Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

28

Transcript of Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Page 1: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016
Page 2: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Penanggungjawab: Zainal A. Hasibuan

Pemimpin Redaksi: Bambang Suryadi

Redaksi Eksekutif:Kiki Yuliati

Nanang Arif GuntoroZaki Su’udKhomsiyah

Redaksi Pelaksana: Teuku Ramli Zakaria

Penyunting/Editor:Titi Savitri Prihatiningsih

Erika Budiarti LaconiIpung Yuwono

Djoko Luknanto

Desain Grafis & FotograferArief Rifai Dwiyanto

Ibar Warsita

Sekretaris RedaksiNing Karningsih

Alamat: BADAN STANDAR NASIONAL

PENDIDIKAN

Gedung D Lantai 2, Mandikdasmen

Jl. RS. Fatmawati, CipeteJakarta Selatan

Telp. (021) 7668590 Fax. (021) 7668591

Email: [email protected]: http://www.bsnp-indonesia.org

Vol. XI/No. 1/Maret 20162

Keterangan Gambar Cover

Laporan Kunjungan Kerja ke Australia (Bagian 2)Daftar Isi

Pengantar Redaksi

3-89-22 Berita BSNP:

- Persiapan Ujian Nasional: BSNP Dampingi Komisi X DPR-RI Melakukan Kunjungan Kerja ke Medan dan Palu

- Seminar Nasional Hasil Penelitian; Totok Supriyatno: Ujian Nasional Cermin Kualitas Pendidikan- Ketua BSNP: Indikator Sukses Bukan Nilai Tinggi Tapi Indeks

Integritas Tinggi; Dialog tentang UN dengan Komisi IV DPRD Kabupaten Indragiri Hulu

- Malam Anugerah Kepala Sekolah Berintegritas; Anies Mengajak Kepala Sekolah Menyampaikan Pesan Intgritas

ke Seluruh Tanah Air- Rapat Koordinasi Persiapan UN 2016; Larangan Adanya

Pungutan Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer- Kepala Puskurbuk: Revisi Buku Mutlak Dilakukan Sering

Dengan Revisi Kurikulum 2013- Lepas Sambut PPK BSNP: Selama Tiga Tahun Hafidz Muksin

Telah Mengukir Prestasi di BSNP- Capacity Building: BSNP Kirim Staf dan Anggota untuk

Pelatihan Menulis dan ESQ- Ujian Nasional Tidak Menentukan Kelulusan, Posisi Ujian

Sekolah Sangat Strategis dan Penting- Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2016 Perspektif Baru Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional- Pesan Anies Baswedan dalam Rembuknas 2016: Kembalikan

Tradisi Jujur di Sekolah- Rembuk Nasional: Anies Baswedan Luncurkan Tiga Produk

Unggulan Pendidikan

Lensa BSNP23-28

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan rah-mat dan karunia-Nya, Buletin BSNP edisi perdana tahun 2016 bisa

terbit tepat waktu. Sebagai media komunikasi tentang standar nasion-al pendidikan, pada edisi perdana ini kami sajikan laporan bagian ked-ua dari kunjungan kerja anggota BSNP ke Australia untuk melihat leb-ih dekat tentang sistem penilaian, kurikulum, dan pendidikan vokasi. Ulasan tentang Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016 kami sajikan secara khusus dalam beberapa topik. Kami juga me-nyajikan informasi seputar revisi buku teks pelajaran untuk Kurikulum 2013, kunjungan kerja anggota Komisi X DPR-RI ke Medan dan Palu ter-kait dengan implementasi Kurikulum 2013 dan persiapan Ujian Nasional. Tidak kalah pentingnya adalah informasi tentang seminar hasil peneli-tian Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik), dan pemberian anugerah kepada kepala sekolah yang memiliki indeks integritas tinggi dalam pelaksanaan Ujian Nasional. Kegiatan BSNP lainnya kami sajikan dalam bentuk lensa BSNP. Selamat membaca.

Anggota BSNP berpose bersama nara sumber pembahasan desain pengembangan standar penilaian hasil penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Duduk, dari kiri ke kanan, Bambang Setiadi Kepala Dewan Riset Nasional, Ocky Karna Radjasa Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristekdikti, Akhmaloka Guru Besar ITB, Terry Mart Guru Besar UI, dan Bambang Suryadi Anggota BSNP (Foto Atas). Nizam Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (tengah) dan Bambang Suryadi Sekretaris BSNP (kedua dari kanan), didampingi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan (kedua dari kiri) dan Kepala Dinas Pendidikan DKI (kanan) menyampai-kan informasi dalam konferensi pers terkait persiapan pelaksanaan Ujian Nasional 2016 (foto bawah).

Page 3: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Vol. XI/No. 1/Maret 2016 3

Bambang Suryadi*

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KE AUSTRALIA

(Bagian 2)

1. AUSTRALIA AWARDS EVENT: Australia and Indonesia-Frienship Through Education

Bertempat di Sea Life Aquarium Melbourne, DFAT menyelenggara-kan cocktail event yang dihadiri

perwakilan dari berbagai universitas di Melbourne dan mahasiswa Indonesia yang menerima beasiswa dari Australia (14/9/2015).

Acara ini sangat efektif untuk men-jalin keakraban dengan mahasiswa Indonesia serta berbagi pengalaman mereka selama belajar di Australia de-ngan segala suka dukanya. Sementara itu, mereka juga senang mendengar perkembangan dan kebijakan pendi-dikan di Indonesia.

Nizam Kepala Puspendik atas nama Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan menyampaikan sambutan. Menurut Nizam Hubungan

antara Australia dan Indonesia perlu dijaga dan ditingkatkan dari waktu ke

waktu untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Pada bagian kedua laporan kunjungan ke Australia, kami sajikan rentetan acara di Melbourne dan Canberra.

Diantara kegiatan yang perlu pembaca ketahui adalah Australian Awards

Event, Brunswick North West Primary School, dan peringatan kemerdekaan

ke-70 di Wisma Duta Indonesia untuk Australia di Canberra.

* Anggota BSNP dan dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Page 4: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Vol. XI/No. 1/Maret 20164

2. BRUNSWICK NORTH WEST PRIMARY SCHOOL

Untuk melihat bagaimana proses belajar mengajar di SD, rombong-an mengunjungi Brunswick North West Primary School di Negara Bagian Victoria. Rombongan diterima Plt Kepala Sekolah, Mr. Shaun McClare. Dengan gayanya dan aksen bahasanya yang khas, Shaun menjelaskan manaje-men sekolah, pengaturan jadwal pem-belajaran, training profesional bagi gu-ru-guru, dan fasilitas sekolah.

Murid-murid SD di Victoria masuk mulai pukul 09.00 padi sampai 15.30 (6.5 jam sehari). Sekolah ini juga memi-

gambar. Bahasa Indonesia merupakan baha-

sa asing yang paling diminati siswa, se-lain bahasa Mandarin, India, dan Jepang. Setiap sekolah wajib mengajarkan satu bahasa asing, untuk siswa kelas 1-9. Setelah kelas 9, pengajaran bahasa asing bersifat opsional. Learning hours untuk bahasa Indonesia adalah satu jam seminggu di SD dan dua jam seminggu di SMP.

Di sekolah ini, tas tidak dibawa ma-suk ke dalam kelas, tetapi ditaruh di luar kelas dengan rapi. Untuk kelas TK, satu rombongan belajar ada 16 siswa dengan satu orang guru utama dan satu orang asisten guru.

liki program TK (Foundation, usia 5 ta-hun). Bagi murid TK, tidaka ada seragam sekolah. Mereka bebas memakai pakai-an sesuai kesukaan mereka dengan tetap menjaga kerapian dan kebersihan.

Hal yang menarik bagi rombongan adalah ketika mengikuti proses belajar bahasa Indonesia di kelas TK. Mrs Lote Keseny guru bahasa Indonesia pernah mengajar mata pelajaran IPA di Flores selama beberapa tahun. Keseny sangat mahir mengajarkan bahasa Indonesia untuk anak-anak. Saat itu, ia sedang mengajar kosa kata “Di mana” dan “war-na dan bagian tubuh manusia”. Dengan keahliannya mengajar, anak-anak sa-ngat senang mengikuti pelajaran ba-hasa Indonesia. Perlu dicatat, selama rombongan mengikuti proses pembela-jaran, tidak diperkenankan mengambil

Dalam suasana santai penuh keakraban dan kekeluargaan sambil minum kopi dan makan kue di kantin sekolah, Mr. Shaun McClare (keempat dari kiri, berdasi) Plt Kepala Sekolah menjelaskan tentang pendidikan dasar kepada rombongan.

3. MELBOURNE UNIVERSITY DAN WILLIAM ANGLISS INSTITUTE

Hari kedua di Melbourne, Selasa (15/9/2015), selain kunjungan ke seko-lah (Brunswick Nort West Primary School) ada dua agenda utama yaitu berkunjung ke Melbourne University (MU) dan William Angliss Institute (WAI). Di Melbourne University, rombon-gan diterima oleh Jonty Hall Marketing Assistant, sedangkan di William Angliss Institute, rombongan diterima oleh Jim Irwin Manager Strategic Project Development dan Rodrigo Becerra International Marketing Coordinator.

Sebagaimana kita ketahui, MU meru-pakan salah dari dari tujuh universitas terbaik di Australia. Di MU tidak ada program sarjana S1. Semuanya untuk

Page 5: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Vol. XI/No. 1/Maret 2016 5

program pascasarjana. Selama di MU, rombongan diajak keliling kampus un-tuk melihat gedung-gedung yang ada, di-antaranya ke Psikologi dan Pendidikan. Sambil mellihat gedung yang ada, Jonty Hall menjelaskan program pendi-dikan yang ada. Terakhir, rombongan mengun jungi toko buku yang ada di dalam kampus.

Salah satu catatan penting dari William Angliss Insitute adalah penting-nya sertifikasi kompetensi untuk me-menuhi tuntutan dunia kerja. WAI me-miliki distingsi dalam beberapa jenis vokasi,yaitu bidang makanan, tourism, hospitality dan events.

