VISUALISASI POLA PEMBAYANGAN PADA SENTRA...
Transcript of VISUALISASI POLA PEMBAYANGAN PADA SENTRA...
VISUALISASI POLA PEMBAYANGAN PADA SENTRA NIAGA
SWARGA BARA DI SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik
Disusun oleh :
APRIANY GRIFFIN PAGALLA
NIM. 0910653021
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
2013
VISUALISASI POLA PEMBAYANGAN PADA SENTRA NIAGA
SWARGA BARA DI SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR
Apriany Griffin Pagalla, Jusuf Thojib, Beta Suryokusumo Sudarmo
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65141, Indonesia
Email: [email protected]
ABSTRAK
Kondisi geografis Indonesia yang berada di bawah garis khatulistiwa berdampak pada ketersediaan sinar
matahari yang relatif stabil sepanjang tahun. Saat ini isu pemanasan global pun semakin marak, sehingga
berdampak pada peningkatan suhu udara di bumi termasuk di lokasi objek studi di Sangatta, Kalimantan Timur.
Hal ini menjadi tantangan untuk merespon radiasi mataharinya. Salah satu cara untuk mencegah radiasi matahari
berlebihan yang menerpa bangunan adalah melalui pembayangan pada fasade bangunan. Dalam kajian ini,
dilakukan pengukuran radiasi matahari dengan menggunakan diagram matahari sesuai dengan lokasi objek studi
(1LU) dan shading mask protactor. Waktu pengukuran pada bulan Juni, September, dan Desember pukul 09.00,
12.00, dan 15.00. Hasil dari pengukuran radiasi matahari tersebut berupa nilai SBV (sudut bayangan vertikal)
dan SBH (sudut bayangan horizontal). Tahap selanjutnya, memvisualisasikan pola pembayangan yang terbentuk
pada objek dengan menggunakan software Sketchup Pro 8 dan Ecotect Analysis 2011. Pola pembayangan
tersebut diuji validitasnya kemudian dianalisis. Hasil dari kajian ini berupa rekomendasi penangkal sinar
matahari (tritisan atau shading device) yang efektif untuk menaungi objek studi dari pancaran sinar matahari
langsung sehingga fungsi ruang di dalam bangunan tidak terganggu.
Kata kunci : Radiasi matahari, pola pembayangan, penangkal sinar matahari, Sangatta
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Letak wilayah Indonesia berada pada
6LU-11LS dan 95BT-141BT,
merupakan daerah beriklim tropis.
Demikian halnya dengan posisi lokasi objek
studi, di Sangatta, Kalimantan Timur. Letak
geografis ini berdampak pada ketersediaan
cahaya matahari yang melimpah sepanjang
tahun. Sinar matahari yang melimpah
menjadi tantangan untuk merespon radiasi
mataharinya karena sinar matahari
membawa radiasi panas yang menyebabkan
meningkatnya suhu lingkungan. Selain itu,
isu mengenai pemanasan global pun sedang
marak. Yang menyebabkan kondisi iklim
pada lokasi objek studi cukup panas, aliran
udara rendah, dan kelembaban yang cukup
tinggi. Dampak pemanasan global semakin
memprihatinkan terutama pada peningkatan
suhu udara di bumi. Problematika yang
sering dialami oleh bangunan di iklim tropis
adalah menanggapi intensitas radiasi
matahari yang menerpa bangunan. Sentra
Niaga Swarga Bara ini cenderung boros
energi dengan menggunakan pendinginan
aktif (AC) di dalamnya dan tidak
mencerminkan bangunan yang tanggap
iklim. Radiasi matahari dapat ditanggulangi
dengan pembayangan. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan penangkal
sinar matahari (tritisan atau shading device),
sehingga sinar matahari tidak langsung
merambatkan panas pada dinding bangunan.
