Vol 5 No. 1 (2020) 54-63 ISSN (Online) : 2502-0943 Jurnal ...

10
http://doi.org/10.22216/jk.v5i1.5030 54 Published by LLDIKTI Wilayah X Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International Vol 5 No. 1 (2020) 54-63 ISSN (Online) : 2502-0943 Jurnal Katalisator Available Online http://ejournal.lldikti10.id/index.php/katalisator/index Pengaruh Variasi Waktu Tahan Sintering Terhadap Hidroksiapatit Berpori dari Tulang Ikan Tenggiri (Scomberomorus guttatus) Lia Anggresani, Rizka Afrina, Armini Hadriyati, Rahmadevi, Mukhlis Sanuddin 1 Prodi Farmasi, STIKES Harapan Ibu Jambi A B S T R A K Tulang ikan tenggiri memiliki kandungan kalsium dan fosfor. Sehingga tulang ikan dapat dibuat biomaterial hydroxyapatite berpori, Hydroxyapatite berpori cocok untuk merekontruksi tulang. pori yang terbentuk berfungsi sebagai media pembentukan jaringan sel tulang yang tumbuh untuk meningkatkan regenerasi tulang. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh variasi waktu tahan sintering dari hydroxyapatite berpori pada tulang ikan tenggiri. Bubuk CaO dibuat dari tulang ikan yang di rendam menggunakan NaOH dan aseton lalu difurnace 800°C. Bubuk CaO ditambahkan H3PO4. Atur pH hingga 10 dengan menambahkan NaOH lalu difurnace 900oC dengan lama pengendapan 12 dan 24 jam lalu dianalisa XRD. Hydroxyapatite yang didapatkan ditambahkan Polimer kitosan. selanjutnya dianalisa dengan SEM,PSA dan Hardness tester. Hasil Analisa XRF didapatkan CaO 50,814%. Hasil XRD pada pengendapan 12jam terbentuk senyawa hydroxyapatite dan trikalsium bis(phosphate(V)Ca3(PO4)2), sedangkan pengendapan 24jam terbentuk senyawa hydroxyapatite (Ca5(PO4)3(OH) murni. Analisa SEM dilakukan pada variasi waktu sintering 4,5 dan 6 jam didapatkan morfologi yang tidak seragam. Hasil PSA pada waktu 4jam 0,873μm, 5jam 0,808μm dan 6jam 1,123μm. Uji Hardness Tester pada waktu 4jam 50 N, 5jam 54,1 N dan 6 jam 32,6 N. Dapat disimpulkan bahwa variasi waktu tahan sintering mempengaruhi sifat mekanik dan pada variasi lama pengendapan akan mempengaruhi pembentukan senyawa hydroksiapatite. A B S T R A C T Mackerel fish bones contain calcium and phosphorus. So that fish bones can be made porous hydroxyapatite biomaterial, porous Hydroxyapatite is suitable for bone reconstruction. The pore formed functions as a medium for the formation of bone tissue that grows to increase bone regeneration. This study aims to look at the effect of variations in the sintering resistant time of porous hydroxyapatite on mackerel fish bones. CaO powder is made from fish bones soaked using NaOH and acetone and then mixed with 800 ° C. CaO powder added H3PO4. Set the pH to 10 by adding NaOH then 900oC refined with a deposition time of 12 and 24 hours and then analyzed by XRD. Hydroxyapatite obtained was added with chitosan polymer. then analyzed with SEM, PSA and Hardness tester. XRF analysis results obtained CaO 50,814%. XRD results on 12 hours deposition of pure hydroxyapatite and tricalcium bis (phosphate (V)Ca3(PO4)2) compounds, while 24 hours deposition of pure hydroxyapatite (Ca5(PO4)3(OH) compounds were formed. and 6 hours obtained non-uniform morphology, PSA results at 4 hours 0.873μm, 5 hours 0.808μm and 6 hours 1.123μm Hardness Tester test at 4 hours 50 N, 5 hours 54.1 N and 6 hours 32.6 N. It can be concluded that variation of sintering D e t a i l A r t i k e l Diterima : 29 Februari 2020 Direvisi : 1 April 2020 Diterbitkan : 25 April 2020 K a t a K u n c i Hidroksiapatite berpori Kitosan Tulang ikan tenggiri Waktu tahan sintering P e n u l i s K o r e s p o n d e n s i Nama: Lia Anggresani Afiliasi: STIKES Harapan Ibu Jambi Email: [email protected]

Transcript of Vol 5 No. 1 (2020) 54-63 ISSN (Online) : 2502-0943 Jurnal ...

