WA APRIL FIX_Single

8
Edisi April 2015 Sedulur Bulaksumur Para alumni yang berbahagia, senang sekali di bulan April 2015 ini Warta Alumni kembali menyapa anda di seluruh tanah air. Tidak terasa, sudah bulan ke-4 kita berkarya di tahun 2015 ini. Kami sangat yakin para alumni sudah mulai sibuk kembali dengan berbagai kegiatan implementasi kebijakan/program untuk mewujudkan target-target rencana kerja yang dibuat di awal tahun lalu. Hal yang sama juga kami lakukan di Fisipol, para dosen dan mahasiswa mulai sibuk menyiapkan berbagai proposal penelitian melalui program hibah riset. Tahun ini tema unggulan yang didorong oleh fakultas adalah penelitian yang melibatkan kerja sama internasional dan melibatkan kerja sama antara perguruan tinggi, pemerintah dan sektor swasta/masyarakat (triple helix). Tema ini dimunculkan agar hasil-hasil penelitian para dosen dan mahasiswa tidak hanya berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan, akan tetapi juga berkontribusi langsung terhadap pemecahan berbagai persoalan bangsa. Selain bidang penelitian, kabar gembira lain juga perlu kami bagi dengan segenap alumni. Mulai semester ganjil 2015/2016, Program Studi S1 Manajemen dan Kebijakan Publik akan membuka kelas international, yaitu International Undergraduate Program in Public Policy and Management (IUP- PPM). Program ini mengikuti jejak yang sudah dirintis oleh IUP in International Relations yang sudah berjalan sejak empat tahun yang lalu. Dibidang infrastruktur, dengan selesainya pembangunan gedung Bulaksumur C (eks Jurusan HI dan Komunikasi) maka kantor tata usaha akan dipindahkan ke lantai satu gedung baru tersebut. Lantai satu Gedung BE kemudian akan diubah menjadi mushola untuk memberikan fasilitas ibadah yang lebih representatif bagi para mahasiswa, karyawan maupun para dosen. Saat ini desain pembangungunan mushola sedang kami rancang, sehingga kami mengundang para alumni, terutama para alumni JMF, untuk dapat berkontribusi di dalamnya. Salam hangat dari Bulaksumur, Erwan Agus Purwanto SAPA DARI BULAKSUMUR ACARA KITA Guyub Gojeg Bareng Angkringan Kafispolgama 2015 Para menteri lulusan Fisipol UGM tidak ingin ketinggalan larut dalam suasana nostalgia bersama para alumni yang hadir pada acara Angkringan Kafispolgama 2015. Bertempat di sebuah Kafe di Kebayoran Baru, Jakarta (23/1), alumni gathering diselenggarakan dengan sebuah tema unik bertajuk Angkringan Kafispolgama. Acara tersebut berhasil menjadi pembuka awal tahun yang manis bagi para alumni Fisipol UGM yang hadir. Sekitar dua ratus alumni datang memeriahkan acara tersebut. Wakil Dekan bidang Penelitian, Pengabdian dan Kerjasama, Dr. Najib Azca secara resmi membuka ramah-tamah pada malam hari itu. Dalam sambutannya, ia mengharapkan agar para alumni dapat terus memberikan bantuan dan kontribusi bagi kemajuan kampus tercinta. Bambang Gundul dan Dibyo, duo MC yang didatangkan khusus dari Jogja, ikut memandu acara Angkringan Kafispolgama, sehingga suasana hangat pun terasa. Para alumni bahkan tak sungkan untuk menyumbangkan suara emasnya. Aria Bima (Sosiologi '84) dan Adita Irawati (HI '89) misalnya. Meskipun telah menyandang status sebagai anggota DPR RI dan Vice President Corporate Communications Telkomsel, keduanya bernyanyi dengan lepas dan total. Tajuk “Guyub, Gojek, Gawul” yang diangkat oleh panitia seakan menjadi atmosfer yang dapat dirasakan pada malam itu. Kesempatan untuk berkumpul dengan kawan-kawan lama juga tidak begitu saja dilewatkan oleh para alumni yang telah sukses mendulang jabatan penting di negeri ini. Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Retno L. P. Marsudi (Menteri Luar Negeri), Danang Girindra Wardana (Ketua Ombudsman RI), Pratkino (Menteri Sekretaris Negara), Priyo Budi Santoso, Roy Suryo, dan lain-lain. Keseluruhan nostalgia yang dihadirkan malam itu diharapkan mampu mengobati kerinduan hingga alumni gathering selanjutnya digelar, yaitu bertepatan dengan Dies Natalis Fisipol UGM ke-60, bulan Desember tahun ini. (Chiki) 01 | warta alumni. edisi April 2015

Transcript of WA APRIL FIX_Single

Edisi April 2015

Sedulur Bulaksumur

Para alumni yang berbahagia, senang sekali di bulan April 2015 ini Warta Alumni kembali menyapa anda di seluruh tanah air. Tidak terasa, sudah bulan ke-4 kita berkarya di tahun 2015 ini. Kami sangat yakin para alumni sudah mulai sibuk kembali dengan berbagai kegiatan implementasi kebijakan/program untuk mewujudkan target-target rencana kerja yang dibuat di awal tahun lalu.

