Virus HPV

5
 A. Human Papilloma Virus HPV adalah jenis virus yang cukup lazim.  Vi rus Papiloma Manusia (HPV/  Human  Papilloma virus) termasuk gen us Pap ova vir us amilia Papovavi rida e !"# . $engan mi kr oskop ele kt ron vi rus% HPV &er&entuk ikosahedral de ngan ukur an '' nm% memiliki kapsomer dan protein kapsid % yaitu *" dan *. Virus $+A ini dapat  &ersi,at mutagen. -n,eksi HPV telah di&uktikan menjadi penye&a& lesi prakanker% kondi loma akumi natum% dan kanker. erd apat "0  strain HPV ya ng suda h diidenti,ikasi% 1 di antaranya dapat ditularkan le2at hu&ungan seksual. ipe  Human  papillomavirus cukup &eragam. $ari "11 tipe HPV% hanya 1 di antaranya yang  &erisiko kanker serviks. Adapun tipe yang paling &erisiko adalah HPV "3% "0% "% dan 4'. 5edangkan tipe % '% 6% '"% '% '3% '0% '6% dan 30 merupakan tipe &erisiko sedang. $an yang &erisiko rendah adalah tipe 3%""% 3% 4% 4% 44% '% '4% ''% dan '3. $ari tipe7tipe ini% HPV tipe "3 dan "0 merupakan penye&a& 18 kanker rahim yang terja di % sed angkan HPV ti pe 3 dan "" merupakan peny e&a& 618 kandil oma akumina ta jin ak dan Papi llo ma larin g pa da anak7an ak. -n,ek si HPV memi li ki keterkaitan dengan le&ih dari 668 kasus kanker serviks di seluruh dunia !# . HPV sendiri merupakan sekelompok le&ih dari "11 virus yang &erhu&ungan yang dapat mengin,eksi sel7sel pada permukaan kulit% ditularkan melalui kontak kulit seperti vag ina l% ana l atau oral seks !# . Human papillo mav irus yang mengi n,eksi servik s manusia ter&agi menjadi kelompok yaitu9 tipe resiko rendah tidak pernah dijumpai kanker serviks invasive dan tipe resiko tinggi dapat dijumpai kanker serviks invasi,  pada 618 kasus. : ang mem&edakan antara HPV resiko tinggi dan rendah adalah satu asam aminonya saja. Asam amino terse&ut adalah asparta pada HPV resiko tinggi dan glisin pada HPV tipe rendah dan sedang (;astout et al%"663). Virus HPV &eresiko rendah dapat menim&ulkan genital 2arts (penyakit kutil kelamin) yang dapat sem&uh dengan sendirinya dengan keke&alan tu&uh. <er&agai jenis HPV menye&a&kan kutil umum pada tangan atau kaki. HPV juga dapat mengaki&atkan masalah pada mulut atau pada lidah dan &i&ir. <e&erapa jenis HPV dapat menye&a&kan kutil kelamin pada  penis% vagina dan du&ur. =enis HPV lain dapat menye&a&kan pertum&uhan sel yang tidak normal yang dise&ut displasia. $isplasia dapat &erkem&ang menjadi kanker du&ur pada laki7laki dan perempuan% dan kanker leher rahim ( cervical cancer )% atau kanker penis. $isplasia di sekitar du&ur dise&ut neoplasia intraepitelial anal ( anal intraepithelial neoplasia/A-+). >pitel adalah lapisan sel yang meliputi organ atau

