VISI MISI MAMBANGMIT

24
VISI, MISI DAN PROGRAM BAKAL CALON KEPALA DAERAH / WAKIL KEPALA DAERAH PROVINSI RIAU I. PENDAHULUAN Sistem ketatanegaraan Indonesia adalah Negara Kesatuan, yang tidak menganut paham sentralisme, melainkan membagi wilayah Negara Indonesia atas daerah-daerah Provinsi, dan selanjutnya daerah-daerah Provinsi tersebut dibagi atas daerah-daerah Kabupaten dan Kota menurut asas desentralisasi. Tujuan penyelenggaraan Pemerintahan, yaitu mengupayakan terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, atau dengan kata lain “Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat Yang Berkeadilan”. Pada prinsipnya, esensi penyelenggaraan Pemerintahan dalan sistim Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana tertuang dalam jiwa dan semangat Undang-Undang Dasar 1945 mengandung landasan filosofis dan strategis sebagai berikut: a. Prinsip penyelenggaraan Pemerintahan yang berdasarkan desentralisasi, tidak boleh menyimpang dari wawasan kebangsaan yang menimbulkan tuntutan-tuntutan yang memperlemah posisi Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Pemerintah Daerah yang dibentuk dengan Undang-Undang berdasarkan asas desentralisasi, pada hakekatnya merupakan sub-sistem dari Pemerintahan Nasional, dan karenanya ia tergantung dan berada di bawah (Sub Ordinatted) Pemerintah Nasional. c. Prinsip penyelengaraan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab, yang kewengangannya telah diberikan 1

description

Visi dan Misi H.R.Mambang Mit

Transcript of VISI MISI MAMBANGMIT

Page 1: VISI MISI MAMBANGMIT

VISI, MISI DAN PROGRAMBAKAL CALON KEPALA DAERAH / WAKIL KEPALA DAERAH

PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN

Sistem ketatanegaraan Indonesia adalah Negara Kesatuan, yang tidak

menganut paham sentralisme, melainkan membagi wilayah Negara Indonesia atas

daerah-daerah Provinsi, dan selanjutnya daerah-daerah Provinsi tersebut dibagi

atas daerah-daerah Kabupaten dan Kota menurut asas desentralisasi.

Tujuan penyelenggaraan Pemerintahan, yaitu mengupayakan terwujudnya keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, atau dengan kata lain “Mewujudkan

Kesejahteraan Rakyat Yang Berkeadilan”. Pada prinsipnya, esensi

penyelenggaraan Pemerintahan dalan sistim Negara Kesatuan Republik Indonesia

sebagaimana tertuang dalam jiwa dan semangat Undang-Undang Dasar 1945

mengandung landasan filosofis dan strategis sebagai berikut:

a. Prinsip penyelenggaraan Pemerintahan yang berdasarkan desentralisasi, tidak

boleh menyimpang dari wawasan kebangsaan yang menimbulkan tuntutan-

tuntutan yang memperlemah posisi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Pemerintah Daerah yang dibentuk dengan Undang-Undang berdasarkan asas

desentralisasi, pada hakekatnya merupakan sub-sistem dari Pemerintahan

Nasional, dan karenanya ia tergantung dan berada di bawah (Sub Ordinatted)

Pemerintah Nasional.

c. Prinsip penyelengaraan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab, yang

kewengangannya telah diberikan kepada daerah, pada hakekatnya adalah

memberi kesempatan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa dan aspirasi masyarakat

dalam sistim Negara Kesatuan Republik Indonesia.

d. Penyelenggaraan Pemerintah Daerah pada hakekatnya tidak terlepas dari

prinsip-prinsip manajemen modern, dimana fungsi-fungsi manajemen harus

berjalan secara simultan, berkelanjutan, efektif dan efisien serta akuntabel

(Publish Accountable).

e. Agar konsistensi penyelenggaraan Pemerintahan antara Pemerintah dan

Pemerintah Daerah bagi pembangunan bangsa dan kesejahteraan masyarakat

dapat diwujudkan dengan berdaya guna dan berhasil guna, maka pembinaan,

1

Page 2: VISI MISI MAMBANGMIT

pengawasan, koordinasi dan fasilitasi atas terselenggarannya pemerintahan

daerah dan pemerintahan umum, mutlak diperlukan, karena secara implisit

merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari sistim penyelengaraan

pemerintahan Negara.

