Volk. VII
-
Upload
kati-yoewono -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of Volk. VII
-
7/27/2019 Volk. VII
1/14
BAB VII HASIL ERUPSI EFUSIVA DAN INTRUSI DANGKAL
Disamping menghasilkan bahan erupsi eksplosiva seperti di uraikan di dalam
bab 6 di atas, maka kegiatan gunungapi juga dapat menghasilkan bahan erupsi
efusiva sebagai hasil erupsi secara meleleh. Dalam arti yang sempit/langsung (sensu
stricto) kata meleleh hanyalah memberikan kesan keluarnya magma ke permukaan
bumi kemudian mengalir mengikuti bentang alam cekungan yang ada. Apabila
berdasarkan pengertian ini maka hanya aliran lava yang tepat sebagai hasil erupsi
efusiva. Pada kenyataannya hasil kegiatan gunungapi non eksplosif bukan hanya
aliran lava dan dalam beberapa hal produk-produk kegiatan itu saling berkaitan.
Sebagai contoh apabila tekanan di dalam magma yang membentuk lava mancur dan
percikan lava pijar semakin lemah maka magma akan mengalir ke luar kawah
membentuk aliran lava. Magma yang kental pada saat keluar ke permukaan hanya
terakumulasi di dalam kawah membentuk kubah lava; artinya magma itu tidak
membentuk aliran lava. Kubah lava ataupun aliran lava sebenarnya masih
mempunyai sumbat lava yang berada di dalam pipa kepundan dimana bagian bawah
merupakan intrusi dangkal sedang bagian atas sebagai batuan beku luar.
Berdasarkan pertimbangan hal-hal terserbut di atas maka pengertian meleleh
dan erupsi efusiva diperluas mulai dari lava mancur dan percikan lava pijar, lelehan
lava di permukaan hingga magma yang membentuk intrusi dangkal di dalam tubuh
gunungapi. Alasan penggabungan intrusi dangkal di dalam proses erupsi secara
efusif juga sudah disinggung di dalam bab 5, baik berdasar asosiasi keterdapatannya
yakni di tubuh gunungapi, maupun secara petrologi mempunyai keterkaitan asal-usul
dan komposisi; keduanya bertekstur hipokristalin porfiri atau selalu mengandunggelas gunungapi. Tubuh batuan beku luar dihubungkan dengan tubuh batuan beku
intrusi dangkal oleh sumbat lava atau leher gunungapi. Dengan demikian hasil erupsi
efusiva dalam arti luas adalah kerucut spater (sebagai akumulasi lava mancur dan
percikan lava pijar), aliran lava kubah lava, sumbat lava, retas, sill dan kubah lava
bawah permukaan. Sistematika pembahasan di dalam bab 7 ini dimulai dari pemerian
berbagai bentuk hasil erupsi efusiva di permukaan kemudian dilanjutkan dengan
sumbat lava dan berbagai bentuk intrusi di bawah permukaan, diakhiri dengan
ringkasan serta latihan soal.
7- 1
-
7/27/2019 Volk. VII
2/14
7.1 Kerucut Spater
Jenis kerucut gunungapi ini (spatter cone) terbentuk sebagai hasil lontaran
sangat lemah dari cairan magma sangat encer, lava mancur atau percikan lava pijar ,
yang menumpuk di sekitar lubang kawah sehingga lama kelamaan membentuk bukit
atau gunung. Dengan demikian kerucut spater ini tersusun oleh fragmen-fragmen
batuan beku yang menyatu atau terlaskan satu sama lain, bertekstur gelas dan
berkomposisi basal. Apabila lava mancur atau percikan lava pijar itu melemah maka
sedangkan suplai magma masih terus berlangsung maka magma di dalam kawah
kemudian mengalir keluar membentuk aliran lava. Inilah sebabnya kerucut spater
selalu berasosiasi dengan aliran lava. Kegiatan gunungapi semacam ini sangat khas
terjadi di Hawaii dan Eslandia.
7.2 Aliran Lava
Magma yang keluar dari kawah gunungapi kemudian mengalir menutupi dasar
kawah/ kaldera, atau mengalir mengikuti lembah sungai membentuk aliran lava.
