Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan...

32
Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 0 ` Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155

Transcript of Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan...

Page 1: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 0

`

Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155

Page 2: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 1

Diterbitkan oleh : JKKG (Jaring Komunikasi Komunitas Guru)http://www.buletinguruindonesia.com

“ Buletin Guru Indonesia adalahMedia publikasi online nasionaluntuk mengembangkan danmenyebar luaskan kompetensiguru, kreatifitas, karya tulis ilmiahdan inovatif guna membangunkepribadian bangsa danmeningkatkan komunikasi insanguru “

Pengelolah /Penanggung Jawab:Bambang Sutedjo,SPd,Msi

Dewan Redaksi :-Pristy Aroma Mawarda, S.Si-Tatik Yuliantoro , SPd

Layout/Desing :-T.T. Susanto, S.Ikom- A.S. Adhim, S.Kom

e-mail:[email protected] 0388 6953

PENGANTAR REDAKSI

potensi dan kreatifitas untuk membangunpendidikan di Indonesia. Lewat tulisan segalaide dan gagasan muncul, agar tulisan kitasemakin sempurna maka perlu kembalimemahami Ejaan Yang Disempurnakan, olehkarena itu mulai triwulan satu 2013 ada materimemahami bahasa Indonesia dan mengangkatkarya tulis siswa dan materi ke Pramukaan.

Efektivitas Pembelajaran Kontekstual..... ...........2

Nun mati dan Mim mati............................ 12

Tupoksi Pengawas......................................13

Peran Kepala Sekolah.................................18

Sering bolos karena jarak rumah................21

Separu aku kamu Indonesia.......................22

Perbedaan Pramuka....................................24

Adiwiyata tanpa lahan................................25

Memahami Bahasa Indonesia....................28

Keterangan Cover depanPara penulis terbitan triwulan I tahun 2013Keterangan Sampul belakangKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa

Pembaca, memasuki tahun2013 maka kita semakinmamtap dalam mengembang

Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155

Page 3: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 2

Efektivitas Pembelajaran Kontekstual Model Pengajaran BerbasisMasalah dalam meningkatkan Prestasi Belajar Fisika(IPA Terpadu) Pada Siswa

kelas IX-A SMP Negeri 46 Surabaya Tahun2012/2013

dan tantangan-tantangan yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.Pekerjaan mewujudkan maksud di atas bukan hal yang mudah dan sederhana. Tidak pula dapatdicapai dalam waktu singkat. Hal itu memerlukan dukungan seluruh komponen bangsa danusaha yang direncanakan secara matang, berkelanjutan, serta berlangsung seumur hidup. Iniberarti bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang utuh dan berkualitas melaluipendidikan dibutuhkan seperangkat prasarana dan sarana pendukung yang memadai. Dalamsistem pendidikan, kurikulum merupakan komponen esensial dan utama yang perlu mendapatperhatian dari berbagai pihak, seperti pemerintah, pengembangan kurikulum, dan para gurusebagai ujung tombak pelaksanaan kurikulum dimaksud. Salah satu permasalahan yangdihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasardan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional,antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru, penyempurnaankurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lain,dan peningkatan mutu manajemen sekolah, namun demikian, berbagai indikator mutupendidikan belum menunjukkan peningkatan yang memadai.Upaya peningkatan kualitaspendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan olehpemerintah melalui Depdiknas. Upaya itu antara lain dalam pengelolaan sekolah, peningkatansumber daya tenaga pendidikan, pengembangan/penulisan materi ajar, serta pengembanganparadigma baru dengan metodologi pengajaran. Mengajar bukan semata persoalanmenceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi ke dalambenak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan danpemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisamembuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan metode pembelajaran kontekstualmodel pengajaran berbasis masalah. Apa yang menjadikan belajar aktif? Agar belajar menjadiaktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkajigagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harusgesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkantempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud).Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukanpertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu“mengerjakannya”, yakni menggambarkan sesuatu dengan

Latar Belakang Masalah (BAB I)Pembangunan Nasional di bidang pengembangansumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas melaluipendidikan merupakan upaya yang sungguh-sungguh danterus-menerus dilakukan untuk mewujudkan manusiaIndonesia seutuhnya. Sumberdaya yang berkualitas akanmenentukan mutu kehidupan pribadi, masyarakat, danbangsa dalam rangka mengantisbiologisi, mengatasipersoalan-persoalan,

Oleh : Drs.Dedy Sukamto, MPd (ketua) 1. Dra. Mukamilah ( Anggota) 2. Dra. Dwi Wulandari Anggota )

Page 4: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 3

B. Rumusan MasalahBertitik tolak dari latar belakang diatas

maka penulis merumuskan permasalahnnyasebagi berikut:1)Bagaimanakah peningkatanprestasi dan penguasaan materi pelajaran Fisikadengan diterapkannya metode pembelajarankontektual model pembelajarn berbasis masalahpada siswa Kelas IX-A Tahun Pelajaran2012/2013?, 2)Bagaimanakah pengaruhpembelajaran kontekstual model pengajaranberbasis masalah dalam membantu siswameningkatkan pemahaman dan motivasi belajarFisika pada siswa Kelas IX-A Tahun Pelajaran2012/2013?

C. Tujuan PenelitianSesuai dengan permasalahan di atas,

penelitian ini bertujuan untuk: 1)Inginmengetahui bagaimana prestasi, pemahamandan penguasaan mata pelajaran Fisika setelahditerapkannya pembelajaran kontekstual modelpengajaran berbasis masalah pada siswa IX-ATahun Pelajaran 2012/2013. 2)Inginmengetahui pengaruhnya metode pembelajarankontekstual model pengajaran berbasis masalahdalam meningkatkan prestasi dan pemahamansiswa terhadap materi pelajaran Fisika setelahditerapkan pembelajaran kontekstual modelpengajaran berbasis masalah pada siswa KelasIX-A Tahun Pelajaran 2012/2013.

D. Manfaat PenelitianAdapun maksud penulis mengadakan

penelitian ini diharapkan dapat bergunasebagai: 1)Menambah pengetahuan danwawasan penulis tentang peranan guru dalammeningkatkan pemahaman siswa belajarFisika.2)Sumbangan pemikiran bagi gurudalam proses belajar-mengajar danmeningkatkan pemahaman siswa belajar Fisikasiswa kelas IX-A di SMP Negeri 46 TahunPelajaran 2012/2013. 3)Menerapkan metodeyang tepat sesuai dengan materi pelajaranFisika.

E. Definisi Operasional VariabelAgar tidak terjadi salah persepsi

terhadap judul penelitian ini, maka perludidefinisikan hal-hal sebagai berikut: 1)Metodepembelajaran konstesktual berbasis masalah:Pengajaran berbasis masalah (Problem-BasedLearning) adalah suatu pandekatan pengajaranyang menggunakan masalah dunia nyatasebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar

tentang cara berpikir kritis danketerampilan pemecahan masalah, sertauntuk memperoleh pengetahuan dankonsep yang esensial dari materipelajaran. 2)Motivasi belajar adalah:Merupakan daya penggerak psikis daridalam diri seseorang untuk dapatmelakukan kegiatan belajar danmenambah keterampilan, pengalaman.Motivasi mendorong dan mengarah minatbelajar untuk tercapai suatu tujuan.3)Prestasi belajar adalah:Hasil belajaryang dinyatakan dalam bentuk nilai ataudalam bentuk skor, setelah siswamengikuti pelajaran.

F. Batasan MasalahKarena keterbatasan waktu, maka

diperlukan pembatasan masalah yangmeliputi: 1)Penelitian ini hanya dikenakanpada siswa Kelas IX-A SMP Negeri 46Surabaya Tahun Pelajaran 2012/2013.2)Penelitian ini dilaksanakan pada bulanAgustus tahun pelajaran 2012/2013.3)Materi yang disampaikan adalah pokokbahasan Listrik Statis .

KAJIAN PUSTAKA (II)1. Pengertian Belajar: Pengertian belajar

sudah banyak dikemukakan dalamkepustakaan. Yang dimaksud belajaryaitu perbuatan murid dalam bidangmaterial, formal serta fungsional padaumumnya dan bidang intelektual padakhususnya. Jadi belajar merupakan halyang pokok. Belajar merupakan suatuperubahan pada sikap dan tingkah lakuyang lebih baik, tetapi kemungkinanmengarah pada tingkah laku yang lebihburuk.

Untuk dapat disebut belajar, makaperubahan harus merupakan akhir daripada periode yang cukup panjang.Berapa lama waktu itu berlangsung sulitditentukan dengan pasti, tetapiperubahan itu hendaklah merupakanakhir dari suatu periode yang mungkinberlangsung berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Belajar merupakan suatu prosesyang tideak dapat dilihat dengan nyataproses itu terjadi dalam diri seserorangyang sedang mengalami belajar. Jadiyang dimaksud dengan belajar bukan

Page 5: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 4

tingkah laku yang nampak, tetapi prosesnyaterjadi secara internal di dalam diri individudalam mengusahakan memperoleh hubungan-hubungan baru.

2.Pengertian Prestasi Belajar”Sebelumdijelaskan pengertian mengenai prestasibelajar, terlebih dahulu akan dikemukakantentang pengertian prestasi. Prestasi adalahhasil yang telah dicapai. Dengan demikianbahwa prestasi merupakan hasil yang telahdicapai oleh seseorang setelah melakukansesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu. Jadiprestasi adalah hasil yang telah dicapai olehkarena itu semua individu dengan adanyabelajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individubelajar menginginkan hasil yang yang sebaikmungkin. Oleh karena itu setiap individuharus belajar dengan sebaik-baiknya supayaprestasinya berhasil dengan baik. Sedangpengertian prestasi juga ada yang mengatakanprestasi adalah kemampuan. Kemampuan disini berarti yan dimampui individu dalammengerjakan sesuatu.

3. Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh prestasi/hasil belajaryang baik harus dilakukan dengan baik danpedoman cara yang tapat. Setiap orangmempunyai cara atau pedoman sendiri-sendiridalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocokdigunakan oleh seorang siswa, tetapi mungkinkurang sesuai untuk anak/siswa yang lain. Halini disebabkan karena mempunyai perbedaanindividu dalam hal kemampuan, kecepatandan kepekaan dalam menerima materipelajaran. Oleh karena itu tidaklah ada suatupetunjuk yang pasti yang harus dikerjakanoleh seorang siswa dalam melakukan kegiatanbelajar. Tetapi faktor yang paling menentukankeberhasilan belajar adalah para siswa itusendiri. Untuk dapat mencapai hasil belajaryang sebaik-baiknya harus mempunyaikebiasaan belajar yang baik.

B. Faktor-Faktor Yang MempengaruhiPrestasi Belajar1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Adapun faktor-faktor itu, dapat dibedakanmenjadi dua golongan yaitu: a)Faktor yang adapada diri siswa itu sendiri yang kita sebut faktorindividu.Yang termasuk ke dalam faktor individuantara lain faktor kematangan atau pertumbuhan,

kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktorpribadi.b)Faktor yang ada pada luar individuyang kita sebut dengan faktor sosialSedangkan yang faktor sosial antara lainfaktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru,dan cara dalam mengajarnya, lingkungan dankesempatan yang ada atau tersedia danmotivasi sosial.Berdasarkan faktor yangmempengaruhi kegiatan belajar di atasmenunjukkan bahwa belajar itu merupakaproses yang cukup kompleks. Artinyapelaksanaan dan hasilnya sangat ditentukanoleh faktor-faktor di atas. Bagi siswa yangberada dalam faktor yang mendukungkegiatan belajar akan dapat dilalui denganlancar dn pada gilirannya akan memperolehprestasi atau hasil belajar yangbaik.Sebaliknya bagi siswa yang beradadalam kondisi belajar yang tidakmenguntungkan, dalam arti tidak ditunjangatau didukung oleh faktor-faktor diatas, makakegiatan atau proses belajarnya akanterhambat atau menemui kesulitan. Sainsdidefiniksan sebagai suatu kumpulanpengetahuan yang tersusun secara alam.Perkembangan Sains tidak hanya ditandaidengan adanya fakta, tetapi juga oleh adanyametode ilmiah dan sikap ilmiah. Metodeilmiah dan pengamatan ilmiah menekankanpada hakikat Sains.Secara rinci hakikat Fisikamenurut Bridgman (dalam Lestari, 2002: 7)adalah sebagai berikut:

1) Ramalan (prediksi); merupakan salahsatu asumsi penting dalam Fisika bahwamisteri alam raya ini dapat diilhami danmemiliki keteraturan. Dengan asumsi tersebutlewat pengukuran yang teliti maka berbagaiperistiwa alam yang akan terjadi dapatdiprediksikan secara tepat. 2)Progresif dankomunikatif; artinya Sains itu selaluberkembang ke arah yang lebih sempurna danpenemuan-penemuan yang ada merupakankelanjutan dari penemuan sebelumnya.Proses; tahapan-tahapan yang dilalui dan itudilakukan dengan menggunakan metodeilmiah dalam rangkan menemukan suatukebernaran.3)Universalitas; kebenaran yangditemukan senantiasa berlaku secara umum.Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkanbahwa hakikat Fisika merupakan bagian dariFisika, dimana konsep-konsepnya diperoleh