Untuk melaksanakan penyelenggaraan Pemerintahan Yang baik, Provinsi

Riau harus memiliki komitmen yang tinggi pada demokrasi, demokrasi yang perlu

untuk dikembangkan adalah Demokrasi Indonesia, yaitu Demokrasi yang

berlandaskan pada prinsip dan nilai Pancasila yang menjunjung tinggi demokrasi

dan kebebasan yang memperkokoh dan memperkukuh persatuan dan kesatuan

Bangsa Indonesia.

Secara umum Provinsi Riau memiliki keragaman etnik dalam tatanan sosial

pluralistik, yang mengamanatkan bahwa Riau memiliki nilai-nilai luhur sebagai jati

diri yang harus secara terus menerus dipertahankan dan ditumbuhkembangkan.

Kebesaran nilai-nilai kemelayuan terlihat dari berbagai bentuk karya budaya dan

seni serta peninggalan-peninggalan bersejarah yang terus dipelihara. Disisi lain

eksistensi budaya bukan melayu, dapat hidup dan berinteraksi positif di Bumi

Lancang Kuning ini. Kondisi ini mencerminkan adanya suatu kekuatan besar yang

mampu mengikat dan dapat dijadikan modal bagi perwujudan Riau sebagai Pusat

Budaya Melayu. Dalam konteks ini, kekuatan yang besar tersebut adalah wawasan

Kebangsaan yang merupakan suatu cara pandang yang mengatasi paham

golongan dan kelompok baik atas dasar suku, etnis, agama, bahasa, maupun aliran

atas dasar kebudayaan. Melalui kekuatan ini, maka semua potensi yang dimiliki

oleh Riau mendapat kesempatan yang sama untuk berkembang secara optimal,

sehingga kelompok minoritas sekalipun akan merasa seperti berada di rumah

sendiri. Potensi-potensi yang dimiliki tersebut kemudian harus dapat diakumulasi

dan menjadi kekuatan yang besar dan dapat dimakfaatkan sebesar-besarnya bagi

pembangunan melalui pendekatan yang berorientasi kepada program (Program

oriented).

Provinsi Riau merupakan daerah yang memiliki sumber kekayaan alam yang

amat beragam dan dengan jumlah yang amat melimpah. Sumber kekayaan alam ini

merupakan salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung

pembangunan ekonomi Provinsi Riau. Selain itu masih ada keunggulan-keunggulan

komparatif (comparative advantage) lain yang dimiliki oleh Provinsi Riau, seperti

2

Page 3: VISI MISI MAMBANGMIT

letak yang strategis yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses

pembangunan Provinsi Riau. Semestinya keunggulan-keunggulan komparatif

tersebut dapat ditransformasikan menjadi keunggulan daya saing (competitive

advantage) bagi Provinsi Riau. Sehingga Provinsi Riau dapat bersaing dengan

provinsi-provinsi di Indonesia (dalam negeri) serta ditingkat regional (Malaysia,

Thailand) dan negara-negara lain dalam rangka mencapai pembangunan ekonomi

dan sosial yang berkelanjutan (sustainable social-economic development) yang

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Provinsi Riau.

II. POTENSI PROVINSI RIAU

Potensi Riau disamping letak yang strategis juga memiliki potensi sumber

daya alam yang dapat dikembangkan untuk dapat mendukung pembangunan sosial

ekonomi yang berkelanjutan, potensi-potensi terbesar yaitu :

a) Potensi PertanianPotensi yang dimiliki Provinsi Riau di sektor pertanian terdiri atas : potensi pertanian tanaman pangan, potensi perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan dan potensi kelautan.

b) Potensi Energi

Sektor energi merupakan suatu sektor baru yang dapat dikembangkan di Provinsi Riau. Pengembangan sektor ini didasarkan pada banyak dan beragamnya sumber energi yang dapat dimanfaatkan di Provinsi Riau seperti air, batubara dan gas yang dapat dijadikan sumber energi untuk pembangkit tenaga listrik. Sehingga sektor ini dapat mengolah sumber-sumber energi tersebut dan memproduksi energi.

c) Potensi Industri Pengolahan

Potensi Industri Pengolahan di Provinsi Riau dikarenakan ketersediaan input produksi yang dihasilkan dari sektor primer antara lain : Pengolahan CPO maupun Pulp & Paper serta pengolahan hasil perkebunan, perikanan dan pertambangan lainnya.

d) Potensi Pariwisata

Dimilikinya potensi keindahan alam dan warisan budaya serta sejarah yang ada dan tersebar di Kabupaten / Kota di Provinsi Riau.