Di Australia, setiap pekerjaan me-nuntut adanya kompetensi yang dibukti-kan dengan sertifikat. Untuk anak-anak

sekolah menengah (SMA) di Victoria misalnya, jika tidak ingin meneruskan ke perguruan tinggi tetapi ingin beker-ja, mereka bisa mengambil sertifikat Victorian Certificate of Applied Learning (VCAL). Dengan sertifikat ini, dunia ker-ja bisa menerima mereka untuk bekerja. Tanpa sertifikat, sulit untuk diterima di dunia kerja. Jadi, sudah ada kerjasama antara dunia pendidikan dan dunia in-dustri dan usaha.

Sama halnya dengan yang ada di WAI, alumninya memiliki kemampuan yang dibuktikan dengan adanya sertifi-kat. Di sini, pemberian sertifikat sangat ketat. Tidak sembarangan sertifikat bisa diberikan. Harus melalui test yang di-lakukan institut dengan tim penilai dan fasilitas yang terstandar.

Rombongan berpose

bersama Jonty Hall Marketing

Assistant (keempat dari kanan) di

ruang School of Psychological Sciences, The University of

Melbourne.

Jim Irwin (kanan, berdasi) Manager

Strategic Project Development,

William Angliss Institute

Melbourne, menjelaskan proses

pembelajaran dan hubungan

antara lembaga pendidikan dan

dunia usaha dan industri. Sertifikat

kompetensi menjadi syarat

utama untuk bekerja di Australia.

Page 6: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Vol. XI/No. 1/Maret 20166

I. CANBERRA

1. DEPARTMENT OF FOREIGN AFFAIRS AND TRADE (DFAT)

a. innovationXchange Pada hari keempat, Rabu, 16

September 2015, rombongan me-miliki dua agenda utama yaitu kun-

dibentuk pada bulan Maret 2015 atas ide dan inisiatif dari The Hon Julie Bishop MP Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Australia, dengan tagline “innovate, change, xchange”.

Inovasi, sebagaimana ditulis-kan dalam brosur iXc, sangat diper-lukan untuk merespon perubahan global yang sangat cepat. Melalui

Double function: Meja rapat di innovation Xchange DFAT, juga berfungsi sebagai meja pingpong (tenis meja). Sementara dinding ruang dilapisi dengan white board yang berfungsi untuk menuliskan ide-ide yang muncul selama diskusi. Benar-benar inovatif. Dari kiri ke kanan, Fasli Jalal, Doni Koesoemo, dan Anindito Aditomo mengekspresikan kegembiraan dan kepuasan mereka setelah mendapat penjelasan tentang peran dan fungsi iXc.

Salah satu dinding di ruang rapat iXc yang penuh dengan inovasi, motivasi, dan ide-ide cemerlang. iXc dibentuk pada bulan Maret 2015 atas inisiatif dari Julie Bishop Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Australia.

jungan ke DFAT dan peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-70 di Wisa Duta Besar Indonesia untuk Australia.

Di DFAT, rombongan mengada-kan pertemuan dengan innovation-Xchange (iXc) dan diterima oleh Francesca Lawe-Davies Asisten di rektur iXc. Dalam penjelasan-nya Davies mengatakan bahwa iXc

inovasi, akan ditemukan cara baru untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan hal-hal baru dalam segala aspek kehidupan. Dalam hal ini, iXc memiliki lima prinsip, yaitu opennes, leadership, collaboration, agility, dan risk management.

Dari pengamatan penulis, kan-tor iXc didesain dengan penuh krea-tivitas dan inovasi. Sebagai contoh,

Page 7: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Vol. XI/No. 1/Maret 2016 7

meja tempat diskusi bersama rom-bongan, ternyata juga berfungsi se-bagai meja pingpong. Sementara di bagian dari dinding ruangan terbu-ka di bagian depan kantor itu, dise-diakan white board untuk mencatat berbagai pemikiran dan ide yang muncul saat diskusi. Demikian juga, di dalam ruang kerja staf iXc, bagian dari dinding ruangan dileng kapi dengan white board untuk tempat menulis berbagai ide dan gagasan yang muncul dari staf. Suasananya sangat hidup, dinamis, serta penuh dengan berbagai kreativitas dan inovasi.

b. DFAT Roundtable Discussion dan New Colombo Plan

Dalam diskusi ini, Allaster Cox First Assistant Secretary Department of Education and Training didam-pingi oleh beberapa staf, memberi-kan penjelasan tentang kebijakan

Assistant Secretary menyampaikan kebijakan tentang New Colombo Plan. New Colombo Plan merupakan program untuk memberi kesempat-an yang luas bagi mahasiswa pro-gram S1 dari berbagai perguruan tinggi di Australia untuk mengiku-ti kegiatan internship dan mentor-ship di berbagai negara di wilayah Indo-Pascific. New Colombo Plan dibentuk pada Desember 2013 dan memulai program pertamanya pada tahun 2014. Selama dua tahun (2014-2015), sekitar 4.500 maha-siswa Australia telah mengikuti pro-gram ini di beberapa negara, dianta-ranya adalah Indonesia, Singapura, Hongkong, Jepang, dan Korea.

Program ini sebenarnya seperti program magang mahasiswa yang didanani oleh Pemerintah Australia. Perguruan tinggi di Indonesia yang sudah menjadi tuan rumah pro-gram New Colombo Plan, diantara-

Delegasi dari Indonesia berpose

bersama Allaster Cox (kelima

dari kanan) First Assistant Secretary

Department of Education and Training

didampingi oleh beberapa staf di

DFAT.

Pemerintahan Australia dalam men-jalin hubungan kerjasama dengan Indonesia. Sementara Nizam, me-wakili rombongan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan me-nyampaikan pesan Menteri Pen-didikan dan Kebudayaan bahwa re-formasi pendidikan di Indonesia saat ini dilakukan dengan menja-dikan pendidikan sebagai gerakan. Tantangan yang dihadapi sangat be-rat dan tentunya memerlukan ker-jasama dengan berbagai pihak, ter-masuk dari negara Australia.

Pada kesempatan ini, Kate Duff

nya adalah Gajah Mada, Brawijawa, Sanata Dharma, Udayana, BINUS, Parahyangan. Sedangkan bidang ilmu yang diikuti diantaranya adalah bahasa dan budaya, politik, komu-nikasi, perdagangan, ekonomi, dan teknik. Dari segi waktu, program ini berlangsung mulai dari 4 minggu sampai dengan satu tahun, tergan-tung pada jenis dan bidang ilmu.

Informasi lebih lanjut menge-nai New Colombo Plan bisa diakses di www.dfat.gov.au/new-colombo-plan.

Page 8: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Vol. XI/No. 1/Maret 20168

2. Resepsi Hari Kemerdekaan Ri ke-70 di Wisma Duta Besar

Pada hari ini, Rabu (16/9/2015) Rombongan mendapat kehormatan un-tuk menghadiri perayaan kemerdekaan RI ke-70 di Wisma Duta Besar Indonesia untuk Australia. Hadir dalam acara ini Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Australia, perwakilan dari kedutaan be-

jadi desainer. Ketika masih SMP (year 9), anak tersebut dibawa oleh gurunya ke butik fashion di Sydney yang menurut Pak Dubes, belum saatnya diikuti oleh anak-anak remaja. Namun, apa yang dipikirkan Pak Dubes tersebut ternyata salah. Justru dengan mengunjungi butik fashion tersebut anaknya mendapatkan inspirasi dan passion untuk mengem-bangkan bakat dan minatnya dalam du-

sar negara-negara lain, dan para aka-demisi di beberapa perguruan tinggi di Australia.

Secara khusus Duta Besar Indonesia Bapak Nadjib Riphat Kesoema didam-pingi oleh Wakil Atase Pendidikan Bapak Wahono, melakukan diskusi de-ngan rombongan. Ada dua pesan pen-ting dari Dubes, yaitu pentingnya pen-guatan sekolah vokasi (SMK) untuk menyiapkan generasi siap kerja di du-nia usaha dan industri. Di Australia, ba-nyak anak yang tidak mau meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi karena mereka sudah memiliki sertifikat kom-petensi dan diterima di dunia usaha dan industri. Dalam hal ini, Dubes ber-pesan supaya kerjasama dengan TAFE (Technical and Further Education) di Australia diperkuat.

Pesan kedua Dubes adalah terkait dengan pengembangan potensi, bakat, dan minat siswa pada sekolah dasar dan menengah melalui kegiatan pembelajar-an kontekstual. Dubes memberi contoh pendidikan anaknya yang sekarang men-

nia desain dan fashion. Ketika ada lom-ba membuat desain, anaknya menjadi juara di sekolahnya dan akhirnya bisa kuliah di bidang desain di London.

3. Isu yang dibahas

Dalam diskusi yang berlangsung dua jam tersebut isu-isu yang dibahas dibe-dakan menjadi dua jenis,yaitu pada le-vel kebijakan dan pada level grass root. Pada level kebijakan, itu yang dibahas adalah national assessment (NAPLAN), teacher’s skill development, education and health, poverty, curriculum, dan sustainable development program yang bisa dikembangkan antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dengan Pemerintah Australia melalui DFAT.

Sementara isu pada level grass root yang dibahas meliputi keragaman in-frastruktur dan keterbatasan kemam-puan guru dalam proses pembelajaran. (Bersambung)

Nadjib Riphat Kesoema Duta Besar Indonesia untuk Australia (tengah) berpose bersama rombongan dalam acara resepsi peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70 di Wisma Dubes di Canberra.

Page 9: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Vol. X/No. 2/Juni 2015 9

Berita BSNP*

Menjelang pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2016, Komisi X DPR-RI melakukan

kunjungan kerja spesifik ke Medan dan Palu (4-6/2/2016). Tujuan kunjungan kerja ini, seb-agaimana disampaikan melalui surat ke BSNP adalah untuk mengecek persiapan pelak-sanaan UN tahun 2016 dan evaluasi pelak-sanaan Kurikulum 2013. Kunjungan kerja ke Medan diikuti 18 aggota dewan dan Sebagai Ketua Tim adalah Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM, Wakil Ketua Komisi X DPR-RI dari Partai Gerindra. Sebagai Ketua Tim kunjungan kerja ke Palu adalah Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari, Wakil Ketua Komisi X DPR-RI dari PKS dan diiku-ti sebanyak 15 anggota dewan. Sementara dari anggota BSNP yang ikut serta dalam kunjun-gan kerja ini adalah T. Ramli Zakaria (Medan) dan Nanang Arif Guntoro (Palu).

