PPT HPV, vaksin, pap's smear dan penilaiannya
-
Upload
priscila-suprapto -
Category
Health & Medicine
-
view
448 -
download
6
Transcript of PPT HPV, vaksin, pap's smear dan penilaiannya
Human Papilloma Virus
HPV adalah virus DNA sirkuler dengan untaian
ganda yang tidak berselubungkan virion
anggota famili Papoviridae, genus papillomavirus
Pada proses karsinogenesis, asam nukleat virus
dapat bersatu ke dalam gen dan DNA manusia
sehingga menyebabkan mutasi sel HPV
memproduksi
Protein E6 pada HPV tipe 18
Protein E7 pada HPV tipe 16
Masing-masing mensupresi gen P53 dan gen Rb
yang merupakan gen penghambat perkembangan
tumor.
Human Papilloma Virus
Protein E6 mengikat p53
Tumor supressorgen
(TSG) P53 tidak berfungsi
Hilangnya fungsi P53
untuk apoptosis
Protein E7 mengikat TSG
Rb
Terlepasnya E2F (faktor transkripsi)
Terjadinya siklus sel tidak
terkontrol
Faktor Risiko
Aktivitas seksual yang dapat meningkatkan risiko infeksi HPV dan kanker serviks
meliputi :
Mempunyai multipel partner seksual atau berhubungan seks dengan partner yang
mempunyai multipel partner seks.
Sejarah mempunyai penyakit sexually transmitted disease (STD)
Hubungan seksual pertama pada usia muda (sebelum usia 18)
Pasien atau seksual partner mempunyai penyakit kondiloma genitalia (kutil).
Tidak menggunakan kondom pada hubungan seksual dengan partner baru.
Pasangan yang lalu dari partner seks menderita kanker serviks atau sel2 abnormal.
Sexual partner menderita kanker penis.
Penyakit HPV Lainnya
Kutil kelamin (genital
warts)
Sering kambuh
Beban psikologis bagi
penderitanya
Tingkat kesembuhan
bervariasi.
Human Papilloma Virus
Kekuatan ikatan protein E7 dengan pRb berbeda-
beda pada beberapa tipe virus HPV, misalnya:
ikatan E7 HPV 6 dan 11 kurang kuat
dibandingkan dengan HPV 16 ataupun 18.
Kelompok HPV risiko rendah (HPV tipe 6, 11, 42,
43 dan 44), dan risiko tinggi (HPV tipe 16, 18, 31,
33 , 35, 39, 45, 51, 52, 56 dan 58).
Vaksin HPV
Vaksin HPV sebagai vaksin kanker serviks adalah
vaksin kedua di dunia yang dapat mencegah terjadinya
kanker
Teknologi untuk memproduksi vaksin HPV adalah
rekombinan DNA.3,4
1. Viral Like Particles Vaccines (VLP):
Vaksin dibentuk dengan protein virus, L1, yang
bertanggungjawab dalam membentuk kapsid virus. Protein
tersebut memiliki fungsi untuk membentuk dirinya sendiri
menjadi partikel yang menyerupai virus. Partikel tersebut
tidak mengandung DNA virus sehingga tidak bersifat
infeksius dan dapat menghilangkan risiko seseorang
terkena infeksi dari vaksin itu sendiri.
Vaksin HPV
2. Recombinant Fusion Proteins and Peptides.
Merupakan gabungan ekspresi antigen dengan peptida
sintetik yang dapat berrespons terhadap epitop
imunogenik protein virus. Vaksin ini diharapkan dapat
memberikan efek terapeutik terhadap subyek yang
sudah terinfeksi.
3. Live Recombinant Vectors. Vaksin berasal dari virus
hidup yang direkombinan dengan virus vaccinia untuk
mengekspresikan gen HPV tipe 16 dan 18.
Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman
Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)
Perjalanan penyakit kanker serviks invasif
Sel epitel serviks normal terinfeksi HPV risiko tinggi
berdegenerasi menjadi lesi prakanker
bergenerasi menjadi kanker serviks invasif.
Vaksin
Vaksin dibuat dengan teknologi rekombinan, vaksin
berisi VLP (virus like protein) yang merupakan hasil
cloning dari L1 (viral capsid gene) yang mempunyai
sifat imunogenik kuat.
Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman
Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)
Pencegahan
Vaksinasi HPV pencegahan primer kanker serviks
uterus (vaksinasi profilaksis HPV 16,18).