Page 6: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 5

melalui suatu proses dengan menggunakan metodeilmiah dan diawali dengan sikap ilmiah kemudiandiperoleh hasil (produk).D. Proses Belajar Mengajar Fisika :Proses

dalam pengertian disini merupakan interaksisemua komponen atau unsur yang terdapatdalam belajar mengajar yang satu sama lainnyasaling berhubungan (inter independent) dalamikatan untuk mencapai tujuan (Usman, 2000:5).Belajar diartikan sebagai proses perubahantingkah laku pada diri individu berkat adanyainteraksi antara individu dengan lingkungannya.Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Burtonbahwa seseorang setelah mengalami prosesbelajar akan mengalami perubahan tingkahlaku, baik aspek pengetahuannya,keterampilannya, maupun aspek sikapnya.Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidakmengerti menjadi mengerti. (dalam Usman,2000: 5). Mengajar merupakan suatu perbuatanyang memerlukan tanggungjawab moral yangcukup berat. Mengajar pada prinsipnyamembimbing siswa dalam kegiatan suatu usahamengorganisasi lingkungan dalamhubungannya dengan anak didik dan bahanpengajaran yang menimbulkan proses belajar.Proses belajar mengajar merupakan suatu intidari proses pendidikan secara keseluruhandengan guru sebagai pemegangn peran utama.Proses belajar mengajar merupakan suatuproses yang mengandung serangkaianperbuatan guru dan siswa atas dasar hubungantimbal balik yang berlangsung dalam situasiedukatif untuk mencapai tujuan tertentu.Interaksi atau hubungan timbal balik antaraguru dan siswa itu merupakan syarat utama bagiberlangsungnya proses belajar mengajar(Usman, 2000: 4). Sedangkan menurut bukuPedoman Guru Pendidikan Agama Islam,proses belajar mengajar dapat mengandung dua

pengertian, yaitu rentetan kegiatan perencanaanoleh guru, pelaksanaan kegiatan sampaievaluasi program tindak lanjut (dalamSuryabrata, 1997: 18).Dari kedua pendapattersebut dapat disimpulkan bahwa prosesbelajar mengajar Fisika meliputi kegiatan yangdilakukan guru mulai dari perencanaanpelaksanaan kegiatan sampai evaluasi danprogram tindak lanjut yang berlangsung dalamsituasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentuyaitu pengajaran Fisika.

, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi danprogram tindak lanjut yang berlangsungdalam situasi edukatif untuk mencapaitujuan tertentu yaitu pengajaran Fisika.

Suryabrata, 1997: 18).Dari kedua pendapattersebut dapat disimpulkan bahwa prosesbelajar mengajar Fisika meliputi kegiatanyang dilakukan guru mulai dariperencanaan, pelaksanaan kegiatan sampaievaluasi dan program tindak lanjut yangberlangsung dalam situasi edukatif untukmencapai tujuan tertentu yaitu pengajaranFisika.

E. Prestasi Belajar Fisika : Belajar dapatmembawa suatu perubahan pada individuyang belajar. Perubahan ini merupakanpengalaman tingkah laku dari yang kurangbaik menjadi lebih baik. Pengalamandalam belajar merupakan pengalamanyang dituju pada hasil yang akan dicapaisiswa dalam proses belajar di sekolah.Menurut Poerwodarminto (1991: 768),prestasi belajar adalah hasil yang dicapai(dilakukan, dekerjakan), dalam hal iniprestasi belajar merupakan hasilpekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorangyang diperoleh dengan ketelitian kerjaserta perjuangan yang membutuhkanpikiran. Berdasarkan uraian diatas dapatdikatakan bahwa prestasi belajar yangdicapai oleh siswa dengan melibatkanseluruh potensi yang dimilikinya setelahsiswa itu melakukan kegiatan belajar.Pencapaian hasil belajar tersebut dapatdiketahui dengan megadakan penilaian teshasil belajar. Penilaian diadakan untukmengetahui sejauh mana siswa telahberhasil mengikuti pelajaran yangdiberikan oleh guru. Di samping itu gurudapat mengetahui sejauh manakeberhasilan guru dalam proses belajarmengajar di sekolah. Sejalan denganprestasi belajar, maka dapt diartikanbahwa prestasi belajar Fisika adalah nilaiyang dipreoleh siswa setelah melibatkansecara langsung/aktif seluruh potensi yangdimilikinya baik aspek kognitif(pengetahuan), afektif (sikap) dan

dan psikomotor (keterampilan) dalamproses belajar mengajar Fisika .

F. Gaya Belajar

Page 7: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 6

Kalangan pendidik telah menyadari bahwa pesertadidik memiliki bermacam cara belajar. Sebagiansiswa bisa belajar dengan sangat baik hanya denganmelihat orang lain melakukannya. Biasanya,mereka ini menyukai penyajian informasi yangruntut. Mereka lebih suka menuliskan apa yangdikatakan guru. Selama pelajaran, mereka biasanyadiam dan jarang terganggu oleh kebisingan.Perserta didik visual ini berbeda dengan pesertadidik auditori, yang biasanya tidak sungkan-sungkan untuk memperhatikan apa yang dikerjakanoleh guru, dan membuat catatan. Merekamenggurulkan kemampuan untuk mendengar danmengingat. Selama pelajaran, mereka mungkinbanyak bicara dan mudah teralihkan perhatiannyaoleh suara atau kebisingan. Peserta didik kinestetikbelajar terutama dengan terlibat langsung dalamkegiatan. Mereka cenderung impulsive, semau gue,dan kurang sabaran. Selama pelajaran, merekamungkin saja gelisah bila tidak bisa leluasabergerak dan mengerjakan sesuatu. Cara merekabelajar boleh jadi tampak sembarangan dan tidakaruan.

Tentu saja, hanya ada sedikit siswayang mutlak memiliki satu jenis cara belajar.Grinder (1991) menyatakan bahwa dari setiap30 siswa, 22 diantaranya rata-rata dapat belajardengan efektif selama gurunya mengahadirkankegaitan belajar yang berkombinasi antaravisual, auditori dan kinestik. Namun, 8 siswasiswanya sedemikan menyukai salah satubentuk pengajaran dibanding dua lainnya.Sehingga mereka mesti berupaya keras untukmemahami pelajaran bila tidak ada kecermatandalam menyajikan pelajaran sesuai dengan arayang mereka sukai. Guna memenuhi kebutuhanini, pengajaran harus bersifat mulitsensori danpenuh dengan variasi.Kalangan pendidikanjuga mencermati adanya perubahan cara belajarsiswa. Selama lima belas tahun terakhir,Schroeder dan koleganya (1993) telahmenerapkan indikator tipe Myer-Briggs(MBTI) kepada mahasiswa baru. MBTImerupakan salah satu instrument yang palingbanyak digunakan dalam dunia pendidikan danuntuk memahami fungsi perbedaan individudalam proses belajar. Hasilnya menunjukkansekitar 60 persen dari mahasiswa yang masukmemiliki orientasi praktis ketimbang teoritisterhadap pembelajaran, dan persentase itubertambah setiap tahunnya. Mahasiswa lebihsuka terlibat dalam pengalaman langsung dan

konkret darbiologida mempelajari konsep-konsep dasar terlebih dahulu dan barukemudian menerapkannya. PenelitainMBTI lainnya, jelas Schroeder,menunjukkan bahwa siswa sekolahmenengah lebih suka kegiatan belajaryang benar-benar aktif dari pada kegiatanyang reflektif abstrak, dengan rasio limabanding satu. Dari semua ini, diamenyimpulkan bahwa cara belajar danmengajar aktif sangat sesuai dengan siswamasa kini. Agar bisa efektif, guru harusmenggunakan yang berikut ini: diskusidan proyek kelompok kecil, presentasidan debat, dalam kelas, latihan melaluipengalaman, pengalaman lapangan,simulasi, dan studi kasus. Secara khususSchroeder menekankan bahwa siswa masakini “bisa beradaptasi dengan baikterhadap kegiatan kelompok dan belajarbersama.” Temuan-teman ini dapatdianggap tidak mengejutkan bila kitamempertimbangkan secepatnya lajukehidupan modern. Dimasa kini siswadibesarkan dalam dunia yang segalasesuatunya berjalan dengan cepat danbanyak pilihan yang tersedia. Suara-suaraterdengar begitu menghentak merdu, danwarna-warna terlihat begitu semarak danmenarik. Obyek, baik yang nyata maupunyang maya, bergerak cepat. Peluang untukmengubah segala sesuatu dari satu kondisike kondisi lain terbuka sangat luas.

G. Pengajaran Berbasis MasalahPengajaran berbasis masalah

(Problem-Based Learning) adalah suatupandekatan pengajaran yangmenggunakan masalah dunia nyatasebagai suatu konteks bagi siswa untukbelajar tentang cara berpikir kritis danketerampilan pemecahan masalah, sertauntuk memperoleh pengetahuan dankonsep yang esensial dari materipelajaran.

Pengajaran masalah digunakan untukmerangsang berpikir tingkat tinggi dalamsituasi berorientasi masalah, termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar. MenurutIbrahim dan Nur (2000: 2)), “Pengajaranberbasis masalah dikenal dengan nama lainseperti Project-Based Teacihg (PembelajaranProyek), Experienced-Based Education

Page 8: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 7

(Pendidikan berdasarkan pengalaman), AuthenticLearning (Pembelajaran Autentik), dan AchoeredInstruction (Pembelajaran berakar pada kehidupannyata)”. Peran guru dalam pengajaran berbasismasalah adalah menyajikan masalah, mengajukanpertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dandialog. Pengajaran berbasis masalah tidak dapatdilaksanakan tanpa guru mengembangkanlingkungan kelas yang memungkinkan terjadinyapertukaran ide secara terbuka. Secara garis besarpengajaran berbasis masalah terdiri darimenyajikan kepada siswa situasi masalah yangautentik dan bermakna yang dapat memberikankemudahan kepada mereka untuk melakukanpenyelidikan dan ikuiri. 1.Ciri-cirinya:Berbagai pengembanganpengajaran berbasis masalah telah mencobamenunjukkan cirri-ciri pengajaran berbasis masalahsebagai berikut. a)Pengajuan pertanyaa ataumasalah. Pengajaran berbasis masalah bukan hanyamengorganisasikan prinsip-prinsip atauketerampilan akademik tertentu, pembelajaranberdasarkan masalah mengorganisasikanpengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yangkedua-duanya secara sosial penting dan secarapribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukansituasi kehidupan nyata yang autentik, menghindarijawaban sederhana, dan memungkinkan adanyaberbagai macam solusi itu. b)Berfokus padaketerkaitan antar disiplin.Meskipun pengajaranberbasis masalah mungkin berpusat pada matapelajaran tertentu (Biologi, Matematika, IlmuSosial), masalah yang akan diselidiki telah dipilihyang benar-benar nyata agar dalam pemecahannyasiswa meninjau masalah itu dari banyak matapelajaran. c) Penyelidikan autentik. Pengajaranberbasis masalah mengharuskan siswa melakukanpenyelidikan autentik untuk mencari pemecahanmasalah nyata. Mereka harus menganalisasi danmendefinisikan masalah, mengembankan hipotesisdan membuat ramalan, mengumpulkan danmenganalisis informasi, melakukan eksperimen(jika diperlukan), membuat iferensi, danmerumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu,metode penyelidikan yang digunakan bergantungpada masalah yang sesdang dipelajari. d)Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untukmenghasilkan produk tertentu dalam bentuk karyanyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskanatau mewakili bentuk penyelesaian masalah yangmereka temukan. Produk itu dapat berupa transkrip

debat, laporan, model fisik, video atauprogram computer (Ibrahim & Nur, 2000:5-7). Pengajaran berbasis masalah dicirikan olehsiswa bekerja sama satu sama lain (palingsering secara berpasangan atau dalamkelompok kecil). Bekerja sama memberikanmotivasi untuk secara berkelanjutan terlibatdalam tugas-tugas kompleks danmemperbanyak peluang untuk berbagi inkuiridan dialog dan untuk mengembangkanketerampilan sosial dan keterampilan berpikir.