Selama di Medan, sebagaimana dikisah-kan oleh T. Ramli Zakaria dalam rapat pleno BSNP (9-10/2/2016), rombongan mengun-jungi tiga sekolah, yaitu SMPN 3, SMAN 5, dan SMK. Selain itu rombongan juga mengadakan pertemuan di kantor Gubernur. Sebagai ang-gota BSNP yang sekaligus Koordinator Ujian Nasional, pada kesempatan tersebut Ramli memberikan penjelasan tentang persiapan UN tahun 2016.

PERSIAPAN UJIAN NASIONAL: BSNP DAMPINGI KOMISI X DPR-RI MELAKUKAN KUNJUNGAN KERJA

KE MEDAN DAN PALUMenurut Ramli analisis hasil UN yang di-

lakukan Pusat Penilaian Pendidikan (Pus pen-dik) belum banyak diketahui pelaku pen-didikan di daerah, meskipun hasil analisis tersebut sudah disampaikan ke dinas pendidi-kan provinsi.

“Puspendik telah bekerja keras melaku-kan analisis hasil UN dan menyampaikannya ke Dinas Pendidikan Provinsi, namun sosialisa-si dan tindaklanjut dari hasil analisis UN terse-but masih sangat terbatas, sehingga banyak pihak yang belum tahu, termasuk Pengurus PGRI Medan”, ungkap Ramli dalam rapat pleno BSNP di Jakarta (9-20/2/2016).

Dari segi persiapan, tambah Ramli, satuan pendidikan pelaksana Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Medan hanya ada dua sekolah. Padahal dari segi infrastruktur, su-dah banyak sekolah yang memenuhi krite-ria sebgaimana ditetapkan dalam Prosedur Operasonal Standar (POS) UN.

“Saya kira ada alasan lain, mengapa ba-nyak satuan pendidikan di Medan yang tidak melaksanakan UNBK, meskipun dari segi infra-struktur sudah memadai”, ujar Ramli.

Sementara Nanang Arif Guntoro ang-gota BSNP yang mengikuti kunjungan kerja ke Palu melaporkan rombongan mengunjungi

Suasana pertemuan antara Anggota Komisi X DPR-RI, BSNP, dan

jajaran Pemerintah Daerah Provinsi

Sulawesi Tengah serta

para pemangku kepentingan pendidikan. Pertemuan

dipimpin Wakil Gubernur H. Sudarto, SH,

M.Hum dengan agenda utama

pembahasan persiapan Ujian

Nasional 2016. Di Sulawesi Tengah

jujlah peserta UN tahun untuk

semua jenjang adalah 94.815

siswa.

Vol. XI/No. 1/Maret 2016 9

*Bambang Suryadi

Page 10: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Berita BSNPtiga sekolah, yaitu SMP AL Azhar, SMKN 1 dan SMAN 2. Bagi pihak satuan pendidikan, menu-rut Nanang, UNBK masih diasosiasikan dengan pengadaan komputer secara besar-besaran dan pelaksanaannya secara fully online.

“Mereka masih menganggap untuk persia-pan UNBK diperlukan pembelian komputer se-cara besar-besaran dan pelaksanaannya secara fully online, sehingga masih ada kekhawatiran dengan jaringan internet yang terbatas”, un-gkap Nanang seraya menambahkan perlunya ada penjelasan makna online dalam pelaksa-naan UNBK.

Sebagaimana dijelaskan dalam sosialisasi UN, dalam pelaksanaan UNBK hanya ada dua kondisi yang memerlukan jaringan internet secara online. Pertama adalah pada saat sin-kronisasi dari server pusat ke server lokal untuk mengirimkan bahan UN. Kedua adalah pada saat pengiriman jawaban UNBK dari server lo-kal ke server pusat. Pelaksanaan ujian dilakukan secara offline. Oleh karena itu, istilah yang tepat digunakan dalam UNBK adalah semi online.

Selanjutnya setelah kunjungan ke seko-lah pelaksana UNBK 2016, rombongan ang-gota Komisi X DPR-RI mengadakan pertemuan dengan jajaran Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dan stakeholder pendidi-kan yang dipimpin oleh Wakil Gubernur H. Sudarto, SH, M.Hum, didampingi Asisten

Pemerintahan Moh. Arif Latjuba, SE, M.Si dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Dr. Ir. B. Elim Somba, M.Sc di Ruang Polibu Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah.

«Mulai 2015, UN telah berubah dan dis-empurnakan sebagai pemetaan dan bukan penentu kelulusan, Hasil UN digunakan un-tuk pertimbangan pemetaan program, dasar seleksi ke pendidikan selanjutnya dan pem-berian bantuan pendidikan,” Ujar Abdul Haris Ketua Rombongan Komisi X.

Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Sudarto, menyatakan bahwa, “Mengacu data Dinas Pendidikan Provinsi Sulteng, jumlah peser-ta UN di Sulteng berdasarkan jenjang yaitu SMP/MTs berjumlah 51.178, SMA/SMK dan MA 34.735, Paket C 6.438 dan Paket B 2.464 orang, total sebanyak 94.815 peserta”

Pada kesempatan itu juga dilakukan dialog dan tanya jawab antara anggota Komisi X DPR RI dengan stakeholders pendidikan Sulteng yaitu para kepala sekolah, kepala dinas pendi-dikan, kepala LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) dan lain-lain. Sementara susunan rombongan Komisi X DPR RI yang hadir dalam kunjungan tersebut terdiri dari ketua rombon-gan Abdul Haris, Ketua Komisi H. Teuku Riefky Harsya dan beberapa Anggota, di antaranya Anang Hermansyah dan Krisna Mukti serta anggota BSNP, Nanang Arif Guntoro. (BS)

Asesmen mendorong terbentuknya peri-laku peserta didik dan pendidik dalam

melakukan proses pembelajaran. Asesmen mesti mendorong tercapainya belajar tuntas (mastery learning). Asesmen tidak boleh mem-persempit makna pembelajaran dan kuriku-lum. Ujian Nasional (UN) sebagai cermin kuali-tas pendidikan mesti memberikan dampak positif terhadap perubahan perilaku peserta didik dan pendidik. Oleh karena itu, pelaksana-an UN selalu diperbaiki dari waktu ke waktu berdasarkan hasil evaluasi dan penelitian pe-nilaian.

Demikian pernyataan Totok Supriyatno Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Ke-budayaan dalam acara seminar hasil pene-litian Pusat Penilaian Pendidikan tahun 2015 dengan tema “Pemanfatan Penelitian Peni-laian untuk Perbaikan Mutu Pendidikan dan Kebudayaan”, di Bekasi, tanggal 17-19

SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIANTOTOK SUPRIYATNO: UJIAN NASIONAL CERMIN

KUALITAS PENDIDIKANDesember 2015. Peserta seminar terdiri atas para pemangku kepentingan pendidikan, di-antaranya guru, kepala sekolah/madrasah, dosen, pengawas, kepala dinas pendidikan, ke-pala LPMP, dan perwakilan dari direktorat ter-kait di Kemdikbud.

Menurut Totok, ke depan, tantangan UN sebagai cermin kualitas pendidikan nasional semakin berat dan kompleks. Salah satu tan-tangan yang mesti diantisipasi adalah perlu-nya instrumen yang valid. Kita ingin menjadi-kan cermin ini baik supaya hasilnya juga baik. Oleh sebab itu perlu dilakukan perbaikan in-strumen supaya instrumen penilaian tidak mem persempit maka penilaian dan kurikulum. Salah satu perbaikan yang dilakukan untuk UN tahun 2016 adalah perubahan kisi-kisi UN dari format yang terlalu detail ke format yang lebih generik.

“Kisi-kisi dijadikan acuan dalam penyu-sunan soal UN. Selama ini kisi-kisi UN terlalu

Vol. XI/No. 1/Maret 201610

Page 11: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Berita BSNPrinci sehingga mendorong guru untuk melaku-kan drilling atau teaching to the test. Dengan cara seperti ini, bisa jadi hasil UN tinggi, tetapi belum menjadi jaminan peserta didik mengua-sai materi yang dipelajari”, ucap Totok seraya menambahkan pentingnya membangun sua-sana akademik melalui penelitian seperti yang dilakukan Puspendik.

Dalam kaitannya dengan revisi Kurikulum 2013, instrumen penilaian mesti mampu men-gukur sosok lulusan satuan pendidikan seb-agaimana disebutkan dalam Standar Kom-petensi Lulusan (SKL). Dengan demikian UN se bagai instrumen penilaian yang dilaku-kan pemerintah mesti mampu mendorong perilaku positif di kalangan peserta didik dan pendidik.

Indeks Integritas Ujian Nasional Memprihatinkan

Nizam Kepala Puspendik masih prihatin dengan tingkat indeks integritas ujian nasion-al (IIUN). Pola indeks integritas untuk jenjang SMP, SMA, dan SMK sederajat ternyata sama.

Sampai saat ini, tambah Nizam, belum diambil tindakan atau sanksi terhadap sat-uan pendidikan yang memiliki IIUN rendah. Sebaliknya, yang akan dilakukan adalah pem-berian apresiasi kepada satuan pendidikan yang memiliki IIUN tinggi.

“Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memberikan apresiasi kepada satuan pendidikan yang memiliki IIUN tinggi den-gan mengundang kepala sekolah/madrasah ke Istana Kepresidenan”, ungkap Nizam yang langsung disambut dengan tepuk tangan peserta seminar.

Sumbangan SNP terhadap Peningkatan Hasil UN

Menurut Nizam dari delapan standar nasi-onal pendidikan yang memberi kontribusi ter-tinggi terhadap peningkatan hasil UN adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Sedangkan standar yang memberi kontribusi paling sedikit adalah standar pembiayaan.

Standar pendidik memberi kontribusi 11.25 persen, diikuti dengan standar kompe-tensi lulusan yang memberi kontribusi 10.5 persen. Sementara, standar sarana dan prasa-rana memberi kontribusi 9.6 persen dan stan-dar penilaian memberi kontribusi 9.1 persen.