Hal yang sama juga kami lakukan di Fisipol, para dosen dan mahasiswa mulai sibuk menyiapkan berbagai proposal penelitian melalui program hibah riset. Tahun ini tema unggulan yang didorong oleh fakultas adalah penelitian yang melibatkan kerja sama internasional dan melibatkan kerja sama antara perguruan tinggi, pemerintah dan sektor swasta/masyarakat (triple helix). Tema ini dimunculkan agar hasil-hasil penelitian para dosen dan mahasiswa tidak hanya berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan, akan tetapi juga berkontribusi langsung terhadap pemecahan berbagai persoalan bangsa.

Selain bidang penelitian, kabar gembira lain juga perlu kami bagi dengan segenap alumni. Mulai semester ganjil 2015/2016, Program Studi S1 Manajemen dan Kebijakan Publik akan membuka kelas international, yaitu International Undergraduate Program in Public Policy and Management (IUP- PPM). Program ini mengikuti jejak yang sudah dirintis oleh IUP in International Relations yang sudah berjalan sejak empat tahun yang lalu.

Dibidang infrastruktur, dengan selesainya pembangunan gedung Bulaksumur C (eks Jurusan HI dan Komunikasi) maka kantor tata usaha akan dipindahkan ke lantai satu gedung baru tersebut. Lantai satu Gedung BE kemudian akan diubah menjadi mushola untuk memberikan fasilitas ibadah yang lebih representatif bagi para mahasiswa, karyawan maupun para dosen. Saat ini desain pembangungunan mushola sedang kami rancang, sehingga kami mengundang para alumni, terutama para alumni JMF, untuk dapat berkontribusi di dalamnya.

Salam hangat dari Bulaksumur,

Erwan Agus Purwanto

SAPA DARI BULAKSUMUR

ACARA KITA

Guyub Gojeg Bareng Angkringan Kafispolgama 2015

Para menteri lulusan Fisipol UGM tidak ingin ketinggalan larut dalam suasana nostalgia bersama para alumni yang hadir pada acara Angkringan Kafispolgama 2015.

Bertempat di sebuah Kafe di Kebayoran Baru, Jakarta (23/1), alumni gathering diselenggarakan dengan sebuah tema unik bertajuk Angkringan Kafispolgama. Acara tersebut berhasil menjadi pembuka awal tahun yang manis bagi para alumni Fisipol UGM yang hadir. Sekitar dua ratus alumni datang memeriahkan acara tersebut. Wakil Dekan bidang Penelitian, Pengabdian dan Kerjasama, Dr. Najib Azca secara resmi membuka ramah-tamah pada malam hari itu. Dalam sambutannya, ia mengharapkan agar para alumni dapat terus memberikan bantuan dan kontribusi bagi kemajuan kampus tercinta.

Bambang Gundul dan Dibyo, duo MC yang didatangkan khusus dari Jogja, ikut memandu acara Angkringan Kafispolgama, sehingga suasana hangat pun terasa. Para alumni bahkan tak sungkan untuk menyumbangkan suara emasnya. Aria Bima (Sosiologi '84) dan Adita Irawati (HI '89) misalnya. Meskipun telah menyandang status sebagai anggota DPR RI dan Vice President Corporate Communications Telkomsel, keduanya bernyanyi dengan lepas dan total. Tajuk “Guyub, Gojek, Gawul” yang diangkat oleh panitia seakan menjadi atmosfer yang dapat dirasakan pada malam itu. Kesempatan untuk berkumpul dengan kawan-kawan lama juga tidak begitu saja dilewatkan oleh para alumni yang telah sukses mendulang jabatan penting di negeri ini. Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Retno L. P. Marsudi (Menteri Luar Negeri), Danang Girindra Wardana (Ketua Ombudsman RI), Pratkino (Menteri Sekretaris Negara), Priyo Budi Santoso, Roy Suryo, dan lain-lain. Keseluruhan nostalgia yang dihadirkan malam itu diharapkan mampu mengobati kerinduan hingga alumni gathering selanjutnya digelar, yaitu bertepatan dengan Dies Natalis Fisipol UGM ke-60, bulan Desember tahun ini. (Chiki)

01 | warta alumni. edisi April 2015

WARTA JURUSAN

MKP Percaya Diri Membuka Kelas Internasional

Telah mengantongi sertifikat ASEAN University Network on Higher Education for Quality Assurance (AUN-QA), Jurusan Manajemen dan Kebijakan Publik (MKP) percaya diri untuk membuka kelas internasional.