Berdasarkan komposisinya (Gb. 7.1), volume terbesar adalah lava berkomposisi
menengah, yaitu trasit, andesit dan dasit. Lava itu selain tersebar luas, mencapai 40
km2, juga sangat tebal, mendekati 800 m. Secara lateral lava basal sangat luas tetapi
tipis karena bersifat encer. Sekalipun mempunyai kekentalan tinggi dan cukup tebal,
aliran lava riolit mempunyai volume lebih kecil daripada aliran lava menengah.
Gb. 7.1 Dimensi aliran lava dari berbagai komposisi (Fisher & Schmincke, 1984).
7- 2
-
7/27/2019 Volk. VII
3/14
Berdasarkan kenampakan fisiknya, aliran lava dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
1. Aliran lava pahoehoe (pahoehoe lava flows)
2. Aliran lava aa (aa lava flows)
3. Aliran lava bantal (pillow lava flows), dan
4. Aliran lava bongkah (blocky lava flows)
Aliran lava pahoehoe dan lava aa sangat khas sebagai hasil erupsi efusiva
gunungapi di Hawaii (Gb. 7.2). Ciri-ciri aliran lava pahoehoe antara lain
mempunyai permukaan yang halus, licin bergelombang (billowy surface) dan
bertekstur kaca. Struktur bekas lubang gas (vesicles) sangat banyak dan berbentuk
elip. Sumbu terpanjang elip itu menunjukkan arah aliran. Apabila aliran lava
pahoehoe itu melanda daerah hutan maka dapat terbentuk cetakan pohon (tree
mold). Ujung aliran pahoehoe membentuk permukaan yang melandai, sedang di
dalamnya dapat terbentuk lorong lava (lava tubes, Gb. 7.3). Lorong lava itu
terbentuk karena pada saat lava di bagian dalam atau tengah masih mengalir maka
bagian luar/ tepi sudah membeku. Pada saat aliran lava surut maka terbentuk rongga
atau lorong di bagian tengah tubuh aliran lava.
Gb. 7.2 Penampang melintang atau sejajar aliran dari lava pahoehoe (a) dan lava aa
(b) sebagai aliran lava yang diendapkan di lingkungan darat (Lockwood &Lipman, 1980, vide Fisher & Schmincke, 1984).
7- 3
-
7/27/2019 Volk. VII
4/14
Gb. 7.3 Sistem lorong lava (lava tubes) di dalam aliran lava pahoehoe (McPhie et
al., 1993).
(A) Lorong lava utama (master tubes)(B) Lorong lava di bagian tengah aliran
(C) Ujung aliran lava pahoehoe
Aliran lava aa mempunyai permukaan sangat kasar, demikian pula di bagian
ujung dan dasar aliran, karena tersusun oleh fragmen-fragmen lava berbentuk
meruncing sangat meruncing, berdiameter kurang dari 50 cm. Pembentukan
fragmen batuan beku itu disebabkan oleh pendinginan sangat cepat sehingga terjadi
pengkerutan dan pecah-pecah. Di bagian tengah aliran lava, karena pendinginannya
relatif lebih lambat maka terbentuk tubuh masif batuan beku yang mengalami kekar
bongkah dan cenderung membentuk kekar kolom atau kekar lembar. Di dalam
aliran lava aa ini sering dijumpai pohon lava (lava tree) dan lava tali (ropy lava).
Aliran lava bantal (Gb. 7.4) merupakan aliran lava basal yang khas terbentuk di
dasar samudera, khususnya di daerah pemekaran kerak samudera. Sebagai contoh
aliran lava bantal di dasar Lautan Atlantik terbentuk pada kedalaman 2600 2700 m
di bawah muka air laut (Decker & Decker, 1981). Bentuk aliran menyerupai bantal
7- 4
-
7/27/2019 Volk. VII
5/14
guling, yaitu bulat panjang, permukaan halus atau licin membentuk kulit kaca
(glassy skin) sebagai akibat pendinginan yang sangat cepat pada saat keluar dari
lubang erupsi dan langsung kontak dengan air laut yang sangat dingin. Pada
penampang tegaklurus aliran nampak bentukan lingkaran atau elip yang satu
menindih yang lain, mempunyai struktur konsentris dan retakan radier (Gb. 7.5).
Gb. 7.4 Ciri khas struktur permukaan aliran lava bantal dengan dua ujung aliran
berbentuk seperti bantal guling (McPhie et al., 1993).
.