http://doi.org/10.22216/jk.v5i1.5030 54 Published by LLDIKTI Wilayah X Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International

Vol 5 No. 1 (2020) 54-63 ISSN (Online) : 2502-0943

Jurnal Katalisator

Available Online

http://ejournal.lldikti10.id/index.php/katalisator/index

Pengaruh Variasi Waktu Tahan Sintering Terhadap Hidroksiapatit

Berpori dari Tulang Ikan Tenggiri (Scomberomorus guttatus)

Lia Anggresani, Rizka Afrina, Armini Hadriyati, Rahmadevi, Mukhlis Sanuddin

1Prodi Farmasi, STIKES Harapan Ibu Jambi

A B S T R A K

Tulang ikan tenggiri memiliki kandungan kalsium

dan fosfor. Sehingga tulang ikan dapat dibuat biomaterial

hydroxyapatite berpori, Hydroxyapatite berpori cocok untuk

merekontruksi tulang. pori yang terbentuk berfungsi sebagai

media pembentukan jaringan sel tulang yang tumbuh untuk

meningkatkan regenerasi tulang. Penelitian ini bertujuan

melihat pengaruh variasi waktu tahan sintering dari

hydroxyapatite berpori pada tulang ikan tenggiri. Bubuk CaO

dibuat dari tulang ikan yang di rendam menggunakan NaOH

dan aseton lalu difurnace 800°C. Bubuk CaO ditambahkan

H3PO4. Atur pH hingga 10 dengan menambahkan NaOH lalu

difurnace 900oC dengan lama pengendapan 12 dan 24 jam

lalu dianalisa XRD. Hydroxyapatite yang didapatkan

ditambahkan Polimer kitosan. selanjutnya dianalisa dengan

SEM,PSA dan Hardness tester. Hasil Analisa XRF didapatkan

CaO 50,814%. Hasil XRD pada pengendapan 12jam

terbentuk senyawa hydroxyapatite dan trikalsium bis(phosphate(V)Ca3(PO4)2), sedangkan

pengendapan 24jam terbentuk senyawa hydroxyapatite (Ca5(PO4)3(OH) murni. Analisa SEM

dilakukan pada variasi waktu sintering 4,5 dan 6 jam didapatkan morfologi yang tidak seragam. Hasil

PSA pada waktu 4jam 0,873μm, 5jam 0,808μm dan 6jam 1,123μm. Uji Hardness Tester pada waktu

4jam 50 N, 5jam 54,1 N dan 6 jam 32,6 N. Dapat disimpulkan bahwa variasi waktu tahan sintering

mempengaruhi sifat mekanik dan pada variasi lama pengendapan akan mempengaruhi pembentukan

senyawa hydroksiapatite.

A B S T R A C T

Mackerel fish bones contain calcium and phosphorus. So that fish bones can be made porous

hydroxyapatite biomaterial, porous Hydroxyapatite is suitable for bone reconstruction. The pore

formed functions as a medium for the formation of bone tissue that grows to increase bone regeneration.

This study aims to look at the effect of variations in the sintering resistant time of porous hydroxyapatite

on mackerel fish bones. CaO powder is made from fish bones soaked using NaOH and acetone and

then mixed with 800 ° C. CaO powder added H3PO4. Set the pH to 10 by adding NaOH then 900oC

refined with a deposition time of 12 and 24 hours and then analyzed by XRD. Hydroxyapatite obtained

was added with chitosan polymer. then analyzed with SEM, PSA and Hardness tester. XRF analysis

results obtained CaO 50,814%. XRD results on 12 hours deposition of pure hydroxyapatite and

tricalcium bis (phosphate (V)Ca3(PO4)2) compounds, while 24 hours deposition of pure

hydroxyapatite (Ca5(PO4)3(OH) compounds were formed. and 6 hours obtained non-uniform

morphology, PSA results at 4 hours 0.873μm, 5 hours 0.808μm and 6 hours 1.123μm Hardness Tester

test at 4 hours 50 N, 5 hours 54.1 N and 6 hours 32.6 N. It can be concluded that variation of sintering

D e t a i l A r t i k e l

Diterima : 29 Februari 2020

Direvisi : 1 April 2020

Diterbitkan : 25 April 2020

K a t a K u n c i

Hidroksiapatite berpori

Kitosan

Tulang ikan tenggiri Waktu tahan sintering P e n u l i s K o r e s p o n d e n s i

Nama: Lia Anggresani

Afiliasi: STIKES Harapan Ibu

Jambi

Email: [email protected]

Lia Anggresani et, all | Pengaruh Variasi Waktu Tahan Sintering Terhadap Hidroksiapatit Berpori dari Tulang Ikan Tenggiri (Scomberomorus guttatus)

Jurnal Katalisator Vol 5 No. 1 (2020) 54-63

http://doi.org/10.22216/jk.v5i1.5030 55 Published by LLDIKTI Wilayah X Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International

holding time affects the mechanical properties and the variation of the depositional time will affect the

formation of hydroxyapatite compounds.