Standar proses memberikan kontribusi 8.5 persen, diikuti dengan standar isi yang mem-beri kontribusi 8 persen. Sementara standar pengelolaan memberi kontribusi 7.4 persen dan standar pembiayaan memberi kontribusi 7 persen.

Hasil UN, TIMSS, PISA, dan PIAACSebagaimana disampaikan Kepala

Balitbang hasil UN adalah cermin kualitas pen-didikan nasional. Dalam hal ini, di satu sisi, kita bisa bangga bahwa tingkat pencapaian stan-dar UN secara nasional sangat tinggi, di atas 90 persen untuk semua jenjang. Namun, di sisi lain, kita masih prihatin jika cermin yang kita gunakan adalah instrumen penilaian skala in-ternasional.

“Saat ini, Indonesia mengikuti tiga jen-is asesmen tingkat internasional, yaitu Trend in Mathematics and Sciences Study (TIMSS), Program for International Student Assessment (PISA), dan Program for International Adult Assessment Comptences (PIAAC). Namun demikian, capaian peserta didik kita dalam tiga jenis asesmen tingkat internasional ini masih rendah”, ucap Totok.

Kondisi ini, tambahnya, menjadi tantan-gan bagi kita semua untuk tidak merasa puas dengan hasil UN. Sebab UN dalam skala na-sional, sementara tantangan kita yang lebih besar adalah meningkatkan daya saing dalam dalam skala internasional. (BS)

““

Selama masih terjadi kecurangan dalam UN,

usaha keras yang dilakukan panitia UN mulai dari tingkat pusat sampai tingkat satuan pendidikan, menjadi sia-sia karena hasil UN adalah hasil

yang semu.

-- Nizam Kepala Puspendik --

Artinya masih banyak terjadi ketidakjujuran dalam pelaksanaan UN. Pada saat fungsi UN ti-dak menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, tingkat kecurangan masih tinggi. Selama masih terjadi kecurangan dalam UN, usaha keras yang dilakukan panitia UN mulai dari tingkat pusat sampai tingkat satu-an pendidikan, menjadi sia-sia karena hasil UN adalah hasil yang semu.

Rendahnya tingkat IIUN menurut Nizam karena sikap siswa yang lebih suka menca-ri jalan pintas untuk mendapatkan nilai yang tinggi, tanpa dibarengi dengan usaha keras. Selain itu juga dikarenakan kurangnya rasa percaya diri di kalangan peserta didik. Kondisi inilah yang mendorong mereka untuk ikut bimbingan belajar atau mencari bocoran soal dan kunci jawaban. Kelompok siswa seperti ini-lah yang mendistorsi esensi UN.

Vol. XI/No. 1/Maret 2016 11

Page 12: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Berita BSNP

Sugeng Riono, SP (Demokrat), Drs. Ahmad Arif Ramli, M.Pdi, Heber Demerius Lubis, SE (PDIP), Marlius, SP.di, Sugianto (PBB). Selain itu turut hadir dalam kunjungan ini adalah tiga dari sek-retariat dewan.

Miswanto Ketua DPRD Kabupaten Indragiri Hulu menyampaikan bahwa tujuan kunjungan ini adalah untuk mengetahui kebijakan Ujian Nasional tahun 2016. Melalui kunjungan ini diharapkan pelaksanaan UN di Kabupaten Indragiri Hulu lancar dan sukses.

“Hasil dari kunjungan kerja ini kami ber-harap bisa berkomunikasi langsung kepa-da masyarakat sehingga pelaksanaan UN di Indragiri Hulu lancar dan sukses”, ungkap Miswanto seraya memperkenalkan anggota dewan.

Zainal A. Hasibuan Ketua BSNP menyam-but positif kunjungan kerja seperti ini sebagai praktik baik antara pihak legistalif dan ekseku-tif dalam melaksanakan UN.

“Melalui kunjungan kerja seperti ini bisa kita cari titik temu antara pihak legistatif dan

Kunjungan kerja DPRD Kabupaten Indragiri Hulu di BSNP membahas pelaksanaan UNBK di sekolah-sekolah di Kabupataen Indragiri Hulu, Riau.

lai tersebut adalah nilai semua sehingga, pada saat penerimaan siswa baru, kita lebih mengu-tamakan indeks integritas tinggi dari pada ni-lai tinggi. Sebab lebih mudah menangani siswa yang memiliki nilai rendah daripada mena-ngani siswa dengan integritas rendah”, ucap Ucok panggilan akrab Zainal A. Hasibuan sera-ya menambahkan salah satu strategi mening-katkan indeks integritas adalah dengan mener-apkan UNBK.

Terkait dengan satuan pendidikan pelak-sana UNBK tahun 2016, Ucok menjelaskan sampai saat ini ada 777 SMP/MTs, 1.288 SMA/MA, dan 2.094 SMK yang akan melaksanakan UNBK. Diharapkan jumlah ini akan meningkat pada tahun-tahun berikutnya.

UNBK, tambah Ucok, tidak boleh dijadi-kan alasan untuk pengadaan komputer secara besar-besaran. Sebab semangat yang diban-gun dalam UNBK bukan pengadaan kompu-ter, tetapi peningkatkan integritas dan efisiensi dalam pelaksanaan UN. (BS)

KETUA BSNP: INDIKATOR SUKSES BUKAN NILAI UN TINGGI TAPI INDEKS INTEGRITAS TINGGI

Dialog tentang UN dengan Komisi IV DPRD Kabupaten Indragiri Hulu

Sebanyak sepuluh anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi

Riau melakukan kunjungan kerja ke BSNP pada hari Selasa (26/1/16) untuk mendapat-kan informasi kebijakan pelaksanaan Ujian Nasional tahun 2016, terutama UN Berbasis Komputer. Rombongan dipimpin langsung oleh Miswanto, SE Ketua DPRD dan Drs. H. Mardius, SH MH Ketua Komisi IV. Sementara anggota lainnya adalah Rizal Zam Zami (PKS), Deari Zamora, SH (PKS), Suharto, SH (PPP),

eksekutif sehingga pelaksanaan UN mendapat dukungan dari berbagai pihak”, ucapnya.

Selain itu, Zainal dalam paparannya menjelaskan tentang ekosistem pendidikan nasional, kebijakan dan teknis pelaksanaan UN tahun2016. Menurut Zainal isu yang penting dalam pelaksanaan UN bukan angka hasil UN, tetapi apakah hasil UN itu dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan atau tidak.

“Jika kita mendapat nilai 9 atau 10, tetapi nilai itu dicapai dengan tidak jujur, maka ni-

Vol. XI/No. 1/Maret 201612

Page 13: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Berita BSNP

Sebanyak 503 kepala sekolah/madrasah un-tuk jenjang SMP dan SMA sederajat mene-

rima anugerah integritas Ujian Nasional (UN) dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada hari Ahad (20/12/2015) di Jakarta. Dengan mengambil tema “Prestasi Penting, Jujur Yang Utama”, acara pemberian anugerah ini ber-langsung selama tiga hari, dari tanggal 20 sampai dengan 22 Desember 2015. Pada hari kedua, Senin (21/12/2015) kepala sekolah/madrasah tersebut diterima Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara. Selanjutnya, mereka diterima pimpinan baru KPK pada hari Selasa (22/12/2015) di kantor KPK.

Turut hadir dalam acara malam penga-nugerahan ini adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Kepala Balitbang, Ketua BSNP, Ketua Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI), dan para pejabat ese-lon dua di lingkungan Kemdikbud.

Sumarna Surapranata Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan dalam laporannya me-nyebutkan para kepala sekolah/madrasah tersebut dipilih berdasarkan indeks integritas dalam pelaksanaan UN selama lima tahun ter-akhir, mulai tahun 2010 sampai dengan 2015. Mereka datang dari 123 kabupaten/kota di 24 provinsi.

Sementara, Anies Bawesdan dalam sam-butannya mengatakan acara seperti ini di-harapkan dapat memotivasi para kepala seko-lah yang lain untuk meningkatkan integritas dalam pelaksanaan UN. Melalui acara ini, di-harapkan juga terjadi perubahan pola pikir.

“Mulai sekarang, kita harus mengubah pola pikir dan cara pandang kita bahwa ber-prestasi saja tidak cukup, harus diikuti dengan integritas yang tinggi. Oleh karena itu yang mendapatkan anugerah adalah mereka yang memiliki integritas tinggi”, ucap Anies yang malam itu memakai baju batik lengan panjang.

Sampai saat ini, tambah Anies, kita sudah 70 tahun merdeka. Mereka yang menyusun dan merintis kemerdekaan Indonesia adalah kaum terdidik yang visioner dengan integri-tas yang tinggi. Mereka yang menyusun kon-stitusi, memiliki kesempatan untuk mengam-bil sebanyak-banyaknya kekayaan dari negeri ini. Tetapi mereka tidak melakukannya. Bahkan diantara mereka ada yang tinggal di daerah Menteng, tetapi harus meninggalkan Menteng karena tidak kuat bayar pajak.

MALAM ANUGERAH KEPALA SEKOLAH BERINTEGRITAS

Anies Mengajak Kepala Sekolah Menyampaikan Pesan Integritas ke Seluruh Tanah Air

Jadi negara Indonesia ini dibangun de-ngan konsep yang sangat modern. Berbeda dengan negara-negara lain yang membangun kemerdekaan dengan mengusir kolonialisme asing, namun tetap mempertahankan feodal-isme lokal. Oleh karena itu, sekarang menjadi tanggungjawab kita untuk mengembalikan negeri ini kepada negeri yang berintegritas.

Anies juga menjanjikan mulai sekarang in-deks integritas UN akan diumumkan ke publik. Sebab tuntutan untuk meningkatkan integri-tas bukan dari siapa-siapa, tetapi tapi dari se-luruh pihak.

“Bagi alumni yang sekolahnya belum ma-suk ke dalam daftar 503 penerima anugerah integritas, tolong tanyakan dan minta supa-ya UN tahun 2016 bisa masuk ke dalam daftar penerima anugerah intigeritas”, pesan Anies yang langsung disambut dengan tepuk ta ngan peserta.

