Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi...

24
1 Vol. II/No. 2/Mei 2007

Transcript of Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi...

Page 1: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

1Vol. II/No. 2/Mei 2007

Page 2: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

2 Vol. II/No. 2/Mei 2007

PenanggungjawabM. Yunan Yusuf

Pemimpin RedaksiKomaruddin Hidayat

Redaksi EksekutifEdy Tri Baskoro

Dewan RedaksiAnggani Sudono

FurqonMungin Eddy Wibowo

Seto MulyadiSuharsono

Weinata Sairin

Redaksi PelaksanaBambang Suryadi

Sekretaris RedaksiNing Karningsih

ReporterGaguk Margono

Pudji MuljonoBaso Intang Sappaille

Kaharuddin Arafah

KeuanganNeneng Tresnaningsih

Sugi Wahyono

Distribusi/SirkulasiNurul Najmah

Alamat:BADAN STANDAR NASIONAL

PENDIDIKANGedung A Lantai 3,

Departemen Pendidikan Nasional,Jl. Jenderal Sudirman, Senayan

JakartaTelp. (021) 5739919

Fax. (021) 5739919, 57900312Email: [email protected]

Website: http://www.bsnp-indonesia.org

Dari Redaksi

Daftar Isi

A

3 Peningkatan Mutu PendidikanNasional Melalui Program Sertifikasi

8 Pengembangan StandarTenaga Kependidikan

18 Berita BSNP:- Logo BSNP- BSNP Siapkan 10 Standar- Gugatan Ujian Nasional dan

Putusan Hakim- Kasus Ujian Nasional- Workshop Monitoring dan Evaluasi

Standar Pendidikan Nasional- Rapat Koordinasi Internal Antar 5

Standar- Kunjungan Anggota DPRD

Semarang

Keterangan Gambar Cover

Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta.

Alhamdulillah, Buletin BSNP No. 2, Mei-Agustus 2007 dapat

diterbitkan. Pada edisi ini isu utama yang diangkat adalah sertifikasi

guru, standar pendidik dan tenaga kependidikan, dan berita

kegiatan BSNP. Banyaknya kasus UN menunjukkan bahwa spirit

meningkatkan mutu pendidikan tanpa komitmen dan integritas

yang tinggi dari semua pihak mustahil akan terlaksana. Informasi

tentang sertifikasi guru yang selama ini diperbincangkan banyak

pihak diharapkan dapat terjawab melalui artikel yang ditulis oleh

Prof. Dr. Djaali. Last but not least, semoga logo baru BSNP dapat

memberikan semangat dan citra baru bagi semua pihak.

2 Vol. II/No. 2/Mei 2007

Page 3: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

3Vol. II/No. 2/Mei 2007

Oleh : Prof. Dr. Djaali

pengelolaan, standar pembiayaan, danstandar penilaian pendidikan.

Salah satu standar yang berkaitan lang-sung dengan keberhasilan penyelenggaraanpendidikan adalah standar pendidik dan tena-ga kependidikan, khususnya guru. Guru se-bagai tenaga profesional bertugas mewujud-kan tujuan pendidikan nasional, yaitu ber-kembangnya potensi peserta didik agarmenjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratisserta bertanggung jawab. Dalam rangkamewujudkan tujuan pendidikan nasionaltersebut, guru sebagai tenaga profesionalwajib memiliki kualifikasi akademik dankompetensi, serta sehat jasmani dan rohani,sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun2005 tentang Guru dan Dosen.

Kualifikasi akademik untuk guru adalahtingkat pendidikan minimal yang harus di-penuhi oleh seorang guru yang dibuktikandengan ijazah yang mencerminkan kemam-puan akademik yang relevan dengan bidangtugas guru. Kompetensi guru adalah se-perangkat pengetahuan, keterampilan, danperilaku yang harus dimiliki, dihayati, dandikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugaskeprofesionalan. Standar kualifikasi akademikdan kompetensi guru telah ditetapkan denganPeraturan Menteri Pendidikan NasionalNomor 16 Tahun 2007 tentang StandarKualifikasi Akademik dan Kompetensi Guruyang meliputi Guru TK/RA, Guru SD/MI,Guru SMP/MTs, Guru SMA/MA dan GuruSMK/MAK untuk kelompok mata pelajarannormatif dan adaptif.

Pencapaian standar kualifikasi akademik

A. Pendahuluan

Undang-Undang Dasar Negara Repu-blik Indonesia Tahun 1945 meng-amanatkan Pemerintah Republik

Indonesia untuk melindungi segenap bangsaIndonesia dan seluruh tumpah darah Indo-nesia, memajukan kesejahteraan umum, danmencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu,Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 juga mengamanatkanPemerintah untuk mengusahakan dan me-nyelenggarakan satu sistem pendidikannasional yang bertujuan meningkatkan ke-imanan dan ketakwaan kepada Tuhan YangMaha Esa serta akhlak mulia dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa danmembentuk watak serta peradaban bangsayang bermartabat. Untuk mengemban amanattersebut, ditetapkanlah Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Sistem pendidikan nasional dimaksudkanuntuk menjamin pemerataan kesempatanpendidikan, meningkatkan mutu dan relevansipendidikan, serta efisiensi manajemen pen-didikan untuk menghadapi tuntutan perubahankehidupan lokal, nasional, dan global. Dalamrangka peningkatan mutu pendidikan,Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan menetapkan delapanstandar nasional pendidikan yang harusmenjadi acuan sekaligus kriteria dalam me-netapkan keberhasilan penyelenggaranpendidikan nasional. Delapan standar nasionalpendidikan yang dimaksud meliputi standarisi, standar proses, standar kompetensi lu-lusan, standar pendidik dan tenaga kepen-didikan, standar sarana dan prasarana, standar

PeningkatanMutu Pendidikan NasionalMelalui Program Sertifikasi

(Anggota BSNP)

Page 4: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

4 Vol. II/No. 2/Mei 2007

dan penguasaan kompetensi guru dibuktikanmelalui sertifikat profesi guru yang diperolehmelalui program sertifikasi. Dengan kata lain,sertifikasi adalah proses untuk mengukur danmenilai pencapaian kualifikasi akademik dankompetensi minimal yang dicapai oleh seo-rang guru. Guru profesional yang memilikikualifikasi akademik dan kompetensi yangmemenuhi standar akan mampu mewujudkanpendidikan nasional yang bermutu. Olehkarena itu, program sertifikasi merupakansalah satu program utama untuk mening-katkan mutu pendidikan nasional.

B. Mutu Pendidikan Nasional

Mutu pendidikan nasional yang tercermindalam kompetensi lulusan satuan-satuanpendidian dipengaruhi oleh berbagai kom-ponen seperti proses, isi, pendidik dan tenagakependidikan, sarana dan prasarana, penge-lolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan,yang dapat digambarkan dalam konstelasimutu pendidikan sebagai berikut.

Mutu pendidikan dicerminkan oleh kom-petensi lulusan yang dipengaruhi oleh kualitasproses dan isi pendidikan. Pencapaian kom-petensi lulusan yang memenuhi standar harusdidukung oleh isi dan proses pendidikan yang

juga memenuhi standar. Perwujudan prosespendidikan yang berkualitas dipengaruhi olehkinerja pendidik dan tenaga kependidikan,kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana,kualitas pengelolaan, ketersediaan dana, dansistem penilaian yang valid, obyektif dantegas. Oleh karena itu perwujudan pendidikannasional yang bermutu harus didukung oleh isidan proses pendidikan yang memenuhi standar,pendidik dan tenaga kependidikan yangmemenuhi standar kualifikasi akademik dankompetensi agar berkinerja optimal, serta saranadan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaanyang memenuhi standar.

Kinerja pendidik dan tenaga kepen-didikan, khususnya guru, selain ditentukanoleh kualifikasi akademik dan kompetensi jugaditentukan oleh kesejahteraan, karena kese-jahteraan yang memadai akan memberimotivasi kepada guru agar melakukan tugasprofesionalnya secara sungguh-sungguh.Kesungguhan seorang guru dalam melak-sanakan tugas profesionalnya akan sangatmenentukan perwujudan pendidikan nasionalyang bermutu, karena selain berfungsisebagai pengelola kegiatan pembelajaran,guru juga berfungsi sebagai pembimbingkegiatan belajar peserta didik dan sekaligussebagai teladan bagi peserta didiknya, baik di

Page 5: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

5Vol. II/No. 2/Mei 2007

kelas maupun di lingkungan sekolah.Selain ditentukan oleh kinerja guru, upa-

ya peningkatan mutu pendidikan nasional jugaakan sangat ditentukan oleh pelaksanaanpenilaian yang valid, obyektf dan tegas, baikpenilaian oleh guru dan satuan pendidikanmaupun penilaian oleh pemerintah. Khususpenilaian oleh guru dan satuan pendidikanmempunyai peran yang sangat penting dalampeningkatan mutu pendidikan, karena selainbertujuan untuk memantau proses, kemajuan,dan perbaikan hasil belajar peserta didik secaraberkesinambungan, juga bertujuan untukmeningkatkan motivasi belajar peserta didikdalam rangka memelihara kontinuitas prosesbelajar peserta didik.