2.Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar: Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk a.Keteramplan Berpikir dan KeterampilanPemecahan Masalah Berbagai macam idetelah digunakan untuk menggambarkan caraseseorang berpikir. Tetapi, apakah sebenarnyayang terlibat dalam proses berpikir? Apakahketerampilan berpikir itu dan terutama apakahketerampilan berpikir itu?. Berpikir adalahproses yang melibatkan operasi mental sepertiinduksi, deduksi, klasifikasi, dan penalaran.Berpikir adalah proses secara simbolikmenyatakan (melalui bahasa) objek nyata dankejadian-kejadian dan penggunaan pernyataansimbolik itu untuk menemuan prinsip-prinsipesensial tentang objek dan kejadian itu untukmenemukan prinsip-prinsip esensial tentangobjek dan kejadian itu. Pernyataan simbolik(abstrak) seperti itu biasanya berbeda denganoperasi mental yang didasarkan pada tingkatkonkret dari fakta dan kasus khusus. Berpikiradalah kemampuan untuk menganalisis,mengkritik, dan mencapai kesimpulanberdasar pada inferensi atau pertimbanganyang seksama. Tentang berpikir tingkattinggi, Resnick (1987) memberikanpenjelasan sebagai berikut: -Berpikir tingkattinggi adalah nonalgoritmik, yaitu alurtindakan yang tidak sepenuhnya dapatditerapan sebelumnya.-Berpikir tingkat tinggicenderung kompleks. Keseluruhan alurnyatidak dapat diamati dari satu sudut pandang. -Berpikir tingkat tinggi sering kalimenghasilkan banyak solusi, masing-masingdengan keuntungan dan kerugian. -Berpikirtingkat tinggi melibatkan pertimbangan daninterpretasi. -Berpikir tingkat tinggimelibatkan ketidakpastian. Segala sesuatuyang berhubungan dengan tugas tidak

Page 9: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 8

selamanya diketahui. -Berpikir tingkat tinggimelibatkan banyak penerapan banya kriteria, yangkadang-kadang bertentangan satu sama lain.-Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyakpengaturan diri tentang proses berpikir. Kita tidakmengakui sebagai berpikir tingkat tinggi padaseseorang jika ada orang lain membantunya padasetiap tahap. -Berpikir tingkat tinggi melibatkanpencarian makna, menemukan struktur padakeadaan yang tampaknya tidak teratur. -Berpikirtingkat tinggi adalah kerja keras. Ada pengerahankerja mental besar-besaran saat melakukanberbagai jenis elaborasi dan pertimbangan yangdibutuhkan. Perlu dicatat bahwa Resnickmenggunakan kata-kata dan ungkapan sepertipertimbangan, pengaturan diri, pencarian makna,dan ketidakpastian. Hal ini berarti bahwa prosesberpikir dan keterampilan yang perlu diaktifkansangatlah kompleks. Resnick juga menekankanpentingnya konteks atau keterkaitan pada saatberpikir tentan berpikir. Meskipun proses memilikibeberapa kesamaan antarsituasi, proses itu jugabervarisai bergantung pada . apa yang dipikirkanseseorang. Sebagai contoh, proses yang kitagunakan untuk memikirkan matematika berbedadengan proses yang kita gunakan untukmemikirkan puisi. Proses berpikir yang digunakanuntuk memikirkan ide abstrak berbeda dengan yangdigunakan untuk memikirkan situasi kehidupannyata. Karena hakikat kekomplekan dan konteksdari keterampilan berpikir tingkat tinggi, makaketerampilan itu tidak dapat diajarkanmenggunakan pendekatan yang dirancang untukmengajarkan ide dan keterampilan yang lebihkonkret. Keterampilan proses dan berpikir tingkattinggi bagaimanapun juga jelas dapat diajarkan,dan kebanyakan program dan kurikulumdikembangkan untuk tujuan ini sangatmendasarkan diri pada pendekatan yang samadengan pengajaran berbasis masalah.

- b.Pemodelan Peran Orang Dewasa Resnickjuga memberikan rasional tentang bagaimanapengajaran berbasis masalah membantu siswauntuk berkinerja dalam situasi kehidupan nyatadan belajar tentang pentingnya peran orangdewasa. Dalam banyak hal pengajaran berbasismasalah bersesuaian dengan aktivitas mental diluar sekolah sebagaimana yang diperankan olehorang dewasa. b) Pemodelan Peran OrangDewasa. Resnick juga memberikan rasionaltentang bagaimana pengajaran berbasis masalahmembantu siswa untuk berkinerja dalam situasi

kehidupan nyata dan belajar tentangpentingnya peran orang dewasa. Dalambanyak hal pengajaran berbasis masalahbersesuaian dengan aktivitas mental diluar sekolah sebagaimana yangdiperankan oleh orangdewasa.1)Pengajaran berbasis masalahmemiliki unsur-unsur belajar magang. Haltersebut mendorong pengamatan dandialog dengan orang lain, sehingga secarabertahap siswa dapat memahami peranpenting dari aktivitas mental dan belajaryang terjadi di luar sekolah. 2)Pengajaranberbasis masalah melibatkan siswa dalampenyelidikan pilihan sendiri, yangmemungkinkan siswa menginterpretasikandan menjelaskan fenomena dunia nyatadan membangun pemahamannya tentangfenomena tersebut.

a.Pembelajaran yang Otonom danMandiri : Pengajaran berbasis masalahberusaha membantu siswa menjadipembelajar yang mandiri dan otonom.Bimbingan guru yang berulang-ulangmendorong dan mengarahkan siswa untukmengajukan pertanyaan, mencaripenyelesaian terhadap masalah nyata olehmereka sendiri. Dengan begitu, siswabelajar menyelesaikan tugas-tugas merekasecara mandiri dalam hidupnya.

3.Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah:Pengajaran berbasis masalah biasanya terdiridari lima tahapan utama yang dimulai denganguru memperkenalkan siswa dengan suatusituasi masalah dan diakhiri dengan penyajiandan analisis hasil kerja siswa.

4.Lingkungan Belajar dan SistemManajemen:Tidak seperti lingkungan belajaryang terstruktur secara ketat yang dibutuhkandalam pembelajaran langsung ataupenggunaan yang hati-hati kelompok kecildalam pembelajaran kooperatif, lingkunganbelajar dan system manajemen dalam

Page 10: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 9

pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh sifatnyayang terbuka, ada proses demokrasi, dan peranansiswa yang aktif. Meskipun guru dan siswamelakukan tahapan pembelajaran yang terstrukturdan dapat diprediksi dalam pengajaran berbasismasalah, norma di sekitar pelajaran adalah normainkuiri terbuka dan bebas mengemukakanpendapat. Lingkungan belajar menekankan peranansentral siswa, bukan guru yang ditekankan.

METODOLOGI PENELITIAN (BAB III)Penelitian ini merupakan penelitian

tindakan (action research), karena penelitiandilakukan untuk memecahkan masalahpembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasukpenelitian deskriptif, sebab menggambarkanbagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkandan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti,1997: 8) mengelompokkan penelitian tindakanmenjadi empat macam yaitu, (a) guru sebagaipeneliti; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c)simultan terintegratif; (d) administrasi socialeksperimental. Dalam penelitian tindakan inimenggunakan bentuk guru sebagai peneliti,penanggung jawab penuh penelitian ini adalahguru. Tujuan utama dari penelitian tindakan iniadalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran dikelas dimana guru secara penuh terlibat dalampenelitian mulai dari perencanaan, tindakan,pengamatan, dan refleksi. Dalam penelitian inipeneliti tidak bekerjasama dengan siapapun,kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagaipengajar tetap dan dilakukan seperti biasa,sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengancara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektifmungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian1. Tempat Penelitian :Tempat penelitian

adalah tempat yang digunakan dalammelakukan penelitian untuk memperolehdata yang diinginkan. Penelitian inibertempat di SMP Negeri 46 SurabayaTahun Pelajaran 2012/2013.

2. Waktu Penelitian: Waktu penelitian adalahwaktu berlangsungnya penelitian atau saatpenelitian ini semester ganjil tahunpelajaran 2012/2013.Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus semesterganjil tahun pelajaran 2012/2013.

3. Subyek Penelitian : Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas IX-A SMP Negeri 46 Surabaya Tahun Pelajaran 2012/2013. Pada pokok bahasan Listrik Statis.

B. Rancangan PenelitianPenelitian ini menggunakan PenelitianTindakan Kelas (PTK). Menurut TimPelatih Proyek PLPG, PTK adalah suatubentuk kajian yang bersifat reflektif olehpelaku tindakan yang dilakukan untukmeningkatkan kemantapan rasional daritindakan mereka dalam melaksanakantugas, memperdalam pemahaman terhadaptindakan-tindakan yang dilakukan itu,serta memperbaiki kondisi dimana praktekpembelajaran tersebut dilakukan (dalamMukhlis, 2000: 3). Sedangkah menurutMukhlis (2000: 5) PTK adalah suatubentuk kajian yang bersifat sistematisreflektif oleh pelaku tindakan untukmemperbaiki kondisi pembelajaran yangdilakukan. Adapun tujuan utama dari PTKadalah untuk memperbaiki/meningkatkanpratek pembelajaran secaraberkesinambungan, sedangkan tujuanpenyertaannya adalah menumbuhkanbudaya meneliti di kalangan guru(Mukhlis, 2000: 5). Sesuai dengan jenispenelitian yang dipilih, yaitu penelitiantindakan, maka penelitian inimenggunakan model penelitian tindakandari Kemmis dan Taggart (dalamSugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiraldari sklus yang satu ke siklus yangberikutnya. Setiap siklus meliputiplanning (rencana), action (tindakan),observation (pengamatan), dan reflection(refleksi). Langkah pada siklusberikutnya adalah perncanaan yang sudahdirevisi, tindakan, pengamatan, danrefleksi. Sebelum masuk pada siklus 1dilakukan tindakan pendahuluan yangberupa identifikasi permasalahan. Siklusspiral dari tahap-tahap penelitian tindakankelas dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 11: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 10

Penjelasan alur di atas adalah:1. Rancangan/rencana awal, sebelum

mengadakan penelitian peneliti menyusunrumusan masalah, tujuan dan membuatrencana tindakan, termasuk di dalamnyainstrumen penelitian dan perangkatpembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputitindakan yang dilakukan oleh penelitisebagai upaya membangun pemahamankonsep siswa serta mengamati hasil ataudampak dari diterapkannya metodepembelajaran model kontekstual berbasismasalah.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat danmempertimbangkan hasil atau dampak daritindakan yang dilakukan berdasarkanlembar pengamatan yang diisi olehpengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi,berdasarkan hasil refleksi dari pengamatmembuat rancangan yang direvisi untukdilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaituputaran 1, 2 dan 3, dimana masing putarandikenai perlakuan yang sama (alur kegiatanyang sama) dan membahas satu sub pokokbahasan yang diakhiri dengan tes formatif diakhir masing putaran. Dibuat dalam tiga C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalampenelitian ini terdiri dari:

1. Silabus :Yaitu seperangkat rencana danpengaturan tentang kegiatan pembelajaranpengelolahan kelas, serta penilaian hasilbelajar.

2. Rencana Pelajaran (RP):Yaitu merupakanperangkat pembelajaran yang digunakansebagai pedoman guru dalam mengajar dandisusun untuk tiap putaran. Masing-masingRP berisi kompetensi dasar, indikator

pencapaian hasil belajar, tujuanpembelajaran khusus, dan kegiatanbelajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa: Lembarkegaian ini yang dipergunakan siswauntuk membantu proses pengumpulandata hasil kegiatan belajar mengajar.

4. Tes formatifTes ini disusun berdasarkan

tujuan pembelajaran yang akandicapai, digunakan untuk mengukurkemampuan pemahaman konsepBiologi pada pokok bahasan faktor-faktor yang mempengaruhikeseimbangan ekosistem. Tes formatifini diberikan setiap akhir putaran.Bentuk soal yang diberikan adalahpilihan guru (objektif). Sebelumnyasoal-soal ini berjumlah 46 soal yangtelah diujicoba, kemudian penulismengadakan analisis butir soal tesyang telah diuji validitas danreliabilitas pada tiap soal. Analisis inidigunakan untuk memilih soal yangbaik dan memenuhi syarat digunakanuntuk mengambil data. Langkah-langkah analisi butir soal adalahsebagai berikut:

a.Validitas Tes: Validitas butir soal atauvaliditas item digunakan untuk mengetahuitingkat kevalidan masing-masing butir soal.Sehingga dapat ditentukan butir soal yanggagal dan yang diterima. Tingkat kevalidanini dapat dihitung dengan korelasi ProductMoment:

Page 12: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 11

-Soal dengan P = 0,301 sampai 0,700 adalahsedang-Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalahmudahDaya Pembeda: Daya pembeda soal adalahkemampuan suatu soal untuk membedakan antarasiswa yang berkemampuan tinggi dengan siswayang berkemampuan rendah. Angka yangmenunjukkan besarnya daya pembeda desebutindeks diskriminasi.Rumus yang digunakan untuk menghitung indeksdiskriminasi adalah sebagai berikut:

E. Teknik Analisis DataUntuk mengetahui keefektivan suatu

metode dalam kegiatan pembelajaran perludiadakan analisa data. Pada penelitian inimenggunakan teknik analisis.deskriptifkualitatif, yaitu suatu metode penelitian yangbersifat menggambarkan kenyataan atau faktasesuai dengan data yang diperoleh dengantujuan untuk mengetahui prestasi belajar yangdicapai siswa juga untuk memperoleh responsiswa terhadap kegiatan pembelajaran sertaaktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Untuk menganalisis tingkatkeberhasilan atau persentase keberhasilan siswasetelah proses belajar mengajar setiapputarannya dilakukan dengan cara memberikanevaluasi berupa soal tes tertulis pada setiapakhir putaran.Analisis ini dihitung denganmenggunakan statistik sederhana yaitu:

1.Untuk menilai ulangan atau tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang

diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagidengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebutsehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapatdirumuskan:

2.Untuk ketuntasan belajar:Ada duakategori ketuntasan belajar yaitu secaraperorangan dan secara klasikal.Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajarmengajar kurikulum 1994 (Depdikbud,1994), yaitu seorang siswa telah tuntasbelajar bila telah mencapai skor 65% ataunilai 65, dan kelas disebut tuntas belajarbila di kelas tersebut terdapat 85% yangtelah mencapai daya serap lebih dari atausama dengan 65%. Untuk menghitungpersentase ketuntasan belajar digunakanrumus sebagai berikut:

BIAYA PENELITIANMANDIRI

PERSONALIA PENELITIAN 1. PENELITI : Drs. Dedi Soekamto, M.Pd(Ketua). 2. ANGGOTA ; 1. Dra. Mukamilah Anggota ) 2. Dra. Dwi Wulandari ( Anggota )

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam ProsesBelajar Mengajar. Bandung: SinarBaru Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1993. ManajemenMengajar Secara Manusiawi. Jakarta:Rineksa Cipta

Page 13: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 12

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta

Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.

Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

----------------------------------------------oooo--------------------------------------------------------------------

.Deskripsi

“PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI NUN MATI DAN MIM MATI PADASISWA KELAS VII A SMPN 46 SURABAYA MELALUI STRATEGI SHORT CARD”

oleh : Nurfais, Mapel Agama islamPengajar Agama Islam SMPN46 Sby

merasa bosan dengan materi yang disampaikan. Agar siswa kemauan untukpeningkatan kemampuan memahami hukum nun mati dan mim mati gurumenggunakan strategi short card. Metode tersebut bisa dijalani melalui tahapanyang berkesinambungan. Untuk membangun jiwa siswa maka dilakukan yaitumenerapkan pembelajaran memahami hukum bacaan nun mati dan mim matidengan metode lama ( ceramah ).Kemudian memberikan treatment peningkatankemampuan memahami hukum bacaan nun mati dan mim mati dengan strategishort card selain itu perlu membandingkan hasil pemahaman siswa antarametode lama ( ceramah ) dengan strategi short card.Menggunakan strategi short card ada perbedaan signifikan pada siswa dalammemahami hukum bacaan ”nun mati dan mim mati ” dengan strategi short card.Dengan merubah strategi tersebut dampak perubahan pada siswa untukmemecahkan masalah memahami ” nun mati dan mim mati” meningkat.

Tidak semua siswa SMPN 46 Surabaya mampuberkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama.Karena daya serap anak didik terhadap materiyang diberikan juga bermacam-macam, adayang cepat, ada juga yang lambat. Agar siswadapat memahami maka digunakan melaluimetode ceramah, ternyata siswa kelas VIIA

Catatan:Diawali pembimbingan membuat Deskripsi oleh Tim Buletin GuruIndonesia peserta mampu membuat PTK yang original. Bu Nur Fais, Sagadalah salah satu peserta yang mengikuti pelatihan PTK di Surabaya

Page 14: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 13

Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas (Diambil dari: Nana Sudjana. 2006. Standar Mutu Pengawas. Jakarta: Depdiknas)

Ditulis kembali Oleh : AKHMAD SUDRAJAT(http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com)seorang praktisi pendidikan di kabupaten kuningan

1. Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah, kinerja guru,dan kinerja seluruh staf sekolah,

2. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah besertapengembangannya,

3. Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan sekolah secarakolaboratif dengan stakeholder sekolah.

Mengacu pada SK Menpan nomor 118 tahun1996 tentang jabatan fungsional pengawasdan angka kreditnya, Keputusan bersamaMendikbud nomor 03420/O/1996 dan KepalaBadan Administrasi Kepegawaian Negaranomor 38 tahun 1996 tentang petunjukpelaksanaan jabatan fungsional pengawasserta Keputusan Mendikbud nomor020/U/1998 tentang petunjuk teknispelaksanaan jabatan fungsional pengawassekolah dan angka kreditnya, dapatdikemukakan tentang tugas pokok dantanggung jawab pengawas sekolah yangmeliputi:

1. Melaksanakan pengawasanpenyelenggaraan pendidikan disekolah sesuai dengan penugasannyapada TK, SD, SLB, SLTP dan SLTA.

2. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar/bimbingan dan hasil prestasibelajar/bimbingan siswa dalam rangkamencapai tujuan pendidikan.

Tugas pokok yang pertama merujuk padasupervisi atau pengawasan manajerialsedangkan tugas pokok yang kedua merujukpada supervisi atau pengawasan akademik.Pengawasan manajerial pada dasarnya

memberikan pembinaan, penilaian danbantuan/bimbingan mulai dari rencanaprogram, proses, sampai dengan hasil.Bimbingan dan bantuan diberikan kepadakepala sekolah dan seluruh staf sekolah dalampengelolaan sekolah atau penyelenggaraanpendidikan di sekolah untuk meningkatkankinerja sekolah. Pengawasan akademikberkaitan dengan membina dan membantuguru dalam meningkatkan kualitas prosespembelajaran/bimbingan dan kualitas hasilbelajar siswa.

Sedangkan wewenang yang diberikan kepadapengawas sekolah meliputi: (1) memilih danmenentukan metode kerja untuk mencapaihasil yang optimal dalam melaksanakan tugasdengan sebaik-baiknya sesuai dengan kodeetik profesi, (2) menetapkan tingkat kinerjaguru dan tenaga lainnya yang diawasi besertafaktor-faktor yang mempengaruhinya, (3)menentukan atau mengusulkan programpembinaan serta melakukan pembinaan.Wewenang tersebut menyiratkan adanyaotonomi pengawas untuk menentukanlangkah dan strategi dalam menentukanprosedur kerja kepengawasan. Namundemikian pengawas perlu berkolaborasidengan kepala sekolah dan guru agar dalam

A.Tugas Pokok Pengawas Sekolah

Tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah melakukanpenilaian dan pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsisupervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial.Berdasarkan tugas pokok dan fungsi di atas minimal ada tiga kegiatanyang harus dilaksanakan pengawas yakni:

Page 15: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 14

melaksanakan tugasnya sejalan dengan arahpengembangan sekolah yang telah ditetapkankepala sekolah.

Berdasarkan kedua tugas pokok di atas makakegiatan yang dilakukan oleh pengawasantara lain:

1. Menyusun program kerjakepengawasan untuk setiap semesterdan setiap tahunnya pada sekolah yangdibinanya.

2. Melaksanakan penilaian, pengolahandan analisis data hasilbelajar/bimbingan siswa dankemampuan guru.

3. Mengumpulkan dan mengolah datasumber daya pendidikan, prosespembelajaran/bimbingan, lingkungansekolah yang berpengaruh terhadapperkembangan hasil belajar/bimbingansiswa.

4. Melaksanakan analisis komprehensifhasil analisis berbagai faktor sumberdaya pendidikan sebagai bahan untukmelakukan inovasi sekolah.

5. Memberikan arahan, bantuan danbimbingan kepada guru tentang prosespembelajaran/bimbingan yangbermutu untuk meningkatkan mutuproses dan hasil belajar/ bimbingansiswa.

6. Melaksanakan penilaian danmonitoring penyelenggaranpendidikan di sekolah binaannyamulai dari penerimaan siswa baru,pelaksanaan pembelajaran,pelaksanaan ujian sampai kepadapelepasan lulusan/pemberian ijazah.

7. Menyusun laporan hasil pengawasandi sekolah binaannya danmelaporkannya kepada DinasPendidikan, Komite Sekolah danstakeholder lainnya.

8. Melaksanakan penilaian hasilpengawasan seluruh sekolah sebagaibahan kajian untuk menetapkanprogram kepengawasan semesterberikutnya.

9. Memberikan bahan penilaian kepadasekolah dalam rangka akreditasisekolah.

10. Memberikan saran dan pertimbangankepada pihak sekolah dalammemecahkan masalah yang dihadapisekolah berkaitan denganpenyelenggaraan pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas maka tugaspengawas mencakup: (1) inspecting(mensupervisi), (2) advising (memberi advisatau nasehat), (3) monitoring (memantau), (4)reporting (membuat laporan), (5) coordinating(mengkoordinir) dan (6) performingleadership dalam arti memimpin dalammelaksanakan kelima tugas pokok tersebut(Ofsted, 2003).

Tugas pokok inspecting (mensupervisi)meliputi tugas mensupervisi kinerja kepalasekolah, kinerja guru, kinerja staf sekolah,pelaksanaan kurikulum/mata pelajaran,pelaksanaan pembelajaran, ketersediaan danpemanfaatan sumberdaya, manajemensekolah, dan aspek lainnya seperti: keputusanmoral, pendidikan moral, kerjasama denganmasyarakat.

Tugas pokok advising (memberiadvis/nasehat) meliputi advis mengenaisekolah sebagai sistem, memberi adviskepada guru tentang pembelajaran yangefektif, memberi advis kepada kepala sekolahdalam mengelola pendidikan, memberi adviskepada tim kerja dan staf sekolah dalammeningkatkan kinerja sekolah, memberi adviskepada orang tua siswa dan komite sekolahterutama dalam meningkatkan partisipasimasyarakat dalam pendidikan.

Tugas pokok monitoring/pemantauan meliputitugas: memantau penjaminan/ standard mutupendidikan, memantau penerimaan siswabaru, memantau proses dan hasil belajarsiswa, memantau pelaksanaan ujian,memantau rapat guru dan staf sekolah,memantau hubungan sekolah denganmasyarakat, memantau data statistikkemajuan sekolah, memantau program-program pengembangan sekolah.

Tugas pokok reporting meliputi tugas:melaporkan perkembangan dan hasilpengawasan kepada Kepala Dinas Pendidikan

Page 16: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 15

Kabupaten/Kota, Propinsi dan/atau Nasional,melaporkan perkembangan dan hasilpengawasan ke masyarakat publik,melaporkan perkembangan dan hasilpengawasan ke sekolah binaannya. Tugaspokok coordinating meliputi tugas:mengkoordinir sumber-sumber daya sekolahbaik sumber daya manusia, material, financialdll, mengkoordinir kegiatan antar sekolah,mengkoordinir kegiatan preservice dan inservice training bagi Kepala Sekolah, gurudan staf sekolah lainnya, mengkoordinirpersonil stakeholder yang lain, mengkoordinirpelaksanaan kegiatan inovasi sekolah. Tugaspokok performing leadership/memimpinmeliputi tugas: memimpin pengembangankualitas SDM di sekolah binaannya,memimpin pengembangan inovasi sekolah,partisipasi dalam memimpin kegiatanmanajerial pendidikan di Diknas yangbersangkutan, partisipasi pada perencanaanpendidikan di kabupaten/kota, partisipasi padaseleksi calon kepala sekolah/calon pengawas,partisipasi dalam akreditasi sekolah,

partisipasi dalam merekruit personal untukproyek atau program-program khususpengembangan mutu sekolah, partisipasidalam mengelola konflik di sekolah denganwin-win solution dan partisipasi dalammenangani pengaduan baik dari internalsekolah maupun dari masyarakat. Itu semuadilakukan guna mewujudkan kelima tugaspokok di atas. Berdasarkan uraian tugas-tugaspengawas sebagaimana dikemukakan di atas,maka pengawas satuan pendidikan banyakberperan sebagai: (1) penilai, (2) peneliti, (3)pengembang, (4) pelopor/inovator, (5)motivator, (6) konsultan, dan (7) kolaboratordalam rangka meningkatkan mutu pendidikandi sekolah binaannya. Dikaitkan dengan tugaspokok pengawas sebagai pengawas atausupervisor akademik yaitu tugas pokoksupervisor yang lebih menekankan pada aspekteknis pendidikan dan pembelajaran, dansupervisor manajerial yaitu tugas pokoksupervisor yang lebih menekankan pada aspekmanajemen sekolah dapat dimatrikkan dalamtabel berikut ini.