III. PERKEMBANGAN DAN HASIL-HASIL YANG TELAH DICAPAI

3

Page 4: VISI MISI MAMBANGMIT

Program-program dan kegiatan jangka pendek dan menengah selama kurun

waktu 2004 samapai dengan 2007 yang telah dicapai adalah sebagai berikut :

III.1 Pertumbuhan PendudukTAHUN 2004 2005 2006 2007

INDIKATOR RIAU NATIONAL RIAU NATIONAL RIAU NATIONAL RIAU NATIONAL

PERTUMBUHAN

JUMLAH PENDUDUK 3.79% 1.50% 3.81% 1.5% 4.01% 1.55% 5.23% 1.55%

III.2 Pertumbuhan EkonomiTAHUN 2004 2005 2006 2007

INDIKATOR RIAU NATIONAL RIAU NATIONAL RIAU NATIONAL RIAU NATIONAL

PERTUMBUHAN

EKONOMI 9.01% 5.13% 8.54% 5.50% 8.66% 5.60% 8.20% 6.30%

III.3 Perkembangan Nilai Investasi

NO INVESTASI 2004 2005 2006 2007

1. PMDN Rp. 86,1 Milyar Rp. 10.230,8 Milyar Rp. 2.500,9 Milyar Rp. 3.095,3 Milyar2. PMA US $ 512, 8 Juta US $ 795,8 Juta US $ 585,0 Juta US $ 724,0 Juta

III.4 Kondisi Penduduk Miskin Tahun 2004 s/d 2007 di Provinsi Riau

No Referensi WaktuPenduduk Miskin

(Jiwa)Persentase

Penduduk Miskin(%)

1 2004 658.600 14.67

2 2005 600.400 12.51

3 2006 s/d Maret 2007 574.500 11.20

III.5 Kondisi Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan

4

Page 5: VISI MISI MAMBANGMIT

Sarana & Prasarana Kesehatan dari APBD Provinsi Riau

-

5.000

10.000

15.000

Kab/Kota

Dal

am J

utaa

n

200520062007

2005 1.562 2.212 300 2.832 300 3.000 3.000 1.350 4.877 3.928 2.758

2006 750 - - - 10.000 - - - 2.000 - -

2007 1.500 853 - - - - - - 4.657 900 -

Pku Kampar Rohul Rohil Dumai Bengkalis Siak Inhu Inhil Pelalawan Kuansing

III.6 Alokasi dana APBD Riau untuk pengembangan Puskesmas Gratis

Pelayanan Pengobatan Gratis di Puskesmas

Kabupaten/Kota Tahun2006 2007 2008

Pekanbaru 0 0 Rp. 1,680,555,000Kampar Rp. 911,155,500 Rp. 1,214,880,000 Rp. 1,265,355,000Rokan Hulu Rp. 583,024,500 Rp. 971,730,000 Rp. 779,475,000Pelalawan Rp. 377,959,500 Rp. 503,955,000 Rp. 572,295,000Kuansing Rp. 417,109,500 Rp. 695,190,000 Rp. 718,935,000Siak Rp. 489,793,500 Rp. 653,070,000 Rp. 628,155,000Rokan Hilir Rp. 754,420,500 Rp. 1,005,885,000 Rp. 1,029,690,000Bengkalis Rp. 1,090,152,000 Rp. 1,214,820,000 Rp. 1,455,990,000Indragiri Hulu Rp. 507,708,000 Rp. 676,950,000 Rp. 676,920,000Indragiri Hilir Rp. 1,068,511,500 Rp. 1,424,685,000 Rp. 1,481,445,000Dumai 0 0 0

III.7 Product Domestic Regional Bruto

No. PDRB PERKAPITA RIAU (Juta Rupiah)

2003 2004 2005 2006

1 2 3 4 5 6

1 Atas Dasar Harga Berlaku tanpa Migas 11.7 14.3 17.3 19.9

2 Atas Dasar Harga Konstan tanpa Migas 6.4 6.8 7.3 7.6

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Riau

III.8 Angka Pengangguran di Riau Tahun 2005 s/d 2007

ANGKA PENGANGGURAN DI RIAU

5

Page 6: VISI MISI MAMBANGMIT

NOTAHUN 2004 NOVEMBER 2005 FEBRUARI 2006 MARET 2007

JumlahPengangguran %

JumlahPengangguran %

JumlahPengangguran %

JumlahPengangguran %

1. 364.594 15,25% 355,570 13,91 211,160 11,46 196,310 10,39

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Riau

III.9 Alokasi Dana Pendidikan APBD dan APBN Tahun 2004 s/d 2007

No. TAHUN APBD APBN

1 2 3 4

1 2004 361,672,060,996 195,199,866,000

2 2005 380,478,465,536 136,580,679,000

3 2006 400,100,192,341 411,887,038,000

4 2007 728,100,000,000 411,733,858,000

Sumber Data : Dinas Pendidikan Provinsi Riau

III.10 Pekembangan Tenaga Kerja, Angkatan Kerja, Kesempatan Kerja Provinsi Riau Tahun 2006 s/d 2007