Pola pembayangan pada skala lingkungan
dimaksudkan untuk melindungi ruang-ruang
dalam bangunan dari intensitas radiasi
matahari yang berlebihan. Semakin banyak
bayangan yang terbentuk, semakin sedikit
radiasi matahari yang diterima dinding
bangunan.
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari kajian
“Visualisasi Pola Pembayangan pada Sentra
Niaga Swarga Bara di Sangatta, Kalimantan
Timur” yaitu untuk mengetahui visualisasi
pola pembayangan yang dapat menaungi
objek studi dari sinar matahari langsung.
Pengertian Pola Pembayangan
Pola pembayangan yaitu pola yang
terbentuk pada dinding bangunan dari sinar
matahari langsung yang terhalang penangkal
sinar matahari.
Sudut Bayangan dan Shading Masks
a. Sudut Bayangan
Sudut bayangan terdiri dari 2 jenis,
yaitu SBV (sudut bayangan vertikal) dan
SBH (sudut bayangan horizontal).
b. Shading Masks
Shading masks adalah diagram matahari
(horizontal projection) yang menunjukkan
bayangan yang terbentuk oleh shading
device.
Waktu Pengamatan yang Efektif
Menurut Lippsmeir (1994), waktu
pengamatan yang efektif dalam
penyelidikan pematahan sinar matahari
adalah tiga jam sebelum jam 12.00 pagi hari
dan tiga jam setelah jam 12.00 pada sore
hari.
Pengurangan Radiasi Matahari
Sukawi (2010), mengungkapkan bahwa
radiasi sinar matahari yang masuk secara
langsung ke dalam bangunan sebagian besar
melalui kaca pada jendela. Cara
menghindarinya yaitu meletakkan bidang
kaca pada daerah yang terlindung oleh
bidang penangkal sinar matahari (suns
shading device) atau bahkan tidak terkena
matahari secara langsung sama sekali. Lebar
sirip penghalang sinar matahari tergantung
pada jam perlindungan yang dikehendaki
dan letak lintang daerah tersebut.
Perpindahan Panas (Radiasi)
Radiasi adalah perpindahan panas
matahari melalui pancaran sinar matahari
yang langsung masuk ke dalam bangunan.
Persamaan yang dapat digunakan dalam
menghitung nilai radiasi, yaitu:
Qs = A x G x ..................................(1)
dengan :
a. Qs : Solar heat gain (Watt)
b. A : Area of Windows (m2)
c. G : Global irradiance (W/m2)
d. : Absorptance
Nilai global irradiance yang digunakan
yaitu global horizontal irradiation tahun
1999-2011 dengan nilai 1800 kWh/m2,
sedangkan untuk nilai absorptance () yaitu
0,9-0,95 pada suhu 10-40C.
2. METODE KAJIAN
Metode yang digunakan dalam kajian
ini yaitu metode kualitatif yang terdiri dari:
a. Pengumpulan data yang dilakukan yaitu
melakukan observasi lapangan,
dokumentasi, dan melakukan studi
literatur.
b. Analisis data yang terdiri dari beberapa
tahapan, yakni:
1. Penentuan Objek Studi
Pada Sentra Niaga Swarga Bara
terdapat 5 bangunan yang menggunakan
pendinginan aktif. 5 bangunan ini yang
menjadi objek studi.
2. Penetapan Waktu Pengukuran Sudut
Jatuh Matahari
Waktu pengukuran yang digunakan
yaitu bulan Juni, September, dan
Desember pada pukul 09.00, 12.00, dan
15.00.
3. Penetapan Alat yang Digunakan Dalam
Pengukuran dan Visualisasi
Alat ukur yang digunakan yaitu
diagram matahari 1LU dan pengukur
sudut bayangan. Selanjutnya, Dalam
memvisualisasikan pola pembayangan
menggunakan Sketchup pro 8 dan
Ecotect Analysis 2011.
