Visi Misi Baru BKKBN
-
Upload
aanrentalrental -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
Transcript of Visi Misi Baru BKKBN
1
Artikel
Visi Misi Baru, Mengembalikan Kejayaan KB?
Ada hal penting yang disampaikan Kepala BKKBN Pusat Dr. Sugiri Syarief,
MPA pada saat memberi sambutan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Program
Keluarga Berencana Nasional Tahun 2010 yang bertema ”Dengan Semangat Kemitraan
Kita Wujudkan Pembangunan Kependudukan dan KB” di Gedung II, Istana Wakil
Presiden RI, Rabu (17/2) lalu. Hal penting yang dimaksud adalah bahwa seiring dengan
dimasukinya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014,
BKKBN sebagai institusi yang selama ini mengemban tugas menyukseskan program KB
di Indonesia telah merevitalisasi visi dan misinya. Visi BKKBN sekarang ini adalah
“Penduduk Seimbang 2015” dengan misi “Mewujudkan Pembangunan yang
Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera”
menggantikan visi sebelumnya “Seluruh Keluarga Ikut KB” dan misi “Mewujudkan
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera”.
Revitalisasi visi dan misi BKKBN ini setidaknya mempertimbangkan dua hal.
Pertama, pasca disahkannya UU No 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, BKKBN tidak lagi diamanatkan sebagai
lembaga yang menangani KB semata, tetapi juga menangani masalah kependudukan.
Dengan demikian, menurut UU tersebut, BKKBN bukan lagi Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional tetapi menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional yang mengemban dua tugas sekaligus. Kedua, Tahun 2010 adalah tahun
pertama untuk menjabarkan dan melaksanakan berbagai rencana strategis, rencana aksi,
Mardiya
2
dan program-program pemerintah yang telah tertuang dalam RPJMN dan telah pula
dijabarkan dalam Rencana Strategis (Renstra) BKKBN Tahun 2010-2014. Di era ini
BKKBN mendapat amanah untuk ikut mendukung keberhasilan program prioritas
nasional, yaitu dengan memberikan dukungan terhadap penguatan suply berupa
penyediaan sarana prasarana pelayanan KB bagi 23.500 klinik KB swasta dan pemerintah
agar siap melayani KB. Disamping itu juga mendukung peningkatan kapasitas
penyelenggara pelayanan KB melalui pelatihan medis teknis pelayanan KB dan KIE
konseling bagi dokter dan bidan agar dapat melayani KB sesuai standar operasional
pelayanan yang telah ditetapkan.
Dengan merevitalisasi visi dan misi yang telah ada sebelumnya, tersirat bahwa
BKKBN berkeinginan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan
kebijakan kependudukan guna mendorong terlaksananya pembangunan nasional dan
daerah yang berwawasan kependudukan, serta mewujudkan penduduk tumbuh seimbang
melalui pelembagaan keluarga kecil bahagia sejahtera. Sasaran strategis yang ingin
dicapai adalah terkendalinya jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) yang
ditandai dengan Total Fertility Rate (TFR) sebesar 2,1 dan Net Reproductive Rate
(NRR) = 1. Kondisi tersebut merupakan pencerminan dari pertumbuhan penduduk
seimbang, di mana LPP ada keseimbangan dan keserasian dengan pertumbuhan ekonomi,
pembangunan sosial dan sebagainya.
Pertanyaanya, mampukah visi dan misi BKKBN yang baru tersebut
mengembalikan kejayaan KB seperti di era 1980 hingga 1990 an?
Tentu saja pertanyaan tersebut tidak mudah untuk dijawab. Selain karena banyak
faktor yang mendukung keberhasilan program KB di masa itu, baik faktor internal
3
maupun eksternal, masalah semangat, motivasi dan kemauan yang kuat untuk bekerja
keras dan mencapai hasil yang maksimal para petugas lapangan dan pengelola KB di
masa lalu, juga memberi pengaruh besar terhadap keberhasilan pelaksanaan program.
Terlebih pada waktu itu, peran serta dan partisipasi masyarakat, tokoh agama, tokoh
masyarakat, organisasi profesi, LSOM, pemuda dan alim ulama, dapat diandalkan.
Namun setidaknya, dengan penetapan visi dan misi baru yang dirasa tepat oleh BKKBN
sebagai salah satu lembaga/instansi pemerintah yang memiliki tugas dan tanggungjawab
di bidang kependudukan dan KB, akan mampu menjadi akselator kegiatan instansi
tersebut. Termasuk perancangan rencana strategis secara keseluruhan, pengelolaan
sumber daya, pengembangan indikator kinerja, cara pengukuran dan evaluasi kinerja,
dan lain-lain yang semuanya akan bersinergi untuk mengatasi persoalan kepedudukan
dan KB saat ini.