No. Uraian Tahun2004 2005 2006 2007

1. Tenaga Kerja 3.843.397 4.074.287 3.267.512 3.413.0532. Angkatan Kerja 2.390.560 2.556.891 1.953.799 2.008.8133. Kesempatan Kerja 2.025.966 2.201.323 1.684.164 1.707.305

III.11 Jumlah Sekolah,Guru,Murid Di Setiap Jenjang Pendidikan di Provinsi Riau Tahun 2007

NO JENJANGPENDIDIKAN SEKOLAH GURU MURID

1 2 3 4 5

1 TK/RA 1,120 568 35,993

2 SD/MI/PLB 3,409 21,225 731,048

3 SMP/MTs 992 7,477 236,354

4 SMA/MA/SMK 459 5.192 127,160

Sumber Data : Dinas Pendidikan Provinsi Riau

III.12 APK (Angka Partisipasi Kasar), APM (Angka Partisipasi Murni )Dan APS (Angka Partisipasi Sekolah)Provinsi Riau Tahun 2005 – 2008

NO JENJANG / 2005 2006 2007 2008*

6

Page 7: VISI MISI MAMBANGMIT

UMUR1 2 3 4 5 61 APK

SD/MI 107.90 104.52 109.87 115.87SMP/MTs 84.93 99.71 99.71 105.71SMA/MA/SMK 61.61 78.76 65.15 71.15

2 APMSD/MI 94.19 97.14 97.69 103.69SMP/MTs 67.19 95.78 93.70 99.70SMA/MA/SMK 47.25 72.77 75.42 81.42

3 APS 7 – 12 TH 97.03 98.27 98.37 104.3713 – 15 TH 87.57 88.16 90.28 96.2816 – 18 TH 60.42 63.13 64.75 70.75

III.13 Alokasi Dana Pendidikan APBD dan APBN Tahun 2004 – 2008NO TAHUN APBD APBN1 2 3 41 2004 361,672,060,996 195,199,866,0002 2005 380,478,465,536 136,580,679,0003 2006 400,100,192,341 411,887,038,0004 2007 512,035,205,280 407,733,858,0005 2008 525,056,694,603 529.759.435.000

Sumber Data : Dinas Pendidikan Provinsi Riau

II.14 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Riau tahun 2004 – 2006

NO INDIKATOR 2004 2005 20061. Melek huruf 96.40% 97.80% 97.80%2. Rata-rata lama sekolah 8.2 th 8.4 th 8.4 th3. Usia harapan hidup 69.8 th 70.7 th 70.8 th4. Pengawasan perkapita riil 616.600

jiwa/thn623.200 jiwa/thn

625.000 jiwa/thn

IV. MASALAH-MASALAH POKOK YANG DIHADAPI

Pelaksanaan pengentasan kemiskinan, pemberantasan kebodohan dan

pembangunan infrastruktur (K2I) tetap merupakan isu dan masalah pokok dan

menjadi progrgam prioritas utama. Namun demikian, beberapa isu baru muncul

kepermukaan dan perlu mendapat penanganan yang baik perlu pula mendapat

perhatian khusus. Beberapa isu dan permasalahan pokok yang harus diatasi

antara lain :

1) Tingginya Angka Kemiskinan

7

Page 8: VISI MISI MAMBANGMIT

Angka Kemiskinan masyarakat Riau pada Tahun 2007 adalah sebesar

11,20 %, sedangkan pertumbuhan penduduk pada tahun 2007 relatif lebih

tinggi, yaitu sebesar 5,23%, Masalah kemiskinan juga tercermin dari tingkat

pengangguran terbuka, yaitu sebesar 9,79%. (Sumber : BPS Provinsi Riau).

Tingginya angka kemiskinan tersebut disebabkan oleh masih adanya

kesenjangan hasil-hasil pembangunan antar wilayah Kabupaten/Kota, antar

perkotaan dan perdesaan, dan antar kelompok masyarakat, disamping

penyelenggaraan otonomi daerah yang masih perlu ditingkatkan

implementasinya dengan baik dan benar sehingga dapat meningkatkan

kesejahteraan rakyat secara lebih merata.