7- 5
-
7/27/2019 Volk. VII
6/14
Gb. 7.5 Penampang tekstur (A) aliran lava aa, (B) aliran lava pahoehoe, dan aliran
lava bantal (C; McPhie et al., 1993).Dinamakan aliran lava bongkah karena di bagian luar terdiri dari bongkah-
bongkah batuan beku meruncing sangat meruncing berdiameter hingga 3 5 m.
Sedangkan di bagian tengah/ dalam merupakan batuan beku pejal yang
memperlihatkan kekar kolom atau kekar lembar (Gb. 7.6). Pada aliran lava yang
sudah tererosi maka bongkah-bongkah lava di bagian atas biasanya sudah hilang,
tinggal yang pejal saja., namun lava bongkah di bagian bawah masih tersingkap baik
terutama pada jeram atau air terjun. Pada aliran lava yang sangat tebal di bagian
tengah mengalami kekar kolom, dibagian bawah membentuk kekar lembar dan
bagian dasar serta permukaannya mengalami breksiasi atau membentuk lava
bongkah.
Gb. 7.6 Aliran lava bongkah berkomposisi andesit dan dasit yang diendapkan di
darat. Anak panah menunjukkan arah aliran (McPhie et al., 1993).
7- 6
-
7/27/2019 Volk. VII
7/14
(A) Pada ujung aliran lava, aliran lava pejal berstruktur kekar kolom diselimuti oleh
breksi autoklastika dan lava bongkah.
(B) Kekar lembar sejajar bidang alir tetapi menegak ke arah bagian atas dan ujungaliran.
Gambar 7.7 memperlihatkan penampang tegak lurus aliran lava riolit yang
tersusun oleh batuan pejal atau masif di bagian tengah, sedangkan ke arah luar, atas
dan bawah membentuk obsidian dan autobreksiasi .
Gb. 7.7 (A) Skema penampang aliran lava riolit yang diendapkan di darat. Di
sebelah kiri menunjukkan variasi tekstur internal mulai dari vesikulasi
(pembentukan lubang), devitrifikasi dan fragmentasi aliran. Di sebelahkanan memperlihatkan orientasi dari foliasi aliran dalam, dan perlapisan
kasar di tepi aliran dari breksi talus. (B) Penampang vertikal dari suatu
aliran yang memperlihatkan zona tekstur mayor, dari berbongkah, kaca
hingga kristalin (McPhie et al., 1993).
Aliran lava yang terbentuk di lingkungan air (laut) membentuk hialoklastit
(hyaloclastites), yaitu breksi autoklastika bertekstur kaca di bagian permukaan atau
tepi dari tubuh batuan beku luar karena fragmentasi non eksplosif sebagai akibat
pendinginan yang sangat cepat (Gb. 7.8).
7- 7
-
7/27/2019 Volk. VII
8/14
Gb. 7.8 Ciri-ciri fasies batuan gunungapi yang terbentuk di lingkungan air laut
sebagai aliran lava (atas) dan kubah lava (bawah) (McPhie et al., 1993).
7- 8
-
7/27/2019 Volk. VII
9/14
Pada setiap diagram fasies gunungapi, (1), (2), (3) memperlihatkan
penampang dari hialoklastit rombakan (redeposited hyaloclastite), in situ
hyaloclastite dan lava koheren (McPhie et al., 1993).
7.3 Kubah Lava
Kubah lava dapat terbentuk apabila magma yang keluar bersifat kental
sehingga hanya menumpuk di atas lubang kepundan membentuk bukit atau kubah
batuan beku (Gambar 7.9). Apabila magma keluar di bidang miring maka bentuk
kubah tidak simetri, cenderung membentuk lidah lava ke arah yang lebih rendah atau
bahkan mengakibatkan longsoran daripada kubah lava itu sendiri, seperti terjadi di G.
Merapi. Gambar 7.10 memperlihatkan sebuah kubah di puncak Gunungapi Bourbondi dekat Madagaskar (A). Diperkirakan struktur dalam berlapis-lapis dengan bahan
penyusun lava koheren atau batuan beku luar (penampang hipotetis, B). Gambar 7.10
C memperlihatkan sketsa kubah Grand Sarcoui yang menumpang di antara kerucut
sinder di Perancis tengah. Pada beberapa gunungapi kubah lava memperlihatkan
struktur kulit bawang (onion structure; Gb. 7.11). Di G. Merapi Jawa Tengah
pertumbuhan kubah lava ditunjukkan oleh adanya struktur aliran lava ke atas atau
vertikal tetapi tidak terlalu teratur seperti diperlihatkan pada gambar 7.10 C dangambar 7.11. Untuk kubah lava yang muncul di dasar laut permukaannya tersusun
oleh hialoklastit berbutir pasir atau yang lebih kasar, kemudian di bagian tengah oleh
breksiasi kerak kaca dan baru di bagian dalam berupa batuan beku masif (Gb. 7.12).