Tahun ajaran 2015 dipilih Jurusan MKP sebagai tahun pertama dibukanya kelas International Undergraduate Programme (IUP). Gagasan ini muncul setelah Jurusan MKP beberapa kali mampu menyelenggarakan kelas internasional. Di samping itu, Jurusan MKP juga secara aktif bekerja sama

dengan universitas-universitas luar negeri melalui riset dan pembuatan MoU. “Universitas-universitas luar negeri antusias sekali untuk mengadakan kerja sama dengan kita. Mereka banyak meminta MoU. Tapi, untuk apa kita kerjasama saja dengan universitas luar negeri jika tidak dimanfaatkan untuk exchange misalnya,” ungkap Ambar Widaningrum, Kepala Jurusan MKP.

Hingga kini, Jurusan MKP telah sampai pada tahap promosi dan siap menyediakan 30 bangku untuk mahasiswa baru MKP IUP 2015. Mengenai persiapan substantif seperti kurikulum, menurut Ambar tidak menjadi masalah, karena kurikulum yang diterapkan tidak berbeda dengan kelas reguler. Secara sumber daya pengajar, MKP juga telah siap dengan tenaga-tenaga pengajar profesional yang telah menyandang predikat master dari universitas-universitas bergengsi di luar negeri.

“Dalam hal ini, MKP banyak belajar dari HI yang sudah lebih dulu membuka kelas IUP. Apa saja kelemahan dan kelebihannya. Kita juga sharing berbagai link universitas luar negeri untuk menjalin kerja sama dengan mereka,” terang Ambar. Ia menambahkan, dengan dibukanya kelas MKP tahun 2015 ini akan menjadi timing yang tepat melalui antusiasme pasar sekaligus siap menjadi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). “Kita ingin percaya diri dan mampu bersaing di luar negeri melalui pendidikan,” ungkapnya. (Fitria)

Gedung BC Siap Difungsikan

Harapan Fisipol UGM memiliki fasilitas pedidikan yang terbaik tahap demi tahap telah dicapai. Tiga gedung baru dari empat gedung yang direncanakan sudah selesai digarap tahun 2015 ini. Gedung yang paling baru selesai dibangun adalah Gedung BC yang berlokasi di bagian selatan kawasan Fisipol UGM. Gedung yang dahulunya adalah kantor Jurusan Ilmu Komunikasi dan Jurusan hubungan Internasional, akan dipakai sebagai kantor akademik dan semua unit penunjang akademik. Diperkirakan semua proses perpindahan kantor akan dilakukan pada pergantian semester tahun 2015 ini.

Fisipol Himpun Data Alumninya

Mulai bulan April hingga Mei 2015, Fisipol UGM melalui kantor unit SPACE akan melakukan update database alumni. Sasaran dari kegiatan pengumpulan data ini adalah seluruh alumni baik Sarjana, Master maupun mahasiswa Doktoral yang telah menamatkan gelarnya di kampus Fisipol UGM. Alumni akan diminta untuk mengisi beberapa informasi data yang telah disediakan oleh tim. Informasi tentang alumni yang diperoleh akan menjadi bank data bagi Fisipol UGM dan digunakan hanya untuk kepentingan civitas akademika. Untuk berpartisipasi dalam update database Alumni, silahkan mengunjungi alamat website Alumni Fisipol UGM berikut : www.alumni.fisipol.ugm.ac.id

K I L A S F I S I P O L

02 | warta alumni. edisi April 2015

Tracer Study 2015

Pada pertengahan 2014 yang lalu, Fisipol UGM melalui kantor unit SPACE telah sukses menggelar tracer study. Tracer study merupakan upaya memetakan hasil dan potensi fakultas dalam mencetak lulusan-lulusan yang terbaik dan memiliki daya saing di dunia kerja. Pada Pertengahan tahun ini, 2015, dipastikan tracer study kembali diselenggarakan. Adapun target tracer study 2015 ini adalah mahasiswa sarjana yang lulus di tahun 2013 dan seluruh alumni pasca sarjana Fisipol UGM.

WARTA JURUSAN

Menteri Luar Negeri, Retno L.P. Marsudi, berharap Asia-Afrika dapat sejajar bersama menjadi peng gerak kesejahteraan dunia.