Pap smear pencegahan sekunder.
Pencegahan TERBAIK melakukan vaksinasi dan pap
smear untuk menjangkau infeksi HPV risiko tinggi
lainnya), karena jangkauan perlindungan vaksinasi tidak
mencapai 100% (89%).
Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman
Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)
Jenis vaksin
Bivalen (16, 18)
Quadrivalen (16, 18, 6, 11)
HPV 16 dan HPV 18 merupakan HPV risiko tinggi
(karsinogen)
HPV 6 dan 11 merupakan HPV risiko rendah (non-
karsinogen).
Cara pemberian
Vaksin diberikan secara suntikan intramuskular.
Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman
Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)
Tujuan vaksinasi
Mencegah infeksi HPV 16, 18 (karsinogen kanker
serviks), Vaksinasi tidak bertujuan untuk terapi. Lama
proteksi vaksin bivalen 53 bulan, dan vaksin
quadrivalen berkisar 36 bulan.
Indikasi
Perempuan yang belum terinfeksi HPV 16 dan HPV 18
Usia pemberian vaksin (disarankan usia >12 thn
Belum cukup data efektivitas pemberian vaksin HPV
Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman
Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)
Efektivitas
Pada penelitian fase II proteksi NIS 2/3 karena HPV
16 dan 18 pada yang divaksinasi mencapai 100% dan
proteksi 100% dijumpai sampai 2-4 tahun pengamatan
(follow up).
Proteksi silang
Vaksin bivalen (HPV tipe 16 dan 18) mempunyai
proteksi silang terhadap HPV tipe 45 (dengan
efektivitas 94%) (cross protection) dan HPV tipe 31
Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman
Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)
Deteksi HPV
Pemeriksaan pap smear dapat mendiagnosis infeksi
HPV secara umum, tidak dapat mendiagnosis infeksi
HPV risiko tinggi. Diagnosis infeksi HPV risiko tinggi
dapat diketahui dengan pemeriksaan hybrid capture (HC)
atau polymerase chain reaction (PCR).
Kontraindikasi Vaksinasi pada ibu hamil tidak
dianjurkan, sebaiknya vaksinasi diberikan setelah
persalinan. Sedangkan pada ibu menyusui vaksinasi
belum direkomendasikan. Hipersensitivitas.
Pap’s Smear
Pap Smear atau tes Pap adalah suatu prosedur untuk
memeriksa kanker serviks pada wanita. Pap Smear
meliputi pengumpulan sel-sel dari leher rahim dan
kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk
mendeteksi lesi kanker atau prakanker.
Pap’s Smear
Tujuan dan manfaat pap smear, yaitu:
Evaluasi sitohormonal
Mendiagnosis peradangan
Identifikasi organisme penyebab peradangan
Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim
dan kanker leher rahim dini atau lanjut
(karsinoma/invasif).
Memantau hasil terapi
Pap’s Smear
Tujuan dan manfaat pap smear, yaitu:
Evaluasi sitohormonal
Mendiagnosis peradangan
Identifikasi organisme penyebab peradangan
Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim
dan kanker leher rahim dini atau lanjut
(karsinoma/invasif).
Memantau hasil terapi
Pap’s Smear
Indikasi tes pap smear
Wanita yang dianjurkan untuk melakukan tes pap smear
biasanya mereka yang tinggi aktifitas seksualnya,
wanita di bawah usia 21 tahun terhitung hanya
0,1% yang mengidap kanker serviks
ACOG merevisi pedoman skrining kanker serviks, yaitu
dimulai saat usia 21 tahun, tanpa mempertimbangkan
riwayat seksual sebelumnya
Pap’s SmearParameter American Cancer Society Rekomendasi
Usia memulai skrining Usia 21 tahun, tanpa mempertimbangkan
riwayat seksual sebelumnya.
Skrining antara usia 21–29 Skrining dengan sitologi saja setiap 3
tahun. Pemeriksaan HPV tidak harus
dilakukan pada kelompok umur ini.
Skrining antara usia 30-65 Skrining dengan kombinasi sitologi dan
pemeriksaan HPV setiap 5 tahun
(dianjurkan) atau sitologi saja setiap 3
tahun.