Kenampakan itu seperti diperlihatkan pada gambar 7.8.
7- 9
-
7/27/2019 Volk. VII
10/14
Gb. 7.9 Penampang skema kubah dimana bagian tepi mengalami breksiasi dan anak
panah menunjukkan arah pergerakan magma. (A) Kubah terbentuk pada
bidang datar. (B) Dibagian permukaan tengah cekung karena magma turun
ke dapur magma. (C) Kubah lava terbentuk pada bidang miring. (D)
Puncak kubah tersesarkan karena adanya pergerakan turun mengikuti
lereng (Macdonald, 1972).
Gb. 7.10 (A) Kubah lava di G. Bourbon, dekat Madagaskar. (B) Penampang
hipotetis dari kubah di (A). (C) Sketsa kubah Grand Sarcoui di Perancis
Tengah (Macdonald, 1972).
7-10
-
7/27/2019 Volk. VII
11/14
Gb. 7.11 (a) dan (b) Penampang kubah lava, sedangkan (c) adalah gambaran tiga
dimensi kubah lava (Fischer & Schmincke, 1984).
Gb. 7.12 Penampang kubah lava yang terbentuk di dalam lingkungan air sehingga
terbentuk hialoklastit (McPhie et al., 1993).
7.4 Intrusi Dangkal
Apabila dalam pergerakannya magma tidak mampu keluar ke permukaan, maka
magma itu akan mendingin dan membeku membentuk batuan beku intrusi/ terobosan
dangkal (dekat permukaan) di dalam tubuh gunungapi dan sering disebut sub-
volcanic intrusions. Berdasar bentuk dan hubungannya dengan batuan yang diterobos
7-11
-
7/27/2019 Volk. VII
12/14
maka batuan beku intrusi dangkal ini dapat dibagi menjadi 4, yaitu retas ( dikes), sill,
kubah lava bawah permukaan (cryptodomes) dan sumbat lava atau leher gunungapi
(volcanic necks).
Retas adalah batuan beku intrusi berbentuk tabular memotong perlapisan
batuan samping. Retas yang berhubungan dengan gunungapi komposit biasanya
mempunyai pola sebaran memancar (radier) menjauhi kawah utama. Pada erupsi
rekahan, apabila magmanya sudah mendingin juga membentuk retas. Kumpulan retas
pada suatu wilayah disebut dike swarms. Magma yang menyisip di dalam bidang
perlapisan sehingga kedudukannya selaras (concordant) dengan perlapisan batuan di
sekitarnya disebut sill. Bentuk sill dapat pipih atau cembung tergantung pada
kemampuan magma mendesak perlapisan batuan di sekitarnya. Magma andesit yang
menerobos sedimen basah membentuk peperit (peperites ) dan juga hialoklastit (Gb.
7.13). Peperit adalah batuan yang terbentuk oleh percampuran lava atau magma
dengan bahan sedimen lepas dan basah (Williams & McBirney, 1979). Batuan itu
dicirikan oleh tekstur klastika, fragmen dan matriks terdiri dari batuan beku
bertekstur kaca. Fragmen dapat sangat meruncing dan membentuk rekahan gergaji
(jigsaw-fit) sehingga disebut blocky peperite, atau fragmen berbentuk membulat
atau melensa dan disebutglobular (fluidal) peperite.
7-12
-
7/27/2019 Volk. VII
13/14
Gb. 7.13 Penampang suatu sill andesit yang menerobos endapan basah dan masih
lepas di Borrowdale Volcanic Group, Ordovician, English Lake District.Blokpeperite andesit-batupasir (intrusive hyaloclastite) di bagian atas
merupakan bukti bahwa andesit itu adalah sill (McPhie et al., 1993).