C. Sertifikasi Profesi Guru dan Pe-ningkatan Mutu Pendidikan

Jika kita mencermati Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005tentang Guru dan Dosen, jelas bahwaundang-undang tersebut berintikan pening-katan kesejateraan guru yang ditandai olehadanya tunjangan khusus, tunjangan fung-sional dan tunjangan profesi pendidik. Namunharus disadari bahwa peningkatan kesejah-teraan guru yang diamanatkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun2005 tentang Guru dan Dosen bukan me-rupakan tujuan, tetapi lebih sebagai instrumenuntuk meningkatkan kinerja guru agar ber-dampak terhadap peningkatan mutu pen-didikan nasional. Peningkatan kesejahteraanbagi guru yang telah memenuhi standarkualifikasi akademik dan kompetensi akanberfungsi meningkatkan kinerja, tetapi pe-ningkatan kesejahteraan bagi guru yangkualifikasi akademik dan kompetensinyabelum memenuhi standar sulit diharapkanuntuk berdampak terhadap peningkatankinerja sesuai yang diharapkan. Oleh karenaitu, khusus untuk tunjangan profesi pendidikhanya akan diterima oleh guru profesionalyang ditandai dengan kepemilikan sertifikatprofesi guru melalui program sertifikasi.Melalui program sertifikasi guru, akanterbentuk guru profesional, yaitu guru yangminimal telah memenuhi standar kualifikasiakademik dan kompetensi dan kepada merekaakan diberi tunjangan profesi pendidik yangbesarnya sama dengan satu kali gaji pokok,

dan selanjutnya diharapkan bahwa merekaakan berkinerja optimal dan pada gilirannyaakan mewujudkan pendidikan nasional yangbermutu.

Sebaliknya kesejahteraan yang diberikankepada guru yang belum memenuhi standarkualifikasi akademik dan kompetensi, sulituntuk mewujudkan kinerja yang optimal danselanjutnya juga tidak akan berdampakterhadap peningkatan mutu pendidikan na-sional. Oleh karena itu memberian tunjanganprofesi pendidik sebagai salah satu komponenkesejahteraan kepada semua guru tanpasertifikasi tidak akan berdampak terhadappeningkatan kinerja guru dan dengan sen-dirinya juga tidak akan berdampak terhadappeningkatan mutu pendidikan nasional.

Dari uraian tersebut jelas bahwa sertifi-kasi akan berdampak terhadap peningkatankinerja guru dan selanjutnya berdampakterhadap peningkatan mutu pendidikannasional apabila sertifikasi dapat dilakukansecara obyektif dan valid. Artinya sertifikatprofesi guru hanya diberikan kepada guruyang telah memenuhi standar kualifikasiakademik dan benar-benar telah memilikistandar kompetensi atau kompetensi minimalyang disyaratkan, dan hal ini hanya akanterwujud apabila program sertifikasi dilakukansecara obyektif dan valid. Selain itu, sertifikasijuga harus berkeadilan, dalam arti prioritaskesempatan untuk mengikuti sertifikasiberdasarkan atas berbagai faktor yang me-rupakan indikator kualitas dan prestasi gurudi lapangan, seperti kesenioran (usia, kua-lifikasi akademik, pengalaman akademik,kepangkatan), prestasi kerja sehari-hari yangdinilai oleh atasan dan teman sejawat, dankinerja profesional yang diperlihatkan dalampelaksanaan tugas sehari-hari. Dengandemikian mudah dipahami bahwa programsertifikasi yang dilaksanakan secara obyektif,valid dan berkeadilan akan berpengaruh positifterhadap peningkatan kinerja guru danselanjutnya akan berpengaruh positif terhadappeningkatan mutu pendidikan nasional.

D. Pelaksanaan Sertifikasi Guru

Sertifikasi guru adalah proses pemberiansertifikat pendidik kepada guru yang telahmemenuhi standar kualifikasi akademik dankompetensi dengan mengacu pada Undang-

Page 6: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

6 Vol. II/No. 2/Mei 2007

Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun2005 tentang Guru dan Dosen, PeraturanPemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentangStandar Nasional Pendidikan, PeraturanMenteri Pendidikan Nasional Nomor 16Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Aka-demik dan Kompetensi Guru, dan PeraturanMenteri Pendidikan Nasional Nomor 18Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalamJabatan.

Sertifikasi guru akan dilaksanakan secarabertahap sesuai dengan ketersediaan dana,baik dana untuk pelaksanaan sertifikasi mau-pun dana untuk tunjangan profesi pendidikbagi guru yang nantinya lulus sertifikasi ataumendapat sertifkat profesi guru. Sesuai in-formasi dari Direktorat Jenderal Peningkat-an Mutu Pendidik dan Tenaga KependidikanDepartemen Pendidikan Nasional jumlah guruyang disertifikasi Tahun 2006 sebanyak20.000 orang guru dan Tahun 2007 sebanyak176.000 orang guru, yang sertifikasinyahingga saat ini belum dilaksanakan, dan baru

akan dilaksanakan tahun 2007 ini, sehinggajumlah guru yang akan disertifikasi Tahun2007 sebanyak 196.000 orang guru.

Sesuai ketentuan Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005tentang Guru dan Dosen pasal 11 ayat (2)Sertifikasi pendidik diselenggarakan olehperguruan tinggi yang memiliki programpengadaan tenaga kependidikan yangterakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintahdan ayat (3) Sertifikasi pendidik dilaksanakansecara obyektif, transparan, dan akuntabel.

Sertifikasi guru dalam jabatan bagi guruyang telah memenuhi standar kualifikasi aka-demik, yaitu pendidikan formal minimalSarjana (S1) atau Diploma 4 (D-4) akan dila-kukan melalui penilaian portofolio sebagaisuatu bentuk uji kompetensi untuk menilaiseberapa jauh guru yang bersangkutan telahmenguasai kompetensi minimal yang disya-ratkan sesuai yang tercantum dalam PeraturanMenteri Pendidikan Nasional Nomor 16Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Guru-guru SMP diNTT menyambutProgram SertifikasiGuru dengan optimis

Page 7: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

7Vol. II/No. 2/Mei 2007

Akademik dan Kompetensi Guru, yang me-liputi kompetensi pedagogik, kompetensikepribadian, kompetensi sosial dan kom-petensi profesional.

Penilaian portofolio dilakukan sesuaiketentuan Peraturan Menteri PendidikanNasional Nomor 18 Tahun 2007 tentangSertifikasi Guru dalam Jabatan, yang meru-pakan pengakuan atas pengalaman profesionalguru dalam bentuk penilaian terhadap kum-pulan dokumen yang mendeskripsikan: (a)kualifikasi akademik, (b) pendidikan danpelatihan, (c) pengalaman mengajar, (d)perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,(e) penilaian dari atasan dan pengawas, (f)prestasi akademik, (g) karya pengembanganprofesi, (h) keikutsertaan dalam forum ilmiah,(i) pengalaman organisasi di bidang kepen-didikan dan sosial, dan (j) penghargaan yangrelevan dengan pendidikan. Guru dalam ja-batan yang lulus penilaian portofolio akanmendapat sertifikat pendidik, sedangkan yangtidak lulus penilaian portofolio dapat: (a) me-lakukan kegiatan-kegiatan untuk melengkapidokumen agar mencapai nilai lulus dan (b)mengikuti pendidikan dan pelatihan profesiguru yang diakhiri dengan ujian, sesuaipersyaratan yang ditentukan oleh perguruantinggi penyelenggara sertifikasi.

Sertifikasi melalui uji kompetensi se-sungguhnya dapat juga dilakukan melalui testertulis untuk menilai penguasaan atas standarkompetensi dan kompetensi dasar mata pela-jaran sesuai bidang tugas masing-masingguru, dan menilai penguasaan atas kompetensi

Ketua dan segenap jajaran BSNP turut berbahagia danmengucapkan

SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARUKepada

Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd.Konsdan

Muawanah S.Pd

yang telah melangsungkan akad nikah pada18 Mei 2007 di Mataram.

pedagogik secara teoretik. Penilaian kom-petensi pedagogik dalam praktek dilakukanmelalui observasi kelas oleh assesor dari per-guruan tinggi penyelenggara sertifikasi, se-dang penilaian kompetensi kepribadian dankompetensi sosial dapat dilakukan melaluiportofolio, penilaian atasan dan teman sejawatyang berlangsung secara berkesinambungandalam pelaksanaan tugas profesional sehari-hari, baik di kelas dan di lingkungan sekolahmaupun dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat.

Bagi guru dalam jabatan yang belum me-menuhi standar kualifikasi akademik masihharus mengikuti program peningkatan kua-lifikasi agar memenuhi kualifikasi akademikyang disyaratkan sebelum mengikuti serti-fikasi, baik melalui penilaian portofoliomaupun uji kompetensi seperti telah dijelaskandi atas untuk memperoleh sertifikat profesiguru.

Bagi guru dalam jabatan yang lulus ser-tifikasi berhak menerima tunjangan profesipendidik sebesar satu kali gaji pokok yangdibayarkan melalui Dana Alokasi Umumterhitung mulai bulan Januari tahun beri-kutnya setelah memperoleh sertifikat pen-didik. Khusus bagi guru yang terdaftar sebagaicalon peserta sertifikasi pada tahun 2006 dantelah memiliki sertifikat pendidik dan nomorregistrasi guru dari Departemen PendidikanNasional sebelum Oktober 2007 memperolehtunjangan profesi pendidik terhitung mulai 1Oktober 2007.�

Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Amin.

Page 8: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

8 Vol. II/No. 2/Mei 2007

PengembanganStandar Tenaga Kependidikan1Oleh : Baso Intang Sappaile2

PENDAHULUAN

Tenaga administrasi sekolah, tenaga la-boratorium sekolah, tenaga perpus-takaan sekolah, dan penilik sebagai

tenaga kependidikan perlu memiliki kom-petensi yang standar, sehingga dalam prosespendidikan di sekolah dapat berjalan seoptimalmungkin.