4. Validasi Bayangan
Untuk mendapatkan bayangan yang
dapat mewakili kondisi eksisting, maka
dalam kajian ini terlebih dahulu akan
menguji kebenaran dari bayangan
simulasi yang digunakan (uji validitas)
dengan menggunakan simulasi shadow
ecotect analysis 2011.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sudut Bayangan Vertikal dan Horizontal
(Eksisting)
Juni
U 09.00 + 12.00 + 15.00
T 09.00 + 12.00
S ---
B 12.00 + 15.00
September
U 09.00 + 12.00 + 15.00
T 09.00 + 12.00
S 09.00 + 12.00 + 15.00
B 12.00 + 15.00
Desember
U ---
T 09.00 + 12.00
S 09.00 + 12.00 + 15.00
B 12.00 + 15.00
Dari hasil pengukuran sudut jatuh
matahari diperoleh data sebagai berikut:
Bulan Sisi 09.00 12.00 15.00 SBH SBV SBH SBV SBH SBV
Juni
U 60 59 0 67,5 -60 59
T 30 45 -90 90 -
S ------------
B - 90 90 30 45
September
U 90 90 0 90 -90 90
T 0 45 0 90 -
S -90 90 0 90 90 90
B - 0 90 0 45
Desember
U ------------
T 32 45 90 90 -
S -58 59 0 67,5 58 59
B - -90 90 -32 45
Visualisasi Pola Pembayangan
(Eksisting)
a. Objek studi 1: Griya Gemini
Sisi 09.00 12.00 15.00
U (Juni)
T (Sept)
-
S (Des)
B (Sept) -
b. Objek studi 2: Minimarket
Sisi 09.00 12.00 15.00
U (Juni)
T (Sept)
-
S (Des)
B (Sept)
-
c. Koperasi K3PC
Sisi 09.00 12.00 15.00
U (Juni)
T (Sept)
-
S (Des)
B (Sept) -
d. BRI Cab. Sangatta Utara
Sisi 09.00 12.00 15.00
U (Juni)
T (Sept)
-
S (Des) -
B (Sept)
-
e. Fuji Film
Sisi 09.00 12.00 15.00
U (Juni)
T (Sept)
-
S (Des)
B (Sept) -
Berdasarkan kajian sudut sinar
matahari terhadap fungsi ruang dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Tabel 1. Waktu Saat Radiasi Menerpa Fasade Bangunan
Tabel 2. Hasil Pengukuran Sudut Jatuh Matahari pada 1LU
Tabel 3. Pola Pembayangan Eksisting Griya Gemini
Tabel 4. Pola Pembayangan Eksisting Minimarket
Tabel 5. Pola Pembayangan Eksisting Koperasi K3PC
Tabel 6. Pola Pembayangan Eksisting BRI
Tabel 7. Pola Pembayangan Eksisting Fuji Film
Objek Studi Sun Shading
U T S B Griya Gemini - - -
Minimarket
Koperasi K3PC - -
BRI Cab. Sangatta Baru - -
Fuji Film - - -
Visualisasi Pola Pembayangan
(Modifikasi)
a. Objek studi 1: Griya Gemini
Sisi selatan griya gemini ditambahkan
shading horizontal dengan lebar ±1m.
Shading horizontal tersebut dapat
menangkal sinar matahari langsung yang
menerpa bangunan, sehingga barang-barang
yang dijual di dalam toko tidak langsung
terkena sinar matahari dan menghindari
resiko kerusakan pada barang yang dijual.
Waktu Gambar
15.00
Bukaan pada sisi selatan ternaungi
dengan baik dari pancaran sinar matahari
langsung pada saat waktu kritis bangunan
(bulan Desember pukul 15.00).
b. Objek Studi 2: Minimarket
Untuk menghindari pancaran sinar
matahari langsung yang menerpa dinding
bangunan minimarket, maka tritisan atapnya
diperpanjang 30cm. Selain itu juga,
kemiringan bidang untuk peletakkan jendela
mati (kaca) 25. Perpanjangan tritisan 30 cm
diberlakukan untuk setiap fasade bangunan
utama (utara-timur-selatan-barat). Acuannya
adalah nilai SBV timur barat (45).