description

Virus HPV

Transcript of Virus HPV

A. Human Papilloma VirusHPV adalah jenis virus yang cukup lazim. Virus Papiloma Manusia (HPV/Human Papillomavirus) termasuk genus Papovavirus Familia Papovaviridae[1]. Dengan mikroskop elektron virus, HPV berbentuk ikosahedral dengan ukuran 55 nm, memiliki 72 kapsomer dan 2 protein kapsid, yaitu L1 dan L2. Virus DNA ini dapat bersifat mutagen. Infeksi HPV telah dibuktikan menjadi penyebab lesi prakanker, kondiloma akuminatum, dan kanker. Terdapat 138 strain HPV yang sudah diidentifikasi, 30 di antaranya dapat ditularkan lewat hubungan seksual. Tipe Human papillomavirus cukup beragam. Dari 100 tipe HPV, hanya 30 di antaranya yang berisiko kanker serviks. Adapun tipe yang paling berisiko adalah HPV 16, 18, 31, dan 45. Sedangkan tipe 33, 35, 39, 51, 52, 56, 58, 59, dan 68 merupakan tipe berisiko sedang. Dan yang berisiko rendah adalah tipe 6,11, 26, 42, 43, 44, 53, 54, 55, dan 56. Dari tipe-tipe ini, HPV tipe 16 dan 18 merupakan penyebab 70% kanker rahim yang terjadi, sedangkan HPV tipe 6 dan 11 merupakan penyebab 90% kandiloma akuminata jinak dan Papilloma laring pada anak-anak. Infeksi HPV memiliki keterkaitan dengan lebih dari 99% kasus kanker serviks di seluruh dunia[2]. HPV sendiri merupakan sekelompok lebih dari 100 virus yang berhubungan yang dapat menginfeksi sel-sel pada permukaan kulit, ditularkan melalui kontak kulit seperti vaginal, anal atau oral seks[3]. Human papillomavirus yang menginfeksi serviks manusia terbagi menjadi 2 kelompok yaitu: tipe resiko rendah tidak pernah dijumpai kanker serviks invasive dan tipe resiko tinggi dapat dijumpai kanker serviks invasif pada 90% kasus. Yang membedakan antara HPV resiko tinggi dan rendah adalah satu asam aminonya saja. Asam amino tersebut adalah asparta pada HPV resiko tinggi dan glisin pada HPV tipe rendah dan sedang (Gastout et al,1996). Virus HPV beresiko rendah dapat menimbulkan genital warts (penyakit kutil kelamin) yang dapat sembuh dengan sendirinya dengan kekebalan tubuh. Berbagai jenis HPV menyebabkan kutil umum pada tangan atau kaki. HPV juga dapat mengakibatkan masalah pada mulut atau pada lidah dan bibir. Beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kutil kelamin pada penis, vagina dan dubur. Jenis HPV lain dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal yang disebut displasia. Displasia dapat berkembang menjadi kanker dubur pada laki-laki dan perempuan, dan kanker leher rahim (cervical cancer), atau kanker penis. Displasia di sekitar dubur disebut neoplasia intraepitelial anal (anal intraepithelial neoplasia/AIN). Epitel adalah lapisan sel yang meliputi organ atau menutupi permukaan tubuh yang terbuka. Neoplasia berarti perkembangan baru sel yang tidak normal. AIN adalah perkembangan sel baru yang tidak normal pada lapisan dubur. Displasia pada daerah leher rahim disebut neoplasia intraepitelial serviks (cervical intraepithelial neoplasia/CIN)[2].B. Faktor yang Menyebabkan HPVMelakukan hubungan seks tidak aman terutama pada usia muda atau memiliki banyak pasangan seks, memungkinkan terjadinya infeksi HPV. Tiga dari empat kasus baru infeksi HPV menyerang wanita muda (usia 15-24 tahun). Infeksi virus HPV dapat terjadi 2-3 tahun pertama mereka aktif secara seksual. Pada usia remaja (12-20 tahun) organ reproduksi wanita sedang aktif berkembang. Rangsangan penis/sperma dapat memicu perubahan sifat sel menjadi tidak normal, apalagi bila terjadi luka saat berhubungan seksual dan kemudian infeksi virus HPV. Sel abnormal inilah yang berpotensi tinggi menyebabkan kanker serviks[2].Faktor resiko kanker leher rahim Menurut Diananda (2009)[4]:1. Usia > 35 tahun mempunyai risiko tinggi terhadap kanker leher rahim. Semakin tua usia seseorang, maka semakin meningkat risiko terjadinya kanker laher rahim. Meningkatnya risiko kanker leher rahim pada usia lanjut merupakan gabungan dari meningkatnya dan bertambah lamanya waktu pemaparan terhadap karsinogen serta makin melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat usia.2. Usia pertama kali menikah. Menikah pada usia kurang 20 tahun dianggap terlalu muda untuk melakukan hubungan seksual dan berisiko terkena kanker leher rahim 10-12 kali lebih besar daripada mereka yang menikah pada usia > 20 tahun. Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari sudah menstruasi atau belum. Kematangan juga bergantung pada sel-sel mukosa yang terdapat di selaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja, paling rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun. Hal ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks. Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga tidak siap menerima rangsangan dari luar termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma. Karena masih rentan, sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker. Sifat sel kanker selalu berubah setiap saat yaitu mati dan tumbuh lagi. Dengan adanya rangsangan, sel bisa tumbuh lebih banyak dari sel yang mati, sehingga perubahannya tidak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat menjadi sel kanker. Lain halnya bila hubungan seks dilakukan pada usia di atas 20 tahun, dimana sel-sel mukosa tidak lagi terlalu rentan terhadap perubahan.3. Wanita dengan aktivitas seksual yang tinggi, dan sering berganti-ganti pasangan. Berganti-ganti pasangan akan memungkinkan tertularnya penyakit kelamin, salah satunya Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini akan mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak sehingga tidak terkendali sehingga menjadi kanker.4. Penggunaan antiseptik. Kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik maupun deodoran akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang terjadinya kanker.5. Wanita yang merokok. Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan serviks di samping meropakan ko-karsinogen infeksi virus. Nikotin, mempermudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi atau menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru maupun serviks. Namun tidak diketahui dengan pasti berapa banyak jumlah nikotin yang dikonsumsi yang bisa menyebabkan kanker leher rahim.6. Riwayat penyakit kelamin seperti kutil genitalia. Wanita yang terkena penyakit akibat hubungan seksual berisiko terkena virus HPV, karena virus HPV diduga sebagai penyebab utama terjadinya kanker leher rahim sehingga wanita yang mempunyai riwayat penyakit kelamin berisiko terkena kanker leher rahim.7. Paritas (jumlah kelahiran). Semakin tinggi risiko pada wanita dengan banyak anak, apalagi dengan jarak persalinan yang terlalu pendek. Dari berbagai literatur yang ada, seorang perempuan yang sering melahirkan (banyak anak) termasuk golongan risiko tinggi untuk terkena penyakit kanker leher rahim. Dengan seringnya seorang ibu melahirkan, maka akan berdampak pada seringnya terjadi perlukaan di organ reproduksinya yang akhirnya dampak dari luka tersebut akan memudahkan timbulnya Human Papilloma Virus (HPV) sebagai penyebab terjadinya penyakit kanker leher rahim.8. Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama. Penggunaan kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka lama yaitu lebih dari 4 tahun dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim 1,5-2,5 kali. Kontrasepsi oral mungkin dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim karena jaringan leher rahim merupakan salah satu sasaran yang disukai oleh hormon steroid perempuan. Hingga tahun 2004, telah dilakukan studi epidemiologis tentang hubungan antara kanker leher rahim dan penggunaan kontrasepsi oral. Meskipun demikian, efek penggunaan kontrasepsi oral terhadap risiko kanker leher rahim masih kontroversional. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh Khasbiyah (2004) dengan menggunakan studi kasus kontrol. Hasil studi tidak menemukan adanya peningkatan risiko pada perempuan pengguna atau mantan pengguna kontrasepsi oral karena hasil penelitian tidak memperlihatkan hubungan dengan nilai p>0,05.