Dalam PP No. 19 tahun 2005, Pasal 35ayat (1) menekankan keberadaan tenagakependidikan untuk setiap satuan pendidikan,yaitu: (1) pada SD/MI atau bentuk lain yangsederajat sekurang-kurangnya terdiri ataskepala sekolah/madrasah, tenaga adminis-trasi, tenaga perpustakaan, dan tenaga ke-bersihan sekolah/madrasah, (2) pada SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat dan SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/ma-drasah, tenaga administrasi, tenaga perpusta-kaan, tenaga laboratorium, dan tenaga keber-sihan sekolah/madrasah, (3) pada SMK/MAK

atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madra-sah, tenaga administrasi, tenaga perpusta-kaan, tenaga laboratorium, dan tenaga ke-bersihan sekolah/madrasah, (4) pada SDLB,SMPLB, dan SMALB atau bentuk lain yangsederajat sekurang-kurangnya terdiri ataskepala sekolah, tenaga administrasi, tenagaperpustakaan, tenaga laboratorium, tenagakebersihan sekolah, teknisi sumber belajar,psikolog, pekerja sosial, dan terapis, dan (5)pada Paket A, Paket B dan Paket C sekurang-kurangnya terdiri atas pengelola kelompokbelajar, tenaga administrasi, dan tenagaperpustakaan.

Salah satu tenaga kependidikan yangdinilai strategis dalam meningkatkan mutupendidikan adalah tenaga pengawas satuanpendidikan yang bertugas melaksanakanpenilaian dan pembinaan pendidikan. Penga-wasan pada pendidikan nonformal dilaksa-nakan oleh penilik satuan pendidikan (PP No.19 tahun 2005, Pasal 40 ayat 1).

1 Standar TenagaAdministrasiSekolah, StandarTenagaLaboratoriumSekolah, StandarTenagaPerpustakaanSekolah, danStandar Penilik.

2 Staf ProfesionalBSNP padaKegiatanPengembanganStandarPendidik danTenagaKependidikan.

Penyusunan StandarTenagaKependidikan

Page 9: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

9Vol. II/No. 2/Mei 2007

Standar Tenaga Kependidikan saat iniyang dikembangkan adalah: Standar TenagaAdministrasi Sekolah, Standar Tenaga La-boratorium, Standar Tenaga Perpustakaan,dan Standar Penilik.

Pengembangan standar ini dilaksanakanawal Maret 2007 dan akan berakhirSeptember 2007.

Proses penyusunan standar tersebutdilakukan dengan langkah-langkah: (1)Penyusunan Desain, (2) Kajian Bahan Dasar,(3) Penyusunan Draf Standar, (4) Reviu DrafStandar, (5) Validasi Draf Standar, (6)Lokakarya Pembahasan Draf Standar, (7)Pembahasan Draf dengan Unit Utama, (8)Finalisasi Draf Standar, (9) Uji Publik DrafStandar, (10) Finalisasi Standar, dan (11)Rekomendasi untuk Penetapan Standar.

1. STANDAR TENAGA ADMINIS-TRASI SEKOLAH

Dalam Kepmendiknas No. 053/U/2001tentang Pedoman Penyusunan Standar Pela-yanan Minimal Penyelenggaraan Perseko-lahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengahdinyatakan bahwa Tenaga AdministrasiSekolah ialah sumberdaya manusia di sekolahyang tidak terlibat langsung dalam kegiatanbelajar mengajar tetapi sangat mendukungkeberhasilannya dalam kegiatan administrasisekolah.

Standar kualifikasi dan kompetensitenaga administrasi dapat dijadikan landasanbagi pembinaan dan pengembangan mututenaga administrasi sekolah dalam rangkameningkatkan mutu pendidikan nasional.Dengan standar ini, proses penyiapan, peng-angkatan, dan pembinaan tenaga administrasisekolah yang profesional di masa depandapat dilakukan lebih baik.

Kompetensi tenaga administrasi sekolahterdiri atas kompetensi generik dan kom-petensi spesifik. Kompetensi generik adalah:kompetensi kepribadian, dan kompetensisosial yang diperuntukkan kepada semuatenaga administrasi sekolah.

Kompetensi spesifik yang dimaksudkanadalah kompetensi kepala tata usaha dankompetensi staf tata usaha. Kompetensikepala tata usaha memuat kompetensi ma-najerial, dan kompetensi profesional, sedangkompetensi staf tata usaha memuat kom-petensi profesional.

Perlunya Standar Tenaga AdministrasiSekolah

Pada jenjang TK, SD, dan PLB belummemiliki tenaga administrasi sekolah. Disamping itu, sejumlah tenaga administrasisekolah yang mewakili hampir semua pro-pinsi mengalami hal-hal sebagai berikut.a. Sebutan kepala tata usaha bervariasi yaitu

kepala urusan tata usaha, koordinator tatausaha, sekretaris sekolah, dan kepala ke-sekretariatan.

b. Kepala tata usaha yang sudah mengikutiDiklatpim IV atau V tidak dibekali denganadministrasi sekolah tetapi pengetahuanadministrasi perkantoran untuk dinas/badan di Pemerintah Kabupaten/Kota se-hingga setelah ditempatkan di sekolah,mereka tidak mampu melaksanakanadministrasi sekolah.

c. Selama otonomi daerah belum ada pe-latihan khusus untuk kepala tata usahadan staf tata usaha.

Proses Penyusunan Standar AdministrasiSekolah

Proses penyusunan Standar TenagaAdministrasi Sekolah dilakukan dan di-sesuaikan dengan langkah-langkah kegiatanpenyusunan standar pendidik dan tenagakependidikan.

Tim Standar Tenaga Administrasi Se-kolah telah melakukan 4 (empat) kali per-temuan. Pertemuan pertama dilaksanakanpada tanggal, 14-15 Maret 2007 di Jakartadengan 2 (dua) kelompok tim lainnya, yaituTim Standar Tenaga Laboratorium Sekolahdan Tim Standar Tenaga PerpustakaanSekolah. Pertemuan kedua dilaksanakan padatanggal, 7-9 April 2007 di Jakarta dengan 3(tiga) kelompok tim lainnya, yaitu TimStandar Guru SLB, Tim Standar Guru SMKbidang Produktif, dan Tim Standar TenagaLaboratorium Sekolah. Pertemuan ketigadilaksanakan pada tanggal, 27-29 April 2007di Jakarta dengan 2 (dua) kelompok timlainnya, yaitu Tim Standar Tenaga Labora-torium Sekolah dan Tim Standar TenagaPerpustakaan Sekolah. Pertemuan keempatdilaksanakan pada tanggal, 15-17 Mei 2007di Jakarta dengan 2 (dua) kelompok timlainnya, yaitu Tim Standar Tenaga Labora-torium Sekolah dan Tim Standar TenagaPerpustakaan Sekolah.

Kegiatan yang telah dilakukan dalampenyusunan Standar Tenaga Administrasi

Page 10: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

10 Vol. II/No. 2/Mei 2007

Sekolah sampai pada saat ini adalah sebagaiberikut.

1. Temu awalTemu awal penyusunan Standar Tenaga

Administrasi Sekolah dengan agenda utama:pembukaan & penjelasan tugas tim, presen-tase draf naskah akademik dan data emperisyang telah dikembangkan oleh Tim Tendikkepada Tim Standar Tenaga AdministrasiSekolah BSNP, pembahasan konsep standar& diskusi, rencana jadual kegiatan, pleno la-poran hasil kerja Tim Standar Tenaga Admi-nistrasi Sekolah. Pada temu awal ini TimStandar Tenaga Administrasi Sekolah meng-hasilkan Draf Konsep Standar TenagaAdministrasi Sekolah.

2. Kajian Bahan DasarKajian Bahan Dasar dilakukan 3 (tiga) kali

pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakanpada tanggal, 7 s.d. 9 April 2007 di Jakarta,pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal,27 s.d. 29 April 2007 di Jakarta, dan per-temuan ketiga dilaksanakan pada tanggal, 15s.d. 17 Mei 2007.

Pertemuan pertama menghasilkan Ru-musan Konsep Naskah Akademik, dan Ru-musan Konsep Standar Kualifikasi danKompetensi Tenaga Administrasi Sekolah.Pertemuan kedua menghasilkan Draf-1Konsep Standar Kualifikasi dan Kompe-tensi Tenaga Administrasi Sekolah. Per-temuan ketiga menghasilkan InstrumenValidasi Standar.

Instrumen validasi standar akan digu-nakan di Provinsi Papua, Bali, dan SumatraBarat. Validasi pada masing-masing Provinsidilaksanakan sehari oleh Tim adhoc dan di-bantu seorang tenaga staf dari DirektoratTenaga Kependidikan.

Nama-nama Tim Standar Tenaga Admi-nistrasi Sekolah beranggotakan 9 (sembilan)orang yang meliputi unsur akademisi (per-guruan tinggi), dinas pendidikan dan praktisipendidikan.

2. STANDAR TENAGA LABORA-TORIUM SEKOLAH

Standar isi dan standar kompetensi lulus-an SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK

Tim ahli StandarTenaga AdministrasiSekolah

Page 11: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

11Vol. II/No. 2/Mei 2007

menuntut adanya berbagai jenis laboratoriumsebagai bagian dari layanan pembelajaran disekolah. SMP minimal memerlukan labora-torium IPA, bahasa dan komputer. SMA mi-nimal memerlukan laboratorium kimia, fisika,biologi, bahasa, komputer, dan IPS.

Pada sekolah menengah kejuruan (SMK),jenis laboratoriumnya lebih beragam ter-gantung dari program keahliannya. Programnormatif memerlukan laboratorium Bahasa.Program adaptif memerlukan laboratoriumIPA, komputer, dan fisika/kimia/biologi sesuaidengan program keahliannya. Programproduktif memerlukan laboratorium khusussesuai dengan program keterampilan keah-liannya yang setiap jenis dan jumlahnya ber-beda-beda menurut kebutuhan programkeahlian yang diselenggarakan.