Waktu Gambar
09.00
Bukaan pada sisi utara ternaungi
dengan baik dari pancaran sinar matahari
langsung pada saat waktu kritis bangunan
(bulan Juni pukul 09.00).
Waktu Gambar
09.00
Bukaan pada sisi timur ternaungi
dengan baik dari pancaran sinar matahari
langsung pada saat waktu kritis bangunan
(bulan September pukul 09.00).
Waktu Gambar
15.00
Bukaan pada sisi selatan ternaungi
dengan baik dari pancaran sinar matahari
langsung pada saat waktu kritis bangunan
(bulan Desember pukul 15.00).
Waktu Gambar
15.00
Keterangan : : Memerlukan Penangkal Sinar Matahari
- : Tidak memerlukan Penangkal Sinar Matahari
Tabel 9. Pola Pembayangan Modifikasi Sisi Selatan Griya Gemini Bulan Desember
SBV = 59
Gambar 2. Detail Shading
Horizontal pada Sisi Selatan
Griya Gemini.
Gambar 1. Pengaplikasian Shading Horizontal pada Sisi
Selatan Griya Gemini.
59
45
Gambar 3. Pengaplikasian
Perpanjangan Tritisan Atap
Minimarket Gambar 4. Detail Tritisan
Modifikasi Minimarket
Tabel 10. Pola Pembayangan Modifikasi Sisi Utara Minimarket Bulan Juni
Tabel 11. Pola Pembayangan Modifikasi Sisi Timur
Minimarket Bulan September
Tabel 12. Pola Pembayangan Modifikasi Sisi Selatan
Minimarket Bulan Desember
Tabel 13. Pola Pembayangan Modifikasi Sisi Barat
Minimarket Bulan September
Tabel 8. Kebutuhan Penangkal Sinar Matahari pada Sisi Objek
Bukaan pada sisi barat ternaungi
dengan baik dari pancaran sinar matahari
langsung pada saat waktu kritis bangunan
(bulan September pukul 15.00).
Modifikasi tritisan atap pada
minimarket dapat menaungi fungsi ruang di
dalamnya, sehingga area display barang,
ruang pendingin (freezer), dan kantor
pengelola dapat terhindar dari pancaran
sinar matahari langsung.
c. Objek Studi 3: Koperasi K3PC
1. Sisi Utara
Untuk menghindari radiasi matahari
secara langsung pada bukaan, maka pada
sisi utara digunakan shading horizontal.
Shading horizontal dengan lebar 70 cm
tersebut dapat menaungi bukaan sisi utara
yang ada pada saat pancaran radiasi
matahari yang cukup banyak menerpa
bangunan, mulai pukul 12.00-15.00,
sehingga area display barang terhindar dari
paparan sinar matahari yang dapat merusak
barang dagangan.
Waktu Gambar
09.00
Bukaan pada sisi utara ternaungi
dengan baik dari pancaran sinar matahari
langsung pada saat waktu kritis bangunan
(bulan Juni pukul 09.00).
2. Sisi Timur
Pada fasade timur koperasi
ditambahkan shading horizontal dengan
lebar 65 cm untuk memantulkan sinar
matahari langsung pada pagi hari, sehingga
panas dan silau tidak masuk ke dalam
ruangan. Adanya shading tersebut dapat
melindungi barang dagangan di dalam
koperasi sehingga tidak mudah rusak.
Waktu Gambar
09.00
Bukaan pada sisi timur ternaungi
dengan baik dari pancaran sinar matahari
langsung pada saat waktu kritis bangunan
(bulan September pukul 09.00).
d. BRI Cab. Sangatta Utara
1. Sisi Timur
Untuk menghindari radiasi matahari
secara langsung pada bukaan, maka pada
sisi timur digunakan shading horizontal
yang berguna untuk memblokir radiasi pagi.