PENDAHULUAN

Ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson) biasanya digunakan sebagai makanan

sejenis lainnya yang hanya memanfaatkan dagingnya saja. Selama ini tulang ikan masih

menjadi limbah dari sebagian besar industri perikanan. Sehingga dapat dipastikan bahwa tulang

ikan tenggiri yang belum dimanfaatkan hanya akan menjadi limbah oleh setiap industri

perikanan (Mutmainnah, Chadijah, & Rustiah, 2018). Namun Tulang mengandung unsur

seperti kalsium dan fosfor, kalsium yang terkandung dalam tulang berupa 7,07% CaCO3,

1,96% CaF2, dan 58,30% Ca3(PO4)2. Kalsium dan fosfor merupakan unsur utama pembentuk

hidroksiapatit sehingga tulang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam sintesis

hidroksiapatit (Saputra, Fadli, & Amri, 2016).

Tulang ikan merupakan salah satu bentuk sisa yang dihasilkan dari pengolahan ikan yang

memiliki kandungan kalsium terbanyak yang ada dalam tubuh ikan. Maka dari itu limbah dari

tulang ikan memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan sebagai bahan yang kaya akan

kalsium (Aisyah, Mamat, Rosufila, & Ahmad, 2012). Beberapa tulang ikan yang telah

dimanfaatkan ialah tulang ikan tuna, ikan lele, dan ikan patin dimana tulang ikan tersebut

dimanfaatkan untuk pembuatan tepung (Marta’ati, 2015).

Hidroksiapatit Ca10(PO4)6(OH)2 merupakan komponen mineral penyusun jaringan keras

(hard tissue) sebagai bahan rehabilitas utama pada tubuh manusia seperti tulang dan gigi

diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan sel-sel yang akan melanjutkan fungsi daur

kehidupan jaringan yang digantikan, salah satu bahan yang sedang dikembangkan sebagai

biomaterial sintesis adalah biokeramik yang terdapat kalsium dan fosfor (Anggresani, 2007),

mensintesis hidroksiapatit juga dapat dilakukan dengan berbagai metode salah satunya adalah

presipitasi. Presipitasi yang menghasilkan padatan kristalin yang hasilnya berupa garam dan

air,terjadi karena adanya reaksi asam-basa. Beberapa kelebihan dari presipitasi dalam sintesis

hidroksiapatit berpori adalah reaksi kimia serta ukuran yang relatif sederhana dan homogenitas

ukuran partikel yang didapat cenderung cukup baik, tingkat homogenitas partikel yang baik,

komposisi yang tinggi dapat dicapai dengan mudah pada suhu rendah, ekonomis, dan proses

yang sangat sederhana (Amalia et al., 2018).

Pada penelitian yang telah dilakukan (Dinar, Meylani, Izak, & Siswanto, 2012) tentang

optimasi parameter waktu sintering pada pembuatan hidroksiapatit berpori untuk aplikasi bone

filler pada kasus kanker tulang, dapat melihat variasi lama waktu sintering 4 jam, 5 jam, dan

6 jam. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sifat hardness tester, hidroksiapatit

makropori mengalami peningkatan seiring dengan penambahan waktu sintering. Peningkatan

kekuatan pada hidroksiapatit berpori juga dapat dilakukan dengan penambahan suhu sintering

dan lama waktu sintering. Proses sintering merupakan pemanasan (pembakaran material atau

bahan) dengan cara memanaskannya tidak sampai melampaui titik lelehnya, terakhir juga dapat

disebut sebagai pemadatan dari bahan yang dibentuk pada temperature tinggi, Sintering dapat

dilakukan di bawah titik leleh, sehingga fasa cair tidak dapat terjadi. Penambahan waktu

sintering akan membuat material menjadi lebih padat, adapun pengoptimalan dengan

penambahan variasi lama waktu sintering bertujuan untuk mendapatkan hidroksiapatit berpori

dengan ukuran diameter pori dan porositas yang efektif untuk pertumbuhan tulang baru dan

Lia Anggresani et, all | Pengaruh Variasi Waktu Tahan Sintering Terhadap Hidroksiapatit Berpori dari Tulang Ikan Tenggiri (Scomberomorus guttatus)

Jurnal Katalisator Vol 5 No. 1 (2020) 54-63

http://doi.org/10.22216/jk.v5i1.5030 56 Published by LLDIKTI Wilayah X Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International

meningkatkan sifat mekanik hardness tester yang sesuai dengan standart aplikasi medis

(Nurmanta, Izak, & Ady, 2013).

