapan hortatori-imperatif terdapat pada bagian peringatan.
bentuk pengungkapan hortatori pada bagian peringatan ditandai dengan penggunaan
kata yang bersifat menasehati. Bentuk pengungkapan imperatif ditandai dengan kata
kerja perintah yang berisi peringatan dan larangan.
4.2 Saran
Penelitian terhadap brosur dalam kemasan obat-obatan belumlah penelitian
yang sudah tuntas. Dalam penelitian ini baru ditemukan 24 tipe struktur dan 4 bentuk
pengungkapan dari brosur dalam kemasan golongan obat keras. Hal ini berarti masih
ada kemungkinan tipe struktur brosur dalam kemasan obat dan bentuk pengungkapan
lain yang masih belum terungkap. Maka dari itu perlu diadakan penelitian lebih lanjut
agar kajian terhadap analisis wacana brosur semakin lengkap dan mendalam.
135
DAFTAR PUSTAKA
Amroni, M. 2007. “Penggolongan Obat Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan”.
Dalam Tim Penyusun. Buku Saku Kapita Selekta Dispensing I Untuk Pelayanan Kefarmasian Edisi Revisi. Yogyakarta: Laboratorium Manajemen Farmasi dan Farmasi Masyarakat (MFFM) Bagian Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada. Halaman 167.
Baryadi, I Praptomo, 2002. Dasar-dasar Analisis WAcana Dalam Ilmu Bahas. Yogyakarta:
Pustaka gondo Suli. Chulsum, Umi dan Windy Novia. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cetakan Pertama.
Surabaya: Kashiko. Harjanti, Valentina Dwi. 2000. “Analisis Wacana Iklan Alat-Alat Kecantikan: Studi Kasus
Wacana Iklan Alat-Alat Kecantikan Dalam Majalah Femina Tahun 1998”. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia dan Seni Daerah, Fakultas Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Harsanti, Christine Melkior Tri. 1996. “ Analisis Wacana Performatif Permakluman
Berbahasa Indonesia dalam Harian Kompas”. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan., Universitas Sanata Dharma.
Keraf, Gorys. 1982. Eksposisi dan Deskripsi. Flores. Nusa Indah. Keraf, Gorys. 1985. Argumentasi dan Narasi. Flores. Nusa Indah. Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Mulyana. 2005. Kajian Wacana: Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis
Wacana. Tiara Wacana. Yogyakarta. Pradopo, Racmat Djoko. 1990. Pengkajian Puisi: Analisis Strata Norma dan Analisis
Struktural dan Semiotika. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
136
Ramlan, M. 1987. Sintaksis. Yogyakarta: U.P. Karyono. Rani, Abdul. Bustanul Arifin, dan Martutik. 2006. Analisis Wacana: Sebuah Kajian
Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayu Media. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana
University Press. Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Farming. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tim Penyusun. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Tim Penyusun. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Wijana. I, Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta. Andi Offset.