C. Stadium Pada Kanker ServiksKlasifikasi dari kanker serviks[5] (FIGO,1978):1. Stadium 0 karsinoma intraepithelial. Stadium ini tidak dimasukan kedalam statistic terapik untuk karsinoma invasive.2. Stadium IKarsinoma terbatas pada serviks3. Stadium IaKarsinoma invasive hanya ditemukan secara mikroskopik4. Stadium IbLesi infasif besar dari 5 mm5. Stadium Ib1Lesi klinis berukuran kurang dari 4 mm6. Stadium Ib2Lesi klinis besar dari 4 mm7. Stadium IIKarsinoma meluas melampaui serviks, tetapi belum meluas pada dinding panggul, karsinoma melibatkan vagina tetapi tidak sampai 1/3 bagian bawah.8. Stadium IIaMengenai vagina tetapi tidak jelas mengenai parametrium9. Stadium IibJelas sampai ke parametrium tetapi belum sampai kedinding panggul10. Stadium IIIKarsinoma keluar sampai dinding panggul , tumor mencapai 1/3 bawah vagina11. Stadium IIIaTidak mencapai dinding panggul tapi 1/3 bawah vagina terkena12. Stadium IIIbPerluasan ke dinding panggul atau hidronefrosis atau ginjal tidak berfungsi.13. Stadium IVProses keganasan telah keluar dari dinding panggul kacil dan melibatkan mukosa rectum dan atau vesika urinaria14. Stadium IvaPenyebaran sampai organ didekatnya15. Stadium IvbTelah bermetastase Prognosis kanker serviks tergantung dari stadium penyakit. Umumnya, 5-years survival rate untuk stadium I lebih dari 90%, untuk stadium II 60-80%, stadium III kira - kira 50%, dan untuk stadium IV kurang dari 30% (Geene,1998; Kenneth, 2000)[6,7]. 1. stadium 0100 % penderita dalam stadium ini akan sembuh. 2. Stadium 1 Kanker serviks stadium I sering dibagi menjadi IA dan IB. Dari semua wanita yang terdiagnosis pada stadium IA memiliki 5-years survival rate sebesar 95%. Untuk stadium IB 5-years survival rate sebesar 70 sampai 90%. Ini tidak termasuk wanita dengan kanker pada limfonodi mereka. 3. Stadium 2 Kanker serviks stadium 2 dibagi menjadi 2, 2A dan 2B. Dari semua wanita yang terdiagnosis pada stadium 2A memiliki 5-years survival rate sebesar 70-90%. Untuk stadium 2B 5-years survival rate sebesar 60 sampai 65%. 4. Stadium 3 Pada stadium ini 5-years survival rate-nya sebesar 30-50%. 5. Stadium 4 Pada stadium ini 5-years survival rate-nya sebesar 20-30%.6. Stadium 5 Pada stadium ini 5-years survival rate-nya sebesar 5-10%.

Daftar Pustaka1. Androphy EJ. Human Papillomaviruses and Warts. Dalam : Engleberg NC, DiRita V, Dermody TS, penyunting. Schaechters Mechanisms of Microbial Disease. Edisi ke-4. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, 2007. h. 399 405.2. Anonim,2006,HumanPapillomaVirus(HPV),http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=573. Rozi. 2013. Kiat Mudah Mengatasi Kanker Serviks. Yogyakarta: Aulia Publishing4. Diananda R. 2009. Panduan Lengkap Mengenai Kanker. Yogyakarta: Mirza Media Pustaka5. U6.