Penelititan ini bertujuan untuk melihat pengaruh variasi waktu tahan sintering dalam

pembuatan hidroksiapatit berpori dari limbah tulang ikan tenggiri dengan menggunakan

metode presipitasi.

METODE PENELITIAN

Pembentukan Bubuk Tulang Ikan Tenggiri (Scomberomerus commerson) (CaO)

Tulang ikan tenggiri (Scomberomerus commerson) sebanyak 3 Kg dibersihkan dan

direbus selama 45 menit. Kemudian direndam dalam 3 L larutan NaOH 0,1% selama 7 jam,

tiriskan dan kemudian direndam dalam wadah yang berisi 3 L aseton 25% selama 8 jam.

Kemudian, tulang ditiriskan dan dijemur dibawah sinar matahari selama 4 hari. Selanjutnya,

tulang ikan kering yang telah dihancurkan di ambil 200 gr dipanaskan pada temperatur 8000C

selama 3 jam, Serbuk yang dihasilkan dianalisis dengan XRF (X-Ray Flouresence).

Sintesis Hidroksiapatit

CaO ditimbang sebanyak 7,4094 gram. Kemudian dimasukkan dalam gelas kimia 300

mL dan ditambahkan 100 mL aquades sehingga akan terbentuk suspensi. Setelah itu, dilakukan

pengadukan dengan kecepatan 700 rpm selama 1 jam pada suhu 90°C dan ditambahkan dengan

larutan asam posfat 0,6 M sebanyak 100 mL secara perlahan dengan kecepatan 1 mL/menit

menggunakan buret. Setelah larutan asam posfatnya habis, dilakukan pengadukan lanjutan

kecepatan 700 rpm selama 1 jam pada suhu 90°C pH larutan diatur dengan menggunakan

larutan natrium hidroksida (NaOH) 1 M hingga mencapai pH 10. Setelah itu, larutan didiamkan

selama, 12 dan 24 jam sehingga akan terbentuk endapan. Endapan yang diperoleh disaring

dengan menggunakan corong buchner ±4 jam dan dicuci dengan aquades sebanyak 3 kali

pencucian. Setelah itu, endapan dipanaskan selama 2 jam pada suhu 105°C dan dipanaskan

pada suhu 900°C selama 5 jam, dari hidroksiapatit yang diperoleh dianalisa menggunakan

XRD.

Setelah dialakukan sintesis maka hasil yang diperoleh dapat dihitung rendemennya

dengan mengunakan rumus:

Rendemen = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 X 100 %

Pembuatan Sampel Hidroksiapatit Berpori

Pada hidroksiapatit ditambahkan polimer kitosan, larutan Kitosan dibuat dengan 16

mg/mL dalam asam asetat 1M. Perbandingan hidroksiapatit dan kitosan yang ditambahkan

yaitu 10:1 atur pH sebesar 11 dengan larutan Amonia. Kemudian aduk dengan kecepatan 300

rpm selama 5 jam, terbentuk endapan dan didiamkan selama 24 jam. Kemudian lakukan

penyaringan dan pencucian berulang hingga larutan netral, lalu keringkan dalam oven pada

suhu 110 oC selama 15 jam. Sinteringkan pada suhu 1100 oC dengan waktu sintering yang

divariasikan yaitu 4 jam, 5 jam dan 6 jam yang akan menghasilkan berbentuk serbuk.

Kemudian serbuk yang telah dihasilkan dianalisa menggunakan SEM,PSA dan Uji Kekerasan.

Lia Anggresani et, all | Pengaruh Variasi Waktu Tahan Sintering Terhadap Hidroksiapatit Berpori dari Tulang Ikan Tenggiri (Scomberomorus guttatus)

Jurnal Katalisator Vol 5 No. 1 (2020) 54-63

http://doi.org/10.22216/jk.v5i1.5030 57 Published by LLDIKTI Wilayah X Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Sintesis Prekursor Ca

200g sampel tulang ikan tenggiri yang telah dihaluskan kemudian di furnace dengan suhu

800°C selama 3 jam didapatkan bubuk CaO sebanyak 119,9633 g.

𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 =119,9633𝑔

200 𝑔 𝑥 100 % = 59,98%

Hasil Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat

Tabel. 2. Hasil Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat Dengan Lama Pengendapan 12 jam dan 24

jam.