Shading horizontal pada sisi timur dibagi
menjadi beberapa elemen shading supaya
tidak terlalu lebar. Namun, shading tersebut
dapat efektif menaungi bukaan yang ada
pada sisi timur.
Gambar 5. Pengaplikasian
Shading Horizontal pada Sisi
Utara Koperasi
Gambar 6. Detail Shading Horizontal pada Sisi Utara
Koperasi
Tabel 14. Pola Pembayangan Modifikasi Sisi Utara Koperasi
Bulan Juni
SBV = 45
Gambar 7. Pengaplikasian
Shading Horizontal pada Sisi
Timur Koperasi
Gambar 8. Detail Shading Horizontal
pada Sisi Timur Koperasi
Tabel 15. Pola Pembayangan Modifikasi Sisi Timur
Koperasi Bulan September
SBV = 45
Gambar 9. Detail Shading
Horizontal Tipe 1 pada Sisi
Timur dan Barat BRI
Gambar 10. Pengaplikasian Shading Horizontal Tipe 1 pada
Sisi Timur dan Barat BRI
SBV = 59
Shading horizontal pada sisi timur dan
barat terdiri dari 2 tipe. Tipe 1 dengan lebar
shading 60 cm dan terdiri dari 5 elemen
shading, sedangkan tipe 2 dengan lebar
shading 60 cm terdiri dari 2 elemen shading.
Waktu Gambar
09.00
Bukaan pada sisi timur ternaungi
dengan baik dari pancaran sinar matahari
langsung pada saat waktu kritis bangunan
(bulan September pukul 09.00).
2. Sisi Barat
Modifikasi yang dilakukan pada sisi
barat sama dengan modifikasi sisi timur
karena nilai SBV yang menjadi acuan dalam
menentukan shading device yang cocok
adalah sama (45).
Waktu Gambar
15.00
Bukaan pada sisi barat ternaungi
dengan baik dari pancaran sinar matahari
langsung pada saat waktu kritis bangunan
(bulan September pukul 15.00).
e. Fuji Film
Pada bangunan fuji film ini, hanya sisi
utara saja yang dimodifikasi karena sisi
barat telah ternaungi, sedangkan sisi timur
dan selatan tidak terdapat bukaan. Shading
horizontal dengan lebar 40 cm dan terdiri
dari 2 elemen shading dapat menangkal
sinar matahari langsung yang menerpa
bangunan sehingga silau dan panas dapat
dihindari.
Waktu Gambar
09.00
Bukaan pada sisi utara ternaungi
dengan baik dari pancaran sinar matahari
langsung pada saat waktu kritis bangunan
(bulan Juni pukul 09.00).
Penurunan Nilai Radiasi
Melakukan perbandingan nilai radiasi
eksisting dan modifikasi. Hasil
perbandingan yang diperoleh adalah telah
terjadi penurunan nilai radiasi pada
modifikasi objek studi, antara lain:
a. Griya Gemini sisi selatan penurunan
radiasi 384 watt (59,81%).
b. Minimarket sisi utara penurunan
radiasi 5421 watt (100%), sisi timur
penurunan radiasi 1941,75 watt (100%),
sisi selatan penurunan radiasi 1929 watt
(100%), dan sisi barat penurunan radiasi
1687,5 watt (100%).
c. Koperasi K3PC sisi utara penurunan
radiasi 1122 watt (84,42%) dan sisi timur
penurunan radiasi 1154,25 watt (100%).
d. BRI Cab. Sangatta Utara sisi timur
penurunan radiasi 2322 watt (100%) dan
sisi barat 1278 watt (100%).
e. Fuji Film sisi utara penurunan radiasi
498 watt (68,31%).