Pagi hari (8/6), Balai Senat Gedung Pusat UGM telah dipadati beberapa delegasi negara-negara Asia-Afrika, sedangkan setengah peserta yang hadir adalah para dosen dan mahasiswa UGM. Ruangan yang terletak di atas balairung tersebut, digunakan untuk acara konferensi internasional sekaligus membuka rangkaian Bandung Conference atau yang dikenal sebagai Konferensi Asia-Afrika (KAA). Sebagai pembuka resmi acara tersebut, Menteri Luar Negeri, Retno L.P. Marsudi, mengungkapkan beberapa posisi penting negara-negara Asia dan Afrika, khususnya Indonesia dan negara-negara ASEAN untuk

berkontribusi secara aktif dalam kemajuan situasi ekonomi dan politik dunia. Kontribusi secara aktif yang dimaksud oleh lulusan Jurusan Hubungan Internasional angkatan 1981 ini adalah menjadi penggerak utama menjaga perdamaian dunia.

Secara khusus, Konferensi Bandung sendiri telah menginspirasi Indonesia dalam membuat strategi-strategi baru menghadapi berbagai permasalahan politik dan ekonomi di dalam dan luar negeri. Melihat angka kemajuan negara-negara Afrika yang masih lambat, Retno juga berharap bisa segera mencari solusi untuk bangkit dari permasalahan tersebut dan berpegang teguh pada sepuluh prinsip KAA. Tentu saja hal ini bertujuan agar Afrika sejajar dengan negara-negara lain di dunia, dan kemudian mampu berkontribusi secara aktif dalam menyejahterakan kehidupan dunia. (Fathur)

Konferensi Bandung Resmi Dibuka

03 | warta alumni. edisi April 2015

WARTA JURUSAN

Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia-DIY Memilih Ketua Baru

Mematangkan kelembagaan dan mengakomodasi lulusan sarjana

komunikasi menjadi tujuan utama Wisnu Martha Adiputra sebagai

Ketua ISKI DIY yang juga aktif mengajar di Jurusan Ilmu

Komunikasi UGM.

Bertempat di ruang Seminar Timur Fisipol UGM (28/4),

Jurusan Ilmu Komunikasi (JIK) UGM dan Universitas Islam

Indonesia (UII) berkolaborasi menyelenggarakan

Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) ISKI-DIY. Hasil

dari Musyawarah Luar Biasa ISKI Daerah antara lain

memutuskan Wisnu Martha Adiputra sebagai Ketua ISKI

DIY periode 2015-2019.

Di sela-sela wawancara, Wisnu memaparkan, “Kalau

untuk ISKI Jogja, sistemnya belum terangkai dengan pusat,

bentuknya masih komunitas. Jika ingin bergabung bisa datang

langsung ketika berkumpul”. Kegiatan ISKI-DIY sendiri

masih seputar diskusi, memperluas jaringan, dan

mengakomodasi sarjana ilmu komunikasi. Semua sarjana ilmu

komunikasi dapat bergabung dengan ISKI Pusat maupun

DIY. Cara bergabung bisa dengan mendaftar online melalui

website http://iski.or.id/ untuk ISKI Pusat. Informasi

selanjutnya juga dapat diperoleh melalui Facebook ISKI DIY

Selain pemilihan ketua baru, dalam musyawarah

tersebut juga diadakan seminar penyehatan industri TV

melalui rating penonton alternatif. Wisnu mengajak semua

elemen selain para akademisi atau dosen untuk ikut

be rkon t r ibus i dan be rg abung d ikomun i t a s i n i .

“Kecenderungan yang terlibat dalam Musdalub adalah

kalangan akademisi. Namun idealnya semua elemen ikut

terlibat,” ungkap Wisnu yang menamatkan sarjananya di JIK

UGM angkatan 1993. (Vindi)

DARI ALUMNI

Kita dihadapkan pada penundaan eksekusi mati tersangka kasus narkoba. Kasus tersebut melibatkan beberapa negara, salah satunya Australia. Menurut para alumni, apabila hukuman mati dibatalkan, kompensasi seperti apa yang harus diberikan Pemerintah Australia untuk Indonesia?

Menurut pendapat saya, dalam eksekusi hukuman mati tersebut tidak perlu ada tawar menawar antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Australia, dan alangkah baiknya eksekusi mati tersebut segera dilaksanakan, agar hal ini tidak terus menjadi polemik dan perdebatan ditengah masyarakat. Hal ini mengacu pada keputusan eksekusi mati tersebut telah memiliki kekuatan hukum, bahkan usaha mengajukan grasi telah ditolak oleh Presiden. Selain itu juga berkaca pada kasus yang menimpa kedua tersangka yaitu kasus narkoba, dimana kasus narkoba merupakan salah satu kejahatan yang memiliki efek yang sangat besar kepada masyarakat Indonesia, terutama generasi muda kita.