Skrining antara usia 30-65 . Skrining dengan kombinasi sitologi dan
pemeriksaan HPV setiap 5 tahun
(dianjurkan) atau sitologi saja setiap 3
tahun
Usia berhenti skrining Usia 65 tahun, jika wanita memiliki skrining
awal negatif dan tidak dinyatakan risiko
tinggi kanker serviks.
Skrining setelah histerektomi tidak diindikasikan untuk wanita tanpa
leher rahim dan tanpa riwayat lesi
prakanker grade tinggi (misalnya, CIN2
atau CIN3) dalam 20 tahun terakhir atau
kanker serviks
Pap’s Smear
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pap Smear
Umur Perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim paling
sering ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki resiko 2-3 kali
lipat untuk menderita kanker leher rahim
Sosial ekonomi Golongan sosial ekonomi yang rendah sering
kali terjadi keganasan pada sel-sel mulut rahim, hal ini karena
ketidak mampuan melakukan pap smear secara rutin.
Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak
persalinan terlampau dekat mempunyai resiko terhadap timbulnya
perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim.
Usia wanita saat nikah Usia menikah <20 tahun mempunyai
resiko lebih besar mengalami perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini
karena pada saat usia muda sel-sel rahim masih belum matang,
maka sel-sel tersebut tidak rentan terhadap zat-zat kimia yang
dibawa oleh sperma dan segala macam perubahanya
Pap’s Smear
Syarat Pengambilan Bahan :
Bahan pemeriksaan harus berasal dari porsio leher rahim.
Pengambilan pap smear dapat dilakukan setiap waktu diluar masa haid, yaitu sesudah hari siklus haid ketujuh sampai dengan masa pramenstruasi.
Apabila klien mengalami gejala perdarahan diluar masa haid dan dicurigai penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap smear harus dibuat saat itu walaupun ada perdarahan.
Pada peradangan berat, pengambilan sediaan ditunda sampai selesai pengobatan.
Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina (pembersihan vagina dengan zat lain), memasukkan obat melalui vagina atau melakukan hubungan seks sekurang-kurangnya 24 jam, sebaiknya 48 jam.
Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan saja
Pap’s Smear
Interpretasi Hasil Pap Smear :
Sistem Papanicolaou
Sistem Cervical Intraepithelial
Neoplasma (CIN),
Sistem Bethesda.
Pap’s Smear
Klasifikasi Papanicolaou membagi hasil
pemeriksaan menjadi 5 kelas, yaitu:
Kelas I : tidak ada sel abnormal.
Kelas II : terdapat gambaran sitologi atipik,
namun tidak ada indikasi adanya keganasan.
Kelas III : gambaran sitologi yang dicurigai
keganasan, displasia ringan sampai sedang.
Kelas IV : gambaran sitologi dijumpai displasia
berat.
Kelas V : keganasan.
Pap’s Smear
Sistem CIN
CIN I merupakan displasia ringan dimana ditemukan sel
neoplasma pada kurang dari sepertiga lapisan epitelium.
CIN II merupakan displasia sedang dimana melibatkan
dua pertiga epitelium.
CIN III merupakan displasia berat atau karsinoma in situ
yang dimana telah melibatkan sampai ke basement
membrane dari epitelium.9
Pap’s Smear
Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :
Sel skuamosa
Atypical Squamous Cell of Undetermined Significance (ASC-
US) yaitu sel skuamosa atipikal yang tidak dapat ditentukan
secara signifikan. Sel skuamosa adalah datar, tipis yang
membentuk permukaan serviks.
Low-grade Squamous Intraephitelial Lesion (LSIL) , yaitu
tingkat rendah berarti perubahan dini dalam ukuran dan
bentuk sel. Lesi mengacu pada daerah jaringan abnormal,
intaepitel berarti sel abnormal hanya terdapat pada
permukaan lapisan sel-sel.
High-grade Squamosa Intraepithelial (HSIL) berarti bahwa
terdapat perubahan yang jelas dalam ukuran dan bentuk
abnormal sel-sel (prakanker) yang terlihat berbeda dengan
sel-sel normal.
Squamous Cells Carcinoma
Pap’s Smear
Sel glandular
Atypical Glandular Cells (AGC), specify endocervical,
endometrial or not otherwise specified (NOS)
Atypical Endocervical Cells, favor neoplastic, specify
endocervical or not otherwise specified (NOS)
Endocervical Adenocarcinoma In situ (AIS)
Adenocarcinoma.