RincianTugas

Pengawasan Akademik(Teknis Pendidikan/ Pembelajaran)

Pengawasan Manajerial(Administrasi dan Manajemen Sekolah)

Inspecting/Pengawasan

Pelaksanaan kurikulum mata pelajaranProses pembelajaran/ praktikum/ studi lapanganKegiatan ekstra kurikulerPenggunaan media, alat bantu dan sumberbelajarKemajuan belajar siswaLingkungan belajar

Pelaksanaan kurikulum sekolahPenyelenggaraan dministrasi sekolahKinerja kepala sekolah dan staf sekolahKemajuan pelaksanaan pendidikan di sekolahKerjasama sekolah dengan masyarakat

Advising/Menasehati

Menasehati guru dalam pembelajaran/bimbinganyang efektifGuru dalam meningkatkan kompetensiprofessionalGuru dalam melaksanakan penilaian proses danhasil belajarGuru dalam melaksanakan penelitian tindakankelasGuru dalam meningkatkan kompetensi pribadi,sosial dan pedagogik

Kepala sekolah di dalam mengelola pendidikanKepala sekolah dalam melaksanakan inovasipendidikanKepala sekolah dalam peningkatankemamapuan professional kepala sekolahMenasehati staf sekolah dalam melaksanakantugas administrasi sekolahKepala sekolah dan staf dalam kesejahteraansekolah

Monitoring/Memantau

Ketahanan pembelajaranPelaksanaan ujian mata pelajaranStandar mutu hasil belajar siswaPengembangan profesi guruPengadaan dan pemanfaatan sumber-sumberbelajar

Penyelenggaraan kurikulumAdministrasi sekolahManajemen sekolahKemajuan sekolahPengembangan SDM sekolahPenyelenggaraan ujian sekolahPenyelenggaraan penerimaan siswa baru

Coordinating/mengkoordinir

Pelaksanaan inovasi pembelajaranPengadaan sumber-sumber belajarKegiatan peningkatan kemampuan profesi guru

Mengkoordinir peningkatan mutu SDMsekolahPenyelenggaraan inovasi di sekolahMengkoordinir akreditasi sekolahMengkoordinir kegiatan sumber dayapendidikan

Reporting

Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaranKemajuan belajar siswaPelaksanaan tugas kepengawasan akademik

Kinerja kepala sekolahKinerja staf sekolahStandar mutu pendidikanInovasi pendidikan

Page 17: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 16

B. Fungsi Pengawas Sekolah

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut,pengawas sekolah melaksanakan fungsisupervisi, baik supervisi akademik maupunsupervisi manajerial.

Supervisi akademik adalah fungsi supervisiyang berkenaan dengan aspek pembinaan danpengembangan kemampuan profesional gurudalam meningkatkan mutu pembelajaran danbimbingan di sekolah.

Sasaran supervisi akademik antara lainmembantu guru dalam: (1) merencanakankegiatan pembelajaran dan atau bimbingan,(2) melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan, (3) menilai proses dan hasilpembelajaran/ bimbingan, (4) memanfaatkanhasil penilaian untuk peningkatan layananpembelajaran/bimbingan, (5) memberikanumpan balik secara tepat dan teratur dan terusmenerus pada peserta didik, (6) melayanipeserta didik yang mengalami kesulitanbelajar, (7) memberikan bimbingan belajarpada peserta didik, (8) menciptakanlingkungan belajar yang menyenangkan, (9)mengembangkan dan memanfaatkan alatBantu dan media pembelajaran dan ataubimbingan, (10) memanfaatkan sumber-sumber belajar, (11) mengembangkaninteraksi pembelajaran/bimbingan (metode,strategi, teknik, model, pendekatan dll.) yangtepat dan berdaya guna, (12) melakukanpenelitian praktis bagi perbaikan pem-belajaran/bimbingan, dan (13)mengembangkan inovasi pembelajar-an/bimbingan.

Dalam melaksanakan fungsi supervisiakademik seperti di atas, pengawashendaknya berperan sebagai:

1. Mitra guru dalam meningkatkan mutuproses dan hasil pembelajaran danbimbingan di sekolah binaannya

2. Inovator dan pelopor dalammengembangkan inovasipembelajaran dan bimbingan disekolah binaannya

3. Konsultan pendidikan di sekolahbinaannya

4. Konselor bagi kepala sekolah, gurudan seluruh staf sekolah

5. Motivator untuk meningkatkan kinerjasemua staf sekolah

Supervisi manajerial adalah fungsi supervisiyang berkenaan dengan aspek pengelolaansekolah yang terkait langsung denganpeningkatan efisiensi dan efektivitas sekolahyang mencakup: (1) perencanaan, (2)koordinasi, (3) pelaksanaan, (3) penilaian, (5)pengembangan kompetensi SDMkependidikan dan sumberdaya lainnya.Sasaran supervisi manajerial adalahmembantu kepala sekolah dan staf sekolahlainnya dalam mengelola administrasipendidikan seperti: (1) administrasikurikulum, (2) administrasi keuangan, (3)administrasi sarana prasarana/perlengkapan,(4) administrasi personal atau ketenagaan, (5)administrasi kesiswaan, (6) administrasihubungan sekolah dan masyarakat, (7)administrasi budaya dan lingkungan sekolah,serta (8) aspek-aspek administrasi lainnyadalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.Dalam melaksanakan fungsi supervisimanajerial, pengawas hendaknya berperansebagai:

1. Kolaborator dan negosiator dalamproses perencanaan, koordinasi,pengembangan manajemen sekolah,

2. Asesor dalam mengidentifikasikelemahan dan menganalisis potensisekolah binaannya

3. Pusat informasi pengembangan mutupendidikan di sekolah binaannya

4. Evaluator/judgement terhadappemaknaan hasil pengawasan

C. Kewenangan dan Hak PengawasSekolah

Dalam melaksanakan tugas pokok danfungsinya sebagai pengawas sekolah/satuanpendidikan, setiap pengawas memilikikewenangan dan hak-hak yang melekat padajabatannya. Beberapa kewenangan yang adapada pengawas adalah kewenangan untuk:

Page 18: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 17

1. Bersama pihak sekolah yang dibinanya,menentukan program peningkatan mutupendidikan di sekolah binaannya.

2. Menyusun program kerja/agenda kerjakepengawasan pada sekolahbinaannya dan membicarakannyadengan kepala sekolah yangbersangkutan,

3. Menentukan metode kerja untukpencapaian hasil optimal berdasarkanprogram kerja yang telah disusun.

4. Menetapkan kinerja sekolah, kepalasekolah dan guru serta tenagakependidikan guna peningkatankualitas diri dan layanan pengawas.

Hak yang seharusnya diperoleh pengawassekolah yang profesional adalah :

1. Menerima gaji sebagai pegawai negerisipil sesuai dengan pangkat dangolongannya,

2. Memperoleh tunjangan fungsionalsesuai dengan jabatan pengawas yangdimilikinya,

3. Memperoleh biaya operasional/rutinuntuk melaksanakan tugas-tugaskepengawasan seperti; transportasi,akomodasi dan biaya untuk kegiatankepengawasan.

4. Memperoleh tunjangan profesipengawas setelah memiliki sertifikasipengawas.

5. Menerima subsidi dan insentif untukmenunjang pelaksanaan tugas danpengembangan profesi pengawas.

6. Memperoleh tunjangan khusus bagipengawas yang bertugas di daerahterpencil, rawan kerusuhan dan ataudaerah bencana alam.

Semua biaya hak di atas dibebankan padaPemerintah Pusat dan Daerah. Sedangkantunjangan kesejahteraan diharapkan diberikanoleh pemerintah daerah. Besarnya tunjangan-tunjangan di atas disesuaikan dengankemampuan pemerintah, baik pemerintahpusat maupun pemerintah daerah. Subsidi daninsentif untuk peningkatan profesionalitaspengawas diberikan sekali dalam setahun olehpemerintah melalui Direktorat TenagaKependidikan. Besarnya subsidi dan insentifdisesuaikan dengan kemampuan anggaran.Subsidi diberikan kepada pengawas melaluikoordinator pengawas (korwas) yang adadisetiap Kabupaten/Kota. Untuk itu setiapkorwas perlu menyusun program dan kegiatanpeningkatan kemampuan profesionalismepengawas di daerahnya.

Perlu adanya pemikiran lebih lanjut mengenaistatus kepegawaian pengawas sekolah, apakahberstatus pegawai pusat yang ditempatkan didaerah. Ataukah tetap sebagai pegawaidaerah, baik di tingkat provinsi (pengawasSMA dan SMK), di kabupaten (pengawasSLB dan SMP) dan di kecamatan (pengawasTK/SD).

Page 19: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 18

Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

Oleh : Subagio, M.Pd

(Kepala SMPN 2 Cibeureum Kab. Kuningan/ http://kuninganmedia.com)

Untuk mewujudkan ini, maka perankepala sekolah sangat diharapkan. Produkyang dihasilkan sekolah hendaknya janganseperti pabrik yang hanya bisa menghasilkanlulusan, tetapi bagaimana agar lulusan ituberkualitas sehinga mampu menghadapitantangan sesuai dengan perkembanganzaman.

Sesuai dengan tuntutan Undang-UndangSisdiknas itu, maka untuk menjadi kepalasekolah haruslah mereka yang betul-betulmemenuhi persyaratan, baik itu persyaratanakademik, maupun persyaratan lainnya.Karena kemajuan sekolah, baik itu mutu,maupun lainnya, akan sangat ditentukan olehsiapa kepala sekolahnya.

Secara garis besar, ruang lingkup tugas kepalasekolah dapat diklasifikasikan ke dalam duaaspek pokok, yaitu pekerjaan di bidangadministrasi sekolah dan pekerjaan yangberkenaan dengan pembinaan profesionalkependidikan. Untuk melaksanakan tugastersebut dengan sebaik – baiknya, ada tigajenis ketrampilan pokok yang harus dimilikioleh kepala sekolah sebagai pemimpinpendidikan yaitu ketrampilan teknis (technical skill ), ketrampilan berkomunikasi (human relations skill ) dan ketrampilankonseptual ( conceptual skill ).

Menurut persepsi banyak guru, keberhasilankepemimpinan kepala sekolah terutamadilandasi oleh kemampuannya dalammemimpin. Kunci bagi kelancaran kerja

kepala sekolah terletak pada stabilitas danemosi dan rasa percaya diri. Hal inimerupakan landasan psikologis untukmemperlakukan stafnya secara adil,memberikan keteladanan dalam bersikap,bertingkah laku dan melaksanakan tugas.Dalam konteks ini, kepala sekolah dituntutuntuk menampilkan kemampuannya membinakerja sama dengan seluruh personel dalamiklim kerja terbuka yang bersifat kemitraan,serta meningkatkan partisipasi aktif dari orangtua murid. Dengan demikian, kepala sekolahbisa mendapatkan dukungan penuh setiapprogram kerjanya.

Keterlibatan kepala sekolah dalam prosespembelajaran siswa lebih banyak dilakukansecara tidak langsung, yaitu melaluipembinaan terhadap para guru dan upayapenyediaan sarana belajar yang diperlukan.KEPALA sekolah sebagai komunikatorbertugas menjadi perantara untuk meneruskaninstruksi kepada guru, serta menyalurkanaspirasi personel sekolah kepada instansikepada para guru, serta menyalurkan aspirasipersonel sekolah kepada instansi vertikalmaupun masyarakat.

Pola komunikasi dari sekolah pada umumnyabersifat kekeluargaan dengan memanfaatkanwaktu senggang mereka. Alur penyampaianinformasi berlangsung dua arah, yaitukomunikasi top-down, cenderung bersifatinstruktif, sedangkan komunikasi bottom-upcenderung berisi pernyataan atau permintaanakan rincian tugas secara teknis operasional.

DALAM upaya meningkatkan mutu pendidikan sesuaidengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang No.20tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sidiknas),sebagai substansi dari Undang-Undang Sisdiknas tersebutnampak jelas dari visinya, yakni terwujudnya sistempendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawauntuk memberdayakan semua warga negara Indonesiaberkembang menjadi manuasia yang berkualitas sehinggamampu proaktif menjawab tantangan zaman.

Page 20: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 19

Media komunikasi yang digunakan olehkepala sekolah ialah : rapat dinas, suratedaran, buku informasi keliling, papan data,pengumuman lisan serta pesan berantai yangdisampaikan secara lisan. Dalam bidangpendidikan, yang dimaksud dengan mutumemiliki pengertian sesuai dengan maknayang terkandung dalam siklus pembelajaran.Secara ringkas dapat disebutkan beberapakata kunci pengertian mutu, yaitu: sesuaistandar (fitness to standard), sesuaipenggunaan pasar/pelanggan (fitness to use),sesuai perkembangan kebutuhan (fitness tolatent requirements), dan sesuai lingkunganglobal (fitness to global environmentalrequirements). Adapun yang dimaksud mutusesuai dengan standar, yaitu jika salah satuaspek dalam pengelolaan pendidikan itusesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Garvin seperti dikutip Gasperszmendefinisikan delapan dimensi yang dapatdigunakan untuk menganalisis karakteristiksuatu mutu, yaitu: (1) kinerja (performance),(2) feature, (3) kehandalan (reliability), (4)konfirmasi (conformance), (5) durability, (6)kompetensi pelayanan (servitability), (7)estetika (aestetics), dan (8) kualitas yangdipersepsikan pelanggan yang bersifatsubjektif.

Dalam pandangan masyarakat umum seringdijumpai bahwa mutu sekolah ataukeunggulan sekolah dapat dilihat dari ukuranfisik sekolah, seperti gedung dan jumlahekstra kurikuler yang disediakan. Ada pulamasyarakat yang berpendapat bahwa kualitassekolah dapat dilihat dari jumlah lulusansekolah tersebut yang diterima di jenjangpendidikan selanjutnya. Untuk dapatmemahami kualitas pendidikan formal disekolah, perlu kiranya melihat pendidikanformal di sekolah sebagai suatu sistem.Selanjutnya mutu sistem tergantung padamutu komponen yang membentuk sistem,serta proses yang berlangsung hinggamembuahkan hasil.