Ini ujian bagi pemerintahan Jokowi yang ingin membuktikan penegakan hukum tanpa intervensi negara manapun. Menjadi berat karena ternyata banyak kepentingan yang berkelindan di dalamnya terkait posisi Indonesia dalam hubungan bilateral dan internasional. Penundaan ini seolah mengiyakan bahwa bargaining power kita ternyata lemah sehingga banyak hal yg membuat pemerintah seolah berpikir ulang. Jika dibatalkan, kompensasi apapun yang diberikan negara manapun tak akan mampu membayar keterkejutan kita (apa harus terkejut), betapa lemahnya kemandirian kita sebagai suatu negara. Kabar buruknya, bakal lebih lemah lagi justru jika eksekusi itu dibatalkan. Hmm…

Seandainya kita terpaksa mengalah demi kepentingan diplomasi jangka panjang, saya berharap Pemerintah Indonesia meminta kompensasi berupa: (1) penyediaan sarana prasarana dan teknologi untuk rehabilitasi kaum penderita kecanduan narkoba dalam jumlah yang proporsional, (2) peningkatan kapasitas tim Badan Narkotika Nasional (BNN) melalui pelatihan dan kerjasama teknis dengan institusi penanggulangan narkoba Australia untuk pemberantasan peredaran narkoba, (3) Indonesia mengultimatum Australia bahwa pengampunan kali ini adalah yang terakhir.

N. Nurdiyanto, S.Sos | PNS Sekretariat Jenderal DPD RI

Budi Faizal, S.I.P | PNS Kementrian Pekerjaan Umum

Edy Marbyanto, S.Sos | Consultant GIZ (Lembaga Kerjasama Internasional Jerman)

Budi Raharjo, S.I.P | PNS Kementrian Pertahanan

Sosiatri 1985

Administrasi Negara 1987

Komunikasi 1998

Sosiatri 2003

Jika misalnya hukuman mati tersebut dibatalkan, maka Pemerintah Australia harus memberikan kompensasi yang berat yaitu, pertama, Pemerintah Australia harus mengakui dan meminta maaf kepada Indonesia atas keterlibatannya dalam Jajak Pendapat di Timor-Timur. Kedua, Pemerintah Australia harus mengakui dan meminta maaf kepada Pemerintah Indonesia atas tindakan penyadapan yang dilakukan intelijen Australia kepada pejabat di Indonesia.Bagaimanapun kedaulatan Indonesia tidak dapat dicampuri oleh negara lain karena sudah menyangkut harga diri bangsa Indonesia di forum internasional.

04 | warta alumni. edisi April 2015

Kantin Fisipol UGM terus berbenah, mulai dari rebranding, open kitchen hingga penyediaan sistem e-money untuk transaksi pembayarannya.

Sejak dibukanya kembali Kantin Fisipol pada awal 2014 lalu, pihak manajemen kantin beserta pimpinan d e k a n a t t e r u s m e l a k u k a n p e m b e n a h a n d a n pengembangan. Pengembangan tak hanya melakukan pada renovasi infrastruktur, tetapi juga menyeleksi kelayakan tenant yang sesuai standar konsumen kantin Fisipol UGM. Menurut Asisten Manajer Kantin Fisipol, Fransisca Andana Oka, gencarnya pembenahan dan pengembangan bertujuan agar Kantin Fisipol memiliki fondasi yang kuat, sehingga tidak kalah saing dengan

kantin fakultas-fakultas lain. Kantin Fisipol terus berbenah supaya menjadi ruang yang tak hanya berfungsi sebagai tempat makan, tetapi juga tempat yang nyaman untuk berkumpul, diskusi, atau sekedar nongkrong.

Untuk menjalankan program ini, manajemen kantin melakukan riset dan evaluasi secara berkala. Riset antara lain meliputi kelayakan tenant, permintaan konsumen, serta dinamika dan tren pasar. Riset tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi dan menjadi acuan untuk menentukan langkah pembenahan dan pengembangan. “Sistem Kantin Fisipol kan sharing profit bukan sewa, jadi Fisipol juga punya tanggung jawab besar. Setiap hari ada laporan keuangan, ada riset juga, ada penyebaran kuesioner juga setahun dua kali, dan evaluasi yang wajib dilakukan tiga bulan sekali,” terang Oka, sapaan akrabnya.