Lama

pengendapan (jam)

% Rendemen Warna

12

6,25 𝑔

7,4 𝑔 𝑥100%

= 84,45%

Putih Tulang

24

5,24 𝑔

7,4 𝑔 𝑥100%

= 70,81%

Putih Tulang

Hasil Sintesis Hidroksiapatit Berpori Dengan Lama Pengendapan 24 jam

Hidroksiapatit yang telah didapatkan ditambahkan dengan larutan kitosan dan diatur pH

11 dengan larutan ammonia kemudian di furnace pada suhu 1100oC dengan variasi waktu 4,5

dan 6 jam.

Tabel 3. Hasil Hidroksiapatite Berpori Pada Variasi Waktu Sintering 4,5 dan 6 jam

Hasil Analisa XRF

Hasil analisa XRF menyatakan bahwa CaO yang terdapat pada tulang ikan tenggiri

sebesar 50,814%, yang menunjukkan bahwa tulang ikan tenggiri terdapat banyak kalsium

oksida sehingga dapat dijadikan sebagai sumber kalsium pada pembuatan hidroksiapatit.

Hal ini dikarenakan bahwa tulang ikan tenggiri yang digunakan pada penelitian ini

memiliki sumber kalsium yang cukup rendah jika dibandingkan dengan hasil

(Mutmainnah et al., 2018) pada tulang ikan tuna yang sebesar 62,31 %.

Tabel 4. Hasil analisa XRF

Variasi

waktu sintering

(jam)

Berat sampel (g) Berat Sampel Setelah

di furnace (g)

Rendemen (%)

4 1 1 100

5 1 1 100

6 1 0.73 73

Senyawa oksida Komposisi (%)

CaO 50,814

P2O5 46,075

MgO

K2O

1,249

0,017

Lia Anggresani et, all | Pengaruh Variasi Waktu Tahan Sintering Terhadap Hidroksiapatit Berpori dari Tulang Ikan Tenggiri (Scomberomorus guttatus)

Jurnal Katalisator Vol 5 No. 1 (2020) 54-63

http://doi.org/10.22216/jk.v5i1.5030 58 Published by LLDIKTI Wilayah X Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International

Hasil Analisa XRD

Hasil analisa XRD sintesis hidroksiapatit dengan metode presipitasi dilakukan pada

variasi Lama waktu pengendapan 12 jam dan 24 jam. Hasil difraktogram yang diperoleh

dibandingkan dengan standar ICSD (Inorganic Crystal Structure Database) No. 00-009-0169

dan ICSD No 01-074-9780 pada lama pengendapan 12 jam yang menunjukkan adanya

senyawa Trikalsium Fosfat [Ca3(PO4)2] dapat dilihat dari nilai 2θ: 34,43; 27,81; 26,61; 41,17

dan Hidroksiapatit yang dapat dilihat dari intensitas yang tinggi pada posisi 2θ: 31,10; 32,33;

25,79; 49,94 sedangkan pada lama pengendapan 24 jam didapatkan senyawa hidroksiapatit

pada 2θ: 31,71; 32,15 ; 25,85 dan 49,42 yang sesuai dengan standar ICSD No 01-074-9780.

Gambar 1. Hasil Analisa XRD pada lama pengendapan 12 jam

Gambar 2. Hasil Analisa XRD Lama Pengendapan 24 jam

Hasil Analisa SEM Hidroksiapatite berpori

Hasil analisa SEM pada perbesaran 10.000x, didapatkan permukaan sampel berbentuk

aglomerat atau penggumpalan yang tidak seragam dan terdapat pori-pori pada gumpalan.

Morfologi permukaan sampel ini sesuai juga dengan penelitian hidroksiapatit yang berasal dari

cangkang kerang darah (Harahap, Helwani, Zultiniar, & Yelmida, 2015). Pori-pori paling

banyak terlihat pada variasi waktu tahan sintering 6 jam dibandingkan 4 dan 5 jam, dapat dilihat

pada hasil SEM, ini dikarenakan bahwa semakin tinggi ukuran partikel maka pori akan terlihat

Lia Anggresani et, all | Pengaruh Variasi Waktu Tahan Sintering Terhadap Hidroksiapatit Berpori dari Tulang Ikan Tenggiri (Scomberomorus guttatus)

Jurnal Katalisator Vol 5 No. 1 (2020) 54-63

http://doi.org/10.22216/jk.v5i1.5030 59 Published by LLDIKTI Wilayah X Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International

semakin banyak. Sedangkan Pada penelitian (Rini et al., 2014) tentang hidroksiapatit berpori

dari kulit kerang tidak mendapatkan pori-pori tetapi terdapat bongkahan yang tidak seragam.