2) Rendahnya Kualitas Sumber Daya ManusiaKeberhasilan serta percepatan pembangunan daerah selain didukung

oleh tersedianya sumber daya alam juga sangat ditentukan oleh tersedianya

sumber daya manusia yang handal. Oleh karena itu pembangunan sumber daya

manusia adalah merupakan upaya untuk menjadikan sumber daya manusia

tidak hanya sebagai objek pembangunan tetapi sekaligus sebagai subjek

pembangunan yang mampu mengelola potensi sumber daya alam yang

tersedia.

Kondisi yang dihadapi dalam pembangunan sumber daya manusia

antara lain disebabkan belum meratanya akses pendidikan, masih rendahnya

tingkat ekonomi membawa konsekuensi kesulitan dalam menyekolahkan anak

ke jenjang yang lebih tinggi. Masih rendahnya motivasi anak untuk bersekolah di

daerah marginal. Demikian juga masih rendahnya kualitas tenaga kerja, kualitas

sekolah serta tingkat kesehatan. Selain dari masalah tersebut, kekurangan guru

juga merupakan suatu permasalahan yang perlu ditangani dengan cermat.

Masalah pengangguran juga merupakan permasalahan yang perlu

mendapat perhatian serius. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan peningkatan

kualitas sumberdaya manusia yang dapat dilakukan melalui pendidikan dan

pelatihan formal maupun non formal yang mampu memberikan peningkatan

pengetahuan dan keahlian (skill) serta keterampilan. Sesuai dengan data BPS

Pusat, bahwa pengangguran terbuka di Riau pada tahun 2007 adalah 9,73%,

hal ini hampir sama dengan tingkat pengangguran nasional.

8

Page 9: VISI MISI MAMBANGMIT

Masalah pengangguran ini ada juga hubungannya dengan banyaknya

migrasi penduduk ke Provinsi Riau setiap tahunnya

3) Keterbatasan InfrastrukturPembangunan Infrastruktur yang dilaksanakan selama ini, belum mampu

sepenuhnya membuka keterisolasian wilayah, terutama wilayah-wilayah yang

merupakan kantong-kantong kemiskinan serta wilayah yang memiliki potensi

sumber daya alam yang belum diolah. Dengan kata lain, aksesibilitas dalam

rangka perkuatan ekonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal.

Kondisi ini belum lagi ditinjau dari segi kerusakan jalan yang sangat tinggi akibat

beban (tonase) kendaraan yang melebihi batas maksimal (overloading),

disamping jumlah kenderaan yang semakin meningkat.

Disamping Bidang Infrastruktur Transportasi Darat, juga yang tidak kalah

pentingnya adalah pembangunan Bidang Transportasi Laut, dimana sebagian

besar wilayah Provinsi Riau terletak di pesisir pantai dan pulau-pulau. Oleh

karena itu, penyediaan transportasi laut menjadi prioritas utama dalam

pembangunan ke depan. Selain bidang transportasi darat dan laut, masalah

transportasi Udara, juga harus mendapat perhatian khusus, karena bidang ini

dalam tahun-tahun belakangan ini memperlihatkan gambaran yang peranannya

yang semakin meningkat.

Begitu juga bidang Telekomunikasi, Bidang Energi, Bidang Sarana dan

Prasarana Air Bersih, Bidang Pariwisata dan Bidang Agribisnis yang

kesemuanya masih perlu terus untuk ditingkatkan.

Selain dari 3 (tiga) permasalahan pokok yang dihadapi, Provinsi Riau

juga dihadapkan kepada beberapa tantangan dalam upaya mensejahterakan

masyarakat, tantangan tersebut antara lain:

a. Masalah Lingkungan HidupMasalah lingkungan hidup sudah merupakan isu strategis global,

serta mendapat perhatian dunia secara serius. Pencemaran yang sering

menjadi perbincangan hangat antara lain meliputi pencemaran udara, air,

limbah padat/sampah, bahan berbahaya beracun (B3) dan kerusakan hutan

dengan permasalahan utama kebakaran lahan, hutan dan perkebunan serta

kematian gajah dan hewan hutan lainnya. Hal terakhir ini, menjadi

9

Page 10: VISI MISI MAMBANGMIT

kekhawatiran tersendiri tidak saja di tingkat daerah tetapi juga di tingkat

pusat. Berbagai reaksi keras secara regional, nasional dan global terus

bermunculan dan menjadikan posisi Indonesia di percaturan dunia menjadi

menurun dan berdampak luas terhadap kegiatan ekonomi, perdagangan dan

investasi.

