PPT HPV, vaksin, pap's smear dan penilaiannya

30
Created by: Priscila Ratna Suprapto 10-2011-295 HPV, Vaksin, Pap’s Smear dan Penilaiaannya

Transcript of PPT HPV, vaksin, pap's smear dan penilaiannya

Created by:

Priscila Ratna Suprapto

10-2011-295

HPV, Vaksin,

Pap’s Smear dan Penilaiaannya

Human Papilloma Virus

HPV adalah virus DNA sirkuler dengan untaian

ganda yang tidak berselubungkan virion

anggota famili Papoviridae, genus papillomavirus

Pada proses karsinogenesis, asam nukleat virus

dapat bersatu ke dalam gen dan DNA manusia

sehingga menyebabkan mutasi sel HPV

memproduksi

Protein E6 pada HPV tipe 18

Protein E7 pada HPV tipe 16

Masing-masing mensupresi gen P53 dan gen Rb

yang merupakan gen penghambat perkembangan

tumor.

Human Papilloma Virus

Protein E6 mengikat p53

Tumor supressorgen

(TSG) P53 tidak berfungsi

Hilangnya fungsi P53

untuk apoptosis

Protein E7 mengikat TSG

Rb

Terlepasnya E2F (faktor transkripsi)

Terjadinya siklus sel tidak

terkontrol

Cara Penularan

Faktor Risiko

Aktivitas seksual yang dapat meningkatkan risiko infeksi HPV dan kanker serviks

meliputi :

Mempunyai multipel partner seksual atau berhubungan seks dengan partner yang

mempunyai multipel partner seks.

Sejarah mempunyai penyakit sexually transmitted disease (STD)

Hubungan seksual pertama pada usia muda (sebelum usia 18)

Pasien atau seksual partner mempunyai penyakit kondiloma genitalia (kutil).

Tidak menggunakan kondom pada hubungan seksual dengan partner baru.

Pasangan yang lalu dari partner seks menderita kanker serviks atau sel2 abnormal.

Sexual partner menderita kanker penis.

Penyakit HPV Lainnya

Kutil kelamin (genital

warts)

Sering kambuh

Beban psikologis bagi

penderitanya

Tingkat kesembuhan

bervariasi.

Human Papilloma Virus

Kekuatan ikatan protein E7 dengan pRb berbeda-

beda pada beberapa tipe virus HPV, misalnya:

ikatan E7 HPV 6 dan 11 kurang kuat

dibandingkan dengan HPV 16 ataupun 18.

Kelompok HPV risiko rendah (HPV tipe 6, 11, 42,

43 dan 44), dan risiko tinggi (HPV tipe 16, 18, 31,

33 , 35, 39, 45, 51, 52, 56 dan 58).

Vaksin HPV

Vaksin HPV sebagai vaksin kanker serviks adalah

vaksin kedua di dunia yang dapat mencegah terjadinya

kanker

Teknologi untuk memproduksi vaksin HPV adalah

rekombinan DNA.3,4

1. Viral Like Particles Vaccines (VLP):

Vaksin dibentuk dengan protein virus, L1, yang

bertanggungjawab dalam membentuk kapsid virus. Protein

tersebut memiliki fungsi untuk membentuk dirinya sendiri

menjadi partikel yang menyerupai virus. Partikel tersebut

tidak mengandung DNA virus sehingga tidak bersifat

infeksius dan dapat menghilangkan risiko seseorang

terkena infeksi dari vaksin itu sendiri.

Vaksin HPV

2. Recombinant Fusion Proteins and Peptides.

Merupakan gabungan ekspresi antigen dengan peptida

sintetik yang dapat berrespons terhadap epitop

imunogenik protein virus. Vaksin ini diharapkan dapat

memberikan efek terapeutik terhadap subyek yang

sudah terinfeksi.

3. Live Recombinant Vectors. Vaksin berasal dari virus

hidup yang direkombinan dengan virus vaccinia untuk

mengekspresikan gen HPV tipe 16 dan 18.

Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman

Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)

Perjalanan penyakit kanker serviks invasif

Sel epitel serviks normal terinfeksi HPV risiko tinggi

berdegenerasi menjadi lesi prakanker

bergenerasi menjadi kanker serviks invasif.

Vaksin

Vaksin dibuat dengan teknologi rekombinan, vaksin

berisi VLP (virus like protein) yang merupakan hasil

cloning dari L1 (viral capsid gene) yang mempunyai

sifat imunogenik kuat.

Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman

Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)

Pencegahan

Vaksinasi HPV pencegahan primer kanker serviks

uterus (vaksinasi profilaksis HPV 16,18).

Pap smear pencegahan sekunder.

Pencegahan TERBAIK melakukan vaksinasi dan pap

smear untuk menjangkau infeksi HPV risiko tinggi

lainnya), karena jangkauan perlindungan vaksinasi tidak

mencapai 100% (89%).

Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman

Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)

Jenis vaksin

Bivalen (16, 18)

Quadrivalen (16, 18, 6, 11)

HPV 16 dan HPV 18 merupakan HPV risiko tinggi

(karsinogen)

HPV 6 dan 11 merupakan HPV risiko rendah (non-

karsinogen).

Cara pemberian

Vaksin diberikan secara suntikan intramuskular.

Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman

Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)

Tujuan vaksinasi

Mencegah infeksi HPV 16, 18 (karsinogen kanker

serviks), Vaksinasi tidak bertujuan untuk terapi. Lama

proteksi vaksin bivalen 53 bulan, dan vaksin

quadrivalen berkisar 36 bulan.

Indikasi

Perempuan yang belum terinfeksi HPV 16 dan HPV 18

Usia pemberian vaksin (disarankan usia >12 thn

Belum cukup data efektivitas pemberian vaksin HPV

Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman

Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)

Efektivitas

Pada penelitian fase II proteksi NIS 2/3 karena HPV

16 dan 18 pada yang divaksinasi mencapai 100% dan

proteksi 100% dijumpai sampai 2-4 tahun pengamatan

(follow up).

Proteksi silang

Vaksin bivalen (HPV tipe 16 dan 18) mempunyai

proteksi silang terhadap HPV tipe 45 (dengan

efektivitas 94%) (cross protection) dan HPV tipe 31

Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman

Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)

Deteksi HPV

Pemeriksaan pap smear dapat mendiagnosis infeksi

HPV secara umum, tidak dapat mendiagnosis infeksi

HPV risiko tinggi. Diagnosis infeksi HPV risiko tinggi

dapat diketahui dengan pemeriksaan hybrid capture (HC)

atau polymerase chain reaction (PCR).

Kontraindikasi Vaksinasi pada ibu hamil tidak

dianjurkan, sebaiknya vaksinasi diberikan setelah

persalinan. Sedangkan pada ibu menyusui vaksinasi

belum direkomendasikan. Hipersensitivitas.

Pap’s Smear

Pap Smear atau tes Pap adalah suatu prosedur untuk

memeriksa kanker serviks pada wanita. Pap Smear

meliputi pengumpulan sel-sel dari leher rahim dan

kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk

mendeteksi lesi kanker atau prakanker.

Pap’s Smear

Tujuan dan manfaat pap smear, yaitu:

Evaluasi sitohormonal

Mendiagnosis peradangan

Identifikasi organisme penyebab peradangan

Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim

dan kanker leher rahim dini atau lanjut

(karsinoma/invasif).

Memantau hasil terapi

Pap’s Smear

Tujuan dan manfaat pap smear, yaitu:

Evaluasi sitohormonal

Mendiagnosis peradangan

Identifikasi organisme penyebab peradangan

Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim

dan kanker leher rahim dini atau lanjut

(karsinoma/invasif).

Memantau hasil terapi

Pap’s Smear

Indikasi tes pap smear

Wanita yang dianjurkan untuk melakukan tes pap smear

biasanya mereka yang tinggi aktifitas seksualnya,

wanita di bawah usia 21 tahun terhitung hanya

0,1% yang mengidap kanker serviks

ACOG merevisi pedoman skrining kanker serviks, yaitu

dimulai saat usia 21 tahun, tanpa mempertimbangkan

riwayat seksual sebelumnya

Pap’s SmearParameter American Cancer Society Rekomendasi

Usia memulai skrining Usia 21 tahun, tanpa mempertimbangkan

riwayat seksual sebelumnya.

Skrining antara usia 21–29 Skrining dengan sitologi saja setiap 3

tahun. Pemeriksaan HPV tidak harus

dilakukan pada kelompok umur ini.

Skrining antara usia 30-65 Skrining dengan kombinasi sitologi dan

pemeriksaan HPV setiap 5 tahun

(dianjurkan) atau sitologi saja setiap 3

tahun.