Dalam pelaksanaan manajemen peningkatanmutu, Kepala sekolah harus senantiasamemahami sekolah sebagai suatu sistemorganik. Untuk itu kepala sekolah harus lebih

berperan sebagai pemimpin dibandingkansebagai manager. Sebagai leader maka kepalasekolah harus : (1) Lebih banyakmengarahkan daripada mendorong ataumemaksa (2) Lebih bersandar pada kerjasamadalam menjalankan tugas dibandingkanbersandar pada kekuasaan atau SK. (3)Senantiasa menanamkan kepercayaan padadiri guru dan staf administrasi. Bukannyamenciptakan rasa takut. (4) Senantiasamenunjukkan bagaimana cara melakukansesuatu daripada menunjukkan bahwa ia tahusesuatu.

(5) Senantiasa mengembangkan suasanaantusias bukannya mengembangkansuasana yang menjemukan (6) Senantiasamemperbaiki kesalahan yang ada daripadamenyalahkan kesalahan pada seseorang,bekerja dengan penuh ketangguhanbukannya ogah-ogahan karena serbakekurangan(Boediono,1998)

MENURUT Poernomosidi Hadjisarosa (1997dalam Slamet, PH, 2000), kepala sekolahmerupakan salah satu sumberdaya sekolahyang disebut sumberdaya manusia jenismanajer (SDM-M) yang memiliki tugas danfungsi mengkoordinasikan dan menyerasikansumberdaya manusia jenis pelaksana (SDM-P) melalui sejumlah input manajemen agarSDM-P menggunakan jasanya untukbercampur tangan dengan sumberdayaselebihnya (SD-slbh), sehingga proses belajarmengajar dapat berlangsung dengan baikuntuk menghasilkan output yang diharapkan.Secara umum, karakteristik kepala sekolahtangguh dapat dituliskan sebagai berikut(Slamet, PH,2000) : Kepala sekolah:

(a) Memiliki wawasan jauh kedepan (visi)dan tahu tindakan apa yang harus dilakukan(misi) serta paham benar tentang cara yangakan ditempuh (strategi); (b) Memilikikemampuan mengkoordinasikan danmenyerasikan seluruh sumberdaya terbatasyang ada untuk mencapai tujuan atau untukmemenuhi kebutuhan sekolah (yangumumnya tak terbatas); (c) Memilikikemampuan mengambil keputusan denganterampil (cepat, tepat, cekat, dan akurat); (d)Memiliki kemampuan memobilisasi

Page 21: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 20

sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuandan yang mampu menggugah pengikutnyauntuk melakukan hal-hal penting bagi tujuansekolahnya; (e) Memiliki toleransi terhadapperbedaan pada setiap orang dan tidakmencari orang-orang yang mirip dengannya,akan tetapi sama sekali tidak toleran terhadaporang-orang yang meremehkan kualitas,prestasi, standar, dan nilai-nilai; (f) Memilikikemampuan memerangi musuh-musuh kepalasekolah, yaitu ketidakpedulian, kecurigaan,tidak membuat keputusan, mediokrasi,imitasi, arogansi, pemborosan, kaku, danbermuka dua dalam bersikap dan bertindak.Adapun peran kepala sekolah dalampeningkatan mutu pendidikan sebagai berikut:

1). Kepala sekolah menggunakan “pendekatansistem” sebagai dasar cara berpikir, caramengelola, dan cara menganalisis kehidupansekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harusberpikir sistem (bukan unsystem), yaituberpikir secara benar dan utuh, berpikir secararuntut (tidak meloncat-loncat), berpikir secaraholistik (tidak parsial), berpikir multi-inter-lintas disiplin (tidak parosial), berpikirentropis (apa yang diubah pada komponentertentu akan berpengaruh terhadapkomponen-komponen lainnya); berpikir“sebab-akibat” (ingat ciptaan-Nya selaluberpasang-pasangan); berpikir interdipendensidan integrasi, berpikir eklektif (kuantitatif+kualitatif), dan berpikir sinkretisme.

2). Kepala sekolah memiliki input manajemenyang lengkap dan jelas, yangditunjukkan olehkelengkapan dan kejelasan dalam tugas (apayang harus dikerjakan, yang disertai fungsi,kewenangan, tanggungjawab, kewajiban, danhak), rencana (diskripsi produk yang akandihasilkan), program (alokasi sumberdayauntuk merealisasikan rencana),ketentuanketentuan/limitasi (peraturanperundang-undangan, kualifikasi, spesifikasi,metoda kerja, prosedur kerja, dsb.),pengendalian (tindakan turun tangan), danmemberikan kesan yang baik kepada anakbuahnya.

3). Kepala sekolah memahami, menghayati,dan melaksanakan perannya sebagai manajer(mengkoordinasi dan menyerasikan

sumberdaya untuk mencapai tujuan),pemimpin (memobilisasi dan memberdayakansumberdaya manusia), pendidik (mengajaknikmat untuk berubah), wirausahawan(membuat sesuatu bisa terjadi), penyelia(mengarahkan, membimbing dan membericontoh), pencipta iklim kerja (membuatsituasi kehidupan kerja nikmat),pengurus/administrator (mengadminitrasi),pembaharu (memberi nilai tambah), regulator(membuat aturan-aturan sekolah), danpembangkit motivasi (menyemangatkan).

Menurut Enterprising Nation (1995), manajertangguh memiliki delapan kompetensi, yaitu:(a) people skills, (b) strategic thinker, (c)visionary, (d) flexible and adaptable tochange, (e) self-management, (f) team player,(g) ability to solve complex problem andmake decisions, and (h) ethical/high personalstandards. Sedang American ManagementAssociation (1998) menuliskan 18kompetensi yang harus dimiliki manajertangguh, yaitu: (a) efficiency orientation, (b)proactivity, (c) concern with impact, (d)diagnostic use of concepts, (e) use ofunilateral power, (f) developing others, (g)spontaneity, (h) accurate self-assessment, (i)self-control, (j) stamina and adaptability, (k)perceptual objectivity, (l) positive regard, (m)managing group process, (n) use of sosializedpower, (o) self-confidence, (p)conceptualization, (q) logical thought, and (r)use of oral presentation.

1). Kepala sekolah memahami, menghayati,dan melaksanakan dimensi-dimensi tugas(apa), proses (bagaimana), lingkungan, danketerampilan personal, yang dapat diuraikansebagai berikut: (a) dimensi tugas terdiri dari:pengembangan kurikulum, manajemenpersonalia, manajemen kesiswaan,manajemen fasilitas, pengelolaan keuangan,hubungan sekolahmasyarakat, dsb; (b)dimensi proses, meliputi pengambilankeputusan, pengelolaan kelembagaan,pengelolaan program, pengkoordinasian,pemotivasian, pemantauan danpengevaluasian, dan pengelolaan prosesbelajar mengajar; (c) dimensi lingkunganmeliputi pengelolaan waktu, tempat,sumberdaya, dan kelompok kepentingan; dan

Page 22: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 21

(d) dimensi keterampilan personal meliputiorganisasi diri, hubungan antar manusia,pembawaan diri, pemecahan masalah, gayabicara dan gaya menulis (Lipham, 1974;Norton, 1985).

2). Kepala sekolah mampu menciptakantantangan kinerja sekolah (kesenjangan antarakinerja yang aktual/nyata dan kinerja yangdiharapkan). Berangkat dari sini, kemudiandirumuskan sasaran yang akan dicapai olehsekolah, dilanjutkan dengan memilih fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapaisasaran, lalu melakukan analisis SWOT(Strength, Weaknes, Opportunity, Threat)untuk menemukan faktor-faktor yang tidaksiap (mengandung persoalan), danmengupayakan langkah-langkah pemecahanpersoalan. Sepanjang masih ada persoalan,maka sasaran tidak akan pernah tercapai.

3). Kepala sekolah mengupayakan teamworkyang kompak/kohesif dan cerdas, sertamembuat saling terkait dan terikat antarfungsi dan antar warganya, menumbuhkansolidaritas/kerjasama/kolaborasi dan bukankompetisi sehingga terbentuk iklimkolektifitas yang dapat menjamin kepastianhasil/output sekolah.

4). Kepala sekolah menciptakan situasi yangdapat menumbuhkan kreativitas danmemberikan peluang kepada warganya untukmelakukan eksperimentasi-eksperimentasiuntuk menghasilkan kemungkinan-kemungkinan baru, meskipun hasilnya tidakselalu benar (salah). Dengan kata lain, kepalasekolah mendorong warganya untuk

mengambil dan mengelola resiko sertamelindunginya sekiranya hasilnya salah.

5). Kepala sekolah memiliki kemampuan dankesanggupan menciptakan sekolah belajar .

6). Kepala sekolah memiliki kemampuan dankesanggupan melaksanakan ManajemenBerbasis Sekolah sebagai konsekuensi logisdari pergeseran kebijakan manajemen, yaitupergeseran dari Manajemen Berbasis Pusatmenuju Manajemen Berbasis Sekolah (dalamkerangka otonomi daerah).

Kepala sekolah memusatkan perhatian padapengelolaan proses belajar mengajar sebagaikegiatan utamanya, dan memandang kegiatan-kegiatan lain sebagai penunjang/pendukungproses belajar mengajar. Karena itu,pengelolaan proses belajar mengajar dianggapmemiliki tingkat kepentingan tertinggi dankegiatan-kegiatan lainnya dianggap memilikitingkat kepentingan lebih rendah. Kepalasekolah mampu dan sanggup memberdayakansekolahnya (Slamet PH, 2000), terutamasumberdaya manusianya melalui pemberiankewenangan, keluwesan, dan sumberdaya.

Kepemimpinan kepala sekolah yang konsistenakan aturan yang berlaku besar sekalipengaruhnya terhadap peningkatan mutu disekolah dengan catatan adanya interaksiantara kepala sekolah dan guru serta paraorangtua saling menunjang dan mengisimasing-masing konsisten dan tanggung jawabatas hak dan kewajibannya sehingga terciptasituasi dan kondisi yang diinginkan.

Nama : Dinika, SPdMapel : BK/BPDISKRIPSI PEMBELAJARAN

Pada hari Jum’at, tanggal 8 Februari 2013 saya Dinika Tresnawati, S.Pd melakukan HomeVisit (Kunjungan Rumah) bersama Fauziah Febrilia P, S.Pd ke rumah salahsatu siswi kelas VII-F yang bernama Dinda Pitaloka.Dinda telah membolos hampir satu bulan. Hal ini saya ketahui dari ketuakelas VII-F dan saya klarifikasi ke Wali Kelas dan ternyata memangbenar Dinda telah hampir satu bulan membolos.Hasil yang kami dapat ketika melakukan kunjungan rumah adalah Dindasering membolos karena jarak rumah ke sekolah yang jauh ditambah lagi fasilitas sepeda yangsering rusak. Kondisi rumah dan kondisi ekonomi keluarganya juga dapat dikatakan kurang.Dengan ayah yang bekerja sebagai buruh borongan yang tidak tentu dan ibu yang bekerja sebagaipembantu rumah tangga. ( Pembimbingan Penelitian Tindakan Kelas )

SERING BOLOS KARENA JARAK RUMAH

Page 23: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 22

Cholifah Penulis muda SMP N46sby

Laut biru yang jernih dengan berbagai karanglaut dan ikan kecil disana membuat matakuserasa dicuci oleh pemandangan yang indahmemukau, pohon-pohon tinggi dibelakangkuberdiri tegak melawan arah angin disini.

Aku suka berjalan di pantai ini,menikmati pemandangan, bermain air denganteman-temanku dan terkadang menyelambersama, bermain dengan ikan kecil dipantaiini.

“Sari tangkap..!!” kata Filiep, sambilmelempar sebuah kelapa muda dari ataspohon. Dengan sigap aku mengulurkantanganku dan menangkap kelapa itu denganmudah, seperti yang biasa aku lakukan.Setelah setiap orang mendapatkan kelapanyamasing-masing, kita duduk di bawah pohonitu dan melubangi kelapa itu dengan pisauyang kita bawa dari rumah. Sambil minumsambil kita berbicara dan tertawa. Beberapajam berlalu dengan cepat bersama kawan-kawan saya.

“aduh.. teman saya lupa lagi..” katakubaru ingat oleh pesan ibu tadi,

“ada apa Sari..?” tanya Latengkhawatir

“ibu menyuruh saya, mencari ikan dankepiting untuk makan kita nanti malam” jelassaya.

“kalau begitu mari kita pergi” ajakSimon

Kita semua langsung berlari danmenjeburkan diri, berenang dan menyelammencari ikan untuk saya, kita biasamenangkap ikan menggunakan panah air, kitatidak mau menggunakan bahan kimia atausebagainya, kita takut jika laut kita akanrusak. Tepat dua jam berlalu kita kembalimenuju pantai dan menghitung hasiltangkapan kita, ada 6 ekor ikan dan 3 ekorkepiting.