Pencemaran udara bersumber dari sumber tetap (industri),

transportasi serta kebakaran hutan telah menjadi masalah nasional dan

regional yang sangat hangat dibicarakan. Riau, menjadi daerah yang cukup

rawan sebagai sumber dari pencemaran dimana pada tahun 2007 tahun

yang lalu Provinsi Riau mengalami kebakaran hutan dan lahan mencapai

seluas 1.932,41 hektar dengan jumlah hotspot 2.277 titik.

Begitu juga dengan halnya pencemaran air, hingga saat ini disinyalir,

masih terdapat beberapa industri berskala besar, menengah dan kecil yang

berpotensi menghasilkan limbah (B3) yang sangat membahayakan

kesehatan masyarakat.

b. Penegakan Hukum, dan Hak Azasi Manusia (HAM)Perkembangan proses supremasi hukum dan pemerintahan yang baik

dan bersih di Provinsi Riau masih harus terus ditingkatkan. Disana-sini

masih ada terdapat praktek-praktek kehidupan yang diskriminatif,

ketimpangan gender, kekerasan dan pelecehan terhadap kaum perempuan,

perdagangan anak dan eksploitasi tenaga buruh serta TKI illegal dan

lainnya.

Penegakan peraturan daerah juga masih perlu ditingkatkan dalam

upaya melaksanakan azas-azas pemerintahan daerah dan pelayan kepada

masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka dalam pelaksanaan otonomi

daerah dan sudah merupakan komitmen pemerintah untuk mewujudkan

supremasi hukum (Law Enforcement) dan penegakan hak asasi manusia

(Human Right). Usaha ini akan meningkatkan kewibawaan pemerintah

dimata masyarakat disamping akan mempercepat terwujudnya

Penyelenggaraan Pemerintahan yang baik (Good Governance) dan

pemerintahan yang bersih (Clean Government) serta bertanggung jawab,

sebagaimana yang diharapkan.

10

Page 11: VISI MISI MAMBANGMIT

V. VISI DAN MISI

1. Visi

Untuk mewujudkan pembangunan Provinsi Riau yang lebih terarah,

terencana, menyeluruh, terpadu, terintegrasi maka dirumuskan visi

Pembangunan Provinsi Riau Jangka Menengah tahun 2008-2013, yaitu:

“ Terwujudnya Provinsi Riau Yang Madani”

Provinsi Riau yang Madani merupakan masyarakat yang berperadaban,

budaya melayu sebagai payung negeri, agamis, harmonis, sejahtera, dan

dinamis dalam naungan Tata Kepemerintahan yang Baik (Good Governance)

dan Pemerintahan Yang Bersih (Clean Government).

Masyarakat Riau yang madani merupakan perwujudan dari semangat yang

terkandung dalam Peraturan Daerah Nomor 36 Tahun 2001 tentang Visi

Provinsi Riau Yaitu :

“Terwujudnya Provinsi Riau sebagai pusat perekonomiandan kebudayaan melayu dalam lingkungan masyarakat yang agamis, sejahtera lahir dan batin di Asia Tenggara Tahun 2020”

2. Misi

Sebagai upaya untuk merealisasikan Visi Pembangunan Provinsi Riau

melalui tahapan pencapaian target yang lebih fokus dan terarah, maka

ditetapkan Misi Pembangunan Provinsi Riau sebagai berikut:

1. Mewujudkan masyarakat Riau madani adalah mempercepat penegakan

supremasi hukum, hak asasi manusia, dan kehidupan masyarakat yang

berbudaya serta demokratis.

2. Mewujudkan masyarakat Riau yang harmonis adalah menciptakan

lingkungan serasi antar lapisan masyarakat melalui wawasan kebangsaan

dengan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap lapisan

masyarakat, etnis, agama, bahasa secara optimal.

3. Mewujudkan masyarakat Riau yang sejahtera dan mandiri adalah

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Riau melalui pendidikan,

pelayanan, kesehatan, pembinaan etika, moral, dan budaya serta

11

Page 12: VISI MISI MAMBANGMIT

meningkatkan kehidupan sosial ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat

dalam rangka pengentasan kemiskinan.

4. Mewujudkan perekonomian yang berkelanjutan dan bersaing adalah

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan daerah berbasis pada

potensi sumberdaya daerah melalui pengembangan sektor ekonomi

unggulan dan ekonomi kerakyatan.

5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang berakhlak adalah meningkatkan

pemahaman dan pengamalan nilai-nilai moral dan agama dalam kehidupan

masyarakat untuk mewujudkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan bermasyarakat yang bertoleran,

rukun dan damai.