Tabel 16. Pola Pembayangan Modifikasi Sisi Timur BRI Bulan September
Tabel 17. Pola Pembayangan Modifikasi Sisi Barat Koperasi
Bulan September
Gambar 12. Detail Shading Horizontal Tipe 2 pada Sisi
Timur dan Barat BRI
SBV = 45
Gambar 11. Pengaplikasian
Shading Horizontal Tipe 2 pada
Sisi Timur dan Barat BRI
SBV = 59
Gambar 13. Pengaplikasian
Shading Horizontal pada Sisi
Utara Fuji Film Gambar 14. Detail Shading
Horizontal pada Sisi Utara Fuji
Film
Tabel 18. Pola Pembayangan Modifikasi Sisi Utara Fuji
Film Bulan Juni
KESIMPULAN
Berdasarkan kajian yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Salah satu langkah nyata untuk
menangani radiasi matahari berlebihan
yang menerpa bangunan dapat dilakukan
dengan pengaplikasian sun shading
(tritisan atau shading device).
2. Diagram matahari dan pengukur sudut
bayangan diperlukan untuk mengukur
nilai SBV dan SBH sesuai dengan waktu
pengukuran yang telah ditentukan.
3. Pada kondisi eksisting dari 5 objek studi
yang dikaji, hanya terdapat beberapa
fasade objek studi yang ternaungi.
4. Acuan dalam menentukan penangkal
sinar matahari pada objek studi adalah
waktu kritis (fasade menerima banyak
radiasi matahari) antara lain sebagai
berikut:
a. Sisi utara : acuannya nilai SBV pada
bulan Juni pukul 09.00 (59).
b. Sisi timur : acuannya nilai SBV pada
bulan September pukul 09.00 (45).
c. Sisi selatan : acuannya nilai SBV pada
bulan Desember pukul 15.00 (59).
d. Sisi barat : acuannya nilai SBV pada
bulan September pukul 15.00 (45).
5. Pembayangan pada modifikasi objek
studi menyebabkan penurunan nilai
radiasi, sehingga dapat disimpulkan
bahwa modifikasi penangkal sinar
matahari efektif dalam menurunkan
kinerja AC (beban pendinginan). Hal ini
tentu saja hemat energi.
SARAN
1. Potensi sinar matahari yang melimpah
perlu ditangani dengan cermat,
sehingga bangunan dapat menggunakan
AC seminim mungkin.
2. Peneliti menyarankan sebaiknya
sebelum merancang penangkal sinar
matahari pada bangunan terlebih dahulu
melakukan pengukuran sudut jatuh
sinar matahari untuk mengetahui nilai
SBV dan SBH yang akan digunakan
sebagai acuan dalam merancang
penangkal sinar matahari yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Sukawi. 2010. Kaitan Desain Selubung
Bangunan terhadap Pemakaian Energi
dalam Bangunan (Studi Kasus
Perumahan Graha Padma Semarang).
Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi. Universitas Wahid Hasim
Semarang.
Karyono, T.H. 2001. Wujud Kota Tropis Di
Indonesia : Suatu Pendekatan Iklim,
Lingkungan, dan Energi. Jurnal
DIMENSI Teknik Arsitektur, Vol. 30,
No.2, Desember 2001. UKP Surabaya.
Lippsmeier,G. 1994. Bangunan Tropis.
Jakarta: Erlangga.
Szokolay, S.V. & Christopher Brisbin. 2004.
Introduction to Architectural Science :
The Basis of Sustainable Design.
Amsterdam: Architectural Press.
Koenigsberger, O.H., Ingersoll, T.G.,
Mayhew, A. & Szokolay, S.V. 1973.
Manual of Tropical Housing and
Building. London: Longman.
Lechner, Norbert. 2007. Heating, Cooling,
Lightning : Design Methods for
Architects. Edisi II, Cetakan I.
Terjemahan Siti Sandrianan. Jakarta :
PT Rajagrafindo Persada.
Stein, B., Reynolds, J.S., Grondzik, W.T. &
Kwok, A.G. 2006. Mechanical and
Electrical Equipment for Buildings
(tenth edition). Hoboken: John wiley
and Sons.
Satwiko Prasasto. 2005. Fisika Bangunan 1.
Edisi 2. Yogjakarta: Andi.