Skrining antara usia 30-65 . Skrining dengan kombinasi sitologi dan

pemeriksaan HPV setiap 5 tahun

(dianjurkan) atau sitologi saja setiap 3

tahun

Usia berhenti skrining Usia 65 tahun, jika wanita memiliki skrining

awal negatif dan tidak dinyatakan risiko

tinggi kanker serviks.

Skrining setelah histerektomi tidak diindikasikan untuk wanita tanpa

leher rahim dan tanpa riwayat lesi

prakanker grade tinggi (misalnya, CIN2

atau CIN3) dalam 20 tahun terakhir atau

kanker serviks

Pap’s Smear

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pap Smear

Umur Perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim paling

sering ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki resiko 2-3 kali

lipat untuk menderita kanker leher rahim

Sosial ekonomi Golongan sosial ekonomi yang rendah sering

kali terjadi keganasan pada sel-sel mulut rahim, hal ini karena

ketidak mampuan melakukan pap smear secara rutin.

Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak

persalinan terlampau dekat mempunyai resiko terhadap timbulnya

perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim.

Usia wanita saat nikah Usia menikah <20 tahun mempunyai

resiko lebih besar mengalami perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini

karena pada saat usia muda sel-sel rahim masih belum matang,

maka sel-sel tersebut tidak rentan terhadap zat-zat kimia yang

dibawa oleh sperma dan segala macam perubahanya

Pap’s Smear

Pap’s Smear

Syarat Pengambilan Bahan :

Bahan pemeriksaan harus berasal dari porsio leher rahim.

Pengambilan pap smear dapat dilakukan setiap waktu diluar masa haid, yaitu sesudah hari siklus haid ketujuh sampai dengan masa pramenstruasi.

Apabila klien mengalami gejala perdarahan diluar masa haid dan dicurigai penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap smear harus dibuat saat itu walaupun ada perdarahan.

Pada peradangan berat, pengambilan sediaan ditunda sampai selesai pengobatan.

Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina (pembersihan vagina dengan zat lain), memasukkan obat melalui vagina atau melakukan hubungan seks sekurang-kurangnya 24 jam, sebaiknya 48 jam.

Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan saja

Pap’s Smear

Interpretasi Hasil Pap Smear :

Sistem Papanicolaou

Sistem Cervical Intraepithelial

Neoplasma (CIN),

Sistem Bethesda.

Pap’s Smear

Klasifikasi Papanicolaou membagi hasil

pemeriksaan menjadi 5 kelas, yaitu:

Kelas I : tidak ada sel abnormal.

Kelas II : terdapat gambaran sitologi atipik,

namun tidak ada indikasi adanya keganasan.

Kelas III : gambaran sitologi yang dicurigai

keganasan, displasia ringan sampai sedang.

Kelas IV : gambaran sitologi dijumpai displasia

berat.

Kelas V : keganasan.

Pap’s Smear

Sistem CIN

CIN I merupakan displasia ringan dimana ditemukan sel

neoplasma pada kurang dari sepertiga lapisan epitelium.

CIN II merupakan displasia sedang dimana melibatkan

dua pertiga epitelium.

CIN III merupakan displasia berat atau karsinoma in situ

yang dimana telah melibatkan sampai ke basement

membrane dari epitelium.9

Pap’s Smear

Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :

Sel skuamosa

Atypical Squamous Cell of Undetermined Significance (ASC-

US) yaitu sel skuamosa atipikal yang tidak dapat ditentukan

secara signifikan. Sel skuamosa adalah datar, tipis yang

membentuk permukaan serviks.

Low-grade Squamous Intraephitelial Lesion (LSIL) , yaitu

tingkat rendah berarti perubahan dini dalam ukuran dan

bentuk sel. Lesi mengacu pada daerah jaringan abnormal,

intaepitel berarti sel abnormal hanya terdapat pada

permukaan lapisan sel-sel.

High-grade Squamosa Intraepithelial (HSIL) berarti bahwa

terdapat perubahan yang jelas dalam ukuran dan bentuk

abnormal sel-sel (prakanker) yang terlihat berbeda dengan

sel-sel normal.

Squamous Cells Carcinoma

Pap’s Smear

Sel glandular

Atypical Glandular Cells (AGC), specify endocervical,

endometrial or not otherwise specified (NOS)

Atypical Endocervical Cells, favor neoplastic, specify

endocervical or not otherwise specified (NOS)

Endocervical Adenocarcinoma In situ (AIS)

Adenocarcinoma.

Pap’s Smear