6. Mewujudkan kebudayaan melayu sebagai payung kebudayaan adalah

mebina dan memberdayakan budaya melayu sebagai alat pemersatu tanpa

menghilangkan jati diri dalam rangka mewujudkan masyarakat Riau yang

maju, mandiri dan mampu bersaing dalam lingkungan yang agamis.

7. Meningkatkan kemampuan dan kompetensi Pemerintah Daerah adalah

membangun dan memperkuat tata kelola pemerintahan dan pembentukan

aparatur yang berkemampuan tinggi, profesional, bersih dan berwibawa.

8. Mewujudkan keamanan dan kenyamanan masyarakat adal;ah membangun

kondisi yang kondusif bagi kehidupan dan kegiatan perekonomian, sosial,

politik, dan kebudayaan bagi seluruh masyarakat Provinsi Riau.

VI. STRATEGI DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN

Untuk mewujudkan misi dan mencapai visi yang telah dirumuskan,

diperlukan strategi dan arah kebijakan serta prioritas pembangunan Provinsi Riau

sebagai berikut:

1. Strategi Pembangunan

Adapun strategi dan kebijakan pembangunan Provinsi Riau yang akan

dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a). Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

1). Mewujudkan supremasi hukum secara konsisten dengan

meningkatkan partisipasi masyarakat.

12

Page 13: VISI MISI MAMBANGMIT

2). Mewujudkan sebuah kehidupan masyarakat dalam payung budaya

melayu yang agamis dengan ikatan yang kuat, cerdas, dan sehat

melalui penyadaran perlunya harmonisasi, sal;ing menghormati, dan

toleransi.

3). Menciptakan toleransi, kerjasama, dan saling pengertian antar

multikultur sehingga menjadi sinergi yang serasi untuk mendukung

pembangunan.

4). Menjamin keamanan dan tumbuhnya partisipasi dan tanggungjawab

masyarakat yang tinggi terhadap keamanan dan ketertiban sehingga

rasa aman dan nyaman bagi masyarakat dalam menjalankan

kegiatan ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan.

b). Bidang Pendidikan

1) Menyediakan prasarana dan peningkatan mutu pelayanan

pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan pendidikan tinggi yang

dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat Riau.

2) Meningkatkan koordinasi, intgrasi dan sinkronisasi program

pembangunan pendidikan secara efketif dan efisien antara

pemerintah daerah, Pemerintah Kabupaten / Kota dan swasta.

3) Meningkatkan pembinaan dan pengelolaan pendidikan pada daerah

terpencil, terisolir dan marginal.

4) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia ditunjukkan oleh

peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

c). Bidang Kesehatan

1) Menyediakan sarana dan prasarana serta pelayanan kesehatan

yang memadai yang dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat

sampai ke wilayah perdesaan.

2) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui kesehatan

lingkungan masyarakat.

13

Page 14: VISI MISI MAMBANGMIT

d). Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

1) Meningkatkan produktivitas masyarakat melalui peningkatan

keterampilan dan manajemen mutu guna peningkatan nilai tambah

(Value added) bagi pertumbuhan ekonomi kerakyatan.

2) Menciptakan akses yang tinggi bagi publik yang tepat dan cepat bagi

seluruh masyarakat.

e). Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

1) Menciptakan usaha ekonomi berbasis masyarakat berskala

menengah dan kecil untuk menampung peningkatan jumlah

penduduk usia kerja.

2) Menumbuhkan usaha ekonomi rakyat berskala menengah dan kecil

di sektor primer, sekunder, dan tersier yang saling terkait dalam

proses penambahan nilai, terutama di kawasan perdesaan.

f). Bidang Ketenagakerjaan

1) Melakukan pendidikan dan pelatihan calon tenaga kerja dan tenaga

kerja sehingga dapat meningkatkan nilai tambah.

2) Menciptakan pergeseran lapangan kerja dari sektor pertanian

menuju industri dan jasa berbasis pertanian dan sumberdaya alam

lainnya sehingga memperluas lapangan kerja.

g). Bidang Komunikasi dan Informasi

1) Menyediakan infrastruktur sosial, politik, budaya dan ekonomi yang

dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat Riau melalui dukungan

sarana elektronik dan hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

2) Mewujudkan Sistem Informasi dan tekhnologi yang mudah diakses

oleh masyarakat kearah pelaksanaan E-Goverment

h). Bidang Penanaman Modal

1) Menciptakan laju pertumbuhan ekonomi daerah secara

berkesinambungan melalui promosi dan investasi.