Pada akhir sambutannya, Anies mengajak para kepala sekolah/madarah penerima an-ugerah integritas untuk menyampaikan pesan pentingnya integritas dalam pelaksanaan UN ke seluruh tanah air.

“Mari kita sama-sama mengirimkan pesan ke seluruh wilayah Indonesia. Jangan sung-kan untuk menyampaikan pesan integritas ini. Tunjukan bahwa sekolah kita sekolah yang punya semangat untuk berintegritas, namun tetap berprestasi”, ungkapnya. (BS)

Mulai sekarang, kita

harus mengubah pola pikir

dan cara pandang kita

bahwa berprestasi saja

tidak cukup, harus diikuti

dengan integritas yang

tinggi

-- Anies Baswedan Menteri Pendidikdan dan

Kebudayaan --

Vol. XI/No. 1/Maret 2016 13

Page 14: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Berita BSNP

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

sebagai Pelaksana Ujian Nasional (UN) Tingkat Pusat mengadakan rapat koordinasi pada hari Rabu sampai dengan Jumat (10-12/2/2016) di Ruang Sidang Gedung A Lantai 3, Kemdikbud. Rapat koordinasi ini dihadiri oleh Ketua Pelaksana, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dan Bendahara Pembayar Pembantu (BPP) dari seluruh provinsi. Anggota BSNP yang turut ha-dir dalam acara ini adalah Bambang Suryadi dalam kapasitasnya mewakili Ketua BSNP.

Nizam Kepala Pusat Penilaian Pendidikan dalam paparannya menekankan penting-nya integritas (kejujuran) dalam pelaksanaan UN. Menurut Nizam, Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) dibagi menjadi empat kwadran. Pertama, nilai UN tinggi dan diikuti dengan IIUN tinggi. Kedua adalah nilai UN tinggi, tetapi IIUN rendah. Ketiga adalah nilai UN rendah dan IIUN rendah,sedangkan keempat adalah nilai UN tinggi dan IIUN rendah.

“Sangat memprihatinkan sekali sebagian besar sekolah kita pada kwadran keempat, yai-tu nilai UN tinggi tetapi IIUN rendah. Artinya, usaha dan kerja keras yang kita lakukan selama ini sia-sia karena dinodai dengan ketidakju-juran yang tinggi dalam pelaksanaan UN”, un-gkap Nizam.

Terkait dengan Ujian Nasional Perbaikan, Nizam menjelaskan adanya semangat dan an-tusiasme dari peserta UN yang belum menca-pai standar untuk mengikuti UN Perbaikan.

“Kita baru pertama kali akan melak-sanakan UN Perbaikan pada bulan Februari ini. Mengingat jumlah peserta UN Perbaikan yang selalu bertambah, maka basis tempat pelaksanaan UN Perbaikan yang semula di provinsi, kita alihkan ke kabupaten/kota untuk mendekatkan pelayanan kepada peserta”, un-gkap Nizam seraya menambahkan kebijakan pengalihan ini ditetapkan oleh BSNP melalui surat edaran yang telah dikirim ke seluruh di-nas pendidikan provinsi.

Dalam rapat koordinasi tersebut juga ditegaskan kembali surat edaran dari Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1356/H/TU/2016 tentang Larangan Pungutan Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer. Dalam surat edaran tersebut, seb-agaimana dijelaskan Bambang Suryadi ketika menjawab pertanyaan peserta rapat, satuan pendidikan yang tidak bisa memenuhi per-

RAPAT KOORDINASI PERSIAPAN UN 2016Larangan Adanya Pungutan Pelaksanaan

Ujian Nasional Berbasis Komputer

syaratan sesuai dengan POS UN yang ditetap-kan BSNP, harus mengundurkan diri dari UNBK dan mengikuti UN berbasis kertas dan pensil (UNKP) dengan batas waktu pengunduran diri tanggal 15 Februari 2016.

Apa implikasi surat edaran ini terhadap persiapan UN? Menurut Dadang Sudiyarto Sekretaris Balitbang, akan ada perubahan data jumlah peserta UNBK dan UNKP. Perubahan jumlah ini tentu akan berdampak kepada jum-lah bahan UN yang harus digandakan oleh pi-hak percetakan pemenang lelang.

“Oleh sebab itu, per tanggal 15 Februari 2016 harus sudah ada data peserta UN yang definitif sehingga pihak percetakan bisa melakukan penggandaan sesuai dengan jum-lah peserta UN dan tidak terjadi inefisiensi”, un-gkap Dadang Sudiyarto.

Dalam rapat koordinasi juga disepakati, pengajuan sekolah/madrasah untuk menjadi pelaksana UNBK sudah ditutup dan tidak akan dibuka lagi. Perpindahan dari UNBK ke UNKP lebih mudah diakomodasi dan dikelola daripa-da perubahan dari UNKP ke UNBK. Sebab un-tuk UNBK perlu ada verifikasi infrastruktur dan pelatihan proktor yang pelaksanaannya sudah selesai.(BS)

Satuan pendidikan

yang tidak bisa memenuhi

persyaratan sesuai dengan

POS UN yang ditetapkan

BSNP, harus mengundurkan

diri dari UNBK dan

mengikuti UN berbasis kertas

dan pensil (UNKP) dengan

batas waktu pengunduran

diri tanggal

15 Februari 2016.

-- Surat Edaran Kepala Balitbang Kemdikbud --

Vol. XI/No. 1/Maret 201614

Page 15: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Berita BSNP

Revisi buku teks pelajaran kelompok pemi-natan untuk kelas X, XI, dan XII mutlak di-

lakukan seiring dengan revisi Kurikulum 2013. Revisi dilakukan pada penyesuaian KI dan KD untuk setiap mata pelajaran. Dalam revisi Kurikulum 2013, tidak ada sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2) yang dihilangkan, tetapi diintegrasikan dalam semua mata pela jaran dan diajarkan secara kontekstual dan natural. Untuk menghasilkan buku yang berkualitas dengan harga terjangkau diperlukan kerja keras dan kerjasama dari semua pihak, mulai dari tim psikometri, tim pengembang, penulis, dan penerbit. Selain itu peran BSNP dan Puskurbuk sangat penting dalam memberikan panduan re-visi dan perbaikan buku teks pelajaran.

Demikian catatan penting dari kegiatan rapat kerja penjelasan revisi buku teks pelajar-an Kurikulum 2013 kelompok mata pelajaran peminatan pendidikan menengah tahun 2016, di Puskurbuk, Sabtu (13/2/2016). Hadir dalam acara ini Tjipto Sumadi Kepala Puskurbuk be-serta jajarannya, tiga anggota BSNP, Zaki Su’ud, T. Ramli Zakaria, dan Bambang Suryadi. Selain itu juga hadir tim psikometri, Urip Purwono dan M. Syaifuddin, tim pengembang, tim pen-damping, penulis dan editor dari penerbit.

Tjipto dalam sambutannya mengatakan

KEPALA PUSKURBUK: Revisi Buku Mutlak Dilakukan Seiring Dengan

Revisi Kurikulum 2013revisi buku ini merupakan konsekuensi dari revisi Kurikulum 2013 pada aspek kompetensi inti dan kompetensi dasar.”Karena ada peru-bahan KI-KD dalam kurikulum, maka buku teks pelajaran mutlak direvisi”, ucapnya.

Proses revisi, tambahnya, selama dua ming gu dan hasil revisi harus sudah diserah-kan paling lambat tanggal 28 Februari 2016. Buku yang sudah direvisi akan ditelaah kemba-li oleh tim pengembang.

Supriyatno Kepala Bidang Perbukuan, da-lam sambutannya menjelaskan saat ini ada 446 judul buku yang akan direvisi, dengan rincian 223 buku siswa dan 223 buku guru, untuk kelas X ada 136 judul, kelas XI ada 186 judul, dan ke-las XII ada 134 judul.

Pertanyaannya, apakah dengan proses re-visi ini ada jaminan buku akan lebih baik dari sebelumnya? Hal ini sangat kondisional, yaitu bergantung kepada keseriusan pihak penerbit melakukan revisi sesuai dengan KI dan KD yang baru dari Kurikulum 2013.

Sementara itu Bambang Suryadi dalam sambutannya mengatakan empat standar yang menjadi acuan dalam revisi kurikulum adalah standar kompetensi lulusan (SKL), Standar Isi (SI), standar proses, dan standar penilaian. Revisi Keempat standar tersebut merupakan ranah dan kewenangan BSNP, se-mentara revisi kurikulum menjadi ranah dan kewenangan Puskurbuk.

Lebih lanjut Bambang berpesan kepada para penulis buku, editor, dan tim pengem-bang untuk meluruskan berita yang berkem-bang di masyarakat bahwa KI-1 dan KI-2 di-hilangkan dalam kurikulum yang telah direvisi.

“Tidak benar jika ada anggapan BSNP dan Puskurbuk menghilangkan KI-1 dan KI-2 dalam revisi Kurikulum. Yang terjadi adalah, proses penanaman KI-1 dan KI-2 diintegrasikan kepa-da seluruh mata pelajaran secara kontekstual dan natural. Dengan demikian indikator ke dua kompetensi tersebut tidak dituliskan secara eksplisit, kecuali pada mata pelajaran Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan”.

Penjelasan teknis penilaian buku untuk menghasilkan buku yang berkualitas, disam-paikan Zaki Su’ud anggota BSNP yang bertu-gas sebagai koordinator penilaian buku teks pelajaran. Menurut Zaki, untuk menghasilkan buku yang berkualitas, diperlukan extra effort dari semua pihak, terutama penulis, editor, dan tim pengembang. (BS)

Revisi Kurikulum 2013 dilakukan pada penyesuaian

KI dan KD untuk setiap mata pelajaran. Dalam revisi Kurikulum 2013, tidak ada sikap spiritual (KI-1) dan

sikap sosial (KI-2) yang dihilangkan,

tetapi diintegrasikan dalam semua mata

pelajaran dan diajarkan secara kontekstual dan

natural.

-- Tjipto Sumadi Kepala Puskurbuk --

Vol. XI/No. 1/Maret 2016 15

Page 16: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Berita BSNP

Pertemuan adalah permulaan, selalu ber-sama-sama adalah kemajuan, bekerja bersa-ma adalah keberhasilan.