Tenaga laboratorium sekolah adalah te-naga kependidikan yang mengabdikan diridan diangkat untuk menunjang kegiatan pro-ses pendidikan di laboratorium sekolah, me-liputi laboran dan teknisi. Laboran adalahtenaga laboratorium dengan keterampilantertentu yang bertugas membantu pendidikdan peserta didik dalam kegiatan pembelajarandi laboratorium sekolah. Teknisi adalah te-naga laboratorium dengan jenjang keteram-pilan dan keahlian tertentu yang lebih tinggidari laboran, yang bertugas membantu pen-didik dan peserta didik dalam kegiatan pem-belajaran di laboratorium sekolah.

Fungsi dasar laboratorium adalah mem-fasilitasi dukungan proses pembelajaran agarsekolah dapat memenuhi misi dan tujuannya.Laboratorium sekolah dapat digunakan seba-gai wahana untuk pengembangan penalaran,sikap dan keterampilan peserta didik dalammengkonstruksi pengetahuannya. Keber-hasilan kegiatan laboratorium didukung olehtiga faktor, yaitu peralatan, bahan dan fasilitaslainnya, tenaga laboratorium, serta bimbinganpendidik yang diperoleh peserta didik dalammelakukan tugas-tugas praktik.

Perlunya Standar Tenaga LaboratoriumSekolah

Tenaga laboratorium sekolah merupakansalah satu tenaga kependidikan yang sangatdiperlukan untuk mendukung peningkatankualitas proses pembelajaran di sekolah me-lalui kegiatan laboratorium. Sebagaimanatenaga kependidikan lainnya, tenaga labora-torium sekolah juga merupakan tenagafungsional. Oleh karena itu diperlukan adanya

kualifikasi, standar kompetensi, dan ser-tifikasi.

Dalam konteks pendidikan, peserta didikmerupakan subjek sekaligus objek yang me-miliki potensi. Potensi tersebut dikembangkanmenjadi kemampuan melalui proses pen-didikan. Pengembangan potensi ditempuh me-lalui proses pembelajaran yang dilakukan dikelas dan atau di laboratorium. Untuk itu di-perlukan adanya standar tenaga Laboratoriumyang secara bersama-sama dengan pendidikmengembangkan potensi peserta didik.

Untuk mendukung proses pembelajaran,maka laboratorium itu harus dilayani oleh te-naga laboratorium sekolah yang kompeten.Setiap laboratorium memiliki tenaga labora-torium, dapat terdiri dari laboran dan atauteknisi sesuai dengan kebutuhannya.

Hasil survei yang dilakukan oleh Dit.Tendik (2003) mengungkapkan bahwa belumsemua sekolah memiliki sarana laboratoriumyang seharusnya ada di sekolah tersebut. De-mikian pula terungkap bahwa tidak semualaboratorium sekolah memiliki tenaga labora-torium.

Hasil temuan lapangan oleh KelompokKerja Tenaga Laboratorium (Tendik, 2006)menunjukkan bahwa: (1) kualifikasi tenagalaboratorium yang ada saat ini beragam mulaidari yang berlatar pendidikan SMA/SMK, D3sampai sarjana, (2) pada umumnya gurumerangkap tugasnya sebagai tenaga labora-torium karena kelangkaan tenaga laboratoriumsekolah, dan (3) ada kesulitan dalam rekruit-men tenaga laboratorium sekolah yang dise-babkan oleh tidak adanya formasi dan ke-tidakjelasan dalam kualifikasi.

Proses Penyusunan Standar Tenaga La-boratorium Sekolah

Proses penyusunan Standar Tenaga La-boratorium Sekolah dilakukan dan disesuaikandengan langkah-langkah kegiatan penyu-sunan standar pendidik dan tenaga kepen-didikan.

Tim Standar Tenaga Laboratorium Se-kolah telah dilakukan 4 (empat) kali per-temuan. Pertemuan pertama dilaksanakanpada tanggal, 14-15 Maret 2007 dengan 2(dua) kelompok tim lainnya, yaitu TimStandar Tenaga Administrasi Sekolah danTim Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah.Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal,7-9 April 2007 dengan 3 (tiga) kelompok timlainnya, yaitu Tim Standar Guru SLB, Tim

Page 12: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

12 Vol. II/No. 2/Mei 2007

Standar Guru SMK bidang Produktif, danTim Standar Tenaga Administrasi Sekolah.Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal,27-29 April 2007 dengan 2 (dua) kelompoktim lainnya, yaitu Tim Standar Tenaga Ad-ministrasi Sekolah dan Tim Standar TenagaPerpustakaan Sekolah. Pertemuan keempatdilaksanakan pada tanggal, 15-17 Mei 2007dengan 2 (dua) kelompok tim lainnya, yaituTim Standar Tenaga Administrasi Sekolah dan

Tim Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah.Kegiatan yang telah dilakukan dalam

penyusunan Standar Tenaga LaboratoriumSekolah adalah sebagai berikut.

1. Temuan AwalTemu awal penyusunan Standar Tenaga

Laboratorium Sekolah dengan agenda utama:pembukaan & penjelasan tugas tim, presen-tase draf naskah akademik dan data emperisyang telah dikembangkan oleh Tim Tendikkepada Tim Standar Tenaga LaboratoriumSekolah BSNP, pembahasan konsep standar& diskusi, rencana jadual kegiatan, pleno la-

pada tanggal, 7 s.d. 9 April 2007, pertemuankedua dilaksanakan pada tanggal, 27 s.d. 29April 2007, dan pertemuan ketiga dilak-sanakan pada tanggal, 15 s.d. 17 Mei 2007.

Pertemuan pertama menghasilkan ru-musan finalisasi Konsep Naskah Akademik,dan finalisasi Konsep Standar Kualifikasi danKompetensi Tenaga Laboratorium Sekolah.Pertemuan kedua menghasilkan Draf-1Konsep Standar Kualifikasi dan KompetensiTenaga Laboratorium Sekolah. Pertemuanketiga menghasilkan Draf-2 Konsep StandarKualifikasi dan Kompetensi Tenaga Labora-torium Sekolah, serta Instrumen Validasi.

poran hasil kerja Tim Standar Tenaga Labora-torium Sekolah. Pada temu awal ini Tim Stan-dar Tenaga Laboratorium Sekolah mengha-silkan Draf Naskah Akademik, dan DrafKonsep Standar Tenaga LaboratoriumSekolah.

2. Kajian Bahan DasarKajian Bahan Dasar dilakukan 3 (tiga) kali

pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan

Anggota tim ahliStandar TenagaLaboratoriumSekolah

Page 13: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

13Vol. II/No. 2/Mei 2007

Instrumen validasi standar akan digu-nakan di Provinsi Jawa Timur, Lampung, danSulawesi Tenggara. Validasi pada masing-masing Provinsi dilaksanakan sehari oleh Timadhoc dan dibantu seorang tenaga staf dariDirektorat Tenaga Kependidikan.

3. STANDAR TENAGA PERPUSTA-KAAN SEKOLAH

Tenaga perpustakaan sekolah adalah te-naga kependidikan fungsional, baik yangberstatus pegawai negeri sipil maupun yangtidak, yang berperan sebagai mitra guru.Seorang tenaga perpustakaan seharusnyamengerti psikologi pendidikan, teori pen-didikan, metodologi pembelajaran, dan me-miliki sikap dan perilaku yang santun danmenyenangkan. Oleh karena itu, tenaga per-pustakaan sekolah seharusnya diseleksiberdasarkan kualifikasi dan kompetensi yangsesuai dengan standar tenaga perpustakaansekolah.

Kompetensi Tenaga Perpustakaan Seko-lah terdiri atas: (1) kompetensi informasidengan subkompetensi pengembangan kolek-si, organisasi informasi, jasa informasi, (2)kompetensi manajemen dengan subkom-petensi melaksanakan kebijakan, manajemensumber daya, keuangan dan anggaran, (3)kompetensi pendidikan dengan subkom-petensi memiliki wawasan pendidikan,mengembangkan keterampilan informasi,bimbingan dan promosi penggunaan per-pustakaan, dan memiliki kemampuan ber-inisiatif.

Persyaratan umum yang harus dimilikiseorang tenaga perpustakaan sekolah padasemua jenjang dan jenis sekolah adalah (1)beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa, (2) memiliki komitmen untuk men-jaga keutuhan Negara Kesatuan Republik In-donesia, (3) memiliki komitmen untuk me-ningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, (4)sehat jasmani dan rohani, (5) tidak sedangmenjalani hukuman berdasarkan keputusantetap pengadilan, (6) gemar membaca, dan(7) berkepribadian menarik.

Untuk layak diangkat menjadi tenagaperpustakaan sekolah pada jenjang SD, MI,dan SDLB, seseorang harus memenuhi salahsatu syarat dari: (1) memiliki kualifikasiakademik serendah-rendahnya Diploma Dua(D2) Ilmu Perpustakaan dan Informasi, (2)memiliki kualifikasi akademik Diploma Dua

(D2) Non Ilmu Perpustakaan dan Informasidan memiliki Akta Perpustakaan Sekolah, (3)berstatus tenaga kependidikan dengan masakerja minimal 4 (empat) tahun dengan pangkatIIc dan memiliki Akta Perpustakaan Sekolah,(4) berstatus tenaga pendidik dengan ijazahserendah-rendahnya D2 dengan masa kerjaminimal 2 (dua) tahun dengan pangkat/go-longan IIc dan memiliki Akta PerpustakaanSekolah, (5) tenaga pendidik yang memilikijam mengajar kurang dari 24 jam per minggu,dan memiliki Akta Perpustakaan Sekolah.