Gambar 3 .Hasil Analisa perbesaran 10.000x dengan waktu 4jam

Gambar 4 .Hasil Analisa perbesaran 10.000x dengan waktu 5 jam

Gambar 5. Hasil Analisa perbesaran 10.000x dengan waktu 6 jam

Lia Anggresani et, all | Pengaruh Variasi Waktu Tahan Sintering Terhadap Hidroksiapatit Berpori dari Tulang Ikan Tenggiri (Scomberomorus guttatus)

Jurnal Katalisator Vol 5 No. 1 (2020) 54-63

http://doi.org/10.22216/jk.v5i1.5030 60 Published by LLDIKTI Wilayah X Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International

Hasil Analisa PSA Hidroksiapatit Berpori

Analisa PSA dilakukan pada lama pengendapan 24 jam dikarenakan hidroksiapatit

terbentuk pada waktu ini. Hasil analisa PSA diperoleh dengan variasi waktu tahan 4 jam 0,873

μm , 5 jam 0,808 μm dan 6 jam 1,123 μm. Hasil PSA pada hidroksiapatit berpori diperoleh

ukuran partikel yang terkecil pada variasi waktu sintering adalah 5 jam. Hal ini menunjukkan

bahwa pada sampel hidroksiapatit berpori dapat terjadi penurunan ukuran partikel sesuai

dengan kenaikan lama waktu sintering, karena selama proses sintering berlangsung, terjadi

penggabungan butiran atau partikel sehingga material menjadi lebih padat. Semakin lama

waktu yang diberikan pada proses sintering maka ukuran poripori akan menjadi lebih kecil

(Dinar et al., 2012)

Grafik 1. Hasil Analisa PSA Hidroksiapatit berpori terhadap waktu tahan Sintering

Hasil Analisa Hardness Tester

Hasil Analisa uji kekerasan dilakukan pengukuran menggunakan Hardness Tester,

maka berdasarkan hasil yang diperoleh nilai uji kuat tekan yang berbeda-beda untuk ketiga

sampel dengan lama waktu tahan sintering yang berbeda, pada hasil yang didapat nilai yang

paling tinggi ditunjukkan pada variasi waktu 5 jam, dapat diketahui bahwa lama waktu

sintering mempengaruhi sifat mekanik sampel dimana nilai Hardness tester sampel akan

meningkat sesuai dengan kenaikan lama waktu sintering. Sampel 4 dan 5 jam mempunyai batas

optimal penggabungan antar partikel sehingga partikel akan semakin padat dan kuat,

sedangkan pada sampel 6 jam memberikan nilai hardness tester yang paling kecil, karena

sampel mengalami difusi yang terjadi tidak optimal sehingga semakin besar ukuran patikel

maka akan semakin mengalami kerapuh atau melemah sifat mekaniknya (Nurmanta et al.,

2013). Jika dibandingkan dengan penelitian (Nurmanta et al., 2013) tentang optimasi parameter

waktu sintering pada pembuatan hidroksiapatit berpori untuk aplikasi bone filler, didapatkan

hasil dengan variasi waktu tahan sintering 1 jam 0,2, 2 jam 0,3, 3 jam 0,5 dan 4 jam 0,1.

Tabel 7 . Hasil Analisa Hardness tester dengan berat tablet 200 mg.

No Variasi Waktu

(jam)

Hasil (N)

Uji ke-1

Hasil (N)

Uji ke-2

Rata-rata

1. 4 50,0 50,0 50,0

2. 5 54,2 54,0 54,1

3. 6 32,8 32,4 32,6

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

4 jam 5 jam 6 jam

Waktu Sintering

Ukura

n P

arti

kel

0,873

1,123

0,808

Lia Anggresani et, all | Pengaruh Variasi Waktu Tahan Sintering Terhadap Hidroksiapatit Berpori dari Tulang Ikan Tenggiri (Scomberomorus guttatus)

Jurnal Katalisator Vol 5 No. 1 (2020) 54-63

http://doi.org/10.22216/jk.v5i1.5030 61 Published by LLDIKTI Wilayah X Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International

SIMPULAN

1. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa variasi

waktu tahan sintering dapat mempengaruhi sifat mekanik,ukuran partikel serta morfologi

permukaan dari pembuatan hidroksiapatit berpori pada tulang ikan tenggiri.

2. Pada lama waktu pengendapan akan mempengaruhi pembentukan senyawa hidroksiapatit

dari tulang ikan tenggiri dengan metode presipitasi.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, H. Bayu, Wini, T., & Pipih, S. (2017). Karakterisasi Nanohidroksiapatit Tulang Ikan

Tuna Sebagai Sediaan Biomaterial. Journal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, 9(2),

1–21.