(Henry Ford)

Ungkapan Henry Ford di atas sangat te-pat untuk menggambarkan acara pleno

BSNP hari ini, Selasa, 19/1/2016 dengan salah satu agenda “Lepas Sambut PPK BSNP”. Dalam suasana penuh keakraban dan kekeluargaan, bertempat di ruang rapat BSNP, telah berlang-sung acara lepas sambut Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BSNP dari pejabat lama ke pe-jabat baru. Hafidz Muksin sebagai PPK BSNP sejak tahun 2012 sampai dengan 2015 secara resmi telah digantikan oleh Ifan Firmansyah. Sebelum ini, Ifan mengemban amanat seba-gai BPP BAN S/M selama lima tahun, sedang-kan Hafidz sekarang menjadi PPK Sekretariat Balitbang. Turut hadir dalam acara ini adalah seluruh anggota BSNP, Neneng Tresnaningsih Kepala Bagian Keuangan Balitbang, yang per-nah menjadi PPK BSNP selama tujuh tahun (2005-2012), Rosmalina BPP BSNP, dan seluruh staf sekretariat dan keuangan.

Masa tiga tahun untuk sebuah posisi atau jabatan sebenarnya masih relatif baru. Namun demikian, untuk amanah dan tanggungjawab, masa tiga tahun merupakan masa yang sangat berat. Demikian kesan tertulis dari Pak Hafidz dalam paparannya.

“Tiga tahun mengabdi mengemban ama-nah sebagai PPK BSNP merupakan sebuah tan-tangan dan tanggungjawab besar untuk dapat memberikan layanan terbaik guna mening-katkan kinerja BSNP”, ungkap Hafidz yang me-

makai batik hitam lengan panjang. Diantara prestasi Hafidz Muksin yang per-

lu dicatat adalah peningkatan layanan manaje-men melalui penambahan waktu pleno BSNP dan kenaikan unit cost.

Sebagaimana kita ketahui sejak 2005 sam-pai dengan 2014, rapat pleno hanya dilakukan sehari dalam seminggu. Demi meningkatkan efektifitas dan produktifitas anggota BSNP, mulai tahun 2015 rapat pleno dilaksanakan dua hari dalam seminggu. Penambahan waktu pleno ini juga diikuti dengan dengan pening-katan unit cost.

Selain itu, Hafidz Muksin juga melakukan staff capacity building dengan mengirimkan mereka mengikuti berbagai pelatihan, dian-taranya adalah pelatihan fotografi, penulisan naskah, training ESQ, dan team building. Secara singkat, Hafidz Muksin telah berhasil membangun “The Dream Team” di BSNP.

Terkait dengan penerbitan Buletin, Hafidz Muksin telah memperluas distribusi buletin se-bagai media komunikasi dan dialog standar nasional pendidikan. Pemenuhan sarana dan prasarana juga mendapat perhatian khusus dari Hafidz Muksin.

Sebagai PPK salah satu indikator kiner-ja yang penting adalah daya serap anggaran dalam satu tahun anggaran. Selama tiga tahun mengemban amanat sebagai PPK BSNP, daya serap anggaran BSNP mengalami kenaikan dari 85.62% pada tahun 2014 menjadi men-jadi 94.20% pada tahun 2015. Sedangkan daya serap BSNP tahun 2013 adalah 93.80%.

Bagi anggota BSNP, peran Hafidz Muksin dalam membangun chemistry dengan ang-

LEPAS SAMBUT PPK BSNP: Selama Tiga Tahun Hafidz Muksin Telah

Mengukir Prestasi di BSNP

Pisah sambut PPK BSNP dari Hafidz Muksin ke Ifan Firmansyah disaksikan oleh Zainal A. Hasibuan (Ketua BSNP), Neneng Tresnaningsih (Kepala Bagian Keuangan Balitbang), dan Rosmalina (BPP BSNP).

Vol. XI/No. 1/Maret 201616

Page 17: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Berita BSNP

gota BSNP telah terbentuk. Hal ini sesuai de-ngan ungkapan Zainal A. Hasibuan Ketua BSNP dalam sambutannya.

“Selama ini chemistry dan suasana keba-tinan antara anggota BSNP dan PPK sudah terbentuk. Oleh karena itu, bukan pertemuan yang kami kehendaki, tetapi pertemuan yang kami sesalkan”, ucap Ucok panggilan akrab Ketua BSNP yang langsung disambut dengan tawa seluruh hadirin.

Menanggapi hal tersebut, bagi Neneng Trisnaningsih, acara hari ini bukan merupak-an perpisahan, tetapi merupakan perluasan jaring an kerja.

“Kita tidak berpisah karena masih satu induk, yaitu Badan Penelitian dan Pengem-bangan Kemdikbud. Hubungan kita tetap ter-jalin. Pergantian dari Pak Hafidz ke Pak Ifan merupakan kebijakan pimpinan”,ucap Neneng.

Dalam sambutannya, Hafidz Muksin juga mengingatkan keberadaan sumber daya ma-nusia (SDM) yang mendukung kegiatan BSNP sampai saat ini masih sangat terbatas baik dari segi kuantitas maupun status kepegawaian.

“Satu hal yang perlu mendapat perhatian dari Sekretariat BSNP adalah kenyataan bahwa mayoritas staf sekretariat masih berstatus se-bagai karyawan honorer”, ucap Hafidz seraya menambahkan semoga ke depan penguatan status SDM bisa ditingkatkan.

Pada kesempatan tersebut, Hafidz juga memaparkan potret kinerja staf sekretariat dan anggota BSNP dari aspek kehadiran dan kete-patan waktu.

Selamat mengemban amanat dan tu-gas baru Pak Hafidz Muksin dan Pak Ifan Firmansyah. Semoga dinamika dan rotasi ini memberikan manfaat dan hikmah bagi BSNP. Amin. BS

Tiga tahun mengabdi mengemban amanah

sebagai PPK BSNP merupakan sebuah

tantangan dan tanggungjawab besar untuk dapat memberikan layanan terbaik guna meningkatkan

kinerja BSNP

-- Hafidz Muksin PPK BSNP Periode 2012-2015 --

Sebagai lembaga mandiri dan profesion-al, BSNP selalu meningkatkan kemam-

puan anggota dan staf melalui kegiatan in-service training atau pelatihan dalam jabatan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkat-kan kemampuan dan kapasitas anggota dan staf sekretariat.

Pada bulan Januari 2016, BSNP mengirim-kan tiga orang staf sekretariat untuk mengiku-ti pelatihan penulisan artikel di Bandung (28-29/1/2016) yang dilaksanakan oleh Intermedia, pihak swasta yang bergerak dalam peningka-tan sumber daya manusia. Ketiga staf sekre-tariat tersebut adalah Ning Karningsih, Nurul Najmah, dan Renny Wulansari. Turut serta dalam kegiatan ini adalah dua orang dari Warta Balitbang, yaitu Rohana dan Nana Nurhayati. Selain itu, BSNP juga mengirimkan satu orang anggota BSNP, Titi Savitri Prihatiningsih un-tuk mengikuti traning ESQ di Jakarta (29-31/1/2016).

Selama tiga hari mengikuti pelatihan ket-erampilan menulis, banyak pengalaman yang didapat, sebagaimana diungkapkan Renny.

CAPACITY BUILDING: BSNP Kirim Staf dan Anggota untuk

Pelatihan Menulis dan ESQ“Kegiatan pelatihan seperti ini banyak mem-bantu meningkatkan kemampuan menulis. Selain tahu teori, juga langsung praktik men-ulis. Tulisan kita diberi feedback oleh pela-tih”, ungkap Renny seraya menyebutkan dua orang pelatih yaitu P. Hernowo dan J. Haryadi. Keduanya merupakan penulis lepas yang san-gat produktif.

Dalam pelatihan ini, tambahnya, peserta betul-betul dilatih untuk bisa menulis. Sebelum ini, menulis itu terasa sulit, tapi setelah ada pelatihan, menulis menjadi mudah. Sebab, kita bisa menulis apa saja dan dimana saja. Mulai dari tulisan sederhana, seperti cerita, reportase kegiatan atau profil individu, sampai pada tu-lisan ilmiah.

Bagi Ning Karningsih dengan mengikuti pelatihan ini merasa termotivasi dan percaya diri untuk berkarya melalui tulisan tanpa takut salah dan tanpa terpaku dengan kaidah-kaidah penulisan yang baku.

“Selama ini saya pribadi dalam membuat suatu tulisan terkungkung pada aturan baku dan teori-teori, yang justru semuanya itu se-

Vol. XI/No. 1/Maret 2016 17

Page 18: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Berita BSNP

makin membelenggu kreatifitas karena takut salah, khawatir tidak mengikuti kaidah pe-nulisan yang baik dan benar. Di pelatihan ini peserta dituntut agar menulis secara lepas. Menanggalkan semua aturan yang ada. Tulis saja apa yang ada di benak kita”, ungkapnya.

““

Selama ini saya pribadi dalam membuat suatu tu-lisan terkungkung pada

aturan baku dan teori-teori, yang justru semuanya itu se-makin membelenggu kreati-fitas karena takut salah, kha-watir tidak mengikuti kaidah

penulisan yang baik dan benar. Di pelatihan ini peser-

ta dituntut agar menulis secara lepas. Menanggalkan

semua aturan yang ada. Tulis saja apa yang ada di

benak kita

-- Ning Karningsing Staf Sekretariat BSNP --

Nurul Najmah juga memiliki kesan tersen-diri setelah mengikuti pelatihan. Baginya, pela-tihan ini dapat menumbuhkan motivasi untuk menulis serta menghilangkan rasa tidak per-caya diri, takut, dan malu.

“Pada awalnya rasa tidak percaya diri, rasa takut, dan malu selalu menghantui fikiran saya. Maklum, selama ini saya tidak pernah menulis seperti apa yang diharapkan, kecuali menulis pesan singkat (sms) yang seringkali dihapus atau diedit jika pesan itu ditujukan kepada pimpinan atau sms yang bersifat formal”, ung-kap Nurul sambil menambahkan keterbatasan kosa kata juga menjadi kendala dalam menulis.