Untuk layak diangkat menjadi tenagaperpustakaan sekolah pada jenjang SMP,MTs, dan SMPLB, seseorang harus meme-nuhi salah satu syarat dari: (1) memilikikualifikasi akademik serendah-rendahnyaDiploma Tiga (D3) Ilmu Perpustakaan danInformasi, (2) memiliki kualifikasi akademikDiploma Tiga (D3) Non Ilmu Perpustakaandan Informasi dan memiliki Akta Perpustaka-an Sekolah, (3) berstatus tenaga kepen-didikan sekolah dengan masa kerja minimal4 (empat) tahun dengan pangkat/golonganIId/ dan memiliki Akta Perpustakaan Sekolah,(4) berstatus tenaga pendidik dengan ijazahserendah-rendahnya D3 dengan masa kerjaminimal 4 (empat) tahun dengan pangkat/golongan IId/ dan memiliki Akta PerpustakaanSekolah, (5) tenaga pendidik yang memilikijam mengajar kurang dari 24 jam per minggu,dan memiliki Akta Perpustakaan Sekolah.

Untuk layak diangkat menjadi tenagaperpustakaan sekolah pada jenjang SMA, MA,SMK, MAK, dan SMALB, seseorang harusmemenuhi salah satu syarat dari: (1) memi-liki kualifikasi akademik serendah-rendahnyaDiploma Empat (D4) atau Strata Satu (S1)Ilmu Perpustakaan dan Informasi, (2) me-miliki kualifikasi akademik serendah-ren-dahnya Diploma Empat (D4) atau Strata Satu(S1) Non Ilmu Perpustakaan dan Informasidan memiliki Akta Perpustakaan Sekolah, (3)berstatus tenaga kependidikan dengan masakerja minimal 4 (empat) tahun dengan pang-kat/golongan /IIIb dan memiliki Akta Per-pustakaan Sekolah, (4) berstatus tenaga pen-didik dengan ijazah serendah-rendahnya D4atau Strata Satu (S1) dengan masa kerjaminimal 4 (empat) tahun dengan pangkat/golongan/IIIb dan memiliki Akta Perpus-takaan Sekolah, dan (5) tenaga pendidik yangmemiliki jam mengajar kurang dari 24 jamper minggu, dan memiliki Akta PerpustakaanSekolah.

Page 14: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

14 Vol. II/No. 2/Mei 2007

27-29 April 2007 dengan 2 (dua) kelompoktim lainnya, yaitu Tim Standar TenagaAdministrasi Sekolah dan Tim StandarTenaga Laboratorium Sekolah. Pertemuanketiga dilaksanakan pada tanggal, 4-6 Mei2007 dengan 3 (tiga) kelompok tim lainnya,yaitu Tim Standar Widyaiswara, Tim StandarGuru SLB, dan Tim Standar Guru SMKbidang Produktif serta dihadiri oleh KepalaLAN dan Kepala Pusdiknakes. Pertemuankeempat dilaksanakan pada tanggal, 15-17Mei 2007 dengan 2 (dua) kelompok timlainnya, yaitu Tim Standar Tenaga Admi-nistrasi Sekolah dan Tim Standar TenagaLaboratorium Sekolah.

Kegiatan yang telah dilakukan dalampenyusunan Standar Tenaga PerpustakaanSekolah adalah sebagai berikut.

1. Temu awalTemu awal penyusunan Standar Tenaga

Perpustakaan Sekolah dengan agenda utama:pembukaan & penjelasan tugas tim, presen-tase draf naskah akademik dan data empirisyang telah dikembangkan oleh Tim Tendikkepada Tim Standar Tenaga PerpustakaanSekolah BSNP, pembahasan konsep standar& diskusi, rencana jadual kegiatan, pleno la-poran hasil kerja Tim Standar Tenaga Perpus-takaan Sekolah. Pada temu awal ini Tim Stan-dar Tenaga Perpustakaan Sekolah mengha-

Perlunya Standar Tenaga PerpustakaanSekolah

Temuan empirik tentang konsep tenagaperpustakaan sekolah terhadap 24 propinsi(191 orang) diperoleh masukan tentangperlunya: (1) penegasan konsep perpustakaansekolah, (2) penentuan jenis perpustakaansekolah yang disesuaikan dengan jenjangsekolah, (3) penegasan fungsi kelembagaan,ketenagaan, pengelolaan, penambahan kolek-si, pengembangan dan pendanaan, (4) standarkualifikasi tenaga perpustakaan sekolah, (5)standar kompetensi tenaga perpustakaansekolah, dan (6) pemberian penghargaan, per-lindungan, dan kesejahteraan kepada tenagaperpustakaan sekolah dari Pemerintah.

Proses Penyusunan Standar Tenaga Per-pustakan Sekolah

Proses penyusunan standar guru SLBdilakukan dan disesuaikan dengan langkah-langkah kegiatan penyusunan standarpendidik dan tenaga kependidikan.

Tim Standar Tenaga Perpustakaan Se-kolah telah dilakukan 4 (empat) kali perte-muan. Pertemuan pertama dilaksanakan padatanggal, 14-15 Maret 2007 di Jakarta dengan2 (dua) kelompok tim lainnya, yaitu TimStandar Tenaga Administrasi Sekolah danTim Standar Tenaga Laboratorium Sekolah.Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal,

Tim ahli StandarTenagaPerpustakaanSekolah.

Page 15: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

15Vol. II/No. 2/Mei 2007

silkan Draf Naskah Akademik, dan Draf Kon-sep Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah.

2. Kajian Bahan DasarKajian Bahan Dasar dilakukan 3 (tiga) kali

pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakanpada tanggal, 27 s.d. 29 April 2007, perte-muan kedua dilaksanakan pada tanggal, 4 s.d.6 Mei 2007, dan pertemuan ketiga dilak-sanakan pada tanggal, 15 s.d. 17 Mei 2007.

Pertemuan pertama menghasilkan ru-musan finalisasi Konsep Naskah Akademik,dan finalisasi Konsep Standar Kualifikasidan Kompetensi Tenaga Perpustakaan Se-kolah. Pertemuan kedua menghasilkanDraf-1 Konsep Standar Kualifikasi danKompetensi Tenaga Perpustakaan Sekolah.Pertemuan ketiga menghasilkan Draf-2Konsep Standar Kualifikasi dan Kompe-tensi Tenaga Perpustakaan Sekolah, sertaInstrumen Validasi.

Instrumen validasi standar akan digu-nakan di Provinsi Sulawesi Utara, Yogyakarta,Sumatrea Utara dan Kalimantan Tengah.Validasi pada masing-masing Provinsi dilak-sanakan sehari oleh Tim adhoc dan dibantuseorang tenaga staf dari Direktorat TenagaKependidikan.

9. STANDAR PENILIK

Penilik satuan pendidikan adalah tenagakependidikan profesional berstatus pegawainegeri sipil yang diberi tugas tanggung jawabdan wewenang secara penuh oleh pejabatyang berwenang untuk melaksanakan penga-wasan pendidikan pada satuan pendidikan dilingkungan pendidikan non fomal.

Penilik satuan pendidikan diangkat daripamong belajar dan jabatan sejenis diling-kungan pendidikan non formal berstatuspegawai negeri sipil dan atau pernah menjadipengawas satuan pendidikan formal.

Penilik satuan pendidikan mempunyaitugas pokok menilai dan membina penye-lenggaraan pendidikan pada satuan pendidikandi lingkungan pendidikan non formal.

Kategori penilik menurut bidang penga-wasannya terdiri atas:a. Bidang pengawasan satuan pendidikan

anak usia dini;b. Bidang pengawasan satuan pendidikan

pemuda dan remaja; danc. Bidang pengawasan satuan pendidikan

orang dewasa dan usia lanjut.

Tanggung jawab penilik satuan pen-didikan adalah (1) membina penyelenggaraanpendidikan pada satuan pendidikan nonformal; dan (2) meningkatkan kualitas prosespembelajaran/bimbingan/pelatihan danprestasi belajar.

Kualifikasi penilik satuan pendidikanadalah persyaratan minimal mengenai tingkatpendidikan formal dan keahlian/keilmuan,pangkat/golongan, jabatan, pengalaman kerjadan usia yang harus dipenuhi seseorang untukdapat menyandang jabatan fungsional peniliksatuan pendidikan.

Kualifikasi penilik satuan pendidikandibedakan menjadi:

a. Kualifikasi umum;(1) Pamong belajar dan jabatan lain di

lingkungan pendidikan non formaldengan pengalaman kerja minimal 5tahun atau pernah menjadi pengawaspendidikan formal;

(2) Memiliki pangkat minimal Penatagolongan ruang III/c;

(3) Berusia setinggi-tingginya 50 tahunsejak diangkat menjadi penilik satuanpendidikan;

(4) Memiliki sertifikat pendidikanfungsional sebagai penilik dari LPTKyang terakreditasi; dan

(5) Lulus seleksi sebagai penilik satuanpendidikan.

b. Kualifikasi khusus;(1) Bagi penilik satuan pendidikan usia

dini berpendidikan minimal S1 ke-pendidikan jurusan/program studiPendidikan Anak Usia Dini/Pen-didikan Guru Taman Kanak-kanak,Pengembangan Kurikulum, Tekno-logi Pendidikan, dan BimbinganKonseling dari LPTK terakreditasi;

(2) Bagi penilik satuan pendidikan pemu-da dan remaja berpendidikan minimalS1 kependidikan jurusan/programstudi Pendidikan Luar Sekolah,Pengembangan Kurikulum, Manaje-men Pendidikan, dan Teknologi Pen-didikan dari LPTK terakreditasi; dan

(3) Bagi penilik satuan pendidikan orangdewasa dan usia lanjut berpendidikanminimal S1 kependidikan jurusan/program studi Pendidikan Luar Seko-lah, Pengembangan Kurikulum, Tek-nologi Pendidikan, Manajemen Pen-

Page 16: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

16 Vol. II/No. 2/Mei 2007

didikan dan Bimbingan Konseling dariLPTK terakreditasi.