14

Page 15: VISI MISI MAMBANGMIT

2) Membangun Kawasan Ekonomi Khusus atau Free Trade Zona (FTZ)

sebagai lokomotif pembangunan ekonomi daerah dan nasional untuk

dapat lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi

i). Bidang Pekerjaan Umum

1) Menyediakan infrastruktur ekonomi dengan tingkat pelayanan yang

berkualitas di bidang transportasi, komunikasi, informasi, produksi,

dan pemasaran.

2) Peningkatan penyediaan sarana air bersih bagi kebutuhan

masyarakat.

j). Bidang Kebudayaan

1) Mewujudkan penerapan budaya melayu ditengah masyarakat dalam

segala aspek kehidupan, sehingga menjadi menjadi payung bagi

seluruh komunitas daerah di Riau dalam kegiatan sosial budaya.

2) Mewujudkan nilai-nilai melayu dalam kehidupan masyarakat dan

pemerintahan, sehingga ruh dalam setiap kebijakan pelaksanaan

pembangunan.

k). Bidang Sosial

1) Menciptakan kehidupan masyarakat yang dilandasi oleh nilai-nilai

kesetiakawanan sosial, agama, keimanan, dan ketakwaan.

2) Mewujudkan pemahaman bersama diantara simpul-simpul

pemangku kepentingan tentang bahaya penyakit sosial.

l). Bidang Pertanian

1) Menciptakan komoditi unggulan dari hasil pertanian rakyat,

perkebunan rakyat, peternakan rakyat dan perikanan rakyat.

2) Membangun agroindustri dan agribisnis sebagai hilir kegiatan

pertanian dan perkebunan yang mampu meningkatkan nilai tambah

(value added) produksi daerah.

m). Bidang energi dan Sumber Daya Mineral

1) Menjaga tingkat produksi dan kontribusi sektor pertambangan yang

mantap terhadap perekonomian Nasional dan Provinsi Riau.

2) Meningkatkan ketersedian listrik bagi masyarakat secara lebih

merata.

15

Page 16: VISI MISI MAMBANGMIT

l). Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.

1) Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, baik, dan

berwibawa (good governance and clean goverment) sesuai dengan

fungsi tugas yang berlaku.

2) Membentuk aparatur yang berkemampuan tinggi, profesional, dan

memiliki integritas.

3) Menciptakan supremasi hukum bagi seluruh aparat pemerintahan

secara adil dan terbuka.

4) Membangun kerjasama antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif

dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan.

5) Melibatkan masyarakat dalam pengawasan dalam pengawasan

pelaksanaan pembangunan dan tugas-tugas pemerintahan.

2. Program Prioritas Pembangunan

Adapun Program Prioritas Pembangunan Provinsi Riau adalah :

a. Program Pengentasan Kemiskinan.

b. Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia.

c. Program Pengembangan Infrastruktur.

d. Program Perluasan Kesempatan Kerja.

e. Program Pemberdayaan Masyarakat Desa.

f. Program Pemgembangan Pertanian.

g. Program Penegakan hukum, Pemberantasan Korupsi dan Reformasi

Birokrasi.

h. Program Peningkatan Investasi & Ekspor, dan UMKM.

i. Program Pengembangan Kebudayaan.

j. Program Pengembangan Kehidupan Beragama.

k. Program Pelestarian Lingkungan & Pembangunan yang Berkelanjutan.

l. Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Daerah.

Dari Program prioritas diatas program yang paling utama adalah

Pengentasan Kemiskinan, kebodohan dan pembangunan infrastruktur yang disebut

K2I.

16

Page 17: VISI MISI MAMBANGMIT

VII. PENUTUP

Membangun Provinsi Riau bukanlah hal yang sederhana. Perlu

keikutsertaan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) yang ada di Riau.

Peran para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, para akademisi, partai

politik, tokoh perempuan, petani, pedagang, pekerja dan lain sebagainya, termasuki

jajaran eksekutif, legislatif dan yudikatif tingkat provinsi maupun kabupaten / kota,

serta dunia usaha adalah sangat penting untuk menentukan keberhasilan dan

kesukseskan visi dan misi yang telah dirumuskan ini.

Oleh karena itu sebagai Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah harus

memahami betul tentang tata pemerintahan yang baik (good governance), kondisi

dan potensi daerah serta kebutuhan masyarakatnya.

Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah harus dapat mempertemukan antara

potensi dengan kebutuhan menjadi suatu kenyataan, hambatan menjadi peluang

menuju Riau yang cemerlang, gemilang dan terbilang dalam tatanan masyarakat

Riau yang madani.

17