“kawan.. terima kasih banyak ya,sudah bantu aku..” kata ku.

“tentu kawan..” kata Lateng menepukpelan pundakku, kita pulang bersama, rumahsaya dengan Lateng dan Simon kebetulanbertetangga.

* * *Aku membuka pintu rumah dengan

perlahan, mencari ibu di kamarnya tapi takada, aku berjalan menuju dapur namunhasilnya nihil.

“ibu, Sari pulang” kata sayamemanggil ibu

“ibu di belakang, Sari” kata ibudengan pelan, saya berjalan menuju halamanbelakang tempat biasa ibu mencuci pakainan.

“ibu, saya sudah dapat ikan dankepitingnya” kata saya,

“mana?” tanya ibu“ini” saya mengulurkan ikan dan

kepiting yang saya kemas ke dalam kantungplastik

“ayo.. bantu ibu membersihkannya..”pinta ibu, saya membantu membersihkan ikandan menyiapkan bahan seperti yang ibukatakan, pukul 19.35 papa pulang daripekerjaannya sebagai guru SD di desasebelah. Hari ini sungguh melelahkan, ahh..saya lupa besok harus sekolah, saya berjalanmenghampiri meja belajar saya dan mulaibelajar untuk besok.

* * * Angin pagi yang sepoi-sepoi menerpa

wajahku dengan sangat perlahan. Sayaberjalan bersama Lateng, Simon dan Filiepmenuju sekolah kami yang berjarak kuranglebih 6 kilometer. Saya mengikuti pelajarandengan santai namun serius. Tepat pukul12.30 wit bel sekolah kami berbunyi,waktunya untuk kami pulang.

Setelah pulang sekolah biasanya kamibermain di Air Terjun Napua, itu adalah salahsatu kekayaan alam yang papua miliki,pemandangan Air Terjun Napua sangat indah,

Page 24: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 23

tak hanya airnya saja yang dingin tapi udaradisini juga sangat dingin dan asri.

Bermain bersama kawan kawan sayamemang sangat asik, saya suda bertemandengan Lateng dan Simon sejak kelas satuSD, dan saya bertemu Filiep pada kelas 3 SD,Filiep adalah anak mereka kawan yang baik,penuh perhatian dan setia, saya senang bisaberteman dengan mereka. Setelah lelah kitabermain air, tujuan kita sekarang adalahmencari buah untuk makan dan kelapa mudauntuk minumannya. Di sekitar air terjun initerdapat pohon pohon besar dan beberapapohon kelapa, jadi kita tidak harus berjalanjauh untuk mencari buah dan kelapa muda,kita berempat makan dibawah pohon beringinbesar yang biasa kita sebut sebagai markas.

* * *Selang beberapa tahun, aku lulus

dengan nilai yang sangat baik. Sayamemutuskan untuk mengambil kuliah diUniversitas Mulawarman di Kalimantantimur. Saya berangkat ke Kalimantan sendiridan hanya dengan bekal secukupnya, disanasaya mendapat banyak teman yang baik dancerdas, salah satunya adalah lintang , diaselalu memberi tau saya informasi mengenaikalimantan ini. Yahh.. dari pertama sayasudah menduganya jika lintang adalah orangyang baik dan ramah karena, pada dasarnyaorang indonesia adalah orang yangberkepribadian baik dan ramah.

Empat tahun saya di Kalimantanbukan masalah yang mudah, saya harusbekerja keras sendiri, belajar sendiri, danhidup sendiri. Meskipun banyak temankudisana tapi aku tetap merasa sendiri, sayabegitu rindu dengan orang tua dan keluargasaya, saya juga rindu pada rumah saya, sayarindu dengan Lateng, Simon dan tentu sajapada Filiep, saya rindu dengan pantai danmarkas saya, apa yang yang terjadi yah,selama saya pergi..? semoga semua baik..

* * * Perjalanan menuju papua memang

sangat melelahkan, hari ini saya pulang kerumah, betapa senangnya hati ini setelahsekian lama aku tak melihat desa ini.Sesampainya dirumah saya ingin langsungmenemui keluarga saya lalu pergi bersamateman-teman saya.

Hati saya rasanya sangat hancur saatmelihat desa ini menjadi gersang takberpohon, apa yang terjadi..? kemana semuapohon pergi, disini dulu adalah sebuah desayang ramai dan asri, tidak seperti ini. Sayaberlari menuju rumah saya dan langsunmencari ibu saya

“ibu apa yang terjadi, kenapa jadiseperti ini?” tanya saya kepada ibu saya yangsedang memasak untuk makan siang

“sari.. kapan kamu pulang?” tanya ibusaya kaget melihat saya ada di sana

“ibu, kemana pohon pohon di sini?”“pohon itu ditebang oleh penebang

liar”“kenapa ibu tak hentikan”“semua orang sudah berusaha

termasuk teman-temanmu, mereka jugamembantu”

“kemana Lateng, Simon dan Filiep?”“mereka sedang di pantai”“aku akan menyusul mereka” kataku

langsung berlari menuju kamar untuk bergantipakaian dan keluar rumah menuju pantai yangbiasa kami kunjungi, aku masih ingat persisdimana letak pantai itu, maski pun jalanansudah berbada dan ruet saya masih ingatpersis.

“apa yang terjadi??” itulah katapertama saya yang meluncur keluar dari mulutsaya, ketika melihat pantai kesayangan sayamenjadi sangat kotor dangan berbagai sampahdan pohon yang tumbang, terlihat jugaberbagai model kapal nelayan yangmemenuhi pinggir maupun tengah pantai,pantai yang sangat aku sayang berubah sepertisampah masyarakat, satu hal terlintasdipikiranku adalah ikan, apakah ikan dapatbertahan hidup dengan keadaan laut yangseperti ini, dengan cepat saya langsungberenang dan melihat keadaan di dalam laut,benar, tak ada satu pun ikan disini, bahkankarang karang laut pun banyak yang rusak,ada apa ini..? saya kembali ke tepi pantai danmencari kawan kawan saya, mata sayamenangkap bayangan yang menyerupaikawan lama saya,

“Filiep..” panggil saya, Filiep punmenoleh, saya menghampiri Filiep dan kawanlama saya yang sedang terduduk lemas dibawah pohon kelapa, satu-satunya pohonyang asih berdiri.

Page 25: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 24

“ada apa ini, kenapa semua jadi seperti ini..?”tanyaku dengan suara yang mulai getar

“ceritanya panjang” jawab Simon,semua terdiam,

“lebih baik kita bersihkan sekarang”kataku membuyarkan keheningan di sana

“apa??” kata Lateng kaget“tentu saja seperti dulu, jika bukan

kita, siapa lagi” jelasku. Baru aku menutupmulut, kawan kawanku sudah bangkit danmulai membersihkan sampah dan pohondisini, aku pun tak mau kalah, kitamembersihkan pantai dengan iklas, tulus darihati kita.

Setelah membersihkan pantai kitamemikirkan cara untuk mengembalikansemua ikan itu, kami pun mulai membuatbibit karang dan menanamnya di dalam lautdengan hati hati dan perlahan. semua proses

itu kelar selama sembilan hari tanpa henti,capek tenaga kami terbayar oleh pantai yangkembali bersih.

Selang beberapa bulan penghuni lautmulai berdatangan dan kembali, karangkarang yang dulu kami tanam sudahmembuahkan hasil yang memuaskan, rasasakit hati kamu pun mulai hilang seiringberjalannya waktu.

Meskipun aku hidup di pulau palingpinggir Negara Indonesia, aku tetap akanmelestarikan keindahan alamnya. Aku tidakakan biarkan seseorang merusak bumipertiwiku. Karena.. aku cinta tanahIndonesiaku..

..SEKIAN..

Perbedaan antar Pramuka, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka.

· Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana, yang artinya orang-orang berjiwa mudadan suka berkarya. Kata berjiwa muda disini merupakan ukuran semangat untuk maju.

· Kepramukaan adalah nama kegiatan yang ada di dalam pramuka itu sendiri, kegiatan yangdimaksudkan disini adalah kegiatan yang menarik dan mengandung pendidikan. Ada banyak

sekali kegiatan yang ada di Pramuka (Akan di bahas pada Postingan berikutnya)· Gerakan Pramuka adalah wadah atau organisasi tempat pramuka itu berkumpul dan

menyelesaikan masalah secara bersama. tingkatan organisasi ini misalnya seperi GerakanPramuka Kwartir Daerah, Gugus depan dan lain sebagainya (lebih rinci akan khusus dibahas pada struktur organisasi Gerakan Pramuka)

Untuk mempermudah dalam mengingat, Bedakan saja ketiga istilah tersebut secara singkat sepertidi bawah ini

· Pramuka mengacu kepada orang nya (peserta didik, pembina, andalan dalam hal ini)· Kepramukaan mengacu kepada nama kegiatan (seperti jambore dsb)· Gerakan Pramuka mengacu kepada organisasinya (seperti Gugus Depan, dsb)

Demikianlah Pengertian Pramuka, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka. sampai jumpa di MateriPramuka Selanjutnya.

Page 26: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 25

Mewujudkan Adiwiyata tanpa lahan

Oleh : Bambang Sutedjo, SPd,MSi

Pengantar : Awalnya saya belum paham dengan Adiwiyata, menurut sayaAdiwiyata identik dengan penghijauan dan kebersihan sekolah, tentu yangmampu mengembangkan Adiwiyata hanya sekolah – sekolah yang memilikilahan yang luas dan tanaman yang rindang dengan fasilitas yang lengkaptentunya dengan kesedian dana yang mendukung. Bagaimana sekolah kami yangbaru berdiri ?, dan tidak memiliki lahan yang luas, dengan keterbatasan lokasi,sementara disisi lain suka tidak suka mau tidak mau diminta oleh Pemerintahankota untuk mengembangkan dan mewujudkan ADIWIYATA. Sebelumnya enambulan berlalu saya belum menemukan refrensi untuk menjawab tantangan

tersebut. SMP Negeri 26, 16 , dan 4 Surabaya yang yang telah mampu mengembangkan Adiwiyatamempunyai gagasan mendatangkan pakar nara sumber dari Jakarta untuk pencerahan Adiwiyatayang mengaplikasi pada lingkungan hidup dengan dihadiri Kepala Sekolah SD dan SMP seSurabaya. Setelah dilakukan pembimbingan, dengan keterbatasan pemahaman penulis mencobamengembangkan program adiwiyata di SMP Negeri 46 Surabaya

Sekolah berwawasan lingkungan (adiwiyata) bukan hanya tampilan fisik sekolah yanghijau/rindang, tetapi Wujud sekolah yang memiliki program dan aktivitas pendidikan mengarahkepada kesadaran dan kearifan terhadap lingkungan hidup. Program pendidikan dikemas secarapartisipatif penuh, percaya pada kekuatan kelompok, mengaktifkan dan menyeimbangkan Feeling,Acting, dan Thinking, sehingga tiap individu bisa merasakan nilai keagungan inisiasinya. Secarakonsep kelompok didorong untuk mampu melahirkan visi bersama dengan memahami apa yangmenjadi makna (Definisi), menemukan dan mengapresiasi apa yang telah ada dan tentunya ituterbaik (Discovery), menemukan apa yang semestinya ada (Dream), menstrukturkan apa yang ada(Design) dan merawatnya hingga menjadi ada (Destiny), sehingga hasilnya akan melampaui dariapa yang dinginkan dan sangat sinergi dengan konteks realitas yang ada dalam kehidupan sekolah.

Sebagai tempat yang tepat dan ideal

Salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup untuk mendorong terciptanyapengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidupmengembangan Adiwiyata. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalamkegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yangnegatif. Dalam pelaksanaannya Kementrian Negara Lingkungan Hidup bekerjasama dengan parastakeholder, menggulirkan Program Adiwiyata ini.

Berbagai kota – kabupaten di Indonesia dari jenjang pendidikan dasar hingga Menengah

Page 27: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 26

mendapat dukungan dan motivasi lewatpemerintahan daerah, karena programAdiwiyata adalah sejalan dengan pesatnyaperkembangan kota dan kesadaran warga kotadalam ikut serta menjaga kelestarianlingkungan hidup.

Warga sekolah adalah bagian dariwarga kota atau kabupaten maka dipandangperlu kesadaran supaya ikut serta melakukanpelestarian lingkungan hidup danpembangunan berkelanjutan bagi kepentingangenerasi sekarang maupun yang akan datang.Hal ini tertuang dalam MoU pada tgl 3 Juni2005 antara Menteri Negara LingkunganHidup dan Menteri Pendidikan Nasional kalaitu.