Selain pergantian tenant yang disesuaikan dengan permintaan pasar, penggantian meja dan kursi di sisi utara kantin merupakan salah satu wujud pembenahan dan pengembangan Kantin Fisipol. Selain itu, kantin masih terus berbenah dengan rencana rebranding berupa pembuatan logo dan tagline, penyediaan layanan e-money sebagai sistem pembayaran, redesain kantin dengan desain baru open kitchen, serta perluasan kantin pada sisi utara dengan rencana pemasangan kanopi. “Harapannya mulai semester depan Kantin Fisipol tetep rame dan lebih baik dari kantin fakultas-fakultas lain. Bisa jadi kantin percontohan di UGM, itu harapan dari Pak Dekan juga,” pungkas Oka.

Menuju Kantin Bergengsi

RUANG KITA

RUANG KITA

Taman Sosio Humaniora dapat menjadi potensi untuk membangun kohesi di antara mahasiswa dan lingkungan civitas akademika. Kini, kendaraan bermotor tak lagi dapat melewati Jalan Sosio Humaniora sebagai akses menuju Grha Sabha Pramana. Jalan tersebut dirombak sedemikian rupa menjadi bakal taman yang cantik. Jalan Sosio Humaniora yang awalnya beraspal, sekarang digantikan oleh paving block serta dilengkapi pula dengan tempat-tempat duduk dan stop kontak. Fasilitas taman juga akan terus dilengkapi dengan tanaman-tanaman hias, kolam ikan, jaringan wifi hingga gazebo. Taman Sosio Humaniora adalah salah satu bagian yang terintegrasi dengan proyek pembangunan Wisdom Park di kawasan Lembah UGM. Selain bertujuan untuk mengurangi polusi udara dan suara, keberadaan taman juga dimaksudkan agar warga

UGM, khususnya fakultas-fakultas di sekitar Jalan Sosio Humaniora, memiliki ruang terbuka publik yang dapat digunakan sebagai sarana untuk berkumpul dan berdiskusi. Raras Silaningrum, mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UGM berpendapat, “Meskipun belum 100 persen selesai, saya senang sih dengan adanya taman ini. Bisa jadi tempat jalan atau ngerjain tugas tanpa terganggu kendaraan yang lewat.” Sementara itu Dana Hasibuan, dosen Sosiologi UGM, menilai positif keberadaan taman tersebut. “Semakin inklusif dan publik suatu ruang, maka semakin besar probabilitas interaksi sosial bisa terjadi. Taman Sosio Humaniora dapat menjadi potensi untuk membangun kohesi di antara mahasiswa. Keberadaan ruang publik di kampus juga sangat penting, apalagi karena ruang publik di Jogja sendiri makin minim” terang Dana. (Chiki)

Memanfaatkan Ruang Publik Sosio Humaniora

05 | warta alumni. edisi April 2015

ANJANGSANA

Saya dan Sofian Effendi meminjam uang di bank untuk membangun gedung MAP di Sekip, sedangkan biaya operasional gedung kami ambil dari gaji para dosen.

Penuh semangat, ceria, dan senang berkelakar adalah sedikit kesan yang dapat disimpulkan saat bertemu dengan sosoknya. Memori saya berputar ketika dua tahun lalu mendengarkan ceramah beliau di Gereja Kristen Jawa Sarimulyo, Sleman. Saya tidak menduga bahwa beliau merupakan salah satu guru besar di Jurusan Manajemen dan Kebijakan Publik (MKP).

Memasuki usia ke-73 tahun ini, Prof. Warsito Utomo atau yang akrab disapa Pak War masih rutin berkantor di Gedung Magister Administrasi Publik (MAP). “Tolong tunggu sebentar ya, ada yang konsultasi,” sapa beliau. Saya menunggu di luar sementara beliau berdiskusi dengan dua orang mahasiswa pascasarjana. Tak lama kemudian, ia mempersilakan saya masuk, dan percakapan kami mengalir begitu hangat.

'Warsito' dalam bahasa Jawa berarti kabar, sementara 'Utomo' artinya baik dan utama. Dua kata itu menjadi doa sekaligus berkah baginya. Siang itu, ia mengisahkan perjalanannya ketika pertama kali menapakkan kaki di Universitas Gadjah Mada tahun 1963. “Dulu, saya pernah berkeinginan menjadi pendeta dan bersekolah di Sekolah Theologia Jakarta. Tapi saya berpikir, saya harus melakukan perubahan. Akhirnya saya mendaftar di UGM dan diterima di tiga fakultas, ekonomi, hukum dan sospol,” ujar pria asal Tidar, Magelang ini . Ia kemudian memil ih Jurusan Administrasi Negara. Saat itu, sesi perkuliahan berlangsung di Pagelaran dan Siti Hinggil, sementara rumah beliau berada di Klitren Lor. “Cukup jauh. Saya biasa berjalan kaki, tapi dulu suasananya tidak seperti sekarang,” kenangnya sambil sedikit berkomentar tentang maraknya pembangunan hotel di Yogyakarta kini. Semasa kuliah, Warsito menjadi aktivis Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Sosoknya juga

d ikena l sebag a i pemuda g ere j a o l eh rekan seangkatannya seperti Miftah Thoha, Subroto dan Sofian Effendi.