Aisyah, D., Mamat, I., Rosufila, Z., & Ahmad, N. M. (2012). Program Pemanfaatan Sisa

Tulang Ikan Untuk Produk Hidroksiapatit. Journal Pemanfaatan Tulan Ikan Untuk

Produk Hidroksiapatit, 1(1), 1–13.

Al, H., Ahmad, F., & S, Yenti Reni. (2013). Sintesis Hidroksiapatit Dari Limbah Tulang Sapi

Menggunakan Metode Presipitasi Dengan Variasi Rasio Ca/P Dan Konsentrasi H3po4.

Jom Fteknik, 3(2), 1–10.

Amalia, V., Hadisantoso, E. P., Hidayat, D., Diba, R. F., Dermawan, M. F., & Tsaniyah, S. W.

(2018). Isolasi Dan Karakterisasi Hidroksiapatit Dari Limbah Tulang Hewan. Alchemy Of

Chemistry, 5(4), 114. Https://Doi.Org/10.18860/Al.V5i4.4705

Anggresani, L. (2007). Dip-Coating Senyawa Kalsium Fosfat Dari Batu Kapur Bukit Tui

Dengan Variasi Ratio Mol Ca / P Melalui, 1(1), 1–9.

Anggresani, L., Perawati, S., & Rahayu, I. Juni. (2019). Limbah Tulang Ikan Tenggiri

(Scomberomorus Guttatus) Sebagai Sumber Kalsium Pada Pembuatan Hidroksiapatit.

Katalisator, 4(2), 133–140.

Arrafiq, M. Fazhlur, Azis, Y., & Zultiniar. (2011). Sintesis Hidroksiapatit Dari Limbah Kulit

Kerang Lokan Dengan Metode Hidrotermal. Laboratorium Materidan Teknis Kimia, 1(1),

1–8.

Banne, Y., P.J, S., Ulane, & Lombeng, F. (2011). Uji Kekerasan, Keregasan, Dan Waktu

Hancur Beberapa Tablet Ranitidin. Journal Farmasi Politeknik Kesehatan, 1(1), 1–5.

Callister, Willian D. (2001). Fundamentals Of Materials Science And Engineering. (A.

Interactive E-Text, Ed.). New York.

Dinar, W., Meylani, T., Izak, D., & Siswanto. (2012). Sintesis Dan Karakterisasi Hidroksiapatit

Makropori Untuk Aplikasi Bone Filler. Journal Sains Dan Teknologi, 1(1), 1–17.

Fahimah, A., Wathi, D., Wardhani, S., Khunur, M. M., & Hasil, C. (2014). Pengaruh

Perbandingan Massa Ca : P Terhadap Sintesis Pendahuluan Dewasa Ini , Penelitian

Mengenai Biomaterial Yaitu Sintesis Bahan Biokeramik , Digunakan Dalam Bidang

Biomedis . Dari Berbagai Biokeramik Yang Disintesis , Salah Satu Yang Sering

Digunakan A. Jurusan Kimia, 1(2), 196–202.

Lia Anggresani et, all | Pengaruh Variasi Waktu Tahan Sintering Terhadap Hidroksiapatit Berpori dari Tulang Ikan Tenggiri (Scomberomorus guttatus)

Jurnal Katalisator Vol 5 No. 1 (2020) 54-63

http://doi.org/10.22216/jk.v5i1.5030 62 Published by LLDIKTI Wilayah X Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International

Gs, S., Deswita, Wulanawati, A., & Romawati, A. (2012). Sintesis Hidroksiapatit Berpori

Dengan Porogen Kitosan Dan Karakterisasinya. Jurnal Kimia Dan Kemasan, 34(1), 6.

Https://Doi.Org/10.24817/Jkk.V34i1.1856

Gultom, R. S., & Bambang, S. (2008). Sintesis Dan Karakterisasi Serbuk Hidroksiapatit Skala

Sub-Mikron Menggunakan Metode Presipitasi. Teknik Fisika, 10(2), 1–13.

Handayani, A., Giat, S., & Deswita, S. (2012). Preparasi Dan Karakterisasi Hidroksiapatit

Berpori Dari Tulang Ikan. Jurnal Teknologi Bahan Industri, 14(1), 1–4.

Harahap, A. W., Helwani, Z., Zultiniar, & Yelmida. (2015). Sintesis Hidroksiapatit Melalui

Precipitated Calcium Carbonate ( Pcc ) Cangkang Kerang Darah Dengan Metode

Hidrotermal Pada Variasi Ph Dan Waktu Reaksi. Jurusan Teknik Kimia Universitas Riau,

2(2), 1–8.