Sementara itu, Titi Savitri anggota BSNP yang mengikuti pelatihan ESQ menuturkan ke-giatan training sangat padat, mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 19.00.

“Baru sekali ini mengikuti training ESQ. Sangat mengesankan, sebab emosi diobok-obok, tidak hanya brainwash, tapi juga emotion wash, dan qalb wash”, ungkap Titi dalam pesan singkat di group WA BSNP.

Sebenarnya program pelatihan ESQ ini ditawarkan kepada semua anggota BSNP, na-mun karena jadwal pelatihan yang bentrok dengan kegiatan lain, hanya satu anggota BSNP yang bisa mengikuti pelatihan. Semoga setelah mengikuti pelatihan tersebut, kinerja dan produktivitas anggota dan staf sekretariat meningkat. Amin. BS

Peserta pelatihan Penulisan Artikel berfoto bersama P. Hernowo (keempat dari kiri), salah satu pengajar.

UJIAN NASIONAL TIDAK MENENTUKAN KELULUSAN, POSISI UJIAN SEKOLAH SANGAT

STRATEGIS DAN PENTING

Salah satu kebijakan mendasar dan esensial yang dilakukan Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan mulai tahun 2015 adalah menghapus fungsi Ujian Nasional (UN) seba-gai penentu kelulusan peserta didik dari satu-

an pendidikan. Dengan demikian, satuan pen-didikan memiliki kewenangan penuh dalam menentukan kelulusan peserta didik dari sa-tuan pendidikan dan posisi ujian sekolah sa-ngat strategis dan penting. Peserta didik dinya-

Vol. XI/No. 1/Maret 201618

Page 19: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Berita BSNP

takan lulus dari satuan pendidikan, setelah memenuhi kriteria: (a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran, (b) memiliki nilai mini-mal baik untuk sipak atau perilaku, dan (c) lulus ujian sekolah. Demikian catatan penting dari kegiatan pendampingan persiapan ujian seko-lah yang dilaksanakan Direktorat Pembinaan SMA bekerjasama dengan BSNP di Bogor (20/2/2016). Turut hadir dalam acara ini perwa-kilan guru, kepala sekolah, dan pengawas SMA dari seluruh Indonesia.

Menurut Bambang Suryadi dalam pa paran-nya, ada tiga jenis penilaian, yaitu penilaian oleh pendidik, penilaian oleh satuan pendi dikan, dan penilaian oleh Pemerintah dalam bentuk Ujian Nasional. Posisi UN dan Ujian Sekolah (US) adalah independen. Artinya, nilai UN tidak lagi dipergunakan untuk menentukan kelulusan dari satuan pendidikan dan sebaliknya nilai US tidak memiliki bobot dalam UN. Namun demiki-an, baik UN maupun US, sama-sama mengukur Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

“Jika peserta didik menunjukkan pencapai-an prestasi yang bagus dalam penilain yang di-lakukan guru malalui ulangan, diproyeksikan peserta didik akan mencapai prestasi yang bagus dalam ujian sekolah. Nah, pencapaian

peserta didik dalam ulangan dan ujian sekolah ini menjadi bekal utama dalam mengikuti UN”, ucap Bambang.

Namun, tambahnya, masih ada satuan pendidikan yang terlalu longgar dalam mem-berikan nilai ujian sekolah, meskipun nilai tersebut tidak menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Pada saat UN, siswa ti-dak mampu menjawab dengan baik, sehingga hasil yang diperoleh menunjukkan nilai ujian sekolah yang tinggi dan nilai UN yang rendah.

“Anehnya, kondisi yang seperti ini malah terjadi pada satuan pendidikan yang diping-giran dengan segala keterbatasan dalam hal kompetensi guru dan fasilitas sekolah”, ungkap Bambang seraya menambahkan guru dalam memberikan niliai tidak hanya berdasarkan prestasi siswa tetapi juga karena pertimbang-an ‘kerahiman’ atau belas kasihan.

Dengan adanya variasi nilai sekolah, maka sifat ujian sekolah tidak standar sehingga hasil-nya tidak komparabel. Berbeda dengan ni-lai UN yang merupakan standardized test dan hasilnya bersifat komparabel. Oleh karena itu, fungsi UN ketika tidak lagi menentukan kelu-lusan dari satuan pendidikan adalah sebagai correcting factor bagi nilai sekolah. BS

Rembuk Nasional (Rembuknas) merupakan hajat tahunan Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan dengan tujuan untuk mem-perkuat sinergi dengan Pemerintah Daerah dan Kementerian/Lembaga terkait dalam men-goptimalkan pelaksanaan program dan keg-iatan tahun 2016 serta penyusunan rencana kerja tahun 2017. Tema Rembuknas tahun 2016 adalah “Meningkatkan Pelibatan Publik dalam Membangun Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan di Pusat dan Daerah”.

Didik Suhardi Sekretaris Jenderal Kemdikbud dalam kapasistasnya sebagai Ketua Panitia mengatakan bahwa jumlah peserta yang hadir 990 orang (laki-laki 864 dan perempuan 126), melebihi target yang diun-dang 956. Hal ini karena beberapa daerah an-tusias untuk mengikuti Rembuknas, sehingga ada yang mengirim lebih dari satu orang per-wakilan. Pendaftaran dilakukan secara daring.

Turut hadir dalam acara ini para pemangku kepentingan dan para pelaku pendidikan dan kebudayaan di Pusat, Provinsi, Kabupaten, dan Kota. Mereka meliputi eselon I-III Kemdikbud, Komisi X DPR-RI, Kepala Dinas Pendidikan

Provinsi dan Kab/Kota, Kepala LPMP, dan UPT Kemdikbud di daerah. Sebagai keynote speaker adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang dalam hal ini diwaliki oleh Agus Sartono Deputi Bidang Pendidikan dan Agama.

Menurut Didik Suhardi ada empat hal yang berbeda dalam Rembuknas kali ini, yai-tu substansi, nara sumber, peserta, dan me-kanisme pelaksanaan. Dari segi substansi, Rembuknas tahun ini difokuskan pada pen-guatan ekosistem pendidikan nasional baik pada tingkat pusat maupun daerah. Hal ini tercermin dari tema Rembuknas itu sendiri, yiatu “Meningkatkan Pelibatan Publik dalam Membangun Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan di Pusat dan Daerah”. Sementara dari segi nara sumber, panitia pelaksana men-gundang nara sumber dari perusahaan tingkat internasional, yaitu CEO General Electric.

“Kita ingin memberikan perspektif yang berbeda dalam meningkatkan mutu pendidi-kan dengan mengundang nara sumber dari perusahaan tingkat internasional”, ungkap Anies seraya menguatkan apa yang disampai-

REMBUK NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016Perspektif Baru Dalam Peningkatan

Mutu Pendidikan Nasional

Vol. XI/No. 1/Maret 2016 19

Page 20: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Berita BSNP

kan Didik Suhardi dalam laporannya. Para peserta Rembuknas 2016 lebih ban-

yak dibandingkan peserta Rembuknas 2015. Semua unsur yang terlibat dalam Rembuknas 2015 diundang dan ditambah dengan unsur dari LSM, Ormas yang menangani bidang pen-didikan, UPT Kemdikbud di seluruh Indonesia, dan pegiat pendidikan lainnya. Komposisi peserta ini dimaksudkan untuk menggambar-kan keterlibatan publik dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Mekanisme pelaksanaan Rembuknas 2016 juga berbeda dari tahun 2015. Tahun lalu, keg-iatan dibagi menjadi dua, dalam bentuk pleno yang dihadiri seluruh peserta dalam satu ru-ang dan pembahasan dalam rapat komisi den-gan nara sumber dari eselon I atau II pejabat Kemdikbud.

“Para eselon I dan II dalam pelaksanaan Rembuknas 2016 menjadi peserta untuk me-nyimak aspirasi dari daerah, bukan untuk memberikan arahan. Justru fasilitator dalam rapat komisi dari pejabat eselon III dan IV”, un-gkap Anies yang langsung disambut dengan tepuk tangan.

Dengan mekanisme seperti itu, maka pak-aian para pesertapun disesuaikan. Pada hari pertama, peserta mengenakan pakaian batik lengan panjang, sementara pada hari kedua memakai kaos warna putih dan celana olah raga warna biru.

Implementasi tema Rembuknas diwujud-kan dengan melibatkan berbagai unsur yang diundang dalam acara Rembuknas. Empat nara sumber yang menyajikan materi pada hari ked-ua, Senin, 22 Februari 2016, adalah dari pihak swasta. Mereka adalah Handry Satriago, CEO General Electric, memaparkan materi tentang “Gerakan revolusi mental di bidang pendidikan dan kebudayaan”. Pembicara kedua adalah Ade Irawan (ICW) menyajikan materi tentang “Strategi pencegahan penyimpangan dalam pengelolaan program, kegiatan,dan anggaran bidang pendidikan dan kebudayaan”.

Sementara itu, Abdul Malilk Gismar (Senior Advisor for Knowledge and Resource Center)

menyampaikan materi tentang strategi pen-guatan sinergitas pelaksanaan urusan dan kewenangan pusat dan daerah bidang pen-didikan dan kebudayaan. Materi keempat, disampaikan Rene Suhardono dari Indonesia Mengajar dengan judul “Membangun daya imijinasi, kreativitas, dan kualitas daya manusia dengan cara membaca”.

Handry Satriago merupakan orang per-tama yang menjadi CEO General Electric dari Indonesia. Menyelesaikan pendidikan SMA di Lab School Jakarta dan menyelesaikan sarjana S1 di IPB. Dalam paparannya, Handry yang me-makai kursi roda sejak di bangku SMA mengu-las tiga tantangan persaingan dunia.