Sekolah dengan mengembangkanAdiwiyata akan terwujud tempat yang baikdan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmupengetahuan dan berbagai norma serta etikayang dapat menjadi dasar manusia menujuterciptanya kesejahteraan hidup kita danmenuju kepada cita-cita pembangunanberkelanjutan.Jika dimaknai bahwa sekolah itulah yangmerupakan tempat yang tepat dan baik sertaideal untuk memperolah pengetahuan, normadan etika. Pertanyaan yang kemudian munculadalah langkah nyata apa yang mungkindilakukan untuk menjadikan sekolah sebagaitempat yang tepat, baik dan Ideal, yangmampu untuk mengembangkan pengetahuan,moral dan etika?

Sekolah yang mengembangkanAdiwiyata perlu mendapat perhatian kitasemua, alasannya sederhana, “Bumi kitasemakin rusak” lingkungan tempat kitaberada sudah tidak lagi memberikan rasanyaman, kepadatan penduduk khususnyadikota besar sulit terkendali. Siapakah yangmerusak Bumi ini, jangan sepenuhnyamenyalahkan pihak lain atau orang lain, kitapun terlibat di dalamnya ada rasa kesadarankita sebagai penghuni bumi. Siapa yang harusmemperbaiki lingkungan? Memahami sekolahberwawasan lingkungan adiwiyata merupakankeharusan untuk berbuat untuk menciptakankualitas lingkungan sekolah yang kondusif,ekologis, lestari secara nyata danberkelanjutan, tentunya dengan cara-carayang simpatik, kreatif, inovatif dengan

menganut nilai-nilai dan kearifan budayalokal.

Dalam program ini diharapkan setiapwarga sekolah ikut terlibat dalam kegiatansekolah menuju lingkungan yang sehat sertamenghindari dampak lingkungan yangnegatif. Adiwiyata adalah mewujudkankelembagaan sekolah yang peduli danberbudaya lingkungan bagi sekolah dasar danmenengah di Indonesia. Pelaksanaan programadiwiyata mulai Tahun 2006 dengan tahap ujicoba untuk sekolah-sekolah pada jenjangpendidikan SD, SMP, dan SMA/SMKsederajat di wilayah Jawa.( data Kementraianlingkungan hidup: 2011).

Sekolah Adiwiyata tanpa lahan

Program Adiwiyata yang dilaksanakandisekolah hendaknya disusun dan dijabarkandengan sederhana dan diharapkan tidakmenambah beban bagi sekolah dan warganyadalam mengikuti program Adiwiyata. KotaSurabaya merupakan kota peraih Adipura,banyak sekolah yang telah meraihpenghargaan Adiwiyata, banyak sekolahtermotivasi untuk mengikuti adiwiyata , tetapibanyak terkendala berbagai hal, sepertipenulis alami untuk mewujudakanAdiwiyata sekolah. Karena keberadaanditengah kota yang dikenal dengan sekolahsatu Lokasi yang dulu satu atap kendalaadalah lahan dan batasan teritorial khususlahan untuk penghijauan. Meskipundemikian penulis menggagas untukmewujudkan menjadi sekolah Adiwiyatadengan kekuatan yang dimiliki.

Dari kondisi di atas bahwa untukmewujudkan sekolah Adiwiyata makasekolah perlu melakukan tindakan: (a)Pengembangan Kebijakan Sekolah peduli danberbudaya Lingkungan, (b)Pengembangan Kurikulumberbasis Lingkungan, (c).Pengembangan Kegiatan Lingkungan berbasispartisipatif, (d) Pengembangan danpengelolaan sarana pendukung sekolahberbudaya Lingkungan. Misalnya: HematEnergi/penggunaan energi alternative,penghematan air, pengelolaan sampah denganprinsip 3R (reduce, reuse, recycle).

Page 28: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 27

Melalui kurikulum berbasis lingkungan makaterdapat dua hal yang dapat kita pahami: kesatu, bagaimana menjadikan lingkungansekolah sebagai sumber/media yangmendukung pembelajaran. Hal ini dapatberarti bahwa Lingkungan sekolah yangnyaman merupakan tempat yang kondusifbagi pembelajaran. Lingkungan sekolah dapatmemberikan pengalaman hidup yangbermakna bagi siswanya. Di lingkungan itupula siswa dapat menjadikannya tempatbelajar yang menyenangkan. Untuk itu perlumengurangi sifat keformalan dari sebuahsekolah dengan cara mengubah lingkungansekolah menjadi lingkungan yang mendukungproses pembelajaran dan bersifatmenyenangkan. Ke dua, adalah bagaimanamenyampaikan materi lingkungan hidupkepada siswa melalui kurikulum yangterintegrasi dengan pendidikan lingkunganhidup. Pengembangan materi, modelpembelajaran dan metode belajar yangbervariasi, semua ini dilakukan untukmemberikan pemahaman kepada siswatentang lingkungan hidup yang dikaitkandengan persoalan lingkungan sehari-hari (isulocal dan global).

Pengembangkan kurikulum berbasisAdiwiyata sangat terkait dengan tupoksi gurudalam merencanakan, melaksanakan danmengevaluasi proses pembelajaran ataudengan kata lain guru harus memilikikompetensi dalam mengembangkan kegiatanpembelajaran lingkungan hidup, yaitubagaimana guru menyusun perangkatpembelajaran yang terintegrasi denganPendidikan lingkungan hidup (Perangkatpembelajaran berbasis Adiwiyata).

Mengembangkan perangkatpembelajaran berbasis Adiwiyata dapatdilakukan dengan: (1) Memformulasikegiatan atau proses pembelajaran melaluipenerapan pendekatan, strategi, metode, danteknik pembelajaran yang melibatkan pesertadidik secara aktif dalam pembelajaran.Metode pembelajaran yang dimaksud adalahcara belajar aktif yang berfokus pada pesertadidik, misalnya dengan demonstrasi, diskusi,simulasi, bermain peran, laboratorium,pengalaman lapangan, dialog, simposium, dll.(2) Mengembangkan materi pelajaran danindikator pelajaran berkaitan dengan masalah-

masalah lingkungan sekitar (isu local) danmasalah-masalah lingkungan secara luas (isuglobal). Isu lokal mencakup isu lingkunganhidup yang ada di wilayah sekitar sekolah,yang merupakan potensi ketersediansumberdaya alam dan kearifan lingkungan,terkait perlindungan dan pengelolaanlingkungan hidup yang dapat berdampak padabanjir, longsor, kekeringan, pencemaransampah, pencemaran air/udara/tanah,penggundulan hutan, kabut asap dankebakaran hutan, dll sedangkan isu globalmencakup isu lingkungan hidup misalnyaterkait: energy, ozon, perubahan iklim,keanekaragaman hayati, bahan berbahaya danberacun, tumpahan minyak di laut, rekayasagenetik dll. (3) Mengembangkan indikatordan instrumen penilaian pembelajaranlingkungan hidup, artinya bahwapembelajaran lingkungan hidup baik secaraintegrasi maupun monolitik harus dilengkapidengan indikator penilaian tingkatkeberhasilan. (4) Merancang pembelajaran didalam maupun di luar kelas denganmemanfaatkan lingkungan sebagaisumber/media pembelajaran. (5)Mengikutsertakan orang tua siswa danmasyarakat dalam program pembelajaran,misalnya dengan memberikan tugas-tugasyang melibatkan orang tua siswa danmasyarakat, misalnya terkait penyediaan airbersih, sarana pengelolaan sampah (3R),saluran air limbah/ drainase, penghijauan,kantin ramah lingkungan dan materi lainnyasesuai kebutuhan masyarakat. (6) Tenagapendidik mengkomunikasikan hasil inovasipembelajaran Lingkungan Hidup kepadawarga sekolah dan masyarakat sekitar sekolahmelalui; Nara sumber, media elektronik,media cetak, lingkungan alam sekitar, dll. (7)Tenaga pendidik melakukan proses perubahanperilaku yang berbudaya lingkungan melaluiupaya peningkatan pengetahuan, ketertarikan,mengaplikasikan dan akhirnya diharapkanmenjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan.

Pengalaman belajar yang diharapkandari siswa sebagai implikasi dari perangkatpembelajaran berbasis Adiwiyata yangdikembangkan guru adalah siswa melakukankegiatan pembelajaran tentang perlindungandan pengelolaan lingkungan hidup, dengan:(1) Menghasilkan karya yang berkaitan

Page 29: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 28

dengan pelestarian dan fungsi LingkunganHidup, pengendalian pencemaran dankerusakan lingkungan hidup, misalnya dalambentuk karya siswa, laporan kegiatan siswa,laporan aksi nyata yang terkait denganlingkungan hidup antara lain: makalah,Puisi/Sajak, Artikel, Lagu, LaporanPenelitian, gambar, seni tari, dll (2)Menerapkan pengetahuan Lingkungan Hidupyang diperoleh untuk memecahkan masalahLingkungan Hidup dalam kehidupan sehari-hari, Hal ini dapat terlihat dari perubahanperilaku yang berbudaya lingkungan melaluiupaya peningkatan pengetahuan, ketertarikan,dan menindaklanjuti pembelajaran dari gurudan akhirnya menjadi kebutuhan dalamkehidupannya. (3) Siswa mengkomunikasikanhasil inovasi pembelajaran lingkungan hidup

kepada masyarakat melalui; Nara sumber,media elektronik, media cetak, lingkunganalam sekitar, dll.

Kendatipun dengan keterbatasan lahandan sarana Sekolah telah berkomitmen untukmenjadi sekolah Adiwiyata harus memilikiKurikulum Berbasis Adiwiyata yangdijabarkan dalam bentuk Perangkatpembelajaran (Silabus, RPP, LKS, Buku, TesHasil belajar) yang berbasis Adiwiyata.Artinya dalam kurikulum tersebut telahterintegrasi minimal dua isu besar pendidikansaat ini yaitu pendidikan karakter bangsa danpendidikan lingkungan hidup. Padapendidikan Karakter ditekan padapengembangan melalui pendidikan agamadan kegiatan Pramuka, yang merupakanbagian kriteria kenaikan kelas.

Memahami Bahasa Indonesia Bekal Menulis

F. Pemenggalan Kata

1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.a. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu

dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.Misalnya:au-la bukan a-u-lasau-dara bukan sa-u-da-raam-boi bukan am-bo-i

b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan hurufkonsonan, di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukansebelum huruf konsonan.

Misalnya: ba-pak, ba-rang, su-lit, la-wan, de-ngan, ke-nyang, mu-ta-khir

c. Jikan di tengah ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalandilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. gabungan hurufkonsonan tidak pernah diceraikan

Misalnya:man-di, som-bong, swas-ta, ca-plok Ap-ril, bang-sa, makh-luk

d. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih,pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama danhuruf konsonan yang kedua.

Misalnya:in-stru-men, ul-tra, in-fra, bang-krut, ben-trok ikh-las

2. Imbuhan akhiran dan imbuhan aalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk sertapartikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantianbaris.

Page 30: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 29

Catatan:

a. Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidak dipenggal.

b. Akhiran -i tidak dipenggal. (Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V,Pasal E, Ayat 1.)

c. Pada kata yang berimbuhan sisipan, pemenggalan kata dilakukan sebagai berikut.

Misalnya: te-lun-juk, si-nam-bung, ge-li-gi

3. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung denganunsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di antara unsur-unsur itu atau (2) pada unsurgabungan itu sesuai dengan kaidah 1a, 1b, 1c dan 1d di atas.Misalnya:

Bio-grafi, bi-o-gra-fiFoto-grafi, fo-to-gra-fiIntro-speksi, in-tro-spek-siKilo-gram, ki-lo-gramPasca-panen, pas-ca-pa-nenKeterangan:Nama orang, badan hukum, dan nama dari yang lain disesuaikan denganEjaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, kecuali jika ada pertimbangan khusus.

PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRINGA. Huruf Kapital atau Huruf Besar1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai unsur pertama kata pada awal kalimat. Misalnya:

Dia mengantuk.Apa maksudnya?Kita harus beker keras.Pekerjaan itu belum selesai.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.Misalnya:

Adik bertanya, “Kapan kita pulang?” Bapakmenasihatkan, “Berhati-hatilah, Nak!” “Kemarin engkauterlambat,” katanya. “Besok pagi,” kata ibu, “dia akanberangkat”.

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengannama Tuhan dan Kitab Suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.Misalnya:

Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen.Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-NyaBimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dankeagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya:Mahaputra Yamin, Sultan Hasanuddin, HajiAgus Salim, Imam Syafii, Nabi Ibrahim.

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti namaorang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertetu, nama instansi, atau nama tempat.Misalnya: Dia baru saja diangkat menjadi Sultan. Tahun dia pergi naik haji

Bersambung .........

Page 31: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 30

Misteri Gunung Kelud

Kader Pahlawan Bangsa mendatang

Page 32: Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 · PDF fileKegiatan Adiwiyata Kepala Sekolah, Guru dan Siswa Pembaca, memasuki tahun 2013 maka kita semakin ... Pedoman Cara Belajar Untuk memperoleh

Buletin Guru Indonesia Vol III No 1 Thn 2013 ISSN 2338-2155 31

Sampul belakang

Barcode Buletin Guru Indonesia