Kompetensi penilik satuan pendidikanadalah seperangkat kemampuan yang men-cakup pengetahuan, keterampilan, sikap, dantingkah laku yang harus dimiliki dan dikuasaipenilik yang tercermin dalam tindakannyamelaksanakan tugas-tugas profesi.

Mengacu pada tugas pokok fungsi dantanggung jawab penilik sebagaimana dike-mukakan di atas maka kompetensi peniliksatuan pendidikan terdiri atas enam dimensikompetensi yakni: (1) dimensi kompetensikepribadian, (2) dimensi kompetensi sosial,(3) dimensi kompetensi supervisi manajerial,(4) dimensi kompetensi supervisi akademik,(5) dimensi kompetensi evaluasi pendidikan,dan (6) dimensi kompetensi penelitian danpengembangan.

Perlunya Standar PenilikPenilik di seluruh Indonesia sampai

dengan tahun 2004 dan telah diimpassingberjumlah 6.651 orang. Penilik yang memilikijenjang pendidikan S-1 baru 2.345 orang.Tugas penilik sebagai pengendali programpendidikan nonformal baru dikuasai oleh 35%dari jumlah penilik yang ada. Tugas lain yangbelum dikuasai secara baik oleh penilik ada-lah penguasaan program dan kepenilikanpendidikan nonformal (Direktorat TenagaPendidik Nonformal, 2004). Ini berarti bahwapenilik yang ada selama ini belum menunjuk-kan kinerja yang optimal sebagaimana yangdiharapkan.

Sebagai pejabat fungsional yang diberitugas melakukan kegiatan kepenilikan padapendidikan nonformal, penilik masih ada da-lam posisi yang kurang menguntungkan di-bandingkan dengan pengawas satuan pen-didikan pada pendidikan formal. Penilik jauhtertinggal oleh pengawas baik dalam halkualifikasi maupun kemampuan profesioaltermasuk tunjangan jabatannya sebagai tenagafungsional.

Tugas pokok dan fungsi penilik belumtersosialisasi dengan baik di setiap daerahsehingga tidak mengesankan kalau kinerjanyabelum memadai. Tingkat pendidikan yang re-lative rendah (masih banyak yang belumberkualifikasi S1) dengan keahlian yang bera-gam serta diangkat dari jabatan dan profesiyang berbeda-beda menambah sederetanmasalah yang bedampak terhadap kemam-puan professional penilik satuan pendidikan.

Proses Penyusunan Standar PenilikProses penyusunan Standar Penilik di-

lakukan dan disesuaikan dengan langkah-langkah kegiatan penyusunan standarpendidik dan tenaga kependidikan.

Tim Standar Penilik telah dilakukan 3(tiga) kali pertemuan. Pertemuan pertamadilaksanakan pada tanggal, 2-4 Maret 2007dengan 4 (empat) kelompok tim lainnya, yaituTim Standar Widyaiswara, Tim StandarInstruktur, Tim Standar Pamong Belajar, danTim Standar Tutor. Pertemuan kedua dilak-sanakan pada tanggal, 29-31 Maret 2007dengan 5 (lima) kelompok tim lainnya, yaituTim Standar Widyaiswara, Tim StandarInstruktur, Tim Standar Pamong Belajar, TimStandar Tutor, dan Tim Standar Konselor.Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal,11-13 Mei 2007 dengan 4 (empat) kelompoktim lainnya, yaitu Tim Standar Instruktur,Tim Standar Pamong Belajar, Tim StandarTutor dan Tim Standar Konselor.

Kegiatan yang telah dilakukan dalampenyusunan standar Penilik adalah sebagaiberikut.

1. Temu awalTemu awal penyusunan Standar Penilik

dengan agenda utama: pembukaan &penjelasan tugas tim, pembahasan konsepstandar & diskusi, rencana jadual kegiatan,pleno laporan hasil kerja Tim Standar Penilik.Pada temu awal ini Tim Standar Tutor meng-hasilkan draf konsep standar Penilik, drafkonsep kualifikasi dan kompetensi, drafkonsep lingkup dan jenis standar (spesifik).

2. Kajian Bahan DasarKajian bahan dasar mencakup: (1)

UUSPN, PP SNP, RPP PenyelenggaraanPendidikan, RPP Guru, (2) standar Penilikyang dikembangkan Direktorat PMPTK PNF,(3) Naskah Akademik Standar Pengawas, (4)Tupoksi Penilik Satuan Pendidikan LuarSekolah, (5) “grand design” pengembanganPNF, dan (6) konsep-konsep teoretis PNFmelalui penelaahan kepustakaan dan/ataupenelusuran sumber-sumber internet.

Pada kajian bahan dasar ini Tim StandarPenilik menghasilkan rumusan final konsepstandar, rumusan final konsep standar kua-lifikasi, rumusan final konsep standar kom-petensi, rumusan lingkup standar (jenis &jenjang), dan instrumen pengumpulan data.Di samping itu merumuskan empat hal

Page 17: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

17Vol. II/No. 2/Mei 2007

penting, yaitu (1) penjelasan secara kon-septual tentang Penilik Satuan PendidikanNon Formal; (2) rumusan kualifikasi dankompetensi Penilik Satuan Pendidikan NonFormal; (3) rancangan Naskah Akademik;dan (4) jadwal rencana kerja Tim StandarPenilik.

3. Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan oleh Tim

Standar Tutor dan dibantu oleh seorang stafBSNP di Bali (13 April 2007), SulawesiSelatan (14 April 2007), dan Sumatra Utara(21 April 2007) dengan responden penilikPLS sebanyak 50 orang.

4. Pengolahan DataData yang terkumpul diolah secara kuali-

tatif dan dihasilkan beberapa temuan, sebagaiberikut.a. Rekrutmen penilik PLS sekarang belum

memperhatikan kualifikasi dan kom-petensi. Mereka mengharapkan supayapada masa yang akan datang rekrutmendidasarkan atas kualifikasi dan kom-petensi yang standar.

b. Kualifikasi yang mereka harapkan di an-taranya S1 kependidikan, diutamakan PLS,memiliki jenjang kepangkatan minimal III/b, dengan masa kerja minimal 5 tahun, danusia maksimal pada saat pengangkatansebagai penilik sekitar 45 tahun.

c. Kompetensi yang mereka harapkan dariseorang penilik pada masa yang akandatang meliputi kompetensi kepribadian,seperti. jujur, disiplin,memiliki loyalitaspada tugas jabatan, kreatif, dan bertang-gung jawab; kompetensi sosial, seperti

Ketua dan segenap jajaran BSNP turut bersyukurdan mengucapkan

Selamat atas penganugerahanguru besar kepada

Prof. Dr. Edy Tri Baskorodalam bidang Matematika di ITB pada

hari Jum’at, 13 Juli 2007.

Semoga prestasi dan kinerjanya bermanfaat bagimasyarakat, agama, nusa dan bangsa. Amin.

mampu bergaul dengan berbagai kalang-an masyarakat, mampu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, dan mampuberorganisasi; kompetensi pedagogi, se-perti memahami karakteristik wargabelajar, membelajarkan dan mengevaluasihasil belajar; kompetensi profesionalseperti memiliki kemampuan melakukansupervisi akademik dan supervisi admi-nistrasi, dan menguasai tugas pokok danfungsi penilik.

d. Perlu adanya daya dukung terhadap pe-laksanaan tugas pokok dan fungsi peni-lik yang meliputi biaya transportasi,tunjangan kesejahteraan, tunjanganjabatan, tunjangan perumahan, kendaraanoperasional, buku-buku pedoman,laptop/komputer, kamera, dan taperecorder.

e. Tugas pokok dan fungsi penilik yang ter-penting meliputi kegiatan merencanakan,melaksanakan, menilai, membimbing, danmelaporkan pelaksanaan program satuanpendidikan PLS.

f. Pembagian tiga kategori penilik PLS yangmeliputi Penilik PAUD, Penilik PendidikanAnak dan Remaja, dan Penilik PendidikanPemuda dan Orang Dewasa pada umum-nya mereka setujui dengan alasan sasaranmenjadi lebih jelas, metode kepemilikanakan lebih spesifik, sehingga hasilnyaakan dicapai lebih maksimal.

g. Masalah-masalah yang dihadapi padaumumnya penilik sekarang adalah (a)fasilitas operasional tidak memadai, (b)keberadaan jabatan penilik tidak memilikikepastian dalam kaitannya dengankebijakan otonomi daerah.�

Page 18: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

18 Vol. II/No. 2/Mei 2007

Bulan Juli 2007 memiliki arti dan nilaisejarah tersendiri bagi BSNP. Hal ini

bukan karena Ujian Nasional sudah selesaidiselenggarakan. Bukan pula karenabeberapa produk BSNP sudah menjadiPeraturan Menteri sehingga memilikilegitimasi. Tetapi ini semua karena padabulan Juli ini BSNP telah meluncurkan logobaru corporate identity.

Nah, apa arti filosofis dan ideologis yangtersirat dari Logo BSNP tersebut? TulisanBSNP memiliki fungsi: sebagai acuan dasaruntuk mengembangkan, memantau,mengevaluasi, menyempurnakan, arah/direction, sistem pendidikan dan mening-katkan mutu pendidikan.