Tercatat, Warsito pernah menjabat berbagai posisi strategis, diantaranya Ketua Jurusan Administrasi Negara, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, Staf Ahli Gubernur DIY dan bersama rekan-rekannya merintis sekolah pascasarjana MAP tahun 1993. “Bisa dibilang, ini yang paling menantang. Awalnya MAP tidak memiliki gedung, kemudian saya dan Sofian usul pada Pak Rektor agar bisa menggunakan tanah di Sekip. Rektor mengizinkan sambil bertanya-tanya darimana MAP akan memperoleh uang untuk membangun,” tuturnya sambil menirukan dialog. Kemudian, ia memberanikan diri untuk meminjam uang di bank dan mencicilnya dari uang sekolah mahasiswa. “Dua tahun berjalan, akhirnya cicilan lunas, biaya operasional sementara diambil dari gaji para dosen,” kenangnya.

Di sela-sela kesibukannya mengurus MAP, Warsito melanjutkan studi doktoralnya di Monash University Australia. “Menjadi suatu kebanggan bagi saya memperoleh pembimbing Prof. Herbert Feith. Beliau tidak hanya menjadi pembimbing tapi sahabat juga.” Tahun 2007, ia dianugerahi gelar sebagai Guru Besar deng an p ida to pengukuhan ber ta juk “Administrasi Publik Indonesia di Era Demokrasi Lokal, Bagaimana Semangat Kompatibilitas Menjiwai Budaya Birokrasi”. Warsito juga dikenal dengan konsep benevolent autocrat berkaca dari perjalanan panjang dinamika sosial politik di Indonesia.

Di mata sahabat dan kolega, Warsito Utomo adalah sosok yang bersahaja. “Kami sering makan siang bersama dengan menu 'piring terbang', karena makan siang kami dikemas dalam wadah plastik bulat mirip piring terbang, berisi nasi, sayur, tahu, tempe dan buah. Menu tersebut adalah kesukaan beliau,” kenang Erwan Agus Purwanto. Momen tersebut terasa berharga bagi Dekan Fisipol UGM ini, mereka bisa berdiskusi tentang agama sampai rumah tangga. “Kalau boleh dihitung persahabatan saya dengan Pak War sudah berlangsung hampir setengah abad, dari kami sama-sama di gerakan hingga sudah menimang cucu,” kenang Sofian Effendi. “Dahulu, Pak War sering menyuruh saya agar segera shalat ketika adzan berkumandang. Jangan ditunda-tunda katanya. Saat hari Jumat, ia selalu menunggu kami yang muslim selesai berjamaah baru makan siang bersama,” tutup Sofian. Di rumahnya di daerah Minomartani, Warsito kini tengah disibukkan merampungkan sebuah buku sembari mendengarkan musik-musik klasik gubahan Bach dan Beethoven. (Hamada)

Sejarah MAP dan Prof. Warsito Utomo

06 | warta alumni. edisi April 2015

INSPIRING ALUMNI

Sukses diraih melalui proses jatuh bangun tetapi terus berusaha

mewujudkan manfaat tersebut. Proses inilah yang akan

mendewasakan kita dan meraih kesuksesan yang sejati.

Terbiasa beker ja sejak berada di bangku kuliah,

membuatnya selalu menghargai waktu dan kesempatan.

Alumni Jurusan Ilmu Hubungan Internasional ini berbagi

kisahnya. Adita muda melihat bidang kehumasan atau public

relations sebagai bidang potensial. Ketertarikannya dalam

bidang ini membuatnya rutin mengikuti seminar dan training

kehumasan. Setelah lulus, Adita mulai melamar ke berbagai

instansi. Perjalanannya dimulai dengan menjadi staf

management trainee di perusahaan makanan cepat saji.

Kemudian ia berpindah ke perusahaan media dan menapaki

posisi sebagai public relations assistant.

Hampir dua tahun berselang, Indosat memanggilnya.

“Posisi yang dibutuhkan saat itu adalah account executive.

Setelah menimbang, saya putuskan untuk mengambil,”

terangnya. Rupanya dari sinilah jalan Adita menggeluti

bidang public relations mulai terbuka. Tak lama kemudian,

ia diangkat sebagai asisten manager dan akhirnya menjadi

Manager of Public Relations SATelindo, sebuah perusahaan

yang diakuisisi Indosat.

Selama 13 tahun ia 'mengabdi' di Indosat hingga memegang

posisi tertinggi sebagai Group Head Corporate Communications.