Hal ini dapat dipahami karena visi adalah gambaran bersama mengenai masa
depan, berupa komitmen murni tanpa adanya rasa terpaksa. Dengan demikian visi adalah
mental model masa depan yang menjadi milik bersama yang diyakini mampu memainkan
peran yang menentukan dalam dinamika perubahan lingkungan sehingga seluruh anggota
organisasi (dalam hal ini adalah seluruh jajaran pengelola KB) mulai dari tingkat pusat
hingga daerah, dapat bergerak maju menuju masa depan yang lebih baik. Sementara misi
merupakan tonggak dari rencana strategisnya, karena suatu pernyataan misi secara
eksplisit menyatakan apa yang harus dicapai oleh suatu lembaga pemerintah (dalam hal
ini BKKBN) dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan dalam pencapaian
tersebut. Sehingga sebagai pernyataan cita-cita, misi merupakan landasan kerja yang
harus diikuti dan sudah sewajarnya mendukung visi organisasi.
4
Kita semua telah mengetahui bahwa selama empat dasawarsa sejak berdirinya
pada tahun 1970, BKKBN yang beberapa kali merevitalisasi visi dan misinya dalam
rangka melembagakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) di
lingkungan keluarga, telah memberi semangat yang besar bagi setiap Petugas Lapangan
Keluarga Berencana (PLKB) dan para pengelola KB di tingkat pusat hingga daerah
untuk bekerja giat tanpa mengenal lelah serta berani menghadapi tantangan apapun
bentuk dan wujudnya. Hasilnya ternyata tidak sia-sia. Program KB yang didukung oleh
para mitra kerja baik instansi pemerintah termasuk TNI, Polri, maupun segenap
komponen masyarakat. LSM, LSOM, organisasi profesi, telah mampu memberikan
kontribusi terhadap pembangunan berupa penurunan LPP dari 2,32 persen pada tahun
1970 menjadi 1,3 persen pada saat ini. Demikian pula fertilitas telah mampu diturunkan
dari 5,6 per wanita pada tahun 1970 menjadi 2,34 per wanita pada saat sekarang.
Sehingga program KB selama 40 tahun telah mampu mencegah terjadinya pertambahan
penduduk sekitar 100 juta jiwa. Suatu capaian yang cukup fantastis, walaupun faktanya
saat ini penduduk tetap bertambah sekitar 3,2 – 3,5 juta per tahun.
Apa arti dari semuanya itu? Berapapun besarannya, visi dan misi yang ditetapkan
BKKBN sekarang ini, jelas akan memberi energi dan nafas baru bagi segenap jajaran
pengelola KB baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten, hingga para Penyuluh
KB (PKB) di tingkat lini lapangan (kecamatan dan desa). Energi dan nafas baru yang
pada akhirnya akan memompa semangat untuk bekerja keras mencapai hasil/prestasi
yang optimal ini diperoleh karena adanya kejelasan apa yang ingin dicapai oleh BKKBN
saat ini serta adanya arah dan fokus strategi yang akan ditempuh dan dukungan lainnya
yang diyakini mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan
5
BKKBN untuk menjamin kesinambungan pelaksanaan program. Dengan demikian, sudah
barang tentu visi dan misi baru BKKBN dipastikan akan mampu mengembalikan
kejayaan KB di masa depan bila kita semua memahami makna mendalam dari visi misi
tersebut betapa pentingnya program KB bagi kemajuan dan kemandirian bangsa yag
harus dimulai dari membangun penduduk dan keluarga. Pemahaman ini akan
menumbuhkan kepedulian, dan kepedulian akan menjadi penggerak segenap komponen
masyarakat untuk berpartisipasi menyukseskan program KB. Bila hal ini mampu
disinergikan dengan modal sosial yang ada di masyarakat, kejayaan KB yang pernah
diraih di masa lalu akan dapat digenggam lagi di masa depan.
Sekarang tinggal bagaimana segenap pengambil kebijakan di BKKBN Pusat dan
Daerah mampu menerjemahkan kondisi ini secara baik dengan memberikan dukungan
sarana prasarana yang memadai, dana operasional yang cukup, kemampuan sumber daya
manusia yang dapat diandalkan, sasaran dan metoda yang tepat, membangun jaringan dan
kemitraan yang kuat hingga dukungan data yang akurat. Tidak boleh dilupakan
gencarnya upaya promosi, advokasi dan KIE kepada pemangku kepentingan dan
masyarakat serta mitra-mitra kerja yang terdiri dari LSM, organisasi profesi, organisasi
keagamaan, organisasi wanita dan swasta.
Drs. Mardiya, Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Kelembagaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Kulonprogo
6