Kubah lava bawah permukaan adalah suatu bentuk batuan beku terobosan
menyerupai kubah yang diperkirakan kantong atau dapur magma sebelum
mengalami pendinginan. Dalam beberapa hal dorongan magma dari kubah lava
bawah permukaan itu terekspresikan di permukaan berupa penggembungan (bulging)lereng gunungapi dan perlapisan batuan di atas tubuh magma tersebut terangkat dan
terlipat membentuk struktur antiklin.
Batuan beku terobosan berbentuk pipa yang sebagian muncul keluar sebagai
sumbat lava di dalam kawah atau menjadi penyambung magma meleleh ke
permukaan sehingga kubah lava atau aliran lava disebut leher gunungapi. Dengan
demikian bagian bawah leher gunungapi itu dapat dipandang sebagai batuan beku
intrusi dangkal, sedang bagian atasnya merupakan batuan beku luar. Lehergunungapi ini terbentuk di bawah kawah utama gunungapi atau kawah gunungapi
parasit. Kenampakan sumbat lava itu menjadi lebih jelas bila gunungapinya sudah
padam dan daerah kawahnya sudah tererosi lanjut sehingga hanya meninggalkan
batuan beku berbentuk pipa atau kolom/ tiang sumbat lava.
7.5 Ringkasan
Erupsi efusiva adalah proses keluarnya magma dari dalam bumi ke permukaan
secara meleleh. Magma dapat benar-benar keluar sehingga membentuk batuan beku
luar, atau magma tidak sampai keluar tetapi hanya membeku di dekat permukaan
sehingga membentuk batuan beku terobosan dangkal. Bentuk-bentuk batuan beku
luar adalah kerucut spater, aliran lava dan kubah lava. Kerucut spater terbentuk
khusus di lingkungan lava basal encer dan lontaran paling lemah pada saat terjadi
lava mancur atau percikan lava pijar, umumnya dijumpai di Hawaii dan Eslandia.
Aliran lava terdiri dari lava pahoehoe, lava aa, lava bongkah dan lava bantal. Lava
pahoe-hoe dan lava aa juga khas sebagai hasil erupsi gunungapi di Hawaii. Lava
7-13
-
7/27/2019 Volk. VII
14/14
bantal terbentuk di dasar laut (dalam), sedang lava bongkah yang paling umum
dijumpai di Indonesia. Berdasar komposisi, aliran lava menengah mempunyai
sebaran lateral dan vertikal terbesar, kemudian diikuti oleh lava asam dan lava basa.
Batuan beku terobosan dangkal terdapat di dalam tubuh gunungapi berupa
retas, sill, kubah lava bawah permukaan dan leher gunungapi. Bentuk batuan beku
yang terakhir itu sebenarnya merupakan transisi dari batuan beku intrusi di bagian
bawah dan batuan beku ekstrusi di bagian atas. Retas yang terbentuk tabular dan
leher gunungapi yang menyerupai pipa atau sumbat lava, keduanya memotong
bidang perlapisan batuan samping. Sill mempunyai kedudukan selaras dengan batuan
di sekitarnya. Pembentukan sill kadang-kadang diawali oleh penerobosan magma
berbentuk retas. Magma yang menerobos sedimen basah dapat membentuk peperit.
Kubah lava bawah permukaan lebih ditekankan pada bentuknya yang menyerupai
kubah, sedang kedudukannya dapat konkordan atau diskordan terhadap batuan di
sekelilingnya.
7.6 Latihan Soal
1. Jelaskan mekanisme terbentuknya kerucut spater!
2. Apa perbedaa antara aliran lava aa dengan lava pahoehoe?
3. Jelaskan perbedaan antara aliran lava bantal dengan lava bongkah!
4. Jelaskan berbagai bentuk tubuh batuan beku intrusi dangkal! Apa persamaan
dan perbedaannya dengan batuan beku ekstrusi?
5. Mengapa di bagian tengah aliran lava bongkah berbentuk masif dan kadang-
kadang berstruktur kekar tiang?
6. Apa yang dimaksud dengan istilah peperit?7. Apa yang terjadi bila kubah lava terletak di bidang miring dan kemudian
longsor ?
8. Bagaimana mendeteksi adanya kubah lava bawah permukaan?
9. Jelaskan bagaimana terbentuknya pohon lava dan lorong lava?
10. Mengapa lava berkomposisi menengah mempunyai volume lebih besar daripada
lava basal?
7-14