Adita juga mendirikan perusahaan konsultan komunikasi

yang menangani proyek konsultasi perusahaan kenamaan.

Sampai akhirnya di tahun 2013, ia memutuskan pindah ke

Telkomsel.

Pengalaman dan pembelajaran yang menempanya sejak

belia membuat Adita menjadi pribadi yang gigih dan tidak

mudah berputus asa. Sukses bagi seorang Adita adalah

berhasil memberikan manfaat yang lebih bagi lingkungan.

“Sukses diraih melalui proses jatuh bangun tetapi terus

berusaha mewujudkan manfaat tersebut. Proses inilah yang

akan mendewasakan kita dan meraih kesuksesan yang

sejati,” ujar perempuan yang gemar berlari ini. (Hamada)

Bagi Seorang Adita Irawati

Makna Sukses

Culik Dengar Dunia Film

dari Yosep Anggi Noen

07 | warta alumni. edisi April 2015

“Pembuat film adalah orang yang mampu menggabungkan semua cabang seni dan keindahan,” papar Anggi, sapaan Yosep Anggi Noen, yang kini juga mengajar di Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang.

Cukup mudah menemukan biografi singkat mengenai sosok Yosep Anggi Noen di mesin pencari dunia maya. Dunia pembuatan film dan sutradara film adalah label yang melekat pada nama Yosep Anggi Noen. Sebelum benar-benar memproduksi sebuah judul film, Anggi, mencoba debut pertamanya saat mempersiapkan pentas seni drama di bangku SMA. Sejak itu, alumni Jurusan Ilmu Komunikasi ankatan 2001 ini jatuh hati untuk terus menyelami pembuatan karya-karya seni kemasan audiovisual.

Memproduksi sebuah film bukan hanya merekam adegan per adegan cerita dalam skenario. Bagi Anggi, yang telah mengusung beberapa judul filmnya di festival film interansional, film harus mencakup esensi pesan yang ingin disampaikan. Setelah itu barulah menggabungkan semua unsur seni yang mempercantik kemasan film itu sendiri. Jika setiap pembuat film memulainya dari langkah tersebut, Anggi yakin produk film akan memiliki kesan yang berarti bagi setiap penikmatnya.

Melihat setiap proses produksi film-film yang ia garap, Anggi juga memiliki kesan tersendiri. “Bagi saya, setiap film yang saya buat memiliki kesannya masing-masing. Film 'Lady Cady' merupakan judul film pendek yang dibuat sangat murah dan sederhana tetapi banyak mendapatkan penghargaan dunia”, ungkap pria yang lahir pada tahun 1983 ini.

Melihat dunia perfilman saat ini, Anggi juga membagi pendapatnya untuk dijadikan inspirasi bagi startup pembuat film. “Saat ini energi terbesar yang dikeluarkan oleh anak muda adalah kemampuan eksplorasi secara teknis. Namun, kadang hal-hal esensial seperti gagasan film, tema yang mendalam, referensi dan riset yang kuat kadang masih terlupakan. Jadi saya kira, sudah waktunya insan perfilman melihat kembali tujuan dan pesan yang ingin disampaikan sebelum ia mencetaknya dalam kepingan kaset film,” ungkap sutradara muda yang saat ini juga aktif di Jogja Film Academy ini. (Fathur)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Gadjah Mada

Jl. Sosio-Justisia, Bulaksumur, Yogyakarta 55281

Kirimkan surat, kritik dan saran kepada kami.

Anda dapat juga mengirimkan foto, artikel dan opini

seputar kegiatan alumni.

HUBUNGI KAMI

Edisi April 2015FISIPOL UNIVERSITAS GADJAH MADA

Kepada:

Sapa dari Bulaksumur & Acara Kita

Warta Jurusan & Kilas Fisipol

Warta Jurusan

Dari Alumni

Ruang Kita

Anjangsana: Prof.Warsito Utomo

Inspiring Alumni: Adita Irawati & Yosep Anggi Noen

: Ian Agisti Dewi Rani

: M. Fathurrohman

: Sasongko

: Hamada Adzani, Vindiasari Putri,

Fitria Farisa, Dzikri Anwar

Redaksi

+62 274 563362 ext 464 +62 274 563362 ext 222

74ED0AA7

[email protected] 0811 263 1100

1

2

3

4

5

6

7

www.alumni.fisipol.ugm.ac.id

SPACE (SosPol’s Alumni & Career Engagement Office)

08 | warta alumni. edisi April 2015

turut berbelasungkawa sedalam-dalamnyaatas kepergian Guru Besar kami

turut berbelasungkawa sedalam-dalamnyaatas kepergian Guru Besar kami

Pemred

Editor

Layouter

Reporter