Laili, S., & Meizul. (2011). Pembuatan Mie Basah Berkalsium Dengan Penambahan Tulang

Ikan Tenggiri (Somberomorus Lineolatus). Jurnal Teknologi Pertanian, 1(1), 1–10.

Marta’ati, M. (2015). Pengaruh Penambahan Tepung Tulang Ikan Tuna (Thunnus Sp.) Dan

Proporosi Jenis Shorthening Terhadap Sifat Organoleptik Rich Biscuit. E-Journal Boga,

4(1), 1–9.

Masrukan, Rosika, Dian, A., & Joko, K. (2007). Komparasi Analisis Paduan Almgsi Dengan

Menggunakan Teknik Xrf Dan Emission Spectroscopy. Jurnal Teknology, 1(1), 120–125.

Mubarak, F., Fadli, A., & Akbar, F. (2016). Kinetika Reaksi Sintesis Hidroksiapatit

Menggunakan Metode Presipitasi Dengan Pencampuran Langsung. Teknik Kimia, 3(1),

1–6.

Munasir, M., Triwikantoro, T., Zainuri, M., & Darminto, D. (2017). Uji Xrd Dan Xrf Pada

Bahan Meneral (Batuan Dan Pasir) Sebagai Sumber Material Cerdas (Caco3 Dan Sio2).

Jurnal Penelitian Fisika Dan Aplikasinya (Jpfa), 2(1), 20.

Https://Doi.Org/10.26740/Jpfa.V2n1.P20-29

Mutmainnah. (2016). Sintesis Dan Karakterisasi Hidroksiapatit Dari Tulang Ikan Tuna Sirip

Kuning Dengan Metode Presipitasi. Journal Fakultas Kimia, 1, 1–74.

Mutmainnah, Chadijah, S., & Rustiah, W. O. (2018). Hidroksiapatit Dari Tulang Ikan Tuna

Sirip Kuning (Tunnus Albacores) Dengan Metode Presipitasi. Sains Dan Teknologi Kimia,

5(2), 1–8. Https://Doi.Org/10.24252/Al-Kimia.V5i2.3422

Noegroho, T., Hidayat, T., Chodriyah, U., & Patria, M. P. (2018). Biologi Reproduksi Ikan

Tenggiri (Scomberomorus Commerson Lacepede) Di Perairan Teluk Kwandang,

Sullawesi. Jurnal Balai Widya Riset Perikanan Tangkap, 10(1), 1–17.

Https://Doi.Org/10.15578/Bawal.10.1.2018.69-84

Nurhidayat, M. (2018). Pengaruh Suhu Pembakaran Terhadap Kualitas Hidroksiapatit Tulang

Belikat Sapi Bali. Jurnal Peternakan, 10(1), 1–37.

Nurmanta, Dica Aprilia, Izak, D., & Ady, J. (2013). Parameter Waktu Sintering Pada

Pembuatan Hidroksiapatit Berpori Untuk Aplikasi. Jurnal Fisika Sains Dan Teknologi,

Lia Anggresani et, all | Pengaruh Variasi Waktu Tahan Sintering Terhadap Hidroksiapatit Berpori dari Tulang Ikan Tenggiri (Scomberomorus guttatus)

Jurnal Katalisator Vol 5 No. 1 (2020) 54-63

http://doi.org/10.22216/jk.v5i1.5030 63 Published by LLDIKTI Wilayah X Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International

1(1), 1–19.

Rini, Ningsih Purwo, Nelly, W., & Lia, D. (2014). Sintesis Hidroksiapatit Dari Cangkang

Kerang Kepah (Polymesoda Erosa) Dengan Variasi Waktu Pengadukan. Jurnal Kimia

Fakultas Mipa, 3(1), 1–5.

Saputra, F., Fadli, A., & Amri, A. (2016). Kinetika Reaksi Pada Sintesis Hidroksiapatit Dengan

Metode Presipitasi. Jurnal Teknik Kimia, 3(1), 1–6.

Wardana, M. Y., Ratnasari, & Fauzan, R. (2017). Pembuatan Hidroxyapatite Dari Limbah

Tulang Sapi Menggunakan Metode Sol-Gel. Jurnal Reaksi (Journal Of Science And

Technology), 15(0), 1–7.

Yuliusman, Wp, W., S.N, Y., & P, Y. (2010). Preparasi Zeolit Alam Lampung Dengan Larutan

Hf;Hcl Dan Kalsinasi Untuk Adsorbsi Gas Co. Jurnal Departemen Teknik Kimia, 1(1), 1–

6.