Pertama, ketidakpastian perubahan. Perubahan terjadi sangat cepat dan tidak per-nah terprediksi sebelumnya. Perubahan tsb perlu diatasi dengan fleksibilitas dan adapt-abilitas. Kedua, globalisasi. Daya saing mut-lak diperlukan dalam dunia yang sudah saling bergantung antara satu negara dengan negara lain. Indikator utama untuk menciptakan daya saing yang tinggi adalah value, atau nilai. Value dihasilkan dari proses berpikir kreatif. Ketiga, persaingan ide. Perusahaan-perusahana ter-baik dunia mayoritas diisi oleh perusahaan yang mejual ide. Persaingan ini terlihat dari banyaknya fenomena alat transportasi one-line/daring sebagai proses persaingan ide di dunia bisnis, seperti Go-Jek, Grab Bike, Blue- Jack, dan Uber Taxi. BS

Anies Baswedan (kelima dari kiri) didampingiPejabat Eselon I Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendengarkan laporan hasil sidang Komisi dalam Rembuk Nasional.

“ “Tiga tantanganpersaingan dunia:

Ketidakpastian perubahan, globalisasi, dan persaingan

ide.

-- Handry Satriago,CEO General Electric --

Vol. XI/No. 1/Maret 201620

Page 21: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Berita BSNP

Anies Baswedan membuat kebijakan baru dengan menghilangkan fungsi Ujian

Nasional (UN) sebagai penentu kelulusan dari satuan pendidikan. Kebijakan ini diberlakukan pada pelaksanaan UN tahun 2015. Meskipun UN tidak lagi menentukan kelulusan, praktik kecurangan dalam UN juga belum hilang. Apa yang salah dengan pelaksaan UN? Bisakah ke-curangan diukur dan Bagaimana mengukur ke-curangan dalam UN?

Menurut Anies kejujuran itu sulit diukur. Yang bisa diukur adalah tingkat kecurangan berdasarkan pola jawaban yang salah. Jika tingkat kecurangan bisa diidentifikasi, maka kita juga bisa mengidentifikasi indeks integri-tas.

Di hadapan para peserta Rembuk Nasional, Anies juga menyayangkan tingkat kecuran-gan yang masih tinggi dalam pelaksanaan UN, meskipun UN tidak lagi menentukan kelulusan. Pelanggaran moral (kejujuran) penangannya lebih berat daripada memperbaiki kinerja ak-demik (nilai yang rendah).

“Potret integritas yang masih rendah ini jika tidak kita intervensi, akan menentu-kan wajah masa depan bangsa Indonesia. Permasalahan bangsa Indonesia ini bukannya kekurangan orang yang pintar dan berkom-peten, tetapi hilangnya integritas dalam prak-tik kehidupan sehari-hari”, ucap Anies se-raya menambahkan UN merupakan media untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran kepa-da siswa.

Lebih lanjut Anies memberikan pesan khu-

PESAN ANIES BASWEDAN DALAM REMBUKNAS 2016: KEMBALIKAN TRADISI JUJUR DI SEKOLAH

“Satuan pendidikan yang menerima pia-gam penghargaan supaya memajangnya di dinding sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa bangga kepada para siswa dan guru. Bagi sekolah/madrasah yang be-lum menerima piagam, artinya masih ada ma-salah di sekolah/madrasah tersebut. Mari kita kembalikan tradisi jujur di sekolah/madrasah. Karena sekolah/madrasah kita memiliki tradisi jujur”, ucap Anies mengakhiri pesannya.

sus kepada peserta Rembuk Nasional untuk disampaikan kepada para pemangku kepent-ingan di daerah masing-masing, yaitu pesan untuk menghentikan praktik concek menyon-tek dalam UN.

“Jika para pesereta Rembuk Nasional ingin nama satuan pendidikan dan kabupaten/kota menjadi terhormat, hentikan praktik contek menyontek dalam UN. Mari kita hentikan prak-tik kecurangan. Untuk meningkatkan Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) tidak perlu kerja keras cukup satu perintah, “Jangan contek me-nyontek, jangan bagikan kunci jawaban yang tidak jelas”.

Dulu, tambah Anies, masyarakat mel-aporkan terjadinya kecurangan kepada Pemerintah. Sekarang, Pemerintah yang men-gumumkan terjadinya kecurangan kepada ma-syarakat melalui IIUN. Indek integritas ini meru-pakan bagian dari bentuk revolusi mental.

Sebagai bentuk apresiasi kepada satu-an pendidikan yang memiliki indeks integ-ritas tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan piagam penghar-gaan kepada 11.700 sekolah di kwadran satu dan dua. Kwadran satu adalah satuan yang memiliki indeks integritas dan hasil UN yang tinggi, sedangkan kwadran dua adalah satu-an pendidikan yang memiliki indeks integritas tinggi tetepi nilai UN rendah.

Anies Baswedan memberikan paparan dan

arahan di Rembuk Nasional

“ “Mari kita kembalikantradisi jujur di sekolah/

madrasah. Karena sekolah/madrasah kita memiliki tradisi jujur.

--Anies Baswedan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan--

Vol. XI/No. 1/Maret 2016 21

Page 22: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Berita BSNP

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan meluncurkan tiga

produk unggulan dalam Rembuk Nasional 2016 (21-23/2/2016) yang mengambil tema “Meningkatkan Pelibatan Publik dalam Membangun Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan di Pusat dan Daerah”.

Pertama, Anies meluncurkan “Jendela Pendidikan dan Kebudayaan” yang dapat diak-ses di: http://jendela.data.kemdikbud.go.id Situs jendela data ini memberikan inforasi pro-fil pendidikan, informasi indikator dan kajian, informasi program pembangunan dan pembi-naan, dan informasi budaya, bahasa, dan ling-kungan.

Kedua, Anies juga meluncurkan situs “Sekolah Kita” sebagai media informasi dan komunikasi kita dengan sekolah di seluruh Indonesia. Sekolah Kita dapat diakses di http://

REMBUK NASIONAL: ANIES BASWEDAN LUNCURKAN TIGA PRODUK UNGGULAN PENDIDIKAN

Tampilan depan laman Jendela Pendidikan Kebudayaan

Tampilan depan laman Sekolah Kita

sekolah.data.kemdikbud.go.id. Melalui situs ini kita dapat mengetahui

profil sekolah untuk jenjangn pendidikan dasar dan menengah di seluruh Indonesia, serta memberikan saran dan komentar untuk sekolah. Selain itu,kita juga bisa melakukan perbandingan antar sekolah, sebagai bahan pertimbangan jika kita ingin memilih sekolah untuk anak-anak kita. Jika kita ingin melihat data sekolah kita, dari SD sampai SMA seder-ajat, situs ini bisa memberikan informasiyang akurat. Data diambil dari DAPODIK Kemdikbud.

Dalam rembuknas tersebut Anies juga menyampaikan “Neraca Pendidikan Daerah”, merupakan gambaran mutakhir pendidikan di suatu daerah dari segi anggaran, SDM, sarana prasarana dll. Neraca daerah ini dapat diakses di http://npd.data.kemdikbud.go.id.

Vol. XI/No. 1/Maret 201622

Page 23: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Lensa BSNP

Anggota BSNP berfoto bersama rombongan Komisi IV DPRD Kabupaten Indragiri Hulu setelah berdialog tentang pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di ruang sidang BSNP (26/1/2016).

Vol. XI/No. 1/Maret 2016 23

Peserta Rembuk Nasional sedang mendengarkan arahan yang diberikan oleh panitia dalam rapat komisi.

Page 24: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Lensa BSNP

Zainal A. Hasibuan Ketua BSNP (keempat dari kiri) menyimak arahan Menteri Pendidikdan dan Kebudayaan dalam acara Rembuk Nasional (21-23/2/2016) di Sawangan.

Tim gabungan dari Balitbang Kemdikbud dan BSNP yang bertugas memberikan informasi saat menjaga stand pameran dalam acara Rembuk Nasional di Sawangan, Depok.

Vol. XI/No. 1/Maret 201624

Page 25: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Lensa BSNP

Vol. XI/No. 1/Maret 2016 25

Rapat kegiatan Penyusunan Desain Awal / Bahan Kajian Pemantauan Implementasi Standar Nasional Pendidikan Tinggi dalam Akreditasi Program Studi dan Pendidikan Tinggi (10-11/3/2016)

Dadang Sudiyarto Sekretaris Balitbang (baju putih) memberikan pandangan dan pendapat terkait dengan rencana BSNP menyusun Standar Pengembangan Kurikulum, di ruang sidang BSNP.

Page 26: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Lensa BSNP

Foto bersama Anggota BSNP dan Narasumber pada kegiatan Penyusunan Desain Awal / Bahan Kajian Pemantauan Implementasi Standar Nasional Pendidikan Tinggi dalam Akreditasi Program Studi dan Pendidikan Tinggi

Dari kiri ke kanan, Didi Pujohadi PPK Ujian Nasional, Suprananto dan Asrijanty keduanya dari Puspendik dalam rapat pleno BSNP untuk membahas persiapan pelaksaaan Ujian Nasional 2016.

Vol. XI/No. 1/Maret 201626

Page 27: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Lensa BSNP

Anggota BSNP berpose bersama nara sumber kegiatan penyusunan desain awal untuk Standar Pengembangan Kurikulum. Diantara nara sumber adalah Muhamamd Ali Guru Besar UPI (delapan dari kiri), Tjipto Sumadi Kepala Puskurbuk (sembilan dari kiri), dan Ahmad Rizali Staf Khusus Menteri Bidang Pendidikan (enam dari kanan).

Ifan Firmansyah PPK BSNP (tengah) memimpin rapat koordinasi sekretariat BSNP untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan BSNP bulan Januari sampai dengan Maret 2016.

Vol. XI/No. 1/Maret 2016 27

Page 28: Buletin BSNP Edisi 1 Tahun 2016

Lensa BSNP

Anggota BSNP berpose bersama

staf sekretariat dalam acara ulang tahun staf

keuangan BSNP.

Kebijakan Kementerian Pendidikdan dan Kebudayaan untuk memakai pakain daerah setiap hari Selasa minggu pertama dan ketiga mendapat sambutan positif dari staf sekretariat BSNP. Mereka mengekspresikan rasa gembira dan kebersamaan dalam keragaman (unity in deversity) di ruang rapat BSNP.

Ifan Firmansyah PPK BSNP (keempat dari

kiri) berpose bersama staf sekretariat. Telah

menjadi tradisi di BSNP untuk mempererat

rasa kekeluargaan dan kebersamaan melalui

acara potong tumpeng dan doa bersama bagi

anggota atau staf yang berulang tahun.