Bentuk lingkaran berarti target, global,dan tantangan zaman. Sedangkan bentuklintasan melingkar mengandung maknapengembangan, evaluasi, penyempurnaanterus-menerus dan peningkatan mutu ber-kelanjutan menuju standar global(internasional).

Dengan corporate identity baru inidiharapkan BSNP dapat berperan lebihoptimal dalam memandu pengembang-an standar untuk meningkatkan mutupendidikan nasional. �

Logo BSNPTahun 2007 BSNP telah menargetkan un-

tuk menyelesaikan 10 standar pendidik-an nasional. Kesepuluh standar tersebut adalahstandar penilaian, pembiayaan, sarana Pra-sarana SMK dan SLB, kursus dan pelatihan,buku, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pro-ses, pendidik, pengelolaan dan pemantauan.Khusus untuk standar pendidik ada 11 standarpendidik dan tenaga kependidikan yangdikembangkan yaitu widyaiswara, instruktur,pamong belajar, tutor, penilik, konselor, guruSLB, guru SMK Produktif, tenaga laboratorium,tenaga administrasi sekolah, dan tenagaperpustakaan.

Menurut Suharsono, sekretaris BSNP, pe-ngembangan standar ini dimaksudkan untukmeningkatkan mutu pendidikan nasional. Jikatidak ada standar, sulit bahkan mustahil rasanyamutu pendidikan dapat ditingkatkan, demikianSuharsono menegaskan.

Perlu diketahui, pada tahun 2006, daridelapan standar yang disusun oleh BSNP, adaenam standar yang sudah ditetapkan denganperaturan menteri. Keenam standar tersebutmeliputi standar isi, standar kompetensi lulus-an, standar pendidik (kualifikasi akademik dankompetensi guru, kepala sekolah, dan penga-was), standar pengelolaan untuk satuan pen-didikan, dan standar penilaian. Sampai lapor-an ini ditulis, BSNP masih menunggu tiga stan-dar lagi, yaitu standar sarana prasarana, stan-dar proses dan standar biaya, untuk ditetap-kan menjadi Peraturan Menteri (Permen). �

BSNP SIAPKAN10 STANDAR

Pelaksanaan Ujian Nasional atau UN 2006berujung dengan adanya gugatan warga

(Citizen Law Suit) ke pengadilan yang dila-kukan oleh Tim Advokasi Korban UjianNasional (TeKUN) yang diwakili oleh Kristionodkk. Gugatan tersebut tertuang dalam perkaraperdata No. 228/PDT.G/2006/PN.JKT.PST.Sebagai tergugat pertama adalah PresidenRepublik Indonesia, kedua adalah Wakil Pre-siden Republik Indonesia, ketiga adalahMenteri Pendidikan Nasional, dan keempat

GUGATAN UJIAN NASIONALDAN PUTUSAN HAKIM

BERITA BSNP*

adalah Ketua Badan Standar Nasional Pen-didikan (BSNP). Menurut penggugat, paratergugat telah melakukan pelanggaran HakAsasi Manusia (HAM) berupa hak untuk mem-peroleh pendidikan dan pengembangan diri.

Mereka menilai bahwa UN bertentang-an dengan UU No. 20/2003 tentang SistemPendidikan Nasional. Menurut penggugat,UN merupakan satu-satunya penentukelulusan peserta didik dari satuan pen-didikan dan telah mengebiri masa depan

18 Vol. II/No. 2/Mei 2007

* BambangSuryadi, StafProfesionalBSNP.

Page 19: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

19Vol. II/No. 2/Mei 2007

BERITA BSNP

19Vol. II/No. 2/Mei 2007

siswa dan merampas hak guru dalam peni-laian. Validasi UN diragukan karena ada pe-serta didik berprestasi dan menjadi juara“Olimpiade Fisika” dan sudah diterima di PTN,tetapi tidak lulus UN. Masih menurut mereka,UN tidak meningkatkan mutu pendidikan.

Pada hari Senin, tanggal 21 Mei 2007, dalamsidang terbuka untuk umum di PengadilanNegeri Jakarta Pusat, Ketua Hakim, AndrianiNurdin telah mengabulkan gugatan subsidairpara penggugat. Sebagaimana tertuang dalamPutusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.228/PDT.G/2006/PN.JKT.PST, tanggal 3 Mei2007, menurut hakim, para tergugat telah lalaidalam memberikan pemenuhan dan perlin-dungan hak asasi manusia terhadap warga ne-garanya yang menjadi korban Ujian Nasional,khususnya pada hak atas pendidikan dan hak-

hak anak. Hakim juga mengabulkan permin-taan para penggugat kepada para tergugatuntuk meningkatkan kualitas guru, keleng-kapan sarana dan prasarana sekolah, aksesinformasi yang lengkap di seluruh daerah diIndonesia, sebelum melaksanakan kebijakanUian Nasional lebih lanjut. Selanjutnya paratergugat juga harus mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi gangguanpsikologis dan mental peserta didik dalamusia anak akibat penyelenggaraan UjianNasional serta meninjau kembali SistemPendidikan Nasional.

Menanggapi keputusan tersebut, pihaktergugat yang diwakili oleh kuasa hukum,menyatakan banding. Sampai berita ini ditulis,sedang disiapkan memori banding yang akandiserahkan pada akhir Juli 2007. �

Anggota tim kuasahukum dari Biro

Hukum Depdiknas.

Yosep SuardiSabda, SH., LLM(paling kanan)

ketua tim KuasaHukum dari

Kejaksaan Agung.

Page 20: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

20 Vol. II/No. 2/Mei 2007

BERITA BSNP

20 Vol. II/No. 2/Mei 2007

Meskipun penyelenggarakan Ujian Nasional atau UN2007 telah selesai, namun masih ada segudang

permasalahan yang perlu diselesaikan. Diantaranya ada-lah investigasi terhadap dugaan terjadinya kecuranganUN di berbagai sekolah. Tidak dinafikan, penyelenggara-an UN yang dipantau dan diawasi oleh Tim PemantauIndependen (TPI) yang melibatkan dosen dari berbagaiperguruan tinggi, ternyata praktik kecurangan masihterjadi di banyak tempat. Ironisnya, praktik kecuranganUN ini justru dilaksanakan secara sistematik oleh pihakDinas Pendidikan, kepala sekolah, guru, dan pihaktertentu lainnya.

Harapan BSNP untuk menyelenggarakan UN dengantertib, aman, dan lancar, kandas oleh praktik kecuranganyang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.Kasus-kasus ini memberi pelajaran bahwa spirit mening-katkan mutu pendidikan tanpa komitmen dan integritastinggi dari semua pihak, mustahil akan terlaksana.

Berdasarkan laporan yang diterima BSNP pada UN2007 terdapat 94 kasus yang terjadi di 11 propinsi. La-poran yang diterima BSNP berasal dari berbagai sumber,diantaranya dari Tim Pemantau Independen, LSM, tokohmasyarakat, orang tua murid dan lainnya. Kemungkinanmasih ada kasus yang tidak dilaporkan ke BSNP.Banyaknya kasus kecurangan ini menunjukkanrendahnya komitmen dan integritas terhadap UN. Selainitu ada conflict of interest sehingga UN telah dipolitisiroleh pihak tertentu.

KASUS UJIAN NASIONALSMA PGRI 4 Ngawi.

Di Garut Jawa Barat, kecurangan UN melibatkankepala sekolah dan tiga wakil kepala sekolah. MerekaTerbukti secara bersama-sama melakukan kecurangandalam pelaksanaan UN dengan cara membantu mem-berikan jawaban soal UN, 10 menit menjelang UN ber-akhir kepada beberapa siswa.

Model kecurangan yang serupa juga terjadi di SMA4 Sumbawa Besar. Kecurangan yang dilakukan duaorang guru dengan cara mengambil soal cadangan, ke-mudian membagikan jawabannya pada saat ujian BahasaIndonesia. Sementara itu di MTs NW Anjani di KabupatenSumbawa kecurangan dilakukan oleh kepala madrasah.Modusnya adalah dengan cara memberikan kuncijawaban yang dikirim ke HP siswa.

Menurut hasil investigasi Tim Itjen Depdiknas, kecu-rangan UN yang terjadi di Medan disebabkan oleh kelalai-an pihak pelaksana UN SMP dan SMA/SMK. Mereka yangterbukti melakukan kecurangan adalah Kepala DinasPendidikan Kota Medan, Kepala Sub Dinas PendidikanDasar, dan Kepala Sub Dinas Pendidikan Menengah Umumdan Kejuruan. Mereka terbukti secara bersama-sama telahlalai melaksanakan tugas antara lain tidak menetapkan SKPengawas UN SMP dan SN SMA/SMK 2006/2007 di KotaMedan serta tidak mengikutsertakan Dewan PendidikanKota Medan dalam Kepanitiaan UN 2006/2007. Hal ter-sebut telah melanggar ketentuan dalam ProsedurOperasional Standar (POS) Ujian Nasional.

Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi SulawesiTengah, juga terbukti telah melakukan kesalahan.Diantara kesalahan yang mereka lakukan adalah Penda-taan peserta ujian tidak akurat, pencetakan naskah soalUN dan lembar jawaban UN tidak dilengkapi dengan,cadangan naskah soal dan LJUN dan pada umumnyakurang, tidak cermat dalam penyortiran naskah soal danLJUN. Pengepakan dan pendistribusian tidak sesuaidengan POS UN. Diketahui adanya pendistribusia naskahsoal langsung ke sekolah. Selain itu ditemukan juga telahterjadi penyimpangan jadwal UN di MA AlKhairat padamata pelajaran Bhs Inggris dari hari Kamis tanggal 19April menjadi Rabu tanggal 18 April 2007.

Perlu dicatat bahwa pihak yang terbukti melakukankecurangan berdasarkan hasil investigasi, telah diberisanksi sesuai dengan ketentuan yang ada. Hal ini me-nunjukkan keseriusan Depdiknas dalam meningkatkanmeningkatkan penyelenggaraan UN. Selain itu, ternyatatidak seluruh laporan yang menyebutkan terjadinyakecurangan UN tersebut terbukti. Hasil investigasi diSMA I Bojonegara Kabupaten Serang dan SMAN 2Tangerang misalnya, menunjukkan tidak terbukti ke-bocoran/kecurangan UN di sekolah tersebut. �

Tabel 1Kasus Ujian Nasional

No Propinsi Banyak Kasus

1 Sumatera Selatan 422 Sumatera Utara 263 NTB 64 Maluku 55 Jawa Barat 46 Sulawesi Tengah 37 Jawa Timur 28 Jawa Tengah 29 Banten 2

10 Sulawesi Tenggara 111 Sumatera Barat 1

Total 94

Jenis dan pelaku kecurangan di masing-masing wi-layah tersebut bervariasi. Kecurangan UN terjadi saatsebelum pelaksanaan, saat pelaksanaan, dan sesudahpelaksanaan UN. Di SMA PGRI 4 Ngawi, berdasarkan hasilinvestigasi Tim Itjen Depdiknas, terbukti telah terjadi pen-curian naskah ujian nasional yang dilakukan oleh Kepala

Page 21: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

21Vol. II/No. 2/Mei 2007

BERITA BSNP

21Vol. II/No. 2/Mei 2007

BSNP bekerja sama dengan AusAid telahmenyelenggarakan workshop on Develo-

ping of Framework for Monitoring of the imple-mentation of standards, selama dua hari (22-23 Juni 2007) di Jakarta. Menurut BambangSoehendro, anggota BSNP sekaligus sebagaikoordinator tim monitoring, menegaskan bah-wa kegiatan monitoring ini sangat pentinguntuk mengukur pencapaian standar-standaryang sudah dibuat oleh BSNP. Selain itu berda-sarkan monitoring ini, kita dapat mengetahuiapakah standar yang sudah dikembangkan olehBSNP sesuai dengan kondisi sekarang ini atautidak. Karena standar yang ada merupakan stan-dar minimal, bukan standar ideal. Diharapkan

dalam 5-6 tahun kedepan sekolah-sekolahdapat memenuhi standard minimal tersebut.Dalam konteks inilah kegiatan workshop inidiselenggarakan sehingga kita dapat menya-makan langkah dan persepsi terhadap indi-kator-indikator yang perlu ditetapkan untukmelakukan monitoring, sumber data/infor-masi yang perlu dicari, dan kemungkinan ada-nya kendala-kendala dalam melaksanakanmonitoring dan evaluasi.

Diantara paper yang dipresentasikandalam workshop ini adalah tentang Ke-rangka Dasar Monitoring yang disampai-kan oleh oleh Bagyo Yuono Moeliodihardjo,koordinator tim monitoring. The MonitoringRole of BSNP, disampaikan oleh Prof. dr. TerryBurke, Professor, Educational Leadership andManagement dan Director, Australian Centerfor Educational Leaderhsip. Dalam papernyaia menyampaikan tentang “The internationalexperience of monitoring” dan “the functionof BSNP in relation to monitoring”. Berkaitandengan fungsi BSNP, Terry menegaskan bah-wa BSNP berfungsi untuk mengembangkankebijakan dalam bentuk standar. Standar yangada harus menjadi benchmark (acuan). Da-lam kaitannya dengan monitoring dan eva-luasi ini, indikator-indikator pencapaianstandar-standar yang telah dikembangkanoleh BSNP harus segera ditentukan untuk

Sofiana Nurjanah(kedua dari kiri)

utusan DirektoratPembinaan SMPmenyampaikan

tanggapanterhadap draf

monitoring

Workshopmonitoring ke-2 di

Yogyakarta

Page 22: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

22 Vol. II/No. 2/Mei 2007

BERITA BSNP

22 Vol. II/No. 2/Mei 2007

baikan dan penyempurnaan draf kerangkamonitoring. Selain itu tim monitoring jugamenyiapkan draf pola pengumpulan data untukpemantauan standar nasional pendidikan. Drafini dibahas dalam workshop ke-2 yang dise-lenggarakan di Jogjakarta pada tanggal 21-22Juli 2007. Workshop tersebut telah menghasil-kan beberapa kesepakatan yang berkaitandengan pengumpulan data. Salah satu kese-pakatan tersebut adalah pengumpulan data un-tuk pemantauan standar nasional pendidikandapat dilakukan dengan berkoordinasi denganpangkalan data yang ada, misalnya PADATI,BAN-SM dan LPMP. Dengan demikian diharap-kan dapat diwujudkan satu pusat data pendi-dikan yang bisa diakses oleh banyak pihak. Yanglebih penting lagi dapat dihindari kemungkin-an terjadinya pengulangan dalam mengisi kue-sioner yang sama oleh sekolah/madrasah. �

memudahkan dalam mencari data dan infor-masi yang berkaitan dengan indikator ter-sebut.

Hadir dalam kegiatan workshop ini ku-rang lebih 45 orang mewakili beberapa unsuryaitu anggota BSNP, AusAid, PMPTK, BiroPerencanaan Depdiknas, Balitbang, PusatKurikulum, BAN-SM, dan tim ahli standar pe-mantauan. Kegiatan workshop semakin me-riah ketika perwakilan dari direktorat Dep-diknas menyampaikan tanggapan dan ma-sukan terhadap draf kerangka monitoring.Diantara direktorat tersebut adalah PMPTK,Balitbang, Statistik Pendidikan Dasar, Peren-canaan dan KLN, Sistem Informasi, DirekturPembinaan Diklat, Kepala Puskur, BAN-SM.

Berdasarkan masukan, tanggapan danusulan para peserta workshop, tim moni-toring dan evaluasi telah melakukan per-

Mr. Dudley (palingkanan), AusAidmenjelaskanperanan BSNPdalam monitoring.

Presentasi drafmonitoring olehBagyo (berdiripaling kiri), ketuatim monitoring

Page 23: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

23Vol. II/No. 2/Mei 2007

RAPAT KOORDINASI INTERNAL ANTAR 5 STANDAR

KUNJUNGAN ANGGOTA DPRD KOTA SEMARANG

BERITA BSNP

23Vol. II/No. 2/Mei 2007

Rapat koordinasi internal antar lima stan-dar, yaitu standar sarana prasarana, standar

proses, standar pendidik, standar pembiayaan,dan standar pengelolaan telah dilaksanakanpada hari Senin, 9 Juli 2007, di Jakarta. Hadirdalam acara tersebut kurang lebih 15 orangyang meliputi anggota BSNP, ketua dan sekreta-

ris tim ahli dari masing-masing standar.Menurut Prof. Dr. Bambang Soehendro tujuanrapat koordinasi internal ini adalah untuksaling mengetahui dan tukar informasi ten-tang apa yang sudah dikembangkan olehmasing-masing standar. Hasil yang diharapkandari kegiatan ini adalah adanya sinkronisasiantar 5 standar yang terkait tersebut. Denganpengertian lain, masing-masing standartersebut tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapisaling terkait antara satu dengan lainnya.Sebagai contoh, tim ahli standar sarana pra-sarana membahas perpustakaan, sementaratim ahli standar tenaga kependidikan mem-bahas tenaga perpustakaan. Demikian jugajumlah peserta didik per rombongan belajardi SLB dan SMK saling terkait antara limastandar tersebut. �

Sebanyak 15 orang anggota DPRDKotaSemarang mengadakan dialog dengananggota BSNP, pada hari Selasa, 29 Mei

2007. Tujuan kunjungan ini adalah untukmengetahui secara pasti standar pendidikannasional yang dikembangkan oleh BSNPbeserta implementasinya. Dalam kesempatantersebut, Prof. Dr. Bambang Soehendro, anggotaBSNP, menjelaskan proses pembuatan standar-standar tersebut yang meliputi beberapatahapan, yaitu temu awal/penyusunan desain,pengumpulan data, pengolahan data, analisisdata, penyusunan draf standar, review drafstandar, validasi draf standar, lokakaryapembahasan draf standar, pembahasan drafstandar dengan unit utama, finalisasi draf standar

untuk uji publik, uji publik draf standar,finalisasi standar, dan rekomendasi standar.

Acara dialog tersebut menjadi sema-kin menarik ketika dibuka sesi tanya ja-wab. Diantara pertanyaan-pertanyaanyang diajukan oleh anggota dewan ada-lah berkisar ruang lingkup BSNP, UjianNasional (UN) dan program wajib belajar9 tahun. Peserta dialog sepakat bahwaprogram penuntasan wajib belajar pen-didikan dasar 9 tahun menjadi tanggung-jawab bersama antara pemerintah danmasyarakat. Oleh karena itu antara peme-rintah dan masyarakat harus saling men-dukung dan membantu supaya targetwajib belajar 9 tahun dapat dicapai. �

Anggota DPRDKota Semarang

berdialog denganBSNP

Muslikh (tengah),dari Biro Hukum

Depdiknasmenelaah draf

Standar Saranadan Prasarana.

Page 24: Vol. II/No. 2/Mei 2007 - BSNP Indonesiabsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/buletin/Edisi 22.pdf · Workshop ke-2 Monitoring dan Evaluasi di Yogyakarta. Alhamdulillah, Buletin

24 Vol. II/No. 2/Mei 2007